• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1967-1998.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1967-1998."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR TABEL...viii

BAB I PENDAHULUAN……….. ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Penelitian...6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

2.1 Masyarakat Petani ...9

2.2 Stratifikasi Sosial ...13

2.3 Mobilitas Sosial ...15

2.4 Perubahan Sosial Ekonomi ...17

2.5 Modernisasi ...21

2.6 Penelitian Terdahulu...24

2.6.1 Skripsi/Tesis ...24

2.6.2 Jurnal ...25

2.6.3 Sumber Buku...27

BAB III METODE PENELITIAN ...29

3.1 Memilih Topik Penelitian ...30

3.2 Mengusut Semua Evidensi (Bukti) yang Relevan dengan Topik ...32

3.2.1 Pencarian Sumber Lisan ...32

(2)

3.2.3 Pencarian Sumber Buku ...34

3.3 Membuat Catatan-catatan Penting...35

3.4 Mengevaluasi Secara Kritis Semua Evidensi yang Telah Dikumpulkan (Kritik Sumber) ...35

3.4.1 Kritik Eksternal ...36

3.4.2 Kritik Internal ...37

3.5 Menyusun Hasil Penelitian Secara Sistematis...37

3.6 Menyajikan Hasil Penelitian...38

BAB IV KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT RANCAKALONG TAHUN 1967-1998...41

4.1 Latar Belakang Kehidupan Masyarakat Rancakalong Sebelum Tahun 1967 ...41

4.1.1 Gambaran Umum Masyarakat Sumedang...41

4.1.2 Sosial Budaya Masyarakat Rancakalong Sebelum Tahun 1967...43

4.1.3 Kehidupan Ekonomi Masyarakat Rancakalong Sebelum Tahun 1967...46

4.2 Kebijakan Pemerintah yang Berdampak Terhadap Kehidupan Masyarakat Rancakalong Setelah 1967 ...48

4.2.1 Perpindahan Kekuasaan Soekarno ke Soeharto ...49

4.2.2 Kebijakan Pemerintah pada Masa Kepemimpinan Presiden Soeharto...52

4.2.3 Realisasi Pelita di Rancakalong ...53

4.3 Pengaruh Modernisasi Terhadap Bidang-bidang Kehidupan Masyarakat ...55

4.3.1 Modernisasi Bidang Pendidikan...55

4.3.2 Modernisasi Bidang Sosial Budaya...63

4.3.3 Modernisasi Bidang Ekonomi ...68

(3)

5.1 Simpulan ...82 5.2 Rekomendasi ...84 DAFTAR PUSTAKA

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(5)

Halaman

4.1 Anggaran Pembangunan Negara Menurut Bidang atau Sektor Tahun 1967-

1974 ...59

4.2 Jumlah Sekolah di Jawa Barat Tahun 1974-1979 ...60

4.3 Jumlah Sekolah dan Jumlah Murid di Rancakalong 1984-1990...61

4.4 Tabel Sarana Kesehatan di Jawa Barat ...67

4.5 Luas Panen dan Hasil Produksi Padi di Jawa Barat (1969-1974) ...72

4.6 Luas Panen dan Hasil Produksi Padi di Rancakalong 1984-1987 ...73

(6)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Pada subbab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian yang berjudul Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Rancakalong Tahun 1967-1998. Kesimpulan pada subbab ini dirumuskan untuk menjawab rumusan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Kesimpulan dari penelitian ini terdari dari empat hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, kehidupan masyarakat Rancakalong sebelum tahun 1967 bergantung kepada sektor pertanian yang masih sederhana. Hasil pertanian masyarakat sangat terbatas karena teknik pertaniannya masih sederhana dan menggunakan alat pertanian yang masih tergolong sederhana sehingga hasil pertanian hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk biaya pertanian saja. Masyarakat cenderung mengesampingkan masalah pendidikan dan lebih mementingkan pekerjaan di sawah demi mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Masyarakat Rancakalong awalnya mengembangkan sistem pertanian ngahuma (sistem pertanian tadah hujan) dimana masyarakat mengandalkan curah air hujan untuk sistem pengairannya. Tetapi dengan dikenalnya sistem pertanian terasering, lahan yang terbengkalai dan sungai yang teebentang di Rancakalong mulai dijadikan sebagai lahan pertanian sawah basah dengan memanfaatkan sumber ai dari sungai yang terbentang di wilayah Rancakalong.

(7)

Rancakalong dalam mengembangkan pertanian terutama pertanian padi. Bantuan berupa pengadaan pupuk, bibit, pinjaman modal serta penerangan-penerangan mengenai pertanian mampu meningkatkan hasil pertanian sehingga kesejahteraan masyarakat lebih baik dari sebelumnya. Selain bidang pertanian, bidang pendidikan masyarakat juga menjadi perhatian dari pemerintah, dibangunnya beberapa sekolah terutama Sekolah Dasar membuka peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan formal. Melalui pendidikan, meskipun hanya jenjang sekolah dasar, masyarakat dapat memperluas pengetahuannya.

Ketiga, modernisasi dalam berbagai aspek kehidupan yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto membawa berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat Rancakalong. Modernisasi dalam bidang pertanian akhirnya mendorong para petani untuk lebih mengembangkan teknik pertanian sehingga banyak petani yang berhasil meningkatkan hasil panennya. Dari hasil panen tersebut, masyarakat dapat menyekolahkan anak-anaknya bahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Pemikiran masyarakat mulai terbuka terhadap pendidikan. Pendidikan yang selama ini dikesampingkan mulai dianggap suatu hal yang penting, selain untuk mengembangkan pengetahuan pendidikan juga dijadikan saluran perubahan bagi kelas sosial dalam masyarakat.

Selain dampak yang bersifat positif, modernisasi juga membawa dampak negatif. Hal negatif yang ditimbulkan di antaranya adalah menurunnya bidang pertanian yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan tingkat pendidikan masyarakat. Masyarakat yang sudah mendapatkan pendidikan mempunyai anggapan bahwa pertanian bukanlah pekerjaan yang cocok, mereka lebih memilih untuk tinggal di wilayah perkotaan dan mendapatkan pekerjaan yang dianggap sesuai dengan pendidikannya.

(8)

84

terbatas pada hasil dari pengolahan sumber daya alam seperti pertanian, tetapi dengan adanya industri di Jawa Barat ada pilihan pekerjaan baru yaitu sebagai buruh pabrik. Masyarakat yang jenuh dengan pertanian yang hasilnya tidak tentu lebih memilih untuk menjadi buruh pabrik dengan pendapatan per-bulan yang sudah jelas. Selain sektor industri, sektor pendidikan banyak diminati oleh masyarakat. Masyarakat Rancakalong memilih untuk bekerja sebagai guru dengan mendapatkan gaji dan tunjangan dari pemerintah.

5.2 Rekomendasi

Skripsi yang berjudul Perubahan Sosial-ekonomi Masyarakat di Rancakalong tahun1967-1998 ini merupakan penelitian sejarah lokal yang berkaitan dengan perubahan dari segi kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi. Skripsi ini diharapkan dapat memeberikan gambaran mengenai perubahan sosial-ekonomi masyarakat Rancakalong pada khususnya tahun 1967-1998 secara mendalam bagi pembacanya. skripsi ini juga diharapkan berguna bagi pendidikan karena termasuk kedalam

Standar Kompetensi yaitu “Mengevaluasi kehidupan politik dan ekonomi bangsa pada masa Orde Baru” dan “Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis”. Skripsi ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi siswa yang ingin meneliti mengenai sejarah lokal di Rancakalong terutama mengenai perubahan sosial-ekonomi pada tahun 1967-1998. Bagi Departemen Pendidikan Sejarah, tulisan ini diharapkan bisa memperkaya tulisan mengenai sejarah lokal terutama sejarah lokal di Sumedang khusunya di Rancakalong.

(9)
(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitin skripsi ini. Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Perubahan Sosial- Ekonomi Masyarakat di Rancakalong Kabupaten Sumedang Tahun 1967-1998” ini, penulis menggunakan metode historis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah lokal dimana yang menjadi kajian dari peneliti merupakan peristiwa sejarah yang terjadi pada ruang tertentu atau pada lokalitas tertentu, dimana yang menjadi sumber penelitian adalah hasil wawancara dari pelaku sejarah dan studi literatur serta studi dokumentasi sebagai pendukungnya.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh penulis mengacu kepada metode historis. Menurut Wood Gray (Sjamsuddin, 2007:89) setidaknya ada enam tahap atau langkah yang harus ditempuh penulis, yaitu:

1. Memilih suatu topik yang sesuai

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik

3. Membuat catatan tentang itu apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber)

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya 6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan

mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin

(11)

3.1 Memilih Topik Penelitian

Memilih topik penelitian merupakan langkah pertama yang ditempuh oleh peneliti. Dalam pemilihan topik penelitian ini, berangkat dari pengamatan penulis di Rancakalong yang secara langsung atau tidak penulis sadari telah tejadi perubahan dari waktu ke waktu. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana perubahan tersebut terjadi, dan apa yang menjadi penyebab dari perubahan yang terjadi tersebut. Berdasarkan ketertarikan tersebut penulis mengangkatnya menjadi topik dalam penelitian ini. Dalam penentuan topik penelitian, penulis harus memperhatikan kriteria tertentu, seperti yang dijelaskan oleh Wood Gray (Sjamsuddin, 2007:90-91) yaitu:

1. Nilai (Value). Topik itu harus sanggup memberikan penjelasan atas suatu yang berarti dan dalam arti suatu yang universal, aspek dari pengalaman manusia-barangkali melalui pendkatan kaji kasus atau dengan mendemonstrasikan hubungannya dengan gerakan yang lebih besar.

2. Keaslian (Originality). Jika subjek yang dipilih telah dikaji dalam penelitian yang lebih dahulu, anda harus yakin bahwa anda dapat menampilkan salah satu atau kedua-duanya: evidensi baru dan interpretasi baru.

3. Kepraktisan (Practicality). Penelitian itu harus memperhatikan keberadaan sumber-sumber yang dapat diperoleh tanpa adanya kesulitan yang tidak rasional, kemampuan untuk menggunakan dengan benar sumber-sumber itu berdasarkan atas latar belakang atau pendidikan sebelumnya, dan Ruang cakup penelitian atau topik penelitian yang dipilih harus sesuai dengan medium yang akan dipresentasikan.

4. Kesatuan (Unity). Setiap penelitian harus mempunyai suatu kesatuan tema atau diarahkan kepada pertanyaan atau proposisi yang bulat yang akan memberikan peneliti suatu titik bertolak, suatu arah maju ke tujuan tertentu, serta suatu harapan atau janji yang akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang khusus.

(12)

31

mengenai perkembangan perekonomian Sumedang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Dari artikel ini penulis mendapat gambaran mengenai keadaan masyarakat Sumedang baik dari segi ekonomi ataupun kehidupan sosialnya. Rancakalong yang merupakan salah satu kecamatan di Sumedang memang tidak dijelaskan secara khusus dalam artikel ini, namun penulis mendapat gambaran secara umum mengenai bagaimana kehidupan masyarakatnya.

Setelah sebelumnya penulis mengajukan beberapa topik penelitian, akhirnya topik ini disetujui untuk dijadikan penelitian kemudian disusun dalam bentuk proposal. Proposal merupakan kerangka penelitian yang akan diajukan kepada TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi). Kerangka penelitian tersebut mencakup beberapa komponen, yaitu:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah 3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian 5. Metode Penelitian 6. Tinjauan Pustaka

7. Struktur Organisasi Skripsi 8. Daftar Pustaka

Proposal penelitian ini diserahkan kepada TPPS dan diseminarkan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah pada tanggal 21 Januari 2015 dengan judul Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Petani di Rancakalong Kabupaten

Sumedang Tahun 1967-1998. Pada seminar ini ditetapkan dosen pembimbing dalam

(13)

di Rancakong menjadi masyarakat di Rancakalong karena hampir semua masyarakat Rancakalong berprofesi sebagai petani.

Setelah mendapat SK (Surat Keputusan) dosen pembimbing, proses bimbingan mulai dilakukan. Proses bimbingan merupakan proses konsultasi mengenai penulisan skripsi antara penulis dengan kedua dosen Pembimbing sesuai dengan SK. Pelaksanaan proses bimbingan disesuaikan dengan kesepakatan antara pembimbing dengan penulis.

3.2 Mengusut Semua Evidensi (Bukti) yang Relevan dengan Topik

Tahap ini adalah pengumpulan fakta dan sumber-sumber yang relevan dengan penelitian ini. Sumber yang penulis kumpulkan adalah sumber lisan dan tulisan mengenai perkembangan pertanian di Rancakalong dari tahun 1967-1998. Pengumpulan sumber dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan pencarian buku-buku atau dokumen atau arsip serta jurnal.

3.2.1 Pencarian Sumber Lisan

(14)

33

Penulis mencari kepala desa di Rancakalong yang menjabat sekitar tahun 1967-1998, penulis menanyakan kepada beberapa pegawai desa, tetapi mereka menyebutkan bahwa kepala desa yang menjabat di wilayah Rancakalong pada periode sekitar tahun 1967-1998 sudah tidak ada, hanya tinggal 1 orang yang bernama bapak Adin, itupun beliau hanya menjabat pada akhir tahun 1990-an. Meskipun demikian, penulis tetap melakukan wawancara dengan Bapak Adin pada bulan Agustus 2015. Bapak Adin merupakan mantan Kepala Desa Pasirbiru yang menjabat selama dua periode yaitu dari tahun 1995-2003. Bapak Adin dipilih oleh penulis sebagai narasumber mewakili tokoh masyarakat serta pemimpin di Rancakalong yang masih hidup.

3.2.2 Pencarian Situs Internet

Dalam proses pengumpulan sumber, peneliti melakukan banyak cara, salah satunya adalah dengan mengunjungi situs-situs internet. Sejak bulan Januari 2015, peneliti banyak mengunjungi situs-situs internet untuk mencari sumber yang berkaitan dengan perubahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Peneliti berusaha mencari informasi mengenai buku-buku yang diperlukan dalam penelitian juga artikel atau jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.

Peneliti mendapatkan sumber berupa skripsi yang ditulis oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar yang berjudul Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat Petani Kakao di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng (2012,

vol 25, No 1:8-14). Dari skripsi ini, peneliti mendapatkan pengetahuan mengenai perubahan sosial pada masyarakat petani. Selain sumber berupa skripsi, peneliti juga menemukan jurnal yang berjudul pengaruh Modernisasi Pertanian pada Masyarakat Desa Sendangagung Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Tahun 1970-1984 yang

(15)

3.2.3 Pencarian Sumber Tulisan

Dalam pencarian sumber tulisan, penulis melakukan kunjungan ke beberapa tempat untuk menemukan arsip ataupun buku. Tempat yang penulis kunjungi di antaranya:

a. Perpustakaan Universitan Pendidikan Indonesia dari bulan Januari. Di perpustakaan UPI, banyak sumber yang didapat di antaranya adalah skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Perpustakaan Batu Api di Jatinangor, Sumedang pada bulan Februari 2015. Di Perpustakaan ini penulis mendapatkan buku yang berjudul Negara dalam Desa oleh Antlov (2002), Tanah, Pekerjaan dan Nafkah di Pedesaan Jawa Barat oleh Hardjono (1990), Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial oleh Soekanto (1983), dan buku Perubahan Sosial dalam Teori Makro: Pendekatan Realitas Sosial oleh Jacobus Ranjabar (2008).

c. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang pada bulan Maret 2015. Penulis mendapatkan sumber yaitu Kabupaten Sumedang dalam Angka 1984-1998.

d. Kantor Kecamatan Rancakalong pada bulan Februari 2015. Dari kantor kecamatan Rancakalong, penulis mendapatkan buku yang berjudul Sejarah Rancakalong, sedangkan arsip statistik yang ada di Kantor Kecamatan dimulai

dari tahun 2000-an, untuk tahun yang berhubungan dengan penelitian ini tidak ditemukan.

e. Toko buku Palasari. Dari palasari penulis mendapat buku yang berjudul Sosiologi

Kota dan Desa oleh Sapari Imam Asy’ari, buku Moral Ekonomi Petani:

Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara oleh James Scott, dan buku

Modernisasi Dinamika Pertumbuhan oleh Myron Weiner.

(16)

35

g. Toko buku lama jalan Dewi Sartika bulan Februari 2015. Penulis tidak menemukan sumber yang berkaitan dengan penelitian dari toko buku ini.

3.3 Membuat Catatan-catatan Penting

Membuat catatan penting dilakukan untuk memudahkan penulis dalam memahami isi dari sumber-sumber yang telah dikumpulkan. Pada tahap ini, penulis membuat beberapa catatan penting di antaranya adalah catatan yang terdiri dari tahun awal berkembangnya sawah basah di Rancakalong, penerapan kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian di Racakalong, perkembangan pertanian Rancakalong, pendidikan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Rancakalong dari tahun 1967-1998.

3.4 Mengevaluasi Secara Kritis Semua Evidensi yang Telah Dikumpulkan

(Kritik Sumber)

(17)

3.4.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007: 132). Kritik eksternal ditujukan untuk mengurangi aspek subjektivitas dari berbagai sumber yang digunakan oleh penulis. Aspek yang harus diperhatikan dalam kritik eksternal dijelaskan oleh Ismaun (2005: 50), dalam kritik ekstern dipersoalkan bahan dan bentuk sumber, umur dan asal sumber, kapan dibuat (sudah lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa.

Penulis melakukan kritik ekternal terhadap sumber terulis maupun sumber hasil wawancara. Sumber tertulis yang dilakukan kritik eksternal adalah sumber yang didapat dari BPS (badan pusat statistik) yang merupakan data primer. Berdasarkan kritik eksternal, sumber ini merupakan sumber otentik karena selain sezaman dengan penelitian yang dilakukan, penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya karena diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten Sumedanng. Sumber yang didapat oleh penulis adalah sumber asli bukan hasil salinan.

(18)

37

3.4.2 Kritik Internal

Kritik intern atau kritik dalam untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya (Ismaun, 2005: 50). Kritik internal menekankan pada aspek isi dari sumber yang telah ditemukan. Dalam tahap ini penulis melakukan kritik internal dengan cara membandingkan beberapa sumber sehingga mendapatkan fakta yang relevan.

Dalam proses kritik internal, peneliti membandingkan beberapa sumber yang telah dikumpulkan baik sumber tulisan dan hasil wawancara. Sumber buku dan hasil wawancara dibandingkan sehingga didapatkan suatu fakta yang relevan. Data statistik yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang merupakan sumber primer karena isi dari data tersebut diambil dari hasil penelitian pada tahun data tersebut diterbitkan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sumber tersebut diperkuat dengan sumber hasil wawancara dari Bapak Rukanda yang merupakan seorang petani dan berasal dari keluarga petani. Sumber hasil wawancara dibandingkan dengan sumber yang didapat dari BPS contohnya, dari data BPS pada tahun 1998 hasil pertanian padi di Rancakalong mengalami penurunan, menurut Bapak Rukanda, pada tahun 1990-an terutama saat runtuhnya pemerintahan Soeharto penghasilan padi di Rancakalong menurun. Dari hal tersebut didapat fakta bahwa tahun 1998 hasil pertanian padi di Rancakalong mengalami penurunan.

3.5 Menyusun Hasil Penelitian Secara Sistematis

(19)

kritik eksternal maupun kritik internal. Menurut Kuntowijoyo (Abdurrahman, 2007: 73) bahwa dalam interpretasi ada dua metode yang digunakan oleh seorang peneliti sejarah, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan, sedangkan sintesis berarti menyatukan, keduanya dipandang sebagai metode utama di dalam interpretasi. Sedangkan menurut Gottschalk (1986: 23-24) :

penafsiran sejarah itu mempunyai tiga aspek penting, yaitu analitis-kritis, historis-substantif, dan sosial-budaya”. Aspek analitis-kritis menganalisis struktur internal, pola-pola hubungan antara fakta yang satu dengan fakta lainnya, dan gerak dinamika dalam sejarah. Historis-substantif menyajikan suatu uraian dengan dukungan fakta yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan. Sedangkan yang terakhir aspek sosial-budaya lebih memperhatikan menifestasi insani dalam interaksi dan hubungan sosial-budaya

Penulis memisahkan fakta-fakta yang telah didapat untuk dianalisis yang kemudian disusun kembali secara utuh.

Dalam melakukan interpretasi, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu menggunakan ilmu bantu lain berupa ilmu-ilmu sosial. Ilmu bantu yang digunakan adalah ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi. Ilmu sosiologi membantu dalam mengkaji perubahan sosial, masyarakat, stratifikasi sosial dan lain sebagainya sedangkan ilmu ekonomi digunakan untuk mengkaji berbagai perubahan ekonomi yang terjadi pada masyarakat.

3.6 Menyajikan Hasil Penelitian

(20)

39

atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut dengan historiografi (Sjamsuddin, 2007:156). Historigrafi menurut Ismaun (2005: 28) berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu. Pada tahap ini, penulis menyusun hasil penelitian berupa fakta-fakta yang telah melalui tahapan-tahapan sebelumnya ke dalam tulisan yang disusun secara sistematis. Tulisan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi yang disusun secara sistematika sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun struktur organisasi skripsi ini terdiri dari beberapa bab.

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan latar belakang permasalahan yang akan diteliti yang didalamnya memuat ketertarikan awal dalam penelitian skripsi ini. Bab ini juga membahas mengenai rumusan permasalahan yang merupakan batasan masalah yang akan diteliti dan menjadi acuan dalam penelitian skripsi agar pembahasan dari skripsi ini lebih terarah, kemudian memuat tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi pemaparan tentang sumber literatur yang digunakan sebagai referensi yang relevan baik berupa buku ataupun penelitian terdahulu bagi yang berkaitan dengan Perubahan Sosial-ekonomi Masyarakat Rancakalong pada Tahun 1967-1998. Pada bab ini dikemukakan pula teori dan beberapa konsep yang dipakai dalam penulisan skripsi terutama dalam memaparkan pembahasan atau inti dari penulisan skripsi ini.

(21)

telah dikumpulkan (kritik sumber), menyusun hasil penelitian kedalam suatu pola yang benar, dan terakhir menyajikannya dalam suatu penulisan sejarah. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah studi literatur.

Bab IV Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Rancakalong Tahun1967-1998. Bab menguraikan hasil penelitian dan memaparkan data-data hasil temuan di lapangan mengenai Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Rancakalong tahun 1967-1998. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang kehidupan masyarakat petani di Rancakalong, dampak dari kebijakan pemerintah terhadap aktivitas pertanian di Rancakalong, pengaruh modernisasi pendidikan terhadap kehidupan petani di Rancakalong dan pengaruh perkembangan sektor kehidupan selain bidang pertanian terhadap orientasi ekonomi masyarakat Rancakalong.

(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Arruzz Media

Antlov, H. (2002). Negara Dalam Desa : Patronase Kepemimpinan Lokal. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.

Asy’ari, Sapari I. (1993). Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

Cholil, Muhammad. (1991). Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Gottschalk. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hardjono, J. (1990). Tanah, Pekerjaan dan Nafkah di Pedesaan Jawa Barat.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hill, Hall. (2001). Ekonomi Indonesia. Jakarta: Murai Kencana.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Koentjaraningrat. (1997). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.

Koentjaraningrat. (1981). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Lubis, N. Dkk. (2003). Sejarah Tatar Sunda Jilid II. Bandung : Satya

Historika.

Mubiyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

(24)

MPR. (1983). Presiden Soeharto Bapak Pembangunan Indonesia: Evaluasi Pembangunan Pemerintah Orde Baru. Bandung: Harapan.

Nasikun. (2012). Sistem Sosial Budaya.Jakarta : Raja Grafindo Persada. Peosponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. (ed). (1993). Sejarah Nasional

IndonesiaVI. Jakarta: Depdikbud-PN Balai Pustaka.

Ranjabar, J. (2008). Perubahan Sosial dalam Teori Makro: pendekatan realitas sosial. Bandung: Alfabeta.

Ricklefs, MC. (2008). Sejarah Indonesia Modern (1200-2008). Jakarta: Serambi

Sagir, Soeharsono. (2009). Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana

Sardjono, S. (2009). Teori dan Soal: Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.

Saripudin, D dan Razaq, A. (2008).Masyarakat dan Pendidikan: Perspektif Sosiologi. Pahang: Yayasan Istana Abdulaziz.

Schoorl. (1984). Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara Sedang Berkembang. Jakarta: Gramedia.

Scott, J. C. (1981). Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES

Setiadi, Elly M, dkk. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Siswopangropto dan Sastrosupono (1984). Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan. Bandung: Angkasa

(25)

Soekanto, S. (1983). Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soekanto, S. (1996). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soelaeman, M.M. (1986). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT. Eresco.

Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tambunan, Tulus. (2009). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tambunan, Tulus. (2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan Analisis Empiris. Bogor: Ghalia Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Weiner, Myron. (1994). Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Jurnal

(2012). Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat Petani Kakao di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng.Journal unair. 25, (1), 8-14.

(26)

Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun 1969-2010”. Jurnal of Educational Sosial Studies.1, (2),79-83.

Trihapsari.(2013). Pengaruh Modernisasi Pertanian pada Masyarakat Desa Sendangagung Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman tahun

1970-1984.Journal UNY. (1).

Skripsi

Budiman. (2008). Budidaya Ubi Cilembu dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cilembu Kabupaten Sumedang Tahun

1980-2004. Bandung: Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mardiyaningsih. Perubahan Sosial di Desa Pertanian Jawa: Analisis Terhadap Sistem Penghidupan Masyarakat Tani. Bogor: Tesis. Institut Pertanian

Bogor.

Pattinasarany. (2012). Mobilitas Sosial Vertikal Antar Generasi : Kajian terhadap Masyarakat Kota di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Jakarta:

Skripsi. Universitas Indonesia. Dokumen

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. (1985). Sumedang dalam Angka 1984. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1986). Sumedang dalam Angka 1985. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1987). Sumedang dalam Angka 1986. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1988). Sumedang dalam Angka 1987. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

(27)

. (1990). Sumedang dalam Angka 1989. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1991). Sumedang dalam Angka 1990. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1992). Sumedang dalam Angka 1991. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1993). Sumedang dalam Angka 1992. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1994). Sumedang dalam Angka 1993. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1995). Sumedang dalam Angka 1994. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1996). Sumedang dalam Angka 1995. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1997). Sumedang dalam Angka 1996. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

. (1998). Sumedang dalam Angka 1997. Sumedang: Badan Pusat Statistik.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa masyarakat Kelurahan Patih Galung dan Pasar Prabumulih Kecamatan Prabumulih Barat, Kelurahan Gunung Ibul Barat dan Karang Raja

(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati jasa pelayanan dibidang persampahan / kebersihan.. (2) Wajib retribusi adalah orang pribadi

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan

Oleh itu, persembahan Tari Piring di hadapan mereka adalah pelengkap kepada hari bersejarah tersebut.Dalam masa yang sama pasangan pengantin akan merasai bahawa kehadiran

Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan menulis puisi dan kemampuan kosa kata yang dilihat dari hasil belajar siswa, penelitian kuasi

PLOT STRUCTURES IN A NOVEL ENTITLED THE SUITCASE KID WRITTEN BY JACQUELINE WILSON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

pokok rangkaian cerita dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif 2.2 Menyam- paikan pengu- mumam dengan intonasi yang tepat serta meng- gunakan kalimat- kalimat

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai