Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Sari Pertiwi NIM 1006719
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM
PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA
PENDEK
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
oleh Sari Pertiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
©Sari Pertiwi 2014 Universitas Pendidkan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
ABSTRAK
Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam kurikulum 2013. Namun, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen karena berbagai faktor. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis cerpen sesuai dengan apa yang diharapkan dalam kurikulum 2013.
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan pada beberapa hal seperti 1) bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model sinektik dengan media film pendek? 2) bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan model sugesti-imajinatif dengan media lagu? 3) apakah terdapat perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas eksperimen dan kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontol sesudah diberi perlakuan?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dalam menulis cerpen sebelum menggunakan model sinektik dengan media film pendek, 2) kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dalam menulis cerpen sesudah menggunakan model sinektik dengan media film pendek, dan 3) efektivitas model sinektik dengan media film pendek dalam pembelajaran menulis cerpen.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes yaitu berupa tes awal (prates) dan tes akhir (pascates).
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi model pembelajaran alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis cerpen di sekolah, khususnya di SMP.
SINEKTIK EFFECTIVENESS MODEL WITH SHORT FILM MEDIA IN LEARNING TO WRITE A SHORT STORY
(Quasi experimental study in class VII SMP Negeri 29 Bandung year 2013/2014)
Abstract
Writing short stories is one of the basic competencies that must be mastered in 2013, but the curiculum, students often have difficulty in learning to write short stories for a variety of factors. Therefore, this study is expected to optimize learning to write short stories in accordance with what expected in the curiculum in 2013.
The problem in this study was formulated on such things as 1) how does the ability to write short stories in class before and after the experiment using a model of learning sinektik with media short film 2) how does the ability to write short stories in class before and after the experiment using a model of learning suggestion-imajinative with media song 3) is there a difference between students ability to write short stories experimental class and the ability to write short storie control class after untreated.
Based on the formulation of the problem, this study aims to determine 1) the ability of class VII SMP Negeri Bandung in writing short stories before using sinektik models with medium short film 2) the ability of class VII SMP Negeri Bandung in writing short stories after using sinektik models with medium short film 3) Effectiveness of the sinektik models with medium short film. In learning write short stories.
The approach is a quantitative approach using a quasi-experimental methods. The population in this study was class VII SMP Negeri 29 Bandung year 2013/2014, while the sample of this study is a class VII B as experimental class and class VII E as control class. The data collection techniques used in this study is a test technique in the form of pre-test and post-test.
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2 MENULIS, CERITA PENDEK, MODEL SINEKTIK DAN
1. Pengertian Cerita Pendek... ... 9
2. Unsur-unsur Cerita Pendek... ... 10
3. Langkah-langkah Menulis Cerita Pendek ... 13
C. Model Sinektik ... 16
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 16
2. Pengertian Model Sinektik... 18
3. Gagasan yang Mendasari Model Sinektik ... 19
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Tahapan Model Sinektik ... 21
6. Sistem Sosial ... 23
7. Manfaat Model Sinektik ... 23
D. Media Pembelajaran ... 24
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 24
2. Fungsi Media Pembelajaran... 25
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran... 26
4. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran ... 27
5. Film Sebagai Media Pembelajaran ... 27
6. Kriteria Pemilihan Film Sebagai Media Pembelajaran ... 28
E. Anggapan Dasar ... 30
F. Hipotesis ... 30
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 31
B. Desain Penelitian ... 31
C. Populasi dan Sampel ... 32
1. Populasi ... 32
2. Sampel... ... 33
D. Definisi Operasional ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Teknik Pengolahan Data ... 47
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Analisis Data ... 54
1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ... 54
2. Deskripsi dan Analisis Hasil Prates ... 61
a. Deskripsi dan Analisis Hasil Prates Kelas Eksperimen ... 62
b. Deskripsi dan Analisis Hasil Prates Kelas Kontrol ... 87
3. Deskripsi dan Analisis Hasil Pascates ... 110
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Deskripsi dan Analisis Hasil Pascates Kelas Kontrol ... 136
B. Pengolahan Data ... 158
1. Uji reliabilitas ... 158
a. Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen... 158
b. Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 161
c. Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 163
d. Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 166
2. Uji Normalitas ... 168
a. Uji Normalitas Prates Kelas Eksperimen ... 168
b. Uji Normalitas Prates Kelas Kontrol ... 171
c. Uji Normalitas Pascates Kelas Eksperimen ... 173
d. Uji Normalitas Pascates Kelas Kontrol ... 175
3. Uji Homogenitas... 178
a. Uji Homogenitas Prates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 178
b. Uji Homogenitas Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 178
4. Uji Hipotesis ... 179
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 182
1. Kemampuan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas Eksperimen Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Model Sinektik dengan Media Film Pendek ... 182
2. Kemampuan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Model Sugesti-imajinatif dengan Media Lagu ... 185
3. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas Eksperimen dan Kemampuan Menulis Cerpen Kelas Kontrol Sesudah Diberi Perlakuan ... 187
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.1 Simpulan ... 191
5.2 Saran ... 192
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis cerita pendek (cerpen) merupakan salah satu kompetensi dalam
kurikulum 2013 yang harus dikuasai siswa. Kurikulum 2013 memang berbeda
dengan kurikulum KTSP, khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya dapat terlihat dari
pendekatan yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013
berbasis teks, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum
sebelumnya berbasis keterampilan berbahasa. Dengan menggunakan pendekatan
berbasis teks, itu artinya siswa dituntut untuk memahami isi serta konteks yang
terdapat dalam teks dan juga dituntut untuk menguasai struktur dari teks tersebut.
Selain itu, siswa juga dituntut untuk dapat menulis teks yang dipelajarinya.
Teks yang dimaksud dalam kurikulum 2013 berupa teks sastra dan teks
non-sastra. Teks sastra yang terdapat dalam kurikulum 2013 adalah teks cerita
pendek (cerpen). Teks cerpen dipelajari di kelas VII semester dua. Terdapat
delapan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam memahami sebuah
teks khususnya teks cerpen. Salah satu kompetensi dasar yang berkaitan dengan
teks cerpen adalah kompetensi menyusun teks cerpen. Kompetensi dasar tersebut
menuntut siswa untuk menghasilkan sebuah produk atau karya berupa cerpen,
yang berarti siswa dituntut untuk mampu menulis cerpen.
Menulis merupakan suatu cara berkomunikasi antara penulis dan pembaca
atau secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap penulis atau pengarang
mempunyai pikiran dan gagasan yang ingin disampaikan yang kemudian
2
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengertian tersebut, menulis merupakan suatu cara
komunikasi penulis atau pengarang untuk menyampaikan ide, imajinasi, serta
curahan perasaan ke dalam sebuah tulisan. Tidak mudah menyampaikan ide,
imajinasi, serta curahan perasaan ke dalam sebuah tulisan.
Menurut Kuncoro (2009:7) terdapat beberapa hambatan internal dan
eksternal bagi penulis pemula. Hambatan tersebut diantaranya, yaitu kurangnya
pengetahuan, belum memiliki penguasaan berbahasa yang baik, serta kurangnya
minat dalam menulis, sedangkan faktor eksternal yang menghambat seseorang
untuk menulis adalah sulitnya mencari topik atau ide untuk bahan tulisan.
Dalam kenyataannya, hambatan-hambatan tersebut memang menjadi
penghalang bagi siswa dalam menulis cerpen. Hambatan yang seringkali dialami
ketika pertama kali akan menulis cerpen adalah kesulitan dalam mencari ide atau
topik cerita. Selain itu, kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis
cerpen pun menjadi salah satu hambatan dalam pembelajaran. Akibatnya, ketika
mengikuti pembelajaran menulis cerpen siswa seringkali mengeluh dan terlihat
kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen.
Padahal, keterampilan menulis itu harus diawali oleh minat, kreativitas,
sebilangan latihan, dan kebiasaan membaca berbagai sumber bacaan. Oleh karena
itu, menarik minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sangat
penting dilakukan guna meningkatkan pembelajaran menulis cerpen. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara menerapkan sebuah model pembelajaran beserta media
pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran menulis cerpen.
Berdasarkan permasalahan tersebut, model pembelajaran yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah model sinektik. Model ini diharapkan mampu menjadi
solusi yang tepat untuk dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran menulis
cerpen. Model sinektik merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang
oleh Wiliam John Gordon untuk mengembangkan kreativitas siswa khususnya
dalam keterampilan menulis dan mengarang. Atas dasar itulah, penulis memilih
3
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
upaya untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan daya kreasi siswa
dalam menulis sebuah tulisan, khususnya cerpen. Media yang dipilih untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan daya kreasi siswa salah satunya
adalah media film.
Media film menurut Naim (dalam Isjoni dan Arif, 2008) merupakan suatu
media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan secara
konkrit dan terperinci seperti tujuan pembelajaran dalam kurikulum serta
pembentukan sikap dan tingkah laku siswa. Di samping itu, media film juga
digunakan untuk menonjolkan realita kehidupan, membentuk sikap serta
membangkitkan emosi dan perasaan. Video atau film dilihat sebagai media yang
dinamik yang dapat merangsang tingkah laku serta sikap dan terkadang dapat
mempengaruhi psikologi seseorang.
Media yang peneliti pilih dalam pembelajaran menulis cerpen ini adalah
media film pendek. Penggunaan media film pendek ini diharapkan dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan daya kreasi siswa dalam
pembelajaran menulis cerpen.
Model pembelajaran dan media pembelajaran berkaitan erat. Model
pembelajaran berfungsi mendukung media pembelajaran agar dapat difungsikan
dalam pembelajaran di kelas. Begitupun media pembelajaran berfungsi untuk
mendukung langkah-langkah dalam model pembelajaran sehingga model
pembelajaran dapat digunakan dengan optimal.
Penelitian yang berkaitan dengan model sinektik telah dilakukan sebelumnya.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Fany Oktaviani (2008) dengan judul “Pembelajaran Menulis Narasi dengan menggunakan Metode Sinektik di Kelas X SMA Negeri 1 Sumedang Tahun Pelajaran 2007-2008. Penelitian ini berhasil
mengungkapkan model sinektik efektif terhadap pembelajaran menulis narasi.
Penelitian terkait pembelajaran menulis cerita pendek dengan media film pun
4
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas
X-H SMA Angkasa Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)”. Penelitian ini
berhasil meningkatkan keterampilan siswa menulis cerita pendek.
Penelitian terkait pembelajaran menulis cerita pendek lainnya telah dilakukan
oleh Dian Rosdiana tetapi dengan media lagu. Penelitian Rosdiana (2008) ini berjudul “Penggunaan Media Lagu „Sebelum Cahaya‟ Letto sebagai Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen”. Media lagu „Sebelum Cahaya‟ ini pun berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Pada siklus I
nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa adalah 48,1. Siklus kedua
mengalami peningkatan yaitu 63,2 dan pada siklus ketiga menjadi 79,3.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Novy Restiany dengan judul “Upaya
Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa Kelas X dengan
Menggunakan Teknik Show Not Tell (Penelitian Tindakan Kelas di SMA 1
Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012)”. Penelitian ini pun menunjukkan
peningkatan pada keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan Teknik
Show Not Tell. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai kemampuan
menulis cerpen siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen
adalah 67,15. Pada siklus II nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen meningkat
menjadi 82,09 dan pada siklus III nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen
meningkat menjadi 90,43.
Berbeda dengan penelitian-penelitian mengenai pembelajaran cerpen yang
sudah dilakukan sebelumnya, penelitian ini menggunakan model pembelajaran
disertai media film pendek untuk merangsang imajinasi dan daya kreasi siswa
dalam menulis cerpen. Penggunaan model sinektik disertai dengan media film
pendek ini diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis cerpen.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis
optimis penelitian ini akan berhasil.
Penelitian ini penting dilakukan mengingat pembelajaran menulis cerpen
5
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurikulum 2013. Berdasarkan hal itu, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan model pembelajaran sekaligus media alternatif yang tepat, yang
dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis cerpen.
Adapun judul penelitian ini adalah “Efektivitas Model Sinektik dengan Media Film Pendek dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Penelitian Eksperimen
Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis mengidentifikasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Siswa mengalami kesulitan dalam mencari ide dan mengembangkan
imajinasinya.
b. Siswa kurang memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen.
c. Siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis
cerpen.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas eksperimen
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model sinektik
dengan media film pendek?
b. Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas kontrol sebelum
dan sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan model
sugesti-imajinatif dengan media film lagu?
c. Apakah terdapat perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas
eksperimen dan kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol sesudah
diberi perlakuan?
D. Tujuan Penelitian
6
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung
dalam menulis cerpen sebelum menggunakan model sinektik dengan media
film pendek.
b. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung
dalam menulis cerpen sesudah menggunakan model sinektik dengan media
film pendek.
c. Mengetahui efektivitas model sinektik dengan media film pendek dalam
pembelajaran menulis cerpen.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penelitian ini sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran
yang dapat diterapkan untuk pembelajaran menulis cerpen sehingga
pembelajaran menulis cerpen dapat berjalan dengan efektif.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis cerpen.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang model yang
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Metode aksperimen kuasi ini termasuk
kepada penelitian kuantitatif. Metode eksperimen kuasi ini merupakan metode
eksperimen semu dengan kata lain tidak seluruh variabel yang dapat
mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol. Penggunaan metode penelitian
tersebut dipilih untuk mengetahui penggunaan model sinektik dengan media film
pendek dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kelas kontol dan kelas
eksperimen. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat perbandingan antara
kelas yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik dengan media film pendek serta kelas yang tidak diberikan model
pembelajaran dengan media pembelajaran tersebut. Dengan adanya perbandingan
tersebut, keberhasilan penggunaan model sinektik dengan media film pendek ini
akan lebih terlihat.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini yaitu memberikan tindakan berupa pembelajaran menulis
cerpen pada kelas eksperimen, sedangkan hasil dari penelitian ini melihat ada
atau tidaknya perbedaan kemampuan menulis cerpen setelah dan sebelum
pemberian tindakan tersebut. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan tes
awal (prates) dan tes akhir (pascates) pada subjek penelitian.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya peneliti menggunakan rancangan
32
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rancangan ini sangat sering digunakan dalam penelitian. Rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Desain Penelitian
Rancangan Kelompok Nonekuivalen
Keterangan:
O1: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik dengan media film pendek.
O2: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik dengan media film pendek.
O3: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran.
O4: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran.
X : Perlakuan berupa penggunaan model sinektik dengan media film pendek.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel penelitian ini akan dijelaskan berikut ini.
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:117)
Berdasarkan dari pengertian populasi tersebut, populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014.
O 1 X O2 (Eksperimen)
33
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut adalah data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung.
Tabel 3.1
Data Populasi Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014
Kelas Siswa Jumlah Siswa
P L
Kelas VII A 16 19 35
Kelas VII B 17 13 30
Kelas VII C 17 18 35
Kelas VII D 14 18 32
Kelas VII E 16 14 30
Kelas VII F 17 19 36
Kelas VII G 22 13 35
Kelas VII H 18 17 35
Kelas VII I 22 13 35
Kelas VII J 23 12 35
Kelas VII K 17 19 36
Kelas VII L 19 16 35
Kelas VII M 18 17 35
Total Jumlah 236 208 444
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang diambil dari populasi harus
representatif. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, terdapat berbagai
34
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling.
Teknik simple random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel dari
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
(Sugiyono, 2013:120). Penulis memilih teknik simple random sampling ini karena
populasi homogen, atau dengan kata lain populasi pada penelitian ini dianggap
memiliki kemampuan yang sama dalam menulis cerpen dan juga tidak berstrata
karena populasi pada penelitian ini seluruhnya adalah siswa kelas VII SMP
Negeri 29 Bandung.
Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan undian. Melalui cara
undian itu didapatkan sampel untuk penelitian ini yaitu kelas VII B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki
persepsi yang sama tentang penelitian yang akan dilakukan. Penulis medefinisikan
variabel-veriabel yang akan diteliti sebagai berikut.
1. Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk
memperoleh satu pandangan baru.
2. Media film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang.
3. Pembelajaran menulis cerpen adalah pembelajaran menulis sebuah karangan
narasi yang pendek, yang menyajikan cerita serta masalah yang tidak terlalu
rumit untuk dipecahkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dalam bentuk tes. Teknik pengumpulan data berupa tes ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Tes pada
35
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang
menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen,
sedangkan tes akhir diberikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran
yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas
eksperimen. Tes akhir ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan
setelah perlakuan khusus pada kelas eksperimen. Adapun tes akhir ini dilakukan
di kelas kontrol agar peneliti dapat membandingkan hasil akhir dari kelas kontrol
ini dengan kelas eksperimen.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk tes adalah lembar tes. Lembar tes ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek.
Dalam penelitian ini, tes dilakukan dua tahap yaitu tahap prates dan tahap
pascates.
Berikut adalah lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa
baik prates maupun pascates.
Berikut pedoman kriteria penilaian cerpen yang digunakan dalam penelitian ini. Tes Menulis Cerita Pendek
Kerjakanlah soal berikut dengan seksama!
Buatlah sebuah cerita pendek dengan judul yang menarik dengan tema bebas
kemudian perhatikan pula hal-hal berikut.
1) Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek mencakup alur, tokoh, latar,
sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa.
2) Kepaduan antarunsur cerpen.
36
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Pedoman Kriteria Penilaian Cerpen
No Aspek yang Dinilai Kriteria dan Skor
1. Kelengkapan aspek
hanya memuat judul dan narasi)
10 =Hanya memuat satu subaspek (misalnya
hanya memuat narasi)
2. Kelengkapan unsur
intrinsik cerpen
25 = memuat
1. fakta cerita (alur, tokoh dan latar)
2. sarana cerita (sudut pandang
3. penceritaan, dan gaya bahasa)
4. pengembangan isi yang relevan dengan
judul.
20 = memuat ketiga subaspek namun tidak
lengkap (misalnya dalam fakta cerita hanya
memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar
hanya memuat fakta cerita)
3. Keterpaduan
unsur/struktur cerpen
25 = Struktur disusun dengan memerhatikan
37
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kejutan dan keutuhan) dan penahapan
plot (awal, tengah dan akhir)
2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis,
dan sosiologis)
3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial)
20 = Memuat ketiga subaspek namun tidak
lengkap (misalnya kaidah plot hanya
menunjukan rasa ingin tahu dan kejutan,
namun tidak menunjukan keutuhan)
15 = Hanya memuat dua subaspek
10 = Hanya memuat satu subaspek
4. Kesesuaian penggunaan
bahasa cerpen
25 = menggunakan
1) kaidah EYD
2) keajekan penulisan
3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan
dimensi tokoh dan latar
20 = memuat ketiga subaspek namun tidak
lengkap (misalnya masih ditemukan
kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD)
15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya
hanya menggunakan kaidah EYD dan
keajekan penulisan)
10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya
hanya menggunakan kaidah EYD)
Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Cerpen
2. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan faktor penting
38
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Topik : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menulis cerita pendek.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa mampu menyusun kerangka untuk menulis cerita pendek.
2. Siswa mampu mengembangkan kerangka menjadi sebuah cerita pendek.
E. Materi Pembelajaran
40
Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan
cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam cerita
Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya.
c. Plot atau Alur
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita
melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian.
d. Setting atau Latar
Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat
dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh,
dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan
sosial.
e. Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen
ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang
dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk
menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan.
Unsur Ekstrinsik
a. pandangan hidup pengarang
41
c. keadaan psikologi pengarang
Pengertian model sinektik
Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk
memperoleh satu pandangan baru.
Aktivitas Metaforis model sinektik
a. Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep.
Analogi langsung ini berfungsi untung membandingkan kondisi-kondisi
atau situasi yang asli pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru
tentang gagasan atau masalah.
b. Hakikat analogi personal adalah pada keterlibatan berempatik. Siswa harus
merasa menjadi bagian fisik dari masalah tersebut. Analogi personal
mengharuskan lepasnya identitas diri sendiri menuju ruang dan objek yang
lain.
c. Konflik padat secara umum didefinisikan sebagai frasa yang terdiri dari
dua kata di mana kata-kata tersebut nampak berlawanan dengan kata yang
lain. Musuh yang bersahabat merupakan salah satu contohnya.
F. Alokasi Waktu
4 x 40 Menit
G. Model Pembelajaran
Model Sinektik
H. Metode Pembelajaran
42
I. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
1) Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa
siswa, dan mengecek kehadiran siswa)
2) Melakukan apersepsi.
3) Menyampaikan informasi mengenai kompetensi,
materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
10 menit
2 Kegiatan Inti
Pertemuan pertama
1) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
cerita pendek.
2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
unsur-unsur cerita pendek.
3) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
langkah-langkah menulis cerita pendek dengan model sinektik.
4) Siswa menyimak video film pendek berjudul Ibu.
5) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film
6) Siswa melakukan analogi langsung.
7) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam
film (analogi personal)
8) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia
miliki menjadi sebuah cerita pendek.
Pertemuan kedua
1) Siswa menyimak video film pendek berjudul Keripik
Sukun Mbok Darmi.
2) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film
43
3) Siswa melakukan analogi langsung.
4) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam
film (analogi personal)
5) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia
miliki menjadi sebuah cerita pendek.
3 Kegiatan Akhir
1) Siswa melakukan refleksi
2) Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya.
3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.
10 Menit
J. Alat dan Sumber Belajar
a. Power point
b. Laptop dan Proyektor
c. Speaker
d. Film Pendek
e. Spidol dan papan tulis
f. Buku pelajaran siswa kelas VII
K. Penilaian
Prosedur : Tes
Jenis : Tes mengarang
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Topik : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menulis cerita pendek.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Siswa mampu memilih topik yang menarik untuk menulis cerita pendek.
b. Siswa mampu mengembangkan topik menjadi sebuah cerita pendek.
E. Materi Pembelajaran
Unsur-unsur cerita pendek
45
a. Tema
Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan
cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam cerita
Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya.
c. Plot atau Alur
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita
melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian.
d. Setting atau Latar
Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat
dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh,
dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan
sosial.
e. Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen
ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang
dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk
menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan.
Unsur Ekstrinsik
a. pandangan hidup pengarang
b.lingkungan hidup pengarang
46
F. Alokasi Waktu
4 x 40 Menit
G. Model Pembelajaran
Model Sugesti-imajinatif
H. Metode Pembelajaran
Tanya jawab, ceramah, dan latihan
I. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
1. Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa
siswa, dan mengecek kehadiran siswa)
2. Melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan informasi mengenai kompetensi,
materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
2 Kegiatan Inti
Pertemuan pertama
1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai
cerita pendek.
2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
unsur-unsur cerita pendek.
3) Siswa menyimak lagu berjudul Ibu yang diputarkan
guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama
sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis
cerpen.
4) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang
47
telah dia pilih dengan diiringi lagu.
Pertemuan kedua
1) Siswa menyimak lagu berjudul Jangan Menyerah yang
diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan
seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk
menulis cerpen.
2) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang
telah dia pilih dengan diiringi lagu.
3 Kegiatan Akhir
1) Siswa melakukan refleksi
2) Siswa mendapat kesempatan siswa untuk bertanya.
3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.
5 menit
J. Alat dan Sumber Belajar
a. Lagu
b. Teks lirik lagu
c. Speaker
d. Laptop
e. Papan tulis dan spidol
f. Buku pelajaran siswa kelas VII
K. Penilaian
Prosedur : Tes
Jenis : Tes mengarang
48
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data ini dilakukan dengan langkah yang sama baik pada
kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Data utama pada dalam penelitian
ini adalah data nilai pada pretes dan pascates. Pengolahan data ini dilakukan agar
data yang telah diperoleh bermakna dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum diberi perlakuan dan diberi
perlakuan menjadi terlihat.
Langkah-langkah dalam pengolahan data ini sebagai berikut.
1. Menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerpen berdasarkan aspek yang akan
dinilai.
Memberikan skor terhadap hasil kerja siswa dari hasil pretes dan pascates ke
dalam bentuk nilai dengan rumus.
Nilai =
Tabel 3.3
Kategori penilaian menulis cerpen berdasarkan skala nilai
Skala nilai
Kategori85-100
2. Uji realibilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji
dalam setiap tes. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah
menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Langkah-langkah uji
reliabilitas adalah sebagai berikut.
a. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes
49
b. Untuk menguji penilaian yang diberikan oleh penimbang maka uji reliabilitas
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
c. Mencari jumlah kuadrat responden dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
∑d =
-Keterangan:
∑d = jumlah kuadrat responden (testi) = jumlah kuadrat benar dari responden
= kuadrat dari jumlah skor total
k = banyaknya item (dari penguji)
N = banyaknya responden atau testi
d. Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
∑ =
-Keterangan:
∑ = jumlah kuadrat item (penilai berjumlah tiga orang)
= jumlah kuadrat benar dari seluruh item
= kuadrat dari jumlah skor total
k = banyaknya item (dari penguji)
N = banyaknya responden atau testi
1) Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
∑X =
50
∑X = jumlah kuadrat total penilaian
= jumlah kuadrat dari tiap hasil responden
= kuadrat dari jumlah skor total
K = banyaknya item (dari penguji)
e. Mencari jumlah kuadrat sisa (kekeliruan) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
∑ kk= -
-Keterangan:
∑ kk = jumlah kuadrat kekeliruan = jumlah kuadrat total
= jumlah kuadrat responden
= jumlah kuadrat penimbang
f. Mencari varians responden, varians penimbang, dan varians sisa dengan tabel
ANAVA sebagai berikut.
Tabel 3.4
Format ANAVA
g. Setelah itu, dilakukan penghitungan realibilitasnya dengan sebagai berikut.
r11 =
Keterangan:
r11 = realibilitas yang dicari
Sumber Variasi SS dk Varians
Siswa/testi ∑d N-1
Penguji ∑ p K-1 -
51
Vt = Variansi dari testi
Vkk = Variansi dari kekeliruan
h. Selanjutnya nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.5
Tabel Guilford
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
(Sugiyono, 2012:257)
3. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat kemampuan siswa, apakah berdistribusi
normal atau tidak. Penulis melakukan uji normalitas dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Menentukan daftar distribusi mean dengan ketentuan:
1) Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil
2) Banyak kelas = 1+ 3,3 log n
3) Panjang kelas =
4) Derajat kebebasan = Bk-3
b. Menentukan nilai rerata mean dengan menggunakan rumus
X=
Keterangan:
X = mean
∑fx = jumlah nilai siswa
52
b. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
S=
Keterangan:
S = simpangan baku
= jumlah nilai siswa dikuadratkan
∑fx = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa
c. Melakukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes
akhir untuk menentukan nilai . Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Keterangan:
X2 = nilai chi kuadrat
Oi= frekuensi yang diobservasi (frekuensi emperis)
Ei = frekuaensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria:
X2hitung< X2tabel, maka data terdistribusi normal
X2hitung> X2tabel, maka data terdistribusi tidak normal
4. Uji homogenitas
Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam
populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:
F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen
F hitung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen
53
F =
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan
antarvariabel dalam penelitian ini. Apakah ada perbedaan yang berarti antara
kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek
dengan kelas kontrol yang tmenggunakan model sugesti-imajinatif dengan
media lagu.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.
b. Perumusan hipotesis
Ho = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik
dengan media film pendek sama dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang
menerapkan model sugesti-imajinatif.
Hi = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan
media film pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang
menerapkan model sugesti-imajinatif.
c. Mencari
=
Keterangan:
= nilai deviasi kelas eksperimen
∑x = jumlah gain kelas eksperimen
N = banyaknya subjek
d. Mencari ∑
∑ = ∑
-Keterangan:
∑ = jumlah gain varians kelas kontrol
∑x = jumlah gain kelas kontrol
N = banyaknya subjek
54
Sdg =
Keterangan:
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
= standar deviasi tes akhir kelas eksperimen
= standar deviasi kelas kontrol
f. mencari dengan rumus
=
Keterangan:
= mean kelas ekperimen
= mean kelas kontrol
sdg = standar deviasi gabungan
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
g. Menentukan db = + – 2
h. Menentukan taraf signifikasi dengan menentukan derjat kebebasan. Jika
> ataupun < terdapat perbedaan yang signifikan
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data, penulis merumuskan beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas
eksperimen sebesar 57,3 dan rata-rata nilai pascates sebesar 71,933.
Berdasarkan rata-rata nilai tersebut, dapat disimpulkan kemampuan menulis
cerpen kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film
pendek.
2. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas kontrol
sebesar 55,5 dan rata-rata nilai pascates sebesar 61,9. Berdasarkan rata-rata
nilai tersebut dapat disimpulkan kemampuan menulis cerpen kelas kontrol
mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model sugesti-imajinatif dengan media lagu.
3. Terdapat perbedaan antara kemampuan siswa di kelas eksperimen yang
menggunakan model sinektik dengan media film pendek dalam pembelajaran
menulis cerpen dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan model
sugesti-imajinatif dalam pembelajaran menulis cerpen. Tingkat kemampuan
menulis cerpen siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan mengalami
peningkatan 74.72%. Tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol
dengan menggunakan model sugesti-imajinatif mengalami peningkatan
sebesar 25.27%. Hal ini juga terbukti dari berbagai tahapan analisis data
dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan jumlah standar deviasi dari kelas
eksperimen sebesar 7,62 dan standar deviasi kelas kontrol sebesar 9,5.
192
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil uji hipotesis yang didapatkan (5,79) > (1,678). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima bahwa kemampuan
menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan media film
pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang
menerapkan model sugesti-imajinatif. Itu artinya model sinektik dengan
media film pendek efektif dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa
kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Penerapan model sinektik dengan media film pendek terbukti efektif sehingga
model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis cerpen di sekolah khususnya di SMP.
2. Dalam pembelajaran menulis cerpen, sebaiknya seorang guru lebih aktif dan
kreatif dalam mengemas model-model pembelajaran. Hal tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa ketika proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
3. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian seputar model pembelajaran,
hendaknya memilih teknik yang lebih menarik atau melakukan penelitian
lanjutan berupa penelitian tindakan kelas (PTK) atau menerapkan model
pembelajaran sinektik dengan media film pendek ini pada keterampilan
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Solo : Yuma Pustaka.
Aksan, Hermawan. (2011). Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alwasilah, Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. (2013). Pokoknya Menulis.
Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Dahlan, M.D. (1984). Model-model Mengajar: Beberapa Alternatif Interaksi
Belajar Mengajar. Bandung: cv. Dipenogoro
Effendy, Onong Uchjana. (1990). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Isjoni & Arif Ismail. (2008). Pembelajaran Virtual: Perpaduan Indonesia -
Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Joyce, Bruce, Marsha Weil & Emely Calhoun. (2011). Models of Teaching:
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kosasih, E. (2010). Menjadi Penulis Remaja. Jakarta Timur: Nobel Edumedia.
Kuncoro, Mudrajad. (2009). Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini,
Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, Heru & Sutardi. (2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Oktaviani, Fany. (2008). “Pembelajaran Menulis Narasi dengan menggunakan
Metode Sinektik di Kelas X SMA Negeri 1 Sumedang Tahun Pelajaran
2007-2008”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Putra, R.M.S. (2010). Principles of Creative Writing. Jakarta: PT Indeks Jakarta
Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Press.
Restiany, Novy. (2012). “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen pada
Siswa Kelas X dengan Menggunakan Teknik Show Not Tell (Penelitian
Tindakan Kelas di SMA 1 Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012)”. Skripsi:
tidak diterbitkan.
Rosdiana. (2008). “Penggunaan Media Lagu „Sebelum Cahaya‟ Letto sebagai
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen”. Skripsi: tidak
diterbitkan.
Rohani, Ahmad. (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta
Rohimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Kurtekpen FIP UPI.
Rusyana, Yus. (1982). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:
CV Dipenogoro.
Semi, Atar. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sumardjo, Jakob. (1980). Memahami Kesusastraan. Alumni: Bandung.
Sumardjo, Jakob & Saini K.M. (1986). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajat. (2010). Statistik Pendidikan. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Thahar, E.H. (2008). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa Press
Wahab, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-model Mengajar Ilmu
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Windasari. (2011). “Penggunaan Media Cuplikan Film Kolosal Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X-H SMA Angkasa
Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)”. Skripsi: tidak diterbitkan.
_____. (2013). Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian