• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA JAJANAN MALAM JALAN

AYAHANDA MEDAN

I. DATA RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Pria Wanita

4. Lama Berwirausaha : 1-5 Tahun 6-10 Tahun

5. Pendidikan : SD DIPLOMA

SMP S1 (Sarjana)

SMU

6. Jenis Usaha :

(2)

II. PETUNJUK PENGISIAN

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i

untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang anda berikan akan

membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu

kepada responden, saya sebagai peneliti mengharapkan :

1. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah.

Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.

2. Berikan tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang disediakan.

3. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang

dianggap sesuai.

Keterangan :

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2

(3)

III. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL A. Variabel PengetahuanKewirausahaan(X1).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya memiliki kemampuan memahami produk yang dijalankan.

2. Saya mengetahui kondisi pasar produk saya.

3. Saya dapat mengelola usaha saya dengan baik.

4. Saya dapat mengatur keuangan dalam menjalankan usaha.

5. Saya memiliki kemampuan

menempatkan pegawai sesuai dengan bidang yang dijalankan.

B. Variabel Motif Berprestasi (X2).

C. Variabel KemandirianPribadi(X3).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

10. Saya dapat mengendalikan emosi terhadap kritikan orang lain. 11. Saya memiliki keterampilan untuk

menciptakan ide baru.

12. Saya dapat menerima konsekuensi atas segala keputusan yang diambil.

No. Pernyataan SS S KS TS STS

6. Saya dapat mengahadapi masalah dan bersaing dalam menjalankan usaha. 7. Sayadapat menghasilkan produk yang

lebih baik untuk menarik konsumen. 8. Saya harus kreatif dalam menciptakan

sesuatu yang baru dalam usaha saya. 9. Saya cermat dalam melihat peluang yang

(4)

13. Saya dapat memberikan semangat untuk diri saya guna meningkatkan

keberhasilan usaha saya.

14. Saya dapat mengembangkan usaha saya agar dapat dikenal dikalangan

masyarakat.

D. Keberhasilan Usaha (Y).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

15. Laba usaha saya bertambah dari waktu ke waktu.

16. Omset saya mengalami peningkatan dengan bertambahnya jumlah produksi saya.

17. Meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan.

18. Perputaran dana dalam usaha saya berkembang dengancepat.

(5)

LAMPIRAN 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Cronbach's Alpha N of Items

(6)

LAMPIRAN 3

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(7)

Berdiri Usaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation Count

Usia

Total 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan 4 12 8 24

Laki-Laki 0 22 14 36

Total 4 34 22 60

Jenis Kelamin * Lama Usaha Crosstabulation Count

(8)

Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation Count

Pendidikan

Total

SMA D3 S1

Jenis Kelamin Perempuan 15 7 2 24

Laki-Laki 24 7 5 36

(9)

LAMPIRAN 4

Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Kemandirian Pribadi, dan Keberhasilan Usaha

(10)

LAMPIRAN 5

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.42699615 Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .040

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .772

Asymp. Sig. (2-tailed) .590

(11)

Hasil Uji Glejser

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) .767 1.305

Motif Berprestasi (X2) .716 1.396

Kemandirian Pribadi (X3) .598 1.672

Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 108.041 3 36.014 16.786 .000a

Residual 120.143 56 2.145

Total 228.183 59

a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2)

(12)

Uji SignifikansiParsial (Uji )

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.984 2.095 1.902 .062

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

.253 .096 .292 2.639 .011

Motif Berprestasi (X2) .350 .130 .309 2.697 .009

Kemandirian Pribadi (X3) .264 .121 .273 2.179 .034

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .688a .473 .445 1.465

a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Widyautama. Jakarta.

Asri Laksmi Riani, dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Surakarta: UNS ress.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. 2015.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS19, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008.Pengantar Kewirausahaan. Penerbit USU Press, Medan.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______. 2009.Kewirausahaan, Rajawali Press, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009.Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3. Erlangga. Jakarta.

Kuntawicaksono. 2012. Buku Kewirausahaan “Membangun Usaha Sukses Sejak

Usia Muda”, Salemba Empat, Jakarta.

Mudjiarto, Aliaras Wahid. 2006. Kewirausahaan, Membangun Karakter dan

Kepribadian. Jakarta.

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Penerbit : Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut

Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, Penerbit PT Grasindo,

Jakarta.

Situmorang, Syafrizal dan Muslich Lufti, 2012.Analisis Data: Untuk Riset

Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 16, Alfabeta. Bandung.

(14)

Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2006.Kewirausahaan,Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses,Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2013.Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Empat Salemba Empat, Jakarta.

Widayana, Lendy. 2005. Knowladge Management, Meningkatkan Daya Saing

Bisnis, Malang: Bayu Medi.

Jurnal :

Ardhya, Putri Mahardika. 2014. Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan

Prestasi terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ektensi Jurusan ManajemenUSU Medan, Vol.2 No.3 Tahun 2014.

Hasendi, Merlin Yolla.2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat.Universitas Pendidikan Indonesia, Jurnal pendidikan Vol.1 No.1 Tahun 2013.

Manalu, Erika Boang. 2010. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan Dan Strategi

Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jln. Ujung Sidikalang).

Nasution, Khairul Syah Alam. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square, Vol.1 No.1 Tahun 2011.

Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam

Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,VOL.12, NO. 2, September 2010: 177-184.

Rahmadanita, Lia. 2016. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada

(15)

Ranto,Basuki. 2007.”Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan

Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung.”Jurnal Usahawan

No. 10 Tahun XXXVIOktober 2007.

Siti Nurbaya dan Moerdiyanto. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kesiapan Berwirausahaan Siswa Kelas XII SMKN Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis. Program Pascasarjana UNY.

Zulkifli. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan

Seorang WirausahaDihubungkan Dengan Pemilihan Bidang Usaha.

Jurnal Ekonomi. 3: 28-33.

Website :

Skripsi:

Farisi,Raisan Al. 2013.Pengaruh Inovasi Dan Kreativitas Pengusaha Terhadap

Keberhasilan Bisnis, Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif, yaitu penelitian yang

menghubungkan dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat

dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan

mengontrol suatu gejala (Sujarweni, 2015:74). Adapun variabel yang

dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan kewirausahaan

(X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3) terhadap keberhasilan

usaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah usaha kuliner di Jalan Ayahanda Medan. Waktu

penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan selama penelitian ini dilakukan. Maka

batasan operasional penelitian ini dibatasi pada :

a. Variabel bebas (variabel independen) yang terkait dalam pembahasan ini ialah

(17)

Kemandirian Pribadi (X3). Dimana variabel bebas tersebutmempengaruhi

variabel terikat.

b. Variabel terikat (variabel dependen) yang terkait dalam pembahasan ini ialah

Keberhasilan Usaha (Y) Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.

3.4Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan memberikan arti dan membenarkan kegiatan atau suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Penguraianoperasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara

untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian, juga memberikan

batasan-batasan pada objek yang diteliti.

Operasional variabel yang akan diteliti adalah :

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas (indepeden) dalam

penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) adalahkemampuan seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak

inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat

dimanfaatkan dengan baik.

2. Motif Berprestasi (X2) adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada

(18)

3. Kemandirian Pribadi (X3) adalah orang yang dapat mengoptimalkan segala

daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.

b. Variabel terikatmerupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Adapun yang menjadi

variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha

(Y).

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengetahuan

Kewirausahaan

(X1)

Pengetahuankewirausa haan menurut (Kasmir,

2009:43) adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri

individu.

1. Mengerti tentang usaha yang suatu nilai sosial yang

menekankan pada hasrat untuk mencapai

hasil terbaik guna mencapai kepuasan

pribadi.

1. Selalu berusaha dan tidak mudah menyerah.

2. Menampilkan hasil yang lebih baik. 3. Mempunyai target

dalam berusaha. 4. Ingin lebih dihargai

karena adanya usaha.

(19)

Variabel Definisi Indikator Skala

nilai dalam diri seseorang yang

2. Berani menghadapi persaingan.

3. Mampu mengatasi

masalah yang diharapkan di dalam

bisnis.

Sumber : Kasmir (2009:43), Suryana (2006:52), Ranto (2007:22), diolah.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan(Sugiyono, 2012: 86).

(20)

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No. Skala Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber :Sugiyono, (2012:105).

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2009:118) populasi adalah kelompok elemen yang

lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik

untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan maka yang menjadi

populasi pada penelitian ini adalah pedagang jajanan malam Jalan Ayahanda

Medan yang berjumlah 60 pedagang.

Tabel 3.3

Jumlah Populasi Pedagang Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.

No. Jenis Dagangan Populasi

1. Lontong Malam 3

2. Seafood 2000 1

(21)

No Jenis Dagangan Populasi

4. Mie Aceh 4

5. Sate 6

6. Bakso 5

7. Siomay 2

8. Fried Chicken 3

9. Chicken Holic 2

10. Kebbab 4

11. Pempek 3

12. Burger 4

13. Roti Bakar 3

14. Minuman Jus 6

15. Es Buah 4

16. Coffee 6

17. Pokat Kocok 2

Total 60

Sumber: Pra Survey April, 2016.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa

mewakili keseluruhan populasi. Karena jumlah populasi yang sedikit, peneliti

mengambil seluruh jumlah populasi yang berjumlah 60 responden sebagai sampel.

Penarikan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh digunakan bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dapat dilakukan bila jumlah

(22)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data dalam melakukan

penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

3.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung

dilokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang

diteliti.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Penelitian memperoleh data sekunder

dari buku, skripsi, jurnal, dan internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Wawancara(Interview)

Dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait

sesuai dengan topik yang diteliti agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan

penulis dalam penelitian ini.

2. Kuesioner(Questioner)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan

sejumlah daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(23)

3. Studi Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

penelitian terdahulu, dan jurnal yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian

ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrument penelitian disebarkan kepada responden maka terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk menilai kelayakan dari

instrumen penelitian yang digunakan. Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan

terhadap 30 orang responden di luar sampel.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner), Sugiyono (2012:109). Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini

dilakukan pada 30 orang pedagang jajanan malam disekitar Jalan Setia Budi

Medan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai

korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Pengujian validitas

dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Packageand Sosial Science) 20 for windows.Kriteria dalam menentukan

validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

bila : rhitung>rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

(24)

Tabel 3.4 Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Sumber : Hasil pengolahan data (2016).

Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected

Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji

validitas pada Tabel 3.4seluruh pernyataandinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan di Jajanan malam Jalan Setia Budi Medan.

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:79) reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang

(25)

tersebut reliable. Butir pertanyaan yang sudah dinyatan valid dalam uji validitas

akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

bila : ralpha positif atau >rtabel maka pertanyaan reliabel.

ralpha negatif atau < rtablemaka pertanyaan tidak reliabel.

Tabel 3.5

Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.975 19

Sumber : Hasil pengolahan data (2016).

Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka kuesioner penelitian

bersifat reliabel (Noor, 2011:165).Diketahui pada Tabel 3.5 bahwa kuesioner

bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak

bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus

dipenuhi, yaitu :

3.10.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi

normal atau tidak. Menurut Ghozhali (2015:115) memberikan pedoman

pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal

(26)

a. Nilai signifikan atau profitabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak

normal.

b. Nilai signifikan atau profitabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residualsatu pengamatan yang

lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap,

makadisebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda,makadisebut

heteroskedastisitas.Modelregresiyangbaikadalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.3Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu

model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang

sangat kuat. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam

proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji persial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Variance Inflation

(27)

3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana penelitian

mengumpulkan,mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat

memberikan gambaran umum yang jelas mengenai objek yang diteliti. Data

diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden.

3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda ditunjukan untuk menentukan hubungan

linear antara beberapa variabel bebas yang disebut pengetahuan kewirausahaan

(X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)dengan variabel terkait

yang disebut keberhasilan usaha (Y). Analisis regresi linear berganda dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

(independen).Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan adalah:

Dimana :

Y =Keberhasilan usaha

a =Konstanta

b1b2b3=Koefisien linear berganda

X1 = Pengetahuan kewirausahaan

X2 = Motif berprestasi

X3 = Kemandirian pribadi

e =Standar error

(28)

3.12Pengujian Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pengetahuan kewirausahaan

(X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap keberhasilan usaha (Y).

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 :b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 :b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H1 ditolak jika Fhitung >Ftabelpada α = 5%

3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

variabel X dan variabel Y. Apakah pengetahuan kewirausahaan (X1), motif

berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)mempunyai pengaruh terhadap

keberhasilan usaha (Y).

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 :b1,b2,b3 =0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

(29)

H1 : b1,b2,b3 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

H1 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5%

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien

determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik

kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya,

jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas

(30)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Unik dan lezat merupakan kunci penting untuk membangun sebuah bisnis

kuliner yang segar sehingga bisnis kuliner digemari oleh para konsumen. Beragam

bisnis kuliner yang telah ada saat ini, saling berlomba-lomba untuk memberikan

keunikan tersendiri bagi para konsumen mereka, mulai dari keunikan rasa sampai

dengan keunikan konsep.

Saat ini, tempat yang menyediakan makanan tidak hanya dijadikan tempat

untuk bersantap saja. Makan di tempat jajanan juga dijadikan sebagai sarana

untuk berkumpul dan bersosialisasi. Wirausaha kuliner melihat keadaan ini

sebagai peluang untuk membuat bisnis mereka menjadi lebih berkembang. Oleh

karena itu, tempat jajanan saat ini tidak hanya menawarkan makanan yang lezat

saja, tetapi mereka juga menawarkan berbagai suasana untuk dapat membuat

konsumen lebih lama berada di tempat penjual makanan.

Pada saat ini dalam perkembangan usaha kuliner, terdapat usaha kuliner

yang berjualan hanya pada malam hari saja. Usaha yang dibuat dengan konsep

jajanan malam yag berdiri setelah jam operasional toko atau tempat usaha yang

buka pada pagi hingga siang hari, dikarenakan wirausaha jajanan malam akan

menggunakan teras atau tempat toko tersebut setelah tutup. Jajanan malam yang

(31)

setiap jalan yang ada di kota medan dengan keunikan dan kekhasan makanan yang

dijual masing-masing wirausaha kuliner.

Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti jajanan malam yang terletak

pada jalan Ayahanda Medan yang banyak menjual jajanan malam yang beraneka

ragam. Para wirausaha membuka usaha makanan dan minuman mereka pada jam

5 sore hingga jam 11 malam setiap harinya.

Beberapa jenis jajanan malam yang ada dijalan Ayahanda Medan yang

terdiri dari makanan dan minuman antara lain :

1. Lontong Malam 2. Seafood 2000

3. Ayam Penyet Lamongan 4. Mie Aceh

(32)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang

dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan

gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif

dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan

data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan

pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian

Pribadi terhadap Keberhasilan Usaha. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

yang terdiri dari 5 butir pernyataan, variabel Motif Berprestasi (X2) yang terdiri

dari 4 butir pernyataan, variabel Kemandirian Pribadi (X3) yang terdiri dari 5 butir

pernyataan dan variabel Keberhasilan Usaha (Y) yang terdiri dari 5 butir

pernyataan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 60 orang responden.

4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden

yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian

yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama berwirausaha dengan

menggunakan metode crosstab dan frekuensi sebagai berikut:

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan usia dengan jenis kelamin responden

(33)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation

Count

Usia

Total 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan 4 12 8 24

Laki-Laki 0 22 14 36

Total 4 34 22 60

Sumber: Data diolah (2016)

Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 4 orang berusia

17-21 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 22 orang berusia 22-26

tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak14 orang berusia 27-30 tahun

yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis

kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 22-26

tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan usaha jajanan malam yang

dibuka pada malam hari kebanyakan usaha yang didirikan oleh responden berjenis

kelamin laki-laki.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dengan pendidikan

(34)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation

Count

Pendidikan

Total

SMA D3 S1

Jenis Kelamin Perempuan 15 7 2 24

Laki-Laki 24 7 5 36

Total 39 14 7 60

Sumber: Data diolah (2016)

Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa dengan pendidikan SMA

sebanyak 24 orang berjenis kelamin laki-laki, 7 orang dengan pendidikan D3 dan

5 orang bependidikan S1. Sebanyak 15 orang berpendidikan SMA berjenis

kelamin perempuan, 7 orang dengan pendidikan D3, dan 2 orang bependidikan

S1. Responden yang berpendidikan S1 juga menjadi wirausahawan tetapi tidak

terjun langsung mengelola usaha setiap harinya hanya memantau setiap akhir

pekan. Dapat disimpulkan pedagang yang berjualan adalah laki-laki dengan

pendidikan SMA.

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Waktu Berdirinya Usaha

Distribusi responden berdasarkan usia dengan waktu berdirinya usaha

(35)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha Usia * Lama Usaha Crosstabulation

Count

Lama Usaha

Total 1-3 Tahun 4-6 Tahun 7-10 Tahun

Usia 17-21 Tahun 2 0 2 4

22-26 Tahun 33 1 0 34

27-30 Tahun 2 15 5 22

Total 37 16 7 60

Sumber: Data diolah (2016)

Dari Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa lama berdirinya usaha yang

ada di Jalan Ayahanda Medan sebanyak 37 pedagang telah membuka usaha

selama 1-3 tahun, 16 pedagang telah membuka usaha selama 4-6 tahun, dan 7

pedagang telah membuka usaha selama 7-10 tahun.

4.3 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan

nilai standar deviasi, dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi,

kemandirian pribadi, dan keberhasilan usaha

4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan.

Jawaban responden tentang variabel pengetahuan kewirausahaan dapat

(36)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % f % f % f %

p1 0 0 7 11.67 6 10 46 76.67 1 1.667 60 100 3.683 0.7 5 2

p2 0 0 3 5 24 40 33 55 0 0 60 100 3.5 0.6 4 2

p3 0 0 2 3.333 22 36.67 36 60 0 0 60 100 3.567 0.56 4 2

p4 0 0 5 8.333 6 10 49 81.67 0 0 60 100 3.733 0.61 4 2

p5 0 0 2 3.333 10 16.67 41 68.33 7 11.67 60 100 3.883 0.64 5 2

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden

menjawabsetuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat pengetahuan

kewirausahaan, dan dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan 1 “wirausahawan harus memiliki kemampuan memahami

produk yang dijalankannya”, sebanyak 76,67% paling dominan menyatakan

setuju.

2. Pada pernyataan 2 “wirausahawan harus mengetahui kondisi pasar produknya”,

sebanyak 55% paling dominan menyatakan setuju.

3. Pada pernyataan 3 “wirausahawan harus dapat mengelola usahanya dengan

baik”, sebanyak 60% paling dominan menyatakan setuju.

4. Pada pernyataan 4 “wirausahawan harus mampu mengatur keuangan dalam

menjalankan usahanya”, sebanyak 81,67% paling dominan menyatakan setuju.

5. Pada pernyataan 5 “wirausahawan harus memiliki kemampuan menempatkan

pegawainya sesuai dengan bidangnya”, sebanyak 68,33% paling dominan

(37)

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif Berprestasi.

Jawaban responden tentang variabel motif berprestasi dapat dijelaskan

pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % F % f % f %

p6 0 0 5 8.333 10 16.67 44 73.33 1 1.667 60 100 3.683 0.65 5 2

p7 0 0 3 5 7 11.67 45 75 5 8.333 60 100 3.867 0.62 5 2

p8 0 0 6 10 26 43.33 28 46.67 0 0 60 100 3.367 0.66 4 2

p9 0 0 6 10 6 10 47 78.33 1 1.667 60 100 3.717 0.67 5 2

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.5 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden

menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat motif berprestasi, dan

dapat dilihat bahwa:

6. Pada pernyataan 6 “wirausahawan harus mampu mengahadapi masalah dan

bersaing dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 73,33% paling dominan

menyatakan setuju.

7. Pada pernyataan 7 “wirausahawan harus mampu menghasilakan produk yang

lebih baik untuk menarik konsumennya”, sebanyak 75% paling dominan

menyatakan setuju.

8. Pada pernyataan 8 “wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan sesuatu

yang baru dalam usahanya”, sebanyak 46,67% paling dominan menyatakan

(38)

9. Pada pernyataan 9 “wirausahawan harus cermat dalam melihat peluang yang

ada di pasaran”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kemandirian Pribadi.

Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan

pada Tabel 4.6

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % f % f % f %

p10 0 0 3 5 9 15 46 76.67 2 3.333 60 100 3.783 0.58 5 2

p11 0 0 2 3.333 8 13.33 47 78.33 3 5 60 100 3.85 0.55 5 2

p12 0 0 2 3.333 9 15 48 80 1 1.667 60 100 3.8 0.51 5 2

p13 0 0 1 1.667 8 13.33 49 81.67 2 3.333 60 100 3.867 0.47 5 2

p14 0 0 3 5 12 20 43 71.67 2 3.333 60 100 3.733 0.61 5 2

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.6 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden

menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat kemandirian pribadi, dan

dapat dilihat bahwa:

10. Pada pernyataan 10 “wirausahawan harus mampu mengendalikan emosinya

terhadap kritikan orang lain”, sebanyak 76,67% paling dominan menyatakan

setuju.

11. Pada pernyataan 11 “wirausahawan harus memiliki keterampilan untuk

menciptakan ide barunya”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan

setuju.

12. Pada pernyataan 12 “wirausahawan harus mampu untuk menerima

konsekuensi atas segala keputusan yang diambilnya”, sebanyak 80% paling

(39)

13. Pada pernyataan 13 “wirausahawan harus mampu memberikan semangat

untuk diri sendiri guna meningkatkan keberhasilan usahnya”, sebanyak

81,67% paling dominan menyatakan setuju.

14. Pada pernyataan 14 “wirausahawan harus mampu mengembangkan usahanya

agar dapat dikenal dikalangan masyarakat”, sebanyak 71,67% paling dominan

menyatakan setuju.

4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keberhasilan Usaha.

Jawaban responden tentang variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan

pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden untuk Keberhasilan Usaha

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.7 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden

menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat keberhasilan usaha, dan

dapat dilihat bahwa:

15. Pada pernyataan 15 “wirausahawan harus tahu laba usahanya bertambah dari

waktu ke waktu”, sebanyak 83,33% paling dominan menyatakan setuju.

16. Pada pernyataan 16 “wirausahawan harus tahu omsetnya mengalami

peningkatan dengan bertambahnya jumlah produksinya”, sebanyak65%

paling dominan menyatakan setuju.

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % f % f % f %

p15 0 0 5 8.333 3 5 50 83.33 2 3.333 60 100 3.817 0.62 5 2

p16 0 0 2 3.333 19 31.67 39 65 0 0 60 100 3.617 0.56 4 2

p17 0 0 2 3.333 14 23.33 44 73.33 0 0 60 100 3.7 0.53 4 2

p18 0 0 5 8.333 5 8.333 49 81.67 1 1.667 60 100 3.767 0.62 5 2

(40)

17. Pada pernyataan 17 “wirausahawan harus dapat meningkatkan produksinya

untuk memenuhi peningkatan permintaan”, sebanyak 73,33% paling dominan

menyatakan setuju.

18. Pada pernyataan 18 “wirausahawan harus tahu perputaran dana dalam

usahanya berkembang dengancepat”, sebanyak 81,67% paling dominan

menyatakan setuju.

19. Pada pernyataan 19 “wirausahawan harus dapat menambah jumlah

karyawannya”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui

pengaruhatau hubungan antara variabel independent (pengetahuan kewirausahaan,

motif berprestasi, kemandirian pribadi) dan variabel dependent (keberhasilan

usaha). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS for Windows

untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Seluruh variabel akan dimasukkan ke

dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Hasil dari

(41)

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda

Model a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e

1. Konstanta (a) pada Y = 3,984 artinya walaupun variabel pengetahuan

kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi bernilai nol maka

perilaku kewirausahaan akan tetap 3,984.

2. Koefisien regresi pengetahuan kewirausahaan (X1) = 0,253 artinya variabel

(42)

3. Koefisien regresi motif berprestasi (X2) = 0,350 artinya variabel motif

berprestasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

4.Koefisien regresi kemandirian pribadi (X3) = 0,264 artinya variabel kemandirian

pribadi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

4.5Uji Asumsi Klasik

Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan

pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik

yang harus dipenuhi, yaitu:

4.5.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi

normal atau tidak.Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan

menggunakanuji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozhali (2015:115)

memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau

merupakan distribusi normal berdasarkan uji normalitas yang dapat dilihat dari:

a. Nilai signifikan atau profitabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak

normal.

(43)

Tabel 4.9

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.42699615 Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .040

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .772

Asymp. Sig. (2-tailed) .590

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah (2016)

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:121) apabila pada hasil uji

Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan

0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan

normal.

Pada Tabel 4.9 diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,590. Karena nilai probabilitas yakni 0,590lebih besar dibandingkan

tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.5.2Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residualsatu pengamatan yang

lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap,

makadisebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda,makadisebut

heteroskedastisitas.Modelregresiyangbaikadalah tidak terjadi heteroskedastisitas

(44)

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji

Glejser. Berikut hasil uji Glejser:

Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari

pengetahuan kewirausahaan adalah 0,631, nilai probabilitas atau Sig. dari motif

berprestasi adalah 0,106, dan nilai probabilitas atau Sig. dari kemandirian pribadi

adalah 0,921. Karena seluruh nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan),

maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu

model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang

sangat kuat. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam

proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji persial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Variance Inflation

(45)

(Sujarweni, 2015:159). Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) .767 1.305

Motif Berprestasi (X2) .716 1.396

Kemandirian Pribadi (X3) .598 1.672 Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)

Pada Tabel 4.11 nilai VIF dari pengetahuan kewirausahaan(�1)adalah 1,305, nilai VIF dari motif berprestasi (�2)adalah 1,396, dan nilai VIF dari kemandirian pribadi (�3) adalah 1,672. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas.

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f)

Uji-f dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berupa Pengetahuan

Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2), dan Kemandirian Pribadi (X3)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat berupa

Keberhasilan Usaha (Y). Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan

nilai Ftabel dengan Fhitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

(46)

H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for

Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α =5% dengan kriteria sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H1 ditolak jika Fhitung >Ftabelpada α = 5%

Tabel 4.12

Uji Pengaruh Simultan dengan Uji ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 108.041 3 36.014 16.786 .000a

Residual 120.143 56 2.145

Total 228.183 59

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

b. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Motif Berprestasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui nilai F hitung adalah 16,786 dan nilai F

tabel adalah 2,769.Karena nilai F hitung, yakni 16,786, lebih besar dibandingkan

F tabel 2,769 maka variabel pengetahuan kewirausahaandan, motif berprestasi,

dan kemandirian pribadi secara bersama-sama atau simultan, berpengaruh

signifikan(secara statistika) terhadap keberhasilan usaha.

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

(47)

kemandirian pribadi (X3), secara parsial (individual) terhadap variasi variabel

keberhasilan usaha (Y), kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

H1 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5%

Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai

probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan α = 5%. Suatu variabel

bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel

berikut:

Tabel 4.13

Uji SignifikansiParsial (Uji )

Model

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Pada Tabel 4.13 diketahui nilai �ℎ����� untuk pengetahuan kewirausahaan adalah 2,639, untuk motif berprestasi adalah 2,697, dan untuk kemandirian pribadi

(48)

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari variabel

pengetahuan kewirausahaan adalah 0,011, nilai probabilitas (Sig.) dari variabel

motif berprestasi adalah 0,009, dan nilai probabilitas (Sig.) dari variabel

kemandirian pribadi adalah 0,034. Diketahui masing-masing nilai probabilitas

(Sig.) dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan

kemandirian pribadi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti pengaruh parsial

(masing-masing) dari pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan

kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.

4.7 Analisis Koefisien Determinasi(R2)

Koefisien Determinasi (R2)digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien

Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik

kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 <R2< 1. Sebaliknya,

jika (R2)semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas

yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel pengetahuan

kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)terhadap

(49)

Tabel 4.14

Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .688a .473 .445 1.465

a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Motif Berprestasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y) Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa :

1. R= 0,688 berarti hubungan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan

kemandirian pribadi sangat erat sebesar 68,8%.

2. Adjusted R square sebesar 0,445 berarti 44,5% faktor – faktor keberhasilan

usaha dapat dijelaskan oleh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan

kemandirian pribadi dalam penelitian ini.

3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.

Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1,465. Semakin kecil standar deviasi

berarti model semakin baik.

Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,473. Nilai tersebut berarti

seluruh variabel bebas, yakni pengetahuan kewirausahaan, motif

berprestasi,dankemandirian pribadi secara simultan mempengaruhi variabel

keberhasilan usaha sebesar 47,3%, sisanya sebesar 52,7% dipengaruhi oleh

(50)

4.8 Pembahasan

4.8.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), pengetahuan kewirausahaan

memiliki pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam

jalan Ayahanda Medan dengan nilai signifikan 0,11. Menurut Kasmir (2009:43)

pengetahuankewirausahaanadalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang

terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila

tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Sebaiknya wirausahaan

memiliki pengetahuan yang memadai sebelum membuka usaha yang ingin

dijalankannya. Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan

pengetahuan kewirausahaan dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor

lima yaitu 3,883 dimana para wirausahawan menempatkan diri pada kemampuan

yang dimilikinya sehingga mereka dapat menjalankan usahanya dengan baik.

Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan pengetahuan

kewirausahaan dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor dua yaitu 3,5

dimana para wirausahawan kurang mengetahui keinginan konsumennya hanya

melihat dari segi lokasi yang banyak ditempati untuk berjualan. Dari hasil

jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata

jawaban responden mengenai pengetahuan kewirausahaan 3,6732 dimana 3,6732

termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner

(51)

memadai terhadap usaha yang akan dijalankannya. Dengan adanya pengetahuan

yang memadai yang dimiliki oleh wirausahawan, dimana pengetahuan tersebut

akan memberi informasi hal-hal yang mendukung bisnis tersebut dan

resiko-resiko yang mungkin dihadapi oleh wirausahawan kedepannya yang akan

berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Rahmadanita

(2016) pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik kewirausahaan

terhadap keberhasilan usaha pada wirausaha mikrodi kelurahan madras hulu

medan polonia. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan

kewirausahan dan karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif terhadap

keberhasilan usaha.

4.8.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), motif berprestasi memiliki

pengaruh terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan Ayahanda

Medandengan nilai signifikan 0,09. Menurut Suryana (2006:52) motif berprestasi

adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil

terbaik guna mencapai kepuasan pribadi. Wirausahaan harus memiliki reaksi ingin

berprestasi di dalam hidupnya. Nilai berprestasi pada seorang wirausaha yaitu

mencapai hasil terbaik dalam menjalankan usahanya, menjaga agar usaha yang

dijalankan terus mengalami perkembangan. Hasil tertinggi dari jawaban

responden untuk pernyataan motif berprestasi dapat dilihat dari nilai rata-rata

(52)

menghasilkan makanan dan minuman untuk menarik para konsumennya. Hasil

terendah dari jawaban responden untuk pernyataan motif berprestasi dapat dilihat

dari nilai rata-rata pernyataan nomor delapan yaitu 3,367 dimana para

wirausahawan kurang mampu memberikan sesuatu yang baru pada produknya

dikarenakan kurangnya minat para konsumen terhadap produknya.Dari hasil

jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata

jawaban responden mengenai motif berprestasi 3,6585 dimana 3,6585 termasuk

dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di

sekitar jalan Ayahanda Medan memiliki motif ingin berprestasi. Dengan adanya

motif ingin berprestasi yang dimiliki oleh wirausahawan akan membuat

wirausahawan akan selalu membuat perubahan dalam keberhasilan usaha menjadi

lebih baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Hasendi

(2013) pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha tanaman

hias mawar potong desa cihideung bandung barat. Berdasarkan hasil analisis data

menunjukkan bahwa pengaruh motivasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan

usaha.

4.8.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), kemandirian pribadi

memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan

Ayahanda Medandengan nilai signifikan 0,34. Menurut Ranto (2007:22)

(53)

mengarah pada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Dalam

diri wirausahawan harus memiliki sifat mandiri yang tidak mengandalkan orang

lain dalam melakukan sesuatu untuk dirinya sendirinya agar usaha yag dijalankan

hasil kerja keras dan pemikirian yang datang dari wirausahawan.

Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan kemandirian

pribadi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor tiga belas yaitu 3,867

dimana wirausahawan dapat memberikan motivasi atau semangat untuk dirinya

sendiri dalam menghadapi persaingan demi tercapainya keberhasilan pada

usahanya. Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan kemandirian

pribadi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor empat belas yaitu 3,733

dimana wirausahawan belum dapat berfikir jauh untuk mengembangkan usahanya

dilokasi lain atau membuka cabang karena wirausahawan ingin lebih terfokuskan

pada usaha yang ada di jalan Ayahanda Medan terlebih dahulu. Dari hasil

jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata

jawaban responden mengenai kemandirian pribadi 3,8066 dimana 3,8066

termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner

yang ada di sekitar jalan Ayahanda Medan memiliki kemandirian pribadi.

Kemandirian pribadi yang dimiliki wirausahawan berpengaruh kepada

keberhasilan usaha menjadi lebih siap untuk mengahadapi segala resiko yang akan

datang dalam usahanya.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ardhya (2014)

kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi terhadap kemauan memulai

(54)

hasil analisis data menunjukkan bahwa kemandirian pribadi dan kebutuhan akan

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi terhadap

Keberhasilan Usaha dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji-F), bahwa pengaruh variabel

Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi,

secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan

signifikanterhadap Keberhasilan Usaha.

2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) diketahui bahwa dari variabel Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi yang lebih

berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha adalah variabel Motif Berprestasi

dengan nilai �ℎ����� adalah 2,697, sedangkan untuk dua variabel lainnya yaitu variabel Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadisedikit lebih

kecil berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada jajanan malam Jalan

Ayahanda Medan.

3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 47,3%, memberi arti

bahwa variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan

Kemandirian Pribadi mampu mempengaruhi variabel Keberhasilan Usaha,

(56)

5.2 Saran

1. Pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh yang kurang kuat terhadap

keberhasilan usaha. Pengetahuan yang dimiliki wirausahawan belum begitu

sesuai dengan usaha yang dijalankan. Peneliti memberi masukan agar

wirausahawan dapat selalu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki

dan tidak takut untuk belajar hal-hal yang baru agar usaha yang dikelola tidak

ketinggalan dunia perkembangan pasar. Wirausahawan harus lebih giat lagi

untuk mencari informasi tentang selera konsumen agar usaha yang dijalankan

mengikuti kemauan konsumen yang akan membuat usaha tersebut tetap

berjalan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Pada penelitian ini variabel motif berprestasi lebih kuat mempengaruhi

keberhasilan usaha. Peneliti melihat usaha yang dilakukan para wirausahawan

sudah baik, apabila wirausahawan lebih kreatif lagi pada usahanya maka

dapat menarik konsumen lebih banyak sehingga dapat lebih ditingkatkan pada

kemampuan yang ada pada diri wirausaha dan untuk kemandirian pribadi

yang perlu ditingkatkan lagi karena mendukung motif berprestasi seseorang.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan

mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan mendatang melalui

penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel lain

untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh

kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap

keberhasilan usaha serta memperluas ruang lingkup penelitian agar hasil

(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1Pengetahuan Kewirausahaan

2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan

dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana

2013:2). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi

terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan

pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan

inovatif(Suryana, 2010:2).

Menurut Anoraga (2009:27)kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan

kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang

memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik pada

pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih

banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan

produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih tepat,

melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan

manajemen.

Menurut Kasmir (2009:16) secara sederhana wirausahawan (entrepreneur)

(58)

berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri

dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam

kondisi tidak pasti.

Pengetahuan kewirausahaan menurut Nurbaya dan Moerdiyanto (2012:10)

adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang

mewujudkan ide baru ke dalam dunia nyata secara kreatif.Sedangkan menurut

Kuntawicaksono (2012:49) pengetahuan kewirausahaan adalah pemahaman

seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan

inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan

usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat atau konsumennya.

Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari

sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang

wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,

dan kemauan.

Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang

telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha,

serta pengetahuan tidak tangsung yang diperoleh dari berbagai pihak sebelum

maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2005:9).

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan proses,

pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis yang menyediakan barang atau jasa

(59)

Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila

tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan

dan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan

usaha yang ada.

b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:

a. Keterampilan dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.

b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.

c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.

d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.

e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, tentu saja harus memiliki

kemampuan dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus

memiliki kemampuan kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan olehSuryana,

(2010:5)“wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki

kemampuan, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas

individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku

yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan. Kewirausahaan

atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul,

(60)

formal,dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang

diberikan dalam praktek.

Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang

wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha

yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan

yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana

memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta

merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.

2.1.2Motif Berprestasi

2.1.2.1 Pengertian Motif Berprestasi

Motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi

yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan, dan

memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau

dan mempengaruhi orang lain. Seseorang yang memiliki motif berprestasi yang

tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan

terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif (Asri dkk,

2005:43). Sedangkan menurut Kasmir(2006:17) motif berprestasi adalah suatu

upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dan kompetensi

berdasarkan suatu ukuran keunggulan.

Motif yang mendorong tingkah laku seseorang dengan titik berat dengan

tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif terdahulu objeknya

(61)

berprestasi tidak menghiraukan orang lain. Baginya adalah bagaimana caranya

agar bisa mencapai prestasi tertentu. Orang lain bagi dirinya hanyalah sebagai

instrument yang mungkin dapat digunakan dalam rangka mencapai prestasi

(Mudjiarto, 2006:25).

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha

karena adanya motif, yaitu motif berprestasi. Menurut Suryana (2006:52) motif

berprestasi adalah suatu nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil

terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.

Menurut Suryana (2003:53), wirausaha yang memiliki motif berprestasi

tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada

dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan

kegagalan.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.

5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang.

Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang

wirausahawan karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan

mengerjakan segala sesuatu melebihi standart yang ada. Arah pandang

wirausahawan juga harus berorientasi kedepan. Keberhasilan atau kegagalan

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.3 Jumlah Populasi Pedagang Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.
Tabel 3.4 Item-Total Statistics
Tabel 3.5 Reliabilitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Universitas Negeri

[r]

Unit Kerja : Fakultas Ekonomi.. Status

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang ter egistr asi pada Layanan Pengadaan Secar a Elektr onik ( LPSE ) dan memenuhi per syar atan memiliki ijin usaha

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidatul Kistatuhu tentang penggunaan media program autoplay untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII A

Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai berbagai jenis dari tindak tutur direktif yang terdapat