SKRIPSI
Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)
OLEH
Risa Yunita 090521086
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang terdiri dari kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstrensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Data di proses dengan menggunakan SPSS versi 16,00 for windows.
ABSTRACT
Effect Personal Independence Will Start A Small Bussines ( A Case Study In Student Of Extention Management Studies Program Faculty Of Economics
University North Sumatera)
The purpose of this research was to determine the effect of personal indeopendence consisting of emotional independence, self-reliance behavior, and self-reliance that affect the value of the willingness to start small bussiness in student of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.
Data analysis method used is quantitative descriptive analysis of 100 respondents in the sample study, the sampling technique is purposive sampling. Testing hypotheses using multiple linear regression. Data on the process of using SPSS version 16.00 for windows.
The results showed that independence of the emotional variables affect positively but significantly with the value of 0.845 means the effect is very weak, independent of behavioral variables have positive and significant views of 4.314 means the effect is quite strong, independent of values variables have positive but significantly with the value of 0.127 means the effect very weak influence on the willingness to start small bussines in students of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada Ayahanda RACHMAD dan Ibunda SUAIDAH yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, serta do’a yang tiada hentinya bagi penulis. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof Dr Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Ulfah, MS selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama masa perkuliahan.
6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan dalam menyusun skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.
9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.
10.Suami ku tercinta Dicky Lesmana, ST dan Adikku tersayang Dinda Ariska. Terima kasih atas motivasi, semangat, dukungan, kasih sayang dan doa sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.
11.Sahabat-sahabatku Esti Sahrani SE , Mega Yunina Sari SE dan Siti Zahraini Putri serta seluruh teman-teman di Manajemen Ekstensi 2009. Terima Kasih atas motivasi, semangat dan dukungan bantuan serta do’a yang telah diberikan selama ini.
12.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Amin.
Medan, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi ………. 6
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……….. 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 20
3.3 Batasan Operasional Variabel……… 20
3.4 Definisi Operasional Variabel ………. 20
3.10.1 Analisis Deskriptif ……… 28
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ………. 28
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ……… 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ………. 33
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas 4.2.1.1 Uji Validitas ……… 33
4.2.1.2 Uji Reliabilitas ……… 35
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian ………….. 36
4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia … 37 4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...37
4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi....38
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.3.1 Kemandirian Emosional (X1) ………. 39
4.2.3.2 Kemandirian Perilaku (X2) ………. 40
4.2.3.3 Kemandirian Nilai (X3) ……….. 41
4.2.3.4 Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) ……… 42
4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas ……… 43
4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 45
4.2.4.3 Uji Multikolinearitas ………. 46
4.2.5 Analisis regresi Linear Berganda 4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R²) …….. 47
4.2.5.2 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F) 48 4.2.5.3 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji T) 50 4.3 Pembahasan ……… 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 54
5.2 Saran ………... 55
DAFTAR PUSTAKA……… 57
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Operasional Variabel ………... 22
3.2 Tabel Pengukuran Skala Likert ……….. 23
3.3 Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ……. 24
4.1 Uji Validitas ………... 34
4.2 Uji Reliabilitas ………... 36
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. ... 37
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 37
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi... 38
4.6 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Emosional (X1) ………. 39
4.7 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Perilaku (X2) ………. ………….. 40
4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Nilai (X3) ……… 41
4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) ……….. 42
4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov ……….... 44
4.11 Uji Glejser ……….. 45
4.12 Uji Multikolinearitas ……….. 47
4.13 Uji Koefisien Determinasi ………. 48
4.14 Uji F ……… 49
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Kerangka konseptual ……….. 19
4.1 Uji Normalitas ……… 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Gambar Halaman
1 Kuesioner ………... 59
2 Data Validitas dan Reliabilitas ………... 61
3 Frekuensi Tabel ………... 63
ABSTRAK
Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang terdiri dari kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstrensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Data di proses dengan menggunakan SPSS versi 16,00 for windows.
ABSTRACT
Effect Personal Independence Will Start A Small Bussines ( A Case Study In Student Of Extention Management Studies Program Faculty Of Economics
University North Sumatera)
The purpose of this research was to determine the effect of personal indeopendence consisting of emotional independence, self-reliance behavior, and self-reliance that affect the value of the willingness to start small bussiness in student of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.
Data analysis method used is quantitative descriptive analysis of 100 respondents in the sample study, the sampling technique is purposive sampling. Testing hypotheses using multiple linear regression. Data on the process of using SPSS version 16.00 for windows.
The results showed that independence of the emotional variables affect positively but significantly with the value of 0.845 means the effect is very weak, independent of behavioral variables have positive and significant views of 4.314 means the effect is quite strong, independent of values variables have positive but significantly with the value of 0.127 means the effect very weak influence on the willingness to start small bussines in students of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu
negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus
berkembang. Selain itu juga usaha kecil dapat dijalankan oleh siapa saja, dimana
saja dan dengan modal yang tidak besar. Usaha kecil memiliki peranan penting
dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan
mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).
Peranan usaha kecil di Indonesia sendiri telah menciptakan lapangan
pekerjaan yang jauh lebih cepat daripada disektor usaha lainnya. Gerak sektor
usaha kecil amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan
pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan usaha kecil sangat penting dan
strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu Negara.
Wirausaha adalah para pengusaha yang mandiri dan memiliki kebebasan
dalam memilih karir sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat
menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya
Para wirausaha biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri
atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi
yang sehat. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung
kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya
Menurut Robert Havighurst (1972) yang ditulis oleh Zainun Mu’tadin SPsi,
MSi, kemandirian terdiri dari beberapa aspek (www.maktabahku.com) yaitu:
1. Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua ataupun orang lain.
2. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan
tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua ataupun orang lain.
3. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan dan pengetahuan untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
4. Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi
dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
Menurut Cunningham dalam Riyanti (2003:7), keberhasilan berkaitan dengan
sifat-sifat kepribadian seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik,
keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen
yang sabar. Penelitian Mc. Ber & Co menemukan bahwa wirausaha yang berhasil
memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak
lain.
Faktor lain yang berhubungan dengan keberhasilan usaha kecil adalah
kemampuan untuk mengembangkan diri dan mempertahankan kemajuan
teknologi yang terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar
dan menerima perubahan. Dengan demikian para wirausaha akan terdorong dalam
meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan
Dalam memulai usaha kecil dibutuhkan kemandirian yang dimiliki oleh
setiap pelaku usaha atau sering disebut wirausahawan. Sehingga wirausahawan
dapat menentukan usaha apa yang akan diciptakan dengan inovasi dan kreativitas
serta menjalankan usaha tersebut dengan mandiri tanpa bantuan orang lain.
Kemampuan kewirausahaan adalah benang merah dari rangkaian pengetahuan
seseorang untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kesulitan pekerjaan
atau usaha agar tetap bertahan dan meraih kesuksesan (Hendro, 2011:14). Benang
merah yang dimaksud adalah kreativitas dalam merangkai pengetahuan yang
dimiliki. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka seseorang akan
semakin berkualitas dan kreativitasnya dapat dibayar mahal.
Indonesia sedang menggalakkan pendidikan mengenai usaha kecil dan
menengah. Pendidikan di tingkat universitas khususnya untuk Departemen
Ekonomi tengah mencoba mengubah pikiran anak didiknya mengenai bagaimana
untuk mandiri dengan membuka usaha sendiri. Dengan demikian akan banyak
muncul wirausahawan muda yang dapat membuka lapangan pekerjaan.
Pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan akan membantu mahasiswa untuk
mengetahui lebih banyak lagi mengenai memulai usaha. Pada Universitas
Sumatera Utara (USU) Fakultas Ekonomi, mata kuliah kewirausahaan adalah
mata kuliah yang wajib di ambil oleh setiap mahasiswa. Pada jurusan manajemen
terdapat konsentrasi manajemen usaha kecil yang akan lebih dalam lagi
mempelajari mengenai usaha kecil.
Ini membuktikan bahwa memulai usaha kecil sudah dapat ditanamkan dari
sendiri dan bahkan membuka lapangan pekerjaan. Mencari pekerjaan pada saat ini
sangat sulit ditambah dengan peraturan pemerintah yang belum menghapus sistem
outsourcing yang sangat merugikan tenaga kerja.
Kemauan memulai usaha kecil pada mahasiwa merupakan awal dalam
memperbaiki perekonomian baik secara pribadi maupun secara luas. Dengan
adanya kemauan mahasiswa dalam memulai usaha kecil maka akan banyak
usaha-usaha kecil yang dapat mengurangi pengangguran dan keterikatan terhadap sistem
pemerintah tersebut yang hanya menguntungkan perusahaan besar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut: “Apakah Kemandirian Pribadi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang mempengaruhi
kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen
2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan yang dapat
mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi
manajemen ekstensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.
1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa
Dengan memahami kepribadian pribadi yang dimiliki tiap mahasiswa, maka
mahasiswa dapat memiliki kemauan untuk memulai usaha kecil. Mahasiswa
yang berhasil dapat melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula
maupun wirausahawan yang belum berhasil.
2. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman pengembangan
kepribadian pribadi untuk memulai usaha kecil yang memotivasi mahasiswa
agar berkeinginan menjadi entrepreneur.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang mendekati
sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa yang akan
datang. Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai manajemen
usaha kecil ke realitas kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan
mengembangkan pola pikir yang lebih inovatif agar usaha yang dijalankan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi
Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah
kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada
kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang
dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian
adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang
mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri
Kemadirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian berarti harus belajar dan berlatih
dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai
dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dilakukannya.
Dari berbagai pengertian para ahli, terlihat bahwa substansi kemandirian
terdiri atas
1. Kemampuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan
lingkungan,
2. Kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengatasi kesulitan,
Kemandirian mengandung pengertia
1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju
demi kebaikan dirinya
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi
3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya
4. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya
Pribadi tiap orang tumbuh atas dua kekuatan yaitu kekuatan dari dalam, yang
sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering disebut juga
kemampuan-kemampuan dasar yang sudah dibawa sejak lahir, baik bersifat
kejiwaan maupun bersifat kebutuhan.. Yang kedua kekuatan dari luar yaitu segala
sesuatu yang ada diluar manusia (faktor lingkungan).
Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) yang berasal
dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka
yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk
menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Sifat kepribadian yang
paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat
kreatif dan inovatif.
Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi
Kemandirian pribadi untuk memulai usaha kecil, adalah (Riyanti, 2003) :
a. Mengandalkan kemampuan sendiri
b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri
c. Keberanian menghadapi tantangan
d. Kebebasan berfikir
Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru
tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide,
menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.
2.2 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi
Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam
tiga tipe, yaitu:
1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)
Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu
terhadap dukungan emosional orang lain.
2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)
Kemandirian prilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan
pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.
3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)
Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau
2.3 Kemandirian Emosional
Kemandirian emosional menurut Steinberg (2002:289) adalah aspek
kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar
individu. Kemandirian emosi menunjuk kepada pengertian yang dikembangkan
mengenai individuasi dan melepaskan diri atas ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian emosi dapat berkembang dengan sangat
baik dibawah kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.
Kemandirian emosional berkembang lebih dulu sebagai dasar perkembangan
kemandirian karena kemandirian tingkah laku dan kemandirian nilai
mempersyaratkan kemandirian emosional yang cukup (Steinberg, 2002:303-304). Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar
ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang
dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan
individuasi.
2.4 Kemandirian Perilaku
Kemandirian perilaku berarti bebas untuk berbuat atau bertindak sendiri tanpa
terlalu bergantung pada bimbingan orang lain. Kemandirian tindakan atau
perilaku menunjuk kepada “kemampuan seseorang melakukan aktivitas, sebagai
manifestasi dari berfungsinya kebebasan dengan jelas, menyangkut
peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan pengambilan keputusan dari
seseorang (Sessa & Steinberg, 1991,dalam Sprinthall & Collinns, 1995).
Kemandirian perilaku mencakup kemampuan untuk meminta pendapat orang
mampu mengambil kesimpulan untuk suatu keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan, tetapi bukan berarti lepas dari pengaruh orang lain. Ada
tiga karakteristik seseorang yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu
mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain, dan memiliki rasa
percaya diri.
Dapat disimpulkan bahwa kemandirian perilaku adalah kemampuan individu
dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan
dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.
2.5 Kemandirian Nilai
Ahli psikologi (Douvan & Adelson, 1966, dalam Sprinthall & Collins, 1995)
menyebutkan, kemandirian nilai menunjuk kepada suatu pengertian mengenai
kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan dan menetapkan
pilihan yang lebih berpegang atas dasar prinsip-prinsip individual yang
dimilikinya, daripada mengambil prinsip-prinsip dari orang lain. Dengan kata lain
bahwa kemandirian nilai menggambarkan kemampuan untuk mendukung atau
menolak tekanan, permintaan maupun ajakan orang lain; dalam arti memiliki
seperangkat prinsip tentang benar atau salah, tentang apa yang penting dan tidak
penting.
Steinberg, (2002:303-304) menjelaskan bahwa perkembangan kemandirian
nilai ditandai oleh tiga aspek, yaitu: pertama, cara dalam memikirkan segala
sesuatu menjadi semakin bertambah abstrak (abstract belief); kedua,
keyakinan-keyakinan menjadi semakin bertambah mengakar pada prinsip-prinsip umum
keyakinan-keyakinan akan nilai menjadi semakin terbentuk dalam diri dan bukan hanya
dalam sistem nilai yang ditanamkan (independent belief).
Kemampuan untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif dan
menggunakannya dalam berpikir menurut pendapatnya, memberi peluang untuk
bereksplorasi di sekitar sistem nilai, ideologis politik, dan etika pribadi (Steinberg,
2002:304). Diantara ketiga komponen kemandirian, maka kemandirian nilai
merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas bagaimana proses
berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang
lazimnya tidak disadari, dan umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit
dicapai secara sempurna disbanding kedua komponen kemandirian lainnya.
Steinberg (2002:304), bahwa perkembangan kemandirian nilai
mempersyaratkan perkembangan kebebasan emosi dan perilaku yang memadai.
Dapat dilihat bahwa kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk
menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam
bidang nilai. Dengan demikian individu memiliki seperangkat prinsip tentang
benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat
dari sisi nilai.
2.6 Karakteristik Pribadi yang Mandiri
Karakteristik orang yang mandiri menurut tipe-tipe kemandirian di atas
adalah
1. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak
merasa cemas, takut ataupun malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai
2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar permasalahan, mencari
alternatif pemecahan masalah, mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta
kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang lain juga dapat
membuat keputusan dan mempu melaksanakan keputusan yang diambil
3. Mampu mengontrol dirinya atau perasaannya, sehingga tidak memiliki rasa
takut, ragu, cemas, tergantung dan marah yang berlebihan dalam berhubungan
dengan orang lain
4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai mengenai apa yang terbaik
bagi dirinya serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan
nilai-nilai yang diyakini serta perselisihan dengan orang lain
5. Menunjukkan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain, yang
dipelihara dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya dan
kehidupan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas
6. Memperlihatkan inisiatif yang tinggi melalui ide-idenya dan sekaligus
mewujudkan idenya tersebut, juga ditujukan dengan kemauannya untuk
mencoba hal yang baru
7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinan atas
segala tingkah laku yang ia lakukan dan menunjukkan sikap yang tidak takut
menghadapi suatu kegagalan
2.7 Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang
usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi
1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp. 1 miliyar
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha
besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha
tidak berbadan hukum
Definisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam
mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara koperasi dan
UKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro. Usaha
mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional
dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100 Juta.
Menurut Bank Indonesia, usaha kecil adalah lini usaha yang memiliki total
asset diluar tanah dan persediaan barang serta bahan paling banyak Rp. 1 Milyar,
dan memiliki tenaga kerja duapuluh sampai dengan seratus lima puluh orang.
Sedangkan menurut BPS (Biro Pusat Statistik) 2005, usaha kecil adalah unit
usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak
Sembilan belas orang termasuk pengusaha.
2.8 Cara-Cara Mendirikan Usaha
1. Membeli Franchise
Membeli franchise adalah menbeli hak untuk memakai merek dagang dari
usaha luar negeri dan sekarang juga sudah banyak dari dalam negeri
(franchisor) dengan membayar royalty dan pembagian laba usaha. Cara ini
adalah cara yang paling rendah risiko kegagalanpemasarannya karena sudah
dikenal oleh banyak orang. Sedangkan untuk kelemahannya adalah
membutuhkan dana yang sangat besar.
2. Membeli usaha yang sedang berjalan
a. Membeli usaha yang sedang berjalan memiliki risiko kegagalan lebih
besar dari franchise, tetapi membeli usaha yang sedang berjalan ini
memiliki risiko kegagalan lebih kecil daripada mendirikan usaha sendiri
dari awal.
3. Mendirikan usaha sendiri dari awal
Usaha yang baru dimulai dari awal memerlukan banyak waktu maka harus
siap mental, modal yang diperlukan juga banyak tetapi tidak sebanyak
frenchise, memiliki kerja keras yang tinggi. Risiko kegagalan yang diperoleh
juga sangat tinggi, namun jika sukses menjalankannya maka mempunyai rasa
kepuasan tersendiri.
2.9 Peranan Usaha Kecil di Indonesia
Usaha kecil sangat penting keberadaannya di Indonesia karena merupakan
bagian terbesar dari pelaku bisnis, dikatakan begitu dapat dilihat dari data BPS
Jumlah ini jika dipresentasikan maka sebesar 99,85 % dari seluruh unit bisnis
yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan 0,15% adalah usaha lain.
Usaha kecil pada umumnya merupakan kelompok usaha yang bekerja padat
karya yang memerlukan tenaga kerja yang banyak, tanpa terlalu menekankan pada
tingkat pendidikan formal yang tinggi serta keterampilan. Menteri Koperasi dan
UKM pada tahun 2000 mengatakan ada 66 Juta orang bekerja di usaha kecil di
Indonesia, jika di presentasikan menjadi 99,44% dan sisanya 0,56% dari
pekerjaan lain. BPS,2005 (http://www.bps.go.id).
Usaha kecil di Indonesia dapat menghasilkan beraneka ragam barang dan jasa
unggulan yang dapat diproduksikan dipedesaan dan perkotaan serta tidak
memerlukan modal yang besar dan tenaga kerja yang berpendidikan formal tinggi.
2.10 Ciri-ciri Usaha Kecil
Menurut Hutasuhut
1. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri
2. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk
berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan
ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras
3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan
secara tepat dan cermat
4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan
kritik
Secara umum usaha Kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :
1. Manajemen berdiri sendiri
Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat
yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil
keputusan.
2. Investasi modal terbatas
Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau
sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
3. Daerah operasinya lokal
Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang
berdekatan dengan letak perusahaan.
4. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil
Penyelenggara di bidang operasinya tidak dominan
2.11 Kemauan Memulai Usaha Kecil
Beberapa orang, sebagian fokus pada pengembangan karir melalui pekerjaan
dan sebagiannya lagi memilih untuk memulai usaha kecil atau berwirausaha.
Khusus untuk berwirausaha, tidak banyak orang memiliki keyakinan bahwa
usaha yang dibangunnya akan berkembang. Biasanya karena belum ada rasa
percaya diri untuk membangun sebuah usaha. Maka dari itu untuk membangun
keyakinan berwirausaha, perlu adanya momentum untuk memulai, dalam
permulaan berwirausaha, “menjual” adalah faktor penting untuk melangkah lebih
jauh kedepannya nanti. Tidak ada pengusaha sukses yang langsung sukses, semua
Kemauan memulai usaha adalah awal dari permulaan menjadi wiusahawan
ataupun pengusaha yng sukses. Dengan demikian kemauan memulai usaha kecil
adalah keinginan seseorang untuk berusaha membuka dan seterusnya
mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan
kemampuan sendiri.
2.12 Peneliti Terdahulu
Villonensia (2009) meneliti tentang Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku kewirausahaan, dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu thitung
sebesar 2.102 > ttabel (1.96).
Fajrinur (2007) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU). Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa variabel modal (X1), peluang (X2),
pendidikan (X3), emosional (X4), pengalaman (X5) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel memulai usaha kecil pada pajak USU (Y), dan hasil
pengujian secara parsial (uji t) yaitu X1=2.292, X2=1.816, X3=-1.570, X4=1.878,
X5=-0.561.
2.13 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama sepenuhnya dari proyek
penelitian yang dituju, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar
perumusan masalah yang trelah diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi, dan survei literatur (Kuncoro,2003:44).
Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalikan diri sendiri
dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung
dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada
pencapaian kepuasan.
Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi
diri sendiri.
Kemandirian pribadi memahami variabel menurut Steinberg (1993:289) yaitu
variabel kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai.
Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu
terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi
yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.
Kemandirian perilaku adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan
dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh
pihak lain dengan rasa percaya diri.
Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau
tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang
memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak
Kemauan memulai usaha kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha
membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal
menggunakan kemampuan sendiri.
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang dikemukakan
sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah kemandirian
pribadi.
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Sumber : Steinberg (2002:289) 2.14 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka hipotesis yang
diberikan peneliti adalah sebagai berikut “Terdapat pengaruh Kemandirian Pribadi yang terdiri dari Kemandirian Emosional, Kemandirian Perilaku, dan Kemandirian Nilai terhadap Kemauan Memulai Usaha.”
Kemandirian Emosional (X1)
Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)
Kemandirian Perilaku (X2)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
hubungan-hubungannya. Berbeda dengan penelitian kualitatif, penelitian ini lebih
mengedepankan kajian pustaka sebagai pemvalidasi data. Setiap kalimat yang
dituliskan dalam skripsi ini tidak boleh berupa argumen dari penulis itu sendiri,
melainkan pendapat dari ahli-ahli yang terdapat dalam buku.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara Fakultas
Ekonomi dengan alamat Jl. Dr. T. Mansyur 9, Kampus Universitas Sumatera
Utara, Medan 20155. Waktu penelitian mulai dari bulan April 2013.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Program Studi Manajemen
Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan tujuan mengetahui
pengaruh kemandirian pribadi dengan kemauan memulai usaha kecil secara rinci.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang menjelaskan cara
mengukur suatu variabel. Dan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
a. Variabel bebas (independent variable)
Kemandirian emosional (X1) adalah seberapa besar ketidakbergantungan
individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang
dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.
Kemandirian perilaku (X2) adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa
pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.
Kemandirian nilai (X3) adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan
atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai
yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan
tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Kemauan memulai usaha kecil (Y) adalah keinginan seseorang untuk berusaha
membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Kemandirian orang lain yang dapat berkembang dalam b. Kemampuan dalam
ketergantungan atas pihak lain dengan rasa percaya diri.
a. Kemampuan dalam mengambil keputusan b. Kemampuan menyadari
konsekuensi yang muncul kemudian
c. Kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percayai diri
d. Kemampuan dalam bertindak dan tidak ragu ragu lagi atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam
memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.
Kemauan
c.Bebas Mengatur Ritme Kerja
d.Sikap Mental yang Mandiri
Likert
Sumber: Steinberg (2002:289), Diolah oleh Penulis (April 2013) 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran menggunakan skala likert, yaitu alat untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian
atau gejala sosial ke dalam 4 poin skala dengan interval yang sama (Azwar, 2004:
24).
Peneliti memberikan empat alternatif jawaban kepada responden dengan
menggunakan skala 1 sampai dengan 4 untuk keperluan analisis kuantitatif
penelitian. Karena dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau
ragu-ragu), maka skala pengukuran akan simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama
banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu juga untuk menghindari kategori
jawaban netral yang akan cenderung dipilih responden sehingga data mengenai
perbedaan diantara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2004:34). Dapat
dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Tabel Pengukuran Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 4
2. Setuju (S) 3
3. Tidak Setuju (TS) 2
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
Tabel 3.3
Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran Jumlah Mahasiswa Total
Laki-Laki Perempuan
2010-2011 118 84 202
Total 202
Sumber:Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara (Oktober 2012)
Menurut Erlina (2011:80) populasi adalah sekelompok entitas yang
lengkap dan dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan stambuk 2010-2011. Jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah 202 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2011:81). Dan menurut Sugiyono (2006:78)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Jumlah sampel di hitung dengan memakai purposive sampling yaitu
Dimana, n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Taraf Kesalahan
Untuk menentukan nilai e maka kita misalkan ambil taraf keyakinan 90%,
yaitu yakin bahwa 90% hasil penelitian benar, atau taraf signifikan 10% atau
hanya akan ada 10% kesalahan karena “kebetulan benar-benar terjadi”.
Jadi jika dilihat dari sampel penelitian ini maka dapat dihitung jumlahnya adalah
= 99.51 = 100 orang
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer ini diperoleh dengan wawancara dan memberikan
daftar pertanyaan atau kuesioner.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai
tulisan melalui buku, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data adalah
1. Wawancara
Memberikan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian ini dengan cara tanya jawab langsung untuk memperoleh informasi
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.
2. Kuisoner (daftar pertanyaan)
Dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada para
responden yang terkait dalam penelitian ini, dengan harapan agar mereka
member respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kemudian jawaban dari setiap
responden diberi skor dengan skala Likert
3. Studi dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan meninjau, membaca dan mempelajari
berbagai macam tulisan di buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan informasi di
internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Menurut Erlina (2011: 56) validitas menunjukkan seberapa nyata suatu
pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan
valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Penelitian ini
menggunakan alat kuisioner, uji validitas dilakukan untuk menguji data
yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid ataupun tidak
dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Pengujian validitas ini
dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service
a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid
b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
c. Korelasi tiap faktor positif
d. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361
Uji validitas dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara
dengan mahasiswa di luar responden.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas menurut Erlina (2011: 61) adalah tingkat seberapa besar suatu
pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Suatu penelitian yang
menggunakan data primer setidaknya berkaitan dengan:
a. Subjek yang diteliti
b. Konstruk yang diukur
c. Instrument pengukur
d. Waktu pengukuran
Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan
pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program “SPSS
16.0 for Windows”. Kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi
jika nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 60% atau 0,60 (Ghozali,
2005: 41-42 ).
Uji reliabilitas dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara
dengan mahasiswa di luar responden.
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Deskriptif
Metode deskriptif merupakan penjelasan dari hasil pengumpulan data
yang dianalisis sehingga diperoleh gambaran jelas mengenai objek penelitian.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda
sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke
kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Kolmogorov-smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10% maka
jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya
variable residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya,
jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap nilai
tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan,
heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas (dalam Ghozali, 2001). Jika probabilitas signifikan di
atas tingkat kepercayaan 10% (0,10) dapat disimpulkan model regresi
tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti
di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model
regresi. Menurut Santoso, 2000 untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan
Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi
multikolinieritas
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2),
kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai
usaha kecil (Y). Perhitungan persamaan regresi linear berganda adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Kemauan memulai usaha kecil
a = Konstanta
b1 - b4 = Koefisien Regresi
X1 = Variabel kemandirian emosional
X2 = Variabel kemandirian perilaku
X3 = Variabel kemandirian nilai
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Koefisien Determinan (R²)
Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan variabel bebas
yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2),
kemandirian nilai (X3) dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kemauan
memulai usaha kecil (Y). Mempunyai nilai antara 0-1 dimana nilai yang
mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel terikat dalam
menjelaskan variabel bebasnya. Jika determinan (R²) semakin besar
(mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2),
kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai
usaha kecil (Y) adalah kuat. Sebaliknya, jika determinan (R²) semakin
kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu
kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai
(X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y)
menerangkan variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1),
kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel
terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).
2. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F)
Uji F yaitu untuk menunujukkan semua variabel bebas yang dimaksudkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serentak
variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku
(X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan
memulai usaha kecil (Y).
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1),
kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel
terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).
Ha : b1≠ b2≠ b3≠ 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1),
kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel
terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).
Kriteria Pegambilan Keputusan yaitu:
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional
(X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel
terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y), bentuk pengujiannya
adalah:
H0 : bi = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian
perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu
kemauan memulai usaha kecil (Y).
Ha : bi≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku
(X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan
memulai usaha kecil (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Responden untuk penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen
Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan stambuk
2010-2011. Dikarenakan mahasiswa yang masih aktif kuliah pada saat ini adalah
mahasiswa stambuk 2010-2011. Responden ada beberapa yang sudah bekerja
sehingga memiliki profesi yang berbeda-beda dan dengan umur yang berbeda
pula.
Berdasarkan hasil kuesioner, responden yang diwawancarai mempunyai
rentang usia 21-26 tahun yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk profesi
atau pekerjaan yang paling dominan adalah mahasiswa karena masih banyak
mahasiswa yang masih belum bekerja.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner.
Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30
orang diluar responden.
4.2.1.1 Uji Validitas
Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang ingin
diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product
faktor melebihi 0,361. Hasil pengolahan dari uji validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (diolah April 2013) Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria berikut ini:
a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid
b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
c. Korelasi tiap faktor positif
Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai
nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel yaitu 0,361,
sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas.
Interpretasi Item-Total Statistic, yaitu:
1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
(butir) tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (butir) item 1 dihapus maka
rata-rata variabel sebesar 48,3667, dan seterusnya.
2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika
variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus
maka besarnya variance adalah sebesar 15,826, dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan
skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai
pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang
akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir
pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30 nilai tabel r adalah 0,361.
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau
konsistensi. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)
Ketentuan untuk pengambilan keputusan, kuesioner memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 60%
atau 0,60. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 60% atau
0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari
hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden
penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala
Likert untuk menanyakan hubungan antara kemandirian emosional, kemandirian
perilaku, kemandirian nilai terhadap kemauan memulai usaha kecil.
Variabel kemandirian emosional (X1) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan,
variabel kemandirian perilaku (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel
kemandirian nilai (X3) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, sedangkan variabel
kemauan memulai usaha kecil (Y) terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner
penelitian ini disebarkan kepada 100 orang responden. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013)
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.3 pada
usia 21 tahun sebesar 56%, usia 22 tahun sebesar 12%, usia 23 tahun sebesar
11%, usia 24 tahun sebesar 10%, usia 25 tahun sebesar 8%, dan usia 26 tahun
sebesar 3%. Karakteristik responden berdasarkan usia didominasi usia 21 tahun,
ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera aadalah mahasiswa yang langsung
melanjutkan pendidikan S1 nya dari jenjang D3. Untuk responden yang berusia 24
tahun, 25 tahun dan 26 tahun yaitu stambuk 2010 beberapa orang sudah bekerja
dikarenakan setelah tamat dari D3 langsung mendapatkan pekerjaan dan
kemudian baru melanjutkan kuliah S1.
4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-Laki 56 56%
Perempuan 44 44%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013) Usia Frekuensi Persentase
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.5 yaitu laki-laki sebesar 56%, sedikit dominan dimungkinkan
karena laki-laki merupakan kepala keluarga sehingga ingin
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan perempuan sebesar 44%
dimungkinkan karena perempuan ingin mengembangkan bakat atau
hobinya dengan memulai usaha kecil.
4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi atau Pekerjaan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi Jenis Profesi Frekuensi Presentase
Mahasiswa 77 77%
Tetapi Pegawai
Swasta 18 18%
Tetapi Pegawai
Negeri Sipil 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013)
Karakteristik responden berdasarkan profesi atau pekerjaan dapat dilihat pada
tabel 4.4 yaitu Mahasiswa sebesar 77%, pegawai swasta sebesar 18%, dan pegawai
negeri sipil sebesar 5%. Karakteristik responden berdasarkan profesi atau
pekerjaan sebagian besar yaitu mahasiswa, dikarenakan masih banyak mahasiswa
yang belum mendapatkan pekerjaan. Sedangkan responden yang sudah bekerja
dikarenakan setelah lulus D3 langsung mendapatkan pekerjaan baru melanjutkan
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.3.1 Kemandirian Emosional (X1)
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Emosional (X1)
Sumber: Data Primer (2013)
1. Dapat mengatur emosi sehingga tidak menyinggung orang lain yaitu tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 8%, setuju
sebesar 22%, sangat setuju sebesar 70%.
2. Tidak cepat terpengaruh terhadap pendapat orang lain yaitu yang menyatakan
sangat tidak setuju sebesar 1%, tidak setuju sebesar 7%, setuju sebesar
21%, sangat setuju sebesar 71%.
3. Setiap masalah yang dihadapi, selalu memikirkan pemecahannya sendiri yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 2%, tidak setuju sebesar 8%,
setuju sebesar 16%, sangat setuju sebesar 74%.
4. Tergantung terhadap dukungan emosional orang lain yaitu yang
menyatakan sangat tidak setuju sebesar 9%, tidak setuju sebesar 23%,
4.2.3.2 Kemandirian Perilaku (X2) Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Perilaku (X2)
Sumber: Data Primer (2013) diolah
1. Kemampuan mengambil keputusan dengan cepat yaitu tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 17%, setuju sebesar
60%, sangat setuju sebesar 23%.
2. Kemampuan menyadari konsekuensi yang akan mucul kemudian yaitu
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 22%,
setuju sebesar 57%, sangat setuju sebesar 21%.
3. Kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percaya diri yaitu tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 26%, setuju
sebesar 56%, sangat setuju sebesar 18%.
4. Apabila mengambil keputusan, tidak ragu ragu lagi yaitu tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 24%, setuju sebesar
54%, sangat setuju sebesar 22%.
5. Sebelum memutuskan sesuatu selalu meminta pendapat orang lain yaitu tidak
ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 8%, setuju
4.2.3.3 Kemandirian Nilai (X3) Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Nilai (X3)
Sumber: Data Primer (2013) diolah
1. Penolakan terhadap tekanan atau tuntutan orang lain yaitu yang
menyatakan sangat tidak setuju sebesar 9%, tidak setuju sebesar 19%,
setuju sebesar 56%, sangat setuju sebesar 16%.
2. Pengetahuan mengenai benar atau salah dilihat dari sisi nilai yaitu yang
menyatakan sangat tidak setuju sebesar 15%, tidak setuju sebesar 18%,
setuju sebesar 43%, sangat setuju sebesar 24%.
3. Mempunyai prinsip hidup yang kuat yaitu yang menyatakan sangat tidak
setuju sebesar 4%, tidak setuju sebesar 25%, setuju sebesar 49%, sangat
setuju sebesar 22%.
4. Setiap keputusan yang di ambil selalu dibandingkan dengan orang lain
yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 18%, tidak setuju
4.2.3.4 Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)
Sumber: Data Primer (2013) diolah
1. Keinginan memulai usaha kecil karena potensi penghasilan saya terbatas yaitu
yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4%, tidak setuju sebesar 3%,
setuju sebesar 32%, sangat setuju sebesar 61%.
2. Maksud memulai usaha kecil karena ingin memaksimalkan kemampuan yaitu
yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 33%, tidak setuju sebesar
7%, setuju sebesar 41%, sangat setuju sebesar 49%.
3. Ketertarikan memulai usaha kecil karena bebas mengatur ritme kerja yaitu
yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 3%, tidak setuju sebesar
12%, setuju sebesar 28%, sangat setuju sebesar 57%.
4. Keyakinan memulai usaha kecil karena sikap mental yang mandiri yaitu yang
menyatakan sangat tidak setuju sebesar 6%, tidak setuju sebesar 15%,
4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu
pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik
menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal
P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)
Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di
sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji
normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov
pada tingkat signifikan 10% (0,10). Hasil uji kolmogrov-smirnov dapat dilihat
pada tabel 4.13 dibawah ini.
Tabel 4.10
Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.31168116
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .096
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .965
Asymp. Sig. (2-tailed) .310
a. Test distribution is Normal.
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,310 di atas tingkat signifikansi 0,10 atau 10%. Atau Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,310 > 0,10.
4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis
statistik berupa Uji Glejser. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil
pengolahan dari Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.141 Uji Glejser
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa tidak satupun variabel independen
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut
(absUt). Hal ini dapat terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 10%. Jadi dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas. Berikut ini grafik heteroskesdatisitas pada gambar 4.2: Coefficientsa
KemandiriaanPerilaku .117 .059 .238 1.981 .050
KemandirianNilai -.008 .074 -.011 -.103 .919
Gambar 4.2 Pengujian Heteroskesdatisitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)
Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi
heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol
pada sumbu Y. Maka pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
secara acak maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.4.3 Uji Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah
mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel
bebas lainnya. Dengan nilai :
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas
Hasil pengolahan dari Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.12
a. Dependent Variable: KemauanMemulaiUsahaKecil
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)
Pada Tabel 4.15 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki
Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda
4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²)
Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan variabel
bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian
nilai (X3) dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil
(Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R² ≤ 1. Pengujian analisis re gresi linear berganda menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS)
versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari analisis regresi linear berganda