S E K
O L A
H
P A
S C
A S A R JA N
A
PENGARUH KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT MEDAN SMART JAYA
DI MEDAN
TESIS
Oleh
CUT YUNITA N
087019009/ IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT MEDAN SMART JAYA
DI MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
CUT YUNITA N 087019009/ IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH KOPETENSI DANDISPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT MEDAN SMART JAYA
Nama Mahasiswa : Cut Yunita N Nomor Pokok : 087019097 Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE) (Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 10 Mei 2012
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
Anggota : 1. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS
2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA
3. Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si
PERNYATAAN
Judul Tesis
PENGARUH KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT MEDAN SMART JAYA
DI MEDAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disususn sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Master Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang
dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, 10 Mei 2012
Penulis,
Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di PT Medan Smart Jaya di Medan
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan pimpinan, dan perhatian kepada karyawan terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seorang karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Disiplin merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan dari seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Pengawasan pimpinan merupakan penyataan evaluatif seorang karyawan terhadap pekerjaannya atau organisasi tempatnya bekerja. Perhatian kepada karyawan adalah kapasitas yang dimiliki seorang karyawan untuk mengerjakan berbagai tugas atau pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 37 orang. Hasil Pengujian hipotesis pertama bahwa secara serempak variable kompetensi dan diplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap presasi kerja karyawan di PT Medan Smart Jaya. Secara parsial kemampuan disiplin kerja di dalam suatu perusahaan PT Medan Smart Jaya lebih dibutuhkan dibandingkan dengan kompetensi, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, kemampuan disiplin kerja akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sedangkan kepribadian tidak signifikan dalam mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang memiliki kepribadian tinggi cenderung menggunakan prinsip pribadinya dibandingkan dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh Perusahaan. Hasil Pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa secara serempak variabel pengawasan dan perhatian kepada karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja karyawan PT Medan Smart Jaya. Secara parsial pengawasan pimpinan di dalam suatu perusahaan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan perhatian pada karyawan, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, dimana akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan.
THE INFLUENCE OF COMPETENCY AND WORK DISCIPLINE ON WORK ACHIEVEMENT OF THE EMPLOYEES OF
PT. MEDAN SMART JAYA IN MEDAN
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out and analyze the influence of the competency and work discipline on work achievement and the management’s supervision and attention on work discipline of the employees of PT. Medan Smart Jaya.Competency is an ability owned by an employee in accomplishing a job in accordance with what set by the company. Discipline is an attitude, behavior and action of an employee in implementing a job in accordance with the regulation and procedure set by the company. Work achievement is the result of a job achieved by an employee in implementing his job in accordance with his/her authority and responsibility. Management’s supervision is an evaluative statement of an employee on his/her job or the organization he/she is working for. Paying attention to employees is a capacity owned by an employee to do various duties or jobs in accordance with his/her responsibility in an organization.The population of this study was all of the 37 employees of this company. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through questionnaire distribution and documentation study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests.The result of first hypothesis test showed that, simultaneously, the variables of competency and work discipline had a significant influence on work achievement of the employees of PT. Medan Smart Jaya. Partially, the ability of work discipline in a company was more needed by PT. Medan Smart Jaya than a competency because in implementing the company’s daily routine, the ability of work discipline will be very supportive in implementing the job which needs rigor, seriousness and accuracy in calculation that it can facilitate the process of improving the employees’ work performance. Personality did not significantly influence work achievement. Employees with high personality tend to use their personal principle compared to the principles adopted by the company. The result of second hypothesis tests showed that, simultaneously, the variables of supervision and paying attention to employees had a significant influence on the work discipline of the employees of PT. Medan Smart Jaya. Partially, management’s supervision in a company is more needed that paying attention to employees because in implementing the company’s daily routine, the management’s supervision will be very supportive in implementing the job which needs rigor, seriousness and accuracy in calculation that it can facilitate the process of improving the employees’ work performance.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah dan karunia-Nya kepada penulis selama proses menuntut ilmu
dan dan menyelesaikan tugas akhir tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir S2 pada Program Studi Mangister Ilmu
Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Judul Penelitian
adalah “ PENGARUH KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. MEDAN SMART JAYA DI
MEDAN.
Selama menjalani proses perkuliahan dan penyesuaian tesis ini, penulis
banyak memperoleh bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak,oleh karena
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M,Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, Selaku Direktur Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginitng, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Komisi
Pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Rismayani, Ms, selaku anggota Komisi
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada peulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, M.si,
dan Bapak Drs. Syahyunan M.si, selaku Komisi Pembanding.
6. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Seluruh Pegawai PT. Medan Smart Jaya di medan yang telah memberikan izin
8. Ayahanda H. T. Soelaiman dan Ibunda Hj. Ana Marytha Siregar, Ayahanda Ir.
H. Iwan Rifai Alam Matondang dan Ibunda mertua Hj. Laxmy Nurlila Lubis,
Terima kasih atas kasih sayang dan doanya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan strata-2 ini.
9. Suami tercinta H. Lutfi Abdullah Matondang, SST. Terima kasih buat cinta dan
kasih sayang, berkat doa dan dukungannya yang selalu setia mendampingi
penulis menjalani hidup dalam suka dan duka.
10. Adik-adik saya, Cut Meutia Febrianty, SE dan T. Dodi Akbar terima kasih atas
doa dan dukungannya.
11. Seluruh sahabat Angkatan XIV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan semangatnya sehingga
penulis bias menyelesaikan pendidikan strata-2 ini.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penyelesaian tesis
ini, Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia-nya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurna, untuk itu masih
diharapkan kritikan yang positip dari pembaca untuk memberikan saran yang
konstruktif untuk perbaikan.
Medan, 10 Mei 2012
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Cut Yunita N, Lahir pada tanggal 28 Juni 1984 di medan, anak pertama dari
tiga bersaudara, dari pasangan Ayahanda H. Teuku Soelaiman dan Ibunda Hj. Ana
Marytha Siregar. Menikah, 7 November 2009, dengan H. Lutfi Abdullah Matondang,
SST. Cut yunita N di Horjakan dan di beri marga LUBIS.
Pendidikan dimulai pada tahun 1990 di SD Harapan 2 Medan, lulus dan tamat
tahun 1996. Melanjutkan pendidikan di SLTP Harapan 2 Medan, Lulus dan tamat
1999. Melanjutkan Pendidikan di SMA Negeri 2 Nedan, Lulus dan tamat tahun 2002
. Kemudian Melanjutkan Kuliah D-IV/ Strata-1 Teknik Industri, di Universits
Sumatera Utara Medan, lulus dan tamat tahun 2007. Pada tahun 2008 melanjutkan
pendidikan Strata-2 di Program Studi Magister Ilmu Manajemen SPs Universitas
Sumatera Utara. Pada tahun 2009 di terima bekerja di Pegawai Negeri Pemerintahan
Kota Medan (PEMKO).
Medan, 10 Mei 2012
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB ... I PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang ... 1
I.2. Perumusan Masalah ... 7
I.3. Tujuan Penelitian ... 7
I.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1Penelitian Terdahulu ... 13
2.2Teori Tentang Kompetensi ... 13
2.2.1. Pengertian dan Karakteristik Kompetensi ... 14
2.2.2. Jenis-jenis Kompetensi ... 19
2.2.3. Manfaat Penggunaan Konsep Kompetensi ... 21
2.3. Teori Tentang Disiplin Kerja ... 23
2.3.1. Pengertian dan Pentingnya Disiplin Kerja ... 23
2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Karyawan ... 26
2.3.3. Pendekatan Untuk Meningkatkan Disiplin ... 29
2.4. Teori Tentang Prestasi Kerja ... 33
2.4.1. Pengertian dan Penilaian Prestasi Kerja ... 33
2.4.2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja ... 38
2.4.3. Metode-metode Penilaian Prestasi Kerja ... 40
2.5. Kerangka Berpikir/Landasan Teori ... 40
2.6. Hipotesis ... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... 45
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
3.2. Metode Penelitian ... 45
3.2.1. Pendekatan Penelitian ... 45
3.2.2. Jenis Penelitian ... 45
3.2.3. Sifat Penelitian ... 45
3.3. Populasi dan Sampel ... 46
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.5. Jenis dan Sumber Data ... 48
3.6. Identifikasi Variabel ... 48
3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama ... 48
3.6.2. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua ... 48
3.7. Definisi Operasional Variabel ... 49
3.7.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 49
3.7.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 50
3.8. Model Analisis Data ... 52
3.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 52
3.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 54
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 56
3.9.1. Uji Validitas Instrumen ... 56
3.9.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 57
3.10. Pengujian Asumsi Klasik ... 58
3.10.1. Uji Normalitas ... 58
3.10.2. Uji Multikolinieritas ... 58
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... 58
4.1 Hasil Penelitian ... 60
4.1.1. Gambaran Umum PT Medan Smart Jaya ... 60
4.2 Karateristik Responden ... 67
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 68 4.2.3. Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 69
4.2.4. Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 69
4.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Hipotesis Pertama ... 70
4.3.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi ... 70
4.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin Kerja ... 75
4.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Prestasi Kerja ... 80
4.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Hipotesis kedua ... 85
4.4.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Pengawasan Pimpinan 85 4.4.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Perhatian Kepada Karyawan ... 88
4.5. Pembahasan Hasil penelitian ... 91
4.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama... 91
4.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 104
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 119
5.1. Kesimpulan ... 119
5.2. Saran ... 120
DAFTAR TABEL
No. Judul
Halaman
1.1 Latar Belakang Pendidikan dan Disiplin Karyawan ... 2
3.1 Daftar Sampel Penelitian... 47
3.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 49
3.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 51
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinkat Pendidikan ... 68
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 69
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 70
4.5 Penjelasan Responden atas Variabel Kompetensi ( Motif ) ... 71
4.6 Penjelasan Responden atas Variabel Kompetensi ( Sifat ) ... 72
4.7 Penjelasan Responden atas Variabel Kompetensi ( Konsep Diri ) ... 73
4.8 Penjelasan Responden atas Variabel Kompetensi ( Pengetahuan ) .... 74
4.9 Penjelasan Responden atas Variabel Kompetensi ( Keterampilan ) ... 75
4.10 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Kehadiran ) ... 76
4.11 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Tata Cara Kerja ) 77 4.12 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Kesadaran Kerja ) 78 4.13 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Ketaatan Pada Atasan ) ... 79
4.14 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Tanggung Jawab ) 80 4.15 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Kualitas Kerja ) 81 4.16 Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ( Efisiensi ) ... 81
4.17 Penjelasan Responden atas Variabel Prestasi Kerja ( Kemampuan Karyawan) ... 82
4.20 Penjelasan Responden atas Variabel Pengawasan Pimpinan ( Kepuasan
terhadap Pekerjaan ) ... 85
4.21 Penjelasan Responden atas Variabel Pengawasan Pimpinan (Keterlibatan kerja) ... 86
4.22 Penjelasan Responden atas Variabel Pengawasan Pimpinan (Komitmen Pada Organisasi ) ... 87
4.23 Penjelasan Responden atas Variabel Perhatian kepada Karyawan ( Kemampuan Intelektual ) ... 88
4.24 Penjelasan Responden atas Variabel Perhatian kepada Karyawan ( Kemampuan Fisik ) ... 89
4.25 Penjelasan Responden atas Variabel Perhatian kepada Karyawan ( Pengawasan ) ... 90
4.26 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel X ( Kompetensi ) ... 91
4.27 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel X ( Disiplin Kerja ) ... 92
4.28 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel Y ( Prestasi Kerja ) ... 93
4.29 Reliabilitas Instrumen ... 94
4.30 Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama ... 97
4.31 Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama ... 100
4.32 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 101
4.33 Hasil Uji F Hipotesis Pertama ... 102
4.44 Hasil Uji t Hipotesis Pertama ... 103
4.35 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel X ( Pengawasan Pimpinan ) 105 4.36 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel X ( Perhatian Karyawan ) .. 105
4.37 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel Y ( Disiplin Kerja ) ... 106
4.38 Reliabilitas Instrumen ... 107
4.39 Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Kedua ... 110
4.40 Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 113
4.41 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ... 114
4.42 Hasil Uji F Hipotesis Kedua ... 115
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1.1 Komponen-komponen Kompetensi ... 18
2.1 Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama ... 42
2.2 Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... 44
4.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 95
4.2 Hasil Uji Normalitas P – P Plot Hipotesis Pertama ... 96
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama ... 98
4.4 Grafik Histogram Disiplin Kerja ... 108
4.5 Hasil Uji Normalitas P – P Plot Hipotesis Kedua ... 109
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
Halaman
1 Kuesioner ... 123
2 Tabulasi Data ( X1,X2,X3a,X3b dan Y ) ... 134
3 Frequency Prestasi Kerja... 139
4 Frequency Disiplin Kerja ... 143
5 Frequency Pengawasan Pimpinan ... 147
6 Frequency Perhatian Kepada Karyawan ... 150
7 Regression Hipotesis Pertama ... 153
Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di PT Medan Smart Jaya di Medan
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan pimpinan, dan perhatian kepada karyawan terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seorang karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Disiplin merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan dari seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Pengawasan pimpinan merupakan penyataan evaluatif seorang karyawan terhadap pekerjaannya atau organisasi tempatnya bekerja. Perhatian kepada karyawan adalah kapasitas yang dimiliki seorang karyawan untuk mengerjakan berbagai tugas atau pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 37 orang. Hasil Pengujian hipotesis pertama bahwa secara serempak variable kompetensi dan diplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap presasi kerja karyawan di PT Medan Smart Jaya. Secara parsial kemampuan disiplin kerja di dalam suatu perusahaan PT Medan Smart Jaya lebih dibutuhkan dibandingkan dengan kompetensi, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, kemampuan disiplin kerja akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sedangkan kepribadian tidak signifikan dalam mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang memiliki kepribadian tinggi cenderung menggunakan prinsip pribadinya dibandingkan dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh Perusahaan. Hasil Pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa secara serempak variabel pengawasan dan perhatian kepada karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja karyawan PT Medan Smart Jaya. Secara parsial pengawasan pimpinan di dalam suatu perusahaan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan perhatian pada karyawan, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, dimana akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan.
THE INFLUENCE OF COMPETENCY AND WORK DISCIPLINE ON WORK ACHIEVEMENT OF THE EMPLOYEES OF
PT. MEDAN SMART JAYA IN MEDAN
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out and analyze the influence of the competency and work discipline on work achievement and the management’s supervision and attention on work discipline of the employees of PT. Medan Smart Jaya.Competency is an ability owned by an employee in accomplishing a job in accordance with what set by the company. Discipline is an attitude, behavior and action of an employee in implementing a job in accordance with the regulation and procedure set by the company. Work achievement is the result of a job achieved by an employee in implementing his job in accordance with his/her authority and responsibility. Management’s supervision is an evaluative statement of an employee on his/her job or the organization he/she is working for. Paying attention to employees is a capacity owned by an employee to do various duties or jobs in accordance with his/her responsibility in an organization.The population of this study was all of the 37 employees of this company. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through questionnaire distribution and documentation study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests.The result of first hypothesis test showed that, simultaneously, the variables of competency and work discipline had a significant influence on work achievement of the employees of PT. Medan Smart Jaya. Partially, the ability of work discipline in a company was more needed by PT. Medan Smart Jaya than a competency because in implementing the company’s daily routine, the ability of work discipline will be very supportive in implementing the job which needs rigor, seriousness and accuracy in calculation that it can facilitate the process of improving the employees’ work performance. Personality did not significantly influence work achievement. Employees with high personality tend to use their personal principle compared to the principles adopted by the company. The result of second hypothesis tests showed that, simultaneously, the variables of supervision and paying attention to employees had a significant influence on the work discipline of the employees of PT. Medan Smart Jaya. Partially, management’s supervision in a company is more needed that paying attention to employees because in implementing the company’s daily routine, the management’s supervision will be very supportive in implementing the job which needs rigor, seriousness and accuracy in calculation that it can facilitate the process of improving the employees’ work performance.
Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di PT Medan Smart Jaya di Medan
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan pimpinan, dan perhatian kepada karyawan terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seorang karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Disiplin merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan dari seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Pengawasan pimpinan merupakan penyataan evaluatif seorang karyawan terhadap pekerjaannya atau organisasi tempatnya bekerja. Perhatian kepada karyawan adalah kapasitas yang dimiliki seorang karyawan untuk mengerjakan berbagai tugas atau pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 37 orang. Hasil Pengujian hipotesis pertama bahwa secara serempak variable kompetensi dan diplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap presasi kerja karyawan di PT Medan Smart Jaya. Secara parsial kemampuan disiplin kerja di dalam suatu perusahaan PT Medan Smart Jaya lebih dibutuhkan dibandingkan dengan kompetensi, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, kemampuan disiplin kerja akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sedangkan kepribadian tidak signifikan dalam mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang memiliki kepribadian tinggi cenderung menggunakan prinsip pribadinya dibandingkan dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh Perusahaan. Hasil Pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa secara serempak variabel pengawasan dan perhatian kepada karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja karyawan PT Medan Smart Jaya. Secara parsial pengawasan pimpinan di dalam suatu perusahaan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan perhatian pada karyawan, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, dimana akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan.
THE INFLUENCE OF COMPETENCY AND WORK DISCIPLINE ON WORK ACHIEVEMENT OF THE EMPLOYEES OF
PT. MEDAN SMART JAYA IN MEDAN
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out and analyze the influence of the competency and work discipline on work achievement and the management’s supervision and attention on work discipline of the employees of PT. Medan Smart Jaya.Competency is an ability owned by an employee in accomplishing a job in accordance with what set by the company. Discipline is an attitude, behavior and action of an employee in implementing a job in accordance with the regulation and procedure set by the company. Work achievement is the result of a job achieved by an employee in implementing his job in accordance with his/her authority and responsibility. Management’s supervision is an evaluative statement of an employee on his/her job or the organization he/she is working for. Paying attention to employees is a capacity owned by an employee to do various duties or jobs in accordance with his/her responsibility in an organization.The population of this study was all of the 37 employees of this company. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through questionnaire distribution and documentation study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests.The result of first hypothesis test showed that, simultaneously, the variables of competency and work discipline had a significant influence on work achievement of the employees of PT. Medan Smart Jaya. Partially, the ability of work discipline in a company was more needed by PT. Medan Smart Jaya than a competency because in implementing the company’s daily routine, the ability of work discipline will be very supportive in implementing the job which needs rigor, seriousness and accuracy in calculation that it can facilitate the process of improving the employees’ work performance. Personality did not significantly influence work achievement. Employees with high personality tend to use their personal principle compared to the principles adopted by the company. The result of second hypothesis tests showed that, simultaneously, the variables of supervision and paying attention to employees had a significant influence on the work discipline of the employees of PT. Medan Smart Jaya. Partially, management’s supervision in a company is more needed that paying attention to employees because in implementing the company’s daily routine, the management’s supervision will be very supportive in implementing the job which needs rigor, seriousness and accuracy in calculation that it can facilitate the process of improving the employees’ work performance.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian dari Kesuma (2005) yang meneliti tentang Pengaruh Disiplin Kerja
dan Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Dinas Kependudukan
Propinsi Jawa Timur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak
pada pengembangan beberapa variabel yang juga mempengaruhi variabel disiplin
kerja dan kepuasan kerja. Dimana budaya organisasi dapat mempengaruhi disiplin
kerja. Alasan menambahkan budaya organisasi dimaksudkan agar pengaruhnya lebih
signifikan dan menjadi lebih baik bagi penelitian ini.
2.2. Teori Tentang Kompetensi
2.2.1. Pengertian dan Karakteristik Kompetensi
Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan apabila
tercapai, barulah dapat disebut sebagai sebuah keberhasilan. Untuk mencapai
keberhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi kepemimpinan, dan
kompetensi pekerja yang mampu memperkuat dan memaksimumkan kompetensi.
Secara harfiah kompetensi berasal dari kata competence yang artinya
kecakapan, kemampuan dan wewenang. Adapun secara etimologi kompetensi
diartikan sebagai dimensi perilaku kehlian atau keunggulan seseorang pemimpin atau
Menurut Spencer dan Spencer (2003), bahwa “Kompetensi adalah suatu yang
mendasari karakteristik dari suatu individu yang dihubungkan dengan hasil yang
diperoleh dalam suatu pekerjaan”.
Wibowo (2007) menyatakan bahwa “Kompetensi adalah suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut”.
Sedangkan McAshan dalam Sutrisno (2009) menyatakan bahwa “Kompetensi
adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehinga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”.
M
Berdasarkan beberapa kutipan di atas di ketahui bahwa kompetensi yang
harus dimiliki oleh sumber daya manusia perlu dinyatakan sedemikian rupa agar
dapat dinilai, sebagai wujud hasil pelaksanaan tugas yang mengacu pada pengalaman
langsung. Penilaian terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif,
berdasarkan prestasi kerja para karyawan yang ada di dalam organisasi, dengan bukti
penguasaan mereka terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap sebagai hasil
belajar.
enurut Ruky (2003) :”Kompetensi merupakan kombinasi dari keterampilan
(skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat diamati dan
diterapkan secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi dan kinerja serta
Ruky (2003)
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
seorang karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi belajar, dan bagaimana
melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang ada di
perusahaan.
menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi sebagai berikut :
2. Pemahaman (understanding), yaitu ke dalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki
individu, misalnya seorang karyawan dalam melaksanakan pembelajaran harus
memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi kerja secara
efektif dan efisien.
3. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, misalnya
kemampuan karyawan dalam memilih metode kerja yang dianggap lebih efektif
dan efisien.
4. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya standar perilaku para
karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan
lain-lain).
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang – tidak senang, suka – tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, misalnya reaksi terhadap
krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan lain sebagainya.
6. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
Menurut Wibowo (2010:325-326) lima tipe karakteristik kompetensi terdiri
atas : motif, sifat atau karakteristik fisik, konsep diri atau sikap, pengetahuan dan
ketrampilan.
Berikut penjelasannya :
1. Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang
yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan memilih
perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.
2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi
atau informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik
kompetensi seorang pilot tempur.
3. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri
merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap
situasi adalah bagian dari konsep diri orang.
4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan
wring gagal memprediksi prestasi kerja karena gagal mengukur pengetahuan
dan keterampilan dengan cara yang sebenarnya dipergunakan dalam
pekerjaan.
5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental
tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berpikir
Karakteristik kompetensi menurut Spencer dan Spencer (2003) terdapat 5
(lima) aspek, yaitu :
1. Motives adalah sesuatu di mana seseorang secara konsisten berpikir sehingga ia
melakukan tindakan. Misalnya orang memiliki motivasi berprestasi secara
konsisten mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya
dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta
mengharapkan feedback untuk memperbaiki dirinya.
2. Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana
seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya percaya diri, kontrol
diri, stres atau ketabahan.
3. Self concept adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai
diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui bagaimana nilai yang
dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi seseorang melakukan sesuatu.
Misalnya seseorang yang dinilai menjadi pimpinan seyogianya memiliki perilaku
kepemimpinan sehingga perlu adanya tes tentang leadership ability.
4. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.
Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Skor atas tes pengetahuan
sering gagal untuk memprediksi kinerja sumber daya manusia karena skor
tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa
seharusnya dilakukan dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur kemampuan
peserta tes untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat
apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang
5. Skills adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
fisik maupun mental. Misalnya, seorang programmer komputer membuat suatu
program yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen sumber daya
manusia.
Komponen kompetensi yang berupa motif, karakter pribadi, dan konsep diri
dapat meramalkan suatu perilaku tertentu yang pada akhirnya akan muncul sebagai
prestasi kerja. Kompetensi juga selalu melibatkan intensi (kesenjangan) yang
mendorong sejumlah motif atau karakter pribadi untuk melakukan suatu aksi menuju
terbentuknya suatu hasil, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Niat Tindakan Hasil
Sumber : Spencer dan Spencer (2003)
Gambar 2.1. Komponen-komponen Kompetensi
Spencer dan Spencer (2003) menjelaskan bahwa dalam menggunakan konsep
kompetensi harus ada “kriteria pembanding” untuk membuktikan bahwa sebuah
elemen kompetensi memang benar mempengaruhi baik atau buruknya perstasi kerja.
Suatu karakteristik tidak dapat dikatakan sebagai kompetensi kecuali hal tersebut
dapat meramalkan sesuatu yang berarti yang terjadi di dunia nyata. Suatu
karakteristik yang tidak dapat membuat perubahan dalam prestasi kerja bukanlah
suatu kompetensi dan tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi prestasi kerja 1. Motive (Motif)
2. Trait (Karakter Pribadi) 3. Self-Concept (Konsep Diri) 4. Knowledge (Pengetahuan yang dimiliki)
Behavior/Skill
(Perilaku)
Performance
seseorang. Kriteria pembanding yang sering digunakan dalam studin kompetensi
khususnya yang mengikuti kelompok Hay – Mac Ber adalah :
1. Unjuk kerja atau prestasi kerja superior, yaitu tingkat kerja yang secara statistik
menempati posisi satu standar deviasi di atas prestasi kerja rata-rata.
2. Unjuk kerja atau prestasi kerja efektif, yaitu tingkat kerja minimal yang dapat
diterima dan di bawah level tersebut dianggap sebagai prestasi kerja yang tidak
dapat diterima.
2.2.2. Jenis-jenis Kompetensi
Spencer dan Spencer (2003) menjelaskan bahwa kompetensi dalam kaitannya
dengan prestasi kerja dapat digolongkan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Kompetensi Ambang (Threshold Competencies), yaitu kriteria minimal dan
esensial yang dibutuhkan/dituntut dari sebuah jabatan dan harus bisa dipenuhi
oleh setiap pemegang jabatan tersebut untuk dapat bekerja menjalankan pekerjaan
tersebut secara efektif.
2. Kompetensi Pembeda (Differentiating Competencies), yaitu kriteria yang dapat
membedakan antara orang yang selalu mencapai prestasi kerja superior dan orang
yang prestasi kerjanya rata-rata saja.
Dalam menggunakan konsep kompetensi, kedua kelompok kriteria ini harus
Menurut Hutapea dan Nuriana Thoha (2008) terdapat 2 (dua) jenis
kompetensi yaitu:
1. Kompetensi Teknis
2. Kompetensi non-teknis atau generic
Berikut ini penjelasan kedua kompetensi tersebut:
1. Kompetensi Teknis
Menurut Mangkunegara (2006) kompetensi teknis merupakan keterampilan
yang luas tentang produksi dan teknologi korporasi yang mendukung organisasi
untuk beradaptasi dengan cepat terhadap peluang-peluang yang timbul.
Menurut Hutapea dan Nuriana Thoha (2008), perusahaan mengidentifikasi
kompetensi-kompetensi apa yang relevan pada industri tertentu. Indikator dari
kompetensi teknis adalah:
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan persyaratan tingkat pendidikan yang dibutuhkan dalam
memegang jabatan dan biasanya berkaitan dengan tingkat intelektual, serta
tingkat pengetahuan yang diperlukan. Pendidikan yang menjadi persyaratan
minimal didalam sebuah organisasi/perusahaan.
b. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja adalah lama seseorang dalam menangani suatu peran atau
c. Kemampuan menganalisis
Kemampuan untuk memehami situasi dengan memecahkannya menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, atau mengamati implikasi suatu keadaan tahap demi
tahap berdasarkan pengalaman masa lalu.
2. Kompetensi non-teknis atau generic
Kompetensi non teknis mengacu pada kemampuan untuk mengendalikan diri
dan memacu diri dalam bekerja (Nefina, 2005). Kompetensi non teknis meliputi
karakteristik individual seperti motivasi, tingkah laku dan kepribadian seseorang.
Kompetensi ini tidak banyak melibatkan pegawai yang berhubungan dengan
program-program maupun berkaitan dengan masalah teknis.
2.2.3. Manfaat Penggunaan Konsep Kompetensi
Saat ini konsep kompetensi sudah mulai diterapkan dalam berbagai aspek dari
manajemen sumber daya manusia walaupun yang paling banyak adalah pada bidang
pelatihan dan pengembangan, rekrutmen dan seleksi, serta sistem remunerasi. Ruky
(2003) mengemukakan, konsep kompetensi menjadi semakin populer dan sudah
banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan berbagai alasan, yaitu :
1. Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan
mendasar :
a) Keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang dibutuhkan dalam
b) Perilaku apa saja yang berpengaruh langsung dengan prestasi kerja dan
kesuksesan dalam pekerjaan.
Kedua hal tersebut akan banyak membantu dalam mengurangi pengambilan
keputusan secara subjektif dalam bidang sumber daya manusia. Dengan
memperjelas yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, model kompetensi akan
membantu memenuhi kebutuhan individual, antara lain dengan mengarahkan
perilaku pada standar yang diharapkan dan meningkatkan keterampilannya
melalui pelatihan dan cara lain.
2. Alat seleksi karyawan.
Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi dapat membantu organisasi
untuk memilih calon karyawan yang terbaik. Dengan kejelasan terhadap perilaku
efektif yang diharapkan dari karyawan, kita dapat mengarahkan pada sasaran
yang selektif serta mengurangi biaya rekrutmen yang tidak perlu. Caranya dengan
mengembangkan suatu perilaku yang dibutuhkan untuk setiap fungsi jabatan serta
memfokuskan wawancara seleksi pada perilaku yang dicari.
3. Memaksimalkan produktivitas.
Tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi “ramping” mengharuskan kita untuk
mencari karyawan yang bisa dikembangkan secara terarah untuk menutupi
kesenjangan dalam keterampilannya sehingga mampu untuk dimobilisasikan
secara vertikal maupun horizontal.
4. Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi.
Model kompetensi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem remunerasi
dan transparan dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan suatu set
perilaku yang diharapkan yang ditampilkan dari seorang karyawan.
5. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan.
Dalam era perubahan yang sangat cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat cepat
berubah dan kebutuhan akan kemampuan baru terus meningkat. Model
kompetensi memberikan sarana untuk menetapkan keterampilan apa saja yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang selalu berubah ini.
6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi.
Model kompetensi merupakan cara yang paling mudah untuk
mengkomunikasi-kan nilai-nilai dan hal-hal apa saja yang harus menjadi fokus dalam prestasi kerja
karyawan.
2.3. Teori Tentang Disiplin Kerja
2.3.1. Pengertian dan Pentingnya Disiplin Kerja
Semua organisasi atau perusahaan pasti mempunyai standar perilaku yang
harus dilakukan dalam hubungannya dengan pekerjaan, baik secara tertulis maupun
tidak, dan menginginkan para karyawan untuk mematuhinya sebagai upaya untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, tetapi dalam kenyataannya sering terjadi
karyawan sebagai manusia mempunyai kelemahan, yaitu tidak disiplin. Oleh karena
itu, peningkatan disiplin menjadi bagian yang penting dalam manajemen sumber daya
manusia, sebagai faktor penting dalam peningkatan prestasi kerja bagi para karyawan.
Singodimedjo (2002) menyatakan bahwa “Disiplin adalah sikap kesediaan dan
berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat pencapaian
tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan
memperlambat pencapaian tujuan perusahaan”.
Menurut Hasibuan (2003) bahwa “Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan
seorang karyawan mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku”.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian seseorang
akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.
Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang
sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
Seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan
tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena terpaksa. Kedisiplinan diartikan
jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua
pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku.
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi
kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin
kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas,
sehingga diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi karyawan akan diperoleh
suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam
tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya
semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi (Sutrisno, 2009).
Ketidakdisiplinan dan kedisiplinan dapat menjadi panutan orang lain. Jika
lingkungan kerja semua disiplin, maka seseorang karyawan akan ikut disiplin, tetapi
jika lingkungan kerja organisasi tidak disiplin, maka seseorang karyawan juga akan
ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit bagi lingkungan kerja yang tidak disiplin
tetapi ingin menerapkan kedisiplinan karyawan, karena lingkungan kerja akan
menjadi panutan bagi para karyawan.
Menurut Siagian (2008), bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada
suasana seperti berikut ini :
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan
karyawan.
5. Meningkatnya efisiensi dan prestasi kerja para karyawan.
Menurut Davis (2000) ada beberapa indikator kedisiplinan antara lain adalah :
1). Kehadiran, yaitu kegiatan yang menandakan datang atau tidaknya pegawai untuk
melakukan aktivitas kerja.
2). Tata cara kerja, yaitu aturan atau ketentuan yang harus dipatuhi oleh pemberi
3). Ketaatan pada atasan, yaitu patuh atau mengikuti apa yang diberikan pimpinan
dalam organisasi guna mengerjakan pekerjaan dengan baik.
4). Kesadaran bekerja, yaitu sikap seseorang secara sukarela mentaati
peraturan-peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawab, jadi pegawai akan
mengerjakan tugasnya dengan baik.
5). Tanggung jawab, yaitu kesediaan pegawai dalam mempertanggung jawabkan
kebijaksanaan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang
dipergunakanya serta prilaku kerjanya.
2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Karyawan
Menurut Singodimedjo (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin
kerja karyawan adalah sebagai berikut :
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Besar kecilnya kompensasi yang diberikan kepada karyawan dapat
mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan
yang berlaku, bila para karyawan merasa mendapat jaminan balas jasa yang
setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.
Apabila para karyawan menerima kompensasi yang memadai, hal ini akan
membuat para karyawan dapat bekerja tenang dan tekun, serta selalu berusaha
bekerja dengan sebaik-baiknya.
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan
perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan
mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan
aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Misalnya apabila aturan jam masuk kerja
telah ditetapkan pada pukul 08.00, maka pimpinan harus memberikan teladan atau
contoh bahwa pada hari-hari kerja, pimpinan harus masuk kerja pada pukul
tersebut. Oleh sebab itu, apabila seorang pimpinan menginginkan tegaknya
disiplin dalam perusahaan , maka ia harus lebih dahulu mempraktikkannya supaya
dapat diikuti dengan baik oleh para karyawannya.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, apabila tidak
ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin
tidak mungkin ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi
lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan
diinformasikan kepada seluruh karyawan. Bila aturan disiplin hanya menurut
selera pimpinan saja, atau berlaku untuk orang tertentu saja, jangan diharap bahra
para karyawan akan mematuhi aturan tersebut.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu adanya
keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang telah dilakukan karyawan. Dengan adanya tindakan terhadap
pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan
merasa terlindungi dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan
yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan
dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Namun sudah menjadi
tabiat manusia pula bahwa mereka selalu ingin bebas, tanpa terikat atau diikat
oleh peraturan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan
oleh pimpinan (atasan langsung para karyawan yang bersangkutan), maka sedikit
banyak para karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja. Mungkin untuk
sebagian karyawan yang sudah menyadari arti disiplin, pengawasan seperti ini
tidak perlu, tetapi bagi karyawan yang lain, tegaknya disiplin masih perlu agak
dipaksakan, agar mereka tidak berbuat semaunya dalam perusahaan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
Seorang karyawan tidak hanya puas dengan menerima kompensasi yang tinggi,
pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian
yang besar dari pimpinannya. Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar, dan
dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya. Pimpinan yang berhasil memberi
perhatian yang besar kepada para karyawan akan dapat menciptakan disiplin kerja
yang baik. Karena ia bukan hanya dekat dalam arti jarak fisik, tetapi juga
mempunyai jarak yang dekat dalam artian batin. Pimpinan demikian akan selalu
dihormati dan dihargai para karyawan, sehingga akan berpengaruh besar kepada
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kebiasaan-kebiasaan yang positif yang dapat diterapkan untuk mendukung
disiplin kerja karyawan, antara lain adalah :
a. Saling menghormati, bila bertemu di lingkungan pekerjaan.
b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para
karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut..
c. Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi
pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka.
d. Memberitahukan bila ingin meninggalkan tempat kerja karena sesuatu hal
kepada rekan kerja, dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan apa,
walaupun kepada bawahan sekalipun.
2.3.3. Pendekatan Untuk Meningkatkan Disiplin
Menurut Hariandja (2009), ada beberapa pendekatan untuk meningkatkan
disiplin karyawan, yaitu :
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendorong
karyawan mentaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran, atau
bersifat mencegah tanpa ada yang memaksakan yang pada akhirnya akan
menciptakan disiplin diri. Hal ini tentu saja mudah dipahami sebagai tanggung
jawab yang melekat pada pimpinan. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa metode
a. Karyawan mengetahui serta memahami standar.
Memahami standar sudah barang tentu menjadi dasar dalam peningkatan
disiplin. Bagaimana mungkin seorang karyawan bisa mematuhi standar tanpa
mengetahui standar perilaku yang diinginkan organisasi, dan kalau mereka
tidak mengetahui dapat diprediksi perilaku mereka tidak akan menentu.
b. Standar harus jelas.
Standar bisa tidak jelas atau mempunyai dwimakna, misalnya karyawan
diminta untuk berpakaian lengkap. Pengertian lengkap dalam hal ini apakah
harus memakai sepatu, celana panjang, dan baju, ataukah memakai sepatu,
baju lengan panjang, dasi, dan serta jas.
c. Melibatkan karyawan dalam menyusun standar.
Para karyawan lebih mungkin akan mendukung standar yang disusun oleh
organisasi dengan mengikutsertakan karyawan dalam menentukan standar
atau peraturan, karena para karyawan akan mempunyai komitmen yang lebih
baik pada apa yang telah dibuat bersama.
d. Standar atau aturan dinyatakan secara positif, bukan negatif.
Standar yang positif misalnya “mengutamakan keselamatan”, bukan dengan
pernyataan negatif seperti “jangan ceroboh”.
e. Dilakukan secara komprehensif, yaitu melibatkan semua elemen yang ada
yang terkait dalam organisasi (terpadu).
Meningkatkan disiplin menyangkut pembenahan aspek-aspek lain yang terkait
seperti sistem reward dan hukuman yang tepat, penyediaan fasilitas yang
f. Menyatakan bahwa standar dan aturan yang dibuat tidak semata-mata untuk
kepentingan orang yang membuat peratutan tetapi untuk kebaikan bersama.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya tidak
terulang kembali sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari selanjutnya,
yang tujuannya adalah :
a. Memperbaiki perilaku yang melanggar aturan.
b. Mencegah orang lain melakukan tindakan serupa, dan
c. Mempertahankan standar kelompok secara konsisten dan efektif.
Untuk dapat mencapai tujuan ini, tindakan (sering disebut tindakan disipliner)
harus berorientasi pada hal yang bersifat mendidik, artinya mengakibatkan
terjadinya perubahan perilaku, dengan cara bahwa tindakan indisipliner harus
menunjukkan konsekuensi yang tidak baik bagi diri sendiri, yang biasanya tidak
diinginkan seseorang, dan segera dilakukan untuk menunjukkan adanya kaitan
langsung antara pelanggaran dengan akibatnya, memberikan konsekuensi yang
sesuai, dan berlaku bagi semua orang.
3. Disiplin Progresif
Disiplin progresif, yaitu pengulangan kesalahan yang sama akan mengakibatkan
hukuman yang lebih berat. Tindakan indisipliner bisa dilakukan melalui proses :
a. Teguran lisan, kalau masih terulang.
b. Teguran tertulis (yang menjadi catatan negatif bagi karyawan), kalau masih
terulang.
d. Skorsing satu bulan, kalau masih terulang.
e. Memecat karyawan tersebut.
Tindakan-tindakan yang dilakukan di atas hanya sebagai kerangka umum
yang didasarkan pada pendekatan rasional/ilmiah. Dalam praktek, tindakan untuk
meningkatkan disiplin yang dilakukan oleh beberapa organisasi sangat bervariasi dan
melibatkan seni dalam manajemen.
2.3.4. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara (2007), pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar
disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal.
1. Pemberian Peringatan
Karyawan yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar karyawan
yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukannya. Di samping
itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
memberikan penilaian kondite karyawan.
2. Pemberian Sanksi Harus Segera
Karyawan yang melanggar disiplin harus segera diberin sanksi yang sesuai
dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya, agar karyawan yang
bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di perusahaan.
Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Di samping itu,
3. Pemberian Sanksi Harus Konsisten
Pemberian sanksi kepada karyawan yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini
bertujuan agar karyawan sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku
pada perusahaan. Ketidakonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan
karyawan merasakan adanya diskriminasi karyawan, ringannya sanksi, dan
pengabaian disiplin.
4. Pemberian Sanksi Harus Impersonal
Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan karyawan,
tua muda, pria wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tujuannya agar karyawan menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk
semua karyawan dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku di perusahaan.
2.4. Teori Tentang Prestasi Kerja
2.4.1. Pengertian dan Penilaian Prestasi Kerja
Dalam perkembangan yang kompetitif dan mengglobal, organisasi
membutuhkan karyawan yang memiliki prestasi kerja yang maksimal.
Menurut Mangkunegara (2007) bahwa ”Prestasi kerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan
Selanjutnya Rivai (2009) menyatakan bahwa ”Prestasi kerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
moral atau etika”.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
prestasi kerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk
pekerjaaan itu.
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) dalam rangka pengembangan
sumberdaya manusia adalah sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa dalam
kehidupan organisasi setiap individu dalam organisasi ingin mendapatkan
penghargaan dan perlakuan yang adil dari pimpinan organisasi.
Megginson dalam Mangkunegara (2007), menyatakan bahwa “Performance
appraisal is the process an employer uses to determine whether an employee is
performing the job as intended”. (Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang
digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan yang dimaksudkan).
Menurut Notoatmodjo (2003), dalam kehidupan suatu organisasi ada beberapa
asumsi tentang perilaku manusia sebagai sumber daya manusia, yang mendasari
pentingnya penilaian kinerja. Asumsi-asumsi tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Setiap orang ingin memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan
2. Setiap orang ingin mendapatkan penghargaan apabila ia dinilai melaksanakan
tugas dengan baik.
3. Setiap orang ingin mengetahui secara pasti tangga karir yang dinaikinya apabila
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
4. Setiap orang ingin mendapat perlakuan yang objektif dan penilaian dasar prestasi
kerjanya.
5. Setiap orang bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar.
6. Setiap orang pada umumnya tidak hanya melakukan kegiatan yang sifatnya rutin
tanpa informasi.
Indikator kinerja pegawai menurut Rivai dalam Nurjannah (2008:65) yaitu :
a. Kualitas Kerja. Kualitas kerja karyawan jauh lebih baik dari karyawan lain.
b. Efisiensi. Efisiensi karyawan melebihi rata-rata karyawan lain.
c. Kemampuan Karyawan. Kemampuan karyawan melaksanakan pekerjaannya
utamanya adalah baik.
d. Ketepatan Waktu. Karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat
waktu.
e. Pengetahuan Karyawan. Pengetahuan karyawan berkaitan dengan pekerjaan
utamanya adalah baik.
f. Kreativitas. Tingkat kreativitas karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
utamanya adalah baik.
g. Melaksanakan tugas sesuai prosedur. Karyawan dapat melaksanakan tugas
Menurut Dharma (2009), penilaian prestasi kerja karyawan dapat dilakukan
dari 4 (empat) sumber, yaitu :
1. Penilaian Atas Diri Sendiri
Penilaian atas diri sendiri adalah proses di mana para individu mengevaluasi
prestasi kerja mereka sendiri, menggunakan pendekatan yang terstruktur, sebagai
dasar bagi pembicaraan dengan para pimpinan mereka dalam
pertemuan-pertemuan evaluasi. Struktur dari penilaian diri sendiri ini biasanya diberikan
sebuah formulir penilaian diri sendiri yang diisi oleh individu sebelum pertemuan
evaluasi.
Keuntungan yang biasanya diperoleh dari penilaian sendiri adalah :
a. Mengurangi sikap defensif dengan memberdayakan individu untuk
mengevaluasi prestasi kerja mereka sendiri ketimbang menyodorkan begitu
saja hasil penilaian pimpinan terhadap bawahannya;
b. Membantu terjadinya diskusi yang lebih positif dan konstruktif selama
berlangsungnya pertemuan evaluasi, sehingga lebih difokuskan kepada
pemecahan masalah bersama ketimbang mempermasalahkan orang lain;
c. Mendorong orang untuk lebih memikirkan kebutuhan mereka akan
perkembangan diri dan bagaimana meningkatkan prestasi kerjanya sendiri;
d. Memberikan suatu penilaian yang lebih seimbang karena didasarkan pada
pandangan baik pimpinan maupun individu dan bukan melulu hanya
2. Penilaian Oleh Bawahan
Penilaian oleh bawahan menyediakan kemungkinan bagi bawahan untuk menilai
atau berkomentar tentang aspek tertentu dari prestasi kerja pimpinannya.
Tujuannya adalah untuk membuat pimpinan lebih menyadari tentang persoalan
yang berkenaan dengan kinerja mereka dari sudut pandang bawahan mereka.
3. Penilaian Oleh Rekan Sejawat
Penilaian oleh rekan sejawat (peer assessment) adalah evaluasi yang dibuat
sesama anggota tim atau kolega yang berada pada jaringan kerja yang sama.
Praktik yang biasa terjadi adalah meminta individu untuk memberikan penilaian
kepada kolega atau jaringan kerja yang lainnya. Ini lebih cenderung bersifat
keperilakuan.
Kelebihan dari penilaian oleh rekan sejawat ini adalah bahwa mereka
memperkenalkan suatu perspektif yang berbeda daripada yang dimiliki oleh para
manajer lini, dan memungkinkan untuk mendapatkan beberapa penilaian yang
independen karena mereka berasal dari kolega, mungkin akan lebih dihargai
daripada yang diberikan oleh seorang atasan.
4. Penilaian Oleh Multi Assesment
Keuntungan dari mendapatkan sudut pandang yang berbeda dalam evaluasi
prestasi kerja, terutama dari para pimpinan, telah menimbulkan perhatian yang
lebih besar kepada penilaian dengan berbagai sumber penilai yang dapat
menambahkan nilai kepada evaluasi pimpinan/bawahan yang tradisionil. Ini dapat
mencakup penggunaan ke atas dan oleh rekan sejawat di samping penilaian oleh
ini tetapi dalam praktiknya sistem ini akan berada dalam kesulitan untuk menjadi
terlalu berlebihan selain rentan kepada semua kekurangan yang dianggap orang
merupakan kelemahan-kelemahan baik dari proses-proses penilaian ke atas
ataupun penilaian oleh rekan sejawat. Konsekuensinya hanya sedikit bukti
ketertarikan kepada penilaian dengan multirater ini.
2.4.2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Sedarmayanti (2007), tujuan dari penilaian prestasi kerja adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Sebagai dasar perencanaan bidang kekaryawanan khususnya penyempurnaan
kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.
3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin,
sehingga dapat diarahkan jenjang/rencana karirnya, kenaikan pangkat dan
kenaikan jabatan.
4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan
bawahan.
5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang kekaryawanan,
khususnya prestasi kerja karyawan dalam bekerja.
6. Secara pribadi, karyawan mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga dapat
memacu perkembangannya. Bagi atasan yang menilai akan lebih memperhatikan
dan mengenal bawahan/karyawannya, sehingga dapat lebih memotivasi