• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI I SULANG KABUPATEN REMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI I SULANG KABUPATEN REMBANG"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK

MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI I SULANG

KABUPATEN REMBANG

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Irma Prihartanti

4401406519

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 11 Februari 2011

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul :

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang

disusun oleh

nama : Irma Prihartanti NIM : 4401406519

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 11 Februari 2011.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S, M.S. Dra. Aditya Marianti, M.Si

19511115 197903 1001 19671217 199303 2001

Ketua Penguji

Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed 19581104 198703 1004

Anggota Penguji/ AnggotaPenguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Kukuh Santosa Ir. Tuti Widianti, M.Biomed

(4)

iv

ABSTRAK

Prihartanti, Irma. 2011. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Drs. Kukuh Santosa dan Ir. Tuti Widianti, M.Biomed.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMP N I Sulang diperoleh data bahwa interaksi pembelajaran biologi dalam kelas masih relatif rendah, didominasi dengan metode ceramah sehingga kurang menarik perhatian siswa. Siswa kurang termotivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut berakibat pada hasil belajar yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sulang Rembang pada semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak 8 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas yang diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen, dengan desain one shot case study.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada kelas VIII A,VIII B dan VIII C adalah 77,84 dengan ketuntasan klasikal sebesar 94,33 % (≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 70), sedangkan untuk hasil belajar ranah psikomotorik (≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi) dan ranah afektif (≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi).

Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang Maha luas ilmu-Nya, atas limpahan kasih, bimbingan dan tuntunan-Nya kepada penulis yang dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di FMIPA UNNES.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Kukuh Santosa sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran.

5. Ir. Tuti Widianti, M.Biomed sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran.

6. Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sulang yang telah memberikan izin penelitian. 8. Sri Saraswati Candraningrum, S.Pd selaku guru Biologi SMP Negeri 1 Sulang

(6)

vi

9. Bapak/Ibu guru beserta staf karyawan SMP Negeri 1 Sulang kabupaten Rembang yang telah membantu penulis selama penelitian.

10. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang tahun pelajaran 2010/2011 secara khusus kelas VIII A (36 siswa), VIII B (36 siswa) dan VIII C (32 siswa) atas bantuan dan kerjasama.

11. Kedua orang tua, Mas eko, Mas Mansur, dek Nawang dan seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat dalam suka maupun duka.

12. Sahabat-sahabat “G_NAVALDA” yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

13. Teman-teman “Kalimasada Kost” yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua teman-teman mahasiswa angkatan 2006 terutama teman-teman “Fourabiota” yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 15. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 11 Februari 2011

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Penegasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 8

B. Hipotesis Penelitan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

C. Variabel Penelitian ... 21

D. Rancangan Penelitian ... 22

E. Prosedur Penelitian ... 22

F. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data ... 30

G. Metode Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

(8)

viii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba ... 24

2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ... 26

3. Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba ... 28

4. Butir Soal Evaluasi Yang Digunakan dan Tidak Digunakan ... 28

5. Jenis dan Metode Pengambilan Data ... 30

6. Hasil Uji Normalitas Nilai Ulangan Materi Sistem Gerak Pada Manusia Semester I Kelas VIII SMP N I Sulang Rembang ... 32

7. Hasil Uji Homogenitas Nilai Ulangan Materi Sistem Gerak Pada Manusia Semester I Kelas VIII SMP N I Sulang Rembang ... 34

8. Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada 5 Kelas ... 37

9. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa Pada 5 Aspek Kegiatan ... 38

10. Persentase Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa Pada 3 Kelas ... 39

11. Hasil Belajar Ranah Afektif Pada 3 Aspek Kegiatan ... 40

12. Persentase Hasil Belajar Ranah afektif Pada 3 Kelas ... 41

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 16

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran Tematik ... 57

2. Jaring Tema ... 61

3. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 62

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 63

5. Modul Sistem Pernapasan dan Zat adiktif dan Psikotropika ... 83

6. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sistem Pernapasan ... 98

7. Kunci Jawaban LKPD Sistem Pernapasan... 103

8. Praktikum Bahan Kimia Dalam Asap Rokok ... 107

9. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Rokok ... 108

10. Kunci Jawaban LKPD Rokok ... 112

11. Soal Tes Evaluasi ... 116

12. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi ... 123

13. Rubrik Penskoran Puisi ... 124

14. Rubrik Penskoran Artikel ... 125

15. Rubrik Penskoran Poster ... 126

16. Contoh Artikel Tentang Kelainan Penyakit Pada Sistem Pernapasan ... 127

17. Contoh Puisi ... 131

18. Contoh Poster... 134

19. Contoh Hasil Belajar ... 136

20. Data Antar Kelompok ... 149

21. Uji Homogenitas Data Antar Kelompok ... 150

22. Uji Normalitas Data Kelompok ... 151

23. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba ... 159

24. Perhitungan Validitas Butir Soal ... 163

25. Perhitungan Reliabilitas Soal ... 164

26. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 165

(12)

xii

Lampiran Halaman

28. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas VIII A, VIII B

dan VIII C ... 167

29. Lembar Observasi Psikomotorik ... 173

30. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Psikomotorik... 175

31. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A, VIII B dan VIII C ... 176

32. Lembar Observasi Afektif ... 182

33. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Afektif ... 186

34. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII A, VIII B dan VIII C ... 188

35. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Tematik SMP N I Sulang Rembang ... 197

36. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas VIII A, VIII B dan VIII C ... 201

37. Usulan Dosen Pembimbing ... 207

38. Surat Permohonan Ijin Observasi ke SMP N I Sulang ... 208

39. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke SMP N I Sulang ... 209

40. Dokumentasi Penelitian... 210

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi yang dilakukan di SMP Negeri I Sulang Rembang, didapatkan informasi bahwa pembelajaran biologi masih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah. Paradigma seperti ini yang membuat siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar membuat suasana kelas membosankan bagi siswa. Siswa lebih cenderung pasif dan semangat belajar rendah sehingga keseriusan belajar siswa juga rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurang interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa lain, sehingga dapat berdampak pada pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70. Hal ini menjadi indikasi bahwa pembelajaran biologi yang dilakukan selama ini belum efektif.

Selain pembelajaran biologi masih bersifat teacher centered, pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam membantu menyampaikan materi pelajaran masih kurang bervariasi, yang masih menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan sebuah papan tulis, penggunaan buku pegangan dari pemkab ataupun buku penunjang lain masih belum optimal. Selain itu sarana dan prasarana yang digunakan dalam menunjang proses pembelajaran biologi pada materi sistem pernapasan manusia juga kurang optimal, padahal materi sistem pernapasan manusia ini bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari secara langsung, sehingga siswa merasa kesulitan untuk memahami materi tersebut. Diketahui juga bahwa pada kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok belum berjalan dengan baik, karena belum adanya kerjasama antar anggota kelompok.

(14)

kegiatan diskusi kelompok pada ketua kelompok atau teman yang dianggap lebih pandai. Hal demikian yang menjadikan siswa pasif dan semangat belajar rendah karena kurang menekankan pada aspek senang dalam belajar (joyful learning). Oleh karena itu, agar dalam pembelajaran dapat tercipta aktivitas dan motivasi siswa, maka dalam pembelajaran perlu adanya perbaikan metode/strategi yang digunakan oleh guru.

Dari permasalahan yang muncul untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka digunakan pendekatan pembelajaran tematik untuk diterapkan pada materi Sistem Pernapasan Manusia yang diintegrasikan dengan materi Zat Adiktif dan Psikotropika. Pendekatan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Masnur Muslich 2007). Melalui pendekatan pembelajaran tematik ini siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung ini siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Dengan demikian melalui pendekatan pembelajaran tematik diharapkan siswa dapat lebih memahami materi Sistem Pernapasan Manusia dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Dari hasil penelitian Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008 menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat

dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada

peningkatan penguasaan konsep. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata

hasil belajar, motivasi belajar, dan partisipasi siswa dari sebelum dan sesudah

diberi perlakuan pada setiap siklus pembelajaran.

Kekuatan dari pendekatan pembelajaran tematik yaitu memberikan

(15)

perkembangan dan kebutuhan siswa, menumbuhkan ketrampilan sosial melalui

kerja sama, menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar karena mereka

bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bercerita, menulis puisi,

membuat poster dalam rangka mengembangkan ketrampilan berbahasa, sekaligus

untuk mempelajari mata pelajaran lain. Selain itu melalui pendekatan

pembelajaran tematik ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema

tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga

penggunaan waktu untuk pembahasan lebih efisien dan pencapaian tujuan

pembelajaran juga diharapkan lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang difokuskan pada pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar siswa. Hasil yang diharapkan adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi Sistem Pernapasan Manusia agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil penilaian yang berupa aspek kognitif (skor tes) di akhir pembelajaran, aspek psikomotorik (ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum) dan aspek afektif (sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

“Apakah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang?”

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran, maka diperlukan adanya penegasan istilah untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian.

(16)

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Masnur Muslich 2007).

Pendekatan tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo 2005). Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Model pembelajaran tematik adalah suatu yang dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi (biologi,fisika dan kimia) untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Bermakna artinya, dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Sutirjo 2005).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran seperti fisika, kimia, biologi, bahasa, dan seni sehingga siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang mereka pahami.

Definisi operasional tentang pendekatan pembelajaran tematik adalah tingkat pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan manusia terhadap hasil belajar di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang.

2. Materi sistem pernapasan pada manusia

(17)

2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 2.3.Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan untuk materi pelajaran kimia Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah 5.Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 5.5.Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran tematik yaitu materi sistem pernapasan manusia yang dikaitkan dengan materi zat adiktif dan psikotropika dengan mengambil tema “rokok dan kesehatan”. Dalam model pembelajaran ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar yang kemudian diberi bahan materi sistem pernapasan manusia yang dikaitkan dengan materi zat adiktif dan psikotropika yang akan didiskusikan oleh siswa. Siswa diberikan tanggung jawab dalam bentuk tugas kelompok yaitu mengerjakan soal-soal dengan tema rokok dan kesehatan yang diberikan oleh guru.

3. Hasil belajar

Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk (2006) yang menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan prilaku yang dimaksud dapat berbentuk :

a. Perubahan ranah kognitif

Perubahan prilaku pada ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual.

b. Perubahan ranah afektif

Perubahan prilaku pada ranah afektif berkaitan dengan hasil yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.

(18)

Perubahan prilaku pada ranah psikomotorik ditunjukan dengan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif berupa skor tes materi sistem pernapasan manusia di akhir pembelajaran, ranah psikomotorik berupa ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer, ranah afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang.

E. Manfaat Penelitian

1. Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran bahwa pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar, yaitu teori pendekatan tematik berencana (planned behavior) oleh Icek Ajzen (1988, 1991 dan 2002) dan oleh Phuangthoung dan Malisawan (2005).

2. Koherensi

Bagi pemerhati masalah pendidikan, penelitian ini menyajikan suatu model pendekatan integrasi waktu, kompetensi materi pelajaran bagi efisiensi pengelolaan pembelajaran biologi dan kimia.

3. Pragmatisme

(19)
(20)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (http;//ktsp.diknas.go.id diakses tanggal 2 Februari 2010).

Pendekatan tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo 2005). Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta 1983). Pembelajaran tematik menjadi menarik karena tiap tema memberikan variasi kegiatan belajar.

Pendekatan Tematik adalah pendekatan holistik untuk belajar. Pendekatan tematik dimulai dengan tema, yang kemudian menjadi media untuk semua displin ilmu untuk berinteraksi (Miller 1997).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran seperti fisika, biologi, kimia dan matematika. Lebih luas lagi, tema-tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa dan seni (Asri Budiningsih 2007, diacu dalam Puji Astuti 2008).

Dalam menentukan tema yang bermakna perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut (Trianto 2007).

1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.

2. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. 4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik

(21)

5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku. 6. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber

belajar.

a. Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut Masnur Muslich (2007) landasan pembelajaran tematik mencakup hal-hal berikut.

1) Landasan Filosofi

Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu :

a) Progresivisme

Proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

b) Konstruktivisme

Anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.

c) Humanisme

Melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi dan motivasi yang dimilikinya.

2) Landasan Psikologis

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar.

a) Psikologi perkembangan untuk menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

(22)

3) Landasan Yuridis

Landasan Yuridis tersebut adalah UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

b. Arti Penting Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antarmata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan/holistis (Masnur Muslich 2007).

Pendekatan tematik memiliki manfaat bagi siswa karena memiliki kekuatan untuk memanfaatkan pengetahuan dunia nyata siswa, pengalaman dan meningkatkan hasil kognitif dan afektif (Handal & Bois 2004).

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

(23)

1) Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi, sehingga akan membuat siswa menjadi arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

2) Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dengan banyak membentuk jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan menghasilkan skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan kebermaknaan yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupan.

3) Otentik

Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung. Dengan memahami dari hasil belajar sendiri, bukan pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru membimbing, mengarahkan, dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

4) Aktif

(24)

d. Implikasi Pembelajaran Tematik

Menurut Masnur Muslich (2007) pembelajaran tematik mempunyai berbagai implikasi antara lain :

1) Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengatur agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

2) Implikasi bagi siswa

a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual, pasangan, kelompok kecil, ataupun klasikal.

b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misal melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar, dan media

a) Pembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistis dan autentik.

b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik yang sifatnya desain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).

c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi.

(25)

4) Implikasi terhadap pengaturan ruangan

a) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah.

b) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar/karpet. c) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas.

d) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik. e) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan

peserta didik untuk menggunakan dan menyimpan kembali.

5) Implikasi terhadap pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya, percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, dan bercakap-cakap.

e. Keuntungan dan kekurangan pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik memiliki keuntungan antara lain (Asri Budiningsih 2007, diacu dalam Puji Astuti 2008):

1) Bagi guru

a) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran.

b) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami

c) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari

berbagai sudut pandang.

e) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi.

2) Bagi siswa

(26)

b) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.

c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.

d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan diluar kelas. e) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga

meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Menurut Trianto (2007) pembelajaran tematik memiliki kelemahan atau kekurangan, antara lain :

1. Aspek guru

Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, ketrampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi, bersedia mengembangkan diri untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu.

2. Aspek siswa

Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik, dalam kemampuan akademik maupun kreatifitas karena dalam pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif, dan elaboratif (menemukan dan menggali).

3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran

(27)

4. Aspek kurikulum

Harus luas berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada target pencapaian materi).

5. Aspek penilaian

Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif) dalam menetapkan keberhasilan peserta didik dengan penilaian yang bervariasi serta berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

f. Langkah-langkah menyiapkan pembelajaran tematik

Menurut Trianto (2007) langkah-langkah menyiapkan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.

1) Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang kajian yang akan dipadukan dikaitkan dengan pencapaian Standar Kompetensi.

2) Mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

3) Menentukan tema pemersatu antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema yang dipilih harus relevan dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

4) Membuat matrik keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi dasar yang dipadukan.

5) Menjabarkan kompetensi-kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.

6) Menyusun silabus pembelajaran yang dikembangkan dari berbagai indikator menjadi beberapa kegiatan belajar konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antar beberapa bidang kajian.

(28)

Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik (Sumber: Trianto 2007)

g. Penilaian pembelajaran tematik

Objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar. Dalam penilaian proses belajar upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan guru dan siswa, sedangkan dalam penilaian hasil belajar proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai menggunakan kriteria-kriteria tertentu.

Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat dilakukan, diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar (Agus Sudrajat 2007).

Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi

dasar bidang kajian Menetapkan bidang kajian

yang akan dipadukan

Membuat matrik atau hubungan KD dan tema

atau topik pemersatu

Merumuskan indikator pembelajaran

Memilih/menetapkan

tema/topik pemersatu Menyusun silabus pembelajaran

(29)

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif berupa skor tes materi sistem pernapasan manusia di akhir pembelajaran, ranah psikomotorik berupa ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer, ranah afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer.

Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pendekatan pembelajaran tematik, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008 menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat

dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada

peningkatan penguasaan konsep. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata

hasil belajar, motivasi belajar, dan partisipasi siswa dari sebelum dan sesudah

diberi perlakuan pada setiap siklus pembelajarannya.

Penelitian lain dari Indrawati (2009) yang berjudul Penerapan Pendekatan

Pembelajaran Tematik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan

Prestasi Belajar Siswa Kelas II SDIT Nurul Islam Tengaran menunjukkan bahwa

penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan kualitas dan

prestasi belajar siswa.

Dipertegas lagi oleh penelitian Saleh Haji (2009) yang berjudul Dampak

Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah

Dasar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaaan antara hasil belajar

matematika yang diajar dengan pendekatan tematik dalam pembelajaran

matematika dengan siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional.

Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan tematik dalam

pembelajaran matematika sebesar 79,19 lebih baik daripada siswa yang diajar

dengan pembelajaran konvensional/pembelajaran yang biasa dilakukan guru

(30)

OUTPUT

Hasil belajar biologi tinggi sesuai dengan KKM

Jadi bila pendekatan pembelajaran tematik diterapkan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang dapat berpengaruh pada hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pernapasan manusia.

B. Hipotesis

a. Kerangka Berfikir

guru

Proses Belajar Mengajar

- Proses KBM Berpusat Pada Guru (teacher centered)

- Kurang interaksi antara siswa dan guru siswa

Motivasi belajar siswa rendah

Penguasaan konsep siswa rendah

Motivasi belajar tinggi Penguasaan konsep tinggi

Hasil belajar biologi tinggi Pembelajaran tematik

- Materi sistem pernapasan manusia bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari secara langsung

(31)

b. Hipotesis

(32)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang semester gasal tahun pelajaran 2010/2011, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 November – 25 November 2010.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 257 siswa.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling, adapun kelas yang dijadikan sebagai sampel yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C. Alasan dipilihnya kelas tersebut karena diampu oleh guru yang sama. Besar sampel yaitu 0,2 x 257 x 1,195 = 61,4 dibulatkan menjadi 62 siswa. Namun, dalam pelaksanaan sampel yang dipakai sebanyak 104 siswa.

Perhitungan mengacu pada Sugiyono (2009)

C.Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian meliputi sebagai berikut.

1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik pada materi sistem pernapasan.

(33)

aspek psikomotorik (ketrampilan siswa), aspek afektif (sikap siswa) pada materi sistem pernapasan manusia.

D.Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan design one shot case study, yang dirancang dengan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengamatan (pengambilan data) (Arikunto 2006).

Adapun pola rancangannya adalah sebagai berikut:

keterangan:

X = treatment atau perlakuan (pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik)

O = hasil observasi sesudah treatment (hasil belajar siswa pada kelas perlakuan)

E.Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran biologi.

b. Mengambil 3 kelas sebagai kelas perlakuan yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C serta 1 kelas untuk kelas uji instrumen tes. Kelas uji instrumen tes diambil dari kelas VIII E.

c. Merancang desain pembelajaran ( pendekatan pembelajaran tematik). Dalam hal ini mata pelajaran yang dipadukan yaitu mata pelajaran biologi dan kimia. Adapun Standar Kompetensi yang ditetapkan untuk mata pelajaran biologi adalah 2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia, Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 2.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan untuk mata pelajaran kimia Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah 5.Memahami kegunaan

(34)

bahan kimia dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 5.5.Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. Setelah itu menetapkan tema /topik pemersatu yang ada kaitannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, adapun tema yang dibuat adalah “ROKOK dan KESEHATAN”.

d. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi penyusunan silabus dan RPP, kisi-kisi soal, LKPD, lembar observasi afektif siswa, lembar observasi psikomotor siswa serta angket tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik.

e. Penyusunan instrumen

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes dan instrumen non tes.

1) Instrumen tes

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif siswa pada konsep sistem pernapasan manusia. Instrumen tes yang digunakan adalah tes obyektif sebanyak 30 soal. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menentukan pokok materi

2) Menentukan batas waktu untuk mengerjakan soal 3) Membuat kisi-kisi soal

4) Menentukan tipe soal

5) Menentukan jumlah butir soal yang akan diujikan 6) Uji coba instrumen soal

Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun layak digunakan sebagai alat pengambil data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Uji coba soal dilaksanakan di kelas VIII E.

(35)

7) Analisis hasil instrumen soal. Analisis hasil instrumen soal meliputi uji sebagai berikut.

a) Validitas butir soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment

dengan angka kasar (Arikunto 2002).

rxy =

Setelah didapat nilai rxy kemudian disesuaikan dengan nilai rtabel. Apabila harga rhitung (rxy) > rtabel maka soal dikatakan valid.

Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba

Uji Validitas Nomor Soal Jumlah

Valid 1, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35,

36, 37, 38, 39

32

Tidak valid 2, 3, 4, 7, 17, 26, 33, 40 8

(36)

b) Reliabilitas

Uji ini dilakukan untuk memperoleh soal yang dapat ajeg memberikan data sesuai kenyataan, artinya soal tersebut dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat pengumpul data. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi K-R. 21 yang dikemukakan oleh Kuder dan Ricardson (Arikunto 2002).

11

Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut : r11 = 0.8000 – 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi

0.6000 – 0.799 = Reliabilitas tinggi 0.4000 - 0.599 = Reliabilitas cukup 0.2000 – 0.399 = Reliabilitas rendah

< 0.2000 = Reliabilitas sangat jelek (Arikunto 2002) Harga r

11 yang diperoleh dibandingkan r tabel Product Moment dengan ά

= 5%. Instrumen dikatakan reliabel jika r

11 hitung > r tabel dan jika

sebaliknya r

11 hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel (Arikunto

2002).

(37)

c) tingkat kesukaran

Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.

Menurut Arikunto (2002) besarnya tingkat kesukaran dihitung dengan rumus :

B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut : P = 0.00 : sangat sukar

0.00 < P _ 0.30 : sukar 0.31 < P _ 0.70 : sedang 0.71 < P _ 1.00 : mudah

P = 1.00 : sangat mudah (Arikunto 2002)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal maka soal yang diuji cobakan ada yang termasuk dalam kategori sukar, sedang, dan mudah.

Hasil uji tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

Sukar

(38)

d) Daya Pembeda Soal

Daya Pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah (Arikunto 2002). Nilai Daya Pembeda diperoleh dengan menggunakan rumus Indeks Diskriminasi (D) yaitu :

B

D = Daya pembeda (Indeks Diskriminasi) J = Jumlah peserta tes

JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

B B A

J B

P = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

A A B

J B

P = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut : D : 0,00 – 0,20 : jelek

D : 0,20 – 0,40 : cukup D : 0,40 – 0,70 : baik D : 0,70 – 1,00 : baik sekali

D = negatif : sangat jelek (Arikunto 2002)

(39)

Hasil uji daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba

Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah

Jelek

(sumber : lampiran 23)

Dari hasil analisis, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal, soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda dengan kriteria cukup, baik dan sangat baik.

Soal yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Butir soal evaluasi yang digunakan & tidak digunakan

No Jenis soal No butir soal

Digunakan Tidak digunakan

1 Pilihan ganda 1, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

*Soal tidak digunakan sebagai soal evaluasi

(40)

2) Instrumen non tes

Instrumen non tes meliputi sebagai berikut. a. Angket tanggapan siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran tematik dilakukan oleh siswa di kelas.

b. Lembar observasi afektif siswa

Lembar observasi afektif digunakan untuk mengetahui sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Lembar observasi psikomotor siswa

Lembar observasi psikomotor siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam melakukan percobaan, pengamatan, diskusi dan presentasi.

Untuk lembar observasi dan angket sudah divalidasi ke dosen pembimbing.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sulang Rembang tahun pelajaran 2010/2011 pada semester gasal dari tanggal 9 November 2010 sampai 25 November 2010. Peneliti bertindak sebagai guru, sebab guru yang bersangkutan menyerahkan kepada peneliti dengan alasan metode pembelajaran yang diterapkan merupakan metode baru. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

a. Melaksanakan pembelajaran tematik berdasarkan silabus dan RPP yang telah di susun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator.

b. Menerapkan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan pada manusia dengan mengambil tema “Rokok dan Kesehatan”. Penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dua pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran tematik dan satu pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi.

(41)

d. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal tes pada akhir proses pembelajaran.

e. Pengisian angket tanggapan siswa yang dilakukan oleh siswa guna memperoleh data tentang motivasi siswa.

3. Tahap laporan penelitian

Setelah selesai penelitian, dilakukan analisis seluruh data dan pembahasan untuk mengambil kesimpulan dan merupakan jawaban dari hipotesis.

F. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data

1. Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah siswa. Data yang diambil antara lain hasil belajar siswa (berupa lembar kerja peserta didik (LKPD), nilai tugas dan tes pada akhir pembelajaran), hasil observasi afektif siswa, hasil observasi psikomotor siswa serta angket hasil tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Metode pengambilan data penelitian ini pada tabel 5.

Tabel 5 Jenis dan Metode Pengambilan Data

Sumber Data Sumber Data Metode Pengambilan Data

Siswa

Aktivitas siswa Lembar observasi afektif siswa Lembar observasi psikomotor siswa Tanggapan siswa Angket tanggapan siswa

Hasil belajar LKPD, nilai tugas dan soal evaluasi pada akhir pembelajaran

G.Metode Analisis Data

1. Analisis Tahap Awal

(42)

Digunakan untuk mengetahui apakah data nilai dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal

Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah teknik Chi-Kuadrat dengan rumus (Arikunto 2002):

Keterangan: χ2

= chi kuadrat

Oi= frekuensi pengamatan Ei= frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas interval

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α)(k−1)dengan taraf signifikasi 5% dan db = (k –3) yang berarti bahwa data berdistribusi normal.

2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α)(k−1) dengan taraf signifikasi 5% dan db = (k –3) yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal.

Nilai χ 2

hasil perhitungan dikonsultasikan dengan nilai χ 2

pada tabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika χ

2

hitung lebih kecil dari harga χ 2

tabel, data tersebut terdistribusi normal, jika χ

2

hitung lebih besar χ 2

(43)

Hasil analisis uji normalitas data awal siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6 Hasil uji normalitas nilai ulangan materi sistem gerak pada manusia semester I kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang.

Kelas Rata-rata nilai dk χ

2

hitung χ

2

tabel Keterangan

VIII A 73,28 3 6,59

7,81 Data terdistribusi normal

VIII B 69,39 3 6,44

VIII C 73,06 3 6,99

VIII D 71,74 3 3,27

VIII E 69,84 3 1,00

VIII F 73,78 3 2,63

VIII G 69,91 3 4,77

VIII H 72,00 3 5,84

(sumber : lampiran 22)

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa x2

hitung lebih kecil dari pada x 2

tabel hal ini menunjukkan bahwa data populasi berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas populasi

Digunakan untuk mengetahui tingkat homogenitas. Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda (σ12 = σ22 = ………….. = σn2)

(44)

Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas populasi (Sudjana 2002): 1) Menghitung standar deviasi (S2) dari masing-masing kelas.

2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: S2 =

3) Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (log S2) Σ (ni – 1)

4) Menghitung nilai statistik chi-kuadrat (χ2) dengan rumus: χ2

= kuadrat simpangan masing-masing kelompok

S = kuadrat simpangan total

n

1 = jumlah responden masing-masing kelompok

B = koefisien Bartlett (Sudjana 2002)

Kriteria pengujian hipotesis:

1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α) (k-a) dengan taraf signifikan 5% db = (k – 1), k merupakan banyaknya kelas. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen).

2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α) (k-a) dengan taraf signifikan 5% db = (k – 1), k merupakan banyaknya kelas. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang berbeda.

(45)

Hasil analisis uji homogenitas data awal siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7 Hasil uji homogenitas nilai ulangan materi sistem gerak pada manusia semester I kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang

Kelas Rata-rata

nilai dk

χ2

hitung χ

2

tabel Keterangan

VIII A 73,28 7

12,09 14,07 Data bersifat

homogen

VIII B 69,39 7

VIII C 73,06 7

VIII D 71,74 7

VIII E 69,84 7

VIII F 73,78 7

VIII G 69,91 7

VIII H 72,00 7

(sumber : lampiran 21)

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa x2

hitung lebih kecil dari pada x2

tabel hal ini menujukan bahwa populasi bersifat homogen.

2. Analisis data hasil belajar

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif. a. Menghitung skor evaluasi akhir (tes tertulis)

(46)

c. Penugasan

d. Menghitung nilai akhir (NA) dengan cara:

Keterangan :

P = nilai penugasan

LKPD = nilai Lembar Kerja Peserta Didik T = nilai tes tertulis

e. Menghitung persentase ketuntasan siswa secara klasikal:

P = X 100%

Keterangan :

P : Ketuntasan belajar klasikal

∑ ni : Jumlah siswa yang tuntas secara individu (nilai ≥ 70) ∑ n : Jumlah total siswa

f. Analisis Data Aspek Psikomotor dan Afektif

Data aktivitas siswa diperoleh melaui lembar observasi afektif dan psikomotor siswa. Data aktivitas siswa dapat dihitung menggunakan rumus:

Persentase keaktifan siswa % = X 100% ∑ skor maksimal

∑ skor yang diperoleh

 

(47)

Kriteria:

0% – 20% = jelek 21% - 40% = kurang 41% - 60% = cukup 61% - 80% = tinggi

81% - 100% = sangat tinggi

3. Analisis data tanggapan siswa

Data tanggapan siswa diperoleh dari angket yang harus diisi siswa berupa pendapat terhadap kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran tematik. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan jawaban yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini angket yang digunakan mempunyai jawaban ya atau tidak. Untuk mendapat data tanggapan siswa digunakan rumus :

Keterangan:

P = angka persentase

f = jumlah skor yang menjawab ya N = jumlah skor maksimal

Penskoran:

Jawaban Ya : skor 1 Jawaban Tidak : skor 0

P = ×100

N f

(48)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, maka hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang berupa data hasil belajar yang meliputi : (1) hasil belajar ranah kognitif, (2) hasil belajar ranah psikomotorik, (3) hasil belajar ranah afektif dan tanggapan siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan pada manusia.

1. Hasil belajar ranah kognitif

Hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari rata-rata nilai LKPD 1 dan LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2. Hasil belajar ranah kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil belajar ranah kognitif pada 3 kelas

No Hasil Belajar Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C

1 Nilai terendah 72,64 67,08 69,72

2 Nilai tertinggi 90,14 81,25 88,75

3 Nilai rata-rata 79,64 74,13 79,75

4 Jumlah siswa tuntas (≥ 70) 36 33 31

5 Jumlah siswa tidak tuntas (< 70) 0 3 1

6 Ketuntasan klasikal tiap kelas 36(100%) 33(92%) 31(97%)

7 Ketuntasan klasikal ketiga kelas 94,33 %

8 Jumlah siswa 36 36 32

(sumber : lampiran 28)

(49)

kelas VIII B dan VIII C. Jumlah siswa yang tidak tuntas kelas VIII B lebih tinggi dibandingkan kelas VIII A dan VIII C.

2. Hasil belajar ranah psikomotorik

Hasil belajar ranah psikomotorik diambil melalui data hasil observasi tentang kinerja siswa selama kegiatan praktikum yang meliputi persiapan alat dan bahan, ketrampilan dalam menggunakan alat, pengamatan hasil praktikum. Observasi hanya dilakukan satu kali yaitu pada pertemuan kedua. Data hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 5 aspek kegiatan disajikan pada tabel 9.

Tabel 9 Hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 5 aspek kegiatan

No Aspek yang diamati

Persentase skor siswa per aspek Rerata (%) Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C

(%) (%) (%)

1

2

3

Persiapan alat dan bahan

Ketrampilan menggunakan alat

Pengamatan hasil praktikum

Rata-rata

(sumber : lampiran 31)

(50)

Berdasarkan kriteria hasil belajar ranah psikomotorik siswa dapat diamati pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10 Persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 3 kelas

No Kelas

(sumber : lampiran 31)

Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Untuk kelas VIII A yang memperoleh kriteria sangat tinggi sebesar 88,19%, sedangkan untuk kelas VIII B dan VIII C sebesar 100%.

3. Hasil belajar ranah afektif

(51)

Tabel 11 Hasil belajar ranah afektif siswa pada 5 aspek kegiatan

No Aspek yang diamati

Persentase skor siswa per aspek

Rerata (%)

Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C

P ert. I Pert. II Pert. I Pert II Pert. I Pert. II

Rasa senang di kelas

Perhatian mengikuti

Kerjasama dalam kelompok

(sumber : lampiran 34)

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui rerata hasil belajar ranah afektif siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek kegiatan rasa senang di kelas mencapai kriteria sangat tinggi yang ditunjukkan dengan angka persentase 84,01%, sedangkan hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek kegiatan perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab menunjukkan kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan bertanya sudah mencapai kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dari angka persentase hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek-aspek tersebut yang berada pada angka 61% - 80 %. Hasil belajar ranah afektif siswa baik di kelas VIII A, B maupun C pada pertemuan kedua mengalami peningkatan.

(52)

Tabel 12 Persentase hasil belajar ranah afektif pada 3 kelas

(sumber : lampiran 34)

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui persentase hasil belajar ranah afektif pada kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Persentase hasil belajar ranah afektif siswa baik di kelas VIII A, B maupun C pada pertemuan kedua mengalami peningkatan.

4. Tanggapan siswa

Data tanggapan siswa diperoleh dari hasil angket tanggapan siswa dan disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Tanggapan Siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik

Item

Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

(53)

6 34 2 94,44 5,56 33 3 91,67 8,33 31 1 96,88 3,13

Persentase per kelas 83,33 Persentase per kelas 81,94 Persentase per kelas 83,33

Persentase skor ketiga kelas 82,87

Kriteria Sangat

baik

(sumber : lampiran 36)

Keterangan :

1. Siswa merasa tertarik mengikuti pelajaran materi sistem pernapasan pada manusia

2. Siswa belajar konsep-konsep biologi dan kimia secara bersamaan (pada waktu relatif bersamaan) pada materi sistem pernapasan pada manusia

3. Siswa melakukan percobaan kimia (kandungan zat kimia pada rokok) pada materi sistem pernapasan pada manusia secara berkelompok

4. Siswa melakukan percobaan kimia (kandungan zat kimia pada rokok) pada materi sistem pernapasan pada manusia secara sendirian

5. Siswa melakuka kerja kelompok/diskusi pada materi sistem pernapasan pada manusia 6. Siswa melakukan tugas presentasi pada materi sistem pernapasan pada manusia 7. Siswa melaporkan hasil percobaan tentang kandungan zat kimia pada rokok

8. Siswa mengumpulkan informasi/artikel tentang penyakit/kelainan pada materi sistem pernapasan dari sumber internet

9. Siswa mengumpulkan informasi/artikel tentang penyakit/kelainan pada materi sistem pernapasan dari sumber media massa

10. Siswa membuat poster tentang bahaya rokok pada materi sistem pernapasan pada manusia 11. Siswa membuat puisi sebagai bentuk kampanye anti rokok pada materi sistem pernapasan

pada manusia

12. Guru merasakan situasi yang menyenangkan selam pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia

(54)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang pada materi sistem pernapasan pada manusia setelah diadakan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan pembelajaran tematik. Deskrispsi ini didasarkan pada evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk (2006) yang menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif, hasil belajar ranah psikomotorik dan hasil belajar ranah afektif.

1. Hasil belajar ranah kognitif

Hasil belajar ranah kognitif dengan penerapan pendekatan pembelajaran tematik pada materi sistem pernapasan pada manusia diperoleh dari rata-rata nilai LKPD 1 dan LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan prilaku kognitif. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan tematik berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal ini tampak dari ketuntasan hasil belajar. Seorang siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai ≥ 70.

(55)

Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang sangat tinggi diduga sebagai akibat penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Hal ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh Haji (2009) yang berjudul Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar.

Penelitian serupa oleh Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008 juga menunjukkan penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisispasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep.

Pendekatan pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran (joyful learning) karena melalui pendekatan pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung ini siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Hal ini menyebabkan siswa tertarik mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan serta memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi.

(56)

ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam belajar sangat menentukan ketercapaian hasil belajar siswa yang optimal.

Adanya strategi penemuan konsep menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dengan kata lain pemahaman dan penguasaan yang diperoleh siswa jika siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya relatif tinggi dan berpengaruh baik terhadap perolehan hasil belajar. Penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran juga berpengaruh baik terhadap pencapaian hasil belajar karena dinilai dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa.

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal, namun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Belum tuntasnya mereka disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Berdasarkan hasil analisis data sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik, menunjukkan 84,01% siswa merasa senang di kelas dan 73,74% siswa perhatian dalam mengikuti pelajaran sehingga guru perlu lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa (Tabel 11).

Motivasi tersebut diberikan dengan lebih banyak membimbing dan mengarahkan serta menyediakan kesempatan bagi siswa-siswa yang terlihat pasif untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri mereka. Selain faktor perasaan senang di kelas dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan diduga menyebabkan hasil belajar beberapa siswa belum tuntas. Hal ini karena mereka belum bisa beradaptasi dengan pola pembelajaran yang menuntut mereka untuk aktif dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman terhadap materi yang disampaikan juga rendah.

(57)

Selain itu, siswa yang belum tuntas sebagian besar memiliki ketrampilan psikomotorik dan sikap siswa di kelas dengan kriteria cukup (Lampiran 31 dan Lampiran 34). Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono et al. (2000) bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai siswa.

Pada kegiatan pembelajaran di kelas, mereka memiliki kecenderungan belum berani, malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan, menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang belum mereka pahami sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik dari guru serta sesama anggota kelompok untuk membantu mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Bagi siswa dengan aktivitas yang tinggi tetapi belum tuntas belajar bisa dikarenakan oleh kurang adanya penguatan pribadi terhadap materi sehingga saat dilakukan evaluasi hasil belajar mereka rendah. Berkaitan dengan ini, siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang telah dipelajari di sekolah sehingga daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi lebih tinggi dan ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal.

(58)

Kondisi yang tidak seimbang tersebut menghambat masing-masing individu untuk dapat mencapai pemahaman yang tinggi terhadap materi pelajaran. Hal ini karena dalam diri siswa tidak ada motivasi untuk berkembang lebih maju sehingga guru perlu membangkitkan motivasi siswa dan memberikan perhatian lebih maksimal lagi kepada siswa selama melakukan kegiatan diskusi dan memastikan semua siswa benar-benar terlibat aktif dalam kelompok.

Tabel 8 menunjukkan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal di kelas VIII B lebih rendah daripada di kelas VIII A dan VIII C meskipun persentase aktivitas siswa secara klasikalnya tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kemampuan akademik (intelligensi) siswa kelas VIII B yang memang berada di bawah kelas VIII A dan VIII C. Hasil ini diperkuat oleh ketrampilan psikomotorik siswa dan sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik kelas VIII B yang lebih rendah dibandingkan kelas VIII A dan VIII C yaitu sebesar 85,19% dan 76,48% (Tabel 9 dan 11).

Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2007) Seseorang yang memiliki tingkat intelligensi baik, umumnya mudah belajar dengan cepat dan hasil belajarnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang tingkat intelligensinya lebih rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Dengan demikian inteligensi yang dimiliki siswa memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bersifat relatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Sardiman 2007). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendah hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor-faktor seperti yang telah disebutkan di atas.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1  Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik
Tabel 1  Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyetujui untuk memberikan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty- Free Right) kepada Universitas Muhammadiyah Purwokerto atas KTI saya yang berjudul

Fenomena pandemi Covid-19 masih menjadi perbincangan menarik sejak bulan Desember tahun lalu. Kemunculan pertamanya di Wuhan menjadi perhatian khusus Pemerintah dalam

29 C Penutup surat yang tepat adalah C. Pilihan A, B, dan D tidak sesuai ilustrasi... 30 D Mengurutkan kalimat-kalimat laporan harus memperlihatkan keruntutan berpikir. Paragraf

Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu 10 Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. Jadi sudah sangat jelas sekali bahwa

Tercapainya Rasio Pembangunan, Pengadaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Aparatur 100 % Tahun 2015. CAPAIAN PROGRAM 100 %

Perbedaan yang berarti antara peningkatan kemampuan berfikir kritis dan berfikir kreatif melalui pembelajaran strategi konflik kognitif secara kooperatif dengan individual memberikan

Penyelundupan manusia adalah perbuatan yang bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau untuk orang lain yang