D III ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARI Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
Form A.2
RENCANA PENGAJUAN JUDUL
Yang bertanda tangan dibawah ini mengajukan judul Tugas Akhir sebagai berikut :
Judul : Peran Sekretaris Terhadap Administrasi Perkantoran
Dinas Koprasi pada Bidang Surat Menyurat Dinas
Koperasi dan UMKM Koperasi Provinsi Lampung
Pokok Permasalahan : Untuk menjalankan tugas seorang sekertaris sangat
berat, seorang sekertaris dituntut harus dapat melayani
tugas tugas yang diberikan oleh pimipnan selain itu
juga seorang sekertaris harus pandai dalam surat
menyurat agar dapat melaksankan tugas tugas kantor
dengan seabaik baiknya dan dapat menempatkan surat
menyurat tersebut dengan sebaik baik mungkin agar
sewaktu waktu diperlukan dapat di cari dengan mudah .
itulah sedikit pembahasan saya selaku penulis agar
dapat dituangkan dalam judul tugas akhir saya dalam
menempuh syarat ujian sebagai D3 Administasi
Perkantoran.
Saran Ketua Program D3 APS
Bandar Lampung, 18 Maret 2010
Mengetujui
Ketua program Studi APS Yang Mengajukan
Eko Budi Sulistio, S.Sos, M.AP Novri Arianasayah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kantor Urusan Agama, di setiap wilayah mutlak harus ada, karena
lembaga ini memiliki peranan penting sebagai perpanjangan tangan
pemerintah dalam hal mensosialisasikan peraturan-peraturan hukum yang
telah ditetapkan ataupun yang baru mau ditetapkan berkaitan dengan masalah
pernikahan khususnya tentang persoalan-persoalan keagamaan. Sedangkan
bila ditinjau dari peraturan yang ada (Undang-Undang No. 1 Tahun 1974)
Pernikahan itu dianggap resmi oleh pemerintah jika sudah tercatat secara
resmi di Kantor Urusan Agama dengan bukti adanya Buku Nikah. Bukti
otentik inilah merupakan dasar kebijakan untuk menegakkan rumah tangga
tetapi sebagian warga menganggap tidak penting, disisi lain keberadaan Buku
Nikah memiliki fungsi diantaranya : sebagai dasar untuk membuat kartu
keluarga, sebagai dasar untuk membuat akta kelahiran ataupun bukti fisik
pasangan suami istri dimana saja berada.
Sistem administrasi merupakan suatu totalitas himpunan bagian-bagian
yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai
maka sistem administrasi dapat di definisikan sebagai serangkaian kegiatan
ketata usahaan yang meliputi pencatatan, pembukuan, pengarsipan dan
penyusunan perkantoran atau dapat dipergunakan oleh siapa saja yang
membutuhkan. Sistem administrasi terdiri dari beberapa sub-sistem yang
masing-masing mempunyai cara kerja yang secara keseluruhan akan saling
mempengaruhi dan saling berkaitan sehingga pada akhirnya dapat
menghasilkan suatu kerja administrasi yang utuh dan menyeluruh. Jadi sistem
administrasi merupakan keseluruhan dari bagian-bagian atau sub sistem yang
saling berinteraksi dan bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan fungsi
untuk mencapai tujuan perkantoran.
Proses pencatatan dan pengeluaran buku nikah dapat dikeluarkan oleh
Kantor Urusan Agama apabila sudah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh Menteri Agama yang disampaikan dengan (KANDEPAG)
yang kemudian diberitahukan kepada pihak Kantor Urusan Agama (KUA)
yang telah diberi ketentuan-ketentuan yaitu memenuhi persyaratan
administrasi yang telah ditetapkan dalam pengeluaran satu pasang buku nikah;
photo warna yang terbaru sebanyak dua lembar ukuran 2x3; surat NA
(keterangan dari kepala desa). Setelah memenuhi syarat-syarat maka proses
buku nikah dapat dilaksanakan.
Untuk itulah penulis ingin mengetahui proses sistem administrasi dan
pencatatan Buku Nikah, proses Pencatatan Buku Nikah tentunya disesuaikan
dengan aturan-aturan yang ada inipun tidak lepas dari berbagai faktor yang
mendukung ataupun yang menghambat dari proses pencatatan dan
bisa juga petugas yang ditunjuk belum memahami dari kelengkapan
administrasi yang ditetapkan dan ada faktor yang menyebabkan terjadinya
hambatan yaitu : faktor internal yaitu kelalaian petugas untuk mencatat dan
melaporkan ke KUA, faktor eksternal yaitu masyarakat kurang memahami arti
pentingnya Buku Nikah. Solusinya untuk mengatasi masyarakat yang belum
memahami makna penting Buku Nikah diadakan sosialisasi oleh pihak Kantor
Urusan Agama (KUA) guna untuk memberi wawasan dan pengetahuan
terhadap masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pencatatan dan pengeluaran buku nikah pada Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung
Barat?
2. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat pengeluaran Buku
Nikah pada Kantor Urusan Agama, Kecamatan Way Tenong Kabupaten
Lampung Barat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir pada kantor urusan agama adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui proses Pencatatan dan Pengeluaran Buku Nikah pada
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten
2. Untuk mengetahui faktor apa yang mendukung dan menghambat
pengeluaran Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama, Kecamatan Way
Tenong Kabupaten Lampung Barat.
D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu:
1. Secara teoritis dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
sistem administrasi dan pencatatan buku nikah.
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran mengenai praktek
administrasi, khususnya dalam pencatatan dan pengeluaran buku nikah
pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong, Kabupaten
Lampung Barat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di
Kantor Urusan Agama, yaitu bagaimana sistem administrasi yang
dijalankan di Kantor Urusan Agama Way Tenong dan bagaimana proses
pencatatan buku nikah serta pengeluaran Buku Nikah.
2. Wawancara
Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab secara langsung mengenai
pengeluaran buku nikah dengan Bapak Suyatno, S.Ag selaku
Kepenghuluan dan Bendahara di Kantor Urusan Agama Way Tenong.
3. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data-data mengenai
pencatatan dan pengeluaran buku nikah. Sejarah singkat dan visi-misi serta
Tugas Pokok dan Fungsi Personalia Kantor Urusan Agama Kecamatan
Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.
4. Kepustakaan
Pencatatan dan menyalin dari beberapa buku yang berhubungan dengan
masalah administrasi pencatatan dan pengeluaran buku nikah yaitu (1)
Kompilasi Hukum Islam; (2) Pedoman Pembantu Pegawai Pencatat Nikah;
(3) Hukum Perkawinan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Kegunaan Penulisan, Teknik Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang pengertian Sistem Adminsitrasi, Pernikahan dan
Administrasi Pencatatan dan Pengeluaran Buku Nikah.
BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong, Hasil dan
Pembahasan yang meliputi Proses Pencatatan Nikah, Faktor-Faktor
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran yang ditujukan kepada Kantor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Administrasi
Menurut Soedjadi dalam kamus Bahasa Indonesia (1989 ; 201).
Administrasi berasal dari bahasa Belanda ’’Administratie’’ yang merupakan
pengertian administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tatausaha
kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan
ini dalam bahasa Inggris disebut Clerical works.
Menurut Kartasapoetra (1987:12) sistem administrasi merupakan suatu
totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan
bersama-sama beroperasi mencapai tujuan tertentu di dalam suatu
perkantoran. Jadi sistem administrasi merupakan keseluruhan dari
bagian-bagian atau sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama dalam
melaksanakan tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan perkantoran.
Dari uraian mengenai pengertian sistem administrasi secara sempit maka
sistem administrasi dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan ketata
usahaan yang meliputi pencatatan, pembukuan, pengarsipan dan penyusunan
perkantoran atau dapat dipergunakan oleh siapa saja yang membutuhkan.
mempunyai cara kerja yang secara keseluruhan akan saling mempengaruhi
dan saling berkaitan sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu kerja
administrasi yang utuh dan menyeluruh.
B. Pernikahan
Pengertian Nikah yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga
yang sakinah. Sedangkan pernikahan menurut hukum ialah menghalalkan dari
perbuatan yang haram. Pernikahan yaitu akad yang mentaati perintah Allah
dan melaksanakannya merupakan ibadah. Pernikahan bertujuan untuk
mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan
warahmah. Pernikahan yang sah apabila memenuhi peraturan
(Undang-Undang No. 1 Tahun 1974) tentang pernikahan tercapainya ketertiban
pernikahan bagi masyarakat setiap pernikahan harus dicatat. Pencatatan
pernikahan dilaksanakan oleh pegawai pencatat nikah sehingga pernikahan
mempunyai kekuatan hukum dapat dibuktikan dengan akta nikah legalisasi
Buku Nikah.
Setiap perbuatan hukum harus memenuhi dua unsur, yaitu rukun dan
syarat. Rukun ialah unsur pokok (tiang) dalam setiap perbuatan hukum,
sedang syarat ialah unsur pelengkap dalam setiap perbuatan hukum. Apabila
kedua unsur ini tidak dipenuhi, maka perbuatan itu dianggap tidak syah
menurut hukum. Demikian pula untuk syah nya suatu pernikahan harus
dipenuhi rukun dan syarat, baik menurut syariat Islam maupun peraturan
Rukun nikah menurut Syariat Islam meliputi : (a) Calon mempelai
laki-laki dan perempuan; (b) Wali dari calon mempelai perempuan; (c) Dua orang
saksi (laki-laki); (d) Kabul dari calon mempelai laki-laki atau wakilnya.
Sedangkan nikah menurut syariat Islam adalah : (a) Beragama islam; (b)
Terang prianya/terang wanitanya (bukan banci); (c) Tidak dipaksa; (d) Bukan
mahram bakal istri/suami; (e) Tidak mempunyai istri yang haram di madu
dengan bakal istri.
Adapun mengenai rukun dan Syarat nikah menurut Peraturan
Perundang-Undangan, hal itu diatur dalam pasal 6 dan pasal 7
Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974. Pasal 6 dinyatakan bahwa rukun nikah adalah:
(a) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai; (b)
Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua; (c) Dalam hal salah seorang
dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu
menyatakan kehendaknya, maka izin di maksud ayat (2) pasal ini cukup di
peroleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu
menyatakan kehendaknya; (d) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal
dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya maka izin
diperoleh dari wali.
Sedangkan mengenai syarat nikah, pasal 7 Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 menyatakan bahwa: (a) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak
pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 16 (enam belas) tahun; (b) Dalam penyimpangan terhadap
lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita; (c)
Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang
tersebut dalam pasal 6 ayat (3) dan (4) undang-undang ini, berlaku juga dalam
hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan tidak mengurangi
yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (6).
Untuk itu pernikahan menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2
Tahun 1990 dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu : formulir Pokok,
formulir pelengkap dan formulir mutasi. Formulir Pokok adalah formulir yang
secara langsung menjadi tanggung jawab dan dikerjakan pengisiannya oleh
PPN yaitu : (a) Akta nikah (model N); (b) Kutipan akta nikah (model NA); (c)
Daftar pemeriksaan nikah (model NB); (d) Pengumuman kehendak nikah
(NC). Pengisian formulir tersebut dimulai dari model NB, NC, kemudian
model N, dan yang terakhir model NA. Formulir pelengkap adalah formulir
yang merupakan kelengkapan dari pelaksanaan pernikahan dan disiapkan
sebelum pelaksanaan pernikahan. Sebagian besar formulir tersebut
pengisiannya dilakukan oleh Kepala Desa yaitu : (a) Surat keterangan untuk
nikah (model N1); (b) Surat keterangan asal-usul (model N2); (c) Surat
persetujuan mempelai (model N3); (d) Surat keterangan tentang orang tua
(model N4); (e) Surat izin orang tua (model N5); (f) Surat keterangan
kematian suami/istri (model N6); (g) Pemberitahuan kehendak nikah (model
N7); (h) Pemberitahuan adanya halangan/kekurangan syarat (model N8); (i)
Penolakan pernikahan (model N9). Formulir mutasi adalah formulir yang
PPN/pengadilan agama yang sebelumnya telah mencatat talak, cerainya yaitu:
(a) Pemberitahuan nikah (ND); (b) Pemberitahuan poligami (NE).
C. Administrasi Pencatatan dan Pengeluaran Buku Nikah
Pemeriksaan pencatatan nikah dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh terhadap calon suami, calon istri dan wali nikah sebaiknya dilakukan
secara bersama-sama, tetapi tidak ada halangannya. Jika pemeriksaan itu
dilakukan sendiri-sendiri. Untuk mengetahui lebih jelas dari
pengakuan-pengakuan yang dikatakan calon suami atau istri. Sehingga bukti yang
dilakukan dengan pemeriksaan jelas lebih akurat dan lebih benar. Dalam
proses pernikahan tidak ada hambatan-hambatan yang membuat kelancaran
akad nikah.
Pemeriksaan mulai dari kelengkapan calon suami atau calon istri dan
wali nikah ditulis dalam lembaran formulir nikah NB ruang II, III dan IV
rangkap dua. Halaman tiga ditandatangani oleh yang diperiksa dan pembantu
PPN yang memeriksa, barulah administrasi nikah yang dilontarkan untuk
memperoleh Buku Nikah yang syah. Setelah pemeriksaan dianggap selesai
apabila proses pemeriksaan di periksa benar. Berdasarkan surat-surat
keterangan yang dikeluarkan kepala Desa/Lurah dan istansi lainnya dan
berdasarkan wawancara langsung dengan yang bersangkutan. Apabila
pemeriksaan calon suami istri dan wali itu terpaksa dilakukan pada hari-hari
yang berlainan, maka kecuali pemeriksaan pada hari pertama.
Proses pencatatan dan pengeluaran buku nikah itu dapat dikeluarkan
ditetapkan oleh Menteri Agama yang disampaikan dengan (KANDEPAG)
yang kemudian diberitahukan kepada pihak Kantor Urusan Agama (KUA)
yang telah diberi ketentuan-ketentuan yaitu: (a) Memenuhi persyaratan
administrasi yang telah ditetapkan dalam pengeluaran satu pasang buku nikah;
(b) Photo warna yang terbaru sebanyak dua lembar ukuran 2x3; (c) Surat NA
(keterangan dari kepala desa).
Setelah memenuhi syarat-syarat maka proses buku nikah dapat
dilaksanakan. Untuk pelaporan akad nikah itu dari akad nikah dilangsungkan
minimal dua hari, maka proses buku nikah dilaporkan ke pihak
(KANDEPAG) oleh pihak tersebut dikelola dan diproses sampai waktu satu
minggu, barulah selesai. Kemudian diberikan kepada pihak kantor urusan
agama, barulah pihak Kantor Urusan Agama mengeluarkan buku nikah
kepada pihak yang bersangkutan dan yang memerlukan buku nikah.
Tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu Administrasi rekomendasi dari
pihak kecamatan yang akan di sampaikan ke pihak Kantor Departemen
Agama (KANDEPAG). Kemudian administrasi kelengkapan-kelengkapan
syarat-syarat atau NA yang diminta dari Kepala Desa yang bersangkutan di
lingkungan setempat. Maka barulah tahapan-tahapan administrasi pengeluaran
Buku Nikah diperoleh oleh masyarakat yang berkaitan atau bersangkutan
melalui berbagai proses yang telah dilakukan. Dalam legalisasi pengeluaran
Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama.
Atas pelayanan yang telah diberikan, pasangan dikenakan biaya yang
diatur menurut ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Menteri
peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 1990 pasal 22 ayat 4 yang
berkepentingan dalam pernikahan dikenakan membayar biaya nikah sebagai
berikut : (a)Biaya pencatatan nikah sebesar Rp. 35.000; (2) Dana bantuan
BKM dan BADKI sebesar Rp. 9.500; (c) Honorarium pembantu PPN; (d)
Biaya transportasi pembantu PPN bila pernikahan di laksanakan di luar tempat
tinggal pembantu PPN/Balai Nikah. Besarnya honorium dan biaya transportasi
tersebut ditetapkan oleh kepala kantor wilayah departemen agama propinsi
dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah setempat. Kepada yang
bersangkutan diberikan tanda terima formulir (model NR.1).
Setelah pembantu PPN menerima pembayaran biaya nikah dari yang
bersangkutan, selambat-lambatnya 15 hari setelah dilangsungkan Akad Nikah,
pembantu PPN menyetorkan : (a) Biaya pencatatan nikah sebesar Rp. 35.000;
(c) Dana bantuan kepada BKM sebesar Rp. 9.500 Kepada bendaharawan
penerima di KUA kecamatan yang mewilayahinya dan selanjutnya
bendaharawan penerima menyetorkannya ke rekening kas negara dan rekening
Mentri Agama melalui kantor pos terdekat atau setempat. Tidak dibenarkan
pemungutan biaya di luar ketentuan-ketentuan pasal 1 ayat (1) dan ayat (2)
keputusan Mentri Agama No. 40 Tahun 1991 dan ketentuan pasal 22 ayat (4)
PMA No. 2 Tahun 1990 di atas. Yang melanggar ketentuan tersebut akan
BAB III
PROFIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong
Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga
Pekon Mutar Alam kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat,
berfungsi sebagai lembaga perantara yang melayani nikah/rujuk, ibadah sosial,
kemitraan umat, produk halal dan pelayanan zakat wakaf. Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong mempunyai luas tanah 20 x 25 meter
dengan luas bangunan 8 x 12 dengan 5 orang pegawai yang terdiri dari 1
orang kepala KUA, 3 orang Kepenghuluan, 1 orang Tata Usaha (TU) dan 1
orang Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA menjalankan tugas sesuai dengan
arahan-arahan dari Kanwil Depag dan Kandepag serta undang-undang yang
mengatur tentang tugas Kantor Urusan Agama (KUA) dalam menjalankan
tugas sesuai serta pelayanan terhadap masyarakat Agama Islam yang
melakukan perlindungan hukum dan aturan-aturannya sesuai dengan kegiatan
yang lazim dilakukan oleh KUA lainnya selama tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong berdiri semula atas
pada tahun 1998. Mereka usulkan harapan itu kepada Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Sumber Jaya. Kemudian diteruskan ke Kantor Wilayah
Departemen Agama (Kandepag) Provinsi Lampung.
Pada tanggal 20 Maret 1999 satu tahun dari pengurusan sudah ada
tanggapan yang menyatakan bahwa usulan tersebut dipindahkan untuk segera
dapat didefinitifkan. Pada tahun 2003, empat tahun dari tanggapan untuk di
definitifkan sudah ada definitif Kantor Urusan Agama Kecamatan Way
Tenong dari Mentri Agama pusat. Kemudian pada tanggal 5 Mei 2004 Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong sudah didefinitifkan hanya
saja belum memiliki kantor (lembaga) karena masih masa transisi dengan
KUA Sumber Jaya untuk sementara aktivitas kantor tetap berjalan dengan cara
mengontrak sebuah rumah penduduk di Pekon Mutar Alam tepatnya rumah
Bapak A. Namin selaku Pegawai Pencatat Nikah (PPN). Pada 8 Oktober 2004
Kantor Urusan Agama berpindah ke Pekon Karang Agung (rumah kontrak)
dengan berbagi pertimbangan para personil yang ada di Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Way Tenong.
Pada akhirnya dengan dasar adanya warga yang mau mewakafkan
sebagian tanahnya dengan ukuran 20 x 25 meter persegi seluruh pembantu
penghulu bersama masyarakat yang mendukung berdirinya KUA Kecamatan
Way Tenong. Mengusulkan kepada pemerintah melalui Kantor Departemen
Agama (Kandepag). Februari 2005 pembangunan KUA Kecamatan Way
tenong sudah dimulai dan selesai pembangunan tersebut pada bulan Mei 2005
jadi kurang lebih 3 bulan pembayaran sudah terselesaikan. Selanjutnya pada
sudah diresmikan oleh kepala Kantor departemen Agama (Ka. Kandepag)
Kabupaten Lampung Barat yang ketika itu di jabat oleh Hi. Khodri Rozali,
BA. Demikianlah sejarah singkat berdirinya Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Way Tenong Kebupaten Lampung Barat.
Kantor Urusan Agama merupakan ujung tombak, pelayanan
penyelenggaraan sebagian urusan pemerintah di bidang Keagamaan di bawah
naungan Departemen Agama Pusat. Pelayanan yang diberikan oleh Kantor
Urusan Agama antara lain : (a) Nikah, (b) Rujuk, (c) Kemitraan umat, (d)
Wakaf, (e) Produk halal, (f) Ibadah sosial, (g) Pengeluaran buku nikah.
Pelayanan tersebut di perkuat dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan dan kompilasi hukum Islam di Indonesia pasal 2 sampai
dengan pasal 10 tentang perkawinan. Dengan peningkatan kualitas pelayanan
dan pemahaman beragama serta kehidupan beragama bagi masyarakat yang
rabani.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku Kantor Urusan Agama mempunyai
tugas pokok atau tugas dasar yaitu : (a) Menangani nikah dan rujuk. Dari
proses pendaftaran sampai dengan proses pelaksanaan dan proses pengurusan
buku nikah melalui administrasi dan pencatatan buku nikah pada kantor
urusan agama dengan melengkapi syarat-syarat yang telah ditentukan guna
untuk mempermudah mendapatkan buku nikah dan menyelesaikan
administrasi yang menyangkut pengeluaran buku nikah; (b) Menangani
talak/cerai, tetapi tidak untuk memutuskan perceraian, karena yang berhak
hanyalah pihak pengadilan agama untuk memutuskan syah atau tidaknya
pemerintahan di bidang Agama, melalui kantor Departemen Agama
Kabupaten yang berkaitan dengan nikah dan rujuk. Serta kegiatan keagamaan
baik di kecamatan maupun di desa-desa.
Kantor Urusan Agama bertujuan untuk melancarkan pelayanan kepada
masyarakat. Tiga pokok tujuan yang utama antara lain : (a) Pelayanan nikah,
(b) Pelayanan rujuk, (c) Pelayanan talak/cerai. Karena kantor urusan agama
berperan sangat penting dengan demikian, bagi masyarakat islam tidak
dibenarkan dalam satu rumah hidup antara wanita dan laki-laki yang bukan
muhrim, tanpa ada ikatan perkawinan yang syah. Perkawinan yang syah yaitu
: perkawinan yang mempunyai bukti-bukti yang jelas sesuai dengan ketentuan
menteri agama, dengan hal tersebut dapat dikatagorikan bahwa pernikahan
yang syah menurut hukum dan agama dengan adanya bukti buku nikah guna
untuk peningkatan kegiatan keagamaan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2008 Kantor
Urusan Agama mempunyai visi dan misi sebagai berikut : (a) Visi yaitu
menjadikan agama sebagai pelopor etika bermasyarakat bagi terciptanya
masyarakat madani, berakhlak mulia dan toleransi beragama; (b) Misi yaitu
meningkatkan penghayatan moral kedalaman sepiritual dan etika keagamaan
bagi masyarakat madani dan terwujudnya akhlaqul kharimah serta
penghormatan atas keaneka ragaman, keyakinan keagamaan melalui
peningkatan kualitas pelayanan ibadah, pemberdayaan lembaga keagamaan
serta memperkokoh kerukunan antar umat beragama bersama-sama
Untuk itu susunan personalia Kantor Urusan Agama Kecamatan Way
Tenong diatur dalam bentuk struktur organisasi Kantor Urusan Agama sebagai
berikut:
1. Kepala KUA (Kantor Urusan Agama)
Kepala KUA mempunyai tugas memimpin, mengendalikan serta
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas KUA (Kantor Urusan Agama) yang
menjadi kewenangannya serta tugas lain yang sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Mentri Agama. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Kepala KUA memiliki fungsi : (a) Perumusan
Kebijaksanaan; (b) Perumusan program kerja; (c) Pembinaan kelembagaan
KUA; (d) Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan koordinasi.
2. Penghulu
Penghulu mempunyai tugas dan fungsi yaitu menangani Pernikahan, talak
dan rujuk.
3. Penyuluh Agama
Penyuluh Agama mempunyai tugas dan fungsi yaitu untuk memberikan
nasehat atau arahan kepada masyarakat yang mempunyai masalah dalam
pernikahan dan menyangkut masalah keagamaan.
4. Bendahara
Bendahara mempunyai tugas dan fungsi untuk mengatur keluar masuknya
dana atau administrasi dan membuat laporan keuangan.
5. Tata Usaha
Tata Usaha mempunyai tugas dan fungsi yaitu untuk membuat surat
6. Staf
Staf mempunyai tugas dan fungsi yaitu untuk membantu dan menjalankan
STRUKTUR ORGANISASI KUA KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT
B. Hasil dan Pembahasan
1. Proses Pencatatan Nikah
Proses yang dilakukan oleh calon pengantin dimulai dari persiapan nikah
sampai dengan pelaksanaan nikah dan penerimaan buku nikah. Langkah awal
yang dilakukan oleh calon pengantin, meminta rekomendasi pada Kepala Desa
setempat yang disebut dengan formulir NA (Surat keterangan untuk nikah)
lalu dari kepala desa atau pegawai pencatat nikah (P3N) dilaporkan pada
Kantor Urusan Agama (KUA), dari proses pemeriksaan yang dilakukan oleh
petugas KUA sampai dibuatnya pengumuman kehendak nikah. Setelah
syarat-syarat pernikahan lengkap, kemudian pihak yang bersangkutan melunasi
administrasi pernikahan. Setelah administrasi dilunasi, ijab kobul dapat
dilaksanakan di KUA, Masjid dan Kediaman mempelai setelah akad nikah
dilaksanakan barulah kedua mempelai menerima buku nikah. Untuk calon
pengantin yang belum melunasi administrasi atau persyaratan nikah belum
lengkap dapat melaksanakan akad nikah (Ijab Kobul) tetapi setelah akad nikah
selesai kedua mempelai belum dapat menerima buku nikah dari petugas KUA
setempat.
Adapun bagan dari Sistem Administrasi Pencatatan Buku Nikah pada
Kantor Urusan Agama Way Tenong Kabupaten Lampung Barat sebagai
Keterangan:
Untuk mengetahui apa yang menjadi penghambat dalam proses
pengeluaran buku nikah. Setelah diteliti lebih jelas ternyata yang membuat
kendala itu adalah masyarakat sendiri karena tidak memahami dan mengerti
pentingnya buku nikah. Tujuan penulis untuk memotivasi masyarakat yang
kurang peduli dengan pentingnya buku nikah, supaya masyarakat mengetahui
dan mengerti pentingnya buku nikah bagi masyarakat. Berdasarkan keputusan
Mentri Agama, melalui Departemen Agama yang disalurkan pada Kantor
Urusan Agama (KUA).
Berhubungan dengan pentingnya buku nikah yaitu untuk melancarkan
masyarakat yang bertujuan menyadari kepentingan buku nikah sehingga
kejadian-kejadian nikah di bawah tangan itu tidak terjadi lagi dan peduli
terhadap pentingnya buku nikah itu disadari oleh masyarakat sehingga pada
saat dibutuhkan buku nikah tidak kesulitan dan tidak ada hambatan dalam
proses kepengurusan yang berkaitan dengan kepengurusan kartu kegunaan
dengan adanya buku nikah, maka tidak ada masalah yang akan muncul dalam
mengurus PNS dan masalah warisan yang syah.
2. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pengeluaran Buku Nikah a. Faktor-faktor penghambat pengeluaran buku nikah
1) Tidak lengkap data.
a) Belum adanya N1-N4. N1 (Surat Keterangan untuk Nikah), N2
(Surat Keterangan asal-usul), N3 (Surat persetujuan mempelai) dan
N4 (Surat keterangan tentang orangtua)
b) KTP masih sementara/tidak ada, karena untuk membuat KTP harus
mempunyai Kartu Keluarga dan administrasinya pun mahal karena
minat masyarakat membuat KTP dengan cara instan (cepat), itulah
yang menjadikan administrasi pembuatan KTP mahal. Apabila
mengikuti prosedur pembuatan KTP yang telah ditetapkan,
administrasi yang dibebankan kepada masyarakat tidak mahal
(murah) tetapi jangka waktu masyarakat untuk menerima KTP
lama.
c) Photo pasangan calon pengantin tidak ada, karena memang calon
pengantin belum menyiapkan photo sehingga saat diperlukan photo
tidak ada, sedangkan sudah diinformasikan lebih jelas oleh pihak
Kantor Urusan Agama bagi setiap calon pengantin.
d) Akte kelahiran tidak ada, masyarakat umumnya malas untuk
mencatat atau melaporkan kelahiran anak karena masih banyak
yang belum mengerti gunanya akte kelahiran sehingga tidak
mempunyai akte kelahiran.
e) Kartu keluarga tidak ada, masyarakat tidak mengikuti peraturan
yang telah ditentukan untuk membuat kartu keluarga, di samping
biayanya mahal dan banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
f) Rekomendasi nikah tidak ada, karena pada saat melangsungkan
akad nikah rekomendasi memang belum diminta dari Kepala Desa.
Sehingga tidak bisa dilaporkan kepada pihak Kantor Urusan
2) Administrasi pembiayaan belum lunas, yang dimaksud administrasi
pembiayaan belum lunas yaitu biaya rekomendasi pernikahan yang
belum dibayar oleh calon pengantin ke Kantor Urusan Agama.
3) Masyarakat tidak peduli, yaitu masyarakat tidak mengetahui
pentingnya buku nikah dan dikarenakan masih banyaknya masyarakat
yang melakukan pernikahan secara siri atau hanya syah secara agama
dan tidak tercatat pada Kantor Urusan Agama.
b. Faktor-faktor pendukung pengeluaran buku nikah
1) Dilengkapi segala syarat-syarat untuk pengeluaran buku nikah yang
dimaksud adalah adanya formulir N1 sampai dengan N4.
2) Tidak terhambat administrasi pembiayaan yaitu calon pengantin sudah
mempersiapkan biaya pernikahan dan semua persyaratan sudah
dilengkapi dan rekomendasi dari Kantor Urusan Agama sampai ke
Kandepag itu tepat (tidak terhambat)
3) Proses pengeluaran buku nikah yang efektif dan efisien yaitu
pengeluaran buku nikah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penulisan Tugas Akhir yang dilaksanakan oleh penulis yang
berkaitan dengan Judul Tugas Akhir yaitu : Sistem Administrasi dan
Pencatatan Buku Nikah. Maka penulis menarik kesimpulan dari pembahasan
yang di paparkan bahwa :
1. Penanganan administrasi dan pencatatan buku nikah merupakan proses
yang mulai dari pendaftaran nikah sampai dengan pengeluaran atau
legalisasi buku nikah.
2. Setiap akan melaksanakan pernikahan calon pengantin harus melengkapi
berbagai persyaratan dan mengisi formulir-formulir yang terdiri dari N1
(surat keterangan untuk nikah), N2 (surat keterangan asal-usul), N3 (surat
persetujuan mempelai), N4 (surat keterangan tentang orang tua).
3. Kendala-kendala yang dialami oleh petugas KUA dalam menangani sistem
administrasi pencatatan buku nikah adalah KTP masih sementara atau
tidak ada, Photo pasangan pengantin belum ada/tidak ada, akte kelahiran
B. Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan penulis menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Petugas KUA harus lebih intensif dalam memberikan informasi kepada
masyarakat tentang perlunya kepemilikan buku nikah.
2. Petugas KUA harus mempublikasikan berbagai persyaratan-persyaratan
yang harus dilengkapi oleh calon pengantin baik melalui papan
pengumuman di kantor KUA maupun melalui kantor-kantor desa
SISTEM ADMINISTRASI DAN PENCATATAN BUKU NIKAH
PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)
KECAMATAN WAY TENONG
KABUPATEN LAMPUNG BARAT
(Tugas Akhir)
Oleh :
Helmi Dariah
0706061016
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
SISTEM ADMINISTRASI DAN PENCATATAN BUKU NIKAH PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)
KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT
Oleh : Helmi Dariah
0706061016 Tugas Akhir
Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya (A.Md)
Pada
Program Diploma III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Tugas Akhir : SISTEM ADMINISTRASI DAN PENCATATAN BUKU NIKAH PADA KANTOR URUSAN
AGAMA (KUA) DI KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT
Nama : Helmi Dariah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0706061016
Program Studi : D III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si NIP. 132 300 012
2. Ketua Program Studi D III
Administrasi Perkantoran dan Sekretaris
MOTTO
Tak ada ketergantungan yang lebih pasti selain
ketergantungan pada diri sendiri.
(Letter to swift)
Usaha tanpa berdo’a adalah takabur dan berdo’a tanpa usaha
Adalah melamun.
(Al-Hadits)
Berjuanglah bagi duniamu seolah-olah kamu akan hidup untuk selama-lamanya.
Dan berjuanglah bagi akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekon Mutaralam pada tanggal 14 Oktober 1989, anak
kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak A. Namin dan Ibu Siti Rusanah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Mutaralam
Lampung Barat pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1
Way Tenong pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas 1 Way Tenong Lampung
Barat pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Diploma III Administrasi
Perkantoran dan Sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
PERSEMBAHAN
Semua yang kuraih hanya karena ridho Allah SWT dengan kerendahan hati, ku
persembahkan karya kecilku ini kepada :
Bapak dan Ibu tersayang yang selalu berdo’a dan memberi semangat demi
keberhasilanku.
Keluarga tersayang yang turut mendo’akan dan turut berbahagia atas
keberhasilanku.
Almamaterku tercinta “Universitas Lampung”
Serta segenap Staf Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
RIWAYAT HIDUP ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
SANWACANA ... viii
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penulisan ... 3
D. Kegunaan Penulisan ... 4
E. Teknik Pengumpulan Data ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Sistem Administrasi ... 7
BAB III PROFIL UMUM DAN PEMBAHASAN ... 14
A. Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong ... 14
B. Hasil dan Pembahasan... 21
1. Proses Pencatatan Nikah ... 21
2. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pengeluaran Buku Nikah ... 23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 26
A. Kesimpulan ... 26
B. Saran ... 27
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul sistem administrasi dan pencatatan buku nikah. Pada Kantor Urusan
Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Dalam penulisan
Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si. selaku Pembimbing yang telah memberi
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun tugas akhir ini.
2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik.
3. Bapak Eko Budi Sulistio, S.Sos. MAP selaku Ketua Program Studi D III
Administrasi Perkantoran dan Sekretaris selaku ketua jurusan yang berkenan
meluangkan waktu untuk memberi pengarahan dalam penyusunan tugas akhir
ini.
4. Bapak Dr. Yulianto, MS. Selaku Pembimbing Akademik.
5. Segenap Bapak/Ibu Dosen FISIP Unila yang telah membimbing penulis
yang diperlukan dalam tugas akhir ini.
7. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga atas do’a yang senantiasa mengiringi
langkahku serta dukungan yang telah diberikan dalam menyelesaikan studi
dan tugas akhir ini.
8. Segenap staf dan karyawan di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
universitas lampung.
9. Teman-temanku Mega, Lia, Eva, Melda, Riana, Sani, Agung terima kasih atas
kebersamaannya yang telah terjalin selama ini.
10.Sahabat-sahabatku Sofi, Efri, Heksi, Okta, Ertha, Desvi trima kasih atas
dukungan dan persahabatannya.
11.Teman-teman APS angkatan 2007, serta semua pihak yang telah membantu
penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
12.Alamamaterku tercinta.
Penulis telah menggunakan segenap kemampuan dalam penyusunan tugas akhir
ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Akhir
kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Mei 2010
Penulis
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si. ...
Penguji Utama : Eko Budi Sulistio, S.Sos., M.AP ...
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1 002
Departemen Agama RI, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Tentang Perkawinan.
G. Kartasapoetra, 1987: 12. Sistem Administrasi. Rineka Cipta: Jakarta.
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991. Tentang Pelaksanaan Intruksi Presiden RI.
Hukum Perkawinan
Hasil Wawancara dari Beberapa Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.
D III ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARIS Jl.Prof Dr.Soemantri Brojonegoro no.1 Gedung Meneng Bandar lampung 35145
Form A.4
PROSES BIMBINGAN TUGAS AKHIR
NAMA : HELMI DARIAH
NPM : 0706061016
JUDUL : Sistem Administrasi dan Pencatatan Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.
No Tanggal Saran Pembimbing Paraf
Bandar Lampung , April 2010 Pembimbing 1