ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN
FINANCING TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
OLEH :
HOTLAN BUTARBUTAR
NIM. 047019016/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
S
E K O L
A
H
P A
S C
A S A R JA
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN
FINANCING TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH :
HOTLAN BUTARBUTAR
NIM. 047019016/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : Analisis Pengaruh, Likuiditas, Profitabilitas, dan Financing Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Food and Beverage Di Bursa Efek Indonesia
Nama Mahasiswa : Hotlan Butarbutar
Nomor Pokok : 047 019 016
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
K e t u a
Drs. Syahyunan, MS Anggota
Ketua Program Studi Direktur
Telah di Uji Pada
Tanggal : Februari 2011
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
Anggota : Drs. Syahyunan, MS
: Prof. Dr. Rismayani, SE. MS.
: Dr. Khaira Amalia F., MBA, Ak.,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul : ” Analisis
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Financing Terhadap Kebijakan Dividen
Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia”. adalah benar hasil
karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tesis ini belum pernah
dipublikasikan oleh siapapun, juga sebelumnya. Sumber sumber data dan informasi
yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Febfruari 2011
Yang Membauat Peryataan
ABSTRAK
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan berupa penentuan besarnya pembayaran dividend dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Penilaian keputusan berinvestasi dalam pamr modal dan menilai sehat atau tidalarya suatu penrsalraaq biasanya yang dinilai adalah faktor performance keuangan. Teori yang digunalm adalatr manajeme,n keuangan yang bedoitan dengan likuiditas, profitabilitaq financing dan kebijakan dividend.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan financing, Secara Simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividend pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)" ?. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskrriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah eksplanatory (penjelasan).
Populasi adalah prusahaan food end beverage yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2005 sampai dengan 2008 yang berjumlah 21 perusahaan. Sampel sebanyak 12 perusahaan sesuai dengan criteria pengambilan sampel yang sudah ditentukan. Sedangkan model analisis data yang digunakan adalah analisis statistic dengan model analisis regeresi linier berganda.
Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan financing secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebiiakan dividend. Dan secara parsial likuiditas lebih dominan dari pada profitabilitas dan financing.
ABSTRACT
Dividend policy is a policy rclating to the payment of dividends by the company in the form of deterrnining the amount of dividend payments and the profits retained for the benefit of the company. Assessment of the decision to invest in capital markets and healthier assess whether or not a company, usually considered the factor of financial performonce. The theory used is the financial management related to liquidity, profitability, finarcing and dividend policy.
The formulation of the problem in this research is: "Does liquidity factors, profitability, and dividend policy to influence financing tood and beverage ompanies listed in Indonesia Stock Exchange and partially Simultaneous"?. This research is descriptive quantitative research and the nature of this research is explanatory (explanation).
The population is food and beverage companies that are listed (listing) in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2005 to 2008 which amounted to 2l companies. Sample as much as 12 companies in accordance with the sampling criteria that have been determined. While the data analysis model used is the sratistical analysis with linear regression analysis model regeresi.
The finding of the first hypothesis showd that liquidity, profitability, and financing are simultaneously significant effect of the dividend policy,. And Partially liquidity is more dominant than the profitability, and financing.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala kasih, berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
baik. Penelitian ini merupakan tugas akhir pada program studi Ilmu Manajemen pada
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan
adalah : Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Financing Terhadap
Kebijakan Dividen Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang
ikut serta membantu, memberikan nasehat, drongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kususnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc., Sp.A, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting MS. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan juga sebagai ketua komisi pembanding yang telah bayak memberikan koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaiakan tesis ini.
4. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MFIS, MBA, Ak., sebagai ketua komisi pembimbing yang dengan iklas meluangkan waktu untuk membimbing, mengoreksi, mengarahkan dan memberi saran, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Drs. Syahyunan, Msi., sebagai anggota komisi pembimbing yang dengan iklas meluangkan waktu untuk membimbing, mengoreksi, mengarahkan dan memberi saran, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
7. Bapak. Dr. Muslich Lufti, MBA., sebagai anggota komisi pembanding yang telah bayak memberikan koreksi, dan arahan kepada penulis dalam menyelesaiakan tesis ini.
8. Bapak/Ibu, staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
9. Seluruh jajaran Direksi PT. Bursa Efek Indonesia beserta satf, yang telah membantu penulis dalam memperoleh data yang dibutuhkan.
10. Seluruh organ (Pembina, Pengawas dan Pengurus) Yayasan Pendidikan Greja Methodist Indonesia Wilayah I dan Pimpinan serta Fungsionaris Universitas Methodist Indonesia Medan (UMI), yang memberikan rekomendasi dan dukungan dana untuk penyelesaian studi ini.
11. Ayahanda St. Elon Butarbutar (Alm.) dan Ibunda Rian Silaban, yang telah memberikan dorongan, semangat sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
12. Bapak mertua Maruhum Simanjuntak (Alm.) dan Ibu mertua Tiara Siahaan, yang telah memberikan dorongan, semangat sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
13. Dra Rista GM. Simanjuntak sebagai Isteri tercinta yang telah banyak memberikan motivasi, kesabaran, dorongan moril maupun sipiritual, dan semangat serta kedamayan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
14. Anakku yang tersayang: Helen TP. Butarbutar, Eko JW. Butarbutar, Tiffany TR. Butarbutar, dan Lucas AP. Butarbutar yang ikut serta memberikan dukungan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkatNya kepada semua
pihak yang telah membantu penulias dalam menyelesaiakan tesis ini. Penulis
menyadari bahwa tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna
bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan ilmu manajemen, serta penelitian
dalam bidang manajemen keuangan.
Medan, September 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Hotlan Butarbutar, Lahir pada tanggal 24 Juli 1965 di Penara. Desa Wonosari
Kecamatan Tanjung Morawa, dari pasangan Bapak St Elon Butarbutar (Alm) dan Ibu
Riani Silaban, Sekolah Dasar HKBP Penara Lulus Tahrm 1977 di Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang, Sekolah Menengah Pertama (SMP) HKBP Penara, Lulus
Tahun 1981 di tanjung Morawa, Sekolah Menengah Atas (SMA) GKPI Padang Bulan
Medan, Lulus Tahun 1984, Sarjana Pendidikan Akuntansi di Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Akuntansi (IKIP) Medan, Lulus Tahun 1990 dan mulai Tatrun 2004,
megngikuti Pendidikan Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Manajemen di
Universitas Sumatera Utara.
Menikah Pada Tanggal, 8 September 1990 dengan Dra. Rista GM.
Simanjuntak yang dilahirkan dari Pasangan Bapak M. Simanjuntak (Alm) dan Ibu T.
Siahaan dan telah di Kanrniai Tuhan Empat Orang anak yaitu: Helen TP. Butarbutar,
Eko JW. Butarbutar, Tiffany TR Butarbutar dan Lucas AP. Butarbutar. Penulis
Bekerja sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia sejak
Tatrun 2001 dan pada Tahun 2005 hingga sekarang, sebagai Ketua Yayasan
Pendidikan Gereja Methodist Indonesia Wilayah I. yang berkantor di Jl. Hangtua No.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... Vi DAFTAR TABEL ... Viii DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Kerangka Berpikir/Landasan Teori... 7
1.6. Hipotesis ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1. Penelitian Terdahulu ... 12
2.2. Teori Tentang Likuiditas ... 13
2.2.1. Pengertian Likuiditas... 13
2.2.2. Rasio Likuiditas... 15
2.3. Teori Tentang Profitabilitas ... 16
2.3.1. Pengertian Profitabilitas... 16
2.3.2. Rasio Profitabilitas... 18
2.4. Teori Tentang Financing ... 19
2.4.1. Pengertian Financing ... 19
2.4.2. Rasio Financing... 20
2.5. Teori Tentang Dividen ... 21
2.5.1. Pengertian Dividen... 21
2.5.2. Kebijakan Dividen... 24
2.5.3. Jenis-Jenis Kebijakan Dividen... 27
2.5.4. Rasio Dividen... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3. Populasi dan Sampel ... 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.5. Jenis dan Sumber Data ... 35
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 36
3.6.1. Identifikasi Variabel... 36
3.6.2. Definisi Operasional Varibel... 36
3.7. Model Analisis Data ... 39
3.7.1. Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1. Hasil Penelitian ... 47
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 47
4.1.2. Deskripsi Variabel Likuiditas Cash Position... 49
4.1.3. Deskripsi Profitabilitas (ROA)... 50
4.1.4. Deskripsi Financing (DER)... 52
4.1.5. Deskripsi Dividen (DPR) ... 53
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55
4.2.1. Uji Normalitas ... 55
4.2.2. Uji Multikolineritas ... 57
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas... 58
4.2.4. Uji Autokorelasi... 59
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
4.3.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 60
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HALAMAN
Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Cash Psition, Dept to Equity Ratio, Return on asset dan Dividend Payout Ratio Periopde
2005-2008 ... 3
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel………... 39
Tabel 4.1. Laju Pertumbuhan Rata-rata CashPosition Setiap Perusahaan 2005 -2008 ……… 49
Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan Rata-rata Return on Asset Setiap Perusahaan 2005 -2008……….. 51
Tabel 4.3. Laju Pertumbuhan Rata-rata Debt to Equity Ratio Setiap Perusahaan 2005 -2008 ………. 52 Tabel 4.4. Laju Pertumbuhan Rata-rata DividendPayoutRatio (DPR) Setiap Perusahaan 2005 -2008……… 54 Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas ……….…………. 56
Tabel 4.6. Uji Normalitas Rata – rata ……… 57
Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinieritas……… 58
Tabel 4.8. Hasil Uji Heterokesdastiisitas Dengan Menggunakan Uji Gljser ………. 59 Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi……….. 60
Tabel 4.10. Hasil Uji-F Secara Simultan ………. 61
Tabel 4.11. Hasil Uji-t Secara Parsial ... 62
DAFTAR GAMBAR
NO. JUDUL HALAMAN
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir/ Landasan Teori ... 10
Gambar 3.1. Diagram Durbin – Watson... 45
Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan CashPosition Rata-rata …………... 50
Gambar 4.2. Laju Pertumbuhan Retur Oon Asset ROA Rata-rata………… 52
Gambar 4.3. Laju Pertumbuhan Debt to Equity Ratio Rata-rata ……….... 53
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN JUDUL HALAMAN
Lampiran 1. Perhitungan Rata-rata Likuiditas dari tahun periode
2005 s/d 2008 ... 70
Lampiran 2. Perhitungan Rata-rata Profitabilitas dari tahun periode 2005 s/d 2008 ... 71
Lampiran 3. Perhitungan Rata-rata Financing dari tahun periode 2005 s/d 2008 ... 72
Lampiran 4. Perhitungan Rata-rata Divident dari tahun periode 2005 s/d 2008 ... 73
Lampiran 5. Uji Normalitas Data mengunakan on-sample kolmogrof-simirnoftest ... 74
Lampiran 6. Uji Multikolineritas menggunakan kolinerity statistic tolerance FIV ... 75
Lampiran 7. Uji Autokorelasi menggunakan durbin-watson... 76
Lampiran 8. Hasil Uji F ( Simultan ) Menggunakan ANOVA ... 77
ABSTRAK
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan berupa penentuan besarnya pembayaran dividend dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Penilaian keputusan berinvestasi dalam pamr modal dan menilai sehat atau tidalarya suatu penrsalraaq biasanya yang dinilai adalah faktor performance keuangan. Teori yang digunalm adalatr manajeme,n keuangan yang bedoitan dengan likuiditas, profitabilitaq financing dan kebijakan dividend.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan financing, Secara Simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividend pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)" ?. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskrriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah eksplanatory (penjelasan).
Populasi adalah prusahaan food end beverage yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2005 sampai dengan 2008 yang berjumlah 21 perusahaan. Sampel sebanyak 12 perusahaan sesuai dengan criteria pengambilan sampel yang sudah ditentukan. Sedangkan model analisis data yang digunakan adalah analisis statistic dengan model analisis regeresi linier berganda.
Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan financing secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebiiakan dividend. Dan secara parsial likuiditas lebih dominan dari pada profitabilitas dan financing.
ABSTRACT
Dividend policy is a policy rclating to the payment of dividends by the company in the form of deterrnining the amount of dividend payments and the profits retained for the benefit of the company. Assessment of the decision to invest in capital markets and healthier assess whether or not a company, usually considered the factor of financial performonce. The theory used is the financial management related to liquidity, profitability, finarcing and dividend policy.
The formulation of the problem in this research is: "Does liquidity factors, profitability, and dividend policy to influence financing tood and beverage ompanies listed in Indonesia Stock Exchange and partially Simultaneous"?. This research is descriptive quantitative research and the nature of this research is explanatory (explanation).
The population is food and beverage companies that are listed (listing) in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2005 to 2008 which amounted to 2l companies. Sample as much as 12 companies in accordance with the sampling criteria that have been determined. While the data analysis model used is the sratistical analysis with linear regression analysis model regeresi.
The finding of the first hypothesis showd that liquidity, profitability, and financing are simultaneously significant effect of the dividend policy,. And Partially liquidity is more dominant than the profitability, and financing.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari
kebijakan pendanaan perusahaan, secara khusus pembelanjaan interen perusahaan dan
sekaligus sebagai peta atau performance karena melalui kebijakan dividen dapat
diketahui pengaruh nilai perusahaan atau harga saham dalam pasar modal.
Untuk menentukan besarnya rasio pembayaran dividen (divident payout
ratio) bermuara kepada dua keputusan penting yaitu : struktur permodalan dan
keputusan investasi.
Kebijakan dividend harus mengakomodasikan kedua kepentingan antara
pendanaan perusahaan berupa laba ditahan (retained earnings) dan kepentingan
investor berupa dividend yakni laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada
pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baik
dalam bentuk tunai (Cash dividend) maupun dividend saham (Stock dividend)
(Darmadji, 2001:130).
Selain kepentingan penetapan anggaran permodalan perusahaan, kebijakan
dividen juga berhubungan erat dengan kebijakan kesempatan investasi sebab tidak
semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di
semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai
akibatnya adalah menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang
ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti
bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya Dividen Payout Ratio (DPR) yang
ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan
kembali di dalam perusahaan, ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan kebijakan dividend tersebut, sikap yang dilakukan
perusahaan terhadap para investor adalah memaksimumkan harga saham dan
menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu, aspek penting dalam kebijakan dividend
adalah menentukan alokasi laba yang proporsional antara kewajiban pembayaran laba
berupa dividend (kepentingan investor) dan keharusan menahan laba (retained
earnings) (Astuti, 2004: 144).
Pertimbangan besarnya dividen payout ini diduga sangat berkaitan dengan
performance keuangan perusahaan. Bila performance keuangan perusahaan bagus,
diharapkan mampu unutuk menetapkan besarnya dividen payout sesuai dengan
harapan pemegang saham yaitu mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar.
performance keuangan perusahaan dibaca melalui laporan keuangan, dengan
menganalisis rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut. Menurut Wild,
Ketidaksesuaian antara teori dengan data empiris yang ditemukan pada
masing masing variabel independent (likuiditas, profitabilitas dan financing) dengan
variabel dependent (kebijakan dividen) seperti terlihat pada Tabel 1.1. berikut:
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets dan DividendPayoutRatio Periode 2005-2008
Parameter Tahun
2005 2006 2007 2008
Likuiditas (Cash position) 2.23 1.76 0.97 2.16 Profitabilitas (Return on asset) 0.39 0.5 0.39 0.48 Financing (Debt to equity ratio) 3.84 1.19 2.05 2.87 Dividen (DividendPayoutRatio) 0.24 0.23 0.24 0.16
Sumbe
Laju pertumbuhan rata-rata Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return
on Assets serta Dividend Payout Ratio diilustrasikan sebagai berikut ; Likuiditas
(Cash position) menggambarkan kemampuan membayar dividend. Namun demikian,
sepanjang periode 2005 - 2008, terjadi fluktuasi nilai cash position tetapi tidak secara
otomatis meningkatkan dividend payout. Pada tahun 2007, terjadi penurunan Cash
position dari 1.76 menjadi 0.97, tetapi justru diikuti dengan kenaikan Dividend
Payout Ratio sebesar 0.24 dibanding tahun sebelumnya sebesar 0.23.
Profitabilitas (Return on assets), menunjukkan kemampuan modal yang
diinvstasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi
Return on assets maka kemungkinan pembagian dividend juga semakin besar
dari 0.39 menjadi 0.48. Tetapi, dalam kurun waktu yang sama, justru terjadi
penurunan nilai Dividend Payout Ratio dari 0.24 menjadi 0.16.
Financing (Debt to equity ratio) mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Semakin tinggi kewajiban
maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividend
(Sartono, 2001). Namun sepanjang tahun 2005-2008, terjadi fluktuasi nilai rata-rata
yang tidak mempengaruhi besar kecilnya nilai rata-rata Dividend Payout Ratio. Pada
tahun 2007-2008, terjadi peningkatan Debt to equity ratio dari 2.05 hingga menjadi
2.87. Tetapi dalam kurun waktu yang sama, justru terjadi penurunan nilai Dividend
PayoutRatio dari 0.24 menjadi 0.16.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa terjadi ketidakonsistenan faktor-faktor yang
mempengaruhi dividend payout ratio. Misalnya, semakin tinggi nilai rata-rata cash
position tidak otomatis memberikan nilai Dividend Payout Ratio semakin tinggi,
demikian juga dengan faktor Debt to equity ratio dan Return on assets tidak secara
otomatis meningkatkan nilai Dividendt Payout Ratio.
Objek penelitian ini mengambil perusahaan food and beverage yang terdaftar
di BEI, dengan pertimbangan adalah sebagai berikut:
1). Ditinjau dari pergerakan sahamnya, jauh lebih stabil karena tidak terlalu
terpengaruh oleh kondisi perekonomian sebab industri produk food and beverage
tetap dibutuhkan meskipun misalnya kondisi perekonomian sedang melesu.
2). Karena pergerakan saham yang lebih stabil, maka saham ini cocok bagi para
dan minuman, rokok, farmasi, dan barang-barang konsumer, seperti saham
Indofood, Unilever dan Kimia Farma.
3). Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu, sehingga perlu diteliti
lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen payout ratio.
Sesuai dengan fenomena kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan
food and beverage yang terdaftar pada BEI., dimana likuiditas merupakan faktor
pertimbangan utama dalam fenomena kebijakan dividendpayoutratio rendah (James
C dan Van Horne, 1998:2). Profitabilitas dan Financing merupakan pertimbangan
utama pada kebijakan dividendpayoutratio yang tinggi. (Mollah, 2000:3). Dari hasil
penelitian sebelumnya terindikasi bahwa hanya variabel likuiditas, firm size, dan
Return on asset yang berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio,
sedangkan growth, Debt to Total Asset serta Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif
terhadap Divident PayoutRatio.
Berdasarkan hal tersebut diatas, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui pengaruh faktor likuiditas, profitabilitas dan financing terhadap
kebijakan dividend pada perusahaan food and beverage. Penelitian ini hanya memilih
tiga variabel independen (likuiditas profitabilitas dan financing) dan satu variabel
devenden (kebijakan dividend) kemudian setiap variabel diwakili satu indikator
yakni indikator Cash position mewakili variabel likuiditas, Return on asset mewakili
variabel profitabilitas, dan Debt to equity ratio mewakili variabel financing serta
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut ;
1. Apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan financing, berpengaruh secara
Simultan terhadap kebijakan dividend pada perusahaan industri food and
beverage di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan financing, berpengaruh secara parsial
terhadap kebijakan dividend pada perusahaan industri food and beverage di Bursa
Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pada penelitian ini adalah : Untuk mengetahui secara empiris
pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan financing secara simultan dan parsial terhadap
kebijakan dividend perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam
mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan
harapan para pemegang saham untuk mendapat dividen atas sejumlah dana yang
2. Bagi peneliti, dapat menambah, memperluas wawasan dan mengembang- kan
ilmu pengetahuan kususnya bidang ilmu manajemen keuangan dan pasar modal
Indonesia.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik
untukmeneliti dividen payout ratio.
1.5. Kerangka Berpikir /Landasan Teori
Likuiditas (cash position) suatu perusahaan merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen
yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen
merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin
besar kemampuannya untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan
perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Stanley,
1987., dalam Prihantoro, 2003).
Cash Ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas (liquidity ratio) yang
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current
liability) melalui sejumlah kas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio
menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya (Brigham, 1983:211). Likuiditas suatu perusahaan mempunyai
pengaruh positif terhadap Dividend Payout ratio. Bagi perusahaan dengan kondisi
likuditas kurang baik, biasanya Dividend Payout Ratio juga kecil, sebab sebagian
Profitibilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan
dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memperoleh profit lebih besar
cenderung membayar profit yang lebih besar pula sebagai Dividend. Atribut
profitibilitas diwakili oleh tingkat Earning After Tax (EAT)) dibagi Total Assets
(return on asset) (Chang dan Rhee, 1990). Return on Assets (ROA) menunjukkan
laba yang dihasilkan oleh modal setelah diinvestasikan dalam total aktiva. Semakin
tinggi ROA semakin besar kemungkinan pembagian dividend. (Sartono, 2001:122).
Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau
profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden. Hal yang
sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran deviden
adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang
mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk
menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan deviden, dan sekaligus
juga membuat senang pemegang saham.
Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan deviden karena
deviden adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu
deviden akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan
yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu
deviden yang diambil dari keuntungan bersih akan mempengaruhi Devidend Payout
Ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi
Gordon dan Litner (1956) dalam Saxena (1999) menyatakan bahwa tingkat
keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena
investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal
(capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan. Damayanti dan Achyani
(2006) menyatakan bahwa besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan
mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Semakin besar tingkat
laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan semakin
besarnya dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya. Theobalt (1978) dalam
Florentina (2001) dalam Damayanti dan Achyani (2006) menemukan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividend payout ratio.
Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt equity ratio mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan
oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh
karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan
perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai
hubungan negatif dengan dividend payoutratio.
Financing yang diukur dengan indikator Debt to equity ratio (DER), DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewjibannya, yang
ditunjukkan oleh bebetapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar
hutang. Oleh karena itu semakin tinggi Debt to equity ratio (DER) akan semakin
Equity Ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal merupakan rasio antara modal
pinjaman dengan modal sendiri yang pada gilirannya akan mempengaruhi
pembagian dividend, sebab semakin besar rasio DER, semakin cenderung perusahaan
mengutamakan pelunasan kewajibannya daripada pembayaran dividend (Sartono,
2001:66).
Berdasarkan latarbelakang dan landasan teori yang dikemukakan diatas maka
dibuat batasan variabel yang akan diteliti yaitu : Cash Position, Return on Asset dan
Debt to Equity Ratio sehingga, kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, dapat
digambarkan seperti pada Gambar 1.2. berikut.
Gambar 1.2. Kerangka Pikir /Landasan Teori LIKUIDITAS
(CP)
PROFITABILITAS (ROA)
FINANCING (DER)
DIVIDENDPAYOUT
1.6. Hipotesis
Berdasarkan Latar belakang, dan Kerangka berfikir / landasan teori di
atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Fakor likuiditas, profitabilitas, dan financing berpengaruh secara simultan
terhadap kebijakan dividend pada perusahaan Industri food and beverage di
Bursa Efek Indonesia.
2. Fakor likuiditas, profitabilitas, dan financing berpengaruh secara parsial
terhadap kebijakan dividend pada perusahaan Industri food and beverage di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kebijakan dividend telah dilakukan oleh para peneliti
terdahulu seperti Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No.
Diteliti Hasil Yang Diproleh
2 Sulistyo, erning per share dan total asset turn over berpengaruh erning per share dan total asset turn over tidak berpengaruh Dan erning per share tidak berpengaruh dividend payout ratio
2.2. Teori Tentang Likuiditas
2.2.1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam bayak
kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka
semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas (Anaroga,
2001:79). Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan profitable akan
memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai investasinya, oleh karena itu
mungkin akan kurang likuid karena dana yang diperuleh lebih banyak di investasikan
pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen.
Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi
perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Keputusan investasi akan
menentukan tingkat ekspansi dan kebutuhan dana perusahan, sementara itu keputusan
pembelanjaan akan menentukan pemilihan sumber dana untuk membiayai investasi
tersebut. (Sartono, 2001:293).
Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi
pembayaran dividend dalam situasi tertentu, atau rasio likuiditas tertentu, atau
perusahaan tidak bisa membayarkan dividend sebelum dividend untuk pemegang
saham preferen dibayar. Dalam situasi normal, atau baik, pembatasan semacam itu
tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan
dividendnya. Tetapi dalam situasi buruk dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan
tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividend oleh perusahaan. Makin cepat
tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu
mendatang membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih
senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai dividend dengan
Likuiditas Cash Position suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif
terhadap dividend payout ratio. Bagi perusahaan dengan kondisi likuditas kurang
baik, biasanya dividend payout rationya juga kecil sebab sebagian besar laba
digunakan utuk menambah likuiditas (Gill dan Green (1993) ditulis kembali oleh
Adedeji (1998).
Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru
untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus direncanakan bagaimana
caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menentukan
bahwa pelunasan utangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan harus
menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut. Hal ini berarti,
hanya sebagian kecil saja pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividend.
(Riyanto, 2001:202)
2.2.2. Rasio Likuiditas
Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya
dividend yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividend
merupakan cash outflow, maka makin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti makin
besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividend. (Prihantoro, 2003:10).
Suatu perusahaan yang sedang tumbuh secara rendabel, mungkin tidak begitu
kuat posisi likuiditasnya karena sebagian besar dari dananya aktiva tetap dan modal
terbatas. Dengan sendirinya likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh
keputusan-keputusan di bidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya.
Cash position dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir
dengan laba bersih setelah pajak. (Sudarsi 2002)
Saldo kas akhir
Cash Position =
Laba bersih setelah pajak (EAT)
2.3. Teori Tentang Profitabilitas
2.3.1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan
pada saat menjalankan operasinya. Untuk penelitian profitabilitas ini diukur dari
return on asset (ROA). Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah
bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan
kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba.
Tingkat pengembalian terhadap aset-aset (ROA) menentukan pengembalian laba
dalam bentuk dividend yang dapat digunakan oleh pemegang saham, baik
ditanamkan kembali didalam perusahaan maupun ditempat lain (Sartono, 2001:122).
Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan dividend, karena
dividend adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu
yang layak dan akan dibagikan kepada pemegang saham, adalah keuntungan setelah
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Dengan
demikian dividend yang diambil dari keuntungan bersih, akan mempengaruhi
dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan
membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividend (Sudarsi 2002:79).
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, akan berusaha
untuk menghasilkan laba atau profit. Dalam hubungannya dengan kebijakan
dividend, besarnya profitabilitas akan mempengaruhi besar kecilnya pembayaran
dividend. Peningkatan pembayaran dividend hanya terjadi ketika perusahaan
memiliki profitabilitas yang tinggi, dengan asumsi bahwa frofitabilitas tersebut cukup
untuk meningkatkan laba, baik laba ditahan maupun pembayaran dividend secara
serentak. Dengan demikian, investor sangat berkepentingan dengan analisis
profitabilitas, misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang
benar-benar akan diterima dalam bentuk dividend.
2.3.2. Rasio Profitabilitas
Return on Assets (ROA) menunjukkan laba yang dihasilkan oleh modal
setelah diinvestasikan dalam total aktiva. Semakin tinggi ROA semakin besar
kemungkinan pembagian dividend. Rasio ini dihitung berdasarkan rumus berikut
Laba bersih (EAT)
ROA =
Total aktiva (TA)
Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana
masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal
sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang
penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume
penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Profitabilitas
adalah keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran return on
investment (ROI). Analisa ROI dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat
penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh
(komperehensif). ROI merupakan salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva dan digunakan untuk operasinya perusahaan
2.4. Teori Tentang Financing
2.4.1. Pengertian Financing
Financing atau pendanaan merupakan salah satu keputusan keuangan yang
harus ditetapkan oleh manajer keuangan. Pendanaan ini sama dengan penentuan
struktur modal perusahaan. dan untuk mengukurnya, digunakan rasio leverage (Debt
to equity ratio).
Pembiayaan dividend hanya dapat dilakukan ketika seorang manajer
menyetujui bahwa mereka dapat mengelola kebijakan dividend yang baru dimasa
yang akan datang. Sehingga semakin tinggi hutang maka semakin kecil dividend
yang dibayarkan karena pembiayaan eksternal atau hutang cenderung memiliki resiko
yang tinggi dibandingkan dengan pembiayaan internal. Debt to equity ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan
utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan (Ang
1997:18.35). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin
besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin
tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan
menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti
perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan
tersebut, hal ini berarti hanya sebagian kecil saja pendapatan yang dapat dibayarkan
tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin
tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan
membayar dividend (Sudarsi 2002:80).
Hubungan Financing dengan kebjakan dividen dipengaruhi oleh rasio
leverage yaitu Debt to Equity Ratio (DER). Artinya kebijakan dividen dilakukan,
apabila perusahaan tersebut dapat mengelola kebutuhan pembayaran hutang pada
periode yang akan datang.
2.4.2. Rasio Financing
Financing yang diukur dengan indicator Debt to Equity Ratio (DER),
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya,
yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Debt to Equity
Ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal merupakan rasio antara modal
pinjaman dengan modal sendiri yang pada gilirannya akan mempengaruhi
pembagian dividend, sebab semakin besar rasio DER, semakin cenderung
perusahaan mengutamakan pelunasan kewajibannya daripada pembayaran dividend
(Sartono, 2001:66). Rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono 2001:66)
Total hutang (Total Debt)
DER =
2.5. Teori Tentang Dividen
2.5.1. Pengertian Dividen
Gitman (2003:570), mengatakan bahwa “dividen payout ratio indicates the
percentage of each dollar earned that is distributed to the owners in the form of cash,
it is calculated by dividing the firm’s cash dividend pershare by its earning per share.
Keown, et all (2005:607), mengatakan bahwa “dividend ratio is the amount of
dividends relative to the company’s net income or earning per share.
Menurut Sudjaja dan Inge (2002:387), Faktor-faktor yang mempenga- ruhi
kebijakan dividen antara lain:
1. Faktor hukum
a) Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa deviden dapat dibayar dari
tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
b) Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para
kreditur, dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal
membagikan investasinya bukan membagikan keuntungannya.
c) Peraturan mengenai tak mampu bayar, perusahaan boleh tidak membayar
deviden jika tidak mampu (jumlah hutang lebih besar daripada jumlah harta).
2. Posisi likuiditas.
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk
menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah diinvestasikan
dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan
3. Membayar pinjaman.
Perusahaan jika telah mambuat keputusan untuk memperluas usahanya atau untuk
membiayai lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo
atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu
nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus
ada laba ditahan.
4. Kontrak pinjaman.
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang, seringkali
membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.
5. Pengembangan aktiva.
Pertumbuhan perusahaan akan semakin besar kebutuhan dananya untuk
membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Dana semakin banyak dibutuhkan
dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan dibayarkan.
6. Tingkat pengembalian.
Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk
deviden yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di
dalam perusahaan maupun ditempat lain.
7. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur sering kali dapat memperkirakan
keuntungan dikemudian hari. Maka perusahaan seperti itukemungkinan besar
akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan persentase yang
8. Pasar modal
Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi dan
keuntungan teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh
macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Perusahaan kecil yang
masih baru atau agak gegabah adalah terlalu beresiko bagi calon debitur.
9 . Kendali perusahaan
Perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka
pembayaran deviden akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas pertimbangan
bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi
pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini
sedang berkuasa.
10. Keputusan kebijakan dividen
Perusahaan ingin mempertahankan dividen perlembar saham pada tingkatyang
konstan tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya
keuntungan, artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa
meningkatnya keuntungan itu benar-benar mantap dan nampak cukup permanen
Menurut Riyanto (2001), faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
1. Posisi likuiditas
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang
3. Tingkat perluasan perusahaan
2.5.2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividend adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran
dividend oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividend
dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Jika manajemen
meningkatkan porsi laba perlembar saham yang dibayarkan sebagai dividend, maka
mereka dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, hal ini
menyarankan bahwa keputusan dividend yaitu jumlah dividend yang dibayarkan
merupakan suatu hal yang sangat penting (Alexander,et.al, 1993).
Kebijakan dividend bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan
(earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham sebagai dividend atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang berarti laba
tersebut harus ditahan didalam perusahaan (Riyanto 2001: 265).
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan di masa yang akan datang. Rasio pembayaran deviden menentukan
jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang sebagai sumber
pendanaan. Laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan
sebagai deviden menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash Dividen Payout Ratio. Kebijakan
menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang
optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan diantara dividen saat
ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham
(Astuti, 2004:144).
Secara umum ada tiga kebijakan dividen, yaitu:
a. Kebijakan dengan persentase tetap pembayaran deviden tunai
b. Kebijakan dividen biasa
c. Kebijakan dividen rendah plus ekstra
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya sebagai berikut (Brigham dan
Houston, 2001:84):
a. Tanggal pengumuman (declaration date)
b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
c. Tanggal ex dividen (ex-dividend date)
d. Tanggal pembayaran (payment date)
Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen dikemukan oleh Suherli
dan Harahap (2004:230), yang telah teruji secara empiris, yaitu:
a. Smoothing Theory. Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan
bahwa jumlah dividen tergantung akan keuntungan perusahaan sekrang dan
dividen tahun sebelumnya.
b. Dividend Irrelevance Theory. Teori ini diperkenalkan oleh miller dan modligani
dalam makalahnya dividend irrelevance Preposition. Makalah tersebut
transaksi serta dalm kondisi pasar yag sempurna, maka kebijakan dividen tidak
akan memberikan pengaruh apapun pada harga pasar saham tersebut.
c. Bird in the Hand Theory. Gordon mengemukakan bird in the hand theory.
Gordon mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand)
adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya
saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa
depan (it canfly)
d. Tax Preparance Theory. Teori ini diungkapkan oleh bhattacharya yang
menjelaskan bahwa berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran
dividen yang rendah dibandingkan dividen yang tinggi.
e. Clientele Effegt Theory. Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang
mengasumsikan jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya
mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan
konsekuensi negatif dari pajak.
2.5.3. Jenis-jenis kebijakan dividend
Kebijakan dividend menurut Riyanto (2001:289) dapat dibagi kedalam
empat (4) bagian berikut :
1) Kebijakan dividend yang stabil. Banyak perusahaan yang menjalankan
kebijaksanaan dividend yang stabil, artinya jumlah dividend per lembar yang
dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun
dipertahankan untuk beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan
meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif
permanen, barulah besarnya dividend per lembar dinaikkan. Dan dividend yang
dinaikan ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang.
Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividend yang
stabil adalah kebijakan dividend yang stabil dijalankan oleh suatu perusahaan
akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut
mempunyai prospek yang baik di masa-masa mendatang. Apabila pendapatan
perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi dividend yang
dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar
dibandingkan kalau dividendnya dikurangi pembayarannya. Dengan demikian
manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui politik dividend
yang stabil.
Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari
dividend. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya
pembagian dividend yang tidak stabil. Mereka lebih senang membayar harga
ekstra bagi saham yang akan memberikan dividend yang sudah dapat dipastikan
jumlahnya.
Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar modalnya, bahwa
organisasi atau yayasan-yayasan sosial, perusahaan-perusahaan asuransi,
bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah Kota, dan lain-lain hanya
perusahaan yang menjalankan kebijakan dividend yang stabil. Biasanya dalam
pasar modal ada daftar resmi yang memuat nama-nama perusahaan yang
menjalankan kebijakan dividend yang stabil, artinya perusahaan yang
bersangkutan akan membayar dividend secara tetap dan tidak terganggu
pembayarannya.
2) Kebijakan pembayaran dividend dengan penetapan jumlah minimal plus
jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividend per lembar
saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik maka
perusahaan akan membayarkan dividend ekstra di atas jumlah minimal tersebut.
Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah dividend yang minimal setiap
tahunya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain
pihak kalau keadaan keuangan baik maka pemodal akan menerima dividend
minimal tersebut ditambah dengan dividend ekstra. Kalau keadaan keuangan
memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividend yang minimal saja.
3) Kebijakan dividend dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividend payout
ratio yang konstan misalnya 50 %. Ini berarti bahwa jumlah dividend per lembar
saham tiap tahunya yang di bayarkan akan berfluktuatif sesuai dengan
4) Kebijakan dividend yang fleksibel
Perusahaan menetapkan dividend payout ratio besarnya tiap tahunnya
disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan finansial dari perusahaan yang
bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka besarnya dividend yang dibagikan
relatif tinggi, dan sebaliknya jika tingkat keuntungan rendah maka besarnya
dividend yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu
proporsional dengan tingkat keuntungan.
2.5.4. Rasio Dividen
Dividend Payout ratio adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan
pembayaran dividend kepada setiap pemegang saham yang dapat diukur dengan
membandingkan dividend kas per lembar saham dengan laba yang diperoleh per
lembar saham ( Sundjaja dan Barlian, 2002:391). Menurut Darmaji (2001) dividen
merupakan pembagian sisi laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada
pemegang saham, atas persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dividend itu bisa berbentuk uang tunai (cash dividend) atau dividend saham (stock
dividen).
Dividend kas per lembar saham
DPR =
Sebagai contoh, perusahaan Fast Food untuk tahun 2005, dividen kas
= Rp. 7821340000.00, dan laba bersih = Rp. 412914750000.00 (data terlampir),
sehingga dividend Payout Ratio dapat dikalkulasikan berikut:
7821340000.00
DPR = = 0.189
Nilai DPR ini selanjudnya dijadikan sebagai nilai variable dependent (Y) dalam
analisis regresi berganda.
41291475000.00
Mengingat tidak semua laporan keuangan perusahaan memuat laba per
saham, dipergunakan pendekatan Price Earning Ratio berikut: Po = EPSi x PER,
sehingga laba per saham dapat dihitung: sebagai berikut:
PER
EPSi =
dimana :
Po
Po = Price (Harga saham)
EPSi = Earning per Share (Laba per saham)
Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan
pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen
saham (Robbert Ang:1997).
Menurut Fabozzi (1999:386), laba per saham (earning per share) juga dapat
dihitung dengan :
Laba setelah pajak
EPS =
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia, PT. Valbury Asia Securitas
yang beralamat di Gdung Uniland Lt.3 East Tower Jalan MT. Hariono No. A-1
Medan, melalui media internet dengan menggunakan situs-situs
dan
Directory. Penelitian ini dilakukan dimulai dari bulan Juni 2010 sampai dengan bulan
Februari 2011.
3.2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian
deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai status terakhir dari objek penelitian (Kuncoro, 2003:8). Penelitian
deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang
sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan
Sifat penelitian ini adalah eksplanatory (penjelasan) yaitu suatu penelitian
yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu dengan variabel yang lain.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industr food and beverage
yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2005 sampai
dengan tahun 2008 terdapat 21 perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini sebayak 12 perusahaan ditetapkan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan laporan
keuangan berturut-turut di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008.
2. Perusahaan harus termasuk kelompok perusahaan food and beverage yang
terdaftar di BEI.
3. Perusahaan harus menghasilkan laba selama tahun periode 2005- 2008.
Berdasarkan kriteria tersebut maka dari 21 perusahaan food and beverage
terdapat 12 perusahaan. Metode pengambilan sampel adalah metode purposive
sampling. Adapun perusahaan yang terpilih sebagai sampel adalah sebagai berikut:
Fast Food Indonesia, Tunas Baru Lampung, Delta Djakarta, Pioneer, Prasida,
Indofood Sukses Makmur, Mayora Indah, Aqua Golden Mississipi, Ultra Jaya Milk,
Ades Alfindo Putra Setia, Sinar Mas Agro Resources and Technology, dan Sekar
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan datayang dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari
dokumen-dokumen yang relevan dalam mendukung penelitian ini.
2. Melalui jaringan internet yang berhubungan situs resmi Bursa Efek Indonesia
(BE
3. Indonesian Capital Market Directori yang sudah dipublikasikan.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
publikasi Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, yaitu laporan keuangan,
pembayaran dividen, jurnal, surat kabar, literatur ilmiah, penelitian terdahulu,
laporan-laporan yang sudah dipublikasikan serta data yang diperoleh dari media
internet.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.6.1. Identifikasi Variabel
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan di uji
a. Variabel terikat Dependent Variable (Y).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen dari setiap
perusahaan industri food and beverage yang terpilih sebagai sampel
b. Variabel bebas. Indenpenden Variable (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini trdiri dari tiga faktor yaitu: likuiditas (X1), profitabilitas (X2), financing (X3),. dari setiap perusahaan food and beverage yang terpilih sebagai sampel.
3.6.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Likuiditas Cash position (X1
Cash position merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan “cash
outflow”, maka makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden. cash position dihitung berdasarkan
perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Sudarsi 2002)
)
Saldo kas akhir
Likuiditas Cash position =
b. Profitabilitas (X2
Profitabilitas adalah keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan
pada saat menjalankan operasinya. Penelitian profitabilitas ini diukur dari ROA.
Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil
pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam
menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan
rumus (Sartono, 2001)
)
Laba bersih (EAT)
ROA =
Total aktiva (TA)
c. Financing (X3
Variabel ini diukur dengan indicator Debt to Equity Ratio (DER), DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewjibannya, yang
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar
hutang. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio
ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana
)
semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Rasio
ini dihitung dengan humus (Sartono 2001)
Total hutang (Total Debt)
DER =
d. Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan
pembayaran dividend kepada setiap pemegang saham yang dapat diukur dengan
membandingkan dividend kas per lembar saham dengan laba yang diperoleh per
lembar saham (Sundjaja dan Barlian, 2002:391), untuk mengukur Dividend Payout
Ratio(DPR) dapat digunakan rumus berikut ini:
Dividend kas per lembar saham
DPR =
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Nama Variabel Definisi Parameter
Skala
3.7. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini adalah regresi linier berganda (Multi Regression Analysis). Dengan rumus :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dimana :
+ e
Y = Dividend Payout Ratio
b1..., b3 X
, = Koefisien variabel independen
1 X
= likuiditas
2 X
= Profitabilitas
3
e = error Term
= Financial
3.7.1 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis atau signifikansi dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan uji Fisher (Uji F) untuk melihat secara simultan semua variable
independen terhadap variabel dependen dan uji t untuk melihat secara parsial semua
variabel independen terhadap variabel dependen. Lebih rinci pengujian hipotesis ini
dijelaskan sebagai berikut :
a). Uji-F Simultan
Sehubungan dengan uji regresi linier berganda, uji hipotesis ditentukan
dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan signifikansi
pengaruh variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variable dependen.
Pengujian ini akan membandingkan nilai signifikan dari hasil pengujian data dengan
membandingkan nilai signifikan yang telah ditetapkan sebesar 0,05 (5%). (Wahid
b). Uji-t Parsial
Untuk menentukan tingkat signifikan secara parsial antara masing-masing
variabel bebas dengan variabel tak bebas, maka hipotesis harus diuji dengan uji-t
pada taraf signifikan sebessar α=5% secara dua arah (two tail).
Selanjutnya diambil suatu keputusan, diterima atau ditolaknya hipotesis yaitu
dengan cara membandingkan t-hitung dengan ttable, dengan membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dari hasil uji statistik dengan nilai signifikan yang
ditentukan, dalam penelitian ini ditetapkan nilai signifikan sebesar 0,05 atau 5 %. Uji
t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variable independen secara
individu terhadap variable dependen dengan membandingkan t-hitung dengan ttable (Wahid Suilamin, 2004).
3.8. Uji Asumsi Klasik
Suatu instrumen pengamatan dinyatakan layak untuk diteliti bila variabel
penelitian terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, antara lain asumsi normalitas
data, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
3.8.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis
data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal,
gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Tujuan Uji