BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat selain berdampak pada kegiatan manusia juga berdampak pada perilaku dan peta persaingan bagaimana cara mengelola perusahaan yang akhirnya berpengaruh pada perkembangan bisnis dunia. Salah satu perkembangan bisnis yang saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi adalah rumah sakit, yang berkembang demikian pesat yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran serta peralatan penunjang diagnostik sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan bagi pasien dapat lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik menganalisa dan mengembangkan sistem informasi suatu rumah sakit. Peneliti memilih RSUD Bandung yang bertempat di bandung sebagai studi kasusnya, karena belum adanya sistem informasi dengan teknologi terkini yang dapat mendukung kemudahan akses bagi pengguna di rumah sakit tersebut, dan selanjutnya berusaha memberikan solusi untuk meningkatkan bisnis dengan IT di rumah sakit tersebut.
Salah satu cara untuk meningkatkan layanan sistem informasi pada rumah sakit tersebut yaitu dengan menentukan sistem informasi yang dirancang sesuai dengan perkembangan organisasi bisnis perusahaan. Dengan melakukan pendekatan modern yaitu enterprise architecture planning (EAP) dengan kerangka kerja zachman untuk mendukung visi misi perusahaan yang harus diterjemahkan dalam beberapa sasaran dan target yang terperinci agar dapat digunakan sebagai pedoman langkah perusahaan untuk mengarahkan dan mengorganisir rencana pengembangan sistem informasi terintegrasi. Tahapan pembangunan EAP dengan kerangka kerja zachman adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi tersebut.
Hasil dari pengembangan arsitektur enterprise yang keluarannya nanti berupa usulan aplikasi yang dapat memperbaiki pelayanan sistem informasi saat ini
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu ”Bagaimana mengembangkan enterprise architecture planning sebagai cetak biru sistem informasi untuk data, aplikasi dan teknologi yang berfungsi sebagai landasan pengembangan sistem informasi terintegrasi yang dibutuhkan dalam business process rumah sakit sebagai langkah besar dalam pengembangan sistem informasi untuk lebih baik lagi dengan menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diperlukan agar dalam penyusunan tesis ini dapat terukur dan terperinci sesuai dengan kebutuhan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan arsitektur aplikasi untuk memperbaiki sistem informasi berdasarkan pada proses-proses bisnis yang sedang berjalan sehingga tercipta suatu konsep kebutuhan Teknologi Informasi yang mendukung kebutuhan bisnis organisasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pengembangan layanan sistem informasi ini dapat memperbaharui layanan sistem informasi di RSUD Bandung seperti.
1. Aplikasi yang di usulkan dapat membantu kemudahan mengakses sistem oleh user
2. Aplikasi yang di usulkan merupakan teknologi yang sedang banyak di gunakan, sehingga perusahaan mendapatkan nilai lebih dari masyarakat
1.5 Batasan Masalah
Supaya pembahasan penelitian lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Pengembangan sistem informasi dibatasi pada pemodelan arsitektur enterprise untuk pelayanan utama yaitu pada pelayanan rawat inap yang dapat diberikan pada konsumen di RSUD Bandung.
2. Pengembangan layanan sistem informasi dibatasi pada arsitektur enterprise yang direncanakan meliputi perumusan strategi bisnis, penggalian garis besar informasi rawat inap dan desain modul yang akan ditambahkan, yang pembahasannya sebatas pada arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
1.6Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai latar belakang pelaksanaan penelitian, identifikasi permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pelaksanaan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini diuraikan kajian literatur mengenai teori keilmuan yang sesuai dengan topic penelitian.
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini disajikan objek penelitan, mekanisme dan teknik atau tatacara bagimana penelitian ini di laksanakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bagian ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh
BAB V KESIMPULSAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keaslian Penelitian
Nama Radiant Victor Imbar, Rahayu Agustin, 2008 Bobi kurniawan, 2010 Kurniati Anisa, 2010 Falahah, Dewi Rosmala, 2011
Ayu Nyoman Nila Dewi, 2013
Metode yang di usulkan
Judul Penelitian
Analisis dan Pemodelan Enterprise Architecture PT. Indonesia Power UBP Kamojang Menggunakan Metode Zachman Framework Enterprise Architecture Planning Sistem Informasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Pemodelan Enterprise Architecture Planning Pada Pelayanan Satu Pintu Penerapan Framework Zachman Pada Arsitektur Pengelolaan Data Operasional Perencanaan Layanan Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning (Studi kasus: Rumah Sakit Umum
Daerah)
Pengembanga n Layanan Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning Zachman Framework (Studi kasus : Rumah Sakit Umum
Bandung) Metode Enterprise
architecture planning berdasarkan framework zachman Enterprise Architecture Planning (EAP) dengan meng-gunakan Enterprise architecture planning berdasarkan framework zachman Enterprise architecture planning berdasarkan framework zachman Enterprise Architecture Planning (EAP)
sebagai tool untuk proses dokumentasi Kesimpulan Menggambarka
n mengenai tujuan atau perencanaan matang yang harus dicapai perusahaan agar menjadikan perusahaan lebih maju yang berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.
Enterprise Architecture diperlukan di UNIKOM agar organisasi memiliki arsitektur informasi enterprise yang baku yang dapat disajikan sebagai dasar pengembanga n sistem informasi bagi perusahaan. Enterprise Architecture diperlukan di pelayanan satu pintu agar organisasi memiliki arsitektur enterprise sebagai pedoman dalam mengemban gan sistem informasi yang terintegrasi.
ada.
Saran Mesin atau
pembangkit untuk proses produksi perlu diintergrasikan dengan sistem informasi agar mudah untuk melakukan monitoring.
Komitmen manajemen yang ada di UNIKOM harus selalu fokus dan konsisten pada
pengembanga n sistem informasi ini agar tujuan organisasi semakin cepat dicapai dan sesuai harapan.
Pemilihan aplikasi harus tepat dan mendukung fungsi bisnis organisasi sehingga manfaat yang akan dihasilkan optimal dan dapat digunakan sebagai sarana informasi oleh pelanggan. Diperlukan eksplorasi lebih lanjut terhadap Enterprise Model dan Business Environtmen Pengembanga n selanjutnya untuk fungsi bisnis yang terjadi pada bagian keuangan agar dibuat lebih menyeluruh dan mendetail dari fungsi bisnis sebelumnya.
Lokasi PT. Indonesia Power UBP Kamojang Universitas Komputer Indonesia Direktorat Metrologi Kementrian Perdaganga n
Sbu Aircraft Services, PT Dirgantara Indonesia
RSUD Wangaya Denpasar
2.2 Enterprise
Enterprise adalah merupakan organisasi yang mendukung lingkungan bisnis dan misi yang telah ditetapkan dimana dalam hal ini enterprise merupakan sebuah bagian dari dunia nyata yang diimplementasikan ke dalam bentuk basis data. Biasanya enterprise merupakan sebuah bentuk pengelolaan dari organisasi yang dapat menghasilkan produk dan memberikan layanan. Enterprise bukan hanya organisasi yang berorientasi pada laba atau keuntungan (profit oriented) tetapi juga organisasi nirlaba seperti rumah sakit. Enterprise dapat berupa organisasi secara utuh atau bagian dari organisasi tersebut. (Nyoman Ayu Nila Dewi, 2013)
2.3 Enterprise Architecture
Enterprise Architecture atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholders yang di dalamnya termasuk informasi, fungsionalitas atau kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. Menurut Grounlund (2009) Enterprise Architecture (EA) adalah suatu praktek manajemen untuk memaksimalkan kontribusi dari sumber daya perusahaan, investasi IT, dan aktivitas pembagunan sistem untuk mencapai tujuan kinerjanya. Enterprise Architecture yang merupakan salah satu disiplin ilmu dalam teknologi informasi memiliki definisi sebagai berikut :
2. Cetak biru pemetaan hubungan antara komponen dan semua orang yang bekerja di dalam perusahaan secara konsisten untuk meningkatkan kerja sama atau kolaborasi, serta koordinasi diantaranya (Ward, and Peppard, 2002).
3. Mekanisme untuk memastikan sumber daya teknologi informasi suatu organisasi dapat sejalan dengan strategi dari organisasi tersebut (Ward, Jhon And Peppard, Joe, 2002).
4. Enterprise architecture merupakan suatu pekerjaan dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja dari suatu enterprise yaitu dengan cara membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi, praktek-praktek bisnis, alur-alur informasi, serta sumber daya teknologinya yang di gunakan (Bernard, 2005).
2.4 Enterprise Architecture Planning (EAP)
Enterprise Architecture Planning adalah proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. Enterprise Architecture Planning (EAP)
merupakan metode yang dikembangkan untuk membangun arsitektur enterprise (Spewak, Steven H., Hill, Steven C., 1992). Tahapan pembangunan EAP dari (Spewak, dkk) adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapaivisi masa depan.
Definisi ini mengandung tiga kata kunci : 1. Pendefinisian
Ini berarti melakukan pendefinisian arsitektur sistem bukan merancang sistem tersebut. Arsitektur enterprise mendefinisikan arsitektur, sedangkan perancangan sistem merupakan tanggung jawab perancang.
2. Arsitektur
Arsitektur merujuk ke tiga arsitektur yang di definisikan yaitu : arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
3. Rencana
Arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan dan rencana mendefinisikan kapan mengimplementasikannya.
Tujuh komponen dan empat lapisan dalam EAP [spewak, 1992].
maka dibawah ini akan dijabarkan penjelasan dari setiap lapisan yang ada dalam EAP seperti dibawah ini:
Gambar 2.1. Tujuh komponen dan empat lapisan dalam EAP (Spewak, 1992)
1. Lapisan 1
a. Inisialisasi Perencanaan (Planning Initiation), tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Tahapan ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal ini menjadi penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat (tools) yang akan digunakan.
2. Lapisan 2
digunakan dalam melakukan fasilitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada 3 tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Dokumentasi struktur organisasi. 2. Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.
3. Dokumentasi model bisnis utama, distribusi dan presentasi kepada semua komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.
b. Sistem Dan Teknilogi Saat Ini (Current System and Technology), bertujuan untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi 14 dan sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan untuk migrasi dalam jangka panjang. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase ini disebut dengan Information Resource Catalog (IRC) yang juga disebut ensiklopedia sistem atau inventory system.
Tahapan untuk membuat IRC, antara lain sebagai berikut: 1. Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja
IRC.
3. Pengumpulan data IRC. 4. Masukan Data.
5. Validasi dan meninjau ulang draf IRC. 6. Menggambar skema.
7. Mendistribusikan IRC.
8. Administrasi dan perawatan IRC. Dokumentasi IRC dibuat dengan menggunakan bantuan hubungan matriks antara proses bisnis dengan teknologi yang digunakan, sedangkan untuk penggambaran menggunakan ER-Diagram.
3. Lapisan 3,
a. Arsitektur Data (Data Architecture), mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas bisnis. Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi terhadap data yang lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:
1. Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model bisnis dan deskripsi sistem dan teknologi yang dipakai. 2. Tetapkan entitas yang akan dipakai.
3. Definisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikannya (ER Diagram).
b. (Application Architecture), mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak 15 manajemen terhadap fungsi bisnisnya. Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi sebagai berikut:
1. Daftarkan kandidat aplikasi. 2. Definisikan aplikasi.
3. Relasikan aplikasi terhadap fungsi. 4. Analisis dampak dari aplikasi yang ada. 5. Distribusikan arsitektur aplikasi.
c. Arsitektur Teknologi (Technology Architecture), mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang akan mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Empat tahap untuk membuat arsitektur teknologi, antara lain:
1. Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform. 2. Definisikan platform dan distribusi.
3. Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis.
4. Distribusikan arsitektur teknologi. 4. Lapisan 4,
mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadualan implementasi, analisa biaya/keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi SI baru dan penetapan standar atau prosedur. Adapun tahapan-tahapan
perencanaan implementasi, antara lain:
Implementation/Migration Plants
1. Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun. 2. Merancang jadual tahapan implementasi.
3. Menentukan factor-faktor kesuksesan dan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang tepat
2.5 Value ChainPorter
Fungsi dari value added chain, menurut Michael E. Porter yaitu untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output sehingga memiliki nilai bagi pelanggan (Porter, E. Michael, 1985).
Proses identifikasi entitas bisnis dari suatu organisasi terdiri dari 2 bagian yaitu: 1. Aktivitas Utama (Primary activities) : merupakan aktivitas utama organisasi, terdiri atas:
a. Logistik masukan (Inbound logistic) : aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan material sebelum digunakan dan menyebarkan material.
b. Operasi (Operations) : aktivitas yang berhubungan dengan pengolahan masukan menjadi keluaran.
c. Logistik Keluaran (Outbound logistic): aktivitas yang dilakukan dengan menyebarkan produk atau jasa ke tangan konsumen.
d. Pemasaran dan Penjualan (Marketing and sales) : aktivitas yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan seperti promosi atau pengarahan ke konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
e. Layanan (Service) : aktivitas yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.
2. Aktifitas pendukung (Support activities), yang berupa:
a. Infrastruktur perusahaan (Firm Infrastructure) : terdiri dari departemen-departemen atau fungsi-fungsi (manajemen umum, akuntansi, keuangan, perencanaan, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.
kompensasi, dan pemberhentian tenaga kerja untuk semua tipe personil dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
c. Pengembangan teknologi (Tecnology Development) : aktivitas yang terkait dengan pengembangan peralatan, software, hardware, dan transformasi produk dari masukan menjadi keluaran.
d. Pengadaan (Procurement) : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
2.6 Portofolio Application
Tidak seperti pada model konsep traditional portfolio yang hanya mempertemukan hubungan antara sistem aplikasi yang satu dengan yang lainnya, serta bagaimana tugas dan ruang lingkup antar sistem didefinisikan, application portfolio merupakan sebuah model perkiraan kebutuhan sistem aplikasi yang didasarkan pada kebutuhan bisnis disertai dengan definisi apa dan bagaimana sistem aplikasi tersebut memberikan kontribusinya terhadap usaha-usaha pencapaian tujuan bisnis organisasi.
Tabel 2.2 merupakan matriks application portfolio yang terdiri dari empat kuadran, yaitu strategic application, key operational application, support application dan high potential application (Ward, John and Pepparad, Joe, 2002). Tabel 2.2 Portofolio Application
Strategic Application High Potensial Application
Aplikasi-aplikasi kritis untuk menunjang perkembangan strategi
bisnis organisasi dimasa yang akan datang.
keberhasilan dimasa yang akan datang, namun belum dibuktikan.
Aplikasi-aplikasi masa kini yang dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menjalankan roda bisnisnya.
Aplikasi-aplikasi yang bersifat valuable tetapi tidak kritis.
Key Operational Application Support Application
Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut :
1. Strategic Application, berisi aplikasi-aplikasi yang secara kritis dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis pada masa yang akan datang. Aplikasi ini dibuat untuk mendukung perubahan dan perkembangan organisasi dan bisnisnya. 2. Key Operational Application, berisi aplikasi-aplikasi operasional yang ada saat ini dan dibutuhkan untuk mendukung opersional orgnisasi dan lebih bersifat sangat penting agar roda bisnis organisasi dapat berjalan.
3. Support Applications, berisi aplikasi yang dapat mendukung dan meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas operasional.
4. High Potential Application, berisi aplikasi-aplikasi yang bersifat inovatif yang mungkin dapat memperbesar peluang peningkatan keuntungan dimasa yang akan datang, tapi belum tentu dapat dibuktikan.
2.7 Entity Relationship Diagram (ER-Diagram)
dan hubungannya (relationship) diantara entitas tersebut. ER-Diagram ini dikembangkan untuk menjembatani kegiatan perancangan basis data dengan menggunakan skema enterprise, yang mempresentasikan seluruh struktur logic dari basis data (Silberschatz Abraham, Korth Henry F, Sudarshan S, 1997).
ER-Diagram sangat berguna untuk memetakan maksud dan interaksi dunia nyata dari enterprise ke dalam skema konseptual. Ada tiga konsep dasar dari penggunaan ER-Diagram yaitu:
1. Entity Sets
2. Relationships Sets 3. Attributes
Gambar 2.3. Contoh Penggunaan ER-Diagram 2.8 Four Stage Life Cycle Business System Planning (BSP)
Gambar 2.4. Four Stage Life Cycle (BSP: Information System Planning Guide, 1981)
1. Tahap I : Requirements, Planning, Measurements And Control, merupakan tahap untuk menentukan berapa banyak produk/layanan yang dibutuhkan, rencana untuk mendapatkannya dan pengukuran serta kontrol yang digunakan
2. Tahap II : Acquisition, merupakan tahap untuk mengembangkan produk/layanan atau untuk mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk kegiatan pengembangan.
3. Tahap III : Stewardships, merupakan tahap untuk membentuk, mempertajam, memodifikasi atau merawat dukungan sumber daya dan untuk menyimpan atau menelusuri produk atau layanan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.
3.1 Sejarah Perusahaan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung pada awalnya bernama Rumah Sakit Ujungberung adalah berasal dari Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DPT) sampai pada bulan April tahun 1993 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung Kelas D, berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor. 928 Tahun 1992.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung terus berkembang disertai dengan hadirnya dokter-dokter spesialis yang tadinya hanya dua orang dokter spesialis yaitu dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan kemudian seiring kedatangan dua orang dokter spsialis dalam dan spsialis bedah, serta datang dokter dokter spesialis lainya sehingga Rumah Sakit ujungberung dianggap memenuhi persyaratan untuk ditingkatkan kelasnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberung kelas C. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 1373/Menkes/SK/XII/98
Ujungberung mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan Status Akreditasi Penuh untuk 5 (lima) Standar Pelayanan meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam medis.
Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, dan satu satunya rumah sakit umum milik Pemerintah Daerah Kota Bandung selain dua rumah sakit khusus yairu Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) dan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM).
Tahun 2010 Terjadi perubahan Pengelolaan Keuangan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 445/Kep-868-RSUD/2010 Tentang Penetapan RSUD Kota Bandung untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat kota Bandung dan sekitarnya sehingga RSUD Kota bandung telah mendapat sertifikat ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2001 dengan Penerapan Sistem Mutu pada pelayanan kesehatan di Poliklinik THT, Poliklinik Mata dan Poliklinik Gigi dan Mulut disertai Instalasi dan Unit Penunjangnya
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung dalam meningkatkan dan secara konsisten tetap menjaga mutu kualitas pelayanan kesehatan dengan menerapkan sistem mutu ISO 9001-2008 kembali RSUD Kota Bandung tersertifikasi SNI ISO 9001:2008 dengan sertifikat Quality System Certificate No. QMS/410 tahun 2012 khususnya pada Poliklinik Mata, Poliklnik THT dan Poliklinik Gigi dan Mulut disertai Instalasi dan Unit Penunjangnya.
Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Yang Berkualitas dan Nyaman
Misi
Melakukan upaya pelayanan kesehatan lanjutan yang berkualitas
kepada masyarakat.
Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia rumah sakit.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana rumah
sakit.
3.1.1. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan kerangka atau wadah segenap kegiatan kelompok atau perorangan dalam mencapai suatu tujuan atau merupakan proses kegiatan untuk menetapkan dan membagi pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan wewenang, tugas dan tanggung jawab serta hubungan antar unit-unit lain dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi merupakan gambaran tanggung jawab dan wewenang dari para pelaku organisasi. Struktur organisasi RSUD digambarkan pada gambar 3.1.
Keterangan : SMF : Staff Medik Fungsional SPI : Staff Pengawas Internal
IPSRS : Installasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit CSSD : Central Sterile Supply Departmen
3.2. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dilakukan penulis meliputi tahap-tahap dalam EAP (Spewak, 1992) yang diakhiri dengan kesimpulan dan transisi terhadap implementasinya.
Langkah-langkah dalam perencanaan arsitektur enterprise pada gambar 3.2 ini antara lain:
1. Perumusan Masalah
adalah tahapan paling awal mengenai masalah apa saja yang ada sebelum memulai penelitian
2. Studi Literatur
Pada tahap ini merupakan pemahaman secara teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat ditentukan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Bahan-bahan referensi dapat diambil dari buku-buku penunjang maupun dokumentasi dari internet
3. Pengumpulan Data
Dalam tahapan ini dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pengamatan langsung ke lokasi penelitian (observasi) untuk mengetahui secara jelas data-data yang berkaitan dengan materi yang dibutuhkan dalam penelitian seperti mempelajari dokumentasi, ruang lingkup, sasaran, visi, misi, tujuan dan struktur organisasi, proses bisnis dan kebijakan teknologi informasi yang ada.
b. Wawancara dengan pejabat atau pegawai yang berhubungan langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian.
4. Inisialisasi Perencanaan
ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal ini menjadi penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat (tools) yang akan digunakan. Faktor lain adalah dukungan dan komitmen dari manajemen, yang tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi berpengaruh pada sumber daya (personil, anggaran dan waktu) untuk menjalankan seluruh proses. 5. Identifikasi Objek
a. Pemodelan Bisnis (Business Modeling), menyusun suatu dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan aktifitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada 3 tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:
a) Dokumentasi struktur organisasi. b) Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.
c) Dokumentasi model bisnis utama, distribusi, dan presentasi kepada semua komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.
b. Penelitian Sistem dan Teknologi saat ini, bertujuan untuk memperoleh keterangan lengkap tentang bisnis model yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
c) Dimana fungsi tersebut dibentuk.
d) Seberapa sering fungsi tersebut dibentuk.
e) Peluang apa saja yang ada untuk memperbaiki fungsi.
Sistem dan Teknologi saat ini (Current System and Technology), bertujuan untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan untuk migrasi dalam jangka panjang. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase ini disebut dengan Information Resource Catalog (IRC) yang juga disebut ensiklopedia sistem atau inventory system.
Tahapan untuk membuat IRC, antara lain sebagai berikut:
a) Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja IRC. b) Persiapan untuk keleksi data.
c) Pengumpulan data IRC. d) Masukan data.
e) Validasi dan meninjau ulang draf IRC. f) Menggambar skema.
g) Mendistribusikan IRC
h) Administrasi dan perawatan IRC.
Dokumentasi IRC dibuat dengan menggunakan bantuan hubungan matrik antara proses bisnis dengan teknologi yang digunakan, sedangkan untuk penggambaran menggunakan ERD.
a. Arsitektur Data (Data Architecture), mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas bisnis. Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi terhadap data yang lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:
a) Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model bisnis dan deskripsi sistem dan teknologi yang dipakai.
b) Tetapkn entitas yang akan dipakai.
c) Definisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikanknya (ER-Diagram).
d) Hubungkan entitas data dengan fungsi detail bisnis .
b. Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture), mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengolah data dan mendukung fungsi bisnis. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak manajemen terhadap fungsi bisnisnya. Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi adalah sebagai berikut:
a) Daftarkan kandidat aplikasi. b) Definisikan aplikasi.
c. Arsitektur Teknologi (Technology Architecture), mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan fungsi bisnis. Empat tahap untuk membuat arsitektur teknologi, antara lain:
a) Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform. b) Definisikan platform dan distribusi.
c) Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis. d) Distribusikan arsitektur teknologi.
7. Perencanaan Implementasi dan Migrasi (Implementation / Migration Plans), mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadualan implementasi, analisa biaya / keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi sistem informasi baru, adopsi metodologi pengembangan sistem yang baru, dan penetapan standar atau prosedur.
a. Adapun tahapan-tahapan perencanaan implementasi, antara lain: b. Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun.
c. Mengukur usaha, kemampuan sumber daya yang tersedia dan merancang jadual tahapan implementasi.
d. Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan rekomendasi - rekomendasi yang tepat.
8. Kesimpulan dan Saran
Dari tahap-tahap yang dibuat Steven Spewak (1992), gambar 3.2 kemudian dikembangkan menjadi sebuah rencana penelitian yang dapat digambarkan seperti gambar 3.3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Inisialisasi Perencanaan
Sebagai tahap awal dari metodologi EAP, inisialisasi perencanaan mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari perencanaan sistem informasi, ruang lingkup dan tujuan, dengan harapan agar pengembangan arsitektur informasi yang dilakukan dapat sesuai dengan proses bisnis ini yang dijalani oleh organisasi.
Ada beberapa langkah pada tahap ini, berikut adalah tahapan-tahapannya:
1. Pendefisinian ruang lingkup dan sasaran pengerjaan EAP. 2. Pendefinisian visi dan misi.
3. Pemilihan metodologi perencanaan.
4.1.1. Pendenifian Ruang Lingkup dan Sasaran Pengerjaan EAP
Dalam upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan agar tercapai sesuai yang direncanakan, maka mutu kinerja dari pelayanan rumah sakit yang dilaksanakan dilingkungan RSUD Bandung dilihat dari beberapa aspek, yaitu : masukan, proses dan keluaran. Ruang lingkup dan sasaran pengerjaan arsitektur enterprise meliputi
1. Penerimaan pasien 2. Rawat inap
4. Kontrol kesehatan
Dengan demikian maka sasaran sistem informasi dan teknologi informasi dari EAP yang dibuat adalah sistem informasi yang memiliki arsitektur teknologi yang selaras dengan aspek diatas.
4.1.2. Pemilihan Metodologi Perencanaan
Dalam pendekatan metodologi penelitian dalam menyusun perencanaan arsitektur enterprise di RSUD Bandung, penelitian ini terdiri dari metodologi EAP yang terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Insialisasi perencanaan.
2. Model bisnis dan teknologi saat ini. 3. Arsitektur data, aplikasi dan teknologi. 4. Implementasi.
4.2 Pemodelan Bisnis
Model bisnis mendefinisikan bisnis dari suatu organisasi yang menjelaskan dan menggambarkan fungsi-fungsi bisnis organisasi tersebut yang dapat diuraikan menjadi kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi. Fungsi-fungsi bisnis dapat dibagi ke dalam subfungsi-subfungsi yang lebih sederhana. Pada tahap pengembangan model bisnis ini, tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mendokumentasikan struktur organisasi
4.2.1. Identifikasi Dan Definisi Fungsi Bisnis RSUD Bandung
Untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan fungsi bisnis yang terdapat di RSUD Bandung, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendefiniskan area-area fungsional utama menggunakan konsep rantai nilai Michael Porter.
2. Memecah/mendekomposisikan tiap area fungsional menjadi subfungsi sampai fungsi tersebut menjadi single action, dapat dilakukan berulang-ulang, memiliki outcome dan dapat dikaitkan dengan unit organisasi tertentu menggunakan Four Stage Life Cycle Business System Planning. 3. Membuat relasi antara fungsi-fungsi yang telah terinci dengan unit-unit
organisasi yang melaksanakannya dalam bentuk matrik 4.2.1.1 Identifikasi Area Area Fungsional Utama
Pendefinisian aktivitas area-area fungsional di RSUD Bandung menggunakan rantai nilai Michael Porter seperti yang diuraikan pada gambar 4.1. Dalam gambar 4.1 tersebut, fungsi-fungsi bisnis di RSUD Bandung dikelompokan menjadi dua yaitu primary activities dan support activities, dengan rincian sebagai berikut: 1. Primary Activities, terdiri dari:
Penerimaan pasien
Rawat Inap
Pembayaran
Kontrol Kesehatan
Manajemen Keuangan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Maintenance
[image:37.595.127.498.138.427.2] Barang dan Jasa
Gambar 4.1 Analisis Value Chain 4.2.1.2. Dekomposisi Area-Area Fungsional
Fungsi-fungsi utama di RSUD Bandung yang diperoleh dari hasil analisis rantai nilai Michael Porter kemudian diturunkan atau didekomposisi sehingga mendapatkan fungsi-fungsi turunan menggunakan tool Four Stage Life Cycle Business System Planning. Dengan menggunakan Four Stage Life Cycle, fungsi-fungsi utama akan didekomposisi dengan meninjau siklus dari fungsi-fungsi tersebut.di jabarkan pada tabel 4.1 sampai 4.4 terdapat empat tahapan siklus yaitu:
2. Fungsi Akuisisi atau Implementasi (acquisition), adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan produk atau layanan atau mendapatkan sumber daya yang akan digunakan untuk pengembangan. 3. Fungsi Pengelolaan (stewardship), adalah aktivitas untuk membentuk,
memperbaiki, memodifikasi atau memelihara sumber daya.
[image:38.595.97.529.331.649.2]4. Fungsi Disposisi (retirement), adalah aktivitas untuk mengakhiri tanggung jawab terhadap layanan atau berakhirnya penggunaan sumber daya.
Tabel 4.2 Four Stage Life Cycles (Lanjutan) Fungsi Bisnis Aktivitas Requirement (Kebutuhan) Acquisition (Implementasi) Stewardship (Pengelolaan) Retirement (Disposisi)
Pemeriksaan Merupakan aktivitas yang berfokus pada pemeriksaan pasien
1. Menetapkan Kebijakan
2. Menentukan Alur Pemeriksaan
Pasien 3. Menentukan
Petunjuk
Pelaksanaan Teknis 4. Persiapan Formulir
Berkas Pemeriksaan
5. Menetapkan Tim Pemeriksaan Pasien Menentukan SOP Pemeriksaan Pasien Membuat Laporan Pemeriksaan
Rawat Inap Aktivitas ini berfokus pada perencanaan tindakan sampai pemeriksaan berke(Lanjutan) kepada pasien, sesuai dengan penyakit yang di derita oleh pasien.
1. Mempersiapkan Form Keluhan Pasien
2. Menetapkan SOP Tindakan
3. Persetujuan Tindakan
4. Menentukan Terapi Untuk Pasien 5. Persiapan Tenaga
Medis
6. Persiapan Ruangan 7. Menyiapkan Data
Pasien 8. Menentukan
Jadwal Pemeriksaan
Menentukan SOP Rawat Inap
Membuat Laporan Rawat Inap
Pembayaran Aktivitas ini dilakukan untuk membayar semua kegiatan pelayanan dan fasilitas
Tabel 4.3 Four Stage Life Cycles (Lanjutan) Fungsi Bisnis Aktivitas Requirement (Kebutuhan) Acquisition (Implementasi) Stewardship (Pengelolaan) Retirement (Disposisi) Kontrol Kesehatan
Aktivitas ini merupakan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit kepada pasien yang telah melakukan rawat inap. 1. Mempersiapkan Data Pasien 2. Mempersiapkan Jadwal Kontrol 3. Menentukan Jenis
Pelayanan 4. Menentukan
Tindakan Medis 5. Pengobatan 6. Pencatatan Medis
Menentukan SOP Kontrol Kesehatan Membuat Laporan Kontrol Kesehatan Manajemen Keuangan
Aktivitas ini bertujuan untuk mengelola transaksi keuangan rawat inap di rumah sakit
1. Pengumpulan data penerimaan dan pengeluaran
2. Administrasi data keuangan
3. Pencatatan
penerimaan dan pengeluaran uang 1. Melakukan audit keuangan 2. Pengelolaan keuangan Membuat neraca keuangan Manajemen sumber daya manusia
Aktivitas ini berfokus pada pengelolaan aktivitas sumber daya manusia khususnya untuk pelayanan rawat inap yang
dimiliki oleh Rumah Sakit.
1. Mempersiapkan Data Tenaga Medis 2. Menentukan
Jadwal Tenaga Medis
3. Menentukan Tim Medis Berdasarkan Profesi
4. Mempersiapkan Data Tenaga Medis Bantuan
5. Menentukan
Jadwal Tenaga Medis Bantuan 6. Menentukan Tim
Medis Bantuan Berdasarkan
Profesi
Reqruitment Tenaga Medis Profesional
Tabel 4.4 Four Stage Life Cycles (Lanjutan) Fungsi Bisnis Aktivitas Requirement (Kebutuhan) Acquisition (Implementasi) Stewardship (Pengelolaan) Retirement (Disposisi) 7. Mempersiapkan
Jadwal Kunjungan Pasien
8. Perencanaan
Tindakan dan Tim Medis
9. Pencatatan
Tindakan Yang Dilakukan Tenaga Medis
10.Follow Up Pasien 11.Evaluasi Tindakan Maintenance Aktivitas ini
berhubungan dengan perawatan teknologi informasi yang ada di Rumah Sakit. 1. Perencanaan Pemeliharaan 2. Menentukan Jadwal Pemeliharaan Menentukan SOP Maintenance Dokumentasi Maintenance
Barang dan Jasa
Aktivitas ini berisi
tentang pengolahan data barang dan jasa untuk
mendukung pelayanan kesehatan rawat inap di rumah sakit.
1. Pencatatan Barang dan Jasa
2. Perencanaan Penempatan Barang dan Jasa 3. Pemeliharaan
Barang dan Jasa 4. Evaluasi
Persediaan Barang dan Jasa
Menentukan SOP
pengolahan barang dan jasa
4.2.1.3. Bagan Hirarki Fungsi Bisnis RSUD Bandung
Setelah melakukan inisialisasi terhadap era fungsi bisnis organisasi dengan rantai nilai dan penelaahan siklus dari setiap fungsi bisnis seperti yang diuraikan sebelumnya, maka selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyusun struktur dekomposisi fungsi bisnis dengan menggunakan bagan hirarki fungsi bisnis. Sesuai dengan ruang lingkup pada batasan masalah penelitian tesis ini, dihasilkan dekomposisi area fungsional utama ke dalam fungsi-fungsi turunanlevel terendah. Bagan dibawah ini menunjukan hasil dekomposisi area-area fungsional utama untuk fungsi-fungsi perencanaan atau kebutuhan (requirement), akuisisi (acquisition), pengelolaan (stewardship) serta disposisi (retirement). Hasil dekomposisi fungsi disajikan dalam bentuk bagan hirarki fungsi. Bagan Hirarki Fungsi Bisnis RSUD Bandung dedefinisikan sebagai berikut:
1. Pendaftaran Pasien
Penerimaan pasien merupakan aktivitas utama yang berfokus pada perencanaan pendaftaran, sampai pendaftaran pasien.
1.1Perencanaan Penerimaan Pasien
1.1.1 Menentukan SOP Penerimaan Pasien 1.1.2 Menetapkan Kebijakan
1.1.3 Menentukan Alur Pendaftaran Pasien 1.1.4 Menentukan Petunjuk Pelaksanaan Teknis 1.2 Proses Pendaftaran Pasien
1.3 Pendaftaran Pasien 2. Pelayanan Rawat Inap
Aktivitas ini berfokus pada perencanaan tindakan sampai pemeriksaan berke(Lanjutan) kepada pasien, sesuai dengan penyakit yang di derita oleh pasien
2.1 Menentukan Tindakan Medis 2.1.1 Pemeriksaan Pasien
2.1.1.1 Menetapkan SOP Pemeriksaan Pasien
2.1.1.2 Mempersiapkan Form Keluhan dan Pemeriksaan Pasien 2.1.2 Tindakan
2.1.2.1 Menetapkan SOP Tindakan
2.1.2.2 Persetujuan Pelaksanaan Tindakan 2.1.3 Pengobatan
2.1.3.1 Menentukan Terapi Untuk Pasien 2.1.4 Pencatatan Medis
2.2 Persiapan Tenaga Medis 2.3 Persiapan Ruangan
2.4 Persiapan Jadwal Pemeriksaan (Lanjutan) 2.4.1 Menyiapkan Data Pasien
2.4.2 Menentukan Jadwal Pemeriksaan 2.5 Rawat Inap
3. Pembayaran
3.1Menentukan Alur Pembayaran
3.2Persiapan Data Penggunaan Pelayanan Kesehatan 3.3Pembuatan Billing Pembayaran
4. Kontrol Kesehatan
Aktivitas ini merupakan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit kepada pasien yang telah melakukan rawat inap.
4.1Mempersiapkan Data Pasien 4.2Mempersiapkan Jadwal Kontrol 4.3Menentukan Jenis Pelayanan 4.4Menentukan Tindakan Medis
4.4.1 Pemeriksaan Pasien
4.4.1.1 Menetapkan SOP Pemeriksaan Pasien 4.4.2 Tindakan
4.4.2.1 Menetapkan SOP Tindakan 4.4.3 Pengobatan
4.4.3.1 Menentukan Terapi Untuk Pasien 4.4.4 Pencatatan Medis
5. Manajemen Keuangan
Aktivitas ini berutjuan untuk mengelola transaksi keuangan rawat inap di rumah sakit
5.1 Persiapan Data Keuangan Rawat Inap
5.1.3 Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Uang
5.2 Pengawasan Penerimaan dan Pengeluaran Anggaran Rawat Inap 6. Manajemen Sumber Daya Manusia
Aktivitas ini berfokus pada pengelolaan aktivitas sumber daya manusia khususnya untuk pelayanan rawat inap yang dimiliki oleh Rumah Sakit.
6.1 Mempersiapkan Tenaga Medis
6.1.1 Mempersiapkan Data Tenaga Medis 6.1.2 Menentukan Jadwal Tenaga Medis
6.1.3 Menentukan Tim Medis Berdasarkan Profesi 6.2 Mempersiapkan Tenaga Medis Bantuan
6.2.1 Mempersiapkan Data Tenaga Medis Bantuan 6.2.2 Menentukan Jadwal Tenaga Medis Bantuan 6.2.3 Menentukan Tim Medis Berdasarkan Profesi 6.3 Mempersiapkan Data Kegiatan Tenaga Medis
6.3.1 Mempersiapkan Jadwal Kunjungan Pasien 6.3.2 Perencanaan Tindakan dan Tim Medis
6.3.3 Pencatatan Tindakan Yang Dilakukan Tenaga Medis 6.3.4 Follow Up Pasien
6.3.5 Evaluasi Tindakan 7. Maintenance
Aktivitas ini berhubungan perencanaan sampai perawatan teknologi yang ada di Rumah Sakit
7.2 Pemeliharaan Sistem Informasi
7.3 Menentukan Jadwal Pemeliharaan Sistem Informasi 8. Barang dan Jasa
Aktivitas ini berisi tentang pengolahan data barang dan jasa untuk mendukung pelayanan kesehatan rawat inap di rumah sakit.
8.1 Pencatatan Barang dan Jasa
8.2 Perencanaan Penempatan Barang dan Jasa 8.3 Pemeliharaan Barang dan Jasa
8.4 Evaluasi Persediaan Barang dan Jasa
4.2.1.4. Relasi Antara Fungsi-Fungsi Bisnis Dengan Unit Organisasi
Analisis rantai nilai pada bagian sebelumnya mendeskripsikan fungsi-fungsi yang dijalankan enterprise namun kurang dapat dipahami oleh pelaku organisasi karena dianggap berbeda dengan deskripsi kerja dan unit organisasi yang dimiliki karena analisis rantai nilai menekankan pada cross function. Agar model bisnis dapat dipahami dengan baik maka fungsi-fungsi bisnis yang telah terdefinisi dapat dihubungkan dengan unit organisasi dalam bentuk matrik.
besar dan pembuat keputusan terhadap suatu proses, menunjukan adanya keterlibatan penuh suatu unit organisasi terhadap suatu proses sedangkan menunjukan bahwa unit organisasi terlibat dalam sejumlah proses saja. Matrik fungsi organisasi secara lengkap diuraikan pada tabel 4.5 sampai 4.11.
[image:47.595.116.513.444.734.2]Keterhubungan antara fungsi dan unit organisasi pada tabel 4.5 sampai 4.11 sangatlah penting dalam perencanaan pengembangan sistem ke depan karena dapat menjadi acuan dalam menentukan siapa unit organisasi mana yang benar benar membuat dan menggunakan data serta informasi dari suatu fungsi bisnis. Orang atau unit organisasi yang paling baik dalam menyediakan informasi mengenai suatu fungsi bisnis adalah orang atau unit organisasi yang benar-benar melakukan fungsi bisnis tersebut.
Tabel 4.6 Hubungan Fungsi Rawat Inap Dengan Unit Organisasi
[image:48.595.117.513.434.753.2]Tabel 4.8 Hubungan Fungsi Sumber Daya Alam Dengan Unit Organisasi
[image:49.595.116.521.452.747.2]Tabel 4.10 Hubungan Fungsi Maintenance Dengan Organisasi
[image:50.595.114.531.483.743.2]4.3. Arsitektur Sistem dan Teknologi yang Sedang Berjalan
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform sistem dan teknologi yang dimiliki, dikelola serta digunakan enterprise saat ini. Tahapan ini menghasilkan Information Resource Catalog (IRC), langkah-langkah membangun IRC antara lain:
1. Mempersiapkan koleksi data aplikasi dan teknologi 2. Menggunakan data IRC
4.3.1. Koleksi Data IRC (Information Resource Catalog)
Pemanfaatan teknologi dan sistem informasi di rumah sakit mulai digunakan sejak tahun 2006 sampai saat ini, sistem informasi di manfaatkan untuk mendukung dan meningkatkan aktivitas serta nilai bisnis pada pelayanan rawat inap. Ada beberapa aktivitas pelayanan rawat inap di rumah sakit yang telah menggunakan sistem informasi.
Aplikasi-aplikasi yang terdapat di RSUD Bandung untuk saat ini akan dijabarkan pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Information Resource Catalog (IRC) sistem informasi saat ini
No Nama
Aplikasi
Pengguna Kegunaan Waktu
Pemakaian
1 Apl. Antrian
Sms
Calon Pasien Pengambilan nomer antrian via sms
24 jam
2 Apl. KIOS Calon Pasien Pengambilan
Nomer antrian secara
langsung ke rumah sakit
Jam Kerja
3 Apl.
Pemanggilan Pasien
Staff
Pendaftaran
Pemanggilan pasien dengan voice record
No Nama Aplikasi
Pengguna Kegunaan Waktu
Pemakaian
4 Apl. Kuota
dan jadwal
Staff Poliklinik
Penentuan jadwal dan jumlah kuota pada
poliklinik
Jam kerja
5 Apl.
Pendaftaran Staff Pendaftaran Pendaftaran Pasien Jam kerja
6 Apl.
Poliklinik
Staff Poliklinik
Input rekam medis
Jam kerja
7 Apl.
Laboratorium
Staff
Laboratorium
Input hasil lab Jam kerja
8 Apl.
Radiologi
Staff Radiologi
Input hasil rontgen
Jam kerja
9 Apl. IGD Staff IGD Pendataan
pasien gawat darurat
24 jam
10 Apl. Farmasi Staff Farmasi Pengelolaan obat
24 jam
11 Apl. Kasir Staff Kasir Pembayaran
biaya pengobatan selama di rumah sakit
Jam kerja
12 Apl. SABMN
(Sistem Akuntansi Barang Milik Negara)
Staff Barang dan jasa
Pengadaan barang yang diperlukan oleh rumah sakit
Jam kerja
13 Apl. SAI
(Sistem Akuntansi Instansi) Staff Keuangan Pengelolaan Keuangan Instansi RSUD Bandung Jam kerja
4.3.2. Platform Teknologi
Tabel 4.13 Platform Teknologi
Kelompok Jenis
Perangkat Keras Micro Computer
PC Server (Intel Xeon) PC Client (Intel Core i3)
Perangkat Input Mouse
Keyboard Scanner
Perangkat Output Printer
Monitor Speaker
Media Penyimpanan Hardisk
Removable disk
Perangkat Lunak Sistem Operasi
Windows Server 2008 Windows 8
Windows 7
Database SQL Server
Bahasa Pemrograman C#
Sistem Informasi dibuat sendiri
Perangkat Komunikasi Jaringan (LAN)
Telepon
Perangkat Jaringan Router
4.3.3. Relasi Aplikasi dengan Fungsi Bisnis
[image:54.595.114.543.258.739.2]Tabel 4.15 Hubungan Aplikasi Dengan Fungsi Bisnis (Lanjutan)
4.3.4. Relasi Aplikasi Dengan Platform Teknologi
Gambar 4.2 Teknologi TerkiniRSUD Bandung 4.3.5. Hasil Analisis Kondisi RSUD Bandung Saat Ini
Observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa RSUD Bandung sudah menggunakan sistem informasi untuk mendukung aktivitas utama dari bisnis organisasi. Pemanfaatan sistem informasi sangat membantu dalam pembangunan model arsitektur informasi di RSUD Bandung. Namun dari observasi yang dilakukan menunjukan bahwa masih terdapat beberapa fungsi bisnis yang belum didukung oleh teknologi informasi terkini yang dapat berguna untuk kemudahan akses sistem oleh pengguna.
konsumen. Ini merupakan suatu peluang penting dalam pemanfaatan sistem informasi untuk mendukung seluruh aktivitas rawat inap. Pemanfaatan sistem informasi ini akan membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan kondisi dan kemampuan RSUD.
4.4 Perencanaan Arsitektur
Menurut (Spewak, Steven H, 2002) tahapan-tahapan perencanaan arsitektur enterprise dikelompokan ke dalam 4 layer yaitu layer 1 (where we start), layer 2 (where we to day), layer 3 (where we want to be in the future) dan layer 4 (how we get there). Pada bagian sebelumnya telah dilakukan analisis terhadap kondisi sistem informasi saat ini. Tahapan selanjutnya adalah menentukan kebutuhan informasi RSUD Bandung di masa mendatang, maka disusunlah perencanaan arsitektur enterprise.
Guna mengimplementasikan perencanaan tersebut, perlu diperhatikan kondisi dan permasalahan yang terdapat di RSUD Bandung sehingga dapat ditentukan kebijakan-kebijakan untuk dapat melakukan pengembangan sistem selanjutnya. Penilaian kondisi saat ini serta perencanaan arsitektur akan dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu kelompok data, aplikasi dan teknologi.
4.4.1 Arsitektur Data
4.4.1.1 Kandidat Entitas Data
[image:59.595.133.492.258.483.2]Pada tabel 4.17 di jabarkan kandidat entitas data merupakan entitas yang di dasarkan pada fungsi bisnis yang ada di organisasi berdasarkan kebutuhan pengembangan sistem sehingga diperoleh kandidat entitas sebagai berikut:
Tabel 4.17 Rincian Kandidat Entitas
No Aplikasi Entitas Data
1 Pendaftaran Pasien Rawat Inap Entitas Pasien
Entitas Petugas
Entitas Anamnesa
2 Sistem Pakar Entitas Pasien
Entitas Dokter
Entitas Diagnosa
Entitas Obat
Entitas Gizi
Entitas Rekam Medis
Entitas Anamnesa 3 Peta Digital Ruang Inap Entitas Pasien
Entitas Ruang
Entitas Gedung
4.4.1.2. Definisi Entitas, Atribut dan Relasi
entitas, inilah yang disebut relasi. Untuk memodelkan hubungan antara entitas data, penggambaran dilakukan dengan menggunakan ER-Diagram. ER-Diagram akan memodelkan entitas data serta relasi diantara entitas.
Gambar 4.3 ER-Diagram Pendaftaran Rawat Inap Online
[image:60.595.114.512.480.717.2]Gambar 4.5 ER-Diagram Peta Digital
4.4.1.3. Relasi Entitas dengan Fungsi Bisnis
Tabel 4.20 Relasi Entitas dengan Fungsi Bisnis (Lanjutan)
4.4.2 Arsitektur Aplikasi
Tahapan yang dilakukan untuk membuat arsitektur aplikasi mempunyai tujuan untuk mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan mendukung fungsi-fungsi bisnis bagi enterprise. Arsitektur aplikasi merupakan definisi mengenai apa yang harus dilakukan aplikasi untuk mengelola data dan menyediakan bagi pelaksanaan-pelaksanaan fungsi bisnis.
Tahapan-tahapan untuk menghasilkan arsitektur aplikasi: 1. Mendaftarkan kandidat aplikasi
4.4.2.1 Kandidat Aplikasi
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Penulis merekomendasikan beberapa aplikasi tambahan yaitu sistem pakar, sistem informasi pendaftaran pasien online, peta digital ruang inap pasien
4.4.2.2 Definisi Aplikasi
[image:65.595.108.518.398.704.2]Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyediakan fungsi definisi standar mengenai masing-masing aplikasi. Deskripsi mengenai kelompok aplikasi dijabarkan pada tabel 4.21
Tabel 4.21 Deskripsi Aplikasi
No Nama Deskripsi Pengguna Sistem
1 Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Aplikasi ini nantinya akan digunakan oleh calon pasien untuk mendaftar secara online tanpa perlu dating langsung ke rumah sakit.
Calon Pasien
2 Sistem Pakar Aplikasi ini nantinya akan digunakan untuk konsultasi kesehatan secara online, nantinya pasien menginput keluhan yang ada dan sistem akan memberikan suatu rekomendasi berdasarkan knowledge yang sudah di input oleh dokter yg bersangkutan.
Dokter Specialis, Pasien
3 Peta Digital Ruang Inap
Aplikasi ini nantinya akan besifat seperti GPS yang menunjukan dimana letak ruangan yang dituju oleh pengunjung tanpa harus bertanya secara konvensional kepada petugas.
4.4.2.3. Rancangan Umum Kandidat Aplikasi
Pada tahapan ini menggambarkan rancangan umum aplikasi usulan yang di tambahkan dapat dilihat pada gambar 4.6 sampai gambar 4.8
Gambar 4.6 Rancangan Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Inap Online
Gambar 4.7 Rancangan Aplikasi Peta Digital
Calon Pasien
Sistem Informasi Pendaftaran
Rawat Inap Online
Petugas
Input Formulir
Pendaftaran Dan
Anamesa
Validasi Bukti
Pendaftaran
Kartu Pasien
Laporan Pendaftaran
Pengunjung
Aplikasi Peta Digital
Admin
Input Data Lokasi
Ruangan
Input Posisi
Saat Ini
Input Ruangan
Yang Di Tuju
Informasi Arah
Tujuan
Laporan Jumlah
Orang Yang
Menggunakan
Gambar 4.8 Rancangan Sistem Pakar 4.4.2.4. Kandidat Aplikasi Berdasarkan Application Portofolio
Kandidat aplikasi pada masing-masing fungsi bisnis diatas akan dipetakan ke dalam portofolio aplikasi sesuai dengan fungsinya dalam organisasi. Kandidat aplikasi berdasarkan portofolio aplikasi, dapat digambarkan seperti table 4.22 Tabel 4.22 Application Portofolio
Strategic Aplication High Potential Aplication
Apl. Sistem Pakar
Apl. Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Inap Online
Apl. Peta Digital Key Operational Application Support Application
4.4.2.5. Relasi Aplikasi dengan Entitas
Pada tabel 4.23 di jabarkan matrik hubungan antara aplikasi dengan entitas bertujuan untuk melihat aplikasi yang menghasilkan data dan aplikasi yang menggunakan data. Matrik ini bertujuan untuk membuat urutan rencana implementasi.
Tabel 4.23 Matrix Relasi Aplikasi Dengan Entitas
Pasien
Sistem Pakar
Dokter Specialis
Input Keluhan
Knowledge
Input
Rekomendasi Dari
Sistem Pakar
4.4.2.6. Relasi Aplikasi dengan Fungsi Bisnis
Tabel 4.24 Matrix Relasi Aplikasi Dengan Fungsi Bisnis
Tabel 4.25 Matrix Relasi Aplikasi Dengan Fungsi Bisnis (Lanjutan)
Keterangan : √ adalah penggunaan antar aplikasi dan fungsi bisnis.
4.4.3. Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi dibuat untuk mendefinisikan teknologi yang diperlukan untuk dapat menyediakan lingkungan bagi aplikasi dalam pengelolaan data. Sama dengan arsitektur data dan aplikasi, arsitektur teknologi juga merupakan model konseptual yang mendefinisikan platform.
Tahapan-tahapan dalam pembentukan arsitektur teknologi adalah: 1. Mengidentifikasi prinsip dan platform teknologi.
2. Mendefinisikan platform.
4.4.3.1. Identifikasi Platform dan Prinsip Teknologi
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip mendasar bagi platform potensial yang diperlukan untuk mendukung lingkungan berbagi pakai data (shared) yang bersifat enterprise-wide dan berbagi web. Prinsip-prinsip tersebut akan menentukan jenis platform dan arahan bagi penyediaan teknologi di RSUD Bandung.
[image:71.595.107.515.451.706.2]Prinsip-prinsip yang dihasilkan dari pertimbangan antara trend teknologi meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat komunikasi, disesuaikan dengan model bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, peluang-peluang yang teridentifikasi dari IRC serta kebutuhan dari para pelaku bisnis RSUD Bandung. prinsip-prinsip teknologi dapat dilihat pada table 4.26. sampai 4.28
Tabel 4.26 Prinsip Teknologi
No Kelompok No Prinsip
1. Perangkat Keras (jenis komputer, perangkat input, output dan media penyimpanan)
1.1 Perangkat keras handal untuk mendukung bisnis saat ini dan mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi di masa mendatang sehingga tidak cepat using
1.2 Perangkat keras harus dapat menunjang kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas kerja 1.3 Perangkat keras dapat
mendukung teknologi client-server dan aplikasi berbasis web. 2. Perangkat Lunak (sistem
informasi, DBMS)
2.1 Perangkat lunak mendukung teknologi client-server dan aplikasi berbasis web.
Tabel 4.27 Prinsip Teknologi (Lanjutan)
No Kelompok No Prinsip
2.3 Sistem operasi bersifat portable (dapat beroperasi pada berbagai platform dari berbagai vendor), scalable (dapat beroperasi pada berbagai jenis komputer), interoperable (dapat beroperasi pada lingkungan yang heterogen) dan compatible (dapat mempertahankan investasi perangkat lunak saat ini dan mampu mendukung integrasi dengan komponen teknologi yang lebih maju)
2.4 Sistem operasi dapat mendukung tool pengembangan sistem dan beragam perangkat lunak aplikasi 2.5 DBMS harus mampu
mengakomodasi kebutuhan dan transaksi data dengan toleransi terhadap kegagalan yang baik 2.6 Data dimiliki oleh enterprise dan
bukan satu bagian atau suatu unit organisasi
2.7 Data yang sama hanya diciptakan sekali, tidak redundan dan harus konsisten
2.8 Data administrasi secara terpusat dapat dipakai bersama dari berbagai lokasi serta harus tetap konsisten
2.9 Simpanan data menggunakan teknologi relasional
2.10 Informasi yang tersimpan secara on-line tersedia secara terus menerus dan di update secara berkala
2.11 Pengaksesan terhadap data dan aplikasi dibatasi oleh hak akses user
Tabel 4.28 Prinsip Teknologi (Lanjutan)
No Kelompok No Prinsip
2.13 Bahasa Pemrograman dapat menghasilkan aplikasi yang bersifat graphical user interface (GUI)
3. Komunikasi 3.1 Mendukung teknologi client
server dan aplikasi berbasis web 3.2 Protokol komunikasi berstandar
international
3.3 Teknologi jaringan mampu menunjang aktivitas bisnis saat ini dan mampu mengembangkan teknologi ke depan
3.4 Jaringan mampu menangani beragam format aplikasi dan data 3.5 Bandwidth yang memadai untuk
pengaksesan data
Berdasarkan prinsip-prinsip teknologi tersebut, maka platform teknologi pada bab ini dapat disesuaikan dengan menambahkan kategori serta platform teknologi baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah dikemukakan sebelumnya. 4.4.3.2Definisi Platform Teknologi
penempatan infrastruktur teknologi. Lokasi bisnis merupakan lokasi setiap unit organisasi dalam melakukan aktivitas bisnis yang menunjukan tempat diperlukannya suatu data atau aplikasi tertentu sehingga akan terkait dengan unit organisasi dan fungsi bisnis yang dilakukan pada organisasi tersebut
Gambar 4.9 Arsitektur Teknologi Usulan
Keterangan : Ketiga server diatas hanya merupakan service yang diperlukan bukan tiga server yg berbeda
Web Server RSUD Bandung
Interface FastEthernet 0/4 untuk CCTV
Firewall
Internet
Database Server
Application Server
ISP COMNET
Interface FastEthernet 0/1 untuk Pelayanan
(Rawat Inap, Pendaftaran, Kasir,
Farmasi, DLL)
Interface FastEthernet 0/2 untuk Direksi
4.4.3.3 Relasi Platform Teknologi dengan Aplikasi
Pada tabel 4.29 dijabarkan untuk melakukan verifikasi bagi platform teknologi dengan cara merelasikannya dengan aplikasi yang terdefinisi dengan arsitektur aplikasi yang memerlukan teknologi. Hubungan antara platform teknologi dan aplikasi disajikan dalam bentuk matrik. Dari matrik tersebut dapat dilihat bahwa teknologi yang ada masih digunakan karena teknologi tersebut dapat mendukung teknologi usulan yang sebagian besar dimodifikasi untuk diintegrasikan dengan aplikasi lain.
[image:75.595.116.525.554.720.2]Arsitektur teknologi yang dihasilkan bersifat konseptual sehingga bukan merupakan analisis kebutuhan secara detil melainkan hanya memberikan dan perlu tinjauan ulang saat melakukan implementasi. Arsitektur teknologi didefinisikan setelah pendefinisian arsitektur data dan arsitektur aplikasi untuk memastikan bahwa arsitektur tersebut reasionable, feasible dan consistent dengan arsitektur data dan aplikasi. Sebagai hasilnya adalah arsitektur data, aplikasi dan teknologi yang saling terkait untuk mendukung enterprise.
Tabel 4.29 Matrix Relasi Aplikasi dengan Teknologi
4.4.4 Rencana Implementasi
Rencana penerapan merupakan rencana yang dipersiapkan untuk mengimplementasikan arsitektur enterprise. Rencana arsitektur enterprise yang akan diimplementasikan didasarkan pada model bisnis, katalog sumber daya informasi dan arsitektur-arsitektur yang telah didefinisikan sebelumnya. Langkah awal yang dilakukan adalah menyusun urutan prioritas penerapan sistem berdasarkan arsitektur aplikasi yang telah disusun sebelumnya, sehingga dari sini dapat dilihat bahwa arsitektur aplikasi yang telah dihasilkan, dengan terlebih dahulu mengimplementasikan inisialisasi perencanaan, model bisnis, catalog sumber daya informasi yang ada dan arsitektur data. Urutan rencana implementasi juga dilakukan dengan mempertimbangkan pengelompokan aplikasi berdasarkan Application portfolio. Untuk arsitektur teknologi, karena yang dilakukan adalah mendefinisikan kebutuhan teknologi utama untuk mendukung aplikasi dan data dan bukan merupakan analisis kebutuhan detil, maka penerapannya masih harus dilihat berdasarkan kondisi real yang ada nantinya. Namun setidaknya, arsitektur teknologi yang telah didefinisikan dapat memberikan gambaran umum kebutuhan teknologi harus disediakan untuk mendukung aplikasi dan data.
4.4.4.1 Urutan Implementasi Aplikasi
Hubungan antara aplikasi dengan entitas data yang disajikan pada matrik relasi aplikasi dan entitas, merupakan suatu hasil dari arsitektur aplikasi yang mempunyai manfaat antara lain:
2. Dapat digunakan untuk membuat urutan aplikasi yang akan dibangun dengan acuan bahwa aplikasi yang menghasilkan data harus diimplementasikan terlebih dahulu dari aplikasi yang akan menggunakan/membutuhkan data.
[image:77.595.107.517.357.605.2]Pada tabel 4.30 dijabarkan untuk menentukan kriteria urutan prioritas aplikasi yang akan dikembangkan sesuai dengan arsitektural yang telah dibuat. Dengan prinsip tersebut, maka pengurutan implementasi aplikasi sebagaimana disarankan dalam EAP dapat dilakukan.
Tabel 4.30 Urutan Penerapan Implementasi
No Aplikasi Keterangan
1. Apl.Antrian SMS Sudah ada
2. Apl.KIOS Sudah ada
3. Apl. Kuota dan Jadwal Sudah ada
4. Apl. Pendaftaran Sudah ada
5. Apl. Poliklinik Sudah ada
6. Apl. Radiologi Sudah ada
7. Apl. IGD Sudah ada
8. Apl. Farmasi Sudah ada
9. Apl. Kasir Sudah ada
10. Apl. Pemanggilan Pasien Sudah ada
11. Apl. Laboratorium Sudah ada
12. Apl. SABMN Sudah ada
13. Apl. SAI Sudah ada
14. Apl. Sistem Pakar Pengembangan Baru 15. Apl. Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Inap
Online
Pengembangan Baru
16. Apl. Peta Digital Pengembangan Baru
Tabel 4.31 Jadwal Implementasi
Pada gambar 4.10 dijelaskan ada 4 tahap dalam pengembangan arsitektur enterprise pada RSUD Bandung, adapun tahap 1 sampai 3 hanya di lakukan maintenance dan tahap 4 barulah di lakukan pengembangan baru
Gambar 4.10 Roadpmap Rencana Implementasi
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
4 Januari 2016 - 4 Januari
2016
4 Januari 2016 - 4 Januari
2016
4 Januari 2016 - 5 Januari
[image:78.595.116.506.493.725.2]