• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEMAUAN MEMULAI UKM PADA MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

OLEH

DZIKRIY AL-MUNTAZHIM LUBIS 080502104

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI, DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEMAUAN MEMULAI UKM PADA MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 7.305 orang. Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, maka dalam penelitian ini digunakan rumus slovin dan mendapatkan sampel berjumlah 99 orang. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan metode kuesioner.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF PERSONAL INDEPENDENCE, MOTIVATION, AND ENTREPRENEURSHIP OF KNOWLEDGE FOR STUDENTS TO

STARTING SMALL BUSINESS AT THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF

NORTH SUMATRA

The purpose of this research was to determine and analyze the Influence of Personal Independence, motivation, and knowledge of the willingness Entrepreneurship Starting a small business at the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra.

This research is study according to the level of explanation. Population in this research is the students in Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra, with 7,305 peoples. To obtained a sample that describes population, so these research used the Slovin equation and obtain samples with 99 peoples. In order to obtain accurate data, researchers used a questionnaire method.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti, Ayahanda atau peneliti memanggil dengan sebutan Buya, Nazaruddin Ar-Rasyid Lubis dan Ibunda atau peneliti memanggil dengan sebutan Ummi, Dra. Sudiati, M.Si yang telah memberi nasehat, doa, dan kasih sayang tiada henti serta dukungan moril dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dra. Marhayanie, SE, M.Si, sebagai Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, sebagai Ketua Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Dra. Marhaini, MS, sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE. M.Si, sebagai dosen pembaca dan penilai saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi.

8. Keluarga kandung saya, Bang Ibnu, Kak sithoh, ikah, dan sahabat tercinta saya Rizky Franchitika yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril kepada saya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman saya, Abi, Angga, Bang Amin, Eki, Evan, Ipul, Reza, Royen, serta pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Uraian Teoritis ... 7

2.1.1. Kemandirian Pribadi ... 7

2.1.2 Motivasi ... 14

2.1.3. Kewirausahaan ... 17

2.1.4 Usaha Kecil Menengah ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

2.4 Hipotesis ... 27

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian. ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 28

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.11 Uji Hipotesis ... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 41

(7)

4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 43

4.2 Hasil Penelitian ... 44

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

4.2.2. Teknik Analisis Data ... 46

4.2.3. Pengujian Asumsi Klasik ... 58

4.2.4. Uji Heterokedastisitas ... 60

4.2.5. Uji Multikolinieritas ... 62

4.2.6. Uji Hipotesis ... 63

4.3 Pembahasan ... 70

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN 1 ... 80

LAMPIRAN 2 ... 83

LAMPIRAN 3 ... 84

(8)

DAFTAR TABEL

2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan ... 19

2.2 Tabel Peneliti Terdahulu ... 24

3.1 Operasional variabel ... 30

3.2 Skor Pernyataan ... 32

3.3 Data populasi ... 32

4.1 Item-total statistics ... 45

4.2 Reliability statistics ... 46

4.3 Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin ... 47

4.4 Deskriptif responden berdasarkan stambuk ... 48

4.5 Deskriptif responden berdasarkan Jurusan ... 49

4.6 Deskriptif responden berdasarkan umur ... 50

4.7 Deskriptif responden berdasarkan kepemilikan usaha ... 51

4.8 Distribusi jawaban responden terhadap variabel X1 ... 52

4.9 Distribusi jawaban responden terhadap variabel X2 ... 54

4.10 Distribusi jawaban responden terhadap variabel X3 ... 55

4.11 Distribusi jawaban responden terhadap variabel Y ... 57

4.12 Hasil Uji Glejser ... 61

4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 62

4.14 Hasil Uji-F ... 65

4.15 Hasil Uji-T ... 67

4.16 Determinan ... 69

(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka konseptual ... 27

4.1 Fakultas ekonomi dan bisnis usu ... 41

4.2 Grafik Histogram ... 59

(10)

ABSTRAK

PENGARUH KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI, DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEMAUAN MEMULAI UKM PADA MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 7.305 orang. Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, maka dalam penelitian ini digunakan rumus slovin dan mendapatkan sampel berjumlah 99 orang. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan metode kuesioner.

(11)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF PERSONAL INDEPENDENCE, MOTIVATION, AND ENTREPRENEURSHIP OF KNOWLEDGE FOR STUDENTS TO

STARTING SMALL BUSINESS AT THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF

NORTH SUMATRA

The purpose of this research was to determine and analyze the Influence of Personal Independence, motivation, and knowledge of the willingness Entrepreneurship Starting a small business at the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra.

This research is study according to the level of explanation. Population in this research is the students in Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra, with 7,305 peoples. To obtained a sample that describes population, so these research used the Slovin equation and obtain samples with 99 peoples. In order to obtain accurate data, researchers used a questionnaire method.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Beberapa data mengenai tantangan dan peluang Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya di Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 adalah total Gross Domestic Product (GDP) ASEAN tercatat di

ASEAN Secretary di tahun 2012 lalu menembus angka US$ 2.327 miliar dengan

(13)

Indonesia pastinya siap bersaing di MEA 2015 walau terjadi pelemahan ekonomi. Seperti yang kita ketahui, ekonomi Amerika dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan moneter yang loose, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara), yang menikmati pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam Indonesia yaitu sebesar 6,4% (Bank Dunia 2011) berada pada urutan ketiga di Asia, setelah Cina dan India.

Kemudian data lain kesiapan Indonesia dalam MEA tercatat dalam Bank Dunia diakhir tahun 2011 dan hingga akhir 2013 terus mencatat peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di ASEAN. Realisasi investasi pada tahun 2012 lalu mencapai Rp 313,2 triliun dan ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. untuk kelas menengah, pertumbuhan Indonesia juga terus meningkat, dari hanya sebesar 37,7% di tahun 2003, menjadi 56,6% pada tahun 2010.Total PDB Indonesia juga menembus 846 milyar dolar Amerika di tahun 2011 dan ini terbesar di ASEAN dan Indonesia masuk ke 16 di dunia, termasuk menjadi satu-satunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20.

Usaha kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, UKM harus diupayakan untuk terus berkembang.

(14)

juga berperan dalam penerimaan devisa. Peranan UKM di Indonesia sendiri telah menciptakan lapangan pekerjaan yang jauh lebih cepat daripada disektor usaha lainnya. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan UKM sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu Negara.

Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Sedangkan menurut Machfoedz (2005:9), menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba.

Menurut Ranto (2007:22), Kemandirian Pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Kemandirian pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya.

(15)

internal kompleks itu mempengaruhi perilaku yaitu berani bersikap, otonomi dan mampu mewujudkan sesuatu.

Motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan (Barelson dan Steiner dalam Siswanto Sastrahadiwirno:2001,267).

Menurut Menger (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.

Dalam hal pengetahuan dalam berwirausaha, mata kuliah Kewirausahaan menjadi solusi awal dalam memperkenalkan dan memberikan pengetahuan dasar pada mahasiswa tentang kewirausahaan. Mata kuliah tersebut juga memberikan kompetensi pada mahasiswa untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru.

Ada pula pembekalan melalui seminar entrepreneurship yang mengajak mahasiswa untuk mengubah mindset soal pentingnya wirausaha bagi suatu negara, membuat bussiness plan, yang akan diwujudkan saat mereka berwirausaha secara nyata dan memberi kompetensi pada mahasiswa tentang cara untuk bisa memenajamen usaha kecil yang baru dirintis supaya bisa terus tumbuh dan berkembang.

(16)

kreatif. Dengan bekal pengetahuan yang didapat dari seminar entrepreneurship

tersebut, seharusnya mereka memiliki intensi dan atensi yang kuat untuk berwirausaha.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi dan

Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

(17)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Dengan memahami Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan yang dimiliki tiap mahasiswa, maka mahasiswa dapat memiliki kemauan untuk memulai usaha kecil. Mahasiswa yang berhasil dapat melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula maupun wirausahawan yang belum berhasil.

2. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman pengembangan kepribadian, pengetahuan wirausaha untuk memulai usaha kecil yang memotivasi mahasiswa agar berkeinginan menjadi entrepreneur.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang mendekati sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa yang akan datang. Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai manajemen usaha kecil ke realita kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan mengembangkan pola pikir yang lebih inovatif agar usaha yang dijalankan lebih berkembang.

4. Bagi Peneliti

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Kemandirian Pribadi

2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri.

Kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian berarti harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.

Dari berbagai pengertian para ahli, terlihat bahwa substansi kemandirian terdiri atas:

1. Kemampuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan lingkungan, 2. Kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengatasi kesulitan.

(19)

Kemandirian mengandung pengertian :

1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi

3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya 4. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya

Pribadi tiap orang tumbuh atas dua kekuatan yaitu kekuatan dari dalam, yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering disebut juga kemampuan-kemampuan dasar yang sudah dibawa sejak lahir, baik bersifat kejiwaan maupun bersifat kebutuhan. Yang kedua kekuatan dari luar yaitu segala sesuatu yang ada diluar manusia (faktor lingkungan).

Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) yang berasal dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif.

(20)

Kemandirian pribadi untuk memulai usaha kecil, adalah (Riyanti, 2003) : a. Mengandalkan kemampuan sendiri

b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c. Keberanian menghadapi tantangan

d. Kebebasan berfikir

Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

2.1.1.2 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam tiga tipe, yaitu:

1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidak bergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain.

2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Kemandirian prilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.

3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)

(21)

1. Kemandirian Emosional

Kemandirian emosional menurut Steinberg (2002:289) adalah aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu. Kemandirian emosi menunjuk kepada pengertian yang dikembangkan mengenai individuasi dan melepaskan diri atas ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian emosi dapat berkembang dengan sangat baik dibawah kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian emosional berkembang lebih dulu sebagai dasar perkembangan kemandirian karena kemandirian tingkah laku dan kemandirian nilai mempersyaratkan kemandirian emosional yang cukup (Steinberg, 2002:303-304). Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

2. Kemandirian Perilaku

(22)

Kemandirian perilaku mencakup kemampuan untuk meminta pendapat orang lain jika diperlukan, menimbang berbagai pilihan yang ada dan pada akhirnya mampu mengambil kesimpulan untuk suatu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, tetapi bukan berarti lepas dari pengaruh orang lain. Ada tiga karakteristik seseorang yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain, dan memiliki rasa percaya diri.

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian perilaku adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

3. Kemandirian Nilai

(23)

belief); kedua, keyakinan-keyakinan menjadi semakin bertambah mengakar pada prinsip-prinsip umum yang memiliki beberapa dasar ideologi (principled belief); dan ketiga, keyakinan-keyakinan akan nilai menjadi semakin terbentuk dalam diri dan bukan hanya dalam sistem nilai yang ditanamkan (independent belief).

Kemampuan untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif dan menggunakannya dalam berpikir menurut pendapatnya, memberi peluang untuk bereksplorasi di sekitar sistem nilai, ideologis politik, dan etika pribadi (Steinberg, 2002:304). Diantara ketiga komponen kemandirian, maka kemandirian nilai merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas bagaimana proses berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang lazimnya tidak disadari, dan umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara sempurna disbanding kedua komponen kemandirian lainnya.

(24)

2.1.1.3 Karakteristik Pribadi yang Mandiri

Karakteristik orang yang mandiri menurut tipe-tipe kemandirian di atas adalah (http://repository.upi.edu):

1. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak merasa cemas, takut ataupun malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan pilihan atau keyakinan orang lain

2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah, mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang lain juga dapat membuat keputusan dan mempu melaksanakan keputusan yang diambil

3. Mampu mengontrol dirinya atau perasaannya, sehingga tidak memiliki rasa takut, ragu, cemas, tergantung dan marah yang berlebihan dalam berhubungan dengan orang lain

4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai mengenai apa yang terbaik bagi dirinya serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan nilai-nilai yang diyakini serta perselisihan dengan orang lain

5. Menunjukkan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain, yang dipelihara dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya dan kehidupan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas

(25)

7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinan atas segala tingkah laku yang ia lakukan dan menunjukkan sikap yang tidak takut menghadapi suatu kegagalan

2.1.2 Motivasi

Motivasi adalah proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa latin yang berarti “bergerak” atau “menggerakkan”. Menurut beberapa ahli, motivasi didefinisikan sebagai berikut :

1. Hamzah B. Uno (2007:39) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan tingkah laku seseorang. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

(26)

3. Menurut Hasibuan (2007:219) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja sseorang, agar mereka mau berkerjasama, bekerja efaktif dan terintregasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

4. Menurut Maslow, (http://iyharclassic.blogspot.com/2011/03/teori-maslow-dan-sifat-yang.html) manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. 2) Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan

perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3) Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan.

4) Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.

(27)

mencapai tujuan organisasi, masalah motivasi dapat dianggap simpel karena pada dasarnya manusia mudah dimotivasi, dengan memberikan apa yang diinginkannya. Masalah motivasi, dianggap kompleks, karena sesuatu dianggap penting bagi orang tertentu.

Menurut Lau dan Shani dalam Zuhdi (2006:9), terdapat dua pendekatan umum dalam mempelajari motivasi, yaitu teori isi dan teori proses.

1. Teori isi adalah teori yang menjelaskan mengenai profil kebutuhan yang dimiliki seseorang. Teori ini berusaha mengidentifikasikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Teori isi antara lain adalah Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori E-R-G, Teori Dua Faktor, dan Teori Tiga Motif Sosial.

2. Teori proses menjelaskan proses melalui dimana munculnya hasrat seseorang untuk menampilkan tingkah laku tertentu. Teori ini berkaitan dengan identifikasi variabel dalam motivasi dan bagaimana variabel-variabel tersebut saling berkaitan. Beberapa teori proses antara lain Teori Keadilan dan Teori Ekspektansi.

(28)

2.1.3 Kewirausahaan

Adam Smith (Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa.Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang merubah permintaan menjadi produksi. Richard Cantillon (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi.

Sementara Menger (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.

Kamus umum bahasa Indonesia (Riyanti,2003:24) mengartikan wirausaha sebagai: ”orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

(29)

menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.” Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri.Dengan demikian, dia bertanggungjawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003:13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

(30)

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan ke enam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses danperjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

[image:30.595.113.513.504.694.2]

Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana,2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

(31)

2.1.4 Usaha Kecil Menengah

2.1.4.1. Pengertian Usaha Kecil Menengah

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp. 1 miliyar 3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri.

Definisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara koperasi dan UKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro.Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100 Juta.

(32)

2.1.4.2 Cara-Cara Mendirikan Usaha

Ada tiga cara dalam mendirikan usaha yaitu: 1. Membeli Franchise

Membeli franchise adalah menbeli hak untuk memakai merek dagang dari usaha luar negeri dan sekarang juga sudah banyak dari dalam negeri

(franchisor) dengan membayar royalty dan pembagian laba usaha. Cara ini

adalah cara yang paling rendah risiko kegagalan pemasarannya karena sudah dikenal oleh banyak orang. Sedangkan untuk kelemahannya adalah membutuhkan dana yang sangat besar.

2. Membeli usaha yang sedang berjalanMembeli usaha yang sedang berjalan memiliki risiko kegagalan lebih besar dari franchise, tetapi membeli usaha yang sedang berjalan ini memiliki risiko kegagalan lebih kecil daripada mendirikan usaha sendiri dari awal.

3. Mendirikan usaha sendiri dari awal Usaha yang baru dimulai dari awal memerlukan banyak waktu maka harus siap mental, modal yang diperlukan juga banyak tetapi tidak sebanyak frenchise, memiliki kerja keras yang tinggi. Risiko kegagalan yang diperoleh juga sangat tinggi, namun jika sukses menjalankannya maka mempunyai rasa kepuasan tersendiri.

2.1.4.3 Peranan Usaha Kecil di Indonesia

(33)

Jumlah ini jika dipresentasikan maka sebesar 99,85 % dari seluruh unit bisnis yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan 0,15% adalah usaha lain.

Usaha kecil pada umumnya merupakan kelompok usaha yang bekerja padat karya yang memerlukan tenaga kerja yang banyak, tanpa terlalu menekankan pada tingkat pendidikan formal yang tinggi serta keterampilan. Menteri Koperasi dan UKM pada tahun 2000 mengatakan ada 66 Juta orang bekerja di usaha kecil di Indonesia, jika di presentasikan menjadi 99,44% dan sisanya 0,56% dari pekerjaan lain. BPS,2005 (http://www.bps.go.id).

Usaha kecil di Indonesia dapat menghasilkan beraneka ragam barang dan jasa unggulan yang dapat diproduksikan dipedesaan dan perkotaan serta tidak memerlukan modal yang besar dan tenaga kerja yang berpendidikan formal tinggi. 2.1.4.4 Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut Hutasuhut (www.smeru.or.id) ciri-ciri dan watak usaha kecil adalah:

1. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri

2. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat

(34)

Secara umum usaha Kecil mengacu pada ciri-ciri berikut : 1. Manajemen berdiri sendiri

Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.

2. Investasi modal terbatas

Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.

3. Daerah operasinya lokal

Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.

4. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil

Penyelenggara di bidang operasinya tidak dominan 2.1.4.5 Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM)

Beberapa orang, sebagian fokus pada pengembangan karir melalui pekerjaan dan sebagiannya lagi memilih untuk memulai usaha kecil atau berwirausaha. Khusus untuk berwirausaha, tidak banyak orang memiliki keyakinan bahwa usaha yang dibangunnya akan berkembang. Biasanya karena belum ada rasa percaya diri untuk membangun sebuah usaha.

(35)

sukses yang langsung sukses, semua bermula dari usaha kecil yang ditekuni kemudian semakin lama sukses. Kemauan memulai usaha adalah awal dari permulaan menjadi wiusahawan ataupun pengusaha yng sukses.Dengan demikian kemauan memulai usaha kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan kemampuan sendiri.

[image:35.595.106.517.334.731.2]

2.2 Peneliti Terdahulu

Tabel 2.2

Tabel Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 Villonensia (2009)

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting)

Variabel kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan, dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu thitung sebesar 2.102 > ttabel (1.96).

2 Fajrinur (2007)

Analisis Faktor-Faktor

yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)

Variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel memulai usaha kecil pada pajak USU, dan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu X1=2.292, X2=1.816, X3=-1.570, X4=1.878, X5=-0.561.

3 Ardhya (2014)

Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen USU Medan

(36)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama sepenuhnya dari proyek penelitian yang dituju, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan elabolarasi dari perumusan masalah yang trelah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro,2003:44).

Menurut Ranto (2007:22), Kemandirian Pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Menurut Hamzah B. Uno (2007:39), Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan tingkah laku seseorang. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.beberapa faktor-faktor yang memotivasi seseorang untuk menjadi wirausaha adalah keinginan merasakan pekerjaan bebas, keberhasilan diri yang dicapai, dan toleransi akan adanya resiko.

Menurut Menger (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.

(37)

Melalui seminar entrepreneurship juga sebuah sarana bagi mahasiswa untuk membuat bussiness plan, yang akan diwujudkan saat mereka berwirausaha secara nyata.

Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Dengan adanya kemandirian pribadi, seorang calon wirausaha mudah untuk memulai usahanya, dikarenakan sudah dapat berdiri sendiri, berani mengambil keputusan, memiliki kepercayaan diri yang kuat, dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Kemudian dengan adanya motivasi, seorang calon wirausaha punya semangat dan motivasi untuk memulai usahanya agar dapat memenuhi semua kebutuhannya, baik itu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.

Selanjutnya dengan adanya pengetahuan kewirausahaan, baik dalam hal menciptakan produk baru, pemasaran produk, pengelolaan sumber daya manusia yang baik, dan pembuatan laporan keuangan yang sederhana akan memudahkan dalam memulai usaha kecil tersebut.

(38)

Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y, yaitu sebagai berikut:

[image:38.595.129.481.200.314.2]

Sumber : Ranto (2007:22), Uno (2007:39), Riyanti, (2003:23)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

Kemandirian Pribadi, Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kemandiran Pribadi (X1)

Motivasi (X2)

Pengetahuan Kewirausahaan (X3)

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan pada tujuan objek-objeknya. Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk ke dalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X3) berpengaruh terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (Y).

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH. Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Waktu penelitian mulai dari bulan Januari sampai dengan Maret 2015.

3.3 Batasan Operasional Variabel

(40)

dependent (variabel terikat), yaitu Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (Y) pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi Operasional Variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Defenisi Variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel penelitian. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat

(Dependent Variable). Jadi, untuk menjelaskan dan memberikan gambaran yang

jelas dan memudahkan penelitian pada masing-masing variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka perlu defenisi operasioanal dari masing-masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Merupakan variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berupa:

a. Kemandirian Pribadi (X1), yaitu Kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan

(41)

c. Pengetahuan Kewirausahaan (X3), yaitu Ilmu tentang sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha, dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

[image:41.595.109.518.418.754.2]

Berdasarkan operasionalisasi variabel yang telah diuraikan maka tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Kemandirian Pribadi (X1)

Kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri

dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

1. Kemampuan untuk menggali potensi diri

2. Kemampuan untuk

mengembangkan potensi diri 3. Kemampuan untuk berdiri

Sendiri.

4. Kemampuan untuk mengatasi kesulitan

5. Kemampuan menerima konsekuensi atas segala keputusan yang diambil

Likert

Motivasi (X2) Keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi

ketidakseimbangan

1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan Sosial

4. Kebutuhan akan penghargaan 5. Kebutuhan akan aktualisasi

diri

(42)

Pengetahuan Kewirausahaan (X3)

Ilmu tentang sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha, dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya

1. Kemampuan dalam membuat laporan keuangan sederhana 2. Kemampuan dalam

pemasaran produk/jasa 3. Kemampuan dalam

pengelolaan SDM

4. Kemampuan dalam membuat usaha itu menjadi bankable

Likert

Kemauan Memulai UKM (Y)

Tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha kecil menengah

1. Keinginan seseorang untuk berusaha membuka usaha dengan modal sendiri 2. Keinginan seseorang untuk

berusaha membuka usaha dengan modal orang lain 3. Keinginan seseorang untuk

berusaha mengembangkan usaha dengan kemampuan sendiri.

4. Keinginan memulai usaha karena bebas mengatur ritme kerja

5. Keinginan untuk membuka lapangan kerja bagi orang lain

Likert

Sumber:Ranto (2007),Sastrahadiwirno(2001), Suryana (2013), Diolah oleh Penulis (Januari 2015)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(43)
[image:43.595.210.420.111.280.2]

Tabel 3.2 Skor Pernyataan

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: (Sugiyono, 2006: 86)

3.6.Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 7.305 orang. Dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Data Populasi

No Program Studi Jumlah Mahasiswa

1 Ekonomi Pembangunan S-1 1.031

2 Akuntansi S-1 2.064

3 Manajemen S-1 2.084

4 Keuangan D-3 852

5 Kesekertariatan D-3 525

6 Akuntansi D-3 674

Total 7.230

[image:43.595.161.467.506.701.2]
(44)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006). Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, maka dalam penelitian ini digunakan rumus slovin dalam Umar (2004:108), yaitu sebagai berikut:

�= � 1 +� (�2)

Dimana:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Dari jumlah populasi yang telah disebutkan dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10 % maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar:

�= 7230 1 + 7230 (0,12)

n = 99,66 dibulatkan menjadi 100 orang

(45)

3.7 Jenis dan Sumber Data

3.7.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi dunia usaha, buku-buku literatur, dan internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui angket yang disebarkan dan dijawab oleh responden yang merupakan Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai sampel penelitian. Selain itu peneliti mengumpulkan data juga melalui data pendukung literatur, jurnal dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

(46)

dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Bila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Sugiyono, 2005:109). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan diluar sampel. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17,0 dengan kriteria sebagai berikut :

Jika r hitung ≥ r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2005:116). Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17,0 butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika r alpha positif atau ≥ r tabel maka pertanyaan reliabel Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

(47)

dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat seta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independent (Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan Akan Prestasi) dan variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha) akan digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 17,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

�=�+�11+ �22+�33+ �

Dimana :

Y = Kemauan Memulai Usaha Kecil

a = Konstanta

�1,�2,�3 = Koefisien Regresi Berganda �1 = Variabel Kemandirian Pribadi �2 = Variabel Motivasi

�3 = Variabel Pengetahuan Kewirausahaan

e = Standar Error

(48)

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalisasi adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan pendekatan grafik dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai

Asyimp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 5% artinya data variabel berdistribusi normal (Situmorang et al, 2011:100).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umumnya yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang

et al, 2011:133).

3. Uji Heteroskedastisitas

(49)

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas (Situmorang et al, 2011:107).

3.11 Uji Hipotesis

1. Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent

secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

�0: �1 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan) terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha Kecil).

0 ∶ �1 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan) terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha Kecil).

Nilai �ℎ����� akan dibandingkan dengan nilai ������. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu :

0 diterima jika �ℎ����� < ������ pada α = 5%

(50)

2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent (Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan) terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha Kecil). Bentuk pengujiannya yaitu :

0 ∶ �1 = �2 =�3 = 0, artinya variabel independent (Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha Kecil).

0 ∶ �1 ≠ �2 ≠ �3 ≠ 0, artinya variabel independent (Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent (Kemauan Memulai Usaha Kecil).

Nilai �ℎ����� akan dibandingkan dengan nilai ������ . Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu :

0 diterima bila �ℎ����� < ������ pada α = 5%

0 ditolak bila �ℎ����� ≥ ������ pada α = 5%

3. Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien determinan (R²) bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel

(51)

independent terhadap pengaruh variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent, dan bila R² mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel

dependent. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk

menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap variabel

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Sumber: fe.usu.ac.id

Gambar 4.1

[image:52.595.113.511.278.510.2]
(53)

Berhubung Fakultas Ekonomi USU yang berkedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari Universitas Syah Kuala, pada tahun 1961 USU membuka kembali Fakultas Ekonomi di Medan. Penetapan dilakukan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 November 1961 yang berlaku surut terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24 Nopember diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.

Pada tahun 1975 AAN (Akademi Administrasi Niaga) Medan dilebur ke Fakultas Ekonomi USU menjadi PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi dan Perusahaan). PAAP kemudian menjadi program diploma tiga (DIII) dengan tiga program studi, yakni DIII Keuangan, DIII Akuntansi, dan DIII Kesekretariatan.

Dalam perjalanan yang panjang, pada tahun 2003 USU menjadi PT BHMN (Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2003, tanggal 11 Nopember 2003, dimana Fakultas Ekonomi USU merupakan satu dari 10 Fakultas dan Program Pascasarjana yang ada pada saat USU menjadi PT BHMN. Setelah menjadi PT BHMN, dengan dibentuknya Fakultas Farmasi dan Fakultas Psikologi pada tahun 2007 USU telah memiliki 12 fakultas.

Alamat Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU :

Jl. Prof. T.M. Hanafiah Kampus USU Medan 20155 Telp. +62 61 8218532

Fax. +62 61 8218532

(54)

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan

Menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Visi :

1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam Misi :

bidang ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar,

2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan dan peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen,

3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT BHMN

4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholders

5. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan lainnya,

(55)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.2.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS (Statistic Package and Sosial Science) 17.0 for windows.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel 2. Jika r

maka pertanyaan dinyatakan valid.

hitung < r tabel 3. Nilai r

maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

hitung

Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara. Nilai r

dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

(56)
[image:56.595.113.511.116.679.2]

Tabel 4.1 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item Deleted

VAR00001 73.17 29.937 .482 .807

VAR00002 73.17 31.040 .368 .816

VAR00003 73.17 28.282 .413 .810

VAR00004 73.43 30.737 .397 .822

VAR00005 73.20 29.545 .502 .805

VAR00006 73.33 29.333 .511 .804

VAR00007 73.03 28.585 .581 .800

VAR00008 73.17 29.937 .373 .814

VAR00009 73.33 29.747 .440 .808

VAR00010 73.20 29.269 .484 .805

VAR00011 73.57 29.220 .426 .808

VAR00012 73.60 29.490 .376 .811

VAR00013 73.40 30.386 .388 .810

VAR00014 73.87 28.947 .412 .809

VAR00015 73.10 29.541 .399 .809

VAR00016 74.07 28.754 .462 .806

VAR00017 73.00 29.034 .500 .804

VAR00018 73.03 30.999 .401 .820

VAR00019 72.77 30.875 .385 .817

Sumber: hasil pengolahan SPSS (Januari 2015)

(57)

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

(0,361), dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realbilitas.

Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang et al, 2008:46) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka pernyataan reliabel.

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.80 maka pernyataan reliabel.

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.818 19

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa seluruh butir pernyataan adalah reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha: 0,818 > 0,60 dan 0,818> 0,80. Dengan demikian kuesioner penelitian dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

4.2.2 Teknik Analisis Data

4.2.2.1 Deskriptif Responden

(58)

mahasiswa. Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup jenis kelamin, umur, dan jurusan. Deskriptif responden dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3

:

Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Lak-laki 38 38.0 38.0 38.0

Perempuan 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

(59)

2. Karakteristik responden berdasarkan stambuk:

[image:59.595.146.479.142.443.2]

Deskriptif Responden Berdasarkan Stambuk Tabel 4.4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2009 15 15.0 15.0 15.0

2010 6 6.0 6.0 21.0

2011 22 22.0 22.0 43.0

2012 2013 2014 7 47 3 7.0 47.0 3.0 7.0 47.0 3.0 50.0 97.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang berkemauan memulai usaha yaitu stambuk 2009 sebanyak 15 orang atau 15 %, stambuk 2010 sebanyak 6 orang atau 6%, stambuk 2011 sebanyak 22 orang atau 22%, stambuk 2012 sebanyak 7 orang atau 7%, stambuk 2013 sebanyak 47 orang atau 47%, stambuk 2014 sebanyak 3 orang atau 3%.

(60)
[image:60.595.147.478.142.413.2]

3. Karakteristik responden berdasarkan jurusan: Tabel 4.5

Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Mnj 69 69.0 69.0 69.0

Akt 8 8.0 8.0 77.0

EP D3 Sek D3 Keu

16 3 4

16.0 3.0 4.0

16.0 3.0 4.0

93.0 96.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

(61)
[image:61.595.146.480.140.444.2]

4. Karakteristik responden berdasarkan umur: Tabel 4.6

Deskriptif Responden Berdasarkan Umur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 23 22 22 23 22.0 23.0 22.0 23.0 22.0 45.0

21 8 8.0 8.0 53.0

20 42 42.0 42.0 95.0

19 18 2 3 2.0 3.0 2.0 3.0 97.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

(62)

5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.7

:

Deskriptif Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sudah 15 15.0 15.0 15.0

Belum 85 85.0 85.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

Bersarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang sudah memiliki usaha berjumlah 15 orang atau 15 %, kemudian yang belum memiliki usaha berjumlah 85 orang atau 85 %.

4.2.2.2 Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif variabel akan menjabarkan setiap variabel yang digunakan baik variabel independen yaitu Kemandirian Pribadi(X1), Motivasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X3), dan variabel dependen yaitu Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y). Jumlah pernyataan ada 19 butir, yaitu 14 butir untuk variabel X1, X2, X3

Hasil dari tiap-tiap jawaban diberikan skor sesuai dengan penelitian, yaitu sebagai berikut:

, dan 4 butir untuk variabel Y.

1. Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

2. Setuju (S) : diberi skor 4

(63)

4. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

[image:63.595.139.485.245.491.2]

4.2.2.2.1 Variabel Kemandirian Pribadi (X1)

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kemandirian Pribadi (X1)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa:

1. Pada pernyataan 1 (Saya memiliki kemampuan untuk menggali potensi diri) 2 orang responden menyatakan kurang setuju (2%), 70 orang responden menyatakan setuju (70%), 28 orang responden menyatakan sangat setuju (28%).

2. Pada pernyataan 2 (Saya memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri). 2 orang responden menyatakan kurang setuju (2%), 76 orang No. Item

Pernyataan

STS TS KS S SS

Rata-rata

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 2 2 70 70 28 28 4,26

2 0 0 0 0 2 2 76 76 22 22 4,2

3 0 0 2 2 10 10 61 61 27 27 4,13

4 0 0 2 2 11 11 75 75 12 12 3,97

(64)

responden menyatakan setuju (76%), 22 orang responden menyatakan sangat setuju (22%).

3. Pada pernyataan 3 (Saya memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri), 2 orang responden menyatakan tidak setuju (2%), 10 orang responden menyatakan kurang setuju (10%), 61 orang responden menyatakan setuju (61%), 27 orang responden menyatakan sangat setuju (27%).

4. Pada Pernyataan 4 (Saya memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan), 2 orang responden menyatakan tidak setuju (2%), 11 orang responden menyatakan kurang setuju (11%), 75 orang responden menyatakan setuju (75%), 12 orang responden menyatakan sangat setuju (12%).

(65)
[image:65.595.114.485.181.405.2]

4.2.2.2.2 Variabel Motivasi (X2)

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi (X2)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa:

1. Pada pernyataan 1 (Saya memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis), 2 orang responden menyatakan kurang setuju (2%), 71 orang responden menyatakan setuju (71%), 27 orang responden menyatakan sangat setuju(27%).

2. Pada pernyataan 2 (Saya memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman), 4 orang menyatakan kurang setuju (4%), 45 orang menyatakan setuju (45%), 51 orang menyatakan sangat setuju (51%).

3. Pada pernyataan 3 (Saya memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan sosial), 1 orang responden menyatakan tidak setuju (1%), 2 orang responden menyatakan kurang setuju (2%), 57 orang responden No. Item

Pernyataan

STS TS KS S SS Rata-rata

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 2 2 71 71 27 27 4,25

2 0 0 0 0 4 4 45 45 51 51 4,47

3 0 0 1 1 2 2 57 57 40 40 4,36

4 0 0 0 0 13 13 56 56 31 31 4,18

(66)

menyatakan setuju (57%), 40 orang responden menyatakan sangat setuju (40%).

4. Pada pernyataan 4 (Saya memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan), 13 orang menyatakan kurang setuju (13%), 56 orang menyatakan setuju (56%), 31 orang menyatakan sangat setuju (31%). 5. Pada pernyataan 5 (Saya memilki keinginan untuk memenuhi kebutuhan

akan aktualisasi diri), 7 orang responden menyatakan kurang setuju (7%), 63 orang responden menyatakan setuju (63%), 30 orang responden menyatakan sangat setuju (30%).

[image:66.595.119.480.429.621.2]

4.2.2.2.3 Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X3)

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengetahuan Kewirausahaan(X3)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa:

1. Pada pernyataan 1 (Saya memiliki kemampuan dalam membuat laporan keuangan sederhana) 1 orang responden menyatakan tidak setuju (1%), 21 No. Item

Pernyataan

STS TS KS S SS Rata-rata

F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1 21 21 62 62 16 16 3,93

2 0 0 0 0 19 19 61 61 20 20 4,01

3 0 0 2 2 15 15 72 72 13 13 4,02

(67)

orang responden menyatakan kurang setuju (21%), 62 Orang responden menyatakan setuju (62%), 16 orang responden menyatakan sangat setuju (16%).

2. Pada pernyataan 2 (Saya memiliki kemampuan dalam memasarkan produk/jasa), 19 orang responden menyatakan kurang setuju (19%), 61 orang responden mneyatakan setuju (61%), 20 orang responden menyatakan sangat setuju (20%).

3. Pada pernyataan 3 (Saya memiliki kemampuan dalam mengelola pekerja atau sumber daya manusia ), 2 orang responden menyatakan tidak setuju (2%), 15 orang responden menyatakan kurang setuju (15%), 72 orang responden menyatakan setuju (72%). 13 orang responden menyatakan sangat setuju (13%).

(68)

4.2.2.2.4 Variabel Kemauan Memulai UKM (Y)

[image:68.595.122.502.229.460.2]

Distribusi jawaban responden terhadap 4 butir pernyataan mengenai variabel keputusan pembelian (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kemauan Memulai UKM (Y)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2015)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa:

1. Pada pernyataan 1 (Saya berkeinginan untuk berusaha membuka usaha dengan modal sendiri), 8 orang responden menyatakan kurang setuju (8%), 46 orang responden menyatakan setuju (46%), 46 orang responden menyatakan sangat setuju (46%).

2. Pada pernyataan 2 (Saya berkeinginan untuk berusaha membuka u

Gambar

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Tabel 2.2 Tabel Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasional variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Julkisen talouden suun- nitelman mukaiset säästöt... muiden etuuksien vuoden 2018 indeksi- tarkistuksista sekä kansaneläkeindeksistä annetun lain 2 §:n ja eräiden muiden

Berdasarkan hasil uji paired t-test, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan total volume perdagangan pada sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM,

Untuk mencari besar muatan saat waktu dan hambatan optimum yang terjadi pada sel saraf manusia dapat digunakan model pada rangkaian RLC seri sirkuit.. Karena

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Yang dimaksud reklame udara adalah reklame dalam bentuk tertentu, dengan bahan plastik, kain, kertas, balon gas, dan sejenisnya sesuai perkembangan jaman, yang

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara

Pe- maknaan terhadap sumber daya alam yang dimili- ki, tata cara pengelolaan serta tujuan dari pengelo- laan sumber daya alam, serta apa yang dihasilkan sumber daya tersebut