• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Kearifan Lokal Untuk Memacu Daya Tarik Wisata Budaya - Sejarah: Kasus di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Kearifan Lokal Untuk Memacu Daya Tarik Wisata Budaya - Sejarah: Kasus di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

MODEL PENGELOLAAN KAWASAN CAGAR BUDAYA BERBASIS

KEARIFAN LOKAL UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh:

Drs. Suyatmin Waskito Adi, MSi (0605086301) Drs. Moechammad Nasir, MM (NIDN: 0611096201)

Edy Purwo Saputro, SE, MSi (0613097001)

(2)
(3)

RINGKASAN

MODEL PENGELOLAAN KAWASAN CAGAR BUDAYA BERBASIS

KEARIFAN LOKAL UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG, JAWA TENGAH

Kawasan Kota Lama Semarang memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis sejarah budaya. Hal ini didukung oleh karakteristik dan keunikan kondisi fisik bangunan dan sejarah yang melekat. Oleh karena itu, pengembangan kepariwisataan Kawasan Kota Lama Semarang juga mampu memberikan efek berantai terhadap wisata kuliner dan wisata edukasi. Meski demikian, semua potensi tersebut masih belum dioptimalkan dan karenanya pembentukan BPK2L menjadi sangat penting.

Mengacu persoalan Kawasan Kota Lama Semarang dan relevansinya bagi daya tarik wisata sejarah budaya, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana model pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang yang dapat memacu daya tarik wisata dan berbasis kearifan lokal? Tujuan penelitian adalah membangun model pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui FGD yang melibatkan sejumlah pihak terkait dan analisis Balanced Scorecard sebagai pendekatan strategik untuk model pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang yang memberikan win-win solutions bagi semua pihak. Manfaat penelitian memberikan kontribusi dalam pengembangan konsep dan teoritis manajemen pengelolaan kawasan wisata, manajemen pemasaran, akuntansi sektor publik terkait pengelolaan pendapatan asli daerah, dan manajemen strategik terkait faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pengelolaan kawasan wisata. Mengacu analisis menunjukan dari keempat perspektif menurut metode Balance Scorecard ternyata semuanya belum menunjukan hasil yang maksimal dan karenanya tantangan BPK2L semakin berat. Hal ini tidak hanya terkait peran untuk mendapatkan pemasukan bagi daerah melalui PAD, tapi juga relevansinya terhadap sisi pendanaan bagi konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang. Generalisasi hasil penelitian ini menarik mengacu tantangan kepariwisataan, meskipun ada keterbatasan dan sekaligus menjadi acuan untuk penelitian lanjutan.

(4)

SUMMARY

MODEL OF A LOCALLY WISE-BASED MANAGEMENT OF CULTURAL AREA FOR LURING TOURISTS: A CASE AT THE AREA OF OLD CITY SEMARANG

CENTRAL JAVA

The Old City Semarang is very large potency to develop as a cultural historic-based tourism destination. It is due to the characteristics and unique buildings at area. Thus, the development of the Old City also gives any contribution to culinary and educative tourisms. However, all the potencies have not been optimized and therefore, the establishment of BPK2L is very important.

Referring to the problem of the Old City Semarang and its relevancy to cultural historic-based tourists, the research problems is described as follows: what is a model of locally historic-based management at the Old City Semarang that can encourage tourists? The study aims to develop what is a model of locally historic-based management at the Old City Semarang with a qualitative approach through FGD and balanced scorecard analysis as a strategic approach of the management model for producing win-win solution to all parties. It is beneficial to contribution to develop a concept and theory of tourism area management, marketing management, public sector accounting related to a local government’s revenue, and strategic management of factors in successful tourism destination. Based on the analysis of the four perspectives with a balanced scorecard method, all have not indicated a maximal result and therefore, the responsibility of BPK2L is increasingly complex. It is not only related to revenue through PAD but also to the fund of conservation and revitalization of the Old City Semarang. In general, the result of the study causes a challenge of tourism and it is wished that the limitation will be considered in the future.

(5)

PRAKATA

Assalamu'alaikum wr.wb.

Alhamdulillah. Akhirnya penelitian ini selesai sesuai jadwal yang ditetapkan. Terlepas dari kekurangan - kelemahan yang ada dari penelitian ini, yang jelas, penelitian tentang wisata berbasis sejarah budaya sangatlah penting, yaitu tidak saja terkait pengembangan kepariwisataan di era otda, tetapi juga dalam konteks mata rantai dari kepariwisataan itu sendiri, aspek penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga pengembangan daya tarik wisata di era otda.

Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Surakarta, Oktober 2014

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ……… i

Halaman Pengesahan ……… ii

Ringkasan ……… iii

Prakata ……… iv

Daftar Isi ……… v

Daftar Tabel ……… vi

Daftar Gambar ……… vii

Daftar Lampiran ……… viii

Bab 1 Pendahuluan ……… 1

1. Latar Belakang ……… 1

2. Rumusan Masalah ……… 3

3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ………... 3

4. Temuan Yang Ditargetkan ………... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ……… 4

1. Kota Lama Semarang ……… 4

2. Otda dan Pariwisata ……… 4

3. Penelitian Sebelumnya ……… 5

Bab 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 7

1. Tujuan Penelitian ……… 7

2. Manfaat Penelitian ……… 7

Bab 4 Metode Penelitian ……… 8

1. Definisi ……… 8

2. Bentuk, Bidang dan Lingkup Penelitian ……… 8

3. Sumber Data, Responden, Keyperson ……… 9

4. Teknik Analisis QFD ……… 9

5. Peta Jalan (Roadmap) Penelitian ……… 10

6. Keluaran (Output) Penelitian ……… 12

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ……… 13

1. Kajian Literatur ……… 13

2. Observasi dan Wawancara ……… 14

3. Pentingnya Alat Ukur ……… 18

4. Perspektif Kinerja Keuangan ……… 19

5. Perspektif Pelanggan ……… 23

6. Perspektif Proses Bisnis Internal ……… 31

7. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan ……… 35

8. Implementasi Balance Scorecard ……… 37

Bab 6 Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran ……… 39

1. Kesimpulan ……… 39

2. Keterbatasan ……… 39

3. Saran ……… 39

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pihak Yang Terlibat Penelitian ……… 8

Tabel 5.1 Tingkatan Manajemen ……… 15

Tabel 5.2 Daftar Peserta FGD ……… 17

Tabel 5.3 Jumlah Wisatawan & Pendapatan ……… 20

Tabel 5.4 Kesenjangan ……… 28

Tabel 5.5 Atribut Penting ……… 30

Tabel 5.6 Pertimbangan Makro ……… 36

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Roadmap Penelitian ……… 11

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pariwisata berbasis sejarah budaya merupakan salah satu potensi yang dimiliki setiap daerah karena pada dasarnya setiap daerah memiliki sejarah budaya yang unik sehingga menjadi karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain. Terkait ini, kawasan Kota Lama Semarang adalah salah satu potensi wisata yang berpeluang dikembangkan karena nilai historis dan keterkaitannya dengan kepariwisataan berbasis sejarah budaya (Adi dan Lukman, 2011; Dewi, dkk, 2008; Kadarwati, 2008). Mengacu peluang tersebut maka optimalisasi terhadap nilai-nilai kepariwisataan berbasis sejarah budaya menjadi penting, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga jangka panjang (Brown dan Cave, 2010; Fullerton, et al., 2010). Hasil penelitian tahun pertama 2013

menegaskan bahwa kawasan Kota Lama Semarang belum memberikan kepuasan bagi wisatawan yang ditandai dengan nilai kesenjangan (gap) antara persepsi dan harapan wisatawan. Oleh karena itu, temuan ini memberikan peluang untuk membangun model pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang berbasis kearifan lokal yang bisa memacu daya tarik kunjungan dan kepuasan wisatawan. Pencapaian ini akan dilakukan melalui analisis menggunakan pendekatan balance scorecard.

(10)

kerja Badan Pengelola Kawasan Kota Lama atau BPK2L Semarang dengan mengacu SK Walikota No. 12 Tahun 2007 tertanggal 12 Juli 2007.

Pembentukan BPK2L tidak bisa terlepas dari fakta pengelolaan kawasan cagar budaya dan juga wisata berbasis sejarah budaya yang belum maksimal. Persoalan ini ternyata juga dialami oleh kawasan Kota Lama Semarang. Jika dicermati, ternyata hal ini adalah persoalan klasik (Hakala, et al., 2007). Implikasi dari kasus ini berpengaruh terhadap perbaikan dan juga pembenahan (Forster dan Kayan, 2009). Konsekuensi persoalan ini adalah terjadinya kerusakan yang jika dibiarkan akan menjurus terjadinya kehancuran (Manaf dan Ismail, 2010). Mengacu temuan berbagai kasus tersebut maka konservasi terhadap cagar budaya dan obyek wisata berbasis sejarah budaya menjadi sangat penting (Mansfield, 2008). Selain itu, muncul saran untuk memberikan peluang pengembangan kawasan wisata sejarah budaya menjadi lebih strategis (Foxell dan de Trafford, 2010). Dari fakta tersebut, kajian tentang cagar budaya dan wisata berbasis

sejarah budaya merupakan salah satu isu yang relevan untuk dikaji (Tonta, 2009). Hal ini terkait layanan yang mendukung pengembangan wisata berbasis sejarah budaya tersebut (Wan dan Cheng, 2011). Oleh karena itu, beralasan jika Pons, et al. (2011) melakukan kajian wisata berbasis sejarah budaya di Spanyol. Argumen mendasar yang menjadi pertimbangan adalah model pengelolaan yang belum optimal.

(11)

bagi penerimaan daerah, tetapi juga keseimbangan melalui mata rantai kepariwisataan dan juga keterlibatan masyarakat di sekitar kawasan Kota Lama Semarang itu sendiri.

2. Rumusan Masalah

Mengacu hasil penelitian tahun pertama 2013 dan juga relevansinya bagi aspek pengembangan dan daya tarik wisata sejarah budaya maka rumusan masalah penelitian tahun kedua 2014 adalah bagaimana model pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang yang dapat memacu daya tarik wisata dan berbasis kearifan lokal?

3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian

Hasil penelitian tahun pertama 2013 menunjukan bahwa kawasan Kota Lama Semarang memiliki kesenjangan (gap) antara persepsi dan harapan wisatawan. Hasil ini memberikan gambaran bahwa harapan konsumen (voice of customer - VOC) dan harapan pengelola - produsen (voice of producer - VOP) belum sesuai. Oleh karena itu perlu model pengelolaan yang memadukan dua kepentingan tersebut (VOC dan VOP). Terkait ini, maka penelitian tahun kedua 2014 akan merumuskan model pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang dengan analisis strategik Balance Scorecard sehingga mampu mewujudkan model pengelolaan berbasis kearifan lokal hanya dapat memacu daya tarik wisata sejarah budaya. Urgensi model pengelolaan ini adalah implementasi dari temuan penelitian hibah bersaing sebelumnya (Adi dan Hakim, 2010 dan 2011).

4. Temuan Yang Ditargetkan

(12)

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kawasan Kota Lama Semarang memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis sejarah budaya. Hal ini didukung oleh karakteristik dan keunikan kondisi fisik bangunan dan sejarah yang melekat. Oleh karena itu, pengembangan kepariwisataan Kawasan Kota Lama Semarang juga mampu memberikan efek berantai terhadap wisata kuliner dan wisata edukasi. Meski demikian, semua potensi tersebut masih belum dioptimalkan dan karenanya pembentukan BPK2L menjadi sangat penting. Mengacu analisis menunjukan dari keempat perspektif menurut metode Balance Scorecard ternyata semuanya belum menunjukan hasil yang maksimal dan karenanya tantangan BPK2L semakin berat. Hal ini tidak hanya terkait peran untuk mendapatkan pemasukan bagi daerah melalui PAD, tapi juga relevansinya terhadap sisi pendanaan bagi konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang.

2. Keterbatasan

Penelitian ini menggunakan setting amatan Kawasan Kota Lama Semarang yang tidak profit oriented dengan menggunakan metode Balance Scorecard. Kendala utama penerapan metode Balance Scorecard terkait dengan minimnya data untuk melakukan analisisi dari perspektif keuangan. Meskipun hal ini dapat diantisipasi dengan mengacu data jumlah kunjungan wisatawan secara global dan juga kumulatif pendapatannya, tapi hal ini tetap tidak mampu menjelaskan secara komprehensif dari perspektif keuangan. Selain itu ketiadaan data tentang jumlah kunjungan wisatawan juga berpengaruh kepada hasil analisis tentang perpektif pelanggan.

3. Saran

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S.W., dan Hakim, L. (2011), Model Revitalisasi Kawasan Kota Lama Ditinjau Dari Aspek Kepariwisataan Untuk Memacu Daya Tarik Wisata dan Menumbuhkembangkan Wisata Budaya – Sejarah: Kasus di Semarang, Jawa Tengah, Laporan Hibah Bersaing Tahun Kedua, Dikti.

---- (2010), Model Revitalisasi Kawasan Kota Lama Ditinjau Dari Aspek Kepariwisataan Untuk Memacu Daya Tarik Wisata dan Menumbuhkembangkan Wisata Budaya – Sejarah: Kasus di Semarang, Jawa Tengah, Laporan Hibah Bersaing Tahun Pertama, Dikti.

--- (2008), Penataan kawasan kota lama sesuai koridor tata kota dan kepentingan sosial - ekonomi: Kasus di Solo, Laporan Penelitian Kerjasama dengan Pemkot Solo. --- (2007), Kawasan bersejarah dan situs sejarah sebagai potensi aset wisata, Laporan

Penelitian Kerjasama dengan Pemkot Solo

Andreu, R., Claver, E., dan Quer, D. (2010), Entry of Spanish tourism firms into new businesses, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 22, No. 1, hal. 7-23.

Anggono, S. (2005), Pendekatan simbiosis dalam perancangan koridor komersial di Kota Lama Semarang, Tesis, Arsitektur - ITB, http://digilib.itb.ac.id

Anugerah, A.D., Antariksa, dan Suharso, T.W. (2010), Pelestarian bangunan dan lingkungan Kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 54-62.

Ateljevic, J. (2009), Tourism entrepreneurship and regional development: Example from New Zealand, International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research, Vol. 15, No. 3, hal. 282-308.

Balakrishnan, M.S. (2009), Strategic branding of destinations: A framework, European Journal of Marketing, Vol. 43, No. 5/6, hal. 611-629.

Balmer, J.M.T. (2011), Corporate heritage identities, corporate heritage brands and the multiple heritage identities of the British Monarchy, European Journal of Marketing, Vol. 45, No. 9/10, hal. 1380-1398.

Bozány, A. (2007), Heritage site area type classification for facility management purposes, Journal of Facilities Management, Vol. 5, No. 1 hal. 62-77.

Brown, K.G., dan Cave, J. (2010), Island tourism: Marketing culture and heritage – editorial introduction to the special issue, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 2, hal. 87-95.

Brown, D.H. dan Kaewkitipong, L. (2009), Relative size and complexity: E-business use in small and medium sized tourism enterprises in Thailand, Journal of Enterprise Information Management, Vol. 22, No. 1/2, hal. 212-231.

Bullen, P.A., dan Love, P.E.D. (2011), Adaptive reuse of heritage buildings, Structural Survey, Vol. 29, No. 5, hal. 411-421.

Costa, S. d. P., Castriota, L.B., dan Salgado, M. (2011), The World Heritage site of Ouro Preto, Facilities, Vol. 29, No. 7, hal. 339-351.

(15)

Forster, A.M., dan Kayan, B. (2009), Maintenance for historic buildings: A current perspective, Structural Survey, Vol. 27, No. 3, hal. 210-229.

Foxell, E., dan de Trafford, A. (2010), Repositioning Malta as a cultural heritage destination, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 2, hal. 156-168.

Fullerton, L., McGettigan, K., dan Stephens, S., (2010), Integrating management and marketing strategies at heritage sites, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 2, hal. 108-117.

George, E.W. (2010), Intangible cultural heritage, ownership, copyrights, and tourism, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 4, hal. 376-388.

Hakala, U., Lätti, S., dan Sandberg, B. (2011), Operationalising brand heritage and cultural heritage, Journal of Product & Brand Management, Vol. 20, No. 6, hal. 447-456. Jayawardena, C. (2008), Tourism in Niagara: Identifying challenges and finding solutions,

International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 20, No. 3, hal. 249-258.

Kadarwati, A. (2008), Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Kota Lama Semarang Sebagai Daya Tarik Wisata diSemarang, Laporan Tugas Akhir, Program Diploma III, Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kapareliotis, I., Panopoulos, A., dan Panigyrakis, G.G. (2010), The influence of the Olympic Games on Beijing consumers’ perceptions of their city tourism development, Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 22, No. 1, hal. 90-100.

Kaplan, R.S. (2010), Conceptual Foundations of the Balanced Scorecard, Working Paper, Harvard Business School.

Kaplan, R. S. dan Norton, D.P. (1996a), The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action, Boston: HBS Press.

--- (1996b), Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System, Harvard Business Review, (January-February), hal.75-85.

Manaf, Z.A., dan Ismail, A., (2010), Malaysian cultural heritage at risk?: A case study of digitisation projects, Library Review, Vol. 59, No. 2, hal. 107-116.

Mansfield, J.R. (2008), The ethics of conservation: some dilemmas in cultural built heritage projects in England, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 15, No, 3, hal. 270-281.

Noviasri, M.N., Antariksa, dan Usman, F. (2009), Perubahan Kawasan Pecinan Kota Tua Jakarta, Arsitektur e-Journal, Vol. 2, No. 3, hal. 179-190.

Pandey, M. I. (2005). Balaced Scorecard Myth and Reality, The journal for Decision Makers. VILKALPA. 30 (1): 51-66

Pons, A., Roders, A.R.P., dan Turner, M., (2011), The sustainability of management practices in the Old City of Salamanca, Facilities, Vol. 29, No. 7, hal. 326-338. Purnamasari, L.S., Antariksa, dan Suryasari, N. (2010), Pola tata ruang dalam rumah

(16)

Rahayuningtyas, B.O., Antariksa, dan Titisari, E.Y. (2010), Ornamen bangunan rumah tinggal di Kampung Laweyan, Surakarta, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 14-23.

Ryan, J, dan Silvanto, S. (2011), A brand for all the nations: The development of the World Heritage Brand in emerging markets, Marketing Intelligence & Planning, Vol. 29, No. 3, hal. 305-318.

Sahubawa, A.A., Antariksa, dan Usman, F. (2010), Kawasan bersejarah Kota Tua Hindia Belanda di Bandaneira, Maluku, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 1-13. Salwani, M.I., Marthandan, G., Norzaidi, M.D., dan Chong, S.C. (2009), E-commerce

usage and business performance in the Malaysian tourism sector: Empirical analysis, Information Management & Computer Security, Vol. 17, No. 2, hal. 166-185.

Shipley, R. dan Kovacs, J.F. (2008), Good governance principles for the cultural heritage sector: Lessons from international experience, Corporate Governance, Vol. 8, No. 2, hal. 214-228.

Tonta, Y. (2009), Preservation of scientific and cultural heritage in Balkan countries, Program: electronic library and information systems, Vol. 43, no. 4, hal . 419-429.

Veres, D., Clark, H., dan Golbourne, D. (2008), Increasing the contribution of special events to Niagara’s tourism industry, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 20, No. 3, hal. 313-319.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan IFB terhadap dominasi status ISIS lakukan sebagai bentuk kontra terhadap cap takfiri ISIS karena hal ini juga kedepannya

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui kandungan klorofil-α, komposisi dan kelimpahan larva dan juvenil ikan serta di sungai, muara dan laut yang

SASARAN SUMBER DANA Penilaian Readiness Criteria (isi tahun pada kolom yang tersedia). KET Dana Sharing

(2) Apabila Dokter Hewan atau Petugas yang berwenang sebagaimana dimaksud ayat (1) berpendapat bahwa, Diagnosa Penyakit Hewan menular memerlukan penelitian lebih lanjut,

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Alternative perkuatan struktur dengan penambahan Cendawan baru sebagai penopang struktur lama, struktur lama secara otentik masih terlihat namun terdapat intervensi dengan

Mengingat pentingnya rumusan masalah dalam sebuah penelitian agar terarah tentang masalah-masalah apa yang akan dibahas dan diteliti dalam penulisan proposal ini, maka yang

Salah satu hal yang membuat Amerika Serikat lebih berhati hati dan penuh pertimbangan dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya terhadap pengembangan nuklir Korea Utara