• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangean( Studi Kasus di Masyarakat Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangean( Studi Kasus di Masyarakat Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1

MASYARAKAT KANGEAN

(Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi

Oleh :

Hamsari

201110310311012

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

2

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Diterima sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1)

Pada Tanggal 04 Agustus 2016 Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Sulismadi, M.Si ( )

2. Luluk Dwi Kumalasari M.Si ( )

3. Dr. Wahyudi, M.Si ( )

4. Rachmad K. Dwi Susilo, MA ( )

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

3 Nama : Hamsari

NIM : 201110310311012 Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul : Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangean (Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

Telah Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Wahyudi, M.Si Rachmad K. Dwi Susilo, MA

Mengetahui

Dekan FISIF Ketua Jurusan Sosiologi

(4)

4 Nama : Hamsari

NIM : 201110310311012 Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Simbol dan Kakna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangean (Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

Pembimbing : 1. Dr. Wahyudi, M.Si

2. Rachmad K. Dwi Susilo, MA Konsultasi Skripsi :

Tanggal Keterangan

Paraf

Pembimbing I Pembimbing II

8 Desember 2016 ACC Proposal Skripsi

12 Desember 2016 Seminar Proposal Skripsi

Dosen Pembimbing I Dosesn Pembimbing II

Dr. Wahyudi, M.Si Rachmad K. Dwi susilo, MA

(5)

5

Dr. AsepNurjaman, M.Si

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hamsari

TTL : Sumenep 16, Mei 1993 NIM : 201110310311012 Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi ini yang berjudul: Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau (Studi di Desa Angkatan Kecamatan

Arjasa Kabupaten Sumenep) bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, penulis bersedia mendapatkan sanksi akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(6)

vi

HALAMAN MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(7)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirrobbil’alamiin, segala puji atas kehadirat Allah SWT, atas

segala kemurahan-Nya dan segala pertolongan-Nya menjadikan kehidupan begitu serasa sempurna, dengan diberikan waktu untuk bisa menyelesaikan skripsi demi dapat bisa melanjutkan kejenjang selanjutnya, yang semua itu tidak luput melewati dorongan dan semangat-semangat orang terdekat saya yakni:

Untuk kedua orang tuaku, Haimin dan Misrina, penulis selalu berterima kasih karena kedua orang tua yang mendukung untuk kuliah dan selalu memberikan doa, dukungan moril maupun materi yang tiada hentinya. Selain itu terima kasih atas dukungan semangat dan motivasi terhadap penulis dari orang tua dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Untuk keluarga besar saya yang mendukung Dulfatta, Hatnawati, Lisnawati , Natiya, Udin wijaya, yang telah banyak memberi dukungan kuliah dan dukungan terhadap studi penulis dari awal pertama masuk kuliah sampai tugas akhir yaitu dalam penyusunan penulisan skripsi ini.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangean

(studi kasus di desa angkatan kecamatan arjasa kabupaten sumenep) Penulisan

skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan serta do’a dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati disampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Drs. Fauzan, Mpd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang,

3. Drs. Sulismadi, M,Si selaku Dosen Wali Jurusan Sosiologi yang selalu memberikan semangat dalam penulisan karya tulis ilmiah (skripsi) Univesitas Muhammadiyah Malang.

4. Muhammad Hayat, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

ix

6. Rachmad K. Dwi Susilo, MA selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, serta pengarahan, petunjuk serta nasehat selama penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat semua Isno Aini , Ach Airliansyah, Abd wafi, Ashabul Qaffi, yang selama ini bersama-sama kerja keras dalam menjalani pendidikan di Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Informan seluruh penelitian yang telah memberikan informasih terhadap proses penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

Segala kemampuan dan keterbatasan, penulis telah berupaya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan hasil yang sebaik-baiknya, akan tetapi tentu masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itulah kritik dan saran senantiasa penulis harapkan. semoga semua yang terangkum dalam tulisan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Amin...

Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Malang, 29 Juni 2016 Penulis,

(10)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I

LEMBAR PENGESAHAN ... II

LEMBAR PERSETUJUAN ... III

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... IV

LEMBAR PERNYATAAN ... V

HALAMAN MOTTO ... VI

LEMBAR PERSEMBAHAN ... VII

KATA PENGANTAR ... VIII

ABSTRAKSI ... X

ABSTRACT ... XI

DAFTAR ISI ... XII

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

(11)

xiii

Manfaat ... 7

Definisi Konsep ... 8

Simbol ... 8

Makna ... 8

Ritual ... 9

Lomba kerbau ... 9

Budaya ... 10

Metode Penelitian ... 11

Pendekatan penelitian jenis penelitian ... 11

Lokasi Penelitian ... 12

Subjek Penelitian ... 12

Sumber Data ... 13

Tehnik Pengumpulan Data ... 14

Teknis analis data ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Kajian Pustaka ... 21

(12)

xiv

Simbol dan makna ... 24

Budaya lomba kerbau ... 31

Landasan Teori ... 32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Desa Angkatan Kecamatan Arjasa ... 36

Letak Geografis Desa Angkatan ... 39

Lembaga Pemerintahan Desa ... 41

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 42

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 43

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 46

Organisasi Kemasyarakatan ... 48

Budaya Masyarakat Angkatan ... 49

Jumlah Penduduk Yang Mempunyai Kerbau ... 49

BAB 1V SAJIAN DAN ANALISIS DATA Budaya Lomba ... 54

Simbol ... 54

(13)

xv

Ritual ... 55

Lomba kerbau ... 56

Deskripsi Informan... 57

Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangen ... 59

Simbol Dan Makna Dalam Tahapan Persiapan ritual Lomba Kerbau ... 68

Simbol dan makna dalam tahapan pelaksanaan lomba kerbau ... 71

Simbol dan makna dalam tahapan pasca lomba kerbau ... 80

Diskusi Teori (Implikasi Teori/Analisis Data) ... 96

BAB V PENUTUP Kesimpulan ... 100

Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(14)

1

Denny Moeryadi. 2009. Pemikiran Fenomenologi menurut Edmund Husserl. Dipublikasi oleh jurnalstudi.blogspot.Op.cid.

Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1991. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dorari Amin. 2000. Islam Dan Kebudayaan Jawa. Yokyakarta: Graha Media

Efendi, EH. 2010. Pergeseran Fubsi-Fungsi Sosial Budaya Karapan Sapi Pada Masyarakat Desa Ranu Bedali. Skripsi. UMM Malang.

Idrus,Muhammad.2009.Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua.Jakarta : Erlangga.hlm.(97).

Ikbar,Yanuar.2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Panduan Membuat Tugas Akhir/Karya Ilmiah Bandung : PT Refika Aditama. Hlm.(65).

Karespesina, Ja’cuba. 1988. Sosial- Budaya. Jakarta: Pustaka Grafika Kita

Keesing, Roger. 1992. Antropologi Budaya Suatu Prespektif Kontemporer Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Kusuma, Barry. 2013. Kerapan Sapi Madura, Harga Diripun Dipertaruhkan. Kompas. (diakses di http://lppm.ipb.ac.id Tanggal 20 Oktober 2015 Pukul 18.00 WIB)

(15)

2

Tanggal 20 Oktober 2015 Pukul 18.00 WIB )

Naim, Mochtar. 2013. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Noveri dkk. 2005. Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah Sumatra Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI

Rowe, Tarcy. 2013. Kerapan Sapi di Madura:Pengaruh motivasi pemilik sapi pada perubahan-perubahan sosio budaya dalam kerapan sapi. Rowe Tarcy.

(diakses di http://www.pps.unud.ac.id Tanggal 21 September 2015 Pukul 08.14 WIB)

Santoso B.I., 2006. Karapan Sapi Di Pulau Madura Dari Aspek Komunikasi Dan Aspek Local Wisdom Pada Sektor Pertanian: Makalah sain dan Filsafat. Tidak dipublikasikan.

Sarwono,Jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm.(207).

Sobur, 2004:. Teori atau Konsep Makna. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Sofiani W 2011 Fungsi dan Makna Makanan tradional pada perayaan upacara budaya masyarakat Tiongkok. Medan : Universitas Sumatra Utara

(16)
(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan Indonesia begitu kaya dan beragam. Setiap daerah memiliki kebudayaan atau adat istiadat tersendiri. Hal ini merupakan aset berharga sekaligus identitas bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan. Kabupaten Sumenep-Propensi Jawa Timur, merupakan salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yang begitu kaya termasuk Kebudayaan di pulau Kangean yaitu lomba kerbau. Kebudayaan masyarakat Kangean merupakan kebudayaan turun

temurun hingga saat ini. Kebudayaan tersebut masih ada hingga sekarang, seperti bahasa dan kesastraan, upacara kesenian pangka, gedeng dumik, kerapan kuda, beserta lomba kerbau dan sebagainya.

Masyarakat Jawa Timur memiliki kebudayaan yang khas, dimana dalam sistem atau metode kebudayaannya menggunakana simbol-simbol sebagai sarana atau media untuk menciptakan pesan. Hal ini juga diperkuat bahwa budaya itu sendiri sebagai hasil tingkat laku atau kreasi manusia yang memerlukan bahan materi atau alat penghantar untuk menyampaikan maksud dan tujuan.

(18)

2

Salah satu contoh budaya yang ada di Jawa Timur adalah budaya kerapan sapi di Madura yang sampai saat ini masih ditetapkan dilestarikan dan dinilai sebagai salah satu kebudayaan yang dihormati. Budaya kerapan sapi merupakan wujud hasil budaya yang berupa kesenian yang mana kerapan sapi adalah sebagai salah satu jenis atraksi yang di angkat dari budaya Madura dan bentuk dari budaya tersebut adalah memperagakan lomba pacuan kerbau sapi yang memang khusus untuk dilimbakan.

Budaya ini juga berkembang dipulau Kangean dengan ciri khas tersendiri yang disebut lomba kerbau. Kangean memiliki kebudayaan yang unik, yaitu lomba kerbau. lomba kerbau sebagai warisan budaya para nenek muyang mereka, yang sebagian besar adalah masyarakat petani. Dikatakan bahwa adanya lomba kerbau itu merupakan hasil dari masyarakat yang waktu itu tidak mempunyai hiburan dan masyarakat memiliki kerbau yang besar dan tanduk yang panjang dan mempunyai pemikiran untuk mengadakan pengaduan kerbau. budaya lomba kerbau oleh masyarakat Kangean biasanya diadakan pada bulan Desember samapi Januari, pelaksanaan lomba kerbau yaitu pada hari minggu. Kebudayaan lomba kerbau tersebut kebanyakan telah dilakukan secara turun-temurun dari zaman nenek muyang sampai sekarang.

Budaya dari lomba kerbau tidak lain adalah sebagai kebudayaan orisinil masyarakat Kangean. lomba kerbau merupakan tradisi turun temurun dari nenek

(19)

3

waktu baik pada saat persiapan lomba, saat pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan dengan melibatkan masyarakat Kangean sebagai pemilik kerbau lomba, penonton, dan joki lomba kerbau. Selain, fungsi untuk memperkuat solidaritas masyarakat Kangean, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep. Budaya lomba kerbau dapat dijadikan sebagai alat untuk memperoleh kehormatan atau

kebanggaan bagi masyarakat kangean.

Lomba kerbau adalah sebuah pacuan yang begitu identik dengan

keramaian masyarakat, karena tidak dapat ditemuai di daerah mana pun di Indonesia. Kelebihan ini merupakan aset berharga, karena jika dapat dikelola dengan maksimal, maka dapat memberikan nilai berharga bagi seluruh kehidupan masyarakat Kangean, Kecamatan Arjasa, Desa Angkatan. Salah satu bentuk pelaksanaan yang dilaksanakan di Kangean selama ini adalah dengan menjadikan lomba kerbau sebagai simbol dan makna sosial bagi masyarakat kangean2.

Lomba kerbau mengandung nilai-nilai yang bermanfaat untuk

diperkenalkan kepada masyarakat luar khalayak ramai, seperti kerja keras, kerjasama, persaingan, ketertiban, sportivitas, silaturahmi, dan sarana kebutuhan ekonomi. Nilai-nilai dalam budaya lomba kebau memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Nilai budaya merupakan salah satu bentuk hasil dari lomba kerbau yang dianggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup,

2

(20)

4

Kangean masih berada dalam tahap “mencari jati diri” sehingga dalam

perkembangannya lomba kebau harus diperkenalkan dengan nilai-nilai budaya yang baik dan bermanfaat seperti yang terdapat dalam budaya lomba kerbau3.

lomba kerbau sebagai simbol dan makna yaitu salah satu suku etnis yang

ada di Kangean memiliki sejumlah nilai-nilai sosial budaya yang terdapat dalam wujud kebudayaan kangean. Simbol dan makna merupakan ciri yang muncul karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnis tertentu, itu meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, dan keturunan dari suatu kebudayaan.

Dari berbagai daerah macam daerah di pulau Kangean dan budaya lokal tersebut. Sosiologi dan budaya sangat erat hubungannya, karena kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari manusia dan masyarakat. Sosiologi mempelajari kebudayaan dari sudut pandang dinamika hubungan antara manusia dan kelompok, serta interaksi kelompok dengan kelompok lain melalui budayanya. Sosiologi memberikan banyak kajian tentang interaksi manusia yang melahirkan suatu pola kebudayaan, bagaimana lembaga-lembaga masyarakat memiliki kebudayaan tertentu, dan bagaimana antar-kelompok sosial berbeda namun secara budaya mereka berinteraksi4.

3

Kadek Reqno Astyka Putri. ejournal Psikologi, Volume 1, Nomor 3, 2013

(21)

5

sebagai benteng kebudayaan diharapkan dapat menyajikan kekuatan identitas sosial budaya bertemakan lomba kerbau sebagai identitas sosial budaya masyarakat kangean, sehingga membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan sekaligus ikut melestarikan kebudayaan ini. Selain itu, dengan adanya budaya lomba kerbau diharapkan adanya persaudaraan yang erat, memupuk tali

silaturahmi sehingga terbentuk masayarakat yang kuat dan bangga sebagai masyarakat asli kangean.

Dari masalah di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan lomba kerbau sebagai simbol dan makna bagi masyarakat Kangean Kecamatan Arjasa

Desa Angkatan sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat Kangean dan dinas pariwisata kebudayaan Kabupaten Sumenep Kepulauan Kangean karena simbol dan makna banyak budaya dimana setiap tahunnya akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang penting untuk membangun sebuah kemajuan kepulauan Kangean dalam perayaan lomba kerbau. Untuk meningkatkan hasil dari penelitian dapat didukung dengan menggunakan media maka dari itu, penulis membentuk penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan judul Simbol dan Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangea.

(22)

6

Sesuai dengan latar belakang diatas tentang budaya lomba kerbau, maka penulis merumuskan dalam penelitian ini adalah apa yang berhubungan dengan simbol dan makna sosial dengan upaya pelestarian lombe kerbau sebagai berikut:

Bagaimana simbol dan makna sosial dalam ritual lomba kerbu di masyarakat kangean. Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep

C. Tujuan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari peneliti ini adalah:

Untuk mengetahui tentang Simbol dan makna sosial dalam ritual lomba kerbau di masyarakat Kangean, Desa Angktan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan informasi tentang nilai-nilai kearifan lokal sehingga diharapkan bisa dijadikan referensi bagi mahasiswa UMM terutama fakultas fisip lebih khususnya jurusan sosiologi yang ingin melakukan peneltian selanjutnya.

(23)

7 b. Manfaat secara praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti yang melakukan penelitian sejenis.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan/informasi masyarakat Kangean tentang simbol dan makna sosial dalam lomba kerbau agar tetap melestarikan kebudayaan ini.

E. Definisi Konsep

Konsep adalah suatu batasan umum yang dipakai, yang berguna sebagai upaya sebagai penyeragaman penulisan dalam pembaca, dengan tujuan untuk merumuskan masing-masing variable antara lain :

1. Simbol

(24)

8

bersama, sebagai suatu yang bersifat alamiah atau memiliki kembali dengan kualitas yang sama dengan membayangkan dalam kenyataan atau pikiran6.

2. Makna

Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia. Mead menekankan dasar intersubjektif dari makna. Makna dapat ada, menurut Mead, hanya ketika orang-orang memiliki interpretasi yang sama mengenai simbol yang mereka pertukarkan dalam interaksi.7 Makna merupakan persamaan asumsi yang terjadi pada sesuatu yang didasari atas interaksi dan hubungan sosial yang menciptakan tujuan yang sama.

3. Ritual

Ritual adalah teknik, cara, metode, dalam suatu adat, ritual menciptakan dan memelihara adat sosial dan agama. Ritual bisa pribadi atau berkelompok. Wujudnya bisa berupa doa, tarian, drama, kata-kata seperti “amin” dan sebagainya. Sementara ritualitas secara etimologis berarti perayaan yang berhubungan dengan kepercayaan tertentu dalam suatu masyarakat. Secara terminologis ritualitas merupakan ikatan kepercayaan yang antar orang yang diwujudkan dalam bentuk nilai bahkan dalam bentuk tatanan sosial.

5 Mulyana, Deddy, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004) hal. 77

6 Y.W Winangun, Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan Komunikasi Victor Tuner, (Kanisus

1990) hal

(25)

9

Lombe kerbau adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu pelombaan pacuan kerbau, ada dua versi mengenai asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah “kerapan” bersal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan

dilepas secara bersama-sama atau berbondong- bondong. Sedangkan versi yang lain menyebutkan bahwa kata ‘kerapan’ berasal dari bahasa arab

qirabah’ yang berarti persahabatan. Namun lepas dari dua versi itu, dalam

pengertiannya yang umum saat ini, lomba/kerapan adalah suatu antrakasi lomba pacuan khusus bagi binatang kerbau atau sapi.

5. Budaya

(26)

10 F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk melakukan deskripsi dan anilisis terhadap; fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi dari setiap individu maupun pada kelompok tertentu9.

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh sebuah gambaran fenomena sosial yang mendalam tentang simbol dan makna kerbau kerbau budaya lomba kerbau bagi masyarakat kangean. Untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang fenomena simbol dan makna sosial dalam lombe kerbau dengan menggunkan penelitan kualitatif pendektan fenomenologi 10.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Pendekatan dan jenis peneltian

Dalam penelitian ini, peneltian mengunakan Pendekatan penelitian fenomenologis yaitu peneliti berusaha memahami peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu11. Inkuiri

8

Munggah, I Made. 2008. Med-medan Tradisi Unik dari Sesetan. Denpasar : PT Offset BP

9 Moleong.2002.Metode Penelitian Kualitatif,Bandung :PT Remaja Rosdakarya.hlm.(3).

10 Ikbar,Yanuar.2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Panduan Membuat Tugas Akhir/Karya

Ilmiah Bandung : PT Refika Aditama. Hlm.(65).

11 Ikbar,Yanuar.2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Panduan Membuat Tugas Akhir/Karya

(27)

11

untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedimikian rupa, sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari12. Jenis penelitian yaitu, penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati13

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pulau Kangean, Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep. Alasan dalam pengambilan lokasi di daerah tersebut, karena merupakan tempat dimana ditemukan pelaksanaan budaya lomba kerbau yang sangat unik dan menarik untuk diteliti. Pendekatan penelitian ini menggunakan fenomenologi, karena dalam pendekatan ini akan memahami visi dan esensi pandangan budaya suatu masyarakat, secara kelompok dan individual.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah orang yang dimintak untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto bahwa subjek penelitian adalah subjek yang dituju

12

Moleong.2002. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung :PT Remaja Rosdakarya Halm (09)

(28)

12

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penetuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan ketimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga pempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti. Dengan menggunakan prinsip purposive sampling diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun subjek penelitian dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tokoh adat serta perangkat desa yang mengetahui tentang sejarah lomba kerbau, di Desa Angkatan. Kecamatan arjasa. (1 orang)

b. Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Agama (ustad) ( 3 orang) c. Pelaku (joki)/Pemilik lomba kerbau (3 orang)

d. Masyarakat (penonton) (3 orang)

4. Sumber Data

14 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

(29)

13

1. Sumber data primer: diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti berupa teks hasil wawancara dan observasi dari lomba kerbau. Data tersebut dapat diperoleh dengan melihat langsung dan wawancara ditempat kejadian dimana lomba kerbau tersebut diselenggarakan, yaitu di Kangean, Desa Angkatan, Kabupaten Sumenep.

2. Sumber data sekunder: data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca dan melihat16. Data sekunder ini merupakan data yang dapat diambil dan mendukung hasil penelitian yang telah diamati yaitu data yang berkaitan dengan lombe kerbau sebagai identitas sosial budaya masyarakat Kangean

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan model trigulasi menggunakan model, observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Obsevasi atau yang disebut pengamatan adalah meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menngunakan seluruh alat indra17. Peneliti mengawali langkah observasi pertama-tama yaitu

15 Op.cid.Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

hlm.(240).

16

Sarwono,Jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta:Graha Ilmu. Hlm.(207).

17 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

(30)

14

lomba dan juga melaksanakan aduan kerbau itu sendiri, kemudian setelah selesai melakukan observasi peneliti mulai berinteraksi dengan pemilik kerbau lomba dan informanpun tidak merasa curiga saat peneliti melakukan observasi, sebab informan sudah mengenal peneliti sebelumnya.

2. Wawancara.

Wawancara (interview) atau yang sering juga disebut dengan kusioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu18. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

18 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

(31)

15

Wawancara yang dilakukan oleh penliti yaitu pertama-pertama peneliti bertanya kepada warga sekitar tentang orang yang pelaku pemilik lomba kerbau. Setelah itu peneliti langsung mendatangi pemilik lomba kerbau untuk memulai wawancara. Pada saat melakukan wawancara peneliti tidak merasa kesulitan untuk berwawancara karena peneliti sudah mengetahui karakteristik tempat yang akan dijadikan objek penelitian dan informan yang diwawancarai oleh peneliti tidak merasa canggung saat diwawancara karena kita sudah saling kenal sebelumnya dan bahsa yang digunakan peneliti adalah adalah bahasa lokal atau bahasa madura sehingga membuat informan mudah mengerti. Dengan cara seperti itu peneliti merasa mudah untuk mendapatkan informasi dan data-data mengenai simbol dan makna dalam lomba kerbau tersebut.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen- dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat catatan harian dan sebagainya20.

(32)

16

pelaksanaan ritual lomba kerbau dan lomba kerbau. Saat mengambil gambar tentang lomba kerbau pun peneliti tidak minta ijin secara langsung pada pemiliknya. Peneliti mengambil gambar dengan sekehendak peneliti dan pemilik lomba kerbau tidak marah karena peneliti sudah kenal dengan pemilik kerbau lomba justru sebaliknya pemilik kerbaau lomba senang karena kerbau mereka di foto.

6. Teknik Analisa Data

(33)

17

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai seuatu yang jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat sebelum,selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis 21.

1. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari analisis yang di artikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

21

Ulber Silalahi.2010.Metode Penelitian Sosial,Bandung : PT.Refika Aditama hal.339

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

(34)

18

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamilan tindakan. Melalui data yang disajikan, kita akan melihat dan akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman-pemahaman yang di dapat dari penyajian-penyajian tersebut.

4. Penarikan kesimpulan

(35)

19

obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “ yang tidak berbeda ” antar data yang

dilaporkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian22. Dalam penlitian kualitatif pengujian keabsahan data salah satunya yaitu dengan menggunakan trianggulasi.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat berbagai trianggulasi sumber, trinaggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Peneliti disini menggunakan teknik triangggulasi teknik pengumpulan data dimana menguji data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan dikomparasikan dengan narasumber atau informan yang telah ditentukan sebelumnya

22

Gambar

Gambar 1. Model Analisa Interaktif Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

kanan: “Hal yang paling mempengaruhi pada dinas kelautan dan perikanan adalah ku- rangnya sumber daya. Hal ini menyebabkan kurangnya pengawasan langsung dilapangan. Baik itu

Pencahayaan pada ruangan ini juga tidak konsisten, dan juga gabungan desain yang kurang sesuai.Di lantai 2 suasana museum jauh berbeda dibanding lantai 1, di sini

Pada babak Elimination Selection Tahap II akan diberikan tantangan berupa cepat tepat, peserta dari masing-masing kategori SMA/MA (9 Peserta) dan SMK (9 Peserta) dibagi menjadi

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji

Sedangkan perbedaan yang terjadi antara periode pertama dan kedua mengenai pendidikan dan sosial kemasyarakatan, jika pada periode pertama penddikan Al-Qur’an sebagai satu

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang merupakan komponen fraud triangle terhadap kecurangan laporan keuangan (financial statement