SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata Satu)
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Trio Armyn Dharmawan Farsal 1.05.10.079
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
1.3Maksud dan Tujuan ... 5
1.3.1 Maksud Penelitian ... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.4Kegunaan Penelitian... 6
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 6
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7
1.5Batasan Masalah... 8
1.6Lokasi dan Waktu penelitian ... 8
1.6.1 Lokasi Penelitian ... 9
1.6.2 Waktu Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Rumah Zakat……….10
2.2 Pengertian Perencanaan………….………..10
2.3 Pengertian Arsitektur (Architecture)....………11
vii
2.7.1 Tabel Tahapan Perencanaan Arsitektur Enterprise………...18
2.7.2 Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise………..20
2.8Value Chain………..25
2.9Perencanaan Sistem Bisnis (BSP)………27
2.10 E-R Diagram (Entity Relationship Diagram)..……….……..29
2.11Use CaseDiagram……….…….29
2.12 Portofolio Aplikasi……….………30
2.13 Pengertian Platform………...32
2.14 Pengertian Topologi………...33
2.15 Pengertian Sistem Informasi………..33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………...34
3.1.1 Sejarah Perusahaan………34
3.1.2 Visi dan Misi……….42
3.1.2.1 Visi Rumah Zakat.………..42
3.1.2.2 Misi Rumah Zakat.……….42
3.1.3 Struktur Organisasi………43
3.1.4 Deskripsi Kerja………..44
3.2 Metode Penelitian……….49
3.2.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise………49
3.2.2 Tahapan Penelitian…….………...52
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Inisialisasi Perencanaan………....56
viii
4.1.5 Mengumpulkan Dokumen……….59
4.2 Pemodelan Bisnis……….60
4.2.1 Struktur Organisasi Rumah Zakat……….60
4.2.2 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Fungsi Bisnis…….61
4.2.2.1 Mendefinisikan Fungsi Bisnis………62
4.2.2.2 Hirarki Fungsi………63
4.2.2.3 Relasi Organisasi dengan Fungsi Bisnis…………80
4.3 Sistem dan Teknologi Saat ini………..81
4.3.1 IRC Aplikasi Rumah Zakat………...91
4.3.2 Platform Teknologi………...………92
4.3.3 Relasi Aplikasi dengan Fungsi Bisnis..……….94
4.3.4 Hubungan Aplikasi dengan Platform.……….100
4.3.5 Data yang Mengalir dalam Aplikasi CORE-Z………101
4.4 Arsitektur Data………...103
4.4.1 Kandidat Entitas Data……….104
4.4.2 Definisi Entitas, Atribut, dan Relasi………106
4.4.3 Struktur Tabel………..112
4.4.4 Relasi Entitas Dengan Bisnis………..116
4.5 Arsitektur Aplikasi……….117
4.5.1 Kandidat Aplikasi………...117
4.5.2 Definisi Aplikasi……….118
4.5.3 Aplikasi antara Aplikasi dan Fungsi Bisnis………120
4.6 Arsitektur Teknologi………..121
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………129
5.1 Kesimpulan……….131
5.2 Saran………...132
x
Gambar 2.3 Lapisan EAP (Spewak,1992)……….20
Gambar 2.4 Value Chain (Porter, E Michael.1985)………...25
Gambar 2.5 Model Siklus Hidup Sumber Daya………28
Gambar 3.1 Struktur Organisasi………...43
Gambar 3.2 EAP didalam FrameworkZachman………..49
Gambar 3.3 Lapisan kerja EAP……….51
Gambar 3.4 Tahapan Penelitian……….52
Gambar 4.1 Value Chain Rumah Zakat……….62
Gambar 4.2 Relasi Organisasi dengan Fungsi Bisnis………80
Gambar 4.3 Use Case Pengambilan Dana Zakat………...81
Gambar 4.4 Use Case Pengelolaan Dana Zakat………85
Gambar 4.5 Use Case Penyaluran Dana Zakat……….88
Gambar 4.6 Relasi Aplikasi dengan Fungsi Bisnis………...94
Gambar 4.7 Data yang Ada Pada CORE-Z……….102
Gambar 4.8 ERD Pengambilan Dana Zakat……….107
Gambar 4.9 ERD Pengelolaan Dana Zakat………..108
Gambar 4.10 ERD Penyaluran Dana Zakat……….109
Gambar 4.11 ERD Keuangan (Penggajian)………...………..110
Gambar 4.12 ERD Sumber Daya Manusia………..111
Gambar 4.13 Relasi Entitas dan Fungsi Bisnis………117
Gambar 4.14 Relasi Aplikasi dan Fungsi Bisnis……….….121
Gambar 4.15 Arsitektur Teknologi Rumah Zakat………...126
xi
Tabel 2.2 Portofolio Aplikasi Sistem Informasi………...……….31
Tabel 3.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise………...…….50
Tabel 3.2 Tahapan Penelitian……..………..53
Tabel 4.1 Platform Teknologi………92
Tabel 4.2 Aplikasi dengan Platform Teknologi………...100
Tabel 4.3 Kandidat Entitas Data……….105
Tabel 4.4 Deskripsi Tabel………112
Tabel 4.5 Daftar Kandidat Aplikasi………117
Tabel 4.6 Paltform dan Prinsip Teknologi………...122
132 1. Sumber Buku
Paulus (2005) Perencanaan Arsitektur Enterprise di STT Telkom. Tesis Magister
Sistem Informasi-Teknik Informatika ITB
Kiki (2009) Perencanaan Arsitektur Enterprise di STT Garut. Tesis Magister
Sistem Informasi-Teknik Informatika ITB
Ward, J., Peppard, J. (2002), Strategic Planning for Information Systems, 3rd
edition, Jonh Wiley and Sons
Surendo Kridanto (2009), Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi.
Bandung. Penerbit Informatika.
IBM (1981), Business System Planning-Information Systems Planning Guide,
International Business Machines Corporation.
Spewak, Steven H., Steven C. Hill, (1992). Enterprise Architecture Planning :
Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology, John Wiley &
Sonc, Inc,.
Zachman, John A. (1987), A Framework for Information System Architecture,
Altin Mentang, 2011, Pemodelan Arsitektur Enterprise menggunakan Enterprise
Archictecture Planning untuk Pelayanan Kepada Pelanggan di PT. Indosat. Tbk
Sales Area Kendari. Tesis Magister Sistem Informasi, Universitas Komputer
Indonesia
Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur
2. Sumber Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia
http://www.google.com/Pengertian-Use case diagram
www.google.com/ Entity Relations Diagram.
http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-macam-topologi-jaringan-komputer.html
www.rumah.zakat.org
www.google/ pengertian-perencanaan.com
http://www.enterprise-architecture.info
http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian-Platform
Nama : Trio Armyn Dharmawan F
Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 16-11-1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Kp.Cibogo 3 Rt/Rw 02/05 Desa Mekargalih
Kec.Ciranjang Kab. Cianjur
Email : tadf_rio16@yahoo.com
PENDIDIKAN
1. (1997 - 1998) : TK BBTMC Bojongpicung, Cianjur
2. (1998 - 2004) : SD Negeri 1 Cibogo, Cianjur
3. (2004 - 2007) : SMP Negeri 1, Bojongpicung, Cianjur
4. (2007 - 2010) : SMA Negeri 1 Cianjur, Cianjur
Bandung, Agustus 2014
iii
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul
“PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN
METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) PADA KSP SUMBER BAHAGIA KOTA BANDUNG“.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam skripsi
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi S-1
Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan.
Namun demikian, penyusun senantiasa berusaha menyusun dan menyelesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari semua
pihak yang berhubungan dengan laporan ini, tidak mungkin laporan ini dapat
diselesaikan. Untuk itu penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto. Selaku Rektor Universitas Komputer
iv
2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir.,M.Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
3. Citra Noviyasari, S.Si., MT Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
4. Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom Selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dalam membimbing penulis
sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Deasy Permatasari, S.Si., MT selaku Dosen Wali SI-5 Program Studi Sistem
Informasi 2010 Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer
Indonesia.
6. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Bapak H.Irwansyah, SE Selaku Ketua Pengurus Koperasi yang telah
mengijinkan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di KSP Sumber
Bahagia Kota Bandung
8. Bapak Epi Rahmat Prana selaku pembimbing di kantor, yang telah membantu
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di KSP Sumber Bahagia Kota
Bandung.
9. Seluruh Staf dan Karyawan KSP Sumber Bahagia Kota Bandung yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
10.Terima kasih kepada Ibu, Bapak, Kakak dan Adik yang selalu memberikan
v
yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat penulis untuk
menyelesaikan laporan skripsi ini
11.Kepada Seseorang yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam
mengerjakan laporan skripsi ini.
12.Teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga semua bantuan, bimbingan, dorongan dan segala sesuatu yang telah
diberikan kepada penulis senantiasa mendapat imbalan dari Allah SWT.
Amien.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat
bagi yang memerlukannya dan segala kelapangan hati penulis menerima segala
saran dan kritik terhadap penulisan laporan skripsi ini untuk perbaikan
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, Juli 2014
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada Zaman sekarang ini dunia teknologi semakin maju dan berkembang
semakin pesat, bahkan pemikiran manusia untuk mengejar dan menyeimbangkan
dengan perkembangannya sangat mudah untuk dikejar, seperti yang kita ketahui
bahwa perusahaan atau lembaga tidak bisa lepas dari keberadaan teknologi
informasi untuk membantu dalam menyelesaikan aktivitas utama pada
perusahaannya. Dengan semakin majunya teknologi harus dapat
mengembangkannya dengan sebaik mungkin, karena perkembangan kea rah
depan perlu direncanakan untu dapat menyeimbangkan dengan fungsi-fungsi
bisnis.
Lembaga Zakat di Indonesia salah satunya adalah Rumah Zakat, lembaga
tersebut bergerak di bidang jasa penyaluran dana zakat kepada mustahik zakat.
Dilihat dari perkembangannya lembaga tersebut cukup baik dalam pengumpulan
pencapaian dana zakat, dengan otomatis tingkat kepercayaan masyarakat
Indonesia sangat tinggi sehingga banyak sekali donasi yang di berikan kepada
Rumah Zakat sebagai perantara penyalur Zakat. Dan dilihat dari sejarah mulai
dari tahun 1998 sampai sekarang tingkat kepercayaan donatur sangat tinggi,
perkembangan lembaga sangat baik terlihat dari kantor-kantor yang dibangun
kepada mustahik. Lembaga Rumah Zakat sangat baik dibidang jasa penyaluran
dana, program yang dimiliki seperti 4S (Senyum mandiri, Senyum Sehat, Senyum
Juara, dan Senyum Lestari). Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan juga dalam
perkembangan Teknologi Informasi yang berkembang begitu pesat dan cepat.
Lembaga sangat membutuhkan Sistem informasi yang memberikan peran penting
terhadap aktivitas utama yang ada dilembaga tersebut yang mampu membangun
kesuksesannya.
Rumah Zakat mendapat kepercayaan besar dari para donatur, yang
senantiasa ikut serta dalam mendukung program-program perberdayaan, hal itu
ditandai dengan meningkatnya program pemberdayaan dan penyaluran yang
mampu menyapa berbagai daerah di dalam negeri bahkan sampai menjangkau ke
luar negeri. Dalam rangka meneruskan program Merangkai Senyum Indonesia,
Rumah Zakat ingin mengajak masyarakat Indonesia agar tersenyum lebih lebar
lagi dalam rangkaian program BIG SMILE Indonesia. Selain Senyum Sehat,
Senyum Juara dan Senyum Mandiri, dalam BIG SMILE Indonesia ini Rumah
Zakat juga menambahkan program Senyum Lestari sebagai bentuk kepedulian
terhadap keadaan lingkungan hidup. Berkat izin Allah SWT dan semangat kerja
keras seluruh jajaran, Rumah Zakat juga berhasil memperoleh ISO 9001:2008
untuk kategori Provision of Distribution of Zakat Services pada September 2012.
Keberhasilan ini menjadi pendorong manajemen untuk lebih meningkatkan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memberikan dampak
penggunaan teknologi informasi secara besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan
maupun instansi-instansi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, hal ini
semakin didukung oleh kemudahan dalam memperoleh infrastruktur teknologi
informasi. Namun pada kenyataannya investasi besar-besaran yang telah
dilakukan oleh organisasi banyak menemui kegagalan. Bukan perbaikan kinerja
yang diperoleh, tetapi banyak diantaranya yang terpaksa kembali menggunakan
sistem manual, sehingga investasi yang telah banyak dikeluarkan tidak
memberikan manfaat sesuai dengan tujuan organisasi.
Kegagalan dalam investasi teknologi informasi disebabkan karena tidak
adanya perencanaan yang matang yang meliputi seluruh elemen dalam organisasi.
Investasi yang dilakukan hanya didasarkan pada kebutuhan pada saat itu, tetapi
tidak disertai dengan perencanaan menyeluruh melainkan hanya pada satu fungsi
tertentu saja dari organisasi. Masalah yang utama dalam penelitian di Rumah
Zakat ini Masih belum selarasnya antara perkembangan TI dengan bisnis utama
yang ada di Rumah Zakat Bandung.
Uraian tersebut diatas mengarahkan pada pentingnya memberikan
perhatian yang serius terhadap perencanaan pengembangan TI. Untuk itu
dibutuhkan pengelolaan sumber daya informasi yang meliputi perencanaan,
pengolahan, pemeliharaan dan keterpaduannya sehingga memiliki nilai tambah
bagi organisasi dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Maka dalam penyusunan
Enterprise Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP)
Pada Rumah Zakat Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Didalam sebuah laporan tentunya ada masalah yang harus dirumuskan, di
lembaga Rumah Zakat ini terdapat rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :
1. Pengembangan Sistem informasi terkadang harus dibuat per unit kerja,
karena kebutuhan pembuatan aplikasi yang terintegrasi terlalu rumit,
sehingga diperlukan rencana dalam pengembangan.
2. Masih belum adanya keselarasan antara Teknologi Informasi dengan
bisnis untuk kedepan.
3. Masih belum bisa berbagi data yang berkaitan dengan dana zakat dan
aplikasi tentang pengolahan dana zakat dengan baik untuk membantu
bisnis utama.
4. Pengembangan IT kedepan masih belum sepenuhnya terpahami untuk
mendukung sistem kerja yang baik.
Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Arsitektur
Enterprise memberikan pemahaman dalam elemen-elemen dalam suatu enterprise
khususnya elemen-elemen sistem informasi. Masalah utama dalam pembuatan
skripsi ini adalah :
1. Bagaimana kita mendefinisikan model tingkat tinggi atau cetak biru (Blue
2. Bagaimana Perencanaan Arsitektur Enterprise bisa memberikan
pengembangan TI kedepannya, sehingga masalah yang sering muncul
dalam menghambat aktivitas utama di Rumah Zakat dapat teratasi.
3. Cetak biru (Blue Print) ini secara utuh membentuk suatu perencanaan
sistem informasi yang mendeskripsikan posisi yang hendak dicapai oleh
sistem informasi di sebuah lembaga jasa penyaluran dana zakat.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah dapat dilihat dari
masalah-maslah yang terkait didalam pembuatan skripsi ini adalah :
1. Dapat Memberikan teori-teori serta pemahaman terhadap penulis dan
umumnya kepada semua mahasiswa.
2. Membangun blueprint untuk sistem informasi lembaga jasa yang berbasis
TI dalam proses pengambilan dana zakat, pengolahan dana zakat, dan
penyaluran dana zakat.
3. Dapat memberikan perancangan pengembangan IT kedepan baik dari teori
maupun dari hasil penelitian tersebut kepada lembaga Rumah Zakat.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dapat dilihat berdasarkan latar belakang ,
identikasi masalah serta malasah tersebut dirumusan dan apa yang ingin dicapai
atau tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan arsitektur terintegrasi dan
1. Menganalisa proses bisnis, sistem informasi dan teknologi saat ini di
perusahaan yang diteliti.
2. Menentukan kebutuhan data, aplikasi dan teknologi dimasa mendatang
atau kearah depannya.
3. Menetapkan Standar Pengembangan sistem informasi, serta integrasi
semua unit pada enterprise.
4. Memberikan gambaran blueprint untuk menunjang bisnis yang sedang
dilakukan pada Rumah Zakat .
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang terkait dengan
Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan metode Enterprise Architecture
Planning (EAP) pada Rumah Zakat Bandung.
2) Bagi Amil Zakat atau Karyawan Rumah Zakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi karyawan Rumah
Zakat sebagai pelayanan dalam Pengolahan dana zakat tentang Perencanaan
Arsitektur Enterprise Menggunakan metode Enterprise Architecture Planning
(EAP), dalam rangka tercapainya tujuan bisnis yang akan meningkatkan strategi
1.4.2 Kegunaan Akademis 1) Pengembangan Ilmu
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan bidang keilmuan
khususnya bidang ilmu sistem informasi tentang Perencanaan Arsitektur
Enterprise Menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP).
Diharapkan temuan-temuan yang diperoleh dapat menjadi bahan-bahan
pengkajian dan pengembangan bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia
khususnya mahasiswa program studi sistem informasi.
2) Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
ataupun wawasan mengenai kemampuan Perencanaan Arsitektur Enterprise
menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP), kepada peneliti
lain atau para akademis yang akan mengambil skripsi atau tugas akhir dalam
kajian yang sama sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.
3) Bagi Penulis
Diharapkan berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan
pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar menganalisa dan melatih daya
fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada didalam Lembaga
1.5 Batasan Masalah
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan waktu yang dilakukan ,
maka penulis membatasi apa yang perlu dibahas, dan batasan masalah didalam
skripsi ini adalah :
1. Ruang lingkup dari enterprise atau dari proses bisni Rumah Zakat hanya
dalam proses intinya saja dari pengambilan dana zakat, pengolahan dana
zakat, sampai penyaluran dana zakat dengan bagian pendukung dari proses
tersebut adalah sumber daya manusia dan keuangan.
2. Metodologi yang yang dipakai adalah Enterprise Architecture Planning
(EAP). EAP akan dimanfaatkan untuk menghasilkan cetak biru arsitektur
enterprise beserta rencana implementasinya.
3. Penulis hanya membahas sampai tahap ketiga didalam fase EAP yaitu
sampai menentukan arsitektur teknologi tanpa harus rencana dalam
implementasi atau migrasi pada tahap keempat.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam sebuah penelitian untuk memberikan bukti yang kongret yaitu salah
satunya menunjukan lokasi dimana kita meneliti dan waktu atau dalam artian apa
1.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di lembaga penyaluran dana zakat yang ada di
Indonesia yaitu Rumah Zakat Bandung yang berlokasi di Jalan Turangga no 25c.
Rumah Zakat di jln Turangga 25C merupakan kantor pusat diseluruh Indonesia.
Oleh karena itu lokasi penelitian ditujukan langsung ke kantor pusat Rumah
Zakat, Agar mendapatkan banyak Informasi.
1.6.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian terdapat dalam Tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Tahun 2014
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemahaman masalah
2 Pengumpulan Data 3 Membuat Pemodelan Bisnis 4 Sistem dan Teknologi Saat ini 5 Menentukan Arsitektur Data 6 Menentukan Arsitektur Aplikasi 7 Menentukan Arsitektur
Teknologi
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Perencanaan pembangunan Sistem Informasi (SI) sudah selayaknya
dilakukan. Perencanaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
organisasi akan memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan dan
pengembangan SI. Bab ini memaparkan teori yang mendasari pembahasan skripsi
secara menyeluruh
2.1 Pengertian Rumah Zakat
Menurut Kusnandar selaku Manager Divisi SIM pada Rumah Zakat
Bandung, Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat
yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara
profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan
komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.
2.2 Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan proses awal dimana manajemen memutuskan
tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan adalah hal yang sangat esensial
karena dalam kenyataanya perencanaan memegang peranan lebih bila dibandng
dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, yaitu pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen tersebeut
Menurut Deacon, Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai
keputusan yang bersifat pokok, yang dipandang paling penting dan yang akan
dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.3 Pengertian arsitektur (Architecture)
Beberapa definisi tentang arsitektur menyatakan sebagai berikut:
1. Arsitektur (Architecture) merupakan komponen-komponen sebuah sistem
yang terdiri dari jaringan, perangkat keras dan lunak yang distrukturkan.
(Electronic Industry Assocation, 2008)
2. Rancangan keseluruhan jenis konstruksi baik fisik maupun konteks, nyata
atau maya. (ICH Architecture Resource Center, 2008)
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa arsitektur
pada dasarnya menggambarkan bentuk konstruksi sistem yang diwujudkan dalam
sebuah model (cetak biru) yang dilihat dari beberapa sudut pandang.
2.4 Pengertian Enterprise
Enterprise umumnya sering disamakan dengan pengertian organisasi atau
perusahaan. Beberapa definisi tentang enterprise antara lain dinyatakan sebagai
berikut:
1. Setiap aktivitas yang memiliki suatu tujuan tertentu (Software Engineering
Institute, www.sei.org);
2. Tiap kumpulan organisasi yang memiliki beberapa tujuan/prinsip umum,
korporasi, divisi dari suatu korporasi, organisasi pemerintah, departemen
tunggal, atau suatu jaringan organisasi dengan geografis yang berbeda
yang dikaitkan dengan tujuan tertentu (www.zifa.com);
3. Organisasi atau badan lintas organisasi yang mendukung lingkup bisnis
dan misi yang telah ditetapkan (Spewak, 1992).
Dapat disimpulkan bahwa enterprise bukan hanya perusahaan (company)
yang berorientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa berupa organisasi
non-profit/nirlaba seperti pemerintah, institusi pendidikan ataupun organisasi amal
(Kridanto, 2009).
2.5Pengertian Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture [EA])
Arsitektur Enterprise juga dapat mengandung arti atau pengertian menurut
Riverton, merupakan suatu mekanisme yang dilakukan untuk menjamin bahwa
sumber daya informasi yang dimiliki organisasi/perusahaan akan digunakan untuk
mendukung strategi organisasi tersebut. Sasaran dan tujuan organisasi harus
diuraikan untuk mendapatkan kebutuhan informasi dan komunikasi bagi
organisasi tersebut dan kebutuhan ini akan digunakan sebagai dasar untuk
membuat rencana arsitektur enterprise. Haarapannya adalah pada akhir waktu
rencana ini dicapai, tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.
Arsitektur Enterprise, yang merupakan salah satu disiplin dalam sistem
1. Pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang bersama
(Parizeau, 2002).
2. Cetak biru pemetaan hubungan antar komponen dan semua orang yang
bekerja di dalam perusahaan secara konsisten untuk meningkatkan kerja
sama/kolaborasi, serta koordinasi diantaranya (Ward, John and Peppard,
Joe, 2002).
3. EA adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk
informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter
kinerja. EA mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem
atau sekumpulan system (Osvalds, 2001).
Dengan memahami definisi arsitektur, definisi enterprise, dan definisi EA
tersebut di atas, dapat dinyatakan definisi EA sebagai berikut:
Arsitektur Enterprise adalah kumpulan prinsip, metode dan model yang
bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah
struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya.
Dalam pembahasan bab ini, EA Framework yang digunakan adalah
Zachman Framework, sedangkan EA prosesnya adalah Enterprise Architecture
2.6 Framework Zachman
Salah satu framework untuk pengembangan enterprise architecture adalah
framework yang diperkenalkan oleh Zachman atau disebut dengan Framework
Zachman. merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret
arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan
gambaran organisasi secara utuh.
Framework Zachman untuk EA dapat menyajikan enam pandangan
(perspektif), sebagaimana yang dipandang oleh perencana, pemilik, perancang,
pembangun, dan functioning enterprise. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Planner / Perencana: yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar
belakang, lingkup, dan tujuan enterprise
b) Owner / Pemilik: penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise
c) Designer / Perancang: perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan
apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik
d) Builder / Pembangun: pengawas/pengatur dalam menghasilkan
produk/jasa akhir
e) Subkontraktor: bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian
dari produk/jasa akhir
Gambar 2.1 Framework Zachman
(Sumber : Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009)
2.7Pengertian Perencanaan Arsitektur Enterprise
Setelah melihat pengertian antara Perencanaan, Arsitektur, Enterprise
dapat kita artikan bahwa arsitektur enterprise dapat direncanakan, dan setelah
memahaminya adanya pengertian Perencanaan Arsitektur Enterprise, yaitu;
Menurut Kridanto Surendro dalam bukunya Pengembangan Rencana
Induk sistem Informasi, Perencanaan Arsitektur Enterprise (Enterprise
Architecture Planning [EAP]) merupakan proses mendefinisikan arsitektur untuk
untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. Perencanaan arsitektur Enterprise
merupakan kegiatan merencanakan, sehingga aktifitas yang dicakupnya yang
terkait kerangka kerja Zachman adalah Mendefinisikan data, aplikasi, dan
teknologi dari dua perspektif pertama, yaitu perspektif perencana dan perspektif
pemilik. Dan Perspektif selanjutnya sampai selesai didalam framework Zachman
adalah tahap perancangan, sehingga tidak termasuk komponen perencanaan.
EAP merupakan metoda yang digunakan untuk membangun arsitektur
informasi. Menurut Steven H Spewak, EAP merupakan pendefinisian bisnis dan
arsitektur, bukan perancangan bisnis dan arsitekturnya.
Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) merupakan proses
mendefinisikan arsitektur-arsitektur untuk penggunaan informasi yang
mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan
arsitektur tersebut
Beberapa hal yang menjadi penekanan dalam pengertian EAP (Kridanto,
2009) adalah:
1. Arsitektur-arsitektur. Bersifat jamak, karena terdapat tiga jenis
arsitekturdalam perencanaannya, yaitu arsitektur data, aplikasi dan
teknologi. Arsitektur dalam konteks ini serupa dengan blueprint, gambar
atau model. Dalam EAP arsitektur yang dididefinisikan dan digambarkan
diperlukan untuk mendukung bisnis.
2. Mendefinisikan. EAP mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan
dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data, atau jaringan. Pekerjaan
merancang dan implementasi sistem dilakukan sesudah proses
pendefinisian EAP telah selesai.
3. Rencana. Arsitektur mendefinisikan apa yang dibutuhkan, dan rencana
pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan diimplementasikan.
EAP merupakan kegiatan merencanakan, sehingga aktifitas yang
dicakupnya yang terkait kerangka kerja Zachman adalah mendefinisikan data,
aplikasi, dan teknologi dari dua perspektif pertama, yaitu perspektif perencana dan
perspektif pemilik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.2 EAP didalam framework Zachman
2.7.1 Ringkasan Kerangka EAP
Tabel 2.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise
Zachman
Sumber : Buku Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009
Perbedaan EAP dengan arsitektur enterprise lainnya (Kridanto, 2009):
1. Arsitektur dapat ditemukan dalam suatu model bisnis fungsional. Kegiatan
EAP dimulai dengan mendefinisikan bisnis organisasi, bukan
mendefiniskan system yang diperlukan oleh organisasi. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa EAP merupakan perencanaan yang bersifat
business driven.
2. EAP mendefinisikan data sebelum aplikasi. Sehingga langkah pertama
yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah mengidentifikasi data apa saja
yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis, dan kemudian mendefinisikan
3. EAP mempertimbangkan kegiatan operasional jangka pendek dan
berfokus pada strategi jangka panjang organisasi dalam penggunaan data
dan teknologi untuk mendukung bisnis.
4. EAP menjadikan kerangka kerja Zachman lebih praktis digunakan.
Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja yang paling banyak
digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise.
Beberapa manfaat penerapan EAP dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Fokus pada penggunaan strategi teknologi untuk mengelola data sebagai
aset
2. Standarisasi kosakata (nama data, nama sistem, dan sebagainya)
merupakan fasilitas untuk berkomunikasi dan mengurangi inkonsistensi
dan redundansi data.
3. Adanya dokumentasi meningkatkan pemahaman terhadap bisnis.
4. Kebijakan pengambilan keputusan dapat ditinjau ulang.
5. Memperhatikan integrasi sistem baru dengan sistem aplikasi yang sudah
ada.
6. Solusi jangka panjang yang bersifat efektif terhadap biaya (cost effective).
7. Mempermudah dalam menilai manfaat dan dampak pemanfaatan teknologi
informasi bagi bisnis.
EAP melibatkan 6 sel pada kerangka kerja Zachman, yang masing-masing
tahap pendefinisian visi masa depan dan yang terakhir adalah tahap rencana
implementasi.
2.7.2.Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise
8.
Gambar 2.3 Lapisan EAP
(Sumber : Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009)
Lapisan 1, Inisialisasi perencanaan (Planning Initiation): tahapan awal
yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan
proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik.
Tahapan ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal
ini menjadi penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan
perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi
yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat Pemodelan
Tahap 2- Dimana Kita saat ini.
(tools) yang akan digunakan. Adanya tahapan yang dilakukan dalam inisialisasi
perencanaan, yaitu sebagai berikut :
a) Menentukan Cakupan dan tujuan Perencanaan Arsitektur Enterprise
b) Mengadaptasi suatu metodologi perencanaan
c) Mengatur alokasi sumber daya komter dan SDM
d) Mempersiapkan rencana kerja Perencanaan Arsitektur Enterprise
e) Mendapatkan komitmen dan pembiayaan.
Hasil yang dari lapisan 1, Inisialisasi Perencanaan yaitu sebagai berikut:
1) Rencana Kerja Perencanaan Arsitektur Enterprise
2) Dukungan dan Komitmen dari eksekutif dan manajemen enterprise
Lapisan 2, Pemodelan bisnis (Business Modeling): menyusun suatu dasar
pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan
aktifitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar
pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada 3 tahapan untuk
memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:
a) Dokumentasi struktur organisasi.
b) Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.
c) Dokumentasi model bisnis utama, distribusi, dan presentasi kepada semua
komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.
1) Model Bisnis awal enterprise
2) Detail-detail bisnis yang melengkapi model bisnis
Sistem dan Teknologi saat ini (Current System & Technology): bertujuan
untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan
sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan
untuk migrasi dalam jangka panjang. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase
ini disebut dengan Information Resource Catalog (IRC) yang juga disebut
ensiklopedia sistem atau inventory sistem. Tahapan untuk membuat IRC, antara
lain sebagai berikut:
a) Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja IRC.
b) Persiapan untuk koleksi data.
c) Pengumpulan data IRC.
d) Masukan data.
e) Validasi dan meninjau ulang draf IRC.
f) Menggambar skema.
g) Mendistribusikan IRC.
h) Administrasi dan perawatan IRC.
Dokumentasi IRC dibuat dengan menggunakan bantuan hubungan matrik
antara proses bisnis dengan teknologi yang digunakan, sedangkan untuk
penggambaran menggunakan BPMN. Hasil dari tahap Sistem dan teknologi saat
Lapisan 3, Arsitektur Data (Data Architecture): mendefinisikan jenis data
utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas bisnis. Arsitektur data terdiri
dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi terhadap data yang
lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:
a) Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model bisnis dan deskripsi
sistem dan teknologi yang dipakai.
b) Tetapkan entitas yang akan dipakai.
c) Definisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikannya (ER-
Diagram).
d) Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil.
Hasil dari tahap Arsitektur data ini yaitu, Model data konseptual yang
menguraikan detail data
Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture): mendefinisikan jenis
aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi
bisnis. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang
akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak manajemen
terhadap fungsi bisnisnya. Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi adalah
sebagai berikut:
a) Daftarkan kandidat aplikasi.
b) Definisikan aplikasi.
c) Relasikan aplikasi terhadap fungsi.
e) Distribusikan arsitektur aplikasi.
Hasil pada tahap Arsitektur aplikasi yaitu, Model aplikasi konseptual yang
mengacu pada model data konseptual sehingga konsisten, komprehensif, dan
lengkap.
Arsitektur Teknologi (Technology Architecture): mendefinisikan platform
teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang
akan mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Empat tahap untuk membuat
arsitektur teknologi, antara lain:
a) Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform.
b) Definisikan platform dan distribusi.
c) Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis.
d) Distribusikan arsitektur teknologi.
Hasil dari tahap Arsitektur Teknologi yaitu model konseptual yang
mendefinisikan platform teknologi yang konsisten dengan arsitektur aplikasi data
dan model bisnis.
Lapisan 4, Rencana Implementasi (Implementation/Migration Plans):
mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadualan implementasi,
analisa biaya/keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari
posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi sistem
informasi baru, dan penetapan standar atau prosedur. Adapun tahapan-tahapan
a) Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun.
b) Merancang jadual tahapan implementasi.
c) Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi yang tepat.
Hasil dari tahap Implementasi yaitu strategi migrasi yang menekankan perubahan
strategis dari posisi bisnis saat ini hingga posisi tujuan dimasa depan.
2.8 Value Chain
Menurut Michael E. Porter Value chain adalah mendeskripsikan cara
bisnis sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output sehingga
memiliki nilai bagi pelanggan (Porter, E Michael. 1985).
Gambar 2.4 Value Chain
(Sumber : Tesis Magister, Enterprise Architecture Planning di STT Telkom, 2004)
Firm Infrastructure
Human Resources Management
Research, Tecnology, System development
Value chain membagi dalam dua kategori, yaitu:
1. Primary activities, (line functions) merupakan aktifitas utama dari organisasi
yang melibatkan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
a) Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan,
penyimpanan, dan pendistribusian input menjadi produk.
b) Operations, semua aktifitas yang terkait dengan pengubahan input menjadi
bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan,
perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap
lingkungan.
c) Outbond Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan,
penyimpanan, distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.
d) Marketing and Sales, Aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan
layanan oleh pengguna dan mendorong untuk membeli produk yang
dibuat.
e) Service, Aktifitas yang terkait dengan penyediaan pelayanan untuk
meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi,
perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan
teknis.
Secondary activities, (staff atau fungsi overhead) merupakan aktifitas
pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary activities melibatkan
a) Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya, dan aset yang
berhubungan dengan manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan
dan keselamatan sistem informasi, serta fungsi lainnya.
b) Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti
penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi
untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
c) Research, Technology, and System Development, aktifitas yang terkait
dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses,
perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan
sistem berbantuan komputer.
d) Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam
value chain organisasi.
2.9 Perencanaan Sistem Bisnis (BSP).
Untuk melengkapi dan lebih memastikan kelengkapan dekomposisi dalam
suatu area fungsi, digunakan analisi siklus hidup sumber daya yang digunakan
dalam metodologi Business System Planning (BSP). Analisi ini menurut Kridanto
Surendro terdiri dari:
1. Kebutuhan (Rekuitment), aktivitas yang menentukan banyaknya produk
atau sumber daya yang diperlukan, rencana mendapatkannya, serta
2. Akuisisi, aktivitas untuk mengembangkan produk, jasa, atau aktivitas
untuk mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam
pengembangan.
3. Pengelolaan (Stewardship), Aktivitas untuk membentuk, memperbaiki,
atau memelihara sumber daya pendukung dan untuk menyimpan atau
melacak produk atau jasa.
4. Disposisi, Aktivitas dan keputusan yang mengakhiri tanggung jawab dari
unit organisasi terhadap suatu produk, jasa ataua suatu penanda untuk
mengakhiri penggunaan sumber daya.
Dalam bentuk diagram, model siklus hidup sumber daya menurut Kridanto
Surendo dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.5 Model Siklus Hidup Sumber Daya
2.10 E-R Diagram(Entity-Relationship Diagram)
Model diagram E-R adalah model diagram yang didasarkan pada sebuah
persepsi dunia nyata yang terdiri dari obyek dasar yang disebut entitas (entities),
dan hubungannya (relationship) diantara entitas tersebut. E-R diagram ini
dikembangkan untuk menjembatani kegiatan perancangan basis data dengan
menggunakan skema entrprise, yang mempresentasikan seluruh struktur logic dari
basis data (Silberschatz Abraham, Korth Henry F, Sudarshan S, 2002).
E-R diagram sangat berguna untuk memetakan maksud dan interaksi dunia
nyata dari enterprise ke dalam skema konseptual. Ada tiga konsep dasar dari
penggunaan E-R diagram yaitu:
1) Entity Sets
2) Relationships Sets
3) Attributes
2.11 Use Case Diagram
Menurut Julianto Use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang
saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi
oleh sebuah aktor. Use case digunakan untuk membentuk tingkah laku
benda/thing dalam sebuah mode serta direalisasikan oleh sebuah collaborator,
umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis ynag solid,
biasanya mengandung nama. Use case menggambarkan proses system
1) Pola perilaku system
2) Urutan transaksi yang berhubungan yang dilakukan oleh actor
Use case diagram terdiri dari:
1) Use case
2) Actor
3) Relationship
4) System boundary boxes
5) Packages
2.12 Portofolio Aplikasi
Dalam langkah-langkah Perencanaan Arsitektur Enterprise pada tahap
pembangunan arsitektur aplikasi, kandidat aplikasi diseleksi berdasarkan perannya
dalam pengelolaan data. Akan tetapi dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise
seleksi dan perlengkapan definisi setelah pemilihan berdasarkan pengelolaan data,
khususnya terhadap fungsi-fungsi bisnis lebih banyak bergantung pada masukan
dari personil-personil kunci yang terkait dalam enterprise.
Untuk melengkapi proses penentuan aplikasi dalam hubungannya dengan
fungsi-fungsi bisnis, dalam penelitian ini digunakan kerangka kerja portofolio
aplikasi yang diajukan oleh Ward. Kerangka kerja ini digunakan karena alur untuk
membangun portofolio aplikasi ini, juga didasarkan pada keselarasan antara
strategi bisnis dan perencanaan strategi untuk sistem informasi. Langkah-langkah
didalam Perencanaan Arsitektur Enterprise. Portofolio menurut Ward dimaksud
dideskripsikan pada gambar dibawah ini.
Tabel 2.2 Portofolio Aplikasi Sistem Informasi
STRATEGIS BERPOTENSI TINGGI
Aplikasi yang kritikal untuk
keberlanjutan strategi bisnis dimasa
depan.
Aplikasi yang mungkin penting dalam
mencapai kesuksesan di masa depan.
Aplikasi yang pada saat ini digunakan
enterprise untuk kesuksesan.
Aplikasi yang berharga tapi tidak
kritikal untuk kesuksesan.
OPERASIONAL KUNCI PENDUKUNG
Sumber : Buku Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, 2009
Selain deskripsi mengenai tiap peran aplikasi bagi fungsi bisnis seperti
gambar diatas, tiap-tiap kuadran juga dapat dilihat dari perspektif strategis sebagai
berikut:
1) Aplikasi Strategis, Investasi untuk aplikasi bersifat kritis untuk
keberlanjutan strategi bisnis dimasa depan.
2) Aplikasi Operasional Kunci, investasi untuk aplikasi yang diandalkan
oleh enterprise untuk mencapai target sukses.
3) Aplikasi Berpotensi Tinggi, Investasi untuk aplikasi yang mungkin penting
4) Aplikasi Pendukung, Investasi untuk aplikasi yang bernilai namun tidak
bersifat kritikal untuk sukses.
2.13 Pengertian Platform
Dalam ilmu komputer, platform atau serambi merupakan kombinasi antara
sebuah arsitektur perangkat keras dengan sebuah kerangka kerja perangkat lunak
(termasuk kerangka kerja aplikasi). Kombinasi tersebut memungkikan sebuah
perangkat lunak, khusus perangkat lunak aplikasi, dapat berjalan. Platform yang
umum sudah menyertakan arsitektur, sistem operasi, bahasa pemrograman dan
antarmuka yang terkait (pustaka sistem runtime atau antarmuka pengguna grafis)
untuk komputer.
Menurut Kridanto Surendro Platform adalah unsur yang penting dalam
pengembangan perangkat lunak. Platform mungkin dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai tempat untuk menjalankan perangkat lunak. Penyelenggara
platform menyediakan pengembang perangkat lunak dengan kesepakatan
serangkaian kode logika yang akan berjalan secara konsisten sepanjang platform
ini berjalan di atas platform yang lainnya. Macem-macem platform dalam
arsitektur teknologi yaitu,
1) Perangkat Keras
2) Perangkat Lunak atau Sistem Operasi
3) Manajemen Data
4) Aplikasi
6) Keamanan
2.14 Pengertian Topologi
Pengertian topologi jaringan menurut Kridanto Surendro dalam bukunya
Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi adalah suatu tehnik untuk
menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya yang merangkai
menjadi sebuah jaringan, dimana penggunaan topologi jaringan didasarkan pada
biaya, kecepatan akses data, ukuran maupun tingkat konektivitas yang akan
mempengaruhi kualitas maupun efiensi suatu jaringan. Ada bermacam macam
topologi jaringan komputer yang banyak di gunakan saat ini antara lain adalah
Topologi Bus, Topologi Ring, Topologi Star, Topologi Mesh, Topologi Linear,
masing-masing jenis topologi ini mempunyai kelebihan dan kekurangannnya
sendiri.
2.15 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
34
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian dilakukan disebuah lembaga jasa penyaluran dana zakat,
yakni Rumah Zakat yang berkantor pusat di Jalan Turangga No 25C.
3.1.1 Sejarah Rumah Zakat
Pada tahun 1998, Abu Syauqi salah satu tokoh dai muda Bandung,
bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Taklim Ummul Quro
sepakat membentuk lembaga sosial yang concern pada bantuan kemanusiaan. 2
Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ).
Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai tempat
kajian. Jamaah pengajian semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al
Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian rutin.
Pada tahun 1999 Dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong
dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik. Kantor sekretariat pindah ke
Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al Manaar.
Pencapaian donasi selama 1998-1999 terkumpul sebanyak Rp 0,8 Milyar.
Pada tahun 2000 Animo masyarakat pada perlunya organisasi
kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang penting misi sosial ini
pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin
kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang
Yogyakarta, Mei 2000 di Jl. Veteran 9. Cabang Bandung dipindah ke sekretariat
awal di Jl. Turangga 33 Bandung. Donasi selama setahun terkumpul Rp 2,1
Milyar.
Pada tahun 2001 Februari, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor
Kuning Rawamangun, Jaktim. Pengumpulan donasi terbukukan sebesar Rp 2,19
Milyar.
Pada tahun 2002, Identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat semakin
dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43 Pulogadung.
Penerimaan donasi meningkat menjadi Rp 4,19 M
Pada tahun 2003, DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia
DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18
Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat
Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa
Timur, Surabaya. Perolehan donasi terus meningkat menjadi Rp 6,46 M.
Pada tahun 2004, Kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai
melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau.
Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu
pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website
www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs sebelumnya di
Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh, donasi terkumpul sebanyak
Rp 8,92 M.
Pada tahun 2005, Pertumbuhan cabang meningkat pesat. Tsunami Aceh
yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah Zakat Indonesia lebih
berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka : cabang Aceh, Medan,
Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula kantor cabang
Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok,
Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga berekspansi dengan
memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem informasi lembaga
mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi online, absensi on line, dan
beberapa software keuangan. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari
bantuan masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp
45,26 M donasi terkumpulkan.
Pada tahun 2006, Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz
Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru Transformation
From Traditional Corporate to Professional Corporate dimulai. Kesadaran berzakat terus didorong dengan merilis kampanye “When Zakat Being Lifestyle”
Diluncurkanlah program Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar
Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Donasi berhasil terkumpul sebanyak Rp 29,52
M.
Pada tahun 2007, Pengembangan progam semakin disempurnakan
Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga mengerucut pada empat
induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare. Pengelolaan program
dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas.ICD
merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni
pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara
terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer sebagai SDM
pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur, dan
terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia melebarkan layanan program
pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis.
Guru-guru terbaik dipilih untuk mendidik calon pemimpin bangsa di sana.
Program komunikasi dikembangkan lebih massif melalui televisi. Diluncurkanlah TV Commercial perdana berjudul “Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng
endorser Helmy Yahya. Acara Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia
Sadar Zakat 2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota. Ternyata
hasil komunikasi dan focusing program bekorelasi positif terhadap pencapaian
donasi, terkumpul Rp 50,16 M. Triple digit growth!
Pada tahun 2008, Rumah Zakat Indonesia berkeinginan kuat untuk
memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan
masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa
peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni “transformasi mustahik ke muzakki”. Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan
pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota. Tidak hanya itu, Rumah Zakat
dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi ini memegang
peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif
menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan. Dan yang
tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik
Relation Officer (MRO) dengan didukung para relawan. Pembelajaran untuk
menjadi organisasi yang amanah dan professional terus dilakukan, salah satunya
dengan penguatan program-program Human Capital. Diluncurkanlah program
seperti EAZI (Executive Amil Zakat Indonesia), ADP (Amil Development
Program), ACTPRO (Acceleration Program) dan sebagainya. Kegiatan
peningkatan kapasitas ini terbukti efektif kompetensi memenuhi tuntutan profesi
dan masyarakat. Kepercayaan terus tumbuh, dari pencapaian donasi berhasil
terkumpulkan donasi sebesar Rp 71,40 Milyar. Untuk memberikan edukasi lebih
luas kepada masyarakat tentang zakat dan filantropi, Roadshow Gelar Budaya
Zakat dilakukan, kali ini hadir di 19 Kota.
Pada tahun 2009, Tahun ini menjadi tahun pertama pasca 10 tahun
pertama milestone Rumah Zakat Indonesia. Guna penguatan organisasi
dikokohkanlah organisasi baru pemberdayaan, yaitu : Rumah Sehat Indonesia
(pengelola program kesehatan), Rumah Juara Indonesia (pengelola program
pendidikan), Rumah Mandiri Indonesia (pengelola program kemandirian
ekonomi). Peningkatan jumlah unit layanan terus dilakukan. Hingga akhir tahun
telah berdiri 8 Sekolah Juara, 7 Rumah Bersalin Gratiis.
Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1
jaringan sebanyak 45 kantor. Pengelolaan yang semakin baik mendapat apresiasi
dari masyarakat antara lain award dari Karim Business Consulting yang
menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai #2 LAZNAS Terbaik dalam ISR
Award (Islamic Social Responsibility Award 2009). Penghargaan juga datang dari
IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah Zakat
Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development. Pencapaian
donasi tumbuh semakin baik, tercatat Rp 107, 3 Milyar berhasil dikumpulkan dan
menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar
pengumpulan donasinya se-Indonesia.
Pada tahun 2010, Krisis global 2009 banyak diprediksikan mulai pulih
pada tahun ini, namun tantangan sosial dan ekonomi tak lebih mudah dihadapi.
Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian adaptasi
dan perubahan menuju organisasi berskala global. 5 April 2010, resmi
diluncurkanlah brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan brand sebelumnya
RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan mengusung tiga brand value baru :
Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter
menuju “World Class Socio-Religious Non Governance Organization (NGO)”.
Sharing Confidence diangkat menjadi positioning. “Dengan keyakinan
yang kuat untuk berbagi dan menciptakan keluarga global yang lebih baik, Rumah
Zakat berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di region yang menjamin
program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik.” Untuk memperkuat perubahan ini
kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia jauh
lebih khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kelayakan hidup.
Di tahun 2011 Rumah Zakat dapat memberikan bantuan kepada 835.163
penerima layanan manfaat yang berada dari Aceh hingga Papua. Di tahun ini
Rumah Zakat memperoleh amanah sebesar Rp146 miliar dari para donatur dan
mitra yang jumlahnya mencapai 99.246 orang. Dari total penerimaan zakat 2011
porsi perusahaan yang memberikan sebagai bagian dari kegiatan CSR nya
mencapai 9%. Rumah Zakat berupaya untuk menyalurkan bantuan kepada
masyarakat kurang mampu melalui pendidikan (Senyum Juara), kesehatan
(Senyum Sehat), dan ekonomi (Senyum Mandiri) di 121 wilayah binaan atau
Integrated Community Development (ICD). Di bidang pendidikan, Rumah Zakat
memiliki program Sekolah Juara yang memberikan pendidikan gratis dan
berkualitas. Saat ini Rumah Zakat telah mendirikan 12 Sekolah Juara yang
tersebar 11 kota. Selain itu Rumah Zakat pun memiliki program beasiswa untuk
siswa SD hingga mahasiswa yang hingga tahun 2011 telah membantu 629.626
anak. Di bidang kesehatan, Rumah Zakat bersama mitra telah mendirikan 7
Rumah Bersalin Sehat Keluarga dan 1 Klinik Sehat. Rumah Zakat pun
bekerjasama dengan 38 mitra Layanan Bersalin, dan kini memiliki 58 Armada
Kesehatan dan Mobil Jenazah Gratis. Sementara itu di bidang ekonomi, Rumah
Zakat telah memiliki 33 Balai Bina Mandiri yang didirikan di wilayah binaan dan
didampingi seorang Member Relationship Officer (MRO) yang memiliki tugas
sebagai pendamping, pemberdaya, surveyor pemberdayaan, penggerak
ekonomi seperti Kelompok Usaha Kecil Mandiri, Sarana Usaha Mandiri,
Pelatihan Skill Produktif, hingga Budidaya Agro dilaksanakan.
Pada tahun 2012 Rumah Zakat mendapat kepercayaan besar dari para
donatur, yang senantiasa ikut serta dalam mendukung program-program
perberdayaan, hal itu ditandai dengan meningkatnya program pemberdayaan dan
penyaluran yang mampu menyapa berbagai daerah di dalam negeri bahkan sampai
menjangkau ke luar negeri. Dalam rangka meneruskan program Merangkai
Senyum Indonesia, Rumah Zakat ingin mengajak masyarakat Indonesia agar
tersenyum lebih lebar lagi dalam rangkaian program BIG SMILE Indonesia.
Selain Senyum Sehat, Senyum Juara dan Senyum Mandiri, dalam BIG SMILE
Indonesia ini Rumah Zakat juga menambahkan program Senyum Lestari sebagai
bentuk kepedulian terhadap keadaan lingkungan hidup. Berkat izin Allah SWT
dan semangat kerja keras seluruh jajaran, Rumah Zakat juga berhasil memperoleh
ISO 9001:2008 untuk kategori Provision of Distribution of Zakat Services pada
September 2012. Keberhasilan ini menjadi pendorong manajemen untuk lebih
meningkatkan profesionalisme dalam implementasi penyelenggaraan
program-programnya.
Di bidang pendidikan, tahun 2012 Rumah Zakat menambah infrastuktur
pendidikan sekolah Juara ditingkat SMP yaitu SMP Juara Pekanbaru. Sehingga
akhir 2012 Rumah Zakat telah mendirikan 13 Sekolah Juara yang tersebar 11
kota. Selain itu Rumah Zakat pun memiliki program beasiswa untuk siswa SD
hingga mahasiswa yang hingga tahun 2011 telah membantu 629.626 anak. Di
Bersalin Sehat Keluarga dan 1 Klinik Sehat. Rumah Zakat pun bekerjasama
dengan 48 mitra Layanan Bersalin, dan kini memiliki 19 Armada Kesehatan dan
39 Mobil Jenazah Gratis.
Sementara itu di bidang ekonomi, Rumah Zakat telah memiliki 33 Balai
Bina Mandiri yang didirikan di wilayah binaan dan didampingi seorang Member
Relationship Officer (MRO) yang memiliki tugas sebagai pendamping,
pemberdaya, surveyor pemberdayaan, penggerak lingkungan, dan advokat
masyarakat. Di wilayah ICD program pemberdayaan ekonomi seperti Kelompok
Usaha Kecil Mandiri, Sarana Usaha Mandiri, Pelatihan Skill Produktif, hingga
Budidaya Agro dapat dilaksanakan.
3.1.2 Visi Dan Misi
3.1.2.1 Visi Rumah Zakat
1. Lembaga Filantropi Internasional berbasis pemberdayaan yang
professional.
3.1.2.2 Misi Rumah Zakat
1. Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi Internasional
2. Memfasilitasi kemandirian masyarakat
3.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi (Sumber : Rumah Zakat Bandung )
Ketua Yayasan
Kepala Direktorat Program Kepala Direktorat Operasional
Kepala Direktorat Finding
Retail
Support and Development
Cooperate
HCM
Finance SIM GAAM
Report Management
Program PIS
3.1.4 Deskripsi Kerja
Ketua yayasan adalah bagian pertama yang ada dirumah zakat, dan
mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1. Memastikan lembaga berjalan dengan baik
2. Mengkoordinasi para bawahannya melalui Kepala direktorat
3. Menyelenggarakan kegiatan utama perusahaan
4. Meriksa setiap laporan zakat, baik pencapaian maupun penyaluran.
5. Meresmikan setiap kegiatan keseluruhan yang diadakan perusahaan.
Kepala Direktorat Finding dirumah zakat memiliki tugas pokok sebagai
berikut :
1. Membantu Melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari ketua yayasan
2. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh struktur direktorat finding
3. Menyelenggarakan kegiatan finding (pengambilan dana zakat).
4. Meresmikan kegiatan finding yang diadakan.
5. Memastikan proses finding berjalan dengan baik
Kepala Direktorat Operasional dirumah zakat memiliki tugas pokok
sebagai berikut :
1. Membantu Melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari ketua yayasan
2. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh struktur direktorat operasional
3. Menyelenggarakan kegiatan operasional (pengolahan dana zakat).
Kepala Direktorat Program dirumah zakat memiliki tugas pokok sebagai
berikut :
1. Membantu Melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari ketua yayasan
2. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh struktur direktorat program
3. Menyelenggarakan kegiatan program (penyaluran dana zakat).
4. Meresmikan kegiatan program yang diadakan
5. Memeriksa laporan penyaluran yang dilakukan oleh direktorat program.
6. Memastikan proses program berjalan dengan baik.
Didalam struktur organisasi di bawah Direktorat Finding adanya tim
Finding Retail yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Mengambil dana zakat perseorangan.
2. Memberikan penawaran produk.
3. Sosialisasi dan interaksi dengan calon donatur
4. Pendataan calon donatur
5. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Direktorat Finding
Didalam struktur organisasi adanya Tim Finding Cooperate dirumah zakat
memiliki tugas sebagai berikut :
1. Mencari perusahaan yang akan menjadi donatur
2. Mengambil dana zakat perusahaan atau kelompok
3. Memberikan penawaran produk.