• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

OLEH

Risa Yunita 090521086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang terdiri dari kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstrensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Data di proses dengan menggunakan SPSS versi 16,00 for windows.

(3)

ABSTRACT

Effect Personal Independence Will Start A Small Bussines ( A Case Study In Student Of Extention Management Studies Program Faculty Of Economics

University North Sumatera)

The purpose of this research was to determine the effect of personal indeopendence consisting of emotional independence, self-reliance behavior, and self-reliance that affect the value of the willingness to start small bussiness in student of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.

Data analysis method used is quantitative descriptive analysis of 100 respondents in the sample study, the sampling technique is purposive sampling. Testing hypotheses using multiple linear regression. Data on the process of using SPSS version 16.00 for windows.

The results showed that independence of the emotional variables affect positively but significantly with the value of 0.845 means the effect is very weak, independent of behavioral variables have positive and significant views of 4.314 means the effect is quite strong, independent of values variables have positive but significantly with the value of 0.127 means the effect very weak influence on the willingness to start small bussines in students of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada Ayahanda RACHMAD dan Ibunda SUAIDAH yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, serta do’a yang tiada hentinya bagi penulis. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof Dr Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Ulfah, MS selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama masa perkuliahan.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan dalam menyusun skripsi ini.

(5)

8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

10.Suami ku tercinta Dicky Lesmana, ST dan Adikku tersayang Dinda Ariska. Terima kasih atas motivasi, semangat, dukungan, kasih sayang dan doa sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku Esti Sahrani SE , Mega Yunina Sari SE dan Siti Zahraini Putri serta seluruh teman-teman di Manajemen Ekstensi 2009. Terima Kasih atas motivasi, semangat dan dukungan bantuan serta do’a yang telah diberikan selama ini.

12.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, Juni 2013

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi ………. 6

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……….. 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 20

3.3 Batasan Operasional Variabel……… 20

3.4 Definisi Operasional Variabel ………. 20

(7)

3.10.1 Analisis Deskriptif ……… 28

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ………. 28

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ……… 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ………. 33

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas 4.2.1.1 Uji Validitas ……… 33

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ……… 35

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian ………….. 36

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia … 37 4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...37

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi....38

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.3.1 Kemandirian Emosional (X1) ………. 39

4.2.3.2 Kemandirian Perilaku (X2) ………. 40

4.2.3.3 Kemandirian Nilai (X3) ……….. 41

4.2.3.4 Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) ……… 42

4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas ……… 43

4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 45

4.2.4.3 Uji Multikolinearitas ………. 46

4.2.5 Analisis regresi Linear Berganda 4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R²) …….. 47

4.2.5.2 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F) 48 4.2.5.3 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji T) 50 4.3 Pembahasan ……… 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 54

5.2 Saran ………... 55

DAFTAR PUSTAKA……… 57

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Operasional Variabel ………... 22

3.2 Tabel Pengukuran Skala Likert ……….. 23

3.3 Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ……. 24

4.1 Uji Validitas ………... 34

4.2 Uji Reliabilitas ………... 36

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. ... 37

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 37

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi... 38

4.6 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Emosional (X1) ………. 39

4.7 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Perilaku (X2) ………. ………….. 40

4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Nilai (X3) ……… 41

4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) ……….. 42

4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov ……….... 44

4.11 Uji Glejser ……….. 45

4.12 Uji Multikolinearitas ……….. 47

4.13 Uji Koefisien Determinasi ………. 48

4.14 Uji F ……… 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka konseptual ……….. 19

4.1 Uji Normalitas ……… 44

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Gambar Halaman

1 Kuesioner ………... 59

2 Data Validitas dan Reliabilitas ………... 61

3 Frekuensi Tabel ………... 63

(11)

ABSTRAK

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang terdiri dari kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstrensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Data di proses dengan menggunakan SPSS versi 16,00 for windows.

(12)

ABSTRACT

Effect Personal Independence Will Start A Small Bussines ( A Case Study In Student Of Extention Management Studies Program Faculty Of Economics

University North Sumatera)

The purpose of this research was to determine the effect of personal indeopendence consisting of emotional independence, self-reliance behavior, and self-reliance that affect the value of the willingness to start small bussiness in student of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.

Data analysis method used is quantitative descriptive analysis of 100 respondents in the sample study, the sampling technique is purposive sampling. Testing hypotheses using multiple linear regression. Data on the process of using SPSS version 16.00 for windows.

The results showed that independence of the emotional variables affect positively but significantly with the value of 0.845 means the effect is very weak, independent of behavioral variables have positive and significant views of 4.314 means the effect is quite strong, independent of values variables have positive but significantly with the value of 0.127 means the effect very weak influence on the willingness to start small bussines in students of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu

negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus

berkembang. Selain itu juga usaha kecil dapat dijalankan oleh siapa saja, dimana

saja dan dengan modal yang tidak besar. Usaha kecil memiliki peranan penting

dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan

mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

Peranan usaha kecil di Indonesia sendiri telah menciptakan lapangan

pekerjaan yang jauh lebih cepat daripada disektor usaha lainnya. Gerak sektor

usaha kecil amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan

pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan usaha kecil sangat penting dan

strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu Negara.

Wirausaha adalah para pengusaha yang mandiri dan memiliki kebebasan

dalam memilih karir sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat

menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya

Para wirausaha biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri

atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi

yang sehat. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung

kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya

(14)

Menurut Robert Havighurst (1972) yang ditulis oleh Zainun Mu’tadin SPsi,

MSi, kemandirian terdiri dari beberapa aspek (www.maktabahku.com) yaitu:

1. Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak

tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua ataupun orang lain.

2. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan

tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua ataupun orang lain.

3. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan dan pengetahuan untuk

mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

4. Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

Menurut Cunningham dalam Riyanti (2003:7), keberhasilan berkaitan dengan

sifat-sifat kepribadian seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik,

keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen

yang sabar. Penelitian Mc. Ber & Co menemukan bahwa wirausaha yang berhasil

memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak

lain.

Faktor lain yang berhubungan dengan keberhasilan usaha kecil adalah

kemampuan untuk mengembangkan diri dan mempertahankan kemajuan

teknologi yang terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar

dan menerima perubahan. Dengan demikian para wirausaha akan terdorong dalam

meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan

(15)

Dalam memulai usaha kecil dibutuhkan kemandirian yang dimiliki oleh

setiap pelaku usaha atau sering disebut wirausahawan. Sehingga wirausahawan

dapat menentukan usaha apa yang akan diciptakan dengan inovasi dan kreativitas

serta menjalankan usaha tersebut dengan mandiri tanpa bantuan orang lain.

Kemampuan kewirausahaan adalah benang merah dari rangkaian pengetahuan

seseorang untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kesulitan pekerjaan

atau usaha agar tetap bertahan dan meraih kesuksesan (Hendro, 2011:14). Benang

merah yang dimaksud adalah kreativitas dalam merangkai pengetahuan yang

dimiliki. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka seseorang akan

semakin berkualitas dan kreativitasnya dapat dibayar mahal.

Indonesia sedang menggalakkan pendidikan mengenai usaha kecil dan

menengah. Pendidikan di tingkat universitas khususnya untuk Departemen

Ekonomi tengah mencoba mengubah pikiran anak didiknya mengenai bagaimana

untuk mandiri dengan membuka usaha sendiri. Dengan demikian akan banyak

muncul wirausahawan muda yang dapat membuka lapangan pekerjaan.

Pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan akan membantu mahasiswa untuk

mengetahui lebih banyak lagi mengenai memulai usaha. Pada Universitas

Sumatera Utara (USU) Fakultas Ekonomi, mata kuliah kewirausahaan adalah

mata kuliah yang wajib di ambil oleh setiap mahasiswa. Pada jurusan manajemen

terdapat konsentrasi manajemen usaha kecil yang akan lebih dalam lagi

mempelajari mengenai usaha kecil.

Ini membuktikan bahwa memulai usaha kecil sudah dapat ditanamkan dari

(16)

sendiri dan bahkan membuka lapangan pekerjaan. Mencari pekerjaan pada saat ini

sangat sulit ditambah dengan peraturan pemerintah yang belum menghapus sistem

outsourcing yang sangat merugikan tenaga kerja.

Kemauan memulai usaha kecil pada mahasiwa merupakan awal dalam

memperbaiki perekonomian baik secara pribadi maupun secara luas. Dengan

adanya kemauan mahasiswa dalam memulai usaha kecil maka akan banyak

usaha-usaha kecil yang dapat mengurangi pengangguran dan keterikatan terhadap sistem

pemerintah tersebut yang hanya menguntungkan perusahaan besar.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut: “Apakah Kemandirian Pribadi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang mempengaruhi

kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen

(17)

2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan yang dapat

mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi

manajemen ekstensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Dengan memahami kepribadian pribadi yang dimiliki tiap mahasiswa, maka

mahasiswa dapat memiliki kemauan untuk memulai usaha kecil. Mahasiswa

yang berhasil dapat melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula

maupun wirausahawan yang belum berhasil.

2. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman pengembangan

kepribadian pribadi untuk memulai usaha kecil yang memotivasi mahasiswa

agar berkeinginan menjadi entrepreneur.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang mendekati

sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa yang akan

datang. Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai manajemen

usaha kecil ke realitas kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan

mengembangkan pola pikir yang lebih inovatif agar usaha yang dijalankan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada

kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang

dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian

adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang

mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri

Kemadirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu

sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian berarti harus belajar dan berlatih

dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai

dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

dilakukannya.

Dari berbagai pengertian para ahli, terlihat bahwa substansi kemandirian

terdiri atas

1. Kemampuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan

lingkungan,

2. Kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengatasi kesulitan,

(19)

Kemandirian mengandung pengertia

1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju

demi kebaikan dirinya

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang

dihadapi

3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya

4. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya

Pribadi tiap orang tumbuh atas dua kekuatan yaitu kekuatan dari dalam, yang

sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering disebut juga

kemampuan-kemampuan dasar yang sudah dibawa sejak lahir, baik bersifat

kejiwaan maupun bersifat kebutuhan.. Yang kedua kekuatan dari luar yaitu segala

sesuatu yang ada diluar manusia (faktor lingkungan).

Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) yang berasal

dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka

yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk

menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Sifat kepribadian yang

paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat

kreatif dan inovatif.

Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan

sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi

(20)

Kemandirian pribadi untuk memulai usaha kecil, adalah (Riyanti, 2003) :

a. Mengandalkan kemampuan sendiri

b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri

c. Keberanian menghadapi tantangan

d. Kebebasan berfikir

Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk

mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru

tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide,

menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

2.2 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam

tiga tipe, yaitu:

1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu

terhadap dukungan emosional orang lain.

2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Kemandirian prilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan

pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.

3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau

(21)

2.3 Kemandirian Emosional

Kemandirian emosional menurut Steinberg (2002:289) adalah aspek

kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar

individu. Kemandirian emosi menunjuk kepada pengertian yang dikembangkan

mengenai individuasi dan melepaskan diri atas ketergantungan dalam pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian emosi dapat berkembang dengan sangat

baik dibawah kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian emosional berkembang lebih dulu sebagai dasar perkembangan

kemandirian karena kemandirian tingkah laku dan kemandirian nilai

mempersyaratkan kemandirian emosional yang cukup (Steinberg, 2002:303-304). Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar

ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang

dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan

individuasi.

2.4 Kemandirian Perilaku

Kemandirian perilaku berarti bebas untuk berbuat atau bertindak sendiri tanpa

terlalu bergantung pada bimbingan orang lain. Kemandirian tindakan atau

perilaku menunjuk kepada “kemampuan seseorang melakukan aktivitas, sebagai

manifestasi dari berfungsinya kebebasan dengan jelas, menyangkut

peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan pengambilan keputusan dari

seseorang (Sessa & Steinberg, 1991,dalam Sprinthall & Collinns, 1995).

Kemandirian perilaku mencakup kemampuan untuk meminta pendapat orang

(22)

mampu mengambil kesimpulan untuk suatu keputusan yang dapat

dipertanggungjawabkan, tetapi bukan berarti lepas dari pengaruh orang lain. Ada

tiga karakteristik seseorang yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu

mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain, dan memiliki rasa

percaya diri.

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian perilaku adalah kemampuan individu

dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan

dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

2.5 Kemandirian Nilai

Ahli psikologi (Douvan & Adelson, 1966, dalam Sprinthall & Collins, 1995)

menyebutkan, kemandirian nilai menunjuk kepada suatu pengertian mengenai

kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan dan menetapkan

pilihan yang lebih berpegang atas dasar prinsip-prinsip individual yang

dimilikinya, daripada mengambil prinsip-prinsip dari orang lain. Dengan kata lain

bahwa kemandirian nilai menggambarkan kemampuan untuk mendukung atau

menolak tekanan, permintaan maupun ajakan orang lain; dalam arti memiliki

seperangkat prinsip tentang benar atau salah, tentang apa yang penting dan tidak

penting.

Steinberg, (2002:303-304) menjelaskan bahwa perkembangan kemandirian

nilai ditandai oleh tiga aspek, yaitu: pertama, cara dalam memikirkan segala

sesuatu menjadi semakin bertambah abstrak (abstract belief); kedua,

keyakinan-keyakinan menjadi semakin bertambah mengakar pada prinsip-prinsip umum

(23)

keyakinan-keyakinan akan nilai menjadi semakin terbentuk dalam diri dan bukan hanya

dalam sistem nilai yang ditanamkan (independent belief).

Kemampuan untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif dan

menggunakannya dalam berpikir menurut pendapatnya, memberi peluang untuk

bereksplorasi di sekitar sistem nilai, ideologis politik, dan etika pribadi (Steinberg,

2002:304). Diantara ketiga komponen kemandirian, maka kemandirian nilai

merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas bagaimana proses

berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang

lazimnya tidak disadari, dan umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit

dicapai secara sempurna disbanding kedua komponen kemandirian lainnya.

Steinberg (2002:304), bahwa perkembangan kemandirian nilai

mempersyaratkan perkembangan kebebasan emosi dan perilaku yang memadai.

Dapat dilihat bahwa kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk

menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam

bidang nilai. Dengan demikian individu memiliki seperangkat prinsip tentang

benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat

dari sisi nilai.

2.6 Karakteristik Pribadi yang Mandiri

Karakteristik orang yang mandiri menurut tipe-tipe kemandirian di atas

adalah

1. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak

merasa cemas, takut ataupun malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai

(24)

2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar permasalahan, mencari

alternatif pemecahan masalah, mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta

kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang lain juga dapat

membuat keputusan dan mempu melaksanakan keputusan yang diambil

3. Mampu mengontrol dirinya atau perasaannya, sehingga tidak memiliki rasa

takut, ragu, cemas, tergantung dan marah yang berlebihan dalam berhubungan

dengan orang lain

4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai mengenai apa yang terbaik

bagi dirinya serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan

nilai-nilai yang diyakini serta perselisihan dengan orang lain

5. Menunjukkan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain, yang

dipelihara dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya dan

kehidupan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas

6. Memperlihatkan inisiatif yang tinggi melalui ide-idenya dan sekaligus

mewujudkan idenya tersebut, juga ditujukan dengan kemauannya untuk

mencoba hal yang baru

7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinan atas

segala tingkah laku yang ia lakukan dan menunjukkan sikap yang tidak takut

menghadapi suatu kegagalan

2.7 Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang

usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi

(25)

1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp. 1 miliyar

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha

besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha

tidak berbadan hukum

Definisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam

mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara koperasi dan

UKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro. Usaha

mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional

dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100 Juta.

Menurut Bank Indonesia, usaha kecil adalah lini usaha yang memiliki total

asset diluar tanah dan persediaan barang serta bahan paling banyak Rp. 1 Milyar,

dan memiliki tenaga kerja duapuluh sampai dengan seratus lima puluh orang.

Sedangkan menurut BPS (Biro Pusat Statistik) 2005, usaha kecil adalah unit

usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak

Sembilan belas orang termasuk pengusaha.

2.8 Cara-Cara Mendirikan Usaha

(26)

1. Membeli Franchise

Membeli franchise adalah menbeli hak untuk memakai merek dagang dari

usaha luar negeri dan sekarang juga sudah banyak dari dalam negeri

(franchisor) dengan membayar royalty dan pembagian laba usaha. Cara ini

adalah cara yang paling rendah risiko kegagalanpemasarannya karena sudah

dikenal oleh banyak orang. Sedangkan untuk kelemahannya adalah

membutuhkan dana yang sangat besar.

2. Membeli usaha yang sedang berjalan

a. Membeli usaha yang sedang berjalan memiliki risiko kegagalan lebih

besar dari franchise, tetapi membeli usaha yang sedang berjalan ini

memiliki risiko kegagalan lebih kecil daripada mendirikan usaha sendiri

dari awal.

3. Mendirikan usaha sendiri dari awal

Usaha yang baru dimulai dari awal memerlukan banyak waktu maka harus

siap mental, modal yang diperlukan juga banyak tetapi tidak sebanyak

frenchise, memiliki kerja keras yang tinggi. Risiko kegagalan yang diperoleh

juga sangat tinggi, namun jika sukses menjalankannya maka mempunyai rasa

kepuasan tersendiri.

2.9 Peranan Usaha Kecil di Indonesia

Usaha kecil sangat penting keberadaannya di Indonesia karena merupakan

bagian terbesar dari pelaku bisnis, dikatakan begitu dapat dilihat dari data BPS

(27)

Jumlah ini jika dipresentasikan maka sebesar 99,85 % dari seluruh unit bisnis

yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan 0,15% adalah usaha lain.

Usaha kecil pada umumnya merupakan kelompok usaha yang bekerja padat

karya yang memerlukan tenaga kerja yang banyak, tanpa terlalu menekankan pada

tingkat pendidikan formal yang tinggi serta keterampilan. Menteri Koperasi dan

UKM pada tahun 2000 mengatakan ada 66 Juta orang bekerja di usaha kecil di

Indonesia, jika di presentasikan menjadi 99,44% dan sisanya 0,56% dari

pekerjaan lain. BPS,2005 (http://www.bps.go.id).

Usaha kecil di Indonesia dapat menghasilkan beraneka ragam barang dan jasa

unggulan yang dapat diproduksikan dipedesaan dan perkotaan serta tidak

memerlukan modal yang besar dan tenaga kerja yang berpendidikan formal tinggi.

2.10 Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut Hutasuhut

1. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri

2. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk

berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan

ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan

secara tepat dan cermat

4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan

kritik

(28)

Secara umum usaha Kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :

1. Manajemen berdiri sendiri

Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat

yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil

keputusan.

2. Investasi modal terbatas

Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau

sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.

3. Daerah operasinya lokal

Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang

berdekatan dengan letak perusahaan.

4. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil

Penyelenggara di bidang operasinya tidak dominan

2.11 Kemauan Memulai Usaha Kecil

Beberapa orang, sebagian fokus pada pengembangan karir melalui pekerjaan

dan sebagiannya lagi memilih untuk memulai usaha kecil atau berwirausaha.

Khusus untuk berwirausaha, tidak banyak orang memiliki keyakinan bahwa

usaha yang dibangunnya akan berkembang. Biasanya karena belum ada rasa

percaya diri untuk membangun sebuah usaha. Maka dari itu untuk membangun

keyakinan berwirausaha, perlu adanya momentum untuk memulai, dalam

permulaan berwirausaha, “menjual” adalah faktor penting untuk melangkah lebih

jauh kedepannya nanti. Tidak ada pengusaha sukses yang langsung sukses, semua

(29)

Kemauan memulai usaha adalah awal dari permulaan menjadi wiusahawan

ataupun pengusaha yng sukses. Dengan demikian kemauan memulai usaha kecil

adalah keinginan seseorang untuk berusaha membuka dan seterusnya

mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan

kemampuan sendiri.

2.12 Peneliti Terdahulu

Villonensia (2009) meneliti tentang Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perilaku kewirausahaan, dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu thitung

sebesar 2.102 > ttabel (1.96).

Fajrinur (2007) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU). Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa variabel modal (X1), peluang (X2),

pendidikan (X3), emosional (X4), pengalaman (X5) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel memulai usaha kecil pada pajak USU (Y), dan hasil

pengujian secara parsial (uji t) yaitu X1=2.292, X2=1.816, X3=-1.570, X4=1.878,

X5=-0.561.

2.13 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama sepenuhnya dari proyek

penelitian yang dituju, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar

(30)

perumusan masalah yang trelah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan survei literatur (Kuncoro,2003:44).

Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalikan diri sendiri

dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung

dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada

pencapaian kepuasan.

Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan

sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi

diri sendiri.

Kemandirian pribadi memahami variabel menurut Steinberg (1993:289) yaitu

variabel kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai.

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu

terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi

yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian perilaku adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan

dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh

pihak lain dengan rasa percaya diri.

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau

tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang

memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak

(31)

Kemauan memulai usaha kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha

membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal

menggunakan kemampuan sendiri.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang dikemukakan

sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah kemandirian

pribadi.

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Sumber : Steinberg (2002:289) 2.14 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka hipotesis yang

diberikan peneliti adalah sebagai berikut “Terdapat pengaruh Kemandirian Pribadi yang terdiri dari Kemandirian Emosional, Kemandirian Perilaku, dan Kemandirian Nilai terhadap Kemauan Memulai Usaha.”

Kemandirian Emosional (X1)

Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)

Kemandirian Perilaku (X2)

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif

merupakan penelitian yang sistematis terhadap bagian-bagian dan

hubungan-hubungannya. Berbeda dengan penelitian kualitatif, penelitian ini lebih

mengedepankan kajian pustaka sebagai pemvalidasi data. Setiap kalimat yang

dituliskan dalam skripsi ini tidak boleh berupa argumen dari penulis itu sendiri,

melainkan pendapat dari ahli-ahli yang terdapat dalam buku.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara Fakultas

Ekonomi dengan alamat Jl. Dr. T. Mansyur 9, Kampus Universitas Sumatera

Utara, Medan 20155. Waktu penelitian mulai dari bulan April 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Program Studi Manajemen

Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan tujuan mengetahui

pengaruh kemandirian pribadi dengan kemauan memulai usaha kecil secara rinci.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang menjelaskan cara

mengukur suatu variabel. Dan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu

variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

(33)

a. Variabel bebas (independent variable)

Kemandirian emosional (X1) adalah seberapa besar ketidakbergantungan

individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang

dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian perilaku (X2) adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa

pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

Kemandirian nilai (X3) adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan

atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai

yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan

tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Kemauan memulai usaha kecil (Y) adalah keinginan seseorang untuk berusaha

membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan

(34)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Kemandirian orang lain yang dapat berkembang dalam b. Kemampuan dalam

ketergantungan atas pihak lain dengan rasa percaya diri.

a. Kemampuan dalam mengambil keputusan b. Kemampuan menyadari

konsekuensi yang muncul kemudian

c. Kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percayai diri

d. Kemampuan dalam bertindak dan tidak ragu ragu lagi atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam

memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.

(35)

Kemauan

c.Bebas Mengatur Ritme Kerja

d.Sikap Mental yang Mandiri

Likert

Sumber: Steinberg (2002:289), Diolah oleh Penulis (April 2013) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran menggunakan skala likert, yaitu alat untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian

atau gejala sosial ke dalam 4 poin skala dengan interval yang sama (Azwar, 2004:

24).

Peneliti memberikan empat alternatif jawaban kepada responden dengan

menggunakan skala 1 sampai dengan 4 untuk keperluan analisis kuantitatif

penelitian. Karena dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau

ragu-ragu), maka skala pengukuran akan simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama

banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu juga untuk menghindari kategori

jawaban netral yang akan cenderung dipilih responden sehingga data mengenai

perbedaan diantara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2004:34). Dapat

dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Tabel Pengukuran Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2

(36)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran Jumlah Mahasiswa Total

Laki-Laki Perempuan

2010-2011 118 84 202

Total 202

Sumber:Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara (Oktober 2012)

Menurut Erlina (2011:80) populasi adalah sekelompok entitas yang

lengkap dan dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai

karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan stambuk 2010-2011. Jumlah

populasi dalam penelitian ini adalah 202 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi (Erlina, 2011:81). Dan menurut Sugiyono (2006:78)

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Jumlah sampel di hitung dengan memakai purposive sampling yaitu

(37)

Dimana, n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Taraf Kesalahan

Untuk menentukan nilai e maka kita misalkan ambil taraf keyakinan 90%,

yaitu yakin bahwa 90% hasil penelitian benar, atau taraf signifikan 10% atau

hanya akan ada 10% kesalahan karena “kebetulan benar-benar terjadi”.

Jadi jika dilihat dari sampel penelitian ini maka dapat dihitung jumlahnya adalah

= 99.51 = 100 orang

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi

penelitian. Data primer ini diperoleh dengan wawancara dan memberikan

daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai

tulisan melalui buku, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data adalah

(38)

1. Wawancara

Memberikan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam

penelitian ini dengan cara tanya jawab langsung untuk memperoleh informasi

tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

2. Kuisoner (daftar pertanyaan)

Dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada para

responden yang terkait dalam penelitian ini, dengan harapan agar mereka

member respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kemudian jawaban dari setiap

responden diberi skor dengan skala Likert

3. Studi dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan meninjau, membaca dan mempelajari

berbagai macam tulisan di buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan informasi di

internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Menurut Erlina (2011: 56) validitas menunjukkan seberapa nyata suatu

pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan

valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Penelitian ini

menggunakan alat kuisioner, uji validitas dilakukan untuk menguji data

yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid ataupun tidak

dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Pengujian validitas ini

dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service

(39)

a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

c. Korelasi tiap faktor positif

d. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361

Uji validitas dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara

dengan mahasiswa di luar responden.

b. Uji Reliabilitas

Reabilitas menurut Erlina (2011: 61) adalah tingkat seberapa besar suatu

pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Suatu penelitian yang

menggunakan data primer setidaknya berkaitan dengan:

a. Subjek yang diteliti

b. Konstruk yang diukur

c. Instrument pengukur

d. Waktu pengukuran

Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan

pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program “SPSS

16.0 for Windows”. Kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi

jika nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 60% atau 0,60 (Ghozali,

2005: 41-42 ).

Uji reliabilitas dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara

dengan mahasiswa di luar responden.

3.10 Teknik Analisis Data

(40)

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif merupakan penjelasan dari hasil pengumpulan data

yang dianalisis sehingga diperoleh gambaran jelas mengenai objek penelitian.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda

sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke

kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

Kolmogorov-smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10% maka

jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya

variable residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya,

jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap nilai

tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan,

heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan

(41)

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas (dalam Ghozali, 2001). Jika probabilitas signifikan di

atas tingkat kepercayaan 10% (0,10) dapat disimpulkan model regresi

tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti

di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model

regresi. Menurut Santoso, 2000 untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan

Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas

b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi

multikolinieritas

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2),

kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai

usaha kecil (Y). Perhitungan persamaan regresi linear berganda adalah

sebagai berikut:

(42)

Keterangan:

Y = Kemauan memulai usaha kecil

a = Konstanta

b1 - b4 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel kemandirian emosional

X2 = Variabel kemandirian perilaku

X3 = Variabel kemandirian nilai

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan variabel bebas

yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2),

kemandirian nilai (X3) dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kemauan

memulai usaha kecil (Y). Mempunyai nilai antara 0-1 dimana nilai yang

mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel terikat dalam

menjelaskan variabel bebasnya. Jika determinan (R²) semakin besar

(mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2),

kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai

usaha kecil (Y) adalah kuat. Sebaliknya, jika determinan (R²) semakin

kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu

kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai

(X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y)

(43)

menerangkan variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1),

kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel

terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

2. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F)

Uji F yaitu untuk menunujukkan semua variabel bebas yang dimaksudkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serentak

variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku

(X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan

memulai usaha kecil (Y).

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1),

kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel

terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1),

kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel

terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

Kriteria Pegambilan Keputusan yaitu:

(44)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional

(X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel

terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y), bentuk pengujiannya

adalah:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian

perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu

kemauan memulai usaha kecil (Y).

Ha : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku

(X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan

memulai usaha kecil (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu:

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Responden untuk penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen

Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan stambuk

2010-2011. Dikarenakan mahasiswa yang masih aktif kuliah pada saat ini adalah

mahasiswa stambuk 2010-2011. Responden ada beberapa yang sudah bekerja

sehingga memiliki profesi yang berbeda-beda dan dengan umur yang berbeda

pula.

Berdasarkan hasil kuesioner, responden yang diwawancarai mempunyai

rentang usia 21-26 tahun yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk profesi

atau pekerjaan yang paling dominan adalah mahasiswa karena masih banyak

mahasiswa yang masih belum bekerja.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner.

Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30

orang diluar responden.

4.2.1.1 Uji Validitas

Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang ingin

diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product

(46)

faktor melebihi 0,361. Hasil pengolahan dari uji validitas dan reliabilitas dapat

dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (diolah April 2013) Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria berikut ini:

a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

c. Korelasi tiap faktor positif

(47)

Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai

nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel yaitu 0,361,

sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas.

Interpretasi Item-Total Statistic, yaitu:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

(butir) tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (butir) item 1 dihapus maka

rata-rata variabel sebesar 48,3667, dan seterusnya.

2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus

maka besarnya variance adalah sebesar 15,826, dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan

skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai

pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang

akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir

pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30 nilai tabel r adalah 0,361.

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau

konsistensi. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil

(48)

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan, kuesioner memiliki tingkat

reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 60%

atau 0,60. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 60% atau

0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari

hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden

penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala

Likert untuk menanyakan hubungan antara kemandirian emosional, kemandirian

perilaku, kemandirian nilai terhadap kemauan memulai usaha kecil.

Variabel kemandirian emosional (X1) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan,

variabel kemandirian perilaku (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel

kemandirian nilai (X3) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, sedangkan variabel

kemauan memulai usaha kecil (Y) terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner

penelitian ini disebarkan kepada 100 orang responden. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(49)

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013)

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.3 pada

usia 21 tahun sebesar 56%, usia 22 tahun sebesar 12%, usia 23 tahun sebesar

11%, usia 24 tahun sebesar 10%, usia 25 tahun sebesar 8%, dan usia 26 tahun

sebesar 3%. Karakteristik responden berdasarkan usia didominasi usia 21 tahun,

ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera aadalah mahasiswa yang langsung

melanjutkan pendidikan S1 nya dari jenjang D3. Untuk responden yang berusia 24

tahun, 25 tahun dan 26 tahun yaitu stambuk 2010 beberapa orang sudah bekerja

dikarenakan setelah tamat dari D3 langsung mendapatkan pekerjaan dan

kemudian baru melanjutkan kuliah S1.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-Laki 56 56%

Perempuan 44 44%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013) Usia Frekuensi Persentase

(50)

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 4.5 yaitu laki-laki sebesar 56%, sedikit dominan dimungkinkan

karena laki-laki merupakan kepala keluarga sehingga ingin

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan perempuan sebesar 44%

dimungkinkan karena perempuan ingin mengembangkan bakat atau

hobinya dengan memulai usaha kecil.

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi atau Pekerjaan

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi Jenis Profesi Frekuensi Presentase

Mahasiswa 77 77%

Tetapi Pegawai

Swasta 18 18%

Tetapi Pegawai

Negeri Sipil 5 5%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013)

Karakteristik responden berdasarkan profesi atau pekerjaan dapat dilihat pada

tabel 4.4 yaitu Mahasiswa sebesar 77%, pegawai swasta sebesar 18%, dan pegawai

negeri sipil sebesar 5%. Karakteristik responden berdasarkan profesi atau

pekerjaan sebagian besar yaitu mahasiswa, dikarenakan masih banyak mahasiswa

yang belum mendapatkan pekerjaan. Sedangkan responden yang sudah bekerja

dikarenakan setelah lulus D3 langsung mendapatkan pekerjaan baru melanjutkan

(51)

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.3.1 Kemandirian Emosional (X1)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Emosional (X1)

Sumber: Data Primer (2013)

1. Dapat mengatur emosi sehingga tidak menyinggung orang lain yaitu tidak ada

yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 8%, setuju

sebesar 22%, sangat setuju sebesar 70%.

2. Tidak cepat terpengaruh terhadap pendapat orang lain yaitu yang menyatakan

sangat tidak setuju sebesar 1%, tidak setuju sebesar 7%, setuju sebesar

21%, sangat setuju sebesar 71%.

3. Setiap masalah yang dihadapi, selalu memikirkan pemecahannya sendiri yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 2%, tidak setuju sebesar 8%,

setuju sebesar 16%, sangat setuju sebesar 74%.

4. Tergantung terhadap dukungan emosional orang lain yaitu yang

menyatakan sangat tidak setuju sebesar 9%, tidak setuju sebesar 23%,

(52)

4.2.3.2 Kemandirian Perilaku (X2) Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Perilaku (X2)

Sumber: Data Primer (2013) diolah

1. Kemampuan mengambil keputusan dengan cepat yaitu tidak ada yang

menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 17%, setuju sebesar

60%, sangat setuju sebesar 23%.

2. Kemampuan menyadari konsekuensi yang akan mucul kemudian yaitu

tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 22%,

setuju sebesar 57%, sangat setuju sebesar 21%.

3. Kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percaya diri yaitu tidak ada

yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 26%, setuju

sebesar 56%, sangat setuju sebesar 18%.

4. Apabila mengambil keputusan, tidak ragu ragu lagi yaitu tidak ada yang

menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 24%, setuju sebesar

54%, sangat setuju sebesar 22%.

5. Sebelum memutuskan sesuatu selalu meminta pendapat orang lain yaitu tidak

ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 8%, setuju

(53)

4.2.3.3 Kemandirian Nilai (X3) Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Nilai (X3)

Sumber: Data Primer (2013) diolah

1. Penolakan terhadap tekanan atau tuntutan orang lain yaitu yang

menyatakan sangat tidak setuju sebesar 9%, tidak setuju sebesar 19%,

setuju sebesar 56%, sangat setuju sebesar 16%.

2. Pengetahuan mengenai benar atau salah dilihat dari sisi nilai yaitu yang

menyatakan sangat tidak setuju sebesar 15%, tidak setuju sebesar 18%,

setuju sebesar 43%, sangat setuju sebesar 24%.

3. Mempunyai prinsip hidup yang kuat yaitu yang menyatakan sangat tidak

setuju sebesar 4%, tidak setuju sebesar 25%, setuju sebesar 49%, sangat

setuju sebesar 22%.

4. Setiap keputusan yang di ambil selalu dibandingkan dengan orang lain

yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 18%, tidak setuju

(54)

4.2.3.4 Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)

Sumber: Data Primer (2013) diolah

1. Keinginan memulai usaha kecil karena potensi penghasilan saya terbatas yaitu

yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4%, tidak setuju sebesar 3%,

setuju sebesar 32%, sangat setuju sebesar 61%.

2. Maksud memulai usaha kecil karena ingin memaksimalkan kemampuan yaitu

yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 33%, tidak setuju sebesar

7%, setuju sebesar 41%, sangat setuju sebesar 49%.

3. Ketertarikan memulai usaha kecil karena bebas mengatur ritme kerja yaitu

yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 3%, tidak setuju sebesar

12%, setuju sebesar 28%, sangat setuju sebesar 57%.

4. Keyakinan memulai usaha kecil karena sikap mental yang mandiri yaitu yang

menyatakan sangat tidak setuju sebesar 6%, tidak setuju sebesar 15%,

(55)

4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu

pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik

menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal

P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji

(56)

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di

sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji

normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov

pada tingkat signifikan 10% (0,10). Hasil uji kolmogrov-smirnov dapat dilihat

pada tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.10

Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.31168116

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .965

Asymp. Sig. (2-tailed) .310

a. Test distribution is Normal.

(57)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,310 di atas tingkat signifikansi 0,10 atau 10%. Atau Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,310 > 0,10.

4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis

statistik berupa Uji Glejser. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil

pengolahan dari Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.141 Uji Glejser

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa tidak satupun variabel independen

yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut

(absUt). Hal ini dapat terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat

kepercayaan 10%. Jadi dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak mengarah

adanya heteroskedastisitas. Berikut ini grafik heteroskesdatisitas pada gambar 4.2: Coefficientsa

KemandiriaanPerilaku .117 .059 .238 1.981 .050

KemandirianNilai -.008 .074 -.011 -.103 .919

(58)

Gambar 4.2 Pengujian Heteroskesdatisitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi

heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk

suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol

pada sumbu Y. Maka pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar

secara acak maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.4.3 Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel

bebas lainnya. Dengan nilai :

(59)

b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas

Hasil pengolahan dari Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.12

a. Dependent Variable: KemauanMemulaiUsahaKecil

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Pada Tabel 4.15 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki

Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda

4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan variabel

bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian

nilai (X3) dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil

(Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R² ≤ 1. Pengujian analisis re gresi linear berganda menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS)

versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari analisis regresi linear berganda

Gambar

Tabel Pengukuran Skala Likert ……………………..
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Tabel Pengukuran Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media cerpen mengalami kenaikan dari pertemuan I hingga pertemuan II yaitu sebesar 84%

Pada hari ini, Senin tanggal Satu bulan Februari tahun dua ribu enam belas, bertempat di Kantor Regional VIII Badan Kepegawaian Negara, Panitia Pengadaan Jasa

Tri Daya Utama Tidak Lulus Evaluasi Kualifikasi karena Surat Penyataan kesanggupan tidak ditujukan untuk kegiatan Pengadaan Jasa Cleaning Service di Kanreg VIII

Pada hari ini, Senin tanggal Satu bulan Februari tahun dua ribu enam belas, bertempat di Kantor Regional VIII Badan Kepegawaian Negara, Panitia Pengadaan Satpam

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidatul Kistatuhu tentang penggunaan media program autoplay untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII A

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan bahwa peran panti asuhan membawa pengaruh pada tumbuh kembang anak. Melalui panti asuhan anak di didik dengan dengan

Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai berbagai jenis dari tindak tutur direktif yang terdapat