• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK TELEVISI BERBAYAR (PAY TV) (Studi pada Telkom Vision cabang Blitar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK TELEVISI BERBAYAR (PAY TV) (Studi pada Telkom Vision cabang Blitar)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi pada Telkom Vision cabang Blitar)

Oleh:

SEPTINA ASRI MUJI ASTUTI 08220040

Dosen Pembimbing: 1. Himawan Sutanto, M.Si 2. Sugeng Winarno, MA

JURUSAN ILMU KOMUNIKSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Septina Asri MujiAstuti NIM : 08220040

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik JudulSkripsi :

Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Mempromosikan Produk Televisi Berbayar (Pay TV)

Studi pada Telkom Vision Cabang Blitar

Pembimbing I Pembimbing II

HimawanSutanto, M.Si SugengWinarno,MA

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Septina Asri Mujiastuti NIM : 08220040

Konsentrasi : Public Relations (PR) Judul Skripsi :

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPROMOSIKAN TELEVISI BERBAYAR (PAY TV)

(Studi Pada Telkom Vision Cabang Blitar)

Telah mengikuti ujian pada :

Hari : Sabtu Tanggal : 28 Juli 2012 Waktu : Pukul 10.30 Wib Tempat : Ruang 611

Dan skripsi tersebut,dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS

Mengesahkan

Dekan Fisip UMM

Dr.Wahyudi Winarjo,M.Si

Dewan Penguji:

1. Widiya Yutanti, MA (………)

2. Novin Styo Wibowo,S.sos (………)

3. Himawan Sutanto, MSi (………)

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Septina Asri MujiAstuti

Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 8 September 1990

NIM : 08220040

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK TELEVISI BERBAYAR (PAY TV)

Studi Pada Telkom Vision Cabang Blitar

Menurut sepengetahuan saya, adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain,baik sebagian ataupun seluruhnya. Kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya, demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Malang, 25 Juni 2012 Yang Menyatakan,

(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Septina Asri MujiAstuti

2. NIM : 08220040

3. Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Public Relations (PR)

6. JudulSkripsi : Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam

Mempromosikan Produk Televisi Berbayar (Pay TV) Studi Pada Telkom Vision Cabang Blitar 7. Pembimbing : 1. HimawanSutanto, M.Si

2. SugengWinarno, MA 8. KronologiBimbingan

Tanggal ParafPembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

03 Maret 2012 ACC Judul

20 Maret 2012 Seminar Proposal

29 Mei 2012 Acc. BAB I

21 Mei 2012 Acc. BAB II, III,

IV

Juni 2012 Acc.

SeluruhNaskah

Malang, Juni 2012

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

v

MOTTO

(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

S kripsi ini kupersembahkan kepada :

K edua orang tuaku yang hebat,

B apak dan ibuk terimakasih atas doa, cinta dan kasih sayang

kalian selama ini kepadaku.

K akak dan A dikku yang paling kusayang

(8)

vii

ABSTRAK Septina Asri Muji Astuti,08220040

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK TELEVISI BERBAYAR (PAY TV)

Studi pada Telkom Vision cabang Blitar

Pembimbing: Himawan Sutanto, M.Si dan Sugeng Winarno, MA +65 +2 tabel + lampiran

Bibliografi : 18 buku, 9 website

Kata kunci : Komunikasi Pemasaran,Promosi,Produk Televisi Berbayar

Penelitian ini didasarkan pada fenomena keberadaan televisi berbayar yang berkembang cukup pesat di daerah Blitar, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena belum ada penelitian mengenai komunikasi pemasaran pada televisi berbayar. Yang menarik dalam penelitian ini adalah televisi berbayar di daerah Blitar , merupakan salah satu bentuk usaha yang masih belum begitu menggunakan media sebagai media promosi namun pemasarannya sudah cukup meluas di daerah ini. Sehingga peneliti menganggap strategi komunikasi pemasaran televisi berbayar perlu untuk diteliti. Sedangkan untuk obyek penelitiannya adalah Telkom Vision, karena Telkom Vision adalah bentuk usaha televisi berbayar yang sukses mendapatkan pelanggan di daerah Blitar. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui strategi komunikasi pemasaran seperti apa yang ideal untuk pemasaran produk khususnya televisi berbayar.

Dengan melihat latar belakang tersebut maka muncullah permasalahan bagaimana strategi komunikasi pemasaran Telkom Vision cabang Blitar dalam mempromosikan televisi berbayar (pay tv)? Dan untuk dapat menjawab rumusan masalah, maka peneliti menggunakan strategi komunikasi pemasaran sebagai metode penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan dokumentasi wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin dimana poin-poin pertanyaan sudah dipersiapkan terlebih dahulu kepada informan serta pendukung. Informan penelitian dipilih dari pengambil keputusan dan pemimpin dari instansi itu sedangkan pendukung adalah karyawan dari instansi tersebut yang terlibat langsung dengan proses serta kegiatan pemasaran dan karena itu maka informan yang dipilih adalah Kepala Telkom Vision cabang Blitar dan pendukungnya adalah Teknisi dan salles marketing Telkom Vision cabang Blitar. Sedangkan untuk teknik keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dengan metode analisis data lapangan model Miles dan Huberman.

(9)

viii

digunakan oleh semua kalangan sesuai dengan kesenangan mereka akan hiburan televisi. (4) untuk perancangan pesan yang disampaikan kepada komunikan, pimpinan selalu lebih menekankan untuk lebih kepada konsultan jiwa daripada kepada jiwa marketing sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh salles marketing tidak terlalu agresif untuk menawarkan produk. (5) Saluran komunikasi yang dipilih oleh Telkom Vision cabang Blitar ini adalah saluran komunikasi personal dan non – personal. (6) Pengelolaan konsumen yang dilakukan adalah after salles setiap satu bulan sekali. (7) Evaluasi untuk komunikasi pemasaran yang dilakukan setiap satu bulan sekali. (8) Bentuk-Bentuk Komunikasi pemasaran yang digunakan adalah Periklanan, Promosi penjualan dan Penjualan tatap muka .

Dan berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Telkom Vision cabang Blitar sudah cukup baik, meskipun media promosi yang digunakan masih cukup sedikit, dan untuk saat ini strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Telkom Visiom cabang Blitar adalah dari mulut ke mulut. Strategi ini dipilih untuk saat ini, karena strategi tersebut sangatlah efektif untuk mendapatkan pelanggan atau pengguna dari pada strategi komunikasi pemasaran yang lainnya.

Peneliti

Septina Asri Muji Astuti Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(10)

ix

ABSTRACT SeptinaAsriMujiAstuti, 08220040

MARKETING COMMUNICATIONS STRATEGY IN PROMOTING PAY TELEVISION PRODUCT

Studies on Telkom Vision Blitar branch

Advisor: Himawan Sutanto,M.Si and Sugeng Winarno, MA +65+2 Table + attachment

Bibliography: 18 books, 9 website

Keywords: Marketing Communications, Promotion, Pay-TV Products

The study was based on the existence of pay-television phenomenon that developed rapidly in the Blitar, researchers are interested in doing this research because there has been no research on marketing communications on pay TV. What is interesting in this study were in the pay television Blitar, is one form of business that still do not quite use the media as a media marketing campaign, but already quite widespread in this area. So that researchers consider pay-television marketing communication strategies need to be investigated. As for the object of research is Telkom Vision, because Telkom Vision is the form of a successful pay-TV business to get customers in the Blitar. With the research is expected to know what kind of marketing communications strategy that is ideal for pay-TV product marketing in particular.

With looking at the background then comes the question of how marketing communications strategy Telkom Vision Blitar branch in promoting the pay television (pay tv)? And to be able to answer the formulation of the problem, the researchers used a marketing communications strategy as a method of research. Data were collected by interview and documentation techniques, interview used was guided interview questions in which the points have been prepared in advance to the informant as well as supporters. Research informants selected from decision makers and leaders of institutions that, while supporters are employees of the agencies directly involved with the process as well as marketing activities and therefore it is the Chief of informants selected branches Blitar Telkom Vision and supporters are engineers and marketing Salles Telkom Vision Blitarbranch . As for the technical validity of the data, researchers used triangulation techniques with methods of analysis of the data source field model of Miles and Huberman.

(11)

x

message to the communicant, the leadership has always emphasized for more on consultants than to the soul of the soul so that marketing messages are delivered by Salles marketing is too aggressive to offer the product. (5) channels of communication chosen by Telkom Vision Blitar branch channel of communication is personal and non - personal. (6) Management of consumers who do are after Salles every month. (7) The evaluation for marketing communications made every month. (8) Other Forms of marketing communication used are advertising, sales promotion and sales face to face.

Researcher

Septina Asri MujiAstuti

Approve,

Counselors I Counselors II

(12)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji syukur akan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, d an hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK TELEVISI BERBAYAR (PAY TV)

(Studi pada Telkom Vision cabang Blitar)

Tidak sedikit kesulitan dan rintangan yang penulis hadapi dalam menyusun skripsi ini dan tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dorongan baik secara moral maupun materiil sehingga kepada :

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

(13)

xii

3. Bapak Himawan Sutanto M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Sugeng Winarno, MA selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.

4. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang hal-hal yang terkait dalam skripsi ini, serta telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.

5. Seluruh penulis buku yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu dalam memberikan ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahan tentang segala hal yang terkandung dalam penulisan skripsi ini.

6. Kepada sahabatku Fitri Wulandari dan Isa yang telah memberikan bantuan berupa sumbangan pemikiran dan pinjaman buku-bukunya, kepada sahabatku Ata Syifayakhsalloh yang telah menjadi teman diskusi serta memberikan sumbangan pemikiran.

7. Serta kepada seluruh sahabat-sahabatku dan pihak lain yang juga turut memberikan bantuan dan belum sempat saya sebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala yang berlipat.

(14)

xiii

ini, diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Malang, 23 Agustus 2012

(15)

xiv

DAFTAR ISI

Cover ...

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas... iii

Berita Acara Bimbingan ... iv

Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... xi

Daftar Isi ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Tinjauan Pustaka ... 8

1.5.1 Pemahaman Strategi Komunikasi Pemasaran... 8

1.5.1.1 Pengertian Strategi ... 8

1.5.1.2 Pemahaman Tentang Komunikasi Pemasaran ... 9

1.5.1.2.1 Alat-Alat Promosi Dalam Komunikasi Pemasaran ... 11

1.5.1.2.2 Model-Model Komunikasi Pemasaran... 12

1.5.1.2.3 Segmentasi Pasar………. 14

(16)

xv

1.5.2.1 Sejarah Singkat Televisi……….. 15

1.5.2.2 Sejarah Umum Televisi Berbayar………... 15

1.5.2.3 Pengertian Televisi Berbayar……….. 16

1.6 Metode Penelitian……… 17

1.6.1 Pendekatan Penelitian……….. 17

1.6.2 Batasan Penelitian……… 18

1.6.3 Lokasi Penelitian……….. 18

1.6.4 Informan Penelitian……….. 18

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data………... 20

1.6.6 Teknik Keabsahan Data………... 21

1.6.7 Teknik Analisis Data………... 21

BAB II DESKRIPSI WILAYAH DAN OBJEK PENELITIAN…………... 24

A. Deskripsi Wilayah Penelitian……… 24

B. Gambaran Umum Perusahaan………... 25

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN………. 32

A. Identitas Informan………... 32

B. Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Mempromosikan Produk Televisi Berbayar Telkom Vision Cabang Blitar………. 35

BAB IV PENUTUP……… 64

1. Kesimpulan……….. 64

2. Saran……… 64 DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Alma,Buchari.2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Budiarto,Teguh dan Fandy Ciptono.1997. Pemasaran Internasional. Yogyakarta:BPFE

Burton.graeme.2011. Membincangkan Televisi Sebuah Pengantar Kajian Televisi.Yogyakarta:Jalasutra

Cangara. Hafied.1998.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada Devito, A Joseph.1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books Effendy,Uchjana,Onong. 1992. Spektrum Komunikasi. Bandung:Mandar Maju ____________________. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.

Bandung:PT Remaja Rosdakarya Kotler, Philip.1999.Marketing.Jakarta:Erlangga

Kotler, Philip dan Armstrong Gary.2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta:PT. Indeks Kelompok Gramedia

Moleong,J Lexy.2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Mulyana,Deddy.2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Oliver,Sandra.2002. Strategi Public Relations. Jakarta:Erlangga

Pawito.2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:PT LKIS Pelangi Aksara

Ruslan,Rosady.2002. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada

(18)

xvii

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.Bandung:Alfabeta

Sutisna.2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Swastha, Basu dan Irawan.2001.Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta:Liberty Offset

Sumber Non Buku :

Anonim,”gambaran umum”(http://blitarkota.go.id/index.php?p=profil&id=4). Diakses tanggal 1 agustus 2012

Desvira Dwitri, “Kriptografi pada layanan TV berbayar

(http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2011-2012/Makalah2011/Makalah-IF2091-2011-107.pdf. Diakses pada tanggal19 Juni 2012).

Anonim,”gambaran umum”(http://blitarkota.go.id/index.php?p=profil&id=4). Diakses tanggal 1 agustus 2012

Hasil Pengamatan peneliti secara tidak terstruktur, tanggal 23 februari 2012

Hasil rekap jumlah pelanggan Telkom Vision”. Dilihat tanggal 5 juli 2012 Maharani, Rismana andris dan Nugroho Panca,“Makalah Komunikasi Satelit

(DirectBroadcastsatellite(DBS)),(http://www.scribd.com/doc/4716284 7/Makalah-Direct-Broadcast-Satellite-DBS-1.Diakses tanggal 17 juli 2012).

Prasetyo Budi,”Telkom Vision raih 1 juta Pelanggan

(http://www.tribunnews.com/2012/01/18/telomvision-raih-1-juta-pelanggan. Diakses tanggal 17 Juli 2012)

(19)

1

1.1Latar belakang

Setiap hari manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi, hal ini dikarenakan tanpa adanya komunikasi, manusia tidak dapat saling berhubungan dengan satu sama lain. Oleh karena itu dengan adanya komunikasi yang efektif maka kegiatan manusia dapat berjalan dengan baik. Dan tanpa adanya komunikasi yang baik maka akan menimbulkan ketidak teraturan dalam melaksanakan aktivitasnya dimanapun dia berada.

Sedangkan untuk mewujudkan komunikasi yang efektif, diperlukannya sebuah proses komunikasi. Dimana dalam proses komunikasi, dalam buku pengantar Ilmu Komunikasi, David K. Berlo membuatkan formula komunikasi yang lebih sederhana, formula itu dikenal “SMCR” yakni: Source (pengirim), Message (pesan) , Channel (saluran – media) dan receiver (penerima),selain itu Shannon dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feed back)1 . Sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Proses komunikasi dianggap efektif apabila pesan yang disampaikan dari komunikator dapat diterima oleh komunikan dengan memberikan efek sesuai dengan harapan komunikator.

Di dalam dunia pemasaran, aktivitas yang berkaitan dengan komunikasi dan sering dilakukan adalah komunikasi pemasaran. Aktivitas ini sering dilakukan sebab, dengan komunikasi pemasaran segala macam produk barang/jasa dapat di

1

(20)

2

informasikan, dimana nantinya, efek yang diharapkan dari komunikasi pemasaran ini adalah sasaran yang dituju bisa memilih produk yang diinformasikan untuk digunakan. Sedangkan feedback yang di dapat adalah perusahaan bisa mendapatkan profit dari aktivitas komunikasi pemasaran tersebut.

Pada dasarnya tujuan dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan persuasif kepada masyarakat untuk menggunakan produk yang diinformasikan. Shimp di dalam bukunya mengungkapkan bahwa persuasif adalah usaha yang dilakukan komunikator pemasaran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen dengan cara tertentu2. Adapun Effendi mengatakan persuasi atau dalam bahasa Inggris “persuasion” berasal dari perkataan latin “persuasio” yang berarti bujukan atau rayuan3. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persuasif merupakan kegiatan untuk merubah maindseet atau sikap seseorang masyarakat.

Di dalam komunikasi pemasaran terdapat tujuan untuk mempersuasi masyarakat. Supaya kegiatan persuasif sesuai dengan hasil yang diharapkan, Pada Shimp dijelaskan ada enam perangkat untuk mempengaruhi yang digunakan dalam praktik persuasi yaitu4:

1. reciprocation adalah sebagai bagian dari proses sosialisasi dalam semua kultur, masyarakat memiliki norma yang disebut norm of reciprocity sejak masa kanak-kanak, kita belajar membalas bantuan yang kita terima dengan memberikan bantuan, merespon kebaikan dengan kebaikan pula.

2

Shimp.A Terence.2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Erlangga, hal 224

3

Effendi. Uchjana.Onong.1992. Spektrum Komunikasi. Bandung:Mandar Maju, hal 17

4

(21)

3

Dengan mengetahui hal ini, komunikator pemasaran kadangkala memberikan hadiah atau contoh produk dengan harapan bahwa pelanggan akan membalas (reciprocate) dengan membeli produk mereka kita dapat melihat hal ini dalam kasus In-store sampling produk-produk makanan di pasar swalayan.

2. Komitmen dan konsistensi, setelah individu memutuskan sebuah pilihan (komitmen), seringkali ada tendensi kuat untuk terus loyal kepada pilihan tersebut, konsistensi merupakan karakteristik manusia yang bernilai tinggi contohnya adalah pertimbangan taktik yang biasa digunakan oleh penjual mobil. Mereka membuat konsumen melakukan komitmen terhadap harga tertentu dan kemudian mengatakan bahwa mereka perlu mendapat persetujuan manajer penjualan terlebih dahulu, pada saat itu konsumen telah secara psikologis memiliki komitmen untuk membeli sebuah mobil.

3. Bukti sosial, ketika kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan kita sering melihat perilaku orang lain contoh pengembangan produk seringkali memeperluas familiarisasi atau promosinya dengan memberikan produk-produk tersebut kepada tokoh public atau para trendsetter, yang diharapkan akan memeberikan bukti sosial bagi public untuk mengadopsi perilaku yang sama.

(22)

4

5. Otoritas,sebagian besar orang dididik untuk menghormati figur yang dikenal memiliki otoritas (orang tua, guru, pelatih, dan lain-lain) oleh karenanya tidak mengejutkan jika komunikator pemasaran kadangkala menunjukkan usaha mereka kepada pihak otoritas.

6. Kelangkaan, taktik mempengaruhi ini didasarkan atas prinsip bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih diinginkan ketika ada banyak permintaan terhadap suatu item.

Berkaitan dengan pemasaran, keberadaan televisi berbayar juga memerlukan komunikasi pemasaran dalam mempromosikannya. Televisi bebayar sebenarnya sama seperti halnya dengan televisi berlangganan yaitu istilah yang digunakan pada jasa penyiaran televisi yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala, jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan kabel digital ataupun analog dan satelit5.

Saat ini di Indonesia banyak perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang memanfaatkan televisi berbayar sebagai ladang bisnis baru, tidak terkecuali dengan PT.Telkom, sebagai perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang komunikasi,untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, hiburan dan multimedia di kalangan masyarakat. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) pada pertengahan tahun 2007 telah mengembangkan layanan televisi berbayar dengan meluncurkan Telkom Vision dan dilansir dari media on-line Tribun News diberitakan bahwa Dalam kurun waktu satu tahun,televisi berbayar TelkomVision anak usaha dari PT Telkom Indonesia berhasil menggaet

5

Maharani, Rismana andris dan Nugroho Panca,“Makalah Komunikasi Satelit (Direct Broadcast satellite(DBS))

(23)

5

1 juta pelanggan hingga akhir tahun 2011,pencapaian 1 juta pelanggan TelkomVision ditandai dengan pemberian penghargaan pemecahan rekor Meseum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori perusahaan TV berbayar dengan pertumbuhan penjualan tertinggi yaitu 800 % dengan peningkatan jumlah pelanggan 1 juta pelanggan dalam kurun waktu selama satu tahun.

Penghargaan yang di dapat oleh Telkom vision ini, tidak terlepas dari keunggulan Telkom Vision yang memiliki jangkauan pemasaran sampai ke daerah-daerah seluruh Indonesia6. Berbicara soal daerah, Blitar merupakan daerah terkecil di Indonesia yang termasuk dalam jangkauan pemasaran Telkom Vision. Keberadaan televisi berbayar di sana cukup mendapat respon positif dari sebagian besar masyarakat hal itu terlihat dari data hasil rekapan jumlah pelanggan dari bulan januari sampai bulan Juni, tercatat bahwa jumlah pengguna/pelanggan televisi berbayar sudah mencapai sekitar 3847 orang7, dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengguna televisi berbayar diketahui bahwa ketertarikan masyarakat disana untuk menggunakan televisi berbayar didasarkan pada : karena sudah bosan dengan tayangan televisi konvensional yang hanya itu-itu saja tayangannya,karena suka dengan hiburan film-film korea,karena tidak mau ketinggalan dengan tetangganya (gengsi),harga televisi berbayar yang tidak semahal dahulu.

6

Prasetyo Budi,”Telkom Vision raih 1 juta Pelanggan

(http://www.tribunnews.com/2012/01/18/telomvision-raih-1-juta-pelanggan. Diakses tanggal 17 Juli 2012)

7

(24)

6

Wilayah kecil dan jumlah televisi berbayar yang cukup banyak, menjadikan tantangan tersendiri bagi Telkom Vision. Berkaitan dengan penelitian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang televisi berbayar, karena belum ada penelitian tentang komunikasi pemasaran dalam mempromosikan televisi berbayar. Yang menarik disini adalah berdasarkan hasil pengamatan peneliti secara tidak terstruktur diketahui bahwa televisi berbayar di daerah Blitar merupakan bentuk produk yang termasuk baru dan masih sedikit menggunakan media sebagai saluran promosi, akan tetapi pemasarannya sudah meluas8.

Sehingga peneliti beranggapan strategi komunikasi pemasaran dalam mempromosikan televisi berbayar perlu di teliti. Obyek penelitian ini adalah Telkom Vision karena Telkom Vision adalah salah satu perusahaan televisi berbayar yang sukses mendapatkan pelanggan terbesar di daerah Blitar. Disamping itu dengan jangkauan pemasaran yang cukup luas ini maka, Telkom Vision menarik untuk diteliti mengenai strategi komunikasi pemasarannya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui strategi komunikasi pemasaran seperti apa yang ideal untuk pemasaran suatu produk khususnya televisi berbayar.

8

(25)

7

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah : Bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran Telkom Vision cabang Blitar dalam mempromosikan produk televisi berbayar (pay TV)?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dipakai Telkom Vision cabang Blitar dalam mempromosikan produk televisi berbayar (Pay TV)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara Praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan Telkom Vision cabang Blitar dapat mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang cocok digunakan untuk promosi produknya

2. Secara Akademis

(26)

8

1.5Tinjauan Pustaka

1.5.1 Pemahaman Strategi Komunikasi Pemasaran 1.5.1.1 Pengertian Strategi

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin produknya laku terjual, akan tetapi strategi yang ditempuhnya pastilah berbeda. Berbicara tentang strategi, sebenarnya strategi adalah sebuah cara atau proses yang digunakan organisasi untuk mencapai misinya, menurut Bennett (1996) dalam buku Oliver Sandra, menyebutkan bahwa menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya9, sedangkan menurut Swastha dan Irawan, strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Beberapa perusahaan mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda jadi strategi dibuat berdasarkan suatu tujuan10. Lesser Robert Bittel juga menyebutkan “ Strategy is a fundamental plan of action that is intended to accomplish the company objective. Strategi adalah suatu rencana fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan11.

Strategi itu pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan managemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya12. Effendi dalam bukunya juga menjelaskan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

9

Oliver,Sandra.2002.Strategi Public Relations.Jakarta:Erlangga,hal 2-3 10

Swastha, Basu dan Irawan.2001.Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta:Liberty Offset,hlm 67 11

Alma,Buchari.2005.Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta,hlm 199 12

(27)

9

hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.13

Berdasarkan definisi diatas, strategi merupakan suatu usaha perusahaan yang terencana dan teratur untuk mencapai tujuan perusahaan.Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, masyarakat tidak akan mengetahui keberadaan suatu produk di pasar. Komunikasi yang efektif dapat merubah tingkah laku atau memperkuat tingkah laku yang sudah dirubah sebelumnya. Oleh karena itu komunikasi pemasaran tanpa adanya strategi yang efektif dan kondusif tidak akan dapat mencapai sasaran tujuan pemasaran.

1.5.1.2Pemahaman Tentang Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran akan lebih dimengerti definisinya bila diuraikan dua unsur pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik14.

Sedangkan dalam buku Rosady Ruslan juga dijelaskan bahwa definisi dari komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain15. Dan untuk definisi dari pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok

13

Effendi, op.cit., hal 32 14

Devito, A Joseph.1997.Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books,hal 23 15

(28)

10

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain16.

Shimp dalam bukunya juga menjelaskan bahwa pemasaran lebih umum pengertiannya dari pada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan kegiatan komunikasi dan apabila digabungkan, komunikasi pemasaran lebih memperlihatkan gabungan semua unsur dalam pemasaran merk, yang memberikan fasilitas terjadi pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya17.

Komunikasi pemasaran menurut Swastha dan Irawan dalam bukunya manajemen pemasaran modern, komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik 18.

Selain itu komunikasi pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarluaskan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produknya agar bersedia menerima, membeli dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen19.

Komunikasi yang efektif adalan penyampaian suatu pesan yang dapat merubah tingkah laku atau memperkuat tingkah laku yang sudah dirubah sebelumnya. Fungsi lain dari komunikasi adalah untuk membedakan produk yang

16

Kotler, Philip dan Armstrong Gary.2003.Manajemen Pemasaran. Jakarta:PT. Indeks Kelompok Gramedia,hal 7

17

Shimp, op.cit., hal 4 18

Swastha dan Irawan, op.cit., hal 345 19

(29)

11

ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, selain juga menginformasikan, membujuk, mengingatkan, menawarkan sarana pertukaran itu sendiri, juga sebagai saran pengantar nilai-nilai sosial kepada masyarakat.

Di dalam komunikasi khususnya dalam komunikasi pemasaran tidak adanya strategi yang efektif dan kondusif maka suatu pemasaran tidak akan mencapai tujuannya, sebab pemasaran adalah suatu kegiatan yang akan membawa keuntungan bagi perusahaan, maka dari itu sebagai sebuah usaha untuk mencapai hasil-hasil itu diperlukanya suatu strategi. Oleh karena itu dapat dikatakan pula bahwa strategi komunikasi dalam pemasaran adalah serangkaian rancangan usaha yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menembus segmen pasar suatu perusahaan.

1.5.1.2.1 Alat-Alat Promosi Dalam Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran harus direncanakan sebaik mungkin, supaya proses komunikasi dapat berjalan secara efektif dengan biaya yang cukup efisien. Dalam prosesnya, komunikasi pemasaran memerlukan alat-alat promosi, dimana pada buku Sutisna disebutkan, alat-alat promosi dalam komunkasi pemasaran adalah sebagai berikut20:

a. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan layanan masyarakat, biasanya menggunakan ruang khusus yang gratis, atau walaupun harus membayar tapi dengan jumlah sedikit.

20

(30)

12

b. Promosi Penjualan merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh pemasar dan upaya pemasaran melalui promosi penjualan dilakukan dalam jangka pendek

c. Penjualan Tatap Muka adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung, dimana keunggulannya adalah penjualan tatap muka melibatkan komunikasi langsung dengan konsumen sehingga lebih sering bisa membujuk daripada periklanan publisitas

d. Hubungan Masyarakat adalah metode untuk berkomunikasi dengan constituent organisasi. Pada kenyataannya baik disadari atau tidak disadari setiap organisasi mempunyai kegiatan hubungan masyarakat

1.5.1.2.2 Model-Model Komunikasi Pemasaran

Dalam Sutisna, disebutkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar21. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Karena dengan mengkomunikasikan produknya konsumen akan tahu bahwa produk tersebut sudah ada dipasaran.

Untuk melakukan suatu komunikasi pemasaran dibutuhkan perhitungan yang hati-hati karena kegiatan ini menggunakan biaya yang

21

(31)

13

cukup banyak. Ini dilakukan untuk menghindari kerugian yang akan dialami oleh perusahaan apabila salah dalam melakukan komunikasi pemasaran yang salah. Model komunikasi pemasaran tidak jauh berbeda dengan model komunikasi yang telah dibahas sebelumnya. Gambar di bawah ini merupakan model komunikasi pemasaran yang berkembang dikalangan masyarakat :

Gambar 2.4. Model Komunikasi Pemasaran 22

Penjelasan dari masing-masing unsur model Komunikasi Pemasaran adalah sebagai berikut23 :

(32)

14

1)Sumber : pertama kali pesan komunikasi datang dari sumber. Dalam model komunikasi pemasaran sumber dari proses tersebut adalah pemasar.

2)Encoding : Dalam proses ini pemasar menentukan bagaimana bagaimana pesan itu disusun oleh agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh penerima (konsumen).

3)Transmisi: transmisi merupakan proses penyampaian pesan terhadap konsumen. Dalam proses in dititik beratkan pada media apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan.

4)Decoding: proses ini adalah bagaiman konsumen menginterpretasikan pesan yang diberikan oleh pemasar mengenai produk yang dipasarkan.

5)Tindakan : proses ini merupakan lanjutan dari proses decoding. Pada tahapan ini konsumen akan memberikan respon dari apa yang dipikirkan . 1.5.1.2.3 SEGMENTASI PASAR

(33)

15

membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk-produk dan atau bauran pemasaran tersendiri24. Dimana dalam menyusun segmentasi pasar kita harus mengamati beberapa variabel-variabel seperti geografi, demografi, psikografi dan behavioristik25.

1.5.2. Pemahaman Tentang Pay Televisi 1.5.2.1 Sejarah Singkat Televisi

Secara institusional, terdapat pergeseran dari monopoli BBC (1936 hingga 1954) menuju duopoli dengan televisi komersial (ITV) sejak 1954 hingga 1980-an, dan selanjutnya menuju pelipatgandaan provider yang ditengarai dengan hadirnya Channel 4 pada tahun 1982 dan SkyTV pada 1984, dan akhirnya diperkuat oleh hadirnya televisi digital pada tahun 1999 26.

1.5.2.2 Sejarah Umum Televisi Berbayar (pay TV)

Dimulai saat Zenith meneliti kemungkinan adanya televisi berlangganan ketika televisi sendiri masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Pada tahun 1940-an, Zenith memperkenalkan sebuah sistem televisi berbayar yang diberi nama Phonevision(mdr 0815) yang melayani pemutaran film-film dengan pemesanan melalui pesawat telepon. Awalnya televisi berlangganan sering diidentikkan dengan televisi kabel, karena bermula pada 1948 ketika warga Pennsylvania, Amerika Serikat kesulitan menerima siaran televisi karena terhalang perbukitan. Untuk mengatasi masalah ini,

(34)

16

warga setempat memasang antenna untuk menangkap sinyal UHF yang dipakai dalam penyiaran program kemudian menarik kabel dari antenna tersebut dan memasangnya ke rumah-rumah.

Pada tahun 1972, HBO (Home Box Office) muncul dan memikat hati banyak kalangan dan tertentu saja dengan kemunculannya ini mata rantai televisi berlangganan makin kuat. Belum lagi tuntutan dan kebutuhan akan hiburan yang makin besar, membuat satelit pada era 1980-an menjadi primadona bagi perkembangan televisi berlangganan selanjutnya, Sebut saja sistem DBS (direct broadcast satellite) yang banyak diaplikasikan di berbagai Negara. Sejarah dan perkembangan televisi berlangganan di Amerika memberikan peluang bagi terbukanya lahan komersial ini diwilayah lain seperti Eropa, Asia dan Australia. Untuk kawasan regional Asia, Jepang pada tahun 1984 memperkenalkan sistem DBS (direct Broadcast Satellite) yang pada akhirnya dipakai dalam industri televisi berlangganan27.

1.5.2.3 Pengertian Televisi Berbayar

Televisi Berbayar (pay TV) adalah layanan televisi berbayar yang disediakan oleh perusahaan tertentu yang siarannya hanya dapat dinikmati oleh pelanggan yang merupakan anggota dari layanan tersebut, dengan kata lain hanya diperuntukkan untuk pelanggan yang telah membayar. Pada umumnya, siaran pada televisi berbayar dipancarkan secara broadcast, namun hanya pelanggan yang membayarlah yang dapat menangkap siaran tersebut. Hal ini disebabkan sinyal broadcast yang dipancarkan telah dienkripsi dengan kunci

27

Desvira Dwitri, “Kriptografi pada layanan TV berbayar

(35)

17

yang unik. Untuk mengantisipasi siaran ini tidak dapat dinikmati oleh orang yang tidak memiliki hak, maka setiap pelanggan diberikan smart card yang mengandung kunci privat yang unik dalam konteks algoritma kriptografi kunci-kunci public.

Selain itu , pelanggan juga diberikan sebuah card reader yang dipasang pada pesawat televisi yang nantinya berfungsi untuk membaca smard card. Setelah itu, pelanggan akan diberikan kunci simetri dalam bentuk terenkripsi dengan menggunakan kunci public pelanggan. Selanjutnya, smart card yang dimiliki oleh pelanggan akan mendeskripsi kunci simetri dengan kunci privat. Pada akhirnya kunci simetri yang telah didapatkan akan digunakan untuk mendeskripsi siaran Pay TV yang telah di broadcast. Berbicara mengenai layanan televisi ini, dalam perkembangannya bisa dikatakan cukup pesat, Di Indonesia sendiri Pay Tv merupakan hal yang tidak asing lagi. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kemunculannya pertama kali televisi berbayar.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan Penelitian

(36)

18

dari wawancara yang di dapat dari informan, dengan cara mendeskripsikannya kalimat per kalimat,guna mendapatkan hasil yang valid data.

1.6.2 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tentang strategi komunikasi pemasaran dalam mempromosikan televisi berbayar pada salah satu instansi cabang yang bergerak dibidang usaha televisi berbayar di daerah Blitar. Hal ini di karenakan televisi berbayar di daerah Blitar merupakan sesuatu hal yang tergolong baru, dan media promosi yang digunakan masih cukup sedikit.

1.6.3 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini mengambil lokasi Telkom Vision Cabang Blitar, yang kantornya masih bergabung menjadi satu dengan PT.Telkom Kandatel Blitar dengan alamat Jl.A.Yani No 10 Kota Blitar

1.6.4 Informan Penelitian

Informan merupakan seseorang yang memiliki informasi banyak mengenai objek yang sedang diteliti. Dimana menurut Licoln dan Guba (1985) menyebutkan bahwa kegunaan informan ini adalah membantu agar secepatnya dan seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi28. Sedangkan Bogdan dan Biklen (1981) juga berpendapat bahwa informan dimanfaatkan untuk berbicara,bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya29.

Lalu di antara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci, dimana narasumber ini adalah seseorang atau beberapa orang

28

Moleong,J Lexy.2000.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja Rosdakarya,hal 90 29

(37)

19

yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut. Dan untuk penentuan informan, peneliti menentukan informan sebagai berikut:

1.Kepala Cabang, dimana kepala cabang ini dipilih karena kepala cabang adalah orang yang memunculkan ide dalam penentuan strategi komunikasi untuk memasarkan produk televisi berbayar ini serta ikut juga membantu dalam menjalankan fungsi pemasaran. Jadi dari sini diharapkan data yang didapatkan bisa valid

2.Teknisi Lapang, hal ini dikarenakan, teknisi lapang ikut serta membantu dalam menjalankan fungsi pemasaran serta mempunyai jam kerja yang lebih tinggi, sebab berhubungan langsung pada pelayanan terhadap pelanggan yang berimbas langsung pada proses pemasaran televisi berbayar ini.

3.Selles marketing, Salles marketing ini dipilih karena, salles marketing terlibat langsung dan bertanggung jawab penuh dalam memasarkan produk televisi berbayar ini, kepada masyarkat dan untuk kriteria salles ini, peneliti memilih salles marketing dengan masa kerja yang minimal satu tahun, hal tersebut dilakukan karena dengan masa kerja yang tergolong cukup ini, diharapkan supaya mendapatkan data yang valid.

(38)

20

dinilai baik untuk diteliti. Jadi, penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan saat peneliti memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung30.

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode dan prosedur pengumpulan data dilakukan melalui:

Wawancara

Menurut Licoln dan Guba (1985) dalam Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertannyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertannyaan itu. Maksud mengadakan wawancara antara lain adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan.

Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu memproyeksikan kebulatan-kebulatan untuk dialami pada masa akan datang,memverivikasi,mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pegecekan anggota 31

Sedangkan Esterberg (2002) mendefinisikan interview atau wawancara adalah ”a meeting of to persons to exchange information

30

Ibid., hal 219 31

(39)

21

and idea through question and responses, resulting in communication

and joint construction of meaning about of particular topic”.

Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab , sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu 32.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dimana dari wawancara ini data yang ingin saya gali adalah saya ingin mengetahui secara mendalam tentang strategi komunikasi pemasaran Telkom Vision cabang Blitar dalam mempromosikan televisi berbayarnya. 1.6.6 Teknik Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data dari penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Dimana teknik ini dilakukan peneliti, dengan cara membandingkan hasil wawancara antara satu sumber dengan sumber yang lainnya.

1.6.7 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selasai pengumpulan data dalam periode tertentu. Untuk proses analisis data, saya melakukannya setelah menyajikan data yang peneliti dapat, dari hasil wawancara yang saya

32

(40)

22

lakukan,sedangkan untuk analisis tersebut,saya menggunakan metode analisis data lapangan model Miles dan Hubermann. Model kerja metode analisis ini adalah dilakukan analisis terhadap hasil wawancara. Bila jawaban hasil wawancara dianggap belum cukup maka dilanjutkan dengan pertanyaan lagi sampai data dianggap kredibel. Dalam metode analisis model Miles dan Hubermann ini memiliki beberapa tahapan dalam metode analisis data. Tahapan tersebut meliputi:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum data yang dimana pada tahapan ini peneliti memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Fungsi reduksi data ini adalah untuk memberikan gambaran umum yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b.Penyajian Data

(41)

23

penyajian data dalam bentuk grafik, matrik, network (jaringan kerja) dan chart.

c. Penarikan Kesimpulan/ Verification

Gambar

Gambar 2.4. Model Komunikasi Pemasaran 22

Referensi

Dokumen terkait