BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan di Indonesia akan dapat menguat apabila
tingkat pengangguran sedikit dan wirausaha meningkat menjadi 2% dari keseluruhan
penduduk Indonesia. Dengan kata lain, 5 juta wirausaha yang harus ada dari total
250 juta penduduk Indonesia tahun 2016 saat ini untuk meningkatkan daya beli
masyarakat dan mengurangi beban pemerintah.Dengan adanya perubahan pemikiran
masyarakat dari pekerja menjadi pengusaha, dengan didorong oleh kemandirian
pribadi, motivasi dan pengetahuan kewirausahaan dapat memberikan peluang untuk
meningkatnya kesempatan terbukanya lapangan pekerjaan dan berkurangnya beban
pemerintah untuk membuat lapangan pekerjaan baru serta dapat meningkatkan daya
beli masyarakat secara umum.
Daya beli masyarakat tercipta dengan adanya beberapa usaha dan sektor
investasi di suatu daerah. Usaha dan investasi erat kaitannya dengan pertumbuhan
dan perkembangan suatu daerah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan
perkembangan suatu daerah, semakin besar pula usaha dan investasi tersebut untuk
tumbuh dan berkembang. Begitu juga dengan Medan yang merupakan salah satu
kota yang memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan investasi. Hal ini
ditandai dengan munculnya berbagai bidang bisnis, seperti pariwisata, pendidikan,
beragam, mulai dari skala kecil, menengah hingga atas. Termasuk didalamnya usaha
kuliner yang sudah dikenal yaitu jenis usaha.
Pada saat ini, minat masyarakat untuk berwirausaha semakin meningkat.
Lapangan pekerjaan yang semakin sempit serta biaya hidup yang semakin tinggi
mendorong masyarakat untuk berwirausaha. Pemerintah juga terus berupaya
mengadakan berbagai program yang bertujuan untuk merangsang masyarakat agar
menjadi seorang wirausaha.Hendro (2011:30) mengungkapkan kewirausahaan adalah
suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri untuk dimanfaatkan
dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa
mendatang.
Terdapat berbagai indikasi yang menunjukkan suatu usaha dapat dikatakan
berhasil. Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang
melakukan bisnis. Selain itu, suatu usaha dapat dikatakan berhasil jika mereka
mampu memenuhi ekspektasi pelanggan yang berujung pada kepuasan.
Keberhasilan usaha juga dapat didorong oleh faktor kemandirian pribadi.
Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (dalam Ranto, 2007:22) adalah
kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan,
sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Seorang wirausaha yang handal adalah
wirausaha yang mampu menganalisa kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh
untuk menetapkan strategi dan menjalankannya sebaik mungkin agar mampu terus
bertahan di dalam pasar. Kondisi yang seperti ini mampu menciptakan
dorongan-dorongan yang merangsang seorang wirausaha untuk menjalankan usahanya dengan
optimal. Dorongan tersebut dapat bersumber dari lingkungan luar ataupun dari dalam
diri mereka sendiri. Hal inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan motivasi.
Motivasi dapat mempengaruhi orang-orang atau wirausaha agar mereka
bersemangat dan dapat mencapai keberhasilan usaha yang telah dikehendaki
sebelumnya. Hariandja (2007:321) mengemukakan motivasi merupakan
faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau
lemah. Keberhasilan usaha dalam suatu bisnis adalah akumulasi dari berbagai
faktor-faktor yang mendorong para wirausaha yang merupakan kunci untuk meningkatkan
keberhasilan usaha itu sendiri.
Salah satu kuncipaling krusial yang juga dapat mendorong keberhasilan suatu
usaha adalah pengetahuan kewirausahaan. Menurut Zimmerer dan Scarborough
(dalam Kristanto,2009:1) kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).
Ketika seseorang memutuskan untuk berwirausaha, bekal pengetahuan
kewirausahaan harus dipelajari terlebih dahulu agar usaha tersebut dapat berjalan
dengan baik dan tumbuh berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
PT. Joko Solo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
dijalankan secara perseorangan oleh Bapak Suratno dari tahun 1999. Hingga saat ini,
PT. Joko Solo Indonesia menaungi beberapa usaha kuliner yaitu, Ayam Penyet Joko
Solo, Mie Sop Kampung, Waroenk Nenek, serta Bebek Goreng Goqil. Dari keempat
usaha tersebut, PT. Joko Solo Indonesia sudah memilik 28 outlet, yaitu 20 yang
berada di Medan, 4 yang berada di Aceh, serta 4 di kota Bandung.
Pemilihan perusahaan ini sebagai objek penelitian adalah karena PT. Joko
Solo Indonesia mampu mempertahankan eksistensinya di dalam pasar meskipun
banyak sekali usaha sejenis yang bermunculan. Di duga PT. Joko Solo Indonesia
terus menerus melakukan inovasi dan menciptakan berbagai strategi yang berbeda
dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari konsep yang ditawarkan pada setiap
usaha juga berbeda-beda.
Kesuksesan PT. Joko Solo Indonesia sudah pasti tidak terlepas dari peran
penting pemiliknya. Bapak Suratno memulai usaha sejak tahun 1999. Pada saat itu,
beliau membuka sebuah usaha kaki lima yaitu tenda pecal ayam. Dengan tekad yang
kuat, beliau sangat optimis bahwa usahanya dapat menarik minat pelanggan dan
memperoleh pendapatan sesuai dengan yang diharapkan. Perjuangan Bapak Suratno
mengembangkan usahanya tidaklah mudah. Begitu banyak hambatan dan tantangan
yang beliau hadapi.
Tetapi beliau tetap fokus dan bersemangat, serta membekali diri dengan
berbagai pengetahuan mengenai kewirausahaan. Kerja keras beliau serta dorongan
dan dukungan dariberbagai pihak mampu mewujudkan keinginannya hingga
sukses memiliki perusahaan di bidang kuliner, Bapak Suratno tidak cepat berpuas
diri. Hingga saat ini beliau masih terus belajar dan mengamati setiap perkembangan
yang ada dalam memimpin perusahannya.
Tepat 17 tahun Bapak Ratno menjalankan usahanya, membuat pengalaman
dalam dirinya untuk melakukan penetrasi pasar serta mempertahankan usaha semakin
matang. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman maka strategi berwirausaha
juga semakin berkembang. Mulai dari teknologi yang semakin berkembang dan
pemikiran anak-anak muda yang semakin kreatif membuat Bapak Suratno sulit untuk
mengikuti perkembangannya dikarenakan perubahan yang sangat cepat. Seperti
timbul beberapa pengusaha muda yang menjualkan produknya melalui media sosial
serta menjangkau pasar yang berusia muda dengan produk yang beragam.
Meningkatnya pengusaha muda maka meningkat juga pesaing pada bisnis
kuliner yang dijalani Bapak Suratno.Oleh karena itu, Bapak Suratno terus belajar dan
bergabung dalam organisasi pengusaha dan berbagi ilmu kepada sesama pengusaha
serta mendapatkan informasi tentang menguatnya pesaing serta lebarnya pilihan yang
ada pada pasar saat ini.
Semakin tersebarnya outlet Joko Solo di beberapa daerah dapat meningkatkan
tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi dan juga mendapatkan keuntungan yang
tidak sedikit. Maka dari itu membuat Bapak Suratno merasa sedikit pada zona
nyaman yang artinya motivasi untuk berkembang kian menipis. Untuk mengatasi
zona nyaman tersebut, Bapak Suratno bekerja sama dengan pihak ketiga agar
Mandiri atau tidak bergantung dengan orang lain merupakan salah satu faktor
keberhasilan usaha. Berkembang pesatnya perusahaan Joko Solo Indonesia akan
berakibat meningkatnya jumlah karyawan yang ikut untuk membantu manajemen
perusahaan dalam mengerjakan target dan rencana perusahaan. Dengan adanya
bantuan dari manajemen dan karyawan, Bapak Suratno sedikit merasa lengah atau
berkurangnya porsi berfikir dalam perencanaan strategi dan inovasi yang akan
direalisasikan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “Analisis Faktor Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada PT. Joko Solo Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanafaktor kemandirian pribadi dalam keberhasilan usaha pada
pemilik PT. Joko Solo Indonesia?
2. Bagaimanafaktor motivasi dalam keberhasilan usaha pada pemilik PT.
Joko Solo Indonesia?
3. Bagaimanafaktorpengetahuan kewirausahaandalam keberhasilan usaha
4. Bagaimanafaktorkemandirian pribadi, motivasi dan pengetahuan
kewirausahaan dalam keberhasilan usaha pada pemilik PT. Joko Solo
Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor kemandirian pribadi terhadap
keberhasilan usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor motivasi terhadap keberhasilan
usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor pengetahuan kewirausahaan
terhadap keberhasilan usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.
4. Untuk mengetahui keterkaitan kemandirian pribadi, motivasi dan
pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada
PT. Joko Solo Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. Joko Solo Indonesia
Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi empiris yang dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi penilaian terhadap keberhasilan usaha
2. Bagi Penulis
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dengan
menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta
dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang ilmu Manajemen
Kewirausahaan.
3. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan dalam penyusunan penelitian lanjutan dan sekaligus sebagai
bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian objek