BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
1. Pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh yang kurang kuat terhadap keberhasilan usaha. Pengetahuan yang dimiliki wirausahawan belum begitu sesuai dengan usaha yang dijalankan. Peneliti memberi masukan agar wirausahawan dapat selalu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki dan tidak takut untuk belajar hal-hal yang baru agar usaha yang dikelola tidak ketinggalan dunia perkembangan pasar. Wirausahawan harus lebih giat lagi untuk mencari informasi tentang selera konsumen agar usaha yang dijalankan mengikuti kemauan konsumen yang akan membuat usaha tersebut tetap berjalan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Pada penelitian ini variabel motif berprestasi lebih kuat mempengaruhi keberhasilan usaha. Peneliti melihat usaha yang dilakukan para wirausahawan sudah baik, apabila wirausahawan lebih kreatif lagi pada usahanya maka dapat menarik konsumen lebih banyak sehingga dapat lebih ditingkatkan pada kemampuan yang ada pada diri wirausaha dan untuk kemandirian pribadi yang perlu ditingkatkan lagi karena mendukung motif berprestasi seseorang. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan
mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan mendatang melalui penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel lain untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap keberhasilan usaha serta memperluas ruang lingkup penelitian agar hasil penelitian dapat diperluas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1Pengetahuan Kewirausahaan
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana 2013:2). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif(Suryana, 2010:2).
Menurut Anoraga (2009:27)kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih tepat, melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Menurut Kasmir (2009:16) secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Pengetahuan kewirausahaan menurut Nurbaya dan Moerdiyanto (2012:10) adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang mewujudkan ide baru ke dalam dunia nyata secara kreatif.Sedangkan menurut Kuntawicaksono (2012:49) pengetahuan kewirausahaan adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat atau konsumennya.
Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan.
Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha, serta pengetahuan tidak tangsung yang diperoleh dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2005:9).
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan proses, pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis yang menyediakan barang atau jasa baru yang kreatif dan juga inovatif, serta menciptakan lapangan pekerjaan.
Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha adalah:
a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.
b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya: a. Keterampilan dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko. b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi. e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, tentu saja harus memiliki kemampuan dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus memiliki kemampuan kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan olehSuryana, (2010:5)“wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kemampuan, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan. Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul, karena hubungan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan
formal,dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek.
Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.
2.1.2Motif Berprestasi
2.1.2.1 Pengertian Motif Berprestasi
Motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan, dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain. Seseorang yang memiliki motif berprestasi yang tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif (Asri dkk, 2005:43). Sedangkan menurut Kasmir(2006:17) motif berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dan kompetensi berdasarkan suatu ukuran keunggulan.
Motif yang mendorong tingkah laku seseorang dengan titik berat dengan tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif terdahulu objeknya orang lain yang ada dilingkungannya, maka orang yang mempunyai motif
berprestasi tidak menghiraukan orang lain. Baginya adalah bagaimana caranya agar bisa mencapai prestasi tertentu. Orang lain bagi dirinya hanyalah sebagai instrument yang mungkin dapat digunakan dalam rangka mencapai prestasi (Mudjiarto, 2006:25).
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif, yaitu motif berprestasi. Menurut Suryana (2006:52) motif berprestasi adalah suatu nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.
Menurut Suryana (2003:53), wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan. 5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang.
Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standart yang ada. Arah pandang wirausahawan juga harus berorientasi kedepan. Keberhasilan atau kegagalan wirausahawan akan dapat dilihat aspek prespektif kedepan dengan adanya
kreativitas yang tinggi, berkomitmen terhadap pekerjaan, bertanggung jawab, berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang.
2.1.2.2 Karakteristik Individu Berprestasi Tinggi
Menurut Djaali (2008:34) individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil kerjanya.
2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai.
3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaanya. 4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
2.1.3 Kemandirian Pribadi
2.1.3.1 Pengertian Kemandirian Pribadi
Kemandirian menurut Ranto (2007:22)adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah pada kedewasaansehingga dia mampu menghadapi persaingan. Dalam Ranto (2007:22) menegaskan bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang diinginkan berupa kebebasan berpikir untuk memuaskan dirinya dan orang lain.
Menurut Suryana (2013:34) kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.Sedangkan menurut Riyanti (2003:24)
kemandirian pribadi adalah suatu kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru tanpa harus bergantung pada orang lain dan mampu menghadapi persaingan yang ada.
Menurut Ranto (2007:23)mengatakan bahwa perkembangan keberhasilan pribadi dan antar pribadi dapat digerakkan ke arah kemajuan pada kematangan menuju kemandirian sampai kesaling tergantungan.
Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif,mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri (http://octa-octavianthi.blogspot.com,2016 oleh octavianthi)
2.1.3.2 Bentuk Kemandirian Pribadi
.
Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu dalam pemikiran dan tindakan, seorang pemimpin memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertia
1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Bertanggung jawab terhadap pada apa yang dilakukannya.
2.1.3.3 Faktor-Faktor YangDapat Dimiliki Dalam Kemandirian
Menurut Suryana (2013:34)faktor-faktor yang dapat dimiliki dalamkemandirian sebagai berikut :
1. Berani Menghadapi Risiko.
Menjadi wirausahawan harus selalu berani mengahadapi risiko. Semakin besar risiko yang dihadapinya, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, semakin kurang berani menghadapi risiko, maka kemungkinan keberhasilan semakin sedikit. Tentu saja, risiko-risiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya, merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai akan sebanding dengan risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.
2. Selalu Mencari Peluang.
Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda,dan sesuatu yang lebihbermanfaat serta mudahdigunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam dimensi yang berlainan pada sewaktu-waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yangmembuatnya mampu dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan
wirausahawan dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelolah peluang usaha tersebut.
2.1.4 Keberhasilan Usaha
2.1.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,karena kekayaan biasdiperoleh denganberbagaicarasehinggamenghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada samasekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baikmaka nilai berusahanyajelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Nasution (2001:12)sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
MenurutHutagalung (2008:50)sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.
Menurut Farisi (2013:27)keberhasilan usaha adalah tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan.
2.1.4.2 Faktor Keberhasilan Usaha
Faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil antara lain rasa percaya diri, selalu berorintasi pada hasil, suka tantangan dan resiko, jiwa kepemimpinan, mempunyai ide kreativitas, dan berorientasi pada masa depan (Zulkifi 2009:33).
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko.Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankan.
Adanya kerja kerasusaha agar berhasil maka, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait dengan wirausaha. Berikutiniadalah tahapandalammembangunkewirausahaan yangsukses.
DalamSuryana(2009:67)mengemukakantigafaktorpenyebab keberhasilan seorang wirausaha, antara lain:
1. Kemampuan dan kemauan.
Wirausaha yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan dan wirausaha yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan,keduanya
tidakakanmenjadi wirausaha yang sukses.Misalnya seseorang yang
memilikikemauanuntukmembukatokotapitidakmemiliki kemampuanuntuk mengelolanya,makalamakelamaantokonyaakantutup.Begitu jugadengan orang
yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak memiliki kemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang tersebuttidak pernahmemilikiusaha. 2. Tekad yang kuat dan kerja keras.
Wirausaha yang tidak memilikitekad kuat tetapi maubekerja kerasdan wirausahayang mau bekerjakeras tetapi memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
3. Kesempatan dan peluang.
Mengenalpeluangyangadadanberusahameraihnyaketikaadakesempatanmer upakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang wirausaha.
Terdapat beberapa persyaratan untuk mencapai keberhasilan wirausaha (Suryana 2003:98), diantaranya:
a. Mandiri tetapi bisa bekerjasamadengan orang lain dan mampu berinteraksi dengan prinsip.
b. Mempunyaicita-cita, impian,visi,harapan, ambisitapi bukanambisius, obsesi, tantangan dianggapsebagai titik awal untuk mencapai tujuan dalam meraih kesuksesan.
c. Selainbermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya,tetapi jugabermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
d. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan sifat negatif ketika memandang dan memperlakukanorang lain.
f. Berpikirsebagai wirausaha yang sukses, karena wirausaha yang sukses harus berpikir seperti seorang wirausaha yang sukses dan bukan berpikirselayaknya orang yang gagal.
g. Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai pribadi yang unggul
2.2Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. (2016). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikrodi Kelurahan Madras Hulu Medan Polonia. Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Karakteristik Kewirausahaan (X2), Keberhasilan Usaha (Y).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahan dan karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada wirausaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan.
No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 2. Ardhya, (2014). Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ektensi Jurusan Manajemen USU Medan. Kemandirian Pribadi (X1), Kebutuhan akanPrestasi (X2), Kemauan Memulai Usaha (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan memulai usaha pada mahasiwa ekstensi jurusan Manajemen USU Medan.
3. Hasendi, Merlin Yolla, (2013).
Pengaruh Motivasi terhadap keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat. Pengaruh Motivasi (X), Keberhasilan Usaha (Y.) Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasiberpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Dan hasil penelitian memberikan
kesimpulan, semakin tinggi motivasi maka semakin meningkat juga keberhasilan usaha para
pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung kota Bandung. No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
4. (2011). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaandan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Manajemen Permodalan (X2), Keberhasilan Usaha (Y). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima. 5. Purnama, Chamdan, (2010). Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur). Motivasi (X1), Kemampuan Usaha (X2), Keberhasilan Usaha (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi usaha berpengaruh signifikan terhadap kemampuan usaha, kemampuan usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, kemampuan usaha berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kemampuan usaha lebih dominan mempengaruhi keberhasilan usaha dibandingkan dengan motivasi usaha. No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
6. (2010). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan Dan Strategi Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jln. Ujung Sidikalang). Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Strategi Pemasaran (X2), Keberhasilan Usaha (Y). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor pengetahuan kewirausahaan dan strategi pemasaran berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha pakaian di jalan Ujung Sidikalang. 2.3 Kerangka Konseptual
Pada penelitian ini variabel Pengetahuan Kewirausahaan(X1), Motif Berprestasi(X2),Kemandirian Pribadi(X3)berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha (Y).
Menurut Suryana (2013:2) kewirausahaan adalah kemampuan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Jadi hubungan pengetahuan kewirausahaan dengan keberhasilan usaha seperti yang dikemukakan (Suryana, 2010:5) “wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan”.Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses dan mencapai keberhasilan dalam usahanya tentu saja pewirausaha harus memiliki kompetensi dalam menghadapi segala resiko dan tantangan. Salah satu kompetensi itu ialah pengetahuan kewirausahaan. Setiap
wirausaha harus memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan layak sebelum memasuki dunia usaha dan memulai usahanya, karena hal itu berpengaruh langsung pada hasil, dimana akan menentukan titik keberhasilan pada usaha yang dirintis. Dengan pengetahuan yang cukup para pelaku usaha dapat menerapkannya pada usaha yang akan dijalankan sehingga mereka dapat mencapai keberhasilan usaha sesuai target yang mereka inginkan.
Demikian pula dengan motif berprestasi juga mempengaruhi keberhasilan usaha pada seorang wirausaha. Menurut Kasmir (2006:17) motif berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dan kompetensi berdasarkan suatu ukuran keunggulan. Motivasiyang baik dan positif tentu akan meningkatkan keinginan, semangat, hasrat untuk bekerja dan berusaha secara aktif dan sungguh-sungguh, sehingga pada akhirnya tercipta suatu sinergi yang baik antara motivasisehingga keberhasilan suatu usaha dapat dicapai dengan mudah.
Menurut Riyanti (2003:24) kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru tanpa harus bergantung pada orang lain dan mampu menghadapi persaingan yang ada. Loyalitas terhadap pekerjaan yang akan dihadapinya dan kreativitasnya untuk mencapai peluang serta kesadaran terhadap profesinya, akan mengarahkan dirinya secara pasti pada kebebasannya berfikir guna mencapai keberhasilan dalam usaha yang dirintisnya. Bagaimanapun tuntutan kemandirian pribadi memiliki dua bentuk yaitu dalam pemikiran dan kewajiban. Mampu
bertanggung jawab terhadap keinginan mengalokasikan sumber daya yang berharga dari dirinya sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka konseptual dalam penelitian ini, seperti yang disajikan dalam gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hasil-hasil penelitian yang terikat dan kerangka berpikir di atas, dapat ditarik hipotesis penelitian yang berupa jawaban sementara dari masalah penelitian yang telah dirumuskan yaitu sebagai berikut:
H1 : Pengetahuan kewirausahaan berpengaruhterhadap keberhasilan usaha pada jajanan malam Ayahanda Medan.
H2 : Motif berprestasi berpengaruhterhadap keberhasilan usaha pada jajanan malam Ayahanda Medan.
Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Motif Berprestasi (X2) Keberhasilan Usaha (Y) Kemandirian Pribadi (X3)
H3 : Kemandirian pribadi berpengaruhterhadap keberhasilan usaha pada jajanan malam Ayahanda Medan.
H4 : Pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada jajanan malam Ayahanda Medan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Suryana (2013:4)mengatakan “secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi suatu negara”. Dalam berbagai riset juga membuktikan bahwa negara yang berhasil maju dan meningkatkan kemakmuran merupakan negara-negara yang memiliki banyak wirausaha.
Penyerapan tenaga kerja hampir 91 persen di sektor usaha kecil. Sektor UKM menyumbang 60 persen terhadap perekonomian Indonesia. Sisanya 40 persen berasal dari perusahaan besar yang menjalankan usahanya di Indonesia. Sampai saat ini jumlah pelaku usaha mikro dan menengah di Indonesia masih sangat minim, hanya 1 persen dari populasi rakyat Indonesia. Berkaca dari kondisi itu, sektor UKM perlu diperkuat dengan cara meningkatkan jumlah dan kemampuan pelaku usaha mikro dan menengah.Hal ini menunjukkan bahwa peran wirausahawan atau masyarakat pengusaha sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara.Dengan adanya peran wirausahawan maka dapat menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif untuk kelangsungan usahanya guna memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan,maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategiusaha yang dijalankan sudah cukup berhasil.