• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DENGAN PERILAKU KARYAWAN DALAM KELOMPOK PADA PT. BANK MANDIRI

CABANG AHMAD YANI

Oleh

LEDY NOVALINA SAGALA 090521113

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Ledy Novalina Sagala NIM : 090521113

Program Studi : Strata Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul :Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani

Medan, April 2012 Peneliti

NIM 090521113

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ledy Novalina Sagala NIM : 090521113

Program Studi :Strata Manajemen Ekstensi

Konsentrasi :Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul :Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani

Pembimbing Skripsi Pembaca Penililai

Dr. Sitti Raha Agoes Salim M.Sc Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi NIP. 195907241986032001 NIP. 195910131986012003

Ketua Program Studi S1 Manajemen

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Ledy Novalina Sagala NIM : 090521113

Program Studi :Strata Manajemen Ekstensi

Konsentrasi :Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul :Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani

Tanggal : April 2012 Ketua Program Studi S1 Manajemen

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi NIP. 196412161990032001

Tanggal : April 2012 Ketua Departemen

(5)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani”

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, April 2012

Ledy Novalina Sagala

(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui kuisioner yang disebarkan kepada karyawan PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani sebanyak 30 orang. Data diproses dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan koreladi rank spearman.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sikap karyawan (keselurhan) dengan perilaku karyawan dalam kelompok.

(7)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how the relationship between attitudes to the behavior of employees in the PT group. Bank Mandiri Branch Ahmad Yani.

The data used in this study is the primary data and secondary data. Methods of collecting primary data through questionnaires distributed to the employees of PT. Bank Mandiri Branch Ahmad Yani as many as 30 people. Data are processed using SPSS 15.0 for windows. The analytical method used is descriptive quantitative correlation by using spearman rank.

In the results showed that there is a positive relationship between employee attitudes (overall) with the behavior of employees in the group.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang Maha Kuasa atas kasih yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok Pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani”.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda TH. Sagala dan Ibunda L. Bintang untuk segala doa, kasih sayang dan pengorbanannya yang selalu mendukung penulis. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Dra. Siti Raha Agoes Salim, MSc., selaku Dosen Pembimbing 6. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., MSi., selaku Pembaca Penilai.

(9)

8. Teman-teman seluruhnya yang telah banyak membantu dan memberikan semangat sehingga perkuliahanku terselesaikan dengan baik.

Semoga bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin.

April 2012 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teiritis ... 8

2.1.1. Pengertian Sikap………... 8

2.1.2. Pengertian Perilaku Kelompo………. 19

2.1.3. Perilaku Individu Dalam Organisasi……….... 21

2.1.4. Komponen Perilaku Manusia Dalam Organisasi…… 24

2.1.5. Bentuk-bentuk Kelompok……… 28

2.1.6. Variabel-Variabel Individual……… 29

2.1.7. Hubunagan Antara Sikap Dengan Perilaku………….. 30

2.2. Penelitian Terdahulu……….…... 31

2.3. Kerangka Konseptual…... 33

2.4. Hipotesis Penelitian………... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian……….. 36

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 36

3.3. Batasan Operasional……… 36

3.4. Defenisi Operasional………... 37

3.5. Skala Pengukuran Variabel………. 38

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian………... 39

3.7. Jenis Data………... 40

3.8. Teknik Analisis Data………. 40

3.9. Metode Pengumpulan Data……… 41

3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas………... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan………... 48

4.2 Analisis Deskriptif Variabel……….. 55

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………. 76

5.2. Saran………... 77

DAFTAR PUSTAKA... 78

(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 38

Tabel 3.2 Instrumen Skala Liket ... 39

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 53

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 54

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Kognisi... 55

Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Afeksi ... 57

Tabel 4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Perilaku ... 59

Tabel 4.11 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Perilaku kelompok.... 61

Tabel 4.12 Hubungan sikap (keseluruhan) dengan perilaku kelompok ... 64

Tabel 4.13 Hubungan Dimensi Kognisi dengan perilaku kelompok ... 66

Tabel 4.14 Hubungan Dimensi Afeksi dengan perilaku kelompok ... 68

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1. Tiga macam komponen sikap... ... 10 Gambar 2.2. Model Umum Perilaku dalam Organisasi ... 22 Gambar 2.3. Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku dan performa

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 58

Lampiran 2 Data Mentah Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 64

Lampiran 4 Data Mentah Kuesioner Sampel Penelitian ... 66

(15)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui kuisioner yang disebarkan kepada karyawan PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani sebanyak 30 orang. Data diproses dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan koreladi rank spearman.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sikap karyawan (keselurhan) dengan perilaku karyawan dalam kelompok.

(16)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how the relationship between attitudes to the behavior of employees in the PT group. Bank Mandiri Branch Ahmad Yani.

The data used in this study is the primary data and secondary data. Methods of collecting primary data through questionnaires distributed to the employees of PT. Bank Mandiri Branch Ahmad Yani as many as 30 people. Data are processed using SPSS 15.0 for windows. The analytical method used is descriptive quantitative correlation by using spearman rank.

In the results showed that there is a positive relationship between employee attitudes (overall) with the behavior of employees in the group.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktifitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berinteraksi dengan sesamanya. Organisasi merupakan salah satu perwujudan dari kebutuhan manusia untuk berinterksi. Manusia tetarik dengan orang lain sehingga terjalin hubungan kerja dalam suatu kelompok yang mempunnyai dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar tersebut merupakan suatu daya tarik bagi pembentukan suatu organisasi. Daya tarik tersebut adakalanya karena adanya kesempatan untuk berinteraksi, kesamaan status yang dipunyai masing-masing orang, kesamaan latar belakang, maupun kesamaan sikap. Beberapa kesamaan daya tarik tersebut menjadi alasan seseorang untuk berinterksi dengan orang lain.

(18)

memenangkan persaingan pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan perusahaan. Setiap perusahaan, baik yeng bergerak dibidang produksi, jasa maupun industry pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannnya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja karyawan juga perlu diperhatikan.

Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku yang aktif dari setiap aktivitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan, pikiran, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan bukanlah mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi.

(19)

Beberapa orang bersifat pendiam dan pasif, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, bisa pendiam, pasif, ceria, agresif, ambisius, setia, atau suka bergaul, kita sedang mengkategorikan mereka dari segi sifat-sifat kepribadian. Karenanya kepribadian (personality) individu seseorang merupakan kombinasi sifat-sifat psikologis yang kita gunakan untuk mengklasifikasikan orang tersebut.

Bidang pengetahuan prilaku organisasi makin hari semakin pesat perkembangannya. Perkembangan bidang pengetahuan ini, mudah dipahami karena selain persoalan organisasi yang cenderung semakin ruwet, persoalan manusia sendiri berlanjut menjadi tantangan yang pokok yang harus dihadapi oleh setiap manejer sekarang ini. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apa pun bentuknya. Perilaku manusia yang berbeda dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Oleh karena persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang, maka persoalan-persoalan organisasi dan khususnya persoalan-persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.

(20)

organisasi. Sekarang ini pendekatan dari ilmu perilaku organisasi rupanya menggatikan mereka dan bisa diterima untuk memahamiaspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam organisasi.

Berkaitan dengan pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuannya, Hersey dan Blanchard (2000) menyatakan bahwa pemanduan tujuan organisasi dan efektivitas mewujudkan tujuan organisasi mesti didukung oleh semua pihak dalam organisasi, inilah yang disebut ” pemanduan tujuan yang sesungguhnya ”. Pihak-pihak yang dimaksudkan disini adalah para manajer atau pimpinan organisasi dan para bawahan atau karyawan/pegawai. Dengan demikian berarti sebuah organisasi atau perusahaan harus mampu menciptakan suasana yang sinkron dan kondusif, dimana pimpinan organisasi mampu bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa tujuan tersebut merupakan tujuan mereka atau tujuan bersama.

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

(21)

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya. Individu mencari konsistensi di antara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini berarti bahwa individu berusaha untuk menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga mereka terlihat rasional dan konsisten. (Robbins, 2009)

PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan. Kegiatan utama dari Bank Mandiri antara lain menghimpun dan mneyalurkan dana dari masyarakat serta menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya seperti transfer, SMS-Banking, pembayaran air dan telepon, inkaso, kartu debit dan kredit dan sebagainya.

(22)

terhadap perilaku para karyawan di dalam kelompok, maka penulis tertarik melakukan penelitian “Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Para Karyawan Dalam Kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Ahmad Yani?”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan perusahaan untuk dapat memahami hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok.

b. Bagi Peneliti

(23)

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama di waktu yang akan datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

(24)

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama di waktu yang akan datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

(25)

Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi dengan siapa ia berhubungan.

Salah satu teori menyatakan bahwa manusia berupaya untuk mencari suatu keselarasan antara keyakinan mereka dan perasaan mereka terhadap objek-objek yang dihadapi mereka. Maka perubahan sikap bergantung dari upaya mengubah perasaan atau keyakinan-keyakinan tersebut. Teori tersebut mengasumsi bahwa manusia memiliki sikap yang terstruktur yang terdiri dari berbagai macam komponen-komponen afektif dan kognitif (Rahayuningsih, 2008).

Keterkaitan antara komponen tersebut berarti bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu komponen, akan menyebabkan terjadinya perubahan pada komponen lain. Apabila komponen terbut tidak konsisten, ataupun melampaui batas toleransi seseorang, maka akibatnya adalah timbulnya ketidakstabilan.

Menurut Fraenkei (dalam Azwar S, 2003), sikap merupakan penentu dari perilaku karena keduanya berhubungan dengan persepsi, kepribadian, perasaan dan motivasi. Sikap merupakan keadaan mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman, menghasilkan pengaruh spesifik pada respon seseorang terhadap orang lain, objek, situasi yang berhubungan..

(26)

hubungan interpersonal seseorang dan identifikasi dengan orang lain. Keempat, sikap diorganisasikan dan dekat dengan inti keprinadian.

Sikap merupakan bagian intrinsik dari kepribadian seseorang. Sejumlah teori berusaha mencari tahu cara pembentukan dan perubahan sikap. Salah satu teori menyatakan bahwa orang “mencari kesesuaian antara keyakinan dan perasaan mereka tarhadap objek” dan menyatakan bahwa modifikasi sikap dapat dilakukan dengan mengubah sisi perasaan atau keyakinan.

Stimula: Sikap Hasil

Faktor-faktor komponen-komponen Reaksi

Lingkungan kerja

Sumber : (Jhon M.Ivancevich, 2006:89) diolah

Gambar 2.1

Tiga macam komponen sikap

Gambar di atas menyajikan ketiga macam komponen sikap, sehubungan dengan faktor-faktor lingkungan kerja seperti misalnya desain pekerjaan, kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, dan imbalan-imbalan di luar gaji.

Menurut Azwar S (2003), Stimulasi tersebut menimbulkan suatu reaksi yang bersifat afektif atau emosional, kognitif (pemikiran) dan yang mempengaruhi perilaku.

Desain Pekerjaan Gaya manejer Kebijaksanaan-kebijaksanaan Perusahaan Teknologi Gaji Jaminan-jaminan di luar gaji

Afeksi

Kognisi

Perilaku

Reaksi Emosional: Pernyataan tentang hal yang disenangi seperti perasaan dan emosi

Reaksi Perseptual: Pernyataan tentang keyakinan dan nilai

(27)

Pada dasarnya stimuli menyebabkan timbulnya pembentukan sikap, yang kemudian menyebabkan timbulnya reaksi tertentu yang bersifat kognitifafektif, atau behavioral.

2.1.1.1 Kognitif

Komponen “kognitif” subuah sikap terdiri dari persepsi, opini, dan keyakinan-keyakinan seseorang. Ia berhubungan dengan proses pemikiran di mana ditekankan persoalan rasionalitas dan logika. Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap, Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari

lingkungan itu sendiri. Kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak). Salah satu elemen penting kognisi, adalah keyakinan evaluatif sesorang. Keyakinan-keyakinan evaluatif, dimanafestasi dalam bentuk impresi atau kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang terhadap objek atau orang tertentu.

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam kognitif. Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Mann (dalam Azwar S, 2003) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisikan persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

(28)

“Affect”, (afeksi) yang merupakan komponen emosional atau “perasaan”. Sebuah sikap dipelajari dari orang tua, guru, dan para anggota kelompok rekan-rekan. Afektif, segmen emosional dari suatu sikap. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap pekerjaannya, kedisiplinannya dalam melakukan pekerjaannya, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pekerjaann yang lain, penghargaan dan sebagainya. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

2.1.1.3 Perilaku

(29)

misalnya dapat bertindak terhadap orang lain, atau hal lain dengan cara bersahabat, hangat, agresif, bermusuh atau apatis, ataupun dengan cara-cara lain

Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya.Sebagai gambaran dari pemahaman ungkapan ini, misalnya: seorang tukang parkir yang melayani memparkir mobil, seorang tukang pos yang menyampaikan surat-surat ke alamat, seorang mekanik yang bekerja dalam bengkel, seorang karyawan asuransi yang datang kerumah menawarkan jasa asuransinya, seorang perawat di rumah sakit, dan juga seorang manajer di kantor yang membuat keputusan. Mereka semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.

Apabila akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individual, dan performanya, maka perlu diperhatikan tiga kelompok variabel yang secara langsung memengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan seseorang karyawan (misalnya: menghasilkan output, menjual kendaraan mobil, menyervis mesin-mesin).

Adapun ketiga macam kelompok yang dimaksud yaitu latar belakang dan variable-variabel: individual, psikologikal, keorganisasian. Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan bahwa variabel kemampuan dan keterampilan, variabel-variabel latar belakang, dan variabel-variabel-variabel-variabel demografik.

2.1.1.4 Pembentukan Sikap

(30)

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman yang telah lalu maupun yang sedang kita alami ternyata memiliki pengaruh pada penghayatan kita terhadap suatu objek psikologis tertentu ( dalam Azwar, 2003) mengatakanbahwa tidak adanya pengalaman sarna sekali erhadap suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Selanjutnya dikatakan oleh Azwar (2003) bahwa pembentukan kesan atau tanggapan terhadap objek merupakan proses yang kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana tanggapan tersebut terbentuk, dan ciri.-ciri objektif yang dimiliki stimulus. Oleh karena itu sebagai dasar pembentukan sikap, maka pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karenanya sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan

2. Kebudayaan

(31)

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan tersebut yang berperan di dalam memberi corak pengalaman-pengalaman individu yang menjadi anggotanya.Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan.

3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Otjhers)

Yaitu: orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus. Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin. Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting.

4. Media massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam penyampaian pesan, media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu.

5. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

(32)

6. Faktor Emosional

Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan lama). Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair)

2.1.1.5 Mengubah Sikap

Manejer sering kali bertugas menggubah karyawan mereka agar dapat bekerja lebih keras dalam mencapai kinerja pekerjaan lebih tinggi. Walau terdapat banyak variabel yang mempengaruhi perubahan sikap, prosesnya bergantung pada tiga faktor umum: komunikator, pesan itu sendiri, dan situasi. Untuk tujuan pembahasan, asumsikanlah bahwa komunikator adalah manejer.

2.1.1.5.1 Komunikator

(33)

mengadopsi sikap dan perilaku seorang komunikator yang disukai. Sebagai tambahan, mempersepsikan manejer sebagai seseorang yang memiliki kelebihan juga akan mengarahkan karyawan menjadi lebih reseptif dalam mengubah sikap mereka. Seorang manejer yang hanya memiliki sedikit kelebihan kurang dihormati oleh rekan kerja dan atasannya. Hal ini membuat usaha mengubah sikap karyawan menjadi sangat sulit.

2.1.1.5.2 Pesan

Meskipun manejer dipercaya, disukai, dan dilihat memeiliki kelebihan, pesannya pun harus jelas, dapat dipahami, dan menyakinkan. Manejer berusaha untuk mengubah sikap dengan menbgirimkan pesan yang persuasif. Manejer mengirimkan pesan, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Sebagai contoh, jika seorang manejer berkata secara verbal bahwa dia mendukung wakil presiden direktur yang baru tapi kemudian tidak menghadiri beberapa pertemuan dengan wakil presiden direktur yang baru, dia mengirimkan pesan non verbal yang kuat kepada karyawan (misalnya, bahwa dirinya tidak mendukung wakil presiden direktur baru). Agar menjadi lebih efektif dalam mengubah sikap karyawan, manejer perlu mengembangkan dan mengirimkan pesan verbal dan nonverbal yang persuasif.

2.1.1.5.3 Situasi

(34)

manejer pertama-tama mengumumkan bahwa setiap anggota staff kebersihan akan menerima bonus akhir tahun untuk komitmen dan kerja keras mereka. Setelah membuat pengumuman tersebut, manejer kemudian meminta karyawan untuk melakukan usaha yang lebih keras selama 12 bulan berikutnya. Penelitian menunjukkan bahwa jika orang teralihkan perhatiannya ketika mereka mendengarkan suatu pesan, mereka akan menunjukkan lebih banyak perubahan sikap karena pengalihan tersebut menghalangi munculnya pemikiran yang menantang. Dengan kata lain, karyawan lebih mungkin mendengarkan dan merespon perintah manejer lebih cepat karena mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan argumentasi internal yang menantang permintaan tersebut.

Pengalihan hanya merupakan salah satu dari sekian banyak faktor situasional yang dapat meningkatkan persuasi. Faktor lain yang menjadikan orang lebih dapat dipengaruhi adalah lingkungan yang menyenangkan. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan mungkin dapat berdampak positif pada usaha untuk mengubah sikap.

2.1.2 Pengertian Perilaku Kelompok

(35)

mengantarkan penumpang atau seorang pedagang yang sedang menawarkan dagangannya. Mereka semuanya akan memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungan tempat dimana mereka berada (Soehardi sigit 2003).

Menurut Schermerhorn dkk, kelompok adalah suatu kumpulan orang yang satu sama lain saling berhubungan (interact) secara teratur (regularly) selama jangka waktu tertetu dan mereka melihat bahwa mereka saling tergantung mengenai pencapaian satu atau lebih tujuan bersama.

Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dapat dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins).

Perilaku organisasi mengambil pandangan mikro yaitu memfokuskan diri kepada perilaku didalam organisasi dan kepada seperangkat prestasi dan variabel mengenai sikap yang sempit dari para anggotanya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Perilaku organisasi pada hakekatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Hal ini didasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.

(36)

pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan satu sama lain sehiungga mereka membentuk suatu kelompok.

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari adanya kelompok baik di dalam maupun di luar satuan organisasi, antara lain (Soehardi sigit, 2003):

1. Kelompok merupakan alat perjuangan bagi anggotanya. 2. Kelompok dapat digunakan untuk alat inovasi dan kreativitas.

3. Kelompok lebih baik daripada perorangan dalam pengambilan keputusan menyangkut orang banyak.

4. Anggota kelompok dapat memperolah keuntungan dari pelaksana pengambilan keputusan.

5. Kelompok dapat mengendalikan dan mendisiplinkan anggotanya disbanding dengan mereka yang tidak masuk ke dalam kelompok.

6. Kelompok membantu menangkis pengaruh-pengaruh negatif dari meningkatnya organisasi yang semakin besar.

7. Kelompok adalah fenomena alami di dalam organisasi. Perkembangan yang spontan tidak dapat dihalangi, dan dibutuhkan oleh para anggota sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2.1.3 Perilaku Individu dalam Organisasi

(37)

Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antaranya keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem pengendalian dan lain sebagainya. Jikalau karakteristik individu berinteraksi dengan interaksi organisasi, maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi. “Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya”.

Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung, Individu dengan organisasi tidak jauh berbeda dengan pengertian ungkapan tersebut. Keduanya mempunyai sifat-sifat khusus atau karakteristik tersendiri dan jika kedua karakteristik ini berinteraksi maka akan menimbulkan perilaku individu dalam organisasi.

Karakteristik Individu Kemampuan Kebutuhan Kepercayaan Pengalaman Pengharapan dan lainnya

Perilaku Individu dalam

Organisasi

(38)

Sumber: (Kreitner dkk, 2003) diolah

[image:38.595.102.490.518.786.2]

Gambar 2.2 Model Umum Perilaku dalam Organisasi

Gambar berikut menunjukkan kepada kita bahwa perilaku seseorang karyawan dalam kompleks, karena ia dipengaruhi oleh aneka macam variabel demikian, pengalaman-pengalaman, dan kejadian-kejadian.

Variabel-variabel Individual

Kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan:

metal dan fisika

Latar belakang

Keluarga

Kelas social pengalaman-penngalaman

Demografik

Umur

(39)

Sumber: (Sunarto, 2003) diolah

Gambar 2.3 Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku dan performa seseorang karyawan

Gambar yang dikemukan menunjukkan faktor-faktor seperti misalnya:

1. Kemampuan dan keterampilan-keterampilan para karyawan 2. Susunan psikologikal para karyawan

3. Reaksi para karyawan terhadap sejumlah variabel-variabel keorganisasian seperti misalnya imbalan yang diberikan dan desain pekerjaan yang dihadapi mereka.

Sebagai contoh misalnya, dapat dikatakan bahwa terdapat adanya kesepakatan umum bahwa upaya mengubah salah satu diantara variabel-variabel psikologis memerlukan tindakan diagnosis, keterampilan, kesabaran, dan pemahaman dari pihak manejer/atasan.

Pola-pola perilaku manusia senantiasa mengalami perubahan, walaupun sedikit. Setiap manejer/atasan sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan perubahan dalam perilaku, yang dapat menyebabkan makin membaiknya performa para karyawan mereka. Perilaku manusia terlampau kompleks untuk diterangkan oleh sebuah generalisasi yang dapat diterapkan terhadap semua manusia.

(40)

Gambar yang disajikan, menyatakan bahwa praktik manejerial efektif mengharuskan bahwa kita perlu mengetahui perbedan-perbedaan dalam perilaku individual, dan apabila hal itu dianggap penting.

2.1.4 Komponen Perilaku Manusia dalam Organisasi

Perilaku kelompok dibagi dalam tiga jenis yang membuat dinamika kelompok, yang oleh George Homans disebut sebagai tiga ‘unsur dasar’:

1. Kegiatan-kegiatan (Activities), ialah apa yang dikerjakan atau diperbuat, seperti mengangkat, berjalan, menggali, mengambil dan sebagainya, yang memerlukan gerakan-gerakan otot/tubuh.

2. Interaksi (Interactions), ialah komunikasi dalam bentuk apapun diantara para anggota kelompok. Interaksi ini tidak harus verbal, bahkan kebanyakan non-verbal.

3. Sentimen (Sentiments), ialah keadaan internal/batin manusia, yang mencakup motivasi, dorongan, emosi, perasaan, dan sikap. Tidak seperti activities dan

interactions, sentiment tidak dapat dilihat atau dipandang.

Atas dasar nilai-nilai, sikap, pandangan dan kepribadiannya, terdapat berbagai perilaku dalam organisasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sang cekatan (the eager beaver)

(41)

memanfaatkan orang seperti ini, misalnya diminta untuk membuat risalah dari pembicara pada akhir dari pertemuan (rapat). Manejer akan melihat bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kelompok, terutama bila datang saatnya untuk mengambil kesimpulan dari pembicaraan.

2. Sang Area (the immovable object)

Yaitu orang yang suka menentang semua gagasan dan saran. Orang seperti ini tampaknya tidak dapat digerakkan pikirannya untuk maju. Ia biasanya dalam keadaan masih menikmati status quo. Manejer perlu memberi teguran, tugas-tugas tertentu, atau assignment supaya ia mau berpikir dan mau bicara.

3. Sang Penghambat (the dampener)

Yaitu orang yang selalu menunjukkan aspek paling jelek dari setiap gagasan yang diajukan orang lain dalam pertemuan. Jarang, bahkan mungkin tidak pernah dirinya menawarkan suatu jalan keluar yang lain. Dia tidak memberikan ide-idenya, melainkan menunjukkan jeleknya gagasan yang dibawa oleh orang lain kedalam pertemuan. Pendapat orang seperti ini dapat digunakan untuk mengangkat pendapat orang lain. Namun, manejer harus dapat mengatasi jangan sampai menimbulkan konflik dengan orang lain.

4. Sang serba setuju (the indiscriminate agreer)

(42)

5. Sang Asal-debat (the indiscriminate arguer)

Yaitu orang agresif yang senang berpendapat lain atau merasa terganggu mengenai masalah pribadinya. Terhadap orang seperti ini perlu diberi pengertian yang objektif mengenai maslah umum yang dibicarakan, bukan mengenai perseorangan. Hindari untuk tidak menjadi perdebatan yang saling menyerang, apabila hal itu terjadi di dalam pertemuan.

6. Sang Pembicara-sulit (the inarticulate talker)

Yaitu orang yang mempunyai ide atau pikiran yang bagus, tetapi sulit untuk menyampaikan dengan kata-kata. Berilah kepadanya kesempatan untuk mengulangi dan mengulangi lagi bila perlu, tanpa menyinggung perasaannya.

7. Sang Pembicara-samping (the side conversationalist)

Yaitu orang yang suka bicara dengan orang lain sewaktu mengikuti pertemuan. Seolah-olah ia acuh tak acuh terhadap apa yang sedang dibicarakan, meskipun ia mungkin mengikuti pembicaraan. Pimpinan pertemuan (rapat) dan orang lain dalam pertemuan itu dapat terganggu karena ulahnya. Pimpinan pertemuan bilamana perlu menegor kepada orang-orang seperti ini, karena dapat menganggu jalamnya pertemuan.

(43)

Yaitu orang yang suka mebicarakan hal-hal di luar dari apa yang sedang dibicarakan di dalam pertemuan, meskipun pada awalnya ia mengikuti topic yang sedang dibicarakan dalam pertemuan, akan tetapi lama-lama ia menyimpang dari topik pembicaraan. Orang seperti ini harus diingatkan untuk kembali kepada masalah yang sedang dibicarakan “back to the problem”.

9. Sang Pendiam (the silent one)

Yaitu orang yang enggan bicara. Ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Sudah bosan, malu, tidak tenang, tak peduli atau merasa lebih tahu. Apapun alasannya, orang seperti ini tidak menguntungkan bagi kelompok. Manejer dapat membangkitkan perhatiannya, dengan mengajukan pertenyaan-pertanyaan kepadanya supaya mengeluarkan pembicaraannya.

10.Sang Pelamun (the inattentive one)

Yaitu oranang yang tampaknya tidak menggunakan pikirannya, karena ia seperti pendiam, yang dibicarakan orang seperti ini juga perlu diperingatkan dengan

“back to the problem”.

11.Sang Penarik-Perhatian (the griper)

(44)

2.1.5 Bentuk-Bentuk Kelompok 1. Kelompok Primer (Primary group)

Yaitu beberapa orang yang sering berkomunikasi satu sama lain melampaui rentang kendali waktu, sehingga setip orang mampu untuk berkomunikasi secara langsung, bertatap muka dengan yang lainnya tanpa perantara (Homans). Kelompok ini sering disebut kelompok kecil (small group).

2. Kelompok Formal dan Informal

Kelompok formal yaitu suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Sedangkan kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.

3. Kelompok Terbuka dan Tertutup

Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaruan. Kelompok tertutup adalah kelompok yang kecil kemungkinannya menerima perubahan dan pembaruan, atau mempunyai kecenderungan menjaga kesetabilan.

4. Kelompok Referensi

(45)

2.1.6 Variabel-Variabel Individual

Kadang-kadang kita menjumpai gejala bahwa karyawan tertentu, walaupun mereka sangat termotivasi, tidak memiliki kemampuan ataupun keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan penting sekali dalam perilaku individual dan performa. Sebuah kemampuan (Ability) merupakan sebuah sifat (yang melekat pada manusia atau yang dipelajari) yang memungkinkan seseorang melaksanakan sesuatu tindakan atau pekerjaan mental atau fiskal.

Keterampilan merupakan kompetensi yang berkaitan dengan tugas, seperti misalnya keterampilan untuk menangani sebuah mesin. Sering kali istilah kemapuan dan keterampilan digunakan secara bergantian.

2.1.7 Hubungan Antara Sikap dan Perilaku

Sikap selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada di dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau reaksi terhadap suatu stimulus (Azwar, 2003), meski sikap pada hakikatnya hanyalah merupakan predisposisi atau tendensi untuk bertingkah laku, sehinggabelum dapat dikatakan merupakan tindakan atau aktivitas.

(46)

keputusan yang teliti dan beralasan, serta dampaknya terbatas hanya pada tiga hal, yaitu:

1. Perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum, tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu

2. Perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif;

[image:46.595.96.507.360.479.2]

3. Sikap terhadap suatu perilaku bersama-sama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.

Gambar di bawah ini mencoba untuk memperjelas hubungan di antara ketiganya.

Sumber: Azwar (2003) diolah

Gambar 2.4 Teori Tindakan Beralasan Menurut Ajzen dan Fishbein

Pada gambar 4 tampak bahwa intensi merupakan fungsi dari dua determinan besar, yaitu sikap terhadap perilaku (dalam arti personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan suatu perbuatan atau untuk tidak melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.

2.2Peneltian Terdahulu Sikap terhadap

perilaku

Norma-norma subjektif

Intensi untuk

(47)

Penelitian yang dilakukan Ovi Setya Prabowo ( 2008 ) meneliti tentang analisis pengaruh human relation, kondisi fisik lingkungan kerja dan leadership terhadap etos kerja karyawan kantor pendapatan daerah di Pati.

Analisis yang digunakan adalah dengan analisis Regresi Berganda dengan menggunakan uji t dan uji f. Hasil dari penelitian ini adalah variabel-variabel human relation, variabel-variabel kondisi fisik lingkungan kerja dan variabel-variabel leadership berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji korelasi secara berganda yang menghasilkan nilai koefisien korelasi( R ) adalah sebesar 0,916; artinya angka tersebut menunjukkan hubungan antara human relation, kondisi fisik lingkungan kerja dan leadership terhadap kinerja adalah positif karena semakin mendekati angka 1. Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,816 atau 81,6%.

Penelitian yang dilakukan Y. Bagus Wismanto (2009) meneliti tentang pengaruh sikap terhadap perilaku kajian meta analisis korelasi. Proses dalam penelitian, yaitu: Proses untuk menemukan koefisien korelasi yang sebenarnya antara sikap dan perilaku, dengan cara mengestimasi koefisien korelasi populasi berdasar 31 hasil penelitian yang telah dikumpulkan. Tahap-tahap yang dilalui adalah : menghitung sampling error variance; mengestimasi varians dari populasi korelasi sebagai modal untuk menemukan varians dari korelasi yang sesungguhnya setelah memperhitungkan varians artifact.

(48)

secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel antara yaitu kehendak atau niat (Ajzen & Fishbein ; Fishbein & Middlestadt). Hasil korelasi kemungkinan akan lebih besar jika penelitian dilakukan dengan mempergunakan variabel sikap dan kehendak/niat untuk berperilaku tertentu ataupun antara variabel kehendak/niat dengan perilaku.

2.3Kerangka Konseptual

Pengertian dasar dari Sikap adalah sikap terhadap suatu obyek, isue atau seseorang pada dasarnya merupakan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak, percaya atau tidak, dan seterusnya. Kita juga berasumsi bahwa perasaan itu dapat direfleksikan dalam bentuk pernyataan yang dibuatnya, cara seseorang melakukan tindakan terhadap obyek sikap, dan reaksinya terhadap ekspresi opini dari orang lain. Dengan kata lain sikap memiliki keterkaitan dengan perasaan di satu sisi dan perilaku disi lain.

Problem tentang sikap muncul ketika seseorang akan menghubungkan antara perasaan dengan perilaku, dan menyusun definisi tentang sikap yang mencerminkan keduanya.

Oleh karena itu berbagai definisi ditawarkan oleh para ahi psikologi sosial, tidak hanya tetang apakah sikap itu, tetapi juga tentang bagaimana proses belajar, memproses informasi, pembuatan keputusan, memory, dan seterusnya tentang sikap. Yang seringkali dilakukan oleh para ahli psikologi adalah mereka ini membuat batasan tentang sikap baik definisinya ataupun teori konsepnya.

(49)

yang dapat dobservasi di sisi lain, para ahli psikologi tampaknya memiliki dua asumsi yang krusial. Pertama, sikap itu berbeda dalam entitasna dengan eksistensi yang independen. Kedua adalah hubungannya dengan perilaku yang observable sebagai kausal. Menurut penulis kedua pandangan itu salah. Hubungan sikap dengan ekspresi perilaku analog dengan hubungan antara makna dengan ucapan.

Kita perlu berasumsi bahwa sebuah kata itu memiliki makna untuk memahami perilaku verbal, tetapi kita tidak perlu melihat suatu makna kata sebagai yang memiliki eksistensi yang indpenden ataupun sebagai entitas yang berbeda yang menyebabkan perilaku verbal. Seperti halnya kata memiliki makna, maka orang memiliki sikap, dan konsep sikap itu tidak kalah pentingnya untuk memahami perilaku sosial dibandingkan dengan konsep makna untuk memahami bahasa. Sikap seseorang merupakan makna dari ekspresi perilakunya.

Apabila akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individual, dan performanya, maka perlu diperhatikan tiga kelompok variabel yang secara langsung memengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan seseorang karyawan (misalnya: menghasilkan output, menjual kendaraan mobil, menyervis mesin-mesin).

(50)

karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.

Dengan sikap dan perilaku diatas maka etos kerja dalam perusahaan tersebut tidak akan dapat timbul maupun berkembang, perlu adanya suatu usaha yang sungguh-sungguh agar etos kerja karyawan dapat dikembangkan.

Sumber: (Thoha, Miftah, 2007:34) data diolah

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2003). Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa “Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku karyawan dalam kelompok di PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi, secara eksplanasi penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan ada tujuannya dan objeknya, yaitu pada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan) dan ada pula yang menyelidiki hubungan kausalitas (Ginting dan Sitomorang, 2008:57).

(52)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.109 Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari 2011 hingga Maret 2011.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Variabel independen (variabel bebas), yaitu sikap

b. Variabel dependen (variabel terikat), yaitu perilaku para karyawan dalam kelompok

3.4 Definisi operasional variabel

Untuk memperjelas variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka diperlukan definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variabel, X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor lain (Nawawi, 2004:56). Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah:

(53)

2. Variabel Terikat( Dependent Variabel, Y)

Variabel terikat adalah variabel ya ng merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku para karyawan dalam kelompok.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

(54)

Sikap (X)

Sikap (attitudes)

merupakan pernyataan evaluatif – baik yang menyenangkan maupu yang tidak tentang suatu objek, orang atau

peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Kognitif Afektif Perilaku 1. Menghafal 2. Memahami 3.Mengaplikasikan 4. Mensintesis 5. Mengevaluasi 1. Perasaan 2.Minat 3. Menyukai 4.Sikap 5.Nilai 1.Bersahabat 2.Hangat 3.Agresif 4.Bermusuhan 5.Apatis Likert Perilaku kelompok (Y)

Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Aktifitas Interaksi Sentimen 1.Mengangkat 2.Mengambil 1.Verbal 2.Non-Verbal 1.Motivasi 2.Dorongan Likert

Sumber: Robbins (2009) dan Sorhardi (2003) diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

[image:54.595.89.513.81.514.2]

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap setiap instrumen adalah dengan menggunakan Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2003). Urutan skala penelitian dari masing-masing item indikator variabel tersebut, sebagai berikut:

Tabel 3.2

(55)

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiono (2003:87)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah kayawan PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2008).

Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang berjumlah 30 orang karyawan.

3.6.2 Sampel

(56)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

3.7.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dan dari penyebaran kuisioner kepada responden yang dianggap telah mewakili populasi. Hasil yang diperoleh dari penyebaran kuisioner ini adalah penilaian serta tanggapan dari para responden.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini.

3.8 Teknis Pengumpulan Data

3.8.1 Daftar Pertanyaan (questionnaire)

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada sampel yang dipilih.

3.8.2 Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

(57)

pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jugiyanto, 2004).

Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.119 Medan. Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2006:109), Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalitan atau kesahihan suatu instrumen.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.

Pengujian validitas dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi

software SPSS versi 15.00, maka Kriteria Pengambilan Keputusannya sebagai berikut: Jika r hitung positif atau r hitung ≥ r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

(58)
[image:58.595.93.436.211.653.2]

penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5 %, angka yang diperoleh adalah = 0,361 yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Validitas Butir-Butir Pertanyaan Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 90.2667 52.271 .738 .924

VAR00002 90.3667 51.964 .435 .925

VAR00003 90.6333 48.171 .737 .919

VAR00004 90.6333 47.689 .720 .919

VAR00005 90.6667 49.471 .558 .922

VAR00006 90.9000 50.024 .508 .923

VAR00007 90.3667 51.964 .435 .925

VAR00008 90.8000 50.234 .459 .924

VAR00009 90.9000 50.024 .508 .923

VAR00010 90.9000 50.645 .376 .926

VAR00011 90.6333 48.171 .737 .919

VAR00012 90.8333 49.247 .530 .923

VAR00013 90.6333 47.689 .720 .919

VAR00014 91.0000 49.517 .552 .922

VAR00015 90.8000 49.200 .593 .922

VAR00016 90.8000 50.234 .459 .924

VAR00017 90.6333 47.689 .720 .919

VAR00018 90.6333 48.171 .737 .919

VAR00019 90.6333 47.689 .720 .919

VAR00020 91.0000 49.517 .552 .922

VAR00021 90.6333 47.689 .720 .919

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer ( Maret, 2012) Ketentuan untuk mengambil keputusan :

(59)

2. Jika r hitung negatif atau r hitung ≤ r tabel maka butir pertanyaan itu tidak valid.

3. R hitung dapat dilihat dari kolom Corected item Total Correlation.

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa :

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 90.2667 dan jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 90.3667 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya varians total jika variabel tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya

variance adalah sebesar 52.271 dan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 51.964 dan seterusnya.

3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Adapun taraf signifikansi adalah 5% dan nilai N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh r tabel adalah 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

(60)

pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi dan kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Uji reliabilitas menggunakan

sotfware SPSS 15,00 for windows, dengan ketentuan apabila r alpha positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel atau handal.

[image:60.595.194.406.308.385.2]

Menurut Kuncoro (2008:179) butir pertanyaan sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditemukan reliabilitasnya dengan kriteria yaitu Cronbachs alpha > 0,80.

Tabel 4.7 Reabilitas Kuisioner

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.925 21

Sumber : Hasil pengolahan Data Primer (Maret, 2012)

Pada 21 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,925. Ini berarti 0,925 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuisioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.

3.10Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

(61)

3.10.2 Metode Korelasi

Menurut Ety Rochaety dkk (2009) Metode analisis korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat diinterpretasikan sebagai derajat keeratan hubungan linear, dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara dua variabel atau lebi, bagaimana arah hubungan dan berapa besar koefisien hubungannya. Ukuran korelasi dapat dihitung dari data ordinal, interval, maupun data rasio. Koefisien yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson (product moment).

Alasan digunakan metode analisis korelasi ini adalah teknik ini untuk mengukur hubungan linear antara dua variabel dengan data berskala interval atau ratio (paramatic). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terilat juga besar.

Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Artinya jika variabel bebasnya besar maka variabel terikatnya kecil. Angka korelasi berkisar antara -1 dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel semkin lemah.

Guna mengetahui, apakah hubungan X terhadap Y signifikan maka koefisien korelasi (r) diatas, diuji dengan uji statistik t sebagai berikut ,

(62)

Dimana: t = nilai t yang dihitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Untuk mengetahui apakah angka koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

Ho : Hubungan antara variabel tidak signifikan H1: Hubungan antara variabel signifikan Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan Jika probabilitas > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

Angka probabilitas 0.000<0.05 sehingga hubungan kedua variabel tersebut signifikan.

b. Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria berikut: Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak dan menerima H1 Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima dan menolak H1

c. Kesimpulannya dapat dihitung dengan koefisien determinasi, yaitu: KD = r2 x 100%

BAB IV

(63)

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim and Bapindo, dilebur menjadi Bank Mandiri.

Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

BANK DAGANG NEGARA

Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.

(64)

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

BANK EKSPOR IMPOR INDONESIA

Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.

BANK PEMBANGUNAN INDONESIA

(65)

Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri kami implementasikan secara sekaligus ke semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.

Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya kami mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank.

Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan kedalam system yang terbaik, kami melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system kita menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking kita yang sangat agresif

(66)

Menurut sektor usahanya, portfolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sector manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil.

Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan

four eyes yang terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing dari unit Bisnis kami.

Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang.

Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama.

Dewan Direksi kami terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional.

AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency.

(67)

empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskriptifkan data karakteristik responden berdasarkan usia, status dan pendidikan terakhir. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap nilai variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif dalam bentuk data persentase.

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

[image:67.595.174.429.431.539.2]

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 13 43,33

Perempuan 17 56,67

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.

Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yakni responden laki-laki sebanyak 13 orang responden atau 43,33% dan wanita sebanyak 17 orang responden atau 56,67%. Hal ini disebabkan karena lebih banyak dibutuhkan karyawan perempuan dibandingkan laki-laki, khususnya di bagian frontliner.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.4

(68)

Umur Jumlah Persentase

< 30 Tahun 14 46,67

30 – 45 Tahun 11 36,67

> 45 Tahun 5 16,67

Jumlah 30 100

[image:68.595.174.431.84.208.2]

Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa yang ber umur < 30 tahun sebanyak 14 orang responden atau 46,67%, 30-45 tahun sebanyak 11 orang responden atau 36,67%, dan umur > 45 tahun sebanyak 5 orang responden atau 16,67%. Semakin tinggi usia seorang karyawan maka akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja. Hal ini juga disebabkan karena mendekati usia pensiun. Sehingga perlu diberikan motivasi yang lebih besar dari atasan untuk mendukung pekerjaan mereka.

[image:68.595.162.420.488.602.2]

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Persentase

< 5 Tahun 10 33.33

5 – 10 Tahun 12 40.00

> 10 Tahun 8 26,67

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.

(69)

dalam melakukan pekerjaannya maka penggalaman mereka juga bertambah dan juga berpengaruh kepada kenaikkan gaji dan promosi yang disesuaikan dengan masa kerja

4.4 Analisis Deskriptif Variabel

Kuisioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut :

Sangat setuju (SS) : diberi skor 5 Setuju (S) : diberi skor 4 Kurang setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat tidak setuju (STS) : diberi skor 1

[image:69.595.100.509.454.695.2]

1. Dimensi Kognisi sebagai variabel X1

Tabel 4.8

Distribusi pendapat Responden terhadap Dimensi Kognisi

Butir Pertanyaan Frekuensi Responden Jum lah Total (%)

SS S KS TS STS

N % N % N % N % N %

1. Menghafal prosedur

6 20 17 56,7 3 10 4 13,3 0 0 30 100

2. Memahami sikap atasan

12 40 8 26,7 9 30 1 3,3 0 0 30 100

3. Mengaplikasikan ilmu

22 73,3 2 6,7 6 20 0 0 0 0 30 100

4. Mensintesis pekerjaan

21 70 5 16,7 4 13,3 0 0 0 0 30 100

5. Mengevaluasi pekerjaan

18 60 9 30 0 0 3 10 0 0 30 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Februari, 2012)

(70)

1) Pada pertanyaan pertama (Saya dapat menghafal prosedur yang harus saya lakukan dalam pekerjaan.) sebanyak 3 orang atau 10% yang menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 13,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawan merasa prosedur tersebut terlalu panjang dan membinggungkan karyawan.

2) Pada pertanyaan kedua (Saya dapat memahami sikap atasan Saya yang otoriter) sebanyak 9 orang atau 30% yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawan merasa atasan tidak menerima pendapat mereka.

3) Pada pertanyaan ketiga (Saya mampu mengaplikasikan ilmu saya di

Gambar

Gambar 2.1 Tiga macam komponen sikap
Gambar berikut menunjukkan kepada kita bahwa perilaku seseorang karyawan
Gambar  di bawah ini mencoba untuk memperjelas hubungan di antara ketiganya.
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki oleh bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat diuangkan, menyatakan jenis sumber dana bank

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Anggur yang dicurahkan ini adalah persekutuan dengan darah Yesus Kristus, darah Perjanjian Baru yang dicurahkan bagi kita... Roti &amp; anggur diberikan kepada

Pada bab kedua menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai Teori Kebijakan Program UPK MP, Syarat Penerima SPP,

Hasil pengujian didasarkan pada hasil uji dengan menggunakan Crosstabs (tabel silang) serta melihat hasil uji Pearson Chi- Square yang dibandingkan dengan nilai

PAN PDT PETUGAS REGISTER Persyaratan/ Kelengkapan Waktu Output 1 2 3 4 6 7 8 1 Menerima disposisi surat masuk dari sub bagian umum Disposisi surat masuk 1 hari