• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KARAKTER UNGGULAN DAN INTROGRESI

DNA TURUNAN IR64-GAJAH MUNGKUR

IHSAN MENTAYA PUTRA

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

IHSAN MENTAYA PUTRA. Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur. Dibimbing oleh DJAROT SASONGKO HAMI SENO dan KURNIAWAN RUDI TRIJATMIKO.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus berkembang membuat lahan pertanian mulai berkurang sehingga diperlukan varietas padi yang mampu meningkatkan hasil produksi padi. Salah satu alternatif dengan pemuliaan tanaman padi dengan bantuan teknologi marka molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari korelasi introgresi dengan perubahan karakter, serta untuk strategi pengembangan varietas unggul baru. Padi Bio-148 yang digunakan merupakan padi hasil persilangan IR64-Gajah Mungkur. Karakterisasi Padi Bio-148 yang diamati dan diukur ialah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah malai per tanaman, jumlah biji per malai, jumlah cabang primer dan sekunder, bobot 1000 butir dibandingkan dengan kedua tetuanya. Marka molekuler yang digunakan adalah marka SSR (mikrosatelit) dengan 57 primer yang terletak pada kromosom 1 sampai 12. Hasil penelitian jumlah cabang primer, sekunder, jumlah gabah isi, dan hampa padi Bio-148 lebih unggul dari IR64 dan Gajah Mungkur. Hasil survei molekuler menggunakan gel akrilamid menghasilkan fragmen berukuran 100-200 pb. Hasil analisis molekuler menunjukkan bahwa terdapat introgresi beberapa segmen kromosom Gajah Mungkur yang bertanggung jawab terhadap karakter unggul padi Bio-148 seperti, jumlah gabah, bobot gabah, gabah isi, dan jumlah malai terletak pada kromosom 5,7, dan 10 padi Bio-148.

Kata kunci: karakter unggul, padi, pemuliaan tanaman, SSR. ABSTRACT

IHSAN MENTAYA PUTRA. Superior Character Identification and DNA Introgressed Derivatives IR64-Gajah Mungkur. Supervised by DJAROT SASONGKO HAMI SENO and KURNIAWAN RUDI TRIJATMIKO.

The growth of a population that is constantly evolving to make farmland diminished so needed rice varieties which are able to increase the yield of rice. One alternative to breeding rice plants with the help of molecular markers technology. The objective of this study was find correlation between introgressed and character, then strategy of new superior varieties development. Bio-148 rice that used as result of cross IR64 rice-Gajah Mungkur. Characterization of Rice Bio- 148 was observed and measured plant height, days to flowering, number of panicles per plant, number of grains per panicle, number of primary and secondary branches, 1000 grain weight compared with both parent. Molecular markers used were SSR markers (microsatellites) with 57 primer located on chromosome 1 to 12. Results showed number of primary and secondary branches and number of grains. Molecular survey results using acrylamide gel fragment size of 100-200 bp. Molecular analysis of the results showed that there were introgressed chromosome segments Gajah Mungkur responsible for the superior character of Bio-148 i.e. grain number, grain weight, filled grains, and the number of panicles located on chromosome 5,7, and 10 Bio-148 rice.

(5)

IDENTIFIKASI KARAKTER UNGGULAN DAN INTROGRESI

DNA TURUNAN IR64-GAJAH MUNGKUR

IHSAN MENTAYA PUTRA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur

Nama : Ihsan Mentaya Putra NIM : G84080064

Tanggal Lulus:

Disetujui oleh

Dr Djarot Sasongko Hami Seno, MSc Pembimbing I

Dr Kurniawan Rudi Trijatmiko Pembimbing II

Diketahui oleh

(8)

PRAKATA

Untaian rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala nikmat dan karunia-Nya penulisan penelitian yang berjudul “Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR 64-Gajah Mungkur” dapat diselesaikan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 bertempat di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian (BB Biogen), Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan usulan penelitian ini antara lain Dr Djarot Sasongko Hami Seno, MSc dan Dr Kurniawan Rudi Trijatmiko selaku pembimbing skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan penelitian ini. Penulis menyadari tentang kekurangan dalam penulisan penelitian ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membuat penulisan berikutnya lebih baik. Akhir kata, penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, Mei 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Percobaan 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Hasil 4

Karakter Unggulan 4

Isolasi DNA 6

Amplifikasi DNA Padi 6

Analisis Introgresi 7

Pembahasan 8

Karakter Unggulan 8

Isolasi DNA Padi 10

Amplifikasi DNA Padi 10

Analisis Introgresi 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 12

(10)

DAFTAR TABEL

1 Karakter unggul padi 5

2 Rata-rata hasil pengamatan varietas padi 5

3 Koefisien korelasi Pearson lima komponen hasil 6

4 Konsentrasi dan kemurnian DNA 6

5 Jumlah introgresi kromosom Gajah Mungkur terhadap galur Bio-148 8

DAFTAR GAMBAR

1 Malai tanaman padi 5

2 Elektroforegram akrilamid menggunakan primer SSR kelompok 1-9 6 3 Elektroforegram akrilamid menggunakan primer SSR kelompok 10-22 7 4 Elektroforegram akrilamid menggunakan primer SSR kelompok 23-43 7 5 Posisi introgresi DNA Gajah Mungkur pada kromosom Bio-148 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alur penelitian 14

2 Primer SSR 15

3 Analisis statistik dengan sidik ragam (ANOVA) 17

4 Analisis statistik dengan uji Duncan 19

(11)

PENDAHULUAN

Pesatnya peningkatan populasi penduduk dan semakin berkurangnya lahan pertanian dapat menimbulkan kesulitan pangan di masa mendatang. Indonesia dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun dan luas areal panen 11,8 juta hektar dengan konsumsi per kapita rata-rata 113,48 kg per tahun dihadapkan ancaman bagi ketahanan pangan (BPS 2012). Konstribusi padi yang telah ada terhadap produksi padi nasional masih relatif rendah, sehingga pengembangannya masih terus diupayakan. Rendahnya produktivitas padi gogo disebabkan oleh kondisi iklim dan tanah yang bervariasi, penerapan teknologi budidaya yang belum optimal terutama dalam penggunaan varietas unggul.

Target program ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi padi sehingga dicapai swadaya nasional, diantaranya melalui pengembangan tanaman padi produktif. Intensifikasi kegiatan pemuliaan tanaman dapat dilakukan melalui perakitan varietas unggul baru yang berdaya hasil tinggi, berkualitas, serta resisten terhadap kendala biotik dan abiotik. Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan pertanian, diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga panen serempak, rendemen lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai dengan selera konsumen, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap hama dan penyakit, serta adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan pupuk dan pestisida.

(Shivanna & Sawhney 1997).

Penelitian dan perakitan padi tipe baru di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1995. Pada tahun 2001 program penelitian padi tipe baru menjadi program baru Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Pada tahun 2005 telah dihasilkan lebih dari 4000 kombinasi persilangan padi tipe baru, empat varietas unggul yaitu Cimelati, Ciapus, Gilirang, dan Fatmawati. Tiga varietas pertama adalah varietas unggul semi tipe baru (VUSTB), sedangkan Fatmawati adalah varietas unggul tipe baru (VUTB) perdana (Abdullah et al. 2005).

Perakitan padi tipe baru dengan bantuan teknologi molekular terbukti dapat membantu introgresi gen ke dalam tanaman budidaya. Persilangan silang balik ( backcross ) dipandang sebagai teknik persilangan yang dapat diterapkan untuk mentransfer satu atau beberapa gen yang diinginkan dari tanaman donor ke tanaman penerima. Namun demikian diperlukan persilangan silang balik beberapa kali agar diperoleh introgresi yang diinginkan dan seminimal mungkin membawa introgresi negatif ( linkage drag ) fragmen liar yang tidak diinginkan (Reyes-Valdes 2000). Hasil penelitian Utami (2004) mengenai seleksi introgresi genotip tahan pathogen blas dari Oryza rufipogon ke dalam IR64 menyatakan Analisis introgresi pada galur populasi BC2F3 dari persilangan IR 64 dengan O. rufipogon menunjukkan adanya introgresi fragmen dari tanaman donor O. rufipogon yang bervariasi dari 9%–40% dari total kromosom yang terpetakan.

(12)

2

Trijatmiko et al.). Hasil persilangan kedua tetua tersebut yang teramati pada penelitian sebelumnya, mengindikasikan adanya turunan (Bio-148) dengan karakter unggulan dari kedua tetua.

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakter galur Bio-148 dibandingkan tetua IR64 dan Gajah Mungkur, serta mendeteksi introgresi kromosom dari donor Gajah Mungkur ke IR64. Hipotesis adalah introgresi beberapa segmen kromosom dari Gajah Mungkur pada galur Bio-148 yang diduga mempengaruhi karakter unggul padi. Potensi hasil galur Bio-148 yang lebih tinggi dari IR64 seperti jumlah gabah isi per malai, berat 1000 gabah isi, dan jumlah malai per tanaman. Informasi tersebut akan bermanfaat untuk mempelajari korelasi introgresi dengan perubahan karakter, serta untuk srategi pengembangan varietas unggul baru.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2012. Tempat penelitian di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian (BB Biogen), Penelitian Pertanian Cimanggu, Jl. Tentara Pelajar No.3A, Bogor.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada isolasi DNA meliputi daun padi (IR64, Gajah Mungkur, Bio-148), natrium bisulfit, bufer ekstraksi (10 mL Tris-HCl pH 8 M, 10 mL EDTA 0.5 M, 12.5 mL NaCl 4 M, 67.5 mL akuades), nitrogen cair, 20% SDS, natrium asetat, kalium asetat, isopropanol dingin, etanol 70%, bufer TE (Tris-EDTA), RNAse, 0.5 M NaOH. Bahan-bahan yang digunakan untuk PCR adalah bufer PCR, MgCl 25 mM, dNTP set 1 mM, primer SSR Padi 10 mM, Taq polymerase (5 U/µL), DNA (IR64, Gajah Mungkur, Bio-148) hasil isolasi 25 ng/µL, dan akuades steril. Bahan-bahan yang digunakan untuk elektroforesis yaitu loading dye, bufer TBE (Tris Boric EDTA) 1x, akrilamid 8%, APS (ammonium persulfat), TEMED (N,N,N’,N’-tetrametil etilenediamin), DNA marker, DNA hasil isolasi atau hasil PCR, etidium bromida, dan akuades.

Alat

(13)

3

Prosedur Percobaan

Karakterisasi Komponen Unggulan

Penumbuhan padi dilakukan secara bertahap. Padi disemai dalam cawan Petri yang telah dialasi kertas saring. Penyiraman dilakukan setiap hari untuk menghindari kekeringan. Penyemaian dalam cawan Petri dilakukan selama 10 hari. Padi yang sudah cukup tinggi dipindahkan ke dalam ember dan disimpan di rumah kaca. Padi yang ditanam adalah padi IR 64, Gajah Mungkur, dan Bio-148 dengan masing-masing tiga ulangan (Trijatmiko 2011).

Parameter yang diamati dan diukur adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah malai per tanaman, jumlah biji per malai, jumlah cabang primer dan sekunder, bobot 1000 butir. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. Hasil pengamatan diuji menggunakan analisis ragam dengan software statistik SAS 7.

Isolasi DNA Padi

Isolasi DNA padi menggunakan modifikasi Dellaporta et al. (1983) Sebanyak 0.1 gram daun padi potongan kecil (IR64, Gajah Mungkur, dan Bio-148) dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 1.5 mL yang berisi satu grinding ball, kemudian penggerusan menggunakan alat tissue lyser hingga menjadi serbuk dan disiram dengan nitrogen cair. Sebanyak 1000 µL bufer ekstraksi dan 68 µL SDS 20%, dipipet kedalam tabung yang berisi sampel, diinkubasi selama 15 menit pada suhu 65oC di dalam penangas air dan setiap 2 menit tabung dibolak-balikan agar tercampur dengan rata. Ditambahkan kalium asetat 5 M dipipet sebanyak 334 µL, dibolak-balik kembali hingga tercampur dengan rata, kemudian diinkubasi selama 1 jam di dalam es.

Tabung-tabung disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 12000 rpm, sebanyak 800 µL supernatan dipindahkan ke dalam tabung 1.5 mL baru. Ditambahkan 600 µL isopropanol tabung dibolak-balik hingga tercampur rata kemudian diinkubasi selama 30 menit dalam freezer (-20oC). Selanjutnya disentrifugasi selama 10 menit pada 12000 rpm. Supernatan dibuang, disentrifugasi kembali 30 detik, 12000 rpm. Sisa supernatan dipipet menggunakan pipet mikro.

Tabung yang berisi pelet di oven 10 menit, 65oC. Ditambahkan 200 µL ddH2O dan 2 µL RNAse, diinkubasi dalam penangas air 65oC, 30 menit sambil

tabung dibolak-balik setiap 10 menit. Selanjutnya disentrifugasi 10 menit, 12000 rpm. Supernatan dipindahkan kedalam tabung baru dengan ukuran 1.5 mL. Ditambahkan 25 µL natrium asetat 3 M dan 150 µL isopropanol dingin, dikocok dan diinkubasi -20oC, 30 menit. Sampel di sentrifugasi dengan kecepatan 12000 rpm, 5 menit dan supernatan dibuang.

(14)

4

Uji Kuantitas DNA Genomik dengan Nanodrop

Alat diatur untuk pengukuran konsentrasi DNA (Thermo Fisher Scientific 2009). Larutan bufer TE digunakan sebagai blanko. Sebanyak 2 µL larutan TE dimasukkan ke dalam lubang ukur. Setelah itu, nanodrop ditutup kemudian tombol read blank pada komputer ditekan. Setelah sisa buffer TE dibersihkan dengan tissue, 2 µL dimasukkan ke dalam lubang ukur, kemudian dipilih menu read sample. Hasil pengukuran berupa nilai kemurnian sampel akan muncul dalam satuan konsentrasi ng/µL.

Amplifikasi DNA dengan PCR mikrosatelit (SSR)

Amplifikasi DNA menggunakan metode Praetiyono (2010). Sebanyak 20 µL yang terdiri atas 15 µL larutan cocktail (1.8 µL buffer, 0.2 µL MgCl2 25 mM,

2 µL dNTP mix 1 mM, 2 µL enzim DNA taq polimerase 5 U/µL, dan 9 µL akuabides); 3 µL primer forward dan reverse, dan 2 µL DNA (25 ng/µL) diamplifikasi PCR dengan marka SSR_PD dengan kondisi amplifikasi: pra denaturasi (94oC, 5 menit), denaturasi (94oC, 30 detik), annealing (55oC, 30 detik), elongasi (72oC, 45 detik); siklus 35x dan pasca amplifikasi (72oC, 7 menit). Elektroforesis Hasil PCR

Pembuatan gel akrilamid dilakukan dengan cara mencampurkan 60 mL larutan akrilamid 8%, 600 µL APS, dan 60 µL TEMED. Campuran larutan tersebut dituangkan ke dalam cetakan kaca yang telah dirangkai menggunakan klip. Sebanyak 3 µL loading dye ditambahkan pada hasil amplifikasi DNA, lalu dimasukkan ke dalam sumur gel. Elektroforesis dilakukan dengan daya 85 watt selama 100 menit. Gel akrilamid diwarnai dengan larutan etidium bromida (20 mg/L) selama 8 menit, kemudian dihilangkan pewarnaannya dengan air selama 16 menit. Pita-pita DNA divisualisasikan dengan chemidoc gel system (BIORAD) (Sambrook 2001).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakter Unggulan

(15)

5

Tabel 1 Karakter unggul padi

Varietas Ulangan

Hasil pengamatan komponen hasil pada Bio-148, IR64 dan Gajah Mungkur yang ditunjukkan pada Tabel 2. Panjang malai dan bobot 1000 butir Bio-148 diantara Gajah Mungkur dan IR64, sedangkan jumlah cabang primer, sekunder, jumlah gabah isi, dan hampa Bio 148 lebih besar dibandingkan Gajah Mungkur dan IR64.

Tabel 2 Rata-rata hasil pengamatan varietas padi Varietas Panjang malai (cm) Bobot 1000

butir (g)

Jumlah Cabang Jumlah Gabah primer Sekunder Isi Hampa GM 25.76a 35.37c 9.50b 25.47a 111.94a 26.23a IR64 24.70b 19.75a 8.69a 23.07a 95.75b 23.96a Bio-148 25.60a 22.98b 10.68c 36.49b 117.42a 66.20b Keterangan: aAngka-angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama, menunjukkan tidak berbeda

nyata pada taraf beda nyata 5% uji Duncan

Gambar 1 Malai tanaman padi

Hasil analisis koefisien korelasi Pearson pada komponen hasil disajikan pada Tabel 3. Panjang malai berkolerasi positif terhadap jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, gabah isi, dan gabah hampa.

IR64 Bio-148

(16)

6

Tabel 3 Koefisien korelasi Pearson lima komponen hasil Komponen *berbeda nyata pada taraf 5%, **berbeda nyata pada taraf 1%

Isolasi DNA

Hasil pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA pada Bio-148, IR64 dan Gajah Mungkur ditunjukkan pad Tabel 4. Konsentrasi hasil isolasi Bio-148 memiliki nilai yang terendah dibandingkan varietas lainnya, akan tetapi memiliki kemurnian yang sama dengan IR64 dan lebih tinggi dibanding Gajah Mungkur. Hal ini cukup baik bagi ketiga sampel karena berada pada kisaran 1.8 sampai 2 yang berarti bebas dari kontaminan protein maupun RNA.

Tabel 4 Konsentrasi dan kemurnian DNA

Varietas Konsentrasi (ng/µL) A260/280

GM 261.3 1.8 memberikan pola yang sama dengan Bio-148 maupun IR64.

Gambar 2 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR M=marker, 1-9 menunjukkan amplikon dengan marka RM 5, 104, 233A, 240, 262, 263, 132, 156, 186. Masing-masing no. terdiri atas 3 sampel dengan urutan IR64, Bio-148, dan Gajah Mungkur.

(17)

7

Sedangkan penggunaan 16 primer kromosom 4-7 (Gambar 3) menunjukkan 13 primer yang memberikan pola amplikon DNA.

Gambar 3 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR M=marker, 10-22 menunjukkan amplikon dengan marka RM 255, 13, 31, 153, 159, 161, 178, 188, 162, 118, 125, 172, 214. Masing-masing no. terdiri atas 3 sampel dengan urutan IR64, Bio-148, dan Gajah Mungkur.

Hasil elektroforesis amplikon 21 primer kromosom 8-12 (Gambar 4) menunjukan 12 primer yang memberikan pola amplikon DNA.

Gambar 4 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR M=marker, 23-43 menunjukkan amplikon dengan marka RM 72, 152, 210, 230, 264, 105, 201, 215, 242, 147, 171, 222, 244, 21R, 167, 209, 254, 4A, 20A, 179, 247. Masing-masing no. terdiri atas 3 sampel dengan urutan IR64, Bio-148, dan Gajah Mungkur.

Analisis Introgresi

Hasil pengamatan jumlah introgresi kromosom DNA Gajah Mungkur terhadap galur Bio-148 disajikan pada Tabel 5. Gambar 5 menunjukkam hasil analisis SSR introgresi segmen kromosom Gajah Mungkur pada Bio-148

(18)

8

200 pb) pada kelompok no. 11 (RM 13), no. 13 (RM 153) kromosom 5; no. 21 (RM 172) pada kromosom 7, dan no. 34 (RM 222) pada kromosom 10.

Gambar 5 Posisi introgresi DNA Gajah Mungkur pada kromosom Bio-148 Tabel 5 Jumlah introgresi kromosom Gajah Mungkur terhadap galur Bio-148 Kromosom Jumlah marka SSR Jumlah marka mengkuti

GM

Persentase (%)

1 2 0 0

2 5 0 0

3 8 0 0

4 2 0 0

5 8 2 25

6 2 0 0

7 6 1 16.67

8 7 0 0

9 5 0 0

10 4 1 25

11 4 0 0

12 4 0 0

Total 57 4 7.02

Pembahasan

Karakter Unggulan

(19)

9

memiliki tinggi rata-rata (110.2 cm) diantara IR64 (103.8 cm) dan Gajah Mungkur (123 cm). Hasil pengamatan tidak dilakukan analisis ragam karena hanya membandingkan tinggi tetua dengan turunan. Berdasarkan tinggi tanaman, Bio-148 potensial sebagai padi unggul. Hasil penelitian ini menunjukkan tinggi tanaman yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan galur Fatmawati/Way Rarem (106.3 cm) (Herawati 2009).

Peralihan antara fase vegetatif menuju fase generatif ditunjukan dengan mulai berbunganya tanaman padi. Apabila 50% dari tanaman dalam satu hamparan bunganya telah keluar, maka pertanaman tersebut dianggap sudah memasuki fase pembungaan (Manurung dan Ismunadji 1988). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa umur berbunga padi Bio-148 (65 hari) diantara varietas Gajah Mungkur (56 hari) dengan IR64 (62 hari) (Tabel 1). Secara statistik Hasil pengamatan tidak dilakukan analisis ragam karena hanya membandingkan umur berbunga tetua dengan turunan. Perbedaan pembungaan merupakan sifat agronomi yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan fisiologi. Oleh sebab itu diduga terjadi akumulasi alel-alel dari kedua tetua pada individu (Trijatmiko 2001). Hasil penelitian ini menunjukkan umur berbunga padi yang digunakan lebih kecil dibandingkan galur Way Rarem (90 hari) dan Fatmawati (104 hari) (Herawati 2009).

Untuk tipe tanaman ideal, bobot 1000 butir berkisar antara 28-30 g (Ma et al. 2006). Hasil penelitian ini (Tabel 1) menunjukkan, walaupun bobot Bio-148 (23 g) sudah lebih besar dari tetua IR64 (19.8 g) tetapi masih lebih kecil dari tetua Gajah Mungkur (35.4 g). Selain itu masih lebih kecil dari bobot ideal. Namun demikian, hasil ini relatif lebih baik dibandingkan hasil persilangan Fatmawati/SGJT-28 (17 g) (Herawati 2009). Analisis statistik (Tabel 2) menunjukkan bobot ke 3 sampel pada penelitian ini berbeda nyata.

Jumlah malai per tanaman merupakan salah satu karakter yang terkait dengan hasil gabah (Rahmawati 2006). Varietas unggul baru (VUB) umumnya memiliki jumlah malai >20 per rumpun (LITBANG 2006). Jumlah malai per tanaman padi Bio-148 (36) didapatkan diantara IR64 (50) Gajah Mungkur (11) (Lampiran 2). Analisis statistik jumlah malai per tanaman tidak dilakukan karena hanya membandingkan jumlah malai tetua dengan turunan. Jumlah malai Bio-148 yang diperoleh ini masih lebih kecil dibandingkan hasil persilangan Fatmawati/Way Rarem (8) (Herawati 2009), namun sudah lebih besar umumnya VUB (LITBANG 2006) sehingga cukup potensial sebagai VUB.

Tanaman ideal, jumlah gabah berkisar antara 180-240, dengan gabah isi lebih dari 85 persen (Ma et al. 2006). Hasil jumlah gabah per malai padi Bio-148 (218.5) lebih besar dibandingkan Gajah Mungkur (143.4) IR64 (161) (Tabel 1). Analisis statistik (Tabel 2) menunjukkan jumlah gabah isi per malai Bio-148 berbeda nyata dengan IR64 sedangkan jumlah gabah hampa per malai Bio-148 berbeda nyata dengan kedua tetua. Hasil penelitian ini menunjukkan gabah per malai Bio-148 lebih baik dari hasil persilangan Fatmawati/Way Rarem (164.7) (Herawati 2009). Oleh karena itu Bio-148 potensial sebagai VUB.

(20)

10

untuk meningkatkan hasil padi tipe baru dibutuhkan tetua dengan karakter jumlah gabah per malai dan ukuran malai yang besar. Fenomena segregasi transgresif dua arah ini kemungkinan menunjukkan tidak satupun tetua membawa semua alel positif atau alel negatif. Transgresi terjadi karena akumulasi alel-alel komplementer yang diwariskan oleh kedua tetua pada individu tertentu (Trijatmiko 2001).

Berdasarkan korelasi Pearson (Tabel 2), diperoleh informasi bahwa rata-rata jumlah cabang primer, sekunder, jumlah gabah isi, dan hampa berkorelasi nyata terhadap panjang malai pada taraf kepercayaan 5% sedangkan rata-rata jumlah gabah hampa sangat berkorelasi nyata terhadap rata-rata jumlah gabah isi berdasarkan taraf 1%. Karakter unggul akan lebih efektif meningkatkan hasil apabila karakter unggul berkorelasi positif. Berdasarkan data pada Tabel 3 diketahui bahwa semua karakter unggul berupa panjang malai, jumlah cabang primer, cabang sekunder, gabah isi dan gabah hampa berkolerasi positif.

Isolasi DNA Padi

Daun tanaman padi Bio-148 yang merupakan hasil persilangan digunakan untuk isolasi DNA. Hasil isolasi DNA perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas atau kemurnian DNA dan konsentrasi yang dibutuhkan untuk analisis PCR. Uji kuantitatif menggunakan spektrofotometer melalui pengukuran konsentrasi sampel DNA pada panjang gelombang 260 nm dan kemurnian sampel pada perbandingan panjang gelombang 260/280 nm. Hasil isolasi ketiga varietas padi memiliki kemurnian 1.8-1.9. Nilai kemurnian sampel yang baik menurut Sambrook et al. (2001) adalah 1.8-2.0. Adanya kontaminasi protein terlihat dari nilai kemurnian yang kurang dari 1.8, sedangkan nilai kemurnian sampel yang lebih dari 2.0 menunjukkan adanya kontaminasi RNA. Uji kualitatif DNA dapat dilakukan melalui elektroforesis gel akrilamid. Uji kualitatif ini berupa gambaran untuk mengetahui ada atau tidaknya DNA.

DNA padi diisolasi untuk melihat komponen padi unggulan dari segi genotipe, diantaranya mendeteksi introgresi kromosom dari donor Gajah Mungkur. Isolasi DNA padi dilakukan menggunakan metode modifikasi Dellaporta et al. (1983). Konsentrasi DNA beragam (Tabel 4), secara umum konsentrasi DNA hasil isolasi memiliki konsentrasi yang relatif baik dan sudah cukup digunakan pada proses amplifikasi dengan mesin PCR. Hal ini juga sejalan dengan hasil pengukuran konsentrasi DNA padi menggunakan metode Dellaporta, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Noferta (2011) yang memperlihatan konsentrasi DNA hasil isolasi sebesar 75 ng/µL.

Amplifikasi DNA Padi

(21)

11

IR64. Hal ini menunjukkan kromosom 1-3 Bio-148 tidak ada introgresi DNA dari Gajah Mungkur.

Hasil pengamatan 16 kelompok primer pada kromosom 4-7 (Gambar 3) terdapat 13 pola amplikon DNA. Pola amplikon DNA Bio-148 yang didapatkan, 3 kelompok primer yang mirip tetua Gajah Mungkur pada no. 11 (RM 13), no. 13 (RM 153) yang terletak pada kromosom 5, dan 21 (RM 172) yang terletak pada kromosom 7 dengan ukuran berkisar antara 100-200 pb. Sedangkan, 11 primer lainnya mirip tetua IR64. Kelompok primer no. 18 didapatkan pola polimorfik pada Bio-148. Pita yang dihasilkan mengindikasikan bahwa penanda mikrosatelit bersifat kodominan bagi organisme diploid yang dapat membedakan genotip homozigot dan heterozigot (Pandin et al. 2008). Kromosom 5 dan 7 pada Bio-148 mengalami introgresi DNA Gajah Mungkur sedangkan kromosom 4 dan 6 boleh dikatakan masih asli tetua IR64.

Hasil pengamatan (Gambar 4) 21 kelompok primer pada kromosom 8-12, primer no. 34 (RM 222) pada kromosom 10 menunjukkan DNA Bio-148 mirip tetua Gajah Mungkur dengan ukuran 100-200 pb. Perbedaan ukuran pita yang terjadi pada masing-masing primer menunjukkan adanya perubahan genomik. Perubahan tersebut dapat terjadi dari alel yang bersifat homozigot (satu pita) menjadi heterozigot (dua pita) atau sebaliknya (Megia dan Djuita 2010). Kelompok 20 primer lainnya pola amplikon yang mirip dengan tetua IR64. Hal ini menunjukkan kromosom 10 Bio-148 mengalami introgresi DNA Gajah Mungkur sedangkan kromosom 8, 9, 11, dan 12 masih asli tetua IR64.

Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah dan intensitas pita DNA yang terbentuk pada setiap primer dan pada masing-masing lokus. Tingey et al. (1994) menyatakan bahwa variasi yang terjadi pada jumlah dan intensitas pita DNA yang terbentuk setelah proses amplifikasi sangat tergantung pada cara primer mengenal urutan DNA komplementernya pada cetakan DNA (DNA template) yang digunakan. Kemurnian dan konsentrasi DNA cetakan juga berpengaruh. DNA cetakan yang mengandung kontaminan seperti polisakarida dan senyawa fenolik, serta konsentrasi DNA cetakan yang terlalu kecil sering menghasilkan pita DNA amplifikasi yang redup atau tidak jelas (Weeden et al. 1992). Selain itu sebaran situs penempelan primer pada DNA cetakan dan adanya kompetisi tempat penempelan primer pada DNA cetakan menyebabkan satu fragmen diamplifikasi dalam jumlah banyak sementara fragmen lainnya hanya sedikit. Weeden et al. (1992) juga menyatakan bahwa amplifikasi mungkin diinisiasi pada beberapa tempat, tetapi hanya beberapa set yang dapat dideteksi sebagai pita sesudah amplifikasi.

Analisis Introgresi

(22)

12

yangdiinginkan dan seminimal mungkin membawa introgresi negatif (linkage drag) fragmen liar yang tidak diinginkan (Reyes-Valdes 2000). Hasil penelitian Mulsanti (2011) diperoleh enam marka SSR yang polimorfis, yaitu RM 206, 263, 276, 346, 335, dan 570 yang dapat membedakan antara masing-masing tetua padi hibrida yang diuji.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Introgresi segmen kromosom padi Gajah Mungkur meningkatkan karakter (umur berbunga, panjang malai, bobot 1000 butir, jumlah cabang primer dansekunder, jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi dan hampa) padi Bio-148. Introgresi kromosom padi Gajah Mungkur pada padi Bio-148 terjadi pada kromosom 5,7, dan 10 yang terkait pada produktivitas.

Saran

Dilakukan penelitian lebih lanjut dalam menentukan gen pembawa sifat unggul. Selain itu perlu dilakukan penelitian terkait karakter selain komponen hasil.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah B, Tjokrowidjojo S, Kustianto B, Daradjat AA. 2005. Pembentukan padi varietas unggul tipe baru. Penelitian Pertanian 24(1):1-7.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Berita Resmi Statistik. Jakarta: BPS.

Chawla HS.2004. Introduction to Plant Biotechnology second edition. India: Science Pb.

Dellaporta SL, J Wood, and JB Hicks. 1983. A plant DNA minipreparation: Version II. Plant Mol. Biol. Reptr. 1:19-21.

Herawati R, Purwoko BS, Dewi IS. 2009. Keragaman genetik dan karakter agronomi galur haploid padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru hasi kultur antera. J Agron Indonesia 37(2):87-94.

[LITBANG] Balai Penelitian Bahan Pangan. 2006. Mengenal padi VUTB Fatmawati. http://jakarta.litbang.deptan.go.id/klinikagribisnis. J Litbang 12:1-6.

Ma J, W Ma, D Ming, S Yang, Q Zhu. 2006. Characteristics of rice plant with heavy panicle. Agricultural Sciences 5(12):101-105.

Manurung SO dan M Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. dalam Padi. PPPTP. Bogor: 55-98.

Megia R dan Djuita Nina R. 2010. Deteksi integritas genomic pisang hasil iradiasi in vitro berdasarkan penanda mikrosatelit. MAKARA SAINS. 14 :151-157. Mulsanti IW. 2011. Identifikasi dan evaluasi kemurnian genetik benih padihibrida

(23)

13

Noferta A. 2011. Analisis genom geminivirus isolate agresif PSS 1-4 dari pesisir selatan Sumatera Barat [tesis]. Padang: Universitas Andalas.

Pandin DS. 2010. Penanda DNA untuk pemuliaan tanaman kelapa (Cocos nucifera L.). Perspektif. 9: 21-35.

Peng S, GS Khush, P Virk, Q Tang, and Y Zou. 2008. Progress in ideotype breeding in increase rice yield potential. Field Crop Res 108:32-38.

Prasetiyono J. 2010. Studi Efek Introgresi Pup (p Uptake 1) untuk Meningkatkan Toleransi Padi Terhadap Defisiensi Fosfor [Disertasi]. Bogor: Program Studi Agronomi, Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati S. 2006. Status perkembangan dan perbaikan genetik padi menggunakan teknik transformasi Agrobacterium. AgroBiogen 2: 364-375. Reyes-valdes MH. 2000. A model for Marker-Based Selection in Gene

Introgression Breeding Program. Crop Sci. 40:91–98.

Sambrook J, Russell DW. 2001. Molecular Cloning a Laboratory Manual. Ed ke-3. New York: Cold Spring Harbor Laboratory.

Shivanna KR, Sawhney. 1997. Pollen Biotechnology for Crop Production and Improvement. UK: Cambridge University Pr.

Thermo Fisher Scientific. 2009. Nanodrop 2000/200c Spectrpphotometer V1.0 User Manual. Wilmington: Thermo Fischer Scientific Inc.

Tingey SV, Rafalski JA, Hanafey MK. 1994. Genetic analysis with RAPD markers. In: Coruzzi C and Puidormenech (eds). Plant Molecular Biology. Berlin: Springer-Verlag.

Trijatmiko KR, Aswidinnoor H, Moeljopawiro S, dan Sopandie D. 2001. Keterpautan marka RAPD dengan sifat daya tembus akar tanaman padi IRAT112. Jurnal Bioteknologi Pertanian 6:29-35.

Trijatmiko KR, Olivia N, Slamet-Loedin IH, Kohli A. 2011. Molecular Analyses of Transgenic Plants. NewYork: Springer Inc.

Utami DW, Hajrial A, Asep S, Sugiono M, dan Edi G. 2004. Aplikasi teknik Marker Assisted Selection (MAS) dalam seleksi introgresi genotip tahan patogen blas dari Oryza rufipogon ke dalam IR 64. Zuriat 2:15.

(24)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram alur penelitian

Identifikasi karakter unggul

Isolasi DNA

Analisis kuantitatif DNA

Amplifikasi DNA dengan PCR

Elektroforsesis

Tanam benih (IR64, Bio-148, da Gajah Mungkur)

(25)

15

Lampiran 2 Primer SSR

No. Primer Forward Reverse K

1 RM5 TGCAACTTCTAGCTGCTCGA GCATCCGATCTTGATGGG 1

2 RM104 GGAAGAGGAGAGAAAGATGTGTGC

G TCAACAGACACACCGCCACCGC 1

3 RM6 GTCCCCTCCACCCAATTC TCGTCTACTGTTGGCTGCAC 2 4 RM233A CCAAATGAACCTACATGTTG GCATTGCAGACAGCTATTGA 2 5 RM240 CCTTAATGGGTAGTGTGCAC TGTAACCATTCCTTCCATCC 2 6 RM262 CATTCCGTCTCGGCTCAACT CAGAGCAAGGTGGCTTGC 2 7 RM263 CCCAGGCTAGCTCATGAACC GCTACGTTTGAGCTACCACG 2 8 RM7 TTCGCCATGAAGTCTCTCG CCTCCCATCATTTCGTTGTT 3 9 RM22 GGTTTGGGAGCCCATAATCT CTGGGCTTCTTTCACTCGTC 3 10 RM55 CCGTCGCCGTAGTAGAGAAG TCCCGGTTATTTTAAGGCG 3 11 RM85 CCAAAGATGAAACCTGGATTG GCACAAGGTGAGCAGTCC 3 12 RM132 ATCTTGTTGTTTCGGCGGCGGC CATGGCGAGAATGCCCACGTCC 3 13 RM156 GCCGCACCCTCACTCCCTCCTC TCTTGCCGGAGCGCTTGAGGTG 3 14 RM168 TGCTGCTTGCCTGCTTCCTTT GAAACGAATCAATCCACGGC 3 15 RM186 TCCTCCATCTCCTCCGCTCCCG GGGCGTGGTGGCCTTCTTCGTC 3 16 RM131 TCCTCCCTCCCTTCGCCCACTG CGATGTTCGCCATGGCTGCTCC 4 17 RM255 TGTTGCGTGTGGAGATGTG CGAAACCGCTCAGTTCAAC 4 18 RM13 TCCAACATGGCAAGAGAGAG GGTGGCATTCGATTCCAG 5 19 RM31 GATCACGATCCACTGGAGCT AAGTCCATTACTCTCCTCCC 5 20 RM39 GCCTCTCTCGTCTCCTTCCT AATTCAAACTGCGGTGGC 5 21 RM153 GCCTCGAGCATCATCATCAG ATCAACCTGCACTTGCCTGG 5

22 RM159 GGGGCACTGGCAAGGGTGAAGG GCTTGTGCTTCTCTCTCTCTCTCT

CTCTC 5

23 RM161 TGCAGATGAGAAGCGGCGCCTC TGTGTCATCAGACGGCGCTCCG 5 24 RM178 TCGCGTGAAAGATAAGCGGCGC GATCACCGTTCCCTCCGCCTGC 5 25 RM188 TCCGCCTCTCCTCTCGCTTCCC GCAACGCACAACCGAACCGAGC 5 26 RM50 ACTGTACCGGTCGAAGACG AAATTCCACGTCAGCCTCC 6 27 RM162 GCCAGCAAAACCAGGGATCCGG CAAGGTCTTGTGCGGCTTGCGG 6 28 RM118 CCAATCGGAGCCACCGGAGAGC CACATCCTCCAGCGACGCCGAG 7 29 RM125 ATCAGCAGCCATGGCAGCGACC AGGGGATCATGTGCCGAAGGCC 7 30 RM134 ACAAGGCCGCGAGAGGATTCCG GCTCTCCGGTGGCTCCGATTGG 7 31 RM172 TGCAGCTGCGCCACAGCCATAG CAACCACGACACCGCCGTGTTG 7 32 RM214 CTGATGATAGAAACCTCTTCTC AAGAACAGCTGACTTCACAA 7 33 RM248 TCCTTGTGAAATCTGGTCCC GTAGCCTAGCATGGTGCATG 7 34 RM25 GGAAAGAATGATCTTTTCATGG CTACCATCAAAACCAATGTTC 8 35 RM38 ACGAGCTCTCGATCAGCCTA TCGGTCTCCATGTCCCAC 8 36 RM72 CCGGCGATAAAACAATGAG GCATCGGTCCTAACTAAGGG 8 37 RM152 GAAACCACCACACCTCACCG CCGTAGACCTTCTTGAAGTAG 8 38 RM210 TCACATTCGGTGGCATTG CGAGGATGGTTGTTCACTTG 8 39 RM230 GCCAGACCGTGGATGTTC CACCGCAGTCACTTTTCAAG 8 40 RM264 GTTGCGTCCTACTGCTACTTC GATCCGTGTCGATGATTAGC 8 41 RM105 GTCGTCGACCCATCGGAGCCAC TGGTCGAGGTGGGGATCGGGTC 9 42 RM201 CTCGTTTATTACCTACAGTACC CTACCTCCTTTCTAGACCGATA 9 43 RM215 CAAAATGGAGCAGCAAGAGC TGAGCACCTCCTTCTCTGTAG 9 44 RM242 GGCCAACGTGTGTATGTCTC TATATGCCAAGACGGATGGG 9 45 RM245 ATGCCGCCAGTGAATAGC CTGAGAATCCAATTATCTGGGG 9 46 RM147 TACGGCTTCGGCGGCTGATTCC CCCCCGAATCCCATCGAAACCC 10 47 RM171 AACGCGAGGACACGTACTTAC ACGAGATACGTACGCCTTTG 10 48 RM222 CTTAAATGGGCCACATGCG CAAAGCTTCCGGCCAAAAG 10 49 RM244 CCGACTGTTCGTCCTTATCA CTGCTCTCGGGTGAACGT 10 50 RM21R ACAGTATTCCGTAGGCACGG GCTCCATGAGGGTGGTAGAG 11

51 RM167 GATCCAGCGTGAGGAACACGT AGTCCGACCACAAGGTGCGTTG

(26)

16

No. Primer Forward Reverse K

(27)

17

Lampiran 3 Analisis statistik dengan sidik ragam (ANOVA) a) Panjang malai

Intercept 127283.872 1 127283.872 20252.706 .000 Perlakuan 76.545 2 38.272 6.090 .003

Intercept 18151.190 1 18151.190 8264.271 .000 Perlakuan 207.136 2 103.568 47.155 .000

Intercept 154218.328 1 154218.328 1367.238 .000 Perlakuan 9784.373 2 4892.187 43.372 .000

Intercept 2314326.513 1 2314326.513 1188.481 .000 Perlakuan 29562.758 2 14781.379 7.591 .001

(28)

18

Total 3819751.000 294 Corrected

Total 596226.425 293

e) Jumlah gabah hampa Source Type III Sum

of Squares Df

Mean

Square F Sig. Corrected

Model 93171.371

a

2 46585.686 77.452 .000

Intercept 277573.188 1 277573.188 461.486 .000 Perlakuan 93171.371 2 46585.686 77.452 .000

Error 175029.829 291 601.477 Total 701983.000 294

Corrected

(29)

19

(30)

20

Lampiran 5 Reagen

Larutan / Bufer Cara pembuatan

TBE (TrisHCl-Boric Acid-EDTA) 10x Sebanyak 108 g Tris HCL, EDTA 40 mL pH 8, boric acid 55 g dilarutkan dengan aquades hingga volume akhir 1 L

APS 10% Amonium persulfat sebanyak 1 g

dlarutkan dengan akuades hingga 10 mL Akrilamid/bisakrilamid 40% Sebanyak 380 g akrilamid dan 20 g

bisakrilamid dilarutkan dengan akuades hingga 1 L

Akrilamid 8% Sebanyak 200 mL akrilamid/

bisakrilamid 40% dan 50 mL TBE 10x dilarutkan dengan akuades 750 mL Marka 100 bp Ladder plus 50 µL stock 100 bp Ladder plus ditambah

950 µL TrisEDTA untuk menjadikan konsentrasi akhir 50 µg/ µL

Loading dye 6x Bromofenol biru 0.03%, 10 mM

Tris-HCL (pH 7.6), gliserol 60%, 60 mM EDTA, dan xylenecyanol FF dilarutkan dalam akuades.

Gel akrilamid Sebanyak 55 mL akrilamid 8%, 550 µL

APS 10%, dan 55 µL TEMED lalu diaduk.

Ekstraksi buffer 500 mL Sebanyak 50 mL Tris-HCl pH 8, 50 mL 0.5 M EDTA, 62.5 mL 4 M NaCl, dan 337.5 mL dH2O dicampur dan diaduk

hingga rata.

20% SDS Sebanyak 200 gram SDS dilarutkan

dengan 800 mL akuades.

5 M Kalium asetat Sebanyak 49.07 gram kalium asetat ditimbang dan ditambahkan dengan air steril sebanyak 70 mL lalu di sterilisasi kedalam autoklaf (121°C, 2atm, 20 menit).

3 M Natrium asetat Ditimbang sebanyak 204.15 g natrium asetat kemudian dimasukkan 200 mL air steril dan 90 mL asam asetat 20ncubat kemudian di sterilisasi ke dalam autoklaf (121°C, 2atm, 20

(31)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada tanggal 14 Juli 1990 sebagai putra kedua dari ayah Bambang Tri Saputra dan ibu Noorhasanah. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 11 Bandung dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia Dasar dan Biokimia Umum pada tahun ajaran 2010. Penulis pernah melakukan Praktik Lapangan (PL) di Laboratorium Biak Sel dan Mikropropagasi Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor selama periode Juli – Agustus 2011 dengan judul Pengaruh Asam Humat terhadap Pertumbuhan Planlet Tebu (Saccharum officinarum L) Hasil Aklimatisasi.

Gambar

Tabel 1 Karakter unggul padi
Tabel 3 Koefisien korelasi Pearson lima komponen hasil
Gambar 3 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR
Tabel 5 Jumlah introgresi kromosom Gajah Mungkur terhadap galur Bio-148

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 2.3 menjelaskan bahwa penelitian ini dimulai dengan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebelum diterapkan metode PBI, penelitian ini melakukan

By raising the inventory in the LRP simulation to the level of inventory we obtained in the MRP simulations (by raising the safety stock norm for the raw material in the

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya gabung galur dan heterosis hibrida dari persilangan 10 galur (5 galur PT. Agri Makmur Pertiwi dan 5 galur introduksi) melalui

If you will be purchasing something like a Kodak EasyShare V610 6MP Digital Camera it will not always mean purchasing from a digital camera or photography associated website, say

[r]

Jaringan kista lutein berdarah dengan tampilan IHK CD 10 positif karena pada pasien tersebut, ia juga mengalami kehamilan ektopik, sehingga ditemukan jaringan stroma

Untuk pertama kalinya masyarakat dunia, pada akhir abad ke- 20 masyarakat dunia telah merancang standar universal hubungan antar sesame manusia menurut kkragaman dalam

Spy detectors are used to spy detect delete an d recover Spy detectors are used to spy, detect, delete, an d recover spywares. It con sists of a database of m ost com m on ly