TUGAS AKHIR
ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
(PERSERO)
Oleh:
TIARA REIZSA ADHITYA 112102091
PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : TIARA REIZSA ADHITYA
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 112102091
JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : ANALISA RASIO PADA LAPORAN
KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA II (PERSERO) Tanggal : 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19510425 198203 1 002 Drs. H. Hotmal Ja’far, M.M, Ak
Tanggal : 2014 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi
NIP . 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : TIARA REIZSA ADHITYA
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 112102091
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Medan, 2014
112102091
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segalapujihanyabagi Allah SWT.Shalawat dan salam kepada
junjungankitaRasullullah SAW. Atasrahmatdanlimpahankarunia-Nya,
sayaselakupenulisdapatmenyelesaikantugasakhirinidenganbaik. Tugas Akhir ini
sebagaisyaratdalampenyelesaian program studi Diploma III
AkuntansipadaFakultasEkonomidanBisnis di Universitas Sumatera Utara.
Tugasakhirini disusun berdasarkanapa yang telah dilakukan dan didapat
selamapenelitian di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) di JalanTanjungMorawa
Km. 16,5 Medan, dengan mengangkat judul “Analisa Rasio pada Laporan Keuangan
untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)”.
Dalampenyusunanhinggapenyelesaiantugasakhir, penulis mendapatkan bantuan
dari banyak pihak. Untuk itu penulis
mengucapkanterimakasihterhadappihak-pihakterkait yang telahmemberikan bantuan dan atensi dalam penyusunan
tugasakhirini, khususnya kepada:
1. BapakBhataraMoedaNasutionselakuDirekturUtama PT. Perkebunan
Nusantara II.
2. BapakBambangSutrisnoselakuKepalaBagian SDM PT. Perkebunan Nusantara
4. Bapak E. Sitorus, M.Si., selaku Ka. Urusan Pelaporan Manajemen Akuntansi
dan Bapak Imam Wahdan selaku Ka. Urusan Aktiva Tetap dan Barang.
5. Bapak Nuriman Alamsyah, Bapak Miando Pulungan, dan Bapak ST.
Panjaitan, M.Si.,Ak,selaku pembimbing penulis selama penelitian sehingga
dapat terselesaikannya tugas akhir ini.
6. BapakHudri, Bapak Armada, BapakMunir, BapakSunarto,Ibu Zakia Gustin,
Bapak Binsar dan BapakIhsan.
7. Bapak Prof. Dr. AzharMaksum, M.Ec. Ac. Ak, CA
selakuDekanFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara.
8. BapakFahmiNatigorNasution,SE.MAcc, Ak. SelakuPembantuDekan I
FakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara.
9. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak. SelakuKetua Program Studi Diploma III
AkuntansiFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara.
10. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas EkonomidanBisnisUniversitasSumatera
Utara.
11. Bapak Drs. H. Hotmal Ja’far, M.M, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tempat untuk memberikan arahan dan bimbingan
12. Teristimewakepadakedua orang tua, abang dan adik penulis yang
telahmemberikandukunganbaikmorilmaupunmaterilsehingga penulis
dapatmenyelesaikan tugas akhir ini.
13. Seluruhteman-teman di D-III AkuntansiGrup B khususnyarekan penulis T.
Dindra Melissa, FauziAbdillah, danAzwardhiYurnalisyang
telahmembantuuntukmelaksanakanpenelitian dan diskusi-diskusi
hinggaterselesainya penyusunan tugasakhirini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasihkepadaseluruhpihak-pihak yang
telahbanyakmemberikanarahan, pembelajaran, danpengalaman yang
tidakternilai.Mohonmaafjika salah satu diantaranya tidak disebutkandiatas.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kelemahan, baik dari
segi isi, penyajian, maupun ejaan. Hal ini dikarenakan oleh kekurangan penulis
dalam hal waktu, sumber rujukan dan analisis. Untuk itu peulis sangat
mengharapkan berbagai saran dan masukan untuk perbaikan di masa-masa
selanjutnya.
Medan,Juli 2014
Tiara ReizsaAdhitya 112102091
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D.Rencana Penulisan ... 5
1. Jadwal Survey/Observasi ... 5
2. Rencana Isi ... 6
BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)... 8
B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) ... 12
C. Job Description ... 13
F. Rencana Usaha/Kegiatan ... 24
BAB III : ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) A. Kinerja Keuangan ... 27
1. Definisi Kinerja Keuangan Perusahaan ... 27
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan ... 28
B. Laporan Keuangan ... 30
1. Definisi Laporan Keuangan ... 30
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 32
C. Analisa Laporan Keuangan ... 35
D. Analisa Rasio Likuiditas ... 42
E. Analisa Rasio Solvabilitas ... 48
F. Analisa Rasio Rentabilitas ... 50
G. Evaluasi Rasio Keuangan ... 53
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel I.1 Jadwal Survey/Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir .. 6
Tabel II.1 Job Description PT. Perkebunan Nusantara II ... 13
Tabel III.1 Penghitungan Rasio Kas (Cash Ratio) ... 44
Tabel III.2 Penghitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) ... 45
Tabel III.3 Penghitungan Rasio Lancar (Current Ratio) ... 46
Tabel III.4 Penghitungan Net Working Capital to Sales ... 47
Tabel III.5 Penghitungan Solvabilitas ... 49
Tabel III.6 Penghitungan Deb to Equity Ratio ... 50
Tabel III.7 Penghitungan Gross Profit Margin ... 51
Tabel III.8 Penghitungan Net Profit Margin ... 52
Tabel III.9 Penghitungan Laba Investasi ... 52
Tabel III.10 Penghitungan Return On Equity (ROE) ... 53
Tabel III.11 Penghitungan Return On Investment (ROI) ... 53
Tabel III.12 Penghitungan Cash Ratio ... 54
Tabel III.13 Penghitungan Current Ratio (CR) ... 54
Tabel III.14 Penghitungan Collection Period (CP) ... 55
Tabel III.17 Penghitungan Total Modal Sendiri atas Total Aktiva... 56
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar II.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara II ... 11
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Neraca PT. Perkebunan Nusantara II ... 61
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan atau bidang usaha memiliki sumber informasi mengenai
posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang
terbentuk dalam laporan keuangan. Kemajuan maupun kemunduran perusahaan
dapat dilihat dari laporan keuangan, dimana laporan keuangan merupakan bentuk
dari perkembangan perusahaan di setiap waktunya. Laporan keuangan diterbitkan
oleh perusahaan guna mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar
laporan keuangan dapat lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang
tepat, maka laporan keuangan tersebut harus dikonversikan menjadi informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan yang ekonomis. Hal ini dilakukan
dengan beberapa cara yang salah satunya adalah melakukan analisis laporan
keuangan dengan model rasio dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Pada dasarnya laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi
keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak berkepentingan yang dijadikan
sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan (Sutrisno, 2007:9).
penting bagi suatu perusahaan. Harahap (2007 : 195) menegaskan tentang
pentingnya tujuan analisis laporan keuangan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat
dalam laporan keuangan biasa.
2. Menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata dari suatu laporan
keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan.
3. Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Mengungkap hal-hal yang tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan, baik berkaitan dengan komponen intern laporan keuangan
maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan
model-model dan teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peringkat (rating).
6. Memberikan informasi yang di inginkan oleh para pengambil keputusan .
7. Menentukan peringkat (rating) perusahaan kriteria tertentu yang sudah
dikenal dalam dunia bisnis.
8. Membandingkan situasi perusahaan dengan standar normal dan ideal.
9. Memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan baik posisi keuangan,
hasil laba, struktur keuangan dan dapat juga memprediksi potensi arah yang
mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.
rasio-rasio keuangan yaitu penelitian yang berkaitan dengan penilaian atas kinerja
keuangan dalam suatu perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) yang bergerak di bidang perkebunan
sama seperti perusahaan pada umumnya, yakni bertujuan meningkatkan laba
melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan. PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) dalam mengetahui kondisi keuangan
perusahaannya perlu melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan,
sepertimenggunakan analisa rasio keuangan. Masalah yang dihadapi oleh PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) dalam aspek penilaian kinerja keuangan ini
berkaitan dengan hutang yang meningkat, likuid atau tidaknya akan terlihat pada
analisa rasio keuangan yang terbagi atas tiga rasio khusunya pada rasio likuiditas.
Analisa rasio mengekspresikan hubungan antara data-data laporan keuangan
terpilih. Hubungan ini diekspresikan dalam istilah persentase, tingkat, atau
proporsi sederhana.Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan
rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan di setiap tahunnya.
Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio
neraca yaitu rasio yang disusun dari data berasal dari neraca, rasio-rasio laporan
laba rugi yang disusun dari data berasal dari perhitungan laba rugi, dan rasio-rasio
antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan laporan laba rugi. Rasio
Salah satu aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan adalah
menilai kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu kinerja keuangan
merupakan hal penting bagi setiap perusahaan dalam menghadapi persaingan
bisnis untuk dapat mempertahankan perusahaan agar tidak mengalami penurunan
dari aspek keuntungan maupun kinerja.
Suatu perusahaan perlu melakukan analisa terhadap laporan keuangan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan dan membandingkan kondisi perusahaan
dari tahun sebelumnya dengan tahun yang sedang berjalan. Hal ini akan diketahui
apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan dapat
mempertimbangkan keputusan yang akan diambil di tahun yang akan datang
sesuai dengan kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian untuk menilai kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio pada
laporan keuangan, dengan mengangkat judulsebagai berikut : “Analisa Rasio pada Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)”.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan sebagaimana dikemukakan pada latar belakang masalah diatas,
1. Apakah rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero)?
2. Rasio apa sajakah yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah analisa rasio terhadap
laporan keuangan dapat menilai kinerja keuangan perusahaan atau tidak. Selain
itu, tujuan penelitian juga untuk mengetahui rasio apakah yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan.
Dengan berhasilnya penelitian ini maka akan diperoleh beberapa manfaat,
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini bermanfaat mengetahui penilaian kinerja
keuangan melalui analisa rasio untuk membuat perbandingan di setiap
tahunnya sebagai bahan pendukung dalam membuat keputusan sesuai kinerja
keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero).
2. Bagi Penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam menerapkan teori yang
telah diperoleh selama masa studi dengan praktek yang sesungguhnya,
menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman.
3. Bagi Pembaca, penelitian ini untuk dapat dijadikan sebagai referensi dalam
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung
Morawa. Jadwal kegiatan disajikan pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel I.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
NO Kegiatan Juni2014 Juli2014
I II III IV I II III 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Dalam bab ini penulis membahas latar belakang masalah yang
akan menjadi dasar dalam penulisan, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang meliputi
jadwal penelitian, serta rencana isi.
BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Dalam bab ini yang diuraikan adalah seputar perusahaan yang
menjadi objek penelitian, dimulai dari sejarah ringkas PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero), struktur organisasi
perusahaan, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja
terkini, dan rencana usaha/kegiatan.
BAB III : ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Dalam bab ini penulis membahas pokok persoalan terkait judul
tugas akhir, dengan pembahasan kinerja keuangan, laporan
keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, analisa
laporan keuangan, analisa rasio likuiditas, analisa rasio
solvabilitas, analisa rasio rentabilitas, dan juga evaluasi
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis membuat pembahasan dalam tugas akhir ini
maka bab ini adalah bab terakhir dari penulisan yang berisi
kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penelitian.
BAB II
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara II (Persero).
Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan II yang bergerak dibidang Pertanian
dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris G.H.S Loemban Tobing SH
Nomor 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Nomor 54 tanggal
21 Desember 1976, dan Pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan
No. Y.A 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran
Negara Nomor 52 tahun 1978 sebagai tambahan Berita Negara RI No. 6 tanggal
20 Januari 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I
Medan tanggal 19 Pebruari 1977 dengan Nomor 10/1977. PT.Perseroan Terbatas
ini bernama: Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan II, disingkat ‘PT. Perkebunan
II’ merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN. Perkebunan II dan PN.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis membuat pembahasan dalam tugas akhir ini
maka bab ini adalah bab terakhir dari penulisan yang berisi
kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penelitian.
BAB II
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara II (Persero).
Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan II yang bergerak dibidang Pertanian
dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris G.H.S Loemban Tobing SH
Nomor 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Nomor 54 tanggal
21 Desember 1976, dan Pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan
No. Y.A 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran
Negara Nomor 52 tahun 1978 sebagai tambahan Berita Negara RI No. 6 tanggal
20 Januari 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I
Medan tanggal 19 Pebruari 1977 dengan Nomor 10/1977. PT.Perseroan Terbatas
ini bernama: Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan II, disingkat ‘PT. Perkebunan
II’ merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN. Perkebunan II dan PN.
Pendirian Perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 1975. Mulai tahun 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar
Biasa Pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut diatas telah dirobah dan
diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus
1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985
dengan persetujuan Menteri Kehakiman No. C2-5013-HT.0104 tahun 1985
tanggal 14 Agustus 1985.Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal 20-12-1990 Akte tersebut mengalami perobahan kembali dengan
Akte Notaris Imas Fatimah No. 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan
Menteri Kehakiman No.C2-4939-HT.01.04 TH-91 tanggal 20 September 1991.
Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi
berdasarkan Wilayah kerja, dimana PT. Perkebunan II (Persero) yang didirikan
dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 6 tanggal 1 April 1974 &
PT. Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH No.
100 tanggal 18 September 1983, dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan
nama PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) yang dibentuk dengan Akte Notaris
Harun Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11 Maret 1996, kemudian diperbarui
Anggaran Dasar ini direvisi kembali dengan Akte Notaris Nur Muhammad Dipo
Nusantara Pua Upa, SH. No.33 tanggal 13 Agustus 2008.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
tentang peleburan PT. Perkebunan II dan PT. Perkebunan IX menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara II tanggal 14 Februari
1996 bahwa terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, PT. Perkebunan Nusantara II
telah didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No.35 yang ditetapkan di
Jakarta tanggal 11 Maret 1996, kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris Sri
Rahayu Prasetyo, SH. No.7 tanggal 08 Oktober 2002.Anggaran Dasar ini direvisi
kembali dengan Akte Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH.
No.33 tanggal 13 Agustus 2008.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) mengelola budidaya kelapa sawit,
karet, tembakau dan tebu. Perusahaan mengelompokkan unit usaha dalam Distrik
Unit Usaha dan Unit Pengembangan. Distrik Usaha yang dikelola terdiri atas :
Distrik Tanaman Tahunan Rayon Utara, Distrik Tanaman Tahunan Rayon
Selatan, Distrik Tanaman Tebu, Distrik Tanaman Tembakau dan Distrik Rumah
Sakit. Sedangkan pengelompokan Kebun Pengembangan adalah : Kebun Arso
dan Prafi didaerah Papua. Masing-masing Distrik Unit Usaha (DUU) dipimpin
oleh 1 (satu) orang Manajer sementara Kebun Pengembangan dipimpin oleh
Pada tanggal 09 Juni 2009 PT Perkebunan Nusantara II ( Persero)
melakukan kerja sama dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holding BHD.
(KLK. PH) untuk mendirikan Perusahaan patungan (PT LNK), selanjutnya pada
tanggal 01 Juli 2009 PTP Nusantara II (Persero) melakukan kerja sama operasi
(KSO) dengan PT. LNK untuk mengelola Distrik Rayon Tengah ( 5 unit usaha
kebun termasuk 2 pabrik kelapa sawit di dalamnya).
Saat ini perusahaan mengelola sendiri 35 unit usaha, termasuk 6 unit Pabrik
Kelapa Sawit (PKS), 2 unit Pabrik Gula (PG), 2 unit Pabrik Karet, 3 unit Rumah
Sakit (RS), 1 unit Bengkel Pusat (BP), 1 unit Balai Penelitian Tembakau Deli
(BPTD), dan 1 unit Riset dan Pengembangan Tebu (Risbang Tebu).
Logo Perusahaan
Gambar II.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara II Visi, Misi dan Nilai Budaya PT. Perkebunan Nusantara II
Perusahaan ini memiliki Visi, Misi dan Nilai Budaya sebagai berikut:
Misi
Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya usaha, memberikan kontribusi
optimal, menjaga kelestarian dan pertambahan nilai
Nilai Budaya
Profesional, Kesetaraan, Kemakmuran, Kejujuran, Integritas, dan Kerjasama
B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II
R.U.P.S
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Dir.SDM / UMUM Dir.Pemasaran/ RenBang Dir.Keuangan Dir.Produksi B a g ia n T a n a m a n T a h u n a n B a g ia n T e h n ik T a n . T a h u n a n B agi an P em bi ay aan B agi an A k untans i & T I B agi an P engadaa n B a g ia n P e n g em b a n g a n B a g ia n P em as a ra n Ba g ia n P er en c a n a an & P e n g k a jia n B agi an UM U M B a gi an S DM B ag ia n S P I B a g ia n H u k u m & P e rt a n a h a n B a g ia n T e h n ik /P e n g o la h a n T a n . S e m u s im B a g ia n P e n g o la h a n T a n .T a h u n a n B agi an S ek reta ri at Distrik
Tembakau Distrik Tebu
Distrik Rumah Sakit Distrik Rayon Selatan Distrik Rayon Utara Rumah Sakit Kebun/Unit Kebun Kebun Kebun Bengkel
Pusat Kebun BPTD Risbang Tebu
Gambar II.2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II
C. Job Description
Dewan Komisaris
Sesuai dengan Akte Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa SH No. 33
tanggal 13 Agustus 2008 pasal 15, Dewan Komisaris bertugas:
1. Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan
pengurusan perseroan.
2. Memberi Nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
3. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan II No.
II.0/KPTS/R.121/IX2007 tanggal 25 September 2007, maka ditetapkan Bagan
Organisasi dan fungsi sebagai berikut:
Tabel II.1 Job Description PT. Perkebunan Nusantara II
Bagian Uraian Kegiatan
Direktur Produksi Bertanggung jawab kedalam kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan
Komisaris yang mengelola bidang Tanaman,
produksi, Teknik dan Teknologi Tanaman,
Pengolahan Tanaman Tahunan dan sarana
lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.
Direktur Keuangan Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris,
yang mengelola bidang Pengadaan,
Keuangan dan Akuntansi.
Direktur SDM/Umum Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris,
yang mengelola bidang pembinaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia,
masalah hubungan antar kerja dan sosial
umum.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur
Utama, keluar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
yang mengelola bidang tanaman semusim,
Teknik dan Teknologi Tanaman Semusim,
bidang-bidang yang berhubungan
administrasi Sekretariat Direksi dan masalah
Protokol serta Humas.
Bagian Satuan Pengawasan Intern
Membantu Direktur Utama dalam
mengadakan penilaian atas sistem
pengendalian pengelolaan (manajemen) dan
pelaksanaannya di bidang-bidang Tanaman,
Teknik/tekonolgi, Keuangan, Personalia dan
Umum, Pemasaran dan Pengadaan dan
memberikan saran-saran perbaikan
Bagian Perencanaan & Pengkajian
Membantu melaksanakan penilaian atas
sistem pengendalian pengelolaan
(manajemen) dan pelaksanaannya di
bidang-bidang Tanaman, Teknik/Teknologi
Tanaman Semusim, Keuangan, Personalia &
Umum, Pemasaran & Pengadaan dan
memberikan saran-saran perbaikannya.
Bagian Tanaman Membantu Direktur Produksi dalam menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan,
yang berhubungan dengan produksi,
pemelihraan, investasi tanaman serta
peremajaan, rehabilitasi, konversi,
diversifikasi, pupuk, bahan pertanian dari
gudang ke lapangan dan hasil tanaman ke
pabrik kebun Tanaman Tahunan.
Bagian Pembiayaan Membantu Direksi dalam menyelenggarakan pengadaan sumber dan penggunaan dana
Bagian Akuntansi Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di bidang
Akuntansi Keuangan, Akuntansi
Manajemen, Administrasi Kantor Direksi
Verifikasi/Inspeksi, Teknologi dan Informasi
dan kelengkapan pendukung.
Bagian Pengadaan Membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pengadaan
barang-barang lokal maupun import.
Bagian Pemasaran Membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang
berhubungan dengan pemasaran komoditi
primair yang meliputi Kelapa Sawit, Karet,
Tembakau, dan Tebu.
Bagian Sumber Daya Manusia
Membantu Direksi melaksanakan
fungsi-fungsi Manajemen yang mencakup kegiatan
Administrasi Karyawan, pension Karyawan
dan pemenuhan social dan kesejahteraan
serta hubungan antar kerja.
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia
yang mencakup kegiatan pendidikan dan
Bagian Umum Membantu Direktur SDM/Umum yang berhubungan dengan masalah umum Rumah
Tangga Kantor Direksi.
Bagian Hukum dan Pertanahan
Membantu Direktur SDM/Umum dalam
melaksanakan masalah Hukum dan Agraria.
Bagian Teknik & Pengolahan Tanaman Semusim
Membantu Direktur RenBang dalam
melaksanakan pekerjaan Tanaman Semusim
yang berhubungan dengan
mesin-mesin/instalasi listrik, traksi dan dinas
sipil/bangunan. Melaksanakan pekerjaan
yang berhubungan dengan pengolahan,
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam melaksanakan sistem dan prosedur
yang dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu produksi dan kinerja
lingkungan.
Bagian Teknik& Pengolahan Tanaman Tahunan
Membantu Direktur Produksi dalam
melaksanakan pekerjaan Tanaman Tahunan
yang berhubungan dengan
mesin-mesin/instalasi listrik, traksi dan dinas
sipil/bangunan.
Kebun/Dinas Merupakan aparat/alat perusahaan untuk menghasilkan komoditi Kelapa Sawit, Karet,
Tembakau, Tebu dan jasa-jasa lainnya untuk
D. Jaringan Usaha/Kegiatan
PTPN II mengusahakan komoditi Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Gula dan
Tembakau.Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 85.988,92 ha,
karet 10.608,47 ha dan kakao seluas 1.981,96 ha.Selain penanaman komoditi
pada areal sendiri plus inti, PTPN II juga mengelola areal plasma milik petani
seluas 22.460,50 ha untuk tanaman kelapa sawit.Disamping itu PTPN II juga
mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan tembakau.Tanaman tebu
lahan kering ditanam pada areal seluas 13.226,48 ha.
Lokasi kebun, pabrik dan unit perusahaan
Berikut lokasi kebun perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Tanjung Morawa :
1. Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau terletak di Kabupaten Deli
Serdang
2. Kebun Melati terletak di Kabupaten Sergei
3. Kebun Patumbak terletak di Kabupaten Deli Serdang
4. Kebun Bandar Klippa terletak di Kabupaten Deli Serdang
5. Kebun Limau Mungkur terletak di Kabupaten Deli Serdang
6. Kebun Sawit Hulu Utara terletak di Kabupaten Langkat
7. Kebun Sawit Hulu Selatan terletak di Kabupaten Langkat
10. Kebun Sawit Seberang terletak di Kabupaten Langkat
11. Kebun Babalan terletak di Kabupaten Langkat
12. Kebun Batang Serangan terletak di Kabupaten Langkat
13. Kebun Air Tenang terletak di Kabupaten Langkat
14. Kebun Tandem terletak di Kabupaten Langkat
15. Kebun Bulu Cina terletak di Kabupaten Deli Serdang
16. Kebun Klumpang terletak di Kabupaten Deli Serdang
17. Kebun Helvetia terletak di Kabupaten Deli Serdang
18. Kebun Sampali terletak di Kabupaten Deli Serdang
19. Kebun Sei Semayang terletak di Kabupaten Deli Serdang
20. Kebun Kwala Madu terletak di Kabupaten Langkat
21. Kebun Kwala Bingei terletak di Kabupaten Langkat
22. Kebun Tandem Hilir terletak di Kabupaten Langkat
23. Kebun Tanjung Jati terletak di Kabupaten Langkat
24. Kebun Prafi terletak di Provinsi Papua Barat
25. Kebun Arso terletak di Kabupaten Papua
Berikut lokasi pabrik perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Tanjung Morawa :
1. Pabrik Gula Sei Semayang terletak di Kabupaten Deli Serdang
Berikut lokasi unit usaha perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Tanjung Morawa :
1. Rumah Sakit GL Tobing terletak di Kabupaten Deli Serdang
2.. Rumah Sakit Bangkatan terletak di Kotamadya Binjai
3. Rumah Sakit Tanjung Selamat terletak di Kabupaten Langkat
4. Balai Penelitian Tembakau Deli terletak di Kabupaten Deli Serdang
5. Riset/Pengembanagn Tebu terletak di Kabupaten Deli Serdang
6. Bengkel Pusat terletak di Kabupaten Deli Serdang
Operasional perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan merupaka hasil penggabungan dari
PT.Perkebunan II (Persero) dan PT.Perkebunan IX (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 07/1996 tentang konsolidasi PT.
Perkebunan Lingkup BUMN. Didirikan berdasarkan Akte Notaris Harun
Kamil,S.H. No. 35 tanggal 11 Maret 1996 dan diperbaharui dengan Akte Notaris
Sri Rahayu H. Prasetyo,S.H. No. 07 tanggal 8 Oktober 2002, yang disahkan oleh
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
C-20859.HT.01.04 TH 2002 tanggal 25 Oktober 2002.
Wilayah perkebunan tersebar di Sumatera Utara dan Papua, terdiri dari
Untuk mengahadapi tantangan bisnis global, maka PTPN II kedepan akan
terfokus terhadap pengelolaan bisnis perkebunan dan bisnis non perkebunan
dengan memanfaatkan aset-aset non produktif serta ekstensifikasi usaha
perkebunan melalui Agro Wisata, Agro Bisnis, dan Agro Industri. Seluruh unit
usaha diintegrasikan dalam beberapa Strategic Business Unit yaitu 5 Distrik
Perkebunan, 1 Distrik Rumah Sakit, 2 Unit Penelitian, dan 1 Unit Bengkel.
Areal yang dimiliki PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) tersebar di wilayah
Sumatera Utara dan Papua, total luas areal 112.625,11 Ha, pada sebaran wilayah
Sumatera Utara seluas 107.104,59 Ha dan Papua seluas 5.520,52 Ha. Untuk
mendukung kegiatan usaha perusahaan membangun unit pengolahan berupa
Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Kering, Pabrik Crumb Rubber, Pabrik Lateks
dan Pabrik Gula dengan kapasitas terpasang sebagai berikut :
Sarana Pabrik/Pengolahan
6 Unit Pabrik Kelapa Sawit :
2 Unit Pabrik RSS
2 Unit Pabrik Gula
Kapasitas Terpasang
Pabrik Kelapa Sawit : 280 Ton TBS/Jam :
Pabrik RSS : 19 Ton KK/Hari
Pabrik Kelapa Sawit : 177,33 Ton TBS/Jam
Pabrik RSS : 4,98 Ton KK/Hari
Pabrik Gula : 7.600 Ton TCD/Hari
E. Kinerja Terkini
Secara umum pencapaian kinerja perusahaan Tahun 2013 dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Perhitungan Laba/ Rugi
Tahun 2013 Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp .100.166 juta atau
dibawah RKAP sebesar Rp 134.344 juta dan dibawah Real Tahun 2012
sebesar Rp 131.439 juta.
2. Neraca
Total asset Tahun 2013 sebesar Rp 3.320.286 juta dibanding dengan RKAP
2013 sebesarRp 3.394.703 juta berada dibawah RKAP sebesar Rp 74.417
juta (2,19%) dan dibanding dengan Realisasi Tahun 2012 Rp. 2.765.252 juta
berada diatas sebesar Rp 554.034 juta (20,07%), hal ini terutama disebabkan
bertambahnya aktiva tetap karena pertambahan investasi.
3. Pemasaran
Secara keseluruhan kuantum penjualan perkomoditi Tahun 2013 berada
dibawah RKAP tahun 2013 kecuali Gula dan Tetes dan bila dibanding Real
juta, berada dibawah RKAP sebesar Rp. 295.120 juta (16,01%), dan berada
diatas Real Tahun 2012 sebesar Rp. 61.426 juta (4,13%).
F. Rencana Usaha/Kegiatan
1. Pelepasan Kebun Prafi (Papua Barat)
PTPN II akan melanjutkan proses penghapusbukuan dan pelepasan aset
Kebun Prafi, Sehubungan dengan telah diperolehnya Surat Persetujuan
Menteri BUMNNo.S-30/MBU/2014 tanggal 28 Januari 2014.
2. Pendirian anak perusahaan PT. Rumah Sakit
Sesuai dengan Undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009, bahwasanya
semua rumah sakit diharuskan berbadan hukum sendiri, maka PTPN II sedang
melakukan proses pendirian anak perusahaan Rumah Sakit yang akan
diselesaikan diawal tahun 2014.
3. Pengelolaan Kebun Barumun dengan pola KSO
Pengelolaan Kebun Barumun untuk tahun 2013 dilaksanakan dengan pola
KSO sembari mempersiapkan kajian pemberdayaan aset terbaik untuk Kebun
Barumun ini.Dengan pola KSO ini maka Kebun Barumun tidak lagi
memberikan kontribusi kerugian kepada PTPN II.
Pelaksanaan Tender/proses seleksi Mitra Strategis untuk proyek Kota Deli
Megapolitan telah disetujui oleh Pemegang Saham sesuai surat
No.S-652/MBU/2011 tanggal 6 Desember 2011 dan PTPN II telah memulai proses
seleksi dengan membuat Iklan di 7 Harian Nasional pada tanggal 15
Desember 2011 yang lalu, kegiatan seleksi telah dilaksanakan di tahun 2013.
Saat ini masih dalam proses persetujuan di Menteri BUMN.
5. Optimalisasi Aset Eks. RS. Tembakau Deli dan Eks. Kantor Helvetia
Rencana optimalisasi aset eks.RS.Tembakau Deli dan Eks. Kantor Helvetia
untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan akan diteruskan ditahun
2014, dengan menyusun pola pengelolaan yang menguntungkan dengan
BAB III
ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
(PERSERO)
A. Kinerja Keuangan
1. Definisi Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja. Indra Bastian
(2006:274) menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran pencapaian
pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalammewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi suatu organisasi. Dengan demikian kinerja menjadi suatu ukuran tingkat
ketercapaian hasil dari pekerjaan yang dilakukan berdasarkan target yang
ditetapkan sebelumnya.
dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang
lain (Agnes Sawir, 2005:6). Kinerja keuangan adalah suatuanalisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telahmelaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangansecara baik dan benar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Akhmad Solikin (2006) yang menyatakan bahwa
kinerja keuangan merupakan kinerja kegiatan operasional yang berdimensi
keuangan. Konsep kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada
suatu periodetertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya
laporan labarugi dan neraca. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi
kewajibannyaterhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Bagi setiap perusahaan kinerja menjadi aspek penting yang harus
dioptimalkan pencapaiannya. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi
pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk
memenuhi kepentingan para anggotanya. Kinerja perusahaan merupakan suatu
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan
alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam
Berdasarkan definisi-definis di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi mencapai target-target
yang telah ditetapkan dalam anggarannya guna mewujudkan visi dan misi
perusahaan
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan dari penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2004:31) adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya
termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta
Selain tujuan, adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatannya.
b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka
pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian
dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang
akan datang.
d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada
umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Definisi Laporan Keuangan
Akuntansi keuangan merupakan salah satu perangkat manajemen yang
menyajikan informasi dari posisi keuangan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dalam menentukan keputusan-keputusan
laporan keuangan, terlebih dahulu penulis akan menguraikan pengertian dari
laporan keuangan menurut beberapa ahli ekonomi.
Deanta (2009:3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakaninformasi
historis, di mana timbulnya laporan keuangan setelah munculnya transaksi yang
kemudian dicata dan dibuat laporan keuangannya. Laporan keuangan menjadi
bahan informasi bagi para pemakainya sabagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga
sebagai pertanggung jawaban atau accountability, sekaligus menggambarkan
indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Menurut Harahap (2007:54)Laporan keuangan adalah informasi yang sangat
penting yang memberikan gambaran tentang situasi ekonomis suatu perusahaan.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan informasi yang ada di dalam
laporan keuangan akan menjadi lebih transparan, lebih akurat, dan lebih dalam
sehingga seorang pengambil keputusan akan mendapat bahan-bahan yang lebih
lengkap sehingga diharapkan keputusan yang diambil dengan berbagai cara yang
disebutkan diatas akan menjadi lebih baik.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi, laporan keuangan terdiri dari :
a. Daftar neraca yang mengambarkan posisi keuangan perusahaan pada periode
b. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba atau
rugi yang menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama periode
tertentu serta biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut dan
labanya.
c. Laporan sumber dan penggunaan dana, disini dimuat sumber dana dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dana bisa diartikan kas, bisa
juga modal kerja.
Laporan arus kas, laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas
keluar yang dalam formatnya dibagi dalam kelompok-kelompok kekuatan
organisasi, kegiatan investasi dan kegiatan pembiayaan(Harahap, 2007:105).
2. Tujuan Laporan Keuangan
Akuntansi menghasilkan informasi melalui laporan keuangan yang diterbitkan
pada waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, sebelum membahas lebih jauh
mengenai laporan keuangan akan lebih baik apabila kita mengetahui
pengertiannya terlebih dahulu. Menurut Belkaoui, dkk (2004:212), APB Statement
No. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan menjadi tujuan khusus, tujuan
umum, dan tujuan kualitatif, serta menempatkannya di bawah suatu kumpulan
pembatasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
a. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
b. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber
daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis.
2) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan
dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan
untuk memeroleh laba
3) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
4) Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan
dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
5) Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan
pengguna laporan
c. Tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
1) Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang mewakili kemungkinan
paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam
keputusan ekonomi mereka.
2) Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas,
tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
3) Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh
metode-4) Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
pengguna-pengguna yang spesifik.
5) Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal,
untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
6) Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti
perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh
perbedaan akuntansi keuangan yang diterapkan.
Selanjutnya menurut Suwardjono (2002:11), kualitas informasi yang tinggi
akan memberi kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Dengan kata
lain, kualitas informasi bergantung pada kebutuhan pemakai (relevansi) dan
proses penyediaan informasi (reliabilitas). Relevansi dan reliabilitas
(keterandalan) merupakan kualitas informasi utama yang dianjurkan oleh
Financial Accounting Standards Board (FASB). Berikut ini kedua karakteristik
kualitatif utama tersebut.
a. Relevansi (relevance)
b. Reliabilitas (reliability)
Laporan keuangan memiliki tiga elemen pokok. Suwardjono (2002:27)
a. Aktiva (Assets) adalah kekayaan atau sumber ekonomik yang dikuasai
perusahaan dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
(biasanya mencari laba).
b. Kewajiban (liabilities) merupakan suatu jumlah yang harus diserahkan kepada
pihak lain (dalam bentuk barang atau jasa) menggunakan kekayaan
perusahaan.
c. Ekuitas (equity) merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban. Dari sudut
pandang pemilik, ekuitas merupakan hak residual pemilik setelah semua
aktiva dikurangi semua kewajiban perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang
perusahaan, ekuitas dapat diartikan sebagai utang kepada pemilik.
Laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui posisi keuangan dan
perkembangan kinerja suatu perusahaan. Dari pernyataan itulah penulismencoba
melakukan analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas terhadaplaporan
keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero). Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kinerja keuanganyang telah dicapai oleh perusahaan.
C. Analisa Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004:35) analisis laporan keuangan diartikan sebagai
analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil, manakala laporan
keuangan adalah neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas. Apabila dua
pengertian tersebut digabungkan maka analisis laporan keuangan memiliki arti
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil
dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi
keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan (Sutrisno, 2007:9). Laporan
keuangan (financial steatment ) memberikan ikhtisar mengenai keadaan keadaan
finansiil suatu perusahaan, dimana neraca ( balanced sheet ) mencerminkan nilai
aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi
(income statement ) mencerminkan hasil yang dicapai selama periode tertentu
biasanya meliputi periode satu tahun.
Selanjutnya tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo dan Rifka
Juliaty (2002:53) antara lain adalah sebagai berikut:
2. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa
dating.
3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah – masalah manajemen, operasi
atau masalah lainnya.
4. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
Laporan keuangan dianalisis dengan cara menghubungkan pos-pos yang ada
dalam laporan keuangan untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam
kinerja keuangan perusahaan yang dapat menimbulkan masalah-masalah di masa
yang akan datang serta menentukan kekuatan-kekuatan perusahaan yang dapat
diandalkan. Analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keadaan di masa
lalu, sekarang dan yang akan datang. Analisis laporan keuangan dapat digunakan
sebagai prediksi kondisi dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang, hasil
dari analisis laporan keuangan akan diperoleh petunjuk/tanda tentang suatu
keadaan atau gejala dalam keuangan perusahaan. Untuk mengukur hubungan
masing-masing pos yang ada dalam laporan keuangan digunakan teknik analisis.
Dengan teknik analisis, data yang ada disederhanakan sehingga dapat lebih berarti
dan mudah dimengerti.
Analisis laporan keuangan mempelajari hubungan-hubungan daripada
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi dan hasil operasi serta
(alat-pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan
dari masing-masing pos tersebut, apabila diperbandingkan dengan laporan
keuangan dari beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu. Tujuan dari
setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga
akan lebih mudah untuk dipahami oleh pembacaatau pengguna laporan keuangan.
Menurut Djarwanto (2004) dalam bukunya yang berjudul Pokok-pokok
Analisa Laporan Keuangan, menyatakan ada empat macam analisis yang
digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu :
1. Analisis Internal
Analisis internal adalah analisis yang memiliki informasi lebih
lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan
informasi inihanya untuk internal perusahaan, tidak bisa diumumkam atau
digunakan olehpihak luar, dan sifatnya rahasia. Analisis ini berfungsi untuk
mengukur ataumengetahui tingkat efisiensi usaha dan menjelaskan
perubahan-perubahan yangterjadi pada kondisi keuangan perusahaan.
2. Analisis Eksternal
Analisis yang datanya sudah diolah oleh pihak perusahaan untuk
tujuan tertentu. Analisis ini sifatnya umum atau dapat digunakan oleh pihak
luar yangmempunyai kepentingan dengan perusahaan. Data yang lazim
3. Analisis Horisontal (Dinamis)
Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan
laporan keuangan perusahaan atau koperasi untuk beberapa periode atau
beberapa tahun, sehingga akan diketahui keadaan perkembangan perusahaan
atau koperasi.
4. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal adalah analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan atau koperasi yang hanya meliputi satu periode atau satu tahun
saja. Analisis inimemperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lainnya dalam laporankeuangan tersebut, sehingga akan dapat diketahui
keadaan keuangan atau hasiloperasi pada saat atau periode itu saja. Analisis
vertika ini disebut juga dengananalisis statis, karena kesimpulan yang dapat
diperoleh hanya untuk satu periodeatau satu tahun itu saja tanpa diketahui
perkembangan untuk periode sebelum atausesudahnya.
Teknik analisis yang digunakan oleh penulis dalam analisa laporankeuangan
adalah sebagian dari teknik analisis laporan keuangan yangdikemukakan oleh
Munawir dalam bukunya yang berjudul “Analisa LaporanKeuangan” (2004),yaitu
:
1. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk
neraca atau laporan rugi laba, baik secara individu maupun kombinasi dari
kedua laporan keuangan tersebut.
2. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih,
dengan menunjukkan :
a. Data absolut jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase
d. Perbandingan dengan rasio
e. Persentase total
3. Analisis Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode
atau teknik analisis untuk mengetahui naik turunnya tendensi keadaan
keuangan.
4. Analisis Persentase per Komponen atau common size statement, adalah suatu
metode analisis untuk mengetahui prosentase investasimasing-masing aktiva
terhadap total aktiva, serta strukturpermodalannya dan komposisi
pembiayaannya yang terjadi dalamhubungannya dengan penjualan.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk
mengetahui sumber sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk
6. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (cash flow statement analysis) adalah
suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas
atau untuk mengetahui sumber sumber serta penggunaan uang kas selama
periode tertentu.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari
periode yang satu ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu
periode dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode terentu.
8. Analisis Titik Pulang Pokok (Break Even Point),adalah suatu analisis untuk
menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh
keuntungan. Dengan anlisa break-even ini juga akan diketahui berbagai
tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
Metode dan teknik manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan
permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan
keuangan. Setiap metode atau teknik mempunyai tujuan yang sama,
yaitumembuat data lebih sederhana, lebih mudah untuk dimengerti, sehingga
dapatdigunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak
yangmembutuhkan.
serta hasi-hasil yang telah dicapai suatu perusahaan. Oleh karena itu penulis
mengadakan analisis terhadap laporan keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara
II (Persero) gunamengetahui kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.
Teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis laporan keuangan PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah metode analisa rasio. Dalam
menganalisa rasio pada data laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero), penulis menggunakan angka-angka rasio keuangan yang meliputi rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan dari kinerja keuangan perusahaan dengan cara membandingkan
tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dalam periode laporan keuangan
periode 2012 dan periode 2013.
D. Analisa Rasio Likuiditas
Menurut John J. Wild, dkk (2010:44), Rasio likuiditas (liquidity ratio)
adalah untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio likuiditas juga merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila
perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas mengukur jumlah kas
untukmembayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang
sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passive lancar (utang jangka
pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah
tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas yang
dikemukakan oleh Kasmir (2009) sebagai berikut:
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas tersedia untuk membayar utang.
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu dengan cara membandingkannya untuk beberapa periode.
h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,
dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
1. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang
kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas
seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).
Selanjutnya rumus untuk mencari cash ratio dapat digunakan dengan rumus
sebagai berikut.
���ℎ�����= Kas dan Bank
Kewajiban Lancar x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero),
[image:55.612.128.543.641.704.2]maka hasil dari cash ratio dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel III.1Penghitungan Rasio Kas (Cash Ratio)
���������
Kas dan Bank
Kewajiban Lancar x 100%
93.408.142.955 1.740.527.364.517
5,37 67.056.398.531
1.087.218.526.281 6,17
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Berdasarkan hasil analisis di atas, cash ratio PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) tahun 2013 sebesar 5,37%. Hal ini menunjukkan setiap Rp 1,00
kewajiban lancar dijamin dengan kas dan bank sebesar Rp 0,0537, ini berarti
bahwa PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) mengalami defisit kas dan bank
sebesar 0,9463 untuk setiap Rp 1,00 kewajiban lancar.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau acid test ratio merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Rumus untuk mencari quick ratio
dapat digunakan sebagai berikut.
����������=Kas + Efek + Piutang
Kewajiban Lancar x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero),
[image:56.612.127.546.112.205.2]maka hasil dari quick ratio dapat dilihat sebagai berikut:
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
����������
Kas + Efek + Piutang
Kewajiban Lancar x 100%
120.039.551.239 1.740.527.364.517
6,90 150.087.139.215 1.087.218.526.281
13,80
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Berdasarkan hasil analisis di atas, quick ratio PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) pada tahun 2013 sebesar 6,90%. Hal ini menunjukkan setiap Rp. 1,00
kewajiban lancar akan dijamin dengan Rp 0,069 kas dan efek serta piutang,
artinya bahwa posisi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) per 31 Desember
2013 tidak dapat memenuhi kewajiban lancar oleh kas dan efek serta piutang
perusahaan.
3. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk
mencari current ratio dapat digunakan sebagai berikut.
������������= Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero),
[image:57.612.129.541.112.239.2]Uraian Tahun 2013 Tahun 2012 Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
������������
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar x 100%
910.574.865.700 1.740.527.364.517
52,32 479.827.063.573
1.087.218.526.281
44,13
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Berdasar hasil analisis di atas, current ratio PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) pada tahun 2013 sebesar 52,32%. Hal ini menunjukkan setiap Rp. 1,00
kewajiban lancar akan dijamin dengan Rp 0,5232 aktiva lancar, artinya bahwa
posisi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) per 31Desember 2013 tidak dapat
memenuhi kewajiban lancar oleh aktiva lancar perusahaan.
4. Net Working Capital to Sales
Net Working Capital to Sales merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva
lancar dengan kewajiban lancar. Rumus untuk mencari net working capital to
sales dapat digunakan sebagai berikut.
������������������������ =Modal Kerja
Pendapatan x 100%
Tabel III.4Penghitungan Net Working Capital to Sales
Uraian Tahun 2013 Tahun 2012
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
������������������������
Modal Kerja
Pendapatan x 100%
(829.952.498.817) 1.548.668.370.472 -
479.827.063.573 1.087.218.526.281 -
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
E. Analisa Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Berikut adalah beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio
solvabilitas yang dikemukakan oleh Kasmir (2009) yakni:
a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya (kreditor).
b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
c. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
e. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
f. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
g. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
1. Solvabilitas
Rumus untuk mencari solvabilitas dapat digunakan sebagai berikut.
������������= Total Aktiva
Total Hutang x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero),
[image:60.612.132.541.470.609.2]maka hasil dari solvabilitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel III.5Penghitungan Solvabilitas
Uraian Tahun 2013 Tahun 2012
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
������������
Total Aktiva
Total Hutang x 100%
3.320.286.095.565 3.129.537.847.686
106,10 2.765.252.265.841 2.474.337.843.720
111,76
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk mencari cash
ratio dapat digunakan sebagai berikut.
�����������������=Total Hutang
Modal x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero),
[image:61.612.126.539.358.518.2]maka hasil dari debt to equity ratio dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel III.6 Penghitungan Deb to Equity Ratio
Uraian Tahun 2013 Tahun 2012
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
�����������������
Total Hutang
Modal x 100%
3.129.537.847.686 190.748.247.879
1.640,66 2.474.337.843.720 290.914.422.121
850,54
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) F. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan pengukuran kemampuan dalam memperoleh
laba dengan menggunakan asset atau modal perusahaan. dapat dipastikan bahwa
semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin
a. Suatu alat penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan.
b. Alat untuk membuat perkiraan laba yang akan dianggarkan peda masa
periode yang akan datang.
c. Alat pengendalian manajemen, rentabilitas dipakai sebagai alat penyusunan
rencana, budget koordinasi, evaluasi hasilpelaksanaan operasi perusahaan,
kriteria penilaian alternatif dansebagai dasar pengambilan keputusan
penanaman modal.
1. Gross Profit Margin
Rumus untuk mencari gross profit margin dapat digunakan sebagai berikut.
�����������������= Pendapatan Netto−HPP
Pendapatan Netto x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero),
[image:62.612.135.551.507.662.2]maka hasil dari gross profit margin dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel III.7Penghitungan Gross Profit Margin
Uraian Tahun 2013 Tahun 2012
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
�����������������
Pendapatan Netto−HPP
Pendapatan Netto x 100%
283.953.581.503 1.548.668.370.472
18,34 288.813.543.923
Rumus untuk mencari net profit margin dapat digunakan sebagai berikut.
���������������= Laba Setelah Pajak
Pendapatan Netto x 100%
Berdasarkan data pada laporan keuangan PT. Perkebu