• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN MUTU LULUSAN PADA

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

G E L A D I K A R Y A

Oleh :

NURLAILA

087007067

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Geladikarya : Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

Nama : Nurlaila

NIM : 087007067

Program Studi : Magister Manajemen

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nazaruddin, MT Ketua

Ir. Syahrizal, MT Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul :

“STRATEGI PENINGKATAN MUTU LULUSAN PADA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE “

Adalah benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.

Medan, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan

(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurlaila

Tempat/ Tanggal Lahir : Kampung Raya Dagang, 1 Mei 1970 Status : Menikah , 2 Anak (Suci Qurratul Aini,M.

Fathurrahman) Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam

Alamat : Komplek Bukit Mutiara Indah Lhokseumawe – Aceh RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendiidikan Formal

1. Tahun 1982 : SD Negeri No. 2 Matang Glumpang Dua 2. Tahun 1985 : SMP Negeri No. 2 Matang Glumpang Dua 3. Tahun 1988 : SMEA Negeri Lhokseumawe

4. Tahun 1996 : Universitas Malikussaleh

5. Tahun 2008 : Terdaftar sebagai Mahasiswa pada Program Pasca Sarjana (S2)Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara Medan sampai dengan saat ini

RIWAYAT PEKERJAAN

1. Tahun 1990 – 1994 Staf Bagian Keuangan Politeknik Negeri Lhokseumawe 2. Tahun 1994 – 1997 Bendaharawan SPP Politeknik Negeri Lhokseumawe 3. Tahun 1998 – 2004 Bendaharawan Proyek Peningkatan Politeknik Negeri Lhokseumawe

(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, dan untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan yakni dosen, tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan (Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Allah S.W.T. , penulis dapat menyelesaikan Usulan Geladikarya ini dengan judul : ”Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe ”

Usulan geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara .

2. Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT, selaku Ketua Komisi Pembimbing 4. Bapak Ir. Syahrizal, MT , selaku Anggota Komisi Pembimbing 5. Kedua orang tua, suami dan anak-anak tercinta.

6. Seluruh rekan-rekan staff dan pengajar di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

7. Seluruh dosen pengajar dan staf Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh rekan-rekan peserta Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(7)

Akhirnya penulis menyadari bahwa Geladikarya ini masih banyak memiliki kekurangan dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.

Medan, Maret 2012

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Pernyataan ... ii

Ringkasan Eksekutif ... iii

Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... Vii Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Batasan Penelitian ... 4

BAB II KERANGKA TEORITIS ... 5

2.1.Mutu ... 5

2.2.Mutu Pendidikan ... 5

2.3.Pengertian Strategi ... 7

2.4.Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion/ FGD) ... 8

2.5. Analisis SWOT ... 10

(9)

Effect Diagram ... 11

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 16

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 18

4.1.Metode Penelitian ... 20

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

4.3.Populasi dan Sampel ... 19

4.4.Data Yang Dibutuhkan ... 19

4.5.Metode Pengumpulan Data ... 20

4.6.Defenisi Operasional Variabel ... 21

4.7.Analisis Data ... 24

BAB V GAMBARAN UMUM LEMBAGA ... 25

5.1. Sejarah Politeknik Negeri Lhokseumaweh ... 25

5.2.Visi, Misi Dan Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan di Politeknik Negeri Lhokseumawe ... 26

5.3. Struktur Organisasi ... 28

5.4. Sarana dan Prasarana ... 29

5.5. Sumber Daya Manusia ... 29

5.6. Rencana Pengembangan ... 30

5.7. Sumber Dana ... 30

BAB VI ANALISIS MASALAH ... 31

6.1. Analisis Data ... 31

6.2. Evaluasi Kepuasan Pengguna Lulusan dan Keberlanjutan Penyerapan Lulusan………. 32

6.3. Evaluasi Variabel Standar Akreditasi Program Studi Diploma ……… 34

6.4 Diagram Ishikawa ………. 58

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Jumlah Lulusan, Rata-Rata Masa Tunggu Kerja

Politeknik Negeri Lhokseumawe

Tahun 2008 – 2010 ………... 1 Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel ... 23 Tabel 6.1 Hasil Evaluasi Lulusan oleh Pihak Pengguna Lulusan ... 34 Tabel 6.2 Rata-Rata Masa Studi Dan Rata-Rata IPK Lulusan Dari

Mahasiswa Reguler Bukan Transfer Tiap Program Studi

2008-2010 ………. . 45

Tabel 6.3 Jumlah Dosen Tetap, Berdasarkan Jabatan Fungsional Dan

Pendidikan Tertinggi 2008-2010……… 47 Tabel 6.4 Banyaknya Pengembangan Dosen Tetap Yang Bidang

Keahliannya Sesuai Dengan Program Studi Pada Unit Pengelola Program Studi Diploma Dalam Tiga Tahun

Terakhir 2008-2010………...………… 48

Tabel 6.5 Tenaga kependidikan yang ada di unilt pengelola Program

Studi Diploma 2008-2010 ………... 49 Tabel 6.6 Jumlah Dana Termasuk Gaji Yang Diterima Di Unit Pengelola

Program Studi Diploma 2008 s/d 2010 ……….. 52 Tabel 6.7 Data Penggunaan Dana Kegiatan Tridarma Per Program

Studi 2008 s/d 2010 ……….. 52 Tabel 6.8 Sarana dan Investasi Tambahan Mulai Tahun 2008 s/d

2010……….. 54

Tabel 6.9 Investasi Prasarana Pada Semua Program Studi Mulai Tahun

2008 s/d 2010……….. 55

Tabel 6.10 Data Informasi/Kebijakan Untuk Sivitas Akademika Dan Tenaga Kependidikan Di Unit Pengelola Program Studi

(12)

Tabel 6.11 Jumlah dan Dana Penelitian oleh Dosen Pada Masing-Masing

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Analisis SWOT ……… 15

Gambar 2.2 Diagram Ishikawa ……… 16

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 19

(14)

DAFTA LAMPIRAN

1. Daftar Wawancara FGD (Focus Grouf Discussion)

2. Angket Penelitian Lulusan Diploma Politeknik Negeri Lhokseumawe Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Dunia Kerja

3. Daftar Mata Kuliah Program Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumaweh

(15)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, dan untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan yakni dosen, tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan (Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003).

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lulusan Perguruan Tinggi (PT) yang direkrut oleh perusahaan serta institusi-institusi ternama pada gilirannya akan meningkatkan reputasi Perguruan Tinggi (PT). Kualitas lulusan Perguruan Tinggi (PT) ditentukan oleh berbagai faktor-faktor pendukung, seperti gedung, fasilitas belajar-mengajar, perpustakaan, dan manajemen pendidikan. Namun hal yang paling utama adalah ketersediaan sumber daya manusia berupa staf akademis yang qualified dan berkomitmen. Kemampuan perguruan tinggi untuk menarik dan mempertahankan staf akademis yang berkualitas merupakan salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi (PT) tersebut.

Perguruan tinggi (PT) di Indonesia sudah seharusnya melakukan reorientasi tujuan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi bukan sekedar menghasilkan lulusan sebanyak-banyaknya tanpa peduli terhadap kepuasan pengguna lulusan, melainkan juga harus bertanggung jawab menghasilkan lulusan yang kompetitif yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi sebagai salah satu institusi penyedia tenaga kerja yang mampu berkompetisi di masa mendatang.

(17)

pendidikan pada pasal 1 di sebutkan bahwa Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.

Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) tentunya berupaya menghasilkan lulusan terbaik setiap tahunnya. Salah satu indikator dalam upaya meningkan mutu lulusan adalah dengan melihat berapa lama lulusan diterima oleh pengguna jasa tenaga kerja (perusahaan pemerintah ataupun swasta), kemudian berapa besar penghasilah yang diterima para lulusan setelah selesai masa percobaan (training).

Pada Tabel 1.1 dibawah ini menjelaskan mengenai data mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2010 yang terkait dengan besar julah lulusan setiap tahunnya dan lama masa tunggu lulusan memperoleh pekerjaan.

Tabel 1.1 Data Jumlah Lulusan, Rata-Rata Masa Tunggu Kerja Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun 2008 – 2010

Tahun

Jumlah Lulusan

Rata-Rata Masa Tunggu Kerja (bulan)

2008 367 4

2009 365 7

2010 466 12

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2011

(18)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dialami oleh Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan semakin lama, sehingga perlu diketahui faktor apa yang menjadi penyebab lamanya masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

a. Menemukan faktor yang menyebabkan penurunan mutu lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).

b. Merekomendasikan strategi yang sesuai guna memperbaiki mutu lulusan di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Bagi Pimpinan PNL, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi saran

tentang upaya meningkatkan kualitas lulusan.

b. Bagi program Magister Manajemen USU, diharapkan dapat menjadi tambahan bahan bacaan.

c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di program Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.

(19)

bidang penelitian yang sejenis. 1.5 Batasan dan Ruang Lingkup

a Batasan

Batasan penulisan geladikarya ini dibatasi hanya pada pengkajian tentang strategi untuk menghasilkan lulusan Jurusan Teknik Elektro yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan kemudian diambil sebuah kesimpulan dan memberikan usulan saran.

b Ruang Lingkup

Ruang lingkup geladikarya ini difokuskan pada unsur - unsur yang ada di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), seperti :

(20)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Mutu

Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya.

Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut (slamet, 1999).

2.2Mutu Pendidikan

Koswara (2002), menyatakan bahwa tujuan peningkatan mutu pendidikan adalah untuk mengidentifikasi secara akurat, lengkap dan tepat kebutuhan akan kompetensi dan profesionalisme oleh individu atau kelompok. Kesadaran akan perlunya pendidikan bermutu lahir dari kesadaran akan pentingnya mutu itu sendiri.

Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, bahwa : “Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah

(21)

Kesatuan Republik Indonesia”. Mengenai kriteria minimal standar nasional

pendidikan ini terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana.

Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan inilah yang harus disiapkan oleh pemerintah, sehingga mutu pendidikan itu memiliki kriteria minimal yang senantiasa harus dipenuhi oleh pengelola pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Kemudian akreditasi adalah merupakan suatu proses dan hasil. Sebagai proses, akreditasi merupakan suatu upaya BAN-PT untuk menilai dan menentukan status mutu program studi di perguruan tinggi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Sebagai hasil, akreditasi merupakan status mutu perguruan tinggi yang diumumkan kepada masyarakat.

Dengan demikian, tujuan dan manfaat Akreditasi Program Studi adalah sebagai berikut :

1. Memberikan jaminan bahwa program studi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan program studi yang tidak memenuhi standar.

2. Mendorong program studi/perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi

(22)

Terkait dengan Standar Akreditasi Program Studi Diploma mencakup komitmen Program Studi Diploma untuk memberikan layanan prima dan efektivitas pendidikan yang terdiri atas tujuh standar seperti berikut :

1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian

2. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu 3. Mahasiswa dan Lulusan.

4. Sumber Daya Manusia.

5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.

6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi.

7. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

2.3 Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir, untuk lebih jelas perkembangannya adalah sebagai berikut: Menurut Porter (2001), ”strategi

adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keuntungan bersaing”. Menurut

Hamel dan Prahalad dalam Porter (2001), ”strategi merupakan tindakan yang

bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

(23)

1. Strategi tersebut harus ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan eksternal.

3. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun individu.

4. Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi.

Tujuan utama strategi adalah untuk membimbing keputusan manajemen dalam rangka membentuk dan mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan, sehingga merupakan proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditunjukkan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Strategi yang efektif adalah strategi yang mendorong terciptanya keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan lingkungannya guna pencapaian tujuan strateginya.

2.4 Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion/FGD)

Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion /FGD) merupakan bentuk penelitian kualitatif di mana sekelompok orang yang bertanya tentang sikap mereka terhadap produk, layanan, konsep, iklan, ide, atau kemasan. Pertanyaan diminta dalam grup pengaturan interaktif dimana peserta bebas untuk berbicara dengan anggota kelompok lainnya.

Dalam FGD biasanya terdapat suatu topik yang dibahas dan didiskusikan bersama. Prinsip-prinsip FGD di antaranya:

(24)

metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi, Hidup mati sebuah FGD terletak pada ciri ini. Tanpa interaksi sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). 2. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip

sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus memandang para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang. Selalu melemparkan topik ke “tengah” bukan melulu tembak langsung ke peserta FGD.

3. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Prinsip ini melengkapi prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama diskusi berlangsung moderator harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga moderator akan selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar”. Moderator memang dituntut untuk

mencairkan suasana (ice breaking) agar diskusi tidak berlangsung kaku, namun kadang-kadang proses ice breaking ini kelamaan, moderator ikut larut dalam “keceriaan” kelompok, ber ha-ha-hi-hi, dan baru tersadar ketika masih banyak hal yang belum tergali, sementara para peserta sudah mulai kehilangan “energi”. FGD seringkali digunakan dalam diskusi produk

(25)

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan

Weaknesses serta lingkungan External Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan

(Strengths) dan kelemahan (Weaknesess), Rangkuti (2008)

(26)

2.6 Diagram Ishikawa /diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram). Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut (Heizer dan Render (2006).

Diagram Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan atau diagram

sebab-akibat) adalah diagram yang menunjukkan penyebab peristiwa tertentu. umum

yang menggunakan diagram Ishikawa adalah untuk desain produk, kontrol

kualitas dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor potensial yang menyebabkan

efek keseluruhan. Setiap penyebab atau alasan ketidaksempurnaan merupakan

sumber dari permasalahan.

Penyebab umumnya dikelompokkan ke dalam kategori utama untuk

mengidentifikasi sumber-sumber masalahnya. Kategori biasanya meliputi:

Manusia : Siapa saja yang terlibat dengan proses.

Metode : Bagaimana proses yang dilakukan dan persyaratan khusus untuk

melakukannya, seperti kebijakan, prosedur, aturan, peraturan dan hukum

Mesin: Peralatan, komputer, peralatan dan lain-lain yang diperlukan untuk

menyelesaikan pekerjaan.

Material : bahan baku, suku cadang, pena, kertas, dll yang digunakan

(27)

Pengukuran: Data yang dihasilkan dari proses yang digunakan untuk

mengevaluasi kualitas

Lingkungan: Kondisi, seperti lokasi, waktu, suhu, dan budaya di mana

proses tersebut beroperasi.

Diagram Ishikawa berbentuk fishbone yang menunjukkan faktor Peralatan,

Proses, Manusia, Bahan, Lingkungan dan Manajemen. Itu semua merupakan

masalah yang mempengaruhi keseluruhan. Panah kecil menghubungkan

sub-penyebab sub-penyebab utama. Ishikawa diagram yang diajukan oleh Kaoru Ishikawa

pada tahun 1960. Ia mempelopori proses manajemen mutu di galangan kapal

Kawasaki, dan merupakan salah satu pencetus teori manajemen modern.

Diagram Ishikawa pertama kali digunakan pada tahun 1960, dan dianggap

sebagai salah satu dari tujuh alat dasar kontrol kualitas. Diagram ini dikenal

sebagai diagram fishbone karena bentuknya mirip dengan kerangka dasar ikan.

Diagram tulang ikan dapat di lihat berdasarkan gambar dibawah ini :

(28)

Untuk mendapatkan diagram ishikawa yang baik, penyusunan yang lancar dan mendapatkan hubungan sebab akibat yang rumit, maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam rangka penyusunannya :

a. Nyatakan masalah yang akan ditelusuri penyebabnya, pastikan semua peserta memahami dan menyetujui permasalahan itu sebagai akibat utama. b. Tuliskan akibat utama (masalah utama) tersebut di dalam segi-empat pada

posisi kepala ikan .

c. Tuliskan ke 4 faktor penyebab primer yaitu SDM, metoda, material dan mesin pada masing-masing 4 cabang utama tulang ikan (jika proses yang dianalisis adalah proses manufacturing).

d. Kembangkan tiap faktor primer tersebut ke dalam faktor penyebab sekunder. Kemudian faktor penyebab sekunder yang ditemukan dituliskan sebagai ranting pada cabang tulang ikan.

e. Ulangi hal yang sama terhadap masing-masing ranting, yaitu kembangkan kemungkinan penyebab tersier dan susunlah ke dalam grafik berupa anak ranting dan seterusnya.

f. Pertimbangkan untuk melakukan pemecahan ranting apabila anak ranting yang terbentuk terlalu bertumpuk. Periksa kembali semua penyebab yang telah dituliskan, hilangkan hal-hal yang mungkin merupakan suatu akibat (dengan demikian menjadi masalah lain), atau merupakan suatu gejala (dengan demikian menjadi tidak nyata karena tidak dapat diukur, dikontrol atau tidak spesifik).

(29)

lain tidak dapat dilakukan perbaikan atas penyebab tersebut karena tidak spesifik. Selain itu lakukan penggantian istilah apabila ada istilah yang kurang tepat atau kurang spesifik.

h. Usahakan agar penyebab-penyebab teridentifikasi yang tersisa juga merupakan proses variabel. Sehingga peningkatan dan perbaikan terhadap proses variabel tersebut akan dapat dipastikan memberikan masukan. Sebab dalam diagram seringkali disebut dengan 4 M yang akan dijelaskan

di bawah ini. Diagram sebab akibat dapat mengungkapkan hubungan penting

dalam sebuah variabel dan penyebab yang mungkin memberikan informasi

tambahan ke dalam perilaku proses.

Penyebab dapat diturunkan atau di “brainstorming” dimasukan dalam

label kategori tulang ikan tersebut. Teknik untuk membuatnya dengan pertanyaan

“mengapa?”

Kategori dan tipe umum diagram sebab-akibat ini antara lain :

4 M (digunakan dalam manufaktur), adalah :

- Machine (Mesin/teknologi)

- Method (proses / inspeksi)

- Material (Bahan baku, bahan habis pakai dll)

- Man power (Tenaga kerja fisik / Pikiran (kerja otak): Kaizens, Saran

8 P (digunakan dalam industri jasa), adalah :

- Product/Service (Layanan)

- Price (Harga)

- Place (Tempat)

(30)

- People (Orang)

- Process (Proses)

- Physical Evidence ( Bukti)

- Productivity & Quality (Produktivitas dan kualitas)

4 S(digunakan dalam industri jasa), adalah :

Surroundings (Terdekat)

Suppliers (Pemasok)

Systems (Sistem)

Skills (Keterampilan)

M yang lain adalah :

Mother Nature /Environment (Lingkungan)

Measurement /Inspection (Pengukuran)

Maintenance (Pemeliharaan)

• Money Power (Uang)

(31)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Berdasarkan kerangka teori diatas peneliti bermaksud meneliti mengenai peningkatan kualitas lulusan dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), yang terkait dengan peningkatan waktu masa tunggu penerimaan lulusan oleh pengguna jasa tenaga kerja dan besarnya penghasilan berdasarkan tahun yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Kerangka konseptual atau pemikiran dalam geladikarya ini dimulai dengan pengumpulan data dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) untuk mengetahui gambaran Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) mengenai beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi, diantaranya adalah :

1. Metode 2. Manusia 3. Material 4. Lingkungan

Setelah diketahui faktor – faktor apa saja yang paling berpengaruh, kemudian penulis akan melakukan analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

(32)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Metode

Manusia

Material

Lingkungan

(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang bersifat sistematis, terencana, mengikuti konsep ilmiah yang bertujuan ingin mendapatkan atau mengumpulkan keterangan atau data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut :

a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan isi pembahasan dari buku-buku, majalah ilmiah, serta bahan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (field research), yakni dengan mengunjungi langsung lapangan, yaitu Politeknik Negeri Lhokseumawe dan beberapa lokasi perusahaan maupun instansi yang dipilih sebagai sampel.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

a.Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Lhokseumawe yang berada di

Jalan Medan-Banda Aceh, Km 280 Lhokseumawe pada Jurusan Teknik

Elektro.

b.Waktu Penelitian

(34)

4.3 Populasi dan sampel a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian Arikunto (1997). Senada dengan pendapat diatas Zainul Mustofa (1991), memberi batasan tentang populasi yaitu semua individu yang menjadi objek penelitian dan sesuai dengan hal tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa atau manufaktur serta instansi pemerintah maupun swasta yang menjadi pemakai tenaga kerja lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) atau Institusi sejenis dan . Direktur, Pembantu Direktur bagian Akademik, Ketua Jurusan (5 Jurusan), Kabag. Akademik dan Kemahasiswaan serta Kabag. Adm. Umum dan Keuangan. Adapun jumlah populasi adalah sebanyak 13 (tiga belas) perusahaan dan 9 (Sembilan) orang dari Politeknik Negeri Lhokseumawe. Total populasi adalah 22 orang responden.

b. Sampel

Sampel Djarwanto (1996) adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Maka yang menjadi sampel adalah 6 (enam) pimpinan perusahaan dan 9 (Sembilan) orang dari pihak Politeknik Negeri Lhokseumawe dengan total 15 orang sampel.

4.4 Data Yang Dibutuhkan

(35)

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan serta keterangan yang diberikan langsung oleh pimpinan, dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, yakni data mengenai penerapan standar mutu sesuai dengan UU RI No 23 Tahun 2003 atau standar BAN-PT. Untuk mengetahui mutu dari lulusan yang dipekerjakan, dikumpulkan data dari beberapa perusahaan yang telah menggunakan jasa tenaga kerja. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Politeknik Negeri

Lhokseumawe, perusahaan yang bekerjasama dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan melalui kepustakaan berupa literatur dan buku kepustakaan untuk melengkapi data primer.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

a. Observasi, yaitu turun ke lokasi (Politeknik Negeri Lhokseumawe) untuk mengamati dan melihat langsung bagaimana keadaan dilapangan.

b. Wawancara, yaitu dengan menggunakan metode Focus Grup Discussion

(36)

c. Angket, dalam hal ini penulis memberikan sejumlah pertanyaan tertentu secara tertulis kepada sejumlah responden, yakni para manajer perusahaan sampel, mereka memberikan pillihan, mengisi jawaban dan memberikan pendapat atau saran.

4.6 Definisi Operasional Variabel.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional

Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi

pencapaian

- Kejelasan,kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi.

-Strategi pencapaian sasaran: kejelasan rentang waktu dan dukungan dokumen.

- Pemahaman pemangku kepentingan internal (sivitas akademika dan tenaga kependidikan) terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran program studi.

Tata pamong, kepemimpinan, sistem

pengelolaan, dan penjaminan mutu

- Jaminan tata pamong untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan dengan menggunakan strategi secara kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil.

- Karakteristik kepemimpinan di program studi yang mencakup: kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik.

- Efektivitas sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup: Perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, penga-wasan, operasi, representasi, dan penganggaran yang dilaksanakan secara efektif.

- Pelaksanaan penjaminan mutu program studi. - Umpan balik untuk peningkatan mutu proses

pembelajaran. Informasi mencakup: sumber umpan balik, keberlanjutan pelaksanaan, dan tindak lanjutnya.

- Upaya-upaya yang telah dilakukan penyelenggara program studi untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi.

Mahasiswa dan lulusan

-Efektivitas implementasi sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa untuk menghasilkan calon mahasiswa yang bermutu

(37)

mahasiswa

-Tingkat kelulusan tepat waktu dan persentase drop out (DO)/mengundurkan diri

-Layanan kepada mahasiswa

-Usaha-usaha program studi/jurusan mencarikan tempat kerja bagi lulusannya.

-Evaluasi lulusan

-Partisipasi alumni dalam mendukung pengembangan akademik dan non-akademik program studi

Sumber Daya Manusia

-Sistem rekrutmen, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan untuk menjamin mutu penyelenggaraan

-Sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja dosen dan tenaga kependidikan

-Kualifikasi akademik, kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional), dan jumlah (rasio dosen mahasiswa, jabatan akademik) dosen tetap dan tidak tetap (dosen mata kuliah, dosen tamu, dosen luar biasa dan/atau pakar, sesuai dengan kebutuhan) untuk menjamin mutu program akademik.

-Jumlah, kualifikasi, dan pelaksanaan tugas dosen tidak tetap

-Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam tiga tahun terakhir.

-Jumlah, rasio, kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga kependidikan (pustakawan, laboran, analis, teknisi, operator, programer, staf administrasi, dan/atau staf pendukung lainnya) untuk menjamin mutu penyelenggaraan program studi.

Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

-Kurikulum: kompetensi dan struktur, deskripsi mata kuliah, silabus dan SAP.

-Pelaksanaan proses pembelajaran: Mekanisme monitoring perkuliahan, Jumlah jam real yang digunakan untuk kegiatan praktikum/ praktek/ PKL, Mutu soal ujian, Peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir: mekanisme, pihak yang terlibat, hasil peninjauan

-Sistem pembimbingan akademik: banyaknya mahasiswa per dosen PA, pelaksanaan kegiatan, rata-rata pertemuan per semester, efektivitas kegiatan perwalian

(38)

-Upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir.

-Peningkatan suasana akademik: Kebijakan tentang suasana akademik, ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana, program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik, interaksi akademik antara dosen-mahasiswa, serta pengembangan perilaku kecendekiawanan.

-Pembekalan lulusan program studi dengan etika profesi.

-Budaya keselamatan kerja dalam kegiatan praktikum/praktek: ketersediaan pedoman, keefektifan pelaksanaan, dan kelengkapan peralatan. Pembiayaan, Sarana

dan Prasarana, Serta Sistem Informasi

-Keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan alokasi dan pengelolaan dana.

-Biaya operasional dalam lima tahun terakhir untuk mendukung kegiatan program akademik (pendidikan, penelitian, danpelayanan/pengabdian kepada masyarakat).

-Prasarana: ruang kerja dosen yang memenuhi kelayakan dan mutu untuk melakukan aktivitas kerja, pengembangan diri, dan pelayanan akademik. -Akses dan pendayagunaan sarana yang

dipergunakan dalam proses administrasi dan pembelajaran serta penyeleng-garaan kegiatan tridarma PT secara efektif.

-Akses dan pendayagunaan sistem informasi dalam pengelolaan data dan informasi tentang penyelenggaraan program akademik di program studi.

Penelitian, Pelayanan/Pengabdian

Kepada Masyarakat, dan Kerjasama

- Produktivitas dan mutu hasil penelitian dosen dalam kegiatan penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama, dan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut.

- Kegiatan pelayanan/

pengabdian kepada masyarakat dosen dan mahasiswa program studi yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan(kerjasama, karya, penelitian, dan pemanfaatanjasa/

produk kepakaran).

- Jumlah dan mutu kerjasama yang efektif yang mendukung pelaksanaan misi program studi dan institusi dan dampak kerjasama untuk penyelenggaraan dan pengembangan program studi. Strategi Peningkatan

Mutu Pendidikan

(39)

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Negeri Lhokseumawe

Sumber : Data diolah 2011 4.7 Analisis Data

Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul penulis menggunakan metode antara lain :

a. Peneliti mengumpulkan data mengenai keadaan Politeknik Negeri Lhokseumawe terkait dengan penyusunan standar akreditasi oleh BAN-PT, di Jurusan yaitu dengan cara menggunakan kelompok diskusi terarah (Focus Group Discussion /FGD). Kemudian Evaluasi menggunakan kuesioner dilakukan terhadap perusahaan sebagai pengguna jasa.

b. Peneliti menyusun faktor penting penyebab penurunan mutu dengan menggunakan diagram Ishikawa /diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) dan diagram SWOT (Strenghts, Weaknesess, Oppurtunitie, Threats). Analisis data dilakukan dengan membandingkan dengan standar dan prosedur akreditasi Program Studi Diploma (sesuai BAN-PT Tahun 2009).

(40)

BAB V

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

5.1 Sejarah Politeknik Negeri Lhokseumawe

Sejarah berdirinya Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) tidak dapat dipisahkan dari peran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai induk dan cikal bakal lahirnya PNL. Gedung dan fasilitas PNL awalnya dibangun pada tahun 1985 dengan bantuan dana dari Bank Dunia melalui proyek LOAN XII. Penyelenggaraan pendidikan dimulai pada tanggal 5 Oktober 1987. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 100/0/1997, tanggal 9 Mei 1997 Politeknik Unsyiah menjadi mandiri dan berubah nama menjadi Politeknik Negeri Lhokseumawe. PNL berdiri pada area seluas 148.221,5 m2, yang terletak di jalan Banda Aceh Medan kilometer 280 Buketrata, 7 km sebelah timur kota Lhokseumawe propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Saat awal penyelenggaraan pendidikannya, PNL memiliki tiga jurusan yaitu jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Kimia. Seiring dengan tuntutan dan perubahan paradigma pendidikan tinggi disertai kebutuhan pasar kerja, PNL hingga saat ini memiliki 5 jurusan yang terdiri dari 10 program studi D3 dan 3 program studi D4. Hingga tahun akademik 2006/2007, PNL telah menghasilkan lulusan sebanyak 5.362 orang. Lulusan yang telah dihasilkan merupakan tenaga trampil yang kompeten dibidangnya. Mereka tersebar di seluruh wilayah Indonesia maupun luar negeri.

(41)

baik dari struktur organisasi, peraturan, sumber daya fisik dan manusia serta peningkatan dan pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan dengan semua pihak yang terkait. Rencana pengembangan PNL sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Rencana Strategis (RENSTRA) diarahkan pada terbentuknya Badan Layanan Umum (BLU) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Pengembangan ini juga akan disinergikan dengan Rencana Pengembangan kota Lhokseumawe dan propinsi Nanggro Aceh Darussalam untuk menjamin keberlangsungan PNL sebagai lembaga pendidikan vokasi yang menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing dalam pasar kerja global.

5.2 Visi, Misi dan Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Di Politeknik Negeri Lhokseumawe

a. Visi

PNL (Politeknik Negeri Lhokseumawe) adalah pada tahun 2018 menjadi lembaga pendidikan tinggi vokasi mandiri yang memiliki keunggulan dalam menyelenggarakan program pendidikan vokasi, serta sebagai pusat penelitian dan penyebarluasan teknologi terapan untuk mendukung pembangunan nasional berlandaskan keTuhanan, berwawasan kerakyatan dan lingkungan.

b. Misi

(42)

(IMTAQ), memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk memperoleh pendidikan vokasi yang menunjang kemampuan penelitian serta penguasaan dan penyebarluasan teknologi terapan. Membangun dan mengembangkan diri dengan memegang teguh pada nilai-nilai religiusitas, etika akademik, dan terbuka terhadap dinamika perkembangan lingkungan internal dan eksternal.

c. Tujuan

o Menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

o Mengembangkan pendidikan vokasi sejumlah program studi dengan berlandaskan pada kompetensi profesi setiap bidang yang dipilih, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap berprofesi dalam bidang masing-masing dengan kompetensi yang tinggi menurut Standar Nasional dan Internasional.

o Memberi kesempatan kepada masyarakat luas khususnya dari keluarga kurang mampu untuk menempuh pendidikan vokasi yang sesuai dengan disiplin keilmuan yang terdapat pada setiap Program Studi. o Memberdayakan segenap potensi yang ada pada Jurusan dan

Program Studi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat secara profesional dan beretika.

(43)

memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

o Menciptakan dan mengembangkan suasana kehidupan kampus yang etis dan demokratis sehingga menunjang terciptanya kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, serta otonomi keilmuan yang kondusif untuk melahirkan pemikiran kreatif-konstruktif-inovatif yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu, dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

o Meningkatkan dan menjamin kualitas proses, produk dan sarana pembelajaran serta layanan akademik yang memadai sehingga dapat diciptakan atmosfir akademik yang sehat menuju Badan Layanan Umum (BLU).

5.3 Struktur Organisasi

Manajemen PNL dipimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 4 orang Pembantu Direktur, yaitu Pembantu Direktur Bidang Akademik, Pembantu Direktur Bidang Keuangan dan Administrasi, Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Pembantu Direktur Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat. Manajemen tersebut didukung oleh 2 orang Kepala Bagian (Kabag) dan 4 orang Kepala Sub Bagian (Kasubbag). Struktur Kabag terdiri dari Kabag Administrasi Umum dan Keuangan serta Kabag Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

(44)

mempunyai 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu UPT Perpustakaan, UPT Perawatan dan Perbaikan, UPT Komputer, UPT Bahasa, UPT Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, UPT Inkubasi Bisnis dan UPT Badan Kerjasama Industri. Disamping itu, terdapat pula 5 unit pembantu lainnya, yaitu HaKI, P2AK, Monitoring dan Evaluasi, Satuan Penjaminan Mutu serta Badan Pengendali Dana Sosial.

5.4 Sarana dan Prasarana

Saat ini gedung PNL terdiri atas 20 bangunan besar yang tersebar sesuai

site plan diatas areal seluas 148.221,5 m2. Bangunan-bangunan tersebut difungsikan sebagai :

1. Gedung Kuliah

2. Laboratoriumdan Bengkel 3. Ruang Studio

4. Gedung Administrasi 5. Perpustakaan

6. Perumahan Dosen 7. Asrama Mahasiswa 8. Auditorium

9. Fasilitas Olah Raga 10.Kantin dan Masjid 5.5 Sumber Daya Manusia

(45)

jurusan Teknik Kimia, 493 orang pada jurusan Teknik Elektro dan 373 orang pada jurusan Tata Niaga.

PBM dilayani oleh 273 orang tenaga pengajar dengan kualifikasi pendidikan S1/D4 sebanyak 166 orang, S2 sebanyak 106 orang dan S3 sebanyak 1orang.

Kegiatan di laboratorium/bengkel dan UPT didukung oleh 76 orang teknisi, sedangkan kegiatan administrasi didukung oleh 83 orang tenaga administrasi.

5.6 Rencana Pengembangan

Rencana pengembangan PNL tertuang di dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) PNL 2006-2018. Penyusunan RIP merujuk pada visi, misi dan tujuan penyelenggaraan pendidikan di PNL. Disamping itu juga dipertimbangkan kekuatan, kelemahan internal dan nilai-nilai manajemen organisasi PNL, mengenali ancaman dan peluang eksternal serta kewajiban sosial PNL.

5.7 Sumber Dana

(46)

BAB VI

ANALISIS MASALAH

6.1 Analisis Data

Seperti yang telah diuraikan pada landasan teori bahwa mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya, (Selamet, 1999).

Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.

Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut.

Untuk mengetahui strategi meningkatkan mutu lulusan pada Politeknik Negeri Lhokseumawe sesuai dengan yang diharapkan, Maka data dikumpulkan melalui Direktur, Wakil Direktur, Ketua jurusan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan kepala bidang terkait dan perusahaan pengguna jasa lulusan.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan tabulasi data kedalam bentuk tabel frekwensi. Kemudian data tersebut dianalisis dengan berpedoman kepada langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung masing-masing jawaban responden untuk setiap item berdasarkan opsi yang dipilih.

(47)

3. Setelah data dari jawaban responden kemudian ditabulasi dalam tabel frekwensi, secara kualitatif data dianalisis.

6.2Evaluasi Kepuasan Pengguna Lulusan dan Keberlanjutan Penyerapan Lulusan

Untuk mengetahui kinerja karyawan berpendidikan Diploma dengan pihak pengguna jasa tenaga kerja, dilakukan dengan penyampaian kuesioner secara tertulis ke pada pimpinan perusahaan-perusahaan pengguna lulusan.

Kriteria kinerja karyawan yakni sangat baik, baik, cukup dan kurang. Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP3). Sangat baik apabila nilai DP3>100, baik apa bila nilai DP3=94-85 dan cukup apabila nilai DP3=84-75 dan kurang apabila nilai DP3 < 74.

Hasil studi pelacakan dirangkum dalam Tabel 6.1 dibawah ini. Tabel 6.1 Hasil Evaluasi Lulusan oleh Pihak Pengguna Lulusan No Jenis Kemampuan Tanggapan

Kepuasan 2 Keahlian Berdasarkan

Bidang ilmu 3 Bahasa Inggris Sangat Baik

(48)

Baik 7 Pengembangan Diri Sangat Baik

Baik

Berdasarkan hasil evaluasi lulusan oleh pengguna lulusan yang terdapat pada tabel 6.1, terkait dengan jenis kemampuan yang dianggap paling lemah, adalah sebagai berikut :

1. Penilaian terkait keahlian berdasarkan bidang ilmu (profesionalisme), data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

2. Penilaian terhadap kemampuan Bahasa Inggris, data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

3. Penilaian kemampuan penggunaan Teknologi Informasi, data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

4. Penilaian terkait dengan kemampuan komunikasi, data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

(49)

industri dalam mendukung peningkatan mutu lulusan dimasa yang akan datang. Tindak lanjut dari kegiatan pelacakan ini adalah menjadi masukan positif bagi program studi untuk lebih meningkatkan kualitas atau mutu lulusan secara menyeluruh sehingga tercapai kepuasan pengguna lulusan yang maksimal.

6.3Evaluasi Variabel Standar Akreditasi Program Studi Diploma

Ada tujuh standar berdasarkan Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT) dan dianggap mempengaruhi dalam menjamin mutu sebuah perguruan tinggi, antara lain :

a. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Serta Strategi Pencapaian

Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran di tingkat unit pengelola program studi diploma atau dalam hal ini adalah Jurusan dilakukan dengan mengumpulkan para Ketua Program Studi di lingkungan Jurusan dalam suatu pertemuan yang dikoordinasikan oleh Ketua Jurusan. Pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan pandangan dalam hal perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan ke depan. Hasilnya adalah suatu rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran ke-5 Progam Studi yang ada di lingkungan Jurusan, yang dalam hal ini telah disesuikan dengan kebutuhan stakeholder serta pasar kerja. Visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan juga dirumuskan sejalan dengan visi, dan misi serta tujuan Institusi Politeknik Negeri Lhokseumawe.

1. Visi Jurusan

(50)

Otomasi Industri yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

2. Misi Jurusan

Menyelenggarakan pendidikan profesional untuk menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi aktif dalam merespon isu perkembangan teknologi.

Menjadi pusat riset dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa dengan menghasilkan produk-produk berteknologi mutakhir serta ramah lingkungan.

Menjadi pusat pelatihan dan uji kompetensi dalam bidang teknologi: Kelistrikan, Telekomunikasi, Elektronika, Informatika, dan Instrumentasi Otomasi Industri dengan sertifikasi nasional.

Membina dan meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dengan

stakeholder.

Membina budaya kewirausahaan bagi lulusan. 3. Tujuan Jurusan

Mengakomodir kebutuhan tenaga kerja bagi stakeholder baik di tingkat nasional maupun internasional. Mewujudkan masyarakat yang memiliki keahiian dalam bidang teknologi: Kelistrikan, Telekomunikasi, Elektronika, Informatika, dan Instrumentasi Otomasi Industri melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan.

4. Sasaran dan strategi pencapaian

(51)

Instrumentasi Otomasi Industri. Beberapa strategi yang ditempuh Jurusan untuk mencapai tujuan adalah:

Meningkatkan kemampuan keterampilan bagi mahasiswa.

Meningkatkan kemampuan staf pengajar sesuai dengan bidang keahhannya. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Melakukan peninjauan dan perbaikan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri sesuai dengan kurikulum yang berbasis kompetensi. Meningkatkan fasilitas laboratorium.

Meningkatkan kemampuan riset dalam kerangka pengembangan IPTEK. Meningkatkan profesionalisme manajemen pengelola jurusan dan program studi.

Terkait dengan, visi misi, tujuan sasaran serta strategi pencapaian, dalam hal ini dirasakan mampu mendukung system pendidikan Politeknik Negeri Lhkseumawe.

b.Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu 1. Tata Pamong

(52)

panitia pelaksana. Direktur akan menyatakan calon ketua jurusan hasil pemilihan sebagai Ketua Jurusan yang disahkan melalui Surat Keputusan Direktur. Masa jabatan ketua jurusan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut atau berselang. Ketua Jurusan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Politeknik. Pada saat melaksanakan kegiatan administrasi Ketua Jurusan dibantu oleh Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorim Proses pengangkatan Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Studi diusulkan oleh Ketua Jurusan kepada Direktur. Masa jabatan Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Studi masing-masing 1 (satu) tahun berjalan, dan dapat diusulkan kembali untuk tahun berikutnya jika prestasi kerjanya memuaskan. Untuk kegiatan perkuliahan pada setiap semester baru, beban mengajar dan jadwal kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) disusun oleh Ketua Program Studi berdasarkan bidang keahlian masing-masing staf pengajar. Dengan persetujuan ketua jurusan beban mengajar diserahkan ke bagian akademik untuk diproses menjadi surat keputusan Direktur. Setiap staf pengajar diberi beban mengajar yang ditugaskan melalui Surat Keputusan Direktur untuk setiap semester yang berjalan Bagi staf pengajar yang mempunyai prestasi yang baik akan diberikan penghargaan sebagai dosen berprestasi di tingkat Polilteknik Negeri Lhokseumawe. Struktur organisasi yang ada didalam Jurusan, antara lain:

(53)

 Kepala Laboratorium  Staf Pengajar (Dosen)  Pembimbing Akademik  Staf Teknisi

 Staf Administrasi Program Studi 2. Kepemimpinan

Jurusan dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris Jurusan. Ketua Jurusan juga dibantu oleh para Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorium serta Tenaga Kependidikan. Didalam memimpin Jurusan, Ketua Jurusan harus selalu menerapkan prinsip kekeluargaan, sehingga diharapkan ikatan kebersamaan yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.

3. Sistem Pengelolaan

(54)
(55)

dan bahan habis pakai untuk keperluan praktikum. Dalam hal tersebut, Jurusan juga mengakomodir usulan-usulan yang diberikan oleh Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorium untuk disampaikan ke tingkat institusi.

4. Sistem Penjaminan Mutu Unit Pengelola Program Studi Diploma.

(56)

koordinasi Jurusan. Media rujukan monitoring perkuliahan adalah melalui

form control perkuliahan yang harus diisi setiap selesai melaksanakan perkuliahan. Data tersebut digunakan untuk memantau kesesuaian materi yang diajarkan dengan silabus, GBPP dan SAP yang diserahkan oleh staf pada awal perkuliahan. Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam upaya untuk meningkatkan Sistem Penjaminan Mutu sudah mempunyai bagian

monitoring dan penjaminan mutu (MONEV) yang bertugas untuk mengarahkan proses penjaminan mutu lulusan, dan memberikan saran-saran agar menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di pasar kerja

global. Berdasrkan hasil evaluasi FGD, disebutkan bahwa system penjaminan mutu sudah tersusun dengan baik.

c. Mahasiswa dan Lulusan 1. Mahasiswa

Sistem Rekrutmen Mahasiswa Baru

Sistem rekrutmen mahasiswa baru dilakukan langsung oleh institusi dengan 2 cara, yaitu : USMP (Undangan Seleksi Masuk Politeknik) dan Ujian Masuk Politeknik Negeri. Jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun di Politeknik Negeri Lhokseumawe berdasarkan usulan Direktur dan disesuaikan dengan Keputusan Menteri adalah sebagai berikut :

Calon mahasiswa yang diterima harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Lulusan SMU, SMK dan sederajat.

(57)

Pada saat pendaftaran, calon mahasiswa berumur tidak lebih dari 24 Tahun.

Beberapa Prosedur Penerimaan mahasiswa baru :  Memenuhi persyaratan calon mahasiswa.

 Mengikuti ujian masuk yang diselenggarakan oleh politeknik,  Membayar biaya ujian masuk saat pendaftaran.

 Materi ujian masuk dan penilainnya akan dilakukan berdasarkan ketentuan Dirjen Dikti Depdiknas.

 Melalui Undangan Seleksi Masuk Politeknik (USMP) yang diatur dengan keputusan direktur

 Mengikuti tes kesehatan dan wawancara

- Khusus bidang Rekayasa (Tek.Sipil, Tek. Kimia, Tek. Mesin dan Tek. Elektro) tidak boleh buta wama (sehat fisik).

- Wawancara dilaksanakan di Jurusan masing-masing.

 Membuat perjanjian resmi yang ditanda tangani oleh orang tua/wali mahasiswa adalah :

- Bertanggung jawab pada sikap dan tingkah laku mahasiswa yang bersangkutan selama masa pendidikan.

- Mengganti setiap kehilangan atau kerusakan peralatan/barang di Politeknik Negeri Lhokseumawe atau dilingkungan kampus yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

(58)

anak/tanggungannya harus dikeluarkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Bersedia tidak menikah selama pendidikan.

Terkait dengan perekrutan/penerimaan calon mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe melaksanakan Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN), masih terasa perlu dilakukan peningkatan. Hal ini berdampak kepada kualitas atau mutu dari para calon mahasiswa yang telah diterima di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

2. Lulusan

Rata-rata masa studi dan rata-rata IPK lulusan dari mahasiswa reguler bukan transfer untuk tiap Program Studi diploma yang sejenjang yang dikelola oleh unit pengelola Program Studi Diploma dapat dilihat berdasarkan Tabel 6.2 dibawah ini.

Tabel 6.2 Rata-Rata Masa Studi Dan Rata-Rata IPK Lulusan Dari Mahasiswa Reguler Bukan Transfer Tiap Program Studi 2008-2010

2 Teknik Telekomunikasi 3.10 2.85

3 Teknik Elektronika 3.09 2.95

4 Teknik Informatika - 2.80

5 Instrumentasi dan Otomasi Industri

- 2.90

Rata-rata di unit pengelola 3.12 2.94 Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

(59)

efektif di Jurusan untuk jenjang Diploma Tiga (DIII) yang meliputi Program Studi Teknik Listrik, Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Program Studi Teknik Elektronika adalah 3 (tiga) tahun. Bagi mahasiswa yang mengambil salah satu dari program studi tersebut diperbolehkan mengambil cuti akademik selama 1 (satu) tahun. Sehingga mahasiswa untuk jenjang ini dimungkinkan untuk lulus dengan masa studi 3-4 tahun. Masa studi efektif untuk jenjang Diploma Empat (DIV) yang meliputi Program Studi Teknik Informatika dan Program Studi Instrumentasi Otomasi Industri adalah 4 (empat) tahun. Bagi mahasiswa yang mengambil salah satu dari program studi tersebut juga diperbolehkan mengambil cuti akademik selama 1 (satu) tahun. Sehingga mahasiswa untuk jenjang ini dimungkinkan untuk lulus dengan masa studi 4-5 tahun. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) lulusan untuk masing-masing jenjang tersebut minimal adalah 2 (dua) dan maksimal adalah 4 (empat). Dalam pelaksanaannya, selama ini masa studi lulusan untuk setiap program studi jenjang Diploma Tiga (DIII), dalam kurun waktu 3-4 tahun yaitu rata-rata 2,80 tahun. Mengenai rata-rata IPK lulusan tertinggi mencapai sebesar 2,94. Terkait dengan hal ini masih dianggap kurang karena rata-rata perusahaan sudah mulai menetapkan IPK rata-rata pelamar tenaga kerja adalah 3,00.

d.Sumber Daya Manusia 1. Dosen Tetap

(60)

relevan dengan keahlian bidang studinya. Seorang dosen hanya dapat menjadi dosen tetap pada satu perguruan tinggi, dan mempunyai penugasan kerja minimum 36 jam/minggu. Dosen tetap dipilah dalam 2 kelompok, yaitu:

a. Dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan prodi. b. Dosen tetap yang bidang keahliannya di luar prodi

Tabel 6.3 dibawah ini adalah jumlah dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan masing-masing Program Studi di lingkungan unit pengelola Program Studi Diploma, berdasarkan jabatan fungsional dan pendidikan tertinggi.

Tabel 6.3 Jumlah Dosen Tetap, Berdasarkan Jabatan Fungsional Dan Pendidikan Tertinggi 2008-2010

A Jabatan Fungsio-nal

Jumlah Dosen Tetap Yang Bertugas

Pada Program Studi Total

di

(61)

Tabel 6.4 dibawah ini adalah data yang menunjukkan, banyaknya pengembangan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan program studi pada unit pengelola program studi diploma dalam tiga tahun terakhir. Tabel 6.4 Banyaknya Pengembangan Dosen Tetap Yang Bidang Keahliannya

Sesuai Dengan Program Studi Pada Unit Pengelola Program Studi Diploma Dalam Tiga Tahun Terakhir 2008-2010

N

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

(62)

2. Tenaga Kependidikan

Tabel 6.5 dibawah ini adalah data tenaga kependidikan yang ada di unit pengelola Program Studi Diploma, dimana jumlah tenaga studi Strata-1 (S1) sebanyak 10 orang, D4 sebanyak 3 orang, D3 sebanyak 3 orang dan SMK 6 orang. Sedangkan pustakawan hanya yang memiliki pendidikan formal dalam bidang perpustakaan.

Tabel 6.5 Tenaga kependidikan yang ada di unilt pengelola Program Studi Diploma 2008-2010

No Jenis Tenaga Kependidikan

Jumlah Tenaga Kependidikan di Unit Pengelola Program Studi Diploma dengan Pendidikan

Terakhir

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

(63)

Laboran/Teknisi/Analis/Operator/Programer dan Tenaga administrasi dari segi kecukupan masih belum memenuhi kondisi ideal, walaupun telah dibantu tenaga honorer, akan tetapi dari segi kualifikasi pendidikan yang ada umumnya sudah memadai. Adapun kendala yang dihadapi kurangnya kuota penerimaan tenaga kependidikan untuk Jurusan.

e. Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik 1. Kurikulum

Peran unit pengelola program studi diploma dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk program studi yang dikelola adalah dengan mengakomodasi, menjembatani Program Studi dengan pihak industri

(stakeholder) untuk mendapatkan masukan tentang kebutuhan pasar terhadap kompetensi lulusan Program Studi baik untuk waktu sekarang maupun ke depan. Perubahan kurikulum diupayakan dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali atau disesuaikan dengan masukan dari pihak industri.

2. Pembelajaran

(64)

mencatat kegiatan staf pengajar diruang kelas. Akan tetapi dalam hal ini menurut keterangan bahwa pencapaian target pembelajaran tidak maksimal. Banyak materi kuliah teori dan praktikum tidak selesai. Oleh sebab itu Terhitung Semester Ganjil 2009/2010 ini akan dilakukan revisi waktu ekivalen 1 jam mengajar dari 45 menit menjadi 50 menit per jam.

3. Suasana Akademik

Peran unit pengelola program studi diploma dalam mendorong suasana akademik yang kondusif, terutama dalam; Kebijakan tentang suasana akademik, penyediaan prasarana dan sarana, dukungan dana, dan kegiatan akademik di dalam dan di luar kelas. Peran unit pengelola program studi diploma dalam mendorong suasana akademik yang kondusif adalah dengan melakukan berbagai upaya, antara lain dalam pemilihan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) tidak diintervensi oleh Ketua Jurusan, dan mengkoordinasi kebutuhan prasarana dan sarana perkuliahan pada setiap Program Studi lalu mengajukannya ke tingkat Institusi. Dalam hal dukungan dana, unit pegelola program studi diploma tidak mengelola dana secara khusus, karena yang mengelola dana adalah insitusi. Demikian juga dalam melakukan kegiatan akademik di dalam dan di luar kelas, seperti penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat juga dikelola oleh Institusi melalui unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M), Jurusan hanya mendukung dan mendorong setiap staf pengajar untuk ikut berkompetisi dalam setiap kesempatan yang ada.

(65)

Berikut ini adalah mengenai jumlah dana termasuk gaji yang diterima di setiap unit Prodi Diploma III mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2010, seperti terlihat pada table 6.6 dibawah ini.

Tabel 6.6 Jumlah Dana Termasuk Gaji Yang Diterima Di Unit Pengelola Program Studi Diploma 2008 s/d 2010

Sumber Dana Jenis Dana Jumlah Dana (juta Rp)

2008 2009 2010

Usaha sendiri - - - -

Mahasiswa PNPB 1.664.557 2.330.654 3.603.143 Pemerintah DIPA 28.348.446 31.807.635 50.404.539

NAD 7.000.000 10.250.000 8.773.546

Aceh Utara 400.000 440.000 69.750

Blok Grand 3.745.491

Sumber Lain - - - -

Total 37.413.003 44.828.289 66.598.469

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

Tabel 6.7 dibawah ini adalah data mengenai penggunaan dana untuk penyelenggaraan kegiatan Tridarma per Program Studi.

Tabel 6.7 Data Penggunaan Dana Kegiatan Tridarma Per Program Studi 2008 s/d 2010

No Nama Program Studi Jumlah Dana (juta Rp)

2008 2009 2010

1 Teknik Listrik 119.9654 219.6916 374.9292 2 Teknik Telekomunikasi 115.9654 119.1916 379.9292 3 Teknik Elektronika 119.4654 199.1916 364.9292 4 Teknik Informatika 97.4654 173.1916 349.9292 5 Instrumentasi Otomasi

Industri

97.4654 173.1916 364.9292 Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

(66)

Program Studi dan Laboratorium ditambah dengan usulan dari Jurusan sendiri. Dalam pelaksanaannya, ada dua Program Studi di lingkungan Jurusan yang sudah mendapatkan dana hibah dari Dikti dalam tiga tahun terakhir, yaitu : Program Studi Teknik Listrik dana l- MHERE dan Program Studi Teknik Telekomunikasi dana TPSDP.

2. Sarana

Selama ini sarana yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Program Tridarma Perguruan Tinggi (PT) sudah tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan dapat diakses dengan baik oleh seluruh civitas akademika. Namun demikian, seiring dengan perkembangan setiap Program Studi yang ada, Jurusan terus mengupayakan kepada institusi untuk dapat dilakukan peningkatan sarana yang telah ada serta penambahan sarana yang baru, seperti pembangunan gedung perkuliahan yang baru. Investasi sarana selama tiga tahun terakhir berdasarkan data yang ada berjumlah Rp 2.2.00.000,00 (dua miliyard dua ratus juta rupiah) bersumber dari DIPA. Hal ini dilakukan tentunya untuk menyediakan sarana yang mencukupi sebagai jaminan penyelenggaraan Program Tridarma Perguruan Tinggi (PT) yang bermutu tinggi. untuk meningkatkan mutu penyelenggarakan Program Tridarma Perguruan Tinggi (PT) pada semua program studi yang dikelola dalam tiga tahun terakhir.

3. Prasarana

(67)

civitas akademika. Namun demikian, seiring dengan perkembangan Program Studi yang ada, Jurusan terus mengupayakan kepada institusi untuk dapat dilakukan perawatan dan perbaikan prasarana yang telah ada, serta penambahan prasarana yang baru, seperti pengadaan bahan serta peralatan laboratorium yang baru. Hal ini dilakukan tentunya untuk menyediakan prasarana yang mencukupi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sebagai jaminan penyelenggaraan program Tridarma Perguruan Tinggi (PT) yang bermutu tinggi. Tabel 6.9 berikut ini adalah data mengenai prasarana dan investasi untuk semua Program Studi yang dikelola dalam tiga tahun terakhir.

Tabel 6.8 Investasi Prasarana Pada Semua Program Studi Mulai Tahun 2008 s/d 2010

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jenis prasarana hanya dua, maka masih relatif kurang jika dibandingkan dengan jumlah Program Studi yang ada di Jurusan.

4. Sistem Informasi

Gambar

Tabel 1.1 Data Jumlah Lulusan, Rata-Rata Masa Tunggu Kerja Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun 2008 – 2010
Gambar 2.1 Analisis  SWOT
Gambar 2.2. Diagram Tulang Ikan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan implementasi dengan penelitian tersebut adalah pada penelitian ini menggunakan bias dan algoritma diimplementasikan untuk pengenalan data yang telah

Saran praktis dari penelitian ini peneliti tujukan terutama bagi pengelola program tuberkulosis baik di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat maupun Puskesmas

Korelasi antara strategi pengguna dengan hasil strategi keusahawanan Islam Jadual 4.50 menunjukkan hubungan antara strategi pengurusan dengan hasil strategi

Memandangkan pemboleh ubah kualiti mempengaruhi secara signifikan terhadap kesediaan menyumbang graduan, maka faktor ini perlu dititikberatkan dan membentuk imej

Aspek perkembangan identitas gender diawali dengan determinan genetik jenis kelamin pada saat konsepsi, setiap orang mengalami perkembangan melalui serangkaian tahap

Selain itu, bentuk lantai yang akan diterapkan adalah penggunaan material lantai berbeda, yang berfungsi sebagai penanda satu area dalam ruangan, yang juga dapat

Sifat sabar merupakan salah satu kekuatan jiwa yang bisa menghadapi dan bisa menyelesaikan berbagai macam masalah yang menimpa pada diri manusia apabila

Pembuatan mesin ini untuk meningkatkan kualitas serta produktifitas, kurangnya kebersihan pada proses pencucian part internal alat berat serta membutuhkan waktu yang lama