• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kemandirian Pribadi 2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi - Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kemandirian Pribadi 2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi - Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekon"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Kemandirian Pribadi

2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada

kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang

dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian

adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang

mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri.

Kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu

sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian berarti harus belajar dan berlatih

dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai

dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

dilakukannya.

Dari berbagai pengertian para ahli, terlihat bahwa substansi kemandirian

terdiri atas:

1. Kemampuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan lingkungan,

2. Kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengatasi kesulitan.

(2)

Kemandirian mengandung pengertian :

1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju

demi kebaikan dirinya

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang

dihadapi

3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya

4. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya

Pribadi tiap orang tumbuh atas dua kekuatan yaitu kekuatan dari dalam,

yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering disebut juga

kemampuan-kemampuan dasar yang sudah dibawa sejak lahir, baik bersifat

kejiwaan maupun bersifat kebutuhan. Yang kedua kekuatan dari luar yaitu segala

sesuatu yang ada diluar manusia (faktor lingkungan).

Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) yang

berasal dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu

tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya

untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Sifat kepribadian

yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah

sifat kreatif dan inovatif.

Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu

mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat

melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala

sesuatu bagi diri sendiri (http://octa-octavianthi.blogspot.com, 2011 oleh

(3)

Kemandirian pribadi untuk memulai usaha kecil, adalah (Riyanti, 2003) :

a. Mengandalkan kemampuan sendiri

b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri

c. Keberanian menghadapi tantangan

d. Kebebasan berfikir

Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk

mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru

tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide,

menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

2.1.1.2 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam

tiga tipe, yaitu:

1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidak bergantungan individu

terhadap dukungan emosional orang lain.

2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Kemandirian prilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan

pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.

3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau

(4)

1. Kemandirian Emosional

Kemandirian emosional menurut Steinberg (2002:289) adalah aspek

kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional

antar individu. Kemandirian emosi menunjuk kepada pengertian yang

dikembangkan mengenai individuasi dan melepaskan diri atas

ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian

emosi dapat berkembang dengan sangat baik dibawah kondisi yang

mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian emosional berkembang lebih dulu sebagai dasar

perkembangan kemandirian karena kemandirian tingkah laku dan

kemandirian nilai mempersyaratkan kemandirian emosional yang cukup

(Steinberg, 2002:303-304). Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional

orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong

kedekatan emosi dan individuasi.

2. Kemandirian Perilaku

Kemandirian perilaku berarti bebas untuk berbuat atau bertindak

sendiri tanpa terlalu bergantung pada bimbingan orang lain. Kemandirian

tindakan atau perilaku menunjuk kepada “kemampuan seseorang melakukan

aktivitas, sebagai manifestasi dari berfungsinya kebebasan dengan jelas,

menyangkut peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan

(5)

Kemandirian perilaku mencakup kemampuan untuk meminta

pendapat orang lain jika diperlukan, menimbang berbagai pilihan yang ada

dan pada akhirnya mampu mengambil kesimpulan untuk suatu keputusan

yang dapat dipertanggung jawabkan, tetapi bukan berarti lepas dari

pengaruh orang lain. Ada tiga karakteristik seseorang yang memiliki

kemandirian perilaku, yaitu mampu mengambil keputusan, tidak

terpengaruh oleh pihak lain, dan memiliki rasa percaya diri.

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian perilaku adalah kemampuan

individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan

untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya

diri.

3. Kemandirian Nilai

Ahli psikologi menyebutkan, kemandirian nilai menunjuk kepada

suatu pengertian mengenai kemampuan seseorang untuk mengambil

keputusan-keputusan dan menetapkan pilihan yang lebih berpegang atas

dasar prinsip-prinsip individual yang dimilikinya, daripada mengambil

prinsip-prinsip dari orang lain. Dengan kata lain bahwa kemandirian nilai

menggambarkan kemampuan untuk mendukung atau menolak tekanan,

permintaan maupun ajakan orang lain; dalam arti memiliki seperangkat

prinsip tentang benar atau salah, tentang apa yang penting dan tidak penting.

Steinberg, (2002:303-304) menjelaskan bahwa perkembangan

kemandirian nilai ditandai oleh tiga aspek, yaitu: pertama, cara dalam

(6)

belief); kedua, keyakinan-keyakinan menjadi semakin bertambah mengakar

pada prinsip-prinsip umum yang memiliki beberapa dasar ideologi

(principled belief); dan ketiga, keyakinan-keyakinan akan nilai menjadi

semakin terbentuk dalam diri dan bukan hanya dalam sistem nilai yang

ditanamkan (independent belief).

Kemampuan untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif dan

menggunakannya dalam berpikir menurut pendapatnya, memberi peluang

untuk bereksplorasi di sekitar sistem nilai, ideologis politik, dan etika

pribadi (Steinberg, 2002:304). Diantara ketiga komponen kemandirian,

maka kemandirian nilai merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas

bagaimana proses berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses

internalisasi yang lazimnya tidak disadari, dan umumnya berkembang

paling akhir dan paling sulit dicapai secara sempurna disbanding kedua

komponen kemandirian lainnya.

Steinberg (2002:304), bahwa perkembangan kemandirian nilai

mempersyaratkan perkembangan kebebasan emosi dan perilaku yang

memadai. Dapat dilihat bahwa kemandirian nilai adalah kemampuan

individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan

dengan keyakinan dalam bidang nilai. Dengan demikian individu memiliki

seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting

(7)

2.1.1.3 Karakteristik Pribadi yang Mandiri

Karakteristik orang yang mandiri menurut tipe-tipe kemandirian di atas

adalah (http://repository.upi.edu):

1. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak

merasa cemas, takut ataupun malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai

dengan pilihan atau keyakinan orang lain

2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar permasalahan, mencari

alternatif pemecahan masalah, mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta

kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang lain juga dapat

membuat keputusan dan mempu melaksanakan keputusan yang diambil

3. Mampu mengontrol dirinya atau perasaannya, sehingga tidak memiliki rasa

takut, ragu, cemas, tergantung dan marah yang berlebihan dalam berhubungan

dengan orang lain

4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai mengenai apa yang terbaik

bagi dirinya serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan

nilai-nilai yang diyakini serta perselisihan dengan orang lain

5. Menunjukkan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain, yang

dipelihara dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya dan

kehidupan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas

6. Memperlihatkan inisiatif yang tinggi melalui ide-idenya dan sekaligus

mewujudkan idenya tersebut, juga ditujukan dengan kemauannya untuk

(8)

7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinan atas

segala tingkah laku yang ia lakukan dan menunjukkan sikap yang tidak takut

menghadapi suatu kegagalan

2.1.2 Motivasi

Motivasi adalah proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah

satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi berasal dari kata

“movere” dalam bahasa latin yang berarti “bergerak” atau “menggerakkan”.

Menurut beberapa ahli, motivasi didefinisikan sebagai berikut :

1. Hamzah B. Uno (2007:39) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar

yang menggerakkan tingkah laku seseorang. Dorongan ini berada pada diri

seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan

atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang

mendasarinya.

2. Hellriegel dan Slocum (2008:42) mengatakan bahwa motivasi adalah proses

psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya

merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang

dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan

kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai

(9)

3. Menurut Hasibuan (2007:219) motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja sseorang, agar mereka mau berkerjasama,

bekerja efaktif dan terintregasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan.

4. Menurut Maslow,

(http://iyharclassic.blogspot.com/2011/03/teori-maslow-dan-sifat-yang.html) manusia termotivasi untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau

hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang

paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus,

tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.

2) Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan

perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3) Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki,

kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan.

4) Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal

seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status,

pengakuan, dan perhatian.

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri

sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

Dari definisi diatas, maka motivasi dapat didefinisikan sebagai masalah

(10)

mencapai tujuan organisasi, masalah motivasi dapat dianggap simpel karena pada

dasarnya manusia mudah dimotivasi, dengan memberikan apa yang

diinginkannya. Masalah motivasi, dianggap kompleks, karena sesuatu dianggap

penting bagi orang tertentu.

Menurut Lau dan Shani dalam Zuhdi (2006:9), terdapat dua pendekatan

umum dalam mempelajari motivasi, yaitu teori isi dan teori proses.

1. Teori isi adalah teori yang menjelaskan mengenai profil kebutuhan yang

dimiliki seseorang. Teori ini berusaha mengidentifikasikan faktor-faktor yang

dapat meningkatkan motivasi kerja. Teori isi antara lain adalah Teori Hirarki

Kebutuhan Maslow, Teori E-R-G, Teori Dua Faktor, dan Teori Tiga Motif

Sosial.

2. Teori proses menjelaskan proses melalui dimana munculnya hasrat seseorang

untuk menampilkan tingkah laku tertentu. Teori ini berkaitan dengan

identifikasi variabel dalam motivasi dan bagaimana variabel-variabel tersebut

saling berkaitan. Beberapa teori proses antara lain Teori Keadilan dan Teori

Ekspektansi.

Dari beberapa teori motivasi tersebut diatas, maka teori yang dipakai

dalam penelitian ini adalah teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham

Maslow yang dikenal dengan “Teori Hierarki Kebutuhan”.Alasan penulis

menggunakan teori ini, karena teori ini merupakan teori dasar yang mewakili

kebutuhan-kebutuhan manusia. Setiap organisasi selalu berupaya untuk berhasil

dalam mencapai tujuan. Ini dilakukan agar kelangsungan hidup organisasi tetap

(11)

2.1.3 Kewirausahaan

Adam Smith (Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang

memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial

atas barang dan jasa.Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap

perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang merubah permintaan

menjadi produksi. Richard Cantillon (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa

wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha

menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial

paling tinggi.

Sementara Menger (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha

adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah

sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai

tinggi.Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.

Kamus umum bahasa Indonesia (Riyanti,2003:24) mengartikan wirausaha

sebagai: ”orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara

produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya

serta mengatur permodalan operasinya.

Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

perpaduan definisi yang dikemukakan diatas sebagai berikut: ”wirausaha adalah

orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan,

mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia

mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif

(12)

menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk,

memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.” Definisi ini hanya

berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain

dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang

memimpin usaha miliknya sendiri.Dengan demikian, dia bertanggungjawab penuh

terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi

kemajuan usahanya.

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan

sebagai berikut (Suryana, 2003:13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses, dan

hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda (ability to create the new and different).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan.

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi

(13)

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan

cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk

memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan ke enam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat

didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and

different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses danperjuangan untuk

menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian

untuk menghadapi risiko.

Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana,2003:14) mengemukakan ciri-ciri

dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

(14)

2.1.4 Usaha Kecil Menengah

2.1.4.1. Pengertian Usaha Kecil Menengah

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang

tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp. 1 miliyar

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri.

Definisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam

mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara koperasi dan

UKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro.Usaha

mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional

dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100 Juta.

Menurut Bank Indonesia, usaha kecil adalah lini usaha yang memiliki total

asset diluar tanah dan persediaan barang serta bahan paling banyak Rp. 1 Milyar,

dan memiliki tenaga kerja duapuluh sampai dengan seratus lima puluh orang.

Sedangkan menurut BPS (Biro Pusat Statistik) 2005, usaha kecil adalah unit usaha

dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak Sembilan

(15)

2.1.4.2 Cara-Cara Mendirikan Usaha

Ada tiga cara dalam mendirikan usaha yaitu:

1. Membeli Franchise

Membeli franchise adalah menbeli hak untuk memakai merek dagang dari

usaha luar negeri dan sekarang juga sudah banyak dari dalam negeri

(franchisor) dengan membayar royalty dan pembagian laba usaha. Cara ini

adalah cara yang paling rendah risiko kegagalan pemasarannya karena sudah

dikenal oleh banyak orang. Sedangkan untuk kelemahannya adalah

membutuhkan dana yang sangat besar.

2. Membeli usaha yang sedang berjalanMembeli usaha yang sedang berjalan

memiliki risiko kegagalan lebih besar dari franchise, tetapi membeli usaha

yang sedang berjalan ini memiliki risiko kegagalan lebih kecil daripada

mendirikan usaha sendiri dari awal.

3. Mendirikan usaha sendiri dari awal Usaha yang baru dimulai dari awal

memerlukan banyak waktu maka harus siap mental, modal yang diperlukan

juga banyak tetapi tidak sebanyak frenchise, memiliki kerja keras yang tinggi.

Risiko kegagalan yang diperoleh juga sangat tinggi, namun jika sukses

menjalankannya maka mempunyai rasa kepuasan tersendiri.

2.1.4.3 Peranan Usaha Kecil di Indonesia

Usaha kecil sangat penting keberadaannya di Indonesia karena merupakan

bagian terbesar dari pelaku bisnis, dikatakan begitu dapat dilihat dari data BPS

(16)

Jumlah ini jika dipresentasikan maka sebesar 99,85 % dari seluruh unit bisnis

yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan 0,15% adalah usaha lain.

Usaha kecil pada umumnya merupakan kelompok usaha yang bekerja

padat karya yang memerlukan tenaga kerja yang banyak, tanpa terlalu

menekankan pada tingkat pendidikan formal yang tinggi serta keterampilan.

Menteri Koperasi dan UKM pada tahun 2000 mengatakan ada 66 Juta orang

bekerja di usaha kecil di Indonesia, jika di presentasikan menjadi 99,44% dan

sisanya 0,56% dari pekerjaan lain. BPS,2005 (http://www.bps.go.id).

Usaha kecil di Indonesia dapat menghasilkan beraneka ragam barang dan

jasa unggulan yang dapat diproduksikan dipedesaan dan perkotaan serta tidak

memerlukan modal yang besar dan tenaga kerja yang berpendidikan formal tinggi.

2.1.4.4 Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut Hutasuhut (www.smeru.or.id) ciri-ciri dan watak usaha kecil

adalah:

1. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri

2. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi,

berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan,

mempunyai tekad dan kerja keras

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan

secara tepat dan cermat

4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik

(17)

Secara umum usaha Kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :

1. Manajemen berdiri sendiri

Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan

predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan

mengambil keputusan.

2. Investasi modal terbatas

Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik

atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative

kecil.

3. Daerah operasinya lokal

Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang

berdekatan dengan letak perusahaan.

4. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil

Penyelenggara di bidang operasinya tidak dominan

2.1.4.5 Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM)

Beberapa orang, sebagian fokus pada pengembangan karir melalui

pekerjaan dan sebagiannya lagi memilih untuk memulai usaha kecil atau

berwirausaha. Khusus untuk berwirausaha, tidak banyak orang memiliki

keyakinan bahwa usaha yang dibangunnya akan berkembang. Biasanya karena

belum ada rasa percaya diri untuk membangun sebuah usaha.

Maka dari itu untuk membangun keyakinan berwirausaha, perlu adanya

momentum untuk memulai, dalam permulaan berwirausaha, “menjual” adalah

(18)

sukses yang langsung sukses, semua bermula dari usaha kecil yang ditekuni

kemudian semakin lama sukses. Kemauan memulai usaha adalah awal dari

permulaan menjadi wiusahawan ataupun pengusaha yng sukses.Dengan demikian

kemauan memulai usaha kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha

membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal

menggunakan kemampuan sendiri.

2.2 Peneliti Terdahulu

Tabel 2.2

Tabel Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 Villonensia Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting)

Variabel kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan, dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu thitung sebesar 2.102 > ttabel (1.96). Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)

Variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel memulai usaha kecil pada pajak USU, dan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu X1=2.292, X2=1.816, X3=-1.570, X4=1.878,

(19)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama sepenuhnya dari proyek

penelitian yang dituju, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan elabolarasi dari perumusan

masalah yang trelah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan

survei literatur (Kuncoro,2003:44).

Menurut Ranto (2007:22), Kemandirian Pribadi adalah kemampuan untuk

mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru

tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide,

menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Menurut Hamzah B. Uno (2007:39), Motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan tingkah laku seseorang. Dorongan ini berada pada diri seseorang

yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan

dalam dirinya.beberapa faktor-faktor yang memotivasi seseorang untuk menjadi

wirausaha adalah keinginan merasakan pekerjaan bebas, keberhasilan diri yang

dicapai, dan toleransi akan adanya resiko.

Menurut Menger (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah

orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu

yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.Misalnya,

dari terigu menjadi roti yang lezat.

Pengetahuan pada mahasiswa tentang kewirausahaan diperoleh dari Mata

kuliah Kewirausahaan yang memang mempunyai tujuan untuk memperkenalkan

(20)

Melalui seminar entrepreneurship juga sebuah sarana bagi mahasiswa untuk

membuat bussiness plan, yang akan diwujudkan saat mereka berwirausaha secara

nyata.

Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau

niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan

suatu usaha. Dengan adanya kemandirian pribadi, seorang calon wirausaha mudah

untuk memulai usahanya, dikarenakan sudah dapat berdiri sendiri, berani

mengambil keputusan, memiliki kepercayaan diri yang kuat, dan bertanggung

jawab atas apa yang dilakukannya.

Kemudian dengan adanya motivasi, seorang calon wirausaha punya

semangat dan motivasi untuk memulai usahanya agar dapat memenuhi semua

kebutuhannya, baik itu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan

sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.

Selanjutnya dengan adanya pengetahuan kewirausahaan, baik dalam hal

menciptakan produk baru, pemasaran produk, pengelolaan sumber daya manusia

yang baik, dan pembuatan laporan keuangan yang sederhana akan memudahkan

dalam memulai usaha kecil tersebut.

Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang dituliskan sebelumnya,

penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi,

Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah

(21)

Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka

konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1, X2, dan

X3 terhadap Y, yaitu sebagai berikut:

Sumber : Ranto (2007:22), Uno (2007:39), Riyanti, (2003:23)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka hipotesis yang

diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

Kemandirian Pribadi, Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM)

Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Kemandiran Pribadi (X1)

Motivasi (X2)

Pengetahuan Kewirausahaan (X3)

Gambar

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Tabel 2.2 Tabel Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang telah

Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang telah

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan

setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi

5ada bayi dan anak usia dibaah  atau 6 tahun, jenis pernapasan adalah pernapasan diagragma atau pernapasan abdomen.3olume oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak 4

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan

rawat inap kelas II terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut dari 86 responden secara umum sebagian besar

Skripsi berjudul “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Angka Kesakitan Malaria: Studi di Provinsi Lampung” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar