PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP
MINAT, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM
DI MTs NEGERI 2 MEDAN
TESIS
Oleh:
MUHAMMAD SULYAN PULUNGAN
NIM. 8146174031
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Muhammad Sulyan Pulungan. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Minat, Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di MTs Negeri 2 Medan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) terhadap: (1) Minat; (2) Keterampilan proses sains; dan (3) Hasil belajar siswa pada materi ekosistem di MTs Negeri 2 Medan. Metode penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan sampel penelitian sebanyak 3
kelas yang ditentukan secara non-equivalent control group design atau kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelas VII2 dibelajarkan dengan pendekatan jelajah alam sekitar menggunakan investigasi kelompok, kelasVII3 dengan menggunakan penemuan terbimbing, sedangkan
kelas VII6 (kontrol) dengan metode pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan angket minat siswa, tes keterampilan proses sains, dan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan Analisis covariat (Anacova) pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan JAS terhadap minat belajar siswa (F=6,618; P=0,002). Minat belajar siswa yang dibelajarkan dengan JAS menggunakan metode investigasi kelompok (83,48±7,289) berbeda signifikan dengan metode pembelajaran konvensional (77,07±9,179) tetapi tidak berbeda signifikan dengan penemuan terbimbing (80,36±7,609); (2) Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan JAS terhadap keterampilan proses sains (F=3,370; P=0,038). Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan JAS menggunakan investigasi kelompok (53,52±13,36) tidak berbeda dengan penemuan terbimbing (53,50±12,05), maupun metode pembelajaran konvensional (47,10±13,77); dan (3) Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan JAS terhadap hasil belajar siswa (F=6,285; P=0,003). Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan JAS menggunakan investigasi kelompok (50,76±17,983) berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan penemuan terbimbing (60,88±15,432), tetapi tidak berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (48,81±16,739). Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan metode atau pendekatan jelajah alam sekitar dengan investigasi kelompok dan penemuan terbimbing pada materi ekosistem dalam upaya meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa.
ii ABSTRACT
Muhammad Sulyan Pulungan. The Effect of Neighbourhood Nature Exploration Approach toward Student Interests, Scientific Process Skills, and Learning Outcome in Ecosystem Subject in MTs Negeri 2 Medan. Thesis of Postgraduate Program, State University of Medan. 2016.
This study aims to determine the effect of the approach of Neighbourhood Nature Exploration (JAS) to: (1) student interest; (2) scientific process skills; and (3) learning outcome in the ecosystem subject in MTs Negeri 2 Medan. The research method was using quasi experiment with 3 classes samples determined by non-equivalent control group design or the experimental group or the control group was not chosen randomly. Class VII2 were taught with JAS approach using group investigation, class VII3 were using guided discovery, while class VII6 (control) were using conventional teaching methods. The research instrument used questionnaire of student interests, scientific process skills test, and the tests of learning outcomes in the form of multiple choice. Data were analyzed using analysis of covarian (Ancova) at significance level α = 0.05 with SPSS 21.0. The results showed: (1) There is significant effect of using JAS approach to student interest (F = 6.618; P = 0.002). Learning interest of students that learned by JAS using group investigation methods group (83.48 ± 7.289) significantly differ from the conventional teaching methods (77.07 ± 9.179) but did not differ significantly with guided discovery (80.36 ± 7.609); (2) No significant effect of using JAS to the scientific process skills (F = 3.370; P = 0.038). Scientific process skills of students that taught by JAS using investigative group (53.52 ± 13.36) was no different with guided discovery (53.50 ± 12.05), as well as conventional teaching methods (47.10 ± 13.77); and (3) There is significant effect of using JAS approach to the learning outcomes of students (F = 6.285; P = 0.003). Student learning outcomes that taught by JAS using investigative group (50.76 ± 17.983) differ significantly from the results of student learning that learned with guided discovery (60.88 ± 15.432), but did not differ significantly from the results of student learning that taught with conventional learning (48.81 ± 16.739). As a follow up of the results of this study, teachers are expected to be able to apply JAS approach with the group investigation and guided discovery on ecosystems subject as an effort to increase student interests, scientific process skills, and learning outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat Ridho ALLAH SWT penulis dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Minat,
Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di
MTs Negeri 2 Medan”. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Hasruddin,
M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku pembimbing
II yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis sejak penyusunan
proposal hingga penyelesaian tesis ini dengan baik. Terimakasih kepada Bapak
Dr.Mufti Sudibyo, M.Si, Ibu Dr. Tumiur Gultom, MP, dan Ibu Dr. Fauziyah
Harahap, M.Si selaku narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan
saran untuk kesempurnaan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor dan para pejabat di
jajaran Civitas Akademika UNIMED.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur PPs UNIMED beserta
para Asisten Direktur.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd.,dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku
Ketua dan Sekretaris beserta pegawai di lingkungan Prodi Pendidikan Biologi
iv
4. Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si., dan Bapak Puji Prastowo,M.Si., sebagai
validator instrumen penelitian.
5. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Biologi PPs UNIMED yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.
6. Ibu Dra. Nur Salimi, M.Ag., selaku Kepala MTs Negeri 2 Medan yang telah
memberi izin pada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
7. Rekan-rekan mahasiswa PPs UNIMED angkatan XXIV Prodi Biologi
terkhusus kelas B2 atas motivasi dan kerjasamanya untuk meraih kesuksesan.
Ucapan terimakasih yang teristimewa kepada Ibunda Tercinta Hj. Siti
Aminah Hasibuan atas doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
dengan baik, dan doa yang senantiasa penulis panjatkan untuk Ayahanda H.
Zakaria Pulungan (alm). Terimakasih yang tak terhingga kepada istri tercinta
Sukroni Zamzamila Siregar, S.Pd., dan anak-anakku tersayang Hanifi Irsyad
Pulungan, Farhan Irsyad Pulungan atas doa dan dukungan sehingga penulis selalu
semangat dalam menjalani studi sampai tesis tersebut dapat diselesaikan dengan
baik dan sesuai waktu yang ditentukan.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran
dan kritik yang konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada ALLAH kita berserah,
semoga kita berhasil menggapai apa yang dicita-citakan. Amin.
Medan, Maret 2016
v
2.1.2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (PJAS) ... 13
2.1.3. Konsep dan Karakteristik Metode Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 20
2.1.3.1. Konsep Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 20
2.1.3.2. Karakteristik Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)... 22
2.1.4. Metode Penemuan Terbimbing ... 23
2.1.4.1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing ... 26
2.1.5. Metode Tradisional ... 27
2.1.6. Minat Belajar Siswa ... 28
2.1.7. Keterampilan Proses Sains ... 29
2.1.7.1. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains... 31
2.1.8. Belajar dan Hasil Belajar ... 33
2.2. Penelitian yang Relevan ... 38
2.3. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 42
3.4. Variabel Penelitian ... 44
3.5. Definisi Operasional... 44
3.6. Pelaksanaan dan Prosedur Penelitian ... 45
3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.7.1. Instrumen Test Minat Belajar Siswa ... 49
3.7.2. Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 50
3.7.3. Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ... 51
3.7.4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52
vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ... 61
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 61
4.1.2. Deskripsi Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 61
4.1.3. Deskripsi Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains Siswa ... 61
4.1.4. Deskripsi Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa ... 62
4.1.5. Uji Persyaratan Statistik ... 63
4.1.6. Uji Normalitas ... 63
4.1.7. Uji Normalitas Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 63
4.1.8. Uji Normalitas Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains Siswa ... 63
4.1.9. Uji Normalitas Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa ... 64
4.1.10. Uji Homogenitas ... 64
4.1.11. Analisis Data ... 65
4.1.12. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Minat Belajar Siswa ... 65
4.1.13. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 66
4.1.14. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 67
4.2. Pembahasan ... 68
4.2.1 Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Minat Belajar Siswa pada Materi Ekosistem ... 68
4.2.2. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 69
4.2.3. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 70
4.2.4. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Minat, Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di Kelas VII MTs N 2 Medan... 73
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Pokok Bahasan Ekosistem
Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 3
Tabel 2.1. Peranan Siswa dan Guru dalam Metode Penemuan ... 25
Tabel 2.2. Keterampilan Proses Sains dan Indikator ... 32
Tabel 3.1. Desain Penelitian... 43
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar ... 49
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ... 50
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ... 51
Tabel 3.5. Kriteria Korelasi Variabel x dan y... 53
Tabel 3.6. Kategori Reliabilitas Suatu Tes ... 54
Tabel 3.7. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes ... 55
Tabel 3.8. Kategori Indeks Kesukaran Soal Tes ... 56
Tabel 4.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 63
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains... 63
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 48
Gambar 4.1. Pengaruh Pendekatan JAS Terhadap Minat Belajar Siswa ... 65
Gambar 4.2. Pengaruh Pendekatan JAS Terhadap Keterampilan Proses Sains ... 66
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar ... 85
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) JAS dengan Metode Investigasi Kelompok... 90
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) JAS dengan Metode Penemuan Terbimbing ... 97
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Konvensional .... 106
Lampiran 5. Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Biologi ... 112
Lampiran 6. Instrumen Soal Tes Keterampilan Proses Sains ... 115
Lampiran 7. Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem ... 121
Lampiran 8. Hasil Validitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 131
Lampiran 9. Hasil Validitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 132
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 133
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 135
Lampiran 12. Daya Pembeda Tes Keterampilan Proses Sains ... 138
Lampiran 13. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Biologi ... 139
Lampiran 14. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Proses Sains ... 140
Lampiran 15. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Biologi ... 141
Lampiran 16. Tabel Nilai Instrumen Minat Siswa Pretes ... 142
Lampiran 17. Tabel Nilai Instrumen Minat Siswa Postes... 145
Lampiran 18. Data Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 148
Lampiran 19. Data Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains ... 149
Lampiran 20. Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Biologi ... 150
Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Minat Belajar Siswa ... 151
Lampiran 22. Hasil Uji Normalitas Data Postes Minat Belajar Siswa ... 152
Lampiran 23. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Minat Belajar Siswa ... 154
Lampiran 24. Hasil Uji Homogenitas Data Postes Minat Belajar Siswa ... 155
Lampiran 25. Hasil Uji Anacova Minat Belajar Siswa ... 156
Lampiran 26. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 159
Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 160
Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 162
Lampiran 29. Hasil Uji Homogenitas Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 163
Lampiran 30. Hasil Uji Anacova Keterampilan Proses Sains... 164
Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Hasil Belajar Biologi ... 167
Lampiran 32. Hasil Uji Normalitas Data Postes Hasil Belajar Biologi ... 168
Lampiran 33. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Belajar Biologi ... 170
Lampiran 34. Hasil Uji Homogenitas Data Postes Hasil Belajar Biologi ... 171
Lampiran 35. Hasil Uji Anacova Hasil Belajar Biologi ... 172
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa.
Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk
pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
konsep pembelajaran. Pembelajaran yang sistematis, kreatif, interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan motivasi peserta didik menuntut tenaga pengajar
untuk mampu memanfaatkan beragam media dan teknologi pembelajaran dalam
strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang harus dicapai (Anwar
dalam Nursalim, 2010).
Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang dan
dikembangkan dengan tujuan untuk membantu proses belajar. Pembelajaran
biologi ditingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada dasarnya merupakan jenjang
pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dimiliki siswa. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar dan juga untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa.
Dewasa ini pembelajaran biologi masih didominasi oleh penggunaan
metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru (Marpaung, 2001).
Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan
mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan bidang studi Ilmu
2
Pengetahuan Alam (IPA) hanya sebatas produk dan sedikit proses. Padahal dalam
membahas IPA khususnya biologi diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang
mendorong siswa belajar aktif, baik fisik, mental intelektual maupun sosial
(kelompok) untuk memahami konsep-konsep biologi baik secara teoritis maupun
praktek. Biologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang teori ataupun konsep
berdasarkan kejadian alam. Proses pembelajaran disini diharapkan bukan hanya
sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran atau
menginformasikan pengetahuan kepada siswa, tetapi menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, maka merasa perlu adanya suatu pendekatan dalam
pembelajaran biologi yang memberikan ruang gerak dan kesempatan pada siswa
untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi
pelajaran yang disampaikan guru.
Pembelajaran tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa dalam
memahami pelajaran secara langsung yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar yang baik, perlu diperhatikan kondisi eksternal dan internal. Kondisi
internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,
keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang
ada diluar pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan
prasarana yang memadai. Hasil belajar dapat digolongkan menjadi tiga ranah
utama yakni kognitif, afektif, dan psikomotor (Yusniastuti, 2013). Dalam biologi
ranah yang lazim diukur ialah ranah kognitif yakni melalui tes. Sedangkan
menurut Sudjana (2005) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
3
tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan sikap yang
merupakan tingkah laku belajar, dan hasil belajar pada hakikatnya ialah adanya
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran. Dengan belajar
seseorang tentu akan memperoleh hasil belajar. Hasil belajar yang baik
merupakan harapan setiap tenaga pengajar dan juga anak didik. Pemahaman siswa
akan lebih mudah jika media pembelajaran seperti area disekitar sekolah dijadikan
sebagai tempat belajar yang menyenangkan secara langsung.
Pada pokok bahasan ekosistem yang dibelajarkan pada siswa tingkat
Madrasah Tsanawiyah (MTs) kelas VII semester 2 yang bertujuan untuk
memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. Hasil studi awal yang telah
dilakukan oleh peneliti menemukan beberapa masalah yang dialami siswa dalam
meningkatkan hasil belajar biologi. Dari hasil ketuntasan pada pokok bahasan
ekosistem, hasil belajar siswa MTs 2 Medan sangat rendah, dimana terlihat rerata
ketuntasan sebesar 72,40 pada Tabel 1.1. berikut ini.
Tabel 1.1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015
No Kelas Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
1 VII-1 78%
2 VII-2 78%
3 VII-3 74%
4 VII-4 73%
5 VII-5 72%
6 VII-6 71%
7 VII-7 70%
8 VII-8 70%
9 VII-9 69%
10 VII-10 69%
Rata-rata ketuntasan 72,40 %
Sumber: Dokumen MTs Negeri 2 Medan
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang ditetapkan
4
mencapai ketuntasan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurang diberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh sebab itu,
pemilihan area sekitar sekolah dijadikan tempat belajar yang menyenangkan agar
pelajaran ekosistem lebih mudah dipahami para siswa. Di sekolah tersebut para
guru hanya menekankan pembelajaran tradisional yang kurang melibatkan siswa
menjadi aktif untuk memahami matari yang diajarkan.
Berdasarkan permasalahan ini dapat diatasi melalui pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS). Menurut penelitian Sugiyo, dkk (2007) menyatakan bahwa
terjadi peningkatan nilai kognitif siswa sebesar 20 dengan standar ketuntasan
belajar sebesar 97,37%. Kemudian Pendekatan JAS juga dapat meningkatkan
aktifitas belajar siswa sesuai penelitian Ismartoyo, Indriasih (2007) mengatakan
melaui penerapan JAS skor aktivitas siswa mencapai 85 yang tergolong kategori
sangat aktif. Kemudian didukung juga oleh penelitian Indah puspita Sari, dkk
(2012) membuktikan bahwa 74%-100% aktifitas belajar siswa tergolong dalam
kriteria aktif dan 77% siswa hasil belajarnya optimal (nilai hasil belajar ≥80).
Salah satu yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan minat
belajar siswa khususnya IPA adalah tidak terlepas dari kemampuan guru untuk
memilih pendekatan pembelajaran agar tercipta interaksi belajar yang efektif
dimana kegiatan belajar mengajar dapat dijalankan dengan terarah, bebas dan
demokratif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Djaali
(2008) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau
5
(dalam Djaali, 2008) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak
yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,
benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka
melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Bila
kepuasan berkurang, minatpun berkurang (Hurlock, 1999). Minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik
pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Menurut Winkel (1983) minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada
setiap orang. Sehingga minat terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu dapat
dimiliki setiap orang. Minat sebagai tenaga penggerak untuk memusatkan
perhatian didalam aktivitasnya disaat pengajaran berlangsung. Jadi dengan adanya
minat terhadap suatu mata pelajaran akan sangat membantu untuk memperoleh
pengertian secara mendalam tentang apa-apa yang dipelajari.
Ditinjau dari pendapat Suprijanto (2009) yang menyatakan bahwa minat
merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan
belajar. Jika minat sangat besar, maka semakin besar pula hasil kerjanya. Minat
siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Jika siswa belajar tanpa adanya keinginan, sesuatu yang menggerakkan atau
mengarahkan, maka proses belajar mengajar tidak menggairahkan bahkan lebih
cepat mengalami kelelahan dan kebosanan. Oleh karena itu, untuk mengatasi
rendahnya minat belajar tersebut maka diperlukan metode atau cara yang menarik
6
siswa dengan salah satunya menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar.
Dimana pendekatan ini akan merangsang minat siswa dan berpengaruh pada hasil
belajar siswa sesuai dengan penelitian Yusniawati (2013), dimana penerapan
pendekatan pembelajaran jelajah alam sekitar dapat meningkatkaan keterampilan
proses sains siswa dan hasil belajar biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains meningkat dengan pendekatan JAS mencapai 83%.
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan strategi dalam
pembelajaran yang mengutamakan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar
lain di luar sekolah sehingga memungkinkan siswa belajar secara langsung
terhadap fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri. Dalam
kegiataannya lebih memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar para peserta didik,
baik lingkungan fisik sosial maupun budaya sebagai obyek belajar biologi dengan
mempelajari fenomenanya melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono, 2005).
Pendekatan jelajah alam sekitar pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan siswa sebagaimana dilaporkan Priyono (2008) yang
menyatakan bahwa penerapan pendekatan JAS dapat meningkatkan hasil belajar,
motivasi siswa dalam pembelajaran dan keaktifan siswa di SMA Negeri 5
Semarang. Sementara Rahmawati (2010) menyatakan bahwa penerapan
pendekatan JAS pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan berbantuan Booklet
terhadap aktivitas siswa SMP Negeri 1 Talang Tegal dapat meningkatkan hasil
belajar yang signifikan. Sementara Murtasyiah (2010) menyatakan bahwa
penerapan pendekatan JAS dengan investigasi kelompok pada materi klasifikasi
hewan di SMP PGRI 16 Brangsong Kendal dapat mengoptimalkan aktivitas dan
7
belajar dalam kondisi yang menyenangkan. Strategi ini didasarkan pada learning
by doing, siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan alam nyata sehingga
seluruh indera yang dimilikinya akan difungsikan, siswa dapat melihat langsung
fenomena alam di sekitar sekolah. Pendekatan pembelajaran ini menekankan
pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga selain
dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pada
metode pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk dapat mempelajari
berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata sehingga hasil
belajarnya lebih berdaya guna bagi kehidupannya.
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam keterampilan proses
dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan
pengetahuan sikap, nilai serta keterampilan. Keterampilan proses bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami dan menguasai
rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah
dicapai siswa. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan berupa
mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan (Rustaman, dkk. 2003).
Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa
sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains
tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan
konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa.
8
menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka
berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini
tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada
bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh
dan dibangun suatu gagasan baru. Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting
dalam mengajarkan sains, yaitu: (1) Isi dari sains yaitu konsep dasar dan
pengetahuan ilmiah. Dimensi ilmiah yang pertama ini adalah yang kebanyakan
dipikirkan orang; (2) Proses ilmiah adalah bagaimana ilmuwan melakukan
proses dalam mendapatkan sains; dan (3) Sikap ilmiah adalah bagaimana para
ilmuwan bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan sains tersebut.
Berdasarkan uraian diatas diperlukan kreatifitas guru dalam menerapkan
suatu pendekatan yang tepat agar siswa tidak bosan dalam belajar untuk
meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa sehingga
pembelajaran IPA Biologi semakin menarik agar tujuan pembelajaran juga dapat
tercapai dengan baik. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik mengadakan
penelitian dengan pendekatan jelajah alam sekitar di sekolah beserta
menggunakan metode investigasi kelompok dan penemuan terbimbing.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
masalah terkait pembelajaran IPA Biologi di sekolah, antara lain:
1. Guru biologi masih jarang menerapkan pendekatan/metode yang mengaktifkan
9
2. Pembelajaran di dalam kelas masih bersifat teacher centered, sehingga guru
biologi lebih banyak memberi informasi dengan metode ceramah, diikuti oleh
diskusi dan tanya jawab biasa.
3. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran IPA biologi di kelas.
4. Dalam mengukur keterampilan proses sains siswa, guru masih kurang optimal
dalam melakukannya, khususnya dalam bidang studi IPA Biologi.
5. Siswa kurang menyukai proses pembelajaran di kelas karena suasana belajar
yang menjenuhkan, sehingga minat dan motivasi belajar siswa rendah yang
pada akhirnya hasil belajar biologi juga rendah.
1.3. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi
sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran dalam penelitian dibatasi dengan menggunakan
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi kelompok dan
penemuan terbimbing.
2. Minat belajar siswa dibatasi pada minat dalam dan luar diri siswa selama
proses pembelajaran biologi.
3. Keterampilan proses sains dibatasi pada kemampuan mengamati,
mengelompokkan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menetapkan konsep dan
berkomunikasi.
10
1.4. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode
investigasi kelompok dan penemuan terbimbing terhadap minat belajar siswa
pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode
investigasi kelompok dan penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses
sains siswa pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan?
3. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode
investigasi kelompok dan penemuan terbimbing terhadap hasil belajar siswa
pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi
kelompok dan penemuan terbimbing terhadap minat belajar siswa pada materi
ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan.
2. Pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi
kelompok dan penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa
pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan.
3. Pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi
kelompok dan penemuan terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi
11
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara praktis
maupun teoritis. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut: (1) Manfaat praktis yang
merupakan sebagai informasi dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan
pendidikan dan pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru dan peningkatan
pemberdayaan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran di
masa yang akan datang. Umpan balik bagi guru IPA Biologi dalam upaya
penerapan peningkatan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa
melalui metode pembelajaran yang tepat. Bahan pertimbangan bagi guru untuk
melakukan inovasi dalam pembelajaran IPA Biologi ditingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau sederajat. Memberikan ide-ide baru dalam paradigma
pembelajaran; dan (2) Manfaat teoritis yang merupakan sebagai bahan referensi
yang dapat digunakan oleh guru, pengelola, maupun pengembang lembaga
pendidikan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan pendekatan jelajah
alam sekitar dalam meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil
belajar siswa. Informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji lebih mendalam tentang penerapan pendekatan pembelajaran jelajah
alam dalam meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar
siswa sesuai dengan metode pendekatan investigasi kelompok dan penemuan
76
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan JAS dengan
investigasi kelompok, penemuan terbimbing, dan konvensional terhadap minat
siswa pada materi ekosistem di kelas VII MTs N 2 Medan. Minat siswa yang
dibelajarkan dengan metode investigasi kelompok secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan metode penemuan terbimbing dan metode
konvensional/tradisional.
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan JAS
dengan investigasi kelompok, penemuan terbimbing, dan konvensional
terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di kelas VII
MTs N 2 Medan. Siswa yang dibelajarkan dengan metode investigasi
kelompok, metode penemuan terbimbing dan metode konvensional/tradisional
tidak berbeda dalam mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan JAS dengan
investigasi kelompok, penemuan terbimbing, dan konvensional terhadap hasil
belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas VII MTs N 2 Medan.
Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan metode penemuan
terbimbing secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode
investigasi kelompok dan metode konvensional/tradisional.
77
5.2. Implikasi
Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukan pengaruh yang sangat
berarti dengan pendekatan JAS menggunakan investigasi kelompok, penemuan
terbimbing, dan konvensional terhadap minat, keterampilan proses sains, dan hasil
belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan upaya-upaya yang
harus dilakukan untuk meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil
belajar. Hal ini dapat melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan
dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.
Apabila penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam
pembelajaran maka tentunya berakibat berkurang pula partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata minat,
keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode
investigasi kelompok lebih baik daripada metode penemuan terbimbing dan
konvensional. Sedangkan rata-rata minat, keterampilan proses sains, dan hasil
belajar siswa dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada metode
konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran
investigasi kelompok efektif untuk meningkatkan minat, keterampilan proses
sains, dan hasil belajar siswa, karena metode ini menekankan pada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan. Metode investigasi
kelompok dan penemuan terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri
78
5.3. Saran
Pengaruh pendekatan jelajah alam sekitar terhadap minat, keterampilan
proses sains, dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Maka dibawah ini
dikemukakan saran-saran sebagai implikasi dari hasil penelitian ini untuk dapat
dipertimbangkan oleh pembaca/pihak terkait antara lain:
1. Kepada para pengawas sekolah disarankan agar dapat membimbing guru
dalam menciptakan proses pembelajaran menggunakan metode-metode
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa menjadi aktif
dan dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa.
2. Kepada para guru mata pelajaran IPA Biologi agar memaksimalkan kegiatan
pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif diantaranya
yaitu metode investigasi kelompok dan penemuan terbimbing serta semoga
hasil penelitian ini dapat menambah keterampilan, wawasan, dan memberikan
informasi tentang pembelajaran menggunakan metode-metode pembalajaran
yang menarik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi pengambil kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan disarankan untuk
menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu alternatif dalam
meningkatkan kemampuan guru dan hasil belajar siswa yang berdampak
terhadap peningkatan mutu pendidikan.
4. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk
siswa agar tidak terfokus pada metode investigasi kelompok dan penemuan
terbimbing saja. Mungkin masih banyak lagi metode pembelajaran yang lebih
79
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, N. 2008. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation terhadap Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. (Tesis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Ajaja, O., P. 2010. Effect of Field Studies on Learning Outcome in Biology. Abraka, Nigeria. Journal Department of Science Education. Delta State University. J. Hum Ecol. 3(3): 171-177.
Alimah, S. 2010. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Biologi, 2(1): 22-30.
Alimah, S., Riyanto, M., Partaya, Priyono, B. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep Berorientasi Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada Mata Kuliah Taksonomi Hewan di Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan. Lemlit Universitas Negeri Semarang.
Ambarsari, W. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1): 1-17.
Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.
New York: Addison Weslwy Lonman Inc.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Anwar, S., M. 2009. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan
Model Investigasi Kelompok pada Konsep Invertebrata di SMA. Semarang:
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bloom dan Benjamin, S. 2004. The Taxonomy of Educational Objectives, pp 1-2. (http://www. Humbotdt.edu/tha 1/bloomtax.html, diakses: 06 Oktober 2015).
80
Campbell. 2007. Modeling of Group Investigation in E-learning Environment. Journal of Research on Computing in Education, New York. On line at http://www2.Davidson.edu/common/templates/news/news_tmp.01.asp?news id=74441.
Dimyanti dan Mudjiono. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Estuningsih, S., E., Susantini dan Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Susbstansi Genetika. Jurnal BioEdu. 2 (1): 6-7.
Fathurrohman, P., Suryana, A., dan Fatriany, F. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Gagne, R.M. 1997. The Condition of Learning. New York: Halt Rinerhart and Wisnton.
Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Hartono, B., A., dan Sunarto, H. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, D. 2010. Strategi Belajar Mengajar dan Metode-Metode Serta Pemilihan Strategi Pembelajaran. Tasikmalaya: Ma‟had „Aly.
Ince, A, E., Guven, E., and Aydogdu, M. 2010. Effect of Problem Solving Method on Science Process Skills and Academic Achievement. Journal of Turkish Science Education, 7(4): 13-25.
Julie, L., Eileen N.W.A. 2008. Improving Achievement for Linguistically and Culturally Diverse Learners Through an Inquiry-Based Earth Systems Curriculum. Journal of Elementary Science Education, 20(4): 61-79.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.
Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok. Jakarta. On-line at http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-investigasi-kelompok-groupinvestigation/diakses tanggal 19 Januari 2016.
81
Marianti, A. dan N.E. Kartijono. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Semarang: Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Marpaung. 2001. Pendekatan Kontekstual dan Sains dalam Pembelajaran
Matematika. Disampaikan dalam Seminar RME di USD Yogjakarta, 14-15
Nopember 2001.
M. Zohir Ahmad dan Nordin, A.R. 2007. Pendidikan Alam Sekitar di Sekolah: Komitmen Guru. Pendidikan Lestari, 7(2): 74-81.
Mulyani, S et al. 2008. Jelajah Alam Sekitar Pendekatan Pembelajaran Biologi.
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang diunduh pada laman di http://biologi.unnes.ac.id/web_bio/files/DOKUMEN_JAS_1.pdf, tanggal 18 Desember 2015.
Mulyaningrum Retno, Eko. 2006. Pemanfaatan Lapangan Rumput Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Komponen-Komponen Ekosistem Melalui Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) di SMP N 32 Semarang (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.
Muyasa, E. 2009. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Murtasiyah, S. 2010. Penerapan Pendekatan JAS dengan Metode Investigasi Kelompok pada Materi Klasifikasi Hewan di SMP PGRI 16 Brangsong (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nursalim, A. 2010. Implementasi Program Pengembangan Life Skill di Sekolah Menengah Pertama Labs School Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Jurnal Penelitian Pendidikan.
Nuryani. 2005. Pendekatan Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Malang Press.
Pembelajaran Biologi di SMP 27 Semarang dengan Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Model Conceptual Change yang diintegrasikan dengan Alternative Assessment. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan. Lemlit Universitas Negeri Semarang (UNNES).
82
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purwanto, M. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Quitadamo, I., J., C., L., Faiola, J., E, Johnson, and Kurtz, M., J. 2008. Community Based Discovery Improves Critical Thinking in General Educational Biology. Article. CBE-Life Sciences Education. 7 (2): 327-337.
Rahmayani, R., dan Pribadi, T., A. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing Tindak Materi Ekosistem di SMP.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe. Universitas Negeri Semarang Journal of Biology Education. 3 (3): 1-7.
Ridlo, S. 2005. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam Rangka Pelaksanaan PHK A2. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.
Riduwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N. 2003. Pendekatan Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Rustaman, N. 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sardiman, A., M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sari, I., P., Rahayuningsih, M., dan Edi, N. 2012. Pemamfaatan Kebun sebagai Sumber Belajar dengan Menerapkan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). http://jounal.unnes.ac./sju/index/.php/ujeb. ISSN 2252-6579. Diakses pada tanggal 06 Oktober 2015.
Sartika, E. 2012. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem di SMP Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan. Cirebon: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
83
Silberman, M. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
Siyanto, D. 2007. Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Analisis Pengetahuan Awal Siswa pada Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan (Study Kasus di SMPN 27 Semarang). Online
http://www.scribd.com/doc/50553006/7/jelajah-alam-sekitar. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2015.
Slamet, P.H. 2002. Pendidikan Kecakapan Hidup. Konsep Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(37): 23-37.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin R.E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset, Praktik. Terjemahan: Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media.
Subali, B. 2011. Pengukuran Kreativitas Keterampilan Proses Sains dalam Konteks Assessment for Learning. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 30(1): 130-144.
Sudarwo, R. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Discovery) dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. 8 (1): 1-10.
Sudjana, N. 1988. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdikarya.
Sudjiono A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Sunani, R. 2015. Pengaruh E-Learning Berbasis Facebook Group terhadap Minat, Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sel di Kelas XI SMA Negeri 1 Takengon Aceh Tengah. Tesis. Universitas Negeri Medan.
Supriatna, J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
84
Supriyati. 2009. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Materi Ekosistem Melalui Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan Pendekatan JAS di SMP 24 Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2007. Model- model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking Through Effective Pedagogy: Evidence From Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education. 73 (6): 740-763.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika.
Usman, U., M. 2004. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Winarti. 2010. Pembangunan Karakter dalam Pembelajaran Sains Melalui Metode Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi “Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter,” Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yamin, M. 2004. Pengembangan Kompetensi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yuniastuti dan Euis. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil