• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web (Studi Kasus: Labkom Stikom Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web (Studi Kasus: Labkom Stikom Surabaya)."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

ROUTER BERBASIS WEB

(STUDI KASUS:LABKOM STIKOM SURABAYA)

TUGAS AKHIR

Nama : Yermias Alvandy Oktario Wun Nim : 08.41010.0164

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ix

2.1. Jaringan Komputer LABKOM STIKOM Surabaya ... 6

2.2. Network Monitoring Concept and Protocols ... 6

2.2.1 Monitoring ... 6

2.2.2 Monitoring Jaringan ... 7

2.2.3 Simple Network Management Protocol ... 7

(3)

x

2.6 Web Application Development ... 16

2.6.1 Personal Home Page ... 16

2.6.2 Web Server ... 17

2.6.2.1 Web Server Apache ... 18

2.7. Database Configuration And Concept ... 18

2.7.1 MySQL ... 20

BAB III. METODE PENELITIAN... 31

3.1. Desain Penelitian ... 31

3.2. Tahapan Penelitian ... 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN RANCANGAN ... 40

4.1. Hasil ... 40

4.1.1 Rancangan Topology Jaringan ... 40

4.1.2 Rancangan Sistem Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router ... 40

(4)

xi

4.1.5 Penggujian Kepada Pengguna ... 93

4.1.6 Penggujian Pada LABKOM ... 94

4.2. Pembahasan ... 99

4.2.1 Kesesuaian Rancangan Dengan Hasil Black Box ... 99

4.2.2 Hasil Uji Coba Pengguna ... 101

4.2.3 Kesesuaian Rancangan Dengan Permasalahan ... 103

BAB V.PENUTUP ... 104

5.1. Kesimpulan ... 104

5.2. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

Biodata Penulis ... 107

(5)

vi ABSTRAK

Laboratorium komputer(LABKOM) Surabaya merupakan fasilitas pendukung perkuliahan untuk meningkatkan kemampuan secara praktis dan sebagai sarana dalam riset. LABKOM memiliki terminal untuk kegiatan praktikum 400 unit PC. Manajemen dan moniotoring jaringan dilakukan oleh

administrator agar LABKOM bisa berjalan stabil untuk keberlangsungan proses

praktikum, sedangkan selama ini saat proses terjadinya praktikum yang menyebabkan banyak akses ke server maupun ke internet, admin mengalami kendala untuk memanajemen trafik jaringan dan membatasi penggunaan bandwith

serta pemblokiran website yang tidak di perkenankan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang kegiatan yang terjadi pada jaringan lokal untuk menjaga performa jaringan pada LABKOM dan juga memberikan informasi visualiasi kondisi trafik jaringan pada LABKOM serta dapat memfasilitasi administrator jaringan untuk membatasi penggunaan bandwith serta pemblokiran website yang tidak diperkenankan pada saat praktikum berlangsung.

Berdasarkan hasil survey dan blackbox testing, didapatkan bahwa sistem mampu memenuhi kebutuhan informasi dari trafik kondisi terkini jaringan LABKOM berdasarkan hari, minggu, dan bulan. Dan bisa memfasilitasi admin jaringan pada LABKOM agar dapat memanajemen akses port, bandwith, dan blok

website dengan memiliki kelemahan sistem yang masi tergantung pada aplikasi

(6)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Laboratorium merupakan sarana untuk melakukan berbagai macam riset atau percobaan salah satunya jaringan komputer termasuk laboratorium komputer(LABKOM) STIKOM Surabaya, berbagai macam riset tentang teknologi informasi dan juga pelaksanaan praktikum dilakukan pada LABKOM STIKOM Surabaya termasuk riset tentang jaringan komputer.

Seorang administrator jaringan pada LABKOM bertugas untuk memanajemen dan memonitoring jaringan dari manajemen bandwidth, VLAN,

gateway dan security agar bisa berjalan stabil untuk keberlangsungan proses

praktikum sedangkan selama ini saat proses terjadinya praktikum yang menyebabkan banyak akses ke server maupun ke internet, admin mengalami kendala untuk memanajemen trafik jaringan dan membatasi penggunaan bandwith

serta pemblokiran website yang tidak di perkenankan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang kegiatan yang terjadi pada jaringan lokal untuk menjaga performa jaringan pada LABKOM dan juga memberikan informasi visualiasi kondisi trafik jaringan pada LABKOM serta dapat memfasilitasi administrator jaringan untuk membatasi penggunaan bandwith serta pemblokiran website yang tidak diperkenankan pada saat praktikum berlangsung.

(7)

sistem yang di butuhkan oleh admistrator jaringan LABKOM sehingga memudahkan dalam memonitor dan mengendalikan akses internet pada jaringan LABKOM dan meminimaliskan adanya pengeluaran dari segi financial yang berlebihan seperti penggantian jadwal praktikum dan biaya listrik yang dikarenakan adanya gangguan pada jaringan LABKOM pada saat proses terjadinya praktikum.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat sistem monitoring trafik yang mampu memvisualisasikan kondisi trafik jaringan lokal pada LABKOM.

2. Bagaimana membuat sistem yang mampu memfasilitasi administrator jaringan LABKOM dalam membatasi penggunaan bandwith dan pembatasan akses gateway untuk port yang tidak diperkenankan.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Monitoring hanya untuk client yang tersambung oleh PC router atau client

yang menggunakan PC router sebagai default gateway.

(8)

pemrograman PHP dengan database MySQL untuk kemudahan support penyimpanan data.

3. Pembuatan aplikasi untuk konfigurasi menutup port aplikasi 80 dan 443(HTTP dan HTTPS).

4. Model visualisasi sistem menggunakan dashboard.

5. Sistem monitoring berjalan berdasarkan komunikasi data berbasis TCP/IP.Untuk membangun aplikasi ini mengunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL.

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan dari tugas akhir ini, yaitu:

1. Menghasilkan sistem monitoring trafik yang dapat memvisualisasikan kondisi trafik jaringan lokal pada LABKOM.

2. Menghasilkan sistem yang mampu memfasilitasi administrator jaringan LABKOM dalam membatasi penggunaan bandwith dan pembatasan akses gateway untuk port yang tidak diperkenankan.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

(9)

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori ini berisi tentang penjabaran teori-teori yang menjadi dasar penelitian dan yang akan dijadikan sebagai acuan analisa dan pemecahan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini. Teori yang diterangkan meliputi: jaringan LABKOM STIKOM Surabaya, Monitoring jaringan, Metode pengaturan trafik, SNMP, PC Router, PHP, Web server, MySQL.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas tentang tahap penelitian dan metode yang digunakan untuk membangung sistem Monitoring Trafik Dan Pengaturan PC Router. Metode yang digunakan adalah dengan

Prototyping-based.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari aplikasi yang dibuat, proses implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap evaluasi, serta pemecahan masalah dalam Tugas Akhir yang diajukan oleh penulis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

BAB V PENUTUP

(10)
(11)

6

2.1 Jaringan Komputer LABKOM STIKOM Surabaya

LABKOM adalah sebuah fasilitas yang digunakan untuk keperluan praktek ataupun riset. LABKOM memiliki terminal untuk kegiatan praktikum 400 unit PC yang digunakan setiap hari. Terdapat beberapa server yang diakses oleh praktikan dari terminal tersebut. Pada kondisi tertentu jika diperlukan akses internet dari masing-masing terminal bisa dilakukan karena LABKOM terhubung dengan jaringan internet.

2.2 Konsep Monitoring Jaringan Dan Protokol

Untuk membangun sebuah sistem monitoring, ada beberapa protocol yang digunakan. Dan terlebih dahulu perlu diketuhui konsep dari network monitoring.

Berikut adalah konsep dari network monitoring dan protocol yang digunakan.

2.2.1 Monitoring

(12)

mengawasi serta mengecek sejumlah aktivitas yang telah dilakukan (Tan, 2010). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses pengumpulan informasi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk dapat mengawasi kegiatan yang telah dilakukan guna meningkatkan dan menyempurnakan tujuan yang akan dicapai.

2.2.2 Monitoring Jaringan

Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar simple

network management protocol(SNMP), selain load traffic jaringan, kondisi

jaringan pun harus dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan utilitas ping (Fawaidus, 2012:1).

2.2.3 Simple Network Management Protocol

(13)

SNMP menjadi protokol yang terus dikembangkan karena banyak perangkat jaringan yang mendukung dan tersedia layanan SNMP seperti router, switch, server, workstation, dan printer. Protokol SNMP pada jaringan TCP/IP menggunakan transport UDP oleh karena itu dalam penggunaannya tidak akan membebani trafik jaringan (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013). Struktur SNMP dari manajer, agen, dan MIB dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Manajer, Agen, Dan MIB. Sumber (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013)

Pada sistem pemantauan jaringan dengan menggunakan layanan SNMP, terdapat tiga komponen dasar antara lain (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013) :

1. Manajer SNMP

Manajer adalah perangkat yang menjalankan dan dapat menangani tugas-tugas manajemen jaringan.

2. Agen SNMP

Agen SNMP adalah perangkat pada jaringan yang akan diamati dan dikelola. Setiap agen akan merespon dan menjawab permintaan manajer SNMP.

3. Management Information Base (MIB)

(14)

dan setiap bagian mempunyai identifikasi objek (OID). Diagram pohon MIB dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram Pohon MIB. Sumber (Pradikta, Affandi, & Setijadi, 2013)

Berikut adalah beberapa objek yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang sistem network interface (Mauro & Schmidt, 2005):

1. ifDescr

Deskripsi yang diberikan kepada pengguna tentang interface.

2. ifType

Jenis dari interface (token ring, Ethernet,etc.).

3. ifOperStatus

(15)

4. ifMtu

ukuran dari besar paket yang dapat dikirim melalui interface.

5. ifSpeed

Maximum bandwith dari sebuah interface.

6. ifPhysAddress

Alamat tingkat rendah(hardware) dari sebuah interface.

7. ifInOctets

Angka dari oktet yang diterima oleh interface.

8. ifOutOctets

Angka dari oktet yang dikirim oleh interface.

2.2.3.1Protocol Data Unit (PDU) SNMP

PDU merupakan unit data yang terdiri atas sebuah header dan beberapa data yang ditempelkan. Analogi dari PDU seperti sebuah benda yang mengandung variable-variabel. Variabel ini memiliki nama dan nilai. Protokol SNMP menggunakanan operasi yang relatif sederhana dan PDU dalam jumlah terbatas untuk menjalankan fungsinya. Lima PDU yang telah didefinisikan dalam standart

adalah Get Request, Get-Next Request, Get Response, Set Request, Set Response,

(16)

Gambar 2.3 Skema PDU Manajer SNMP Agen SNMP. Sumber (Sajati, 2013)

2.3 Network Monitoring Tools

Beberapa tools yang digunakan untuk melakukan monitoring jaringan adalah sebagai berikut:

1. SNMPWALK

SNMPWALK adalahs sebuah aplikasi yang menggunakan SNMP GETNEXT untuk mengambil data informasi. Object identifier (OID) bisa didapatkan dengan perintah SNMPWALK (Mauro & Schmidt, 2005).

2. TCPDump

Untuk mendukung pengumpulan informasi Log website yang di akses oleh

client maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan capture log web

transaksi. Untuk itu dibutuhkan aplikasi pre-instaled dari ubuntu yakni TCPDump untuk mendukung pembangungan aplikasi.

(17)

administrator untuk menganalisa hasilnya informasi yang dikumpulkan (Stanger & Lane, 2001).

Opsi-opsi untuk sistem aplikasi TCPDump dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 TCPDump Option. Sumber (Stanger & Lane, 2001)

Option Description

-a Display data in ASCII

-b Capture packets using the Data Link Layer specified. These include the following protocols(see RFC 1340 if you want to list these protocols as decimal values):

IP

-c Quit TCPDump after specific number(count) of packets have been capture -e List the link-level header for each packet that is captured

-F Instead of listing option and expressions, you can use a file as the input for your filter expression. If a file is used, any expressions you list on the command line will be ignored

-i Specify the interface you want TCPDump to listen. If the interface is not specified, it searches for the lowest interface number, excluding the loopback, and prints the packets for that interface

-n Do not list hostname, only list host address as number(such as IP Addresses). This avoids Domain Name Syste(DNS) lookups.

-nn Do not list port number as a service names. The /etc/services file is used for the service names -p Do not enable promiscuous mode for the interface

-q Quick output to reduce the amount of protocol information displayed by TCPDump on each line -r Read packet data from a saved file instead of capturing data on an interface

-t Do not list the timestamp

-v Print out verbose output from the capture. Includes even more data, such as time-to-live(TTL) and type of service data. The –vv option will list the additional data

-w Write the TCPDump packet capture to a file instead of displaying it -x Display the packet information in hexadecimal format

2.4 Konsep Network Manajemen

(18)

2.4.1 Bandwith

Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu kanal komunikasi untuk dapat dilewati trafik dalam satuan waktu tertentu. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality Of Services). Sedangkan istilah trafik dapat didefinisikan sebagai banyaknya informasi yang melewati suatu kanal komunikasi (Riza, Eryzebuan, & Ahmad, 2011). Berikut adalah perhitungan bandwith utilization menggunakan SNMP:

1. Half Duplex

∆� � � + ∆� � � x 8 x 100

in ∆ x � �

2. Full Duplex

max ∆� � � + ∆� � � x 8 x 100

in ∆ x � �

3. Input/Output Utilization

Input Utilization = ∆� � � x 8 x 100

in ∆ x � �

Output Utilization = ∆� � � x 8 x 100

(19)

2.5 Network Management Tools

Ada beberapa tools yang digunakan untuk mengatur sistem jaringan yang dapat di integrasikan dengan sistem yang akan dibuat, tools manajemen jaringan tersebut adalah:

2.5.1 IPTables

Untuk melakukan pengaturan keluar masuk atau tidak diijinkannya user untuk mengakses sebuah website maupun jaringan tertentu maka IPTables sangat diperlukan. IPTables adalah aplikasi pre-instaled di ubuntu.

IPTables merupakan firewall bawaan Linux. IPTables mampu melakukan

filtering dari layer transport sampai layer physical. Sebagai contoh rule dalam

sebuah firewall akan menutup semua koneksi kecuali ke port 80 protokol TCP, atau sebuah rule firewall mendefiniskan bahwa yang dapat melakukan koneksi hanya paket data yang berasal dari MAC address 00-80-48-24-3b-e5. Variabel-variabel dalam IPTables Firewall meliputi (Hartono, 2006):

1. Protokol 2. Port asal 3. Port tujuan

4. IP asal/Jaringan asal 5. IP tujuan/Jaringan tujuan

6. Chain (aliran)

7. Code bit (flag).

(20)

1. Packet filtering

Packet filtering adalah tipe paling dasar dari network packet processing.

Packet filtering melibatkan pemeriksaan paket diberbagai titik ketika mereka

bergerak melalui kode kernel jaringan dan membuat keputusan tentang bagaimana paket harus ditangani.

2. Accouting

Accounting melibatkan menggunakan byte dan/atau packet counter terkait

dengan kriteria yang sesuai paket untuk memantau volume trafik jaringan.

3. Connection Tracking

Connection tracking menyediakan informasi tambahan yang dapat

mencocokan paket terkait cara-cara yang tidak memungkinkan.

4. Packet Mangling

Packet mangling melibatkan pembuat perubahan untuk header packet(seperti

alamat jaringan dan port number ) atau payloads.

5. Network Address Translation(NAT)

NAT adalah jenis paket mangling yang melibatkan penggantian sumber dan alamat tujuan dan nomor port.

6. Port Forwarding

Port forwarding adalah tipe dari DNAT dimana salah satu komputer (seperti

firewall) berperan sebagai proxy untuk satu atau lebih dari jumlah komputer.

7. Load Balancing

Load balancing mendistribusikan koneksi pada kelompok server sehingga

(21)

2.5.2 HTB-Tools

HTB-Tools Bandwith Management Software adalah software yang membantu menyederhanakan proses alokasi bandwith baik upload maupun

download traffic dengan menggunakan Linux kernel (BALAN & POTORAC,

2009).

2.6 Web Application Development

Dari sistem yang akan dibangun, digunakan aplikasi berbasis web. Berikut adalah penjelasan dari tools yang digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi berbasis web:

2.6.1 Personal Home Page

Personal Home Page (PHP) adalah skrip bersifat server-side yang

ditambahkan ke dalam HyperText Markup Language (HTML). Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat

server-side berarti pengerjaan skrip akan dilakukan di server, baru kemudian

hasilnya dikirim ke browser (Kurniawan, 2002).

Keunggulan dari sifatnya yang server-side tersebut antara lain :

(22)

2. Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.

3. Skrip tidak dapat “diintip” dengan menggunakan fasilitas view HTML

sourcode.

Kelebihan PHP dapat melakukan semua aplikasi program Common

Gateway Interface(CGI), seperti mengambil nilai form, menghasilkan halaman

web yang dinamis, serta mengirim dan menerima cookie. PHP juga dapat berkomunikasi dengan layanan-layanan yang mengunakan protokol IMAP, SNMP, NNTP POP3, HTTP, dan lain-lain. Namun kelebihan yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk dapat melakukan koneksi yang baik dengan berbagai macam database.

2.6.2 Web Server

Web server, untuk berkomunikasi dengan client-nya (web browser) mempunyai protokol sendiri, yaitu hypertext tarnsfer protocol(HTTP). Dengan protokol ini, komunikasi antar web server dengan client-nya dapat saling dimengerti dan lebih mudah (Azmi, 2012).

Web server bisa di deskripsikan dengan formula”Web Server = Platform +

Software + Information”. Web server haruslah komputer dengan koneksi ke

(23)

2.6.2.1Web Server Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT (Azmi, 2012).

2.7 Konsep Dan Konfigurasi Database

Database management system(DBMS) adalah kumpulan program yang

memungkinkan pengguna untuk membuat dan memelihara sebuah database

(Robbins, 1995). Pada Gambar 2.4 akan digambar DBMS sebagai sistem multy-layered.

(24)

DBMS juga memiliki beberapa komponen utama, komponen utama DMBS dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Komponen Utama DBMS (Hellerstein, Stonebraker, & Hamilton, 2007)

2.7.1 MySQL

MySQL ada beberapa jenis yaitu free license dan license, untuk mendukung aplikasi ini berjalan cukup menggunakan MySQL versi free license dikarenakan kemudahan akses database dan support yang memudahkan maintenance aplikasi.

MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Prasetyo & Didik, 2003).

Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh MySQL (Prasetyo & Didik, 2003) :

1. Portability

(25)

3. Multiuser

4. Performance Tuning

5. Column Types

6. Command dan Functions

7. Security

8. Scalability dan Limits

9. Connectivity

10. Localisation

11. Interface

12. Lients dan Tools

2.8 PC Router

(26)

2.9 VMware

VMware adalah sebuah komputer vitual yang berjalan diatas komputer dengan prosesor dan memory fisik atau sesungguhnya (Ward, 2002). Pada Gambar 2.6 akan ditunjukan map abstrak dari VMware Workstation PC.

Gambar 2.6 Map Abstrak Dari VMware Workstation PC. Sumber (Ward, 2002)

Berikut adalah beberapa hardware yang tersedia dalam VMware (Ward, 2002):

1. IDE Disk and CD-ROM Drive

2. SCSI Disk

3. Floppy Drives

4. Ethernet Interface

5. Serial Ports

6. Parallel Ports

(27)

8. Graphics

9. Mouse

10. Sound Card

11. PC Bios

2.10 Pengujian Sistem

Pengujian sistem untuk sistem ini menggunakan metode black box. Black

box testing adalah strategi testing berbasis hanya pada spesifikasi dan kebutuhan.

Black box testing tidak membutuhkan pengetahuan dari jalur internal, struktur

ataupun implementasi dari software yang akan diuji (Koirala & Sbeikh, 2008). Pada Gambar 2.7 akan dijelaskan bagaimana white box dan black box

testing bekerja.

Gambar 2.7 White Box Dan Black Box Testing Bekerja. Sumber (Koirala & Sbeikh, 2008)

2.11 Object Oriented Design (OOD)

Object Oriented Design(OOD) adalah metode desain meliputi proses

(28)

baik secara fisik dan logis serta statis dan dinamis dari sebuah sistem pada desain (Booch, 1994).

2.12 UML (Unified Modeling Language)

Unified modelling language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan disain berorientasi objek. UML menyediakan standar pada notasi dan diagram yang bisa digunakan untuk memodelkan suatu sistem. Ada beberapa diagram yang disediakan dalam UML (Sholiq, 2006), antara lain:

a. Diagram use case (use case diagram)

b. Diagram aktivitas (activity diagram)

c. Diagram sekuensial (sequence diagram)

d. Diagram kolaborasi (collaboration diagram)

e. Diagram kelas (class diagram)

f. Diagram statechart (statechart diagram)

g. Diagram komponen (component diagram)

h. Diagram deployment (deployement diagram)

Terdapat notasi pada UML, antara lain :

A. Actor

Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi

(29)

memberikan informasi pada sistem dan memerintahkan sistem untuk melakukan sesuatu. Pada Gambar 2.8 akan ditunjukan notasi aktor.

Gambar 2.8 Notasi Actor

B. Class

Class merupakan pembentuk utama dari sistem berorientasi objek karena

class menunjukan kumpulan objek yang memiliki atribut dan operasi yang sama.

Class digunakan untuk mengimplementasikan interface. Pada Gambar 2.9 akan

ditunjukan notasi class.

Gambar 2.9 Notasi Class

C. Interface

Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class.

(30)

Gambar 2.10 Notasi Interface

D. Use case

Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sitem untuk

mencapai suatau tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan namun use case

hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan sistem, bukan bagaimana

actor dan sistem melakukan kegiatan tersebut. Pada Gambar 2.11 akan ditunjukan

notasi use case.

Gambar 2.11 Notasi Use Case

E. Interaction

Interaction digunakan unutk menunjukan baik aliran pesan atau informasi

antar objek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama

operation signature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang dikirim dan

tipe parameter yang dikembalikan. Pada Gambar 2.12 akan ditunjukan notasi

interaction.

(31)

F. Package

Package adalah kontainer atau wadah konseptual yang digunakan untuk

mengelompokkan elemen-elemen dari sistem yang sedang dibangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih sederhana. Tujuannya adalah untuk mempermudah penglihatan (visibility) dari model yang sedang dibangun. Pada Gambar 2.13 akan ditunjukan notasi package.

Gambar 2.13 Notasi Package

G. Note

Note digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar tambahan dari suatu elemen sehigga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa ditempelkan ke semua elemen notasi yang lain. Pada Gambar 2.14 akan ditunjukan notasi note.

Gambar 2.14 Notasi Note

H. Dependency

Dependency merupakan relasi yang menunjukkan bahwa perubahan pada

(32)

bagian tanda panah adalah elemen yang tergantung pada elemen yang ada di bagian tanpa tanda panah. Pada Gambar 2.15 akan ditunjukan notasi dependency.

Gambar 2.15 Notasi Dependency

I. Association

Association menggambarkan navigasi antar class (Navigation), beberapa

banyak objek lain yang bisa berhubungan dengan satu objek (Multiplicity antar

class), dan apakah suatau class menjadi bagian dari class lainnya (Aggregation).

Pada Gambar 2.16 akan ditunjukan notasi association.

Gambar 2.16 Notasi Association

J. Generalization

Generalization menunjukkan hubungan antara elemen yang lebih umum ke

elemen yang lebih spesifik. Dengan generalization, class yang lebih spesifik

(subclass) akan menurunkan atribut dan operasi dari class yang lebih umum

(superclass), atau “subclass is a superclass”. Dengan menggunakan notasi

generalization ini konsep inheritance dari prinsip hirarki dimodelkan. Pada

Gambar 2.17 akan ditunjukan notasi Generalization.

(33)

K. Realization

Realization menunjukkan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa

panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian dengan panah. Misalnya merealisasikan package, component merealisasikan class

atau interface. Pada Gambar 2.18 akan ditunjukan Notasi realization.

Gambar 2.18 Notasi Realization

2.13 System Development Life Cycle

System development life Cycle (SDLC) adalah proses untuk memahami

bagaimana sistem informasi (SI) dapat mendukung kebutuhan bisnis dengan merancang sebuah sistem, membangun, dan mengimplementasikan pada pengguna (Tegarden, Dennis, & Wixom, 2013). Ada beberapa tahap dalam SDLC:

1. Planning

Tahap planning adalah proses mendasar dari pengertian kenapa sistem informasi harus dibuat dan menentukan bagaimana team proyek membuat sistem tersebut.

2. Analysis

Tahap analysis adalah jawaban untuk pertanyaan siapa yang menggunakan sistem, apa yang akan sistem lakukan, dan dimana dan kapan sistem digunakan.

(34)

Tahap design adalah tahapan untuk memutuskan bagaimana sistem akan beroperasi, dalam hal perangkat keras, software, dan infrastruktur jaringan juga dari user interface, forms, laporan dan spesifikasi program, database, dan file yang akan dibutuhkan.

4. Implementation

Tahap akhir dari SDLC adalah implementation, selama sistem yang sebenarnya dibangun(atau dibeli, dalam hal desain paket perangkat lunak).

Dalam SLDC terdapat juga beberapa metodologi yang digunakan untuk pengembangan sebuah sistem, diantaranya:

1. Metode Waterfall

2. Metode Parallel

3. Metode Raid Application Development(RAD) 4. Metode Phased

5. Metode Prototyping

6. Metode Throwaway Prototyping

7. Metode Agile

2.14 Metode Prototyping

(35)

Gambar 2.19 A Prototyping-Based Methodology

Keunggulan prototyping adalah :

1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem. 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya

Sedangkan kelemahan prototyping adalah :

1. Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.

2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.

(36)

31 3.1 Desain Penelitian

Dalam pengembangan Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software

Development Life Cycle (SDLC) dengan metode Prototyping-based. Berikut

adalah langkah-langkah yang ditentukan untuk membangung aplikasi:

Jadwal Praktikum

Kontrol Jaringan

Plug/Unplug Cable

Disconnect/Connected Client

Jadwal Lab. Yang digunakan

Gambar 3.1 Blok Diagram Kondisi Terkini Manajemen Jaringan LABKOM

(37)

Berikut adalah rencana untuk solusi dari kebutuhan sistem yang akan diterapkan pada LABKOM. Pada Gambar 3.2 dapat dilihat Blok Diagram secara umum dari Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router berbasis Web.

text

Gambar 3.2 Blok Diagram Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web

(38)

1. Monitoring Host Up Client

Monitoring host up client dilakukan untuk mengetahui status koneksi antara

monitoring station dan device target yang terhubung dalam satu jaringan local

area network (LAN) yang didalamnya terdapat sebuah proses pengecekan koneksi

hostdengan utilitas “PING”.

Pada sistem ini akan dilakukan juga tes koneksi untuk gateway yang diberikan oleh server dan pada masing-masing client yang sudah didaftarkan oleh admin. Hasil dari tes koneksi akan ditampilkan secara visual di dashboard

aplikasi.

ICMP echo request

ICMP echo reply

IP Address

Informasi Koneksi

Gambar 3.3 Proses Cek Koneksi Host Up Client

Pada proses Gambar 3.3 dilakukan pengujian koneksi dengan utilitas

“PING” yang dilakukan dari server aplikasi atau server router. Tes koneksi

“PING” ini bekerja pada layer aplikasi yang menggunakan internet control

message protocol (ICMP) yang mengirimkan pesan ICMP echo request dan

(39)

berapa lama paket yang dikirimkan dibalas oleh device tujuan. Pada sistem ini membutuhkan informasi koneksi dari device tujuan pada perhitungan ICMP per satu detik menggunakan opsi “ping –c count –w deadline IPADDRESS”.

Penggunaan opsi –c count adalah untuk menghentikan tes koneksi setelah mengirim jumlah paket echo request dan penggunaan opsi –w deadline adalah mengatur waktu untuk menunggu respon dari device tujuan. Contoh penggunaan

utilitas “PING” adalah”ping –c 1 –w 1 192.168.0.1”, contoh tersebut digunakan

untuk melakukan tes koneksi “PING ” untuk device yang mempunyai IP address

192.168.0.1 dengan interval waktu 1 detik.

2. Monitoring Aktivitas Jaringan

Sistem monitoring ini didalamnya berisi tentang informasi trafik jaringan terkini dalam bentuk log atau visualisasi dari data-data yang dikumpulkan dari sebuah sistem pendukung. Dalam sistem ini menggunakan aplikasi layer 7 yaitu SNMP. Kemudian dalam monitoring aktivitas jaringan dilakukan juga pengumpulan data log web transaksi yang dilakukan oleh user dengan menggunakan aplikasi TCPDump.

(40)

dikumpulkan adalah CPU info, hostname komputer, input dan output dari

interface yang akan disimpan dalam sebuah database. Dalam menggumpulkan

data-data yang dibutuhkan tersebut menggunakan tools “snmpwalk”. Penggunaan

“snmpwalk” dilakukan pada server yang sudah tersedia aplikasi snmp. Berikut

adalah contoh penggumpulan data dengan “snmpwalk” dengan opsi “snmpwalk –

v SNMP_version –c SNMP_password IP_address”. Untuk lebih jelasnya

penggunaan snmpwalk adalah sebagai berikut “snmpwalk –v 1 –c public

localhost”, contoh tersebut bertujuan untuk mengunmpulkan data dari localhost

yang sudah tertanami agent SNMP. Blok Diagram pengumpulan data dari agent

snmp dari sistem dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Request ifInOctets

Gambar 3.4 Blok Diagram Pengumpulan Data agent SNMP

Untuk mengamati atau memantau log transaksi website yang di akses oleh dibutuhkan aplikasi TCPDump dimana TCPDump adalah aplikasi

(41)

Sistem ini membutuhkan hanya daftar IP address dan fungsi seperti DNS lookup

maka pada TCPDump digunakan fungsi “-n”. Data yang diambil dari TCPDump akan dimasukan pada sebuah temporary text agar tidak memperberat kinerja server. Penyimpanan terletak pada directory “/tmp” dimana “/tmp” adalah tempat penyimpanan temporary pada server yang menggunakan platform Ubuntu atau kernel linux. Penggunaan TCPDump untuk melakukan capture log adalah

“tcpdump –n > /tmp/sniff.txt” dengan maksud untuk melakukan capture log yang

disimpan pada file sementara bernama “sniff.txt” dan akan ditampilkan pada

dashboard aplikasi. Untuk pengaplikasian TCPDump dalam melakukan capture

log bisa dirubah sesuai kebutuhan informasi yang akan dimonitoring oleh admin LABKOM. Blok Diagram capture log website dapat dilihat pada Gambar 3.5.

HTTP Request TCPDump Temporary Record Data Log Web Information

Gambar 3.5 Blok Diagram Capture Log Website

3. Manajemen Jaringan

Dalam sistem yang akan dibangun ini, dilengkapi dengan fasilitas manajemen jaringan diantaranya blok website dan open/close gateway dan juga sistem untuk melakukan limitasi bandwith.

Dari modul blok website dan open/close gateway menggunakan sabuah aplikasi pre-instaled pada Ubuntu yaitu “iptables”. Untuk modul limit bandwith

(42)

dalam memanajemen bandwith dan banyaknya support dan tutorial penggunaan HTB-Tools untuk membantu maintenance jika ada permasalahan pada limitasi

bandwith.

Untuk pemblokiran dan penutupan akses gateway adalah dengan menutup protocol tertentu. Berikut adalah beberapa port yang dapat di manajemen dengan menggunakan IPTables:

Untuk melakukan penutupan gateway secara total dapat menggunakan

konfigurasi pada iptables “iptables -A INPUT -s IP_Address -j DROP” dimana

konfigurasi ini bertujuan memblokir semua incomingrequest dari IP address yang

dituju, kemudian “iptables -A OUTPUT -p tcp -d IP_Address -j DROP” yang

(43)

Dari seluruh konfigurasi yang dilakukan didalam sistem dapat dilihat

hasil konfigurasi dengan menggunakan “iptables –L -n” dimana hasil konfigurasi

ini akan ditampilkan juga dalam dashboard aplikasi. Gambar 3.6 akan ditunjukan Blok Diagram Blok website dan port.

Port

Website Address

Gateway Address

IPTables Drop Address Lost Connection

Gambar 3.6 Blok Diagram Blok Website dan Port

Penggunaan HTB-Tools memudahkan developer aplikasi mengintegrasikan sistem yang dibangun dengan HTB-Tools. Konfigurasi untuk manajemen

bandwith pada HTB-Tools dapat diakkses di “/etc/htb/eth0-qos.cfg” dan yang

utama dalam memanejemn bandwith adalah total bandwith, minimum limit,

gateway, IP address, dan subnet dari jaringan LABKOM. Gambar 3.7

menunjukan Blok Diagram Bandwith Management.

Gateway Address

IP Address

Nominal Bandwith

Bandwith Management Bandwith Limit

(44)

3.2 Tahapan Penelitian

Untuk membangun sistem dengan hasil output yang diharapkan berjalan dengan baik maka akan dilakukan lima tahap penelitian. Tahap penelitian untuk sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Tahapan Penelitian Pengumpulan

•Prosedur dan Skenario Implementasi

•Tahapan-tahapan Implementasi

Evaluasi

•Pengujian Kesesuaian Dengan Blackbox

(45)

40 4.1 Hasil

Berikut akan dibahas hasil dari rancangan aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router Berbasis web:

4.1.6 Rancangan Topology Jaringan

Aplikasi ini menggunakan topologi star dimana instalasi aplikasi dan kebutuhan perangkat lunak lainya yang mendukung aplikasi ini akan dilakukan pada server PC router LABKOM yang bertugas secara penuh untuk mengontrol jaringan LABKOM. Pada Gambar 4.1 akan dijelaskan topologi aplikasi.

PC Router + Aplikasi Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router

Switch LABKOM

LAB A. LAB B. LAB C. LAB D. LAB E. LAB F. LAB G. LAB H.

(46)

4.1.2 Rancangan Sistem Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC

Router

Rancangan sistem monitoring dan pengaturan menggunakan use case

diagram karena pengumpulan data dan pengambilan informasi berorientasi objek

tidak terstruktur. Berikut adalah use case apliakasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router Berbasis Web dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Use Case Diagram Monitoring Trafik dan Pengaturan PC

Router Berbasis Web

Network Administrator

konfigurasi open close gateway persubnet

konfigurasi open close gateway per IP konfigurasi open close gateway total

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<include>>

<<include>>

konfigurasi open close gateway perprotokol

(47)

Dari rancangan sistem pada Gambar 4.2 dapat dilihat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan. Berikut penjelasan dari use case:

1. Monitoring Client

Sistem menyediakan fasilitas untuk mengetahui status koneksi dari client

yang sedang menggunakan PC pada LABKOM, dimana pengecekan status

koneksi dilakukan dengan utilitas “PING”. Pengujian koneksi dilakukan dari

network management station(NMS) keseluruh PC yang sudah didaftarkan dalam

sistem aplikasi monitoring. Berikut akan dijelaskan melalui flowchart pada Gambar 4.3.

Start

Echo request Data Gateway

dan IP Address

Echo reply

Status koneksi

end

(48)

2. Monitoring Trafik

Pemantauan kondisi trafik jaringan real-time sagat dibutuhkan untuk sistem monitoring, pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan menggunakan protokol SNMP dimana manajer mengambil data dari agent yang dibutuhkan dan diolah menjadi informasi berbentuk grafik. Berikut adalah flowchart monitoring

trafik ditunjukan pada Gambar 4.4.

Start

(49)

3. Monitoring Web Transaksi

Banyak website yang dituju oleh client, dengan berbagai macam protokol didalamnya. Perlu adanya informasi dari paket yang lewat dan diakses oleh client

agar pihak LABKOM dapat memutuskan untuk pemblokiran website dan port

yang tidak boleh diakses pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Berikut dijelaskan dengan menggunakan flowchart monitoring web transaksi pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Flowchart Monitoring Web Transaksi

4. Kontrol Gateway

Sistem aplikasi juga menyediakan fasilitas untuk membuka dan menutup

(50)

diakses pada jam praktikum, maka website tersebut dapat diblokir. Berikut akan ditunjukan flowchart kontrol gateway pada Gambar 4.6.

Start

Insert protokol dan alamat website

Drop port

Drop alamat website

End

Gambar 4.6 Flowchart Kontrol Gateway

5. Manajemen Bandwith

Menggunakan bantuan aplikasi HTB-tools untuk mempermudah alokasi

bandwith antar gateway maupun salah satu dari PC client. Berikut akan dijelaskan

(51)

Start

HTB-tools Bandwith manajemen

Alamat gateway

Start HTB-Tools

End

Gambar 4.7 Flowchart Manajemen Bandwith dengan HTB-Tools

Untuk menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu maka diperlukanlah sequence diagram. Ada beberapa sequence diagram dalam sistem ini, antara lain:

1. Sequence diagram input data host

Untuk awal monitoring host up, admin harus mengisi terlebih dahulu data

host client yang dibutuhkan. Beberapa data yang dibutuhkan adalah IP Address,

Gateway, MAC Address, Hostname. Sequence diagram input data host dapat

(52)

Gambar 4.8 Sequence Diagram Input Data Host

2. Sequence Diagram monitoring host up

Setelah melakukan input data host, maka sistem dapat melakukan test

koneksi untuk gateway dan host yang sudah didaftarkan pada sistem. Sequence

diagram monitoring host up dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Administrator jaringan Dashboard Form Host Proses Penambahan Host Data Host

1 : Pilih data host()

2 : tampilkan form data host()

3 : masukan IP Address()

4 : masukan Gateway()

5 : masukan MAC Address()

6 : masukan Host Name()

7 : input data host()

8 : set IP Adress()

9 : set Gateway()

10 : set MAC Address()

(53)

Gambar 4.9 Sequence Diagram Monitoring Host Up/Down

3. Sequence Diagram Monitoring Trafik

Untuk mengetahui padatnya jaringan LABKOM admin melihat trafik jaringan yang divisualisasikan dari data yang dikumpulkan dengan SNMP.

Sequence diagram monitoring trafik dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Administrator Jaringan Dashboard Sistem Cek Koneksi

1 : Pilih gateway()

2 : menampilkan report cek koneksi()

(54)

Gambar 4.10 Sequence Diagram Monitoring Trafik Jaringan

4. Sequence Diagram Limit Bandwith

Untuk menjaga agar jaringan tidak overload maka admin harus membagi

bandwith dengan ketentuan yang kondisional sesuai kebutuhan praktikum.

Sequence diagramlimitbandwith dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Administrator Jaringan Dashboard Proses pengumpulan data SNMP Visual Trafik

1 : Open()

2 : Memilih Interface()

3 : Menampilkan visual trafik()

(55)

Gambar 4.11 Sequence Diagram Limit Bandwith Jaringan

5. Sequence Diagram Monitoring Log Website

Untuk mengetahui transaksi website yang diakses oleh client, data log web transaksi yang dibutuhkan admin yang dikumpulkan dengan TCPDump. Sequence

diagram monitoring logwebsite dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Administrator Jaringan Form limit bandwith Sistem Limit Bandwith HTB-Tools Client

1 : masukan gateway()

2 : masukan maximum bandwith()

3 : masukan minimum bandwith()

4 : Input data bandwith()

5 : set gateway()

6 : set maximum bandwith()

(56)

Gambar 4.12 Sequence Diagram Monitoring Log website

6. Sequence Diagram Blok Situs

Setelah memonitoring website yang diakses oleh client, maka admin mendapatkan situs yang tidak layak diakses pada waktu praktikum berlangsung, maka admin harus memblokir situs berdasarkan port tertentu tersebut. Sequence

diagram blok situs dapat dilihat pada Gambar 4.13. Administrator Jaringan Dashboard

Pengumpulan Log Website dengan TCPDUMP Log website box

1 : Open()

2 : Mencari log website()

3 : melihat log website()

(57)

Gambar 4.13 Sequence Diagram Blok Situs

7. Sequence Diagram Open/CloseGateway

Agar tidak menggangu LAB yang sedang menjalankan praktikum maka LAB yang sedang tidak digunakan dan tidak berkepentingan dalam praktikum akan ditutup aksesnya oleh admin. Sequence diagram Open/Close gateway dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Sequence Diagram Open/Close Gateway

Administrator Jaringan Log Website Box Sistem Pemblokiran website dengan IPTables Client

1 : mencari situs yang tidak diperkenankan()

2 : melihat log situs()

3 : input alamat situs yang tidak diperkanankan()

4 : Alamat situs tidak bisa di akses()

Administrator jaringan Dashboard Form Manage Gateway Proses Open/Close Gateway IPTables IPTables

1 : pilih manage gateway()

2 : tampilkan manage gateway()

3 : masukan gateway()

4 : masukan rule()

5 : input rule gateway()

6 : set gateway()

(58)

Pada tahap berikutnya penulis membuat sketsa antar muka dari aplikasi. Sketsa yang dibuat didasarkan pada use case yang telah dibuat. Sketsa yang dibuat diperuntukkan kepada administrator jaringan dan kepala bagian.

a. Sketsa Halaman Login

Halaman login menampikan sebuah tombol yang bertuliskan “Login

dimana username menggunakan type input text dengan jumlah maximal 25

character dan type input password adalah password. Sketsa halaman login

ditunjukkan pada Gambar 4.15.

username

Gambar 4.15 Sketsa Halaman Login

b. Sketsa Halaman Home Level Admin

(59)

yang sedang up dan webtransaction untuk mengetahui keluar masuknya transaksi

website yang di tunjukan pada gambar 4.16.

CPU Information

Gambar 4.16 Sketsa Halaman Home Level Admin

c. Sketsa Navigasi Level Admin Menu

Beberapa menu yang hanya dapat digunakan oleh level admin yaitu

Add/remove user untuk menambah, mengubah dan menghapus user dan level

(60)

Menu

Nama dari username dan logout menu

Kembali ke menu utama

Menu untuk menambah user

Menu untuk menambah gateway dan host

Menu untuk mengatur Open/Close gateway dan limit bandwith

Gambar 4.17 Sketsa Navigasi Menu Level Admin

d. Sketsa Halaman Admin Modul

Beberapa modul admin yang sudah di sediakan adalah Add/Remove user, fungsi utama modul ini adalah untuk menambah, menghapus dan mengedit fungsi dari user apakah user tersebut memiliki level admin ataupun hanya user biasa. Modul Add/Removeuser dapat dilihat pada Gambar 4.18.

User

Gambar 4.18 Sketsa halaman Add/Remove user

(61)

text input berisi 25 character huruf maupun angka. Form pengisian user dapat dilihat pada Gambar 4.19.

admin Gambar 4.19 Sketsa Halaman Form Add user

Modul Add/Remove user juga memiliki fungsi Edit, untuk mengubah hak akses user. Halaman form edit user dapat dilihat pada Gambar 4.20.

admin

Gambar 4.20 Sketsa Halaman Form Edit User

Pada halaman home, admin maupun user biasa dapat melihat gateway dan

(62)

gateway status action 192.168.xxx.xxx view 192.168.xxx.xxx view 192.168.xxx.xxx view

Action view untuk melihat IP address yang terdaftar dengan

gateway yang dipilih

Status untuk mengetahui gateway sedang up/down Alamat gateway yang

sudah terdaftar

Gambar 4.21 Sketsa Gateway Status

Pada action view, akan muncul sebuah halaman dimana halaman tersebut memuat IP address yang sudah didaftarkan oleh admin sesuai dengan gateway

yang digunakan. Sketsa halaman monitoring IP address client dapat dilihat pada Gambar 4.21.

IP Address Gateway MAC Address Hostname Status

192.168.xxx.xxx 192.168.xxx.xxx Xx:xx:xx:xx PC1 Alamat host

Alamat gateway MAC address client Nama PC host Status untuk mengetahui host up/down Gambar 4.22 Sketsa Host Status

(63)

Host

Add

IP Address Gateway 192.168.xxx.xxx 192.168.xxx.xxx Alamat IP adrress yang

sudah di inputkan

Button Add untuk menambah daftar alamat host Alamat gateway tiap-tap IP

yang sudah didaftarkan

Action

Edit/Remove

Menu untuk ubah atau hapus host

Gambar 4.23 Sketsa Modul Add/Remove Host

Setelah masuk pada halaman Add/removeHost, maka akan muncul tombol

add dimana jika ditekan maka akan muncul sebuah form berisikan input data dan edit data pada modul Add/Removehost dan input type dari input IP Address adalah

15 character, untuk input type gateway juga 15 character dan untuk MAC

Address adalah maximal input sedangkan Hostname adalah 10 character. Sketsa

form add dan edit host dapat dilihat pada Gambar 4.24 dan Gambar 4.25.

192

Input field network ID = int(3)/field Input field host ID = int(3)/field

Input field MAC Address = varchar(2)/field

Input field MAC address

Input field Host Name PC

Add Button untuk tambah data

(64)

192

Edit field network ID = int(3)/field Edit field host ID = int(3)/field

Edit field MAC Address = varchar(2)/field

Edit field MAC address

Edit field Host Name PC

Edit Button untuk ubah data

Gambar 4.25 Sketsa Form Edit Data Host

e. Sketsa halaman ManagementBandwith

Halaman Management Bandwith bisa di akses pada level user maupun admin, halaman ini berfungsi mengatur bandwith dan membatasi akses gateway

keluar masuk jaringan. Sketsa halaman management bandwith di tunjukan pada Gambar 4.26.

Management Bandwith

Manage

gateway

Bandwith Manage Button untuk manajemen bandwith

Button untuk manajemen gateway

Gambar 4.26 Sketsa Halaman Management Bandwith

(65)

pengisian Max dan Min/KB adalah input type integer. Sketsa form manajemen

bandwith dapat dilihat pada Gambar 4.27.

Gateway

Min /KB

Go

Max /KB

Input alamat gateway yang ingin di manajemen

Input minimum koneksi

Input maximum koneksi

Tombol action untuk limit bandwith

192 . 168 . 0 .254

Gambar 4.27 Sketsa Form Manage Bandwith

pada bagian gateway juga ada tombol untuk manajemen open/close

gateway, akan muncul windows untuk form pengisian gateway yang akan ditutup

dan disambung pada port protocol oleh admin. Sketsa form pengisian open/close

gateway dapat dilihat pada Gambar 4.28.

192

Combo box option action untuk protocol

Submit button action protocol

(66)

f. Sketsa Halaman Home LevelUser

Halaman Homeleveluser ada halaman utama dari level user, pada halaman ini menu Add/Removeuser dan Add/Remove data host tidak bisa di akses. Sketsa halaman tabel menu minuman di tunjukan pada Gambar 4.29 pada.

CPU Information

Gambar 4.29 Sketsa Halaman Home Level User

Pada tahap ini penulis memulai melakukan pemodelan yang telah ditentukan sebelumnya. Tahap yang penulis lakukan adalah membuat flow-of-event dari sistem. Flow-of-event yang di buat yaitu:

1. Flow Of Event Monitoring Jaringan

Flow of event untuk monitoring jaringan pada LABKOM dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Flow Of Event Monitoring Jaringan

Diskripsi

Use case monitoring host up memungkinkan untuk admin dan kepala bagian LABKOM memonitoring jumlah client yang terhubung dengan router, trafik jaringan, dan transaksi website yang di akses.

Kondisi Awal Transaksi data pada saat praktikum.

(67)

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem

1

admin dan kepala bagian

LABKOM memilih

monitoring jaringan.

Sistem menampilkan informasi IP

address client yang sedang up,

informasi trafik jaringan, dan informasi transaksi web yang di akses.

2. Flow Of Event Konfigurasi Open Close Gateway

Flow of event untuk konfigurasi open close gateway dapat dilihat pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Flow Of Event Konfigurasi Open Close Gateway

Diskripsi Use case control open close gateway memungkinkan admin untuk memblokir akses internet pada client yang dituju.

Kondisi Awal Data IP address atau subnet yang akan di blokir untuk akses jaringan internet. Kondisi Akhir IP address dan subnet tertentu tidak bisa mengakses jaringan internet.

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem

1

admin memutuskan untuk memblokir sejumlah IP

address dan subnet yang di tentukan.

Client tidak bisa mengakses jaringan

internet hingga admin membuka

kembali akses jaringan client tersebut.

3. Flow Of Event Bandwith Management

Flow of event untuk bandwithmanagement dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Flow Of Event Bandwith Management

Diskripsi control Bandwith Management memungkinkan admin untuk membatasi penggunaan bandiwth akses internet pada client.

Kondisi Awal Data gateway yang akan di batasi bandwithnya untuk akses jaringan internet. Kondisi Akhir Penggunaan bandwith sesuai dengan ketentuan.

Aliran Kejadian Utama

Aksi Pemakai Respon Sistem

1

Admin membatasi bandwith

pemakaian tiap-tiap gateway

sesuai ketentuan

(68)

Berikut akan dibahas implementasi dari aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router Berbasis Web.

1. Halaman Login

Gambar 4.30 Halaman Login Aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan

PC Router

Pada Gambar 4.30 dapat dilihat halaman login dari aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router berbasis Web. Teradapat 2 kolom text berisikan

username dan password, pada kolom password beriskan input type password

sehingga password tidak terbaca. 2. Halaman Home

Halaman Home dibagi menjadi 2 yaitu halaman Home untuk admin ditunjukan pada Gambar 4.31 dan halaman Home untuk user ditunjukan pada Gambar 4.32. Dimana letak perbedaan halaman Home pada leveluser dan admin adalah pada bagian menu ditunjukan pada Gambar 4.33. Berikut akan dijelaskan beberapa menu dari aplikasi Monitoring Trafik dan Pengaturan PC Router

(69)

a. Add/remove user

Menu Add/remove user akan mengarahkan halaman pada manajemen user

dimana pada halaman manajemen user yang ditunjukan pada Gambar 4.34 hanya dapat diakses oleh pengguna level admin. Pada halaman ini admin dapat membuat

user baru dengan level pengguna admin atau user, mengubah level pengguna, menghapus data pengguna.

b. Add/remove Data Host

Menu add/remove data host yang mengarahkan pada halaman manajemen data host ditunjukan pada Gambar 4.35 dapat memfasilitasi admin untuk mengisi, mengubah, menghapus data dari masing-masing host dan gateway yang akan dimonitoring pada aplikasi.

c. Manajemen Bandwith

Menu manajemen host yang mengarahakan pada halaman manajemen jaringan untuk pembatasan bandwith dan pemblokiran website ditunjukan pada Gambar 4.36

(70)

Gambar 4.32 Halaman HomeLevel User

Gambar 4.33 Navigasi Menu Level Admin dan User

(71)

Gambar 4.35 Halaman Add/remove Data Host

Gambar 4.36 Halaman Management Network

3. CPU Information

(72)

a. hrDeviceDescr

objek untuk melihat informasi type CPU ditunjukan pada Gambar 4.39.

b. sysName

objek untuk melihat informasi nama dari computer (hostname) ditunjukan pada Gambar 4.40.

c. hrProcessorLoad

objek untuk melihat penggunaan CPU ditunjukan pada Gambar 4.41. d. ifDescr

objek untuk mengetahui deskripsi dari NIC yang digunakan oleh agent

ditunjukan pada Gambar 4.42. e. ifInOctets

Objek yang digunakan untuk mengetahui akumulasi receive packet yang masuk pada sebuah interface dalam bentuk byte yang pada aplikasi ini akan di

convert menjadi kilobyte ditunjukan pada Gambar 4.43.

f. ifOutOctets

Objek yang digunakan untuk mengetahui akumulasi transmit packet yang keluar pada sebuah interface dalam bentuk byte yang pada aplikasi ini akan di

convert menjadi kilobyte ditunjukan pada Gambar 4.44.

g. ifSpeed

Maximumbandwith dari sebuah interface ditunjukan pada Gambar 4.45 dan

(73)

Gambar 4.37 CPU Information

(74)

Gambar 4.39 Informasi Type CPU

Gambar 4.40 Nama Komputer (hostname)

(75)

Gambar 4.42 Informasi Interface Card

Gambar 4.43 Informasi Akumulasi Paket Data Masuk

Gambar 4.44 Informasi Akumulasi Paket Data Keluar

(76)

4. Traffic Monitoring

Pada halam home tersedia modul Traffic monitoring ditunjukan pada Gambar 4.46 menggambarkan secara visual graphic dalam hitungan permenit, perhari, perminggu, perbulan. Dengan perhitungan � ��� − ∆� ��� /

��� dan � � � − ∆� � � / ���. Informasi yang diambil untuk

dijadikan bahan perhitungan nilai tertinggi trafik jaringan perhari sampai perbulan diambil dari nilai maximum ifInOctets dan ifOutOctets dari agent yang dimonitoring.

Gambar 4.46 Traffic Monitoring

(77)

Gambar 4.47 tooltip hasil perhitungan akumulasi paket data dalam kilobyte

Hal yang sama dilakukan juga pada perhitungan perhari, perminggu dan perbulan. Pada Gambar 4.48 menunjukan akumulasi paket data permenit adalah 21KB/s untuk paket masuk. Pada aplikasi ini menampilkan 2 ethernet card yaitu eth0 akses internet dan eth1 lokal area ditunjukan pada Gambar 4.48.

Gambar 4.48 Trafik Monitoring Ethernet Card

5. Packet Information

Masih pada halaman Home dimana kita dapat melihat packet information ditunjukan pada Gambar 4.47 adalah informasi paket data transaksi in/out dan data yang diambil didapatkan dari aplikasi TCPDUMP yang disalin dalam file

temporary bernama sniff.txt dapat dilihat pada Gambar 4.48 yang disimpan pada

direktori /tmp. Berikut akan dijelaskan untuk membaca output dari hasil capture

packet dengan TCPDUMP.

(78)

c. tos 0×0 > jenis bidang layanan

d. ttl 64 > adalah suatu nilai waktu yang disematkan dalam paket data yang dikirimkan melalui jaringan TCP/IP untuk menyatakan berapa lama paket tersebut bisa beredar/berjalan di dalam jaringan. Nilai tersebut akan memberitahukan kepada router apakah paket tersebut harus diteruskan ke

router selajutnya (next hop router) atau di-discard.

e. id 33646 > ini adalah sebuah id paket, jadi pada permasalahan ini, ini adalah

SYN request, hasil replay akan menjadi ACK jika host sedang online dan id

paket akan sama.

f. [DF] > berarti paket tidak terpecah-pecah[F].

g. Proto TCP > adalah type dari sebuah protokol(UDP, ICMP). h. Length 60 > panjang dari sebuah paket.

i. 192.168.1.4.33922 > maksud dari informasi ini adalah alamat ip address

192.168.1.4 dan port yang digunakan client adalah 33922.

j. alkes.canonical.com.http > adalah destination address yang dikunjungi oleh

client.

k. Flags [S] > adalah sebuah TCP SYN, pada permasalahan ini adalah ACK dari server, [R] adalah reset, [F] transfer sudah selesai, [P] berarti data harus di kirim.

l. cksum 0x83ae (correct) > ini adalah sebuah TCP header – check sum paket(untuk memeriksa integritas paket).

m. seq 4011514848 > ini adalah TCP sequence number.

(79)

o. options [mss 1460,sackOK,TS val 612494 ecr 0,nop,wscale 6] > sebuah TCP option.

p. length 0 > ini adalah nilai panjang dari sebuah paket.

Gambar 4.49 Packet Information

Gambar 4.50 Destination Packet

Dari gambar 4.48 akan diberikan contoh membaca output:

22:04:41.296420 IP vserver-virtual.local.53852 > mistletoe.canonical.com.http: Flags [S], seq 13466874, win 14600, options [mss 1460,sackOK,TS val 4294916384 ecr 0,nop,wscale 4], length 0

a. Transaksi paket pukul 22:04:41.

b. Hostname vserver-virtual dengan port dari client 53852.

c. Destination address atau alamat tujuan adalah mistletoe.canonical.com.http.

d. Nomor sequence TCP adalah 13466874.

(80)

f. options [mss 1460,sackOK,TS val 4294916384 ecr 0,nop,wscale 4], length

0 adalah sebuah TCP option yang digunakan.

6. Manajemen Bandwith

Pada halaman manajemen bandwith seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.35 terdapat beberapa option yaitu manage port dengan default port 80 ditunjukan pada Gambar 4.49, blok web yang ditunjukan pada Gambar 4.50, new rule ditunjukan pada Gambar 4.51 dan view status ditunjukan pada Gambar 4.52. kemudian ada manage bandwith yang ditunjukan pada Gambar 4.53.

Gambar 4.51 Manage port

(81)

Gambar 4.53 New Rule Gateway

Dari Gambar 4.53 dapat dilihat akan dicontoh menginputkan sebuah alamat atau ip address yang tidak diijinkan untuk mengkases port 22, hasil dari Gambar 4.49 dapat dilihat pada Gambar 4.54. Dan pada Gambar 4.55 dicontohkan admin ingin membloki situs www.kaskus.com dengan port 80 yaitu unutk HTTP dan hasilnya akan di tunjukan pada Gambar 4.54.

Gambar 4.54 Blok Port 22

(82)

Berikut adalah beberapa contoh untuk pembuatan new rule agar bisa membuat sebuah aturan baru sesuai dengan keinginan dari admin jaringan tersebut:

a. Blokir semua akses ke ip 202.152.12.15 iptables -A OUTPUT -d 202.152.12.15 -j DROP

b. Block Outgoing/blok akses keluar berdasarkan port

iptables -A OUTPUT -p tcp –dport 8080 -j DROP c. Blok port 8080 pada ip 171.16.100.1

iptables -A OUTPUT -p tcp -d 171.16.100.1 –dport 8080 -j DROP

Berikutnya adalah pembagian bandwith berdasarkan IP address mapun

gateway, form limit bandwith ditunjukan pada Gambar 4.56. pada pembagian

bandwith menggunakan HTB-tools, nilai awal HTB-tools menggunakan bit,

Gambar

Gambar 2.13 Notasi Package
Gambar 3.1 Blok Diagram Kondisi Terkini Manajemen Jaringan LABKOM
Gambar 3.2 Blok Diagram Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router
Gambar 3.3  Proses Cek Koneksi Host Up Client
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penilaian oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa, pendidik dan peserta didik dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran fisika menggunakan swishmax

Selebihnya semakin lama pertandingan berlangsung maka kualitas performa yang ditampilakan akan semakin mengalami penurunan yang disebabkan karena kelelahan dan

Dari hasil tersebut, diperoleh skor rata-rata kematangan karir siswa meningkat dari presentase skor 70 % (kematangan karir sedang) menjadi 81,25 % (kematangan

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Penetapan kebijakan harga yang terjangkau dari kemampuan yang dimiliki konsumen serta tingkat harga yang sesuai dengan kualitas dan manfaat barang atau jasa yang

Intensi berhenti merokok juga dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sikap individu terhadap perilaku tertentu, norma subjektif yaitu norma sosial yang berpengaruh terhadap

Excel tidak hanya untuk menyimpan data tetapi juga dapat digunakan guru untuk mengolah nilai akhir siswa sehingga mempermudah kinerja guru mengisi raport.. Pengisian raport sekarang

1) Keanekaragaman jenis burung diurnal di Hutan Sebadal Taman Nasional Gunung Palung ditemukan 40 jenis yang masuk ke dalam 17 family dan 4 ordo dengan total