• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembelajaran puisi terhadap karakter siswa Kelas VII di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani Rajeg, Tangerang Tahun Ajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pembelajaran puisi terhadap karakter siswa Kelas VII di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani Rajeg, Tangerang Tahun Ajaran 2013/2014"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN PUISI

TERHADAP KARAKTER SISWA KELAS VII

Di SMP ISLAM ANUGERAH HIDAYAT PUTRA (AYATRA)

SUKATANI RAJEG, TANGERANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Juprihatin

NIM 1811013000006

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Juprihatin

Tempat/Tgl. Lahir : Tangerang, 27 Februari 1973 NIM : 1811013000006

Jurusan / Prodi : PBSI DMS

Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Puisi Terhadap Pendidikan Karakter Siswa Di SMP Islam Ayatra Rajeg Tangerang.

Dosen Pembimbing : 1. Drs. Jamal D. Rahman, M.Hum

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Mahasiswa Ybs.

(6)

i

Karakter Siswa Kelas VII di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani, Rajeg, Tangerang Tahun Ajaran 2013/2014

Pembentukan karakter dapat diupayakan melalui proses pembelajaran. Secara umum, proses pembelajaran ditujukan untuk suatu kompetensi tertentu, yang seringkali agak mengabaikan pembentukan karakter. Karakter ternyata tidak hanya sebagai suatu sifat bawaan, tetapi dapat diupayakan melalui suatu tindakan secara berulang dan rutin. Oleh karena itu perlu diupayakan cara-cara pembentukan karakter melalui proses pembelajaran.

Pembelajaran puisi sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk penanaman dan pembentukan karakter peserta didik. Penanaman Karakter yang dimaksud adalah, menanamkan nilai-nilai universal untuk mencapai kematangan karakter melalui penanaman cinta kasih baik dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran puisi dengan karakter siswa di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani, Rajeg - Tangerang.

Hipotesis yang diajukan adalah semakin baik pembelajaran puisi maka semakin baik pula karakter siswa. Demikian pula sebaliknya semakin kurang pembelajaran puisi, maka semakin kurang pula karakter siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif, yang berupaya mengungkap data apa adanya. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan angket, serta studi dokumentasi untuk memperoleh data tentang karakter siswa. Data hasil penelitian dianalisis dengan logika dan statistik.

(7)

ii

ABSTRACT

Juprihatin, NIM 1811013000006, Learning Effect of Poetry Against Character Grade VII in Islamic Junior Award Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani, Rajeg Academic Year 2013/2014

The formation of the character can be pursued through the learning process. In general, the learning process is aimed at a specific competencies, which are often rather ignore the formation of character. The character was not only as a trait, but can be pursued through an action repeatedly and regularly. Therefore, it is necessary ways of character formation through the learning process.

Learning poetry as one of the efforts made for the establishment and formation of the character of learners. Planting character in question is, instill universal values to achieve maturity of character through the planting of good love in the family, school, and community.

This study aims: 1) to determine whether there is influence between learning poetry by students in junior Islamic character Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani, Rajeg - Tangerang.

The hypothesis is the better learning poetry the better the character of students. Vice versa the less learning poetry, the less is also the character of students. This research was conducted by using a quantitative method, which seeks to uncover the data is. While the research techniques used were observation, interviews and questionnaires, and documentation study to obtain data about the character of students. The data were analyzed with logic and statistics.

The results showed that the influence of students' learning poetry by characters on Indonesian subjects showed a positive and significant effect of the correlation value 0,812. And levels of influence in the percentage of 65.9%, the remaining 34.1% is influenced by other factors, in this case shows that the hypothesis is accepted with confidence.

(8)

iii

dapat menyelesaikan penenlitian ini dengan baik, walaupun pada akhirnya masih banyak kekurangan. Shalawat teriring salam semoga tercurah atas baginda Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabatnya, serta umat Islam hingga akhir zaman.

Adapun penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat menempuh ujian akhir Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan penuh kesadaran dan perasaan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nurlena Rifai, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Dra. Mahmudah Zakaria, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Drs. Jamal D. Rahman, MA., selaku Dosen Pembimbing.

5. Bapak H. Zuhrotul Tamami, selaku Pimpinan Yayasan Pendidikan Anugerah Hidayat Putra (AYATRA).

6. Ibu Hanipah, S.Kom, selaku Kepala SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA)

7. Istri tercinta yang telah memberikan dukungan moril.

8. Anak-anakku tercinta yang telah memberikan semangat tersendiri.

(9)

iv

Harap besar penulis, semoga skripsi ini bermanfaat meskipun penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, khususnya bagi mahasiswa yang akan melakukan penyususnan skripsi sebagai bahan referensi.

Tangerang, Januari 2015

(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURTA PERNYATANA KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PEMBELAJARAN PUISI A. Deskripsi Teori tentang Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Puisi ... 7

1. Hakikat Pendidikan ... 7

2. Pengertian Karakter ... 11

3. Pengertian Pendidikan Karakter ... 12

(11)

vi

5. Pengaruh Pendidikan Karakter Siswa ... 15

a. Keluarga ... 15

b. Sekolah ... 17

c. Masyarakat ... 18

6. Pembelajaran ... 19

7. Puisi ... 19

8. Pembelajaran Puisi ... 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Metode Peneltian ... 23

1. Metode Penelitian ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 24

D. Teknik Penarikan Sampel ... 24

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 24

1. Observasi ... 25

2. Wawancara... 25

3. Angket ... 25

4. Dokumentasi ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 26

1. Analisa Variabel Pembelajaran Puisi ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) 30 1. Keadaan Siswa ... 33

2. Sarana dan Prasarana ... 33

3. Deskripsi Karekteristik Responden ... 34

(12)

vii

3. Analisa Variabel Karakter Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 45 4. Pengaruh Pembelajaran Puisi Terhadap Karakter Siswa

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 52 D. Keterbatasan Penelitian ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 56 B. Implikasi ... 57 C. Saran-saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA

(13)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel. 1 Data dewan guru SMP Islam Hidayat Putra (AYATRA) ... 31

2. Tabel. 2 Sarana SMP Islam Hidayat Putra (AYATRA) ... 32

3. Tabel. 3 Prasarana SMP Islam Hidayat Putra (AYATRA) ... 33

4. Tabel. 4 Data Karakteristik responden SMP Islam Hidayat Putra (AYATRA) ... 33

5. Tabel. 5 Konversi nilai angket Variabel X ... 35

6. Tabel. 6 Distribusi Frekuensi relatif (prosentase) Variabel X ... 38

7. Tabel. 7 Distribusi Frekuensi Skor Variabel X ... 38

8. Tabel. 8 Penghitungan Standar Deviasi Variabel X ... 41

9. Tabel. 9 Distribusi dan Ekspektasi Variabel X ... 42

10. Tabel. 10 Data tentang Karakter Siswa ... 43

11. Tabel. 11 Distribusi Frekuensi relatif (prosentase) Variabel Y ... 46

12. Tabel. 12 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Y ... 46

13. Tabel. 13 Penghitungan Standar Deviasi Variabel Y ... 49

14. Tabel. 14 Distribusi dan Ekspektasi Variabel Y ... 49

(14)

ix

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia adalah komponen penting yang erat dan tidak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia. Kualitas sebuah bangsa dan peradaban ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Ia menjadi bagian penting sebab dengan pendidikan, manusia mampu mengembangkan nalar berpikirnya sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kemampuan teknis atau pun non-teknis lainnya.

Salah satu aspek penting proses pendidikan adalah membangun karakter anak didik. Karakter merupakan standar atau norma dan sistem nilai yang terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Karakter diri dilandasi nilai-nilai luhur, yang pada akhirnya terwujud di dalam perilaku.

Oleh karena itu, pendidikan yang mengembangkan karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa membantu mengembangkan sikap etika, moral, dan tanggung jawab. Hal itu merupakan usaha intensional dan proaktif dari sekolah, masyarakat dan negara untuk mengisi pola pikir dasar anak didik, yaitu nilai-nilai etika seperti menghargai diri sendiri dan orang lain, sikap bertanggung jawab, rasa empati, toleransi, disiplin, dan sebagainya.

Pembentukan karakter dapat diupayakan melalui proses pembelajaran. Secara umum, proses pembelajaran ditujukan untuk suatu kompetensi tertentu, yang seringkali agak mengabaikan pembentukan karakter. Karakter ternyata tidak hanya sebagai suatu sifat bawaan, tetapi dapat diupayakan melalui suatu tindakan secara berulang dan rutin. Oleh karena itu perlu diupayakan cara-cara pembentukan karakter melalui proses pembelajaran.

(16)

generasi dengan kepribadian yang unggul dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran puisi sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk penanaman dan pembentukan karakter peserta didik. Penanaman Karakter yang dimaksud adalah, menanamkan nilai-nilai universal untuk mencapai kematangan karakter melalui penanaman cinta kasih baik dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran adalah proses interaksi guru/pendidik dengan anak didik/siswa. Pendidik dan guru berperan sebagai berperan sebagai model pengembang karakter dengan membuat penilaian dan keputusan profesional yang didasarkan pada kebijakan sosial dan moral.

Nilai-nilai yang diajarkan dalam pendidikan seharusnya menjadi dasar dari kurikulum sekolah yang bertujuan mengembangkan secara berkesinambungan dan sistematis, di samping nilai tersebut diintegrasikan dalam kurikulum, juga yang tidak kalah penting adalah role model yang baik dalam masyarakat untuk memberikan contoh dan mendorong sifat baik tertentu atau ciri-ciri karakter yang diinginkan, seperti kejujuran, kesopanan, keberanian, ketekunan, kesetiaan, pengendalian diri, simpati, toleransi, keadilan, menghormati harga diri individu, tanggung jawab untuk kebaikan umum.

Dalam proses pembelajaran berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional paling tidak terdapat empat faktor yang mendukung mengapa pendidikan karakter dibutuhkan.

(17)

3

mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat.

Kedua, tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitik beratkan pada penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sebagai isyarat bahwa pengembangan pendidikan karakter bangsa bersumber dari kesadaran beragama.

Ketiga, strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada 4 (empat) pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be),

dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together).

Ada beberapa alasan penting mengapa pendidikan karakter perlu dibangun melalui proses pembelajaran khususnya pembelajaran puisi dan kebudayaan, antara lain:

Pertama, pendidikan karakter dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman budaya, baik adat istiadat maupun keragaman seni sekaligus penguatan dalam kebudayaan daerah yaitu lantunan mantra, tembang-tembang daerah dan sejenisnya yang dibawakan pada acara tertentu merupakan tradisi kuno masyarakat Indonesia.

Kedua, pendidikan karakter pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran puisi menjadi penting karena pembelajaran puisi memang memperoleh tempat yang fundamental dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pada saat yang sama pendidikan karakter dapat memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara, sekaligus menunjukkan bahwa puisi dan bentuk-bentuk kesusastraan lainnya di Indonesia tidak terpisahkan dari denyut nadi pendidikan dan kehidupan bangsa, yang dapat menjadi penyeimbang dan pengendali agar masyarakat atau bangsa Indonesia tidak menjadi sekuler.

(18)

B. Identifikasi Masalah

Keberhasilan pendidikan nasional secara keseluruhan tidak terlepas dari peranan seluruh elemen pendidikan, dengan meningkatnya mutu pendidikan yang berkarakter maka peningkatan sumber daya manusia akan dapat menopang keberhasilan pembangunan. Peranan pendidikan merupakan hal penting bagi proses peningkatan kemampuan dan pembentukan karakter bangsa.

Peningkatan mutu pendidikan yang dimaksud adalah peningkatan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini upaya penanaman pendidikan karakter pada proses pembelajaran yang lebih baik, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter. 2. Masih rendahnya kualitas pendidikan di masyarakat khususnya pendidikan

karakter.

3. Pendidikan yang menghasilkan generasi yang ahli dalam pengetahuan sains dan teknologi tetapi tidak memiliki kepribadian yang unggul.

4. Kurangnya pemahaman guru dalam upaya penanaman karakter dalam proses pembelajaran.

5. Pembelajaran puisi pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu upaya penanaman dan pembentukan karakter peserta didik/siswa.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani, Rajeg, Tangerang dengan

(19)

5

Adapun yang dimaksud dengan variabel pada penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas (Independent Variable) adalah Pembelajaran puisi. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah Karakter siswa.

Penelitian penulis ditujukan kepada 30 siswa (tahun pelajaran 2013-2014) sebagai tolak ukur ketercapaian siswa dalam pendidikan karakter melalui pembelajaran puisi.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran puisi berpengaruh terhadap karakter siswa ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran puisi terhadap pendidikan karakter siswa.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap perkembangan pendidikan kesusasteraan Indonesia, khususnya puisi. Harapan besar penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan puisi, khususnya dalam pembelajaran puisi di sekolah-sekolah.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis

Bagi bidang keilmuan diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu bahasa dan sastra, sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya, khususnya kajian puisi.

(20)

Harapan penulis, semoga penelitian ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat. Terutama bermanfaat bagi warga sekolah, yaitu:

a. Pendidik

Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Sukatani, Rajeg, Tangerang untuk menyadari bahwa pentingnya pembelajaran puisi dalam peningkatan pendidikan karakter dalam mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar yang diinginkan.

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memaknai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran puisi terutama yang berhubungan dengan pendidikan karakter.

b. Peserta didik

(21)

7

BAB II

PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN

PEMBELAJARAN PUISI

A. Deskripsi Teori tentang Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Puisi

1. Hakikat Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan karakter berasal dari dua kata yaitu Pendidikan dan Karakter. Untuk lebih jelasnya penulis akan mendefinisikan pendidikan yang bersumber dari para ahli.

Pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran

"kan" mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogos, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan.1 Menurut Ahmad D.Marimba yang dikutip oleh Ramayulis, mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.2

John Dewey tokoh pendidikan terkemuka yang dikutip oleh Azyumardi Azra, menyatakan bahwa pendidikan adalah “Proses pembentukan kecakapan fundamental serta intelektual dan emosional kearah alam sesama manusia”.3

1

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), Cet. Ke-9h. 30

2Ibid,

h. 31

3

(22)

Sedangkan Hasan Langgulung memandang pendidikan sebagai upaya merubah dan memindahkan nilai budaya kepada setiap individu dalam masyarakat yang dilakukan melalui proses tertentu.4

Pandangan di atas memberi pengertian bahwa, tema al-tarbiyah mencakup semua aspek pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, baik yang mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah, secara harmonis dan integral.

Dari batasan ini, memberikan makna bahwa tugas pendidikan dalam Islam adalah merupakan upaya menyampaikan sesuatu nilai (ilmu pengetahuan) kepada peserta didik, agar memahami dan melaksanakan nilai yang diberikan.

Artinya: “Al-tarbiyah (pendidikan) merupakan proses aktualisasi sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan terencana sampai pada batas kesempurnaan (kedewasaan)”.5

Rujukan di atas, memberikan nuansa bahwa penekanan pendidikan Islam (al-tarbiyah) merupakan upaya aktualisasi (al-insya’). Asumsi ini melihat bahwa manusia lahir telah membawa seperangkat potensinya yang hanif. Potensi tersebut meliputi potensi beragama, intelektual, sosial, merasa, ekonomi, keluarga, dan lain sebagainya. Untuk itu, tugas pendidikan dalam Islam adalah mengembangkan dan menginternalisasi sesuatu hal nilai yang telah ada pada diri peserta didik, sehingga potensi tersebut bersifat aktif dan dinamis.6

Secara istilah al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa pendidikan, khususnya dalam pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.7

4

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 86

5Ibid

., h. 88-89

6Ibid,

h. 89

7

(23)

9

Zakiah Daradjat, dkk, merumuskan pengertian pendidikan Islam sebagai berikut:

a. Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

b. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam

c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.8

Ali Asraf dalam bukunya Horison Baru Pendidikan Islam mengemukakan

bahwa pendidikan Islam adalah; “Pendidikan yang melatih siswa sedemikian rupa

sehingga dalam prilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan mereka diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam

dirasakan”.9

Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas berarti pendidikan adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik utuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati

8

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-3, h. 86

9

(24)

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 yang dikutip oleh Anas Salahudin bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.11

Dari uraian di atas menunjukan bahwa, tujuan pendidikan ialah agar manusia dapat mengetahui dan menetapkan batasan antara yang baik dengan yang buruk dan dengan menetapkan sesuatu pada proporsinya yang sebenar-benarnya, sehingga kita diharapkan dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik, indah, mulia dan terpuji serta dapat menghindari atau meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk, hina, jelek dan tercela.

Menurut rumusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa secara umum, arti karakter adalah karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain.12

Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Sebenarnya, amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

10Ibid

., h. 23

11

Anas Salahudin, Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakater (Bandung: Pustaka Setia, ), Cet. Ke-1, hal. 41

12Ibid.,

(25)

11

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

2. Pengertian Karakter

Menurut Muchlas Samani, bahwa karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya.13

Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun bertindak.14

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dikutip oleh Muchlas Samani, karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.15 Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.

Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani dan Latin, Charakter berasal darai kata Charassein yang artinya mengukir corak yang tetap dan tidak

13

Muchlas Samani, Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. Ke-3, hal. 41

14Ibid.,

hal. 42

15Ibid.,

(26)

terhapuskan.16 Watak atau karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain. Sebagaimana pendapat Yaumi yang dikutip oleh Daryanto, bahwa karakter menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik.17

Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut di atas maka karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pengertian Pendidikan Karakter

Dari uraian di atas tentang pengertian pendidikan dan pengertian karakter, maka pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good charakter) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya.18

Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berprilaku sebagai insan kamil.

4. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Adapun tujuan dari pendidikan karakter yang sesungguhnya jika dihubungkan dengan falsafah Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Sesuai dengan fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

16

Daryanto, Suryatri darmiatun, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

(Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet. Ke-1, hal. 9

17

Ibid., hal. 9

18Ibid.,

(27)

13

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidkan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.19

Adapun fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik, dan

berperilaku baik”.

b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik.

c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Kemudian, ruang lingkup atau sasaran dari pendidikan karakter adalah: a. Satuan Pendidikan

b. Keluarga c. Masyarakat 20

Dalam pendidikan Islam, Pendidikan karakter siswa tidak terlepas dari pendidikan akhlak peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara dan pendekatan yang tepat. Diantara cara yang ditempuh untuk mendidik karakter ini, menurut beberapa ahli ilmu adalah,

b. Al-Ghazali yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, dalam buku alam Pikiran al-Ghazali mengenai pendidik dan ilmu, menyebutkan:

1) Melalui pembiasaan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Karena pada dasarnya manusia dapat menerima segala pembentukan

19

Ibid., hal. 44

20

(28)

melalui pembiasaan yaitu dengan cara melatih jiwa tingkah laku yang mulia.

2) Melalui keteladanan. Untuk menanamkan sopan santun maka diperlukan pembinaan contoh teladan yang baik dan nyata agar dapat diterima anak didik.

3) Melalui paksaan yang kelama-lamaan tidak lagi terasa dipaksa.21

c. Mahmud Yunus dalam bukunya “Sejarah Pendidikan Islam”, menyebutkan bahwa pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu:

1) Jalan-jalan pendorong dan penarik

a) Contoh , teladan dan ikutan yang baik bagi anak. b) Lingkungan dan pergaulan anak

c) Memberi penghargaan bagi anak yang berakhlak baik. d) Memberi nasehat dengan lemah lembut.

e) Menarik hati anak-anak untuk berbuat baik dan berakhlak baik. 2) Jalan-jalan pencegahan.

a) Mengambil pelajaran dari orang lain yang disebut dalam sejarah, cerita dalam kejadian sehari-hari.

b) Bermacam-macam hukuman bila terpaksa oleh keadaan, serta berhati-hati dalam melaksanakan hukuman itu.22

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidik berupaya membiasakan anak didik untuk melakukan perbuatan atau tingkah laku yang terpuji. Di samping itu pendidik dapat mengarahkan mereka untuk bersedia mengikuti tingkah laku positif baik dari contoh teladan dari pendidik maupun contoh sejarah serta hukuman bagi yang melanggar aturan.

21

Fathiyah Hasan Sulaiman, Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan Dan Ilmu, alih Bahasa Herry Nor Ali, (Bandung: VC. Diponegoro, 1986), Cet. Ke-1, h. 70-79

22

(29)

15

5. Pengaruh Pendidikan Karakter Siswa

Secara umum, menurut Hadari Nawawi, yang bertanggung jawab atas maju mundurnya pendidikan, termasuk pendidikan karakter adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiganya merupakan suatu kesatuan yang utuh saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

a. Keluarga

Pengaruh keluarga dalam hal ini adalah orang tua yang memiliki tugas utama memberikan pendidikan, terutama pendidikan agama kepada anak, yaitu sejak anak masih dalam kandungan sampai mereka dewasa. Sebagaimana dalam Hadits Nabi SAW.23

Artinya: “ Dari “alai’ dari bapaknya dari abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah SAW., bersabda:” setiap orang dilahirkan ibunya atas dasar fitrah (potensi dasar untuk beragama), maka setelah itu orang tuanya yang membawa

dia beragama nasrani dan majusi , maka apabila orang tuanya beragama Islam,

anaknya menjadi muslim pula”. (Hadits Riwayat Muslim).24

Oleh karena itu, orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar atas terselengganya pendidikan, karena pengaruh orang tualah pendidikan anak dapat terselenggara.25

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang paling awal dan sangat mempengaruhi perkembangan anak.26 Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat, tiada masyarakat jika tiada keluarga. Keluarga adalah suatu tempat

23

Nur Uhbiyati, Op. Cit., h. 220

24

Abu Husein bin al-Hajaj al-Qusyairi, Shahih Muslim, (Singapura Penang: Sulaiman Marai, tt) Juz II, h. 489.

25Ibid

(30)

dimana anak-anak itu di didik, diarahkan agar menjadi anak yang mempunyai arti dalam hidupnya.27Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Mereka menginginkan anak yang dilahirkan itu kelak menjadi orang yang sehat, kuat, berketrampilan, cerdas, pandai dan beriman. Dalam taraf yang sederhana, orang tua tidak menginginkan anaknya lemah, sakit-sakitan, penganggur, bodoh dan nakal.28

Untuk mencapai tujuan itu, orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Kaidah ini ditetapkan secara kodrati: artinya orang tua tidak dapat berbuat lain, mereka harus menempati posisi itu dalam keadaan bagaimanapun juga. Mengapa? Karena mereka ditakdirkan menjadi orang tua bagi anak yang mereka lahirkan. Oleh sebab itu, mau tidak mau mereka harus menjadi penanggung jawab pertama dan utama.29

Orang tua adalah pendidik pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, artinya pendidikan tersebut yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu.30

Hal lain, yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan bercerita kepada anak-anak mereka, sebab ini merupakan salah satu faktor pendidikan yang bersifat intelektual dan amat berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai akidah dan moralitas serta sifat humanisme yang benar.31

Dari hal tersebut di atas, mungkin bermanfaat bagi orang tua dalam menjalankan peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama, demi pembentukan kepribadian anak pada masa yang akan datang.

26

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji RI, Pegangan Orang Tua, (Jakarta, 2002), h. 1

27

BP-4 Pusat, Modul Keluarga Bahagia Sejahtera, (Jakarta, 1998), h. 146

28

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 3., h. 155

29Ibid

., h. 155

30

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 67.

31

(31)

17

b. Sekolah

Secara sederhana, sekolah merupakan lembaga pendidikan tempat peserta didik melakukan interaksi proses belajar mengajar (menurut tingkatan/ jurusan tertentu) secara formal. Batasan ini memberikan suatu nilai-nilai dari suatu kebudayaan kepada peserta didik secara terarah dan memiliki tujuan.32

Sekolah merupakan sarana transformasi kebudayaan suatu kebudayaan suatu masyarakat yang eksistensinya hanya merupakan sub kultur dari totalitas kebudayaan manusia. Kondisi ini menjadikan sekolah lembaga yang paling besar pengaruhnya dalam proses dinamika budaya manusia. Hal ini setidaknya disebabkan tiga faktor, yaitu:

1) Sekolah merupakan tempat berkumpulnya peserta didik, yang berasal dari berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dalam hal ini, sekolah berfungsi untuk mengakumulasi berbagai bentuk latar belakang kebudayaan peserta didik, dalam suatu sistem kebudayaan. 2) Eksistensi sekolah merupakan miniature untuk melihat sejauh mana

maju mundurnya peradaban suatu Negara.

3) Sekolah juga merupakan tempat dimana peserta didik menerima berbagai macam bentuk keterampilan yang secara pragmatis dapat dipergunakan dalam kehidupannya. Dilain pihak, sekolah juga merupakan tempat penumbuhan nilai moralitas religius. Dengan nilai tersebut, diharapkan akan mampu menjadi alat kontrol dalam setiap aktivitas yang dilakukannya.33

Di samping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar. Sekolah telah mendidik anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan sebagainya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapatlah dikatakan sekolah berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak. Lingkungan sekolah yang positif

32

Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), Cet. 1, h. 127.

33Ibid

(32)

terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini.34

Melihat wacana di atas, terlihat bahwa eksistensi sekolah merupakan sarana paling vital dalam proses pemunculan kepribadian manusia seutuhnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dialogis, adaptik dan kondusif bagi optimalisasi pencapaian tugas dan fungsinya, baik secara makro maupun mikro.35

Baik tujuan institusional, kurikuler maupun instruksional, kesemuanya harus diarahkan kepada pembentukan corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat sebagaimana yang menjadi target atau sasaran pendidikan di masyarakat yang bersangkutan. Ini merupakan konsekuensi logis dari kedudukan sekolah sebagai lembaga sosial yang terorganisir secara formal.36

c. Masyarakat

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.37

Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya. Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak di didik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarganya, anggota dari teman-temanya, kelompok kelasnya dan sekolahnya. Bila anak telah dewasa diharapkan menjadi anggota yang baik pula sebagai warga desa, warga kota dan warga Negara.

Dengan demikian, pengaruh masyarakat dalam pendidikan terutama pendidikan Islam pada anak didik sangatlah penting dalam keikut sertaan dan tanggung jawab membimbing dan mendidik pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab tanggung jawab pendidikan pada hakikatnya merupakan tanggung

34

Nur Uhbiyati, OP. Cit., h. 214

35

Samsul Nizar, Op. Cit., h. 130

36

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), Cet. Ke-3, h. 148

37

(33)

19

jawab moral dari setiap orang dewasa baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok sosial. Tanggung jawab ini ditinjau dari segi ajaran Islam, secara implisit mengandung pula tanggung jawab pendidikan.

6. Pembelajaran Puisi

Dalam kaitannya dengan pendidikan, peserta didik juga mendapatkan pembelajaran dari pendidik atau guru. Proses tersebut berlangsung secara bersamaan dengan pendidikan, dimana di dalam pembelajaran pendidik atau guru harus dapat memberikan pendidikan terutama kaitannya dengan pendidikan karakter peserta didik. Pembelajaran memiliki arti yang berbeda dengan pendidikan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya mengatakan bahwa pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya, bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik dan anak didik berpegang pada ukuran, norma hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat, nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma dalam pendidikan. Sedangkan peristiwa atau proses interaksi pendidikannya adalah suatu proses teknis. Di dalam proses teknis inilah secara spesifik disebut proses pembelajaran. Lebih spesifik Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik atau siswa.38

Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Karya-karya pujangga besar seperti: Oedipus, Antigone, Hamlet, Macbeth, Mahabharata, Ramayana, Bharata Yudha, dan sebagainya ditulis dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun ternyata puisi sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dunia diperindah dengan adanya puisi.

38

(34)

Definisi puisi sulit diberikan , untuk memahami puisi biasanya diberikan ciri-ciri karakteristik puisi dan unsur-unsur yang membedakan puisi dari karya sastra lainnya. Dari segi bentuk fisik yang terlihat dalam karya tulis, puisi sudah menunjukan perbedaan dari prosa dan drama. Puisi adalah bentuk karya satra yang paling tua. Sejak kelahirannya, puisi memang sudah menunjukan ciri-ciri khas seperti yang kita kenal sekarang, meskipun puisi telah mengalami perkembangan dan perubahan tahun demi tahun. Bentuk karya sastra puisi memang dikonsep oleh penulis atau penciptanya sebagai puisi dan bukan bentuk prosa yang kemudian di puisikan.

Sejak di dalam konsepnya, seorang penyair telah mengkonsentrasikan segala kekuatan bahasa dan gagasannya untuk melahirkan puisi. Penyair bukan memulai karyanya dengan konsep prosa. Perencanaan konsep dasar penciptaan puisi sudah sejak dalam pikirannya. Hal ini juga berakibat bahwa seorang penyair belum tentu mampu menjadi pengarang prosa, dan sebaliknya seorang pengarang prosa belum tentu mampu menjadi penyair. Perbedaan pokok antara puisi dan prosa adalah dalam hal tipografik dan struktur tematiknya. Tipografik puisi sejak kelahirannya menunjukan baris-baris putus yang tidak membentuk kesatuan sintaksis seperti dalam prosa.

Setelah menelaah puisi dengan perkembangan dan struktur yang membentuknya, maka batasan tentang puisi itu akan dapat diberikan. Banyak pendapat yang memberikan batasan tentang puisi. Puisi merupakan karya sastra yang bersifat imajinatif, bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas).

Menurut Slamet Mulyana yang dikutip oleh Herman J. Waluyo, menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.39 Menurut Herbert Spencer bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan. Sedangkan Samuel Johnson menyatakan

39

(35)

21

bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian.40

Untuk memberikan pengertian puisi secara memuaskan cukup sulit. Namun beberapa pengertian yang tidak dapat dirangkum dalam satu kalimat dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Dalam puisi terjadi pengkonsentrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.

b. Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.

c. Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan mood atau pengalaman jiwa dan bersifat imajinatif

d. Bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif.

e. Bentuk fisik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan bulat dan utuh menyaturaga tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang padu.41

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Parlina Susi Siswanti Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammmadiyah Prof. DR. Hamka dalam Skripsinya yang berjudul Pengaruh Karya Sastra Puisi Anak Terhadap Perkembangan Karakter Siswa Kelas 3A di SDN Babakan 04.

Penelitian tersebut bertujuan untuk 1). Mendapatkan data secara empiris dengan melihat apakah benar karya sastra puisi anak dapat mengembangkan karakter siswa kelas 3A SDN Babakan 04, 2). Mengetahui apakah ada pengaruh karya sastra puisi anak terhadap perkembangan karakter siswa kelas 3A SDN Babakan 04.

Penelitian tersebut memiliki hipotesa terdapat pengaruh karya sastra puisi anak terhadap perkembangan karakter siswa kelas 3A di SDN Babakan 04.

40

Ibid., hal. 23

41

(36)

22

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang meliputi, tempat dan waktu penelitian, latar penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan dan pengolahan data teknik analisis data, dan hipotesis statistik.

Langkah selanjutnya yang ditempuh penulis adalah menentukan waktu dan tempat penelitian, adalah sebagai berikut :

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, terhitung sejak tanggal 2 April 2014 sampai tanggal 2 Juni 2014. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Rajeg, Tangerang, dengan alasan :

a. Penulis cukup mengenal kondisi sekolah tersebut, karena menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.

b. Lokasi penelitian mudah dijangkau sehingga mempermudah kegiatan penelitian.

B. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam membahas skripsi ini adalah metode deskriptif analitis kuantitatif. Deskriptif digunakan agar mampu memahami dan memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isi skripsi ini.

(37)

23

Analitis kuantitatif digunakan agar penulis dapat menyusun skripsi ini dalam bentuk yang sistematis sehingga mengena pada inti permasalahan dan memperoleh hasil penelitian yang benar dengan mengunakan statistik sederhana.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang terdiri dari manusia benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.1 Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP ISLAM AYATRA Rajeg - Tangerang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 305 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.2 Adapun sampel yang di ambil dari penelitian ini sebanyak 30 siswa kelas VII yang diambil dari tiap-tiap kelas 5 orang siswa.

D. Teknik Penarikan Sampel

Karena jumlahnya lebih dari 100, maka penulis mengambil sampel sebanyak 10 %, yaitu sejumlah 30 siswa dengan cara atau teknik “ Random Sampling“ yaitu siswa-siswi kelas VII.1 sebanyak 5 orang, kelas VII.2 sebanyak 5 orang, kelas VII.3 sebanyak 5 orang, kelas VII.4 sebanyak 5, kelas VII.5 sebanyak 5 orang, kelas VII.6 sebanyak 5 orang.“3

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penelitian ini dilakukan di lapangan (lokasi penelitian), pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Cet Ke-14, h. 173

2Ibid.

, h. 174

(38)

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data melalui teknik atau pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Untuk mempermudah pengambilan data, maka penulis terlebih dahulu menetapkan data-data yang diobservasi, yaitu :

a. Kondisi obyektif SMP ISLAM Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Rajeg – Tangerang.

b. Kegiatan belajar mengajar. c. Pemanfaatan fasilitas belajar.

2. Wawancara

Dalam kegiatan observasi, tidak selamanya data-data dikumpulkan secara tuntas, untuk melengkapinya penulis melakukan wawancara dengan sumber data. Dalam hal ini kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Angket

Dengan metode angket ini penulis mempersiapkan pertanyaan tertentu, kemudian disebarkan kepada responden, untuk memperoleh data yang kongkrit yang diperlukan secara langsung. Angket disebarkan kepada siswa-siswi yang ditetapkan sebagai sampel penelitian. Angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai jawaban terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.

Jawaban yang peneliti tawarkan adalah berbentuk rentangan menggunakan skala likert, yang menyediakan 5 alternatif pilihan jawaban yaitu : selalu (SL), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak pernah (TP). Dalam hal ini peneliti memberikan alternatif jawaban yang sama untuk kedua variabel, hanya saja untuk Variabel X menggunakan pertanyaan negatif dengan skor penilaian berikut :

(39)

25

4. Dokumentasi

Untuk memperoleh data, maka penulis mengambil arsip/dokumentasi nilai, buku-buku, dan data lainnya yang berkenaan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang berikutnya adalah mengolah data untuk membuktikan hipotesis itu diterima atau tidak, maka data dianalisis.

Sebagai langkah selanjutnya dalam penelitian ini, data-data yang didapat dilakukan proses editing, loading dan tabulasi. Untuk menentukan besarnya ukuran sampel maka perlu dibuat ukuran sampel. Selain itu karena data diperoleh melalui metode angket maka penulis melakukan analisis pengukuran atas hasil angket melalui analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik Spearman Corelation yaitu

Dan untuk menentukan korelasinya dapat digunakan rumus :4



2 2

2

2

   Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan : n = Jumlah sampel X = Variabel bebas Y =Variabel terikat r = Koefisien korelasi

Setelah itu dilakukan Uji hitung digunakan adalah “ t“ tes dengan rumus :5

2 1 1 r n r t    4Ibid.

, h. 317

5Ibid.

(40)

dengan rumus Nilai 1 hasil dari perhiungan kemudian dibandingkan dengan nilai tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dan apabila t hitung < t tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima .

Di dalam kerangka teori sudah dikemukakan, bahwa untuk mengetahui realitas pendidikan karakter, penulis menganalisanya dari lima indikator yang diduga dapat membantu meningkatkan pendidkan karakter peserta didik. Adapun kelima indikator tersebut antara lain : Pendidik, kurikulum, kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana serta administrasi sekolah.

Dari kelima indikator tersebut, penulis susun dalam bentuk angket/ pertanyaan sebanyak 10 item. Jawaban siswa terhadap pertanyaan tersebut diberi skor dengan menggunakan skala likert, yaitu : jawaban a = 5, jawaban b = 4, jawaban c = 3, jawaban d = 2, jawaban e = 1.

1. Analisa Variabel Pembelajaran Puisi ( Variabel X )

a. Membuat Distribusi Frekuensi

Untuk membuat distribusi frekuensi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

b. Menentukan Rank ( r ), dengan rumus :6

1

H

L

r

c. Menentukan Banyak Kelas ( k ), dengan rumus :7

N

k

1

3

,

3

log

6

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-23, h. 52

7Ibid.

[image:40.595.106.516.197.737.2]
(41)

27

d. Menentukan Interval ( i ), dengan rumus :8

k

r

i

e. Membuat tabel distribusi frekuensi. f. Mencari nilai Mean (

_

x), Median (Md) dan Modus (Mo) 1) Menghitung Mean (

_

x), dengan rumus :9

N

fx

X

_

2). Menghitung median (Md), dengan rumus :10

                fi fkb n i Bb Md 2 1

3). Menghitung Modus (Mo), dengan rumus :11

Md

  

M

Mo

3

2

g. Uji Normalitas

Untuk uji normalitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Memanfaatkan mean (x)

2) Menentukan Standar Deviasi (SD) dari tabel distribusi frekuensi dengan rumus :

8Ibid.

, h. 53

9Ibid.

, h. 80

10Ibid.

, h. 97

11Ibid.

(42)

N X x F SD

2

  

   

3) Membuat Tabel Distribusi Observasi dan Ekspektasi 4) Menghitung nilai X2(Chi – Kuadrat ) dengan rumus :12

Fh Fh Fo X

2 2

5) Derajat Kebebasan, dengan rumus :13

nr

N

df

12

Ibid., h. 298

13Ibid.

(43)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Dekripsi SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Rajeg Tangerang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) ISLAM Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) adalah salah satu dari lembaga pendidikan umum yang memiliki komitmen pada penerapan keimanan dan ketaqwaan terhadap agama Islam. SMP ISLAM Anugerah Hidayat Putra berdiri pada tahun 2009, pada saat berdiri keberadaan SMP ISLAM Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Rajeg beralamat di Jl. Raya kampung Batu Nunggul, Desa Sukatani Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang. SMP ISLAM Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) ini bertujuan untuk mendidik manusia muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan agama, memiliki pengetahuan, pengamalan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

(44)
[image:44.595.108.551.162.759.2]

TABEL. 1

DATA DEWAN GURU SMP ANUGERAH HIDAYAT PUTRA (AYATRA)

NO N A M A JABATAN Bidang Studi

1. Achmad Syaipullah, S.Pd Guru IPA, IPS S1

2. Aeni Hadiyati, S.Pd Guru Matematika S1

3 Ahmad Saepudin, S.Pd Guru Keterampilan S1

4 Ahmad Syaefulloh, S.Pd Guru IPS, Muatan Lokal S1

5 Ana Habibi, A.Md Guru Matematika D2

6 Ayu Nurfitriyani, S. Pd Guru Bahasa Inggris S1

7 Bahrudin, S. Pd Guru PJOK S1

8 Barmawi, S. Pd Guru Bahasa Indonesia S1

9 Daryati Guru Seni Budaya, Muatan Lokal SMA

10 Dede Rizkiyah Daryati, S.Pd Guru Bahasa Inggris S1

11 Dwi Nova Heru Kurniawan, M.M Guru Bahasa Inggris S2

12 Eva Zuhaefah Guru Keterampilan D2

13 Fitria Marliana, S.Pd Guru IPA S1

14 Hanipah, S.Kom Guru TIK/KKPI S1

15 Juhdi Kamil, B.A Guru Muatan Lokal D3

16 Julaeha, S.Pd Guru IPA S1

17 Juprihatin, A.Ma Guru Bahasa Indonesia D2

18 Komala Gantina, S.Pd Guru Pendidikan Agama Islam S1

19 Kurotul Ayun, S.Pd Guru Matematika, Seni Budaya S1

20 Kusurul Farhah Guru Seni Budaya, IPA SMA

21 Lili Khotimah, S.Pd Guru IPS S1

(45)

31

23 Masliyah, S.Pd Guru IPA S1

24 Masriyani, S.E Guru IPS S1

25 Muhamad Busroyadi, S.Pd Guru Mulok (Bahasa Daerah) S1

26 Muhamad Koko Komarujaman Guru PJOK SMA

27 Nasrudin, S.Ag Guru PKn S1

28 Nety Purwati, S.Pd Guru Matematika, Bahasa Inggris S1

29 Nurjaeni, S.Pd Guru TIK/KKPI S1

30 Robi Appan, S.Pd Guru Mulok (Potensi Daerah) S1

31 Robiatul Awaliyah, S.Pd Guru Bahasa Indonesia S1

32 Rupai, S.Pd Guru Keterampilan, PAI S1

33 Samsul Bahri, S.Pd Guru PKn S1

34 Santani Guru BK SMA

35 Siti Ayu Fazri, S.Pd Guru Seni Budaya S1

36 Siti Lutfiah, S.Pd Guru TIK/KKPI S1

37 Siti Maftuhah, S.Pd Guru Bahasa Indonesia S1

38 Siti Masitoh, S.Pd Guru Matematika S1

39 Siti Musyarofah, S.Pd Guru IPS S1

40 Siti Nurmaesaroh Soleha, S.Pd Guru Seni Budaya S1

41 Siti Rofiyati, S.Pd Guru IPA S1

42 Siti Saaroh, S.Pd Guru Bahasa Inggris S1

43 Siti Suhartini, S.Pd Guru Keterampilan, PKn S1

44 Sulyanah, SPd Guru Mulok (Bahasa Daerah) S1

(46)

1. Keadaan Siswa

Keadaan siswa SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) pada tahun 2013/2014 berjumlah 1189 siswa, terbagi atas siswa laki-laki sebanyak 617 siswa dan perempuan sebanyak 572 siswa, dan terbagi lagi atas kelas VII sebanyak 365 siswa, kelas VIII sebanyak 439 siswa, kelas IX sebanyak 385 siswa.

2. Sarana dan Prasarana

[image:46.595.108.513.191.712.2]

Sekolah SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) mempunyai sarana dan prasarana yang baik, untuk kelancaran proses belajar mengajar agar murid dapat belajar dengan nyaman begitu pula guru bisa mengajar dengan tenang./ Seperti dalam tabel sarana yang ada di sekolah SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) mempunyai 8 (delapan) inventaris dalam keadaan/kondisi baik dan dalam tabel prasarana ada sebanyak 8 (delapan) inventaris dalam kondisi yang baik.

Tabel 2

Sarana SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA)

NO INVENTARIS JUMLAH KONDISI

1 Ruang Kelas 16 Baik

2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

3 Ruang Tata Usaha 1 Baik

4 Ruang Lab. Komputer 1 Baik 5 Ruang Perpustakaan 1 Baik

6 Kamar Mandi/WC 4 Baik

7 Lapangan Upacara 1 Baik

(47)
[image:47.595.109.516.133.762.2]

33

Tabel 3

Prasarana SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA)

NO INVENTARIS JUMLAH KONDISI

1 Meja Murid 200 Baik

2 Bangku Murid 350 Baik

3 Meja Guru 10 Baik

4 Kursi Guru 20 Baik

5 Papan Tulis 16 Baik

6 Kursi Tamu 1 Set Baik 7 Komputer 20 Unit Baik

8 Laboratorium 1 Baik

3. Deskripsi Karakteristik Responden

[image:47.595.108.506.445.738.2]

Pada bagian ini penulis akan memberikan sedikit gambaran atau deskripsi karakteristik tentang siswa yang menjadi responden pada penelitian ini. Adapun karakteristik tersebut dibuat dalam bentuk tabel, yakni sebagai berikut :

TABEL 4

KARAKTERISTIK RESPONDEN SMP Islam Anugerah Hidayat Putra

(AYATRA)

NO N A M A KELAS Jenis Kelamin

L/P

1 NITA MEIDIANTI VII.2 P

2 FITRIA NUR AZIZAH VII.2 P

3 SITI OLIYAH VII.2 P

4 KAUTSAR FIBIAN’NADHA VII.2 L

5 IKHSAN NUR MAJID VII.2 L

(48)

7 ADINDA SEPTIANI. H VII.3 P

8 NURMILA SARI VII.3 P

9 HENDRI WIJAYA VII.3 L

10 AHMAD DEDE. W VII.3 L

11 EEN VII.4 P

12 SELVI VII.4 P

13 SITI NURJANAH VII.4 P

14 ANAM SATRIA. W VII.4 L

15 MUHAMAD IDRIS VII.4 L

16 ALIYAH VII.5 P

17 YULYA ANISA VII.5 P

18 NIA ARSITA VII.5 P

19 MUHAMAD ISMU. H VII.5 L

20 ARIYANSYAH VII.5 L

21 FITRIA ANNISA VII.7 P

22 SITI HOLIPAH VII.7 P

23 INTAN PRAWATI VII.7 P

24 ARI ISMAIL SALEH VII.7 L

25 DIAZ DJANUAR BAKTI VII.7 L

26 SITI AMIROH VII.8 P

27 SITI DAHLIA VII.8 P

28 SITI KUSNIAH VII.8 P

29 AHMAD BADRUDIN VII.8 L

30 IPAN VII.8 L

B. Pengujian Hipotesis

(49)

35

Indonesia di SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA) Rajeg - Tangerang. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Ho : rxy = 0, Tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran puisi terhadap

karakter siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Ha : rxy > 0, Terdapat pengaruh antara pembelajaran puisi terhadap karakter siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Di dalam kerangka teori sudah dikemukakan, bahwa untuk mengetahui realitas pembelajaran puisi, penulis menganalisis dari lima indikator yang diduga dapat mempengaruhi karakter siswa. Adapun indikator tersebut antara lain; keteladanan, kurikulum, pembelajaran, kegiatan pengembangan diri dan penilaian. Dari kelima indikator tersebut, penulis susun dalam bentuk angket/ pertanyaan sebanyak 10 item. Jawaban siswa terhadap pertanyaan tersebut diberi skor dengan menggunakan skala likert, yaitu : jawaban a = 5, jawaban b = 4, jawaban c = 3, jawaban d = 2, jawaban e = 1.

[image:49.595.109.522.173.746.2]

Adapun jawaban responden setelah dikualifikasi dalam tabel sebagai berikut:

TABEL 5

KONVERSI NILAI ANGKET VARIABEL X

NO N AM A KLS

BUTIR NILAI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 NITA MEIDIANTI VII.5 2 2 2 3 5 3 2 4 3 4 30

(50)

3 SITI OLIYAH VII.5 4 2 3 2 3 5 5 3 2 2 31

4 KAUTSAR. F VII.5 3 2 4 5 5 5 2 3 4 4 37

5 IKHSAN NUR MAJID VII.5 2 2 5 2 3 3 3 4 1 3 28

6 RISKA NUR HIDAYAH VII.6 5 3 3 2 3 3 5 5 4 5 38

7 ADINDA SEPTIANI. H VII.6 5 4 2 5 4 4 5 5 3 5 42

8 NURMILA SARI VII.6 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 45

9 HENDRI WIJAYA VII.6 4 3 5 5 5 5 4 4 2 4 41

10 AHMAD DEDE. W VII.6 4 3 3 2 3 2 4 5 5 5 36

11 EEN VII.7 2 4 3 5 5 3 2 3 2 4 33

12 SELVI VII.7 4 2 4 5 5 5 5 4 5 3 42

13 SITI NURJANAH VII.7 4 5 5 3 3 2 2 4 4 5 37

14 ANAM SATRIA. W VII.7 5 3 5 5 3 3 2 3 4 5 38

15 MUHAMAD IDRIS VII.7 5 4 2 5 5 3 4 4 5 5 42

16 ALIYAH VII.8 4 4 5 5 3 5 5 4 2 5 42

17 YULYA ANISA VII.8 2 3 5 5 5 5 4 4 3 3 39

18 NIA ARSITA VII.8 2 2 3 5 5 3 2 3 4 3 32

19 MUHAMAD ISMU. H VII.8 5 3 5 5 4 4 2 5 5 4 42

20 ARIYANSYAH VII.8 4 5 3 2 3 5 3 5 4 5 39

21 FITRIA ANNISA VII.9 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 45

22 SITI HOLIPAH VII.9 3 5 3 5 4 5 4 5 3 2 39

23 INTAN PRAWATI VII.9 2 4 3 2 3 5 5 3 3 2 32

24 ARI ISMAIL SALEH VII.9 5 5 5 3 5 4 4 4 2 5 42

25 DIAZ DJANUAR BAKTI VII.9 5 3 3 5 5 5 4 4 2 2 38

26 SITI AMIROH VII.10 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4 45

27 SITI DAHLIA VII.10 4 3 5 4 3 2 2 4 5 4 36

28 SITI KUSNIAH VII.10 5 3 5 5 4 2 5 5 4 4 42

29 AHMAD BADRUDIN VII.10 2 4 5 4 2 3 4 5 3 4 36

30 IPAN VII.10 5 3 3 5 5 4 5 4 2 3 39

JUMLAH

(51)

37

1. Analisis Variabel Pembelajaran Puisi ( Variabel X )

a. Membuat Distribusi Frekuensi

Berdasarkan data dari angket yang disebarkan terhadap 30 siswa, maka skor tersebut disusun sebagai berikut :

28 30 31 32 32 33 34 36 36 36 37 37 38 38 38 39 39 39 39 41 42 42 42 42 42 42 42 45 45 45

Untuk membuat distribusi frekuensi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

b. Menentukan Rank ( r ), dengan rumus :

1

H

L

r

= (45 – 28) + 1 = 18

c. Menentukan Banyak Kelas ( k ), dengan rumus :

N

k

1

3

,

3

log

= 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,77

= 5,77 dibulatkan ( 6 )

d. Menentukan Interval ( i ), dengan rumus :

(52)

= 6 17

[image:52.595.112.514.218.714.2]

= 2,83 dibulatkan menjadi ( 3 ) e. Membuat Ta

Gambar

tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dan apabila t hitung < t tabel maka Ha
TABEL. 1
Tabel 2 Sarana SMP Islam Anugerah Hidayat Putra (AYATRA)
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bendung Pengalihan (Diversion Weir), terletak melintang aliran sungai yang berfungsi meninggikan permukaan air sungai agar aliran air yang masuk melalui intake ke

karya tulis ilmiah populer yang inovatif lebih mudah dikenali karena pada umumnya. karya tulis ilmiah populer dirancang penulisannya untuk kepentingan publikasi

Dalam pengelolaan sumberdaya alam, khususnya pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) kelembagaan adalah produk sosial yang muncul sebagai akibat proses-proses politik untuk mengatur

Taking into account that the customs activity is also recognised as a key to effectively fulfilling the duties entrusted to other state bodies such as those in the area of

[r]

BAB II KONSEP DASAR BIMBINGAN BAGI PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA BERBASIS NILAI SOLAT.... Indikator Disiplin Siswa

Rangkaian Pulse Code Modulation pada Module ED Laboratory 2960 F terdiri dari clock generator, voltage follower, voltage comparator, counter, latch dan shift register..

Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan hidup selalu dikaitkandengankedupan. siswa, serta merangsang siswa untuk