Conformity of Beverage Products for Pregnant and Lactating Women to the Indonesian National Standard, Recommended Daily Allowance and Consumer Perception.

247  Download (0)

Full text
(1)

KESESUAIAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI

TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA,

ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN

PERSEPSI KONSUMEN

ATI WIDYA PERANA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Jakarta, Januari 2013

(3)

Lactating Women to the Indonesian National Standard, Recommended Daily Allowance and Consumer Perception. Under guidance of NURHENI SRI PALUPI and MADE ASTAWAN.

Considering the safety and public health concern, Government may apply this standard to be mandatory. The objectives of this study were : (a) to review nutrient content declared on the label of registered beverage products for pregnant and/or lactating women compared with national standard, (b) to review the percentage of Recommended Dietary Allowance declared on the label compared to the nutrition need of pregnant and lactating women and (c) to analyze the consumer perception, understanding of the label and consumption pattern on the beverage products for pregnant and/or lactating women. This study showed that percentage of beverage products for pregnant and lactating women which did not meet the standard were 87% and 59%, respectively. The average percentage of the RDA for all nutrients for these products were 21%. Survey showed that 43% of pregnant women and 48% of lactating women had the important perception of the exisisting these products. The pregnant women and the lactating women chose the name of the product as the first information on the label that they read and nutrient content as the first consideration when bought the products. 65% of pregnant women and 64% of lactating women consumed these product by their own initiative. 77% of pregnant women and 54% of lactating women stated that the benefit of consuming these product were to fulfill the nutrient requirement. 57% of pregnant women and lactating women consumed these product twice a day.

(4)

ATI WIDYA PERANA.

Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen. Dibimbing oleh NURHENI SRI PALUPI dan MADE ASTAWAN.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, ibu hamil dan ibu menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Berdasarkan data tahun 2011, di Badan Pengawas Obat dan Makanan telah terdaftar produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui sebanyak 103 buah. Perkembangan produk pangan untuk ibu hamil dan ibu menyusui tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Pemerintah telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-7148-2005 mengenai Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau ibu menyusui. SNI ini adalah referensi yang bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. Standar Nasional Indonesia dapat diberlakukan secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis harus memenuhi standar mutu tertentu. Sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai masalah gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui di antaranya anemia gizi besi dan kekurangan energi protein. Mempertimbangkan hal tersebut maka SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui dapat diberlakukan wajib atau dijadikan dasar sebagai regulasi teknis.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) mengkaji kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu menyusui, (b) mengkaji persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui, (c) menganalisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen terhadap produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Kajian kesesuaian kandungan zat gizi produk ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dilaksanakan melalui kegiatan inventarisasi label produk yang memperoleh izin edar tahun 2007-2011, kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jenis dan jumlah zat gizi) dan pengolahan data berupa analisis gap kesesuaian. Kegiatan kajian persentase AKG yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dan untuk pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dengan acuan AKG tahun 2007 untuk kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Analisis persepsi konsumen terhadap produk mencakup kegiatan penyusunan kuesioner; penetapan kriteria dan jumlah responden yaitu 60 responden ibu hamil dan 60 responden ibu menyusui; penetapan lokasi pengambilan data yaitu puskesmas, rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta; pelaksanaan survei dan pengolahan data berupa analisis deskriptif, analisis peringkat (uji Friedman) dan analisis korelasi (uji Chi square dan rank Spearman).

(5)

dengan standar untuk persyaratan keseluruhan zat gizi yang wajib terdapat dalam produk maupun zat gizi yang dapat ditambahkan secara sukarela dan 13 (59%) produk tidak sesuai standar. Sedangkan hasil analisis kesesuaian produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui dengan standar diperoleh sebanyak 7 (100%) produk tidak memenuhi standar. Produk dinyatakan tidak sesuai standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI.

Rata-rata persentase AKG terhadap semua kandungan gizi pada produk minuman khusus ibu hamil dan minuman khusus ibu menyusui masing-masing sebesar 21%. Pada produk minuman khusus ibu hamil, diketahui bahwa vitamin B6 memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 62%, pada produk minuman khusus ibu menyusui, vitamin D memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 59% dan pada produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, vitamin C memberikan suplementasi terbesar terhadap AKG yaitu 64%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok vitamin yang memberikan kontribusi paling besar terhadap AKG untuk ketiga kategori produk tersebut.

Secara umum, responden menunjukkan persepsi penting hingga sangat penting terhadap keberadaan produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu

menyusui. Atribut kandungan gizi menjadi peringkat pertama yang

dipertimbangkan oleh responden ibu hamil dan ibu menyusui dalam memilih produk. Sebagian besar (77%) responden menyatakan pemenuhan gizi sebagai manfaat dari konsumsi produk tersebut. Dengan adanya persepsi tersebut berarti produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui diperlukan eksistensinya di pasaran, sehingga produk tersebut diharapkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Pemahaman responden tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kebiasaan responden membaca label, sebanyak 53% responden ibu hamil dan 51% responden ibu menyusui selalu membaca label ketika membeli produk. Berdasarkan analisis Friedman, diperoleh hasil bahwa nama produk dan tanggal kedaluwarsa secara berturut-turut merupakan informasi pada label yang menjadi perhatian oleh responden ibu hamil dan responden ibu menyusui ketika membaca label. Berdasarkan pola konsumsinya diketahui bahwa sebanyak 57% baik responden ibu hamil maupun ibu menyusui mengonsumsi produk tersebut sebanyak dua gelas sehari.

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

(7)

PERSEPSI KONSUMEN

ATI WIDYA PERANA

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada

Program Studi Teknologi Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

Kecukupan Gizi dan Persepsi konsumen.

Nama Mahasiswa : Ati Widya Perana

Nomor Induk : F. 252100035

Program Studi : Magister Profesi Teknologi Pangan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MS

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasajana IPB Magister Profesi Teknologi Pangan

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MS Dr. Ir. Dahrul Syah

(9)
(10)

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tesis berjudul Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen terhadap disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Program Studi Teknologi Pangan.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Nurheni Sri Palupi, MS dan Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS selaku Ketua

dan Anggota Komisi Pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama proses penyusunan hingga tesis ini selesai.

2. Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan arahan untuk perbaikan tesis ini.

3. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk melanjutkan sekolah pascasarjana.

4. Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP, selaku Direktur Standardisasi Produk Pangan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan sekolah pascasarjana dan memberikan dukungan selama penyelesaian tesis ini.

5. Rekan-rekan di Direktorat Standardisasi Produk Pangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Mbak Tika, sebagai asisten koordinator program studi Magister Profesi Teknologi Pangan yang selalu membantu pelaksanaan sidang komisi, seminar dan ujian.

7. Keluarga tercinta, mas harto, mama dan emi yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun material serta dorongan semangat untuk menyelesaikan studi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Jakarta, Januari 2013

(11)

sebagai anak pertama dari almarhum Bapak Endang Supriyatna Permana dan Ibu Siti Fatimah. Tahun 1998, penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tangerang dan pada tahun yang sama diterima untuk melanjutkan studi di Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor. Penulis menyelesaikan program Sarjana Pertanian pada tahun 2003.

(12)

Allowance and Consumer Perception. Under guidance of NURHENI SRI PALUPI and MADE ASTAWAN.

Considering the safety and public health concern, Government may apply this standard to be mandatory. The objectives of this study were : (a) to review nutrient content declared on the label of registered beverage products for pregnant and/or lactating women compared with national standard, (b) to review the percentage of Recommended Dietary Allowance declared on the label compared to the nutrition need of pregnant and lactating women and (c) to analyze the consumer perception, understanding of the label and consumption pattern on the beverage products for pregnant and/or lactating women. This study showed that percentage of beverage products for pregnant and lactating women which did not meet the standard were 87% and 59%, respectively. The average percentage of the RDA for all nutrients for these products were 21%. Survey showed that 43% of pregnant women and 48% of lactating women had the important perception of the exisisting these products. The pregnant women and the lactating women chose the name of the product as the first information on the label that they read and nutrient content as the first consideration when bought the products. 65% of pregnant women and 64% of lactating women consumed these product by their own initiative. 77% of pregnant women and 54% of lactating women stated that the benefit of consuming these product were to fulfill the nutrient requirement. 57% of pregnant women and lactating women consumed these product twice a day.

(13)

ATI WIDYA PERANA.

Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen. Dibimbing oleh NURHENI SRI PALUPI dan MADE ASTAWAN.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, ibu hamil dan ibu menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Berdasarkan data tahun 2011, di Badan Pengawas Obat dan Makanan telah terdaftar produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui sebanyak 103 buah. Perkembangan produk pangan untuk ibu hamil dan ibu menyusui tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Pemerintah telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-7148-2005 mengenai Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau ibu menyusui. SNI ini adalah referensi yang bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. Standar Nasional Indonesia dapat diberlakukan secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis harus memenuhi standar mutu tertentu. Sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai masalah gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui di antaranya anemia gizi besi dan kekurangan energi protein. Mempertimbangkan hal tersebut maka SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui dapat diberlakukan wajib atau dijadikan dasar sebagai regulasi teknis.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) mengkaji kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu menyusui, (b) mengkaji persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui, (c) menganalisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen terhadap produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Kajian kesesuaian kandungan zat gizi produk ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dilaksanakan melalui kegiatan inventarisasi label produk yang memperoleh izin edar tahun 2007-2011, kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jenis dan jumlah zat gizi) dan pengolahan data berupa analisis gap kesesuaian. Kegiatan kajian persentase AKG yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dan untuk pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dengan acuan AKG tahun 2007 untuk kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Analisis persepsi konsumen terhadap produk mencakup kegiatan penyusunan kuesioner; penetapan kriteria dan jumlah responden yaitu 60 responden ibu hamil dan 60 responden ibu menyusui; penetapan lokasi pengambilan data yaitu puskesmas, rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta; pelaksanaan survei dan pengolahan data berupa analisis deskriptif, analisis peringkat (uji Friedman) dan analisis korelasi (uji Chi square dan rank Spearman).

(14)

dengan standar untuk persyaratan keseluruhan zat gizi yang wajib terdapat dalam produk maupun zat gizi yang dapat ditambahkan secara sukarela dan 13 (59%) produk tidak sesuai standar. Sedangkan hasil analisis kesesuaian produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui dengan standar diperoleh sebanyak 7 (100%) produk tidak memenuhi standar. Produk dinyatakan tidak sesuai standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI.

Rata-rata persentase AKG terhadap semua kandungan gizi pada produk minuman khusus ibu hamil dan minuman khusus ibu menyusui masing-masing sebesar 21%. Pada produk minuman khusus ibu hamil, diketahui bahwa vitamin B6 memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 62%, pada produk minuman khusus ibu menyusui, vitamin D memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 59% dan pada produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, vitamin C memberikan suplementasi terbesar terhadap AKG yaitu 64%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok vitamin yang memberikan kontribusi paling besar terhadap AKG untuk ketiga kategori produk tersebut.

Secara umum, responden menunjukkan persepsi penting hingga sangat penting terhadap keberadaan produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Atribut kandungan gizi menjadi peringkat pertama yang dipertimbangkan oleh responden ibu hamil dan ibu menyusui dalam memilih produk. Sebagian besar (77%) responden menyatakan pemenuhan gizi sebagai manfaat dari konsumsi produk tersebut. Dengan adanya persepsi tersebut berarti produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui diperlukan eksistensinya di pasaran, sehingga produk tersebut diharapkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Pemahaman responden tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kebiasaan responden membaca label, sebanyak 53% responden ibu hamil dan 51% responden ibu menyusui selalu membaca label ketika membeli produk. Berdasarkan analisis Friedman, diperoleh hasil bahwa nama produk dan tanggal kedaluwarsa secara berturut-turut merupakan informasi pada label yang menjadi perhatian oleh responden ibu hamil dan responden ibu menyusui ketika membaca label. Berdasarkan pola konsumsinya diketahui bahwa sebanyak 57% baik responden ibu hamil maupun ibu menyusui mengonsumsi produk tersebut sebanyak dua gelas sehari.

(15)

x

1. Kajian Kesesuaian Kandungan Gizi Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui dengan SNI Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 19

2. Kajian Persentase Angka Kecukupan Gizi Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 19

3. Analisis Persepsi, Pemahaman terhadap Label dan Pola Konsumsi Konsumen tentang Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui... 25

1. Takaran Saji ... 29

2. Takaran Saji dengan Petunjuk Penyiapan dan Penggunaan ... 30

B. Kesesuaian Kandungan Gizi terhadap SNI ... 31

1. Minuman Khusus Ibu Hamil ... 32

2. Minuman Khusus Ibu Menyusui ... 44

3. Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui ... 54

C. Persentase Angka Kecukupan Gizi Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 55

1. Minuman Khusus Ibu Hamil ...………….. 56

2. Minuman Khusus Ibu Menyusui ... 56

3. Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui ... 58

4. Zat Gizi dan Non Gizi ... 60

(16)

xi

2. Pemahaman Responden terhadap Produk... 67

3. Persepsi Responden terhadap Produk ... 72

4. Pola Konsumsi Responden terhadap Produk ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(17)

xii

Nomor Halaman

1. Persyaratan mutu SNI minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui ... 11

2. Acuan label gizi produk pangan ... 14

3. Kerangka pikir penelitian ... 16

4. Sebaran nama dagang produk minuman khusus ibu hamil dan/ atau ibu menyusui berdasarkan peredaran di pasar ……... 27

5. Sebaran perusahaan berdasarkan cara memproduksi produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 28

6. Analisis harga produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 29

7. Ukuran rumah tangga sendok makan produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 30

8. Hubungan antara takaran saji dengan jumlah air yang ditambahkan ... 31

9. Zat gizi dan non gizi dalam label produk ……... 60

10. Klaim zat gizi dan non gizi yang paling sering dicantumkan ... 62

11. Matriks Peraturan Pangan Fungsional dan Peraturan Peng-awasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan ... 63

12. Profil responden ibu hamil dan ibu menyusui ... 65

13. Hubungan profil responden dengan kebiasaan membaca label, pemahaman tentang ING dan kepatuhan mengikuti petunjuk

penyiapan dan penggunaan ... 70

14. Peringkat perhatian responden terhadap informasi pada label... 71

15. Hubungan profil responden dengan persepsi terhadap produk... 74

16. Peringkat atribut utama yang menjadi pertimbangan responden

memilih produk ……… ... 74

17. Hubungan profil responden dengan sumber informasi ………….. 76

18. Hubungan profil responden dengan manfaat konsumsi produk … 77

19. Hubungan profil responden dengan nama dagang produk……... 79

20. Sebaran responden berdasarkan pembelian produk minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ………. 79

21. Hubungan antara profil responden dengan frekuensi konsumsi

(18)

xiii

Nomor Halaman

1. Tahapan perumusan SNI ... 10

2. Proses terbentuknya persepsi ... 16

3. Tren produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui

yang telah memperoleh izin edar periode tahun 2007-2011 ... 24

4. Sebaran jumlah produk dan jumlah varian rasa berdasarkan nama dagang yang telah memperoleh izin edar periode tahun 2007-2011 ... 26

5. Takaran saji produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 30

6. Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 33

7. Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan lemak (d) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 35

8. Profil kesesuaian kandungan Vit.A (a), Vit.B1 (b), Vit.B2 (c) dan Vit.B3 (d) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 38

9. Profil kesesuaian kandungan Vit.B6 (a), Vit.B9 (b), Vit.B12 (c) dan Vit.C (d) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 39

10. Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b), dan seng (c) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 43

11. Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI ... 45

12. Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan lemak (d) produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI .... 46

13. Profil kesesuaian kandungan Vit.A (a), Vit.B1 (b), Vit.B2 (c) dan

Vit.B3 (d) produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI .... 49

14. Profil kesesuaian kandungan Vit.B6 (a), Vit.B9 (b), Vit.B12 (c) dan Vit.C (d) produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI... 50

15. Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b), dan seng (c)

produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI ... 53

16. Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui terhadap SNI ... 55

17. Rata-rata persentase AKG per saji produk minuman khusus ibu hamil ... 57

18. Rata-rata persentase AKG per saji Minuman Khusus Ibu Menyusui ... 58

(19)

xiv

22. Sebaran responden berdasarkan pemahaman tentang informasi nilai gizi ... 69

23. Sebaran responden yang mengikuti petunjuk penyiapan dan penggunaan minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 69

24. Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap keberadaan produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 73

25. Sebaran responden berdasarkan sumber informasi... 76

26. Sebaran responden berdasarkan manfaat konsumsi produk ... 77

27. Sebaran nama dagang/merek minuman khusus ibu hamil dan/

atau ibu menyusui yang dikonsumsi ... 79

28. Sebaran responden berdasarkan frekuensi konsumsi produk

(20)

xv

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 89

2. Data tentang kandungan gizi dalam 100 g produk minuman khusus ibu hamil ... 93

3. Data tentang kandungan gizi dalam 100 g produk minuman khusus ibu menyusui ... 95

4. Data tentang kandungan gizi dalam 100 g produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui ... 97

5. Persentase AKG kandungan gizi semua produk minuman khusus ibu hamil ... 98

6. Persentase AKG kandungan gizi semua produk minuman khusus ibu menyusui ... 100

7. Persentase AKG kandungan gizi semua produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui ... 102

8. Uji Friedman untuk perhatian responden terhadap informasi

pada label ... 103

9. Uji Friedman untuk pertimbangan memilih produk... 105

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan setiap warga negara. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan

bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas sumberdaya

manusianya. Ukuran kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat pada Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat

antara lain dapat dilihat pada tingkat kemiskinan dan status gizi masyarakat.

Pangan dan gizi merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran yang

sangat penting dalam pencapaian IPM dari suatu negara (Bappenas 2011).

Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia, paling tepat dilakukan pada masa menjelang dan

saat prenatal. Alasan yang mendukung hal tersebut adalah : (1) perkembangan

otak dimulai pada masa kehamilan, (2) ibu hamil yang menderita defisiensi zat

gizi mempunyai risiko lebih besar untuk memiliki bayi dengan berat badan lahir

rendah (BBLR), (3) bayi BBLR mempunyai risiko yang lebih besar untuk

meninggal pada usia satu tahun, dan jika mampu bertahan hidup akan

mempunyai risiko lebih besar untuk menderita penyakit degeneratif pada usia

yang lebih muda dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal. Oleh

karena itu, penanggulangan masalah gizi yang hanya pada anak balita dan usia

sekolah dianggap terlambat dan kurang efisien (Barker dalam Indani 2006).

Rendahnya status gizi ibu pada masa kehamilan mengakibatkan berbagai

dampak negatif, diantaranya adalah tingginya angka kematian ibu. Angka

Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target

yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium ke-5 yaitu

meningkatkan kesehatan ibu. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang

kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih

banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini.

Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%),

anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab

utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama

(22)

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi,

terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2001, prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun

2007 turun menjadi 24,5% (Kemenkes 2007). Namun demikian keadaan ini

mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Berdasarkan UNICEF (2009) dalam Yang dan Huffman (2011), di

negara berkembang defisiensi mikronutrien biasanya terjadi pada masa

kehamilan. Sebanyak 50% dari wanita hamil menderita anemia. Wanita yang

menderita anemia parah mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kematian dalam

kehamilan. Sebanyak 13% kematian ibu di Asia dan 4% kematian ibu di Afrika

disebabkan oleh anemia. Anemia berkontribusi terhadap lebih dari 30% kematian

yang disebabkan oleh pendarahan.

Masa kehamilan merupakan masa khusus dimana ibu hamil

membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda dengan kelompok wanita pada

umumnya. Hal ini mempertimbangkan bahwa asupan zat gizi pada ibu hamil

tidak hanya bermanfaat untuk ibu hamil itu sendiri, tetapi juga untuk bayi yang

dikandungnya. Status gizi ibu hamil juga berdampak pada kesiapan ibu

menyusui.

Kebutuhan gizi pada masa nifas (terutama bila menyusui) akan

meningkat, untuk proses pemulihan kondisi pasca melahirkan dan memproduksi

air susu ibu (ASI). Jika asupan gizi tidak mencukupi akan berpengaruh terhadap

status gizi dan kesehatan ibu, serta menyebabkan ASI yang dihasilkan sangat

rendah kualitasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, ibu hamil dan ibu menyusui

dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman

secara berkesinambungan. Berdasarkan data tahun 2011, di Badan Pengawas

Obat dan Makanan telah terdaftar produk minuman khusus ibu hamil dan atau

ibu menyusui sebanyak 103 buah. Perkembangan produk pangan untuk ibu

hamil dan ibu menyusui tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi

permasalahan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Berdasarkan penelitian

Green, et al (2005), konsumsi susu bubuk yang difortifikasi asam folat sebesar 375 mcg setiap hari selama 12 minggu pada wanita usia subur meningkatkan

konsentrasi folat darah dan menurunkan konsentrasi homosistein. Konsumsi

susu yang difortifikasi asam folat diharapkan dapat menurunkan risiko Neural

(23)

Pemerintah telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI

01-7148-2005 mengenai Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau ibu menyusui. SNI ini

adalah referensi yang bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. BSN

(2011) menyatakan bahwa Standar Nasional Indonesia dapat diberlakukan

secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan

masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis

harus memenuhi standar mutu tertentu.

Maraknya produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yang

beredar saat ini memberikan kesempatan dan tantangan para industri pangan

untuk memenuhi persyaratan konsumen. Inovasi dalam pengembangan produk,

kemasan dan pelabelan merupakan kunci utama untuk suksesnya kompetisi dan

bertahan dalam persaingan pasar.

Kemasan pangan dan label mempunyai peranan penting dalam

pemasaran produk. Efektifitas pemanfaatan label sebagai salah satu sumber

informasi produk dan mutu produk akan tergantung dari tingkat kesadaran dan

pemahaman konsumen terhadap informasi yang disampaikan. Informasi akan

mempengaruhi persepsi dan kepercayaan konsumen tentang suatu produk,

selanjutnya persepsi dan kepercayaan tersebut akan berinteraksi untuk

membentuk sikap yang akan diberikan oleh konsumen terhadap pemilihan

produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yang terbaik.

Mengingat pentingnya kecukupan gizi kelompok ibu hamil dan ibu

menyusui dalam mendukung pembangunan sumberdaya manusia yang

berkualitas dan tantangan bagi industri pangan untuk memenuhi persyaratan

konsumen, serta dalam rangka melindungi kepentingan konsumen, maka

pemberlakuan SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui perlu

mendapat perhatian dan prioritas utama. Sampai saat ini, Indonesia masih

mempunyai masalah gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui di antaranya anemia

gizi besi dan kekurangan energi protein. Mempertimbangkan hal tersebut maka

SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan atau ibu menyusui dapat diberlakukan wajib

atau dijadikan dasar sebagai regulasi teknis oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan. Sebagai tahap awal, diperlukan adanya pengkajian produk dan

persepsi konsumen yang mengonsumsi minuman khusus Ibu hamil dan/atau ibu

(24)

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji kesesuaian kandungan gizi yang

tercantum pada label produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui, (2) mengkaji persentase Angka

Kecukupan Gizi (AKG) zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan

dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui, (3) menganalisis persepsi,

pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen tentang produk

minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

C. Manfaat

Hasil kajian diharapkan dapat digunakan oleh pihak pemerintah sebagai

dasar penyusunan kebijakan lebih lanjut dalam pemberlakukan SNI minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui secara wajib, serta kebijakan di bidang

peningkatan status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.

Bagi pihak produsen, hasil kajian ini dapat menjadi acuan dalam

memproduksi minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui agar memenuhi

persyaratan, serta turut aktif dalam meningkatkan status gizi masyarakat,

khususnya ibu hamil dan ibu menyusui.

Bagi konsumen diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan wawasan

dan pengetahuan tentang produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui,

sehingga dapat memanfaatkan label sebagai sarana untuk memperoleh

informasi yang tepat, terutama perihal kandungan gizi produk minuman khusus

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

Salah satu faktor di antara sekian banyak yang mempengaruhi

keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu hamil salah satunya

berpengaruh terhadap berat badan–lahir bayi yang ternyata sangat erat

hubungannya dengan tingkat kesehatan dan angka kematian bayi.

Suatu kehidupan baru akan terjadi dalam rahim seorang ibu setelah

adanya konsepsi. Faktor gizi banyak berperan dalam perkembangan kehidupan

baru ini. Pada awal kehamilan, di rahim ibu dibentuklah plasenta, kantong

amnion dan tali pusar. Dalam plasenta, yang terdiri dari jaringan berpori halus,

terdapat pembuluh darah ibu dan janin yang berdampingan (Atmatsier, et al 2011).

Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang cukup guna

menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan

yang berjarak kurang dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras

cadangan zat-zat gizi, walaupun pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi

namun kesehatan ibu dapat menurun (Atmatsier, et al 2011).

Banyak perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan. Volume darah

bertambah; ukuran dan kekuatan rahim bertambah; otot-otot lebih fleksibel dalam

mempersiapkan kelahiran; kaki membengkak akibat meningkatnya konsentrasi

hormon estrogen yang diperlukan untuk menahan air dan membantu

mempersiapkan rahim untuk persalinan; payudara membesar dan berubah guna

mempersiapkan penyediaan ASI. Sementara itu terjadi pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam tubuh ibu. Perubahan-perubahan ini perlu disertai

dengan bantuan makanan bergizi, aktivitas fisik secara teratur dan cukup

istirahat.

Kebutuhan energi ibu hamil dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan

angka metabolisme basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh-kembang janin

dan jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik. Jumlah energi yang

dibutuhkan bervariasi dan berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004

menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimester I sebanyak

180 kkal di atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 kkal pada trimester

II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun

(26)

Asam lemak esensial tak jenuh jamak harus dikonsumsi dari makanan

karena asam lemak esensial tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam

lemak esensial utama adalah asam lemak linoleat dan asam lemak linolenat.

Turunan dari asam lemak linoleat adalah asam lemak arakidonat sedangkan

turunan dari asam lemak linolenat adal

janin tergantung pada status asam lemak tidak jenuh jamak ibu hamil, yang

menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Status DHA neonatal

berkaitan dengan lingkar kepala, panjang dan berat bayi yang baru lahir

(Bowman dan Russell 2001).

Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah

dan jaringan pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan

bayi lebih rendah dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya.

Kebutuhan protein ibu hamil bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester,

sehingga menjadi 67 gram per hari (Foster 2009).

Zat Gizi yang berkaitan dengan metabolisme energi dan protein adalah

vitamin-vitamin B, yaitu thiamin, riboflavin dan piridoksin. Kebutuhan akan

vitamin-vitamin ini sedikit meningkat dengan meningkatnya kebutuhan energi dan

protein. Dengan demikian kecukupan sehari ibu hamil akan thiamin menjadi 1,3

mg, riboflavin 1,4 mg, niasin 18,0 mg dan piridoksin 1,7 mg.

Selama kehamilan terjadi pembentukan sel-sel yang luar biasa

banyaknya, disertai penambahan volume darah. Semua zat gizi berperan dalam

proses ini, namun kebutuhan akan asam folat, kobalamin, besi dan seng

memerlukan perhatian secara khusus karena memiliki peran yang amat penting

dalam sintesis DNA, RNA dan sel-sel baru. Kebutuhan asam folat ibu hamil

sehari adalah 600 mcg (meningkat 50%). Kebutuhan kobalamin ibu hamil dalam

sehari adalah 2,6 mcg. Kebutuhan besi ibu hamil per hari adalah 26 mg pada

trimester I (tidak ada peningkatan), 35 mg pada trimester II dan 39 mg pada

trimester III. Sedangkan kebutuhan seng ibu hamil dalam sehari adalah

10,5-15,2 mg pada trimester I, 13,5-18,2 mg pada trimester II dan 19,5-24,2 mg pada

trimester III (Atmatsier, et al 2011).

Kebutuhan vitamin D serta mineral-mineral pembentuk tulang berupa

kalsium dan magnesium meningkat selama kehamilan. Kekurangan akan zat-zat

gizi ini menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Kebutuhan

(27)

kehamilan. Vitamin D memegang peranan penting dalam absorpsi dan utilisasi

kalsium. Dengan demikian, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan riketsia

pada janin dan osteomalasia pada ibu. Konsumsi kalsium yang cukup selama

kehamilan diperlukan untuk memelihara keutuhan tulang ibu dan memasok

kalsium untuk pertumbuhan tulang janin. Kebutuhan kalsium ibu hamil rata-rata

dalam sehari adalah 950 mg dan kebutuhan magnesium ibu hamil mencapai

280-310 mg dalam sehari (Atmatsier, et al 2011).

Kebutuhan zat-zat gizi lain seperti vitamin A dan C serta mineral yodium,

selenium dan mangan meningkat selama kehamilan. Vitamin A memegang

peranan penting dalam reproduksi, sistem imun dan diferensiasi sel. Kebutuhan

vitamin A meningkat selama kehamilan, yaitu 300 RE untuk tiap trimester hingga

mencapai 800 RE. Kebutuhan vitamin C sedikit meningkat selama kehamilan,

yaitu sebanyak 10 mg untuk tiap trimester. Vitamin C merupakan salah satu

antioksidan yang diperlukan untuk mencegah infeksi. Vitamin C mereduksi besi

feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Yodium

merupakan bagian dari hormon tiroid yang mengatur reaksi biokimia, termasuk

metabolisme energi, sintesis protein dan aktivitas enzim. Hormon tiroid

memegang peranan penting dalam pembentukan myelin sistem syaraf pusat

yang paling aktif terjadi pada masa bayi selama dalam kandungan. Angka

kecukupan Yodium ibu hamil meningkat sebanyak 50 mcg. Selenium di dalam

tubuh bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase sebagai antioksidan.

Selain itu selenium bekerja sama dengan enzim yang mengubah hormon tiroid

ke dalam bentuk aktifnya, yang berperan dalam metabolisme energi. Angka

kecukupan selenium meningkat sebanyak 5 mcg per hari. Mangan dalam jumlah

kecil terutama terdapat dalam tulang dan organ tubuh yang aktif secara

metabolik, seperti hati, ginjal dan pankreas. Mangan bertindak sebagai kofaktor

berbagai enzim yang mengatur berbagai proses metabolisme. Angka kecukupan

mangan ibu hamil meningkat sebanyak 0,2 mg per hari (Atmatsier, et al 2011).

Setelah melahirkan, para

lebih banyak dari sebelum ibu melahirkan. Karena sang ibu memiliki kewajiban

memberikan

kelahiran, demi meningkatkan kekebalan tubuh dan pemenuhan protein utama

pada bayi. Selain menyusui, ibu juga mengalami masa nifas selama 6 minggu

sampai 3 bulan pasca melahirkan. Nifas adalah keluarnya darah dari rahim

(28)

keluar disebabkan adanya pemulihan organ genetalia agar berfungsi normal

seperti masa sebelum hamil dan melahirkan. Untuk itu para ibu memerlukan gizi

dan nutrisi yang sangat menunjang bagi pemulihan organ genetalia ini dan

prosebayi dengan ASI eksklusif.

Status gizi ibu yang kurang ketika menyusui tidak berpengaruh besar

terhadap mutu ASI, kecuali pada volumenya, meskipun kadar vitamin dan

mineralnya lebih rendah. Lain halnya dengan kondisi malnutrisi ekstrim yang

berkepanjangan, kuantitas dan kualitas ASI dapat berpengaruh. Kondisi ini

dimungkinkan karena produksi ASI bukan proses yang terjadi sesaat tetapi

merupakan proses yang sudah dimulai sejak kehamilan, sehingga gizi pada

masa kehamilan pun turut berpengaruh, dengan demikian kekurangan gizi pada

masa menyusui tidaklah terlalu mengkhawatirkan jika gizi pada waktu hamil

tercukupi (Sulistyoningsih 2011).

Kebutuhan gizi ibu menyusui lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan

selama kehamilan. Pemberian ASI yang berhasil akan disertai dengan

menurunnya berat badan ibu secara berangsur selama enam bulan sesudah

melahirkan. Selama hamil sebagian besar ibu dapat menyimpan sebanyak 2-4 kg

lemak pada tubuh. Waktu menyusui, sebagian lemak ini dapat digunakan untuk

memenuhi sebagian kebutuhan tambahan energi yang diperlukan untuk

memproduksi ASI. Diperkirakan simpanan lemak ini dapat menyediakan

sebanyak 200-300 kkal/hari selama tiga bulan pertama menyusui. Jumlah ini

hanya merupakan sebagian dari energi yang dibutuhkan untuk memproduksi

ASI. Sisa kebutuhan energi ini harus didatangkan dari makanan sehari-hari.

Tambahan energi sehari yang dibutuhkan ibu menyusui berupa angka

kecukupan energi sehari untuk enam bulan pertama adalah 500 kkal, sedangkan

untuk enam bulan kedua adalah 550 kkal (Atmatsier, et al 2011).

Angka kecukupan protein berupa tambahan protein untuk enam bulan

pertama dan enam bulan kedua menyusui adalah sebanyak 17 gram/hari.

Tambahan ini diperlukan untuk produksi ASI.

Pada umumnya kekurangan asupan zat gizi berpengaruh terhadap

volume ASI yang diproduksi, tetapi tidak berpengaruh terhadap mutunya. Mutu

ASI dalam hal ini dapat dipertahankan dengan mengambil zat-zat gizi tersebut

dari persediaan ibu. Contohnya kalsium; asupan kalsium ibu tidak berpengaruh

terhadap nilai kalsium ASI. Kekurangan kalsium ini diambil dari persediaan

(29)

Agar tidak merugikan ibu, sebaiknya zat-zat gizi termasuk vitamin dan mineral

yang dibutuhkan untuk produksi ASI diperoleh dari makanan ibu (Almatsier, et al

2011).

B. Standar Nasional Indonesia

Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh Badan

Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. Tahapan pengembangan

SNI yakni perencanaan yang dituangkan dalam Program Nasional Perumusan

Standar (PNPS); proses perumusan, terdiri dari drafting, rapat teknis dan rapat

konsensus; jajak pendapat dan pemungutan suara; penetapan SNI; serta

pemeliharaan SNI, terdiri dari kaji ulang dan tindak lanjut kaji ulang (revisi, abolisi

atau tetap) (BSN 2005).

Prinsip dasar yang harus diterapkan dalam proses perumusan adalah (1)

transparansi dan keterbukaan; (2) konsensus dan tidak memihak; (3) efektif dan

relevan; (4) koheren; (5) dimensi pengembangan. Perumusan SNI tidak

dimaksudkan atau berpotensi menimbulkan hambatan perdagangan yang

berkelebihan dan sedapat mungkin harmonis dengan standar internasional yang

telah ada sejauh ketentuan tersebut memenuhi kebutuhan dan obyektif yang

ingin dicapai serta sesuai dengan faktor-faktor kondisi klimatik, lingkungan,

geologi dan geografis, kemampuan teknologi serta kondisi nasional yang spesifik

lainnnya. Proses perumusan SNI dilaksanakan melalui tahapan yan terdapat

pada Gambar 1 (BSN 2005).

Indonesia adalah salah satu negara yang sudah memiliki Standar

Nasional untuk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yaitu SNI

01-7148-2005. Standar ini memuat uraian tentang definisi minuman khusus ibu hamil dan

ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu

hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat,

vitamin dan mineral yang diperhitungkan berdasarkan tambahan kecukupan zat

gizi yang dianjurkan untuk kelompok tersebut dengan atau tanpa penambahan

komponen bioaktif dan atau bahan tambahan pangan yang diizinkan (BSN

2005).

SNI ini secara detail memuat standar komposisi dan syarat mutu, cara uji

dan pengambilan contoh, pengemasan dan pelabelan produk minuman khusus

ibu hamil dan ibu menyusui. Syarat mutu kandungan gizi minuman khusus ibu

(30)

Keterangan :

S : Setuju MASTAN : Masyarakat standar

TS : Tidak Setuju RSNI : Rancangan Standar Nasional Indonesia RASNI : Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia

Gambar 1 Tahapan perumusan SNI

tambahan zat gizi yang diperlukan untuk mencapai kecukupan gizi pada ibu

hamil dan ibu menyusui. Persyaratan kandungan zat gizi terdiri dari zat gizi

makro, vitamin dan mineral yang wajib ditambahkan serta mineral yang dapat

ditambahkan. Vitamin yang wajib ditambahkan terdiri dari vitamin A, B1, B2, B3,

B6, B9, B12 dan vitamin C sedangkan mineral yang wajib ditambahkan terdiri

(31)

bagian, yaitu untuk ibu hamil dan untuk ibu menyusui. Rincian persyaratan

kandungan zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat dilihat selengkapnya pada

Tabel 1 (BSN 2005).

Tabel 1 Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kandungan gizi (BSN 2005)

No Syarat Mutu Satuan SNI

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Produk

C. Label Pangan dan Informasi Nilai Gizi (ING)

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang label dan

iklan pangan, yang dimaksud dengan label pangan adalah setiap keterangan

mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau

bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan

pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label pangan terdiri dari dua

bagian yaitu bagian utama dan bagian informasi. Bagian utama label adalah

bagian dari label yang memuat keterangan penting untuk diketahui oleh

(32)

kemasan yang mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh masyarakat pada

umumnya. Bagian utama label setidaknya memuat keterangan mengenai : (1)

nama produk, (2) berat bersih, (3) nama produsen dan (4) nomor pendaftaran.

Sedangkan pada bagian informasi memuat pernyataan atau keterangan

mengenai : (1) daftar bahan atau komposisi, (2) informasi nilai gizi, (3) tanggal

kedaluwarsa, (4) petunjuk penyimpanan, (5) petunjuk penggunaan dan (6) kode

produksi (Pemerintah RI 1999).

Pangan olahan untuk konsumsi oleh kelompok tertentu seperti bayi,

balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam rangka memelihara dan meningkatkan

kualitas kesehatan kelompok tersebut, maka pada label pangan olahan tersebut

wajib mencantumkan informasi nilai gizi. Informasi Nilai Gizi didefinisikan sebagai

daftar kandungan zat gizi pada label pangan sesuai dengan format yang

dibakukan (BPOM 2005). Beberapa istilah untuk menggambarkan pencantuman

informasi nilai gizi yang berlaku di berbagai negara antara lain nutrition labelling,

nutrition fact, dan nutrition information. Istilah nutrition labeling digunakan oleh

WHO (WHO 2004), Canada dan Malaysia. Filipina menggunakan istilah nutrition

information, Amerika Serikat menggunakan istilah nutrition fact, sedangkan

Australia menggunakan istilah nutrition information panel.

Pencantuman informasi nilai gizi pada label tidak diwajibkan terhadap

semua pangan. Pangan yang diwajibkan untuk mencantumkan informasi tentang

kandungan gizi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999

tentang Label dan Iklan Pangan, Pasal 32, ayat (1) yang menyatakan bahwa

pencantuman keterangan tentang kandungan gizi pangan pada label wajib

dilakukan bagi pangan yang disertai pernyataan bahwa pangan mengandung

vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan, atau pangan yang

dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku di bidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral dan

atau zat gizi lainnya (Pemerintah RI 1999).

Peraturan Pemerintah tersebut juga mengatur tata cara pencantuman

kandungan gizi pada label yang tertuang pada Pasal 32 bahwa keterangan

tentang kandungan gizi pangan dicantumkan dengan urutan jumlah keseluruhan

energi, dengan perincian berdasarkan jumlah energi yang berasal dari lemak,

protein dan karbohidrat; jumlah keseluruhan lemak, lemak jenuh, kolesterol,

jumlah keseluruhan karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin dan mineral. Jika

(33)

wajib memuat hal-hal berikut : (a) ukuran takaran saji, (b) jumlah sajian per

kemasan, (c) kandungan energi per takaran saji, (d) kandungan protein per

sajian (dalam gram), (e) kandungan karbohidrat per sajian (dalam gram), (f)

kandungan lemak per sajian (dalam gram), (g) persentase dari angka kecukupan

gizi yang dianjurkan.

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan

merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah tersebut. Pedoman tersebut

mengatur informasi yang harus dicantumkan dan informasi yang dapat

dicantumkan terdiri dari (a) Informasi yang wajib dicantumkan, meliputi takaran

saji, jumlah sajian per kemasan dan catatan kaki, (b) Zat gizi yang wajib

dicantumkan, meliputi energi total, lemak total, protein, karbohidrat total, dan

natrium, (c) Zat gizi yang wajib dicantumkan dengan persyaratan tertentu,

meliputi energi dari lemak, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, serat pangan,

gula, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, zat gizi lain yang wajib

ditambahkan/difortifikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, zat gizi yang

pernyataannya (klaim) dicantumkan pada label pangan, dan (d) Informasi lain

yang dapat dicantumkan, meliputi energi dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh

tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kalium, serat pangan larut, serat pangan tidak

larut, gula alkohol, karbohidrat lain, vitamin, mineral dan zat gizi lain (BPOM

2005)

Dalam rangka pencantuman Informasi Nilai Gizi, acuan yang digunakan

untuk menghitung persentase AKG yang akan dicantumkan pada label pangan

adalah AKG yang khusus ditujukan untuk pelabelan. Indonesia telah menetapkan

nilai AKG yang dijadikan acuan khusus untuk pelabelan pangan tersebut

berdasarkan kelompok umur. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala

Badan POM Nomor HK.00.06.51.0475 tentang Pedoman Pencantuman Informasi

Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan.

Acuan Label Gizi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 dapat dilihat pada Tabel 2.

Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang

diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi

menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu seperti

kehamilan dan menyusui. Angka kecukupan gizi berguna sebagai rujukan yang

(34)

bagi orang sehat, agar tercegah dari kekurangan ataupun kelebihan asupan gizi.

Kekurangan asupan gizi akan menyebabkan terjadinya defisiensi atau penyakit

kurang gizi dan kelebihan akan menyebabkan terjadinya efek samping. Pada

keadaan ekstrim kekurangan atau kelebihan zat gizi dapat menyebabkan

penyakit bahkan kematian (IOM, 2002 dalam Muhilal & Hardinsyah 2004). Angka

Kecukupan Gizi (AKG) ditetapkan berdasarkan kajian dan kesepakatan pakar

berdasarkan hasil-hasil penelitian kebutuhan gizi. oleh karena itu ketersediaan

data hasil penelitian kebutuhan gizi diperlukan sebagai basis mengestimasi AKG

(Muhilal & Hardinsyah 2004).

Tabel 2 Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007)

No Zat Gizi Nilai Acuan Label Gizi untuk Kelompok Konsumen Satuan Umum Bayi 0-6

(35)

bagi Asia Tenggara melalui regional workshop. Regional workshop menyepakati

tentang definisi, kegunaan, cakupan zat gizi, pengelompokan umur, penetapan

ukuran tubuh dan basis perhitungan AKG. AKG digunakan untuk penilaian

konsumsi pangan dan gizi penduduk; untuk penilaian risiko ketidakcukupan

pangan; basis perencanaan menu, suplementasi dan pendidikan gizi; basis label

dan pengembangan produk pangan serta regulasi pangan; dan penilaian dan

perencanaan penyediaan dan produksi pangan (Muhilal & Hardinsyah 2004).

D. Persepsi Konsumen

Menurut UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, konsumen

didefinisikan sebagai setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik digunakan untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang

lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen memliki hak penuh dalam

menentukan produk yang akan dikonsumsinya. Namun keputusan konsumen ini

tentunya akan dipengaruhi oleh pihak pemasar atau pihak-pihak yang memiliki

kepentingan khusus terhadap konsumen tersebut. Keputusan pembelian dapat

dipengaruhi oleh persepsi konsumen dan oleh karena itu pihak pemasar harus

dapat memahami persepsi konsumen terhadap produk. Perbedaan dalam

persepsi akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih atau membeli

produk karena konsumen akan membeli barang sesuai dengan persepsinya.

Pemahaman terhadap persepsi konsumen sangat bermanfaat bagi pemasar

karena persepsi konsumen dapat dijadikan dasar dalam melakukan market

segmentation. Selain persepsi konsumen, dalam merancang strategi pemasaran, perusahaan juga harus mempelajari keinginan, sikap dan perilaku konsumen.

Perusahaan-perusahaan sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan

perubahan-perubahan dalam perilaku konsumen yang menyebabkan semakin

membaiknya persepsi konsumen terhadap merek-merek tertentu yang dimiliki

oleh perusahaan tersebut (Engel et al. 1994).

Menurut Mowen dan Minor (2002), persepsi diartikan sebagai proses

pemaparan individu untuk menerima, memperhatikan serta memahami informasi.

Sedangkan, menurut Kotler (2001), persepsi merupakan proses yang digunakan

oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan

informasi untuk memaknai sesuatu.

Mowen dan Minor (2002), mengemukakan bahwa persepsi akan memiliki

(36)

memori, persepsi akan mempengaruhi pemrosesan informasi. Sebaliknya,

persepsi pun timbul sebagai hasil dari pemrosesan informasi yaitu melalui

interpretasi dan pemaknaan rangsangan. Tahapan persepsi merupakan suatu

rangkaian proses yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pada tahap pemaparan

stimulus, konsumen menerima informasi melalui panca inderanya dan pada

tahap perhatian konsumen akan mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi

rangsangan. Pada tahap pemahaman, konsumen akan menyusun dan

menerjemahkan informasi untuk memberikan arti terhadap informasi tersebut.

Tahap keempat dari pengolahan informasi adalah penerimaan. Setelah

konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut

maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek

tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek

tersebut. Persepsi konsumen tersebut merupakan output dari penerimaan

konsumen terhadap stimulus.

Pengolahan informasi memiliki lima tahap yang terdiri atas tahapan-tahapan

Gambar 2 Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002)

(37)

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan sejak bulan Pebruari –

Nopember 2012. Pengambilan data label produk minuman khusus ibu hamil

dan/atau ibu menyusui dilakukan di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan,

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pelaksanaan survei dilakukan di sarana

pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit dan puskesmas di Jakarta Pusat.

B. Bahan

Bahan yang digunakan berupa data yang meliputi (1) label produk

minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang terdaftar di Direktorat

Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2)

Peraturan perundang-undangan terkait dengan produk minuman khusus ibu

hamil dan ibu menyusui, pencantuman informasi nilai gizi, angka kecukupan gizi

dan pelabelan produk pangan, (3) Standar Nasional Indonesia tentang minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui, dan (4) kuesioner sebagai instrumen

untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk minuman khusus ibu

hamil dan/atau ibu menyusui, pemahaman tentang labelnya dan untuk

mendapatkan gambaran pola konsumsi produk tersebut.

C. Metode

Kajian mengenai kesesuaian produk terhadap Standar Nasional

Indonesia (SNI) dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) serta persepsi konsumen

terhadap produk minuman ibu hamil (bumil) dan/atau ibu menyusui (busui)

menggunakan studi kepustakaan dan survei. Penelitian ini dilaksanakan melalui

beberapa tahapan kegiatan sebagaimana terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kerangka Pikir Penelitian

No Tahapan

Penelitian

Parameter Analisa Interpretasi Hasil (luaran)

1. Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk terhadap SNI minuman khusus bumil dan busui.

a. Inventarisasi data produk minuman khusus bumil dan busui yang diberikan izin edar berupa nomor

pendaftaran oleh Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan POM tahun 2007 - 2011.

(38)

Tabel 3 Kerangka Pikir Penelitian (lanjutan)

No Tahapan Penelitian

Parameter Analisa Interpretasi Hasil (luaran)

b. Inventarisasi label produk minuman khusus bumil dan busui yang mendapat persetujuan tahun 2007-2011

Label produk minuman khusus bumil dan busui telah terdaftar sejak tahun 2007 s/d 2011

c.kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah dan jenis zat gizi)

Tabel data terkait dengan kandungan gizi produk minuman khusus bumil dan busui (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah dan jenis zat gizi)

d.Pengolahan data : Analisis gap kesesuaian

Tabel kesesuaian gizi produk dengan SNI

Persentase produk yang sesuai standar dan tidak sesuai standar Jumlah parameter yang tidak sesuai standar

2. Kajian persentase AKG zat gizi yang

a. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk terhadap SNI

Tabel persentase AKG zat gizi per sajian pada setiap produk yang diamati

Rata-rata persentase AKG zat gizi per sajian untuk masing-masing produk khusus bumil dan/atau busui

b. Pengolahan data : Analisis deskriptif dengan menggunakan acuan AKG tahun 2007 untuk bumil dan busui

3 Analisis persepsi, pemahaman

a. Penyusunan kuesioner Instrumen pengamatan b. Penetapan kriteria dan

jumlah responden

Kelompok responden sebagai target pengamatan

c. Penetapan lokasi Lokasi pengambilan data d. Pelaksanaan survei Data tentang profil responden,

pemahaman tentang label,persepsi dan pola konsumsi responden terhadap produk

Data tentang harga dan berat bersih label, persepsi responden, pola konsumsi, karakteristik produk (harga dan merek) berupa frekuensi, rataan, presentase dan tabulasi silang.

(39)

1. Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk

terhadap SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Penelitian diawali dengan pembuatan daftar produk minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang diberikan izin edar berupa

nomor pendaftaran oleh Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan

Pengawas Obat dan Makanan pada tahun 2007-2011. Dari data tersebut

diketahui bahwa ada 103 jenis produk minuman khusus ibu hamil dan

atau ibu menyusui yang diberikan izin edar selama tahun 2007-2011.

Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan berkas pendaftaran

produk yang dijadikan bahan penelitian. Tidak semua berkas pendaftaran

dapat ditemukan, sehingga pengumpulan data terkait label produk hanya

dapat dilakukan untuk 59 produk. Terdiri dari 30 produk minuman khusus

ibu hamil, 22 produk minuman khusus ibu menyusui dan 7 produk

minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui.

Data yang terkumpul selanjutnya dikompilasi terkait informasi

yang meliputi takaran saji, jenis dan jumlah kandungan gizi, persentase

AKG, petunjuk penyiapan dan penggunaan. Selanjutnya dilakukan

konversi data dari nilai kandungan gizi per sajian menjadi per 100 g. Hal

tersebut dilakukan karena pada umumnya persyaratan kandungan gizi

pada SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dalam per

100 g produk.

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data akhir berupa

matriks kesesuaian antara kandungan gizi dalam masing-masing produk

minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dengan persyaratan

yang tercantum dalam SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu

menyusui. Hasil pengolahan juga memperlihatkan jenis dan nilai zat gizi

yang tidak sesuai standar untuk masing-masing produk. Produk minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dinyatakan tidak sesuai dengan

standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang

tidak sesuai standar.

2. Kajian persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label produk

dibandingkan dengan kecukupan gizi bumil dan busui.

Pengumpulan data yang dilakukan sama dengan kegiatan untuk

kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk

(40)

2007 untuk kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Keluaran dari tahapan

ini adalah rata-rata persentase AKG zat gizi per sajian untuk

masing-masing produk minuman khusus bumil dan/atau busui dan tabel sebaran

jenis dan jumlah klaim zat gizi dan non gizi pada produk minuman khusus

ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

3. Analisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi

konsumen tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu

menyusui

Penyusunan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu

instrumen untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu untuk memperoleh data tentang persepsi responden

terhadap produk minuman khusus minuman khusus ibu hamil dan/atau

ibu menyusui, pemahaman tentang labelnya dan pola konsumsi produk

tersebut. Kuesioner penelitian terdiri dari 3 bagian meliputi profil

responden, pemahaman terhadap label produk, persepsi dan pola

konsumsi responden terhadap produk minuman khusus ibu hamil

dan/atau ibu menyusui.

Penetapan kriteria dan jumlah responden. Responden

penelitian adalah kelompok ibu hamil dan ibu menyusui yang

mengonsumsi produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui

yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Ibu hamil yang mengonsumsi minuman khusus ibu hamil

b. Ibu menyusui yang mengonsumsi minuman khusus ibu menyusui

c. Ibu hamil dan ibu menyusui yang bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

Ibu hamil dan ibu menyusui yang tidak bersedia menjadi responden.

Menurut Roscoe dalam Sekaran (2006), acuan umum untuk

menentukan ukuran sampel yaitu (1) ukuran sampel lebih dari 30 dan

kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian; (2) jika sampel

dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),

ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat; (4) untuk

penelitian mutivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel

sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian; dan

(41)

yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran

sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.

Penentuan jumlah responden menggunakan variabel estimasi

proporsi populasi dengan tingkat kepercayaan 95% dihitung dengan

rumus (Lemenshow et al 1990 dalam Murti 2010) sebagai berikut :

n = z α/22 pq E2 dengan :

E = galat estimasi

p = proporsi populasi, 0,5 apabila tidak diketahui q = 1-p

α = taraf keterandalan

100 (1- α)% = tingkat keyakinan

Pada penelitian ini, diharapkan galat estimasi tidak lebih dari

13% dengan tingkat keyakinan 95% berarti : z α/2 = 1,96 (dengan tingkat keyakinan 95%, maka nilai α = 0,05, α/2 = 0,025 sehingga z0,025 = 1,96 diperoleh dari tabel distribusi normal standar); E =

0,13; p = 0,5; q = 0,5 maka jumlah responden untuk penelitian ini

adalah :

n = 1,962 x 0,5 x 0,5 0,132

= 56 responden

Berdasarkan perhitungan tersebut maka ditetapkan responden yang

mewakili kelompok ibu hamil dan ibu menyusui masing-masing

berjumlah 60 responden.

Penetapan lokasi pengambilan data. Pengambilan data melalui

kuesioner dilakukan di Jakarta Pusat dan untuk mendapatkan data

sebaran yang seimbang dalam hal sosial ekonomi maka ditetapkan

sarana kesehatan yang dipilih adalah rumah sakit swasta, rumah sakit

pemerintah dan puskesmas. Pengambilan data dilakukan di sarana

kesehatan dengan pertimbangan bahwa responden biasa mengunjungi

tempat tersebut untuk melakukan konsultasi kesehatan. Sedangkan

pengambilan data terkait dengan harga produk minuman khusus ibu

hamil dan/atau ibu menyusui dilakukan di toko modern.

Pelaksanaan survei. Survei dilakukan melalui pengisian

kuesioner dan wawancara. Responden merupakan ibu hamil dan ibu

(42)

ditetapkan. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan terkait

identitas diri, pemahaman terhadap label, persepsi dan pola konsumsi

produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Untuk survei

harga produk dilakukan pengamatan dan pencatatan mengenai harga

dan berat bersih produk berdasarkan nama dagang di beberapa toko

modern.

Pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan membuat

kategori pada peubah profil responden (usia, usia kehamilan, urutan

kehamilan, bulan pemberian ASI, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan keluarga, pengeluaran untuk produk), pemahaman

responden terhadap label produk (pembacaan label, pemahaman tentang

informasi nilai gizi, kepatuhan mengikuti petunjuk penyiapan dan

penggunaan), persepsi responden terhadap produk (persepsi responden

terhadap keberadaan produk, pertimbangan dalam memilih produk,

sumber informasi, dan manfaat konsumsi produk) dan pola konsumsi

(nama dagang yang dikonsumsi dan frekuensi konsumsi produk) serta

harga produk. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dan dianalisis

secara deskriptif. Analisis deskriptif berupa frekuensi, presentase dan

tabulasi silang dilakukan pada peubah profil responden, pemahaman

responden terhadap label produk, persepsi responden terhadap produk,

pola konsumsi dan harga produk.

Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara profil

responden dengan pemahaman responden terhadap label, persepsi

responden terhadap produk dan pola konsumsi produk. Analisis korelasi

menggunakan uji Chi-Square dan uji rank-Spearman.

Uji Chi-Square digunakan untuk memeriksa ketidaktergantungan

antara dua variabel dalam satu populasi. Uji Chi-Square menggunakan data nominal dan data ordinal. Dalam hal ini yang termasuk data nominal

adalah profil responden (pekerjaan), persepsi responden terhadap produk

(sumber informasi dan manfaat konsumsi produk) sedangkan yang

termasuk data ordinal adalah profil responden responden (usia, usia

kehamilan, urutan kehamilan, bulan pemberian ASI, jumlah anak,

pendidikan, pendapatan keluarga, pengeluaran untuk produk),

pemahaman responden terhadap label produk (pembacaan label,

Figure

Gambar 1 Tahapan perumusan SNI

Gambar 1

Tahapan perumusan SNI p.30
Tabel 1 Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil

Tabel 1

Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil p.31
Tabel 2 Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007)

Tabel 2

Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007) p.34
Gambar 2  Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002)

Gambar 2

Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002) p.36
Tabel 3 Kerangka Pikir Penelitian (lanjutan)

Tabel 3

Kerangka Pikir Penelitian (lanjutan) p.38
Tabel 5  Sebaran perusahaan berdasarkan cara memproduksi produk minuman

Tabel 5

Sebaran perusahaan berdasarkan cara memproduksi produk minuman p.48
Tabel 6 Analisis harga produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui

Tabel 6

Analisis harga produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui p.49
Gambar 7 Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan

Gambar 7

Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan p.55
Gambar 8  Profil kesesuaian kandungan vit. A (a), vit.B1 (b), vit.B2(c) dan vit.B3

Gambar 8

Profil kesesuaian kandungan vit. A (a), vit.B1 (b), vit.B2(c) dan vit.B3 p.58
Gambar 9 Profil kesesuaian kandungan vit.B6 (a), vit.B9 (b), vit.B12 (c) dan vit.C

Gambar 9

Profil kesesuaian kandungan vit.B6 (a), vit.B9 (b), vit.B12 (c) dan vit.C p.59
Gambar 10 Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b) dan seng (c)

Gambar 10

Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b) dan seng (c) p.63
Gambar 12 Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan

Gambar 12

Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan p.66
Gambar 13 Profil kesesuaian kandungan vit.A (a), vit.B1 (b), vit.B2 (c) dan vit.B3

Gambar 13

Profil kesesuaian kandungan vit.A (a), vit.B1 (b), vit.B2 (c) dan vit.B3 p.69
Gambar 14 Profil kesesuaian kandungan vit. B6 (a), vit. B9 (b), vit. B12 (c) dan

Gambar 14

Profil kesesuaian kandungan vit. B6 (a), vit. B9 (b), vit. B12 (c) dan p.70
Gambar 15 Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b) dan seng (c)

Gambar 15

Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b) dan seng (c) p.73
Tabel 9 Zat gizi dan non gizi dalam label produk

Tabel 9

Zat gizi dan non gizi dalam label produk p.80
Tabel 10 Klaim zat gizi dan non gizi yang paling sering dicantumkan

Tabel 10

Klaim zat gizi dan non gizi yang paling sering dicantumkan p.82
Tabel 11 Matriks Peraturan Pangan Fungsional dan Peraturan Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan

Tabel 11

Matriks Peraturan Pangan Fungsional dan Peraturan Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan p.83
Tabel 12 Profil responden ibu hamil dan ibu menyusui

Tabel 12

Profil responden ibu hamil dan ibu menyusui p.85
Gambar 21 Kebiasaan responden membaca label produk pangan

Gambar 21

Kebiasaan responden membaca label produk pangan p.88
Gambar 22 Sebaran responden berdasarkan pemahaman tentang informasi nilai

Gambar 22

Sebaran responden berdasarkan pemahaman tentang informasi nilai p.89
Tabel 15 Hubungan profil responden dengan persepsi terhadap produk

Tabel 15

Hubungan profil responden dengan persepsi terhadap produk p.94
Gambar 26 Sebaran responden berdasarkan manfaat konsumsi produk

Gambar 26

Sebaran responden berdasarkan manfaat konsumsi produk p.97
Gambar 27 Sebaran nama dagang/merek minuman khusus ibu hamil dan/atau

Gambar 27

Sebaran nama dagang/merek minuman khusus ibu hamil dan/atau p.98
Tabel 21  Hubungan antara profil responden dengan frekuensi konsumsi produk

Tabel 21

Hubungan antara profil responden dengan frekuensi konsumsi produk p.101
Gambar 1 Tahapan perumusan SNI

Gambar 1

Tahapan perumusan SNI p.142
Tabel 1 Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil

Tabel 1

Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil p.143
Tabel 2 Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007)

Tabel 2

Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007) p.146
Gambar 2  Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002)

Gambar 2

Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002) p.148
Tabel 3 Kerangka Pikir Penelitian (lanjutan)

Tabel 3

Kerangka Pikir Penelitian (lanjutan) p.150

References

Related subjects :

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in