• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemandirian Pribadi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemandirian Pribadi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMANDIRIAN PRIBADI DAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI TERHADAP KEMAUAN MEMULAI USAHA PADA

MAHASISWA EKSTENSI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN

OLEH

ARDHYA PUTRI MAHARDHIKA 090502014

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari Orangtua terkasih Papa Agus Hendra dan Mama Lena Leliana serta berbagai pihak yang selama perkuliahan hingga Penelitian skripsi ini. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Si dan Marhayanie, SE., M.Si selaku Ketua dan sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada Peneliti.

5. Dra. Marhaini, MS Selaku dosen pembaca dan dosen penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk

(3)

7. Terimakasih kepada Adek Dito Alvito yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Rahmat Fadillah terimakasih karena telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada sahabat peneliti Faradilla Hasibuan, SE terima kasih peneliti ucapkan atas dorongan, bantuan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada sahabat dr. Vani, Sefira, SH, Sevira Tari Geovany, SE, dan Kiky Lestari, SE terima kasih peneliti ucapkan atas dorongan, bantuan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada teman-teman Manajemen Stambuk 2009 peneliti mengucapkan terima kasih atas dorongan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan anugerah dan kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka.

Medan, Januari 2014 Peneliti,

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi ... 8

2.1.2 Bentuk Kemandirian Pribadi ... 9

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian ... 10

2.2 Kebutuhan Akan Prestasi ... 11

2.2.1 Pengertian Kebutuhan Akan Prestasi ... 11

2.2.2 Indikator Yang Mempengaruhi Kebutuhan Akan Prestasi ... 11

2.2.3 Ciri-Ciri Wirausahawan Yang Memiliki Motif Berprestasi ... 12

2.3 Kemauan Memulai Usaha ... 12

2.3.1 Pengertian Kemauan Memulai Usaha ... 12

2.3.2 Keterampilan Berwirausaha Yang Harus Dimiliki ... 13

2.3.3 Faktor Yang Mendorong Berwirausaha ... 14

2.4 Penelitian Terdahulu ... 18

2.5 Kerangka Konseptual ... 19

2.5.1 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha ... 19

2.5.2 Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha ... 20

2.6 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Batasan Operasional ... 22

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 23

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 25

(5)

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.7.1 Data Primer ... 28

3.7.2 Data Sekunder ... 28

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.8.1 Kuesioner ... 28

3.8.2 Studi Pustaka ... 29

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

3.10 Teknik Analisis Data ... 29

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 30

3.10.2 Analisis Statistik ... 30

3.11 Uji Hipotesis ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 38

4.1.2 Visi dan Misi Departemen Manajemen Ekstensi ... 38

4.1.3 Tujuan pendidikan S-1 Manajemen Ekstensi FE ... 39

4.1.4 Sasaran Pendidikan Program Studi Manajemen ... 39

4.1.5 Uraian Tugas ... 41

4.1.6 Kerjasama dan Kemitraan ... 41

4.2 Metode Analisis Deskriptif ... 42

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 42

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 44

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 49

4.3.1 Uji Normalitas ... 49

4.3.2 Uji Heterokedastisitas ... 51

4.3.3 Uji Multikolinieritas ... 53

4.4 Uji Hipotesis ... 55

4.4.1 Uji F (Uji Serentak) ... 55

4.4.2 Uji t (Uji Parsial) ... 57

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60

4.5 Pembahasan ... 61

4.5.1 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha ... 61

4.5.2 Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Negara Berdasarkan Tingkat Pengangguran di Asia Tenggara ... 5

3.1 Operasional Variabel ... 25

3.2 Instrumen Skala Likert ... 26

3.3 Jumlah Mahasiswa Ekstensi... 28

3.4 Item-Total Statistics ... 30

3.5 Validitas Tiap Pertanyaan ... 31

3.6 Uji Reabilitas ... 32

3.7 Reabilitas Kuesioner ... 33

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Stambuk ... 43

4.3 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kemandirian Pribadi ... 44

4.4 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kebutuhan Akan Prestasi ... 46

4.5 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kemauan Memulai Usaha .. 47

4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 51

4.7 Hasil Uji Glejser... 53

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas... 54

4.9 Hasil Uji F (Uji Serentak) ... 56

4.10 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 58

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 21 4.1 Hasil Histogram Uji Normalitas ... 49 4.3 Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardlised Residual ... 50 4.4 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas... 52

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 70

2. Data Uji Validitas dan Reabilitas ... 72

3. Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas dengan SPSS 17,0 ... 73

4. Distribusi Jawaban Pertanyaan Variabel ... 75

5. Analisis Data Statistik Frekuensi Variabel... 78

6. Uji Asumsi Klasik ... 84

(9)

ABSTRAK

PENGARUH KEMANDIRIAN PRIBADI DAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI TERHADAP KEMAUAN MEMULAI USAHA PADA

MAHASISWA EKSTENSI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Kemauan memulai Usaha Pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi yaitu sebanyak 496 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sebanyak 83 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriftif dan metode kuantitatif yaitu analisis Regresi Linier berganda dengan tingkat singnifikan 0,05.

Hasil uji F menunjukkan bahwa gaya kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (kemauan memulai usaha). Berdasarkan uji t bahwa variabel kebutuhan akan prestasi yang paling dominan berpengaruh terhadap kemauan memulai usaha. Pada pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi terhadap kemauan memulai usaha mempunyai hubungan yang lemah.

(10)

ABSTRACT

EFFECT OF INDEPENDENCE AND THE NEED FOR PERSONAL ACHIEVEMENT OF STUDENTS WILL START A BUSINESS IN

MANAGEMENT DEPARTMENT EXTENSION USU FACULTY OF ECONOMIC MEDAN

The purpose of this study was to determine and analyze Effect of Personal Independence and Need for Achievement against Willingness start in Student Extension Effort Management Faculty of Economics USU Medan. This research is explanatory research. The population in this study were all students of the Faculty of Economics Management Extension as many as 496 people. The sampling method using Slovin formula 83 people.

Methods of data collection in this study is a questionnaire, interview and documentation. Methods of data analysis using descriptive and quantitative methods, namely multiple linear regression analysis with singnifikan 0.05 level. F test results indicate that the style of personal independence and the need for achievement together has a positive and significant effect on the dependent variable (willingness to start a business). Based on the t test that the variable needs for achievement of the most dominant influence on the willingness to start a business. On testing the coefficient of determination (R2) indicates that the influence of variables of personal independence and the need for achievement against the willingness to start a business has a weak relationship.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat di Indonesia dewasa ini mengalami kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan dimana lowongan pekerjaan yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan peningkatan jumlah pencari kerja sehingga menyebabkan banyak sarjana yang menjadi pengangguran, dampaknya pendidikan yang sudah ditempuh bertahun-tahun tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal didalam dunia pekerjaan.

Banyaknya orang dengan gelar sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan. Sayangnya, persaingan yang mendapat pekerjaan sangat ketat dan banyaknya orang yang bersaing dalam mencari pekerjaan.

Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Sedangkan menurut Machfoedz (2005:9), menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba.

(12)

pencapaian tujuan kerja yang diharapkan, yang meliputi kepuasan dalam bekerja dan kenyamanan kerja.

Toleransi akan risiko, merupakan seberapa besar kemampuan dan kreatifitas seseorang dalam menyelesaikan besar kecilnya suatu risiko yang diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan. Semakin besar seseorang pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinanya terhadap kesanggupan mendapatkan hasil dari keputusannya dan semakin besar keyakinanya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain berisiko.

Semua hal yang telah dijelaskan di atas membutuhkan tingkat kemandirian secara penuh dari masing-masing individu. Menurut Ranto (2007:22), kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. Kemandirian juga mencakup kemampuan mengurus diri sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri.

(13)

dalam memotivasi diri sendiri bertujuan menembus keinginan dan mewujudkan idenya yang dituntut mampu untuk menciptakan nilai dan produk dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan melalui pikiran dalam diri sendiri dibawah naungan pribadi yang mandiri.

Kemandirian pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam pekerjaan juga sangat berperan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha.

Suatu dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing sehingga individu selalu berusaha/berjuang untuk meningkatkan/memelihara kemampuan setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan baik berasal dari prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain.

(14)

Setiap manusia pasti ingin memperoleh prestasi yang tinggi, karena semakin tinggi tingkat prestasi seseorang maka semakin besar harga dirinya. Dan pemenuhan kebutuhan akan prestasi akan menimbulkan rasa percaya diri, keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya akan kepuasaan yang telah dicapai. Namun apabila kurangnya perhatian terhadap prestasi yang telah dicapai seseorang atau perasaan gagal yang dialami seseorang sedangkan telah berusaha sekuatnya namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Hal itu dapat menimbulkan perasaan kurang harga diri.

Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Pengembangan dari sikap ini sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia terkait berwirausaha khususnya pada generasi muda saat menempuh pendidikan akademik.

(15)

Salah satu faktor untuk melihat persaingan yang begitu ketat dalam seleksi pekerjaan dan banyaknya orang yang bersaing dalam mencari pekerjaan. Hal ini tergambarkan dalam tingginya angka pengangguran di Indonesia dibandingkan dengan Negara-Negara tetangga di Asia Tenggara yang terlihat dalam Tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1

Daftar Negara Berdasarkan Tingkat Pengangguran di Asia Tenggara

No Peringkat Negara Pengangguran (%)

1 9 Timor Leste 20,0

2 8 Philipina 7,3

3 7 Indonesia 7,1

4 6 Brunei Darussalam 3,7

5 5 Malaysia 3,5

6 4 Vietnam 2,9

7 3 Singapore 2,1

8 2 Papua New Guinea 1,8

9 1 Thailand 1,2

Sumber : Habiball.blogspot.com (2013)

Dapat dilihat pada Tabel 1.1 untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat 3 negara dengan tingkat pengangguran tertinggi, sedangkan di dunia Indonesia duduk di peringkat 75 dari 200 negara yang didaftarkan.

(16)

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Pada Mahasiswa

Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka Perumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa Ekstensi USU

(17)

2. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi terhadap kemauan untuk memulai usaha.

3. Bagi Peneliti

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi

Menurut Ranto (2007:22), kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Menurut Suryana (2013:34), kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.

Menurut Amir (2000:18), kemandirian usaha terlebih dahulu dapat diamati dari kemandirian seseorang dalam perannya sebagai wiraswasta, yang artinya menciptakan lapangan kerja baru bagi diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain (Independen) sekaligus menjadi majikan bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang bekerja dengannya.

(19)

Menurut Irwin dalam Ranto (2007:22), di dalam kemandirian terdapat kedewasaan yang merubah pandangan seseorang dan mempengaruhi kehidupannya, orang yang tidak mandiri akan bereaksi hanya jika ada penghargaan dari orang lain. Sebaliknya, seseorang yang mandiri bereaksi untuk kepuasannya sendiri tanpa tergantung dari yang difikirkan orang lain. Itulah sebabnya bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang diinginkan merupakan kebebasan berfikir untuk memuaskan dirinya dan orang lain.

2.1.2 Bentuk Kemandirian Pribadi

Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu dalam pemikiran dan tindakan, seorang pemimpin memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian :

a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

(20)

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian

Menurut Suryana (2013:34), faktor-faktor yang dapat dimiliki dalam kemandirian sebagai berikut :

1. Berani menghadapi risiko.

Menjadi wirausahawan harus selalu berani mengahadapi risiko. Semakin besar risiko yang dihadapinya, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, semakin kurang berani menghadapi risiko, maka kemungkinan keberhasilan semakin sedikit. Tentu saja, risiko-risiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai akan proporsional dengan risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.

2. Selalu mencari peluang.

(21)

berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelolah peluang menjadi sumber daya produktif.

2.2 Kebutuhan Akan Prestasi

2.2.1 Pengertian Kebutuhan Akan Prestasi

Menurut Suhandan dalam Suryana (2013:49), kebutuhan akan prestasi merupakan suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi dengan faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Menurut McClelland dalam Suryana (2013:50), kebutuhan berprestasi wirausahawan terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efesien dibanding sebelumnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, motivasi atau kebutuhan berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing sehingga individu selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuan setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan baik berasal dari standar prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain.

2.2.2 Indikator Yang Mempengaruhi Kebutuhan Akan Prestasi

Menurut McClelland dalam Suryana (2013:50) menjelaskan indikator-indikator yang berpengaruh terhadap kebutuhan berprestasi, yaitu:

1. Dorongan untuk lebih unggul.

(22)

2.2.3 Ciri-Ciri Wirausahawan Yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Menurut Suryana (2013:50), wirausahawan yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4. Berani menghadapi risiko-risiko dengan penuh perhitungan.

5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang embannya sangat ringan, wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

2.3 Kemauan Memulai Usaha

2.3.1 Pengertian Kemauan Memulai Usaha

Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha.

(23)

ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Menurut Ranto (2007:21), kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia. Keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik.

2.3.2 Keterampilan Berwirausaha Yang Harus Dimiliki

Menurut Suryana (2013:80), ada beberapa keterampilan berwirausaha yang harus dimiliki, diantaranya sebagai berikut :

1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.

Keterampilan untuk mengonsep adalah keterampilan merumuskan sesuatu yang belum ada atau sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru dan berbeda, mengonsep nilai tambah, mengonsep kebaruan, kegunaan, keunggulan, dan mengonsep apa yang dapat dipersaingkan.

2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.

(24)

3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.

Keterampilan memimpin dan mengelola adalah keterampilan untuk membuat perubahan-perubahan secara dinamis agar lebih unggu dan terdepan.

4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.

keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi adalah keterampilan personal untuk bekerja sama dan membuat jejaring (network) untuk mengomunikasikan hasil berpikir kreatif.

5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Keterampilan teknik usaha adalah keterampilan khusus untuk menjalankan usaha, seperti keterampilan untuk mengombinasikan sumber daya, keterampilan untuk menghasilkan produk baru, keterampilan untuk memasarkan, keterampilan untuk menghitung risiko, keterampilan untuk membukukan, mengadministrasikan, dan keterampilan spesifik lainnya.

2.3.3 Faktor Yang Mendorong Berwirausaha

Menurut Van Gelderen, et al. (2008:6), empat faktor yang mendorong berwirausaha, yaitu:

1. Desires adalah sesuatu dalam diri seseorang yang berapa keinginan untuk memulai suatu usaha.

2. Preferences adalah suatu dalam diri seseorang yang menujukkan bahwa berwirausaha adalah suatu kebutuhan yang harus dicapai.

(25)

4. Behavior exspectancies adalah suatu kemungkinan untuk berwirausaha dengan diikuti oleh target memulai usaha.

Menurut Abdinagoro (2004:2), faktor sebenarnya yang mengerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang dipublikasi pada media, pengakuan ini bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau harus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin menjadi wiraswastawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan lebih efisien.

Menurut Anogara (2004:243), dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun, maka faktor-faktor yang mendorong wiraswastawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut :

1. Modal

(26)

jiwa wirausahaan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan itu.

2. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya.

Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai.

Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1) Menemukan gagasan.

2) Mengindefikasi peluang yang ada.

3) Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan. 3. Pendidikan

(27)

keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya hanya sedikit yang mempumyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UMKM atau kursus.

4. Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya.

Menurut Mowen (2002:208), faktor emosional adalah fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikkan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan suasana hati konsumen.

5. Pengalaman

(28)

Menurut Longenecker (2000:95), pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena dengan adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Sawqy (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Kepribadian terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Desain Grafis & Multimedia

Universitas Mercu Buana Jakarta”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji F variabel bebas (Kepribadian) secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh positif dan siginifikan terhadap variabel terikat (Intensi Berwirausaha). Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan Kepribadian tidak mmpengaruhi Intensi Berwirausaha Mahasiswa, namun Intensi Berwirausaha tetap perlu untuk dimunculkan karena Intensi Berwirausaha merupakan awal dari munculnya perilaku berwirausaha. Melalui hasil perhitungan regresi berganda didapatkan R square sebesar 0,017 hal ini berarti 1,7%.

Silalahi (2007), dengan judul penelitian “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan)”.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), kemandirian pribadi (X2) berpengaruh signifikan terhadap

(29)

Variabel motif berprestasi (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

perilaku kewirausahaan pada para pemiliki usaha warnet di Padang Bulan.

Vemmy (2012), dengan judul penelitian “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha Siswa SMK”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Intensi Berwirausaha. Pada uji F menemukan variabel kebutuhan akan prestasi, kreatifitas, kemandirian, keberanian mengambil risiko, toleransi keambiguan, pengaruh orang tua dan self efficacy secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Intensi Berwirausaha dengan nilai 34,415 dan sig 0,000. Adjusted R2 sebesar 0,674 menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 67,4%.

2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha

(30)

Menurut Ranto (2007:22), kemandirian pribadi dengan demikian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Dengan tekad, niat dan motivasi yang tinggi, seseorang akan melakukan sesuatu yang diinginkannya. Untuk menjadi wirausahawan, harus ada tekad yang kuat, dorongan yang tinggi untuk berusaha melakukannya.

2.5.2 Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha

Menurut Suhandan dalam Suryana (2013:49), kebutuhan akan prestasi merupakan suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi dengan faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Terdapat tiga pandangan tentang hubungan kebutuhan akan prestasi, yaitu :

1. Dorongan untuk lebih unggul

2. Dorongan untuk mempereoleh standar kemampuan 3. Dorongan untuk meraih keberhasilan.

(31)

Hal ini dikarenakan, ilmu yang telah banyak dimiliki tentang wirausaha maka akan yakin dapat memulainya.

Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya, penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.

Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1 dan X2

terhadap Y, yaitu sebagai berikut :

[image:31.595.162.470.359.460.2]

Sumber : Ranto (2007:22), Suryana (2013:49), Van Gelderen et al (2008:6) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah: “Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kemauan Memulai Usaha

Pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU

Medan”.

Kemandirian Pribadi (X1)

Kebutuhan Akan Prestasi (X2)

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan pada tujuan objek-objeknya. Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu Kemandirian Pribadi (X1) dan Kebutuhan Akan Prestasi

(X2) berpengaruh terhadap Kemauan Memulai Usaha (Y).

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi USU yang berlokasi di Jl. Prof.T.M. Hanafiah, SH. Kampus USU Medan. Waktu penelitian akan dilakukan sejak Bulan September sampai dengan November 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu Kemandirian Pribadi (X1) dan Kebutuhan Akan Prestasi (X2). Variabel dependent (variabel

(33)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel-variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel penelitian. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Jadi, untuk menjelaskan dan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan penelitian pada masing-masing variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka perlu definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable).

Merupakan variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berupa :

a. Kemandirian Pribadi (X1) yaitu kemampuan untuk mengandalkan diri

sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

b. Kebutuhan Akan Prestasi (X2)

(34)

semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan baik berasal dari prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable).

Merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kemauan Memulai Usaha yang diinginkan oleh Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.

(35)
[image:35.595.116.514.112.560.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur

Kemandirian Pribadi (X1)

Kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk

menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus

bergantung dengan orang lain, mulai dari

menciptakan ide,

menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan

1. Kemampuan melihat peluang

2. Kebebasan berfikir dalam menciptakan ide 3. Keberanian

menghadapi tantangan 4. Tidak bergantung pada

orang lain

5. Mampu melakukan

keinginan yang dicapai

Likert

Kebutuhan Akan Prestasi

(X2)

Suatu dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk mencapai

keberhasilan dalam bersaing sehingga individu selalu berusaha/berjuang untuk

meningkatkan/memelihara kemampuan setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan baik berasal dari prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain

1. Dorongan untuk lebih unggul

2. Dorongan untuk memperoleh standar kemampuan

3. Dorongan untuk meraih keberhasilan

Likert

Kemauan Memulai Usaha (Y)

Tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha

1. Ingin menjadi kaya 2. Kesulitan ekonomi 3. Turunan dari orang tua

Likert

Sumber : Ranto (2007) dan Suryana (2013)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(36)
[image:36.595.200.428.114.248.2]

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (RR) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2005:105)

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa ekstensi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen yang masih aktif dan berjumlah sebanyak 496 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, maka dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin dalam Umar (2004:108), yaitu sebagai berikut :

� = � 1 +��2

Dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

(37)

Dari jumlah populasi yang telah disebutkan dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10% maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar :

�= 496

1 + 496 (0,1)2

n = 83 orang

Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik proportional random sampling. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :

1 = �1��

Keterangan :

n1 = Angka sampel pada proporsi ke 1

N1= Populasi ke 1

n = Sampel yang diambil dalam penelitian N = Populasi total

Contoh sampel bagian Tahun Ajaran 2009 : �1=

66

496� 83

= 11,04

(38)
[image:38.595.115.518.115.230.2]

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa Ekstensi

No Tahun Ajaran Jumlah Mahasiswa Jumlah sampel

1 2009 66 11

2 2010 115 19

3 2011 158 27

4 2012 157 26

Total 496 83

Sumber : Direktorat Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU (2013)

3.7 Jenis dan Sumber Data

3.7.1 Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

3.7.2 Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, inforrnasi dunia usaha, maupun internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Kuesioner

(39)

3.8.2 Studi Pustaka

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan buku - buku literatur dan situs internet yang berhubungan dengan materi penelitian yang dilaksanakan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Bila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Sugiyono, 2005:109). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan dilakukan di Fakultas Ekonomi USU Medan diluar sampel. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17,0 dengan kriteria sebagai berikut :

(40)
[image:40.595.114.512.124.458.2]

Tabel 3.4 Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 62.7333 69.513 .422 .901

VAR00002 62.3667 67.413 .467 .900

VAR00003 62.4667 65.775 .549 .898

VAR00004 62.7333 69.513 .422 .901

VAR00005 62.0667 66.754 .675 .894

VAR00006 62.6000 65.559 .715 .892

VAR00007 62.7333 69.513 .422 .901

VAR00008 62.2667 66.202 .634 .895

VAR00009 62.2667 64.616 .763 .890

VAR00010 62.4667 67.016 .577 .896

VAR00011 63.0667 63.444 .584 .897

VAR00012 62.0667 66.754 .675 .894

VAR00013 62.1333 66.809 .664 .894

VAR00014 62.6000 65.559 .715 .892

VAR00015 63.0667 63.444 .584 .897

VAR00016 62.3667 67.413 .467 .900

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa semua variabel sudah valid, dimana rhitung > rtabel 16 variabel pernyataan yang

diberikan kepada 30 orang responden diluar sampel yang dilakukan pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen USU Medan maka dalam kuesioner penelitian, diperoleh item-total statistic yang menerangkan beberapa hal berikut ini:

(41)

2) Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka nilai variance adalah 50.602, dan seterusnya.

3) Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai rhitung yang dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap

variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 0,05% dan N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

[image:41.595.141.484.402.666.2]

Dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5

Validitas tiap Pernyataan

Pernyataan Corerected Item-Total

Correlation (rhitung)

rtabel Validitas

Butir 1 .422 0,361 Valid

Butir 2 .467 0,361 Valid

Butir 3 .549 0,361 Valid

Butir 4 .422 0,361 Valid

Butir 5 .675 0,361 Valid

Butir 6 .715 0,361 Valid

Butir 7 .422 0,361 Valid

Butir 8 .634 0,361 Valid

Butir 9 .763 0,361 Valid

Butir 10 .577 0,361 Valid

Butir 11 .584 0,361 Valid

Butir 12 .675 0,361 Valid

Butir 13 .664 0,361 Valid

Butir 14 .715 0,361 Valid

Butir 15 .584 0,361 Valid

Butir 16 .467 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

(42)

Berdasarkan Tabel 3.5 tersebut dapat dilihat bahwa dari 16 butir pernyataan yang dibuat dalam kuisioner ternyata tidak ada pernyataan yang tidak valid karena rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa ke 16 pernyataan

tersebut valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2005:116). Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17,0 butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan

reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika r alpha positif atau ≥ r tabel maka pertanyaan reliabel

Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel

[image:42.595.147.480.456.721.2]

Hasil Uji Reabilitas dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha if Item Deleted

Kuncoro Reliabilitas

Variabel 1 .901 .80 Reliabel

Variabel 2 .900 .80 Reliabel

Variabel 3 .898 .80 Reliabel

Variabel 4 .901 .80 Reliabel

Variabel 5 .894 .80 Reliabel

Variabel 6 .892 .80 Reliabel

Variabel 7 .901 .80 Reliabel

Variabel 8 .895 .80 Reliabel

Variabel 9 .890 .80 Reliabel

Variabel 10 .896 .80 Reliabel

Variabel 11 .897 .80 Reliabel

Variabel 12 .894 .80 Reliabel

Variabel 13 .894 .80 Reliabel

Variabel 14 .892 .80 Reliabel

Variabel 15 .897 .80 Reliabel

Variabel 16 .900 .80 Reliabel

(43)
[image:43.595.127.496.145.227.2]

Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Reliabilitas Kuesioner

ralpha rtabel

,901 0,361

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Tabel 3.7 menunjukkan seluruh pernyataan reliabel karena nilai Cronbach alpha sebesar 0,901 lebih besar dari 0,80.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat seta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independent (Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi) dan variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha) akan digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 17,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

(44)

Dimana :

Y = Kemauan memulai usaha a = konstanta

b1,b2 = koefisien regresi berganda

X1 = Variabel kemandirian pribadi

X2 = Variabel kebutuhan akan prestasi

e = standar error

Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalisasi adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan pendekatan grafik dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai Asyimp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 5% artinya data variabel berdistribusi

normal (Situmorang et al, 2011:100). 2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh

(45)

Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2011:133).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas berarti varians variabel independen adalah konstan atau sama untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas (Situmorang et al, 2011:107).

3.11 Uji Hipotesis

1. Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi) terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha).

(46)

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi) terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha). Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel pada α = 5%

2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent (Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi) terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha). Bentuk pengujiannya yaitu :

H0 : b1 = b2 = 0, artinya variabel independent (Kemandirian Pribadi dan

Kebutuhan Akan Prestasi) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha). H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel independent (Kemandirian Pribadi dan

Kebutuhan Akan Prestasi) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha). Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu :

H0 diterima bila thitung < ttabel pada α = 5%

(47)

3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Program Studi Manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu dari tiga Program Pendidikan Starta-I yang berada dibawah Fakultas Ekonomi USU. Manajemen Ekstensi dibentuk pada tahun 1992.

Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU, dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris dengan beberapa pegawai administrasi. Ketua dan Sekretaris dipilih oleh dosen tetap Program Studi untuk masa bakti 4 tahun. Ketua dan Sekretaris.

4.1.2Visi dan Misi Departemen Manajemen Ekstensi FE USU

1. Visi Departemen Manajemen Ekstensi FE USU

Menjadi Program Studi Manajemen yang mandiri, mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas tinggi, menjadi pusat informasi bisnis bagi masyarakat, serta berpartisipasi penuh dalam pengembangan Bisnis dan Manajemen di wilayah Asia Tenggara (ASEAN Region).

2. Misi Departemen Manajemen Ekstensi FE USU

(49)

rangka memenuhi perkembangan yang pesat dari bisnis dan industri, terutama untuk perkembangan ekonomi di Sumatera Utara.

a. Meningkatkan komitmen dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berwawasan Internasional.

b. Meningkatkan Akses ke Usaha Kecil dan Menengah, Dunia Bisnis, dan Industri serta Meningkatkan sarana dan prasarana Departemen Manajemen Ekstensi dalam menghadapi krisis global.

4.1.3 Tujuan pendidikan S-1 Manajemen Ekstensi FE

a. Mampu menghasilkan Manajer-manajer Profesional untuk menghadapi Perkembangan Dunia Bisnis dan Industri.

b. Mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas, dapat diterapkan di dunia Bisnis dan Manajemen.

c. Mampu mempublikasikan dan menyebar luaskan hasil-hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Dapat memberikan konsultasi Bisnis, seperti Pemberian saran-saran pelaksanaan Bisnis dan layanan konsultasi dalam berbagai bidang Manajemen.

4.1.4 Sasaran Pendidikan Program Studi Manajemen

1. Menghasilkan lulusan yang dapat diterima di dunia bisnis dan mampu membuka dan menjalankan usaha.

2. Meningkatkan fasilitas layanan pendidikan Program Studi Manajemen untuk stake holders.

(50)

4. Sebagai konsultan bisnis minimal 12 konsultasi per tahun.

5. Peningkatan kompetensi dosen minimal 2 (dua) dosen per tahun untuk mengikuti studi S3 dan pelatihan pengembangan keilmuan.

Kekuatan (S)

1. Program Studi Manajemen memiliki identitas fisik dan legalitas yang sangat jelas.

2. Visi dan misi sesuai dengan perkembangan lingkungan.

3. Dukungan moral dari pihak luar seperti dari pemerintah pusat dan daerah, perbankan, institusi pemerintah dan swasta yang ada di Indonesia.

Kelemahan (W)

1. Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan belum sepenuhnya dijiwai oleh sivitas akademika.

Peluang (O)

1. Perubahan status USU menjadi PT BHMN memungkinkan Program Studi Manajemen dapat mengembangkan program pendidikan kekhususan.

2. Peluang kerja sama yang semakin besar seiring dengan berkembangnya kabupaten baru di Sumatera Utara.

Ancaman (T):

1. Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi informasi menuntut dilakukannya percepatan penyesuaian kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan pasar.

(51)

4.1.5 Uraian Tugas

Program Studi melaksanakan sepenuhnya kegiatan operasionil Program Studi, antara lain : membagi beban mengajar setiap dosen, mengkoordinir pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa program studi, mengatur pendistribusian tugas Pembimbingan skripsi mahasiswa bagi dosen Program Studi, mengatur dan melaksanakan ujian komprehensif bagi para mahasiswa Program Studi, melaksanakan rapat program studi secara periodik.

4.1.6 Kerjasama dan Kemitraan

Program Studi Manajemen sampai saat ini telah melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga-lembaga lain baik itu berasal dari pemerintah maupun swasta seperti kerjasama dengan perusahaan swasta dan pemerintahan. Program Studi membangun kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kerjasama dan kemitraan yang bersifat internal dilakukan dengan Program Studi lain yang ada di USU, sedangkan kerjasama yang bersifat eksternal dilakukan dengan Bappeda (Badan Perencana Pembangunan Daerah), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, Dinas Koperasi, Telkomsel, Jasa Raharja untuk kegiatan magang mahasiswa dan pelatihan UKM.

4.2 Metode Analisis Deskriptif

(52)

secara langsung dengan menyebarkan kuisioner yang berisikan tentang karakteristik responden, psikografik responden dan pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk mendapatkan informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam skala likert untuk menanyakan pengaruh pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan. Variabel Kemandirian Pribadi (X1) terdiri dari 6 butir pertanyaan, variabel Kebutuhan

Akan Prestasi (X2) terdiri dari 5 butir pertanyaan, sedangkan variabel Kemauan

Memulai Usaha (Y) terdiri dari 5 butir pernyataan.

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen USU Medan. Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini telah disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria.

(53)
[image:53.595.213.462.187.320.2]

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Gender dan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Gender dan Usia usia * gender Crosstabulation

Count

Gender

Total Laki-laki Perempuan

Usia 22 28 23 51

23 9 6 15

24 8 5 13

25 4 0 4

Total 49 34 83

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan usia dan gender menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada kelompok usia 22 tahun dan lebih banyak bergender laki-laki. Hal ini disebabkan oleh karena usia 22 tahun merupakan usia yang paling dominan berada pada masa aktif kuliah dan lebih banyak yang sudah bekerja.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Stambuk

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Stambuk usia * stambuk Crosstabulation

Count

Stambuk

Total 2009 2010 2011 2012

Usia 22 4 8 20 19 51

23 2 5 6 2 15

24 3 6 1 3 13

25 2 0 0 2 4

Total 11 19 27 26 83

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

[image:53.595.163.502.543.678.2]
(54)

stambuk 2011. Hal ini disebabkan oleh karena stambuk 2011 merupakan stambuk yang jumlahnya paling banyak dan masih aktif di lingkungan Fakultas Ekonomi Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen USU Medan.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Pada variabel berikut ini akan dilihat penilaian-penilaian responden terhadap variabel dalam penelitian ini.

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kemandirian Pribadi

(X1)

Tabel 4.3

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kemandirian Pribadi

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pertanyaan pertama (Saya mampu melihat peluang bisnis di sekitar saya) sebanyak 36,1% yang menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 59,0% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 4,8% yang menyatakan ragu-ragu.

Pertanyaan SS S RR TS STS Total

F % f % F % f % f % f %

1 30 36,1 49 59,0 4 4,8 0 0 0 0 83 100

2 27 32,5 47 56,5 9 10,8 0 0 0 0 83 100

3 31 37,3 37 44,6 15 18,1 0 0 0 0 83 100

4 25 30,1 51 61,4 7 8,4 0 0 0 0 83 100

5 20 24,1 43 51,8 20 24,1 0 0 0 0 83 100

[image:54.595.101.533.401.536.2]
(55)

2. Pada pertanyaan kedua (Saya memiliki keterampilan untuk menciptakan ide baru) sebanyak 32,5% yang menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 56,5% yang menyatakan setuju, dan 10,8% yang menyatakan ragu-ragu. 3. Pada pertanyaan ketiga (Saya tidak takut untuk mencoba hal-hal yang

menantang) sebanyak 37,3% yang menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 44,6% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 18,1% yang menyatakan ragu-ragu.

4. Pada pertanyaan keempat (Saya senang mandiri dalam melakukan apapun yang saya inginkan) sebanyak 30,1% yang menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 61,4% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 8,4% yang menyatakan ragu-ragu.

5. Pada pertanyaan kelima (Apabila saya mengalami kegagalan, saya akan mencoba lagi) sebanyak 24,1% yang menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 43 51,8% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 24,1% yang menyatakan ragu-ragu.

(56)

2. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kebutuhan Akan

[image:56.595.104.531.203.319.2]

Prestasi (X2)

Tabel 4.4

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kebutuhan Akan Prestasi

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

1. Pada pertanyaan pertama (Saya selalu berusaha menjadi lebih unggul dari teman-teman saya) sebanyak 31,3% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 54,2% yang menyatakan setuju, sebanyak 10,8% yang menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 3,6% yang menyatakan tidak setuju.

2. Pada pertanyaan kedua (Saya mempunyai kemampuan untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing) sebanyak 15,7% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 57,8% yang menyatakan setuju, sebanyak 24,1% yang menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 2,4% yang menyatakan tidak setuju. 3. Pada pertanyaan ketiga (Keberhasilan orang lain memotivasi saya untuk

mencoba lebih berhasil) sebanyak 16,9% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 30,1% yang menyatakan setuju, sebanyak 37,3% yang menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 15,7% yang menyatakan tidak setuju.

4. Pada pertanyaan keempat (Wirausahawan muda yang sukses selalu menjadi motivator saya) sebanyak 32,5% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak

Pertanyaan SS S RR TS STS Total

F % F % f % f % f % F %

1 26 31,3 45 54,2 9 10,8 3 3,6 0 0 83 100

2 13 15,7 48 57,8 20 24,1 2 2,4 0 0 83 100

3 14 16,9 25 30,1 31 37,3 13 15,7 0 0 83 100

4 27 32,5 40 48,2 13 15,7 3 3,6 0 0 83 100

(57)

48,2% yang menyatakan setuju, sebanyak 15,7% yang menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 3,6% yang menyatakan tidak setuju.

5. Pada pertanyaan kelima (Saya senang dan tertarik membaca kisah sukses orang lain) sebanyak 14,5% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 57,8% yang menyatakan setuju, sebanyak 20,5% yang menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 7,2% yang menyatakan tidak setuju.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemauan Memulai

Usaha (Y)

Tabel 4.5

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kemauan Memulai Usaha

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

1. Pada pertanyaan pertama (Saya ingin memiliki usaha/bisnis sendiri setelah lulus/sambil kuliah) sebanyak 47,0% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 48,2% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 4,8% yang menyatakan ragu-ragu.

2. Pada pertanyaan kedua (Saya ingin membuka lapangan kerja bagi orang-orang yang membutuhkan pekerjaan) sebanyak 41,0% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 53,0% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 6,0% yang menyatakan ragu-ragu.

Pertanyaan SS S RR TS STS Total

F % F % f % f % f % f %

1 39 47,0 40 48,2 4 4,8 0 0 0 0 83 100

2 34 41,0 44 53,0 5 6,0 0 0 0 0 83 100

3 37 44,6 42 50,6 4 4,8 0 0 0 0 83 100

4 26 31,3 34 41,0 13 15,7 10 12,0 0 0 83 100

[image:57.595.103.532.369.482.2]
(58)

3. Pada pertanyaan ketiga (Saya ingin hidup sukses dengan berwirausaha) sebanyak 44,6% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 50,6% yang menyatakan setuju, dan sebanyak 4,8% yang menyatakan ragu-ragu.

4. Pada pertanyaan keempat (Kesulitan ekonomi membangkitkan motivasi saya untuk memulai usaha) sebanyak 31,3% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 41,0% yang menyatakan setuju, sebanyak 15,7% yang menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 12,0% yang menyatakan tidak setuju.

5. Pada pertanyaan kelima (Saya termotivasi melihat kesuksesan orang tua saya) sebanyak 61,4% yang menyatakan sangat setuju, dan sebanyak 38,6% yang menyatakan setuju.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Ada dua cara untuk mendekati apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0.05) maka Asymp. Sig

(2-tailed) diatas nilai signifikansi 5% (0,05) artinya variabel residual berdistribusi

(59)

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

[image:59.595.131.479.260.383.2]

a. Pendekatan Histogram

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dimana grafik tersebut membentuk pola lonceng atau tidak miring ke kanan atau ke kiri.

b. Pendekatan Grafik

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas

[image:59.595.148.448.564.710.2]
(60)

Pada Gambar 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.3 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model telah memenuhi uji normalitas.

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

[image:60.595.148.493.383.623.2]

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik Non-Parametrik Kolmogorv-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Predicted Value

N 83

Normal Parametersa,,b Mean 21.6987952

Std. Deviation .46499913

Most Extreme Differences Absolute .053

Positive .046

Negative -.053

Kolmogorov-Smirnov Z .487

Asymp. Sig. (2-tailed) .972

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

(61)

Kolmogrov-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk mengatasi kelemahan pengujian dengan grafik dapat menggunakan pendekatan statistik dengan uji glejser, heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila tidak satupun variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (Absut). Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada heterokedastisitas. Beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah sebagai berikut :

a. Metode Pendekatan Grafik

(62)
[image:62.595.158.474.150.285.2]

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber :Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Metode Pendekatan Statistik (Uji Glejser) Tabel 4.7 Uji Glejser

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.701 1.163 1.463 .147

Kemandirianpribadi -.048 .045 -.126 -1.072 .287

Kebutuhanakanprestasi .034 .043 .094 .794 .429

a Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

[image:62.595.113.526.473.582.2]
(63)

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai Cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah apabila tolerance value < 0,1 sedangkan VIF > 5 maka terjadi multikolinieritas.

[image:63.595.86.554.527.650.2]

Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 17.109 1.931 8.859 .000

Kemandirianpribadi .051 .075 .077 .683 .497 .885 1.130

Kebutuhanakanprestasi .171 .072 .269 2.379 .020 .885 1.130

a. Dependent Variable: Kemauanmemulaiusaha Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

(64)

tidak terdapat multikolinearitas. Hal ini berarti pada variabel independent, yaitu kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi terdapat hubungan linier sempurna atau pasti, diantara variabel tersebut sehingga model regresi layak digunakan.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji F (Uji Serentak)

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Negara Berdasarkan Tingkat Pengangguran di Asia Tenggara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait