• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsitektur Enterprise Di SMA Negeri 22 Bandung Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Arsitektur Enterprise Di SMA Negeri 22 Bandung Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BIODATA

Nama Lengkap : Rizky Prawiramiharja

NIM : 10111141

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 09 September 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Raya Pangalengan Np. 489

No Telp. : 081-2211-73773

PENDIDIKAN

1999 – 2005 : SD Negeri Bhaktiwinaya I

2005 – 2008 : SMP Negeri 2 Banjaran

2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Banjaran

2011 s/d Sekarang : Program Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu

(5)

ARSITEKTUR ENTERPRISE DI SMA NEGERI 22 BANDUNG

MENGGUNAKAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE

PLANNING (EAP)

SKRIPSI

Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016

Rizky Prawiramiharja

10111141

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim.

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya

yang terus mengalir kepada umat manusia khususnya kepada penulis, dalam

bentuknya yang unik dan mengagumkan. Berkat kuasa-Nya pula skripsi ini dapat

selesai dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Shalawat serta salam

semoga terlimpah kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW, juga kepada

keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Arsitektur Enterprise di SMA Negeri 22

Bandung Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)” untuk

perencanaan pengembangan sistem informasi SMA Negeri 22 Bandung yang

merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana atau Strata Satu Program Studi

Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer

Indonesia.

Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang memberikan

bantuan baik moril ataupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :

1. Allah SWT atas karunia-Nya yang telah memberi nikmat, keselamatan dan

kekuatan kepada penulis.

2. Kedua orang tua beserta keluarga yang telah ikut serta membantu baik dalam

hal materil, moril dan spiritual.

3. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku pembimbing dan penguji 2, atas

bimbingan, arahan, serta sarannya yang sangat membantu dalam pembuatan

tugas akhir ini.

4. Bapak Irawan Afrianto, S.T.,M.T. selaku reviewer dan penguji 1 atas

sarannya yang sangat membantu dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

5. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya dan staff UNIKOM yang

telah membantu.

6. Seluruh pihak SMA Negeri 22 Bandung yang telah bersedia memberikan

(7)

iii

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu, atas

perhatian, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan

kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik sebagai bahan perbaikan di masa yang akan

datang. Penulis juga berharap semoga kelak skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, Amiin.

Bandung, 25 Agustus 2016

(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SIMBOL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10

2.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 22 Bandung ... 10

2.1.2 Visi, Misi, Strategi Dan Tujuan SMA Negeri 22 Bandung ... 10

2.1.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 22 Bandung ... 15

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Sistem 16 2.2.2 Sistem Informasi ... 16

(9)

v

2.2.4 Enterprise ... 17

2.2.5 Arsitektur Enterprise ... 18

2.2.6 Zachman Framework ... 19

2.2.7 Enterprise Architecture Planning (EAP)... 21

2.2.8 Tahapan Enterprise Arsitektur Planning (EAP) ... 24

2.2.8.1 Inisalisasi Perencanaan... 26

2.2.8.2 Model Bisnis Awal ... 27

2.2.8.3 Survei Enterprise ... 28

2.2.8.4 Sistem dan Teknologi Saat Ini ... 28

2.2.8.5 Arsitektur Data ... 29

2.2.8.6 Arsitektur Aplikasi ... 30

2.2.8.7 Arsitektur Teknologi ... 30

2.2.8.8 Rencana Implementasi ... 31

2.2.9 Rantai Nilai (Value Chain) ... 32

2.2.10 Matriks SWOT ... 35

2.2.11 UML ... 36

2.2.12 Class Diagram ... 37

2.2.14 BPMN ... 37

BAB 3ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ... 38

3.1 Analisis Enterprise ... 38

3.1.1 Inisiasi Perencanaan ... 39

3.1.2 Pemodelan Bisnis ... 39

3.1.2.1 Identifikasi Area Bisnis ... 39

(10)

vi

3.1.3 Analisis Sistem dan Teknologi Saat Ini ... 52

3.1.3.1 Information Resource Catalog (IRC) ... 52

3.1.3.2 Teknologi Jaringan Komputer Saat Ini ... 56

3.1.3.3 Hasil Analisis dan Kebutuhan Sistem Informasi Saat Ini ... 57

3.2 Perancangan Arsitektur ... 57

3.2.1 Arsitektur Data ... 58

3.1.3.1 Kandidat Entitas Data ... 58

3.1.3.1 Definisi Entitas, Atribut dan Relasi ... 60

3.2.2 Arsitektur Aplikasi ... 62

3.1.3.1 Kandidat Aplikasi ... 62

3.1.3.1 Analisis Dampak Terhadap Aplikasi Existing ... 63

3.2.3 Arsitektur Teknologi ... 64

3.1.3.1 Identifikasi Prinsip dan Platform Teknologi ... 64

3.1.3.1 Definisi Platform Teknologi ... 65

3.1.3.1 Relasi Aplikasi Dengan Platform Teknologi ... 69

3.2.4 Rekomendasi EAP dalam Pengembangan Sistem Informasi ... 70

BAB 4RENCANA IMPLEMENTASI ... 73

4.1 Prototipe Sistem Informasi SMA Negeri 22 Bandung... 73

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

5.1 Kesimpulan ... 124

5.2 Saran... 125

(11)

162

[1] Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Penerbit Informatika.

[2] Pratama, I.P.A.E. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya. Bandung: Penerbit Informatika.

[3] Spewak., S.H. 1992. Enterprise Architecture Planning : Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology. West Sussex: John Wiley & Sons.

[4] Porter, E Michael. 1985. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance. New York: Free Press.

[5] Rangkuti, F. 1997. Analisis Swot :Teknik Membedah kasus Bisnis. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

[6] Zachman, J.A. 2008. John Zachman’s Concise Definition Of The Zachman

Framework. Retrieved from:https://www.zachman.com/about-the-zachman-framework

[7] OMG (Object Management Group), n.d.Retrieved

from:http://www.bpmn.org/.

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

SMAN 22 Bandung adalah salah satu sekolah terkemuka di kota Bandung

yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan sumber daya manusia

(SDM) yang berkualitas dan unggul di bidang pendidikan. Memberikan pelayanan

dan fasilitas yang baik haruslah menjadi sebuah kewajiban bagi sekolah kepada

siswa, orangtua, maupun masyarakat. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan

informasi tentang perkembangan proses belajar siswa tersebut secara cepat, tepat

dan akurat kepada siswanya dan juga kepada orang tua/wali siswa yang

bersangkutan. Peranan SI/TI sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, salah

satunya sekolah. Salah satu faktor pendorong pemanfaatan sistem informasi dalam

organisasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan dalam fungsi bisnis yang

dijalankan.

Saat ini SMA Negeri 22 Bandung mempunyai beberapa sistem informasi

untuk mendukung aktivitasnya yaitu WEB 22 yang merupakan aplikasi berbasis

web yang merupakan website resmi SMA Negeri 22 Bandung yang difungsikan untuk informasi kegiatan sekolah, pengelolaan nilai dan pendataan alumni, sistem

informasi akademik yang merupakan aplikasi desktop (Ms. Excel) yang

difungsikan untuk pembagian kelas dan penjadwalan PBM (Proses Belajar

Mengajar), sistem informasi pembayaran yang merupakan aplikasi desktop (Ms.Excel) yang difungsikan untuk mengelola pembayaran iuran siswa dan sistem

informasi pengolahan nilai yang merupakan aplikasi desktop (Ms.Excel) digunakan untuk mengolah nilai akhir siswa. tetapi kondisi sistem informasi yang

berjalan saat ini masih belum saling terhubung, bahkan berbeda platform dan jenis

databasenya hal ini dikarenakan belum adanya perencanaan yang matang dalam pembangunan sistem informasi yang menyebabkan sekolah kesulitan dalam

melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dalam pendataan sekolah setiap

tahunnya. Selain itu, sekolah belum mempunyai dokumentasi tentang sistem dan

(13)

sistem informasi kearah depannya yang menghambat dalam melengkapi arah

strategi yang dimiliki SMA Negeri 22 Bandung.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009

Pasal 45 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, yang menjelaskan bahwa

setiap satuan atau program pendidikan diharuskan mengembangkan sistem dan

teknologi informasi yang handal.Atas dasar hal ini maka diperlukan suatu

penelitian untuk perencanaan pengembangan sistem informasi di SMA Negeri 22

Bandung untuk mendukung visi dan misi SMA Negeri 22 Bandung. Visi dari

SMA Negeri 22 Bandung adalah “Terwujudnya Sekolah Berwawasan Lingkungan

yang Unggul di Bidang Prestasi Berlandas-kan Akhlak” dan salah satu misinya

yaitu “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”. Maka melihat dari visi dan misi

SMA Negeri 22 Bandung, SMA Negeri 22 Bandung membutuhkan sebuah

perencanaan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dimana sistem

tersebut dapat meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang lebih berkualitas

dengan dukungan sistem informasi dan teknologi informasi. Oleh karena itu maka

harus diperhatikan bahwa kebutuhan sistem informasi di masa yang akan datang

akan lebih luas dan diyakini semua data dari sistem informasi setiap sekolah bisa

terintegrasi secara terpusat baik di Dinas Pendidikan untuk tingkat Provinsi

maupun tingkat Nasional. Banyak metodologi yang bisa digunakan dalam

membangun arsitektur, salah satunya adalah Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP merupakan sebuah metodologi untuk merencanakan arsitektur

enterprise yang memfokuskan pada arsitektur data, arsitektur aplikasi serta arsitektur teknologi yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana cara

implementasi arsitektur yang dibuat sehingga menghasilkan arsitektur sistem

informasi yang dapat menciptakan keselarasan sistem informasi dengan strategi

(14)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut ”Bagaimana merancang Enterprise Architecture Planning (EAP) sebagai arsitektur sistem informasi yang berfungsi untuk menjadi acuan

pengembangan sistem informasi terintegrasi SMA Negeri 22 Bandung”

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud melakukan penelitian di SMA Negeri 22 Bandung adalah untuk

merancang arsitektur sistem informasi dengan menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP) yang berfungsi untuk menjadi acuan pengembangan sistem informasi terintegrasi SMA Negeri 22 Bandung. Sedangkan tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengembangkan sistem informasi

terintegrasi untuk membantu SMA Negeri 22 Bandung dalam melakukan

koordinasi dengan Dinas Pendidikan.

1.4 Batasan Masalah

Karena dengan keterbatasan waktu dan kemampuan, oleh karena itu

ditetapkanlah sejumlah batasan sebagai berikut:

1. Metodologi yang digunakan adalah Enterprise Architecture Planning (EAP) yang mendefinisikan dua baris tiga kolom dalam kerangka kerja

Zachman yang merupakan tahap perencanaan saja dan berfokus pada

arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.

2. Pembangunan sistem informasi dibatasi hanya sampai tahap pembangunan prototipe.

(15)

1.5Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metodologi yang digunakan

sebagai susunan langkah yang akan dilalui dalam penelitian tersebut. Dengan

metodologi penelitian, penelitian yang dilakukan tidak akan keluar jalur dari

pemahaman dan tujuan awal. Tahapan metode penelitian dibuat sesuai dengan visi

dan misi SMA Negeri 22 Bandung yaitu :

Gambar 1.1 Tahapan Metodologi Penelitian di SMA Negeri 22 Bandung

Gambar 1.1 merupakan langkah-langkah atau tahapan metodologi dari penelitian

ini. Langkah-langlah tersebut mengacu dari tahapan EAP (Enterprise Architecture

(16)

5

1. Survei Awal

Pada tahap ini meliputi survei awal yang meliputi observasi, pengumpulan data

dan identifikasi masalah. Penulis melakukan observasi di SMA Negeri 22

Bandung. Observasi sangat dibutuhkan untuk memahami kondisi saat ini di SMA

Negeri 22 Bandung, dengan observasi penulis menemukan fakta-fakta yang ada di

SMA Negeri 22 Bandung. Observasi juga merupakan tahapan untuk mendapatkan

data yang terkait dengan penelitian, kemudian fakta-fakta tersebut bisa

diidentifikasi menjadi rumusan masalah atau identifikasi masalah. Observasi

penelitian ini juga didukung dengan wawancara dengan Wakasek Humas di SMA

Negeri 22 Bandung.

2. Inisialisi Perencanaan

Tahap ini meliputi identifikasi tentang aturan-aturan yang menjadi rujukan di

SMA Negeri 22 Bandung terkait dengan perencanaan arsitektur enterprise untuk pengembangan sistem informasi guna penentuan ruang lingkup enterprise, dengan

harapan proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah. Tahapan ini

sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Adapaun langkah yang

dilakukan adalah dengan melakukan analisis SWOT yang digunakan untuk

mengidentifikasi kondisi saat ini yang dibagi kedalam S (Strength), W

(Weakness), O (Opportunities) dan T (Threats) dimana dari hasil kondisi tersebut

bisa dirumuskan strategi untuk mendukung pengembangan sistem informasi yang

akan dibangun yang nantinya keluaran dari tahap ini adalah keselarasan strategi

yang sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 22 Bandung dan menjadi

kebutuhan untuk perancangan arsitektur enterprise yang akan digunakan.

3. Pemodelan Bisnis

Tahap pemodelan bisinis merupakan proses untuk mendefinisikan dan

menyusun suatu dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan

dalam melakukan aktifitas bisnis di SMA Negeri 22 Bandung . Pemodelan fungsi

bisnis dilakukan dengan menggunakan metode Value Chain. Metode Value Chain

(17)

berdasarkan kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan di SMA Negeri 22 Bandung

yang terbagi menjadi dua yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Hasil

dari value chain tersebut digunakan untuk matriks pemetaan antara fungsi bisnis.

Setelah itu Analisis proses bisnis dilakukan dengan menggunakan tools BPMN berdasarkan dari hasil strategi analisis SWOT yang berada di tahap sebelumnya.

Tahap ini juga termasuk analisis proses bisnis yang dimodelkan dengan tools BPMN dan merupakan Implementasi dari Zachman Framework yang berada di baris Enterprise Model (Conceptual) pada kolom Function yang berisi penjelasan

dan alur tentang proses bisnis yang terjadi di SMA Negeri 22 Bandung.

4. Analisis Sistem dan Teknologi Saat Ini

Penelitian sistem dan teknologi saat ini (Current System and Technology)

dengan menggunakan Information Resource Catalog (IRC) yaitu daftar sistem yang digunakan SMA Negeri 22 Bandung saat ini, bertujuan untuk

mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem

yang digunakan oleh SMA Negeri 22 Bandung saat ini. Adapun angkah- langkah

yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Pemetaan matriks aplikasi legacy dan platform teknologi yang digunakan. Hal ini dillakukan untuk dapat menyimpulkan keterkaitan antara sistem

legacy dengan platform teknologi yang digunakan SMA Negeri 22 Bandung saat ini.

2. Penggambaran teknologi jaringan komputer SMA Negeri 22 Bandung

yang berjalan saat ini.

3. Hasil analisis kondisi saat ini. Pada langkah ini berdasarkan observasi

yang telah dilakukan, yang berupa temuan fakta-fakta bahwa SMA Negeri

22 Bandung membutuhkan beberapa sistem yang dapat dikembangkan dari

(18)

7

5. Perancangan Arsitektur Data

Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefinisikan data yang mendukung

proses bisnis di SMA Negeri 22 Bandung. Data yang dihasilkan berdasarkan dari

hasil analisis proses bisnis yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya.

Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan

relasi terhadap data yang lain yang merupakan impelementasi dari kolom Data dalam Zachman Framework. Berikut langkah dari fase arsitektur data yaitu:

1. Mendaftarkan kandidat entitas data, pemahaman tentang proses bisnis

menjadi masukan dari identifikasi entitas data/ langkah ini merupakan

hasil implementasi dari baris Scope (Contextual) pada kolom Data.

2. Relasi atau hubungan antara entitas menggunakan Class Diagram, setelah

mengetahui hubungan antar entitas maka bisa diidentifikasi juga jenis

relasinya. Langkah ini merupakan hasil implementasi dari baris Enterprise

Model (Conceptual) pada kolom Data.

6. Perancangan Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan

untuk mengolah data dan mendukung fungsi bisnis di SMA Negeri 22 Bandung.

Aplikasi yang dimaksudkan adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang

akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak SMA Negeri 22

Bandung terhadap fungsi bisnisnya yang merupakan implementasi dari kolom

Function dalam Zachman Framework. Langkah-langkah untuk menghasilkan arsitektur aplikasi yaitu :

1. Mendaftarkan kandidat aplikasi dan mendefiniskannya, bertujuan untuk

mengetahui dan merencanakan jenis aplikasi apa saja yang dibutuhkan

SMA Negeri 22 Bandung agar dapat mengolah data yang telah

didefinisikan pada arsitektur data. Langkah ini merupakan hasil

implementasi dari baris Scope (Contextual) pada kolom Function.

(19)

7. Perancangan Arsitektur Teknologi

Arsitektur Teknologi mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan fungsi bisnis yang mendukung bisnis dalam lingkungan data

yang sama. Tujuan dari arsitektur teknologi adalah untuk mendefinisikan

teknologi yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan bagi aplikasi yang

mengelola data yang merupakan implementasi dari kolom Network dalam Zachman Framework. Adapun langkah-langkah untuk menghasilkan arsitektur teknologi yaitu:

1. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dan platform teknologi. Tahapan ini berguna untuk mengidetifikasi dan mendeskripsikan bahwa sistem akan

dibangun atau dikembangkan pada lingkungan yang seperti apa. Prinsip ini

dihasilkan berdasarkan trend teknologi saat ini. Prinsip landasan dasar teknologi ini akan membantu dalam mendefinisikan kebutuhan teknologi

yang kemudian keluaran dari tahapan akan digunakan pada tahap

selanjutnya yaitu identifikasi penyebaran data, lokasi bisnis dan jaringan

konseptual yang diusulkan.

2. Pada langkah ini dilakukan dua matriks pemetaan yaitu matriks pemetaan

penyebaran entitas data dan matriks pemetaan kandidat aplikasi. Pada

tahap ini memerlukan masukan dari arsitektur data dan arsitektur aplikasi

yakni entitas data dan kandidat aplikasi. Distribusi data dan aplikasi ini

merupakan implementasi dari baris Scope (Contextual) pada kolom Network karena mengandung daftar lokasi bisnis, namun dikaitkan antara lokasi bisnis dengan entitas data dan kandidat aplikasi

3. Konfigurasi platform teknologi, Pada tahapan ini bertujuan mendefinisikan

konfigurasi dari platform teknologi pada level konseptualnya. Konfigurasi

platform teknologi merupakan implementasi dari baris Enterprise Model (Conceptual) pada kolom Network.

4. Menghubungkan sistem dengan platform teknologi, Pada tahap ini

merupakan tahapan yang melengkapi dari keseluruhan arsitektur teknologi

(20)

9

(Arsitektur enterprise yang dihasilkan berdasarkan Zachman Framework, Kolom

yang digunakan adalah kolom what, how dan where lalu baris yang digunakan adalah perspektif owner dan planner)

8. Prototipe dan Pengujian

Tujuan dari tahap ini adalah membangun prototipe sistem informasi untuk

memberikan gambaran dari arsitektur enterprise yang telah dihasilkan guna mendukung rencana pengembangan sistem informasi serta dilakukanlah pengujian

pada prototipe tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab

utama, yakni sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai pendahuluan seperti latar belakang masalah, rumusan

masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah yang diambil dalam

penelitian, metodologi penelitian serta tata cara atau sistematika penulisan laporan

hasil penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang profil umum SMA Negeri 22 Bandung serta teori-teori yang

digunakan dalam menganalisis dan memodelkan dalam perancangan EAP.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Bab ini berisi berisi tentang analisis dan perancangan arsitektur, analisis terdiri

dari analisis masalah, inisiasi perencanaan, pemodelan bisnis, sistem dan

teknologi saat ini. Perancangan arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur

(21)

BAB 4 PROTOTIPE DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi tentang pembuatan prototipe sistem informasi dari arsitektur yang

dihasilkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat untuk

(22)

11 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian yang sedang diteliti adalah SMA Negeri 22 Bandung

yang berada di Kota Bandung, yaitu bertempat di Jl. Rajamantri Kulon No. 17A.

2.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 22 Bandung

Sebelum menjadi sekolah umum, SMA Negeri 22 Bandung adalah SGTK

(Sekolah Guru Taman Kanak-kanak) yang selanjutnya berubah menjadi SPG

(Sekolah Pendidikan Guru) Negeri 2 Bandung.SPG Negeri 2 Bandung berlokasi

di Jalan Citarum nomor 23 Bandung (sekarang digunakan oleh SMA Negeri 20

Bandung), karena tempatnya tidak mencukupi maka bangunannya ditambah

dengan bangunan di Jalan Bali Bandung.Semenjak tahun 1987 SPG Negeri 2

Bandung pindah ke bangunan baru di Jalan Rajamantri Kulon nomor 17 A (alamat

sekarang) yang sebelumnya bangunan bekas SGPLB yang direhab.Pada tahun

1991 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat

nomor 0426/O/1991 tertanggal 15 Juli 1991, SPG Negeri 2 Bandung beralih

fungsi menjadi sekolah umum yaitu SMA Negeri 22 Bandung sampai sekarang.

2.1.2 Visi, Misi, Strategi Dan Tujuan SMA Negeri 22 Bandung

SMA Negeri 22 Bandung pada tahun pelajaran 2015/2016 mempunyai visi

satuan pendidikan “Terwujudnya Sekolah Berwawasan Lingkungan yang Unggul

di Bidang Prestasi Berlandas-kan Akhlak” dan misi satuan pendidikan yaitu :

1. Menciptakan SEKOLAH SEHAT yang berwawasan lingkungan untuk

mendukung suasana belajar yang kondusif

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran

3. Meningkatkan prestasi kerja personil sekolah dengan dilandasi komitmen

dan sikap profesionalisme

4. Meningkatkan sikap dan prilaku akhlak mulia semua warga sekolah dalam

(23)

Dengan visi dan misi sebagaimana yang telah dirumuskan di atas, SMA Negeri 22

Bandung menetapkan strategi sebagai berikut:

1. Menciptakan SEKOLAH SEHAT yang berwawasan lingkungan untuk men-dukung suasana belajar yang kondusif

a. Membiasakan seluruh warga sekolah dalam memelihara lingkungan

sekolah;

b. Membiasakan peserta didik dan seluruh warga sekolah untuk tidak

membuang sampah sembarangan dan membuang sampah dengan

memilah sampah organic dan anorganik pada tempat yang sudah

disediakan sekolah;

c. Melakukan kegiatan Gerakan Pungut Sampah di Luar Lingkungan

Sekolah

d. Mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) melalui

kegiatan-kegiatan yang mengarah ke sekolah sehat.

e. Melaksanakan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Bandung tentang

sekolah sebagai kawasan bebas rokok.

f. Mengikuti lomba-lomba Sekolah Sehat dan Berwawasasan Lingkungan.

g. Pengadaan Toilet/WC bersih untuk peserta didik dengan jumlah yang

memadai

h. Pengadaan tenaga pembersih (cleaning service) khusus toilet/WC;

i. Bekerja sama dengan petugas kantin sekolah dalam menjaga kebersihan,

kesehatan dan keindahan lingkungan kantin sekolah;

j. Meningkatkan pelayanan kesehatan siswa melalui peningkatan kegiatan

dan sarana/ prasarana UKS dan K3;

k. Mengalakan gerakan bersepeda ke sekolah dengan memberikan voucher

kepada pengguna sepeda.

(24)

13

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran

a. Mengembangkan pembalajaran yang efektif dan inovatif melalui

kegiatan penelitian tindakan kelas;

b. Meningkatkan kompetensi dengan mengembangkan metode dan strategi

pembelajaran;

c. Mengembangkan sistem administrasi pembelajaran, penilaian, dan

pengembangan bahan ajar melalui system informasi dan managemen;

d. Mengadakan pertemuan rutin MGMP sekolah setiap hari Jumat.

e. Melengkapi fasilitas setiap ruang belajar dengan Proyektor dan kamera

pengawas;

f. Melengkapi fasilitas mengajar guru melalui pengadaan laptop;

g. Menambah perangkat (hardware) computer di laboratorium computer

yang memadai;

h. Meningkatkan fungsi perpustakaan dilengkapi dengan adanya e-library;

i. Mengembangkan system pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

computer (ICT)

j. Memberdayakan web sekolah sebagai sumber informasi dan pembejaran

3. Meningkatkan prestasi kerja personil sekolah dengan dilandasi komitmen dan sikap profesionalisme

a. Mendorong semua personil sekolah untuk meningkatkan kompetensi

baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan

pengembangan profesi.

b. Membangun komitmen untuk meningkatkan kinerja.

c. Menciptakan iklim kerja yang kondusif.

d. Membangun kultur sekolah yang berorientasi pada budaya mutu.

e. Menyelenggarakan in haouse training (IHT)/ Workshop/Semiloka.

f. Membangun kemandirian, inovatif, kondusif, dan akuntabel.

(25)

4. Meningkatkan sikap dan prilaku akhlak mulia semua warga sekolah dalam kehidupan sehari-hari

a. Meningkatkan kesadaran disiplin dan ketertiban semua warga sekolah;

b. Menyelenggarakan upacara bendera pada hari senin untuk kelas X dan

XI secara bergiliran

c. Menyelenggarakan sholat Dhuha bersama pada hari senin untuk kelas X

dan XI secara bergiliran

d. Memberikan ceramah keagamaan dan pengajian melalui speaker kelas

e. Melaksanakan upacara hari-hari besar nasional

f. Menyanyikan lagu lagu Nasioal pada awal dan akhir KBM

g. Memupuk tingkat kedisiplinan dan ketertiban peserta didik melalui

pembinaan wali kelas pada hari Senin, satu bulan satu kali

h. Melaksanakan pengajian rutin di awal kegiatan belajar mengajar

i. Melaksanakan sholat dhuha bersama dan dhuhur berjamaah secara

bergiliran

j. Mengoptimalkan kerja petugas piket dalam menertibkan dan

mendisiplinkan peserta didik

k. Membentuk dan mengefektifkan pendampingan manajemen kepada kelas

kelas yang didampinginya

l. Memantau pelaksanaan setiap kegiatan yang dilakukan OSIS dan

Ekstrakurikuler.

Tujuan SMA Negeri 22 Bandung Secara umum adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

a. Tujuan Jangka Pendek (1Tahun) 1. Siswa kelas XII lulus 100 %

2. Kualifikasi rata-rata hasil ujian ”A” untuk seluruh mata pelajaran

3. Lebih dari 90 siswa kelas XII dapat diterima di PTN melalui jalur

SNMPTN

(26)

15

5. Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan

efisien.

6. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah

7. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya

8. Menjadi juara perlombaan akademik tingkat kota, provinsi dan

nasional

9. Memiliki WC siswa yang representatif

10. Memiliki tempat parkir siswa yang representatif

11. Memiliki taman sekolah yang asri dan indah

12. Menjadi sekolah yang mengikuti program Ujian Nasional Berbasis

Komputer (UNBK)

13. Menjadi sekolah ADIWIYATA Mandiri

14. Memiliki Mesjid yang representatif

b. Tujuan Jangka Menengah ( 4 tahun)

1. 100 % siswa kelas XII tamat dan lulus tiap tahun pelajaran

2. Kualifikasi rata-rata hasil ujian ”A” untuk seluruh mata pelajaran

3. Lebih dari 150 siswa kelas XII dapat diterima di PTN melalui jalur

SNMPTN

4. 60 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri

5. Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan efisien.

6. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah

7. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya

8. Menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri

9. Mempunyai kelas pembelajaran digital

10.Tim softball dapat menjuarai event Nasional

11.Siswa SMAN 22 dapat masuk OSN tingkat Provinsi dan Nasional

c. Tujuan Jangka Panjang

1. 100 % siswa kelas XII tamat dan lulus tiap tahun pelajaran

2. Kualifikasi rata-rata hasil ujian ”A” untuk seluruh mata pelajaran

3. 70 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri

(27)

KEPALA SEKOLAH

5. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.

6. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya

7. Adanya ruang khusus komputer dan internet (pengendali akademik)

yang representatif

8. Berhasilnya siswa sebagai juara dalam mengikuti perlombaan, mata

pelajaran, olah raga, kesenian dan KIR.

9. Mempunyai Mesjid representatif yang dapat menampung peserta didik

SMAN 22 Bandung

10.Tercapainya tujuan yang terkandung dalam visi sekolah

2.1.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 22 Bandung

Struktur organisasi SMA Negeri 22 Bandung pada tahun pelajaran

2015/2016 dapat dilihat sebagai berikut:

(28)

17

2.2 Landasan Teori

Landasan teori digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan tugas akhir.

Pada bagian sub-bab ini akan membahasa mengenai seluruh dasar teori yang

berkaitan dengan pengerjaan tugas akhir. Dasar-dasar teori yang yang akan

dijelaskan adalah mengenai penjelasan mengenai definisi-definisi umum terkait

dengan sistem informasi, arsitektur enterprise, EAP, metode EAP, metode Value

Chain Michael Porter serta Matriks SWOT.

2.2.1 Sistem

Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan

dan saling terhubung untuk melakukan tugas bersama-sama [2]. Secara garis

besar, sebuah sistem informasi terdiri dari tiga komponen utama. Ketiga

Komponen tersebut mencakup software, hardware dan brainware. Ketiga komponen ini berkaitan satu sama lain .

Software mencakup semua perangkat lunak yang dibangun dengan bahasa

pemrograman tertentu, pustaka, untuk kemudian menjadi sistem operasi, aplikasi

dan data driver. Dalam konteks yang luas, bukan hanya sebuah komputer, namun

sebuah jaringan komputer. Brainware mencakup kemampuan otak manusia, yang

mencakup ide, pemikiran, analisis, didalam menciptakan dan menggabungkan

hardware dan software [2]. Penggabungan software dan hardware dengan bantuan

brainware inilah (melalui sebuah prosedur) yang dapat menciptakan sebuah sistem

yang bermanfaat bagi pengguna.

2.2.2 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan gabungan dari empat bagian utama yaitu

perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur dan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang terlatih. Keempat bagian utama ini saling berkaitan

untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi

yang bermanfaat [2]. Di dalamnya juga termasuk proses perencanaan, kontrol,

koordinasi dan pengambilan keputusan. Sehingga, sebagai sebuah sistem yang

(29)

penggun, maka sistem informasi merupakan sebuah sistem yang kompleks. Bukan

hanya komputer saja yang bekerja (beserta software dan hardware didalamnya), namun juga manusia (dengan brainware yang dimiliki). Manusia (pengguna/aktor) dalam hal ini menggunakan seluruh ide, pemikiran, perhitungan

untuk dituangkan dalam sistem informasi yang digunakan.

2.2.3 Arsitektur

Arsitektur didefinisikan sebagai suatu cara bagaimana sebuah sistem

(mencakup jaringan, perangkat keras serta perangkat lunak) distrukturisasi.

Arsitektur biasanya mendeskripsikan bagaimana sistem tersebut dibangun,

bagaimana komponen-komponen disusun dan protokol-protokol serta antarmuka

yang digunakan untuk mengintegrasikan komponen-komponen tersebut.

Arsitektur juga mendefinisikan fungsi-fungsi dan deskripsi dari format data dan

prosedur komunikasi antara node dengan workstation [1].

Arsitektur merupakan sebuah deskripsi dari semua aktivitas fungsional yang

harus dilakukan untuk mencapai misi yang diinginkan, elemen sistem yang

dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut serta rancangan tingkatan

perfomansi dari elemen tersebut. Sebuah arsitektur juga mencakup informasi

mengenai teknologi, antarmuka dan lokasi dari pelaksanaan fungsi serta dianggap

sebagai sebuah deeskripsi yang terus berkembang dari sebuah pendekatan untuk

mencapai misi yang diinginkan.

2.2.4 Enterprise

Menurut Spewak, Enterpise merupakan organisasi (atau badan lintas organisasi) yang mendukung lingkup bisnis dan misi yang telah ditetapkan [3].

Sebuah enterprise terdiri dari semua fungsi komponen yang dioperasikan di

bawah kepemilikan atau kontrol dari sebuah organisasi tunggal [1]. Enterprise

dapat berupa sebuah bisnis, layanan atau keanggotaan organisasi yang terdiri dari

saru atau lebih usaha dan dioperasikan pada sebuah atau lebih lokasi operasi.

(30)

19

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa enterprise bukan hanya perusahaan (company) yang berorientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa

berupa organisasi non-profit seperti pemerintah atau institusi pendidikan.

2.2.5 Arsitektur Enterprise

Arsitektur enterprise adalah kumpulan prinsip, metode dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendisain dan merealisasikan sebuah

struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya

[1]. Sebuah arsitektur enterprise juga dapat disebut juga sebuah rancangan untuk

kesepakatan dan interoperasi dari komponen-komponen bisnis (contoh: kebijakan,

operasi, infrastruktur, informasi) yang mendukung keberjalanan dari sebuah

enterprise. Arsitektur enteprise juga didefinisikan sebagai sebuah himpunan representasi yang bersifat deskriptif dan sesuai untuk mendeskripsikan sebuah

enterprise agar kualitas dari enteprise tetap terjaga dan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulka bahwa arsitektur enterprise merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, operasional bisnis otomasi, hingga

infrastruktur teknologi informasi pendukungnya. Arsitektur enterprise memiliki empat komponen/domain utama yaitu: arsitektur bisnis, arsitektur informasi,

arsitektur teknologi dan arsitektur aplikasi. Sehubungan dengan keempat

komponen ini, produk arsitektur enterprise akan berupa grafik, model dan/atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise

Pada gambar 2.1 arsitektur enterprise diposisikan dalam konteks

pengelolaan enterprise. Pada posisi puncak piramid, terdapat visi dari enterprise. Visi merupakan pernyataan tentang citra perusahaan dimasa depan. dan nilai-nilai

yang dipegang oleh enterprise. Misi menggambarkan tentang produk perusahaan,

pasar, dan penekanan dibidang teknogi dengan cara mencerminkan nilai dan

prioritas para pengambil keputusan yang strategis. Selanjutnya terdapat strategi

yang menyatakan tentang rute yang akan dijalani enterprise dalam mencapai visi

(31)

arah dan tahapan dalam menjalankan strategi. Penerjemahan sasaran dalam

perubahan yang nyata dalam operasi sehari-hari merupakan area aristektur

enterprise berada.

Gambar 2.2 Arsitektur Enterprise Sebagai Instrumen Manajemen [1]

2.2.6 Zachman Framework

Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) yang diperkenalkan pertama kali oleh John Zachman pada tahun 1987 yang awalnya berupa struktur

matriks 6x3, kemudian diperluas dan diformulasikan oleh Sowa dan Zachman

pada tahun 1992 menjadi matriks 6x6. Setiap model kerangka kerja

mendefinisikan entitas-entitas arsitektur dalam baris-baris dan atribut untuk setiap

entitas ke dalam kolom-kolom.

Kerangka kerja Zachman bukan suatu metodologi untuk mengembangkan

enterprise architecture, akan tetapi kerangka kerja Zachman merupakan struktur

(32)

21

Gambar 2.3 Framework Zachman [6]

Secara umum tiap kolom dalam kerangka kerja Zachman diuraikan lebih lanjut

sebagai berikut:

1. Data (What): Berfokus pada relasi entitas. Kolom ini menggambarkan

kebutuhan enterprise akan informasi yang terbuat dari data.

2. Fungsi (How): Berfokus pada proses dan fungsi termasuk input dan output

yang dihasilkan. Kolom ini memberikan uraian fungsional atas komponen

sistem informasi.

3. Jaringan (Where) : Berfokus pada node-node dan link-link. Kolom ini memberikan gambaran mengenai arus informasi dan pekerjan dalam

enterprise.

4. Orang (Who) : Berfokus pada kontributor (agen) pekerjaan yang terkait. Kolom ini berhubungan dengan alokasi pekerjaan dan struktur tanggung

jawab dan otoritas dalam enterprise.

5. Waktu (When): Berfokus pada waktu dan siklus. Kolom ini digunakan untuk mendesain merancang relasi dari serangkaian kejadian

(33)

6. Motivasi (Why) : Berfokus pada sasaran dan tujuan (ends) serta strategi atau metode (means)

Setiap baris pada kerangka kerja Zachman mewakili perspektif yang berbeda dan

unik yaitu [1]:

1. Perspektif Perencana (Tujuan/Cakupan), yaitu menetapkan gambaran

umum sistem informasi, latar belakang dan tujuan enterprise.

2. Perspektif Pemilik (Model Bisnis), yaitu menetapkan model-model

konseptual dari enterprise dan bagaimana model enterprise digunakan.

3. Perspektif Arsitek (Model Sistem Informasi), yaitu menetapkan

model-model sistem informasi sekaligus menjembatani hal-hal yang diinginkan

pemilik dan hal-hal yang dapat direalisasikan secara teknikal dan bisnis.

4. Perspektif Builder (Model Teknologi), yaitu mengelola proses untuk

pembuatan komponen-komponen sistem informasi yang membutuhkan

pemahaman yang cermat dari spesifikasi arsitek untuk sistem.

5. Perspektif Subkontraktor (Representasi Detail), yaitu membangun bagian

spesifik dari produk yang menghasilkan komponen-komponen yang sesuai

dengan spesifikasi yang disediakan.

6. Perspektif Pengguna (Fungsi Sistem), yaitu merepresentasikan antarmuka

dan fungsionalitas dari produk akhir yang merupakan prodek dari semua

perencanaan, perancangan dan aktivitas-aktivitas pengembangan yang

berjalan sebelumnya

2.2.7 Enterprise Architecture Planning(EAP)

Menurut Spewak, EAP merupakan “proses mendefinisikan arsitektur untuk menggunakan informasi guna mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut” [3].

EAP merupakan proses untuk mendefinisikan kedua top layer dari

framework arsitektur sistem informasi Zachman EAP menghasilkan blueprint mengenai data, aplikasi dan teknologi yang menghasilkan solusi jangka panjang.

(34)

23

1. Arsitektur-arsitektur, yaitu bersifat jamak, karena terdapat tiga jenis

arsitektur dalam perencanaannya, yaitu arsitektur data, arsitektur aplikasi

dan arsitektur teknologi. Arsitektur dalam konteks ini serupa dengan

blueprint dan gambar atau model. Dalam perencanaan arsitektur

enterprise, arsitektur mendefinisikan dan menggambarkan data, aplikasi

dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung bisnis.

2. Mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan arsitekturnya, sehingga dalam

pelaksanaannya tidak dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data dan

jaringan. Pekerjaan merancang dan implementasi sistem dilakukan

sesudah proses pendefinisian EAP telah selesai.

3. Merencanakan, yaitu arsitektur mendefinisikan apa yang dibutuhkan dan

rencana pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan

diimplementasikan.

Jika dipetakan ke dalam kerangka kerja Zachman, EAP akan berada di baris

pertama dan kedua yang merupakan perspektif perencana dan pemilik. Sedangkan

aspek yang dibahas dalam EAP hanya meliputi data, fungsi dan jaringan dari

arsitektur sistem informasi. Hasil pemetaaan EAP ke dalam kerangka kerja

Zachman dapat di lihat sebagai berikut:

Apa

(35)

Perbedaan EAP dengan arsitektur enterprise lainnya [1]:

1. Arsitektur dapat ditemukan dalam suatu medel bisnis fungsional. Kegiatan

EAP dimulai dengan mendefinisikan bisnis organisasi, bukan

mendefinisikan sistem yang diperlukan oleh organisasi. Dengan demikian,

dapat diakatakan bahwa EAP merupakan perencanaan yang bersifat

business driven.

2. EAP mendefinisikan data sebelum aplikasi. Sehingga langkah pertama yang

dilakukan dalam kegiatan ini adalah mendefinisikan data apa saja yang

dibutuhkan untuk mendukung bisnis dan kemudian mendefinisikan

aplikasi-aplikasi apa saja yang diperlukan untuk mengelola data tersebut.

3. EAP mempertimbangkan kegiatan operasional jangka pendek dan berfokus

pada startegi jangka panjang organisasi dalam penggunaan data dan

teknologi untuk mendukung bisnis.

4. EAP menjadikan kerangka kerja Zachman lebih praktis digunakan.

Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja yang paling banyak

digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise.

Beberapa manfaat penerapan EAP dapat diuraikan sebagai berikut [1]:

1. Fokus pada penggunaan strategi teknologi untuk mengelola data sebagai

aset.

2. Standarisasi kosakata (nama data, nama sistem dan sebagainya) merupakan

fasilitas untuk berkomunikasi dan mengurangi inkosistensi dan redudansi

data.

3. Adanya dokumentasi meningkatkan pemahaman terhadap bisnis.

4. Kebijakan pengambilan keputusan dapat ditinjau ulang.

5. Memperhatikan integrasi sistem baru dengan sistem aplikasi yang sudah

ada.

6. Solusi jangka panjang yang bersifat efektif terhadap biaya (cost effective).

7. Mempermudah dalam menilai manfaat dan dampak pemanfaatan teknologi

(36)

25

2.2.8 Tahapan Enterprise Architecture Planning(EAP)

EAP melibatkan 6 sel pada kerangka kerja Zachman, yang masing-masing

dibangun melalui 4 tahap yaitu: tahap memulai, tahap memahami dimana kita saat

ini, tahap pendefinisian tentang visi dimasa depan dan yang terakhir adalah tahap

rencana implementasi [1]. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.3 Komponen dan Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise

Tahap 1 - Memulai

Inisialisasi Perencanaan (Planning Initiation), tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan proses

pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Tahapan ini

sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal ini menjadi

penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan perencanaan

kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi yang akan

digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat (tools) yang

akan digunakan [1].

Tahap 2 – Dimana kita saat ini

Pemodelan Bisnis (Business Modeling), menyusun suatu dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan fasilitas bisnis.

Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar pengetahuan

yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan

(37)

Sistem Dan Teknilogi Saat Ini (Current System and Technology), mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang ada untuk mendukung bisnis saat ini.

Tahap 3 – Visi tentang dimana yang kita inginkan dimasa depan

Arsitektur Data (Data Architecture), Tahapin ini mendefinisikan jenis-jenis data utama yang diperlukan bagi bisnis.

Arsitektur Aplikasi (Application Architecture), Mendefinisikan jenis-jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.

Arsitektur Teknologi (Technology Architecture), Mendefiniskan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu lingkungan bagi aplikasi

pengelola data dan pendukung fungsi bisnis.

Panah pada lapisan ini bermakna bahawa arsitektur data didefiniskan terdahulu,

kemudian didefinisikan arsitektur aplikasi dan terakhir adalah arsitektur teknologi.

Tahap 4 – Bagaimana kita merencanakan untuk mencapainya

Rencana Implementasi/Migrasi (Implementation/Migration Plan), Tahapan ini

mendefiniskan urutan untuk implementasi aplikasi, jadwal untuk implementasi,

analisis biaya/manfaat dan mengusulkan jalur untuk migrasi dari kondisi saat ini

(38)

27

Berikut ini adalah tahapan proyek EAP [3]:

No Tahapan Hasil

1 Inisialisasi Perencanaan Ruang lingkup, tujuan/objektif, visi,

metodologi, tools, tim perencanaan, presentasi, workplan

2 Pemodelan bisnis Struktur organisasi, model bisnis

fungsional awal

3 Survei enterprise Model bisnis fungsional yang lengkap

4 Sistem dan teknologi saat ini IRC (Information Resource Catalog),

skema sistem

5 Arsitektur data Definisi entitas, diagram E-R, matriks

entitas ke fungsi, laporan arsitektur data

6 Arsitektur aplikasi Definisi aplikasi, matriks aplikasi, analisis

dampak, laporan arsitektur aplikasi

7 Arsitektur teknologi Distribusi data/aplikasi, laporan arsitektur

teknologi

8 Rencana implementasi Urutan aplikasi, rencana migrasi, biaya dan

keuntungan, faktor suksesan dan

rekomendasi

9 Kesimpulan perencanaan Laporan akhir, bahan presentasi

10 Transisis ke implementasi Perbaikan terhadap organisasi, kebijakan,

standar, prosedur dan rencana proyek

mendetail

Tabel 2.2 Tahapan dari hasil EAP

2.2.8.1Inisialisasi Perencanaan

Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu kerangka pengerjeaan

(39)

efisien dan efektif sehingga proyek dapat dimulai secepatnya dalam arah yang

tepat, diselesaikan tepat waktu dan tapat waktu.

Sejumlah besar proyek EAP mengalami kegagalan yang disebabkan oleh

tujuan serta ekspektasi yang tidak realistis dari organisasi, pemilihan pendekatan

yang salah serta tidak adanya pengalaman dan tidak terbiasa dengan metode EAP

[1]. Oleh sebab itu, akan dijelaskan tahapan inisialisasi dari dari EAP agar proyek

EAP terselesaikan dengan baik.

Pada tahapan ini, hal-hal yang perlu dihasilkan adalah:

1.Rencana kerja Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) yang berisi spesifikasi fase, langkah-langkah untuk mengembangkan arsitektur serta

rencana implementasi dari arsitektur tersebut.

2.Dukungan dan komitmen dari para eksekutif dan manajemen enterprise.

Langkah-langkah yang diperlukan pada tahapan ini adalah:

1.Menentukan cakupan dan tujuan Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP)

2.Mengadaptasi sebuah metodologi perencanaan

3.Menyusun sebuah visi

4.Menyusun sumber daya komputer yang dibutuhkan

5.Membangun sebuah tim perencanaan

6.Memperispakan workplan EAP

2.2.8.2Model Bisnis Awal

Pemodelan bisnis merupakan proses untuk mendefiniskan bisnis yang

dijalankan enterprise. Tujuan dari pemodelan bisnis adalah untuk menyediakan sebuah pengetahuan dasar yang lengkap, menyuluruh serta konsisten yang dapat

digunakan dalam mendefiniskan arsitektur dan rencana implementasinya [1].

Kegunaan model bisnis adalah menyediakan pengetahuan mengenai bisnis

enterprise secara konsisten, komprehensif dan lengkap sehingga dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur-arsitektur dan rencana implementasi. Dalam

(40)

29

terpisah yaitu model bisnis awal, yang diikuti dengan model bisnis lengkap [1].

Terdapat tiga langkah kegiatan untuk menyusun model bisnis awal yaitu:

1.Mendokumentasikan struktur organisasi.

2.Mengidentifikasi dan mendefiniskan fungsi bisnis.

3.Mendokumentasikan model bisnis awal kemudian didistribusikan serta

dipresentasikan kepada komunitas bisnis untuk mendapatkan masukan

dan komentar.

2.2.8.3Survei Enterprise

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan detail-detail bisnis yang

melengkapi model bisnis awal, mencakup hal-hal berikut [1]:

1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk melakukan suatu fungsi.

2. Kapan dan dimana fungsi dilakukan.

3. Frekuensi fungsi dilakukan.

4. Peluang yang ada untuk meningkatkan fungsi.

Terdapat lima langkah kegiatan untuk melakukan tahap ini yaitu:

1. Menyusun jadwal wawancara.

2. Menyiapkan wawancara.

3. Melakukan wawancara.

4. Memasukkan data pada toolset.

5. Mendistribusikan model bisnis.

2.2.8.4Sistem dan Teknologi Saat ini

Tujuan tahap ini adalah untuk mendokumntasikan dan mendefiniskan semua

sistem dan platform teknologi yang digunakan enterprise. Produk utama yang dihasilkan dari tahap ini adalah Information Resource Calatalog (IRC), atau juga

disebut Ensiklopedia Sistem atau inventori sistem. IRC berupa ringkasan dari

sistem-sistem yang ada, tetapi tidak sampai tingkat detail. Sehingga IRC bukan

(41)

bukan prelengakapan inventori dari semua item yang digunakan untuk komputasi

[1].

Umumnya IRC merupakan proyek terpisah dari Perencanaan Arsitektur

Enterprise karenca cakupannya cukup besar. Terdapat delapan langkah kegiatan untuk melakukan tahap ini yaitu:

1. Menentukan cakupan, tujuan dan rencana kerja IRC.

2. Menyiapkan koleksi data.

3. Mengumpukan data IRC.

4. Melakukan entri data.

5. Melakukan validasi dan review draft IRC.

6. Menggambar skema-skema.

7. Mendistribusikan IRC.

8. Merawat IRC agar tetap up-to-date.

2.2.8.5Arsitektur Data

Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefiniskan jenis-jenis data utama

yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefiniskan pada model bisnis.

Arsitektur data merupakan salah satu arsitektur enterprise untuk arsitektur sistem informasi, yaitu pada kolom pertama matriks kerangka kerja Zachman. Definisi

arsitektur data menjadi paduan dalam tahap perancangan sistem yang umumnya

diacu oleh rancangan basis data logis (baris 3), rancangan basis data fisik (baris 4)

dan pembuatan basis data (baris 5) [1].

Arsitektur data memuat entitas data, yang masing-masing entitas ini

memiliki atribut dan relasi dengan entitas data. Entitas didefiniskan sebagai setiap

orang, tempat, konsep, benda atau kejadian yang memiliki arti (informasi) dalam

konteks bisnis tersebut dan terkait untuk penyimpanan data. Sedangkan atribut

merupakan suatu karakteristik dari entitas yang menggambarkan entitas itu sendiri

lebih jauh. Relasi atau atribut relasi adalah suatu atribut entitas yang juga dimiliki

oleh entitas lain, dan menggambarkan konteks bisnis dari entitas (mengacu pada

foreign key pada rancangan logis basis data) lainnya [1]. Terdapat empat langkah

(42)

31

1. Membuat daftar semua kandidat entitas data.

2. Membuat definisi entitas, atribut dan relasi.

3. Menghubungkan entitas terhadap fungsi bisnis.

4. Melakukan distribusi arsitektur data.

2.2.8.6Arsitektur Aplikasi

Tujuan arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis aplikasi

utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis

enterprise. Arsitektur aplikasi bukan rancangan sistem atau analisis kebutuhan sistem, tapi merupakan pendefinisian aplikasi apa saja yang dibutuhkan untuk

mengelola data dan menyediakan informasi bagi pengguna untuk melakukan

bisnis. Yang perlu diperhatikan adalah batasan definisi dari aplikasi itu sendiri [1].

Aplikasi dalam hal ini adalah mekanisme-mekanisme untuk mengelola data

enterprise. Arsitektur aplikasi berkorespondensi dengan satu sel kerangka Zachman, yaitu baris perspektif pemilik dan kolom proses. Terdapat lima langkah

kegiatan untuk mendefinisikan arsitektur aplikasi yaitu:

1. Membuat daftar kandidat aplikasi.

2. Mendefinisikan aplikasi.

3. Menghubungkan aplikasi ke fungsi bisnis yang sedang berjalan.

4. Menganalisis dampak dari arsitektur terhadap aplikasi yang sudah ada.

5. Mendistribusikan arsitektur aplikasi

2.2.8.7Arsitektur Teknologi

Tujuan arsitektur teknologi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis

teknologi utama yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan yang

mendukung aplikasi, pada arsitektur aplikasi yang disusun sebelumnya, dalam

mengelola data dan mendukung fungsi bisnis [1]. Arsitektur teknologi bukan

merupakan analisis kebutuhan detail atau rancangan jaringan dan perangkat lunak

komputasi enterprise, tetapi merupakan definisi dari jenis-jenis teknologi (diacu sebagai platform) yang akan mendukung bisnis dengan menyediakan lingkungan

(43)

menyediakan alat-alat untuk mengumpulkan data, serta mengirimkan kepada

konsumen [1]. Arsitektur teknologi berkorepodensi dengan salah satu sel

kerangka kerja Zachman, yaitu baris perspektif pemilik dan kolom jaringan.

Terdapat empat langkah kegiatan untuk mendefinisikan arsitektur teknologi,

yaitu:

1. Melakukan identifikasi prinsip dan platform teknologi.

2. Mendefinisikan platform teknologi yang teridentifikasi.

3. Menghubungkan platform teknologi terhadap aplikasi dan fungsi bisnis.

4. Mendistribusikan arsitektur teknologi.

2.2.8.8Rencana Implementasi

Tujuan tahap ini adalah untuk menyusun dan menyiapkan sebuah rencana

untuk pengimplementasian arsitektur, kedang juga sering disebut dengan strategi

migrasi dari posisi bisnis saat ini menuju visi posisi bisnis dimasa depan [1]. Hasil

dari tahap ini merupakan inti Perencanaan Arsitektur Enterprise. Pada tahap ini, model bisnis, Information Resources Catalog dan tiga arsitektur yang telah dibuat

digunakan untuk menghasilkan sebuah rencana implementasi. Terdapat empat

langkah kegiatan untuk menyusun rencana implementasi arsitektur-arsitektur yang

telah dihasilkan yaitu:

1. Menyusun urutan prioritas pengembangan aplikasi yang ada di arsitektur

aplikasi.

2. Melakukan estimasi usaha, sumber daya dan menghasilkan sebuah

jadwal.

3. Melakukan estimasi biaya dan keuntungan dari rencana yang dibuat

(44)

33

2.2.9 Rantai Nilai (Value Chain)

Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan,

mengirimkan dan support produk [5].

Gambar 2.4 Value Chain Michael E Porter

Konsep rantai nilai pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Michael

E Porter pada tahun 1985 dalam bukunya. Rantai nilai terdiri dari sekumpulan

aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas

pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya

manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan dalam

aktivitas utama terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan

penjualan serta pelayanan, seperti tertera pada gambar berikut:

1. Aktivitas Utama (Primary Activities)

Aktivitas utama dalam rantai nilai terbagi dalam lima kategori kegiatan, yaitu:

a. Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang

(45)

baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory,

jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier

b. Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan

mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti

permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing,

pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan prose operasi atau

produksi.

c. Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan

dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli ,

seperti pergudangan produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman,

proses pemesanan dan penjadwalan.

d. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam

membujuk atau menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan,

promosi, tenaga penjual, quota dan harga.

e. Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan

layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi

instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.

Masing-masing kegiatan atau aktivitas mungkin sangat penting, tergantung

pada industrinya. Untuk perusahaan dibidang jasa, pelayanan terhadap pelanggan

menjadi sesuatu yang sangat vital dalam operasi perusahaan tersebut.

2. Aktivitas Pendukung (Support Activities)

Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai terbagi dalam 4 kategori

kegiatan, yaitu:

a. Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset

seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan bangunan.

b. Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses.

Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif

(46)

35

c. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.

d. Firm Infrastructure , aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting

dan manajemen kualitas.

Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang

pendukung, ada tiga jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan

tersebut:

a. Langsung (Direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan

nilai kepada pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan

lain sebagainya.

b. Tidak langsung (Indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan

kegiatan langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan,

administrasi penelitian dan lain sebagainya

c. Jaminan kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin

kualitas dari aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan

dan lain sebagainya.

2.2.10 Matriks SWOT

Menurut Rangkuti analisa SWOT adalah alat formulasi strategi,

dilaksanakan dengan cara melakukan identifikasi berbagai faktor lingkungan

perusahaan secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan [7].

Perusahaan akan berusaha memaksimalkan faktor S (strength/kekuatan) dan

(opportunities/peluang), sementara pada posisi yang lain perusahaan akan

berusaha meminimalkan faktor W (weakness/kelemahan) dan T (threats/ancaman)

agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal. Hasil analisis berbagai

faktor strategi tersebut akan digunakan oleh perusahaan sebagai landasan dasar

pengambilan keputusan penentuan strategi pemasaran. Dengan analisis matrik

SWOT dapat diperoleh gambaran secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi dan kemudian disesuaikan dengan kekuatan dan

(47)

IFAS

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Tabel 2.2 Matriks SWOT

Analisis SWOT terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu, tahap

pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan, yang terinci

sebagai berikut:

1. Tahap pengumpulan data meliputi kegiatan pengumpulan data,

pengklasifikasian dan pra analisis. Data dapat dibedakan menjadi data

eksternal (seperti analisi pasar, analisis kompetitor, komunitas, pemasok,

pemerintah, dan kelompok kepentingan tertentu) dan data internal (seperti

laporan keuangan, laporan kegiatan SDM, laporan kegiatan operasional,

dan laporan kegiatan pemasaran)

2. Tahap analisis merupakan tahap analisa dengan menggunakan

model-model kuantitatif perumusan strategi, yang dibuat berdasarkan data dan

informasi yang diperoleh.

3. Tahap pengambilan keputusan merupakan tindakan menentukan hasil

kajian dan keputusan strategi yang diambil berdasar kepada hasil analisis

(48)

37

Berdasarkan pada tabel 2.2 matrik SWOT tersebut diatas dapatlah diuraikan

beberapa penjelasan tentang keempat strategi yang diperoleh sebagai berikut :

1. Strategi SO (strength opportunities), strategi SO dibuat berdasarkan jalan

pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (strength treaths), ini adalah strategi dalam menggunakan

kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (weaknes opportunities), strategi ini diterapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan

yang ada.

4. Strategi WT (weaknes threats), strategi ini disarkan pada kegiatan yang

bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

2.2.11 UML

Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncullah

sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang

dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek yaitu

Unified Modeling Language (UML). UML muncul karena adanya kebutuhan

pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan

dokumentasi perangkat lunak [8]. UML merupakan bahasa visual untuk

pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan

diagram dan teks-teks pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan

pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu,

meskipun pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi

(49)

2.2.12 Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas

memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi[8]. Diagram kelas

dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-kelas sesuai rancangan didalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan

perangkat lunak sesuai. Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat

melakukan fungsi-fungsi sesui dengan kebutuhan sistem sehingga programmer dapat membuat kelas-kelas didalam program perangkat lunak sesui dengan

perancangan diagram kelas.

2.2.13 BPMN

BPMN menggambarkan Bussiness Process Diagram (BPD) yang man BPD ini didasarkan pada teknik diagram alir (Flow Chart Diagram), dirangkai untuk

membuat model-model grafis dari oprasi-operasi bisnis. Sebuah proses bisnis

kemudian akan menjadi objek-objek grafis dari jaringan, dimana terdapat

(50)

161 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa pengembangan sistem informasi yang meliputi Sistem

Informasi PPDB, Sistem Informasi Akademik, Sistem Informasi Perpustakaan

dan Learning Management System (LMS) telah sesuai untuk diterapkan di lingkungan SMA Negeri 22 Bandung. Model sistem informasi ini dapat menjadi

acuan pengembangan sistem informasi terintegrasi bagi SMA Negeri 22 Bandung

dalam membantu melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan

mendukung visi dan misi yang dimiliki sekolah.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun beberapa saran yang

dapat diajukan yaitu perlu adanya pengembangan EAP lanjutan untuk mendukung

seluruh aktivitas bisnis khusunya pada aktivitas pendukung SMA Negeri 22

Gambar

Gambar 1.1 Tahapan Metodologi Penelitian di SMA Negeri 22 Bandung
Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 22 Bandung
Gambar 2.2 Arsitektur Enterprise Sebagai Instrumen Manajemen [1]
Gambar 2.3 Framework Zachman [6]
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan dan pengusulan platform teknologi yang menjadi lingkungan bagi aplikasi yang mengolah data untuk mendukung proses bisnis SHTT disajikan pada Tabel

tersebut memiliki atribut dan membentuk relasi dengan entitas data lainnya. Langkah-langkah dalam membentuk arsitektur data adalah. 1) Mendaftar kandidat entitas-entitas

a) Membuat daftar kandidat aplikasi dan definisi aplikasi. Setelah fungsi-fungsi bisnis didefinisikan dan arsitektur data untuk masa depan dibangun maka dorongan

Model arsitektur informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada tahapan-tahapan pendefinisian arsitektur

Pembangunan arsitektur teknologi dilakukan berdasarkan matriks proses bisnis dengan entitas data serta aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis

Metode ini akan dilakukan proses mendefinisikan arsitektur- arsitektur yang diperlukan dalam suatu enterprise dengan menggunakan data atau informasi yang mendukung

arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran, atau model. Kesemua arsitektur tersebut dibutuhkan

Semua aspek tersebut diarahkan untuk mendefinisikan kebutuhan bisnis dan juga arsitekturnya sehingga sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi yaitu arsitektur data,