ANALISIS FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2011 - 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
TIODORMA BR. SIJABAT NIM. 712321006
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Tiodorma Br Sijabat, NIM. 7123210065. Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2014. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, 2016.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan dalam Altman dapat menjelaskan kondisi financial distress. Rasio keuangan dalam Altman ada 5, yaitu rasio Net Working Capital to Total Assets (X1), Retained Earning to Total Assets (X2), Earning Before Interest and Tax to Total Assets (X3), Market Value of Equity to Book Value of Total Debt (X4) dan Sales to Total Asset (X5
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan batubara yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2011 – 2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel sehingga terdapat 18 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diakses dari situs www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini selama lima tahun pengamatan, rasio keuangan dalam Altman dapat menjelaskan kondisi financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada perusahaan batubara yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang mengalami kondisi financial distress atau sebesar 56.67% perusahaan.Dimana hal ini dapat dilihat dari menurunnya pendapatan perusahaan bahkan ada yang mengalami kerugian dalam beberapa tahun, terjadinya penurunan terhadap penjualan perusahaan, besarnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jumlah hutang yang terus meningkat dan harga saham yang terus turun di pasar modal.
ii
ABSTRACK
Tiodorma Br. Sijabat, NIM 7123210065. Analysis Financial Distress on the coal company listed on the Indonesia Stock Exchange period 2011-2014. Thesis Department of Management, Faculty of Economics, University of Medan, 2016.
The purpose of this study was to determine whether the financial ratios in Altman can explain financial distress. There are five financial ratios in Altman, which is the ratio of Net Working Capital to Total Assets (X1), Retained Earnings to Total Assets (X2), Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (X3), Market Value of Equity to Book Value of Total Debt (X4) and Sales to Total Assets (X5
The population in this study are listed coal company in Indonesia Stock Exchange period 2011 - 2014. This study used purposive sampling method of sampling so that there are 18 companies. The data used is secondary data that is accessed from the website www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive analysis.
The results of this study for five years of observation, the financial ratios in Altman can explain financial distress in the coal company listed on the Indonesia Stock Exchange. The coal company in this study more companies to financial distress or equivalent to 56.67 % of the company. Where it can be seen from the decline in corporate earnings and some have suffered losses in recent years, the decline in the sales of the company, the amount of the costs the company the amount of debt continues to rise and stock prices continue to fall in the capital market.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus atas Berkat dan
Anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Financial Distress pada Perusahaan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap kiranya skripsi ini
dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan pembaca, khususnya
mahasiswa/i Jurusan Manajamen.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orang tua penulis Bapak Tersayang Japolan Sijabat dan
Mamak Tersayang Rosinta br. Marbun yang penulis sayangi dan penulis
banggakan yang tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan, memberikan
semangat, perhatian, kasih sayang, cinta kasih dan dorongan serta kecukupan
materi kepada penulis hingga sekarang ini.
Dan penulis juga ingin mengucapkan terimakasihyang sebesar - besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
iv
3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
4. Ibu T.Teviana SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Cut Ermiati, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Lokot Muda Harahap, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
7. Bapak Syahrizal Chalil, SE. M.Si, Ibu T.Teviana, SE, M.Si dan Bapak
Muhammad Andi Abdillah Triono, SE, M.Si, selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan kritik yang berharga dan bermanfaat bagi penulis demi
penyempurnaan skripsi ini.
8. Bapak/Ibu dosen jurusan yang telah memberikan saya bekal ilmu selama
penulis menempuh pendidikan di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
9. Bapak/Ibu Staf Tata Usaha, Staf Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Digital
Library. Terima kasih telah memberikan kemudahan kepada peneliti selama
masa pendidikan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
10. Adik - adikku tersayang Masmur Sijabat dan Jelita Sijabat yang telah
v
11. Sahabat - sahabat terbaik yang selalu ada selama masa studi di kelas
Manajemen A 2012 Rio Evans B.M. Sianipar, Dian Memory, Lusia Chairani
Situmorang, Ramos Siagian, Hendro Sutomo, Ismet Sopar, Alex Elrado,
Panca Ridho H. Simanjuntak, Nur Indah Sari Sembiring, dan, Pebriyati
Purba. Semoga persahabatan kita selama empat tahun ini tidak berhenti
sampai disini.
12. Sahabat terbaik sejak SMA Hotria Simbolon, Sophia Mei Rido Sagala, Willtri
Santo Sitanggang, Ayu Sayanti Surbakti dan Graciana Manalu terima kasih
atas doa dan dukungannya. Semoga persaudaraan yang telah tercipta tetap
terjaga sepanjang masa.
13. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2012 dan Manajemen Keuangan
selama menempuh studi di Universitas Negeri Medan.
14. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama
proses penyelesaian skripsi.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
serta menambah wawasan bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.
Medan, Juni 2016 Penulis
vi DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Pembatasan Masalah ... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1 Kerangka Teoritis... 11
2.1.1. Financial Distress ... 11
2.1.1.1. Pengertian Financial Distress... 11
2.1.1.2. Faktor Penyebab Financial Distress ... 12
2.1.1.3. Dampak Financial Distress ... 15
2.1.1.4. Prediksi Financial Distress ... 16
2.1.1.5. Penilaian Financial Distress Menggunakan Model Altman Z-Score ... 17
2.1.2. Laporan Keuangan ... 21
2.1.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 21
vii
2.1.2.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 24
2.1.2.4 Komponen Laporan Keuangan ... 26
2.1.3. Analisis Laporan Keuangan... 29
2.1.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 29
2.1.3.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 29
2.1.3.3. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan ... 31
2.1.3.4. Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 31
2.1.4. Analisis Rasio Keuangan ... 38
2.1.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 38
2.1.4.2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 38
2.1.4.3. Teknik Analisis Rasio Keuangan ... 39
2.1.4.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 39
2.2. Penelitian Terdahulu ... 40
2.3. Kerangka Berpikir ... 42
2.4 Hipotesis ... 45
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
3.1. Lokasi Penelitian ... 46
3.2. Populasi dan Sampel ... 46
3.2.1. Populasi ... 46
3.2.2. Sampel ... 46
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 47
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 48
3.4.1. Variabel Penelitian ... 48
3.4.1.1. Variabel Dependen ... 48
3.4.1.2. Variabel Independen ... 49
3.4.2 Definisi Operasional ... 49
3.4.2.1. Working Capital / Total Asset (X1) ... 49
3.4.2.2.Retained Earning / Total Asset (X2) ... 50
viii
3.4.2.4. Market Value of Equity / Book Value of Debt ... 50
3.4.2.5. Sales / Total Asset (X5) ... 51
3.4.2.6. Financial Distress (Y) ... 51
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.6. Teknik Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1. Hasil Penelitian ... 56
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 56
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 57
4.1.2.1 Deskripsi Perkembangan Data Working Capital to Total Asset (WCTA) ... 57
4.1.2.2 Deskripsi Perkembangan Data Retained Earning to Total Asset (RETA) ... 58
4.1.2.3 Deskripsi Perkembangan Data EBIT/Total Asset (EBITTA) ... 59
4.1.2.4 Deskripsi Perkembangan Data Book Value of Equity/Book Value of Total Debt (BVEBVD) ... 60
4.1.2.5 Deskripsi Perkembangan Data Sales to Total Asset ... 61
4.2. Hasil Pembahasan ... 62
4.2.1. Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Motode Prediksi Financial Distress Altman Z-Score ... 62
4.2.2. Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Metode Altman Z-Score ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…….. ... 74
5.2 Saran……….… ... 74 DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Konsumsi Batubara Tahun 2009 – 2011 ... 2
Tabel 1.2 Rasio Pertumbuhan Perusahaan Batubara Tahun 2014 ... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 40
Tabel 3.1 Karakteristik Sampel... 47
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 56
Tabel 4.2 Working Capital / Total Asset Perusahaan Sampel ... 57
Tabel 4.3 Retained Earning / Total Asset Perusahaan Sampel ... 58
Tabel 4.4 EBIT / Total Asset PerusahaanSampel ... 59
Tabel 4.5 Market Value of Equity / Book Value of Total Debt Perusahaan Sampel... 60
Tabel 4.6 Sales / Total Asset Perusahaan Sampel ... 61
Tabel 4.7 Perhitungan Dengan Metode Financial Distress Z-Score Altman Tahun 2011 ... 63
Tabel 4.8 Perhitungan Dengan Metode Financial Distress Z-Score Altman Tahun 2012 ... 64
Tabel 4.9 Perhitungan Dengan Metode Financial Distress Z-Score Altman Tahun 2013 ... 65
Tabel 4.10 Perhitungan Dengan Metode Financial Distress Z-Score Altman Tahun 2014 ... 65
Tabel 4.11 Perhitungan Dengan Metode Financial Distress Z-Score Altman Tahun 2015 ... 66
Tabel 4.12 Perhitungan Z-Score dari Tahun 2011 – 2015 ... 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan HBA dan HPA Januari 2011 sampai 2016 ... 3
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Working Capital Perusahaan Sampel Lampiran II : Retained Earning Perusahaan Sampel Lampiran III : EBIT Perusahaan Sampel
Lampiran IV : Sales Perusahaan Sampel Lampiran V : Total Asset Perusahaan Sampel Lampiran VI : Total Debt Perusahaan Sampel
Lampiran VII : Market Value of Equity Perusahaan Sampel
Lampiran VIII : Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Batubara yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014 Model Altman
Z-Score dan Penentuan Nilai Z-Z-Score dan Kategori
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu penghasil batubara terbesar didunia.
Hal tersebut pula yang membuat Indonesia menjadi salah satu produsen dan
eksportir terbesar batubara yang diperhitungkan internasional. Namun
sepanjang tahun 2015 perkembangan industri batubara menjadi fokus dalam dunia
usaha karena kinerja dari perusahaan batubara mengalami penurunan. Penurunan
kinerja perusahaan batubara disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di
Negara China serta didukung dengan menurunnya harga jual batubara.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi China yang dimana China merupakan
negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut adalah mitra dagang
yang paling penting bagi Indonesia tetapi sekarang membawa dampak negatif.
Dampak negatif tersebut adalah menurunnya nilai ekspor produk batubara
Indonesia karena kebijakan baru China, yaitu pembatasan impor batubara
berkalori terendah.
(http://www.batamtoday.com/berita45373-Industri-Batubara-Cina-Melemah,-Berpotensi-Rugikan-Indonesia.html) Selain itu, China sebagai
konsumen energi terbesar dunia sedang berupaya mengurangi intensitas
penggunaan energi yang berdampak pada pengurangan penggunaan batubara.
Kebijakan pembatasan impor batubara berkalori rendah ini dilakukan karena
2
Tabel 1.1 Konsumsi Batubara 2009 - 2014
Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Produksi (Juta Ton) 254 275 353 412 474 458 376 Ekspor (Juta Ton) 198 210 287 345 402 382 296 Penjualan Domestik
(Juta Ton) 56 65 66 67 72 76 80 Harga Rata-Rata
Batubata Menurut HBA (USD/Ton)
70.7 91.7 118.4 95.5 82.9 72.6 60.1
Sumber: Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) dan Direktorat Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI
Dari tabel menunjukkan bahwa ekspor batubara pada tahun 2009 hingga
tahun 2013 terus mengalami kenaikan hingga mencapai angka 402 juta ton dan
dari tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan yang mencapai angka 296 juta
ton. Penurunan ini diakibatkan karena adanya kebijakan baru dari China yang
mengurangi pasokan energi yang berdampak pada penurunan jumlah ekspor
batubara di China. Selain itu, masalah selanjutnya yaitu mengenai Harga Batubara
Acuan (HBA) yang terus mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai 2015
hingga mencapai nilai 60.1 USD/ton yang dimana pada tahun 2009 seharga 70.7
USD/ton hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan harga mencapai nilai
118.4USD/ton.
Menurunnya harga jual batubara merupakan akibat dari kelebihan
penawaran dan kelebihab kapasitas di pasar. Kelebihan penawaran di pasar China
membuat permintaan batubara menurun sebanyak 20 juta ton pada tahun 2014,
3
sebelumnya. Hingga pada Bulan Maret 2015, kisaran harga batubara sekitar 51.62
USD/ton. Gambar dibawah ini menunjukkan Harga Batubara Acuan (HBA) dan
Harga Patokan Batubara (HPB) terus mengalami penurunan selama tahun 2011
hingga awal tahun 2016.
Gambar 1.1 Perkembangan HBA dan HPA Januari 2011 – Januari 2016
Sumber: Direktorat Mineral dan Batubara Kementrian ESDM RI
Dari gambar 1 dapat kita lihat bahwa harga batubara mengalami fluktuasi
tetapi tren yang tampak jelas dari gambar adalah harga batubara mengalami
penurunan setiap tahunnya mulai dari Januari 2011 sampai pada awal tahun 2016.
Menurunnya HBA yang terjadi secara terus-menerus dapat berdampak pada
menurunnya pendapatan industri batubara. Dengan pendapatan yang menurun dan
4
perusahaan. Dalam kondisi ini perusahaan tidak dapat memaksimalkan
keuntungan, bahkan terdapat kemungkinan perusahaan akan memiliki net income
negatif yang berarti perusahaan sedang mengalami kerugian. Kerugian yang
terjadi akibat penurunan HBA dapat mengakibatkan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan (financial distress). Kemungkinan terburuk apabila
perusahaan tidak dapat menyelesaikan kesulitan finansial yang dialami maka
perusahaan akan mengalami kebangkrutan sehingga perusahaan harus dilikuidasi.
Selain itu perusahaan tidak dapat melakukan bertanggung jawab penuh kepada
para stakeholderdalam bentuk pembagian deviden.
Kinerja perusahaan dalam kegiatan operasi tercermin dalam laporan
keuangan tahunan yang mengandung informasi akuntansi mengenai kondisi
perusahaan. Dari informasi akuntansi tersebut dapat diketahui likuiditas,
profitabilitas, leverage hingga aliran arus kas perusahaan. Dengan demikian
informasi akuntansi yang terkandung didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh para investor dan kreditor. Untuk itu informasi akuntansi harus
dapat diandalkan dan relevan dengan kondisi yang sesungguhnya sehingga
mampu menggambarkan kemungkinan yang akan terjadi masa yang akan datang.
Dengan informasi akuntansi yang terkandung dalamnya, laporan keuangan dapat
mengidentifikasi kondisi financial distresspada sebuah perusahaan.
Tabel 1.2. Rasio Pertumbuhan Perusahaan Batubara Tahun 2014 Perusahaan Laba / Rugi Pertumbuhan Pendapatan Pertumbuhan Adaro
Energy
USD 183.5
miliar 21%
USD 3.33
miliar 1%
Bumi Resources
USD -465.9
miliar -171%
USD 2.79
5
Bayan Resources
USD -189
juta -442% USD 828.3 juta -28%
Golden Energy Mines
IDR 133.8
miliar -56% IDR 5.2 triliun 18%
Harum
Energy USD 2.6 juta -95% USD 477.6 juta -43%
Indo Tambang Raya Megah
USD 200.2
juta -2% USD 1.9 miliar -14%
Resorce Alam Indonesia
USD 8 juta -53% USD 135.8 juta -30%
Samindo Resources
IDR 268.3
miliar 54% IDR 3.02 triliun 23%
Bukit Asam IDR 2.01
triliun 9%
IDR 13.07
triliun 17%
Petrosea USD 2.2 juta -87% USD 347.9 juta -3%
Golden Eagle Energy
USD -3.5
miliar -118%
USD 20.92
miliar -41%
Toba Bara Sejahtera
USD 35.8
juta 3% USD 499.9 juta 19%
Sumber: Bursa Efek Indonesia (Data diolah)
Tabel diatas menjelaskan bahwa dari beberapa perusahaan batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) rata – rata mengalami penurunan
pertumbuhan pada laba bersihnya. Penurunan pertumbuhan laba bersih paling
besar terjadi pada perusahaan Bayan Resources yaitu -442% yang dimana
penurunannya menjadi -189 juta di tahun 2014. Berbeda dengan perusahaan
Samindo Resources yang mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 54% dengan
laba bersih 268.3 miliar di tahun 2014.
Bukan hanya masalah perlambatan ekonomi China dan menurunnya harga
batubara yang sedang dialami oleh perusahaan batubara. Tetapi juga masalah
6
merupakan aturan ekspor batubara yang dikeluarkan pemerintah, aturan tersebut
berupa larangan ekspor bahan mentah tambang mineral, batubara, dan gas yang
tertulis dalam UU No. 4 Tahun 2009 namun baru akan diberlakukan mulai 2014.
Sebelum larangan itu diterapkan, pemerintah akan mengenakan pajak ekspor
15-50% guna mengendalikan eksploitasi sumber daya alam secara besar - besaran.
Smelter itu sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang
berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas,
dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku
produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari
pengotor dan pemurnian. Pembangunan Smelter diwajibkan bagi seluruh
perusahaan tambang di Indonesia, baik bagi perusahaan besar maupun kecil.
Apabila masalah ini terus terjadi terus – menerus maka perusahaan akan
mengalami masalah keuangan (financial distress). Seperti yang telah dipaparkan
diatas bahwa perusahaan batubara sedang mengalami krisis dalam melakukan
kegiatan operasionalnya yang terlihat dari pertumbuhan perusahaan yang
mengalami penurunan. Apabila kondisi financial distress ini terjadi secara
berkelanjutan setiap tahunnya, maka akan membuat para pemegang saham tidak
akan memberikan kepercayaan pada perusahaan tersebut.
Pihak manajemen perusahaan sangat penting dalam memperhatikan
keuangan perusahaannya. Salah satunya adalah apabila laba bersih yang
dihasilkan tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
7
tetapi laba bersihnya kecil bahkan mengalami kerugian. Hal ini merupakan tanda
bahwa perusahaan sedang mengalami kondisi financial distress. Maka dari itu
perusahaan perlu melihat bagaimana kinerja keuangan perusahaannya, seperti
rasio-rasio keuangan perusahaan sebagai salah satu cara untuk mengatasi kondisi
financial distress pada perusahaan.
Ada beberapa model yang dapat memprediksi kondisi financial distress
untuk melihat rasio-rasio keuangan perusahaan seperti Model Altman, Model
Zmijewski, Model Springate, Model Foster, Model Ohlon, dan Model Fulmer.
Tetapi pada penelitian ini penulis menggunakan model Altman. Model Altman
merupakan model dalam memprediksi kondisi financial distress yang diciptakan
pertama kali dengan tingkat keakuratan yang tinggi yaitu sebesar 95%. Selain itu
Model Z-Score Altman merupakan model yang mengalami revisi sebagai bentuk
penyempurnaan. Revisi tersebut dimaksudkan agar model prediksi dapat
digunakan pada semua jenis perusaahaan seperti manufaktur, non manufaktur, dan
perusahaan keuangan baik perusahaan swasta maupun go public.
Analisis yang digunakan pada model Altman mengacu pada rasio – rasio
keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lainnya. Dengan menggunakan alat analisis berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran bagaimana keadaan
keuangan perusahaan tersebut. Rasio-rasio keuangan yang yang digunakan dalam
model Z-Score (Altman) antara lain: Working Capital to Total Asset, Retained
Earning to Total Asset, Earning before Interest and Taxes to Total Asset dan
8
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014”.
1.2.Identifikasi Masalah
Kinerja dari perusahaan sangatlah diperhatikan oleh banyak pihak yang
berkepentingan karena hal ini berhubungan dengan keputusan ekonomi yang akan
diambil. Kinerja keuangan dapat digambarkan oleh rasio keuangan perusahaan,
dimana dengan mengalisis rasio keuangan perusahaan, hal ini dapat menjelaskan
bagaimana kondisi keuangan perusahaan sebenarnya, apakah perusahaan sedang
mengalami kondisi financial distress atau tidak. Perusahaan yang mengalami
kondisi financial distress adalah perusahaan yang mengalami penurunan laba
bahkan rugi, tidak melakukan pembayaran hutang pada saat jatuh tempo dan
pembayaran dividen .
1.3.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah pada penelitian ini
hanya terbatas pada kemampuan rasio - rasio keuangan yang terdapat pada Model
Altman Z-Score dalam menjelaskan kondisi financial distress pada perusahaan
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
9
Apakah rasio keuangan dalam model Altman mampu menjelaskan kondisi
financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011 – 2014?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
rasio keuangan dalam Altman dapat menjelaskan financial distress pada
perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2014.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peneliti
Untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti selama
berada di bangku perkuliahan dan menambah wawasan mengenai pengaruh
rasio - rasio keuangan dalam menilai maupun memprediksi kondisi financial
distress perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan manajemen khususnya
keputusan keuangan yang nantinya akan mempengaruhi kondisi keuangan
serta kelangsungan hidup perusahaan.
3. Bagi Universitas Negeri Medan
Sebagai literatur pembelajaran dan referensi dalam bidang penelitian
mengenai pengaruh rasio keuangan dalam menilai maupun memprediksi
10
4. Bagi Pihak Lain
Bagi pihak lain yang membaca hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan sebagai bahan literatur dalam penelitian sejenis
74
BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian bab sebelumnya, maka terdapat
beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini selama lima tahun pengamatan, rasio keuangan dalam
Altman dapat menjelaskan kondisi financial distress pada perusahaan
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada perusahaan batubara
yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang mengalami
kondisi financial distress atau sebesar 56.67% perusahaan.
2. Faktor – faktor penyebab terjadinya financial distress pada perusahaan ini
adalah faktor internal yaitu besarnya jumlah hutang dan biaya yang
dikeluarkan perusahaan, terjadinya penurunan terhadap penjualan,
pendapatan yang diterima perusahaan. Sedangkan faktor eksternalnya
yaitu, terjadinya perlambatan ekonomi China yan disertai dengan
menurunnya harga batubara dan adanya kebijakan smelter yang
dikeluarkan pemerintah Indonesia.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan,
baik kepada perusahaan maupun peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Memperhatikan proporsi hutang dan menyeimbangkan antara aktiva lancar
75
modal kerja guna meningkatkan pendapatan yang dimana akan berdampak
pada kenaikan harga saham perusahaan. Jika pendapatan meningkat, maka
investor akan berminat untuk menanamkan modalnya sehingga nilai
ekuitas pasar perusahaan mengalami peningkatan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan Batubara
saja, tetapi dapat diperluas pada keseluruhan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan sebaiknya memperpanjang periode penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Altman, E.L. 1968. Financial Ratio, Discrminant Analysis, and The Prediction of
Corporate Bankcrupcty. The Jurnal of Finance. September (2005).
Anggarini, Tifani Vota.2010.”Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap
Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”Skripsi S-1, Program Studi Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang.
Charles T.Horngren dan Walter t. Harrison.2010.Akuntansi Jilid Satu.Edisi
Tujuh.Jakarta: Penerbit Erlangga
Dwi, Prastowo.2011.Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.Edisi
Ketiga.Cetakan Pertama.Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Emrinaldi.2007.”Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan (Corporate
Governance) Terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan (Financial
Distress):Suatu Kajian Empiris.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 9, No. 1, :
88-104
Fahmi, Irfan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta.
Fitriyah, Ida. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress Pada
Perusahaan Properti
Gitman, I. J.2002.Principles of Managerial Finance Ed. 10. Harper and Row
Publisher, New York.
Hamid, Abdul. 2007.Panduan Penulisan Skripsi.Cetakan 1. Jakarta : FEIS UIN
Pres
http://www.batamtoday.com/berita45373-Industri-Batubara-Cina-Melemah,-Berpotensi-Rugikan-Indonesia.html
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Kamaluddin dan Pribadi, Karina Ayu.2011.prediksi Financial Distress Kasus
Industri Manufaktur Pendekatan Model Regresi Logistik.Jurnal Ilmiah STIE
MDP.September Vol 1. No.1. hal. 11-23
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana.
Luciana.2006.Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go Publik dengan
Menggunakan Analisis Multinomial Logit.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.
12 No. 1
Luciana dan Emmanue.2003.Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Burs
Efek Jakarta.Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI). Vol 7 No.2
Mas’ud, Imam dan Reva.2012. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia.Jurnal Akuntansi Universitas Jember.
Mokhamad Iqbal Dwi Nugroho dan Wisnu Mawardi.2012. Analisis Prediksi
Financial Distress Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi
1995. Diponegoro Journal Of Management.Volume 1, Nomor 1, Halaman
1/11
Mochamad Irfan dan Tri Yuniati.2014. Analisis Financial Distress Dengan
Pendekatan Altman Z”-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan
Perusahaan Telekomunikasi. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1
(2014)
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima Belas. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia
Patricia.2010.Penyebab, Dampak dan Prediksi dari Financial Distress serta
Solusi untuk Mengatasi Financial Distress.Jurnal Akuntansi Kontemporer.
Vol. 2 No. 2, Hal: 191-205
Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. Perbandingan Analisis
Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman
Revisi, dan Altman Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan
Sebagai Variabel Penjelas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Siasat Bisnis, Volume 13, Nomor
1, pp.15-28.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Ed.4. Jakarta: Salemba
Empat
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supardi dan Sri Mastuti.2003.Validitas Penggunaan Z-Score Altman untuk
Menilai Kebangkrutan pada Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa
Efek Jakarta.Dalam Kompak No. 7. Januari – April, hal.10
Syafri Harahap, Sofyan. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja
Grafindo Persada: Yogyakarta.
Wild, John J., K. R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2004. Financial
Statement Analysis. The McGraw-Hill Companies Inc., diterjemahkan oleh
Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Whitaker, R.B.1999.The Early Stages of Financial Distress. Journal of
Economicsand Finance Vol 23: 123-133
Yuliastary, Etta Citrawati dan Made ede Wirakusuma.2014.Analisis Financial
Distress Dengan Metode Z-Score, Springate, Zmijewski.E-Jurnal Akuntansi