LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA JAJANAN MALAM JALAN
AYAHANDA MEDAN
I. DATA RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : Pria Wanita
4. Lama Berwirausaha : 1-5 Tahun 6-10 Tahun
5. Pendidikan : SD DIPLOMA
SMP S1 (Sarjana)
SMU
6. Jenis Usaha :
II. PETUNJUK PENGISIAN
Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i
untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang anda berikan akan
membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu
kepada responden, saya sebagai peneliti mengharapkan :
1. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah.
Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.
2. Berikan tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang disediakan.
3. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang
dianggap sesuai.
Keterangan :
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
III. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL A. Variabel PengetahuanKewirausahaan(X1).
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Saya memiliki kemampuan memahami produk yang dijalankan.
2. Saya mengetahui kondisi pasar produk saya.
3. Saya dapat mengelola usaha saya dengan baik.
4. Saya dapat mengatur keuangan dalam menjalankan usaha.
5. Saya memiliki kemampuan
menempatkan pegawai sesuai dengan bidang yang dijalankan.
B. Variabel Motif Berprestasi (X2).
C. Variabel KemandirianPribadi(X3).
No. Pernyataan SS S KS TS STS
10. Saya dapat mengendalikan emosi terhadap kritikan orang lain. 11. Saya memiliki keterampilan untuk
menciptakan ide baru.
12. Saya dapat menerima konsekuensi atas segala keputusan yang diambil.
No. Pernyataan SS S KS TS STS
6. Saya dapat mengahadapi masalah dan bersaing dalam menjalankan usaha. 7. Sayadapat menghasilkan produk yang
lebih baik untuk menarik konsumen. 8. Saya harus kreatif dalam menciptakan
sesuatu yang baru dalam usaha saya. 9. Saya cermat dalam melihat peluang yang
13. Saya dapat memberikan semangat untuk diri saya guna meningkatkan
keberhasilan usaha saya.
14. Saya dapat mengembangkan usaha saya agar dapat dikenal dikalangan
masyarakat.
D. Keberhasilan Usaha (Y).
No. Pernyataan SS S KS TS STS
15. Laba usaha saya bertambah dari waktu ke waktu.
16. Omset saya mengalami peningkatan dengan bertambahnya jumlah produksi saya.
17. Meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan.
18. Perputaran dana dalam usaha saya berkembang dengancepat.
LAMPIRAN 2
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Cronbach's Alpha N of Items
LAMPIRAN 3
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Berdiri Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation Count
Usia
Total 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan 4 12 8 24
Laki-Laki 0 22 14 36
Total 4 34 22 60
Jenis Kelamin * Lama Usaha Crosstabulation Count
Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation Count
Pendidikan
Total
SMA D3 S1
Jenis Kelamin Perempuan 15 7 2 24
Laki-Laki 24 7 5 36
LAMPIRAN 4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Kemandirian Pribadi, dan Keberhasilan Usaha
LAMPIRAN 5
Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)
Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.42699615 Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .040
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .772
Asymp. Sig. (2-tailed) .590
Hasil Uji Glejser
a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser
Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan Kewirausahaan (X1) .767 1.305
Motif Berprestasi (X2) .716 1.396
Kemandirian Pribadi (X3) .598 1.672
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 108.041 3 36.014 16.786 .000a
Residual 120.143 56 2.145
Total 228.183 59
a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2)
Uji SignifikansiParsial (Uji �)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.984 2.095 1.902 .062
Pengetahuan Kewirausahaan (X1)
.253 .096 .292 2.639 .011
Motif Berprestasi (X2) .350 .130 .309 2.697 .009
Kemandirian Pribadi (X3) .264 .121 .273 2.179 .034
a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)
Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .688a .473 .445 1.465
a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Widyautama. Jakarta.
Asri Laksmi Riani, dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Surakarta: UNS ress.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ghozali, Imam. 2015.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008.Pengantar Kewirausahaan. Penerbit USU Press, Medan.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
______. 2009.Kewirausahaan, Rajawali Press, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009.Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3. Erlangga. Jakarta.
Kuntawicaksono. 2012. Buku Kewirausahaan “Membangun Usaha Sukses Sejak
Usia Muda”, Salemba Empat, Jakarta.
Mudjiarto, Aliaras Wahid. 2006. Kewirausahaan, Membangun Karakter dan
Kepribadian. Jakarta.
Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Penerbit : Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.
Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut
Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
Situmorang, Syafrizal dan Muslich Lufti, 2012.Analisis Data: Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 16, Alfabeta. Bandung.
Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju
Sukses, Salemba Empat, Jakarta.
_______. 2006.Kewirausahaan,Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses,Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
_______. 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
_______. 2013.Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Empat Salemba Empat, Jakarta.
Widayana, Lendy. 2005. Knowladge Management, Meningkatkan Daya Saing
Bisnis, Malang: Bayu Medi.
Jurnal :
Ardhya, Putri Mahardika. 2014. Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan
Prestasi terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ektensi Jurusan ManajemenUSU Medan, Vol.2 No.3 Tahun 2014.
Hasendi, Merlin Yolla.2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha
Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat.Universitas Pendidikan Indonesia, Jurnal pendidikan Vol.1 No.1 Tahun 2013.
Manalu, Erika Boang. 2010. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan Dan Strategi
Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jln. Ujung Sidikalang).
Nasution, Khairul Syah Alam. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan
Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square, Vol.1 No.1 Tahun 2011.
Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam
Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,VOL.12, NO. 2, September 2010: 177-184.
Rahmadanita, Lia. 2016. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan
Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada
Ranto,Basuki. 2007.”Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan
Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung.”Jurnal Usahawan
No. 10 Tahun XXXVIOktober 2007.
Siti Nurbaya dan Moerdiyanto. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesiapan Berwirausahaan Siswa Kelas XII SMKN Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis. Program Pascasarjana UNY.
Zulkifli. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan
Seorang WirausahaDihubungkan Dengan Pemilihan Bidang Usaha.
Jurnal Ekonomi. 3: 28-33.
Website :
Skripsi:
Farisi,Raisan Al. 2013.Pengaruh Inovasi Dan Kreativitas Pengusaha Terhadap
Keberhasilan Bisnis, Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif, yaitu penelitian yang
menghubungkan dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan
mengontrol suatu gejala (Sujarweni, 2015:74). Adapun variabel yang
dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan kewirausahaan
(X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3) terhadap keberhasilan
usaha (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah usaha kuliner di Jalan Ayahanda Medan. Waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan selama penelitian ini dilakukan. Maka
batasan operasional penelitian ini dibatasi pada :
a. Variabel bebas (variabel independen) yang terkait dalam pembahasan ini ialah
Kemandirian Pribadi (X3). Dimana variabel bebas tersebutmempengaruhi
variabel terikat.
b. Variabel terikat (variabel dependen) yang terkait dalam pembahasan ini ialah
Keberhasilan Usaha (Y) Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.
3.4Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberikan arti dan membenarkan kegiatan atau suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Penguraianoperasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara
untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian, juga memberikan
batasan-batasan pada objek yang diteliti.
Operasional variabel yang akan diteliti adalah :
a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas (indepeden) dalam
penelitian ini adalah :
1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) adalahkemampuan seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat
dimanfaatkan dengan baik.
2. Motif Berprestasi (X2) adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada
3. Kemandirian Pribadi (X3) adalah orang yang dapat mengoptimalkan segala
daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.
b. Variabel terikatmerupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Adapun yang menjadi
variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha
(Y).
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengetahuan
Kewirausahaan
(X1)
Pengetahuankewirausa haan menurut (Kasmir,
2009:43) adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri
individu.
1. Mengerti tentang usaha yang suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai
hasil terbaik guna mencapai kepuasan
pribadi.
1. Selalu berusaha dan tidak mudah menyerah.
2. Menampilkan hasil yang lebih baik. 3. Mempunyai target
dalam berusaha. 4. Ingin lebih dihargai
karena adanya usaha.
Variabel Definisi Indikator Skala
nilai dalam diri seseorang yang
2. Berani menghadapi persaingan.
3. Mampu mengatasi
masalah yang diharapkan di dalam
bisnis.
Sumber : Kasmir (2009:43), Suryana (2006:52), Ranto (2007:22), diolah.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan(Sugiyono, 2012: 86).
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No. Skala Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber :Sugiyono, (2012:105).
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Menurut Kuncoro (2009:118) populasi adalah kelompok elemen yang
lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik
untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan maka yang menjadi
populasi pada penelitian ini adalah pedagang jajanan malam Jalan Ayahanda
Medan yang berjumlah 60 pedagang.
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Pedagang Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.
No. Jenis Dagangan Populasi
1. Lontong Malam 3
2. Seafood 2000 1
No Jenis Dagangan Populasi
4. Mie Aceh 4
5. Sate 6
6. Bakso 5
7. Siomay 2
8. Fried Chicken 3
9. Chicken Holic 2
10. Kebbab 4
11. Pempek 3
12. Burger 4
13. Roti Bakar 3
14. Minuman Jus 6
15. Es Buah 4
16. Coffee 6
17. Pokat Kocok 2
Total 60
Sumber: Pra Survey April, 2016.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa
mewakili keseluruhan populasi. Karena jumlah populasi yang sedikit, peneliti
mengambil seluruh jumlah populasi yang berjumlah 60 responden sebagai sampel.
Penarikan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh digunakan bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dapat dilakukan bila jumlah
3.7 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data dalam melakukan
penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung
dilokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang
diteliti.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian. Penelitian memperoleh data sekunder
dari buku, skripsi, jurnal, dan internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
1. Wawancara(Interview)
Dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait
sesuai dengan topik yang diteliti agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan
penulis dalam penelitian ini.
2. Kuesioner(Questioner)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
sejumlah daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya
3. Studi Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
penelitian terdahulu, dan jurnal yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian
ini.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrument penelitian disebarkan kepada responden maka terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk menilai kelayakan dari
instrumen penelitian yang digunakan. Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan
terhadap 30 orang responden di luar sampel.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner), Sugiyono (2012:109). Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini
dilakukan pada 30 orang pedagang jajanan malam disekitar Jalan Setia Budi
Medan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai
korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Pengujian validitas
dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Packageand Sosial Science) 20 for windows.Kriteria dalam menentukan
validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :
bila : rhitung>rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
Tabel 3.4 Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Sumber : Hasil pengolahan data (2016).
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected
Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji
validitas pada Tabel 3.4seluruh pernyataandinyatakan valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan di Jajanan malam Jalan Setia Budi Medan.
Menurut Situmorang dan Lufti (2012:79) reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
tersebut reliable. Butir pertanyaan yang sudah dinyatan valid dalam uji validitas
akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
bila : ralpha positif atau >rtabel maka pertanyaan reliabel.
ralpha negatif atau < rtablemaka pertanyaan tidak reliabel.
Tabel 3.5
Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.975 19
Sumber : Hasil pengolahan data (2016).
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka kuesioner penelitian
bersifat reliabel (Noor, 2011:165).Diketahui pada Tabel 3.5 bahwa kuesioner
bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak
bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu :
3.10.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi
normal atau tidak. Menurut Ghozhali (2015:115) memberikan pedoman
pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal
a. Nilai signifikan atau profitabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
b. Nilai signifikan atau profitabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residualsatu pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap,
makadisebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda,makadisebut
heteroskedastisitas.Modelregresiyangbaikadalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.10.3Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu
model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang
sangat kuat. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam
proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji persial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Variance Inflation
3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana penelitian
mengumpulkan,mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat
memberikan gambaran umum yang jelas mengenai objek yang diteliti. Data
diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden.
3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda ditunjukan untuk menentukan hubungan
linear antara beberapa variabel bebas yang disebut pengetahuan kewirausahaan
(X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)dengan variabel terkait
yang disebut keberhasilan usaha (Y). Analisis regresi linear berganda dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
(independen).Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan adalah:
Dimana :
Y =Keberhasilan usaha
a =Konstanta
b1b2b3=Koefisien linear berganda
X1 = Pengetahuan kewirausahaan
X2 = Motif berprestasi
X3 = Kemandirian pribadi
e =Standar error
3.12Pengujian Hipotesis
3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pengetahuan kewirausahaan
(X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap keberhasilan usaha (Y).
Kriteria pengujiannya adalah:
H0 :b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 :b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
adalah:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%
H1 ditolak jika Fhitung >Ftabelpada α = 5%
3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel X dan variabel Y. Apakah pengetahuan kewirausahaan (X1), motif
berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan usaha (Y).
Kriteria pengujiannya adalah:
H0 :b1,b2,b3 =0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
H1 : b1,b2,b3 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%
H1 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5%
3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya,
jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Unik dan lezat merupakan kunci penting untuk membangun sebuah bisnis
kuliner yang segar sehingga bisnis kuliner digemari oleh para konsumen. Beragam
bisnis kuliner yang telah ada saat ini, saling berlomba-lomba untuk memberikan
keunikan tersendiri bagi para konsumen mereka, mulai dari keunikan rasa sampai
dengan keunikan konsep.
Saat ini, tempat yang menyediakan makanan tidak hanya dijadikan tempat
untuk bersantap saja. Makan di tempat jajanan juga dijadikan sebagai sarana
untuk berkumpul dan bersosialisasi. Wirausaha kuliner melihat keadaan ini
sebagai peluang untuk membuat bisnis mereka menjadi lebih berkembang. Oleh
karena itu, tempat jajanan saat ini tidak hanya menawarkan makanan yang lezat
saja, tetapi mereka juga menawarkan berbagai suasana untuk dapat membuat
konsumen lebih lama berada di tempat penjual makanan.
Pada saat ini dalam perkembangan usaha kuliner, terdapat usaha kuliner
yang berjualan hanya pada malam hari saja. Usaha yang dibuat dengan konsep
jajanan malam yag berdiri setelah jam operasional toko atau tempat usaha yang
buka pada pagi hingga siang hari, dikarenakan wirausaha jajanan malam akan
menggunakan teras atau tempat toko tersebut setelah tutup. Jajanan malam yang
setiap jalan yang ada di kota medan dengan keunikan dan kekhasan makanan yang
dijual masing-masing wirausaha kuliner.
Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti jajanan malam yang terletak
pada jalan Ayahanda Medan yang banyak menjual jajanan malam yang beraneka
ragam. Para wirausaha membuka usaha makanan dan minuman mereka pada jam
5 sore hingga jam 11 malam setiap harinya.
Beberapa jenis jajanan malam yang ada dijalan Ayahanda Medan yang
terdiri dari makanan dan minuman antara lain :
1. Lontong Malam 2. Seafood 2000
3. Ayam Penyet Lamongan 4. Mie Aceh
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang
dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan
gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif
dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan
data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan
pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian
Pribadi terhadap Keberhasilan Usaha. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1),
yang terdiri dari 5 butir pernyataan, variabel Motif Berprestasi (X2) yang terdiri
dari 4 butir pernyataan, variabel Kemandirian Pribadi (X3) yang terdiri dari 5 butir
pernyataan dan variabel Keberhasilan Usaha (Y) yang terdiri dari 5 butir
pernyataan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 60 orang responden.
4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden
yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian
yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama berwirausaha dengan
menggunakan metode crosstab dan frekuensi sebagai berikut:
4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan usia dengan jenis kelamin responden
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation
Count
Usia
Total 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan 4 12 8 24
Laki-Laki 0 22 14 36
Total 4 34 22 60
Sumber: Data diolah (2016)
Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 4 orang berusia
17-21 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 22 orang berusia 22-26
tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak14 orang berusia 27-30 tahun
yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis
kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 22-26
tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan usaha jajanan malam yang
dibuka pada malam hari kebanyakan usaha yang didirikan oleh responden berjenis
kelamin laki-laki.
4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dengan pendidikan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation
Count
Pendidikan
Total
SMA D3 S1
Jenis Kelamin Perempuan 15 7 2 24
Laki-Laki 24 7 5 36
Total 39 14 7 60
Sumber: Data diolah (2016)
Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa dengan pendidikan SMA
sebanyak 24 orang berjenis kelamin laki-laki, 7 orang dengan pendidikan D3 dan
5 orang bependidikan S1. Sebanyak 15 orang berpendidikan SMA berjenis
kelamin perempuan, 7 orang dengan pendidikan D3, dan 2 orang bependidikan
S1. Responden yang berpendidikan S1 juga menjadi wirausahawan tetapi tidak
terjun langsung mengelola usaha setiap harinya hanya memantau setiap akhir
pekan. Dapat disimpulkan pedagang yang berjualan adalah laki-laki dengan
pendidikan SMA.
4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Waktu Berdirinya Usaha
Distribusi responden berdasarkan usia dengan waktu berdirinya usaha
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha Usia * Lama Usaha Crosstabulation
Count
Lama Usaha
Total 1-3 Tahun 4-6 Tahun 7-10 Tahun
Usia 17-21 Tahun 2 0 2 4
22-26 Tahun 33 1 0 34
27-30 Tahun 2 15 5 22
Total 37 16 7 60
Sumber: Data diolah (2016)
Dari Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa lama berdirinya usaha yang
ada di Jalan Ayahanda Medan sebanyak 37 pedagang telah membuka usaha
selama 1-3 tahun, 16 pedagang telah membuka usaha selama 4-6 tahun, dan 7
pedagang telah membuka usaha selama 7-10 tahun.
4.3 Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi, dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi,
kemandirian pribadi, dan keberhasilan usaha
4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan.
Jawaban responden tentang variabel pengetahuan kewirausahaan dapat
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan
Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 7 11.67 6 10 46 76.67 1 1.667 60 100 3.683 0.7 5 2
p2 0 0 3 5 24 40 33 55 0 0 60 100 3.5 0.6 4 2
p3 0 0 2 3.333 22 36.67 36 60 0 0 60 100 3.567 0.56 4 2
p4 0 0 5 8.333 6 10 49 81.67 0 0 60 100 3.733 0.61 4 2
p5 0 0 2 3.333 10 16.67 41 68.33 7 11.67 60 100 3.883 0.64 5 2
Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.4 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden
menjawabsetuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat pengetahuan
kewirausahaan, dan dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan 1 “wirausahawan harus memiliki kemampuan memahami
produk yang dijalankannya”, sebanyak 76,67% paling dominan menyatakan
setuju.
2. Pada pernyataan 2 “wirausahawan harus mengetahui kondisi pasar produknya”,
sebanyak 55% paling dominan menyatakan setuju.
3. Pada pernyataan 3 “wirausahawan harus dapat mengelola usahanya dengan
baik”, sebanyak 60% paling dominan menyatakan setuju.
4. Pada pernyataan 4 “wirausahawan harus mampu mengatur keuangan dalam
menjalankan usahanya”, sebanyak 81,67% paling dominan menyatakan setuju.
5. Pada pernyataan 5 “wirausahawan harus memiliki kemampuan menempatkan
pegawainya sesuai dengan bidangnya”, sebanyak 68,33% paling dominan
4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif Berprestasi.
Jawaban responden tentang variabel motif berprestasi dapat dijelaskan
pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi
Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min
f % f % f % F % f % f %
p6 0 0 5 8.333 10 16.67 44 73.33 1 1.667 60 100 3.683 0.65 5 2
p7 0 0 3 5 7 11.67 45 75 5 8.333 60 100 3.867 0.62 5 2
p8 0 0 6 10 26 43.33 28 46.67 0 0 60 100 3.367 0.66 4 2
p9 0 0 6 10 6 10 47 78.33 1 1.667 60 100 3.717 0.67 5 2
Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.5 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden
menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat motif berprestasi, dan
dapat dilihat bahwa:
6. Pada pernyataan 6 “wirausahawan harus mampu mengahadapi masalah dan
bersaing dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 73,33% paling dominan
menyatakan setuju.
7. Pada pernyataan 7 “wirausahawan harus mampu menghasilakan produk yang
lebih baik untuk menarik konsumennya”, sebanyak 75% paling dominan
menyatakan setuju.
8. Pada pernyataan 8 “wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan sesuatu
yang baru dalam usahanya”, sebanyak 46,67% paling dominan menyatakan
9. Pada pernyataan 9 “wirausahawan harus cermat dalam melihat peluang yang
ada di pasaran”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.
4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kemandirian Pribadi.
Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan
pada Tabel 4.6
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi
Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min
f % f % f % f % f % f %
p10 0 0 3 5 9 15 46 76.67 2 3.333 60 100 3.783 0.58 5 2
p11 0 0 2 3.333 8 13.33 47 78.33 3 5 60 100 3.85 0.55 5 2
p12 0 0 2 3.333 9 15 48 80 1 1.667 60 100 3.8 0.51 5 2
p13 0 0 1 1.667 8 13.33 49 81.67 2 3.333 60 100 3.867 0.47 5 2
p14 0 0 3 5 12 20 43 71.67 2 3.333 60 100 3.733 0.61 5 2
Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.6 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden
menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat kemandirian pribadi, dan
dapat dilihat bahwa:
10. Pada pernyataan 10 “wirausahawan harus mampu mengendalikan emosinya
terhadap kritikan orang lain”, sebanyak 76,67% paling dominan menyatakan
setuju.
11. Pada pernyataan 11 “wirausahawan harus memiliki keterampilan untuk
menciptakan ide barunya”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan
setuju.
12. Pada pernyataan 12 “wirausahawan harus mampu untuk menerima
konsekuensi atas segala keputusan yang diambilnya”, sebanyak 80% paling
13. Pada pernyataan 13 “wirausahawan harus mampu memberikan semangat
untuk diri sendiri guna meningkatkan keberhasilan usahnya”, sebanyak
81,67% paling dominan menyatakan setuju.
14. Pada pernyataan 14 “wirausahawan harus mampu mengembangkan usahanya
agar dapat dikenal dikalangan masyarakat”, sebanyak 71,67% paling dominan
menyatakan setuju.
4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keberhasilan Usaha.
Jawaban responden tentang variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan
pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden untuk Keberhasilan Usaha
Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.7 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden
menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat keberhasilan usaha, dan
dapat dilihat bahwa:
15. Pada pernyataan 15 “wirausahawan harus tahu laba usahanya bertambah dari
waktu ke waktu”, sebanyak 83,33% paling dominan menyatakan setuju.
16. Pada pernyataan 16 “wirausahawan harus tahu omsetnya mengalami
peningkatan dengan bertambahnya jumlah produksinya”, sebanyak65%
paling dominan menyatakan setuju.
Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min
f % f % f % f % f % f %
p15 0 0 5 8.333 3 5 50 83.33 2 3.333 60 100 3.817 0.62 5 2
p16 0 0 2 3.333 19 31.67 39 65 0 0 60 100 3.617 0.56 4 2
p17 0 0 2 3.333 14 23.33 44 73.33 0 0 60 100 3.7 0.53 4 2
p18 0 0 5 8.333 5 8.333 49 81.67 1 1.667 60 100 3.767 0.62 5 2
17. Pada pernyataan 17 “wirausahawan harus dapat meningkatkan produksinya
untuk memenuhi peningkatan permintaan”, sebanyak 73,33% paling dominan
menyatakan setuju.
18. Pada pernyataan 18 “wirausahawan harus tahu perputaran dana dalam
usahanya berkembang dengancepat”, sebanyak 81,67% paling dominan
menyatakan setuju.
19. Pada pernyataan 19 “wirausahawan harus dapat menambah jumlah
karyawannya”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui
pengaruhatau hubungan antara variabel independent (pengetahuan kewirausahaan,
motif berprestasi, kemandirian pribadi) dan variabel dependent (keberhasilan
usaha). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS for Windows
untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Seluruh variabel akan dimasukkan ke
dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Hasil dari
Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda
Model a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e
1. Konstanta (a) pada Y = 3,984 artinya walaupun variabel pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi bernilai nol maka
perilaku kewirausahaan akan tetap 3,984.
2. Koefisien regresi pengetahuan kewirausahaan (X1) = 0,253 artinya variabel
3. Koefisien regresi motif berprestasi (X2) = 0,350 artinya variabel motif
berprestasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.
4.Koefisien regresi kemandirian pribadi (X3) = 0,264 artinya variabel kemandirian
pribadi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.
4.5Uji Asumsi Klasik
Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan
pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik
yang harus dipenuhi, yaitu:
4.5.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi
normal atau tidak.Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakanuji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozhali (2015:115)
memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau
merupakan distribusi normal berdasarkan uji normalitas yang dapat dilihat dari:
a. Nilai signifikan atau profitabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
Tabel 4.9
Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.42699615 Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .040
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .772
Asymp. Sig. (2-tailed) .590
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah (2016)
Menurut Situmorang dan Lufti (2012:121) apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan
0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan
normal.
Pada Tabel 4.9 diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,590. Karena nilai probabilitas yakni 0,590lebih besar dibandingkan
tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.
4.5.2Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residualsatu pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap,
makadisebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda,makadisebut
heteroskedastisitas.Modelregresiyangbaikadalah tidak terjadi heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji
Glejser. Berikut hasil uji Glejser:
Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari
pengetahuan kewirausahaan adalah 0,631, nilai probabilitas atau Sig. dari motif
berprestasi adalah 0,106, dan nilai probabilitas atau Sig. dari kemandirian pribadi
adalah 0,921. Karena seluruh nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan),
maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.5.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu
model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang
sangat kuat. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam
proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji persial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Variance Inflation
(Sujarweni, 2015:159). Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan Kewirausahaan (X1) .767 1.305
Motif Berprestasi (X2) .716 1.396
Kemandirian Pribadi (X3) .598 1.672 Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Pada Tabel 4.11 nilai VIF dari pengetahuan kewirausahaan(�1)adalah 1,305, nilai VIF dari motif berprestasi (�2)adalah 1,396, dan nilai VIF dari kemandirian pribadi (�3) adalah 1,672. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas.
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f)
Uji-f dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berupa Pengetahuan
Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2), dan Kemandirian Pribadi (X3)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat berupa
Keberhasilan Usaha (Y). Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan
nilai Ftabel dengan Fhitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for
Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α =5% dengan kriteria sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%
H1 ditolak jika Fhitung >Ftabelpada α = 5%
Tabel 4.12
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji � ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 108.041 3 36.014 16.786 .000a
Residual 120.143 56 2.145
Total 228.183 59
a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)
b. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Motif Berprestasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X1)
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui nilai F hitung adalah 16,786 dan nilai F
tabel adalah 2,769.Karena nilai F hitung, yakni 16,786, lebih besar dibandingkan
F tabel 2,769 maka variabel pengetahuan kewirausahaandan, motif berprestasi,
dan kemandirian pribadi secara bersama-sama atau simultan, berpengaruh
signifikan(secara statistika) terhadap keberhasilan usaha.
4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
kemandirian pribadi (X3), secara parsial (individual) terhadap variasi variabel
keberhasilan usaha (Y), kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%
H1 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5%
Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai
probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan α = 5%. Suatu variabel
bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel
berikut:
Tabel 4.13
Uji SignifikansiParsial (Uji �)
Model
a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)
Pada Tabel 4.13 diketahui nilai �ℎ����� untuk pengetahuan kewirausahaan adalah 2,639, untuk motif berprestasi adalah 2,697, dan untuk kemandirian pribadi
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari variabel
pengetahuan kewirausahaan adalah 0,011, nilai probabilitas (Sig.) dari variabel
motif berprestasi adalah 0,009, dan nilai probabilitas (Sig.) dari variabel
kemandirian pribadi adalah 0,034. Diketahui masing-masing nilai probabilitas
(Sig.) dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan
kemandirian pribadi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti pengaruh parsial
(masing-masing) dari pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan
kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.
4.7 Analisis Koefisien Determinasi(R2)
Koefisien Determinasi (R2)digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 <R2< 1. Sebaliknya,
jika (R2)semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel pengetahuan
kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)terhadap
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .688a .473 .445 1.465
a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Motif Berprestasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X1)
b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y) Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa :
1. R= 0,688 berarti hubungan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan
kemandirian pribadi sangat erat sebesar 68,8%.
2. Adjusted R square sebesar 0,445 berarti 44,5% faktor – faktor keberhasilan
usaha dapat dijelaskan oleh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan
kemandirian pribadi dalam penelitian ini.
3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.
Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1,465. Semakin kecil standar deviasi
berarti model semakin baik.
Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,473. Nilai tersebut berarti
seluruh variabel bebas, yakni pengetahuan kewirausahaan, motif
berprestasi,dankemandirian pribadi secara simultan mempengaruhi variabel
keberhasilan usaha sebesar 47,3%, sisanya sebesar 52,7% dipengaruhi oleh
4.8 Pembahasan
4.8.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), pengetahuan kewirausahaan
memiliki pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam
jalan Ayahanda Medan dengan nilai signifikan 0,11. Menurut Kasmir (2009:43)
pengetahuankewirausahaanadalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang
terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila
tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Sebaiknya wirausahaan
memiliki pengetahuan yang memadai sebelum membuka usaha yang ingin
dijalankannya. Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan
pengetahuan kewirausahaan dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor
lima yaitu 3,883 dimana para wirausahawan menempatkan diri pada kemampuan
yang dimilikinya sehingga mereka dapat menjalankan usahanya dengan baik.
Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan pengetahuan
kewirausahaan dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor dua yaitu 3,5
dimana para wirausahawan kurang mengetahui keinginan konsumennya hanya
melihat dari segi lokasi yang banyak ditempati untuk berjualan. Dari hasil
jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata
jawaban responden mengenai pengetahuan kewirausahaan 3,6732 dimana 3,6732
termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner
memadai terhadap usaha yang akan dijalankannya. Dengan adanya pengetahuan
yang memadai yang dimiliki oleh wirausahawan, dimana pengetahuan tersebut
akan memberi informasi hal-hal yang mendukung bisnis tersebut dan
resiko-resiko yang mungkin dihadapi oleh wirausahawan kedepannya yang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Rahmadanita
(2016) pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik kewirausahaan
terhadap keberhasilan usaha pada wirausaha mikrodi kelurahan madras hulu
medan polonia. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan
kewirausahan dan karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif terhadap
keberhasilan usaha.
4.8.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Keberhasilan Usaha
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), motif berprestasi memiliki
pengaruh terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan Ayahanda
Medandengan nilai signifikan 0,09. Menurut Suryana (2006:52) motif berprestasi
adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil
terbaik guna mencapai kepuasan pribadi. Wirausahaan harus memiliki reaksi ingin
berprestasi di dalam hidupnya. Nilai berprestasi pada seorang wirausaha yaitu
mencapai hasil terbaik dalam menjalankan usahanya, menjaga agar usaha yang
dijalankan terus mengalami perkembangan. Hasil tertinggi dari jawaban
responden untuk pernyataan motif berprestasi dapat dilihat dari nilai rata-rata
menghasilkan makanan dan minuman untuk menarik para konsumennya. Hasil
terendah dari jawaban responden untuk pernyataan motif berprestasi dapat dilihat
dari nilai rata-rata pernyataan nomor delapan yaitu 3,367 dimana para
wirausahawan kurang mampu memberikan sesuatu yang baru pada produknya
dikarenakan kurangnya minat para konsumen terhadap produknya.Dari hasil
jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata
jawaban responden mengenai motif berprestasi 3,6585 dimana 3,6585 termasuk
dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di
sekitar jalan Ayahanda Medan memiliki motif ingin berprestasi. Dengan adanya
motif ingin berprestasi yang dimiliki oleh wirausahawan akan membuat
wirausahawan akan selalu membuat perubahan dalam keberhasilan usaha menjadi
lebih baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Hasendi
(2013) pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha tanaman
hias mawar potong desa cihideung bandung barat. Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa pengaruh motivasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan
usaha.
4.8.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), kemandirian pribadi
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan
Ayahanda Medandengan nilai signifikan 0,34. Menurut Ranto (2007:22)
mengarah pada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Dalam
diri wirausahawan harus memiliki sifat mandiri yang tidak mengandalkan orang
lain dalam melakukan sesuatu untuk dirinya sendirinya agar usaha yag dijalankan
hasil kerja keras dan pemikirian yang datang dari wirausahawan.
Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan kemandirian
pribadi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor tiga belas yaitu 3,867
dimana wirausahawan dapat memberikan motivasi atau semangat untuk dirinya
sendiri dalam menghadapi persaingan demi tercapainya keberhasilan pada
usahanya. Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan kemandirian
pribadi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor empat belas yaitu 3,733
dimana wirausahawan belum dapat berfikir jauh untuk mengembangkan usahanya
dilokasi lain atau membuka cabang karena wirausahawan ingin lebih terfokuskan
pada usaha yang ada di jalan Ayahanda Medan terlebih dahulu. Dari hasil
jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata
jawaban responden mengenai kemandirian pribadi 3,8066 dimana 3,8066
termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner
yang ada di sekitar jalan Ayahanda Medan memiliki kemandirian pribadi.
Kemandirian pribadi yang dimiliki wirausahawan berpengaruh kepada
keberhasilan usaha menjadi lebih siap untuk mengahadapi segala resiko yang akan
datang dalam usahanya.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ardhya (2014)
kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi terhadap kemauan memulai
hasil analisis data menunjukkan bahwa kemandirian pribadi dan kebutuhan akan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan Pengetahuan
Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi terhadap
Keberhasilan Usaha dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji-F), bahwa pengaruh variabel
Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi,
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Keberhasilan Usaha.
2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) diketahui bahwa dari variabel Pengetahuan
Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi yang lebih
berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha adalah variabel Motif Berprestasi
dengan nilai �ℎ����� adalah 2,697, sedangkan untuk dua variabel lainnya yaitu variabel Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadisedikit lebih
kecil berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada jajanan malam Jalan
Ayahanda Medan.
3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 47,3%, memberi arti
bahwa variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan
Kemandirian Pribadi mampu mempengaruhi variabel Keberhasilan Usaha,
5.2 Saran
1. Pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh yang kurang kuat terhadap
keberhasilan usaha. Pengetahuan yang dimiliki wirausahawan belum begitu
sesuai dengan usaha yang dijalankan. Peneliti memberi masukan agar
wirausahawan dapat selalu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki
dan tidak takut untuk belajar hal-hal yang baru agar usaha yang dikelola tidak
ketinggalan dunia perkembangan pasar. Wirausahawan harus lebih giat lagi
untuk mencari informasi tentang selera konsumen agar usaha yang dijalankan
mengikuti kemauan konsumen yang akan membuat usaha tersebut tetap
berjalan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Pada penelitian ini variabel motif berprestasi lebih kuat mempengaruhi
keberhasilan usaha. Peneliti melihat usaha yang dilakukan para wirausahawan
sudah baik, apabila wirausahawan lebih kreatif lagi pada usahanya maka
dapat menarik konsumen lebih banyak sehingga dapat lebih ditingkatkan pada
kemampuan yang ada pada diri wirausaha dan untuk kemandirian pribadi
yang perlu ditingkatkan lagi karena mendukung motif berprestasi seseorang.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan
mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan mendatang melalui
penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel lain
untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh
kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap
keberhasilan usaha serta memperluas ruang lingkup penelitian agar hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1Pengetahuan Kewirausahaan
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana
2013:2). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan
pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan
inovatif(Suryana, 2010:2).
Menurut Anoraga (2009:27)kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih
banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih tepat,
melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan
manajemen.
Menurut Kasmir (2009:16) secara sederhana wirausahawan (entrepreneur)
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti.
Pengetahuan kewirausahaan menurut Nurbaya dan Moerdiyanto (2012:10)
adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang
mewujudkan ide baru ke dalam dunia nyata secara kreatif.Sedangkan menurut
Kuntawicaksono (2012:49) pengetahuan kewirausahaan adalah pemahaman
seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan
inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan
usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat atau konsumennya.
Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari
sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang
wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
dan kemauan.
Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang
telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha,
serta pengetahuan tidak tangsung yang diperoleh dari berbagai pihak sebelum
maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2005:9).
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan proses,
pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis yang menyediakan barang atau jasa
Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila
tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan
dan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha adalah:
a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:
a. Keterampilan dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, tentu saja harus memiliki
kemampuan dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus
memiliki kemampuan kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan olehSuryana,
(2010:5)“wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kemampuan, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas
individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan. Kewirausahaan
atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul,
formal,dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang
diberikan dalam praktek.
Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang
wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha
yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan
yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana
memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta
merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.
2.1.2Motif Berprestasi
2.1.2.1 Pengertian Motif Berprestasi
Motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi
yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan, dan
memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau
dan mempengaruhi orang lain. Seseorang yang memiliki motif berprestasi yang
tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan
terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif (Asri dkk,
2005:43). Sedangkan menurut Kasmir(2006:17) motif berprestasi adalah suatu
upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dan kompetensi
berdasarkan suatu ukuran keunggulan.
Motif yang mendorong tingkah laku seseorang dengan titik berat dengan
tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif terdahulu objeknya
berprestasi tidak menghiraukan orang lain. Baginya adalah bagaimana caranya
agar bisa mencapai prestasi tertentu. Orang lain bagi dirinya hanyalah sebagai
instrument yang mungkin dapat digunakan dalam rangka mencapai prestasi
(Mudjiarto, 2006:25).
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif, yaitu motif berprestasi. Menurut Suryana (2006:52) motif
berprestasi adalah suatu nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil
terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.
Menurut Suryana (2003:53), wirausaha yang memiliki motif berprestasi
tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang.
Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang
wirausahawan karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan
mengerjakan segala sesuatu melebihi standart yang ada. Arah pandang
wirausahawan juga harus berorientasi kedepan. Keberhasilan atau kegagalan