BIODATA
Nama Lengkap : Rizky Prawiramiharja
NIM : 10111141
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 09 September 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jl. Raya Pangalengan Np. 489
No Telp. : 081-2211-73773
PENDIDIKAN
1999 – 2005 : SD Negeri Bhaktiwinaya I
2005 – 2008 : SMP Negeri 2 Banjaran
2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Banjaran
2011 s/d Sekarang : Program Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu
ARSITEKTUR ENTERPRISE DI SMA NEGERI 22 BANDUNG
MENGGUNAKAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE
PLANNING (EAP)
SKRIPSI
Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016
Rizky Prawiramiharja
10111141
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirahim.
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya
yang terus mengalir kepada umat manusia khususnya kepada penulis, dalam
bentuknya yang unik dan mengagumkan. Berkat kuasa-Nya pula skripsi ini dapat
selesai dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Shalawat serta salam
semoga terlimpah kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW, juga kepada
keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusunan skripsi yang berjudul “Arsitektur Enterprise di SMA Negeri 22
Bandung Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)” untuk
perencanaan pengembangan sistem informasi SMA Negeri 22 Bandung yang
merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana atau Strata Satu Program Studi
Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer
Indonesia.
Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang memberikan
bantuan baik moril ataupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Allah SWT atas karunia-Nya yang telah memberi nikmat, keselamatan dan
kekuatan kepada penulis.
2. Kedua orang tua beserta keluarga yang telah ikut serta membantu baik dalam
hal materil, moril dan spiritual.
3. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku pembimbing dan penguji 2, atas
bimbingan, arahan, serta sarannya yang sangat membantu dalam pembuatan
tugas akhir ini.
4. Bapak Irawan Afrianto, S.T.,M.T. selaku reviewer dan penguji 1 atas
sarannya yang sangat membantu dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
5. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya dan staff UNIKOM yang
telah membantu.
6. Seluruh pihak SMA Negeri 22 Bandung yang telah bersedia memberikan
iii
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu, atas
perhatian, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik sebagai bahan perbaikan di masa yang akan
datang. Penulis juga berharap semoga kelak skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, Amiin.
Bandung, 25 Agustus 2016
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR SIMBOL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 9
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10
2.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 22 Bandung ... 10
2.1.2 Visi, Misi, Strategi Dan Tujuan SMA Negeri 22 Bandung ... 10
2.1.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 22 Bandung ... 15
2.2 Landasan Teori ... 15
2.2.1 Sistem 16 2.2.2 Sistem Informasi ... 16
v
2.2.4 Enterprise ... 17
2.2.5 Arsitektur Enterprise ... 18
2.2.6 Zachman Framework ... 19
2.2.7 Enterprise Architecture Planning (EAP)... 21
2.2.8 Tahapan Enterprise Arsitektur Planning (EAP) ... 24
2.2.8.1 Inisalisasi Perencanaan... 26
2.2.8.2 Model Bisnis Awal ... 27
2.2.8.3 Survei Enterprise ... 28
2.2.8.4 Sistem dan Teknologi Saat Ini ... 28
2.2.8.5 Arsitektur Data ... 29
2.2.8.6 Arsitektur Aplikasi ... 30
2.2.8.7 Arsitektur Teknologi ... 30
2.2.8.8 Rencana Implementasi ... 31
2.2.9 Rantai Nilai (Value Chain) ... 32
2.2.10 Matriks SWOT ... 35
2.2.11 UML ... 36
2.2.12 Class Diagram ... 37
2.2.14 BPMN ... 37
BAB 3ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ... 38
3.1 Analisis Enterprise ... 38
3.1.1 Inisiasi Perencanaan ... 39
3.1.2 Pemodelan Bisnis ... 39
3.1.2.1 Identifikasi Area Bisnis ... 39
vi
3.1.3 Analisis Sistem dan Teknologi Saat Ini ... 52
3.1.3.1 Information Resource Catalog (IRC) ... 52
3.1.3.2 Teknologi Jaringan Komputer Saat Ini ... 56
3.1.3.3 Hasil Analisis dan Kebutuhan Sistem Informasi Saat Ini ... 57
3.2 Perancangan Arsitektur ... 57
3.2.1 Arsitektur Data ... 58
3.1.3.1 Kandidat Entitas Data ... 58
3.1.3.1 Definisi Entitas, Atribut dan Relasi ... 60
3.2.2 Arsitektur Aplikasi ... 62
3.1.3.1 Kandidat Aplikasi ... 62
3.1.3.1 Analisis Dampak Terhadap Aplikasi Existing ... 63
3.2.3 Arsitektur Teknologi ... 64
3.1.3.1 Identifikasi Prinsip dan Platform Teknologi ... 64
3.1.3.1 Definisi Platform Teknologi ... 65
3.1.3.1 Relasi Aplikasi Dengan Platform Teknologi ... 69
3.2.4 Rekomendasi EAP dalam Pengembangan Sistem Informasi ... 70
BAB 4RENCANA IMPLEMENTASI ... 73
4.1 Prototipe Sistem Informasi SMA Negeri 22 Bandung... 73
BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
5.1 Kesimpulan ... 124
5.2 Saran... 125
162
[1] Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Penerbit Informatika.
[2] Pratama, I.P.A.E. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya. Bandung: Penerbit Informatika.
[3] Spewak., S.H. 1992. Enterprise Architecture Planning : Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology. West Sussex: John Wiley & Sons.
[4] Porter, E Michael. 1985. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance. New York: Free Press.
[5] Rangkuti, F. 1997. Analisis Swot :Teknik Membedah kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
[6] Zachman, J.A. 2008. John Zachman’s Concise Definition Of The Zachman
Framework. Retrieved from:https://www.zachman.com/about-the-zachman-framework
[7] OMG (Object Management Group), n.d.Retrieved
from:http://www.bpmn.org/.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
SMAN 22 Bandung adalah salah satu sekolah terkemuka di kota Bandung
yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas dan unggul di bidang pendidikan. Memberikan pelayanan
dan fasilitas yang baik haruslah menjadi sebuah kewajiban bagi sekolah kepada
siswa, orangtua, maupun masyarakat. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan
informasi tentang perkembangan proses belajar siswa tersebut secara cepat, tepat
dan akurat kepada siswanya dan juga kepada orang tua/wali siswa yang
bersangkutan. Peranan SI/TI sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, salah
satunya sekolah. Salah satu faktor pendorong pemanfaatan sistem informasi dalam
organisasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan dalam fungsi bisnis yang
dijalankan.
Saat ini SMA Negeri 22 Bandung mempunyai beberapa sistem informasi
untuk mendukung aktivitasnya yaitu WEB 22 yang merupakan aplikasi berbasis
web yang merupakan website resmi SMA Negeri 22 Bandung yang difungsikan untuk informasi kegiatan sekolah, pengelolaan nilai dan pendataan alumni, sistem
informasi akademik yang merupakan aplikasi desktop (Ms. Excel) yang
difungsikan untuk pembagian kelas dan penjadwalan PBM (Proses Belajar
Mengajar), sistem informasi pembayaran yang merupakan aplikasi desktop (Ms.Excel) yang difungsikan untuk mengelola pembayaran iuran siswa dan sistem
informasi pengolahan nilai yang merupakan aplikasi desktop (Ms.Excel) digunakan untuk mengolah nilai akhir siswa. tetapi kondisi sistem informasi yang
berjalan saat ini masih belum saling terhubung, bahkan berbeda platform dan jenis
databasenya hal ini dikarenakan belum adanya perencanaan yang matang dalam pembangunan sistem informasi yang menyebabkan sekolah kesulitan dalam
melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dalam pendataan sekolah setiap
tahunnya. Selain itu, sekolah belum mempunyai dokumentasi tentang sistem dan
sistem informasi kearah depannya yang menghambat dalam melengkapi arah
strategi yang dimiliki SMA Negeri 22 Bandung.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009
Pasal 45 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, yang menjelaskan bahwa
setiap satuan atau program pendidikan diharuskan mengembangkan sistem dan
teknologi informasi yang handal.Atas dasar hal ini maka diperlukan suatu
penelitian untuk perencanaan pengembangan sistem informasi di SMA Negeri 22
Bandung untuk mendukung visi dan misi SMA Negeri 22 Bandung. Visi dari
SMA Negeri 22 Bandung adalah “Terwujudnya Sekolah Berwawasan Lingkungan
yang Unggul di Bidang Prestasi Berlandas-kan Akhlak” dan salah satu misinya
yaitu “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”. Maka melihat dari visi dan misi
SMA Negeri 22 Bandung, SMA Negeri 22 Bandung membutuhkan sebuah
perencanaan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dimana sistem
tersebut dapat meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang lebih berkualitas
dengan dukungan sistem informasi dan teknologi informasi. Oleh karena itu maka
harus diperhatikan bahwa kebutuhan sistem informasi di masa yang akan datang
akan lebih luas dan diyakini semua data dari sistem informasi setiap sekolah bisa
terintegrasi secara terpusat baik di Dinas Pendidikan untuk tingkat Provinsi
maupun tingkat Nasional. Banyak metodologi yang bisa digunakan dalam
membangun arsitektur, salah satunya adalah Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP merupakan sebuah metodologi untuk merencanakan arsitektur
enterprise yang memfokuskan pada arsitektur data, arsitektur aplikasi serta arsitektur teknologi yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana cara
implementasi arsitektur yang dibuat sehingga menghasilkan arsitektur sistem
informasi yang dapat menciptakan keselarasan sistem informasi dengan strategi
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut ”Bagaimana merancang Enterprise Architecture Planning (EAP) sebagai arsitektur sistem informasi yang berfungsi untuk menjadi acuan
pengembangan sistem informasi terintegrasi SMA Negeri 22 Bandung”
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud melakukan penelitian di SMA Negeri 22 Bandung adalah untuk
merancang arsitektur sistem informasi dengan menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP) yang berfungsi untuk menjadi acuan pengembangan sistem informasi terintegrasi SMA Negeri 22 Bandung. Sedangkan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengembangkan sistem informasi
terintegrasi untuk membantu SMA Negeri 22 Bandung dalam melakukan
koordinasi dengan Dinas Pendidikan.
1.4 Batasan Masalah
Karena dengan keterbatasan waktu dan kemampuan, oleh karena itu
ditetapkanlah sejumlah batasan sebagai berikut:
1. Metodologi yang digunakan adalah Enterprise Architecture Planning (EAP) yang mendefinisikan dua baris tiga kolom dalam kerangka kerja
Zachman yang merupakan tahap perencanaan saja dan berfokus pada
arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.
2. Pembangunan sistem informasi dibatasi hanya sampai tahap pembangunan prototipe.
1.5Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metodologi yang digunakan
sebagai susunan langkah yang akan dilalui dalam penelitian tersebut. Dengan
metodologi penelitian, penelitian yang dilakukan tidak akan keluar jalur dari
pemahaman dan tujuan awal. Tahapan metode penelitian dibuat sesuai dengan visi
dan misi SMA Negeri 22 Bandung yaitu :
Gambar 1.1 Tahapan Metodologi Penelitian di SMA Negeri 22 Bandung
Gambar 1.1 merupakan langkah-langkah atau tahapan metodologi dari penelitian
ini. Langkah-langlah tersebut mengacu dari tahapan EAP (Enterprise Architecture
5
1. Survei Awal
Pada tahap ini meliputi survei awal yang meliputi observasi, pengumpulan data
dan identifikasi masalah. Penulis melakukan observasi di SMA Negeri 22
Bandung. Observasi sangat dibutuhkan untuk memahami kondisi saat ini di SMA
Negeri 22 Bandung, dengan observasi penulis menemukan fakta-fakta yang ada di
SMA Negeri 22 Bandung. Observasi juga merupakan tahapan untuk mendapatkan
data yang terkait dengan penelitian, kemudian fakta-fakta tersebut bisa
diidentifikasi menjadi rumusan masalah atau identifikasi masalah. Observasi
penelitian ini juga didukung dengan wawancara dengan Wakasek Humas di SMA
Negeri 22 Bandung.
2. Inisialisi Perencanaan
Tahap ini meliputi identifikasi tentang aturan-aturan yang menjadi rujukan di
SMA Negeri 22 Bandung terkait dengan perencanaan arsitektur enterprise untuk pengembangan sistem informasi guna penentuan ruang lingkup enterprise, dengan
harapan proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah. Tahapan ini
sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Adapaun langkah yang
dilakukan adalah dengan melakukan analisis SWOT yang digunakan untuk
mengidentifikasi kondisi saat ini yang dibagi kedalam S (Strength), W
(Weakness), O (Opportunities) dan T (Threats) dimana dari hasil kondisi tersebut
bisa dirumuskan strategi untuk mendukung pengembangan sistem informasi yang
akan dibangun yang nantinya keluaran dari tahap ini adalah keselarasan strategi
yang sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 22 Bandung dan menjadi
kebutuhan untuk perancangan arsitektur enterprise yang akan digunakan.
3. Pemodelan Bisnis
Tahap pemodelan bisinis merupakan proses untuk mendefinisikan dan
menyusun suatu dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan
dalam melakukan aktifitas bisnis di SMA Negeri 22 Bandung . Pemodelan fungsi
bisnis dilakukan dengan menggunakan metode Value Chain. Metode Value Chain
berdasarkan kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan di SMA Negeri 22 Bandung
yang terbagi menjadi dua yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Hasil
dari value chain tersebut digunakan untuk matriks pemetaan antara fungsi bisnis.
Setelah itu Analisis proses bisnis dilakukan dengan menggunakan tools BPMN berdasarkan dari hasil strategi analisis SWOT yang berada di tahap sebelumnya.
Tahap ini juga termasuk analisis proses bisnis yang dimodelkan dengan tools BPMN dan merupakan Implementasi dari Zachman Framework yang berada di baris Enterprise Model (Conceptual) pada kolom Function yang berisi penjelasan
dan alur tentang proses bisnis yang terjadi di SMA Negeri 22 Bandung.
4. Analisis Sistem dan Teknologi Saat Ini
Penelitian sistem dan teknologi saat ini (Current System and Technology)
dengan menggunakan Information Resource Catalog (IRC) yaitu daftar sistem yang digunakan SMA Negeri 22 Bandung saat ini, bertujuan untuk
mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem
yang digunakan oleh SMA Negeri 22 Bandung saat ini. Adapun angkah- langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Pemetaan matriks aplikasi legacy dan platform teknologi yang digunakan. Hal ini dillakukan untuk dapat menyimpulkan keterkaitan antara sistem
legacy dengan platform teknologi yang digunakan SMA Negeri 22 Bandung saat ini.
2. Penggambaran teknologi jaringan komputer SMA Negeri 22 Bandung
yang berjalan saat ini.
3. Hasil analisis kondisi saat ini. Pada langkah ini berdasarkan observasi
yang telah dilakukan, yang berupa temuan fakta-fakta bahwa SMA Negeri
22 Bandung membutuhkan beberapa sistem yang dapat dikembangkan dari
7
5. Perancangan Arsitektur Data
Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefinisikan data yang mendukung
proses bisnis di SMA Negeri 22 Bandung. Data yang dihasilkan berdasarkan dari
hasil analisis proses bisnis yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya.
Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan
relasi terhadap data yang lain yang merupakan impelementasi dari kolom Data dalam Zachman Framework. Berikut langkah dari fase arsitektur data yaitu:
1. Mendaftarkan kandidat entitas data, pemahaman tentang proses bisnis
menjadi masukan dari identifikasi entitas data/ langkah ini merupakan
hasil implementasi dari baris Scope (Contextual) pada kolom Data.
2. Relasi atau hubungan antara entitas menggunakan Class Diagram, setelah
mengetahui hubungan antar entitas maka bisa diidentifikasi juga jenis
relasinya. Langkah ini merupakan hasil implementasi dari baris Enterprise
Model (Conceptual) pada kolom Data.
6. Perancangan Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan
untuk mengolah data dan mendukung fungsi bisnis di SMA Negeri 22 Bandung.
Aplikasi yang dimaksudkan adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang
akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak SMA Negeri 22
Bandung terhadap fungsi bisnisnya yang merupakan implementasi dari kolom
Function dalam Zachman Framework. Langkah-langkah untuk menghasilkan arsitektur aplikasi yaitu :
1. Mendaftarkan kandidat aplikasi dan mendefiniskannya, bertujuan untuk
mengetahui dan merencanakan jenis aplikasi apa saja yang dibutuhkan
SMA Negeri 22 Bandung agar dapat mengolah data yang telah
didefinisikan pada arsitektur data. Langkah ini merupakan hasil
implementasi dari baris Scope (Contextual) pada kolom Function.
7. Perancangan Arsitektur Teknologi
Arsitektur Teknologi mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan fungsi bisnis yang mendukung bisnis dalam lingkungan data
yang sama. Tujuan dari arsitektur teknologi adalah untuk mendefinisikan
teknologi yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan bagi aplikasi yang
mengelola data yang merupakan implementasi dari kolom Network dalam Zachman Framework. Adapun langkah-langkah untuk menghasilkan arsitektur teknologi yaitu:
1. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dan platform teknologi. Tahapan ini berguna untuk mengidetifikasi dan mendeskripsikan bahwa sistem akan
dibangun atau dikembangkan pada lingkungan yang seperti apa. Prinsip ini
dihasilkan berdasarkan trend teknologi saat ini. Prinsip landasan dasar teknologi ini akan membantu dalam mendefinisikan kebutuhan teknologi
yang kemudian keluaran dari tahapan akan digunakan pada tahap
selanjutnya yaitu identifikasi penyebaran data, lokasi bisnis dan jaringan
konseptual yang diusulkan.
2. Pada langkah ini dilakukan dua matriks pemetaan yaitu matriks pemetaan
penyebaran entitas data dan matriks pemetaan kandidat aplikasi. Pada
tahap ini memerlukan masukan dari arsitektur data dan arsitektur aplikasi
yakni entitas data dan kandidat aplikasi. Distribusi data dan aplikasi ini
merupakan implementasi dari baris Scope (Contextual) pada kolom Network karena mengandung daftar lokasi bisnis, namun dikaitkan antara lokasi bisnis dengan entitas data dan kandidat aplikasi
3. Konfigurasi platform teknologi, Pada tahapan ini bertujuan mendefinisikan
konfigurasi dari platform teknologi pada level konseptualnya. Konfigurasi
platform teknologi merupakan implementasi dari baris Enterprise Model (Conceptual) pada kolom Network.
4. Menghubungkan sistem dengan platform teknologi, Pada tahap ini
merupakan tahapan yang melengkapi dari keseluruhan arsitektur teknologi
9
(Arsitektur enterprise yang dihasilkan berdasarkan Zachman Framework, Kolom
yang digunakan adalah kolom what, how dan where lalu baris yang digunakan adalah perspektif owner dan planner)
8. Prototipe dan Pengujian
Tujuan dari tahap ini adalah membangun prototipe sistem informasi untuk
memberikan gambaran dari arsitektur enterprise yang telah dihasilkan guna mendukung rencana pengembangan sistem informasi serta dilakukanlah pengujian
pada prototipe tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab
utama, yakni sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai pendahuluan seperti latar belakang masalah, rumusan
masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah yang diambil dalam
penelitian, metodologi penelitian serta tata cara atau sistematika penulisan laporan
hasil penelitian.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang profil umum SMA Negeri 22 Bandung serta teori-teori yang
digunakan dalam menganalisis dan memodelkan dalam perancangan EAP.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
Bab ini berisi berisi tentang analisis dan perancangan arsitektur, analisis terdiri
dari analisis masalah, inisiasi perencanaan, pemodelan bisnis, sistem dan
teknologi saat ini. Perancangan arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur
BAB 4 PROTOTIPE DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang pembuatan prototipe sistem informasi dari arsitektur yang
dihasilkan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat untuk
11 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian
Objek penelitian yang sedang diteliti adalah SMA Negeri 22 Bandung
yang berada di Kota Bandung, yaitu bertempat di Jl. Rajamantri Kulon No. 17A.
2.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 22 Bandung
Sebelum menjadi sekolah umum, SMA Negeri 22 Bandung adalah SGTK
(Sekolah Guru Taman Kanak-kanak) yang selanjutnya berubah menjadi SPG
(Sekolah Pendidikan Guru) Negeri 2 Bandung.SPG Negeri 2 Bandung berlokasi
di Jalan Citarum nomor 23 Bandung (sekarang digunakan oleh SMA Negeri 20
Bandung), karena tempatnya tidak mencukupi maka bangunannya ditambah
dengan bangunan di Jalan Bali Bandung.Semenjak tahun 1987 SPG Negeri 2
Bandung pindah ke bangunan baru di Jalan Rajamantri Kulon nomor 17 A (alamat
sekarang) yang sebelumnya bangunan bekas SGPLB yang direhab.Pada tahun
1991 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
nomor 0426/O/1991 tertanggal 15 Juli 1991, SPG Negeri 2 Bandung beralih
fungsi menjadi sekolah umum yaitu SMA Negeri 22 Bandung sampai sekarang.
2.1.2 Visi, Misi, Strategi Dan Tujuan SMA Negeri 22 Bandung
SMA Negeri 22 Bandung pada tahun pelajaran 2015/2016 mempunyai visi
satuan pendidikan “Terwujudnya Sekolah Berwawasan Lingkungan yang Unggul
di Bidang Prestasi Berlandas-kan Akhlak” dan misi satuan pendidikan yaitu :
1. Menciptakan SEKOLAH SEHAT yang berwawasan lingkungan untuk
mendukung suasana belajar yang kondusif
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran
3. Meningkatkan prestasi kerja personil sekolah dengan dilandasi komitmen
dan sikap profesionalisme
4. Meningkatkan sikap dan prilaku akhlak mulia semua warga sekolah dalam
Dengan visi dan misi sebagaimana yang telah dirumuskan di atas, SMA Negeri 22
Bandung menetapkan strategi sebagai berikut:
1. Menciptakan SEKOLAH SEHAT yang berwawasan lingkungan untuk men-dukung suasana belajar yang kondusif
a. Membiasakan seluruh warga sekolah dalam memelihara lingkungan
sekolah;
b. Membiasakan peserta didik dan seluruh warga sekolah untuk tidak
membuang sampah sembarangan dan membuang sampah dengan
memilah sampah organic dan anorganik pada tempat yang sudah
disediakan sekolah;
c. Melakukan kegiatan Gerakan Pungut Sampah di Luar Lingkungan
Sekolah
d. Mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) melalui
kegiatan-kegiatan yang mengarah ke sekolah sehat.
e. Melaksanakan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Bandung tentang
sekolah sebagai kawasan bebas rokok.
f. Mengikuti lomba-lomba Sekolah Sehat dan Berwawasasan Lingkungan.
g. Pengadaan Toilet/WC bersih untuk peserta didik dengan jumlah yang
memadai
h. Pengadaan tenaga pembersih (cleaning service) khusus toilet/WC;
i. Bekerja sama dengan petugas kantin sekolah dalam menjaga kebersihan,
kesehatan dan keindahan lingkungan kantin sekolah;
j. Meningkatkan pelayanan kesehatan siswa melalui peningkatan kegiatan
dan sarana/ prasarana UKS dan K3;
k. Mengalakan gerakan bersepeda ke sekolah dengan memberikan voucher
kepada pengguna sepeda.
13
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran
a. Mengembangkan pembalajaran yang efektif dan inovatif melalui
kegiatan penelitian tindakan kelas;
b. Meningkatkan kompetensi dengan mengembangkan metode dan strategi
pembelajaran;
c. Mengembangkan sistem administrasi pembelajaran, penilaian, dan
pengembangan bahan ajar melalui system informasi dan managemen;
d. Mengadakan pertemuan rutin MGMP sekolah setiap hari Jumat.
e. Melengkapi fasilitas setiap ruang belajar dengan Proyektor dan kamera
pengawas;
f. Melengkapi fasilitas mengajar guru melalui pengadaan laptop;
g. Menambah perangkat (hardware) computer di laboratorium computer
yang memadai;
h. Meningkatkan fungsi perpustakaan dilengkapi dengan adanya e-library;
i. Mengembangkan system pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
computer (ICT)
j. Memberdayakan web sekolah sebagai sumber informasi dan pembejaran
3. Meningkatkan prestasi kerja personil sekolah dengan dilandasi komitmen dan sikap profesionalisme
a. Mendorong semua personil sekolah untuk meningkatkan kompetensi
baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan
pengembangan profesi.
b. Membangun komitmen untuk meningkatkan kinerja.
c. Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
d. Membangun kultur sekolah yang berorientasi pada budaya mutu.
e. Menyelenggarakan in haouse training (IHT)/ Workshop/Semiloka.
f. Membangun kemandirian, inovatif, kondusif, dan akuntabel.
4. Meningkatkan sikap dan prilaku akhlak mulia semua warga sekolah dalam kehidupan sehari-hari
a. Meningkatkan kesadaran disiplin dan ketertiban semua warga sekolah;
b. Menyelenggarakan upacara bendera pada hari senin untuk kelas X dan
XI secara bergiliran
c. Menyelenggarakan sholat Dhuha bersama pada hari senin untuk kelas X
dan XI secara bergiliran
d. Memberikan ceramah keagamaan dan pengajian melalui speaker kelas
e. Melaksanakan upacara hari-hari besar nasional
f. Menyanyikan lagu lagu Nasioal pada awal dan akhir KBM
g. Memupuk tingkat kedisiplinan dan ketertiban peserta didik melalui
pembinaan wali kelas pada hari Senin, satu bulan satu kali
h. Melaksanakan pengajian rutin di awal kegiatan belajar mengajar
i. Melaksanakan sholat dhuha bersama dan dhuhur berjamaah secara
bergiliran
j. Mengoptimalkan kerja petugas piket dalam menertibkan dan
mendisiplinkan peserta didik
k. Membentuk dan mengefektifkan pendampingan manajemen kepada kelas
kelas yang didampinginya
l. Memantau pelaksanaan setiap kegiatan yang dilakukan OSIS dan
Ekstrakurikuler.
Tujuan SMA Negeri 22 Bandung Secara umum adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
a. Tujuan Jangka Pendek (1Tahun) 1. Siswa kelas XII lulus 100 %
2. Kualifikasi rata-rata hasil ujian ”A” untuk seluruh mata pelajaran
3. Lebih dari 90 siswa kelas XII dapat diterima di PTN melalui jalur
SNMPTN
15
5. Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan
efisien.
6. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah
7. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya
8. Menjadi juara perlombaan akademik tingkat kota, provinsi dan
nasional
9. Memiliki WC siswa yang representatif
10. Memiliki tempat parkir siswa yang representatif
11. Memiliki taman sekolah yang asri dan indah
12. Menjadi sekolah yang mengikuti program Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK)
13. Menjadi sekolah ADIWIYATA Mandiri
14. Memiliki Mesjid yang representatif
b. Tujuan Jangka Menengah ( 4 tahun)
1. 100 % siswa kelas XII tamat dan lulus tiap tahun pelajaran
2. Kualifikasi rata-rata hasil ujian ”A” untuk seluruh mata pelajaran
3. Lebih dari 150 siswa kelas XII dapat diterima di PTN melalui jalur
SNMPTN
4. 60 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri
5. Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan efisien.
6. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah
7. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya
8. Menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri
9. Mempunyai kelas pembelajaran digital
10.Tim softball dapat menjuarai event Nasional
11.Siswa SMAN 22 dapat masuk OSN tingkat Provinsi dan Nasional
c. Tujuan Jangka Panjang
1. 100 % siswa kelas XII tamat dan lulus tiap tahun pelajaran
2. Kualifikasi rata-rata hasil ujian ”A” untuk seluruh mata pelajaran
3. 70 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri
KEPALA SEKOLAH
5. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.
6. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya
7. Adanya ruang khusus komputer dan internet (pengendali akademik)
yang representatif
8. Berhasilnya siswa sebagai juara dalam mengikuti perlombaan, mata
pelajaran, olah raga, kesenian dan KIR.
9. Mempunyai Mesjid representatif yang dapat menampung peserta didik
SMAN 22 Bandung
10.Tercapainya tujuan yang terkandung dalam visi sekolah
2.1.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 22 Bandung
Struktur organisasi SMA Negeri 22 Bandung pada tahun pelajaran
2015/2016 dapat dilihat sebagai berikut:
17
2.2 Landasan Teori
Landasan teori digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan tugas akhir.
Pada bagian sub-bab ini akan membahasa mengenai seluruh dasar teori yang
berkaitan dengan pengerjaan tugas akhir. Dasar-dasar teori yang yang akan
dijelaskan adalah mengenai penjelasan mengenai definisi-definisi umum terkait
dengan sistem informasi, arsitektur enterprise, EAP, metode EAP, metode Value
Chain Michael Porter serta Matriks SWOT.
2.2.1 Sistem
Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan
dan saling terhubung untuk melakukan tugas bersama-sama [2]. Secara garis
besar, sebuah sistem informasi terdiri dari tiga komponen utama. Ketiga
Komponen tersebut mencakup software, hardware dan brainware. Ketiga komponen ini berkaitan satu sama lain .
Software mencakup semua perangkat lunak yang dibangun dengan bahasa
pemrograman tertentu, pustaka, untuk kemudian menjadi sistem operasi, aplikasi
dan data driver. Dalam konteks yang luas, bukan hanya sebuah komputer, namun
sebuah jaringan komputer. Brainware mencakup kemampuan otak manusia, yang
mencakup ide, pemikiran, analisis, didalam menciptakan dan menggabungkan
hardware dan software [2]. Penggabungan software dan hardware dengan bantuan
brainware inilah (melalui sebuah prosedur) yang dapat menciptakan sebuah sistem
yang bermanfaat bagi pengguna.
2.2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan gabungan dari empat bagian utama yaitu
perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur dan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang terlatih. Keempat bagian utama ini saling berkaitan
untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi
yang bermanfaat [2]. Di dalamnya juga termasuk proses perencanaan, kontrol,
koordinasi dan pengambilan keputusan. Sehingga, sebagai sebuah sistem yang
penggun, maka sistem informasi merupakan sebuah sistem yang kompleks. Bukan
hanya komputer saja yang bekerja (beserta software dan hardware didalamnya), namun juga manusia (dengan brainware yang dimiliki). Manusia (pengguna/aktor) dalam hal ini menggunakan seluruh ide, pemikiran, perhitungan
untuk dituangkan dalam sistem informasi yang digunakan.
2.2.3 Arsitektur
Arsitektur didefinisikan sebagai suatu cara bagaimana sebuah sistem
(mencakup jaringan, perangkat keras serta perangkat lunak) distrukturisasi.
Arsitektur biasanya mendeskripsikan bagaimana sistem tersebut dibangun,
bagaimana komponen-komponen disusun dan protokol-protokol serta antarmuka
yang digunakan untuk mengintegrasikan komponen-komponen tersebut.
Arsitektur juga mendefinisikan fungsi-fungsi dan deskripsi dari format data dan
prosedur komunikasi antara node dengan workstation [1].
Arsitektur merupakan sebuah deskripsi dari semua aktivitas fungsional yang
harus dilakukan untuk mencapai misi yang diinginkan, elemen sistem yang
dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut serta rancangan tingkatan
perfomansi dari elemen tersebut. Sebuah arsitektur juga mencakup informasi
mengenai teknologi, antarmuka dan lokasi dari pelaksanaan fungsi serta dianggap
sebagai sebuah deeskripsi yang terus berkembang dari sebuah pendekatan untuk
mencapai misi yang diinginkan.
2.2.4 Enterprise
Menurut Spewak, Enterpise merupakan organisasi (atau badan lintas organisasi) yang mendukung lingkup bisnis dan misi yang telah ditetapkan [3].
Sebuah enterprise terdiri dari semua fungsi komponen yang dioperasikan di
bawah kepemilikan atau kontrol dari sebuah organisasi tunggal [1]. Enterprise
dapat berupa sebuah bisnis, layanan atau keanggotaan organisasi yang terdiri dari
saru atau lebih usaha dan dioperasikan pada sebuah atau lebih lokasi operasi.
19
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa enterprise bukan hanya perusahaan (company) yang berorientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa
berupa organisasi non-profit seperti pemerintah atau institusi pendidikan.
2.2.5 Arsitektur Enterprise
Arsitektur enterprise adalah kumpulan prinsip, metode dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendisain dan merealisasikan sebuah
struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya
[1]. Sebuah arsitektur enterprise juga dapat disebut juga sebuah rancangan untuk
kesepakatan dan interoperasi dari komponen-komponen bisnis (contoh: kebijakan,
operasi, infrastruktur, informasi) yang mendukung keberjalanan dari sebuah
enterprise. Arsitektur enteprise juga didefinisikan sebagai sebuah himpunan representasi yang bersifat deskriptif dan sesuai untuk mendeskripsikan sebuah
enterprise agar kualitas dari enteprise tetap terjaga dan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulka bahwa arsitektur enterprise merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, operasional bisnis otomasi, hingga
infrastruktur teknologi informasi pendukungnya. Arsitektur enterprise memiliki empat komponen/domain utama yaitu: arsitektur bisnis, arsitektur informasi,
arsitektur teknologi dan arsitektur aplikasi. Sehubungan dengan keempat
komponen ini, produk arsitektur enterprise akan berupa grafik, model dan/atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise
Pada gambar 2.1 arsitektur enterprise diposisikan dalam konteks
pengelolaan enterprise. Pada posisi puncak piramid, terdapat visi dari enterprise. Visi merupakan pernyataan tentang citra perusahaan dimasa depan. dan nilai-nilai
yang dipegang oleh enterprise. Misi menggambarkan tentang produk perusahaan,
pasar, dan penekanan dibidang teknogi dengan cara mencerminkan nilai dan
prioritas para pengambil keputusan yang strategis. Selanjutnya terdapat strategi
yang menyatakan tentang rute yang akan dijalani enterprise dalam mencapai visi
arah dan tahapan dalam menjalankan strategi. Penerjemahan sasaran dalam
perubahan yang nyata dalam operasi sehari-hari merupakan area aristektur
enterprise berada.
Gambar 2.2 Arsitektur Enterprise Sebagai Instrumen Manajemen [1]
2.2.6 Zachman Framework
Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) yang diperkenalkan pertama kali oleh John Zachman pada tahun 1987 yang awalnya berupa struktur
matriks 6x3, kemudian diperluas dan diformulasikan oleh Sowa dan Zachman
pada tahun 1992 menjadi matriks 6x6. Setiap model kerangka kerja
mendefinisikan entitas-entitas arsitektur dalam baris-baris dan atribut untuk setiap
entitas ke dalam kolom-kolom.
Kerangka kerja Zachman bukan suatu metodologi untuk mengembangkan
enterprise architecture, akan tetapi kerangka kerja Zachman merupakan struktur
21
Gambar 2.3 Framework Zachman [6]
Secara umum tiap kolom dalam kerangka kerja Zachman diuraikan lebih lanjut
sebagai berikut:
1. Data (What): Berfokus pada relasi entitas. Kolom ini menggambarkan
kebutuhan enterprise akan informasi yang terbuat dari data.
2. Fungsi (How): Berfokus pada proses dan fungsi termasuk input dan output
yang dihasilkan. Kolom ini memberikan uraian fungsional atas komponen
sistem informasi.
3. Jaringan (Where) : Berfokus pada node-node dan link-link. Kolom ini memberikan gambaran mengenai arus informasi dan pekerjan dalam
enterprise.
4. Orang (Who) : Berfokus pada kontributor (agen) pekerjaan yang terkait. Kolom ini berhubungan dengan alokasi pekerjaan dan struktur tanggung
jawab dan otoritas dalam enterprise.
5. Waktu (When): Berfokus pada waktu dan siklus. Kolom ini digunakan untuk mendesain merancang relasi dari serangkaian kejadian
6. Motivasi (Why) : Berfokus pada sasaran dan tujuan (ends) serta strategi atau metode (means)
Setiap baris pada kerangka kerja Zachman mewakili perspektif yang berbeda dan
unik yaitu [1]:
1. Perspektif Perencana (Tujuan/Cakupan), yaitu menetapkan gambaran
umum sistem informasi, latar belakang dan tujuan enterprise.
2. Perspektif Pemilik (Model Bisnis), yaitu menetapkan model-model
konseptual dari enterprise dan bagaimana model enterprise digunakan.
3. Perspektif Arsitek (Model Sistem Informasi), yaitu menetapkan
model-model sistem informasi sekaligus menjembatani hal-hal yang diinginkan
pemilik dan hal-hal yang dapat direalisasikan secara teknikal dan bisnis.
4. Perspektif Builder (Model Teknologi), yaitu mengelola proses untuk
pembuatan komponen-komponen sistem informasi yang membutuhkan
pemahaman yang cermat dari spesifikasi arsitek untuk sistem.
5. Perspektif Subkontraktor (Representasi Detail), yaitu membangun bagian
spesifik dari produk yang menghasilkan komponen-komponen yang sesuai
dengan spesifikasi yang disediakan.
6. Perspektif Pengguna (Fungsi Sistem), yaitu merepresentasikan antarmuka
dan fungsionalitas dari produk akhir yang merupakan prodek dari semua
perencanaan, perancangan dan aktivitas-aktivitas pengembangan yang
berjalan sebelumnya
2.2.7 Enterprise Architecture Planning(EAP)
Menurut Spewak, EAP merupakan “proses mendefinisikan arsitektur untuk menggunakan informasi guna mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut” [3].
EAP merupakan proses untuk mendefinisikan kedua top layer dari
framework arsitektur sistem informasi Zachman EAP menghasilkan blueprint mengenai data, aplikasi dan teknologi yang menghasilkan solusi jangka panjang.
23
1. Arsitektur-arsitektur, yaitu bersifat jamak, karena terdapat tiga jenis
arsitektur dalam perencanaannya, yaitu arsitektur data, arsitektur aplikasi
dan arsitektur teknologi. Arsitektur dalam konteks ini serupa dengan
blueprint dan gambar atau model. Dalam perencanaan arsitektur
enterprise, arsitektur mendefinisikan dan menggambarkan data, aplikasi
dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung bisnis.
2. Mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan arsitekturnya, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data dan
jaringan. Pekerjaan merancang dan implementasi sistem dilakukan
sesudah proses pendefinisian EAP telah selesai.
3. Merencanakan, yaitu arsitektur mendefinisikan apa yang dibutuhkan dan
rencana pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan
diimplementasikan.
Jika dipetakan ke dalam kerangka kerja Zachman, EAP akan berada di baris
pertama dan kedua yang merupakan perspektif perencana dan pemilik. Sedangkan
aspek yang dibahas dalam EAP hanya meliputi data, fungsi dan jaringan dari
arsitektur sistem informasi. Hasil pemetaaan EAP ke dalam kerangka kerja
Zachman dapat di lihat sebagai berikut:
Apa
Perbedaan EAP dengan arsitektur enterprise lainnya [1]:
1. Arsitektur dapat ditemukan dalam suatu medel bisnis fungsional. Kegiatan
EAP dimulai dengan mendefinisikan bisnis organisasi, bukan
mendefinisikan sistem yang diperlukan oleh organisasi. Dengan demikian,
dapat diakatakan bahwa EAP merupakan perencanaan yang bersifat
business driven.
2. EAP mendefinisikan data sebelum aplikasi. Sehingga langkah pertama yang
dilakukan dalam kegiatan ini adalah mendefinisikan data apa saja yang
dibutuhkan untuk mendukung bisnis dan kemudian mendefinisikan
aplikasi-aplikasi apa saja yang diperlukan untuk mengelola data tersebut.
3. EAP mempertimbangkan kegiatan operasional jangka pendek dan berfokus
pada startegi jangka panjang organisasi dalam penggunaan data dan
teknologi untuk mendukung bisnis.
4. EAP menjadikan kerangka kerja Zachman lebih praktis digunakan.
Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja yang paling banyak
digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise.
Beberapa manfaat penerapan EAP dapat diuraikan sebagai berikut [1]:
1. Fokus pada penggunaan strategi teknologi untuk mengelola data sebagai
aset.
2. Standarisasi kosakata (nama data, nama sistem dan sebagainya) merupakan
fasilitas untuk berkomunikasi dan mengurangi inkosistensi dan redudansi
data.
3. Adanya dokumentasi meningkatkan pemahaman terhadap bisnis.
4. Kebijakan pengambilan keputusan dapat ditinjau ulang.
5. Memperhatikan integrasi sistem baru dengan sistem aplikasi yang sudah
ada.
6. Solusi jangka panjang yang bersifat efektif terhadap biaya (cost effective).
7. Mempermudah dalam menilai manfaat dan dampak pemanfaatan teknologi
25
2.2.8 Tahapan Enterprise Architecture Planning(EAP)
EAP melibatkan 6 sel pada kerangka kerja Zachman, yang masing-masing
dibangun melalui 4 tahap yaitu: tahap memulai, tahap memahami dimana kita saat
ini, tahap pendefinisian tentang visi dimasa depan dan yang terakhir adalah tahap
rencana implementasi [1]. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
Gambar 2.3 Komponen dan Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise
Tahap 1 - Memulai
Inisialisasi Perencanaan (Planning Initiation), tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan proses
pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Tahapan ini
sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal ini menjadi
penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan perencanaan
kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi yang akan
digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat (tools) yang
akan digunakan [1].
Tahap 2 – Dimana kita saat ini
Pemodelan Bisnis (Business Modeling), menyusun suatu dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan fasilitas bisnis.
Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar pengetahuan
yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
Sistem Dan Teknilogi Saat Ini (Current System and Technology), mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang ada untuk mendukung bisnis saat ini.
Tahap 3 – Visi tentang dimana yang kita inginkan dimasa depan
Arsitektur Data (Data Architecture), Tahapin ini mendefinisikan jenis-jenis data utama yang diperlukan bagi bisnis.
Arsitektur Aplikasi (Application Architecture), Mendefinisikan jenis-jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
Arsitektur Teknologi (Technology Architecture), Mendefiniskan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu lingkungan bagi aplikasi
pengelola data dan pendukung fungsi bisnis.
Panah pada lapisan ini bermakna bahawa arsitektur data didefiniskan terdahulu,
kemudian didefinisikan arsitektur aplikasi dan terakhir adalah arsitektur teknologi.
Tahap 4 – Bagaimana kita merencanakan untuk mencapainya
Rencana Implementasi/Migrasi (Implementation/Migration Plan), Tahapan ini
mendefiniskan urutan untuk implementasi aplikasi, jadwal untuk implementasi,
analisis biaya/manfaat dan mengusulkan jalur untuk migrasi dari kondisi saat ini
27
Berikut ini adalah tahapan proyek EAP [3]:
No Tahapan Hasil
1 Inisialisasi Perencanaan Ruang lingkup, tujuan/objektif, visi,
metodologi, tools, tim perencanaan, presentasi, workplan
2 Pemodelan bisnis Struktur organisasi, model bisnis
fungsional awal
3 Survei enterprise Model bisnis fungsional yang lengkap
4 Sistem dan teknologi saat ini IRC (Information Resource Catalog),
skema sistem
5 Arsitektur data Definisi entitas, diagram E-R, matriks
entitas ke fungsi, laporan arsitektur data
6 Arsitektur aplikasi Definisi aplikasi, matriks aplikasi, analisis
dampak, laporan arsitektur aplikasi
7 Arsitektur teknologi Distribusi data/aplikasi, laporan arsitektur
teknologi
8 Rencana implementasi Urutan aplikasi, rencana migrasi, biaya dan
keuntungan, faktor suksesan dan
rekomendasi
9 Kesimpulan perencanaan Laporan akhir, bahan presentasi
10 Transisis ke implementasi Perbaikan terhadap organisasi, kebijakan,
standar, prosedur dan rencana proyek
mendetail
Tabel 2.2 Tahapan dari hasil EAP
2.2.8.1Inisialisasi Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu kerangka pengerjeaan
efisien dan efektif sehingga proyek dapat dimulai secepatnya dalam arah yang
tepat, diselesaikan tepat waktu dan tapat waktu.
Sejumlah besar proyek EAP mengalami kegagalan yang disebabkan oleh
tujuan serta ekspektasi yang tidak realistis dari organisasi, pemilihan pendekatan
yang salah serta tidak adanya pengalaman dan tidak terbiasa dengan metode EAP
[1]. Oleh sebab itu, akan dijelaskan tahapan inisialisasi dari dari EAP agar proyek
EAP terselesaikan dengan baik.
Pada tahapan ini, hal-hal yang perlu dihasilkan adalah:
1.Rencana kerja Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) yang berisi spesifikasi fase, langkah-langkah untuk mengembangkan arsitektur serta
rencana implementasi dari arsitektur tersebut.
2.Dukungan dan komitmen dari para eksekutif dan manajemen enterprise.
Langkah-langkah yang diperlukan pada tahapan ini adalah:
1.Menentukan cakupan dan tujuan Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP)
2.Mengadaptasi sebuah metodologi perencanaan
3.Menyusun sebuah visi
4.Menyusun sumber daya komputer yang dibutuhkan
5.Membangun sebuah tim perencanaan
6.Memperispakan workplan EAP
2.2.8.2Model Bisnis Awal
Pemodelan bisnis merupakan proses untuk mendefiniskan bisnis yang
dijalankan enterprise. Tujuan dari pemodelan bisnis adalah untuk menyediakan sebuah pengetahuan dasar yang lengkap, menyuluruh serta konsisten yang dapat
digunakan dalam mendefiniskan arsitektur dan rencana implementasinya [1].
Kegunaan model bisnis adalah menyediakan pengetahuan mengenai bisnis
enterprise secara konsisten, komprehensif dan lengkap sehingga dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur-arsitektur dan rencana implementasi. Dalam
29
terpisah yaitu model bisnis awal, yang diikuti dengan model bisnis lengkap [1].
Terdapat tiga langkah kegiatan untuk menyusun model bisnis awal yaitu:
1.Mendokumentasikan struktur organisasi.
2.Mengidentifikasi dan mendefiniskan fungsi bisnis.
3.Mendokumentasikan model bisnis awal kemudian didistribusikan serta
dipresentasikan kepada komunitas bisnis untuk mendapatkan masukan
dan komentar.
2.2.8.3Survei Enterprise
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan detail-detail bisnis yang
melengkapi model bisnis awal, mencakup hal-hal berikut [1]:
1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk melakukan suatu fungsi.
2. Kapan dan dimana fungsi dilakukan.
3. Frekuensi fungsi dilakukan.
4. Peluang yang ada untuk meningkatkan fungsi.
Terdapat lima langkah kegiatan untuk melakukan tahap ini yaitu:
1. Menyusun jadwal wawancara.
2. Menyiapkan wawancara.
3. Melakukan wawancara.
4. Memasukkan data pada toolset.
5. Mendistribusikan model bisnis.
2.2.8.4Sistem dan Teknologi Saat ini
Tujuan tahap ini adalah untuk mendokumntasikan dan mendefiniskan semua
sistem dan platform teknologi yang digunakan enterprise. Produk utama yang dihasilkan dari tahap ini adalah Information Resource Calatalog (IRC), atau juga
disebut Ensiklopedia Sistem atau inventori sistem. IRC berupa ringkasan dari
sistem-sistem yang ada, tetapi tidak sampai tingkat detail. Sehingga IRC bukan
bukan prelengakapan inventori dari semua item yang digunakan untuk komputasi
[1].
Umumnya IRC merupakan proyek terpisah dari Perencanaan Arsitektur
Enterprise karenca cakupannya cukup besar. Terdapat delapan langkah kegiatan untuk melakukan tahap ini yaitu:
1. Menentukan cakupan, tujuan dan rencana kerja IRC.
2. Menyiapkan koleksi data.
3. Mengumpukan data IRC.
4. Melakukan entri data.
5. Melakukan validasi dan review draft IRC.
6. Menggambar skema-skema.
7. Mendistribusikan IRC.
8. Merawat IRC agar tetap up-to-date.
2.2.8.5Arsitektur Data
Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefiniskan jenis-jenis data utama
yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefiniskan pada model bisnis.
Arsitektur data merupakan salah satu arsitektur enterprise untuk arsitektur sistem informasi, yaitu pada kolom pertama matriks kerangka kerja Zachman. Definisi
arsitektur data menjadi paduan dalam tahap perancangan sistem yang umumnya
diacu oleh rancangan basis data logis (baris 3), rancangan basis data fisik (baris 4)
dan pembuatan basis data (baris 5) [1].
Arsitektur data memuat entitas data, yang masing-masing entitas ini
memiliki atribut dan relasi dengan entitas data. Entitas didefiniskan sebagai setiap
orang, tempat, konsep, benda atau kejadian yang memiliki arti (informasi) dalam
konteks bisnis tersebut dan terkait untuk penyimpanan data. Sedangkan atribut
merupakan suatu karakteristik dari entitas yang menggambarkan entitas itu sendiri
lebih jauh. Relasi atau atribut relasi adalah suatu atribut entitas yang juga dimiliki
oleh entitas lain, dan menggambarkan konteks bisnis dari entitas (mengacu pada
foreign key pada rancangan logis basis data) lainnya [1]. Terdapat empat langkah
31
1. Membuat daftar semua kandidat entitas data.
2. Membuat definisi entitas, atribut dan relasi.
3. Menghubungkan entitas terhadap fungsi bisnis.
4. Melakukan distribusi arsitektur data.
2.2.8.6Arsitektur Aplikasi
Tujuan arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis aplikasi
utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis
enterprise. Arsitektur aplikasi bukan rancangan sistem atau analisis kebutuhan sistem, tapi merupakan pendefinisian aplikasi apa saja yang dibutuhkan untuk
mengelola data dan menyediakan informasi bagi pengguna untuk melakukan
bisnis. Yang perlu diperhatikan adalah batasan definisi dari aplikasi itu sendiri [1].
Aplikasi dalam hal ini adalah mekanisme-mekanisme untuk mengelola data
enterprise. Arsitektur aplikasi berkorespondensi dengan satu sel kerangka Zachman, yaitu baris perspektif pemilik dan kolom proses. Terdapat lima langkah
kegiatan untuk mendefinisikan arsitektur aplikasi yaitu:
1. Membuat daftar kandidat aplikasi.
2. Mendefinisikan aplikasi.
3. Menghubungkan aplikasi ke fungsi bisnis yang sedang berjalan.
4. Menganalisis dampak dari arsitektur terhadap aplikasi yang sudah ada.
5. Mendistribusikan arsitektur aplikasi
2.2.8.7Arsitektur Teknologi
Tujuan arsitektur teknologi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis
teknologi utama yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan yang
mendukung aplikasi, pada arsitektur aplikasi yang disusun sebelumnya, dalam
mengelola data dan mendukung fungsi bisnis [1]. Arsitektur teknologi bukan
merupakan analisis kebutuhan detail atau rancangan jaringan dan perangkat lunak
komputasi enterprise, tetapi merupakan definisi dari jenis-jenis teknologi (diacu sebagai platform) yang akan mendukung bisnis dengan menyediakan lingkungan
menyediakan alat-alat untuk mengumpulkan data, serta mengirimkan kepada
konsumen [1]. Arsitektur teknologi berkorepodensi dengan salah satu sel
kerangka kerja Zachman, yaitu baris perspektif pemilik dan kolom jaringan.
Terdapat empat langkah kegiatan untuk mendefinisikan arsitektur teknologi,
yaitu:
1. Melakukan identifikasi prinsip dan platform teknologi.
2. Mendefinisikan platform teknologi yang teridentifikasi.
3. Menghubungkan platform teknologi terhadap aplikasi dan fungsi bisnis.
4. Mendistribusikan arsitektur teknologi.
2.2.8.8Rencana Implementasi
Tujuan tahap ini adalah untuk menyusun dan menyiapkan sebuah rencana
untuk pengimplementasian arsitektur, kedang juga sering disebut dengan strategi
migrasi dari posisi bisnis saat ini menuju visi posisi bisnis dimasa depan [1]. Hasil
dari tahap ini merupakan inti Perencanaan Arsitektur Enterprise. Pada tahap ini, model bisnis, Information Resources Catalog dan tiga arsitektur yang telah dibuat
digunakan untuk menghasilkan sebuah rencana implementasi. Terdapat empat
langkah kegiatan untuk menyusun rencana implementasi arsitektur-arsitektur yang
telah dihasilkan yaitu:
1. Menyusun urutan prioritas pengembangan aplikasi yang ada di arsitektur
aplikasi.
2. Melakukan estimasi usaha, sumber daya dan menghasilkan sebuah
jadwal.
3. Melakukan estimasi biaya dan keuntungan dari rencana yang dibuat
33
2.2.9 Rantai Nilai (Value Chain)
Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan,
mengirimkan dan support produk [5].
Gambar 2.4 Value Chain Michael E Porter
Konsep rantai nilai pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Michael
E Porter pada tahun 1985 dalam bukunya. Rantai nilai terdiri dari sekumpulan
aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas
pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya
manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan dalam
aktivitas utama terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan
penjualan serta pelayanan, seperti tertera pada gambar berikut:
1. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas utama dalam rantai nilai terbagi dalam lima kategori kegiatan, yaitu:
a. Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang
baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory,
jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier
b. Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan
mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti
permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing,
pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan prose operasi atau
produksi.
c. Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan
dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli ,
seperti pergudangan produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman,
proses pemesanan dan penjadwalan.
d. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam
membujuk atau menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan,
promosi, tenaga penjual, quota dan harga.
e. Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan
layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi
instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.
Masing-masing kegiatan atau aktivitas mungkin sangat penting, tergantung
pada industrinya. Untuk perusahaan dibidang jasa, pelayanan terhadap pelanggan
menjadi sesuatu yang sangat vital dalam operasi perusahaan tersebut.
2. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai terbagi dalam 4 kategori
kegiatan, yaitu:
a. Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset
seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan bangunan.
b. Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses.
Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif
35
c. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.
d. Firm Infrastructure , aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting
dan manajemen kualitas.
Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang
pendukung, ada tiga jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan
tersebut:
a. Langsung (Direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan
nilai kepada pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan
lain sebagainya.
b. Tidak langsung (Indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan
kegiatan langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan,
administrasi penelitian dan lain sebagainya
c. Jaminan kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin
kualitas dari aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan
dan lain sebagainya.
2.2.10 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti analisa SWOT adalah alat formulasi strategi,
dilaksanakan dengan cara melakukan identifikasi berbagai faktor lingkungan
perusahaan secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan [7].
Perusahaan akan berusaha memaksimalkan faktor S (strength/kekuatan) dan
(opportunities/peluang), sementara pada posisi yang lain perusahaan akan
berusaha meminimalkan faktor W (weakness/kelemahan) dan T (threats/ancaman)
agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal. Hasil analisis berbagai
faktor strategi tersebut akan digunakan oleh perusahaan sebagai landasan dasar
pengambilan keputusan penentuan strategi pemasaran. Dengan analisis matrik
SWOT dapat diperoleh gambaran secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi dan kemudian disesuaikan dengan kekuatan dan
IFAS
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Tabel 2.2 Matriks SWOT
Analisis SWOT terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu, tahap
pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan, yang terinci
sebagai berikut:
1. Tahap pengumpulan data meliputi kegiatan pengumpulan data,
pengklasifikasian dan pra analisis. Data dapat dibedakan menjadi data
eksternal (seperti analisi pasar, analisis kompetitor, komunitas, pemasok,
pemerintah, dan kelompok kepentingan tertentu) dan data internal (seperti
laporan keuangan, laporan kegiatan SDM, laporan kegiatan operasional,
dan laporan kegiatan pemasaran)
2. Tahap analisis merupakan tahap analisa dengan menggunakan
model-model kuantitatif perumusan strategi, yang dibuat berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh.
3. Tahap pengambilan keputusan merupakan tindakan menentukan hasil
kajian dan keputusan strategi yang diambil berdasar kepada hasil analisis
37
Berdasarkan pada tabel 2.2 matrik SWOT tersebut diatas dapatlah diuraikan
beberapa penjelasan tentang keempat strategi yang diperoleh sebagai berikut :
1. Strategi SO (strength opportunities), strategi SO dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST (strength treaths), ini adalah strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (weaknes opportunities), strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada.
4. Strategi WT (weaknes threats), strategi ini disarkan pada kegiatan yang
bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
2.2.11 UML
Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncullah
sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang
dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek yaitu
Unified Modeling Language (UML). UML muncul karena adanya kebutuhan
pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan
dokumentasi perangkat lunak [8]. UML merupakan bahasa visual untuk
pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan
diagram dan teks-teks pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan
pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu,
meskipun pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi
2.2.12 Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas
memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi[8]. Diagram kelas
dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-kelas sesuai rancangan didalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan
perangkat lunak sesuai. Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat
melakukan fungsi-fungsi sesui dengan kebutuhan sistem sehingga programmer dapat membuat kelas-kelas didalam program perangkat lunak sesui dengan
perancangan diagram kelas.
2.2.13 BPMN
BPMN menggambarkan Bussiness Process Diagram (BPD) yang man BPD ini didasarkan pada teknik diagram alir (Flow Chart Diagram), dirangkai untuk
membuat model-model grafis dari oprasi-operasi bisnis. Sebuah proses bisnis
kemudian akan menjadi objek-objek grafis dari jaringan, dimana terdapat
161 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan sistem informasi yang meliputi Sistem
Informasi PPDB, Sistem Informasi Akademik, Sistem Informasi Perpustakaan
dan Learning Management System (LMS) telah sesuai untuk diterapkan di lingkungan SMA Negeri 22 Bandung. Model sistem informasi ini dapat menjadi
acuan pengembangan sistem informasi terintegrasi bagi SMA Negeri 22 Bandung
dalam membantu melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan
mendukung visi dan misi yang dimiliki sekolah.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun beberapa saran yang
dapat diajukan yaitu perlu adanya pengembangan EAP lanjutan untuk mendukung
seluruh aktivitas bisnis khusunya pada aktivitas pendukung SMA Negeri 22