• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL analisa1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL analisa1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL/ARTIKEL ANALISIS

Judul Artikel : On the relationship between medical ethics and medical

professionalism

Penulis/Editor : Michael Dunn,,

Sumber : Downloaded from http://jme.bmj.com/ on January 15, 2018 –

Published by group.bmj.com,

J Med Ethics October 2016 Vol 42 No 10

1. Tema Artikel :

Artikel tersebut mengangkat topik tentang hubungan antara etika dan profesionalisme dalam perawatan kesehatan yang lebih difokuskan pada bidang pendidikan kesehatan/medis.

2. Latar Belakang :

Hubungan antara etika dan profesionalisme ini dalam perawatan kesehatan adalah hal yang kompleks. Dalam artikel tersebut penulis mencoba untuk menjelaskan hubungan antara etika dan professional dalam dunia pendidikan kesehatan.

Penulis mengambil contoh kasus berupa refleksi etis dari seorang mahasiswa yang melakukan tindakan yang mungkin “dianggap biasa” yaitu mencium kepala pasien anak-anak dengan maksud untuk menghiburnya setelah usaha pemasangan kateter yang gagal. Namun tindakan mahasiswa ini memunculkan pertanyaan, apakah secara profesional tindakan tersebut dapat dibenarkan?

Dari contoh kasus tersebut penulis mencoba untuk melakukan analisa bagaimana hubungan antara etika dan professional khususnya dalam dunia pendidikan kesehatan dengan mengungkapkan beberapa pendapat dan argument dari berbagai sumber.

3. Analisa dan Pembahasan

(2)

mahasiswa dengan konsep yang terpadu dan beberapa institusi mengembangkan dalam konsep yang berbeda maupun berbeda.

Menurut penulis artikel ini salah satu cara agar hubungan antara etika dan profesionalisme dapat dengan mudah dipahami adalah dengan mempertegas keselarasan antara dua konsep tersebut.

Penulis artikel menekankan perilaku dan etika kedokteran harus berada dalam koridor regulasi professional kedokteran, hukum medis dan pedoman profesi kedokteran yang berlaku dalam menjalankan peran dan tugas sebagai professional kesehatan. Walaupun terkadang dari sisi pandangan etis dan moral yang diyakini seorang individu dokter apa yang telah dilakukan itu dianggap sebagai suatu kebaikan. Selama pandangan dan nilai etika yang diyakini oleh individu tersebut tidak menyalahi etika dalam kedokteran maka hal itu dapat diterima.

Beberapa pendapat dan argument menyebutkan bahwa perlunya penanaman pendidikan moral pada pendidikan profesi kedokteran dan menempatkan sebagai focus dan komponen utama sehingga diharapkan akan membentuk identitas dan prilaku yang baik sebagai professional kesehatan.

Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama pendidikan kedokteran, dengan memberikan lebih ke arah tools dalam membuat keputusan etik, memberikan banyak latihan, dan lebih banyak dipaparkan dalam berbagai situasi-kondisi etik-klinik tertentu (clinical ethics), sehingga cara berpikir etis tersebut diharapkan menjadi bagian pertimbangan dari pembuatan keputusan medis sehari-hari. Tentu saja kita pahami bahwa pendidikan etik belum tentu dapat mengubah perilaku etis seseorang, terutama apabila teladan yang diberikan para seniornya bertolak belakang dengan situasi ideal dalam pendidikan.

(3)

artikel ini adalah pengembangan peran moralitas seorang dokter yang tidak terbatas pada penalaran tugas etis yang bersifat internal terhadap peran profesi kedokteran itu sendiri.

Argumen yang dikemukakan oleh Alamri, Kerruish dan Anderson, pada contoh kasus dalam artikel ini dimana seorang mahasiswa kedokteran mencium pasien anak, dalam konteks etika medis dan profesionalisme perlu dijawab pertanyaan :

1. Dari sisi etika medis :

Apakah kepentingan/kebutuhan pasien anak itu terpenuhi atau terlayani dengan baik sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa atau sebaliknya kewajiban profesi medis mahasiswa tercemar akibat perilaku ini.

2. Dari sisi profesionalisme medis

Apakah tindakan mahasiswa tersebut dianggap sebagai upaya untuk menutupi atas kekhawatirannya setelah melakukan tindakan pemasangan kateter yang gagal, atau perilaku ini adalah contoh dimana nilai sosial budaya lebih dominan sehingga melampaui pelaksanaan tugas profesional seseorang dan memungkinkan tindakan tersebut dapat dibenarkan.

4. Kesimpulan

Dari artikel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Sebagai seorang individu seorang professional kesehatan dalam hal ini dokter memiliki pandangan etis dan nilai-nilai yang menurutnya pada hakekatnya adalah suatu kebaikan yang harus dipertahankan. 2. Dalam kontek pelaksanaan peran dan tugasnya sebagai profesi

pelayan kesehatan dihadapkan kepada permasalahan etika dan “dianggap” menyalahi ketentuan dan kode etik profesi.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi guru PAI, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menggunakan pendekatan belajar siswa, sehingga dalam pembelajaran tidak hanya terpaku pada

Peningkatan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, dan self-efficacy siswa SMP melalui pendekatan problem-centered learning dengan strategi

Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen asli atau rekaman yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan memberikan rekaman/copyannya.. Jadwal

Masyarakat Asemrudung merupakan masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai perani. Massyarakat selain bekarja sebagai petani juga banyak yang merantau khusus nya

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat stres sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi musik terhadap 30 orang remaja di panti asuhan Yayasan Bening Nurani

semakin banyak campuran dari komposisi suatu biobriket dengan penambahan starch berupa Lumpur Lapindo di dalamnya dapat meningkatkan nilai kalor dari tiap-tiap bahan baku

Seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi, semangat, dan harapan … Terima kasih untuk semua …….. Salah satu tuntutan globalisasi sekarang adalah daya saing ekonomi.

Kuman Papiloma Virus (HPV) ini bisa terjadi karena berhubungan sexsual dengan orang yang menderita penyakit kutil kelamin, karena penyakit ini merupakan penyakit