PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN
DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh:
LUKMANNUL HAKIM SIREGAR
509311018
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
ii ABSTRAK
Lukmannul Hakim Siregar. NIM 509311018. Penerapan Metode Pembelajaran Probing Prompting Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran Konstrusi Bangunan pada kelas X program keahlian teknik gambar bangunan terhadap penerapan metode pembelajaran Probing Prompting. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 30 orang. Dari hasil uji coba instrumen yang dilakukan pada siklus I diperoleh 20 soal yang valid dari 25 soal, indeks kesukaran soal diperoleh 12 soal mudah dan 13 soal sedang, daya beda soal diperoleh 10 soal jelek, 10 soal cukup, baik 5 soal, uji realibilitas diperoleh 0,60 (tinggi) dan pada siklus II 20 soal yang valid dari 25 soal, indeks kesukaran soal diperoleh 6 soal mudah dan 19 soal sedang, daya beda soal diperoleh 16 soal jelek, 7 soal cukup, 2 soal baik, uji realibilitas diperoleh 0,42 (sedang). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil evaluasi proses dan hasil pada setiap pembelajaran dan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, ditemukan siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 69,40 meningkat menjadi 81,33 pada siklus II. Untuk nilai hasil belajar pada siklus I yaitu 72,21 dan meningkat sebesar 13 % menjadi 85 pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Probing Prompting dapat 1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar, 2) meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/ 2016.
ii ABSTRACT
Lukmanul Hakim Siregar. NIM 059311018. Probing Prompting Learning Method To Improve Student Activities and Results In the Subject Construction Skills Program In Class X Architecture Engineering SMK 1 Stabat academic year 2015/2016. Thesis, Faculty of Engineering, State University of Medan 2016.
This research aims to improve the activity and learning outcomes in class X program engineering construction drawings to the application of learning methods Probing-promting. This research is a classroom action research conducted in the first semester of the school year 2015/2016 the number of students 30 people. From the test results of instruments carried on the first cycle obtained 20 about valid from 25 matter, the index of difficulty matter obtained 12 about the easy and 13 about the medium, different power problems gained 10 about an ugly, 10 about enough, both 5 questions, test reliability is obtained 0.60 (high) and the second cycle 20 of the 25 valid questions that matter, about the difficulty index gained 6 simple questions and 19 questions were, obtained about 16 different power about ugly, 7 about enough, two good questions, test reliability obtained 0 , 42 (medium). This research was conducted in two cycles in the first cycle consists of one session and the second cycle consists of two meetings. Each cycle consists of stages of planning (planning), action (acting), observations (observating) and reflection (reflecting). The technique of collecting data through observation and tests of learning outcomes. Based on the evaluation process and results in each learning and is based on success criteria that have been established in this study, it was found the first cycle of the average value of student learning activity that is 69.40 increased to 81.33 in the second cycle. For the value of learning outcomes in the first cycle, namely 72.33 and increased by 13% to 85 in the second cycle. The results showed that the application of learning methods Probing Prompting can 1) improve the learning activities of students in the learning process, 2) improving student learning outcomes in subjects Building Construction in class X Architecture Engineering Expertise Program SMK 1 Stabat Academic Year 2015/2016.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya dan melimpahkan pengetahuan serta
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik, dan melalui perjuangan yang tidak mudah.
Adapun judul skripsi ini adalah “Penerapan Metode Pembelajaran Probing Prompting Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Di Kelas X Pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala
bentuk kritikan maupun saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini disusun dengan arahan dan masukan dari dosen pembimbing,
serta berbagai materi kepustakaan. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si, selaku dosen pembimbing proposal skripsi,
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penulisan
proposal skripsi ini.
2. Bapak Drs.Toyama Sitompul, selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis yang sekaligus
iv
3. Bapak Drs. Parulian Purba, M.Pd, selaku dosen nara sumber atau peguji yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
4. Bapak Drs. Jintar Tampubolon, MP.d, selaku dosen nara sumber atau peguji
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
8. Seluruh dosen dan staf tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
9. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa serta
dukungan penuh kepada penulis. Untuk ibunda tersayang Masdalena Rambe
yang selalu mendo’akan disetiap sujudnya, ayahanda Ahmad P. Negara Siregar selalu memberikan do’a dan semangat pada penulis.
10. Erni Suryani, ST, selaku guru mata pelajaran Konstruksi Bangunan yang
telah membantu saya dalam melakukan obserasi dikelas.
11. Seluruh staf dan pegawai Sekolah SMK Negeri 1 Stabat.
12.Untuk sahabat-sahabatku Yusniawati Hasibuan, Wirdayanti Syafura,
v
13. Rekan-rekan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Angkatan 2009 yang tidak
bisa penulis sebutkan satu demi satu, semoga kita senantiasa bertemu dalam
lorong besar bukan lorong kecil dengan kesuksesan dan kerendahhatian.
14. Dan semua orang yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas
keterbatasan yang ada. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi menuju kemungkinan keberhasilan di dalam
dunia pendidikan. Akhir kata penulis menghaturkan banyak ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat.
Medan, April 2015
Penulis,
vi
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 8
1. Hakikat Metode Pembelajaran ... 11
2. Hakikat Metode Pembelajaran Probing Promting ... 14
a. Pengertian Metode Probing Promting ... 14
b. Langkah-langkah Metode Probing Promting ... 16
c. Kelebihan dan Kekurangan Probing Promting ... 18
3. Hakikat Aktivitas Belajar ... 20
4. Hakikat Hasil Belajar ... 23
5. Hakikat Belajar Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ... 24
6. Hakikat Hasil Belajar Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan . 25 B. Penelitian Yang Relevan ... 27
C. Kerangka Berfikir ... 28
vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 31
C. Partisipan Penelitian ... 31
D. Definisi Operasional ... 32
E. Rancangan Penelitian ... 33
F. Cara Pemecahan Masalah ... 34
G. Persiapan Tindakan ... 37
H. Prosedur Penelitian ... 38
I. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 47
J. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52
K. Teknik Analisis Data ... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Siklus Petama
C. Pembahasan Penelitian ... 80
BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82
B. Implikasi ... 83
C. Saran ... 83
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Daftar Daftar Kumpulan Nilai (DKN) ... 3
Tabel 2.1 : Langkah-langkah Metode Pembelajaran Probing Promting……..17
Tabel 3.1: Tahapan Kegiatan Tiap Siklus I ... 39
Tabel 3.2: Tahapan Kegiatan Tiap Siklus II ... 42
Tabel 3.3: Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 48
Tabel 3.4 :Kisi-Kisi Tes Materi Bagian-bagian Bangunan (Siklus I) ... 50
Tabel 3.5 :Kisi-Kisi Tes Materi Bagian-bagian Bangunan (Siklus II) ... 50
Tabel 3.4 : Uji instrumen Tes Materi Bagian-bagian Bangunan (Siklus I) .. 51
Tabel 3.5 : Uji instrumen Tes Materi Bagian-bagian Bangunan (Siklus II) . 51 Tabel 4.1 : Hasil Belajar Kostruksi Bangunan Siswa Pada Siklus I…………63
Tabel 4.2 : Perolehan Nilai Aktivitas Siklus I...66
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Kostruksi Bangunan Siswa Pada Siklus II………...74
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Penelitian Tindakan Model Arikunto ... 33
Gambar 4.1 : Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 65
Gambar 4.2 : Grafik Aktivitas Siklus I ... 68
Gambar 4.3 : Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 75
Gambar 4.4 : Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II ... 76
Gambar 4.5 : Grafik Aktivitas Siklus II ... 78
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ... 88
Lampiran 2 : RPP Siklus I ... 91
Lampiran 3 : RPP Siklus II... 100
Lampiran 4 : Materi Pembelajaran Siklus I... 111
Lampiran 5 : Materi Pembelajaran Siklus II ... 121
Lampiran 6 : Soal Instrumen Siklus I ... 133
Lampiran 7 : Soal Instrumen Siklus II ... 137
Lampiran 8 : Lembar Jawaban Siklus I & II ... 142
Lampiran 9 : Kunci Jawaban Siklus I & II ... 144
Lampiran 10 : Uji Validitas Siklus I ... 146
Uji Tingkat Kesukaran Siklus I ... 147
Uji Daya Beda Siklus I... 149
Uji Realibilitas Siklus I ... 151
Lampiran 11 : Uji Validitas Siklus II ... 153
Uji Tingkat Kesukaran Siklus II ... 154
Uji Daya Beda Siklus II ... 156
Uji Realibilitas Siklus II ... 158
Lampiran 12 : Tabel Sebaran Instrumen Siklus I & II... 160
Lampiran 13 : Tabel Tingkat Kesukaran Siklus I & II ... 162
Lampiran 14 : Tabel Daya Pembeda Siklus I & II ... 163
Lampiran 15 : Tabel Realibilitas Siklus I & II ... 164
Lampiran 16 : Perolehan Aktivitas Belajar Siklus I ... 165
Lampiran 17 : Perolehan Aktivitas Belajar Siklus II ... 167
Lampiran 18 : Perolehan Hasil Belajar Siklus I ... 169
Lampiran 19 : Perolehan Hasil Belajar Siklus II ... 171
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional menjadi tantangan terkait
transformasi bidang pendidikan. Pendidikan merupakan aset masa depan yang
menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu
menggali potensi diri untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkompeten utntuk berperan dalam pembangunan nasional. Dengan
mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mampu mendapat ilmu dan memiliki
keunggulan di salah satu bidang agar dapat berkompetensi di dunia kerja.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menyangkut fungsi pendidikan nasional dalam pembangunan nasional itu
diwujudkan dan ditempuh melalui proses pembelajaran, baik dalam pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan non formal misalnya
lembaga-lembaga pelatihan seperti kursus menjahit, memasak, musik, kecantikan,
computer maupun teknisi lainya. Sedangkan lembaga pendidikan formal seperti
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Mengengah Atas (SMK), Sekolah Menengah Kejuruan
SMK), maupun perguruan tinggi.
Salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk
mampu siap terjun kedunia kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
2
pengetahuan, keperibadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya
Departemen Pendidikan Nasional melakukan berbagai upaya dan kebijaksanaan
dalam meningkatkan pendidikan nasional seperti mengadakan perbaikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disempurnakan kedalam
Kurikulum 2013 yang operasionalnya disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan atau sekolah, menambah sarana dan prasarana
pendidikan, memperbaiki sistem pembelajaran.
Mendesain mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
keperluan proses pembelajaran tentu bukanlah pekerjaan yang sederhana.
Mendesain metode pembelajaran, guru harus menguasai materi (content) dan
metode pembelajaran (teaching method). Sebagaimana yang telah diungkapkan
Sardiman (dalam Sahrial, 2007:2) bahwa “mengajar adalah suatu aktifitas
mengorganisasi dan mengatur lingkungan dengan baik dan menghubungkan anak
didik ke dalam lingkungan tersebut sehingga terjadi proses belajar-mengajar.”
Namun ada kalanya guru terjebak pada upaya menghabiskan materi pelajaran saja
dan lupa pada kompetensi tujuan.
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam proses
belajar mengajar dikelas adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ini diukur
selama proses pembelajaran berlangsung. Ujian semester, tugas dan juga tingkat
kehadiran merupakan beberapa cara untuk menentukan nilai dari hasil belajar.
Rendahnya hasil belajar dapat dilihat dari nilai rata-rata dengan nilai yang telah
disepakati oleh guru dan pihak sekolah melalui rapat dewan guru. Berdasarkan
pengamatan dan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa
perolehan nilai untuk mata pelajaran Konstruksi Bangunan masih rendah. Hal ini
terlihat dari evaluasi perolehan rata-rata nilai mata pelajaran Konstruksi Bangunan
pada Tahun Ajaran 2014/2015 yang lalu untuk kelas X yang memperoleh nilai
3
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMK Negeri 1 Stabat
pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan, peneliti
melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran dan meminta
dokumen-dokumen seperti nilai, absensi siswa, melihat kondisi kelas saat proses
pembelajaran, dan bertanya kepada siswa tentang metode mengajar guru yang
dirasakan siswa. bahwa dari observasi tersebut didapatkan, hasil belajar pada
mata pelajaran Konstruksi Bangunan untuk tahun ajaran 2014/2015 belum sesuai
dengan harapan yang ada pada Nilai Ulangan Harian SMK Negeri 1 Stabat. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan 1,2,3 Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat
Persentas
<74 Tidak Tuntas 11 36.67 12 40 14 46.67 37
75-79 Cukup 15 50 10 33.33 10 33.33 35
80-89 Baik 4 13.33 6 20 6 20 16
Sumber : Daftar nilai Guru Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan SMKN 1 Stabat
Dari tabel Nilai ulangan harian diatas, diatas dapat dilihat perbedaan yang
sangat mencolok antara yang nilai siswa yang lulus KKM (Kreteria Ketuntasan
Minimal) dengan nilai siswa yang tidak lulus. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 75, maka dilihat pada nilai
ulangan harian pertama terdapat 36,67% tidak tuntas dan 63,33% tuntas, pada
ulangan harian kedua terdapat 40,00% tidak tuntas dan 60,00% tuntas, pada
ulangan harian ketiga terdapat 46,67% tidak tuntas dan 53,33% tuntas. Dengan
demikian kelas tersebut belum tuntas belajar. Menurut Arikunto (2012:62) menyatakan ”Tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75. Siswa yang belum mencapai skor 75 dari skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan
perbaikan (Remidial Program) hingga siswa bersangkutan lulus dalam tes, yang
4
ditetapkan sekolah, maka suatu kelas dikatakan tercapai kompetensi jika siswa
pada kelas tersebut memperoleh skor 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas ≥75% diatas siswa sudah tuntas.
Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh
pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai
kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik. Rendahnya hasil belajar Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat pada umumnya terjadi karena
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang efektif.
Selain hasil belajar yang masih rendah, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran juga masih rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih
monoton, sehingga aktivitas belajar siswa kurang aktif.
Informasi lain yang peneliti peroleh dari observasi melihat keadaan kelas
saat proses belajar mengajar adalah aktivitas belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran rendah, terlihat sedikit siswa yang merespon pembelajaran, sebagian
dari siswa kurang aktif. Hal ini dikarenakan, aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran Konstruksi Bangunan seperti bertanya atau mengemukakan
pendapat atau bahkan beradu argumen masih jarang terjadi. Siswa kurang dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar dengan
baik. Dalam hal ini siswa cenderung hanya menerima pelajaran, kurang memiliki
keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak bertanya bila ada materi yang
kurang jelas, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri dan
siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain.
Hal ini menunjukkan aktivitas belajar siswa masih rendah, sehingga perlu inovasi
baru dalam proses belajar mengajar agar aktivitas belajar dikelas menjadi tinggi.
Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang
saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar guru dan
5
mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam
mengampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses pembelajaran guru
kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas siswa dalam mengikuti peoses
pembelajaran.
Metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar. Salah satu cara
yang dapat digunakan guru adalah tidak menggunakan satu metode saja yang akan
membuat siswa tidak tertarik dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan
rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal senada juga diungkapkan oleh
Slameto (2010:54) yaitu :
Ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri, terbagi menjadi tiga yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (mencakup intelegensi, perhatian, minat,bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan) dan faktor kelelahan. 2) Faktor eksternal adalah faktor yang diluar dari siswa, terbagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan) faktor sekolah (mencakup metode mangajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah standar pengajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah) Faktor masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, temapat bergaul dan kehidupan masyarakat.
Penggunaan metode pembelajaran merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini peran guru sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Salah satu tugas guru dapat diartikan
sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa, dimana siswa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan memotivasi siswa. Namun
kenyataannya guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional. Proses
pembelajaran hanya terfokus pada kebiasaan guru dalam mengajar pada
umumnya, seperti menjelaskan materi yang monoton dan konvensional. Namun
demikian, konvensional bukan berarti salah. Akan tetapi, untuk siswa kelas X
SMK Negeri Stabat metode tersebut membawa kejenuhan. Pengelolaan suasana
6
yang sedang diajarkan. Oleh karena itu, bahwa kurang tepatnya guru mengajar
dengan menggunakan metode pembelajaran di atas menjadi penyebab siswa
kurang aktif. Pada akhirnya hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan
belum memuaskan.
Dari uraian diatas, peneliti menganalisis terhadap pelaksanaan dikelas X
Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat, diperlukan
adanya suatu inovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung dikelas,
sebagai alternatif pemecahan masalah dikelas peneliti merencanakan untuk
melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan metode pembelajaran Probing
Promting. Upaya yang peneliti lakukan untuk membantu meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa adalah menggunakan metode yang sedikit berbeda dengan
metode yang dilakukan para guru SMK Negeri 1 Stabat biasanya. Metode ini
merupakan metode baru di lingkungan SMK Negeri 1 Stabat.
Menurut Ngalimun, (2013:165) pembelajaran Probing Prompting adalah :
Pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga terjadi proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa mengkonstruksi konsep, prinsip, dan aturan menjadi pengetahuan baru.
Kurang aktif dan rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurang
terlibatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena metode pembelajaran yang
diterapkan dikelas masih relatif kurang tepat sehingga membuat siswa tidak
bersemangat mengikuti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, salah satu langkah
yang harus ditempuh guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah metode
pembelajaran Probing Prompting. Menurut arti katanya, Probing adalah
penyelidikan, pemeriksaan, sedangkan menurut istilah Probing berarti berusaha
memperoleh keterangan yang lebih jelas atau mendalam. Prompting dalam bahasa
berarti mengarahkan, mendorong atau menuntun. Sedangkan Prompting menurut
istilah adalah pertanyaan yang diajukan untuk memberikan arah kepada siswa
dalam proses berfikirnya. Didalam metode pembelajaran ini guru menyajikan
7
proses berfikir yang mengkaitkan pengetahuan siswa dan pengalaman siswa
dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, Penerapan
Metode Pembelajaran Probing Prompting diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar.
Berdasarkan latar uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Pembelajaran Probing Prompting Untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat” dengan bantuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada
beberapa permasalahan yang terdapat pada peserta didik. Masalah-masalah
yang terindentifikasi anatara lain:
1. Siswa kurang termotivasi dalam proses belajar mengajar Konstruksi
Bangunan karena guru masih menggunakan metode pembelajaran
konvensional seperti ceramah tanpa mengkombinasikan dengan metode
lain sehingga hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang diinginkan. 2. Konsentrasi siswa pada saat pembelajaran belum memuaskan.
3. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siswa masih belum memuaskan.
4. Pembelajaran mata pelajaran Konstruksi Bangunan masih monoton.
5. Pada umumnya guru menggunakan metode konvensional tanpa
mengkombinasikan dengan metode lain.
6. Aktivitas belajar siswa pasif dalam proses pembelajaran Konstrksi
Bangunan.
7. Metode Probing Promting digunakan meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian
8
C. Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup dan terarah serta mengingat
keterbatasan waktu dan dana serta luasnya cakupan masalah, maka masalah
diteliti dibatasi sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat.
2. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada
materi fungsi pokok bagian-bagian konstruksi bangunan gedung bagian
bawah dan bagian atas.
3. Penelitian ini Menerapkan Metode Pembelajaran Probing Prompting.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dan pembatasan masalah
diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.Apakah dengan penerapan Metode Pembelajaran Probing Prompting
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
Konstruksi Bangunan kompetensi jenis dan fungsi struktur bangunan
kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Stabat tahun pelajaran 2015/2016 ?
2.Apakah penerapan Metode Pembelajaran Probing Prompting dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi
Bangunan kompetensi jenis dan fungsi struktur bangunan kelas X
Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat tahun
pelajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
dari penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X pada mata
pelajaran konstruksi bangunan kompetensi jenis dan fungsi struktur
9
Negeri 1 Stabat tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan metode
pembelajaran Probing Prompting.
2.Untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar siswa kelas X pada mata
pelajaran konstruksi bangunan kompetensi jenis dan fungsi struktur
bangunan kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK
Negeri 1 Stabat tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan metode
pembelajaran Probing Prompting.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian yang menggunakan metode Probing
Prompting ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penerapan metode Probing Prompting ini diharapkan dapat membantu
siswa dalam meningkatkan hasil pembelajaran Konstruksi Bangunan.
b. Pembelajaran Konstruksi Bangunan yang dianggap sulit bagi siswa
menjadi menarik dan menyenangkan dan tentunya dapat membantu
guru nantinya dalam mengajar Konstruksi Bangunan.
2. Manfaat Praktis
Bagi siswa :
a. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih mengasyikkan bagi
anak didik.
b. Siswa bisa mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat yang dimiikinya.
c. Siswa dapat keberanian berfikir secara kreatif.
d. Disebabkan suasan pembelajaran menarik dan menyenangkan, hal ini
membuat peserta didik merasa senang dan bersemangat ketika
mengikuti pembelajaran.
Bagi guru :
a. Guru menjadi lebih mampu dalam mengelola emosinya.
b. Guru bisa menciptakan proses pembelajaran yang beragam sehingga
10
c. Dengan adanya penelitian ini, guru dapat mengetahui bagaimana cara
untuk mempraktikan metode Probing Prompting.
d. Guru dapat membandingkan hasil belajar sebelum dan sesudah
diterapkan metode Probing Prompting , pada mata pelajaran
Konstruksi Bangunan.
Bagi sekolah :
a. Bahan masukan bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
b. Sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran
di sekolah.
Bagi peneliti :
a. Mendapatkan pengalaman untuk menerapkan Probing Prompting yang
kelak akan dapat diterapkan di lapangan.
b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk memperluas wawasan
tentang pengajaran melalui metode Probing Prompting.
c. Sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan Penelitian
Tindakan Kelas.
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan maka diambil kesimpulan, yaitu :
1. Aktivitas belajar siswa selama penerapan metode pembelajaran Probing
Prompting pada siklus I kurang mencapai standar minimal yang diharapkan,
sehingga perlu dilakukan siklus selanjutnya (siklus II). Berdasarkan hasil
observasi Siklus I diperoleh bahwa persentase aktivitas belajar sebesar 69,40
% yaitu tidak aktif (pasif). Dengan demikian ketuntasan belajar pada siklus I
belum tercapai sehingga dilanjutkan dengan siklus selanjutnya. Selanjutnya
berdasarkan hasil observasi pada siklus II diperoleh persentase aktivitas
siswa sebesar 81,90 % dengan kategori baik.
2. Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh
adalah metode pembelajaran Probing Prompting dapat meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X di
SMK Negeri 1 Stabat tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari nilai
hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada Siklus I nilai hasil
belajar dengan kategori tidak tuntas sebanyak 10 siswa (33,33%), cukup 11
siswa (36,66%), baik sebanyak 9 siswa (30%) dan tidak ada yang sangat
baik. Dari nilai ideal 100, nilai perolehan rata-rata hanya 71,21% yaitu
belum tuntas. Berdasarkan data hasil pada siklus II diperoleh bahwa rata-rata
hasil belajar siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 siswa atau 93,33 % dan
yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 6,67 %. Pada siklus II siswa telah
83
B. Implikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas
dan hasil belajar belajar siswa pada pembelajaran mata pelajaran Konstruksi
Bangunan, dikarenakan :
1. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, hal ini diketahui dari
indikator pada lembar observasi aktivitas siswa yaitu aktif dalam
bertanya, memberikan jawaban, memberikan pendapat, dan membuat
kesimpulan dalam proses belajar dan pembelajaran. Peningkatan
keaktifan siswa dapat dilihat dari lembar observasi siswa yaitu nilai
rata-rata 69,40 pada siklus I meningkat menjadi nilai rata-rata-rata-rata 81,33 pada
siklus II. Sehingga diketahui bahwa hipotesis pertama dapat diterima
dalam meningkatkan keaktifan atau aktivitas belajar siswa.
2. Pada siklus I diberikan materi pelajaran tentang pemahaman konstruksi
bangunan dan pemahaman mengenai jenis konstruksi dengan nilai
rata-rata 72,33 meningkat pada siklus II dengan materi bagian atau
elemen-elemen konstruksi dan pemahaman mengenai prosedur memilih bahan
bangunan dan pendimensian dengan nilai rata-rata 85. Sehingga diketahui
bahwa hipotesis kedua diterima meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Sebaiknya guru memberi motivasi dan dorongan kepada setiap siswa
setiap kali sebelum pembelajaran dimulai.
2. Guru harus melatih keterampilan dan mendorong keberanian siswa dalam
84
3. Penggunaan metode pembelajaran Probing Prompting dapat dijadikan
salah satu alternatif yang digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
4. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan
dalam mata diklat konstruksi bangunan maupun pelajaran lain.
5. Pihak sekolah harus menambah referensi materi yang akan diajarkan
sehingga perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran dalam
85
DAFTAR PUSTAKA
Aris, Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZ Media.
Alqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Astuti. Feni. 2011, Penerapan Metode Pembelajaran Probing-Promting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Tekstil Di Kelas X SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Medan, Unimed
Bronson,Karolus.(2014).KonstruksiBangunan.(online).Tersedia:(https://www.academ ia.edu/7479571/Konstruksi_Bangunan). Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014
Dimyati, Mudjiono.2013, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, S.B dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fajar A, M. Fahris. Puput Wanarti R. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar – Dasar Elektronika Kelas X AV Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika, Volume 03, Nomor 01, Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Hasibuan, JJ dan Mudjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
86
Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara
Kamsinah.2008. Metode dalam peroses pembelajaran: studi tentang ragam implementasinya.Lentera Pendidikan Vol. 11 No.1
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mutmainnah, Siti. (2012. Penerapan Metode Probing Promting Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Skripsi pada Jurusan Pendidikan MIPA,
Universitas Tadulako. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014
Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin. Scripta Cendekia
Rosnawati, H. (2008). Penggunaan Metode Probing Promting Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014
Sagala. Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Septianingsih, Isnaini.2009. Upaya Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Probing Prompting (PTK d SMPN 3 Boyolali Kelas VIII F Semester II Pada sub Pokok Bahasan Kubus Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Simanjuntak. Yetty. 2010, Penerapan Metode Pembelajaran Probing-Promting Untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Bintang Timur Pematang Siantar Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Medan, Unimed
Sisdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20. Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara.
87
dengan Metode Ekspositori. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: http://digilib.unpas.ac.id/download.php?id=1368. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014
Sutikno, Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Prospect, Bandung.
Suparno. 2008. Teknik Gambar Bangunan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Citra