• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK AKTIVITAS AKADEMIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DAMPAK AKTIVITAS AKADEMIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

THE ANALYSIS OF THE IMPACT OF ACADEMIC ACTIVITY IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA TO SMALL AND

MEDIUM ENTERPRISES

Oleh

Marga Ruli Pamungkas 20120430002

FAKULTAS EKONOMI

(2)

THE ANALYSIS OF THE IMPACT OF ACADEMIC ACTIVITY IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA TO SMALL AND

MEDIUM ENTERPRISES

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Marga Ruli Pamungkas 20120430002

FAKULTAS EKONOMI

(3)

THE ANALYSIS OF THE IMPACT OF ACADEMIC ACTIVITY IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA TO SMALL AND

MEDIUM ENTERPRISES

Diajukan oleh

MARGA RULI PAMUNGKAS 20120430002

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

(4)

THE ANALYSIS OF THE IMPACT OF ACADEMIC ACTIVITY IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA TO SMALL AND

MEDIUM ENTERPRISES

Diajukan Oleh

MARGA RULI PAMUNGKAS 20120430002

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 20 Desember 2015

Yang Terdiri Dari

Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si. Ketua Tim Penguji

Ahmad Maruf, SE., M.Si Dimas Bagus WK, SE., M.Ec Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(5)

Nama : Marga Ruli Pamungkas Nomor Mahasiswa : 20120430002

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “ANALISIS DAMPAK

AKTIVITAS AKADEMIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH” tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 01 Desember 2015

(6)

“Hai orang

dan kuatkanlah kesabaranmu…” (Q.S. Ali Imran: 200)

“Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 153)

“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji

(7)

Terima kasih kepada ………..

 Ayah Marsidik S.pd MM dan Ibu Nunung Bekti Muryani S.pd tercinta yang tiada henti memberikan do’a, dukungan dan semangat setiap hari

 Mba Eka Mariza Yanti, Kak Rudy Ifriansyah, Mas Ebied, dan duo krucil

(Sasikirana Aqeela Tisha dan Muhammad Javas Ziggy El-Rafif) yang tiada henti juga memberikan semangat untukku di pagi dan sore hari

 Calon imamku Akbar Hasan S.T yang bertanya-tanya terus kapan skripsi ini selesai dan yang terus memberikan do’a, dukungan, semangat serta

harapan disetiap harinya agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

 Teman terbaikku (Reza Ardyan, KKN 90, EKPI 2012, AKA 17,

REVOLUSI MENTAL, dkk) yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semangat yang tiada henti.

(8)

Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Terhadap Usaha Kecil Dan Menengah. Subjek penelitian ini adalah seluruh Pemilik Usaha Kecil Dan Menengah yang terletak di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 121 responden yang dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengujian Sampel Berpasangan (Paired sample T Test).

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan antara nilai penjualan/omset pada saat masa perkuliahan dibandingkan dengan nilai penjualan/omset pada saat masa libur perkuliahan/semester. Sementara itu, dengan aktivitas akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa dapat meningkatkan penjualan bagi para pemilik usaha disekitar kampus tersebut.

(9)

muhammadiyah university of yogyakarta to small medium enterprises. The research subject is all small and medium enterprises owners located on Lingkar Selatan Street, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Special Province. The total sample of this research was 121 respondents which were selected through simple random sampling technique. The analysis tool that was used in this research was paired sample t-test.

Based on the analysis, it is seen that there is a disparity between the turnovers during school period compared to semester break period. Meanwhile, it can be concluded that the existence of muhammadiyah university of yogyakarta increases the income of the business owners around the campus.

(10)

peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang peneliti ajukan adalah “Analisis Dampak Aktivitas Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Terhadap Usaha Kecil dan Menengah”. Peneliti mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan

masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan keputusan organisasionel dan memberikan ide pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti dengan senang hati menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

(11)

ini

3. Ayah dan ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan do’a, dorongan dan perhatian setiap harinya kepada peneliti agar peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai akhir kata, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan.

(12)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERNYATAAN………... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… v

INTISARI………... vi

ABSTRAK……….. vii

KATA PENGANTAR……….... viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... x

DAFTAR GAMBAR………...….. xi

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Batasan Masalah……… 6

C. Rumusan Masalah………. 7

D. Tujuan Penelitian……… 7

E. Manfaat Penelitian………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 9

A. Landasan Teori……….. 9

a.a Eksternalitas……….. 9

a.a.1 Pengertian Eksternalitas………..………. 9

(13)

a.b UKM………. 15

a.b.1 Kondisi Umum UKM di Negara-Negara Berkembang… 15

a.b.2 Usaha Mikro dan Menengah………... 18

a.b.3 Peran Penting UKM………... 22

a.c Jasa Pendidikan………... 23

a.c.1 Institusi Pendidikan Sebagai Infrastruktur Perkotaan... 23

a.c.2 Sektor Jasa Pendidikan Dalam Pertumbuhan Ekonomi wilayah…..……… 24

a.c.3 Peran Institusi Pendidikan Sebagai Sektor Penggerak ekonomi……….. 25

a.c.4 Sektor Kegiatan Pendidikan dalam Pandangan Teori Lokasi………... 28

a.c.5 Penggunaan Lahan Kegiatan Sektor Jasa Pendidikan……. 31

a.d Tenaga Kerja……….. 34

a.e Pengembangan Wilayah……… 36

B. Hasil Penelitian Terdahulu……… 39

C. Hipotesis……… 43

D. Kerangka Pemikiran………44

E. Variabel dan Indikator Penelitian……… 45

BAB III METODE PENELITIAN………... 46

(14)

D. Teknik Pengumpulan Data………..…. 52

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian………..…… 56

F. Uji Hipotesis dan Analisa Data………..……... 57

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN……… 62

A. Sejarah Singkat Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta…62 B. Kondisi Geografis……….... 65

C. Wilayah Administrasi………... 65

D. Karakteristik Kependudukan……… 66

E. Peluang Usaha Wilayah Penelitian……….. 68

F. Gambaran Perekonomian Wilayah Penelitian………..… 70

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...… 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 86

(15)

A.b.1 Analisis Kekuatan Dan Kelemahan……….. 16

C.1 Luas Desa Di Kecamatan Kasihan………... 66

D.1 Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Kasihan………. 67

D.2 Sex Ratio Penduduk Tahun 2014………. 68

F.1 Banyaknya Industri Besar/Sedang, Hotel dan Obyek Wisata Di Kecamatan Kasihan………. 69

F.2 Banyaknya Sarana Ekonomi Menurut Desa Di Kecamatan Kasihan…... 70

A.1 Nilai Penjualan Perhari Pada Pemilik UKM Di Sekitar UMY…………. 75 B.1 Analisa Frekuensi Karakteristik Pemilik UKM Berdasarkan Jenis Usaha……….. 80

B.2 Analisa Frekuensi Karakteristik Pemilik UKM Berdasarkan Jumlah Karyawan……….. 81

B.3 Analisa Frekuensi Karakteristik Pemilik UKM Berdasarkan Lama Usaha……….. 81

B.4 Analisa Frekuensi Karakteristik Pemilik UKM Berdasarkan Domisili.... 82

B.5 Analisa Frekuensi Karakteristik Pemilik UKM Berdasarkan Status Bangunan Usaha……… 83

C.1 Analisa Frekuensi Karakteristik Pemilik UKM Berdasarkan Penentuan Peluang Usaha………... 84

C.2 Analisa Tabulasi Silang Antara Pendapat Responden Tentang Pengaruh UMY Dalam Penentuan Peluang Usaha Dengan Jenis Usaha………….. 85

(16)
(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan produktivitas. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan, 1992: 5).

Di atas telah dikatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi suatu negara. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi (seperti sistem hukum, pendidikan, kesehatan, agama, pemerintah dan lain sebagainya). Perkembangan ekonomi adalah suatu proses, dimana dalam proses ini terdapat bermacam-macam unsur. Agar perkembangan ekonomi dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka perlu diketahui bagaimana bekerjanya kekuatan-kekuatan dari faktor-faktor yang menentukan perkembangan ekonomi itu.

(18)

kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya. Dengan fenomena yang ada, banyak kota-kota besar di dunia yang tumbuh dan berkembang dimana struktur perekonomian di wilayah atau daerahnya yang didukung oleh sektor pendidikan. Berbagai kota-kota besar di Indonesia dengan keberadaan suatu institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai “pondasi” bahwa dengan keberadaan suatu institusi

tersebut dapat memberikan pengaruh dalam pengembangan wilayah tersebut.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dan strategis bagi kota Yogyakarta untuk menjadi prioritas pembangunan. Karena pendidikan tinggi tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat Yogyakarta saja, namun bagi masyarakat di luar kota Yogyakarta. Dalam hal ini, pendidikan juga merupakan salah satu pilar untuk kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Menyadari akan hal itu, sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) kota Yogyakarta tahun 2005-2025 disebutkan bahwa visi kota Yogyakarta adalah “Kota Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pelayanan Jasa, yang berwawasan

(19)

menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta dapat dijadikan sebagai identitas suatu kota sekaligus diharapkan akan menjadi salah satu penggerak ekonomi perkotaan dalam rangka pengembangan wilayah.

Dalam hal ini, penempatan suatu aktivitas yang baru sebagai aktivitas utama pada suatu kawasan tentu akan diikuti aktivitas lain sebagai aktivitas pendukung kemudian dengan ditempatkannya aktivitas pendukung maka suatu kawasan akan tumbuh dan berkembang, penempatan aktivitas utama disini yaitu suatu perguruan tinggi (universitas). Perguruan tinggi (universitas) dapat dikatakan sebagai “wadah” bagi masyarakat luas dalam mencari ilmu dan dapat menjadi

pusat pertumbuhan baru yang dapat menyebabkan multiplier effect terhadap kawasan sekitarnya. Perguruan tinggi (universitas) juga sering didefinisiakan sebagai mesin pembangunan ekonomi, karena dapat menarik minat siswa untuk datang dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan bagi wilayah tersebut.

(20)

1. Meningkatkan pemerataan dan perluasan akses bagi semua warga negara melalui program-program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor;

2. Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan tinggi dalam rangka menjawab kebutuhan pasar kerja, pengembangan iptek untuk memberikan sumbangan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa; dan

3. Meningkatkan kinerja pendidikan tinggi dengan jalan meningkatkan produktivitas, efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan layanan pendidikan tinggi secara otonom melalui Badan Hukum Pendidikan Tinggi (BHPT) (Renstra Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009).

Di kota Yogyakarta khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berdiri sejak 1 Maret 1981 merupakan universitas swasta yang tak kalah menjadi kebanggaan masyarakat kota Yogyakarta sendiri. Dilihat dari berbagai prestasi yang telah dicapai oleh UMY sendiri dengan slogan “muda mendunia” dapat disejajarkan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

(21)

Keberadaan UMY sendiri tentunya menyebabkan banyak pertumbuhan pada lingkungan sekitarnya yang menyebabkan multiplier effect yang dapat dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat sekitar kampus maupun dengan masyarakat yang berdomisili di sekitar kampus UMY tersebut. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa kampus UMY di setiap tahunnya. Dapat dilihat pada table berikut :

TABEL A.1

Jumlah Mahasiswa UMY Tahun 2010-2014 (Jiwa)

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Mahasiswa 24.833 26.899 31.651 43.438 45.855

Sumber : Data di olah, 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 jumlah mahasiswa UMY mencapai 24.833 jiwa, pada tahun 2011 mencapai 26.899 jiwa, pada tahun 2012 mencapai 31.651 jiwa, pada tahun 2013 mencapai 43.438 jiwa dan pada tahun 2014 tercatat sebesar 45.855 jiwa. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa UMY dari tahun ke tahun maka dapat dikatakan bahwa akan menyebabkan dampak terhadap lingkungan sekitar juga dampak yang semakin tinggi terhadap pembangunan-pembangunan baik itu dalam segi infrastruktur maupun non-infrastruktur.

(22)

rumah makan, dan lain-lain. Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik mengambil judul “ANALISIS DAMPAK AKTIVITAS AKADEMIK UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH YOGYAKARTA TERHADAP

USAHA KECIL DAN MENENGAH”.

B. Batasan Masalah

(23)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak aktivitas akademik UMY terhadap Nilai Penjualan (omset) UKM disekitarnya ?

2. Bagaimana profil UKM yang berkembang di sekitar kampus UMY ? 3. Apakah dengan keberadaan kampus UMY dapat menjadi peluang

masyarakat untuk membuka lapangan usaha ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang timbul dari uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis dan mengkaji dampak aktivitas akademik kampus UMY terhadap nilai penjualan (omset) UKM disekitarnya dengan membandingkan tingkat nilai penjualan (omset) pada masa aktif kuliah dan nilai penjualan (omset) pada masa libur perkuliahan/semester. 2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan Profil UKM yang berkembang

disekitar kampus UMY.

(24)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak yang memiliki kepentingan dengan masalah yang di teliti, yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan pada disiplin ekonomi, khususnya bidang ilmu ekonomi dan studi pembangunan.

2. Manfaat Praktik

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori A.a Eksternalitas

A.a.1 Pengertian Eksternalitas

Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian eksternalitas. Pendapat oleh Rosen (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan yang lain yang terjadi diluar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar, eksternalitas dapat mempengaruhi efisiensi ekonomi.

Fisher (1996) mengatakan bahwa eksternalitas terjadi bila satu aktivitas pelaku ekonomi (baik produksi maupun konsumsi) mempengaruhi kesejahteraan pelaku ekonomi lain dan peristiwa yang ada terjadi di luar mekanisme pasar. Sehingga ketika terjadi eksternalitas, maka privat choice oleh konsumen dan produsen dalam private markets umumnya tidak menghasilkan sesuatu yang secara ekonomi efisien.

(26)

biaya tambahan dalam bentuk social cost yang masuk dalam komponen harga barang akhir. Oleh karena itu diperlukan government intervention dalam bentuk penetapan pajak atau subsidi guna mengkoreksi dampak-dampak dari eksternalitas (Verhoef dan Nijkamp 2000) dalam Ansky (2010).

A.a.2 Bentuk-Bentuk Eksternalitas

Eksternalitas dalam kenyataannya memiliki dua macam bentuk, yakni:

1. Eksternalitas Negatif

Eksternalitas negative (Biaya Eksternal) adalah biaya terhadap pihak ketiga selain pembeli dan penjual pada suatu macam barang yang tidak direfleksikan dalam harga pasar. Ketika terjadi eksternalitas yang negatif, harga barang atau jasa tidak menggambarkan biaya sosial tambahan (marginal social cost) secara sempurna pada sumber daya yang dialokasikan dalam produksi. Baik pembeli maupun penjual barang tidak memperhatikan biaya-biaya ini pada pihak ketiga.

2. Eksternalitas Positif

(27)

dengan keuntungan sosial tambahan (marginal cost benefit) dari barang dan jasa yang ada.

Contoh dari eksternalitas positif ini adalah dengan adanya suntikan antibody terhadap suatu penyakit, maka suntikan tersebut selain bermanfaat bagi orang yang bersangkutan juga bermanfaat bagi orang lain yakni tidak tertular penyakit.

Menurut Harwick dan Olewifer (1998) mengatakan bahwa terdapat dua penggambaran eksternalitas, yakni :

a.) Eksternalitas Privat, dan b.) Eksternalitas Public.

Selain itu eksternalitas juga terkait dalam efisiensi alokasi sumber daya alam. Hal ini sangat perlu peranan pemerintah dalam pengendalian eksternalitas. Melalui penetapan pajak pigovian, dan jika solusi yang diberikan swasta dalam mengatasi eksternalitas tidak berhasil pemerintah akan turun tangan dengan mengatasinya seperti kebijakan tentang regulasi pajak pigovian.

Jika dilihat dari para pelakunya, eksternalitas dapat dilihat sebagai: 1. Efek perbuatan satu produsen terhadap produsen lain (effect of

producers on other producers).

(28)

mengalami kesulitan mendapatkan ikan karena telah habis dijaring oleh nelayan pasar.

2. Efek perbuatan produsen terhadap konsumen (effect of producers on consumers).

Contohnya peternakan sapi ataupun ayam yang berada ditengah pemukiman. Orang-orang yang tinggal disekitar pemukiman mungkin akan merasa sangat terganggu dengan bau kotoran hawan-hewan ternak tersebut.

3. Efek perbuatan konsumen terhadap konsumen lain (effect of consumer on consumer).

Contohnya seseorang yang merokok di bus atau angkatan umum akan mengganggu penumpang lain yang berada di bus atau angkutan umum tersebut.

4. Efek perbuatan konsumen terhadap produsen (effect of consumers on producers).

A.a.3 Jenis – Jenis Eksternalitas

Eksternalitas dibagi atas dua jenis yaitu :

(29)

2. Pecuniary externality yaitu tindakan/ produksi yang lebih menekankan pada unsure harga dalam perekonomian yaitu kendala anggaran.

Jenis-jenis eksternalitas menurut Jhon F.Due dan Ann Fredlaender yaitu :

1. Eksternalitas konsumsi, terjadi apabila kemakmuran dari suatu orang dipengaruhi oleh pola-pola konsumsi orang lain.

2. Eksternalitas produksi terjadi apabila keluaran atau (output) suatu perusahaan juga bersifat sebagai masukan (input) bagi fungsi produksi perusahaan orang lain.

3. Eksternalitas keuangan timbulnya karena adanya ketergantungan dari hubungan-hubungan produksi yang terdapat di setiap perekonomian.

4. Eksternalitas teknologi terjadi apabila produsen dari suatu kegiatan tertentu tidak dapat membuat semua keuntungan menjadi kenyataan atau tidak dipaksakan untuk memikul semua biaya yang ditimbulkan akibat dari kegiatan yang diderita oleh perusahaan-perusahaan lain atau anggota-anggota masyarakat, sehingga timbul keuntungan atau kerugian eksternal.

(30)

A.a.4 Kebijakan Untuk Mengatasi Eksternalitas 1. Solusi dalam mengatasi polusi

Tentunya dalam melakukan proses produksi, dihasilkan pula sisa pembuangan yang berbentuk cair, padat gas. Perusahaan dapat membayar pajak polusi sebesar polusi yang dikeluarkan. Pengenaan pajak tersebut dapat dikatakan mampu menciptakan internalisasi eksternalitas.

2. Tradeobel Emmisions Permit

Dapat dilakukan perusahaan terkait dengan mengurangi jumlah populasi yang ditimbulkan dari pada harus membayar pajak yang mahal.

3. Proverty Right

(31)

4. Sarana dan Prasarana

Misalnya berupa jembatan penyebrangan, jalan raya, rel kereta api, dan sarana public lainnya. Sehingga keberadaan perusahaan dirasakan manfaat bagi warga sekitarnya. Ini juga merupakan salah satu tanggung jawab perusahaan dan limpahan manfaat dari adanya teknologi yang dibuat.

A.b UKM

A.b.1 Kondisi Umum UKM di Negara-Negara Berkembang

(32)
[image:32.595.153.534.181.653.2]

Tabel a.b.1

Analisis Kekuatan dan Kelemahan

Faktor-faktor Kekuatan Kelemahan Manusia 1. Motivasi yang kuat untuk

mempertahankan usahanya 2. Suplai tenaga kerja berlimpah

dan upah murah

1. Kualitas SDM (terutama

pendidikan formal) rendah, termasuk kemampuan

melihat peluang bisnis terbatas 2. Produktivitas

rendah

3. Etos kerja dan disiplin rendah 4. Penggunaan tenaga

kerja cenderung eksploitatif dengan tujuan untuk mengejar target 5. Sering

mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar Ekonomi

(Bisnis)

1. Mengandalkan sumber-sumber keuangan informal yang mudah diperoleh

2. Mengandalkan bahan baku lokal (tergantung pada jenis produk yang dibuat)

3. Melayani segmen pasar bawah yang tinggi permintaan (proporsi dari populasi paling besar)

1. Nilai tambah yang diperoleh rendah, dan akumulasinya sulit terjadi

2. Manajemen keuangan buruk

Sumber : sebagian dari Tabel 3 di Sjaifudian dkk (1995)

(33)

Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan tersebut sangat menentukan kemampuan UKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Tantangan-tantangan-tantangan yang dihadapi UKM di manapun juga saat ini dan yang akan datang adalah terutama dalam aspek-aspek berikut ini:

a. Perkembangan teknologi yang pesat: perubahan teknologi mempengaruhi ekonomi atau dunia usaha, dari dua sisi yakni sisi penawaran dan sisi permintaan. Dari sisi penawaran, perkembangan teknologi mempengaruhi antara lain metode atau pola produksi, komposisi serta jenis material/input dan betuk serta kualitas produk yang dibuat. Sedangkan, dari sisi permintaan perubahan teknologi membuat pola permintaan berbeda, yang pada awal periode setelah perubahan tersebut lebih banyak berasal dari perusahaan atau industri. Sedangkan permintaan masyarakat, setelah mereka diperkenalkan dengan produk-produk baru yang mengandung teknologi baru maka permintaan konsumen di pasar juga akan berubah. Jadi, berkaitan dengan ini, survival capability dari UKM sangat bergantung dari tingkat fleksibilitasnya dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian di segala bidang yang berkaitan dengan perubahan teknologi. Di sini, antara lain penguatan SDM sangat krusial.

(34)

lebih tinggi, ditambah lagi dengan perubahan teknologi yang berlangsung terus dalam laju yang semakin cepat dan perubahan selera masyarakat yang terutama akibat pendapatan masyarakat yang terus meningkat, maka setiap pengusaha kecil dan menengah (juga besar) ditantang apakah mereka sanggup menghadapi/menyesuaikan usaha mereka dengan semua perubahan ini.

A.b.2 Usaha Mikro dan Menengah a. Pengertian UMKM

Pengertian UKM berbeda di setiap negara, tergantung dari ukuran sosial ekonominya seperti jumlah karyawan, omset tahunan atau asset dan modal perusahaan. Di Australia, ABS mendefinisikan UKM sebagai perusahaan dengan staf antara 1 sampai 199; Uni Eropa sendiri mendefinisikan UKM sebagai perusahaan yang memiliki karyawan kurang 250 dengan asset

43.000.000 per tahun dan omzet tahunan 50.000.000. Khaliq et

al (2014) dalam Nita (2015)

(35)

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Kriteria UMKM dalam Undang-Undang No 8 Tahun 2008 pasal 6 yaitu mengenai Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah adalah sebagai berikut :

(36)

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

b. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

2. Memiliki hasil penjualan tahunan Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

c. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(37)

Contoh usaha mikro yakni:

 Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan,

peternak, nelayan dan pembudi daya.

 Industri makanan, minuman, industry meubel

pengolahan, kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat.

 Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di

pasar, dll

 Peternak ayam, itik, peternakan.

 Usaha kasar, seperti jasa perbengkelan, salon

kecantikan, ojek, penjahit.

b. Karakteristik UMKM

Selanjutnya dalam ketentuan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan Kemudian dilaksanakan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, kriteria usaha kecil adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 sebagai berikut: a. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala

(38)

b. Usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan-penjualan tahunan lebih besar dari kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil.

Secara nominal kriteria dalam ketentuan tersebut memberikan batas Rp. 200.000.000 sebagai pembatas antara jumlah modal pengusaha kecil dan pengusaha besar serta pengusaha menengah.

A.b.3 Peran Penting UKM

Peran penting UKM dalam perekonomian nasional memiliki peran antara lain :

1. Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi 2. Penyedia lapangan kerja terbesar

3. Pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat

4. Pencipta pasar terbaru dan sumber inovasi 5. Kontribusi nya terhadap neraca

(Departement Koperasi 2008)

(39)

jika era persaingan global saat ini banyak perusahaan besar yang tergantung pada pemasok-pemasok kecil menengah. Sesungguhnya ini peluang bagi pemilik usaha kecil menengah untuk ikut berkecimpung di era global sekaligus menggerakan sektor ekonomi riil.

A.c. Jasa Pendidikan

A.c.1. Institusi Pendidikan sebagai Infrastruktur Perkotaan

Suripin (2004) dalam John (2010) mengatakan bahwa Grigg mendefinisikan prasarana dan sarana infrastruktur sebagai fasilitas fisik suatu kota atau negara yang disebut prasarana umum.

Dalam buku laporan tentang Capacity Building in Urban Infrastructure Management (CBUIM), Departement Permukiman dan Prasarana Wilayah mendefinisikan prasarana dan sarana sebagai berikut : “Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat

diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang terbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan kehidupannya” Suripin

(2004) dalam John (2010)

(40)

peralatan-peralatan, dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan asset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Dalam konteks ekonomi, infrastruktur pendidikan sebagai modal sosial masyarakat merupakan tempat bertumpu perkembangan ekonomi sebagai lembaga yang menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin tercapai tanpa ketersediaan infrastruktur yang memadai. Namun penting bagi tercapainya pembangunan berkelanjutan bahwa pembangunan infrastruktur memiliki kompatibilitas dengan kondisi sumberdaya alam dan sumber daya manusia di wilayah pengembangan, sehingga dilakukan penataan ruang agar terbentuk alokasi ruang yang menjamin kompatibilitas tersebut.

(41)

meningkatkan aktivitas perekonomian dalam masyarakat tersebut, Nasution (1997). Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan apabila seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya, atau perekonomian mengalami pertumbuhan apabila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.

Dalam perekonomian, masing-masing sektor tergantung pada sektor lainnya. Satu dengan lainnya saling memerlukan baik dalam tenaga kerja, bahan mentah maupun hasil pada akhirnya. Contohnya dalam sektor industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, kemudian hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa lainnya. Demikian halnya dengan sektor jasa pendidikan yang hasilnya dibutuhkan oleh sektor-sektor lainnya dimana produknya adalah SDM berupa tenaga kerja terdidik, disisi lain sektor pendidikan juga membutuhkan sektor jasa lainnya yang mendukung proses pendidikan itu sendiri seperti jasa kursus, jasa internet, jasa penggandaan dan percetakan, jasa penyedia makanan dan minuman, jasa rumah, sewa-menyewa, dan lain-lain.

(42)

Peningkatan jumlah populasi sebagai akibat migrasi karena pendidikan berarti peningkatan akan permintaan barang-barang kebutuhan. Menurut Pappas dan Hirschey (1995) dalam John (2010) menyatakan bahwa permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh para pelanggan selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu. Dengan kata lain, permintaan adalah jumlah total yang rela dan mampu dibeli oleh para langganan. Kerangka waktu tersebut dapat satu jam, satu hari, satu tahun, atau periode lainnya. Kondisi-kondisi yang harus dipertimbangkan mencakup harga barang yang bersangkutan, harga dan ketersediaan barang yang berkaitan, perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, pengeluaran periklanan dan sebagainya. Jumlah produk yang siap dibeli oleh para konsumen, yaitu permintaan produk tersebut, bergantung pada semua faktor ini.

Untuk kegiatan ekonomi lainnya yang berorientasi pasar focus utamanya adalah pada permintaan pasar, tetapi permintaan pasar semata-mata merupakan gabungan dari permintaan individual atau pribadi, dan gagasan tentang hubungan permintaan pasar diperoleh dengan memahami sifat permintaan individual. Permintaan individual ditetapkan oleh dua faktor:

(43)

2. Kemampuan untuk memperolehnya. Keduanya diperlukan untuk permintaan individual yang efektif.

Terdapat dua model dasar untuk permintaan individual, yaitu : 1. Teori perilaku konsumen

Berkaitan dengan permintaan langsung untuk produk-produk konsumsi pribadi. Model ini sesuai untuk menganalisis permintaan individual atas barang dan jasa yang secara langsung memuaskan keinginan konsumen. Dalam model ini, nilai suatu barang atau jasa, atau utilitasnya adalah faktor penentu utama dari permintaan individual. Para individu dipandang berusaha untuk memaksimumkan utilitas total atau kepuasan yang diberikan oleh barang dan jasa yang mereka peroleh dan konsumsi. Proses optimisasi ini mengharuskan para konsumen untuk mempertimbangkan utilitas marginal (keuntungan berupa kepuasan) dalam memperoleh unit-unit tambahan satu produk tertentu atau dalam memperoleh unit-unit tambahan satu produk tertentu atau dalam memperoleh satu produk dibandingkan produk lainnya. Karakteristik produk, preferensi (selera) individual dan kemampuan untuk membayar adalah faktor-faktor penentu yang penting dari permintaan langsung.

2. Barang-barang dan jasa lainnya.

(44)

penting dalam pembuatan atau distribusi produk. Barang dan jasa yang diminta bukan untuk konsumsi pribadi akhir secara langsung tetapi untuk penggunaan mereka dalam menyediakan barang dan jasa lain. Kita mengatakan bahwa permintaan mereka diturunkan dari permintaan akan produk dimana mereka dipergunakan dalam pembuatannya. Jadi, permintaan untuk semua masukan yang dipergunakan oleh sebuah perusahaan adalah permintaan turunan. Dengan kata lain, permintaan turunan adalah permintaan untuk masukan yang dipergunakan dalam produksi.

Berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan, maka barang-barang kebutuhan yang dimaksud disini merupakan konsumsi langsung bagi konsumen (mahasiswa, dosen dan karyawan) seperti tempat tinggal, makan, penggandaan dan percetakan, dan lain-lain. Namun apabila dikaitkan kembali dengan produk jasa akhir jasa pendidikan berupa ilmu pengetahuan, maka dapat dikategorikan sebagai barang konsumsi tidak langsung adalah jasa kursus pendukung lainnya serta barang-barang berupa buku-buku referensi pendidikan.

(45)

kerja terdidik sebagai produknya dan juga sekaligus sebagai pasar potensial bagi kegiatan ekonomi lainnya apabila suatu institusi pendidikan memiliki jumlah populasi yang cukup besar.

Dalam pandangan teori pendekatan pasar, Palender dalam John (2010) menyatakan bahwa barang dan jasa dapat diproduksi berdasarkan pertimbangan batas penduduk minimal dan jangkauan pasar. Batas minimal penduduk adalah penduduk minimum yang dibutuhkan untuk kelancaran dan kesinambungan penawaran barang. Kalau jumlahnya di bawah jumlah tertentu makan pelayanan akan mahal dan kurang efisien, jika meningkat di atas jumlah standar pelayanan akan menjadi kurang baik dan kurang efektif. Sedangkan jangkauan pasar (range) adalah jarak yang diperlukan seseorang untuk mendapatkan jasa yang bersangkutan. Lebih jauh lagi dari jarak standar yang ditentukan maka orang akan mencari wilayah lain yang lokasinya lebih dekat untuk memenuhi kebutuhan akan jasa yang sama. Dalam konteks penelitian ini maka batas penduduk minimal adalah jumlah seluruh populasi kampus UMY (Mahasiswa/i, karyawan dan dosen) sebagai pasar yang menyerap produksi kegiatan usaha di sekitarnya. Sedangkan jangkauan pasar merupakan jarak antara kampus UMY dengan lokasi kegiatan usaha.

(46)

berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari pasar maka konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjualan (pasar) semakin mahal. Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar.

Institusi pendidikan adalah pasar, dengan keberadaan Institusi pendidikan maka wilayah sekitarnya merupakan lokasi produksi dimana mahasiswa datang ke “pasar” untuk memenuhi

kebutuhannya akan makan minum, tempat tinggal sementara (tempat kost), foto copy, warnet, wartel untuk membeli segala kebutuhan kuliahnya dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, masyarakat membuka usaha di sekitar Institusi pendidikan agar mahasiswa dapat lebih mudah mendapatkan segala kebutuhannya, aksesibility mudah, lebih efektif dan efisien. Sehingga menimbulkan multiplier effect terhadap lingkungan sekitarnya.

(47)

yang erat kaitannya dengan aktivitas sektor ekonomi tertentu. Efek multiplier tidak dengan sendirinya terjadi secara terus menerus tanpa batas, tetapi semakin lama nilainya semakin kecil. Alasan ini ditunjukkan dengan adanya kebocoran dalam sistem ekonomi regional. Adanya uang yang mengalir keluar masuk wilayah dengan bebas, turut mempengaruhi besarnya kebocoran ini.

Terdapat tiga efek multiplier yang dihasilkan dalam suatu system perekonomian yaitu pengaruh langsung (direct multiplier), pengaruh tidak langsung (indirect multiplier) dan total effect. Yang dimaksud dengan pengaruh langsung yaitu pengaruh yang ditimbulkan terhadap suatu sektor secara langsung yaitu pengaruh kenaikan permintaan terhadap sektor itu sendiri. Pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh yang ditimbulkan terhadap sektor lain akibat kenaikan permintaan di suatu sektor. Jumlah dari kedua pengaruh ini dinamakan pengaruh total. Herawati (1993) dalam John (2010)

A.c.5 Penggunaan Lahan Kegiatan Sektor Jasa Pendidikan

(48)

Pola penggunaan lahan sejalan dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Pada dasarnya ekonomi masyarakat yang berkembang dan kemudian beralih menjadi penyebab kebutuhan atas lahan dan kenaikan nilai lahan. Jadi, pola penggunaan lahan secara fisik yang dimaksud adalah peningkatan pemanfaatan, mutu dan penggunaan lahan untuk kepentingan penempatan suatu atau beberapa kegiatan fungsional sehingga dapat memenuhi kebutuhan kehidupan dan kegiatan usaha secara optimal ditinjau dari segi sosial ekonomi, sosial budaya, fisik dan secara hukum. Sehingga dari uraian tersebut menjadi jelas bahwa pola penggunaan lahan yang didominasi oleh fungsi pendidikan kemungkinan akan mempengaruhi aktivitas ekonomi disekitarnya.

Dalam membicarakan penggunaan lahan ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu

1. Penggunaan lahan yang sekarang (actual); 2. Penggunaan lahan potensial.

Penggunaan lahan sekarang pada dasarnya merupakan hasil dari berbagai faktor penyebab, sebagian besar berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Penggunaan lahan potensial tidak selalu sama dengan penggunaan lahan sekarang, bahkan sering berbeda dengan penggunaan lahan yang disesuaikan dengan kemampuannya.

(49)

diterangkan dalam teori jalur sepusat, teori sektor dan teori pusat lipat ganda dihubungan dengan kehidupan ekonomis. Jayadinata (1999) dalam John (2010) merumuskan beberapa faktor yang menjadi penentu dalam pola penggunaan lahan yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat (social behavior) yang dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial dan proses sosial yaitu : sentralisasi (terkumpulnya penduduk disebabkan oleh prasarana ekonomi) dan desentralisasi. Dan dalam konteks penelitian ini institusi pendidikan dapat menyebabkan sentralisasi atau pemusatan konsentrasi penduduk pada satu wilayah.

Di Indonesia, kebijakan pengaturan zona penggunaan lahan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang diatur melalui Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota/kabupaten dimana salah satu nomenklatur zona peruntukannya adalah zona peruntukkan lahan utuk pendidikan.

Dalam pelaksanaanya, fungsi peruntukkan lahan dalam RDTR tidak selalu dapat memenuhi sasaran pembangunan sebagaimana diharapkan. Karena adanya beberapa kendala antara lain :

1. RDTR disusun di atas bidang-bidang tanah yang telah digunakan dan dikuasai oleh masyarakat.

2. Rata-rata luas penguasaan dan pemilikan tanah yang relatif sempit. 3. Kurangnya penyuluhan untuk dapat meningkatkan kesadaran

(50)

4. Belum adanya tindakan pengendalian yang efektif terhadap pelaksanaan RDTR.

Sebagai subsistem dari penataan ruang, maka tujuan dari penatagunaan tanah tersebut diatas dilakukan atas dasar pengaturan fungsi zona peruntukan dalam RDTR yang telah ditetapkan. Kebijakan peruntukkan lahan dalam RDTR merupakan arahan lokasi kegiatan pembangunan pada wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. Tujuan pengaturan dan penyelenggaraan penatagunaan tanah dalam rangka pemanfaatan dan pengendalian ruang tersebut akan dapat tercapat apabila tersedia data dan informasi tentang penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah serta data zona peruntukkan lahan dalam RDTR yang telah ditetapkan. Dengan demikian pengaturan guna lahan pendidikan merupakan bagian dari suatu sistem tata guna lahan perkotaan.

A.d. Tenaga Kerja

(51)

Menurut swasono (1983) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan, pengertian umum tersebut sesuai dengan pengertian tenaga kerja yang dimuat dalam undang-undang pokok ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 1968, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Simanjuntak (1998), tenaga kerja (man power) mengundang dua pengertian yaitu:

1. Tenaga kerja adalah seseorang atau sekelompok orang yang mampu bekerja, mampu berarti dapat melaksanakan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Tenaga kerja adalah sebagai jasa yang diberikan dalam suatu produksi (labour service) dalam konteks ini tenaga kerja mencerminkan kualitas usaha barang yang diberikan seorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

(52)

surveynya di beberapa negara Asia mengenai lapangan kerja sector informal yaitu menggunakan teknologi produksi tradisional, memproses bahan mentah lokal, tidak ada akses dalam permodalan, tidak terjangkau oleh sistem perizinan dan perpajakan, bermodal kecil.

A.e Pengembangan Wilayah

Menurut John (2010) Pengembangan wilayah merupakan upaya pemerataan pembangunan dengan mengembangkan wilayah-wilayah tertentu melalui berbagai kegiatan sektoral secara terpadu, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah itu secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Menurut wibowo et. Al (1999) dalam John (2010) menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan usaha mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi antarsistem ekonomi (economic system), manusia atau masyarakat (social system) lingkungan hidup dan sumber daya alam (ecosystem). Kondisi ini dapat diterjemahkan ke dalam bentuk pembangunan ekonomi, sosial, politik, budaya maupun pertahanan keamanan yang seharusnya berada dalam konteks keseimbangan, keselarasan dan kesesuaian.

(53)

membaik, disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti jenis, intensitas, pelayanan maupun kualitasnya.

Beberapa indicator yang dapat dipakai dalam mengidentifikasi perkembangan suatu wilayah menurut Hanafiah (1982) dalam John (2010) antara lain :

1. Jumlah penduduk 2. Pasar tradisional

3. Jumlah perusahaan kecil, usaha kecil dan warung lainnya 4. Persepsi penduduk dan peran sertanya

5. Tingkat kesejahteraan

6. Jumlah relatif pengusaha seperti pedagang, penjaga toko, dan lain-lain 7. Jumlah relatif sarana dan prasarana transportasi

Meskipun banyak konsep tentang wilayah akan tetapi pakar ekonomi regional sependapat bahwa tujuan pengembangan wilayah adalah pembangunan dalam wilayah itu sendiri untuk menjadi lebih baik di segala sektor yang meliputi sektor industri dan perdagangan, pertanian, pariwisata, jasa dan perkantoran serta sektor lainnya.

(54)

bagaimana memberdayakan potensi yang ada bagi kesejahteraan warga, sebagai akhir daripada pembangunan dan pengembangan tersebut.

Menurut John (2010) teori-teori pengembangan wilayah menganut berbagai azas atau dasar berdasarkan tujuan penerapan masing-masing teori. Berbagai paradigma teori pengembangan wilayah dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Teori yang memberikan penekanan kepada kemakmuran wilayah (local prosperity).

2. Teori yang menenkankan pada sumberdaya lingkungan dan faktor alam yang dinilai dapat mempengaruhi keberlanjutan sistem kegiatan produksi di suatu daerah (sustainable production activity). Kelompok penganut teori ini sering disebut sangat peduli dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

3. Teori yang memberikan penekanan kepada kelembagaan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat lokal, sehingga kajian teori ini terfokus pada good government yang bisa bertanggung jawab (responsible) dan berkinerja bagus.

4. Teori yang perhatiannya tertuju kepada kesejahteraan masyarakat yang tinggal di suatu lokasi (people prosperity).

(55)

bersinergi. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang mengandung muatan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, serta pengendaliannya. Konsep dasar penataan ruang wilayah dan kota dengan pendekatan pengembangan wilayah pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan memperhatikan comparative advantage di suatu wilayah, serta mengeleminir kesenjangan pembangunan dengan mengurangi kawasan-kawasan yang miskin, kumuh dan tertinggal.

Analisa pengembangan wilayah yang dilakukan di dalam penelitian ini dilihat dari aspek ekonomi dan aspek lokasinya. Di dalam aspek ekonomi terdapat unsur penjualan masyarakat sekitar (yaitu unit kegiatan usaha) dan di dalam aspek lokasi terdapat unsur keterkaitan antara keberadaan lokasi kegiatan jasa pendidikan dengan wilayah sekitarnya.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

(56)

Berikut hasil penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan penelitian adalah sebagai berikut :

1. John Ester Lase. 2010. Dampak Keberadaan Kampus Universitas Sumatera Utara Terhadap Pendapatan Usaha Kecil dan Warung serta Pola Ruang di Wilayah Sekitarnya. Medan: Fakultas Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Menggunakan metode Pengujian Sampel Berpasangan (Paired sample T Test) analisis Deskriptif. Dari hasil kesimpulan menyatakan bahwa keberadaan kampus USU berdampak positif pada peningkatan pendapatan usaha dan warung kecil disekitarnya, hal ini ditunjukkan oleh lebih tingginya tingkat pendapatan usaha kecil dan warung pada saat masa aktif perkuliahan dibandingkan dengan pada saat masa libur semester. Dan dikatakan bahwa dampak langsung dari keberadaan USU adalah banyaknya konsumen dari kalangan mahasiswa/i USU.

(57)

orang tua terhadap partisipasi anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan kontribusi secara efektif sebesar 27.1%.

3. Nita Hindayani. 2015. Analisis Modal Sosial Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pendukung Desa Wisata Candran. Skripsi: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Dari hasil kesimpulan menyatakan bahwa terdapat beberapa variable yaitu tipe modal sosial, kepercayaan yang terjalin pada UMKM, jaringan sosial dan norma. Hal ini mempengaruhi karena karakteristik atau adat istiadat di Desa Wisata Candran yang dimana ada jaringan yang terbentuk oleh sistematika perekrutan dimana hubungan kekerabatan menjadi latar belakang perekrutan. Terdapat pula tipe modal sosial atau karakteristik ikatan yang telah menjadi kebiasaan warga Desa Wisata Candran, kemudian tingkat kepercayaan di dalam Desa Wisata Candran juga dapat mempengaruhi tindakan-tindakan masyarakat sekitar dan norma yang dimiliki UMKM pendukung kegiatan Desa Wisata Candran juga hampir sama dengan norma sosial masyarakat Desa Wisata Candran.

(58)
(59)

C. Hipotesis

(60)
[image:60.595.147.558.171.657.2]

D. Kerangka Pemikiran

GAMBAR D.1 Flow Chart Penelitian Keberadaan Kampus UMY

Tumbuhnya aktivitas masyarakat

Pendapatan UKM Profil UKM Peluang Untuk Membuka lapanganUsaha

Nilai penjualan pada masa aktif perkuliahan

Nilai penjualan pada masa libur.

Uji Dua Sampel Berpasangan

(Paired Sample T Test)

Analisis Deskriptif

(61)

E. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Adapun variable penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah Jumlah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2014.

2. Variabel Terikat

(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang memiliki atau menjaga usaha di sekitar kampus. Alasan dipilihnya sampel ini adalah untuk mengetahui apakah keberadaan kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan kontribusi positif atau negatif.

B. Jenis Data

(63)

digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.

Data peneliti dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Data Primer

Dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer. Menurut Indrianto dan Supomo, (1999) adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) dan berupa opini subyek (orang) secara individual. Data primer digunakan sebagai bahan untuk menghitung variabel-variabel penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden secara langsung yang berupa jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner meliputi pemilik atau penjaga usaha disekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian dengan wawancara terhadap pelaku yang berperan penting dengan keberadaan/eksistensi kampus UMY.

2. Data Sekunder

(64)

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan : 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (1998), populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah steakholder (masyarakat) yang membuka kegiatan usaha di sekitar kampus UMY Yogyakarta. Jumlah populasi yang dijadikan barometer dalam penelitian ini ditentukan sesuai dengan jumlah aktifitas UKM yang ada di lokasi penelitian.

2. Sampel Penelitian

Penggunaan sampel bertujuan agar peneliti mudah memperoleh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan mempertimbangkan biaya lebih murah dan waktu penelitian lebih cepat. Penetapan ukuran sampel di dasarkan atas pertimbangan Roscoe dalam Sugiyono (2003) yang menyatakan : pertama, ukuran sampel sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai 500 sampel.

(65)

Metode ini umum dipakai jika unit sampel dalam populasi jumlahnya relatif sedikit. Pada kondisi demikian, penggunaan metode ini akan menjadi efisien dan efektif. Namun demikian, jika jumlah elemen-elemen populasi sangat besar, penggunaan metode ini menjadi tidak menyenangkan, kurang fleksibel dan biaya yang dikeluarkan dapat menjadi mahal.

Menurut Arikunto (2006) dalam Edi (2014) menyatakan bahwa apabila subyek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi. Maka, Jumlah sampel tersebut telah dapat mewakili seluruh populasi di lokasi penelitian. Berkaitan dalam penelitian ini yang menjadi sampel atau responden dari kuisioner yang akan disebar adalah para pemilik atau pengelola usaha yang ditemui di lapangan.

3. Metode Slovin

(66)

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. Al., 1960:182) dalam Muhammad (2015), sebagai berikut :

Dimana :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi (Jumlah UKM Tamantirto) e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

dimana n adalah besarnya sampel yang akan ditentukan, N merupakan jumlah popilasi dan e adalah nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan. Dalam penelitian ini, digunakan nilai kritis sebesar 10% karena adanya keterbatasan waktu dan biaya, tetapi dengan nilai kritis 10%, jumlah sampel yang diperoleh sudah cukup mewakili keadaan dari populasi tersebut.

Sehingga penentuan sampel :

(67)

Dari perhitungan slovin diatas, dapat diketahui jumlah responden yang akan digunakan dalam penelitian ini sebesar 100 orang. Tetapi peneliti disini akan meneliti sample sebesar 121 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang penting dalam sebuah penelitian, maka seorang peneliti harus memiliki teknik pengumpulan data sebagai pedoman penelitian yang strategis. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data melalui metode survey berupa kuisioner dimana peneliti akan menyebarkan secara langsung ke responden di sekitar kampus UMY dengan memberikan daftar pertanyaan mengenai masalah-masalah yang relevan dengan apa yang akan diteliti. Kemudian setelah kuesioner diisi, responden dapat mengembalikan kuesioner secara langsung kepada peneliti.

1. Observasi

Menurut Arikunto dalam Nita (2015) terdapat 4 elemen yang menjadi objek observasi di lokasi penelitian yaitu:

a. Place atau tempat dimana interaksi sosial terjadi, yakni lingkungan sekitar kampus UMY

(68)

c. Activity atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang berlangsung. Aktivitas yang menjadi objek observasi adalah aktivitas masyarakat dalam rangka kegiatan serta pengembangan kampus UMY

d. Relation atau relasi yang terjadi, yakni proses interaksi yang terjadi antara relasi sosial maupun sosial kemasyarakatan.

Peneliti menggunakan teknik observasi karena dapat dilihat bahwa terdapat dampak multiplier effect atau efek pengganda yang dapat mempengaruhi kegiatan atau aktivitas masyarakat setempat dengan keberadaan kampus UMY, untuk itu peneliti disini terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kegiatan masyarakat yang berada disekitar kampus.

2. Teknik Wawancara Mendalam

Teknik wawancara mendalam merupakan salah satu dari sekian banyak metode pengumpulan data yang biasa digunakan untuk mendapatkan informasi penting yang berhubungan dengan penelitian.

(69)

Satori (2012) dalam Nita (2015) menjelaskan bahwa wawancara yang mendalam adalah tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh data tentang maksud hati partisipan, bagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana mereka menjelaskan atau menyatakan perasaannya tentang kejadian-kejadian penting dalam hidupnya.

Menurut Irwandi, dkk (1995) dalam Hayatul (2008), wawancara merupakan suatu proses interaksi yang ditentukan oleh faktor-faktor peneliti, responden dan situasi wawancara untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti bertanya langsung kepada responden mengemukakan apa yang diketahuinya tanpa dipengaruhi oleh peneliti. Maksud dari pengumpulan data ini untuk memperoleh gambaran mengenai pertumbuhan ataupun perkembangan penelitian atau wilayah pengamatan, mengetahui aktivitas sosial dan sistem nilai masyarakat.

3. Kuesioner

(70)

pertanyaan atau pernyataan tertutup dan terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

Bila penelitian dilakukan pada lingkungan yang tidak terlalu luas sehingga kuisioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama maka pengiriman angket tidak perlu melalui pos. Dengan adanya kontak langsung dengan peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data objektif dan cepat.

4. Study documenter

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dokumen baik yang berada di sekolah ataupun berada diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

(71)

Gambar D.1 Flow Chart Penelitian

Jenis Data

Primer Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Wawancarara

Observasi Kuisioner Dokumentasi,

Literatur, Buku-buku

Data

Uji Sampel Berpasangan (Paired sample T Test)

Kesimpulan dan Saran Penelitian Ilmiah

[image:71.595.123.544.119.552.2]
(72)

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian

Dalam penentuan lokasi ini, keberadaan kampus UMY sangat berperan pada usaha yang akan didirikan oleh masyarakat. Apakah dengan aktivitas akademik kampus UMY mampu memberikan pengaruh baik atau dapat memberikan pengaruh buruk terhadap usaha masyarakat sekitar.

2. Nilai penjualan merupakan suatu usaha untuk membujuk konsumen agar mereka membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sesuai dengan apa yang pasar inginkan sehingga perundingan, persetujuan harga dan serah terima barang dapat diselesaikan dengan baik antara penjual dan konsumen.

3. Jumlah Tenaga Kerja

Banyaknya tenaga kerja di dalam sebuah pertokoan ataupun usaha kecil dihitung dalam satuan orang. Menurut Simanjuntak (1998) dalam Edi (2014), tenaga kerja (man power) mengundang dua pengertian yaitu :

(73)

menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Tenaga kerja adalah sebagai jasa yang diberikan dalam suatu produksi (labor service) dalam konteks ini tenaga kerja mencerminkan kualitas usaha barang yang diberikan seorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

4. Ekonomi adalah kebutuhan sehari-hari yang sangat penting bagi keseharian masyarakat disekitar kampus UMY seperti masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dengan cara membangun infrastruktur sehingga akan bertumbuhnya unit usaha baru.

5. Keberadaan kampus UMY diartikan sebagai adanya aktivitas mahasiswa/i, karyawan dan dosen pada masa aktif perkuliahan di kampus UMY.

6. Aktivitas ekonomi masyarakatnya adalah segala bentuk kegiatan jual beli barang dan jasa yang berlangsung disekitar kampus UMY yang berbentuk warung, percetakan, salon, maupun usaha kecil lainnya.

F. Uji Hipotesis dan Analisa Data 1. Uji Hipotesis

(74)

terdapat pembuktian hipotesis yang dilakukan dengan pengujian terhadap nilai penjualan (omset) masyarakat yang memiliki usaha kelas menengah (UKM) (Warung, Loundry, Percetakan, dll) pada saat kampus UMY sedang melaksanakan aktivitas perkuliahan dan pada saat nilai penjualan (omset) masyarakat pada saat libur. Menurut Sugiyono (2007) dalam John (2010) metode ini dapat digunakan dengan rumus di bawah ini :

Rumus :

Ho = Tidak ada perbedaan antara rata-rata penjualan masyarakat pelaku usaha yang ada di sekitar kampus UMY pada saat masa perkuliahan dengan rata-rata penjualan pada masa libur.

Ha = Ada perbedaan rata-rata penjualan masyarakat pelaku usaha yang ada di sekitar kampus UMY pada masa perkuliahan dengan rata-rata penjualan pada masa libur semester.

Dasar pengambilan keputusan pada Uji sampel berpasangan (paired sampel T test) bisa diperoleh dengan menggunakan t hitung dengan melakukan uji 2 sisi dengan tingkat signifikansi (α) adalah 5%.

̅̅̅ ̅̅̅

(75)

Sedangkan t tabel (tabel distribusi t) dicari pada α = 5% : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1

Adapun kriteria pengujian :

Ho diterima jika -t table ≤ t hitung ≥ t table Ho ditolak jika -t hitung -t table atau

t hitung t table

Berdasar probabilitas maka : Ho diterima jika P value 0,05 Ho ditolak jika P value 0,05

2. Analisa Data

Tahap ini merupakan langkah menganalisis data dengan melakukan pengolahan data sebagai kegiatan lanjutan setelah pengolahan data antara lain Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating. Konsep yang dipakai dalam analisis ini adalah perbandingan antara variabel. Tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Editing (Pemeriksaan Data)

(76)

Yaitu usaha mengklasifikasikan para responden menurut macamnya. Dengan menandai masing-masing jawaban itu dengan kode-kode tertentu dalam bentuk angka untuk memudahkan pengolahan data.

3. Scoring (Pemberian Nilai)

Yaitu langkah untuk memberikan skor atau nilai pada tiap-tiap butir pertanyaan dengan setiap variabel dalam kuisioner.

4. Tabulating (Proses Pembeberan)

Yaitu tahapan lanjutan dalam rangkaian proses analisis data, lewat tabulasi akan segera tampak ringkasan dan susunan dalam bentuk tabel. Sehingga variabel bebas dan variabel terikat yang telah dijawab oleh responden melalui kuisioner dapat diperoleh kemudian data ini siap dianalisis.

(77)

langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menganalisis data ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun instrument penelitian berupa kuisioner yang berisi pertanyaan.

2. Melakukan pengumpulan data kepada responden yang telah ditentukan oleh peneliti.

(78)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Berawal dari berdirinya Muhammadiyah kemudian terbentuklah kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H (18 November 1912) oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KH A Dahlan.

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

(79)

Muhammadiyah dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut “Sidratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934. Rapat tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi kongres tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini menjadi Muktamar 5 tahunan.

Sejalan dengan itu, perhatian utama kepada pengembangan SDM inilah yang juga mendorong p

Gambar

TABEL A.1 Jumlah Mahasiswa UMY Tahun 2010-2014 (Jiwa)
Tabel a.b.1
GAMBAR D.1
Flow Chart Gambar D.1 Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dana Pensiun X memiliki kewajiban untuk menjaga kecukupan pendanaan untuk program pensiun seluruh karyawan PT X (Persero) Tbk. Dalam mengelola dan mengalokasikan dana yang

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera yang dilakukan oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama anggota tim kesehatan lain sesuai

Undangan Ibadah Perayaan Natal : Melalui Majelis Jemaat, Majelis Jemaat KIBAID dengan penuh sukacita mengudang anggota jemaat untuk hadir dalam ibadah Perayaan Natal yang

Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dengan keikhlasan dan kemuliaan hati telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama

Dari hasil penelitian yang penulis peroleh bahwa Global Wakaf Jawa Tengah dalam pemanfaatan dana wakaf tunainya tidak hanya bersifat pemanfaatan yang konsumtif namun juga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kebakaran hutan dan lahan setiap bulan di wilayah Sumatera Selatan dengan menggunakan nilai KBDI selama periode kejadian El Niño

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa terapi musik dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia Hal ini didukung oleh

Karakter tanaman utama yang berkorelasi nyata dengan keragaan tanaman ratun adalah tinggi tanaman utama, total klorofil daun, bobot basah brangkasan, bobot kering brangkasan,