1 1.1 Latar Belakang Laporan KKL
Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah- tengah masyarakat yang mungkin ditemukan dikampus, sekaligus sebagai proses pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi. KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan Misi dan Bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.
Kuliah kerja lapangan ditujukan dengan maksud meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan di dasari dengan Iman dan Taqwa (IMTAK) guna melaksanakan pembangunan dengan tumbuh dan berkembang pesat dewasa ini.
2
Pemerintahan di era reformasi telah mengalami perubahan di dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Dengan adanya undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan sistem pemerintahan yang bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi di masa pelaksanaan yang secara luas nyata dan bertanggung jawab yang dititik beratkan di daerah Kabupaten/Kota. Salah satunya dengan diberlakukannya otonomi daerah. Otonomi tersebut memberi daerah kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian kewenangan Otonomi dari pemerintah pusat kepada daerah adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangukutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan daerah. Penerapan Otonomi Daerah telah membuka peluang bagi Daerah, Provinsi, Daerah Kabupaten atau Kota untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam membangun daerah guna mengimplementasikan makna Otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.
masyarakat sekaligus sebagai motivator, mediator, dan fasilitator pelaksanaan otonomi daerah.
kebijakan merupakan titik pusat interaksi antara perencanaan dan perumusan, kebijakan berawal dari Kultur lisan, kemampuan menulis tangan, sampai dengan pemanfaatan komputer. Alat-alat komunikasi tersebut, ditunjang dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten, baik dalam hal pembuatan program maupun pengaplikasian program tersebut.
Kebijakan dapat memelihara dan menggerakkan dinamika kehidupan dan peradaban umat manusia. Pikiran dan perasaan adalah bentuk dari komunikasi seseorang atau banyak orang. Kebijakan juga dapat mengubah insting menjadi inspirasi dan tempat menyimpan ide bersama, memperkuat perasaan kebersamaan, serta mengubah pikiran menjadi perbuatan.
Kebijakan mencakup berbagai aspek dan unsur-unsur interaksi individu. Hal ini, dapat dijelaskan bahwa abstraksi historis komunikasi memberikan suatu perspektif bahwa pengekangan proses Kebijakan tercermin dari sikap perilaku penguasa, yaitu pemerintah. Pemerintah merupakan pranata yang mengatur aktivitas masyarakat. pranata tersebut terdiri dari lembaga-lembaga pemerintah negara atau daerah, dan untuk melaksanakan aktivitas tersebut pada intinya dilakukan oleh pejabat dan pegawai pemerintah.
4
permasalahan, kebutuhan nyata yang tumbuh berkembang di Badan kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah. Pemerintah daerah kabupaten/kota memerlukan ketersediaan informasi mengenai data-data yang berhubungan dengan kualifikasi dan potensi daerah secara tepat dan akurat. Informasi yang tersedia harus diikuti dengan kemampuan aparatur.
Sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, antara lain diatur pengadaan Pegawai Negeri Sipil yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong. Lowongnya formasi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang keluar karena berhenti atau adanya perluasan organisasi. Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkan kebutuhan.
b. Setiap warga Negara Republik Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Sebagai petunjuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Yang mengatur hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Ketentuan dalam keputusan ini sebagai petunjuk bagi Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menjamin kelancaran dan keseragaman dalam pelaksanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan masing-masing.
Dalam keputusan ini yang dimaksud adalah :
1. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana komunikasi tentang Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil kepada para pelamar atau CPNS?
2. Bagaimana sumber daya manusia dalam penyelenggaraan penerimaan CPNS sesuai dengan PP No 98 Tahun 2000? 3. Bagaimana Struktur Birokrasi dalam penyelenggaraan seleksi
CPNS yang dilaksanakan oleh BKPPD?
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan KKL
Maksud dari penulis ini adalah untuk mengetahui Implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil di BKPPD.
Adapun tujuannya adalah :
1. Mengetahui komunikasi tentang Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil kepada para pelamar atau CPNS.
2. Mengetahui sumber daya manusia dalam penyelenggaraan penerimaan CPNS sesuai dengan PP No 98 Tahun 2000.
1.4 Kegunaan Laporan KKL
Hasil laporan kkl ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis maupun praktis, sebagai berikut:
1. Kegunaan bagi penulis, dengan adanya laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang proses pelaksanaan mulai dari pencarian masalah sampai dengan selesai dan hasil laporan ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam mengembangkan dan pemahaman ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Pemerintahan. 2. Kegunaan teoritis (guna ilmiah), hasil laporan kkl ini secara teori
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan khususnya bagi Ilmu Pemerintahan sehingga hasil laporan kkl ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan literatur bagi laporan-laporan selanjutnya.
3. Kegunaan praktis, hasil laporan kkl ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Cianjur khususnya Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah dalam penerapan PP No. 98 tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil.
1.5 Kerangka Pemikiran
Secara harfiah implementasi berasal dari bahasa inggris “Implemenation” yang berarti pelaksanaan dan implementasi (Echolas dan Hasan sadily, 1992:312).
8
diimplementasikan. Hal ini karena implementasi kebijakan publik berusaha untuk mewujudkan kebijakan publik yang masih bersifat bstrak kedalam realita nyata. Dengan kata lain pelaksanaan kebijakan publik berusaha menimbulkan hasil (outcame) yang dapat dinikmati terutama oleh kelompok sasaran(Target groups).
Untuk menjamin suatu proses kebijakan berlangsung dengan baik diperlukan tindakan-tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Jadi,implementasi adalah suatu proses yang melibatkan sumber-sumber yang didalamnya termasuk manusai, dana, sarana dan kemampuan organisasi baik oleh pemerintah maupun swasta (individu atau kelompok) untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat kebijakan.
Implementasi kebijakan merupakan suatu tahap penting dalam proses kebijakan. Sebuah kebijakan hanya berupa tulisan kalau tanpa adanya implementasi. Di dalam implementasi pengalaman apapun betapa pahitnya merupakan input positif untuk meningkatkan kemampuan, kahlian dan keprofesionalan para pelaku kebijakan. Implementasi kebijakan mempunyai fungsi membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik yang diwujudkan dapat dicapai.
(1995: 154-153) yang merupakan ahli kebijakan menyatakan bahwa implemetasi kebijakan dipengaruhi oleh:
1. Pangkal tolak permasalahan, jika pangkal permasalahan itu jelas maka implementasi kebijakan publik berjalan dengan lancar. Artinya dengan mengenali apakah tolak itu berdominan sosial, politik, ekonomi ataupun budaya akan lebih memudahkan implementer dalam melaksanakan kebijakan publik tersebut. 2. Tingkat keakutan masalah yang dihadapi pemerintah, semakin
akut persoalan yang dihadapi kebijakan publik maka akan membutuhkan waktu penyelesaian implementasi kebijakan semakin lama dan pengorbanan sumber dayanya baik material maupun non material akan semakin banyak.
3. Ukuran kelompok yang ditargetkan, semakin kecil taget group yang dituju dari sebuah kebijakan publik tentunya akan semakin mudah dikelola dar pada kelompok target yang besar dan mempunyai lingkup yang luas.
4. Dampak perilaku yang diharapkan, jika dampak yang diinginkan semata-mata kuantitatif (ekonomis) maka akan lebih mudah menanganinya ketimbang dampak yang diinginkan merupakan perilaku seseorang. Selain berdimensi kualitatif dampak perilaku semacam ini membutuhkan waktu yang tidak pendek. (Howlett dan Ramesh 1995: 154-153)
Salah satu hal penting yang menjelaskan kesuksesan implementasi kebijakan adalah antara kebijakan dan implementasi harus disusun suatu korelasi yang jelas sehingga konsekuensi yang diinginkan pun jelas pula. Semakin kompleks kesinambungan kebijakan dapat dengan implemtasi maka semakin kompleks persoalan dan beban yang dihadapi di lapangan . Menurut Widodo (2001:199) faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan, antara lain:
a. Komunikasi (Communication)
10
b. Sumber daya (Resources)
Factor sumber daya juga mempunyai peranan penting dalm implementasi kebijakan. Kerena bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut jika para pelaksana kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber untuk melakukan pekerjaan secara efektif maka implementasi kebijakan tersebut juga tidak akan efektif. Sumber daya adalah sumber-sumber yang digunakan untuk melaksanakan implemtasi kebijakan.
Sumber daya ini dipengaruhi oleh indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Staf, dalam hal ini staf atau pelaksana kebijakan harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan tugas, perintah, anjuran dari pembuat kebijakan.
(2) Dana, dalam hal ini diperlukan dalam membiayai operasioanl implementasi kebijakan.
(3) Informasi, dalam arti bahwa informasi yang relevan dan cukup tentang bagaimana cara mengimplementasikan kebijakan dan kerelaan serta kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan tersebut.
(4) Kewenangan, diperlukan untuk menjamin dan meyakinkan bahwa kebijakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang mereka kehendaki.
(5) Fasilitas, merupakan sarana yang digunakan untuk operasionalisasi implementasi suatu kebijakan.
c. Disposisi (Disposition)
Disposisi dalam implementasi kebijakan publik ini diartikan oleh Edward III (dikuktip widodo, 2001:203) sebagai kecenderungan,keinginan atau kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan jika ingin berhasil secara efektif dan efisien para pelaksana tidak hanya harus mengetahui apa yang harus dilakukan dan mempunyai kemampuan untuk melakukan kebijakan itu tetapi mereka juga harus mempunyai kemauan untuk melaksanakan kebijakan itu.
d. Struktur Birokrasi (Bureaucratik Stucture)
Menurut Grindle dalam Wibawa.
“ implementasi kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, barulah implementasi kebijakan dilakukan. Keberhasilannya ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut”.(Grindle dalam Wibawa 1994:12)
Isi kebijakan, mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan 2. Jenis manfaat yang akan dihasilkan
3. Derajat perubahan yang diinginkan 4. Kedudukan pembuat kebijakan 5. Pelaksana program
6. Sumber daya yang dikerahkan
Sementara itu, konteks implementasinya adalah :
1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat 2. Karakteristik lembaga dan penguasa
3. Kepatuhan dan daya tanggap
Model Grindle ini lebih menitik beratkan pada konteks kebijakan, khususnya yang menyangkut dengan implementor, sasaran dan arena konflik yang mungkin terjadi di antara para aktor implementasi serta kondisi-kondisi sumber daya implementasi yang diperlukan.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyusun definisi operasional sebagai berikut:
12
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.
Implementasi kebijakan disini dapat dilihat dari :
1) Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
3) Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
2. Kebijakan pada dasarnya adalah suatu tindakan yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh pemerintah.
14
Gambar 1.1
Model Kerangka Pemikiran
1.6 Metode dalam Laporan KKL
Metode ini menggambarkan dan menjelaskan suatu hal kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Adapun pengertian dari metode penulis deskriptif menurut Soehartono bahwa :
“Penulis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih” (Soehartono, 2002:35).
Ataupun metode penulis deskriptif menurut Surakhmad dapat diartikan sebagai berikut :
“Penyelidikan deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja,
Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 tentang
pengadaan pegawai negri sipil
Disposisi Sumber Daya Manusia
Komunikasi
Terlaksananya Pengadaan Pegawai Negri Sipil di Kabupaten Cianjur
kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing”.(Surakhmad, 1998 : 139)
Dengan demikian metode deskriptif, mendata atau mengelompokan sederet unsur yang terlihat sebagai pembentuk suatu bidang persoalan yang ada. Informasi dari deskriptif dalam kegiatan ilmiah akan memperlihatkan bahwa jalan dari suatu fakta ilmiah adalah sebuah jalan yang sadar.
Metode penulisan yang digunakan dalam penulis ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai implementasi kebijakan tentang penerapan PP No. 98 tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil.
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulis ini adalah 1. Kepustakaan
Kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari buku-buku, majalah, surat kabar, media teknologi informasi atau internet, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah Implementasi Kebijakan tentang Penerapan PP No.98 Tahun 2000.
2. Dokumentasi
16
3. Observasi
Observasi yaitu melakukan penganatan atas perilaku seseorang dengan mendengarkan berbagai ucapan mengenai berbagai ragam soal pada aparatur pemerintahan.
1.6.2 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penulis ini adalah Purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan) teknik ini adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penulis. Menurut James A. Black tekniksampling purposive adalah
“Teknik sampling Purposive adalah salah suatu cara yang diambil penulis untuk memastikan, bahwa unsur tertentu dimasukan ke dalam sampel. Tingginya tingkat selektivitas yang ada pada teknik ini akan menjamin semua tingkatan yang relevan direpresentasi dalam rancangan penulis tertentu”. (Black, 1999 : 264).
Sampel purposive sering disebut sampel judgmental karena penulis menguji pertimbangan-pertimbangan untuk memasukan unsur yang dianggap khusus dari suatu populasi tempat ia mencari informasi. Informan dalam penulis ini terdiri dari informan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelola data di BKPPD.
1.6.3 Teknik Analisa Data
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar penulis, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.
18
intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran penulis. Selain menganalisis data. Penulis juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan.
Teknik analisa data yang sesuai dengan penulis ini adalah analisa deskriptif kualitatif. Penulis kuallitatif dapat diartikan sebagia strategi pendidikan yang naturalistis dan induktif dalam mendekati suatu suasana (setting)tanpa hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan. Teori muncul dari pengalaman kerja lapangan dan berakar (grounded) dalam data (Suyatna, 2005:183).
Analisi data yang digunakan dalam penulis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna sesuatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu. Secara operasional teknik analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana model analisis data.
Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penulisan laporan ini sebagai berikut:
1. Reduksi Data
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data yang sering digunakan untuk menyajikan data dalm penulis kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif, dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
20
Laporan penulis kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validitas, reliabilitas, dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu, selama proses analisis hal-hal tersebut selalu mendapat perhatian.
1.7 Lokasi dan Jadwal Laporan KKL a. Lokasi KKL
Lokasi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Cianjur, tepatnya di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah, Jl. Siti Jenab No.31 Cianjur 43211 Telp. (0263) 261892.
b. Waktu Pelaksanaan KKL
[image:20.595.109.517.488.728.2]Pelaksanaaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dari tanggal 1 sampai dengan 30 Agustus 2010.
Tabel 1.1
Jadwal Kuliah Kerja Lapangan
NO Uraian kegiatan Tahun 2010
Juli Agust Sept Okt Nov 1 Tahap Persiapan:
a. Pengajuan Judul Laporan KKL
b. Pengajuan Usulan Laporan KKL
c. Pengajuan Surat ke Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat
2 Tahap Pelaksanaaan KKL 3 Tahap Akhir:
21 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Implementasi
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulummengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman, 2002:70).
Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.
Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”(Setiawan, 2004:39).
harapan orang lain dapat menerima dan melakukan penyesuaian dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya.
Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”(Harsono, 2002:67).
2.2 Pengertian Kebijakan
Kebijakan diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Fredrickson dan Hart kebijakan adalah:
“suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan / mewujudkan sasaran yang diinginkan (dalam Tangkilisan, 2003:12).”
23
dibuat oleh pemerintah, dimana tindakan atau keputusan dimaksud memiliki pengaruh terhadap masyarakatnya.
Kebijakan sebenarnya telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, istilah kebijakan seringkali disamakan dengan istilah kebijaksanaan. Jika diuraikan terdapat perbedaan antara kebijakan dengan kebijaksanaan. Adapun pengertian kebijaksanaan lebih ditekankan kepada pertimbangan dan kearifan seseorang yang berkaitan dengan dengan aturan-aturan yang ada. Sedangkan kebijakan mencakup seluruh bagian aturan-aturan yang ada termasuk konteks politik, karena pada dasarnya proses pembuatan kebijakan sesungguhnya merupakan suatu proses politik. Menurut M. Irafan Islamy berpendapat bahwa:
“kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh lagi (lebih menekankan kepada kearifan seseorang), sedangkan kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada di dalamnya sehingga policy lebih tepat diartikan sebagai kebijakan, sedangkan kebijaksanaan merupakan pengertian dari kata wisdom (Islamy, 1997:5).”
Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh pemerintah. Menurut Brian W. Hogwood and Lewis A. Gunn secara umum kebijakan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Proses pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan hingga dibuatnya suatu kebijakan.
3. Proses evaluasi kebijakan merupakan proses mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu dan membahas antara cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai
(dalam Tangkilisan, 2003:5).
Dengan adanya pengelompokan tersebut, maka akan memudahkan untuk membuat suatu kebijakan dan meneliti kekurangan apa yang terjadi. Adapun menurut Woll terdapat tingkatan pengaruh dalam pelaksanaan kebijakan yaitu:
1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan dari tindakan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi kehidupan rakyat.
2. Adanya output kebijakan dimana kebijakan yang diterapkan untuk melakukan pengaturan/penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan rakyat.
3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi masyarakat.
(dalam Tangkilisan, 2003:2)
Berdasarkan tingkat pengaruh dalam pelaksanaan kebijakan di atas, pada dasarnya kebijakan bertujuan untuk mempengaruhi kehidupan rakyat. Dengan demikian dalam membuat sebuah kebijakan pemerintah harus dapat melakukan suatu tindakan yang merupakan suatu bentuk dari pengalokasian nilai-nilai masyarakat itu sendiri.
2.3 Definisi Implementasi Kebijakan
25
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya. Sedangkan kebijakan pada dasarnya adalah suatu tindakan yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh pemerintah.
2.4 Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 bahwa didalam pengadaan Pegawai Negeri Sipil terdapat beberapa tahapan yang diantaranya a). Perencanaan b) Pengumuman c) Persyaratan d). Pelamaran.
2.4.1 Perencanaan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 didalam pengadaan Pegawai Negeri Sipil terdapat tahapan perencanaan sebagai berikut:
1. Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi:
a. Penjadwalan Kegiatan, antara lain : b. Perhitungan Biaya.
3. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil hanya diperkenankan dalam batas formasi yang telah ditetapkan.
2.4.2 Pengumuman Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 didalam pengadaan Pegawai Negeri Sipil terdapat tahapan pengumuman, antara lain:
1. Setiap kegiatan untuk mengisi formasi harus diumumkan seluas-luasnya melalui media massa yang tersedia dan atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan, sehingga pengadaan Pegawai Negeri Sipil diketahui oleh umum.
2. Disamping untuk memberikan kesempatan yang luas kepada warga Negara Indonesia untuk mengajukan lamaran
3. Pengumuman tersebut harus dilakukan paling lambat 15(lima belas) hari sebelum tanggal penerimaan lamaran.
2.4.3 Persyaratan Pegawai Negeri Sipil
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah sebagai berikut :
1.Warga Negara Indonesia.
27
3.Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan. 4.Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri, atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta.
5.Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai negeri.
6.Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan yang diperlukan.
7. Berkelakuan baik.
8. Sehat jasmani dan rohani.
9. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.
2.4.4 Pelamaran Calon Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 didalam pengadaan Pegawai Negeri Sipil terdapat tahapan pelamaran, antara lain:
a. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tangannya sendiri ditujukan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi yang bersangkutan.
b. Dalam surat lamaran tersebut harus dilampirkan
2. Kartu tanda pencari kerja dari Departemen/Dinas tenaga Kerja.
29 BAB III
OBJEK LAPORAN KKL
3.1 Gambaran Umum Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur
Yang menjadi objek KKL adalah sebuah instansi pemerintah yaitu Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cianjur, yang beralamat di Jl. Siti Jenab No.31 Cianjur. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati dalam menyelenggarakan sebagai urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan aparatur. Badan kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
3.1.1 Sejarah Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur
berada diatas laju pertumbuhan penduduk secara nasional yaitu 1,49%. Dilihat dari setiap Kecamatan , angka laju pertumbuhan penduduknya sangat fluktuatif, dengan angka tertinggi derada diatas rata-rata kebupaten ditepati oleh kecamatan Karangtengah (3,72%), Mande (2,75%), Ciranjang (2,20%), Cugenang (1,96%), Bojongpicung (1,87%), dan Pacet (1,96%). Masih tinggiya angka laju pertumbuhan penduduk di kabupaten Cianjur selama periode tahun 1995-2005 ini antara lain disebabkan oleh masih belum terkendalinya angka kelahiran total ( Total Ferlity Rate / TFR). Idealnya laju pertumbuhan ini harus dapat ditekan sampai mendekati angka 1% atau bahkan kurang.Berdasarkan series tahun 1995-2005, pencacahan sensus diprediksikan untuk kurun waktu 2005-2015, perkiraan laju pertumbuhan penduduk Kabupten Cianjur rata-rata akan jatuh pada angka 1,62%-1,86%.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat maka kelancaran sistem pemerintahan harus ditunjang oleh sistem birokrasi atau sistem administrasi yang baik dan professional. Dalam kerangka memberikan ketenangan dan kemantapan aparatur dalam bekerja maka keberadaan unit kerja yang menangani khusus bidang kepegawaian dengan jumlah pegawai sebanyak ± 14.203 orang tidak bisa diabaikan. Maka dibentuklah Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah yang menjadi
unsur pendukung tugas Bupati dalam menyelenggarakan sebagai urusan
pemerintahan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan
31
oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
3.1.2 Tugas dan Fungsi BKPPD Kabupaten Cianjur
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah mempunyai
tugas melaksanakan penyusun dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang teknis operasional dalam pengelolaan administrasi kepegawaian
pendidikan dan pelatihan pegawai sesuai dengan ketentuan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud diatas Badan kepegawaian pendidikan dan
Pelatihan Daerah menyelenggarakan Fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis Badan Kepegawaian Pendidikan
dan Pelatihan Daerah dalam menyusun rencana,
pelaksanaan,pembinaan,evaluasi dan laporan pengolahan
administrasi kepegawaian pendidikan dan pelatihan pegawai
serta menyiapkan bahan penyusun kebijakan umum pemerintah
daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan
pegawai sesuai dengan ketentuan atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah dalam pengkoordinasian, perumusan kebijakan teknis
operasional,pelaksanaan operasional dan evaluasi dan laporan
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya.
4. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3.1.3 Visi dan Misi BKPPD Kabupaten Cianjur
Visi BKPPD yaitu terwujudnya Pelayanan Prima Dalam Manajemen
Kepegawaian didukung dengan sumber daya Aparatur yang Professional.
Makna pokok yang terkandung dalam visi di atas adalah :
1.Terwujudnya adalah suatu proses/ perbuatan/ kegiatan/ cara
untuk mewujudkan dan menciptakan/ mencapai suatu system.
2. Pelayanan Prima adalah service excellence yaitu sikap dan cara
memberikan pelayanan kepada pelanggan secara memuaskan/
pelayanan terbaik, sehingga aparatur pengelola kepegawaian
mampu memberikan pelayanan administrasi kepegawaian
secara tepat dan cepat serta dapat memuaskan pegawai dan
masyarakat yang dilayaninya.
3.Manajemen Kepegawaian adalah suatu proses untuk mengatur/
menata sistem administrasi kepegawaian mulai dari
pelaksanaan pengadaan pegawai (rekruitment) sampai dengan
pensiun, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan terarah.
4.Sumber Daya Aparatur adalah Kemampuan terpadu dari daya
piker daya fisik dan prestasi yang dimiliki aparatur, yang
33
pemerintahan dalam mendukung tujuan pemerintah daerah yang
telah ditetapkan.
5.Profesionalisme adalah Memiliki wawasan yang luas, keahlian
dan keterampilan dibidang kepegawaian dan kompeten
dibidangnya, mempunyai jiwa berkompetisi/ bersaing secara
jujur, terampil, benar dan sportif, serta mempunyai prestasi,
dedikasi, loyalitas dan menjunjung tinggi disiplin pegawai
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh suatu institusi/
organisasi guna mencapai tujuan yang diinginkan atau ditetapkan, dimana
merupakan pernyataan tentang tujuan organisasi yang diungkapkan
dalam bentuk output dan pelayanan yang optimal untuk memenuhi
tuntutan, kebutuhan dan keinginan masyarakat yang ada. Misi Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cianjur
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Kepegawaian
dan manajeman kepegawaian.
2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur (PNS)
3. Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
3.1.4 Struktur Organisasi BKPPD Kabupaten Cianjur
Organisasi merupakan wadah atau sarana untuk mencapai tujuan
sedangkan struktur organisasi merupakan kerangka bagian kerja yang
setiap bagian yang ada dalam organisasi tersebut dalam rangka mencapai
35
Gambar 3.1
Struktur Organisasi BKPPD Kab. Cianjur
3.2 Gambaran Umum Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
3.2.1 Perencanaan, Pengumuman, Persyaratan dan Pelamaran
Tahapan-tahapan yang ada dalam pengadaan Pegawai Negeri
Sipil, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil meliputi:
a. Penjadwalan kegiatan
b. Perhitungan biaya
2. Pengumuman
a. Setiap kegiatan harus diumumkan seluas-luasnya melalui
media massa.
b. Memberikan kesempatan yang luas kepada warga Negara
Indonesia.
c. Pengumuman harus dilakukan paling lambat 15 (lima belas)
hari sebelum tanggal peneriaan lamaran.
3. Persyaratan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah
sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia.
b. Berusia serendah-rendahnya 18 tahun dan
setinggi-tingginya 35 tahun.
c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan
d. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat.
37
f. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan
keterampilan yang diperlukan.
g. Berkelakuan baik.
h. Sehat jasmani dan rohani.
i. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara republik
Indonesia.
4. Pelamaran
a. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis
dengan tulisan tangan sendiri ditujukan kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian instansi yang bersangkutan.
b. Dalam surat Lamaran tersebut harus dilampirkan :
1) Foto copy STTB.
2) Kartu tanda pencari kerja.
3) Pas photo menurut ukuran yang telah ditentukan.
3.2.2 Penyaringan
Penyaringan yang dilakukan disini meliputi tahapan tahapan yang
telah ditentukan yaitu :
1. Pemeriksaan administratif.
2. Panitia ujian. 3. Materi ujian.
4. Pemanggilan pelamar.
5.Ujian
3.2.3 Pengangkatan
Pengangkatan sebagai calon Pegawai Negeri Sipil, pelamar wajib
melengkapi dan menyerahkan kelengkapan administrasi kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian atau yang telah ditunjuk olehnya, yaitu :
a. Foto copy Ijazah/STTB.
b. Daftar riwayat hidup.
c. Pas photo ukuran 3 X 4 sebanyak (enam) lembar.
d. Surat keterangan berkelakuan baik dari POLRI.
e. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter.
f. Asli Kartu Pencari Kerja dari Kantor Departemen/Dinas
Tenaga Kerja.
g. Surat pernyataan.
h. Foto copy sah surat keputusan tentang pebgalaman bagi
✁ ✂ BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN LAPORAN KKL
4.1 Komunikasi dalam Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur.
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting, terutama
dalam mengendalikan jalannya program pemerintah dalam
penyelenggaraan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan
oleh BKPPD Kabupaten Cianjur. Peranan komunikasi dalam
mengendalikan penyelenggaraan pengadaan program pemerintah ini,
harus ditunjang dengan kompetensi dan daya tarik. Komunikasi ini
ditujukan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pelamar
atau CPNS.
Komunikasi disini dapat diartikan pula sebagai pengumuman yang
diberikan kepada seluruh warga negara Indonesia. Setiap kegiatan untuk
mengisi formasi yang lowong harus diumumkan seluas-luasnya melalui
media massa yang tersedia atau dalam bentuk lainnya yang mungkin
digunakan, sehingga pengadaan Pegawai Negeri Sipil diketahui oleh
umum. hal ini juga memberikan lebih banyak kemungkinan bagi
Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah untuk memilih calon yang
cakap dalam melaksanakan tugas yang akan dibebankan kepadanya,
pengumuman tersebut harus dilakukan 15 (lima belas) hari sebelum
Dalam pengumuman tersebut dicantumkan, antara lain :
a. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong.
b. Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar.
c. Alamat dan tempat lamaran ditujukan.
d. Batas waktu pengajuan surat lamaran.
e. Lain-lain yang dipandang perlu.
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ini merupakan kegiatan awal dan
salah satu mata rantai dalam pembinaan pegawai negeri selanjutnya.
Penerimaan calon pegawai negeri ini adalah upaya pendayagunaan yang
dilakukan secara selektif, disesuaikan dengan formasi dan tingkat
keahlian yang dibutuhkan untuk mengisi formasi yang lowong .
Tujuan dari seleksi CPNS ini adalah untuk mendapatkan sejumlah tenaga
potensial yang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat sesuai misi organisasi, sekaligus dapat berperan sebagai
aparatur pemerintah yang tangguh, mempunyai sikap mental yang terpuji
dan mempunyai visi kedepan dalam mengantisipasi perubahan jaman.
Dengan formasi pengangkatan pegawai baru sangat terbatas, diharapkan
dapat memperoleh tenaga yang memiliki kempampuan terbaik dan
memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan.
4.2 Sumber Daya Manusia dalam Penyelenggaraan Seleksi CPNS Sesuai Dengan PP No 98 Tahun 2000.
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ini merupakan kegiatan awal dan
salah satu mata rantai dalam pembinaan pegawai negeri selanjutnya.
✆ ✝
disesuaikan dengan formasi dan tingkat keahlian yang dibutuhkan, tujuan
dari seleksi CPNS ini adalah untuk mendapatkan sejumlah tenaga
potensial yang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat sesuai misi organisasi, sekaligus dapat berperan sebagai
aparatur pemerintah yang tangguh, mempunyai sikap mental yang terpuji
dan mempunyai visi kedepan dalam mengantisipasi perubahan jaman.
Dengan formasi pengangkatan pegawai baru sangat terbatas, diharapkan
dapat memperoleh tenaga yang memiliki kempampuan terbaik dan
memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan.
Sesuai Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 219.F/M.PAN-RB/07/2010
tanggal 21 Juli 2010 Perihal Persetujuan Prinsip Tambahan Formasi
CPNS Daerah Tahun 2010 dan Nomor B/1654/M.PAN-RB/7/2010 tanggal
21 Juli 2010 perihal Kebijakan Tambahan Alokasi Formasi untuk
Pengadaan PNS Tahun Anggaran 2010, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
akan mengangkat Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dari pelamar umum
sebanyak 275 orang.
Persyaratan Umum :
a. Warga negara Indonesia.
b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan
setinggi-tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun per-1 Januari
2011 atau 40 (empat puluh) tahun per-1 Januari 2011 bagi
yang bekerja pada instansi pemerintah atau lembaga swasta
nasional dengan masa kerja sekurang-kurangnya 13 tahun
10 bulan pada tanggal 1 januari 2011 secara berturut-turut
(surat keputusan kontrak kerja harus dilampirkan pada saat
pemberkasan apabila calon dinyatakan diterima).
c. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Memiliki Integritas yang tinggi terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
e. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan.
f. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil atau diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai pegawai swasta.
g. Tidak berkedudukan sebagai calon/Pegawai Negeri.
h. Mempunyai kualifikasi pendidikan, kecakapan, keahlian dan
keterampilan yang diperlukan.
i. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
Catatan Kepolisian.
j. Sehat jasmani dan rohani.
k. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh
✠ ✡
l. Bebas dari Narkoba yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
(diserahkan pada saat pemberkasan apabila calon
dinyatakan diterima).
Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil yang pada
saat atau sebelum berlakunya PP No 98 Tahun 2000 memiliki :
a. Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama atau yang setingkat dan masih memiliki
pangkat Juru Muda Tingkat I atau golongan ruang I atau b
disesuaikan menjadi pangkat Juru atau golongan ruang I
atau c.
b. Ijazah Sarjana Muda, ijazah Akademi atau Diploma III dan
masih memiliki pangkat Pengatur Muda Tingkat I atau
golongan ruang II atau b disesuaikan menjadi pangkat
Pengatur atau golongan ruang II atau c.
c. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, atau Ijazah lain yang setara,
Magister (S2) atau Ijazah Spesialis I di bidang kedokteran
dan masih memiliki pangkat Penata Muda Tingkat I atau
golongan ruang III atau b.
d. Ijazah Doktor atau Ijazah Spesialis II di bidang kedokteran
dan masih memiliki pangkat Penata Muda Tingkat I atau
golongan ruang III atau b disesuaikan menjadi pangkat
4.3 Strukur Birokrasi yang ada dalam penyelenggaraan seleksi CPNS yang dilaksanakan oleh BKPPD
Struktur yang diterapkan menurut UU No 98 Tahun 2000 yang
dilaksanakan oleh BKPPD Kabupaten Cianjur tentang pengadaan
Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi tahapan Perencanaan,
Penyaringan, Persyaratan, Pelamaran, Ujian, Pengumuman dan
Pengangkatan.
4.3.1 Perencanaan Pegawai Negeri Sipil
1. Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi:
a. Penjadwalan Kegiatan, antara lain :
1) Inventarisasi lowongan jabatan yang telah ditetapkan dalam
formasi serta syarat jabatannya.
2) Pengumuman akan dilaksanakannya pengadaan Pegawai
Negeri Sipil.
3) Penyiapan materi ujian.
4) Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan.
5) Pelamaran.
6) Pelaksanaan penyaringan.
7) Pengangkatan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sampai
dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri sipil.
b. Perhitungan Biaya.
Dalam perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil sekaligus
diperhitungkan biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan
☞ ✌
2. Perencanaan pengadaan pegawai Negeri Sipil, sesuai Pasal 4
Peraturan Pemerintah No 98 Tahun 2000 dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian.
3. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil hanya diperkenankan dalam
batas formasi yang telah ditetapkan, dengan memprioritaskan bagi :
a. Pegawai pelimpahan atau penarikan dari Departemen atau
Lembaga Pemerintah Non Departemen atau Pemerintah Daerah
yang kelebihan pegawai.
b. Siswa atau mahasiswa ikatan dinas, setelah lulus dari
pendidikannya.
c. Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan
masa bakti sebagai pegawai tidak tetap.
4.3.2 Pengumuman Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah N0 98 Tahun 2000 didalam
pengadaan Pegawai Negeri Sipil terdapat tahapan pengumuman, yaitu:
1. Setiap kegiatan untuk mengisi formasi harus diumumkan
seluas-luasnya melalui media massa yang tersedia dan atau bentuk
lainnya yang mungkin digunakan, sehingga pengadaan Pegawai
Negeri Sipil diketahui oleh umum.
2. Disamping untuk memberikan kesempatan yang luas kepada warga
Negara Indonesia untuk mengajukan lamaran, juga memberikan
Daerah untuk memilih calon yang cakap dalam melaksanakan
tugas yang akan dibebankan kepadanya.
3. Pengumuman tersebut harus dilakukan paling lambat 15(lima
belas) hari sebelum tanggal penerimaan lamaran.
4. Dalam pengumuman tersebut dicantumkan, antara lain :
a. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong.
b. Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar.
c. Alamat dan tempat lamaran ditujukan.
d. Batas waktu pengajuan surat lamaran.
e. Lain-lain yang dipandang perlu.
4.3.3 Persyaratan Pegawai Negeri Sipil
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah sebagai
berikut :
1. Warga Negara Indonesia.
Apabila diragukan tentang kewarganegaraan seorang pelamar,
maka harus dimintakan bukti kewarganegaraannya, yaitu
keputusan Pengadilan Negeri yang menetapkan bahwa yang
bersangkutan menjadi Warga Negara Indonesia berganti nama,
harus dimintakan pula surat pernyataan ganti nama yang
dikeluarkan oleh Bupati atau Walikota yang bersangkutan.
2. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan
✎ ✏
Pelamar yang belum mencapai usia 18 (delapan belas) tahun atau
melebihi usia 35 (tiga puluh lima) tahun tidak dapat diterima
sebagai Calon Pegawai negeri Sipil. Usia pelamar ditentukan
berdasarkan tanggal kelahiran yang tercantum dalam Surat Tanda
Tamat Belajar atau Ijazah yang digunakan sebagai dasar
pengangkatan.
3. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan.
4. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri, atau
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta.
5. Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai negeri.
Seseorang yang masih berkedudukan sebagai Calon Pegawai
negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil, Calon Anggota Tentara
Nasional Indonesia atau Calon Anggota Kepolisisan Negara serta
Anggota Tentara Nasional Indonesia atau Anggota Kepolisian
Negara tidak dapat diterima untuk menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil.
6. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan
yang diperlukan.
7. Berkelakuan baik.
Surat keterangan berkelakuan baik dibuat oleh kepolisisan
8. Sehat jasmani dan rohani.
Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dibuat oleh Dokter.
9. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia
atau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.
4.3.3 Pelamaran Calon Pegawai Negeri Sipil
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah sebagai
berikut :
a. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaranyang ditulis
dengan tangannya sendiri ditujukan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian instansi yang bersangkutan.
b. Dalam surat lamaran tersebut harus dilampirkan
1. Foto copy Surat Tanda Tamat Belajar/ijazah yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang.
2. Kartu tanda pencari kerja dari Departemen/Dinas tenaga
Kerja.
3. Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan.
4.3.5 Pemeriksaan Administratif
Pemeriksaan administratif yang harus dipenuhi oleh setiap
pelamar adalah sebagai berikut :
a. Setiap surat lamaran yang diterima diperiksa dengan teliti,
apakah telah memnuhi syarat yang ditentukan dalam
✒ ✓
b. Pemeriksaan terhadap surat lamaran tersebut dilakukan secara
fungsional oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian.
c. Surat lamaran yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan,
dikembalikan kepada pelamar yang bersangkutan.
4.3.6 Ujian CPNS
Dalam rangka usaha menjamin obyektivitas penyelenggaraan ujian
penyaringan penerimaan pegawai, maka ujian dilaksanakan secara
tertulis. Apabila dipandang perlu dapat diadakan ujian lisan berupa
wawancara yang merupakan pelengkap dari ujian tertulis, sebagai salah
satu usaha unutk menyakinkan hasil ujian tertulis atau sebagai salah satu
usaha untuk lebih mengetahui kecakapan pelamar.
4.3.7 Pengumuman Pelamar yang diterima
Pejabat Pembina Kepegawaian setelah menerima daftar nama
peserta ujian yang dinyatakan lulus, menetapkan jumlah pelamar yang
diterima berdasarkan lowongan yang tersedia menurut urutan ranking
hasil ujian. Pengumuman nama atau nomor ujian melalui media massa
atau dalam bentuk lainnya. Pelamar yang ditetapkan diterima harus
melapor apabila sampai batas waktu yang ditentukan tidak melapor, maka
4.3.8 Pengangkatan Sebagai Pegawai Negeri Sipil
Pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan
menyerahkan kelengkapan administrasi kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian atau yang ditunjuk olehnya.
Asli Surat Keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil
disampaikan kepada yang bersangkutan, dan tembusannya disampaikan
kepada :
a. Kepala Badan Kepegawaian Negara U.p Deputi Bidang
Informasi Kepegawaian atau Kepala Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara.
b. Kepala Kantor Perbendaharaan dan kas Negara atau Biro
atau Bagian keuangan Daerah.
c. Pejabat lain yang dipandang perlu.
Selambat lambatnya dalam waktu 2 (dua) bulan sejak diterimanya
surat keputusan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, yang bersangkutan
✖ ✗ BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah No 98 Tahun 2000
Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cianjur, adalah :
1. Komunikasi tentang Peraturan Pemerintah No 98 Tahun 2000
Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil telah berjalan sesuai
dengan program yang sudah ditetapkan. Komunikasi yang
dilaksanakan oleh BKPPD seperti pengumuman di media
massa sehingga pengadaan Pegawai Negeri Sipil dapat
diketahui oleh umum.
2. Sumber daya manusia dalam pengadaan Pegawai Negeri Sipil
yang dilaksanakan BKPPD telah ditetapkan syarat dan
prasyaratnya sesuai dengan Undang-Undang Peraturan
Pemerintah No 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai
negeri Sipil.
3. Struktur yang ada pada PP No 98 tahun 2000 telah diatur
secara sistematis berawal dari Perencanaan, Penyaringan,
Persyaratan, Pelamaran, Ujian, Pengumuman dan
Pengangkatan. Semua ini diatur semata untuk memberikan
Pemerintah Daerah untuk memilih calon yang cakap dalam
melaksanakan tugas yang akan dibebankan kepadanya apabila
dia telah menjadi Pegawai negeri Sipil.
5.2 Saran
Melihat uraian-uraian diatas maka penulis menyarankan dalam
pengadaan Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan oleh BKPPD sesuai
dengan PP No 98 Tahun 2000 dapat memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Komunikasi yang dilaksanakan oleh BKPPD harusnya lebih
ditingkatkan jangan hanya berpatok pada sebuah peraturan
yang telah ditetapkan saja. Dalam hal ini penulis menggaris
bawahi penggunaan media internet yang ada di BKPPD
Kabupaten Cianjur mestinya dapat lebih dioptimalkan.
2. Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi
SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif
dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih
dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang
membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang
✚ ✛
penjurusan industri dan organisasi, maka pemilihan orang yang
tepat dalam seleksi CPNS dianggap penting sekali.
3. Struktur dalam hal ini adalah suatu proses bagaimana
bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau
bagaimana sesuatu tersebut disatukan. BKPPD perlu
mensosialisasikan kembali struktur dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap pengangkatan tersebut, karena para
pelamar yang berkepentingan masih terdapat
ketidakmengertian dan perbedaan cara berpikir, hal ini
semata-mata dilakukan untuk menjamin pengadaan Pegawai Negeri
DI BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BKPPD)
KABUPATEN CIANJUR
LAPORAN KKL
Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di BKPPD pada Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia
Disusun oleh : Derri Septian
41707026
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
v✜✜✜
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Model Kerangka Pemikiran Laporan KKL………...14
v
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laporan KKL ...
1.2 Identifikasi Masalah ...
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan KKL ...
1.4 Kegunaan Laporan KKL...
1.5 Kerangka Pemikiran ...
1.6 Metode Laporan KKL...
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ...
1.6.2 Teknik Penentuan Informan ...
1.6.3 Teknik Analisis Data ...
1.7 Lokasi dan Jadwal KKL...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Implementasi ...
2.2 Pengertian kebijakan ...
2.3 Definisi Implementasi kebijakan ...………
2.4 Pengadaan Pegawai Negeri sipil ...
2.4.1 Perencanaan Pegawai Negeri Sipil...
2.4.2 Pengumuman Pegawai Negeri Sipil...
2.4.3 Persyaratan Pegawai Negeri Sipil...
vi BAB III OBJEK LAPORAN KKL
3.1 Gambaran Umum Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur...
3.1.1 Sejarah Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur...
3.1.2 Tugas dan Fungsi BKPPD Kabupaten Cianjur...
3.1.3 Visi dan Misi BKPPD Kabupaten Cianjur...
3.1.4 Strukur Organisasi BKPPD Kabupaten Cianjur....
3.2 Gambaran Umum Pengadaan Pegawai Negeri Sipil …
3.2.1 Perencanaan, Pengumuman, Persyaratan dan
Pelamaran...
3.2.2 Penyaringan...
3.2.3 Pengangkatan...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KKL
4.1 Komunikasi dalam Pengadaan PNS Kepada Para
Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur ...
4.2 Sumber Daya Manusia dalam Penyelenggaraan
Seleksi CPNS Sesuai Dengan PP No 98 Tahun 2000..
4.3 Strukur Birokrasi yang ada dalam penyelenggaraan
seleksi CPNS yang dilaksanakan oleh BKPPD …....
4.3.1 Perencanaan Pegawai Negeri Sipil ...
4.3.2 Pengumuman Pegawai Negeri Sipil ...
4.3.3 Persyaratan Pegawai Negeri Sipil ...
4.3.4 Pelamaran Calon Pegawai Negeri Sipil ...
4.3.5 Pemeriksaan Administratif...
4.3.6 Ujian CPNS...
4.3.7 Pengumuman Pelamar Yang Diterima...
4.3.8 Pengangkatan Sebagai Pegawai Negeri Sipil....
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
Black. (1999). Sampling Purposive. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Grindle, Dalam Wibawa. (1994).Implementability .Jakarta:Grafindo Jaya Harsono, Hanifah. (2002). Implementasi Kebijakan dan Politik. Bandung:
PT. Mutiara Sumber Widya.
Islamy, Irafan M. (1997). Kebijakan Suatu Proses Politik. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.
Moeleong, J lexy. (2002).Analisis data. Jakarta:PT Persada Mulya.
Ramesh, Dan Howlett. (1995). Faktor Internal Maupun Eksternal Implementasi Kebijakan. Jakarta:Aksara Baru.
Sadily, Hasan. Dan Echolas. (1992). Implemenation. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.
Soehartono. ( 2002).Metode Penulis Deskriptif. Bandung:Alfabet.
Surakhmad. (1998). Penulis Deskriptif. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.
Suyatna. (2005)Deskriptif Kualitatif. Bandung:CV Pustaka Pelajar. Tangkilisan. (2003)Kebijakan. Jakarta:Media Pesada
Taylor, (1975).Definisi Analisis Data. Surabaya:Maerapi Komputindo Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Patton. (1980). Pengorganisasian Ke Dalam Suatu Pola. Yogyakarta:Graha Ilmu
tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian.
Rujukan Elektronik:
Web SiteKabupaten Cianjur. (2010).Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah
v✢✢
DAFTAR TABEL
hal
✣ ✤
Lampiran 1 Surat Permohonan Kuliah Kerja Lapangan
Lampiran 2 Surat Penerimaan Kuliah Kerja Lapangan
Lampiran 3 Surat Keterangan Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan
Lampiran 4 Absensi Kuliah Kerja Lapangan
✥✥✥
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan ilmu pengetahuan serta hidayahnya
kepada kami semua sehingga saya dapat menyusun laporan kuliah kerja
lapangan ini tanpa sesuatu yang berarti.
Pada kesempatan ini penulis mengambil judul :
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BKPPD) DI KABUPATEN CIANJUR.
Sehubungan dalam tahap pembelajaran penulis meminta maaf
apabila dalam penulisan laporan KKL ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan, maka dari itu penulis meminta saran dan kritiknya
sebagai bahan acuan dalam penulisan berikutnya.
Penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak dan
memberi bimbingan, dorongan dan segala fasilitas yang bermanfaat.
Untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. JM Papasi selaku Dekan FISIP UNIKOM.
2. Ibu Nia Karniawati S.IP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Komputer Indonesia.
3. Ibu Tatik Rohmawati S.IP.,Selaku dosen pembimbing bagi penulis
dalam penulisan Laporan KKL ini dan Sebagai dosen wali.
4. Seluruh Staf Subbidang Kepegawaian dan Umum Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cianjur
yang sudah membantu saya dalam pengambilan data.
5. Orang tua yang selalu mendukung dan mensupport saya
6. Teman-teman seperjuangan Prodi Ilmu Pemerintahan angkatan
✦v
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan bagi
penulis dalam penulisan Laporan KKL ini.
Akhir kata penulis berharap penyusunan Laporan KKL ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya, amin.
Bandung, November 2010
Judul : IMPLEMETASI KEBIJAKAN PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000
TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
(BKPPD) KABUPATEN CIANJUR
Nama : DERRI SEPTIAN
NIM : 41707026
Menyetujui,
Pembimbing,
TATIK ROHMAWATI. S.IP. NIP. 4127.3531.007
Bandung, November 2010
Mahasiswa,
DERRI SEPTIAN NIM. 41707026
Disahkan Oleh,
Instansi Tempat KKL An. Kepala BKPPD Kabupaten
Cianjur
Ali Akbar S.Kom NIP. 19720803.200312 1 005
Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UNIKOM
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. IDENTITAS DIRI
Nama : Derri Septian
Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 23 Maret 1989
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat Lengkap : Jln. Titiran Dalam No.168
RT 07 RW 09 bandung
Nama Ayah : Herry T. Widodo
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Etty Suryati
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Lengkap Orang Tua :Jl. Raya Sukabumi No 46
RT 03 RW 03 Kecamatan
Cilaku Kabupaten Cianjur
Hobby : Traveling
2. PENDIDIKAN FORMAL
2.1 SD Negeri Ibu Jenab 1 : 1996 - 2001
2.2 SMP Negeri 1 Cianjur : 2001– 2004
2.3 SMA Negeri 1 Cianjur : 2004 – 2007
2.4 Sedang melanjutkan Studi (S1) Jurusan Ilmu Pemerintahan
Unikom
Bandung, November 2010