AKTIVITAS DAKWAH ISLAM SITI NURMELIYA BASKARANI
PUTERI MUSLIMAH INDONESIA 2014
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
INTAN AULIANTI
NIM: 1112051000064
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
ABSTRAK
Intan Aulianti, NIM: 1112051000064, Aktivitas Dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014, Di Bawah Bimbingan Umi Musyarrofah, MA
Dakwah terhadap perempuan adalah keharusan, bahkan perempuan sendiri juga terikat akan kewajiban berdakwah. Kewajiban umat Islam untuk menyampaikan motivasi Islami secara keseluruhan, sistematik dan mendalam tentunya dapat dilakukan oleh semua muslim dan muslimat. Setelah dinobatkan menjadi Puteri Muslimah Indonesia 2014, selain aktif dalam dunia entertainment, Siti Nurmeliya baskarani juga memiliki peran aktif dalam berdakwah. Berbagi cerita, pengalaman, dan motivasi merupakan hal yang rutin dilakukan Siti Nurmeliya Baskarani. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan yang timbul: bagaimana bentuk-bentuk aktivitas dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014?
Penelitian ini menggunakan teori aktivitas dan teori dakwah Islam. Menurut Samuel Soeltoe sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan, dia mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan. Sedangkan dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku yang dilakukan secara sadar dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap serta pengamalan terhadap ajaran agama dan pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian biografi. Melalui model penelitian biografi, peneliti meneliti pengalaman berdakwah yang dilakukan oleh Siti Nurmeliya Baskarani setelah ia dinobatkan menjadi Puteri Muslimah Indonesia 2014.
Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dari narasumber diketahui bahwa bentuk-bentuk aktivitas dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014 yaitu Dakwah bil al-lisan, Dakwah bil al-hal dan Dakwah bil al-qalam. Dalam aktivitas bil al-lisan, Melly berdakwah saat ia mengisi talkshow di acara seminar dan keputrian di sekolah-sekolah. Dalam aktivitas dakwah bil al-hal, Melly melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan sosial bersama komunitas Katalogue. Kegiatan Melly di bidang pendidikan, yaitu mengajar anak-anak yang kurang mampu. Lalu, kegiatan Melly di bidang sosial, yaitu berbagi pada anak-anak yang kurang mampu. Selain dengan komunitas Katalogue, dalam bidang sosial Melly juga pernah menghadiri undangan dari Yayasan Hijab Indonesia untuk berbagi pada dan anak-anak keterbelakangan mental. Dalam aktivitas dakwah bil al-hal nya Melly juga pernah menjadi juri di ajang modeling. Sedangkan dalam aktivitas dakwah bil al-qalam, Melly berdakwah melalui akun di sosial media Instagram miliknya.
ii
AlhamdulillahiRabbil’ aalamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014”.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
banyak mengalami kesulitan, hingga terkadang rasa putus asa selalu dirasakan.
Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat
berharga dari berbagi pihak menjadikan penulis semakin bersemangat untuk
menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya skripsi dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis. Karena dengan bimbingan, arahan serta semua kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis, terutama kepada:.
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
iii
4. Umi Musyarrofah, MA sebagai selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dikala padatnya jadwal mengajar dan meluangkan pikiran
untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya kepada penulis dikala
berkonsultasi, serta teramat sabar dalam membimbing dan mengarahkan
penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam hal peminjaman buku-buku yang digunakan sebagai
referensi dan memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis hingga
penyusuanan skripsi ini selesai.
7. Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014 selaku narasumber
sekaligus inspirasi bagi penulis untuk membuat skripsi ini, yang telah
meluangkan waktu dan banyak memberikan informasi serta nasehat yang
bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
8. Orang tua tercinta, Papah Aulia dan Mamah And Dwi Arti. Terima kasih atas
segala jasa dan do’amu, penulis bahagia memiliki orang tua yang selalu
memberikan dukungan yang tulus dan sangat berharga untuk penulis demi
keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan adik tercinta Irma
iv
10.Sahabat-sahabatku, Widya Natassha Rachim dan Faza Keumalasari yang telah
memberikan semangat dalam menjalankan skripsi.
11.Teman-teman seperjuangan skripsi Humaira, Kemal, Sinta Sulistyoningrum,
dan Sari Setianingrum. Terima kasih selalu memberikan semangat dan banyak
informasi yang sangat membantu penulis dalam penulisan skripsi. Serta
teman-teman KPI 2012 khususnya KPI B, terima kasih atas kebersamaan yang
menyimpan banyak kenangan, tanpa kalian masa kuliah 3,5 tahun yang
dijalankan penulis tidaklah berwarna. Terima kasih selalu memberikan
semangat dan banyak informasi yang sangat membantu penulis dalam
penulisan skripsi.
12. Semua pihak, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namun tanpa
mengurangi rasa hormat, yang telah membantu penulis. Saya ucapkan terima
kasih.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
diri penulis sendiri.
Jakarta, 22 Maret 2016
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR………...ii
DAFTAR ISI……….. v
DAFTAR TABEL………...viii
DAFTAR GAMBAR……….…ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah………...4
C. Tujuan Penelitian………...5
D. Manfaat Penelitian………...…..5
E. Metodologi Penelitian………....6
1. Pendekatan Penelitian………..6
2. Metode Penelitian………7
3. Subjek dan Objek Penelitian………...9
4. Sumber Data Penelitian………...9
5. Teknik Pengumpulan Data………..…9
6. Tempat dan Waktu………..…………..12
7. Teknik Analisis Data……….12
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……….13
9. Instrumen dan Alat Bantu Penelitian………17
F. Tinjauan Pustaka………..18
vi
B. Ruang Lingkup Dakwah………..22
1. Pengertian Dakwah………22
2. Tujuan Dakwah………..24
3. Unsur Dakwah………..….25
a. Da’i………...25
b. Mad’u………...27
c. Materi Dakwah………29
d. Media Dakwah………...30
e. Metode Dakwah………...33
f. Bentuk-bentuk Dakwah………...35
BAB III PROFIL SITI NURMELIYA BASKARANI DAN GAMBARAN UMUM PUTERI MUSLIMAH INDONESIA A. Profil Siti Nurmeliya Baskarani………...…38
1. Riwayat Hidup………...38
2. Pendidikan……….39
3. Karier Siti Nurmeliya Baskarani Sebagai Puteri Muslimah Indonesia 2014………...41
B. Gambaran Umum Puteri Muslimah Indonesia………46
vii
B. Aktivitas DakwahBil al-Hal Siti Nurmeliya Baskarani……..60 C. Aktivitas DakwahBil al-Qalam Siti Nurmeliya Baskarani….67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………..…71
B. Saran………73
DAFTAR PUSTAKA………...74
viii
Tabel 1. Prestasi Siti Nurmeliya Baskarani tahun 2009-2014 ... 44
Tabel 2. Pengalaman Kerja Siti Nurmeliya Baskarani tahun 2011-2016 ... 45
Tabel 3. Aktivitas Dakwah bil al-Lisan Siti Nurmeliya Baskarani ... 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Detik-detik Kemenangan Siti Nurmeliya Baskarani ... 42
Gambar 2. Detik-detik Kemenangan Siti Nurmeliya Baskarani ... 42
Gambar 3. Maskot Puteri Muslimah Indonesia... 46
Gambar 4. Siti Nurmeliya Baskarani saat talkshow di keputrian acara OBSESI
(Obrolan Seputar Siswi Islami) ... 52
Gambar 5. Siti Nurmeliya Baskarani setelah sharing dalam kegiatan keputrian
bersama siswi MTsN 2 Jakarta ... 54
Gambar 6. Siti Nurmeliya Baskarani saat talkshow di Jasmine Hijab Hunt ... 55
Gambar 7. Siti Nurmeliya Baskarani saat talkhsow di acara Charity in Harmony
Bersama Yayasan Hijab Indonesia ... 56
Gambar 8. Siti Nurmeliya Baskarani saat talkshow di acara seminar dalam
rangka HUT Tangerang Selatan di Hotel Mercure Alam Sutera ... 57
Gambar 9. Siti Nurmeliya Baskarani bersama anak-anak jalanan Ciputat ... 62
Gambar 10. Siti Nurmeliya Baskarani bersama anak-anak di Rumah Autis
Bandung ... 63
Gambar 11. Siti Nurmeliya Baskarani bersama anak-anak Jembatan 3 ... 64
Gambar 12. Siti Nurmeliya Baskarani bersama anak keterbelakangan mental
dalam acara bersama Yayasan Hijab Indonesia di Kandank Jurank
Doank ... 65
Gambar 13. Siti Nurmeliya Baskarani saat menjadi Juri malam Puncak FISIP
Fashion Week 2014 ... 65
1
A. Latar Belakang Masalah
Puteri Muslimah Indonesia merupakan ajang pencarian bakat
seorang muslimah cantik, penuh talenta dan berwawasan luas yang mampu
memberi warna baru dalam dunia entertainment di Indonesia.Ajang ini
pertama kali diadakan pada tahun 2014. Setelah melewati tahap seleksi,
terpilihlah 20 finalis yang akan berkompetisi untuk mendapatkan tahta
Putri Muslimah Indonesia 2014. Penobatan pertama Puteri Muslimah
Indonesia dilaksanakan pada malam puncak Puteri Muslimah Indonesia
2014 yang ditayangkan live dari Teater Tanah Airku Taman Mini
Indonesia Indah pada tanggal 28 Mei 2014 pukul 18:30 WIB.1
Setelah melalui penilaian juri di masa karantina dan pertanyaan
pada Grand Final, terpilih Siti Nurmeliya Baskarani yang berasal dari
Jakarta menjadi pemenang pada ajang pencarian bakat Putri Muslimah
Indonesia 2014. Lalu dua finalis lainnya yang masuk tiga besar Febi
Rendra Febriani dari Lamongan yang menjadi runner up satu dan Hanifah
Razan asal Wonosobo yang menjadi runner up dua.2
Menjadi Puteri Muslimah Indonesia memang tidak hanya sekedar
cantik tetapi dia harus memiliki kriteria ABC yang terdiri dari (A),
1
Jurnal Ibukota, “Indosiar Gelar Program Puteri Muslimah Indonesia 2014,” artikel
diakses pada 2 februari 2015, pukul 12:09dari http://jurnalibukota.com/index.php/hiburan/1189-indosiar-gelar-program-putri-muslimah-indonesia-2014.html
2Fachrur Rozie, “Siti Nurmeliya Baskarani Puteri muslimah Indonesia 2014,” artikel
2
Akhlak, yang Baik, (B), Bakat yang unik dan spesial, dan (C), Cantik baik
dari luar maupun dalam.3Ajang ini yang diperuntukkan bagi para wanita
muslim (muslimah) untuk tampil menunjukkan bakat serta kemampuan
yang dimiliki oleh mereka dalam berbagai bidang. Tidak hanya
memperhatikan bagaimana sisi kecantikan seorang muslimah tampil di
khalayak umum atau media. Tetapi di ajang ini, para finalis terpilih akan
mendapat bekal selama mengikuti karantina untuk lebih menggali potensi
kreatifitas dalam diri mereka tentunya sebagai seorang muslimah, yakni
memperhatikan akhlak, etika dan menjaga image seorang putri muslimah
yang tak hanya cantik dari luar tetapi juga dari dalam (inner beauty).
Melalui ajang Puteri Muslimah Indonesia ini juga dapat membuka
kesempatan bagi para perempuan berhijab di Indonesia yang ingin
menapaki karir di dunia modelling, presenter berita, presenter acara
religius, pemain sinetron/film, motivator dan lain-lain. Sebagai pemenang
Puteri Muslimah Indonesia 2014, Siti Nurmeliya Baskarani dapat menjadi
tolak ukur dan panutan bagi masyarakat terutama bagi muslimah di
Indonesia.Kehadiran Puteri Muslimah Indonesia di tengah lingkungan
masyarakatnya harus dapat memberi pengaruh yang positif bagi
masyarakat.Selain kesibukannya sebagai mahasiswi di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Siti Nurmellya Baskarani juga
berperan aktif dalam aktivitas berdakwah, kegiatan di bidang sosial,
3Riswinanti,”Indosiar Gelar Audisi Ajang pencarian Puteri Muslimah Indonesia,” artikel
diakses pada 28 November 2015, pukul 20:06 dari
kegiatan di bidang pendidikan, mensosialisasikan busana muslim, dan
berbagai aktivitas dakwah Islam lainnya.
Siti Nurmeliya Baskaranimerupakan tokoh yang sangat inspiratif
bagi masyarakat terutama pada wanita muslimah. Ia dikatakan inspiratif
karena sering melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk mengisi
talkshow di acara seminar dan keputrian yang mayoritas audiensnya adalah
remaja muslimah yang sedang mencari jati diri dan membutuhkan
motivasi dari seseorang yang dapat dijadikan panutan. Selain itu ia juga
sering menyampaikan dakwah saat mengisi talkshow di seminar dan
keputrian di sekolah-sekolah yang mayoritas audiensnya adalah wanita
muslimah kalangan remaja dan dewasa.
Dakwah menjadi penting karena meliputi semua persoalan yang di
dakwahinya. Oleh karena itu, manusia dianugerahkan akal dan pikiran
untuk berusaha mencurahkan potensi insaninya dengan mempelajari,
memahami, merenungkan, serta mengamalkan pesan dakwah
tersebut.Sehingga dapat mengambil manfaat dari si penyampai pesan
dakwah tersebut (da’i).4
Peranan seorang wanita dalam kehidupan sosial sangatlah penting.
Terutama peran dari aktivitas dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani
yang predikatnya sebagai pemenang Puteri Muslimah Indonesia 2014
dalam proses aktivitas dakwahnya dikalangan wanita muslimah. Pada
hakikatnya wanita adalah makhluk yang memiliki kepekaan terhadap
sesama wanita. Saling mendukung dan memotivasi para sahabat wanita
4
4
maupun laki-laki. Masyarakat dan khususnya wanita muslimah
membutuhkan bekal-bekal motivasi, keberanian, kebijaksanaan dan
keterampilan. Di sini muslimah akan mampu memerankan dirinya
sebagi agent of change (agen perubahan) ke arah yang lebih baik, tanpa
mengorbankan prinsip yang kebenaran yang telah diyakininya.
Berdakwah dari satu tempat ke tempat lainmerupakan kegiatan
rutin bagi Siti Nurmeliya Baskarani setelah menyandang gelar Puteri
Muslimah Indonesia 2014. Disinilah ketertarikan penulis pada sosok Siti
Nurmeliya Baskarani Putri Muslimah Indonesia 2014.
Berdasarkan pemahaman di atas, penulis tertarik untuk membahas
lebih mendalam dalam sebuah skripsi penulis yang berjudul ”Aktivitas
Dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba memberikan batasan
masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar. Sesungguhnya
banyak sekali masalah yang dapat dibahas tentang aktivitas dakwah
Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014
seperti: bentuk-bentuk aktivitas dakwahnya, metode dakwahnya,
media dakwahnya dan lain-lain. Namun agar pembahasan ini lebih
fokus, saya akan membatasi diri dalam pembahasan aktivitas
dakwahnya saja yaitu mengenai bentuk-bentuk aktivitas dakwah Islam
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
yang diteliti, yaitu:
1. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah bil al-lisan Siti Nurmeliya
Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014?
2. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah bil al-hal Siti Nurmeliya
Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014?
3. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah bil al-qalam Siti Nurmeliya
Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah bil al-Lisan Siti
Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014
2. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah bil al-Hal Siti
Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014
3. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah bil al-Qalam Siti
Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi pada pembaca mengenai Aktivitas Dakwah Islam Siti
Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014.Selain itu,
penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan referensi untuk
6
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi banyak
muslimah dengan adanya Aktivitas Dakwah Islam Siti Nurmeliya
Baskarani Putri Muslimah Indonesia 2014.Bahwa setiap muslimah
juga dapat memberikan banyak manfaat melalui dakwah. Dan
penelitian ini diharapkan dapat konstribusi positif dalam penelitian
selanjutnya untuk dijadikan bahan referensi penelitian yang sama.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
sebuah pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diselidiki.Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahamanyang berdasarkan
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang
terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang
diteliti.5
Lexy J. Moloeng mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
5
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.6
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian
Biografi.Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan
pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan
dokumen dan arsip.7Menurut Creswell, Biografi merupakan studi
terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas
permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang
bersangkutan.8
Dalam model penelitian biografi, hal yang menjadi fokus
penelitian adalah kehidupan secara keseluruhan atau beberapa fase
kehidupan dari seorang individu yang dianggap unik, khas, menarik,
atau luar biasa, sehingga sangat layak untuk diangkat menjadi suatu
penelitian kualitatif.Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan studi
biografi.Denzin dalam (Creswell, 1998) menjelaskan tahapan-tahapan
prosedural yang perlu dilakukan ketika ingin melakukan studi biografi.
Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:9
a. Peneliti dapat memulai studi biografi dengan serangkaian
pengalaman yang objektif dari kehidupan seseorang atau
subjek. Pengalaman tersebut dapat berdasarkan tahapan
6
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 65.
7
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h. 36.
8
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 65.
9
8
perkembangan tertentu (misalnya masa kanak-kanak, masa
remaja, masa dewasa awal, atau masa usia lanjut) atau
berdasarkan pengalaman yang unik, khas dan luar biasa
(misalnya pengalaman dalam keberhasilan pendidikan,
pernikahan, pekerjaan, ataupun kegagalan dan perceraian).
b. Tahap kedua, peneliti mulai mencari dan menggali data-data
yang relevan, materi biografi yang konkert dan kontekstual
dengan metode wawancara. Jika subjek masih hidup, maka
dapat langsung diwawancarai. Akan tetapi, jika subjek sudah
meninggal dunia, maka penggalian data dapat dilakukan
melalui informan (orang yang mengenal subjek dengan baik).
c. Tahap selanjutnya adalah melalui data yang telah diperoleh,
peneliti mulai melakukan pemilahan data. Data-data yang
diperoleh diorganisasikan dan dikelompokkan berdasarkan
tema-tema spesifik yang mengindikasikan peristiwa-peristiwa
atau pengalaman-pengalaman penting, unik, dankhas dari
kehidupan subjek.
d. Berikutnya, peneliti melakukan eksplorasi arti data-data,
cerita-cerita yang sudah dipilah tesebut untuk mencari keterangan,
kejelasan, dan mencari arti lain yang mendekati.
e. Tahap terakhir, peneliti mengaitkan arti yang diproleh kepada
struktur yang lebih besar untuk menjelaskan arti-arti yang
sudah diperoleh pada tahap sebelumnya (tahap 4), seperti
ideologi subjek, dan kontek sosio-historis subjek, serta mencari
interpretasi dari itu semua secara keseluruhan.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Siti Nurmeliya Baskarani Puteri
Muslimah Indonesia 2014.Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah Aktivitas Dakwah Islam Siti Nurmellya Baskarani Puteri
Muslimah Indonesia 2014.
4. Sumber Data Penelitian
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
narasumber melalui observasi dan wawancara pada Siti Nurmeliya
Baskarani yang dilakukan oleh peneliti di lapangan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh sumber-sumber
tertulis seperti yang terdapat dalam buku, jurnal, dokumentasi atau
arsip-arsip literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.Peneliti mendapatkan data sekunder tersebut dari
dokumentasi dan arsip-arsip pribadi Siti Nurmeliya Baskarani.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik untuk
mendapat data-data yang diperlukan, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah sebagai pemilihan, pengubahan,
10
berkenaan dengan organisme, sesuai dengan tujuan-tujuan
empiris.10 Dalam penelitian ini, peneliti mengamati langsung di
lapangan untuk mendapatkan data primer. Pada tanggal 25
November 2015, penulis melakukan pengamatan aktivitas dakwah
Islam bil al-lisan yang dilakukan oleh Siti Nurmeliya Baskarani
saat ia mengisi talkshow di acara HUT Tangerang Selatan yang
diadakan di Hotel Mercure Alam Sutera.
Pada tanggal 8 Desember 2015, penulis melakukan
pengamatan aktivitas dakwah Islam bil al-hal yang dilakukan oleh
Siti Nurmeliya Baskarani saat ia menghadiri talkshow dan berbagi
bersama anak-anak keterbelakangan mental di acara "Charity In
Harmoni" yang diadakan Yayasan Hijab Indonesia di Kandank
Jurank Doank, Tangerang Selatan. Pada tanggal 11 Maret 2016,
penulis melakukan pengamatan aktivitas dakwah Islam bil
al-qalam yang dilakukan oleh Siti Nurmeliya Baskarani melalui
internet yaitu melalui akun Instagramnya.
b. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data)
kepada narasumber, dan jawaban-jawaban narasumber dicatat atau
direkam dengan alat perekam (tape recorder).11 Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode wawancara mendalam, yaitu
10
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. 9, h. 83.
11
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab dengan bertatap muka antara peneliti dengan
informan.12
Pada penelitian ini, yang menjadi narasumber adalah Siti
Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014, teman Siti
Nurmeliya Baskarani di komunitas Katalogue yaitu Puja Restuti,
dan Yoga. Penulis melakukan wawancara langsung untuk
mengetahui jawaban tentang aktivitas dakwah Islam yang
dilakukan Siti Nurmeliya Baskarani yaitu pada tanggal 21 Februari
2016 bertempat di mall Cilandak, Jakarta Selatan.Lalu penulis juga
melakukan wawancara melalui obrolan via Line pada tanggal 02
Februari 2016, 03 Februari 2016, 04 Februari 2016 dan via
Wahatsapp pada tanggal 11 Maret 2016, dan 20 Maret 2016. Selain
itu, penulis juga melakukan wawancara pada teman Siti Nurmeliya
Baskarani dari komunitas Kataogue melalui obrolan via Line dan
Whatsapp pada tanggal 8 Maret 2016.
c. Dokumentasi
Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data-data
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian.
Dokumentasi yaitu proses mencari data berupa hasil dokumentasi
(foto) pribadi Siti Nurmeliya Baskarani dan data mentah (video
atau rekaman wawancara) tentang penelitian yang dilakukan.
12
12
6. Tempat dan Waktu
Adapun tempat dan waktu penelitian yang peneliti lakukan yaitu:
a. Pada tanggal 25 November 2015, penulis melakukan pengamatan
aktivitas dakwah Islam bil al-lisan Siti Nurmeliya Baskarani dalam
acara HUT Tangerang Selatan yang diadakan di Hotel Mercure
Alam Sutera.
b. Pada tanggal 8 Desember 2015, penulis melakukan pengamatan
aktivitas dakwah Islam bil al-hal yang dilakukan oleh Siti
Nurmeliya Baskarani dalam acara "Charity In Harmony" yang
diadakan Yayasan Hijab Indonesia di Kandank Jurank Doank,
Tangerang Selatan.
c. Pada tanggal 11 Maret 2016, penulis melakukan pengamatan
aktivitas dakwah Islam bil al-qalam yang dilakukan oleh Siti
Nurmeliya Baskarani melalui internet yaitu melalui akun
Instagramnya.
7. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, maka dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:13
a. Pengumpulan informasi. Langkah ini dilakukan melalui
wawancara dan observasi langsung.
b. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang
sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.
13
c. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam
uraian penjelasan.
d. Kesimpulan. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan.
Pertanyaan melalui wawancara yang diajukan kepada informan
semata-mata sebagai bahan kajian yang mendasar untuk membuat
kesimpulan. Bagaimanapun pendapat banyak orang merupakan hal
penting meskipun tidak dijamin validitasnya. Semakin banyak
informasi, maka diharapkan akan menghasilkan data yang sudah
tersaring dan lebih akurat.
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam metode penelitian kualitatif
meliputi:14
a. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas data adalah pengujian data untuk menilai
kebenaran dan keabsahan penelitian dengan analisis kualitatif.
Hasil dari uji kredibilitas ini akan menunjukkan kepercayaan
terhadap data hasil penelitian yang menggunakan metode analisis
kualitatif. Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan data
hasil kualitatif dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu:
1) Perpanjang Pengamatan
Dengan perpanjangan penelitian berarti peneliti kembali
kelapangan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara
lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang
14
14
baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan
antara peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk
rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka,
semakin mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. Bila telah terjadi rapport, maka telah
terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti
tidak lagi menggangu prilaku yang dipelajari.
2) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara
tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan
ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti
dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis
tentang apa yang diamati.
3) Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi
waktu. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi
Waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada
saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan
memberikan data yang lebih valid sehingga dapat lebih
kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda.
4) Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.Melakukan
analisis kasus negatif berarti peneliti mecari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan
temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
5) Menggunakan Bahan Referensi
Maksud dari bahan refrensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
16
Member check adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. tujuan member check
adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila
ditemukan oleh para pemberi data berarti data tersebut valid,
sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang
ditemukan peneliti dengan berbagai penafsiran tidak disepakati
oleh para pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka
peneliti harus mengubah temuannya, dan harus menemukan
dengan apa yang diberikan oleh si pemberi data.
b. Uji Transferbility
Nilai yang diperoleh dalam temuan penelitian kualitatif
tidak bersifat universal tetapi dapat diterapkan apabila memiliki
konteks dan situasi yang mirip dengan objek penelitian. Untuk
mengetahui hal tersebut, maka pengujian transferability perlu
dilakukan guna memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis,
dan dapat dipercaya oleh pembaca mengenai hasil penelitian.
Dengan demikian, generalisasi dapat dihindari oleh pembaca
karena telah memahami seluk beluk data yang diperoleh dalam
penelitian. Pembaca akan bijak untuk menerapkan hasil penelitian
tersebut sesuai dengan konteks dan situasi yang identik dengan
penelitian yang dimaksud.
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian.
d. Uji Confirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability mirip dengan
uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara
bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
9. Instrumen dan Alat Bantu Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus
“divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode
penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian. Peneliti
kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya.15 Dalam penelitian ini,
15
18
peneliti menggunakan alat bantu yaitu buku catatan, kamera dan
handphone sebagai alat perekam suara.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka.Dengan
mengadakan tinjauan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.Peneliti
melakukan tinjauan pustaka ini guna memastikan apakah ada judul atau
tema yang serupa dengan penelitian (skripsi) ini. Berdasarkan hasil
penelusuran peneliti, ada beberapa skripsi yang meneliti mengenai tema
peneliti, diantaranya:
1. Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta Selatan. Dalam skripsi ini menjelaskan
mengenai aktivitas dakwah KH. Mahrus Amin yang ditujukan
kepada santri maupun kepada masyarakat sekitar. secara garis
besar meliputi: Dakwah Bi-Hal, Dakwah Bil-Qalam dan dakwah
Bi-Lisan.16
2. Aktivitas Dakwah Ustadzah Hj. Ida Farida A. S. Dalam skripsi ini
menjelaskan mengenai figur ustadzah Hj. Ida Farida A. S. sebagai
da’iyyah yang haus akan ilmu dan beramal, mengajak dirinya
dimanapun ia berada dan ada kesempatan, beliau tak segan-segan
untuk mengadakan suatu acara atau kegiatan-kegiatan yang
bersifat keagamaan. Metode dakwah yang dilakukan ustadzah Hj.
16
Lilis Nurcholisoh, “Aktivitas Dakwah KH. Mahrus Amin di Pondok Pesantren
Ida Farida A. S. yaitu, dakwah bil lisan, dakwah bil qalam, dan
dakwah bil hal.17
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lainnya adalah subjek
dan objeknya.Subjek dari penelitian ini adalah Siti Nurmeliya Baskarani
Puteri Muslimah Indonesia 2014.Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah Aktivitas Dakwah Islam Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah
Indonesia 2014.Namun dari sekian banyak skripsi yang ada di
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM)
dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis tidak
menemukan judul skripsi yang sama dengan skripsi yang penulis angkat.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, penulis
secara sistematis membagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub
bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB I menjelaskan Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II menjelaskan Aktivitas, Ruang Lingkup Dakwah:
Pengertian Dakwah, Tujuan Dakwah, Unsur-Unsur
17
20
Dakwah; Da’I, Mad’u, Materi Dakwah, Media Dakwah,
Metode Dakwah, dan Bentuk-bentuk Dakwah.
BAB III PROFIL SITI NURMELIYA BASKARANI DAN
GAMBARAN UMUM PUTERI MUSLIMAH
INDONESIA
BAB III menjelaskan mengenai Profil Siti Nurmeliya
Baskarani: Riwayat Hidup, Pendidikan,Karier Siti
Nurmeliya Baskarani Sebagai Puteri Muslimah Indonesia
2014 dan Gambaran Umum Puteri Muslimah Indonesia.
BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH ISLAM SITI NURMELIYA BASKARANI PUTERI MUSLIMAH 2014
BAB IV menjelaskan tentang Analisis Aktivitas Dakwah
Siti Nurmeliya Baskarani Puteri Muslimah Indonesia 2014,
meliputi: Aktivitas Dakwah bil al-Lisan, bil al-Hal, dan bil
al-Qalam Siti Nurmeliya Baskarani.
BAB V PENUTUP
BAB V menjelaskan penutup dari penelitian ini yang berisi
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aktivitas
Aktivitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “ Aktivitas adalah
kegiatan, kesibukan atau biasa juga berarti kerja atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu
organisasi atau lembaga.1
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kegiatan atau aktivitas
yang dikerjakan oleh manusia.Namun berhasil atau tidaknya kegiatan
tersebut tergantung dari individu itu sendiri. Menurut Samuel Soeltoe,
sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan, diamengatakan
bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi
kebutuhan.2
Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan
interaksi masyarakat yang islami misalnya, tentu ia harus melakukan
aktivitas-aktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan
tersebut. Seperti membaca buku-buku keagamaan, mengikuti
pengajian-pengajian, melakukan diskusi-diskusi tentang keagamaan
dan kemasyarakatan, mengkaji norma-norma ajaran Islam tentang
hubungan sesama manusiadan tak kalah pentingnya adalah
mengaplikasikan atau menerapkan ajaran atau ilmu yang telah
didapatkan ke dalam kehidupan yang nyata.
1
S. Wojowasito, Kamus Bahasa Indonesia, (Malang: C.V Pengarang, 1999), edisi revisi,h.8.
2
Sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas dakwah Islam adalah
salah satu kegiatan keagamaan yang sangat penting dalam ajaran
agama Islam.Karena dalam aktivitas dakwah tersebut mengandung
seruan atau ajakan kepada manusia yang mampu mengubah situasi
yang buruk menjadi lebih baik dan selalu berada di jalan Allah.
B. Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu
da’a, yad’u, da’watan, artinya mengajak, menyeru, dan
memanggil.3 Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti:
panggilan, seruan atau ajakan. Dakwah mengandung pengertian
sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan
berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur
paksaan.4 Dalam surat Al-Imran ayat 104 Allah berfirman:
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf
3
Samsul Munir amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 1.
4
23
dan mencegah dari yang munkar dan merekalah orang-orang yang
beruntung.”
Dalam praktik dakwah harus mengandung dan melibatkan
tiga unsur, yaitu: penyampai pesan, informasi yang disampaikan,
dan penerima pesan.5Pengertian dakwah secara terminologi
menurut beberapa ahli dakwah diantaranya adalah:
1) H.M Arifin mengatakan dakwah adalah kegiatan menyeru,
baikdalam bentuk lisan dan tulisan, maupun tingkah laku dan
lainsebagainya yang dilakukan secara individual atau kelompok
Supayatimbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran,
sikappenghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama,
sebagai pesanyang disampaikan kepada mereka tanpa unsur
paksaan.6
2) Menurut Prof. Toha Yahya Oemar, M.A dakwah yaitu
mengajakmanusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuaidengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.7
3) Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti
kewajibanyang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam
amar ma’rufnahi mungkar.8
Maka dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan
dakwah merupakan kegiatan menyeru atau mengajak orang
5
M. Munir dan Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 17.
6
H.M Arifin, Dakwah Bil Qolam, (Bandung: Mujahid Press, 2004), h. 6.
7
Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Widjaya, 1992), h. 1.
8
lainbaiksecara individu ataupun kelompok, agar menjalankan
syariat Islamdengan sebaik-baiknya sesuai dengan pedoman
Al-Qur’an dan Hadist.Dengan tujuan mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan hidup baik didunia maupun di akhirat.
2. Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas, usaha, kegiatan mempunyai tujuan dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang ingin dicapai dalam kadar
tertentu dengan segala usaha yang dilakukan. Secara umum tujuan
dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
manusia di dunia dan di akhirat yang di ridhai oleh Allah.9Tujuan
utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau
diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah.10
Tujuan proses dakwah merupakan landasan seluruh
aktivitas-aktivitas dakwah yang akan dilakukan. Tujuan juga
merupakan penentu sasaran strategi dan langkah-langkah
operasional dakwah selanjutnya, tanpa adanya tujuan yang jelas,
pekerjaan hanya terhitung sia-sia. Tujuan memiliki empat batasan,
yaitu hal hendak dicapai, jumlah atau kadar yang diinginkan,
kejelasan yang ingin dicapai dan ingin dituju.11
Kegiatan dakwah, merupakan suatu rangkaian kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan
memberi arah, pedoman, metode bagi aktivitas dakwah, tanpa
9
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 59.
10
Enjang A.S dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjajaran, 2009) h. 98
11
25
tujuan dakwah yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia.
Oleh karena itu juru dakwah harus memahami tujuan akhir dari
semua kegiatan dakwah yang dilaksanakan.
Dari penjelasan tujuan dakwah di atas maka penulis
mengemukakan bahwa seseorang yang berprofesi sebagai juru
dakwah harus berusaha semaksimal mungkin untuk membawa dan
menyampaikan dakwahnya sehingga dapat membawa kebaikan
bagi manusia, meningkatkan spiritualitas manusia agar manusia itu
dapat memotivasi dirinya agar hidup lebih baik lagi, sehingga di
ridhoi oleh Allah SWT.
3. Unsur Dakwah a. Dai
Da’i secara bahasa diambil dari bahasa Arab, yang berarti
orang yang mengajak. Dalam pengertian yang khusus
(pengertian Islam), da’i adalah orang yang mengajak kepada
orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan
kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kearah kondisi yang baik
atau lebih baik menurut ayat Al-Quran dan sunnah.12
Setiap muslim adalah da’i dalam arti luas, karena setiap
muslim memiliki kewajiban menyampaikan ajaran Islam
kepada seluruh umat manusia. Dalam surat Al-Nahl ayat 125
Allah berfirman:
12
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Pada dasarnya tugas pokok seorang da’i adalah meneruskan
tugas Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan
ajaran-ajaran Allah seperti termuat dalam Al-Quran dan sunnah
Rasulullah. Dan keberadaan da’i pun dalam masyarakat luas
mempunyai fungsinya.Fungsi da’i adalah sebagai berikut:13
1. Meluruskan akidah
Sudah menjadi naluri bahwa manusia tidak lepas
dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali
terhadap keyakinan dan akidahnya.
2. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar
Seorang da’i memberikan pencerahan akan
keberadaan manusia sebagai hamba Allah yang memiliki
tugas untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah dengan
aturan-aturannya.
13
27
3. Amar ma’ruf nahi mungkar
Sebagai wujud nyata dari fungsi da’i selalu
memiliki perhatian pada sesama untuk
bersama-samamenegakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang
mungkar untuk menciptakan kedamaian bersama.
4. Menolak kebudayaan yang merusak
Seorang da’i dalam melaksanakan kegiatan
dakwahnya, tentu tidak boleh larut dalam berbagai tradisi
dan adat kebiasaan sasaran (objek) dakwah yang
bertentangan dengan syari’at Islam, dan mesti kuat
memeprtahankan kaidah-kaidah, hukum-hukum dan tata
pergaulan muslim.
b. Mad’u
Menurut terminologi mad’u adalah orang atau kelompok
orang yang lazim disebut dengan jamaah yang sedang
menuntut ajaran agama dari seorang da’i, baik mad’u itu orang
dekat atau jauh, Muslim atau Non-Muslim, laki-laki ataupun
perempuan. Seorang da’iakan menjadikan mad’u sebagai objek
bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.14
Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi
orang-orang di luar Islam, baik mereka itu atheis, penganut
aliran kepercayaan, pemeluk agama-agama lain, semua adalah
14
mad’u.15
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah
bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama
Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama
Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam,
dan ihsan.16
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan,
yaitu:17
1) Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat
berpikir kritis dan cepat menangkap persoalan.
2) Golongan awam, yaitu kebanyakan yang belum dapat
berpikir secara kritis dan mendalam serta belum mendapat
pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut,
mereka senang membahas tapi hanya dalam batas tertentu
saja dan tidak dapat membahas secara mendalam.
Sasaran dakwah (Objek Dakwah) meliputi masyarakat dilihat
dari berbagai segi: 18
1) Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat
dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing pendesaan,
kota besar dan kecil serta masyarakat di daerah marginal
dari kota besar.
15
Cahyadi Takariawan, Prinsip-prinsip Dakwah: Yang Tegar di Jalan Allah, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005), h. 25.
16
M. Munir dan Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah, h.23.
17
M. Munir dan Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah, h.23.
18
29
2) Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari
sudut struktur kelembagaan berupa masyarakat,
pemerintahan dan keluarga.
3) Sasaran yang berupa kelompok dilihat dari segi sosial
kultural berupa golongan priyayi, abangan dan santri.
Klasifikasi terletak dalam masyarakat Jawa.
4) Sasaran yang berhubungan dengan masyarakat dilihat dari
segi tingkat usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan
orang tua.
5) Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat
dilihat dari segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa
golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri
(administrator).
6) Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari
jenis kelamin berupa golongan pria dan wanita.
7) Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari
segi khusus berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna
wisma, tuna karya, narapidana.
c. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah isi dari pesan-pesan dakwah Islam.
Pesan atau materi dakwah harus dibawakan secara menarik
tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk
mengkaji tema-tema Islam yang pada gilirannya objek dakwah
dan meningkatkan kualitas pengetahuan keislaman untuk
pengalaman keagamaan objek dakwah. Pesan-pesan dakwah
harus dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
mad’u sebagai penerima dakwah. Oleh karena itu, da’i
hendaklah melihat kondisi objek dakwah dalam melakukan
aktivitas dakwah agar pesannya tersebut bisa ditangkap sesuai
dengan karakter dan cara berpikir objek dakwah.19
d. Media Dakwah
Media dakwah adalah alat untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah. Penggunaan media dakwah yang tepat akan
menghasilkan dakwah yang efektif.20 Media dakwah
merupakan unsur tambahan dalam kegiatan dakwah.21Untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
menggunakan berbagai macam media. Hamzah Ya’qub
membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan,
tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.22
1) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana
yangmenggunakan lidah dan suara, contohnya: ceramah,
pidato, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.
2) Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan seperti buku,
majalah, surat kabar, spanduk, dan sebagainya.
19
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah , h.14.
20
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah , h.14.
21
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet. Ke-2, h.403.
22
31
3) Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur,
dan sebagainya.
4) Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang
indera pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti
televisi, film,slide, Internet, dan sebagainya.
5) Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan
nyatayang mencerminkan ajaran Islam yang secara
langsung dapat dilihat dan di dengarkan oleh mad’u.
Sedangkan menurut Asmuni Syukir ada beberapa media
yang dapat dijadikan sebagai media dakwah, di antaranya:23
a. Lembaga-lembaga pendidikan formal
b. Lingkungan keluarga
c. Organisasi-organisasi Islam
d. Hari-hari besar Islam
e. Media massa (radio, televisi, film, surat kabar, majalah,
internet, dan lainnya)
f. Seni budaya (musik, drama sastra, wayang kulit, dan
lain-lain)
Dalam konteks dakwah, secara praktis media terbagi
menjadi dua jenis, yaitu:24
23
Asmurni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,( Surabaya: Al-Ikhlas, 1992), h. 176.
24
1) Washilah Maknawiyah
Washilah Maknawiyah adalah media yang bersifat
imaterial, seperti rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya,
dan mempertebal ikhlas dalam.
2) Washilah Madiyah
Washilah Madiyah adalah media yang bersifat material,
yaitu segala bentuk alat yang bisa di indera dan dapat
membantu para da’i dalam menyampaikan dakwah kepada
mad’u-nya. Media material (wahilah madiyah) terbagi
menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Media yang bersifat fitrah (wasail fitriyah), seperti
ceramah monolog, mengajar, ceramah umum, khutbah,
dan sebagainya
b. Media yang bersifat ilmiah (wasail fanniah), seperti
washilah yadawiyah (karya tulis), washilah bashariah
(karya lukis), washilah sam’iyah (kreasi suara) berupa
pengeras suara, kaset, telepon, dan lain-lain, serta
washilah al-Mutanawiyah seperti teater, drama, dan
sebagainya
c. Media yang bersifat praktis (tabiqiyah), seperti
memakmurkan masjid, mendirikan organisasi,
mendirikan sekolah, menyelenggarakan seminar, dan
33
Dalam menggunakan media dakwah ini, para da’i
diharuskan untuk menjaga etika dan ketentuan-ketentuan
dalam berdakwah, yakni:25
1) Media dakwah tidak boleh bertentangan dengan
Al-Qur’an dan as-Sunnah.
2) Dalam menggunakan media dakwah, tidak menjurus
kepada hal-hal yang diharamkan oleh agama dan tidak
menimbulkan kerusakan.
3) Dapat digunakan dengan baik.
4) Media relevan dengan situasi dan kondisi konteks
dakwah.
5) Media dapat menjadi perantara untuk menghilangkan
kesesatan dari orang-orang ingkar dan menyalahi
agama.
6) Jelas dalam tahapan-tahapan penggunanya.
7) Media secara fleksibel dapat digunakan dalam berbagai
kondisi mad’u (adat, kepercayaan, dan kebudayaan).
8) Dapat digunakan dalam berbagai situasi waktu dan
keadaan.
e. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da’i
untuk menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan
25
untuk mencapai tujuan dakwah.26Tujuan diadakannya metode
dakwah adalah untuk memberikan kemudahan dan keserasian,
baik bagi pembawa dakwah itu sendiri maupun bagi
penerimanya. Berikut ini adalah metode-metode dakwah yang
dapat digunakan oleh para da’i dalam mensyi’arkan agama
Islam:27
1) Da’wah bil Hikmah
Hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Dakwah yang disesuaikan dengan kadar akal, bahasa, dan
lingkungan para pendukungnya.28Seorang da’i yang baik
harus mampu menyesuaikan dirinya dengan segala lapisan
masyarakat yang dihadapi, dari rakyat jelata, orang
berpangkat, kaum cerdik-cendekiawan, atau berbagai
lapisan sosial lainnya yang kesemuanya menuntut suatu
pendekatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
2) Da’wah bil Mau’izhatil Hasanah
Mau’izhatil Hasanah ialah kalimat atau ucapan yang
diucapkan oleh seorang da’i, disampaikan dengan cara yang
baik, berisikan petunjuk-petunjuk kearah kebajikan,
duterangkan dengan gaya bahasa yang sederhana, supaya
yang disampaikan itu dapat ditangkap, diterima, dihayati,
dan pada tahapan selanjutnya dapat diamalkan.
26
Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.21.
27
Fathul Bahr An-Nabiry,Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, h. 240-254.
28
35
3) Da’wah bil Majadalah
Secara umum, metode dakwah ini ditunjukkan bagi
orang-orang yang taraf berpikirnya telah maju dan kritis
seperti halnya Ahlul Kitab yang memang telah memiliki
bekal keagamaan dari para utusan Allah SWT
sebelumnya.Metode dakwah ini menuntut adanya
profesionalisme dari para da’i. Dengan kata lain, seorang
da’i bukan hanya untuk sekedar mampu berbicara dan
beretorika, tetapi juga dituntut untuk memperbanyak
perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sifatnya ilmiah.
f. Bentuk-bentuk Dakwah
Menurut Rubiyanah dan Ade Masturi, bentuk-bentuk
dakwah terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Dakwah bi al-Lisan
Dakwah bil al-Lisan yaitu dakwah yang
dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain
dengan ceramah-ceramah, khutbah, disuksi, nasihat, dan
lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering
dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majelis
taklim, khutbah Jumat di masjid-masjid atau ceramah
pengajian-pengajian.29
Maka dakwah bi al-lisan bisa diartikan:
“penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah
29
atau komunikasi langsung antara da’i dan mad’u (obyek
dakwah)”. Dakwah bi al-lisan sebagai kegiatan
penyampaian pesan-pesan kebenaran yang bersumber dari
al-Qur’an dan al-Sunnah memerlukan sebuah kemasan
penyampaian pesan yang cermat, jitu dan akurat, sehingga
tepat mengenai sasaran.30
2) Dakwah bi al-Hal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah dengan perbuatan
nyata yang meliputi keteladanan.31Dakwah ini dilakukan
melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh
kepada masyarakat sebagai obyek dakwah atau berdakwah
melalui perbuatan, melalui tutur kata , tingkah laku, sampai
dengan pada kerja bentuk nyata seperti mendirikan panti
asuhan, fakir miskin, sekolah-sekolah, rumah ibadah dan
lain sebagainnya.32
3) Dakwah bi al-Qalam
Dakwah bil al-Qalam ialah suatu kegiatan
menyampaikan pesan dakwah mealui tulisan, seperti buku,
surat kabar, majalah, jurnal artikel, internet dan lain-lain.
Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bil- al-Qalamini
lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula
metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara
30
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), hlm. 42.
31
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h. 11.
32
37
khusus untuk kegiatannya.33Karena dimaksudkan sebagai
pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi
ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi
munkar.34
Dalam kegiatan dakwah bi al-Qalam ini memiliki
banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak
dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja serta
kapanpun.Apalagi publikasi saat ini semakin mudah,
jangkauannya juga luas dan tidak terbatas, terutama tulisan
yang disebarkan di internet bisa dibaca banyak orang
diseluruh dunia.Sebuah gagasan menjadi riil dan kongkrit
bila ditulis, tidak hanya diucapkan.35
33
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h. 11.
34
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 53.
35Baitsatul Hasanah, “Ilmu Dakwah (Bentuk
38
BAB III
PROFIL SITI NURMELIYA BASKARANI DAN GAMBARAN UMUM PUTERI MUSLIMAH INDONESIA
A. Profil Siti Nurmeliya Baskarani 1. Riwayat Hidup
Siti Nurmeliya Baskarani yang akrab disapa Melly merupakan
perempuan anggun kelahiran Jakarta 19 Juni 1994. Melly adalah putri dari
keluarga pasangan H. Moch Afandi dan Eka Yulianti.1 Ayahnya
merupakan seorang ustadz. Namun ayahnya berprofesi sebagai penyiar
radio di Jakarta yaitu Bens Radio 106.2 FM.2 Selain itu ayahnya juga
mengurus EO musik dan sering diminta untuk beceramah. Sedangkan
ibunya sebagai ibu rumah tangga.3
Posisinya sebagai Pemenang Puteri Muslimah Indonesia 2014 ini,
memberikan motivasi tersendiri bagi Siti Nurmeliya Baskrani untuk
berkesempatan berbagi ilmu melalui talkshow di berbagai acara seminar
dan keputrian baik di dalam kota maupun luar kota.
Gadis berdarah Betawi dan Banten ini mempunyai 2 saudara
kandung laki. Melly adalah anak bungsu dari dua orang kakak
laki-laki yaitu kakak yang pertama bernama Faysal Rubiyanto dan kakak yang
kedua bernama Fauzan Ardi. Kakak yang pertama berprofesi seperti
ayahnya yaitu sebagai penyiar radio di Jakarta yaitu Bens Radio 106.2
1
Wawancara pribadi dengan Siti Nurmeliya Baskarani, 2 Februari 2016, via Line.
2
Wawancara pribadi dengan Siti Nurmeliya Baskarani, 3 Februari 2016, via Line.
3
FM. Dan kakak yang kedua berprofesi sebagai staff engineering sebuah
perusahan swasta di Jakarta.4
2. Pendidikan
Siti Nurmeliya Baskarani merupakan perempuan yang cerdas,
rendah hati, dan aktif dalam berbagai kegiatan positif. Dia mampu
membagi waktu antara kuliah, berorganisasi, berkegiatan sosial, dan
mengasah bakat yang dia dimiliki. Rupanya bungsu dari tiga bersaudara
ini memang aktif sejak kecil. Riwayat pendidikan Melly dari sekolah dasar
hingga kuliah adalah selalu mengenyam pendidikan di sekolah Islam.
Karena ayahnya sangat menjunjung tinggi agama Islam, maka ayahnya
menyekolahkan Melly beserta kakak-kakaknya di sekolah Islam.5
Melly mengawali pendidikan dasarnya di MI El-Syifa Jakarta.
Sejak SD Melly sudah berani tampil di depan umum. Karena dimulai sejak
SD Melly sering mengikuti perlombaan pidato bahasa Indonesia. Selain
itu, Melly juga selalu menjadi juara dalam perlombaan pidato bahasa
Indonesia. Sejak saat itu, Melly selalu mengasah kemampuannya dalam
berlomba pidato dan Melly rajin ikut perlombaan pidato bahasa Indonesia
hingga ia duduk di bangku SMP.
“Dulu masih jaman sekolah sering ikut lomba-lomba pidato
bahasa Indonesia dan Alhamdulillah aku menang pada jaman SD terus SMP juga masih lanjutin lomba-lomba pidato bahasa Indonesia juara terus, juara satu Alhamdulillah sampai ke tingkat DKI Jakarta terus lomba dongeng waktu SMP sampai tingkat se-Jakarta Selatan juara satu juga.”6
4
Wawancara Pribadi dengan Siti Nurmeliya Baskarani, 3 Februari 2016, via Line.
5
Wawancara Pribadi dengan Siti Nurmeliya Baskarani, 4 Februari 2016, via Line.
6
40
Sejak kecil Melly sudah mendalami bakatnya dan selalu
meningkatkan bakatnya dalam bidang seni. Ia pandai memainkan alat
musik seperti gitar dan pianika. Namun pada tahun 2014 Melly mulai
menekuni alat musik baru yaitu biola. Selain bermain musik, ia juga
pandai menari dan menyanyi. Di sela kesibukannya, ia juga tak luput
menjalankan hobby olahraganya yaitu berenang dan bermain basket.7
Dengan berenang dan bermain basket, itu membuat tubuhnya menjadi
semakin bertambah tinggi.
Setelah lulus dari MI El-Syifa Jakarta, Melly melanjutkan sekolah
di MTsN 2 Jakarta. Saat menduduki bangku MTsN, Melly dipilih menjadi
ketua OSIS.8 Di usianya yang ke 13 tahun Melly mulai mendalami dunia
modelling. Pada tahun 2009, beliau berhasil menjadi Brand Ambassador di
sebuah mall ternama yaitu Plaza Semanggi. Di tahun yang sama, Melly
mengikuti audisi pemilihan model majalah Gadis dan dia menjadi
semifinalis di pemilihan model tersebut.9
Setelah lulus dari MTsN 2 Jakarta, Melly melanjutkan
pendidikannya di MAN 11 Jakarta. Saat dibangku SMA, Melly kembali
menjadi anggota OSIS di sekolahnya dan berjabat sebagai humas. Selain
aktif di organisasi sekolah, Melly aktif dalam bidang modeling. Pada tahun
2011 Melly menjadi finalis Duta Pariwisata Kepulauan Seribu.
Selanjutnya pada tahun 2012, Melly mengasah minat dan bakatnya lagi di
ajang pencarian bakat Putra Putri Batik Nusantara yang diadakan tingkat
7
Wawancara Pribadi dengan Siti Nurmeliya Baskarani, 4 Februari 2016, via Line.
8
Wawancara Pribadi dengan Siti Nurmeliya Baskarani, Jakarta , 21 Februari 2016.
9