• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP MINAT, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI MTS NEGERI 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP MINAT, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI MTS NEGERI 2 MEDAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP

MINAT, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

DI MTs NEGERI 2 MEDAN

TESIS

Oleh:

MUHAMMAD SULYAN PULUNGAN

NIM. 8146174031

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Muhammad Sulyan Pulungan. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Minat, Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di MTs Negeri 2 Medan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) terhadap: (1) Minat; (2) Keterampilan proses sains; dan (3) Hasil belajar siswa pada materi ekosistem di MTs Negeri 2 Medan. Metode penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan sampel penelitian sebanyak 3

kelas yang ditentukan secara non-equivalent control group design atau kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelas VII2 dibelajarkan dengan pendekatan jelajah alam sekitar menggunakan investigasi kelompok, kelasVII3 dengan menggunakan penemuan terbimbing, sedangkan

kelas VII6 (kontrol) dengan metode pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan angket minat siswa, tes keterampilan proses sains, dan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan Analisis covariat (Anacova) pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan JAS terhadap minat belajar siswa (F=6,618; P=0,002). Minat belajar siswa yang dibelajarkan dengan JAS menggunakan metode investigasi kelompok (83,48±7,289) berbeda signifikan dengan metode pembelajaran konvensional (77,07±9,179) tetapi tidak berbeda signifikan dengan penemuan terbimbing (80,36±7,609); (2) Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan JAS terhadap keterampilan proses sains (F=3,370; P=0,038). Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan JAS menggunakan investigasi kelompok (53,52±13,36) tidak berbeda dengan penemuan terbimbing (53,50±12,05), maupun metode pembelajaran konvensional (47,10±13,77); dan (3) Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan JAS terhadap hasil belajar siswa (F=6,285; P=0,003). Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan JAS menggunakan investigasi kelompok (50,76±17,983) berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan penemuan terbimbing (60,88±15,432), tetapi tidak berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (48,81±16,739). Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan metode atau pendekatan jelajah alam sekitar dengan investigasi kelompok dan penemuan terbimbing pada materi ekosistem dalam upaya meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa.

(6)

ii ABSTRACT

Muhammad Sulyan Pulungan. The Effect of Neighbourhood Nature Exploration Approach toward Student Interests, Scientific Process Skills, and Learning Outcome in Ecosystem Subject in MTs Negeri 2 Medan. Thesis of Postgraduate Program, State University of Medan. 2016.

This study aims to determine the effect of the approach of Neighbourhood Nature Exploration (JAS) to: (1) student interest; (2) scientific process skills; and (3) learning outcome in the ecosystem subject in MTs Negeri 2 Medan. The research method was using quasi experiment with 3 classes samples determined by non-equivalent control group design or the experimental group or the control group was not chosen randomly. Class VII2 were taught with JAS approach using group investigation, class VII3 were using guided discovery, while class VII6 (control) were using conventional teaching methods. The research instrument used questionnaire of student interests, scientific process skills test, and the tests of learning outcomes in the form of multiple choice. Data were analyzed using analysis of covarian (Ancova) at significance level α = 0.05 with SPSS 21.0. The results showed: (1) There is significant effect of using JAS approach to student interest (F = 6.618; P = 0.002). Learning interest of students that learned by JAS using group investigation methods group (83.48 ± 7.289) significantly differ from the conventional teaching methods (77.07 ± 9.179) but did not differ significantly with guided discovery (80.36 ± 7.609); (2) No significant effect of using JAS to the scientific process skills (F = 3.370; P = 0.038). Scientific process skills of students that taught by JAS using investigative group (53.52 ± 13.36) was no different with guided discovery (53.50 ± 12.05), as well as conventional teaching methods (47.10 ± 13.77); and (3) There is significant effect of using JAS approach to the learning outcomes of students (F = 6.285; P = 0.003). Student learning outcomes that taught by JAS using investigative group (50.76 ± 17.983) differ significantly from the results of student learning that learned with guided discovery (60.88 ± 15.432), but did not differ significantly from the results of student learning that taught with conventional learning (48.81 ± 16.739). As a follow up of the results of this study, teachers are expected to be able to apply JAS approach with the group investigation and guided discovery on ecosystems subject as an effort to increase student interests, scientific process skills, and learning outcomes.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat Ridho ALLAH SWT penulis dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Minat,

Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di

MTs Negeri 2 Medan”. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Hasruddin,

M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku pembimbing

II yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis sejak penyusunan

proposal hingga penyelesaian tesis ini dengan baik. Terimakasih kepada Bapak

Dr.Mufti Sudibyo, M.Si, Ibu Dr. Tumiur Gultom, MP, dan Ibu Dr. Fauziyah

Harahap, M.Si selaku narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan

saran untuk kesempurnaan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor dan para pejabat di

jajaran Civitas Akademika UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur PPs UNIMED beserta

para Asisten Direktur.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd.,dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku

Ketua dan Sekretaris beserta pegawai di lingkungan Prodi Pendidikan Biologi

(8)

iv

4. Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si., dan Bapak Puji Prastowo,M.Si., sebagai

validator instrumen penelitian.

5. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Biologi PPs UNIMED yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.

6. Ibu Dra. Nur Salimi, M.Ag., selaku Kepala MTs Negeri 2 Medan yang telah

memberi izin pada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

7. Rekan-rekan mahasiswa PPs UNIMED angkatan XXIV Prodi Biologi

terkhusus kelas B2 atas motivasi dan kerjasamanya untuk meraih kesuksesan.

Ucapan terimakasih yang teristimewa kepada Ibunda Tercinta Hj. Siti

Aminah Hasibuan atas doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

dengan baik, dan doa yang senantiasa penulis panjatkan untuk Ayahanda H.

Zakaria Pulungan (alm). Terimakasih yang tak terhingga kepada istri tercinta

Sukroni Zamzamila Siregar, S.Pd., dan anak-anakku tersayang Hanifi Irsyad

Pulungan, Farhan Irsyad Pulungan atas doa dan dukungan sehingga penulis selalu

semangat dalam menjalani studi sampai tesis tersebut dapat diselesaikan dengan

baik dan sesuai waktu yang ditentukan.

Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran

dan kritik yang konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada ALLAH kita berserah,

semoga kita berhasil menggapai apa yang dicita-citakan. Amin.

Medan, Maret 2016

(9)

v

2.1.2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (PJAS) ... 13

2.1.3. Konsep dan Karakteristik Metode Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 20

2.1.3.1. Konsep Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 20

2.1.3.2. Karakteristik Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)... 22

2.1.4. Metode Penemuan Terbimbing ... 23

2.1.4.1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing ... 26

2.1.5. Metode Tradisional ... 27

2.1.6. Minat Belajar Siswa ... 28

2.1.7. Keterampilan Proses Sains ... 29

2.1.7.1. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains... 31

2.1.8. Belajar dan Hasil Belajar ... 33

2.2. Penelitian yang Relevan ... 38

2.3. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 42

3.4. Variabel Penelitian ... 44

3.5. Definisi Operasional... 44

3.6. Pelaksanaan dan Prosedur Penelitian ... 45

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.7.1. Instrumen Test Minat Belajar Siswa ... 49

3.7.2. Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 50

3.7.3. Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ... 51

3.7.4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52

(10)

vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 61

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 61

4.1.2. Deskripsi Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 61

4.1.3. Deskripsi Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains Siswa ... 61

4.1.4. Deskripsi Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa ... 62

4.1.5. Uji Persyaratan Statistik ... 63

4.1.6. Uji Normalitas ... 63

4.1.7. Uji Normalitas Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 63

4.1.8. Uji Normalitas Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains Siswa ... 63

4.1.9. Uji Normalitas Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa ... 64

4.1.10. Uji Homogenitas ... 64

4.1.11. Analisis Data ... 65

4.1.12. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Minat Belajar Siswa ... 65

4.1.13. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 66

4.1.14. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 67

4.2. Pembahasan ... 68

4.2.1 Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Minat Belajar Siswa pada Materi Ekosistem ... 68

4.2.2. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 69

4.2.3. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 70

4.2.4. Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Minat, Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di Kelas VII MTs N 2 Medan... 73

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Pokok Bahasan Ekosistem

Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 3

Tabel 2.1. Peranan Siswa dan Guru dalam Metode Penemuan ... 25

Tabel 2.2. Keterampilan Proses Sains dan Indikator ... 32

Tabel 3.1. Desain Penelitian... 43

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar ... 49

Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ... 50

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ... 51

Tabel 3.5. Kriteria Korelasi Variabel x dan y... 53

Tabel 3.6. Kategori Reliabilitas Suatu Tes ... 54

Tabel 3.7. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes ... 55

Tabel 3.8. Kategori Indeks Kesukaran Soal Tes ... 56

Tabel 4.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 63

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains... 63

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 48

Gambar 4.1. Pengaruh Pendekatan JAS Terhadap Minat Belajar Siswa ... 65

Gambar 4.2. Pengaruh Pendekatan JAS Terhadap Keterampilan Proses Sains ... 66

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar ... 85

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) JAS dengan Metode Investigasi Kelompok... 90

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) JAS dengan Metode Penemuan Terbimbing ... 97

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Konvensional .... 106

Lampiran 5. Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Biologi ... 112

Lampiran 6. Instrumen Soal Tes Keterampilan Proses Sains ... 115

Lampiran 7. Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem ... 121

Lampiran 8. Hasil Validitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 131

Lampiran 9. Hasil Validitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 132

Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 133

Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 135

Lampiran 12. Daya Pembeda Tes Keterampilan Proses Sains ... 138

Lampiran 13. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Biologi ... 139

Lampiran 14. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Proses Sains ... 140

Lampiran 15. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Biologi ... 141

Lampiran 16. Tabel Nilai Instrumen Minat Siswa Pretes ... 142

Lampiran 17. Tabel Nilai Instrumen Minat Siswa Postes... 145

Lampiran 18. Data Pretes dan Postes Minat Belajar Siswa ... 148

Lampiran 19. Data Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains ... 149

Lampiran 20. Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Biologi ... 150

Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Minat Belajar Siswa ... 151

Lampiran 22. Hasil Uji Normalitas Data Postes Minat Belajar Siswa ... 152

Lampiran 23. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Minat Belajar Siswa ... 154

Lampiran 24. Hasil Uji Homogenitas Data Postes Minat Belajar Siswa ... 155

Lampiran 25. Hasil Uji Anacova Minat Belajar Siswa ... 156

Lampiran 26. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 159

Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 160

Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 162

Lampiran 29. Hasil Uji Homogenitas Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 163

Lampiran 30. Hasil Uji Anacova Keterampilan Proses Sains... 164

Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Hasil Belajar Biologi ... 167

Lampiran 32. Hasil Uji Normalitas Data Postes Hasil Belajar Biologi ... 168

Lampiran 33. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Belajar Biologi ... 170

Lampiran 34. Hasil Uji Homogenitas Data Postes Hasil Belajar Biologi ... 171

Lampiran 35. Hasil Uji Anacova Hasil Belajar Biologi ... 172

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa.

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap

konsep pembelajaran. Pembelajaran yang sistematis, kreatif, interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, dan motivasi peserta didik menuntut tenaga pengajar

untuk mampu memanfaatkan beragam media dan teknologi pembelajaran dalam

strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang harus dicapai (Anwar

dalam Nursalim, 2010).

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang dan

dikembangkan dengan tujuan untuk membantu proses belajar. Pembelajaran

biologi ditingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada dasarnya merupakan jenjang

pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar, pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dimiliki siswa. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar dan juga untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis siswa.

Dewasa ini pembelajaran biologi masih didominasi oleh penggunaan

metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru (Marpaung, 2001).

Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan bidang studi Ilmu

(15)

2

Pengetahuan Alam (IPA) hanya sebatas produk dan sedikit proses. Padahal dalam

membahas IPA khususnya biologi diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang

mendorong siswa belajar aktif, baik fisik, mental intelektual maupun sosial

(kelompok) untuk memahami konsep-konsep biologi baik secara teoritis maupun

praktek. Biologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang teori ataupun konsep

berdasarkan kejadian alam. Proses pembelajaran disini diharapkan bukan hanya

sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran atau

menginformasikan pengetahuan kepada siswa, tetapi menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi.

Berdasarkan hal tersebut, maka merasa perlu adanya suatu pendekatan dalam

pembelajaran biologi yang memberikan ruang gerak dan kesempatan pada siswa

untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi

pelajaran yang disampaikan guru.

Pembelajaran tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa dalam

memahami pelajaran secara langsung yang bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar yang baik, perlu diperhatikan kondisi eksternal dan internal. Kondisi

internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,

keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang

ada diluar pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan

prasarana yang memadai. Hasil belajar dapat digolongkan menjadi tiga ranah

utama yakni kognitif, afektif, dan psikomotor (Yusniastuti, 2013). Dalam biologi

ranah yang lazim diukur ialah ranah kognitif yakni melalui tes. Sedangkan

menurut Sudjana (2005) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang

(16)

3

tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan sikap yang

merupakan tingkah laku belajar, dan hasil belajar pada hakikatnya ialah adanya

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran. Dengan belajar

seseorang tentu akan memperoleh hasil belajar. Hasil belajar yang baik

merupakan harapan setiap tenaga pengajar dan juga anak didik. Pemahaman siswa

akan lebih mudah jika media pembelajaran seperti area disekitar sekolah dijadikan

sebagai tempat belajar yang menyenangkan secara langsung.

Pada pokok bahasan ekosistem yang dibelajarkan pada siswa tingkat

Madrasah Tsanawiyah (MTs) kelas VII semester 2 yang bertujuan untuk

memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. Hasil studi awal yang telah

dilakukan oleh peneliti menemukan beberapa masalah yang dialami siswa dalam

meningkatkan hasil belajar biologi. Dari hasil ketuntasan pada pokok bahasan

ekosistem, hasil belajar siswa MTs 2 Medan sangat rendah, dimana terlihat rerata

ketuntasan sebesar 72,40 pada Tabel 1.1. berikut ini.

Tabel 1.1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015

No Kelas Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

1 VII-1 78%

2 VII-2 78%

3 VII-3 74%

4 VII-4 73%

5 VII-5 72%

6 VII-6 71%

7 VII-7 70%

8 VII-8 70%

9 VII-9 69%

10 VII-10 69%

Rata-rata ketuntasan 72,40 %

Sumber: Dokumen MTs Negeri 2 Medan

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang ditetapkan

(17)

4

mencapai ketuntasan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurang diberikan

kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh sebab itu,

pemilihan area sekitar sekolah dijadikan tempat belajar yang menyenangkan agar

pelajaran ekosistem lebih mudah dipahami para siswa. Di sekolah tersebut para

guru hanya menekankan pembelajaran tradisional yang kurang melibatkan siswa

menjadi aktif untuk memahami matari yang diajarkan.

Berdasarkan permasalahan ini dapat diatasi melalui pendekatan Jelajah

Alam Sekitar (JAS). Menurut penelitian Sugiyo, dkk (2007) menyatakan bahwa

terjadi peningkatan nilai kognitif siswa sebesar 20 dengan standar ketuntasan

belajar sebesar 97,37%. Kemudian Pendekatan JAS juga dapat meningkatkan

aktifitas belajar siswa sesuai penelitian Ismartoyo, Indriasih (2007) mengatakan

melaui penerapan JAS skor aktivitas siswa mencapai 85 yang tergolong kategori

sangat aktif. Kemudian didukung juga oleh penelitian Indah puspita Sari, dkk

(2012) membuktikan bahwa 74%-100% aktifitas belajar siswa tergolong dalam

kriteria aktif dan 77% siswa hasil belajarnya optimal (nilai hasil belajar ≥80).

Salah satu yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan minat

belajar siswa khususnya IPA adalah tidak terlepas dari kemampuan guru untuk

memilih pendekatan pembelajaran agar tercipta interaksi belajar yang efektif

dimana kegiatan belajar mengajar dapat dijalankan dengan terarah, bebas dan

demokratif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Djaali

(2008) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau

(18)

5

(dalam Djaali, 2008) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak

yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,

benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka

melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Bila

kepuasan berkurang, minatpun berkurang (Hurlock, 1999). Minat adalah

kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik

pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Menurut Winkel (1983) minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada

setiap orang. Sehingga minat terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu dapat

dimiliki setiap orang. Minat sebagai tenaga penggerak untuk memusatkan

perhatian didalam aktivitasnya disaat pengajaran berlangsung. Jadi dengan adanya

minat terhadap suatu mata pelajaran akan sangat membantu untuk memperoleh

pengertian secara mendalam tentang apa-apa yang dipelajari.

Ditinjau dari pendapat Suprijanto (2009) yang menyatakan bahwa minat

merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan

belajar. Jika minat sangat besar, maka semakin besar pula hasil kerjanya. Minat

siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Jika siswa belajar tanpa adanya keinginan, sesuatu yang menggerakkan atau

mengarahkan, maka proses belajar mengajar tidak menggairahkan bahkan lebih

cepat mengalami kelelahan dan kebosanan. Oleh karena itu, untuk mengatasi

rendahnya minat belajar tersebut maka diperlukan metode atau cara yang menarik

(19)

6

siswa dengan salah satunya menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar.

Dimana pendekatan ini akan merangsang minat siswa dan berpengaruh pada hasil

belajar siswa sesuai dengan penelitian Yusniawati (2013), dimana penerapan

pendekatan pembelajaran jelajah alam sekitar dapat meningkatkaan keterampilan

proses sains siswa dan hasil belajar biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

keterampilan proses sains meningkat dengan pendekatan JAS mencapai 83%.

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan strategi dalam

pembelajaran yang mengutamakan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar

lain di luar sekolah sehingga memungkinkan siswa belajar secara langsung

terhadap fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri. Dalam

kegiataannya lebih memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar para peserta didik,

baik lingkungan fisik sosial maupun budaya sebagai obyek belajar biologi dengan

mempelajari fenomenanya melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono, 2005).

Pendekatan jelajah alam sekitar pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar dan keaktifan siswa sebagaimana dilaporkan Priyono (2008) yang

menyatakan bahwa penerapan pendekatan JAS dapat meningkatkan hasil belajar,

motivasi siswa dalam pembelajaran dan keaktifan siswa di SMA Negeri 5

Semarang. Sementara Rahmawati (2010) menyatakan bahwa penerapan

pendekatan JAS pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan berbantuan Booklet

terhadap aktivitas siswa SMP Negeri 1 Talang Tegal dapat meningkatkan hasil

belajar yang signifikan. Sementara Murtasyiah (2010) menyatakan bahwa

penerapan pendekatan JAS dengan investigasi kelompok pada materi klasifikasi

hewan di SMP PGRI 16 Brangsong Kendal dapat mengoptimalkan aktivitas dan

(20)

7

belajar dalam kondisi yang menyenangkan. Strategi ini didasarkan pada learning

by doing, siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan alam nyata sehingga

seluruh indera yang dimilikinya akan difungsikan, siswa dapat melihat langsung

fenomena alam di sekitar sekolah. Pendekatan pembelajaran ini menekankan

pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga selain

dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pada

metode pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk dapat mempelajari

berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata sehingga hasil

belajarnya lebih berdaya guna bagi kehidupannya.

Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan

kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam keterampilan proses

dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan

pengetahuan sikap, nilai serta keterampilan. Keterampilan proses bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami dan menguasai

rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan berupa

mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,

merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan (Rustaman, dkk. 2003).

Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa

sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains

tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan

konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa.

(21)

8

menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka

berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini

tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada

bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh

dan dibangun suatu gagasan baru. Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting

dalam mengajarkan sains, yaitu: (1) Isi dari sains yaitu konsep dasar dan

pengetahuan ilmiah. Dimensi ilmiah yang pertama ini adalah yang kebanyakan

dipikirkan orang; (2) Proses ilmiah adalah bagaimana ilmuwan melakukan

proses dalam mendapatkan sains; dan (3) Sikap ilmiah adalah bagaimana para

ilmuwan bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan sains tersebut.

Berdasarkan uraian diatas diperlukan kreatifitas guru dalam menerapkan

suatu pendekatan yang tepat agar siswa tidak bosan dalam belajar untuk

meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa sehingga

pembelajaran IPA Biologi semakin menarik agar tujuan pembelajaran juga dapat

tercapai dengan baik. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik mengadakan

penelitian dengan pendekatan jelajah alam sekitar di sekolah beserta

menggunakan metode investigasi kelompok dan penemuan terbimbing.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

masalah terkait pembelajaran IPA Biologi di sekolah, antara lain:

1. Guru biologi masih jarang menerapkan pendekatan/metode yang mengaktifkan

(22)

9

2. Pembelajaran di dalam kelas masih bersifat teacher centered, sehingga guru

biologi lebih banyak memberi informasi dengan metode ceramah, diikuti oleh

diskusi dan tanya jawab biasa.

3. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran IPA biologi di kelas.

4. Dalam mengukur keterampilan proses sains siswa, guru masih kurang optimal

dalam melakukannya, khususnya dalam bidang studi IPA Biologi.

5. Siswa kurang menyukai proses pembelajaran di kelas karena suasana belajar

yang menjenuhkan, sehingga minat dan motivasi belajar siswa rendah yang

pada akhirnya hasil belajar biologi juga rendah.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi

sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran dalam penelitian dibatasi dengan menggunakan

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi kelompok dan

penemuan terbimbing.

2. Minat belajar siswa dibatasi pada minat dalam dan luar diri siswa selama

proses pembelajaran biologi.

3. Keterampilan proses sains dibatasi pada kemampuan mengamati,

mengelompokkan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan,

berhipotesis, merencanakan percobaan, menetapkan konsep dan

berkomunikasi.

(23)

10

1.4. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode

investigasi kelompok dan penemuan terbimbing terhadap minat belajar siswa

pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan?

2. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode

investigasi kelompok dan penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses

sains siswa pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan?

3. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode

investigasi kelompok dan penemuan terbimbing terhadap hasil belajar siswa

pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi

kelompok dan penemuan terbimbing terhadap minat belajar siswa pada materi

ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan.

2. Pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi

kelompok dan penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa

pada materi ekosistem di Kelas VII MTs Negeri 2 Medan.

3. Pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan metode investigasi

kelompok dan penemuan terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi

(24)

11

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara praktis

maupun teoritis. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut: (1) Manfaat praktis yang

merupakan sebagai informasi dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan

pendidikan dan pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru dan peningkatan

pemberdayaan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran di

masa yang akan datang. Umpan balik bagi guru IPA Biologi dalam upaya

penerapan peningkatan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa

melalui metode pembelajaran yang tepat. Bahan pertimbangan bagi guru untuk

melakukan inovasi dalam pembelajaran IPA Biologi ditingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) atau sederajat. Memberikan ide-ide baru dalam paradigma

pembelajaran; dan (2) Manfaat teoritis yang merupakan sebagai bahan referensi

yang dapat digunakan oleh guru, pengelola, maupun pengembang lembaga

pendidikan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan pendekatan jelajah

alam sekitar dalam meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil

belajar siswa. Informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin

mengkaji lebih mendalam tentang penerapan pendekatan pembelajaran jelajah

alam dalam meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil belajar

siswa sesuai dengan metode pendekatan investigasi kelompok dan penemuan

(25)

76

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan JAS dengan

investigasi kelompok, penemuan terbimbing, dan konvensional terhadap minat

siswa pada materi ekosistem di kelas VII MTs N 2 Medan. Minat siswa yang

dibelajarkan dengan metode investigasi kelompok secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan metode penemuan terbimbing dan metode

konvensional/tradisional.

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan JAS

dengan investigasi kelompok, penemuan terbimbing, dan konvensional

terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di kelas VII

MTs N 2 Medan. Siswa yang dibelajarkan dengan metode investigasi

kelompok, metode penemuan terbimbing dan metode konvensional/tradisional

tidak berbeda dalam mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan JAS dengan

investigasi kelompok, penemuan terbimbing, dan konvensional terhadap hasil

belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas VII MTs N 2 Medan.

Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan metode penemuan

terbimbing secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode

investigasi kelompok dan metode konvensional/tradisional.

(26)

77

5.2. Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukan pengaruh yang sangat

berarti dengan pendekatan JAS menggunakan investigasi kelompok, penemuan

terbimbing, dan konvensional terhadap minat, keterampilan proses sains, dan hasil

belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan upaya-upaya yang

harus dilakukan untuk meningkatkan minat, keterampilan proses sains, dan hasil

belajar. Hal ini dapat melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan

dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Apabila penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam

pembelajaran maka tentunya berakibat berkurang pula partisipasi siswa dalam

pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata minat,

keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode

investigasi kelompok lebih baik daripada metode penemuan terbimbing dan

konvensional. Sedangkan rata-rata minat, keterampilan proses sains, dan hasil

belajar siswa dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada metode

konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran

investigasi kelompok efektif untuk meningkatkan minat, keterampilan proses

sains, dan hasil belajar siswa, karena metode ini menekankan pada aktivitas siswa

secara maksimal untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan. Metode investigasi

kelompok dan penemuan terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru

secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri

(27)

78

5.3. Saran

Pengaruh pendekatan jelajah alam sekitar terhadap minat, keterampilan

proses sains, dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Maka dibawah ini

dikemukakan saran-saran sebagai implikasi dari hasil penelitian ini untuk dapat

dipertimbangkan oleh pembaca/pihak terkait antara lain:

1. Kepada para pengawas sekolah disarankan agar dapat membimbing guru

dalam menciptakan proses pembelajaran menggunakan metode-metode

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa menjadi aktif

dan dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa.

2. Kepada para guru mata pelajaran IPA Biologi agar memaksimalkan kegiatan

pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif diantaranya

yaitu metode investigasi kelompok dan penemuan terbimbing serta semoga

hasil penelitian ini dapat menambah keterampilan, wawasan, dan memberikan

informasi tentang pembelajaran menggunakan metode-metode pembalajaran

yang menarik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi pengambil kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan disarankan untuk

menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan kemampuan guru dan hasil belajar siswa yang berdampak

terhadap peningkatan mutu pendidikan.

4. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat

mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk

siswa agar tidak terfokus pada metode investigasi kelompok dan penemuan

terbimbing saja. Mungkin masih banyak lagi metode pembelajaran yang lebih

(28)

79

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, N. 2008. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation terhadap Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. (Tesis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Ajaja, O., P. 2010. Effect of Field Studies on Learning Outcome in Biology. Abraka, Nigeria. Journal Department of Science Education. Delta State University. J. Hum Ecol. 3(3): 171-177.

Alimah, S. 2010. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Biologi, 2(1): 22-30.

Alimah, S., Riyanto, M., Partaya, Priyono, B. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep Berorientasi Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada Mata Kuliah Taksonomi Hewan di Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan. Lemlit Universitas Negeri Semarang.

Ambarsari, W. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1): 1-17.

Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.

New York: Addison Weslwy Lonman Inc.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Anwar, S., M. 2009. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan

Model Investigasi Kelompok pada Konsep Invertebrata di SMA. Semarang:

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bloom dan Benjamin, S. 2004. The Taxonomy of Educational Objectives, pp 1-2. (http://www. Humbotdt.edu/tha 1/bloomtax.html, diakses: 06 Oktober 2015).

(29)

80

Campbell. 2007. Modeling of Group Investigation in E-learning Environment. Journal of Research on Computing in Education, New York. On line at http://www2.Davidson.edu/common/templates/news/news_tmp.01.asp?news id=74441.

Dimyanti dan Mudjiono. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Estuningsih, S., E., Susantini dan Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Susbstansi Genetika. Jurnal BioEdu. 2 (1): 6-7.

Fathurrohman, P., Suryana, A., dan Fatriany, F. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Gagne, R.M. 1997. The Condition of Learning. New York: Halt Rinerhart and Wisnton.

Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hartono, B., A., dan Sunarto, H. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, D. 2010. Strategi Belajar Mengajar dan Metode-Metode Serta Pemilihan Strategi Pembelajaran. Tasikmalaya: Ma‟had „Aly.

Ince, A, E., Guven, E., and Aydogdu, M. 2010. Effect of Problem Solving Method on Science Process Skills and Academic Achievement. Journal of Turkish Science Education, 7(4): 13-25.

Julie, L., Eileen N.W.A. 2008. Improving Achievement for Linguistically and Culturally Diverse Learners Through an Inquiry-Based Earth Systems Curriculum. Journal of Elementary Science Education, 20(4): 61-79.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.

Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok. Jakarta. On-line at http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-investigasi-kelompok-groupinvestigation/diakses tanggal 19 Januari 2016.

(30)

81

Marianti, A. dan N.E. Kartijono. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Semarang: Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Marpaung. 2001. Pendekatan Kontekstual dan Sains dalam Pembelajaran

Matematika. Disampaikan dalam Seminar RME di USD Yogjakarta, 14-15

Nopember 2001.

M. Zohir Ahmad dan Nordin, A.R. 2007. Pendidikan Alam Sekitar di Sekolah: Komitmen Guru. Pendidikan Lestari, 7(2): 74-81.

Mulyani, S et al. 2008. Jelajah Alam Sekitar Pendekatan Pembelajaran Biologi.

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang diunduh pada laman di http://biologi.unnes.ac.id/web_bio/files/DOKUMEN_JAS_1.pdf, tanggal 18 Desember 2015.

Mulyaningrum Retno, Eko. 2006. Pemanfaatan Lapangan Rumput Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Komponen-Komponen Ekosistem Melalui Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) di SMP N 32 Semarang (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.

Muyasa, E. 2009. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Murtasiyah, S. 2010. Penerapan Pendekatan JAS dengan Metode Investigasi Kelompok pada Materi Klasifikasi Hewan di SMP PGRI 16 Brangsong (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nursalim, A. 2010. Implementasi Program Pengembangan Life Skill di Sekolah Menengah Pertama Labs School Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Jurnal Penelitian Pendidikan.

Nuryani. 2005. Pendekatan Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Malang Press.

Pembelajaran Biologi di SMP 27 Semarang dengan Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Model Conceptual Change yang diintegrasikan dengan Alternative Assessment. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan. Lemlit Universitas Negeri Semarang (UNNES).

(31)

82

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Purwanto, M. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Quitadamo, I., J., C., L., Faiola, J., E, Johnson, and Kurtz, M., J. 2008. Community Based Discovery Improves Critical Thinking in General Educational Biology. Article. CBE-Life Sciences Education. 7 (2): 327-337.

Rahmayani, R., dan Pribadi, T., A. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing Tindak Materi Ekosistem di SMP.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe. Universitas Negeri Semarang Journal of Biology Education. 3 (3): 1-7.

Ridlo, S. 2005. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam Rangka Pelaksanaan PHK A2. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.

Riduwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N. 2003. Pendekatan Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Rustaman, N. 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman, A., M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sari, I., P., Rahayuningsih, M., dan Edi, N. 2012. Pemamfaatan Kebun sebagai Sumber Belajar dengan Menerapkan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). http://jounal.unnes.ac./sju/index/.php/ujeb. ISSN 2252-6579. Diakses pada tanggal 06 Oktober 2015.

Sartika, E. 2012. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem di SMP Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan. Cirebon: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

(32)

83

Silberman, M. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Siyanto, D. 2007. Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Analisis Pengetahuan Awal Siswa pada Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan (Study Kasus di SMPN 27 Semarang). Online

http://www.scribd.com/doc/50553006/7/jelajah-alam-sekitar. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2015.

Slamet, P.H. 2002. Pendidikan Kecakapan Hidup. Konsep Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(37): 23-37.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin R.E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset, Praktik. Terjemahan: Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Subali, B. 2011. Pengukuran Kreativitas Keterampilan Proses Sains dalam Konteks Assessment for Learning. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 30(1): 130-144.

Sudarwo, R. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Discovery) dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. 8 (1): 1-10.

Sudjana, N. 1988. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdikarya.

Sudjiono A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Sunani, R. 2015. Pengaruh E-Learning Berbasis Facebook Group terhadap Minat, Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sel di Kelas XI SMA Negeri 1 Takengon Aceh Tengah. Tesis. Universitas Negeri Medan.

Supriatna, J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

(33)

84

Supriyati. 2009. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Materi Ekosistem Melalui Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan Pendekatan JAS di SMP 24 Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2007. Model- model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking Through Effective Pedagogy: Evidence From Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education. 73 (6): 740-763.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika.

Usman, U., M. 2004. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winarti. 2010. Pembangunan Karakter dalam Pembelajaran Sains Melalui Metode Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi “Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter,” Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Yamin, M. 2004. Pengembangan Kompetensi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yuniastuti dan Euis. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil

Gambar

Gambar 4.2. Pengaruh Pendekatan JAS Terhadap Keterampilan Proses Sains ..... 66 Gambar 4.3
Tabel 1.1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Ekosistem

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh performance assesment dengan pendekatan jelajah alam sekitar terhadap keterampilan proses

PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN METODE ROLE PLAYING. PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH DI SMP

Pada Tabel di atas dapat dilihat kinerja guru saat pembelajaran materi sistem peredaran darah dengan penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan metode role playing

Jadi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah bahan ajar materi struktur, fungsi organ manusia dan hewan yang dikembangkan dengan pendekatan Jelajah Alam

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendekatan jelajah alam sekitar berbasis potensi lokal desa Banjarrejo terhadap keterampilan proses

Berdasarkan hasil penelitian penulis skripsi yang berjudul ”Pengaruh Persepsi Siswa pada Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dalam Materi Gerak Tumbuhan terhadap

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada materi Ekosistem Kelas X SMAN 1 Sekayam

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM!. DI KELAS X SMA NEGERI