• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEBUNAN INDIGO DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI KARESIDENAN BAGELEN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERKEBUNAN INDIGO DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI KARESIDENAN BAGELEN TAHUN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERKEBUNAN INDIGO DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI KARESIDENAN BAGELEN

TAHUN 1830-1864

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh:

WINDA FEBRIANA ARDY B0415063

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2020

commit to user

(2)

commit to user ii

(3)

commit to user iii

(4)

commit to user iv

(5)

v

MOTTO

“Teruslah berbuat baik”

(Penulis)

“Harus ada tahapan maju untuk jarak tempuh yang semakin jauh”

(Nada)

commit to user

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Orang tua tercinta, Bapak Sukardi dan Ibu Rohimah.

2. Adik-adikku tersayang, Cahya Putratama Ardy dan Kharisma Karunia Ardy.

commit to user

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Perkebunan Indigo dan Perubahan Sosial Ekonomi Petani di Karesidenan Bagelen Tahun 1830-1864. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan baik berupa bimbingan, pengarahan, saran, motivasi maupun bantuan secara materi dan imateriel dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Warto, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas kampus selama masa studi.

2. Dr. Susanto, M.Hum. selaku Kepala Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan selama belajar di program studi Sejarah.

3. Yusana Sasanti Dadtun, S.S., M.Hum. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan dukungan yang diberikan selama masa studi.

commit to user

(8)

viii

4. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum. selaku Pembimbing I Skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Insiwi Febriary Setiasih, S.S., M.A. selaku Pembimbing II Skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. Suhardi, M.A. selaku dosen Sejarah yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam proses penulisan skripsi ini.

7. Bapak Widodo yang telah menyempatkan waktu untuk memberikan gambaran serta informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu, dukungan dan motivasi yang bermanfaat bagi penulis.

9. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan penulis untuk berproses selama masa studi.

10. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah membantu penulis dalam melakukan penulusuran referensi selama proses penulisan skripsi.

11. Segenap staf dan karyawan Arsip Nasional Republik Indonesia atas bantuan dan arahan selama proses magang dan pencarian data skripsi.

12. Keluarga penulis yang telah memberikan cinta, kasih sayang, perjuangan serta dukungan materiel dan imateriel sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

commit to user

(9)

ix

13. Seluruh pengurus BEM FSSR/FIB UNS Kabinet Cendekia Muda, Kabinet Bersatu, dan Kabinet Antara atas kesempatan dan pengalaman yang berkesan selama proses belajar dan berproses.

14. Teman-teman seperjuangan Sejarah Angkatan 2015 yang telah memberikan cerita dan pengalaman luar biasa selama masa studi.

15. Leni, Rizki, Anisah, Atik, Mia, Shella, Novita, Azza, Sri yang senantiasa menemani dan memberikan motivasi serta dukungan selama masa studi.

16. Teman Bolang (Ami, Amel, Andini, Laras, Hesti, Emita) yang memberikan semangat dan pengalaman menarik dalam setiap perjumpaan.

17. Teman kos Wisma Duta, Griyananda, Kikandrya, dan Wisma Didini 1.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis meyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Satu harapan penulis semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Surakarta, Juni 2020 Penulis

commit to user

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR ISTILAH ... xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN UKURAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

ABSTRAK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Metode Penelitian ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II LATAR BELAKANG PERKEBUNAN INDIGO DI BAGELEN ... 19

A. Bagelen Pada Masa Transisi Tahun 1830 ... 23

B. Kondisi Geografis ... 26

C. Kondisi Demografi ... 29

D. Struktur Sosial ... 32

commit to user

(11)

xi

E. Ekonomi Masyarakat ... 36

BAB III PERKEMBANGAN PERKEBUNAN INDIGO DI KARESIDENAN BAGELEN TAHUN 1830-1864 ... 40

A. Identifikasi Tanaman Indigo ... 40

B. Proses Pengolahan Indigo ... 45

C. Perkembangan Perkebunan Indigo ... 50

1. Areal Penanaman ... 50

2. Pabrik Indigo ... 60

3. Tenaga Kerja ... 64

4. Hasil Perkebunan Indigo ... 69

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI KARESIDENAN BAGELEN TAHUN 1830-1864 ... 73

A. Produksi Tanaman Pangan ... 73

B. Struktur Sosial dan Pembayaran Upah ... 81

C. Kegiatan Ekonomi Masyarakat ... 92

BAB V KESIMPULAN ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN ... 106

commit to user

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Daerah Kekuasaan Kasunanan dan Kasultanan di Bagelen

20

Tabel 2 Populasi Penduduk Karesidenan Bagelen tahun 1830- 1870

30

Tabel 3 Luas Penanaman Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1833

55

Tabel 4 Perkembangan Areal Penanaman Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1834-1864

56

Tabel 5 Perkembangan Pabrik Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1834-1864

61

Tabel 6 Perkembangan Pabrik Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1864-1865

63

Tabel 7 Tenaga Kerja Perkebunan Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1834-1864

67

Tabel 8 Perkembangan Hasil Produksi Perkebunan Indigo di Karesidenan Bagelen tahun1834-1864

70

Tabel 9 Perbandingan Produksi Padi dan Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1831-1864

75

Tabel 10 Upah Tenaga Kerja Perkebunan Indigo di Karesidenan Bagelen tahun 1834-1864

87

Tabel 11 Jumlah Hewan Ternak di Karesidenan Bagelen tahun 1836-1864

90

commit to user

(13)

xiii

DAFTAR ISTILAH

Afdeeling : Wilayah administrasi setingkat kabupaten dan bagian dari karesidenan

Apanage : Tanah jabatan milik para elit birokrasi

Asisten Residen : Pemimpin pejabat Belanda di tingkat afdeeling Bekel : Pengelola tanah apanage

Bendara : Tuan

Besluit : Surat Keputusan

Cultuurprocenten : Uang perangsang atau prosenan penanaman

Demang : Pejabat pribumi yang kedudukannya di atas bekel dan memiliki tugas untuk memegang dan menjalankan pekerjaan di pedesaan

Distrik : Wilayah administrasi yang dipimpin oleh wedana Heerediensten : Kerja wajib umum

Huisgezin : Petani keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak Karesidenan : Wilayah administrasi setingkat provinsi

Kawula-Gusti : Hamba dan tuan

Komunal : Tanah milik bersama

Kontroleur : Pejabat Belanda yang bertanggungjawab atas pengontrolan (inspeksi dan pengawasan) Kultuurdiensten : Kerja wajib penanaman

Landelijk Stelsel : Pajak tanah

commit to user

(14)

xiv

Landrente : Sewa tanah

Mancanegara : Daerah terluar dalam konsep tatanan kerjaan Jawa Natura : Pajak dalam bentuk barang

Opziener : Inspektur atau superintenden yang sebelumnya adalah nama lain untuk jabatan kontroleur Pancendiensten : Kerja wajib pancen

Partikulier Landerijen : Tanah partikelir

Penggede : Golongan penguasa

Priyayi : Kaum elit birokrasi

Publicatie : Pengumuman

Residen : Pemimpin pejabat Belanda di tingkat karesidenan

Resolutie : Keputusan

Sikep : Petani penguasa tanah

Staatsblad : Lembaran Negara

Subdistrik : Wilayah administrasi setingkat kecamatan Vorstenlanden : Wilayah kekuasaan kerajaan Jawa Kasunanan

Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Paku Alaman

Wong Cilik : Orang biasa

commit to user

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN UKURAN

Daftar Singkatan

f : Gulden (florijn)

TNI : Tijdschrift voor Nederlandsch Indië VOC : Vereenigde Oost Indische Compagnie

Daftar Ukuran

1 cacah = 0,25 jung = 7.000 m2

1 jung = 4 cacah = 2,8 ha

1 bau = 500 tumbak = 0,70965 ha

1 tumbak = 14,19 m2

1 pal = 320 bau = 2,27088 km2

1 pon Amsterdam = 0,49409 kg

1 pikul = 100 kati = 125 pon Amsterdam = 61,7613 kg

1 kati = 0,6176 kg

commit to user

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat mengenai pembangunan pabrik indigo di karesidenan Bagelen tahun 1834

100

Lampiran 2 Surat mengenai jenis indigo di karesidenan Bagelen 103 Lampiran 3 Surat mengenai penghapusan tanaman indigo di

karesidenan Bagelen

104

Lampiran 4 Hasil produksi indigo di kabupaten Purworejo dan Kutoarjo tahun 1833

106

Lampiran 5 Hasil produksi indigo per distrik di karesidenan Bagelen tahun 1836

107

Lampiran 6 Hasil produksi indigo per distrik di karesidenan Bagelen tahun 1864

108

Lampiran 7 Proses pengolahan indigo 109

Lampiran 8 Peta Karesidenan Bagelen tahun 1855 110

commit to user

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Tanaman indigo dengan sistem benih 44

Gambar 2 Pengangkutan hasil panen menuju bak fermentasi indigo 45

Gambar 3 Bak untuk proses fermentasi indigo 46

Gambar 4 Bak dan kayu berbentuk roda berputar untuk proses oksidasi indigo

47

Gambar 5 Indigo yang sudah dikemas ke dalam peti 49

commit to user

(18)

xviii

ABSTRAK

Winda Febriana Ardy. B0415063. 2020. Perkebunan Indigo dan Perubahan Sosial Ekonomi Petani di Karesidenan Bagelen tahun 1830-1864. Skripsi: Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: 1) latar belakang berdirinya perkebunan indigo di karesidenan Bagelen 1830-1864; 2) perkembangan perkebunan indigo di karesidenan Bagelen tahun 1830-1864; 3) perubahan sosial ekonomi petani di karesidenan Bagelen tahun 1830-1864.

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yaitu heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber yang terdiri dari kritik sumber intern dan ekstern, interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan). Pengumpulan sumber diperoleh dari studi dokumen dan studi pustaka yang dianalisa kebenaran serta keaslian sumbernya untuk selanjutnya dilakukan penafsiran dan penyusunan kembali berdasarkan kronologi peristiwanya.

Dalam melakukan tahapan penelitian digunakan pendekatan sosiologi dan ekonomi sebagai ilmu bantu ilmu sejarah.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa latar belakang berdirinya perkebunan indigo di karesidenan Bagelen dipengaruhi oleh kebijakan politik kolonial Sistem Tanam Paksa dan gambaran umum wilayah Bagelen. Perkembangan perkebunan indigo terjadi seiiring dengan upaya pemerintah kolonial untuk meningkatkan hasil perkebunan dengan cara melibatkan lapisan masyarakat dalam mengusahakan areal penanaman, pembangunan sarana dan prasarana serta pasokan tenaga kerja, yang kemudian berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat petani Karesidenan Bagelen.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa perkebunan indigo telah memberikan perubahan pada struktur pertanian pribumi, struktur sosial dan kegiatan ekonomi masyarakat karesidenan Bagelen. Keberhasilan perkebunan indigo di karesidenan Bagelen telah memberikan keuntungan dan pendapatan bagi kas pemerintah kolonial serta menyebabkan menurunnya pendapatan ekonomi petani pribumi.

Kata Kunci : Sistem Tanam Paksa, Indigo, Karesidenan Bagelen, Sosial Ekonomi

commit to user

(19)

xix ABSTRACT

Winda Febriana Ardy. B0415063. 2020. Indigo Plantations and Farmers’ Socio- Economic Change in the Bagelen Residency from 1830 - 1864. Undergraduate Thesis: History Science Department, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

This research aims to find out: 1) the background to the founding of the indigo plantations in Bagelen residency from 1830 – 1864; 2) the development of the indigo plantations in Bagelen residency from 1830 – 1864; 3) the farmers’ socio-economic change in Bagelen residency from 1830 – 1864.

This is a history science research which used heuristic (source collection), source criticism (consisting of internal and external sources criticism), interpretation, and hisoriography research methods. The sources were collected by studying documents and literature which would then be analyzed to determine their validity and originality, and then to be rearranged according to the chronological events.

Sociological and economic approach were use to support this research.

The results showed that the founding of the indigo plantations in Bagelen residency was influenced by the colonial policy, namely the Cultivation System, and also by the Bagelen’s topography. The development of the indigo plantations occurred along with the colonial government’s efforts to increase production output by involving the society to cultivate plantations areas, build facilities and infrastructure as well as labor supply so that it gave impacts to the social and economic life of the farmer society in Bagelen residency.

This research concluded that the indigo plantations have made changes to the structure of indigenous agriculture, social structure and economic activities of the Bagelen residency society. The success of the indigo plantations in the Bagelen residency have provided profits and income for the colonial government treasury and have ledto a decline in the economic income of indigenous farmers.

Keywords : Cultivation System, Indigo, Bagelen Residency, Socio-Economic

commit to user

Gambar

Gambar  Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila adalah pandangan hidup, dasar negara, jiwa dan kepribadian bangsa, tujuan dan kesadaran bangsa, cita-cita hukum kemerdekaan individu, cita-cita moral yang meliputi

Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan awal

[r]

From 1976 – 1986, changes in input mix also reduced nitrogen loading by 7130 tonnes as the production sectors reduced demand for inputs from agriculture per unit of production.. Table

[r]

The aims of the study were decomposed into a number of interre- lated intermediate goals including: (1) to provide a comprehensive and rigorous picture of the land use and

[r]

dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional.. Porter menyatakan terdapat empat atribut utama yang menentukan mengapa industri tertentu dalam