POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PRESIDENT DIRECTOR
DENGAN KARYAWAN DI PT. INTERNATIONAL BUSINESS
FUTURES BANDUNG
( Studi Kasus Tentang Pola Komunikasi Organisasi President Director Dengan Karyawan Dalam Menjalin Hubungan Baik Di PT. International Business Futures
Bandung)
SKRISPI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas
Oleh:
MOCHAMAD RIZCKY PERMADI
NIM: 41810006
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
ABSTRACT
PATTERN OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION OF PRESIDENT DIRECTOR WITH EMPLOYEES IN PT. INTERNATIONAL BUSINNESS
FUTURES BANDUNG
(Case Study About Pattern of Organizational Communications of President Director With Employees in Maintaining Good Relationships in PT. International Business
Futures Bandung)
By:
MOCHAMAD RIZCKY PERMADI NIM. 41810006
This research under guidance : Adiyana Slamet, S.IP., M.Si.
The purpose of these research was to knowed pattern of organizational communication of President Director with employees in PT. International Business Futures Bandung. The goal of these research was to know current of communication messages, and obstacle of organizational communication of President Director with employees to plait a good relationship in PT. International Business Futures Bandung.
These research used qualitative approach, whereas the desain of researched use was case study. The process of informant selection used purposive sampling technical. Those except, collected data technical with personal interviewed, participated observation, documentation, and searched data on internet. Analys data technical used Miles ciclus model and Huberman to discuss about researched problem.
Results of research on patterns of communication with employees of the President Director of PT. International Business Futures Bandung shows that the flow of communication messages in PT. International Business Futures Bandung is vertical and run effectively. Then it will generate a good relationship and good employee morale so that the employee's performance will go smoothly which then will lead to success in achieving corporate goals. Communication barriers experienced by the President Director of the employee is in the form of language problems and differences in the meaning of the term of office status.
Conclusion of researched was President Director with employees to plait a good relationship and they were communicate through current of communication messages. The obstacle of communication happens at President Director with employees because obstacle was exactly happens in communication.
Sugestions these research the use of the term language should be more attention to be used to better the creation of understanding between the two sides as well as the convenience of employees, especially for employees barumasuk and do not understand at all.
ABSTRAK
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PRESIDENT DIRECTOR DENGAN KARYAWAN DI PT. INTERNATIONAL BUSINESS FUTURES BANDUNG ( Studi Kasus Tentang Pola Komunikasi Organisasi President Director Dengan karyawan
Dalam Menjalin Hubungan Baik Di PT. International Business Futures Bandung)
Oleh:
MOCHAMAD RIZCKY PERMADI NIM. 41810006
Skripsi ini dibawah bimbingan, Adiyana Slamet, S.IP., M.Si.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pola komunikasi organisasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui arus pesan komunikasi dan hambatan komunikasi organisasi President Director dengan karyawan dalam menjalin hubungan baik di PT. International Business Futures Bandung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipasif, dokumentasi, dan pencarian data di internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah model siklus Miles dan Huberman untuk membahas mengenai permasalahan penelitian.
Hasil penelitian tentang pola komunikasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung menunjukan bahwa Arus pesan komunikasi yang ada di PT. International Business Futures Bandung adalah vertical dan berjalan dengan efektif. Maka itu akan menghasilkan hubungan baik dan semangat kerja karyawan yang bagus sehingga kinerja karyawan akan berjalan lancar yang kemudian akan mengakibatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan. Hambatan komunikasi yang dialami oleh President Director dengan karyawan adalah berupa masalah pemaknaan istilah bahasa dan perbedaan status jabatan.
Kesimpulan penelitian yaitu President Director dengan karyawan menjalin hubunganya dengan baik dan mereka saling berkomunikasi melalui arus pesan komunikasi terjalin. Hambatan komunikasi pun terjadi pada President Director dengan karyawan karena hambatan pasti ada dalam komunikasi.
Saran penelitian sebaiknya penggunaan istilah bahasa sebaiknya lebih di perhatikan lagi untuk dipergunakan agar lebih terciptanya pemahaman diantara kedua belah pihak serta kenyamanan karyawan, terutama untuk karyawan barumasuk dan belum mengerti sama sekali.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai mahluk sosial di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lainnya,
makaadanya komunikasi yang baik didalam suatu kelompok organisasi dapat berjalan
dengan lancar. Lepas dari komunikasi secara umum komunikasi memberikan proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan sebuah tujuan tertentu.
Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses komunikasi
yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya
(Soekanto, 2001). Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang
atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Komunikasi dalam organisasi perusahaan biasanya ditandai oleh struktur yang
menghubungkan antara jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi perusahaan tersebut.
Dalam kaitannya dengan ini, PT. International Business Futures Bandung merupakan satu diantara sekian banyak perusahaan yang ada di daerah Bandung. Perangkat yang ada
secara umum dalam perusahaan ini antara lain ialah pertama, pimpinan PT. International Business Futures Bandung sebagai President Director yang mengkoordinir berjalannya perusahaan dan yang kedua adalah para karyawan-karyawan sebagai pelaksana
berjalannya program-program kerja.
President Director atau pimpinan sebuah perusahaan dalam hal ini merupakan pengelola bagi yang dipimpinnya. Sebagai pengelola President Director memiliki dua fungsi yaitu fungsi kedalam yang dimana ia melakukan fungsi-fungsi sebagai educator,
administrator, innovator , motivator, dan kemudian fungsi keluar yang dimana membina
hubungan yang baik dengan karyawan, staf, suasana kerja, sarana dan fasilitas. Pemimpin
memerlukan masukan dan dukungan dari pihak dalam menyusun program yang relevan.
Untuk menciptakan kondisi itu maka pemimpin harus membangun komunikasi yang
efektif. Sebaliknya, karyawan memberikan hal yang sama pula agar kedua-duanya
berjalan sinergis menuju pencapaian cita-cita yang di harapkan.
Pola komunikasi organisasi tentunya memiliki pengaruh yang penting dalam upaya
di era sekarang. Maka penggunaan pola komunikasi yang baik dan benar dalam interkasi
di PT. International Business Futures Bandung menentukan proses komunikasi dapat berjalan efektif atau tidaknya. Berkembangnya sebuah perusahaan bergatung pada
penggunaan pola komunikasi yang dikembangkan dalamkomunikasi organisasi. Identitas
nilai yang mampu dipertahankan oleh perusahaan PT. International Business Futures Bandung merefleksikan bentuk hasil komunikasi strutural yang baik antara President Director dengan karyawan dalam melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan organisasi untuk perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti mengenai
Pola komunikasi organisasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung adalah sebagai berikut:
1.2.1 Rumusan Masalah Makro
Rumusan makro dalam masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pola komunikasi organisasi President Director dengan karyawan di PT. International Business FuturesBandung?”
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro
Adapun rumusan masalah mikro yang telah dirumuskan oleh peneliti secara
lebih spesifik dan detail adalah:
1. Bagaimana Arus Pesan Komunikasi President Director Dengan karyawandi PT. International Business Futures Bandung?
2. Bagaimana Hambatan komunikasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung?
BAB II METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur pokok yang harus ada sebelum proses
penelitian dilaksanakan. Karena dengan sebuah rancangan yang baik
pelaksanaan penelitian menjadi terarah, jelas, dan maksimal.Metode penelitian dapat
bermakna sempit atau luas.Dalam arti sempit, metode penelitian berhubungan dengan
rancangan penelitian atau prosedur-prosedur pengumpulan data dan analisis data.Dalam
arti luas, metode penelitian merupakan cara teratur untuk menyelidiki masalah tertentu
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki dan
2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara holistik bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, baik itu perilakunya, persepsi, motivasi maupun tindakannya, dan secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” (Maleong, 2008 : 6)
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan paradigma konsturktivis
dalam desain penelitian studi kasus. Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa pengetahuan yang ditangkap manusia adalah konstruksi
(bentukan) manusia itu sendiri (Matthews, 1994 dalam Suparno, 1997). Maka pengetahuan
bukanlah tentang dunia lepas dari pengamatan, tetapi merupakan ciptaan manusia yang
dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh yang dialaminya.1 Jadi dapat
disederhanakan bahwa peneliti tidak menilai benar atau salahnya sebuah kasus yang
diteliti, melainkan hanya mengungkapkan secara alami kejadian atau kasus yang ada pada
subjek yang diteliti.
Studi kasus merupakan suatu desain penelitian yang dipilih untuk mempelajari
sebuah kasus dengan batasan yang jelas. Menurut John W Creswell. Ia menyebutkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah pendekatan dari proses memahami
berdasarkan pada perbedaan-perbedaan yang jelas mengenai tradisi metodologi dari
pendekatan yang mengeksplorasi masalah-masalah sosial atau yang dialami oleh manusia.
Studi kasus adalah sebuah penelitian yang lebih menghendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa. Oleh sebab itu, potret yang holistik serta tetap memunculkan
karakteristik yang apa adanya dari President Director di PT. International Business Futures Bandung tersebut adalah sebuah hal yang diharapkan muncul sebagai hasil dari penelitian ini. Dalam penelitian ini, pendekatan kasus yang diamati adalah pola
komunikasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures
Bandung. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mengamati, memahami dan
menganalisis pola komunikasi President Directordengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung. Salah satu karakter penelitian kualitatif adalah melakukan
pengamatan dan berinteraksi dengan subyek penelitian.
Berdasarkan beberapa kelebihan dari pendekatan kualitatif dengan desain studi
kasus ini maka dipandang cocok untuk meneliti pola komunikasi President
1
Directordengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung. Melalui penelitian ini dimungkinkan akan dapat memperoleh informasi dan data yang bersifat apa
adanya (alamiah), menentukan gambaran dan pemahaman mengenai arus pesan
komunikasi, dan hambatan-hambatan komunikasi yang melatari pola komunikasiPresident Directordengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung.
BAB III HASIL PENELITIAN
Pola komunikasi organisasi President Director dengan karyawan di PT.
International Business Futures Bandung, merupakan hal yang akan peneliti angkat. Hal
yang berkaitan dengan pola komunikasi dapat dilihat dari Arus pesan komunikasi dan
hambatan-hambatan komunikasi yang dilakukan oleh President Director dengan
karyawan dalam menjalin hubungan baik di PT. International Business Futures Bandung
agar perusahaan itu terus maju, serta motif yang melatar belakangi pola komunikasi
tersebut.
Langkah pertama yang peneliti lakukan sebelum mewawancarai para informan
adalah melakukan proses pendekatan dengan meminta identitas diri, mengenai nama
lengkap, umur, alamat, Jabatan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan
jumlah yang menjadi informan dalam penelitian ini sebanyak enam orang yang terdiri dari
satu orang President Director dan lima orang karyawan dari PT. International Business
Futures Bandung. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa
orang yang sudah di tetapkan sebagai informan dalam penelitian ini adanya Arus pesan
komunikasi dan hambatan-hambatan komunikasi dalam pola komunikasi tersebut.
3.1Arus Pesan Komunikasi President Director Dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa temuan tentang Arus pesan
Director dengan karyawannya maupun sesame karyawan. Dalam kasus ini sangat terlihat Arus pesan komunikasi dalam pola pola komunikasinya.
Setelah peneliti mengamati, melakukan observasi di lapangan, dan mewawancarai
President Director dan beberapa karyawan di PT. International Business Futures Bandung sebagai informan penelitian, peneliti menemukan beberapa hal umum yang bisa peneliti
ungkapkan dalam karya ilmiah ini. Berdasarkan hal tersebut peneliti menemukan adanya
poin penting yang menjadi pola komunikasi President Director dan beberapa karyawan di PT. International Business Futures Bandung dalam Arus pesan komunikasinya, yaitu :
1) Pesan yang diberikan antara President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi partisipasi yang peneliti lakukan,
bentuk pesan yang dismpaikan President Director dan karyawan di PT. International Business Futures Bandung adalah berupa informasi seputar pekerjaan untuk kesuksesan bersama dan kemajuan perusahaan supaya tetap eksis
di bidang perdagangan ini. Yang di berikan secara jelas dan menyeluruh dan
menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Hal ini memiliki tujuan tertentu yakni
agar para pegawai atau karyawan nyaman dengan apa yang disampaikan oleh
President Director maupun karyawannya dan mengerti apa yang mereka bicarakan. Adanya pesan yang di berikan dengan baik dan jelas akan membuat
perusahaan ini berjalan dengan baik. Jadi berdasarkan hal tersebut memang pesan
berupa informasi penting yang bias membantu untuk kemajuan perusahaandan di
sampaikan dengan cara yang baik dan sopan ditemukan dalam percakapan dengan
karyawannya. Karena salah satu syarat agar sebuah perusahaan berjalan dengan
lancar dan dapat bersaing dengan perusahaan yang lain yaitu mempunyai informasi
atau pesan yang luas yang dapat di berikan kepada calon nasabah, karna pada
jaman sekarang tidak sedikit nasabah yang sudah mengerti dan paham dalam
bidang ini. Maka dari itu dapat dilihat bagai mana sebuah perusahaan dapat terus
bertahan dari seberapa luas dan pentingnya pesan atau insormasi yang didapat oleh
2) Pesan yang diberikan antara President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung.
Dalam pembahasan mengenai Pesan yang diberikan antara President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung cukup menarik untuk ditulis dalam penyusunan karya ilmiah ini. Karna dengan mengetahui
bagaimana cara menyampaikan pesan di sebuah perusahaan kita bisa mengetahui
bagai mana arus pesan yang ada di dalam perusahaan tersebut, Selain itu peneliti
berpendapat bahwa memang arus pesan komunikasi sangat berpengaruh dalam
suatu hubungan antara sesama di dalam sebuah perusahaan.
Gambar 3.1
Model Arus Pesan komunikasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung
3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
10)
Sumber : Peneliti 2015 ARUS PESAN
VERTIKAL
President Director menyampaikan pesan pada saat meeting bulanan, Breefing pagi kepada karyawan.
Karyawan menyampaikan laporan tentang apa yang sudah di kerjakan kepada President Director.
3.2Hambatan-hambatan komunikasi President Director dengan karyawandi PT. International Business Futures Bandung.
Hambatan dalam komunikasi organisasi tidak selamanya berjalan dengan mulus
dan lancar seperti yang diharpkan. Seringakali dalam organisasi setiap orang mempunyai
masalah dimana masalah yang terjadi merupakan hal yang berpengaruh pada kehidupan.
adanya hambatan yang terjadi seperti hambatan penyaringan ini merupakan komunikasi
yang dimanipulasikan oleh si pengirim pesan sehingga tampak lebih menyenangkan si
penerima pesan. Lalu ada hambatan persepsi selektif dimana si penerima pesan didalam
proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan. Dan perasaan hambatan
ini merupakan bagaimana perasaan pada saat dia menerima pesan komunikasi akan
mempengaruhi cara menginterprestasikan pesan yang terahir pemaknaan bahasa ini
memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan orang lain.
Dalam hasil penelitian ini, peneliti memfokuskan kepada pertanyaan yaitu
tentangbagaimana hambatan komunikasi pada proses komunikasi/penyampaian pesandi
PT. International Business Futures Bandung.
1. Hambatan komunikasi dan pemaknaan bahasa pada proses komunikasi di PT. International Business Futures Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi partisipasi yang peneliti lakukan,
Proses komunikasi yang digunakan oleh PT. International Business Futures Bandung pada saat sedang bekerja semua karyawan menggunakan bahasa
Indonesia yang cukup baku. Hal ini memiliki tujuan tertentu yakni agar
karyawanyang sedang berkomunikasi dengan yang lainnya dapat mengerti dengan
apa yang mereka bicarakan dan tidak terjadi Miss komunikasi dalam penyampaian penyampayan pesan.
2. Perbedaan status jabatan pada proses komunikasi di PT. International Business Futures Bandung.
Pada pengamatan yang telah peneliti lakukan dalam beberapa waktu lalu,
terdapat jawaban yang berkaitan dengan hambatan dalam komunikasi atau bahasa
dan faktor perbedaan status jabatan. Dalam pembahasan kali ini yang peneliti
ungkapkan dalam penulisan karya ilmiah ini penggunaan bahasa dalam komunikasi
dan faktor perbedaan status jabatan memegang peran sendiri pada proses
Gambar 4.8
Model hambatan-hambatan komunikasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung
Sumber : Peneliti 2015
BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas mengenai Pola Komunikasi
Organisasi President Director Dengan Karyawan Di PT. International Business Futures Bandung, studi kasus dengan pendekatan kualitatif mengenai Pola Komunikasi Organisasi
President Director Dengan Karyawan Dalam Menjalin Hubungan Baik Di PT. International Business Futures Bandung, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan temuan tentang Arus Pesan
Komunikasi Organanisasi President Director dengan Karyawan di PT. International Business Futures Bandung adalah vertical dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan intruksi, informasi dan penjelasan
kepada bawahanya secara langsung dan lisan. Proses penyampaian pesan atau
informasi langsung oleh President Director kepada karyawan untuk memberikan informasi, instruksi, penjelasan dan motivasi kerja bagi para
karyawan. Komunikasi ini terkadang di lakukan oleh pimpinan dengan
mengajak para karyawan untuk berbicara langsung tanpa melalui prosedur
dalam struktur organisasi. Komunikasi ini biasanya di lakuan oleh President Director sarana sosialisasi atas kebijakan perusahaan yang tidak mungkin melibatkan seluruh karyawan dalam pengambilan keputusan atas kebijakan.
Kemudian bawahanya memberikan laporan , saran , pengaduan, dan
sebagainya kepada pimpinannya. Komunikasi dua arah secara timbal balik
tersebut sangat penting bagi organisasi karena jika satu arah saja, misalnya dari
pimpinan kebawahannya saja, maka roda organisasi itu tidak akan berjalan
dengan baik. Komunikasi vertical yang lancar, terbuka dan saling mengisi
merupakan sikap pimpinan yang demokratis.
2. Peneliti menemukan temuan tentang Hambatan Komunikasi Organisasi
President Director dengan Karyawan di PT. International Business Futures Bandung. Pelaksaan komunikasi di PT. International Business Futures Bandung takliput dari hambatan. Hambatan-hambatan tersebut adalah adanya
perbedan dalam memahami pemaknaan bahasa, dan adanya factor perbedaan
status jabatan dalam pelaksanaan proses berkomunikasi, yang terjadi di PT.
International Business Futures Bandung yang menyebabkan informasi menjadi kurang efektif. Dan usaha-usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut adalah dengan mengadakan training dua kali dalam seminggu untuk menambah wawasan para karyawan yang sudah lama maupun yang baru
masuk ke PT. International Business Futures Bandung. Serta mengadakan kegiatan-kegiatan di luar kantor seperti membuat jadwal olah raga bersama,
Outing, sertameeting di luar kantor yang bertujuan supaya hubungan baik dan harmonis tetap terjalin diantara atasan dan bawahan yang semulanya terbatasi
oleh jabatan. Semua usaha tersebut dilakukan guna untuk mempelancar
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku:
Ardianto, E., & Q-anees, B. (2011). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa.
Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
De Fleur, Melvin L and Sandra Ball-Rokeach. 1982. Theories of Mass Communication New York: Longnam.
Denzin, Norman K. ; Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga: Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, Onong Uchyana, 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana, 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Fajar, Marhaeni, 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Harun Rochajat. 2008. Komunikasi Organisasi. Bandung: CV. Mandar Maju.
Jefkins, Frank. 1992. Public Relations. Jakarta : Erlangga.
John W, Creswell. 1998. Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Traditions. London: Sage Publications.
Kuswarno, Engkus, Prof, M. S. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjajaran.
Kusumastuti, Frida. 2001. Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat. Bandung: PT Ghalia Indonesia.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UMM Press.
McMillan, J.H. and Schumacher, S. 2001. Research in Education. New York: Longman, Inc.
Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moss, Sylvia dan Tubbs, L. Stewart. (2000). Human Communication : Prinsip – Prinsip Dasar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Pace, R. Wayne & Don F. Faules. 1993. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Rosdakarya Offset.
Rosady, Ruslan. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Rumanti, Assumpta Maria. SR. 2002. Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
2. Sumber Karya Ilmiah
Kholiq, Muzzawir 2010. Pola Komunikasi Organisasi pimpinan dan karyawan di radio perak yogyakarta (studi kasus antara organisasi pimpinan dan karyawan di radio perak Yogyakarta). Skripsi: Universitas islam negeri sunan kalijaga Yogyakarta.
Pratikto,Riyodina G. 2010. Pola Komunikasi Humas Pemda DKI Jakarta Dalam Menyosialisasikan Program enjoy Jakarta! (Studi Kasus Pada Kota Jakarta melalui program Enjoy Jakarta!). Skripsi: Universitas Budi Luhur Jakarta.
v ABSTRACT
PATTERN OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION OF PRESIDENT DIRECTOR WITH EMPLOYEES IN PT. INTERNATIONAL BUSINNESS FUTURES BANDUNG (Case Study About Pattern of Organizational Communications of President Director With
Employees in Maintaining Good Relationships in PT. International Business Futures Bandung)
By:
MOCHAMAD RIZCKY PERMADI NIM. 41810006
This research under guidance : Adiyana Slamet, S.IP., M.Si.
The purpose of these research was to knowed pattern of organizational communication of President Director with employees in PT. International Business Futures Bandung. The goal of these research was to know current of communication messages, and obstacle of organizational communication of President Director with employees to plait a good relationship in PT. International Business Futures Bandung.
These research used qualitative approach, whereas the desain of researched use was case study. The process of informant selection used purposive sampling technical. Those except, collected data technical with personal interviewed, participated observation, documentation, and searched data on internet. Analys data technical used Miles ciclus model and Huberman to discuss about researched problem.
Results of research on patterns of communication with employees of the President Director of PT. International Business Futures Bandung shows that the flow of communication messages in PT. International Business Futures Bandung is vertical and run effectively. Then it will generate a good relationship and good employee morale so that the employee's performance will go smoothly which then will lead to success in achieving corporate goals. Communication barriers experienced by the President Director of the employee is in the form of language problems and differences in the meaning of the term of office status.
Conclusion of researched was President Director with employees to plait a good relationship and they were communicate through current of communication messages. The obstacle of communication happens at President Director with employees because obstacle was exactly happens in communication.
Sugestions these research the use of the term language should be more attention to be used to better the creation of understanding between the two sides as well as the convenience of employees, especially for employees barumasuk and do not understand at all.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN. ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.4.1 Kegunaan Teoritis……… ... 8
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10
2.1 Tinjauan Pustaka ... 10
2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 10
2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 14
2.1.2.1Definisi Ilmu Komunikasi ... 14
2.1.2.2Tujuan Komunikasi ... 16
2.1.2.3Fungsi Komunikasi ... 17
2.1.2.4Unsur-unsur Komunikasi ... 18
2.1.2.5Proses Komunikasi ... 23
2.1.2.6Konteks Komunikasi ... 24
2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi ... 27
2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi ... 27
2.1.3.2Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ... 29
2.1.3.3 Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi... 32
2.1.3.4 Tinjauan Tentang Hubungan Dalam Organisasi ... 34
2.1.4 Tinjauan Tentang Pola Komunikasi ... 35
2.1.5 Tinjauan Tentang President Director ... 37
2.1.5 Tinjauan Tentang Karyawan ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 40
2.2.1 Arus Komunikasi ... 40
2.2.2 Hambatan Komunikasi ... 43
xii
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Objek Penelitian ... 54
3.1.1 Sejarah PT. International Business Futures Bandung ... 54
3.1.2 Visi, Misi PT. International Business Futures Bandung ... 54
3.1.3 Motto PT. International Business Futures Bandung ... 55
3.1.4 Budaya PT. International Business Futures Bandung ... 55
3.1.5 Logo PT. International Business Futures Bandung ... 58
3.1.6 Struktur Organisasi PT. International Business Futures Bandung... 59
3.2 Metode Penelitian ... 73
3.2.1 Desain Penelitian ... 73
3.2.2 Teknik pengumpulan Data ... 78
3.2.2.1Studi Pustaka ... 78
3.2.2.2Studi Lapangan ... 78
3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 81
3.2.3.1 Subyek Penelitian ... 81
3.2.3.2 Informan Penelitian ... 82
3.2.4 Teknik Analisis Data ……….. ... 83
3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 86
3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 88
3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 88
3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 90
xiii
4.2.Hasil Penelitian ... 102
4.2.1 Arus Pesan Komunikasi President Director Dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung ... 103
4.2.2 Hambatan-hambatan komunikasi President Director dengan karyawan di PT. Internatinal Business Futures Bandung ... 110
4.3 Pembahasan Penelitian ... 117
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...130
5.1 KesimpulanPenelitian ... 130
5.2 Saran ... 132
5.2.1Saran Bagi PT. International Business Futures Bandung ... 132
5.2.2Saran BagiPenelitiSelanjutnya ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 134
LAMPIRAN ... 137
iv
ABSTRAK
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PRESIDENT DIRECTOR DENGAN KARYAWAN DI PT. INTERNATIONAL BUSINESS FUTURES BANDUNG
( Studi Kasus Tentang Pola Komunikasi Organisasi President Director Dengan karyawan Dalam Menjalin Hubungan Baik Di PT. International Business Futures
Bandung)
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pola komunikasi organisasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui arus pesan komunikasi dan hambatan komunikasi organisasi President Director dengan karyawan dalam menjalin hubungan baik di PT. International Business Futures Bandung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipasif, dokumentasi, dan pencarian data di internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah model siklus Miles dan Huberman untuk membahas mengenai permasalahan penelitian.
Hasil penelitian tentang pola komunikasi President Director dengan karyawan di PT. International Business Futures Bandung menunjukan bahwa Arus pesan komunikasi yang ada di PT. International Business Futures Bandung adalah vertical dan berjalan dengan efektif. Maka itu akan menghasilkan hubungan baik dan semangat kerja karyawan yang bagus sehingga kinerja karyawan akan berjalan lancar yang kemudian akan mengakibatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan. Hambatan komunikasi yang dialami oleh President Director dengan karyawan adalah berupa masalah pemaknaan istilah bahasa dan perbedaan status jabatan.
Kesimpulan penelitian yaitu President Director dengan karyawan menjalin hubunganya dengan baik dan mereka saling berkomunikasi melalui arus pesan komunikasi terjalin. Hambatan komunikasi pun terjadi pada President Director dengan karyawan karena hambatan pasti ada dalam komunikasi.
Saran penelitian sebaiknya penggunaan istilah bahasa sebaiknya lebih di perhatikan lagi untuk dipergunakan agar lebih terciptanya pemahaman diantara kedua belah pihak serta kenyamanan karyawan, terutama untuk karyawan barumasuk dan belum mengerti sama sekali.
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi yang diambil
oleh peneliti.Melihat hasil karya ilmiah para peneliti yang terdahulu, yang mana
pada dasarnya peneliti mengutip beberapa pendapat yang dibutuhkan oleh peneliti
sebagai pendukung penelitian. Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang
memiliki pembahasan serta tinjauan yang sama. Berikut adalah beberapa hasil
penelitian yang dijadikan sebagai referensi.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Yang Sejenis
No Nama/Tahun Uraian
14
2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Ilmu Komunikasi
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur hingga
tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi.Terjadinya
komunikasi adalah sebagai konsekwensi hubungan sosial (social
relations).Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling
berhubungan satu sama lain, dengan hubungan itu akan menimbulkan interaksi
sosial. Interaksi sosial tersebut di sebabkan inter komunikasi.
Dalam bukunya, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Deddy Mulyana
mengatakan kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal
dari bahasa latincommunis yang berarti sama, communico, communicatio atau
comunicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama
(communis) adalah istilah yang paling sering disebutkan sebagai asal usul kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin yang mirip.
Harold Lasswel sebagaimana dikutip oleh Mulyana juga mengatakan, cara
yang terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah: Menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut. Who Says What In Which Chanel To Whom With What
Effect?,artinya Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana?. (Mulyana, 2005:62).
Berdasarkan definisi dari Lasswel di atas dapat diturunkan bahwa
komunikasi itu tediri dari lima unsur komunikasi yang saling bergantung antara
satu dengan yang lain. Kelima unsur itu adalah sumber (source), pesan (massage),
15
(source) sering juga di sebut pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator
(communicator) pembicara atau originator.Sumber adalah pihak yang berinisiatif
atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber bisa dalam bentuk
individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Pesan
(massage) yaitu apa yang dikomunikasikan sumber kepada penerima. Pesan
merupakan perangkat simbol verbal atau non verbal yang memiliki perasaan,
nilai, gagasan atau maksud dari sumber pesan.Saluran atau media yaitu alat atau
wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada
penerima.Saluran atau media bisa saja merujuk pada bentuk pesan yang di
sampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran
nonverbal.Penerima (receiver) sering disebut sebagai sasaran atau tujuan
(destination), komunikate (communicate), pendengar (listener), penafsir
(interpreter) yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. Dan yang terakhir
adalah efek apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut,
seperti bertambahnya pengetahuan, terhibur, timbulnya perubahan sikap atau
perilaku dan sebagainya.
Dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar” karangan
Deddy Mulyana tertulis bahwa :
16
Dari paparan diatas dapat penulis artikan bahwa definisi komuniasi tidak
memiliki batasan yang mutlak atau pasti, terdapat banyak sekali arti dari
komunikasi yang dapat kita jumpai baik dari percakapan sehari-hari ataupun
mendengar atau membaca dari berbagai media.Akan tetapi keberagaman
definisi-definisi yang kita temukan, tidak ada definisi-definisi yang benar ataupun salah.Sama
halnya dengan model atau teori, pengertian atau definisi harus dilihat dari
kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang yang didefinisikan dan
mengevaluasinya.
2.1.2.2Tujuan Komunikasi
Membangun atau mennciptakan pemahaman atau pengertian
bersama.Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui
tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat,
perilaku ataupun perubahan secara sosial.
1. Perubahan sikap (attitude change)
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah,
baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita berusaha
mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap
positif sesuai keinginan kita.
2. Perubahan pendapat (opinion change)
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.Pemahaman, ialah
kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan
oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator
17
3. Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi bertujuan untuk mengubah perlaku maupun tindakan
seseorang
4. Perubahan sosial (social change)
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga
menjadi hubungan yangmakin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif
secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi
adalah:
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan sosial (social change). (Effendy, 2003: 8)
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan tertentu.Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tentu
memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. (Cangara, 2005:55)
Menurut Harold D. Laswell (dalam Nurudin, 2007), secara terperinci
18
1) Penjagaan atau pengawasan lingkungan (surveilance of the environtment),
fungsi ini dijalankan oleh para diplomat, atase dan koresponden luar negeri
sebagai usaha menjaga lingkungan.
2) Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari (masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya (correlation of the part of society in rerspond
in to the environment), fungsi ini lebih diperankan oleh editor, wartawan
dan juru bicara sebagai penghubung respon internal.
3) Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya
(transmission of the social heritage), fungsi ini dijalankan oleh para
pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat
mewariskan adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi.
Charles R. Wright (1988) menambahkan satu fungsi, yaitu entertainment
(hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama
sekali dimaksudkan untuk menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek
instrumental yang dimilikinya. (Nurudin, 2007:16)
2.1.2.4Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa
komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya
komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media,
penerima dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen
19
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau
elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa proses
tejadinya komunikasi. Cukup di dukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang
menambahkan umpan balik dan lingkungan selain lima unsure yang telah
disebutkan. Arestoteles, ahli filsafat Yunani Kono dalam
bukunya Rhetorica menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga
unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan
siapa yang mendengarkan. Pandangan Arestoteles ini oleh besar pakar komunikasi
dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi public dalam bentuk
pidato atau retorika. Hal ini bisa dimengerti, karena pada zaman Arestoteles
retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat popoler bagi masyarakat Yunani.
a. Sumber
Semua pristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunkasi antarmanusia, sumber bsa terdiri
dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya, partai,
organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengiri, komunikator atau
dalam bahasa inggrisnya Source,sencer atau encoder.
b. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunkasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan
cara tatap muka atau melalu media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
20
inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, cantent atau
information.
c. Media
Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat bebrapa
pendapat mengenai saluran atau media.Ada yang enilai bahwa media bisa
bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi
pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Selain indra manusia, ada
juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram, yang digolongkan
sebagai media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunkasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat
melihat, membaca, dan mendengarnya.Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak
seperti halnya surat kaba, majalah, buku, leaflet , brosur, stiker, bulletin hand out,
poster, spanduk, dan sebagainya. Sementara itu media elektronik antara lain :
radio, film, televise, vedio recording, computer, electronic board, audio cassette
dan semacamnya.
Berikut perkembangan teknologi komunikasi khusunya di bidang
komunikasi massa elektronik massa elektronik yang begitu cepat, media massa
elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas-batas untuk
21
ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi iru sendiri yang bisa
dikombinasikan (multimedia) antar satu sama lainnya.
Media komunikasi seperti diatas, kegiatan dan tempat-tempat yang banyak
ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media
komunikasi social, misalnya rumah-rumah ibadah, balai desa, srisan, panggung
kesenian, dan pesta rakyat.
a. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber.Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau Negara.
Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti
khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience
atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan
penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika
tidak ada sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena
dialah yang menjadi sasaran dalam komunikasi. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber , pesan, atau saluran.
Kenalah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena
mengetahui dan memahami karakteristik penerima ( khalayak ), berarti
22
b. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang (De Fleur,1982). Oleh karena itu, pengarh bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan
tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
c. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah
satu bentuk daripada pengaruh yang berasala dari penerima. Akan tetapi
tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsure yang lain
seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.
Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan-perubahan
sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu
mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu
menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.
d. Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah factor-faktor tertentu yang dapat
memengaruhi jalannya komunikasi.Factor ini dapat digolongkan atas
empat macam, yakini lingkuang fisik, lingkungan social buday,
23
2.1.2.5Proses Komunikasi
Komunikasi tidak bisa terlepas dari proses. Oleh karena itu apakah suatu
komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung dari proses yang
berlangsung tersebut. Menurut Rusady Ruslan proses komunikasi adalah:
“Diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari
pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak.” (Ruslan 1999 : 69).
Sementara itu menurut onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi
dua tahap, berikut uraiannya:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam
komunikasi adalah bahasa.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambing sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan
diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film
24
media sekunder dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya
dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien
karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat
tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan satu
jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya
pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi.
Media massa yang digunakan seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan
lain-lain memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive) atau massal, yakni
tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak. Sedangkan media nirmassa
atau media nonmassa seperti, telepon, surat, telegram, spanduk, papan
pengumuman, dan lain-lain tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang
relatif sedikit. Sedangkan proses komunikasi Menurut Harold Laswell dalam buku
Onong Uchjana Effendy terdapat 4 komponen dalam proses komunikasi yaitu :
1. Adanya pesan yang disampaikan
2. Adanya pemberian pesan (komunikator)
3. Adanya penerimaan pesan (komunikan)
4. Adanya umpan balik (feedback) (Onong, 1999 : 10)
2.1.2.6 Konteks Komunikasi A. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal yaitu komunikasi dengan diri sendiri.
Komunikasi intrapersonal ini merupakan landasan dari komunikasi
antarpersonal karena sebelum kita berkomunikasi dengan orang lain kita
25
bisa terjadi karena kita mempresepsi dan memastikan makna pesan dari
orang lain. (Mulyana, 80)
B. Komunikasi Antar personal
Komunikasi antarpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua
orang yang saling bertatap muka sehingga memungkinkan terjadinya
umpan balik baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi
sering kali indra penglihatan dan pedengaran adalah sebagai indra primer,
padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam
menyampaikan pesan-pesan yang bersifat intim. Komunikasi antarpribadi
dinilai sebagai komunikasi paling efektif karena adanya tatap muka secara
langsung sehingga memungkinkan untuk menggunakan kelima panca
indra untuk mempertinggi daya bujuk kita dalam berkomunikasi.
(Mulyana, 81)
C. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok merupakan komunikasi diantara sejumlah orang
(kalau kelompok kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar 20-50
orang). Dalam kontinum diperaga diatas terlihat bahwa telah terjadi
perubahan atas jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi, jumlah
partisipan komunikasi makin bertambah kalau dibandingkan dengan
komunikasi antarpribadi, umpan balik masih berlangsung cepat (jika
kelompok kecil), adaptasi pesan masih bersifat khusus, tujuan/maksud
26
D. Komunikasi Organisasi
Dalam kontinum pada peraga diatas terlihat bahwa komunikasi organisasi
terletak ditengah-tengah skala antara komunikasi antarpribadi dan
komunikasi massa; oleh karena itu telah terjadi perubahan atas jumlah
orang terlibat dalam komunikasi yang besaran jumlahnya sangat relative
(bisa banyak dan/atau sedikit), umpan balik komunikasi organisasi dapat
berlangsung cepat atau lamban (kadang-kadang delayed feedback),
adaptasi pesan bisa bersifat khusus atau umum, serta tujuan/maksud
komunikasi bisa bersifat terstruktur dan tidak terstruktur. Praktik
komunikasi organisasi melibatkan didalamnya komunikasi antarpribadi
atau komunikasi kelompok yang bersifat impersonal (atau komunikasi
yang berstruktur) yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok/ unit kerja
dalam suatu organisasi. Jalur komunikasi organisasi adalah jalur vertical
(atas-bawah, bawah-atas), horizontal (antara unit/satuan kerja yang sama
derajat/ level), dan diagonal (komuikasi lintas unit/satuan kerja). (Liliweri,
2011)
Menurut Redding dan Sanborn mengatakan bahwa, “Komunikasi
Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi
yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi
Downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi
Upward atau komunikasi dari bawahan, kepada atasan, komunikasi
27
dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara,
mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program”.
(Masmuh,2010 : 5)
E. Komuniksi Massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi dengan massa yang
dilakukan melalui media, yakni media massa seperti surat kabar, majalah,
buku, radio, dan televisi. Seluruh proses komunikasi massa
melibatkan-sangat tinggi didalamnya pelbagai aspek perbedaan latar belakang budaya,
mulai dari pengelola (organisasi media), saluran atau media massa,
pesan-pesan, hingga kepada khalayak sasaran maupun dampak. Khalayak dalam
komunikasi massa merupakan orang atau sekelompok orang yang berbeda
latar belakang budaya dan tersebar secara geografis dianeka ruang yang
luas mulai dari lokal, regional, nasional, maupun internasional. Setiap hari
khalayak ini mengonsumsi pesan (iklan, berita, opini) yang berasal dari
para penulis dan pembawa acara radio dan televisi, bahkan kehadiran
media itu sendiri (menurut McLuhan “medium is a message”) yang
berbeda budaya dengan mereka. Dampak kehadiran lembaga, pesan, media
yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda sangat terhadap
perubahan sikap khalayak. (Liliweri, 2011)
2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Menurut Goldbaher (1979:14) yang dikutip dari buku R.Wayne Pace &
28
Organisasi sebagai “sebuah jaringan hubungan yang saling bergantung
(interdependent)”. Bila sesuatu saling-bergantung, ini berarti bahwa hal-hal
tersebut saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi satu sama lainnya. Pola dan
sifat hubungan organisasi dapat ditentukan oleh jabatan dan peranan yang
ditetapkan bagi jabatan tersebut.Ini memberi struktur dan stabilitasi kepada
organisasi tersebut.
Definisi fungsional komunikasi organisasi bahwa ”Komunikasi Organisasi
dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit – unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu”.( R.Wayne
Pace & Don Faules, 1993 : 31).
Komunikasi organisasi menurut Persepsi Redding dan Sanborn (Masmuh,
2010 : 5) adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Yang termasuk bidang ini merupakan:
a. Komunikasi internal
b. Hubungan manusia
c. Hubungan persatuan pengelola
d. Komunikasi downward (komunikasi dari atasan kepada bawahan)
e. Komunikasi upward (komunikasi dari bawahan kepada atasan)
f. Komunikasi horizontal (komunikasi dari orang-orang yang
samatingkatnya dalam organisasi) keterampilan berkomunikasi dan
berbicara, mendengarkan, menulis dan evaluasi program.
”Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam
29
kelompok.Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik.
Komunikasi Formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip ”.(Mulyana, 2005:75).
2.1.3.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga fungsi
utama komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional;
fungsi manajemen ambigu.
1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai
hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak
atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara
sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan
anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif
hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam
pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam
berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun
ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.
Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam
pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu
dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi,
sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang
30
3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi
organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal:
motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan
mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri;
tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya
pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi
adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity)
yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya
untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang
membutuhkan perolehan informasi bersama.
Sementara itu Mudjoto dalam tekhnik komunikasi yang di kutip oleh
Widjaya menyatakan bahwa fungsi komunikasi itu meliputi:
1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan
organisasi itu dapat diorganisasikan (dipersatukan) untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam
suatu organisasi.
3. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh
anggota organisasi.
Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi memegang
perananpenting dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
masing-masing, karena komunikasi adalah faktor yang terpenting dalam menunjang
31
dalam suatu organisasi, baik yang berorientasi komersil maupun sosial, aktivitas
komunikasi melibatkan empat fungsi. Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja dalam buku
Teori Komunikasi yaitu:
1. Fungsi Informatif
Dalam fungsi informatif organisasi dipandang sebagai suatu sistem
pengelolaan informasi berupaya memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya dengan kualitas sebaik-baiknya dan tepat waktu. Informasi
yang diperoleh oleh setiap orang dalam organisasi diharapkan akan
memperlancar pelaksanaan tugas masing-masing. Melalui penyebaran
informasi ini, setiap orang didalam organisasi menjadi mengerti akan tata
cara serta kebijaksanaan yang diterapkan pimpinan.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif berhubungan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi, ada dua hal yang berperan dalam fungsi ini, yaitu:
a. Atasan atau orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan
(tatanan manajemen) adalah mereka yang memiliki kewenangan
untuk mengendalikan informasi.
b. Berhubungan dengan pesan regulatif pada dasarnya berorientasi
pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian tata cara dara
32
3. Fungsi Persuasif
Fungsi persuasif lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam
sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari
karyawan tanpa adanya unsur paksaan apalagi kekerasan. Dalam mengatur
suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Pekerjaaan yang dilakukan secara sukarela oleh
karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan
jika pemimpin sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Untuk menjalankan fungsi integrasi, setiap organisasi berusaha untuk
menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik.
2.1.3.3 Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi 1. Komunikasi internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan
antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara
sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud
komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi
33
(menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari
bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan
memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan
laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada
pimpinan.
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama
seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer.
Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di
dalam
c. Organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini
memperlancar
d. Pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah.
e. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah
dan
f. Memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan
kepuasan kerja.
2. Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan