• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK :Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK :Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Sari Pertiwi NIM 1006719

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM

PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA

PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

oleh Sari Pertiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

©Sari Pertiwi 2014 Universitas Pendidkan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(4)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(5)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

ABSTRAK

Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam kurikulum 2013. Namun, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen karena berbagai faktor. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis cerpen sesuai dengan apa yang diharapkan dalam kurikulum 2013.

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan pada beberapa hal seperti 1) bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model sinektik dengan media film pendek? 2) bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan model sugesti-imajinatif dengan media lagu? 3) apakah terdapat perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas eksperimen dan kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontol sesudah diberi perlakuan?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dalam menulis cerpen sebelum menggunakan model sinektik dengan media film pendek, 2) kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dalam menulis cerpen sesudah menggunakan model sinektik dengan media film pendek, dan 3) efektivitas model sinektik dengan media film pendek dalam pembelajaran menulis cerpen.

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes yaitu berupa tes awal (prates) dan tes akhir (pascates).

(6)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi model pembelajaran alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis cerpen di sekolah, khususnya di SMP.

SINEKTIK EFFECTIVENESS MODEL WITH SHORT FILM MEDIA IN LEARNING TO WRITE A SHORT STORY

(Quasi experimental study in class VII SMP Negeri 29 Bandung year 2013/2014)

Abstract

Writing short stories is one of the basic competencies that must be mastered in 2013, but the curiculum, students often have difficulty in learning to write short stories for a variety of factors. Therefore, this study is expected to optimize learning to write short stories in accordance with what expected in the curiculum in 2013.

The problem in this study was formulated on such things as 1) how does the ability to write short stories in class before and after the experiment using a model of learning sinektik with media short film 2) how does the ability to write short stories in class before and after the experiment using a model of learning suggestion-imajinative with media song 3) is there a difference between students ability to write short stories experimental class and the ability to write short storie control class after untreated.

Based on the formulation of the problem, this study aims to determine 1) the ability of class VII SMP Negeri Bandung in writing short stories before using sinektik models with medium short film 2) the ability of class VII SMP Negeri Bandung in writing short stories after using sinektik models with medium short film 3) Effectiveness of the sinektik models with medium short film. In learning write short stories.

The approach is a quantitative approach using a quasi-experimental methods. The population in this study was class VII SMP Negeri 29 Bandung year 2013/2014, while the sample of this study is a class VII B as experimental class and class VII E as control class. The data collection techniques used in this study is a test technique in the form of pre-test and post-test.

(7)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 MENULIS, CERITA PENDEK, MODEL SINEKTIK DAN

1. Pengertian Cerita Pendek... ... 9

2. Unsur-unsur Cerita Pendek... ... 10

3. Langkah-langkah Menulis Cerita Pendek ... 13

C. Model Sinektik ... 16

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 16

2. Pengertian Model Sinektik... 18

3. Gagasan yang Mendasari Model Sinektik ... 19

(9)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tahapan Model Sinektik ... 21

6. Sistem Sosial ... 23

7. Manfaat Model Sinektik ... 23

D. Media Pembelajaran ... 24

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 24

2. Fungsi Media Pembelajaran... 25

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran... 26

4. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran ... 27

5. Film Sebagai Media Pembelajaran ... 27

6. Kriteria Pemilihan Film Sebagai Media Pembelajaran ... 28

E. Anggapan Dasar ... 30

F. Hipotesis ... 30

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 31

B. Desain Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel... ... 33

D. Definisi Operasional ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Pengolahan Data ... 47

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Analisis Data ... 54

1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ... 54

2. Deskripsi dan Analisis Hasil Prates ... 61

a. Deskripsi dan Analisis Hasil Prates Kelas Eksperimen ... 62

b. Deskripsi dan Analisis Hasil Prates Kelas Kontrol ... 87

3. Deskripsi dan Analisis Hasil Pascates ... 110

(10)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Deskripsi dan Analisis Hasil Pascates Kelas Kontrol ... 136

B. Pengolahan Data ... 158

1. Uji reliabilitas ... 158

a. Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen... 158

b. Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 161

c. Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 163

d. Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 166

2. Uji Normalitas ... 168

a. Uji Normalitas Prates Kelas Eksperimen ... 168

b. Uji Normalitas Prates Kelas Kontrol ... 171

c. Uji Normalitas Pascates Kelas Eksperimen ... 173

d. Uji Normalitas Pascates Kelas Kontrol ... 175

3. Uji Homogenitas... 178

a. Uji Homogenitas Prates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 178

b. Uji Homogenitas Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 178

4. Uji Hipotesis ... 179

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 182

1. Kemampuan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas Eksperimen Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Model Sinektik dengan Media Film Pendek ... 182

2. Kemampuan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Model Sugesti-imajinatif dengan Media Lagu ... 185

3. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas Eksperimen dan Kemampuan Menulis Cerpen Kelas Kontrol Sesudah Diberi Perlakuan ... 187

(11)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1 Simpulan ... 191

5.2 Saran ... 192

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis cerita pendek (cerpen) merupakan salah satu kompetensi dalam

kurikulum 2013 yang harus dikuasai siswa. Kurikulum 2013 memang berbeda

dengan kurikulum KTSP, khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya dapat terlihat dari

pendekatan yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013

berbasis teks, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum

sebelumnya berbasis keterampilan berbahasa. Dengan menggunakan pendekatan

berbasis teks, itu artinya siswa dituntut untuk memahami isi serta konteks yang

terdapat dalam teks dan juga dituntut untuk menguasai struktur dari teks tersebut.

Selain itu, siswa juga dituntut untuk dapat menulis teks yang dipelajarinya.

Teks yang dimaksud dalam kurikulum 2013 berupa teks sastra dan teks

non-sastra. Teks sastra yang terdapat dalam kurikulum 2013 adalah teks cerita

pendek (cerpen). Teks cerpen dipelajari di kelas VII semester dua. Terdapat

delapan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam memahami sebuah

teks khususnya teks cerpen. Salah satu kompetensi dasar yang berkaitan dengan

teks cerpen adalah kompetensi menyusun teks cerpen. Kompetensi dasar tersebut

menuntut siswa untuk menghasilkan sebuah produk atau karya berupa cerpen,

yang berarti siswa dituntut untuk mampu menulis cerpen.

Menulis merupakan suatu cara berkomunikasi antara penulis dan pembaca

atau secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap penulis atau pengarang

mempunyai pikiran dan gagasan yang ingin disampaikan yang kemudian

(13)

2

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian tersebut, menulis merupakan suatu cara

komunikasi penulis atau pengarang untuk menyampaikan ide, imajinasi, serta

curahan perasaan ke dalam sebuah tulisan. Tidak mudah menyampaikan ide,

imajinasi, serta curahan perasaan ke dalam sebuah tulisan.

Menurut Kuncoro (2009:7) terdapat beberapa hambatan internal dan

eksternal bagi penulis pemula. Hambatan tersebut diantaranya, yaitu kurangnya

pengetahuan, belum memiliki penguasaan berbahasa yang baik, serta kurangnya

minat dalam menulis, sedangkan faktor eksternal yang menghambat seseorang

untuk menulis adalah sulitnya mencari topik atau ide untuk bahan tulisan.

Dalam kenyataannya, hambatan-hambatan tersebut memang menjadi

penghalang bagi siswa dalam menulis cerpen. Hambatan yang seringkali dialami

ketika pertama kali akan menulis cerpen adalah kesulitan dalam mencari ide atau

topik cerita. Selain itu, kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis

cerpen pun menjadi salah satu hambatan dalam pembelajaran. Akibatnya, ketika

mengikuti pembelajaran menulis cerpen siswa seringkali mengeluh dan terlihat

kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen.

Padahal, keterampilan menulis itu harus diawali oleh minat, kreativitas,

sebilangan latihan, dan kebiasaan membaca berbagai sumber bacaan. Oleh karena

itu, menarik minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sangat

penting dilakukan guna meningkatkan pembelajaran menulis cerpen. Hal itu dapat

dilakukan dengan cara menerapkan sebuah model pembelajaran beserta media

pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi tertarik dan termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran menulis cerpen.

Berdasarkan permasalahan tersebut, model pembelajaran yang diterapkan

dalam penelitian ini adalah model sinektik. Model ini diharapkan mampu menjadi

solusi yang tepat untuk dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran menulis

cerpen. Model sinektik merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang

oleh Wiliam John Gordon untuk mengembangkan kreativitas siswa khususnya

dalam keterampilan menulis dan mengarang. Atas dasar itulah, penulis memilih

(14)

3

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan daya kreasi siswa

dalam menulis sebuah tulisan, khususnya cerpen. Media yang dipilih untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan daya kreasi siswa salah satunya

adalah media film.

Media film menurut Naim (dalam Isjoni dan Arif, 2008) merupakan suatu

media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan secara

konkrit dan terperinci seperti tujuan pembelajaran dalam kurikulum serta

pembentukan sikap dan tingkah laku siswa. Di samping itu, media film juga

digunakan untuk menonjolkan realita kehidupan, membentuk sikap serta

membangkitkan emosi dan perasaan. Video atau film dilihat sebagai media yang

dinamik yang dapat merangsang tingkah laku serta sikap dan terkadang dapat

mempengaruhi psikologi seseorang.

Media yang peneliti pilih dalam pembelajaran menulis cerpen ini adalah

media film pendek. Penggunaan media film pendek ini diharapkan dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan daya kreasi siswa dalam

pembelajaran menulis cerpen.

Model pembelajaran dan media pembelajaran berkaitan erat. Model

pembelajaran berfungsi mendukung media pembelajaran agar dapat difungsikan

dalam pembelajaran di kelas. Begitupun media pembelajaran berfungsi untuk

mendukung langkah-langkah dalam model pembelajaran sehingga model

pembelajaran dapat digunakan dengan optimal.

Penelitian yang berkaitan dengan model sinektik telah dilakukan sebelumnya.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Fany Oktaviani (2008) dengan judul “Pembelajaran Menulis Narasi dengan menggunakan Metode Sinektik di Kelas X SMA Negeri 1 Sumedang Tahun Pelajaran 2007-2008. Penelitian ini berhasil

mengungkapkan model sinektik efektif terhadap pembelajaran menulis narasi.

Penelitian terkait pembelajaran menulis cerita pendek dengan media film pun

(15)

4

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas

X-H SMA Angkasa Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)”. Penelitian ini

berhasil meningkatkan keterampilan siswa menulis cerita pendek.

Penelitian terkait pembelajaran menulis cerita pendek lainnya telah dilakukan

oleh Dian Rosdiana tetapi dengan media lagu. Penelitian Rosdiana (2008) ini berjudul “Penggunaan Media Lagu „Sebelum Cahaya‟ Letto sebagai Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen”. Media lagu „Sebelum Cahaya‟ ini pun berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Hal ini

dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Pada siklus I

nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa adalah 48,1. Siklus kedua

mengalami peningkatan yaitu 63,2 dan pada siklus ketiga menjadi 79,3.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Novy Restiany dengan judul “Upaya

Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa Kelas X dengan

Menggunakan Teknik Show Not Tell (Penelitian Tindakan Kelas di SMA 1

Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012)”. Penelitian ini pun menunjukkan

peningkatan pada keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan Teknik

Show Not Tell. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai kemampuan

menulis cerpen siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen

adalah 67,15. Pada siklus II nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen meningkat

menjadi 82,09 dan pada siklus III nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen

meningkat menjadi 90,43.

Berbeda dengan penelitian-penelitian mengenai pembelajaran cerpen yang

sudah dilakukan sebelumnya, penelitian ini menggunakan model pembelajaran

disertai media film pendek untuk merangsang imajinasi dan daya kreasi siswa

dalam menulis cerpen. Penggunaan model sinektik disertai dengan media film

pendek ini diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis cerpen.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis

optimis penelitian ini akan berhasil.

Penelitian ini penting dilakukan mengingat pembelajaran menulis cerpen

(16)

5

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum 2013. Berdasarkan hal itu, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan model pembelajaran sekaligus media alternatif yang tepat, yang

dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis cerpen.

Adapun judul penelitian ini adalah “Efektivitas Model Sinektik dengan Media Film Pendek dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Penelitian Eksperimen

Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis mengidentifikasi

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Siswa mengalami kesulitan dalam mencari ide dan mengembangkan

imajinasinya.

b. Siswa kurang memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen.

c. Siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis

cerpen.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas eksperimen

sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model sinektik

dengan media film pendek?

b. Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas kontrol sebelum

dan sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan model

sugesti-imajinatif dengan media film lagu?

c. Apakah terdapat perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas

eksperimen dan kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol sesudah

diberi perlakuan?

D. Tujuan Penelitian

(17)

6

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung

dalam menulis cerpen sebelum menggunakan model sinektik dengan media

film pendek.

b. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung

dalam menulis cerpen sesudah menggunakan model sinektik dengan media

film pendek.

c. Mengetahui efektivitas model sinektik dengan media film pendek dalam

pembelajaran menulis cerpen.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penelitian ini sebagai berikut.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran

yang dapat diterapkan untuk pembelajaran menulis cerpen sehingga

pembelajaran menulis cerpen dapat berjalan dengan efektif.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis cerpen.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang model yang

(18)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Metode aksperimen kuasi ini termasuk

kepada penelitian kuantitatif. Metode eksperimen kuasi ini merupakan metode

eksperimen semu dengan kata lain tidak seluruh variabel yang dapat

mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol. Penggunaan metode penelitian

tersebut dipilih untuk mengetahui penggunaan model sinektik dengan media film

pendek dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kelas kontol dan kelas

eksperimen. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat perbandingan antara

kelas yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model

sinektik dengan media film pendek serta kelas yang tidak diberikan model

pembelajaran dengan media pembelajaran tersebut. Dengan adanya perbandingan

tersebut, keberhasilan penggunaan model sinektik dengan media film pendek ini

akan lebih terlihat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini yaitu memberikan tindakan berupa pembelajaran menulis

cerpen pada kelas eksperimen, sedangkan hasil dari penelitian ini melihat ada

atau tidaknya perbedaan kemampuan menulis cerpen setelah dan sebelum

pemberian tindakan tersebut. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan tes

awal (prates) dan tes akhir (pascates) pada subjek penelitian.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya peneliti menggunakan rancangan

(19)

32

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rancangan ini sangat sering digunakan dalam penelitian. Rancangan ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Desain Penelitian

Rancangan Kelompok Nonekuivalen

Keterangan:

O1: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

sinektik dengan media film pendek.

O2: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

sinektik dengan media film pendek.

O3: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran.

O4: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran.

X : Perlakuan berupa penggunaan model sinektik dengan media film pendek.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel penelitian ini akan dijelaskan berikut ini.

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:117)

Berdasarkan dari pengertian populasi tersebut, populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

O 1 X O2 (Eksperimen)

(20)

33

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut adalah data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung.

Tabel 3.1

Data Populasi Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Siswa Jumlah Siswa

P L

Kelas VII A 16 19 35

Kelas VII B 17 13 30

Kelas VII C 17 18 35

Kelas VII D 14 18 32

Kelas VII E 16 14 30

Kelas VII F 17 19 36

Kelas VII G 22 13 35

Kelas VII H 18 17 35

Kelas VII I 22 13 35

Kelas VII J 23 12 35

Kelas VII K 17 19 36

Kelas VII L 19 16 35

Kelas VII M 18 17 35

Total Jumlah 236 208 444

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang diambil dari populasi harus

representatif. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, terdapat berbagai

(21)

34

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling.

Teknik simple random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel dari

populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

(Sugiyono, 2013:120). Penulis memilih teknik simple random sampling ini karena

populasi homogen, atau dengan kata lain populasi pada penelitian ini dianggap

memiliki kemampuan yang sama dalam menulis cerpen dan juga tidak berstrata

karena populasi pada penelitian ini seluruhnya adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 29 Bandung.

Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan undian. Melalui cara

undian itu didapatkan sampel untuk penelitian ini yaitu kelas VII B sebagai kelas

eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki

persepsi yang sama tentang penelitian yang akan dilakukan. Penulis medefinisikan

variabel-veriabel yang akan diteliti sebagai berikut.

1. Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang

mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk

memperoleh satu pandangan baru.

2. Media film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang.

3. Pembelajaran menulis cerpen adalah pembelajaran menulis sebuah karangan

narasi yang pendek, yang menyajikan cerita serta masalah yang tidak terlalu

rumit untuk dipecahkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data dalam bentuk tes. Teknik pengumpulan data berupa tes ini

dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Tes pada

(22)

35

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang

menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen,

sedangkan tes akhir diberikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran

yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas

eksperimen. Tes akhir ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan

setelah perlakuan khusus pada kelas eksperimen. Adapun tes akhir ini dilakukan

di kelas kontrol agar peneliti dapat membandingkan hasil akhir dari kelas kontrol

ini dengan kelas eksperimen.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan untuk tes adalah lembar tes. Lembar tes ini

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek.

Dalam penelitian ini, tes dilakukan dua tahap yaitu tahap prates dan tahap

pascates.

Berikut adalah lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa

baik prates maupun pascates.

Berikut pedoman kriteria penilaian cerpen yang digunakan dalam penelitian ini. Tes Menulis Cerita Pendek

Kerjakanlah soal berikut dengan seksama!

Buatlah sebuah cerita pendek dengan judul yang menarik dengan tema bebas

kemudian perhatikan pula hal-hal berikut.

1) Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek mencakup alur, tokoh, latar,

sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa.

2) Kepaduan antarunsur cerpen.

(23)

36

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Pedoman Kriteria Penilaian Cerpen

No Aspek yang Dinilai Kriteria dan Skor

1. Kelengkapan aspek

hanya memuat judul dan narasi)

10 =Hanya memuat satu subaspek (misalnya

hanya memuat narasi)

2. Kelengkapan unsur

intrinsik cerpen

25 = memuat

1. fakta cerita (alur, tokoh dan latar)

2. sarana cerita (sudut pandang

3. penceritaan, dan gaya bahasa)

4. pengembangan isi yang relevan dengan

judul.

20 = memuat ketiga subaspek namun tidak

lengkap (misalnya dalam fakta cerita hanya

memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar

hanya memuat fakta cerita)

3. Keterpaduan

unsur/struktur cerpen

25 = Struktur disusun dengan memerhatikan

(24)

37

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kejutan dan keutuhan) dan penahapan

plot (awal, tengah dan akhir)

2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis,

dan sosiologis)

3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial)

20 = Memuat ketiga subaspek namun tidak

lengkap (misalnya kaidah plot hanya

menunjukan rasa ingin tahu dan kejutan,

namun tidak menunjukan keutuhan)

15 = Hanya memuat dua subaspek

10 = Hanya memuat satu subaspek

4. Kesesuaian penggunaan

bahasa cerpen

25 = menggunakan

1) kaidah EYD

2) keajekan penulisan

3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan

dimensi tokoh dan latar

20 = memuat ketiga subaspek namun tidak

lengkap (misalnya masih ditemukan

kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD)

15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya

hanya menggunakan kaidah EYD dan

keajekan penulisan)

10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya

hanya menggunakan kaidah EYD)

Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Cerpen

2. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan faktor penting

(25)

38

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(26)

39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KELAS EKSPERIMEN)

Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Topik : Teks Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

B. Kompetensi Dasar

Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,

dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik

secara lisan maupun tulisan

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menulis cerita pendek.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Siswa mampu menyusun kerangka untuk menulis cerita pendek.

2. Siswa mampu mengembangkan kerangka menjadi sebuah cerita pendek.

E. Materi Pembelajaran

(27)

40

Unsur Intrinsik

a. Tema

Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan

cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita,

diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku dalam cerita

Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya.

c. Plot atau Alur

Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita

melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian.

d. Setting atau Latar

Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat

dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh,

dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan

sosial.

e. Sudut Pandang

Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen

ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang

dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk

menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan.

Unsur Ekstrinsik

a. pandangan hidup pengarang

(28)

41

c. keadaan psikologi pengarang

Pengertian model sinektik

Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang

mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk

memperoleh satu pandangan baru.

Aktivitas Metaforis model sinektik

a. Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep.

Analogi langsung ini berfungsi untung membandingkan kondisi-kondisi

atau situasi yang asli pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru

tentang gagasan atau masalah.

b. Hakikat analogi personal adalah pada keterlibatan berempatik. Siswa harus

merasa menjadi bagian fisik dari masalah tersebut. Analogi personal

mengharuskan lepasnya identitas diri sendiri menuju ruang dan objek yang

lain.

c. Konflik padat secara umum didefinisikan sebagai frasa yang terdiri dari

dua kata di mana kata-kata tersebut nampak berlawanan dengan kata yang

lain. Musuh yang bersahabat merupakan salah satu contohnya.

F. Alokasi Waktu

4 x 40 Menit

G. Model Pembelajaran

Model Sinektik

H. Metode Pembelajaran

(29)

42

I. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Awal

1) Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa

siswa, dan mengecek kehadiran siswa)

2) Melakukan apersepsi.

3) Menyampaikan informasi mengenai kompetensi,

materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

10 menit

2 Kegiatan Inti

Pertemuan pertama

1) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai

cerita pendek.

2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai

unsur-unsur cerita pendek.

3) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai

langkah-langkah menulis cerita pendek dengan model sinektik.

4) Siswa menyimak video film pendek berjudul Ibu.

5) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film

6) Siswa melakukan analogi langsung.

7) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam

film (analogi personal)

8) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia

miliki menjadi sebuah cerita pendek.

Pertemuan kedua

1) Siswa menyimak video film pendek berjudul Keripik

Sukun Mbok Darmi.

2) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film

(30)

43

3) Siswa melakukan analogi langsung.

4) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam

film (analogi personal)

5) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia

miliki menjadi sebuah cerita pendek.

3 Kegiatan Akhir

1) Siswa melakukan refleksi

2) Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya.

3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.

10 Menit

J. Alat dan Sumber Belajar

a. Power point

b. Laptop dan Proyektor

c. Speaker

d. Film Pendek

e. Spidol dan papan tulis

f. Buku pelajaran siswa kelas VII

K. Penilaian

Prosedur : Tes

Jenis : Tes mengarang

(31)

44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KELAS KONTROL)

Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Topik : Teks Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

B. Kompetensi Dasar

Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,

dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik

secara lisan maupun tulisan

C. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat menulis cerita pendek.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

a. Siswa mampu memilih topik yang menarik untuk menulis cerita pendek.

b. Siswa mampu mengembangkan topik menjadi sebuah cerita pendek.

E. Materi Pembelajaran

Unsur-unsur cerita pendek

(32)

45

a. Tema

Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan

cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita,

diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku dalam cerita

Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya.

c. Plot atau Alur

Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita

melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian.

d. Setting atau Latar

Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat

dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh,

dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan

sosial.

e. Sudut Pandang

Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen

ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang

dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk

menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan.

Unsur Ekstrinsik

a. pandangan hidup pengarang

b.lingkungan hidup pengarang

(33)

46

F. Alokasi Waktu

4 x 40 Menit

G. Model Pembelajaran

Model Sugesti-imajinatif

H. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, ceramah, dan latihan

I. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Awal

1. Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa

siswa, dan mengecek kehadiran siswa)

2. Melakukan apersepsi.

3. Menyampaikan informasi mengenai kompetensi,

materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

10 menit

2 Kegiatan Inti

Pertemuan pertama

1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai

cerita pendek.

2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai

unsur-unsur cerita pendek.

3) Siswa menyimak lagu berjudul Ibu yang diputarkan

guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama

sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis

cerpen.

4) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang

(34)

47

telah dia pilih dengan diiringi lagu.

Pertemuan kedua

1) Siswa menyimak lagu berjudul Jangan Menyerah yang

diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan

seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk

menulis cerpen.

2) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang

telah dia pilih dengan diiringi lagu.

3 Kegiatan Akhir

1) Siswa melakukan refleksi

2) Siswa mendapat kesempatan siswa untuk bertanya.

3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.

5 menit

J. Alat dan Sumber Belajar

a. Lagu

b. Teks lirik lagu

c. Speaker

d. Laptop

e. Papan tulis dan spidol

f. Buku pelajaran siswa kelas VII

K. Penilaian

Prosedur : Tes

Jenis : Tes mengarang

(35)

48

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data ini dilakukan dengan langkah yang sama baik pada

kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Data utama pada dalam penelitian

ini adalah data nilai pada pretes dan pascates. Pengolahan data ini dilakukan agar

data yang telah diperoleh bermakna dan memberikan gambaran yang jelas

mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut,

kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum diberi perlakuan dan diberi

perlakuan menjadi terlihat.

Langkah-langkah dalam pengolahan data ini sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerpen berdasarkan aspek yang akan

dinilai.

Memberikan skor terhadap hasil kerja siswa dari hasil pretes dan pascates ke

dalam bentuk nilai dengan rumus.

Nilai =

Tabel 3.3

Kategori penilaian menulis cerpen berdasarkan skala nilai

Skala nilai

Kategori

85-100

2. Uji realibilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji

dalam setiap tes. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah

menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Langkah-langkah uji

reliabilitas adalah sebagai berikut.

a. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes

(36)

49

b. Untuk menguji penilaian yang diberikan oleh penimbang maka uji reliabilitas

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

c. Mencari jumlah kuadrat responden dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

∑d =

-Keterangan:

∑d = jumlah kuadrat responden (testi) = jumlah kuadrat benar dari responden

= kuadrat dari jumlah skor total

k = banyaknya item (dari penguji)

N = banyaknya responden atau testi

d. Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

∑ =

-Keterangan:

∑ = jumlah kuadrat item (penilai berjumlah tiga orang)

= jumlah kuadrat benar dari seluruh item

= kuadrat dari jumlah skor total

k = banyaknya item (dari penguji)

N = banyaknya responden atau testi

1) Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

∑X =

(37)

50

∑X = jumlah kuadrat total penilaian

= jumlah kuadrat dari tiap hasil responden

= kuadrat dari jumlah skor total

K = banyaknya item (dari penguji)

e. Mencari jumlah kuadrat sisa (kekeliruan) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

∑ kk= -

-Keterangan:

∑ kk = jumlah kuadrat kekeliruan = jumlah kuadrat total

= jumlah kuadrat responden

= jumlah kuadrat penimbang

f. Mencari varians responden, varians penimbang, dan varians sisa dengan tabel

ANAVA sebagai berikut.

Tabel 3.4

Format ANAVA

g. Setelah itu, dilakukan penghitungan realibilitasnya dengan sebagai berikut.

r11 =

Keterangan:

r11 = realibilitas yang dicari

Sumber Variasi SS dk Varians

Siswa/testi ∑d N-1

Penguji ∑ p K-1 -

(38)

51

Vt = Variansi dari testi

Vkk = Variansi dari kekeliruan

h. Selanjutnya nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.5

Tabel Guilford

Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

(Sugiyono, 2012:257)

3. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat kemampuan siswa, apakah berdistribusi

normal atau tidak. Penulis melakukan uji normalitas dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Menentukan daftar distribusi mean dengan ketentuan:

1) Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil

2) Banyak kelas = 1+ 3,3 log n

3) Panjang kelas =

4) Derajat kebebasan = Bk-3

b. Menentukan nilai rerata mean dengan menggunakan rumus

X=

Keterangan:

X = mean

∑fx = jumlah nilai siswa

(39)

52

b. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

S=

Keterangan:

S = simpangan baku

= jumlah nilai siswa dikuadratkan

∑fx = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa

c. Melakukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes

akhir untuk menentukan nilai . Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut.

Keterangan:

X2 = nilai chi kuadrat

Oi= frekuensi yang diobservasi (frekuensi emperis)

Ei = frekuaensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)

Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria:

X2hitung< X2tabel, maka data terdistribusi normal

X2hitung> X2tabel, maka data terdistribusi tidak normal

4. Uji homogenitas

Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam

populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:

F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen

F hitung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen

(40)

53

F =

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan

antarvariabel dalam penelitian ini. Apakah ada perbedaan yang berarti antara

kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek

dengan kelas kontrol yang tmenggunakan model sugesti-imajinatif dengan

media lagu.

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.

b. Perumusan hipotesis

Ho = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik

dengan media film pendek sama dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang

menerapkan model sugesti-imajinatif.

Hi = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan

media film pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang

menerapkan model sugesti-imajinatif.

c. Mencari

=

Keterangan:

= nilai deviasi kelas eksperimen

∑x = jumlah gain kelas eksperimen

N = banyaknya subjek

d. Mencari ∑

∑ = ∑

-Keterangan:

∑ = jumlah gain varians kelas kontrol

∑x = jumlah gain kelas kontrol

N = banyaknya subjek

(41)

54

Sdg =

Keterangan:

= jumlah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas kontrol

= standar deviasi tes akhir kelas eksperimen

= standar deviasi kelas kontrol

f. mencari dengan rumus

=

Keterangan:

= mean kelas ekperimen

= mean kelas kontrol

sdg = standar deviasi gabungan

= jumlah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas kontrol

g. Menentukan db = + – 2

h. Menentukan taraf signifikasi dengan menentukan derjat kebebasan. Jika

> ataupun < terdapat perbedaan yang signifikan

(42)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data, penulis merumuskan beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas

eksperimen sebesar 57,3 dan rata-rata nilai pascates sebesar 71,933.

Berdasarkan rata-rata nilai tersebut, dapat disimpulkan kemampuan menulis

cerpen kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film

pendek.

2. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh rata-rata nilai prates kelas kontrol

sebesar 55,5 dan rata-rata nilai pascates sebesar 61,9. Berdasarkan rata-rata

nilai tersebut dapat disimpulkan kemampuan menulis cerpen kelas kontrol

mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model sugesti-imajinatif dengan media lagu.

3. Terdapat perbedaan antara kemampuan siswa di kelas eksperimen yang

menggunakan model sinektik dengan media film pendek dalam pembelajaran

menulis cerpen dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan model

sugesti-imajinatif dalam pembelajaran menulis cerpen. Tingkat kemampuan

menulis cerpen siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan mengalami

peningkatan 74.72%. Tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas kontrol

dengan menggunakan model sugesti-imajinatif mengalami peningkatan

sebesar 25.27%. Hal ini juga terbukti dari berbagai tahapan analisis data

dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan jumlah standar deviasi dari kelas

eksperimen sebesar 7,62 dan standar deviasi kelas kontrol sebesar 9,5.

(43)

192

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil uji hipotesis yang didapatkan (5,79) > (1,678). Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima bahwa kemampuan

menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan media film

pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang

menerapkan model sugesti-imajinatif. Itu artinya model sinektik dengan

media film pendek efektif dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa

kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Penerapan model sinektik dengan media film pendek terbukti efektif sehingga

model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran menulis cerpen di sekolah khususnya di SMP.

2. Dalam pembelajaran menulis cerpen, sebaiknya seorang guru lebih aktif dan

kreatif dalam mengemas model-model pembelajaran. Hal tersebut diharapkan

dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa ketika proses kegiatan

belajar mengajar berlangsung.

3. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian seputar model pembelajaran,

hendaknya memilih teknik yang lebih menarik atau melakukan penelitian

lanjutan berupa penelitian tindakan kelas (PTK) atau menerapkan model

pembelajaran sinektik dengan media film pendek ini pada keterampilan

(44)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Solo : Yuma Pustaka.

Aksan, Hermawan. (2011). Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alwasilah, Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. (2013). Pokoknya Menulis.

Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Dahlan, M.D. (1984). Model-model Mengajar: Beberapa Alternatif Interaksi

Belajar Mengajar. Bandung: cv. Dipenogoro

Effendy, Onong Uchjana. (1990). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Isjoni & Arif Ismail. (2008). Pembelajaran Virtual: Perpaduan Indonesia -

Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Joyce, Bruce, Marsha Weil & Emely Calhoun. (2011). Models of Teaching:

Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kosasih, E. (2010). Menjadi Penulis Remaja. Jakarta Timur: Nobel Edumedia.

Kuncoro, Mudrajad. (2009). Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini,

Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, Heru & Sutardi. (2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Oktaviani, Fany. (2008). “Pembelajaran Menulis Narasi dengan menggunakan

Metode Sinektik di Kelas X SMA Negeri 1 Sumedang Tahun Pelajaran

2007-2008”. Skripsi: tidak diterbitkan.

(45)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Putra, R.M.S. (2010). Principles of Creative Writing. Jakarta: PT Indeks Jakarta

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

Press.

Restiany, Novy. (2012). “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen pada

Siswa Kelas X dengan Menggunakan Teknik Show Not Tell (Penelitian

Tindakan Kelas di SMA 1 Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012)”. Skripsi:

tidak diterbitkan.

Rosdiana. (2008). “Penggunaan Media Lagu „Sebelum Cahaya‟ Letto sebagai

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen”. Skripsi: tidak

diterbitkan.

Rohani, Ahmad. (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta

Rohimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurtekpen FIP UPI.

Rusyana, Yus. (1982). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:

CV Dipenogoro.

Semi, Atar. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sumardjo, Jakob. (1980). Memahami Kesusastraan. Alumni: Bandung.

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. (1986). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajat. (2010). Statistik Pendidikan. Bandung:

CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Thahar, E.H. (2008). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa Press

Wahab, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-model Mengajar Ilmu

(46)

Sari Pertiwi, 2014

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Windasari. (2011). “Penggunaan Media Cuplikan Film Kolosal Untuk

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X-H SMA Angkasa

Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)”. Skripsi: tidak diterbitkan.

_____. (2013). Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA MELALUI METODE TUGAS DALAM PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 3 Tanjungsari Kelas VIII A).. Universitas

Memahami Perilaku Pemilih Pada Pemilu 2004 di Indonesia. Jurnal Demokrasi

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Taking into account that the customs activity is also recognised as a key to effectively fulfilling the duties entrusted to other state bodies such as those in the area of

bahwa dipandang perlu untuk menambah keanggotaan Team Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar dengan seorang pejabat dari Direktorat Landreform Direktorat Jenderal

Rangkaian Pulse Code Modulation pada Module ED Laboratory 2960 F terdiri dari clock generator, voltage follower, voltage comparator, counter, latch dan shift register..

An Analysis Of Character Values In Narrative Texts In A Bse/Buku Sekolah Elektronik (Electronic Textbook) Of English For Senior High School.. Universitas Pendidikan Indonesia