• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2006 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2006 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SURAKARTA SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh :

YULIA SHANDRA SULISTYANA J500050003

Kepada :

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia diciptakan dengan membawa unsur-unsur

kecerdasan. Awalnya kecerdasan yang dipahami banyak orang hanya merupakan

kecerdasan intelejensi/intelegence Quotient (IQ), sesuai dengan perkembangan

pengetahuan manusia, maka ditemukan tipe kecerdasan lainnya yaitu kecerdasan

emosional/Emotional Quotient (EQ) dan kecerdasan spiritual/Spiritual Quotient

(SQ)(Armansyah, 2002).

Ketiga bentuk kecerdasan ini tidak dapat berdiri sendiri untuk meraih

kesuksesan dalam bekerja dan dalam kehidupan. Kesuksesan paripurna adalah

jika seseorang mampu menggunakan dengan baik ketiga kecerdasan ini,

menyeimbangkannya, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan (Armansyah,

2002).

Dari berbagai hasil penelitian, telah terbukti bahwa EQ memiliki peran yang

jauh lebih penting dibanding IQ. IQ barulah sebatas syarat minimal meraih

keberhasilan, namun EQ-lah yang sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju

puncak prestasi. Hal ini dikarenakan bila seseorang mempunyai EQ tinggi, dia

dapat mengontrol emosinya, memotivasi dirinya, sehingga tidak mudah putus asa,

dapat menutup kekurangannya dengan kelebihan yang lain. Terbukti banyak

(3)

mempunyai IQ biasa saja, justru sukses dikarir kerjanya. Disinilah EQ

membuktikan eksistensinya (Agustian, 2001).

Keterampilan manajemen emosi memungkinkan kita menjadi lebih akrab

dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus terbuka dengan orang lain

(Martin, 2003).

Orang yang cerdas secara emosional mengetahui perbedaan antara apa yang

penting bagi mereka dan apa yang penting bagi orang lain. Mereka juga

mengetahui perbedaan antara yang mereka perlukan untuk bertahan hidup dan

yang harus diabaikan. Yang terpenting, mereka dapat menyelesaikan masalah

kehidupan (Segal, 2001).

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan

yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivasi

saraf otonom. Kecemasan merupakan gejala yang tidak spesifik, sering ditemukan

dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal. Namun demikian kalau suatu

kecemasan itu tidak proporsional dengan ancaman sesungguhnya dan kurang

mampu beradaptasi, maka itu disebut kecemasan patologis (Kusuma, 1997).

Pakar lainnya mengemukakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan

khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan

dapat menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman.

Dalam kondisi ekstrem, kecemasan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari

(4)

Di dalam Al-Qur’an juga di sebutkan tentang kecemasan yang terdapat

dalam surat Al Baqarah ayat 155 :

Νä3¯Ρuθè=ö

7

oΨs9uρ

&™ó©y

´

Î

/

z⎯ÏiΒ

Å∃öθs

ƒ

ø:$

#

Æ

í

θà

f

ø9$

#

<

È

ø)tΡuρ

z⎯ÏiΒ

ÉΑ≡uθøΒF{$

#

Ä

§

à

ΡF{$

#

Ï

N

≡t

yϑ¨

W

9$

#

3

Ì

Ïe

±

o

0

š⎥⎪Î

É

9

Ţ

Á

9$

#

∩⊇∈∈∪

Artinya : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan

sedikit kecemasan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah : 155).

Kecemasan dapat terjadi pada mahasiswa yang menempuh kegiatan

belajar, sebagai contoh adalah beban kuliah dengan perkuliahan dan praktikum

yang padat.

Dari latar belakang diatas, penulis berkeinginan mengangkat topik

peneletian tentang EQ mahasiswa dengan berbagai masalah yang dihadapi

mahasiswa angkatan 2006 yang dapat menyebabkan berbagai tingkat kecemasan.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara EQ dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa

angkatan 2006 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta?

(5)

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan Psikiatri mengenai apakah ada hubungan antara EQ

dengan tingkat kecemasan.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pembanding atau pustaka bagi para

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adiwerna. Kegiatan utama yang kedua adalah penguatan produsen kerupuk agar memiliki keterampilan terkait dengan aneka produk kerupuk yang lebih variatif serta

Dalam penelitian ini analisis diskriminan digunakan untuk membuat fungsi diskriminan yang dapat memprediksi lulus tidaknya mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Matematika

Pada hari ini jumat tanggal sepuluh bulan agustus tahun 2012, kami panitia pengadaan barang dan jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Nunukan, sesuai jadwal yang ada pada sistem

Instrumen ini menggunakan kabel sebagai penghubung untuk transfer data, alat ini terdiri dari empat sensor yang bisa dipasang diantara jarak 0-50 meter dengan

Penelitian ini menguji pengaruh belanja, pengendalian internal, dan politik daerah terhadap korupsi pemerintah daerah di Indonesia.. Belanja daerah yang digunakan dalam penelitian

Berdasarkan data pada di atas hanya peubah X 1 yang berpengaruh parsial terhadap peubah Y dengan nilai nyata t 0,056 lebih kecil dari alpha (0,10), sehingga dapat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisa pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah terhadap tingkat Laba Operasional PT Bank Muamalat Indonesia secara