• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Teknik konvensional penentuan jumlah bakteri adalah plate count atau angka lempeng. Prosedur ini dilakukan dengan menghitung koloni yang mewakili pertumbuhan satu sel dari bakteri yang dibiakkan dalam media pengkayaan. Hitungan koloni umumnya didapatkan secara manual. Kerumitan terjadi bila jumlahnya lebih banyak dari 300 koloni atau berukuran kecil. Kerumitan bertambah lagi jika koloni perlu perlakuan khusus seperti induksi fluoresensi dengan ultraviolet (UV), contohnya kuantifikasi sekaligus konfirmasi koloni Pseudomonas aeruginosa. Bakteri P. aeruginosa mempunyai syarat nutrisi yang sederhana sehingga dapat tumbuh pada air destilata. Oleh karena itu, bakteri ini masuk syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk air minum dalam kemasan tahun 2006.

Paparan UV diperlukan untuk menyeleksi atau konfirmasi bakteri ini, artinya metode ini merupakan deteksi cepat. Hitungan selektif terhadap koloni berfluoresen ini menjadi lebih sulit karena perlu studio gelap dan sumber UV. Masalah juga terjadi saat penanda hitungan/spidol tidak bisa digunakan karena sulit masuk ke studio tersebut. Kesulitan ini karena studio berukuran kecil, sehingga cahaya dapat masuk jika tangan atau spidol dimasukkan. Selain itu, paparan UV yang mungkin berbahaya jika terpapar dalam waktu lama.

Galat laboran atau manusia menjadi sulit dihindari dan akan membesar jika tidak ada hitungan ulang. Oleh karena itu, diperlukan alat bantu yang dapat menjadi referensi perhitungan atau mempermudah dengan cara memperbesar atau memberikan tanda. Alat tersebut adalah colony counter (penghitung koloni), tetapi dioperasikan secara manual, artinya masih tergantung pada manusia. Sejalan dengan perkembangan dunia elektronik, lahirlah komputer yang menjadi alat bantu dan otomatisasi rutinitas manusia. Otomatisasi utama yang berasal dari komputer sarat keakuratan, ketelitian, dan kecepatan sehingga memperbaiki analisis. Selain itu, komputer juga memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi dan akses database Sisi keunggulan dari komputer bila dipadukan dalam kehidupan kerja manusia dapat mengurangi aspek human error.

Sekarang, komputer memainkan peranan penting dalam desain, eksekusi, dan analisis penelitian. Komputer tidak mengubah pikiran peneliti atau metodenya, formulasi hipotesis,

falsifikasi teori dan model, tetapi mempengaruhi dinamika perkembangan laboratorium modern. Komputer dapat menghitung jumlah sel dalam petri, menghitung besar inti sel tumor ginjal melalui mikroskop, merekam aktivitas listrik isolat sel syaraf terduga pada penyakit sakit kepala kronik, dan membaca sekuen informasi dari elektroforesis gel yang telah dilabel dengan radioaktif (Buehler dan Rashidi 2005).

Tujuan penelitian ini untuk deteksi cepat koloni selektif-fluoresensi P. aeruginosa dengan kontruksi perangkat keras dan lunak yang menghubungkan analisis laboratorium dengan komputer. Deteksi cepat ini juga akan diklarifikasi dengan memakai isolat lokal pada media referensi, media modifikasi, dan penginduksinya lainnya. Media referensi adalah Pseudomonas base penginduksi piosianin yang ditambahkan suplemen CN (Cetrimide-Nalidixic). Media modifikasinya adalah King’s B. Faktor penginduksi yang akan ditinjau adalah panjang gelombang absorbansi fluoresensi dan emisi, suplemen antibakteri, dan bahan tambahan lain di luar referensi.

Hipotesis penelitian adalah otomatisasi hitung koloni dengan komputer dapat menjadi alat bantu yang meningkatkan ketelitian, ketepatan, dan kemudahan perhitungan bakteri selektif-fluoresen P. aeruginosa. Manfaat penelitian ini secara khusus untuk memberikan kemudahan bagi laboran dalam menghitung koloni yang perlu paparan ultraviolet dan secara umum untuk merintis pengembangan instrumentasi laboratorium di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Hitungan Cawan

Metode hitungan cawan merupakan cara yang akurat untuk menentukan jumlah mikrob karena hanya sel yang masih hidup yang dihitung. Selain itu, beberapa jenis mikrob dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikrob. Bakteri harus dapat tumbuh dalam medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas (tidak menyebar) dan memerlukan persiapan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung (Adiprabowo 2008).

Menurut Fardiaz (1989), prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad renik tersebut

(2)

2

akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung menggunakan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surface/spread plate).

Dalam metode hitungan cawan, sampel yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel/ml memerlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan di dalam cawan petri. Setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang masih dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah diantara 30-300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan NaCl 0.9% dan bufer fosfat. Jumlah koloni dalam contoh yang dihitung atau koloni/ml yaitu jumlah koloni per cawan dikali faktor pengenceran (Adiprabowo 2008). Metode ini umum dilakukan untuk berbagai bakteri, dan lebih condong ke angka lempeng total (ALT). Angka total ini menyatakan kuantitas berbagai jenis bakteri mesofil aerob. Metode ALT untuk menumbuhkan bakteri mesofil aerob pada media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme secara luas. Hal ini karena media yang digunakan mengandung nutrisi standar yang tidak selektif dan dapat dimetabolisme banyak bakteri, sesuai dengan SNI yaitu Plate Count Agar (PCA) . Media ini diadaptasikan untuk bakteri yang hidup membutuhkan/tahan oksigen dan berada sekitar suhu kamar.

Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif, aerob, berbentuk bulat dengan diameter 0.5-0.8 µm, dan banyak ditemukan pada air, tanah, daerah lembab. Nama bakteri ini dapat ditelaah, yaitu “pseudo” artinya semu, “monas” artinya unit tunggal, “ae” artinya tua, dan “ruginosa” artinya berkerut atau tidak rata. Bakteri ini adalah patogen manusia. Hampir semua strain motil dengan satu flagel. Bakteri ini ditemukan di alam berada di biofilm terikat dengan beberapa permukaan atau berbentuk plangton, sebagai organisme uniseluler, dan aktif berenang, bahkan merupakan perenang tercepat (Kenneth 2008).

Isolat bakteri dapat membentuk tiga tipe koloni. Isolat dari tanah dan air membentuk koloni kecil dan kasar. Contoh klinik membentuk satu atau dua bentuk halus, yaitu

tampak seperti telur goreng, besar, tepi yang rata, dan terelevasi. Bentuk lainnya sering didapat dari sistem respirasi dan ekskresi urin membentuk lendir, yang merupakan produksi alginat. Bentuk halus dan mucoid memainkan peranan dalam virulensi (Kenneth 2008).

Medium sederhana yang biasa digunakan untuk kultur P. aeruginosa di laboratorium adalah asetat sebagai sumber karbon dan amonium sulfat sebagai sumber nitrogen. Faktor pertumbuhan organik tidak diperlukan dan bakteri ini dapat menggunakan lebih dari 75 bahan organik untuk tumbuh. Bakteri ini tahan pada kadar garam dan pewarna yang tinggi, antiseptik lemah, dan antibiotik umum. Antibiotik yang efektif melawan bakteri ini adalah aminoglikosida (gentamisin, amikasin, tobramisin), kuinolon (siprofloksasin and levofloksasin, tetapi tidak moksifloksasin), cephalosporins (seftazidim, sefepim, sefpirom, tetapi tidak cefuroksim, ceftriakson, cefotaksim), dan lain-lain. Semua antibiotik tersebut semuanya harus diinjeksikan kecuali fluorokuinolon. Sebaliknya, bakteri ini tahan terhadap nalidiksat hingga 15 µg/ml asam nalidiksat. jumlah ini sudah mampu menghambat sebagian besar flora mikrob (Goto dan Enomoto 1970).

Strain bakteri ini memproduksi tiga macam pigmen solubel, yaitu pigmen fluoresen, piorubin, dan piosianin. Produksi pigmen ini terutama bila ditumbuhkan pada media kurang besi. Piosianin referensi dari nanah biru yang merupakan karakteristik infeksi yang diakibatkan bakteri ini. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada sistem urin, respirasi, dermatitis, gastrointestinal, komplikasi AIDS, dan menjangkiti luka bakar parah dan kanker . Waktu inkubasi bakteri ini biasanya 24-72 jam dan tumbuh optimum pada suhu 37oC. Bakteri ini mampu tumbuh pada suhu 42oC, berbeda dengan Pseudomonas fluorecent (Atlas 1984).

Media Selektif Pseudomonas

Media Pseudomonas Agar merupakan media awal yang diusulkan oleh King, Ward, dan Raney (1954) untuk mengisolasi dan membedakan Pseudomonas berdasarkan pembentukkan piosianin dan/atau piorubin atau materi fluoresein. Media ini juga diusulkan sesuai rekomendasi United States Pharmacopeia XXVI (2003) dan spesifikasi media ini di dalam DIN Norm 38411 (pemeriksaan air). Media Pseudomonas Agar Base ada dua macam yaitu tipe P (menginduksi piosianin atau piorubin) dan F (menginduksi pigmen fluoresein, menghambat

(3)

3

pigmen piosianin).

Komposisi media menurut buku manual perusahaan Merck KGaA 2002 untuk menginduksi piosianin (tipe P) dalam satu liter air adalah pepton 20 g, MgCl2 1.4 g,

K2SO4 10.0 g, agar-agar 12.6 g , dan gliserol

10 ml. Komposisi tipe F adalah adalah pepton dari kasein 10.0 g, pepton dari daging 10.0 g, MgSO4 1.5 g, K2HPO4 1.5 g, agar-agar 12.0

g, dan gliserol 10 ml. Pepton mendukung pertumbuhan spesies Pseudomonas dalam spektrum luas. Media tipe P ini mengandung nutrisi untuk pembentukan piosianin dan/atau piorubin mereduksi fluoresein. Tipe F untuk pembentukan fluoresein dan menghambat pembentukan piosianin dan/atau piorubin. Kedua media ini dapat digunakan secara simultan sehingga mempercepat deteksi Pseudomonas dan membedakannya berdasarkan kemampuan yang berbeda dari beberapa strain. Strain ini ada yang dapat hanya membentuk piosianin, beberapa yang lain hanya materi fluoresein, dan yang lain lagi kedua zat warna, piosianin dan piorubin.

Bakteri Pseudomonas aeruginosa tumbuh pada agar tipe P membentuk koloni yang dikelilingi warna kuning hingga kehijauan karena menghasilkan fluoresein, warna biru hingga kehijauan saat piosianin dihasilkan dan merah hingga kehitaman saat piorubin dihasilkan. Fluoresein yang dihasilkan akan terlihat hijau terang (berfluoresensi) saat dipapari UV. Blazefick et al. (1973) mengatakan P. aeruginosa atipikal negatif piosianin tetapi positif fluoresein dapat dibedakan dari P. fluorecens dan P. putida. Brodsky dan Nixon (1973) melaporkan fluoresensi koloni P. aeruginosa dalam cahaya ultraviolet mengikuti pertumbuhan pada agar MacCONKEY sehingga dapat dieksploitasi untuk menyediakan tes cepat P. fluorecens dan P. putida yang tidak berfluoresensi dan hanya sedikit tumbuh pada media ini.

Media ini mengalami perkembangan dan modifikasi oleh Brown dan Lowbury (1965) sehingga sekarang digunakan untuk isolasi dan diferensiasi P. aeruginosa dari berbagai material (bakteri lain). Nama media ini menjadi Pseudomonas Selective Agar Base. Medium ini direkomendasikan oleh States Pharmacopeia XXIII (1995) dan European Pharmacopeia II dan ini ekuivalen dengan spesifikasi medium di dalam DIN Norm 38411. Modifikasi medium ini dengan penambahan agen aktif permukaan atau surfaktan cetrimide (cetyltrimethylammonium bromide). Senyawa ini adalah antibakteri yang

menghambat sebagian besar pertumbuhan flora mikrob bersama/terintegrasi. Lowburry dan Collins (1955) menyatakan 0.3 g/l zat ini menghambat organisme terintegrasi secara memuaskan dan mengurangi interferensi dengan pertumbuhan P. aeruginosa. Produksi pigmen tidak dihambat bila ditumbuhkan dengan medium ini.

Hal lain yang perlu diketahui adalah komposisi media. Komposisi media agak berbeda dengan komposisi sebelumnya, yaitu pepton dari gelatin 20.0 g, MgCl2 1.4 g,

K2SO4 10.0 g,

N-cetyl-N,N,N-trimethylammoniumbromida (cetrimide) 0.3, dan agar-agar 13.0. Preparasi media ini dengan membentuk suspensi campuran 44.5 g dalam 1 liter (pH: 7.0 ± 0.2 pada 25 °C) air lalu ditambah 10 ml gliserol dan diautoklaf. Koloni P. aeruginosa akan memproduksi pigmen kuning kehijauan (piosianin) dan berfluoresensi di bawah sinar UV. Tes lebih lanjut sebaiknya dilakukan untuk identifikasi lanjut (Hugh dan Leifson 1953).

Media ini kembali ditingkatkan selektifitasnya sehingga tidak perlu tes lanjut dalam menentukan jumlah bakteri yang terkandung dalam contoh. Media ini bernama agar Pseudomonas C-N. Huruf C menyatakan cetrimide dan N menyatakan nalidixic acid (nalidiksat). Perubahan ini tampak dari penambahan senyawa nalidiksat sebagai antibakteri. Goto dan Enomoto (1970) merekomendasikan penambahan asam nalidiksat 15 µg /ml untuk menambah inhibisi flora terintegrasi. Medium ini direkomendasikan oleh DIN/EN 12780 untuk deteksi dan penentuan jumlah P. aeruginosa dalam air dengan menggunakan membran filtrasi. Metode ini juga dapat dipakai pada contoh padat yang telah diencerkan.

Preparasi lain yang perlu diperhatikan adalah formulasi media, penyimpanan, respon positif, dan konfirmasi. Komposisi media ini adalah pepton dari gelatin 16.0 g, hidrolisat kasein 10.0 g, K2SO4 10.0 g, MgCl2 1.4 g,

agar-agar 11.0 g. Semuanya dalam 1 liter air, ditambah 10 ml gliserol dan suplemen CN (50 mg setrimida dan 3.75 mg nalidiksat). K2SO4

dan MgCl2 mendukung pembentukan pigmen

koloni. Setelah dituangkan dalam petri media ini akan tampak bersih dan bening dan dapat disimpan 4 minggu 2-8 oC, tetapi jangan sampai menjadi cair (saat suhunya 45-50oC selama 4 jam. Waktu inkubasi contoh adalah 44 ± 4 jam pada 36 ± 2°C. Semua koloni yang berwarna biru-hijau dapat dipastikan Pseudomonas aeruginosa sehingga dapat langsung dihitung. Semua koloni yang tidak

(4)

4

berwarna biru-hijau tetapi berfluoresensi dengan cahaya UV adalah bakteri yang diduga sebagai P. aeruginosa, oleh karena itu perlu dikonfirmasi dengan larutan asetamid. Semua koloni merah-coklat yang tidak berfluoresensi juga terduga P. aeruginosa, konfirmasi dengan tes oksidase, larutan asetamid, dan media King’s B.

Metode identifikasi dengan induksi ultraviolet ini juga diterapkan pada deteksi cepat E. coli tetapi dengan senyawa aktif yang berasal dari luar, yaitu MUG. Paparan sinar ultraviolet yang digunakan juga 365 nm. Metode ini adalah metode lembaga AOAC yang diadaptasikan ke dalam FDA. Metode ini didasarkan pada bakteri E. coli yang mempunyai enzim spesifik -glukuronidase (GUD) yang tidak dimiliki bakteri enterik lainnya. Enzim ini dapat memecah 4-metilumbeliferil -D-glukuronida (MUG). Reaksi ini membebaskan 4-metilumbeliferil (MU) yang menyebabkan berfluoresensi bila dipapari cahaya ultraviolet. Penelitian Moberg et al. menunjukkan pembacaan fluoresensi setelah 24 jam inkubasi memberikan keakuratan dalam memprediksi E. coli dan dapat mengidentifikasi tube positif E. coli sekitar 83-95%. Setelah 48 jam inkubasi, 96-100% tube positif E. coli dapat diidentifikasi (Szabo et al. 1986).

Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau metabolisme bakteri. Antibakteri disebut juga antibiotik. Antibakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan aktivitasnya, yaitu antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan membunuh bakteri (bakterisidal). Beberapa bahan yang mengandung aktivitas antibakteri diantaranya adalah fenol, alkohol, halogen, logam berat, deterjen, aldehida, dan kemosterilisator gas (Pelczar dan Chan 1988).

Mekanisme antibakteri dalam mengendalikan bakteri ada beberapa macam, yaitu memecah dinding sel, mengubah permeabilitas sel, mendenaturasi protein sel, menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat protein (Pelczar dan Chan 1988). Mekanisme tersebut sesuai kelompok bahan antibakteri yang digunakan. Kelompok alkohol bekerja dengan mendenaturasi protein dan merusak membran sel. Kelompok halogen (fluor, iodium, dan klor) bekerja dengan cara menginaktifkan enzim dan protein.

Selektifitas media Pseudomonas didukung oleh inhibitor pertumbuhan bakteri lain. Ada yang bersifat desinfektan atau antibiotik. Salah satunya adalah cetrimide/setrimida. Setrimida adalah senyawa yang umum digunakan sebagai desinfektan untuk isolasi selektif Pseudomonas aeruginosa dari campuran flora mikrob (Harper dan Cawston 1945). Senyawa ini berbentuk kristal putih, titik leleh 235oC, dan disebut juga alkiltrimetilamonium bromida, HTAB, atau CTAB. Nitrogen pusatnya bergabung dengan empat radikal organik dan satu radikal asam. Radikal tersebut dipersiapkan untuk membentuk agen alkilasi. Senyawa ini telah diuji dosis toksisnya pada tikus secara oral dengan nilai LD50 410 mg/kg. Senyawa ini juga bersifat antifungi, bersama 1-hidroksifenazin telah diteliti dapat digunakan untuk melawan pulmonary candidiasis oleh Kerr et al. (1999). Campuran senyawa ini pada media agar dengan konsentrasi rendah dari 0.1%-0.03% untuk pertumbuhan optimal P. aeruginosa.

Selain setrimida, selektifitas isolasi bakteri P. aeruginosa juga ditingkatkan dengan antibiotik nalidixic/nalidiksat. Asam nalidiksat merupakan antibiotik kuinolon. Senyawa ini mempunyai merek dagang Neggram dan Wintomylon. Asam ini efektif melawan bakteri gram positif dan negatif. Konsentrasi rendah zat ini menyebabkan bakteriostatik, saat konsentrasi tinggi menyebabkan bakterisidal. Nalidiksat terutama digunakan untuk infeksi sistem urin yang disebabkan oleh Escherichia coli, Proteus, Shigella, Enterobacter, dan Klebsiella. Zat ini digunakan juga untuk regulasi divisi bakteri. Senyawa ini selektif dan reversibel memblokir replikasi DNA pada bakteri tertentu. Asam nalidiksat ini menghambat subunit girase DNA dan menginduksi pembentukkan relaksasi kompleks analog (Anonim 2008).

Ultraviolet

Ultraviolet adalah cahaya yang mempunyai rentang panjang gelombang hingga 400 nm. Nama ini mengandung arti “melebihi ungu”, dinamakan demikian karena panjang gelombang ini melebihi warna ungu merupakan panjang gelombang cahaya paling pendek dari cahaya tampak. Radiasi elektromagnetis ini mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak dan sinar inframerah (di atas 700 nm), namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil. Radiasi UV dapat dibagi

(5)

5

menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–200 nm) dan UV vakum (200–10 nm). Ketika mempertimbangkan pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi kepada UV A (400–315 nm) yang juga disebut long wave; UV B (315–280 nm) yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave), dan UV C (280-200 nm) juga disebut short wave (Webb 2000).

Materi yang menyerap warna lebih dari cukup menyebabkan disosiasi molekul. Energi yang cukup atau panjang gelombang cahaya yang diserap sesuai, menyebabkan terjadi transisi elektron dari satu orbital ke orbital energi yang lebih tinggi, atau dinamakan eksitasi. Elektron yang tereksitasi akan kembali ke orbital dasar melalui empat mekanisme, yaitu konversi internal, fluoresensi, sistem silang fosforesensi atau konversi internal, dan interaksi dengan molekul lain. Emisi fluoresensi mempunyai panjang gelombang yang lebih panjang dari absorbsi (Lowry dan Richardson 1987).

Aplikasi utama UV adalah sterilisasi karena sifat utama yang destruktif terhadap materi biologis. Sifat ini diperoleh dari energinya yang tinggi sesuai dengan panjang gelombangnya yang pendek. Panjang gelombang yang biasa digunakan bersifat germicidal (untuk sterilisasi) berada pada rentang 280 dan 100, yang sering digunakan adalah 254 nm. Aplikasi lainnya untuk lampu fluorensen/neon, sistem keamanan, astronomi, spektrofotometri, marker kimia, fotokemoterapi, deteksi api, dan lain-lain.

Ultraviolet umumnya dihasilkan dari eksitasi atom raksa. Prinsip ini umum untuk semua lampu neon atau tube lamp alias lampu fluoresen. Tabung lampu berisi uap raksa dan gas inert (tidak reaktif) argon pada tekanan yang rendah, ada pula yang ditambahkan kripton. Ujung lampu dihubungkan oleh dua elektroda. Elektroda yang disebut katoda ini akan mengeksitasikan atom raksa jika diberi tegangan tinggi melalui mekanisme plasma argon. Reaksi dari eksitasi ini menghasilkan energi radiasi gelombang elektromagnetik dalam kisaran ultraviolet.

Sumber UV yang umum digunakan untuk mikrobiologi mempunyai gelombang panjang 254 untuk sterilisasi/germisidal dan 366 nm untuk induksi fluoresensi. Lampu ini bisa berupa lampu neon atau Light Emitting Diode (LED). Lampu neon, permukaan kacanya dilapisi fosfor europium yang didoping stronsium fluoroborat (SrB4O7F:Eu2+)

sehingga dapat melepaskan radiasi pada

panjang gelombang 368-371. Lampu UV yang digunakan 6 watt sudah cukup dan aman, bila lebih dari itu misalnya 15 watt diperlukan kaca pelindung.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Pseudomonas Agar Base Pyocyanin (PABP), King’s B agar dan cair, setrimida 0.03 %, nalidiksat 1.5 %, HNO3

pekat, gliserol, NaCl 0.9 %, alkohol 70%, dan akuades steril. Bahan yang dibutuhkan untuk kontruksi alat adalah lampu ultraviolet 366 nm portabel 4 watt, Light Emitting Diode (LED) putih, kamera digital atau webcam (resolusi minimal 1.3 megapiksel), kaca hitam 5 mm, kaca es 3 mm, aluminium (holo got, holo kotak, daun rolling door, lis, dll), karet penyangga kaca, kabel, baterai Ni-MH 8.4 V, Integrated Circuit LM317, transformator step down 500 mA, potensiometer 5 K , trimpot 50 K , dioda IN4002, kapasitor, resistor, heatsink (lempeng aluminium penurun panas), rangkaian inverter DC-AC tegangan tinggi, dan Printed Circuit Board (PCB), sakelar tekan on-off, microswitch, skrup, paku rivet 3 mm, timah, dan lem plastik-panas.

Alat-alat yang digunakan, diantaranya neraca analitik, pipet mikro, jarum ose, penyedot air untuk kertas milipore, petri, kit uji biokimia, vortex, spektrofotometer, spektrofluorometer, laminar air flow cabinet, inkubator, autoklaf, dan lemari pendingin. Alat-alat yang digunakan dalam kontruksi alat adalah komputer, multitester, solder, penyedot timah, bor listrik (mata bor 3 mm dan 1 mm), pistol rivet, cutter, pinset, gergaji, gunting kawat, obeng, dan tang.

Metode Penelitian Isolasi Bakteri dan Induksi Pigmen

Air minum dalam kemasan disaring dengan kertas milipore 0.45 µm dan menggunakan alat penyedot/vakum air. Kertas milipore ditaruh pada permukaan media Pseudomonas Agar Base Pyocyanin (dalam petri) lalu dituangkan suplemen Cetrimide-Nalidixic (CN). Setelah itu, petri diinkubasi 35 oC selama 24 jam atau lebih hingga hari ke tujuh. Koloni yang tumbuh diamati warnanya tanpa UV dan dengan UV 366 nm (longwave). Koloni positif P. aeruginosa mempunyai zona berwarna biru atau biru

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Bidang Keuangan mempunyai tugas membantu Kepala Badan untuk melakukan pemeriksaan yang mencakup Sektor Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah termasuk

Judul Skripsi : Permodelan Spasial Daerah Rawan Banjir Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Dan Analitycal Hierarchy Proses.. Nama

Metrodata Electronics (MTDL): Anak usaha Perseroan yakni PT Mitra Integrasi Informatika (MII) dengan PT Dwitunggal Solusindo Prima (DSP) pada 3 Februari 2017

#ika manusia mematuhi kaidah agama, tak'a kepada uhan (*3 maka tidak ada manusia yang mempunyai sikap batin yang buruk, tidak ada rencana berbuat jahat, hubungan antar

Dengan model sistem dinamik diharapkan dapat menentukan preskripsi pengaturan hasil pada hutan tidak seumur yang optimal dipandang dari aspek kelestarian produksi, dan aspek

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang mendeskripsikan hubungan antara kerangka tubuh manusia dengan fungsinya pada peserta didik

Indikator Kinerja Utama Prosentase kesesuaian waktu tempuh rata- rata per 100 km angkutan AKDP pada kartu pengawasan (KPS) didukung oleh Program Pembangunan