• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP) Pada Rumah Zakat Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP) Pada Rumah Zakat Bandung"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata Satu)

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Trio Armyn Dharmawan Farsal 1.05.10.079

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

vi 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.3Maksud dan Tujuan ... 5

1.3.1 Maksud Penelitian ... 5

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.4Kegunaan Penelitian... 6

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5Batasan Masalah... 8

1.6Lokasi dan Waktu penelitian ... 8

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 9

1.6.2 Waktu Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Rumah Zakat……….10

2.2 Pengertian Perencanaan………….………..10

2.3 Pengertian Arsitektur (Architecture)....………11

(3)

vii

2.7.1 Tabel Tahapan Perencanaan Arsitektur Enterprise………...18

2.7.2 Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise………..20

2.8Value Chain………..25

2.9Perencanaan Sistem Bisnis (BSP)………27

2.10 E-R Diagram (Entity Relationship Diagram)..……….……..29

2.11Use CaseDiagram……….…….29

2.12 Portofolio Aplikasi……….………30

2.13 Pengertian Platform………...32

2.14 Pengertian Topologi………...33

2.15 Pengertian Sistem Informasi………..33

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………...34

3.1.1 Sejarah Perusahaan………34

3.1.2 Visi dan Misi……….42

3.1.2.1 Visi Rumah Zakat.………..42

3.1.2.2 Misi Rumah Zakat.……….42

3.1.3 Struktur Organisasi………43

3.1.4 Deskripsi Kerja………..44

3.2 Metode Penelitian……….49

3.2.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise………49

3.2.2 Tahapan Penelitian…….………...52

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Inisialisasi Perencanaan………....56

(4)

viii

4.1.5 Mengumpulkan Dokumen……….59

4.2 Pemodelan Bisnis……….60

4.2.1 Struktur Organisasi Rumah Zakat……….60

4.2.2 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Fungsi Bisnis…….61

4.2.2.1 Mendefinisikan Fungsi Bisnis………62

4.2.2.2 Hirarki Fungsi………63

4.2.2.3 Relasi Organisasi dengan Fungsi Bisnis…………80

4.3 Sistem dan Teknologi Saat ini………..81

4.3.1 IRC Aplikasi Rumah Zakat………...91

4.3.2 Platform Teknologi………...………92

4.3.3 Relasi Aplikasi dengan Fungsi Bisnis..……….94

4.3.4 Hubungan Aplikasi dengan Platform.……….100

4.3.5 Data yang Mengalir dalam Aplikasi CORE-Z………101

4.4 Arsitektur Data………...103

4.4.1 Kandidat Entitas Data……….104

4.4.2 Definisi Entitas, Atribut, dan Relasi………106

4.4.3 Struktur Tabel………..112

4.4.4 Relasi Entitas Dengan Bisnis………..116

4.5 Arsitektur Aplikasi……….117

4.5.1 Kandidat Aplikasi………...117

4.5.2 Definisi Aplikasi……….118

4.5.3 Aplikasi antara Aplikasi dan Fungsi Bisnis………120

4.6 Arsitektur Teknologi………..121

(5)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………129

5.1 Kesimpulan……….131

5.2 Saran………...132

(6)

x

Gambar 2.3 Lapisan EAP (Spewak,1992)……….20

Gambar 2.4 Value Chain (Porter, E Michael.1985)………...25

Gambar 2.5 Model Siklus Hidup Sumber Daya………28

Gambar 3.1 Struktur Organisasi………...43

Gambar 3.2 EAP didalam FrameworkZachman………..49

Gambar 3.3 Lapisan kerja EAP……….51

Gambar 3.4 Tahapan Penelitian……….52

Gambar 4.1 Value Chain Rumah Zakat……….62

Gambar 4.2 Relasi Organisasi dengan Fungsi Bisnis………80

Gambar 4.3 Use Case Pengambilan Dana Zakat………...81

Gambar 4.4 Use Case Pengelolaan Dana Zakat………85

Gambar 4.5 Use Case Penyaluran Dana Zakat……….88

Gambar 4.6 Relasi Aplikasi dengan Fungsi Bisnis………...94

Gambar 4.7 Data yang Ada Pada CORE-Z……….102

Gambar 4.8 ERD Pengambilan Dana Zakat……….107

Gambar 4.9 ERD Pengelolaan Dana Zakat………..108

Gambar 4.10 ERD Penyaluran Dana Zakat……….109

Gambar 4.11 ERD Keuangan (Penggajian)………...………..110

Gambar 4.12 ERD Sumber Daya Manusia………..111

Gambar 4.13 Relasi Entitas dan Fungsi Bisnis………117

Gambar 4.14 Relasi Aplikasi dan Fungsi Bisnis……….….121

Gambar 4.15 Arsitektur Teknologi Rumah Zakat………...126

(7)

xi

Tabel 2.2 Portofolio Aplikasi Sistem Informasi………...……….31

Tabel 3.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise………...…….50

Tabel 3.2 Tahapan Penelitian……..………..53

Tabel 4.1 Platform Teknologi………92

Tabel 4.2 Aplikasi dengan Platform Teknologi………...100

Tabel 4.3 Kandidat Entitas Data……….105

Tabel 4.4 Deskripsi Tabel………112

Tabel 4.5 Daftar Kandidat Aplikasi………117

Tabel 4.6 Paltform dan Prinsip Teknologi………...122

(8)

132 1. Sumber Buku

Paulus (2005) Perencanaan Arsitektur Enterprise di STT Telkom. Tesis Magister

Sistem Informasi-Teknik Informatika ITB

Kiki (2009) Perencanaan Arsitektur Enterprise di STT Garut. Tesis Magister

Sistem Informasi-Teknik Informatika ITB

Ward, J., Peppard, J. (2002), Strategic Planning for Information Systems, 3rd

edition, Jonh Wiley and Sons

Surendo Kridanto (2009), Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi.

Bandung. Penerbit Informatika.

IBM (1981), Business System Planning-Information Systems Planning Guide,

International Business Machines Corporation.

Spewak, Steven H., Steven C. Hill, (1992). Enterprise Architecture Planning :

Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology, John Wiley &

Sonc, Inc,.

Zachman, John A. (1987), A Framework for Information System Architecture,

(9)

Altin Mentang, 2011, Pemodelan Arsitektur Enterprise menggunakan Enterprise

Archictecture Planning untuk Pelayanan Kepada Pelanggan di PT. Indosat. Tbk

Sales Area Kendari. Tesis Magister Sistem Informasi, Universitas Komputer

Indonesia

Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur

(10)

2. Sumber Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia

http://www.google.com/Pengertian-Use case diagram

www.google.com/ Entity Relations Diagram.

http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-macam-topologi-jaringan-komputer.html

www.rumah.zakat.org

www.google/ pengertian-perencanaan.com

http://www.enterprise-architecture.info

http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian-Platform

(11)

Nama : Trio Armyn Dharmawan F

Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 16-11-1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp.Cibogo 3 Rt/Rw 02/05 Desa Mekargalih

Kec.Ciranjang Kab. Cianjur

Email : tadf_rio16@yahoo.com

PENDIDIKAN

1. (1997 - 1998) : TK BBTMC Bojongpicung, Cianjur

2. (1998 - 2004) : SD Negeri 1 Cibogo, Cianjur

3. (2004 - 2007) : SMP Negeri 1, Bojongpicung, Cianjur

4. (2007 - 2010) : SMA Negeri 1 Cianjur, Cianjur

Bandung, Agustus 2014

(12)

iii

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul

“PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN

METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) PADA KSP SUMBER BAHAGIA KOTA BANDUNG“.

Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam skripsi

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi S-1

Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan.

Namun demikian, penyusun senantiasa berusaha menyusun dan menyelesaikan

dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari semua

pihak yang berhubungan dengan laporan ini, tidak mungkin laporan ini dapat

diselesaikan. Untuk itu penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto. Selaku Rektor Universitas Komputer

(13)

iv

2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir.,M.Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Citra Noviyasari, S.Si., MT Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

4. Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom Selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dalam membimbing penulis

sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Deasy Permatasari, S.Si., MT selaku Dosen Wali SI-5 Program Studi Sistem

Informasi 2010 Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer

Indonesia.

6. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak H.Irwansyah, SE Selaku Ketua Pengurus Koperasi yang telah

mengijinkan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di KSP Sumber

Bahagia Kota Bandung

8. Bapak Epi Rahmat Prana selaku pembimbing di kantor, yang telah membantu

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di KSP Sumber Bahagia Kota

Bandung.

9. Seluruh Staf dan Karyawan KSP Sumber Bahagia Kota Bandung yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

10.Terima kasih kepada Ibu, Bapak, Kakak dan Adik yang selalu memberikan

(14)

v

yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat penulis untuk

menyelesaikan laporan skripsi ini

11.Kepada Seseorang yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam

mengerjakan laporan skripsi ini.

12.Teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, bimbingan, dorongan dan segala sesuatu yang telah

diberikan kepada penulis senantiasa mendapat imbalan dari Allah SWT.

Amien.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat

bagi yang memerlukannya dan segala kelapangan hati penulis menerima segala

saran dan kritik terhadap penulisan laporan skripsi ini untuk perbaikan

selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, Juli 2014

(15)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada Zaman sekarang ini dunia teknologi semakin maju dan berkembang

semakin pesat, bahkan pemikiran manusia untuk mengejar dan menyeimbangkan

dengan perkembangannya sangat mudah untuk dikejar, seperti yang kita ketahui

bahwa perusahaan atau lembaga tidak bisa lepas dari keberadaan teknologi

informasi untuk membantu dalam menyelesaikan aktivitas utama pada

perusahaannya. Dengan semakin majunya teknologi harus dapat

mengembangkannya dengan sebaik mungkin, karena perkembangan kea rah

depan perlu direncanakan untu dapat menyeimbangkan dengan fungsi-fungsi

bisnis.

Lembaga Zakat di Indonesia salah satunya adalah Rumah Zakat, lembaga

tersebut bergerak di bidang jasa penyaluran dana zakat kepada mustahik zakat.

Dilihat dari perkembangannya lembaga tersebut cukup baik dalam pengumpulan

pencapaian dana zakat, dengan otomatis tingkat kepercayaan masyarakat

Indonesia sangat tinggi sehingga banyak sekali donasi yang di berikan kepada

Rumah Zakat sebagai perantara penyalur Zakat. Dan dilihat dari sejarah mulai

dari tahun 1998 sampai sekarang tingkat kepercayaan donatur sangat tinggi,

perkembangan lembaga sangat baik terlihat dari kantor-kantor yang dibangun

(16)

kepada mustahik. Lembaga Rumah Zakat sangat baik dibidang jasa penyaluran

dana, program yang dimiliki seperti 4S (Senyum mandiri, Senyum Sehat, Senyum

Juara, dan Senyum Lestari). Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan juga dalam

perkembangan Teknologi Informasi yang berkembang begitu pesat dan cepat.

Lembaga sangat membutuhkan Sistem informasi yang memberikan peran penting

terhadap aktivitas utama yang ada dilembaga tersebut yang mampu membangun

kesuksesannya.

Rumah Zakat mendapat kepercayaan besar dari para donatur, yang

senantiasa ikut serta dalam mendukung program-program perberdayaan, hal itu

ditandai dengan meningkatnya program pemberdayaan dan penyaluran yang

mampu menyapa berbagai daerah di dalam negeri bahkan sampai menjangkau ke

luar negeri. Dalam rangka meneruskan program Merangkai Senyum Indonesia,

Rumah Zakat ingin mengajak masyarakat Indonesia agar tersenyum lebih lebar

lagi dalam rangkaian program BIG SMILE Indonesia. Selain Senyum Sehat,

Senyum Juara dan Senyum Mandiri, dalam BIG SMILE Indonesia ini Rumah

Zakat juga menambahkan program Senyum Lestari sebagai bentuk kepedulian

terhadap keadaan lingkungan hidup. Berkat izin Allah SWT dan semangat kerja

keras seluruh jajaran, Rumah Zakat juga berhasil memperoleh ISO 9001:2008

untuk kategori Provision of Distribution of Zakat Services pada September 2012.

Keberhasilan ini menjadi pendorong manajemen untuk lebih meningkatkan

(17)

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memberikan dampak

penggunaan teknologi informasi secara besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan

maupun instansi-instansi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, hal ini

semakin didukung oleh kemudahan dalam memperoleh infrastruktur teknologi

informasi. Namun pada kenyataannya investasi besar-besaran yang telah

dilakukan oleh organisasi banyak menemui kegagalan. Bukan perbaikan kinerja

yang diperoleh, tetapi banyak diantaranya yang terpaksa kembali menggunakan

sistem manual, sehingga investasi yang telah banyak dikeluarkan tidak

memberikan manfaat sesuai dengan tujuan organisasi.

Kegagalan dalam investasi teknologi informasi disebabkan karena tidak

adanya perencanaan yang matang yang meliputi seluruh elemen dalam organisasi.

Investasi yang dilakukan hanya didasarkan pada kebutuhan pada saat itu, tetapi

tidak disertai dengan perencanaan menyeluruh melainkan hanya pada satu fungsi

tertentu saja dari organisasi. Masalah yang utama dalam penelitian di Rumah

Zakat ini Masih belum selarasnya antara perkembangan TI dengan bisnis utama

yang ada di Rumah Zakat Bandung.

Uraian tersebut diatas mengarahkan pada pentingnya memberikan

perhatian yang serius terhadap perencanaan pengembangan TI. Untuk itu

dibutuhkan pengelolaan sumber daya informasi yang meliputi perencanaan,

pengolahan, pemeliharaan dan keterpaduannya sehingga memiliki nilai tambah

bagi organisasi dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Maka dalam penyusunan

(18)

Enterprise Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)

Pada Rumah Zakat Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Didalam sebuah laporan tentunya ada masalah yang harus dirumuskan, di

lembaga Rumah Zakat ini terdapat rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :

1. Pengembangan Sistem informasi terkadang harus dibuat per unit kerja,

karena kebutuhan pembuatan aplikasi yang terintegrasi terlalu rumit,

sehingga diperlukan rencana dalam pengembangan.

2. Masih belum adanya keselarasan antara Teknologi Informasi dengan

bisnis untuk kedepan.

3. Masih belum bisa berbagi data yang berkaitan dengan dana zakat dan

aplikasi tentang pengolahan dana zakat dengan baik untuk membantu

bisnis utama.

4. Pengembangan IT kedepan masih belum sepenuhnya terpahami untuk

mendukung sistem kerja yang baik.

Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Arsitektur

Enterprise memberikan pemahaman dalam elemen-elemen dalam suatu enterprise

khususnya elemen-elemen sistem informasi. Masalah utama dalam pembuatan

skripsi ini adalah :

1. Bagaimana kita mendefinisikan model tingkat tinggi atau cetak biru (Blue

(19)

2. Bagaimana Perencanaan Arsitektur Enterprise bisa memberikan

pengembangan TI kedepannya, sehingga masalah yang sering muncul

dalam menghambat aktivitas utama di Rumah Zakat dapat teratasi.

3. Cetak biru (Blue Print) ini secara utuh membentuk suatu perencanaan

sistem informasi yang mendeskripsikan posisi yang hendak dicapai oleh

sistem informasi di sebuah lembaga jasa penyaluran dana zakat.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah dapat dilihat dari

masalah-maslah yang terkait didalam pembuatan skripsi ini adalah :

1. Dapat Memberikan teori-teori serta pemahaman terhadap penulis dan

umumnya kepada semua mahasiswa.

2. Membangun blueprint untuk sistem informasi lembaga jasa yang berbasis

TI dalam proses pengambilan dana zakat, pengolahan dana zakat, dan

penyaluran dana zakat.

3. Dapat memberikan perancangan pengembangan IT kedepan baik dari teori

maupun dari hasil penelitian tersebut kepada lembaga Rumah Zakat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dapat dilihat berdasarkan latar belakang ,

identikasi masalah serta malasah tersebut dirumusan dan apa yang ingin dicapai

atau tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan arsitektur terintegrasi dan

(20)

1. Menganalisa proses bisnis, sistem informasi dan teknologi saat ini di

perusahaan yang diteliti.

2. Menentukan kebutuhan data, aplikasi dan teknologi dimasa mendatang

atau kearah depannya.

3. Menetapkan Standar Pengembangan sistem informasi, serta integrasi

semua unit pada enterprise.

4. Memberikan gambaran blueprint untuk menunjang bisnis yang sedang

dilakukan pada Rumah Zakat .

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang terkait dengan

Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan metode Enterprise Architecture

Planning (EAP) pada Rumah Zakat Bandung.

2) Bagi Amil Zakat atau Karyawan Rumah Zakat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi karyawan Rumah

Zakat sebagai pelayanan dalam Pengolahan dana zakat tentang Perencanaan

Arsitektur Enterprise Menggunakan metode Enterprise Architecture Planning

(EAP), dalam rangka tercapainya tujuan bisnis yang akan meningkatkan strategi

(21)

1.4.2 Kegunaan Akademis 1) Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan bidang keilmuan

khususnya bidang ilmu sistem informasi tentang Perencanaan Arsitektur

Enterprise Menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP).

Diharapkan temuan-temuan yang diperoleh dapat menjadi bahan-bahan

pengkajian dan pengembangan bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

khususnya mahasiswa program studi sistem informasi.

2) Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

ataupun wawasan mengenai kemampuan Perencanaan Arsitektur Enterprise

menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP), kepada peneliti

lain atau para akademis yang akan mengambil skripsi atau tugas akhir dalam

kajian yang sama sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

3) Bagi Penulis

Diharapkan berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan

pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar menganalisa dan melatih daya

fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada didalam Lembaga

(22)

1.5 Batasan Masalah

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan waktu yang dilakukan ,

maka penulis membatasi apa yang perlu dibahas, dan batasan masalah didalam

skripsi ini adalah :

1. Ruang lingkup dari enterprise atau dari proses bisni Rumah Zakat hanya

dalam proses intinya saja dari pengambilan dana zakat, pengolahan dana

zakat, sampai penyaluran dana zakat dengan bagian pendukung dari proses

tersebut adalah sumber daya manusia dan keuangan.

2. Metodologi yang yang dipakai adalah Enterprise Architecture Planning

(EAP). EAP akan dimanfaatkan untuk menghasilkan cetak biru arsitektur

enterprise beserta rencana implementasinya.

3. Penulis hanya membahas sampai tahap ketiga didalam fase EAP yaitu

sampai menentukan arsitektur teknologi tanpa harus rencana dalam

implementasi atau migrasi pada tahap keempat.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam sebuah penelitian untuk memberikan bukti yang kongret yaitu salah

satunya menunjukan lokasi dimana kita meneliti dan waktu atau dalam artian apa

(23)

1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lembaga penyaluran dana zakat yang ada di

Indonesia yaitu Rumah Zakat Bandung yang berlokasi di Jalan Turangga no 25c.

Rumah Zakat di jln Turangga 25C merupakan kantor pusat diseluruh Indonesia.

Oleh karena itu lokasi penelitian ditujukan langsung ke kantor pusat Rumah

Zakat, Agar mendapatkan banyak Informasi.

1.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian terdapat dalam Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Tahun 2014

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pemahaman masalah

2 Pengumpulan Data 3 Membuat Pemodelan Bisnis 4 Sistem dan Teknologi Saat ini 5 Menentukan Arsitektur Data 6 Menentukan Arsitektur Aplikasi 7 Menentukan Arsitektur

Teknologi

(24)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Perencanaan pembangunan Sistem Informasi (SI) sudah selayaknya

dilakukan. Perencanaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

organisasi akan memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan dan

pengembangan SI. Bab ini memaparkan teori yang mendasari pembahasan skripsi

secara menyeluruh

2.1 Pengertian Rumah Zakat

Menurut Kusnandar selaku Manager Divisi SIM pada Rumah Zakat

Bandung, Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat

yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara

profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan

komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

2.2 Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan proses awal dimana manajemen memutuskan

tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan adalah hal yang sangat esensial

karena dalam kenyataanya perencanaan memegang peranan lebih bila dibandng

dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, yaitu pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen tersebeut

(25)

Menurut Deacon, Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai

keputusan yang bersifat pokok, yang dipandang paling penting dan yang akan

dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3 Pengertian arsitektur (Architecture)

Beberapa definisi tentang arsitektur menyatakan sebagai berikut:

1. Arsitektur (Architecture) merupakan komponen-komponen sebuah sistem

yang terdiri dari jaringan, perangkat keras dan lunak yang distrukturkan.

(Electronic Industry Assocation, 2008)

2. Rancangan keseluruhan jenis konstruksi baik fisik maupun konteks, nyata

atau maya. (ICH Architecture Resource Center, 2008)

Dari pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa arsitektur

pada dasarnya menggambarkan bentuk konstruksi sistem yang diwujudkan dalam

sebuah model (cetak biru) yang dilihat dari beberapa sudut pandang.

2.4 Pengertian Enterprise

Enterprise umumnya sering disamakan dengan pengertian organisasi atau

perusahaan. Beberapa definisi tentang enterprise antara lain dinyatakan sebagai

berikut:

1. Setiap aktivitas yang memiliki suatu tujuan tertentu (Software Engineering

Institute, www.sei.org);

2. Tiap kumpulan organisasi yang memiliki beberapa tujuan/prinsip umum,

(26)

korporasi, divisi dari suatu korporasi, organisasi pemerintah, departemen

tunggal, atau suatu jaringan organisasi dengan geografis yang berbeda

yang dikaitkan dengan tujuan tertentu (www.zifa.com);

3. Organisasi atau badan lintas organisasi yang mendukung lingkup bisnis

dan misi yang telah ditetapkan (Spewak, 1992).

Dapat disimpulkan bahwa enterprise bukan hanya perusahaan (company)

yang berorientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa berupa organisasi

non-profit/nirlaba seperti pemerintah, institusi pendidikan ataupun organisasi amal

(Kridanto, 2009).

2.5Pengertian Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture [EA])

Arsitektur Enterprise juga dapat mengandung arti atau pengertian menurut

Riverton, merupakan suatu mekanisme yang dilakukan untuk menjamin bahwa

sumber daya informasi yang dimiliki organisasi/perusahaan akan digunakan untuk

mendukung strategi organisasi tersebut. Sasaran dan tujuan organisasi harus

diuraikan untuk mendapatkan kebutuhan informasi dan komunikasi bagi

organisasi tersebut dan kebutuhan ini akan digunakan sebagai dasar untuk

membuat rencana arsitektur enterprise. Haarapannya adalah pada akhir waktu

rencana ini dicapai, tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.

Arsitektur Enterprise, yang merupakan salah satu disiplin dalam sistem

(27)

1. Pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan

mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang bersama

(Parizeau, 2002).

2. Cetak biru pemetaan hubungan antar komponen dan semua orang yang

bekerja di dalam perusahaan secara konsisten untuk meningkatkan kerja

sama/kolaborasi, serta koordinasi diantaranya (Ward, John and Peppard,

Joe, 2002).

3. EA adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk

informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter

kinerja. EA mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem

atau sekumpulan system (Osvalds, 2001).

Dengan memahami definisi arsitektur, definisi enterprise, dan definisi EA

tersebut di atas, dapat dinyatakan definisi EA sebagai berikut:

Arsitektur Enterprise adalah kumpulan prinsip, metode dan model yang

bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah

struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya.

Dalam pembahasan bab ini, EA Framework yang digunakan adalah

Zachman Framework, sedangkan EA prosesnya adalah Enterprise Architecture

(28)

2.6 Framework Zachman

Salah satu framework untuk pengembangan enterprise architecture adalah

framework yang diperkenalkan oleh Zachman atau disebut dengan Framework

Zachman. merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret

arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan

gambaran organisasi secara utuh.

Framework Zachman untuk EA dapat menyajikan enam pandangan

(perspektif), sebagaimana yang dipandang oleh perencana, pemilik, perancang,

pembangun, dan functioning enterprise. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Planner / Perencana: yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar

belakang, lingkup, dan tujuan enterprise

b) Owner / Pemilik: penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise

c) Designer / Perancang: perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan

apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik

d) Builder / Pembangun: pengawas/pengatur dalam menghasilkan

produk/jasa akhir

e) Subkontraktor: bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian

dari produk/jasa akhir

(29)

Gambar 2.1 Framework Zachman

(Sumber : Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009)

2.7Pengertian Perencanaan Arsitektur Enterprise

Setelah melihat pengertian antara Perencanaan, Arsitektur, Enterprise

dapat kita artikan bahwa arsitektur enterprise dapat direncanakan, dan setelah

memahaminya adanya pengertian Perencanaan Arsitektur Enterprise, yaitu;

Menurut Kridanto Surendro dalam bukunya Pengembangan Rencana

Induk sistem Informasi, Perencanaan Arsitektur Enterprise (Enterprise

Architecture Planning [EAP]) merupakan proses mendefinisikan arsitektur untuk

(30)

untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. Perencanaan arsitektur Enterprise

merupakan kegiatan merencanakan, sehingga aktifitas yang dicakupnya yang

terkait kerangka kerja Zachman adalah Mendefinisikan data, aplikasi, dan

teknologi dari dua perspektif pertama, yaitu perspektif perencana dan perspektif

pemilik. Dan Perspektif selanjutnya sampai selesai didalam framework Zachman

adalah tahap perancangan, sehingga tidak termasuk komponen perencanaan.

EAP merupakan metoda yang digunakan untuk membangun arsitektur

informasi. Menurut Steven H Spewak, EAP merupakan pendefinisian bisnis dan

arsitektur, bukan perancangan bisnis dan arsitekturnya.

Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) merupakan proses

mendefinisikan arsitektur-arsitektur untuk penggunaan informasi yang

mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan

arsitektur tersebut

Beberapa hal yang menjadi penekanan dalam pengertian EAP (Kridanto,

2009) adalah:

1. Arsitektur-arsitektur. Bersifat jamak, karena terdapat tiga jenis

arsitekturdalam perencanaannya, yaitu arsitektur data, aplikasi dan

teknologi. Arsitektur dalam konteks ini serupa dengan blueprint, gambar

atau model. Dalam EAP arsitektur yang dididefinisikan dan digambarkan

diperlukan untuk mendukung bisnis.

2. Mendefinisikan. EAP mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan

(31)

dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data, atau jaringan. Pekerjaan

merancang dan implementasi sistem dilakukan sesudah proses

pendefinisian EAP telah selesai.

3. Rencana. Arsitektur mendefinisikan apa yang dibutuhkan, dan rencana

pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan diimplementasikan.

EAP merupakan kegiatan merencanakan, sehingga aktifitas yang

dicakupnya yang terkait kerangka kerja Zachman adalah mendefinisikan data,

aplikasi, dan teknologi dari dua perspektif pertama, yaitu perspektif perencana dan

perspektif pemilik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 EAP didalam framework Zachman

(32)

2.7.1 Ringkasan Kerangka EAP

Tabel 2.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise

Zachman

Sumber : Buku Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009

Perbedaan EAP dengan arsitektur enterprise lainnya (Kridanto, 2009):

1. Arsitektur dapat ditemukan dalam suatu model bisnis fungsional. Kegiatan

EAP dimulai dengan mendefinisikan bisnis organisasi, bukan

mendefiniskan system yang diperlukan oleh organisasi. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa EAP merupakan perencanaan yang bersifat

business driven.

2. EAP mendefinisikan data sebelum aplikasi. Sehingga langkah pertama

yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah mengidentifikasi data apa saja

yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis, dan kemudian mendefinisikan

(33)

3. EAP mempertimbangkan kegiatan operasional jangka pendek dan

berfokus pada strategi jangka panjang organisasi dalam penggunaan data

dan teknologi untuk mendukung bisnis.

4. EAP menjadikan kerangka kerja Zachman lebih praktis digunakan.

Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja yang paling banyak

digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise.

Beberapa manfaat penerapan EAP dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Fokus pada penggunaan strategi teknologi untuk mengelola data sebagai

aset

2. Standarisasi kosakata (nama data, nama sistem, dan sebagainya)

merupakan fasilitas untuk berkomunikasi dan mengurangi inkonsistensi

dan redundansi data.

3. Adanya dokumentasi meningkatkan pemahaman terhadap bisnis.

4. Kebijakan pengambilan keputusan dapat ditinjau ulang.

5. Memperhatikan integrasi sistem baru dengan sistem aplikasi yang sudah

ada.

6. Solusi jangka panjang yang bersifat efektif terhadap biaya (cost effective).

7. Mempermudah dalam menilai manfaat dan dampak pemanfaatan teknologi

informasi bagi bisnis.

EAP melibatkan 6 sel pada kerangka kerja Zachman, yang masing-masing

(34)

tahap pendefinisian visi masa depan dan yang terakhir adalah tahap rencana

implementasi.

2.7.2.Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise

8.

Gambar 2.3 Lapisan EAP

(Sumber : Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009)

Lapisan 1, Inisialisasi perencanaan (Planning Initiation): tahapan awal

yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan

proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik.

Tahapan ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal

ini menjadi penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan

perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi

yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat Pemodelan

Tahap 2- Dimana Kita saat ini.

(35)

(tools) yang akan digunakan. Adanya tahapan yang dilakukan dalam inisialisasi

perencanaan, yaitu sebagai berikut :

a) Menentukan Cakupan dan tujuan Perencanaan Arsitektur Enterprise

b) Mengadaptasi suatu metodologi perencanaan

c) Mengatur alokasi sumber daya komter dan SDM

d) Mempersiapkan rencana kerja Perencanaan Arsitektur Enterprise

e) Mendapatkan komitmen dan pembiayaan.

Hasil yang dari lapisan 1, Inisialisasi Perencanaan yaitu sebagai berikut:

1) Rencana Kerja Perencanaan Arsitektur Enterprise

2) Dukungan dan Komitmen dari eksekutif dan manajemen enterprise

Lapisan 2, Pemodelan bisnis (Business Modeling): menyusun suatu dasar

pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan

aktifitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar

pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk

mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada 3 tahapan untuk

memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:

a) Dokumentasi struktur organisasi.

b) Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.

c) Dokumentasi model bisnis utama, distribusi, dan presentasi kepada semua

komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.

(36)

1) Model Bisnis awal enterprise

2) Detail-detail bisnis yang melengkapi model bisnis

Sistem dan Teknologi saat ini (Current System & Technology): bertujuan

untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan

sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan

untuk migrasi dalam jangka panjang. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase

ini disebut dengan Information Resource Catalog (IRC) yang juga disebut

ensiklopedia sistem atau inventory sistem. Tahapan untuk membuat IRC, antara

lain sebagai berikut:

a) Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja IRC.

b) Persiapan untuk koleksi data.

c) Pengumpulan data IRC.

d) Masukan data.

e) Validasi dan meninjau ulang draf IRC.

f) Menggambar skema.

g) Mendistribusikan IRC.

h) Administrasi dan perawatan IRC.

Dokumentasi IRC dibuat dengan menggunakan bantuan hubungan matrik

antara proses bisnis dengan teknologi yang digunakan, sedangkan untuk

penggambaran menggunakan BPMN. Hasil dari tahap Sistem dan teknologi saat

(37)

Lapisan 3, Arsitektur Data (Data Architecture): mendefinisikan jenis data

utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas bisnis. Arsitektur data terdiri

dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi terhadap data yang

lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:

a) Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model bisnis dan deskripsi

sistem dan teknologi yang dipakai.

b) Tetapkan entitas yang akan dipakai.

c) Definisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikannya (ER-

Diagram).

d) Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil.

Hasil dari tahap Arsitektur data ini yaitu, Model data konseptual yang

menguraikan detail data

Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture): mendefinisikan jenis

aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi

bisnis. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang

akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak manajemen

terhadap fungsi bisnisnya. Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi adalah

sebagai berikut:

a) Daftarkan kandidat aplikasi.

b) Definisikan aplikasi.

c) Relasikan aplikasi terhadap fungsi.

(38)

e) Distribusikan arsitektur aplikasi.

Hasil pada tahap Arsitektur aplikasi yaitu, Model aplikasi konseptual yang

mengacu pada model data konseptual sehingga konsisten, komprehensif, dan

lengkap.

Arsitektur Teknologi (Technology Architecture): mendefinisikan platform

teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang

akan mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Empat tahap untuk membuat

arsitektur teknologi, antara lain:

a) Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform.

b) Definisikan platform dan distribusi.

c) Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis.

d) Distribusikan arsitektur teknologi.

Hasil dari tahap Arsitektur Teknologi yaitu model konseptual yang

mendefinisikan platform teknologi yang konsisten dengan arsitektur aplikasi data

dan model bisnis.

Lapisan 4, Rencana Implementasi (Implementation/Migration Plans):

mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadualan implementasi,

analisa biaya/keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari

posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi sistem

informasi baru, dan penetapan standar atau prosedur. Adapun tahapan-tahapan

(39)

a) Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun.

b) Merancang jadual tahapan implementasi.

c) Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan

rekomendasi-rekomendasi yang tepat.

Hasil dari tahap Implementasi yaitu strategi migrasi yang menekankan perubahan

strategis dari posisi bisnis saat ini hingga posisi tujuan dimasa depan.

2.8 Value Chain

Menurut Michael E. Porter Value chain adalah mendeskripsikan cara

bisnis sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output sehingga

memiliki nilai bagi pelanggan (Porter, E Michael. 1985).

Gambar 2.4 Value Chain

(Sumber : Tesis Magister, Enterprise Architecture Planning di STT Telkom, 2004)

Firm Infrastructure

Human Resources Management

Research, Tecnology, System development

(40)

Value chain membagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Primary activities, (line functions) merupakan aktifitas utama dari organisasi

yang melibatkan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

a) Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan,

penyimpanan, dan pendistribusian input menjadi produk.

b) Operations, semua aktifitas yang terkait dengan pengubahan input menjadi

bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan,

perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap

lingkungan.

c) Outbond Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan,

penyimpanan, distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.

d) Marketing and Sales, Aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan

layanan oleh pengguna dan mendorong untuk membeli produk yang

dibuat.

e) Service, Aktifitas yang terkait dengan penyediaan pelayanan untuk

meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi,

perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan

teknis.

Secondary activities, (staff atau fungsi overhead) merupakan aktifitas

pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary activities melibatkan

(41)

a) Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya, dan aset yang

berhubungan dengan manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan

dan keselamatan sistem informasi, serta fungsi lainnya.

b) Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti

penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi

untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.

c) Research, Technology, and System Development, aktifitas yang terkait

dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses,

perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem

telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan

sistem berbantuan komputer.

d) Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam

value chain organisasi.

2.9 Perencanaan Sistem Bisnis (BSP).

Untuk melengkapi dan lebih memastikan kelengkapan dekomposisi dalam

suatu area fungsi, digunakan analisi siklus hidup sumber daya yang digunakan

dalam metodologi Business System Planning (BSP). Analisi ini menurut Kridanto

Surendro terdiri dari:

1. Kebutuhan (Rekuitment), aktivitas yang menentukan banyaknya produk

atau sumber daya yang diperlukan, rencana mendapatkannya, serta

(42)

2. Akuisisi, aktivitas untuk mengembangkan produk, jasa, atau aktivitas

untuk mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam

pengembangan.

3. Pengelolaan (Stewardship), Aktivitas untuk membentuk, memperbaiki,

atau memelihara sumber daya pendukung dan untuk menyimpan atau

melacak produk atau jasa.

4. Disposisi, Aktivitas dan keputusan yang mengakhiri tanggung jawab dari

unit organisasi terhadap suatu produk, jasa ataua suatu penanda untuk

mengakhiri penggunaan sumber daya.

Dalam bentuk diagram, model siklus hidup sumber daya menurut Kridanto

Surendo dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.5 Model Siklus Hidup Sumber Daya

(43)

2.10 E-R Diagram(Entity-Relationship Diagram)

Model diagram E-R adalah model diagram yang didasarkan pada sebuah

persepsi dunia nyata yang terdiri dari obyek dasar yang disebut entitas (entities),

dan hubungannya (relationship) diantara entitas tersebut. E-R diagram ini

dikembangkan untuk menjembatani kegiatan perancangan basis data dengan

menggunakan skema entrprise, yang mempresentasikan seluruh struktur logic dari

basis data (Silberschatz Abraham, Korth Henry F, Sudarshan S, 2002).

E-R diagram sangat berguna untuk memetakan maksud dan interaksi dunia

nyata dari enterprise ke dalam skema konseptual. Ada tiga konsep dasar dari

penggunaan E-R diagram yaitu:

1) Entity Sets

2) Relationships Sets

3) Attributes

2.11 Use Case Diagram

Menurut Julianto Use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang

saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi

oleh sebuah aktor. Use case digunakan untuk membentuk tingkah laku

benda/thing dalam sebuah mode serta direalisasikan oleh sebuah collaborator,

umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis ynag solid,

biasanya mengandung nama. Use case menggambarkan proses system

(44)

1) Pola perilaku system

2) Urutan transaksi yang berhubungan yang dilakukan oleh actor

Use case diagram terdiri dari:

1) Use case

2) Actor

3) Relationship

4) System boundary boxes

5) Packages

2.12 Portofolio Aplikasi

Dalam langkah-langkah Perencanaan Arsitektur Enterprise pada tahap

pembangunan arsitektur aplikasi, kandidat aplikasi diseleksi berdasarkan perannya

dalam pengelolaan data. Akan tetapi dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise

seleksi dan perlengkapan definisi setelah pemilihan berdasarkan pengelolaan data,

khususnya terhadap fungsi-fungsi bisnis lebih banyak bergantung pada masukan

dari personil-personil kunci yang terkait dalam enterprise.

Untuk melengkapi proses penentuan aplikasi dalam hubungannya dengan

fungsi-fungsi bisnis, dalam penelitian ini digunakan kerangka kerja portofolio

aplikasi yang diajukan oleh Ward. Kerangka kerja ini digunakan karena alur untuk

membangun portofolio aplikasi ini, juga didasarkan pada keselarasan antara

strategi bisnis dan perencanaan strategi untuk sistem informasi. Langkah-langkah

(45)

didalam Perencanaan Arsitektur Enterprise. Portofolio menurut Ward dimaksud

dideskripsikan pada gambar dibawah ini.

Tabel 2.2 Portofolio Aplikasi Sistem Informasi

STRATEGIS BERPOTENSI TINGGI

Aplikasi yang kritikal untuk

keberlanjutan strategi bisnis dimasa

depan.

Aplikasi yang mungkin penting dalam

mencapai kesuksesan di masa depan.

Aplikasi yang pada saat ini digunakan

enterprise untuk kesuksesan.

Aplikasi yang berharga tapi tidak

kritikal untuk kesuksesan.

OPERASIONAL KUNCI PENDUKUNG

Sumber : Buku Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009

Selain deskripsi mengenai tiap peran aplikasi bagi fungsi bisnis seperti

gambar diatas, tiap-tiap kuadran juga dapat dilihat dari perspektif strategis sebagai

berikut:

1) Aplikasi Strategis, Investasi untuk aplikasi bersifat kritis untuk

keberlanjutan strategi bisnis dimasa depan.

2) Aplikasi Operasional Kunci, investasi untuk aplikasi yang diandalkan

oleh enterprise untuk mencapai target sukses.

3) Aplikasi Berpotensi Tinggi, Investasi untuk aplikasi yang mungkin penting

(46)

4) Aplikasi Pendukung, Investasi untuk aplikasi yang bernilai namun tidak

bersifat kritikal untuk sukses.

2.13 Pengertian Platform

Dalam ilmu komputer, platform atau serambi merupakan kombinasi antara

sebuah arsitektur perangkat keras dengan sebuah kerangka kerja perangkat lunak

(termasuk kerangka kerja aplikasi). Kombinasi tersebut memungkikan sebuah

perangkat lunak, khusus perangkat lunak aplikasi, dapat berjalan. Platform yang

umum sudah menyertakan arsitektur, sistem operasi, bahasa pemrograman dan

antarmuka yang terkait (pustaka sistem runtime atau antarmuka pengguna grafis)

untuk komputer.

Menurut Kridanto Surendro Platform adalah unsur yang penting dalam

pengembangan perangkat lunak. Platform mungkin dapat didefinisikan secara

sederhana sebagai tempat untuk menjalankan perangkat lunak. Penyelenggara

platform menyediakan pengembang perangkat lunak dengan kesepakatan

serangkaian kode logika yang akan berjalan secara konsisten sepanjang platform

ini berjalan di atas platform yang lainnya. Macem-macem platform dalam

arsitektur teknologi yaitu,

1) Perangkat Keras

2) Perangkat Lunak atau Sistem Operasi

3) Manajemen Data

4) Aplikasi

(47)

6) Keamanan

2.14 Pengertian Topologi

Pengertian topologi jaringan menurut Kridanto Surendro dalam bukunya

Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi adalah suatu tehnik untuk

menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya yang merangkai

menjadi sebuah jaringan, dimana penggunaan topologi jaringan didasarkan pada

biaya, kecepatan akses data, ukuran maupun tingkat konektivitas yang akan

mempengaruhi kualitas maupun efiensi suatu jaringan. Ada bermacam macam

topologi jaringan komputer yang banyak di gunakan saat ini antara lain adalah

Topologi Bus, Topologi Ring, Topologi Star, Topologi Mesh, Topologi Linear,

masing-masing jenis topologi ini mempunyai kelebihan dan kekurangannnya

sendiri.

2.15 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan

(48)

34

3.1 Objek Penelitian

Objek Penelitian dilakukan disebuah lembaga jasa penyaluran dana zakat,

yakni Rumah Zakat yang berkantor pusat di Jalan Turangga No 25C.

3.1.1 Sejarah Rumah Zakat

Pada tahun 1998, Abu Syauqi salah satu tokoh dai muda Bandung,

bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Taklim Ummul Quro

sepakat membentuk lembaga sosial yang concern pada bantuan kemanusiaan. 2

Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ).

Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai tempat

kajian. Jamaah pengajian semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al

Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian rutin.

Pada tahun 1999 Dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong

dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik. Kantor sekretariat pindah ke

Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al Manaar.

Pencapaian donasi selama 1998-1999 terkumpul sebanyak Rp 0,8 Milyar.

Pada tahun 2000 Animo masyarakat pada perlunya organisasi

kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang penting misi sosial ini

(49)

pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin

kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang

Yogyakarta, Mei 2000 di Jl. Veteran 9. Cabang Bandung dipindah ke sekretariat

awal di Jl. Turangga 33 Bandung. Donasi selama setahun terkumpul Rp 2,1

Milyar.

Pada tahun 2001 Februari, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor

Kuning Rawamangun, Jaktim. Pengumpulan donasi terbukukan sebesar Rp 2,19

Milyar.

Pada tahun 2002, Identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat semakin

dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43 Pulogadung.

Penerimaan donasi meningkat menjadi Rp 4,19 M

Pada tahun 2003, DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia

DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18

Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat

Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa

Timur, Surabaya. Perolehan donasi terus meningkat menjadi Rp 6,46 M.

Pada tahun 2004, Kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai

melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau.

Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu

pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website

www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs sebelumnya di

(50)

Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh, donasi terkumpul sebanyak

Rp 8,92 M.

Pada tahun 2005, Pertumbuhan cabang meningkat pesat. Tsunami Aceh

yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah Zakat Indonesia lebih

berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka : cabang Aceh, Medan,

Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula kantor cabang

Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok,

Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga berekspansi dengan

memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem informasi lembaga

mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi online, absensi on line, dan

beberapa software keuangan. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari

bantuan masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp

45,26 M donasi terkumpulkan.

Pada tahun 2006, Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz

Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru Transformation

From Traditional Corporate to Professional Corporate dimulai. Kesadaran berzakat terus didorong dengan merilis kampanye “When Zakat Being Lifestyle”

Diluncurkanlah program Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar

Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Donasi berhasil terkumpul sebanyak Rp 29,52

M.

Pada tahun 2007, Pengembangan progam semakin disempurnakan

(51)

Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga mengerucut pada empat

induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare. Pengelolaan program

dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas.ICD

merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni

pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara

terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer sebagai SDM

pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur, dan

terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia melebarkan layanan program

pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis.

Guru-guru terbaik dipilih untuk mendidik calon pemimpin bangsa di sana.

Program komunikasi dikembangkan lebih massif melalui televisi. Diluncurkanlah TV Commercial perdana berjudul “Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng

endorser Helmy Yahya. Acara Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia

Sadar Zakat 2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota. Ternyata

hasil komunikasi dan focusing program bekorelasi positif terhadap pencapaian

donasi, terkumpul Rp 50,16 M. Triple digit growth!

Pada tahun 2008, Rumah Zakat Indonesia berkeinginan kuat untuk

memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan

masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa

peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni “transformasi mustahik ke muzakki”. Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan

pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota. Tidak hanya itu, Rumah Zakat

(52)

dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi ini memegang

peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif

menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan. Dan yang

tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik

Relation Officer (MRO) dengan didukung para relawan. Pembelajaran untuk

menjadi organisasi yang amanah dan professional terus dilakukan, salah satunya

dengan penguatan program-program Human Capital. Diluncurkanlah program

seperti EAZI (Executive Amil Zakat Indonesia), ADP (Amil Development

Program), ACTPRO (Acceleration Program) dan sebagainya. Kegiatan

peningkatan kapasitas ini terbukti efektif kompetensi memenuhi tuntutan profesi

dan masyarakat. Kepercayaan terus tumbuh, dari pencapaian donasi berhasil

terkumpulkan donasi sebesar Rp 71,40 Milyar. Untuk memberikan edukasi lebih

luas kepada masyarakat tentang zakat dan filantropi, Roadshow Gelar Budaya

Zakat dilakukan, kali ini hadir di 19 Kota.

Pada tahun 2009, Tahun ini menjadi tahun pertama pasca 10 tahun

pertama milestone Rumah Zakat Indonesia. Guna penguatan organisasi

dikokohkanlah organisasi baru pemberdayaan, yaitu : Rumah Sehat Indonesia

(pengelola program kesehatan), Rumah Juara Indonesia (pengelola program

pendidikan), Rumah Mandiri Indonesia (pengelola program kemandirian

ekonomi). Peningkatan jumlah unit layanan terus dilakukan. Hingga akhir tahun

telah berdiri 8 Sekolah Juara, 7 Rumah Bersalin Gratiis.

Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1

(53)

jaringan sebanyak 45 kantor. Pengelolaan yang semakin baik mendapat apresiasi

dari masyarakat antara lain award dari Karim Business Consulting yang

menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai #2 LAZNAS Terbaik dalam ISR

Award (Islamic Social Responsibility Award 2009). Penghargaan juga datang dari

IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah Zakat

Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development. Pencapaian

donasi tumbuh semakin baik, tercatat Rp 107, 3 Milyar berhasil dikumpulkan dan

menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar

pengumpulan donasinya se-Indonesia.

Pada tahun 2010, Krisis global 2009 banyak diprediksikan mulai pulih

pada tahun ini, namun tantangan sosial dan ekonomi tak lebih mudah dihadapi.

Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian adaptasi

dan perubahan menuju organisasi berskala global. 5 April 2010, resmi

diluncurkanlah brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan brand sebelumnya

RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan mengusung tiga brand value baru :

Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter

menuju “World Class Socio-Religious Non Governance Organization (NGO)”.

Sharing Confidence diangkat menjadi positioning. “Dengan keyakinan

yang kuat untuk berbagi dan menciptakan keluarga global yang lebih baik, Rumah

Zakat berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di region yang menjamin

program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik.” Untuk memperkuat perubahan ini

(54)

kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia jauh

lebih khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kelayakan hidup.

Di tahun 2011 Rumah Zakat dapat memberikan bantuan kepada 835.163

penerima layanan manfaat yang berada dari Aceh hingga Papua. Di tahun ini

Rumah Zakat memperoleh amanah sebesar Rp146 miliar dari para donatur dan

mitra yang jumlahnya mencapai 99.246 orang. Dari total penerimaan zakat 2011

porsi perusahaan yang memberikan sebagai bagian dari kegiatan CSR nya

mencapai 9%. Rumah Zakat berupaya untuk menyalurkan bantuan kepada

masyarakat kurang mampu melalui pendidikan (Senyum Juara), kesehatan

(Senyum Sehat), dan ekonomi (Senyum Mandiri) di 121 wilayah binaan atau

Integrated Community Development (ICD). Di bidang pendidikan, Rumah Zakat

memiliki program Sekolah Juara yang memberikan pendidikan gratis dan

berkualitas. Saat ini Rumah Zakat telah mendirikan 12 Sekolah Juara yang

tersebar 11 kota. Selain itu Rumah Zakat pun memiliki program beasiswa untuk

siswa SD hingga mahasiswa yang hingga tahun 2011 telah membantu 629.626

anak. Di bidang kesehatan, Rumah Zakat bersama mitra telah mendirikan 7

Rumah Bersalin Sehat Keluarga dan 1 Klinik Sehat. Rumah Zakat pun

bekerjasama dengan 38 mitra Layanan Bersalin, dan kini memiliki 58 Armada

Kesehatan dan Mobil Jenazah Gratis. Sementara itu di bidang ekonomi, Rumah

Zakat telah memiliki 33 Balai Bina Mandiri yang didirikan di wilayah binaan dan

didampingi seorang Member Relationship Officer (MRO) yang memiliki tugas

sebagai pendamping, pemberdaya, surveyor pemberdayaan, penggerak

(55)

ekonomi seperti Kelompok Usaha Kecil Mandiri, Sarana Usaha Mandiri,

Pelatihan Skill Produktif, hingga Budidaya Agro dilaksanakan.

Pada tahun 2012 Rumah Zakat mendapat kepercayaan besar dari para

donatur, yang senantiasa ikut serta dalam mendukung program-program

perberdayaan, hal itu ditandai dengan meningkatnya program pemberdayaan dan

penyaluran yang mampu menyapa berbagai daerah di dalam negeri bahkan sampai

menjangkau ke luar negeri. Dalam rangka meneruskan program Merangkai

Senyum Indonesia, Rumah Zakat ingin mengajak masyarakat Indonesia agar

tersenyum lebih lebar lagi dalam rangkaian program BIG SMILE Indonesia.

Selain Senyum Sehat, Senyum Juara dan Senyum Mandiri, dalam BIG SMILE

Indonesia ini Rumah Zakat juga menambahkan program Senyum Lestari sebagai

bentuk kepedulian terhadap keadaan lingkungan hidup. Berkat izin Allah SWT

dan semangat kerja keras seluruh jajaran, Rumah Zakat juga berhasil memperoleh

ISO 9001:2008 untuk kategori Provision of Distribution of Zakat Services pada

September 2012. Keberhasilan ini menjadi pendorong manajemen untuk lebih

meningkatkan profesionalisme dalam implementasi penyelenggaraan

program-programnya.

Di bidang pendidikan, tahun 2012 Rumah Zakat menambah infrastuktur

pendidikan sekolah Juara ditingkat SMP yaitu SMP Juara Pekanbaru. Sehingga

akhir 2012 Rumah Zakat telah mendirikan 13 Sekolah Juara yang tersebar 11

kota. Selain itu Rumah Zakat pun memiliki program beasiswa untuk siswa SD

hingga mahasiswa yang hingga tahun 2011 telah membantu 629.626 anak. Di

(56)

Bersalin Sehat Keluarga dan 1 Klinik Sehat. Rumah Zakat pun bekerjasama

dengan 48 mitra Layanan Bersalin, dan kini memiliki 19 Armada Kesehatan dan

39 Mobil Jenazah Gratis.

Sementara itu di bidang ekonomi, Rumah Zakat telah memiliki 33 Balai

Bina Mandiri yang didirikan di wilayah binaan dan didampingi seorang Member

Relationship Officer (MRO) yang memiliki tugas sebagai pendamping,

pemberdaya, surveyor pemberdayaan, penggerak lingkungan, dan advokat

masyarakat. Di wilayah ICD program pemberdayaan ekonomi seperti Kelompok

Usaha Kecil Mandiri, Sarana Usaha Mandiri, Pelatihan Skill Produktif, hingga

Budidaya Agro dapat dilaksanakan.

3.1.2 Visi Dan Misi

3.1.2.1 Visi Rumah Zakat

1. Lembaga Filantropi Internasional berbasis pemberdayaan yang

professional.

3.1.2.2 Misi Rumah Zakat

1. Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi Internasional

2. Memfasilitasi kemandirian masyarakat

(57)

3.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi (Sumber : Rumah Zakat Bandung )

Ketua Yayasan

Kepala Direktorat Program Kepala Direktorat Operasional

Kepala Direktorat Finding

Retail

Support and Development

Cooperate

HCM

Finance SIM GAAM

Report Management

Program PIS

(58)

3.1.4 Deskripsi Kerja

Ketua yayasan adalah bagian pertama yang ada dirumah zakat, dan

mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

1. Memastikan lembaga berjalan dengan baik

2. Mengkoordinasi para bawahannya melalui Kepala direktorat

3. Menyelenggarakan kegiatan utama perusahaan

4. Meriksa setiap laporan zakat, baik pencapaian maupun penyaluran.

5. Meresmikan setiap kegiatan keseluruhan yang diadakan perusahaan.

Kepala Direktorat Finding dirumah zakat memiliki tugas pokok sebagai

berikut :

1. Membantu Melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari ketua yayasan

2. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh struktur direktorat finding

3. Menyelenggarakan kegiatan finding (pengambilan dana zakat).

4. Meresmikan kegiatan finding yang diadakan.

5. Memastikan proses finding berjalan dengan baik

Kepala Direktorat Operasional dirumah zakat memiliki tugas pokok

sebagai berikut :

1. Membantu Melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari ketua yayasan

2. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh struktur direktorat operasional

3. Menyelenggarakan kegiatan operasional (pengolahan dana zakat).

(59)

Kepala Direktorat Program dirumah zakat memiliki tugas pokok sebagai

berikut :

1. Membantu Melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari ketua yayasan

2. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh struktur direktorat program

3. Menyelenggarakan kegiatan program (penyaluran dana zakat).

4. Meresmikan kegiatan program yang diadakan

5. Memeriksa laporan penyaluran yang dilakukan oleh direktorat program.

6. Memastikan proses program berjalan dengan baik.

Didalam struktur organisasi di bawah Direktorat Finding adanya tim

Finding Retail yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :

1. Mengambil dana zakat perseorangan.

2. Memberikan penawaran produk.

3. Sosialisasi dan interaksi dengan calon donatur

4. Pendataan calon donatur

5. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Direktorat Finding

Didalam struktur organisasi adanya Tim Finding Cooperate dirumah zakat

memiliki tugas sebagai berikut :

1. Mencari perusahaan yang akan menjadi donatur

2. Mengambil dana zakat perusahaan atau kelompok

3. Memberikan penawaran produk.

Gambar

Gambar 2.2 EAP didalam  framework Zachman
Tabel 2.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise
Gambar 2.4 Value Chain
Gambar 2.5 Model Siklus Hidup Sumber Daya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu arsitektur teknologi dipandang sebagai pendefinisian dari platform teknologi yang digunakan untuk menyediakan lingkungan sistem informasi dalam mengelola

Model arsitektur informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada tahapan-tahapan pendefinisian arsitektur

Metode ini akan dilakukan proses mendefinisikan arsitektur- arsitektur yang diperlukan dalam suatu enterprise dengan menggunakan data atau informasi yang mendukung

arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran, atau model. Kesemua arsitektur tersebut dibutuhkan

Manfaat menggunakan metode Enterprise Architecture Planning adalah dapat mendefinisikan proses bisnis yang lebih baik, menggambarkan arsitektur data untuk mendukung

sistem informasi terdiri dari 20 entitas data dari 37 fungsi bisnis dan 1 aplikasi yang didalam terdapat sub-aplikasi: Penerimaan Siswa Baru, Akademik, Pelepasan

Kandidat entitas merupakan enti- tas yang akan menjadi bagian dari perenca- naan arsitektur perusahaan, sehingga penentuannya dapat didasarkan pada kondisi fungsi bisnis

Model Arsitektu Data Layanan Unit STI ITTP Entitas Data Aktivitas Utama Data rancangan modul Data rancangan perbaikan modul Data modul baru Data modul perbaikan Data user LMS