• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SITI RAHMAH

Tempat/Tanggal lahir : Padangsidimpuan/ 15 Juli 1992

Agama : Islam

Alamat : Jalan dr. Mansur Gang Rukun No. 9A Medan Riwayat Pendidikan :

1. TK Al-Musyarofah Padangsidimpuan 2. SD Negeri 200117 Padangsidimpuan 3. SMP Negeri 4 Padangsidimpuan 4. SMA Negeri 1 Padangsidimpuan

Riwayat Pelatihan :

1. Seminar dan Workshop Terapi Cairan dan Manajemen Luka TBM 2011

2. Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE 2011 3. Seminar KTI & Update Kedokteran 2012 4. Islamic Medicine 3 PHBI FK USU 2012 5. LKMM Lokal 2012

Riwayat Organisasi : Anggota SCORE PEMA FK USU periode 2013 Pas photo

(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN (Informed Consent)

Assalamu’alaikum wr.wb.

Nama saya Siti Rahmah, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Fakultas Kedokteran USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010.

SADARI/Breast Self-Examination merupakan salah satu cara untuk mendeteksi kelainan payudara terutama kanker sedini mungkin. Prinsip melakukan SADARI meliputi inspeksi secara visual dan palpasi pada seluruh bagian payudara untuk mngetahui adanya kelainan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010. Saya akan melakukan wawancara kepada saudari mengenai:

a. Data demografi seperti usia

b. Tindakan saudari tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Wawancara akan dilakukan melalui kuesioner selama sekitar 15 menit, bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya dan jawaban saudari nantinya tidak mempengaruhi nilai akademik apupun.

Bila saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya: Nama : Siti Rahmah

Alamat : Jln. Dr. Mansur Gg Rukun No. 9A Medan No. HP : 085760505572

Terima kasih kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah memahami hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah dilampirkan.

(3)

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

Alamat : No. Telp/HP :

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010” dan dengan ini menyetujui untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam penelitian. Bila suatu waktu saya mengundurkan diri, tidak ada sanksi.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013

(4)

Lampiran 4

Kuesioner Penelitian

Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010

Petunjuk :

1. Isilah identitas pribadi Anda.

2. Pilih dan isilah jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda

Data Pribadi Nama : NIM : Umur : Alamat :

Kuesioner Pertanyaan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Berikan tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi anda.

Keterangan :

- Selalu : jika melakukan setiap bulan - Sering : jika melakukan > 6 kali/tahun - Kadang-kadang : jika melakukan < 6 kali/tahun - Tidak pernah : jika tidak pernah melakukan

A. Pertanyaan untuk tindakan teratur :

(5)

2. Apakah anda melakukan SADARI secara teratur setiap bulan ?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Apakah anda melakukan SADARI sekitar 1 minggu setelah haid ? a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

B. Pertanyaan untuk tindakan tepat :

1. Saya melakukan SADARI dengan berdiri di depan cermin agar dapat melihat payudara dengan jelas.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Saya mengangkat kedua tangan di atas kepala dan memeriksa apakah ada kelainan pada payudara saya.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Saya meletakkan kedua tangan di atas pinggul dan melihat apakah ada kelainan pada payudara saya.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Saya meraba seluruh bagian kedua payudara saya dengaan gerakan memijat secara sirkuler atau radial.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 5. Saya meraba hingga ketiak ketika melakukan SADARI.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Saya meraba hingga ke leher ketika melakukan SADARI.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

7. Saya memeriksa areola dan puting untuk melihat apakah ada kelainan ketika melakukan SADARI.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Saya menekan puting dengan lembut untuk mengetahui adanya cairan yang keluar ketika melakukan SADARI.

(6)

9. Setelah saya berdiri di depan cermin, kemudian saya berbaring dengan salah satu tangan dibelakang kepala, meraba kedua payudara hingga ketiak dan leher secara bergantian.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 10.Apakah anda melihat bentuk payudara ketika melakukan SADARI ?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

11.Apakah anda menilai ukuran payudara ketika melakukan SADARI ? a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 12.Apakah anda melihat perubahan warna kulit payudara ?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

13.Apakah anda membandingkan struktur payudara kiri dan kanan ketika melakukan SADARI ?

(7)

LAMPIRAN 5

DATA INDUK RESPONDEN

NO NAMA UMUR P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 TOTAL

1 TK 21 2 1 1 3 3 1 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 36

2 PV 21 2 1 1 0 2 2 2 2 1 1 1 0 2 0 0 2 19

3 GW 20 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 23

4 MS 21 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 0 3 3 3 3 41

5 SH 21 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 0 2 3 2 3 40

6 ST 24 1 1 3 1 1 1 1 1 0 2 2 0 3 2 1 1 21

7 ID 21 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 34

8 ZN 22 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

9 AT 24 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 27

10 SR 22 1 1 0 3 1 1 1 0 0 2 1 0 1 2 1 1 16

11 MR 21 1 0 0 1 1 1 1 3 3 3 1 0 3 3 3 3 27

12 AT 21 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 45

13 SN 21 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13

14 RN 20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

15 NL 20 1 1 1 1 3 0 3 1 0 3 1 0 3 3 3 3 27

16 BT 21 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 1 2 3 1 3 3 38

17 UI 21 1 0 0 3 3 0 3 3 1 3 2 0 3 3 3 3 31

18 SM 22 1 1 1 0 0 0 1 1 0 2 0 1 2 2 2 1 15

19 IS 21 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 6

20 CT 20 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9

21 CAN 21 1 0 0 2 1 0 1 0 0 2 1 0 0 1 1 2 12

22 ON 21 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

23 OT 21 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 12

24 ELS 22 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 22

25 SF 21 1 1 2 3 0 1 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 26

26 DVK 21 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 9

27 RNI 21 2 2 1 2 1 1 3 1 0 1 1 0 3 3 1 3 25

28 DW 21 2 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0 2 2 1 1 13

29 OPH 20 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 0 1 1 1 2 23

30 SWN 21 2 0 0 1 0 0 2 2 0 2 1 0 3 3 1 2 19

31 DWK 20 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 9

32 SHC 21 1 1 0 2 0 1 3 0 1 3 0 1 3 2 1 0 19

33 NA 21 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 7

34 FZY 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16

35 MR 21 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 0 3 21

(8)

37 VCK 20 1 1 0 0 3 0 3 3 0 3 3 2 0 0 2 3 24

38 EL 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 20

39 DNY 21 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 9

40 HSY 21 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 0 3 3 3 3 40

41 DRA 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

42 DSY 21 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 3 10

43 RMA 20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

44 SSN 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3

45 WNL 21 1 1 1 0 1 0 2 2 2 1 1 1 0 0 2 2 17

46 NBL 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16

47 CTR 21 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 0 0 3 1 1 1 20

48 MRS 20 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 6

49 STF 21 1 1 1 1 3 1 3 3 0 1 0 1 3 3 3 3 28

50 ELA 21 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 0 3 3 3 3 22

51 FTN 21 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 11

52 MAMS 21 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 41

53 FRA 20 1 1 1 0 1 1 3 1 1 3 3 0 3 3 3 3 28

54 LTF 21 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 21

55 VV 21 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

56 RST 22 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 22

57 JNN 21 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 2 1 2 2 23

58 IND 21 3 1 2 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 20

59 KKY 21 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 2 0 0 0 14

60 YLI 21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 12

61 IRM 23 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 42

62 TIO 21 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 43

63 GNA 20 1 1 0 1 0 0 0 1 0 2 1 0 1 2 1 1 12

64 JNE 22 1 1 0 0 0 0 3 1 0 3 1 0 2 1 1 1 15

65 LCY 20 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 20

66 NLM 21 1 1 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 31

67 RSK 22 2 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15

68 AY 21 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11

69 DSY 20 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

70 PTR 21 1 1 0 0 1 1 1 0 0 2 2 0 1 1 0 2 13

71 DNA 21 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

72 MNK 21 3 3 0 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 39

73 SHI 20 1 1 0 0 0 1 2 1 0 2 1 0 3 3 2 3 20

74 MYA 21 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 39

75 H 21 1 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 0 2 2 2 2 18

76 HSN 21 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 25

(9)

78 IKA 21 1 1 0 1 1 1 3 1 0 3 1 0 3 3 0 3 22

79 THY 23 3 3 3 0 2 1 3 2 0 3 3 1 1 2 2 3 32

(10)

LAMPIRAN 6

HASIL ANALISIS DATA

UMUR RES P ONDEN

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20 15 18.8 18.8 18.8

21 53 66.3 66.3 85.0

22 7 8.8 8.8 93.8

23 3 3.8 3.8 97.5

24 2 2.5 2.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

KATEGORI TINDAKAN

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 10 12.5 12.5 12.5

KURANG 63 78.8 78.8 91.3

SEDANG 7 8.8 8.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

KATEGORI KETERATURAN

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid CUKUP 8 10.0 10.0 10.0

KURANG 65 81.3 81.3 91.3 TERATUR 7 8.8 8.8 100.0 Total 80 100.0 100.0

KATEGORI KETEP ATAN

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid CUKUP 11 13.8 13.8 13.8

(11)

LAMPIRAN 6 (LANJUTAN)

P 1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 8.8 8.8 8.8

1 48 60.0 60.0 68.8

2 13 16.3 16.3 85.0

3 12 15.0 15.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 27.5 27.5 27.5

1 41 51.3 51.3 78.8

2 6 7.5 7.5 86.3

3 11 13.8 13.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 42 52.5 52.5 52.5

1 26 32.5 32.5 85.0

2 5 6.3 6.3 91.3

3 7 8.8 8.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 20.0 20.0 20.0

1 38 47.5 47.5 67.5

2 14 17.5 17.5 85.0

3 12 15.0 15.0 100.0

(12)

P 5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 23.8 23.8 23.8

1 37 46.3 46.3 70.0

2 10 12.5 12.5 82.5

3 14 17.5 17.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 32.5 32.5 32.5

1 38 47.5 47.5 80.0

2 12 15.0 15.0 95.0

3 4 5.0 5.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 7

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 16.3 16.3 16.3

1 31 38.8 38.8 55.0

2 13 16.3 16.3 71.3

3 23 28.8 28.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 8

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 20.0 20.0 20.0

1 36 45.0 45.0 65.0

2 14 17.5 17.5 82.5

3 14 17.5 17.5 100.0

(13)

P 9

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 32 40.0 40.0 40.0

1 34 42.5 42.5 82.5

2 7 8.8 8.8 91.3

3 7 8.8 8.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 10

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 12.5 12.5 12.5

1 29 36.3 36.3 48.8

2 18 22.5 22.5 71.3

3 23 28.8 28.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 11

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 20 25.0 25.0 25.0

1 38 47.5 47.5 72.5

2 9 11.3 11.3 83.8

3 13 16.3 16.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 12

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 57.5 57.5 57.5

1 26 32.5 32.5 90.0

2 6 7.5 7.5 97.5

3 2 2.5 2.5 100.0

(14)

P 13

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 10.0 10.0 10.0

1 26 32.5 32.5 42.5

2 17 21.3 21.3 63.8

3 29 36.3 36.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 14

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18.8 18.8 18.8

1 22 27.5 27.5 46.3

2 18 22.5 22.5 68.8

3 25 31.3 31.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

P 15

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18.8 18.8 18.8

1 28 35.0 35.0 53.8

2 15 18.8 18.8 72.5

3 22 27.5 27.5 100.0

(15)

P 16

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 8.8 8.8 8.8

1 26 32.5 32.5 41.3

2 16 20.0 20.0 61.3

3 31 38.8 38.8 100.0

(16)
(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Akpinar, Y. Y., Baykan, Z., Nacar, M., Gun, I., Cetinkaya, F., 2011. Knowledge, Attitude about Breast Cancer and Practice of Breast Cancer Screening among Female Health Care Professionals: A Study From

Turkey. Available from :

Al-Naggar, R. A., Al-Naggar, D. H., Bobryshev, Y. V., Chen, R., Assabri, A., 2011. Practice and Barriers Toward Breast Self-Examination Among

Young Malaysian Women. Available from : [Accessed 1 Desember 2013]

[Accessed 1

Desember 2013]

American Cancer Society, 2013. What are the risk factors for breast cancer?.

Available from:

American Cancer Society, 2013. What is breast cancer?. Available from:

Aziz, M. F., 2006. Karsinogenesis. In: Aziz, M.F., Andrijono, and Saifuddin, A.B. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowirohardjo: 31.

Davey, P., 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Peneribit Erlangga.

(19)

Desember 2013]

Faiz, O. & Moffat, D., 2004. At a Glance Series Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

GLOBOCAN 2008 (International Agency for Research on Cancer), 2013. Most Frequent Cancers: Women. Available from:

[Accessed 28 April 2013]

Grace, P. A. & Borley, N. R., 2007. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Green, V. L., 2006. Breast Cancer Screening. In: Bieber, E. J., Sanfilippo, J. S., and Horowitz, I. R. Clinical Gynecology. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier: 607-630.

International Agency for Research on Cancer. 2013. Breast Cancer/ Breast

Self-Examination (BSE). Available from:

2013]

Jemal, A., Bray, F., Center, MM., Ferlay, J., Ward, E., Forman, O., 2011. Global

Cancer Statistics. Available from:

2013]

Kimman, M., Norman, R., Jan, S., Kingston, D., Woodward, M., 2012. The Burden of Cancer in Member Countries of the Association of Southeast

Asian Nation (ASEAN). Available from:

(20)

Ng, C. H., et al, 2011. Comparison of Breast Cancer in Indonesia and Malaysia A Clinico-Pathological Study Between Dharmais Cancer Centre Jakarta and University Malaya Medical Centre, Kuala Lumpur. Available from: Mei 2013]

Nilaweera, RIW., Perera, S., Paranagama, N., Anushyanthan, A. S., 2012. Knowledge and Practices on Breast and Cervical Cancer Screening Methods among Female Health Care Workers: A Sri Lankan

Experience. Available from : DOI:http://dx.doi.org/10.7314/APJCP.2012.13.4.1193.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

[Accessed 2 Desember 2013]

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rasjidi, I., 2009. Deteksi Dini & Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto.

Sambanje, M. N. & Mafuvadze, B., 2012. Breast Cancer Knowledge and Awareness among University Students in Angola. Available from :

Schorge, J. O., Schaffer, J. I., Halvorson, L. M., Hoffman, B., L., Bradshaw, K., D., Cunningham, F., G., 2008. Williams Gynecology. USA: Mc Graw Hill Medical.

[Accessed 1 Desember 2013]

(21)

from: [Accessed 22 April 2013]

Stopeck, A. T.,2013. Breast Cancer. Available from: http//emedicine medscape.com/article/1947145-overview

WHO Global Burden of Disease, 2004. Breast Cancer Burden. Available from: . [Acessed 15 Mei 2013]

http://www.cancer.org/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html

Wiknjosastro, H., 2009. Ilmu Kandungan Ed.2, Cet.7. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

. [Accessed 22 April 2013]

World Health Organization, 2013. Cancer. Available from:

[Accessed 14 Mei 2013]

Yoo. B. N., Choi, K. S., Jung, K. W., Jun, J., K., 2012. Awareness and Practice of Breast Self-examination among Korean Women: Results from a Nationwide Survey. Available from: DOI: 2013]

(22)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Definisi

a. Gambaran tindakan adalah praktik/perbuatan nyata mahasiswi FK USU tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

- Tindakan teratur adalah tindakan SADARI yang dilakukan secara rutin setiap bulan.

- Tindakan tepat adalah teknik atau cara melakukan SADARI benar walaupun tidak terurut.

b. Mahasiswi FK USU angkatan 2010 adalah mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan yang tercatat sebagai mahasiswa aktif dan masuk di FK USU pada tahun 2010.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Gambaran tindakan

(23)

c. Pemeriksaan payudara sendiri adalah pemeriksaan rutin yang dilakukan secara pribadi/personal pada waktu yang sama tiap bulannya untuk memeriksa secara fisik struktur payudara.

3.2.2. Cara ukur

Tiap variabel diukur dengan teknik wawancara. 3.2.3. Alat ukur

Tindakan diukur melalui kuesioner. Tiap pertanyaan dalam kuesioner memiliki 4 pilihan jawaban. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 3, dengan kriteria: jawaban selalu = 3, sering = 2, kadang-kadang = 1, dan tidak pernah = 0.

3.2.4. Hasil ukur

1) Gambaran tindakan dikategorikan sebagai berikut (meliputi pertanyaan keteraturan dan ketepatan tindakan) :

a. Tindakan baik, jika skor jawaban pertanyaan >80% b. Tindakan sedang, jika skor jawaban pertanyaan 60-80% c. Tindakan kurang, jika skor jawaban pertanyaan <60%

2) Keteraturan melakukan SADARI dikategorikan sebagai berikut (meliputi pertanyaan keteraturan) :

a. Teratur, jika skor jawaban pertanyaan >80%

b. Cukup teratur, jika skor jawaban pertanyaan 60-80% c. Kurang teratur, jika skor jawaban pertanyaan <60%

3) Ketepatan melakukan SADARI dikategorikan sebagai berikut (meliputi pertanyaan ketepatan tindakan) :

a. Tepat, jika skor jawaban pertanyaan >80%

b. Cukup tepat, jika skor jawaban pertanyaan 60-80% c. Kurang tepat, jika skor jawaban pertanyaan <60% 3.2.5. Skala pengukuran

(24)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini bersifat survei deskriptif dengan desain penelitian cross sectional, yaitu untuk mengetahui gambaran tindakan SADARI pada mahasiswi FK USU angkatan 2010.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama bulan Maret – November 2013, sedangkan pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan September – Oktober 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 yang tercatat aktif sebagai mahasiswa Fakultas Kedoteran USU.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara Simple Random Sampling. Adapun kriteria inklusi sampel penelitian adalah mahasiswi FK USU yang berusia 20 tahun atau lebih yang bersedia menjawab kuesioner. Kriteria eksklusi adalah mahasiswi yang tidak menjawab kuesioner dengan lengkap. 4.3.3. Besar Sampel

(25)

� = N 1 + N (d2)

Keterangan :

n : Jumlah sampel minimum N : Jumlah populasi

d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (ditetapkan10% = 0,1) Perhitungan :

n = 253 1 + 253 (0,12)

n = 71,67

Dari hasil perhitungan di atas dengan tingkat ketepatan absolut 10% didapatkan jumlah sampel minimum sebanyak 71,67. Untuk itu peneliti akan mengambil sampel sebanyak 80 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

(26)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Variabel No. Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Cronbach

Status

Tindakan 1 0,461 Valid 0,954 Reliabel

2 0,752 Valid Reliabel

3 0,737 Valid Reliabel

4 0,820 Valid Reliabel

5 0,842 Valid Reliabel

6 0,790 Valid Reliabel

7 0,957 Valid Reliabel

8 0,900 Valid Reliabel

9 0,509 Valid Reliabel

10 0,866 Valid Reliabel

11 0,791 Valid Reliabel

12 0,884 Valid Reliabel

13 0,726 Valid Reliabel

14 0,902 Valid Reliabel

15 0,532 Valid Reliabel

16 0,800 Valid Reliabel

4.5. Metode Analisis Data

(27)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan menggunakan teknik wawancara dengan alat ukur kuesioner. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan dalam paparan dibawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No. 5 Medan, Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(28)

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Variabel Frekuensi (n) Persen (%) Umur

20 - <21 15 18,8 21 - <22 53 66,.3

22 - <23 7 8,8

23 - <24 3 3,8

24 - <25 2 2,5

Total 80 100,0

Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini terbanyak berumur 21-<22 tahun yaitu 53 orang (66.3%) diikuti umur 20 - <21 tahun sebanyak 15 orang (18,8%). Sementara umur 22 - <23 tahun tercatat 7 orang (8,8%), umur 23 - <24 tahun sebanyak 3 orang (3,8%) dan umur 24 - <25 tahun sebanyak 2 orang (2,5%).

5.1.3. Hasil Analisis Data

5.1.3.1. Distribusi Jawaban Kuesioner Responden

(29)

Tabel 5.2. Distribusi Jawaban Responden

Pertanyaan Tidak Pernah Kadang-kadang

Sering Selalu

1 7 48 13 12

2 22 41 6 11

3 42 26 5 7

4 16 38 14 12

5 19 37 10 14

6 26 38 12 4

7 13 31 13 23

8 16 36 14 14

9 32 34 7 7

10 10 29 18 23

11 20 38 9 13

12 46 26 6 2

13 8 26 17 29

14 15 22 18 25

15 15 28 15 22

16 7 26 16 31

Berdasarkan table 5.2, diperoleh bahwa responden paling banyak menjawab selalu pada pertanyaan 16 (membandingkan struktur payudara kiri dan kanan ketika melakukan SADARI) yaitu sebanyak 31 orang. Untuk jawaban tidak pernah paling banyak dijawab pada pertanyaan 12 (tindakan pemeriksaan saat berbaring dengan salah satu tangan dibelakang kepala, meraba kedua payudara hingga ketiak dan leher secara bergantian) sebanyak 46 orang.

5.1.3.2. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Keteraturan Tindakan

(30)
[image:30.595.107.516.176.282.2]

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Keteraturan Tindakan SADARI Responden

Kategori Keteraturan Frekuensi (n) Persen (%)

Teratur 7 8,8

Cukup 8 10,0

Kurang 65 81,3

Total 80 100,0

Pada table 5.3. tercatat bahwa kategori keteraturan tindakan SADARI pada mahasiswi FK USU yang paling banyak adalah kurang teratur yaitu 81,3%. Tindakan cukup teratur sebanyak 10,0% sementara kategori tindakan SADARI teratur sebanyak 8,8%.

5.1.3.3. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Ketepatan Tindakan

Untuk ketepatan melakukan SADARI, tindakan mahasiswi FK USU terdiri dari 13 pertanyaan (no. 4-16) yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu tepat, cukup tepat, dan kurang tepat. Dikatakan tepat jika total skor responden >31,2 (>80%), cukup tepat jika total skor 23,4-31,2 (60-80%), dan dikategorikan kurang tepat jika total skor responden <23,4 (<60%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Ketepatan Tindakan SADARI Responden

Kategori Ketepatan Frekuensi (n) Persen (%)

Tepat 10 12,5

Cukup 11 13,8

Kurang 59 73,8

[image:30.595.109.517.633.739.2]
(31)

Pada table 5.4. ketepatan tindakan SADARI mahasiwi FK USU angkatan 2010 yang paling banyak adalah kurang tepat dengan persentasi 73,8%. Diikuti tindakan cukup tepat sebanyak 13,8% dan kategori tindakan tepat hanya 12,5%.

5.1.3.4. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden

[image:31.595.107.516.424.530.2]

Gambaran tindakan responden dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan total skor pertanyaan tindakan teratur dan tindakan tepat. Tindakan responden dikelompokkan dalam tiga kategori, tindakan baik, sedang, dan kurang. Dikatakan tindakan baik jika persentasi skor > 80% atau total skor responden >38,4. Responden dikategorikan mempunyai tindakan sedang jika persentasi skor 60-80% atau total skor responden 28,8-38,4 , sedangkan tindakan kurang jika total skor responden <28,8 atau persentasi skor <60%.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan

Kategori Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 10 12,5

Sedang 7 8,8

Kurang 63 78,8

Total 80 100,0

(32)

5.2. Pembahasan

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian perempuan di wilayah Asia Tenggara. Untuk ASEAN Indonesia mempunyai angka mortalitas tertinggi kanker payudara yaitu 36,2% dibanding negara-negara lainnya di Asia Tenggara (Kimman, et al., 2012).

Oleh karena itu untuk menurunkan angka mortalitas kanker payudara yang tinggi, perlu dilakukan tindakan deteksi dini, salah satunya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun atau lebih secara teratur tiap bulannya (Rasjidi, 2009). Pada penelitian ini responden sebagian besar berusia 21-22 tahun yaitu sebanyak 53 orang (66,3%).

Mahasiswi fakultas kedokteran merupakan calon penyedia pelayanan kesehatan. Seorang tenaga medis mempunyai peran penting sebagai edukator dan promotor kesehatan (Nilaweera, et al., 2012). Perilaku seorang tenaga kesehatan merupakan faktor penting dalam mengontrol kejadian kanker payudara. Seorang tenaga kesehatan dapat mengubah paradigma masyarakat dengan cara edukasi dan menjadi contoh yang positif. Selain itu, seorang tenaga kesehatan harus peduli terhadap faktor risiko kanker payudara sehingga dapat menuntun diri sendiri dan masyarakat untuk melakukan deteksi dini (Lee, et al., 2003; Kojak, et al., 2011; Stojadinovic, et al., 2011 dalam Akpinar, et al., 2011).

Perempuan yang ingin melakukan SADARI seharusnya mendapat instruksi tentang teknik pemeriksaannya baik dari dokter maupun tenaga kesehatan lainnya dan secara periodik mengulang teknik tersebut (Smith, et al., 2010 dalam Akpinar, et al., 2011).

(33)

tenaga kesehatan perempuan yang melakukan SADARI secara reguler (31,3% dokter dan 21,8% perawat) (Akpinar, et al., 2011).

Dalam hal ketepatan melakukan SADARI, table 5.4. menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini lebih dari setengah persen berada dalam kategori kurang (73,8%) dan hanya 12,5% yang tindakan SADARI nya tepat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswi fakultas kedokteran gigi di Hyderabad, India dilaporkan bahwa dari 203 orang responden, hanya 53% yang melakukan SADARI dengan baik (Doshi, et al., 2012). Hal yang sama juga dilaporkan pada penelitian yang dilakukan terhadap 444 orang tenaga kesehatan perempuan, dimana hanya 5,4% yang mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan benar (Akpinar, et al., 2011).

Pemeriksaan payudara sendiri/Breast-Self Examination merupakan metode yang sesuai dan mudah diaplikasikan dibandingkan metode yang lain pada negara berkembang. Selain itu metode ini sangat aman, tidak invasif, dan ekonomis (Karayurt dan Dramali, 2007 dalam Akpinar, et al., 2011). Meskipun SADARI memiliki banyak manfaat tetapi masih banyak perempuan yang belum mengaplikasikan metode deteksi dini ini.

Tabel 5.5 pada hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki tindakan SADARI yang kurang (78,8%) dan hanya 12,5% responden berada dalam kategori baik. Artinya, sebagian besar responden kurang mengaplikasikan SADARI. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Sambanje dan Mahfuvadze (2012) bahwa hanya 40,2% mahasiwi kedokteran di Angola yang mengaplikasikan SADARI. Hasil yang sama juga dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan pada praktisi kesehatan perempuan, bahwa 63-72% responden tidak mengaplikasikan SADARI (Haji-Moohdi, et al dalam Doshi, et al., 2012).

(34)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Al-Naggar, et al (2011) pada perempuan usia muda di Malaysia dilaporkan bahwa sebagian besar responden mengaku tidak tahu cara melakukan SADARI dan menganggap pemeriksaan ini tidak perlu karena mereka tidak memiliki gejala penyakit pada payudaranya.

(35)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010, maka peneliti dapat mnyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam hal keteraturan tindakan, dari 80 orang responden diperoleh bahwa 8,8% tindakan SADARI teratur dan 81,3% yang tindakan SADARInya kurang teratur.

2. Untuk ketepatan tindakan melakukan SADARI, dari 80 orang responden penelitian diperoleh bahwa 12,5% tindakan SADARI tepat dan 73,8% tindakan SADARI kurang tepat.

3. Berdasarkan kedua hal diatas, setelah dilakukan uji statistik SPSS diperoleh bahwa 12,5% tindakan SADARI baik dan 78,8% tindakan SADARI kurang.

6.2. Saran

1. Bagi Responden Penelitian

Peneliti berharap agar responden yang merupakan mahasiswi fakultas kedokteran USU dapat memupuk kesadaran dan niat dalam diri masing-masing untuk mengaplikasikan SADARI secara teratur dan melakukannya dengan tepat. Serta mencari informasi yang lebih banyak lagi tentang deteksi dini kanker payudara. Selain itu peneliti akan melakukan umpan balik terhadap responden penelitian.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(36)

kedokteran. Serta hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk mengkaji lebih dalam lagi penelitian tentang tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini kanker payudara.

3. Bagi Dinas Kesehatan

(37)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Payudara

Payudara ( mammary gland ) merupakan modifikasi khusus kelenjar keringat ( sudoriferous gland ) yang terletak diantara dua lapisan fasia supefisial otot pektoralis mayor, otot serratus anterior, dan otot oblikus eksternal (Green dalam Bieber, et al., 2006).

Payudara terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat. Basis payudara terletak konstan pada dinding anterior dada mulai dari kosta kedua hingga keenam dan dibatasi sisi lateral sternum di medial menuju garis mid-aksilaris di lateral. Tiap payudara terdiri dari 15-30 lobus fungsional yang tersusun radial. Lobus-lobus payudara dipisahkan oleh septa fibrosa (ligamentum suspensorium/Cooper’s ligament) yang memberikan struktur payudara. Tiap lobus akan bercabang menjadi lobulus dan berakhir pada duktus laktiferus yang menyatu pada puting. Bagian terminal duktus laktiferus melebar disebut sinus laktiferus (Faiz dan Moffat, 2004).

Puting susu terdiri dari serat-serat otot polos dan satu-satunya struktur payudara yang dibentuk oleh otot. Stimulasi pada serat otot ini yang menyebabkan air susu keluar. Bagian lain dari payudara adalah areola, yang terdiri dari beberapa kelenjar keringat (sweat), kelenjar lemak (sebaceous), dan kelenjar aksesoris yang disebut Montgomery tubercles yang akan bertambah banyak selama kehamilan (Green dalam Bieber, et al., 2006).

(38)
[image:38.595.115.474.192.420.2]

vertebra dan vena azigos di posterior. Drainase limfatik terdapat di daerah aksila, infraklavikula, supraklavikula, dan daerah mediastinal (parasternal) (Green dalam Bieber, et al., 2006).

(39)

2.2. Kanker Payudara

2.2.1. Definisi Kanker Payudara

Menurut American Cancer Society, kanker payudara adalah tumor ganas pada sel-sel payudara. Tumor ganas adalah sekelompok sel yang tumbuh secara abnormal melebihi batas. Sel-sel ini berkembang dari lesi prakanker menjadi lesi maligna dan menginvasi jaringan sekitarnya atau menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lainnya.

2.2.2. Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia, 16% dari semua kanker pada perempuan. Diperkirakan 519.000 perempuan meninggal pada tahun 2004 akibat kanker payudara. Meskipun kanker payudara dianggap sebagai penyakit negara maju, mayoritas (69%) dari semua kematian akibat kanker payudara terjadi di negara berkembang (WHO Global Burden of Disease, 2004). Data GLOBOCAN 2008 juga menyebutkan insidensi kanker payudara 23% dari total kasus kanker dan 14% dari kematian akibat kanker (Jemal, A, et al., 2011).

Estimasi angka kesakitan di Indonesia menurut data GLOBOCAN (IARC, WHO) 2002 menempatkan kanker payudara di urutan pertama (26/100.000 prp). Hal ini juga didukung oleh data SIRS (Simtem Informasi Rumah Sakit) 2007 yang menunjukkan kanker payudara juga merupakan kanker terbanyak pertama (21,69%) diikuti kanker leher rahim (17%) terbanyak kedua (Rasjidi, 2009).

2.2.3. Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara

(40)

genetik (Rasjidi, 2009). Menurut American Cancer Society, faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Faktor risiko yang tidak bisa diubah : 1) Jenis kelamin

Perempuan merupakan risiko utama untuk kanker payudara. Laki-laki juga dapat terkena, tetapi 100x lebih jarang oleh karena mempunyai lebih sedikit estrogen dan progesterone.

2) Umur

Risiko untuk menderita kanker payudara meningkat seiring pertambahan usia.

3) Faktor genetik dan riwayat keluarga

Adanya mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang dapat diturunkan (herediter). Dapat juga dilihat dari adanya riwayat kanker payudara pada keluarga.

4) Riwayat pribadi menderita kanker payudara

Perempuan yang pernah terkena kanker payudara pada salah satu sisi, memiliki risiko 3-4 kali untuk terkena kanker pada sisi lainnya.

5) Ras dan etnik

Perempuan kulit putih lebih sering terkena kanker payudara dibandingkan perempuan Afrika-Amerika, tetapi perempuan Afrika-Amerika lebih sering meninggal karena kanker payudara. 6) Densitas payudara

Perempuan dengan jaringan payudara yang padat, kelenjar dan fibrous lebih banyak, risiko untuk terkena kanker payudara meningkat.

7) Riwayat kelainan payudara tertentu menigkatkan risiko untuk terkena kanker payudara. Kelainan tersebut antara lain :

(41)

- Fibrokistik (fibrocystic disease) - Hiperplasia ringan (mild hyperplasia) - Adenosis (non-sclerosing)

- Simple fibroadenoma (simple fibroadenoma) - Tumor phylloides (benign)

- Mastitis

- Tumor jinak lainnya : lipoma, hamartoma, hemangioma, neurofibroma

ii. Lesi proliferatif tanpa kelainan atipik : kelainan ini menunjukkan pertumbuhan yang cepat sel-sel pada duktus dan lobus payudara, antara lain :

- Hiperplasia duktus (non-atipik) - Fibroadenoma komplek

- Adenosis (sclerosing) - Papillomatosis

iii. Lesi proliferatif dengan kelainan atipik : kelainan ini lebih kuat meningkatkan risiko untuk kanker payudara 3,5 – 5 kali.

- Hiperplasia duktus atipik (atypical ductal hyperplasia) - Hiperplasia lobular atipik (atypical lobular hyperplasia) 8) Radiasi

Pada anak-anak dan dewasa muda yang pernah mendapat radiasi, risiko untuk kanker payudara lebih tinggi.

b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan reproduksi 1) Periode menstruasi

Menarche usia dini (< 12 tahun) dan menopause terlambat (> 55 tahun) meningkatkan risiko kanker payudara karena papran estrogen yang lebih lama.

2) Paritas dan usia kehamilan pertama

(42)

3) Penggunaan kontrasepsi oral

4) Penggunaan hormon terapi setelah menopause 5) Menyusui

Menyusui dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara (efek protektif).

c. Faktor-faktor yang berkaitan dengan gaya hidup 1) Alkohol

Risiko kanker payudara meningkat berkaitan dengan asupan alkohol jangka panjang.

2) Obesitas

Obesitas pasca menopause meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara oleh karena adanya estrogen yang dibentuk dari lemak. 3) Aktivitas fisik

(43)
[image:43.595.141.513.133.605.2]

Tabel 2.1. Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor Risiko Perkiraan Risiko

Relatif

Usia tua >4

Riwayat Keluarga

• Riwayat keluarga perempuan menderita kanker ovarium

pada usia < 50 tahun >5

• Relatif satu tingkat pertama >2

• Relatif dua atau lebih (ibu, saudara perempuan) >2

Riwayat pribadi

• Riwayat pribadi 3-4

• Mutasi BRCA1/BRCA2 positif >4

• Hiperplasia atipikal pada biopsi payudara 4-5

• LCIS atau DCIS 8-10

Riwayat reproduksi

• Menarche usia dini (<12 tahun) 2

• Menopause terlambat 1.5-2

• Usia melahirkan anak pertama >30 tahun/nullipara

(belum pernah melahirkan) 2

Penggunaan estrogen/progesteron sebagai HRT 1.5-2

Riwayat penggunaan kontrasepsi oral 1.25

Faktor gaya hidup

• Obesitas 1,5-2

Sedentary lifestyle 1.3-1.5

• Konsumsi alkohol 1.5

DCIS= ductal carcinoma in situ; HRT= hormone replacement therapy; LCIS= lobular

carcinoma in situ

Sumber : Stopeck, et al., 2013 dalam

(44)

2.2.4. Patogenesis Kanker Payudara

[image:44.595.114.522.268.667.2]

Patogenesis kanker payudara sama seperti kanker lainnya, yang disebut proses karsinogenesis. Proses tersebut melibatkan beberapa faktor, yaitu faktor yang tidak bisa diubah (melibatkan jenis kelamin, umur, genetik/riwayat keluarga), faktor yang berkaitan dengan reproduksi, dan gaya hidup. Interaksi ketiga faktor ini memicu proses karsinogenesis pada payudara.

Gambar 2.2. Patogenesis neoplasia (Aziz dalam Prawirohardjo, 2006) Ekspresi hasil

produk gen yang berubah

Mutasi diturunkan di dalam:

1. Gen yang berefek pada reparasi DNA

2. Gen yang berefek pada pertumbuhan sel Inaktivasi gen supresor kanker Perubahan gen yang mengatur apoptosis Aktivasi onkogen pertumbuhan-promosi

Mutasi di dalam genome sel somatik

Kerusakan DNA Sel normal Perusak DNA yang didapat (lingkungan) 1. Kimiawi 2. Radiasi

3. Virus Reparasi

DNA gagal Reparasi DNA berhasil Neoplasma ganas Ekspansi klonal ↓

Mutasi tambahan (progresif) ↓

(45)

2.2.5. Klasifikasi dan Stadium Kanker Payudara

Ada 2 macam klasifikasi kanker payudara, yaitu klasifikasi patologik dan klasifikasi klinik. Klasifikasi ini penting untuk menentukan prognosis.

a. Klasifikasi patologik

- Kanker puting payudara, Paget’s disease.

Kanker duktus laktiferus (non infiltrating carcinoma) : papillary dan comedo.

- Kanker duktus laktiferus (infiltrating) : papillary, comedo, adeno carcinoma, medullary carcinoma.

- Kanker dari lobulus : infiltrating dan non infiltrating. b. Klasifikasi klinik

- Steinthal I : kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar.

- Steinthal II : kanker payudara besarnya 2 cm atau lebih dan mempunyai anak sebar di kelenjar aksila.

- Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih, dan anak sebar di kelenjar aksila, infra dan supraklavikula; atau infiltrasi ke fasia pektoralis atau kulit ; atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).

- Steinthal IV : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya tengkorak, vertebra, paru-paru, hati, dan panggul.

Klasifikasi Steinthal ini sering dipakai di klinik bedah (Wiknjosastro, 2009).

(46)
[image:46.595.108.513.153.758.2]

Tabel 2.2. Klasifikasi TNM Kanker Payudara Berdasarkan AJCC (American Joint Committee on Cancer) Cancer Staging Manual, 6th Edition

Klasifikasi Definisi

Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak didapatkan

To Tidak ada bukti adanya tumor primer

Tis Karsinoma In Situ

Tis (DCIS) Duktal Karsinoma In Situ

Tis (LCIS) Lobular Karsinoma In Situ

Tis (Paget) Paget’s Disease tanpa adanya tumor

T1 Ukuran tumor < 2 cm

T1mic Mikroinvasif > 0,1 cm

T1a Tumor > 0,1 cm ≤ 0,5 cm

T1b Tumor > 0,5 cm ≤ 1 cm

T1c Tumor > 1 cm ≤ 2 cm

T2 Tumor > 2 cm ≤ 5 cm

T3 Tumor > 5 cm

T4

Tumor dengan segala ukuran disertai

dengan adanya perlekatan pada dinding

toraks atau kulit

T4a Melekat pada dinding dada, tidak termasuk m. pectoralis mayor

T4b

Edema (termasuk peau d’orange) atau

ulserasi kulit, atau adanya nodul satelit

pada payudara

T4c Gabungan antara T4a dan T4b

T4d Inflammatory carcinoma

Kelenjar Limfe Regional (N)

Nx Kelenjar limfe regional tidak didapatkan

No Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe

N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral,

bersifat mobile

(47)

tidak dapat digerakkan (fixed)

N3

Metastasis pada kelenjar limfe

infraklavikular, atau mengenai kelenjar

mammae interna, atau supraklavikular

Metastasis (M)

Mx Metastasis jauh tidak didapatkan

Mo Tidak ada bukti adanya metastasis

M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai

organ

[image:47.595.107.516.368.682.2]

Sumber : Rasjidi, 2009

Tabel 2.3. Stadium Klinis Berdasarkan Klasifikasi TNM Kanker Payudara AJCC (American Joint Committee on Cancer) Cancer Staging Manual, 6th Edition

Stadium Ukuran tumor Metastasis kelenjar Limfe Metastasis jauh

0 Tis N0 M0

I T1 N0 M0

IIa T0 T1 T2 N1 N1 N0 M0 M0 M0

IIb T2 T3 N1 N0 M0 M0 IIIa T0 T1 T2 T3 N2 N2 N2 N1, N2 M0 M0 M0 M0

IIIb T4 T apapun

N apapun

N3

M0

M0

IV T apapun N apapun M1

TNM : Tumor Nodus Metastasis

(48)

2.2.6. Gejala Klinis dan Penegakan Diagnosis

Seiring dengan perkembangan teknologi, kanker payudara dapat terdeteksi dengan menggunakan mammografi, bahkan sebelum pasien merasakan adanya kelainan pada payudaranya. Tetapi pada dasarnya penegakan diagnosis kanker payudara meliputi :

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik payudara dilakukan oleh tenaga medis (Clinical Breast Examination/CBE). Dasar pemeriksaan pada CBE adalah dengan menggunakan inspeksi dan palpasi untuk menemukan kelainan pada payudara seperti : benjolan/massa/tumor atau perubahan bentuk payudara, perubahan pada kulit payudara, nipple inversion, vena melebar, adanya ulserasi, Paget disease, edema atau peau d’orange. Massa/tumor pada kanker payudara bersifat keras, permukaan tidak teratur, bernodul, dan terfiksasi pada kulit atau otot. Pemeriksaan fisik payudara juga dapat dilakukan oleh pasien sendiri, yang disebut Breast Self- Examination. b. Pencitraan (imaging)

Meliputi : mammografi, ultrasonografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI). Ultrasonografi dan MRI lebih sensitif daripada mammografi untuk kanker payudara invasif.

c. Biopsi jarum (needle biopsy)

Merupakan metode untuk memperoleh jaringan payudara tanpa operasi dan untuk melihat histopatologi payudara (Stopeck, et al., 2013).

2.2.7. Pengobatan Kanker Payudara a. Pembedahan

(49)

b. Radioterapi

Radioterapi ajuvan pada payudara mengurangi risiko rekurensi tumor lokal pasca operasi. Radioterapi KGB aksila dilakukan jika deseksi KGB aksila lengkap dan menunjukkan hasil positif (Davey, 2006).

c. Kemoterapi

Kemoterapi diberikan pada pasien dengan metastasis pada nodul dan telah mendapatkan pembedahan. Penggunaan kemoterapi dilakukan setelah prosedur bedah primer selesai dan sebelum terapi radiasi (Schorge, et al., 2008).

d. Terapi hormonal

Terapi hormonal ajuvan digunakan untuk tumor-tumor positif-reseptor estrogen. Termasuk hormon yang selektif terhadap estrogen reseptor seperti tamoksifen yang digunakan untuk perempuan pre atau pasca menopause, dan aromatase inhibitor pada perempuan pasca menopause (Schorge, et al., 2008).

2.2.8. Prognosis Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang membutuhkan waktu untuk berkembang, bukan terjadi hanya dalam waktu singkat. Namun, kanker payudara memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, terutama jika terjadi metastasis. Prognosis kanker payudara sangat berkorelasi dengan gambaran tumor/stadium. Berikut merupakan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun dari tiap stadium kanker payudara menurut :

• Stage 0 : 99-100%

• Stage I : 95-100%

• Stage II : 86%

• Stage III : 57%

• Stage IV : 20% (Stopeck, et al., 2013)

2.2.9. Pencegahan Kanker Payudara

(50)

terjadi, sehingga pada saat terdiaognosis kanker payudara telah didapati metastasis dan penyebaran ke kelenjar limfe regional (Rasjidi, 2009).

Menurt Rasjidi (2009) pencegahan dan pengendalian kanker payudara dibagi atas :

a. Pencegahan primer, meliputi :

1)Promosi dan edukasi pola hidup sehat

Semua perempuan baik mempunyai risiko atau tidak perlu memperhatikan gaya hidup mereka. Gaya hidup sehat mempunyai peranan penting dalam menurunkan risiko terjadinya kanker payudara. 2)Menghindari faktor risiko

Tabel 2.4. Perubahan Gaya Hidup Untuk Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Perubahan Gaya Hidup Untuk Menurunkan Risiko

Kanker Payudara • Kontrol Berat Badan • Hindari Merokok

• Mengurangi konsumsi alkohol • Olahraga

• Mengurangi paparan radiasi

Sumber : Rasjidi, 2009

b. Pencegahan sekunder, meliputi :

1)SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri/Breast Self-Examination) 2)Pemeriksaan klinis payudara (CBE/Clinical Breast Examination)

3)USG (Ultrasonography, untuk mengetahui ukuran dan batas-batas tumor

(51)

Tabel 2.5. Prosedur Baku Deteksi Dini Kanker Payudara American Cancer Society, 2003

Risiko rata-rata (asimptomatik)

Usia 20-40 tahun

• BSE setiap bulan

• CBE setiap 1-3 tahun

Usia > 40 tahun

• BSE setiap bulan

• CBE setiap 1 atau 2 tahun

• Mammografi setiap 1 tahun

BSE, breast self-exam; CBE, clinical breast exam

Modified from Smith RA, Slaswow D, Sawyer KA, et al: American Cancer Society guidelines for

breast cancer screening: update 2003. CA Cancer J Clin 2003;53:141-169

Sumber: Green dalam Bieber, et al., 2006

c. Pencegahan tertier, meliputi :

1)Pelayanan di rumah sakit (termasuk diagnosis dan pengobatan) 2)Perawatan paliatif

2.3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 2.3.1. Definisi SADARI

(52)

2.3.2. Manfaat SADARI

Manfaat utama SADARI adalah untuk meningkatkan kepedulian perempuan terhadap kesehatan payudara mereka. Perempuan harus memiliki perhatian lebih tentang struktur, topografi, dan bentuk payudaranya. Penelitian menunjukkan bahwa kanker payudara yang dideteksi dengan SADARI biasanya berada pada stadium awal dan memiliki ukuran tumor yang lebih kecil (Green dalam Bieber, et al., 2006).

Namun, perlu kita ketahui bahwa SADARI tidak bisa mencegah seseorang untuk terhindar dari kanker payudara, karena SADARI memilik keterbatasan hanya sebagai pemeriksaan atau deteksi dini. Penelitian mengatakan perempuan yang teratur melakukan SADARI tiap bulannya akan lebih cepat mengetahui adanya tumor pada payudara dan segera melaporkan kepada petugas kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien kanker payudara (Green dalam Bieber, et al., 2006).

American Cancer Society juga menyebutkan bahwa dokter perlu memberikan edukasi dan instruksi bagaimana cara melakukan SADARI dengan benar, dan menyarankan agar melaporkan segera jika terdapat massa atau kelainan pada payudara meskipun ini belum tentu sebuah keganasan (Rasjidi, 2009).

2.3.3. Cara Melakukan SADARI

Ketika seorang perempuan telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) perlu dilakukan. Hal ini dapat membuat perempuan lenih mengenal tubuhnya sendiri dan membentuk kebiasaan yang baik bagi kesehatannya. Setiap perempuan yang telah berusia lebih dari 20 tahun sebaiknya telah melakukan SADARI tiap bulannya (Rasjidi, 2009).

(53)

Menurut Rasjidi (2009) pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terdiri dari dua bagian, meliputi inspeksi dan palpasi. Berikut ini merupakan tahapan dalam melakukan SADARI :

1. Berdiri di depan kaca agar dapat melihat payudara secara jelas.

2. Sambil kedua tangan di atas kepala, periksa apakah ada kelainan berupa retraksi, inflamasi, pembengkakan atau kemerahan di semua bagian kedua payudara.

3. Ulangi dengan kedua tangan diletakkan di pinggul.

4. Palpasi kedua tangan dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi arah jam 12 atau palpasi payudara secara sirkuler dan radial dari luar ke dalam atau sebaliknya, rasakan apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superfisial kulit sampai ke dalam jaringan payudara. Juga perlu diperiksa “axillary tail” (kelenjar limfe aksila) pada tiap payudara, daerah supra/infraklavikula, dan leher.

5. Kemudian periksa puting dan areola. Juga puting perlu ditekan dengan lembut untuk melihat apakah ada discharge yang keluar.

6. Ulangi pemeriksaan palpasi sambil berbaring dengan mengganjal bahu menggunakan bantal dan tangan ipsilateral payudara yang akan diperiksa berada di belakang kepala.

2.3.4. Perubahan Struktur Payudara yang Dapat Diperiksa melalui SADARI a. Benjolan payudara

Benjolan payudara didefinisikan sebagai setiap massa yang teraba pada payudara. Benjolan payudara merupakan tanda klinis paling sering muncul pada kelainan payudara jinak maupun ganas. Keadaan yang paling sering menimbulakan benjolan payudara adalah :

(54)

Diagnosis banding benjolan payudara : 1) Pembengkakan seluruh payudara

i. Bilateral :

- Kehamilan, laktasi - Hipertrofi idiopatik

- Induksi oleh obat-obatan, misalnya stilboestrol, simetidin ii. Unilateral :

- Pembesaran saat baru lahir - Pubertas

2) Pembengkakan terlokalisasi pada payudara i. Mastitis/abses payudara :

- Selama laktasi : merah, panas, benjolan yang nyeri tekan, gejala sistemik

- Abses tuberkulosis : kronis, ‘dingin’, rekuren, sinus yang mngeluarkan sekret

ii. Kista :

- Galaktokel : lebih sering setelah melahirkan, nyeri tekan tetapi tidak meradang, berisi air susu

- Penyakit fibrokistik : ireguler, batas tidak tegas, seringkali nyeri tekan

iii. Benjolan padat jinak :

- Fibroadenoma : menyebar, keras, batas tegas, regular, sangat mudah digerakkan

- Nekrosis lemak : ireguler, batas tidak tegas, keras, penarikan kulit

- Lipoma : batas tegas, lunak, tidak nyeri tekan, dapat digerakkan - Kistosarkoma filoides : eksisi bedah luas (10% ganas)

iv. Benjolan padat ganas :

(55)

- Tahap lanjut : perlekatan menyebar, ulserasi, berjamur, peau d’orange

b. Nyeri payudara

Mastalgia adalah nyeri yang terasa di payudara. Mastalgia siklikel adalah nyeri payudara yang bervariasi sesuai siklus menstruasi. Mastalgia nonsiklikal adalah nyeri yang hilang timbul atau tidak memiliki pola.

1) Keadaan yang bukan berasal dari payudara

i. Penyakit kostokondritis : nyeri tekan sepanjang tepi medial iga, tidak terbatas pada daerah payudara di dinding dada, dapat menghilang dengan OAINS (Obat AntiInflamasi Non Steroid). ii. Penyakit Bornholm (pleurodinia epidemik) : nyeri nyata tanpa tanda

fisik payudara, memburuk saat inspirasi, tidak didasari oleh penyakit pada dada, dapat menghilang dengan OAINS

iii. Pleuritis

iv. Angina : terdapat riwayat penyakit vaskular 2) Mastalgia akibat kelainan payudara

i. Mastitis/abses payudara :

- Sistem laktasi : merah, panas, benjolan yang nyeri tekan, gejala sistemik

- Abses nonlaktasi : rekuren, berhubungan dengan merokok dan ektasia duktal yang mendasari

ii. Kista sebasea terinfeksi :

Benjolan tunggal pada kulit di daerah periareola, memiliki riwayat benjolan kistik yang tidak nyeri.

iii. Penyakit fibrokistik :

Ireguler, batas tidak tegas, mungkin berhubungan dengan benjolan, nyeri tekan lebih hebat daripada rasa nyeri.

3) Mastalgia tanpa kelainan payudara

(56)

c. Sekret putting susu (nipple discharge)

Didefinisikan setiap cairan baik fisiologis atau patologis yang keluar dari payudara. Diagnosis banding nipple discharge, antara lain :

1) Sekret fisiologis

i. Seperti susu atau jernih : laktasi, laktorea saat baru melahirkan dan pubertas.

2) Sekret patologis

i. Hijau kekuningan serosa : penyakit fibrokistik, ektasia duktus mammaria.

ii. Berdarah : papiloma duktal, karsinoma, ektasia duktus mammaria. iii. Pus ± susu : mastitis supuratif akut, tuberculosis (jarang) (Grace

dan Borley, 2007).

2.4. Tindakan atau Praktik (practice)

Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum tentu dapat terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior), dengan kata lain tindakan merupakan sikap yang telah terwujud nyata. Untuk mewujudkan sikap tersebut menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung, antara lain fasilitas. Selain itu juga diperlukan faktor pendorong (support) dari pihak lain. Praktik atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan.

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih objek yang berhubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

3. Mekanisme (mechanism)

(57)

4. Adopsi (adoption)

(58)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit Noncommunicable diseases (NCDs) / penyakit tidak menular (tidak ditularkan dari orang ke orang), dan dikenal juga dengan sebutan penyakit kronis. Kanker disebut juga tumor ganas atau neoplasma yang dicirikan dengan pertumbuhan cepat sel-sel abnormal melampaui batas. Kanker bertransformasi dari satu sel normal menjadi sel tumor dan dapat menginvasi jaringan tubuh lainnya. Perubahan ini dihasilkan oleh interaksi faktor genetik dengan faktor eksternal (WHO, 2013).

Kanker yang paling sering terjadi pada perempuan adalah kanker payudara. Berdasarkan data GLOBOCAN 2008 (IARC/International Agency for Research on Cancer), insidensi kanker payudara di dunia 1.384.155 kasus (38,9 per 100.000) dan mortalitas sebanyak 458.503 kasus ( 12,4 per 100.000). Di Asia Tenggara insidensi kanker payudara 22% dari semua kasus kanker dan 15% dari total kematian akibat kanker pada tahun 2008. Berdasarkan data tersebut insidensi tertinggi terjadi di Singapura (59,9 per 100.000) dan terendah di Vietnam (15,6 per 100.000). Namun, kasus kematian tertinggi terjadi di Indonesia 36,2 per 100.000 (Kimman, et al., 2012). Di Indonesia berdasarkan data SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) 2007, kanker payudara menempati urutan pertama (21,69 %) (Rasjidi, 2009).

Bersasarkan usia, menurut penelitian yang dilakukan di Pusat Kanker Dharmais Indonesia pada Januari-Desember 2010, dari 637 orang yang didiagnosa kanker payudara, 71 orang penderita berusia di bawah 35 tahun, 515 orang berusia antara 35-64 tahun, dan 51 orang berusia di atas 65 tahun (Ng CH, et al., 2011).

(59)

metode skrining kanker payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan klinis payudara dan mamografi (Oh et al., 2010 dalam Yoo, et al., 2012).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau Breast-Self Examination merupakan pemeriksaan penting untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Terdapat bukti bahwa perempuan yang melakukan SADARI secara tepat tiap bulannya lebih mudah untuk mendeteksi pembesaran atau tonjolan pada perkembangan dini. Diagnosis dini telah dilaporkan berpengaruh terhadap pengobatan untuk meningkatkan harapan hidup yang lebih baik (Shalini, et al., 2011).

Walaupun SADARI relatif bermanfaat, ternyata aplikasinya masih rendah (Canbulat et al., 2008 dalam Zavare, et al., 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa perempuan pascasarjana di Malaysia tercatat bahwa sebagian besar perempuan (97%) pernah mendengar atau membaca tentang kanker payudara tetapi hanya 36,7% yang melakukan SADARI. Temuan ini didukung oleh Parsa et al (2011) yang melaporkan 90% responden pernah mendengar tentang SADARI tetapi hanya 19% yang melakukannya setiap bulan (Zavare, et al., 2013).

Mulai umur 20 tahun, perempuan seharusnya tahu tentang manfaat dan keterbatasan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Perempuan seharusnya melihat, memperhatikan dan merasakan bagaimana bentuk payudara mereka, serta melaporkan segera kepada petugas kesehatan jika menemukan perubahan. Tetapi, bila terdapat perubahan, itu belum tentu merupakan keganasan.

(60)

mengajarkannya kepada orang lain, sehingga dapat berpartisipasi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian kanker payudara.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tindakan SADARI pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tindakan SADARI pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah mahasiswi FK USU teratur atau rutin melakukan SADARI.

2. Untuk mengetahui apakah cara/teknik mahasiswi melakukan SADARI sudah tepat .

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Teoritis

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk menambah wawasan tentang gambaran tindakan SADARI pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

2. Aplikatif

a. Bagi profesi

(61)

b. Bagi peneliti lain

(62)

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan insidensi 21,69%. Oleh karena itu, metode deteksi dini seperti pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat mempengaruhi pengobatan dan prognosis pasien. Namun masih banyak perempuan yang belum mengaplikasikan SADARI secara teratur dan tepat, termasuk calon tenaga kesehatan seperti mahasiswi fakultas kedokteran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010. Sampel penelitian berjumlah 80 orang yang diambil dengan metode simple random sampling. Data penelitian diambil melalui kuesioner dan diolah dengan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tindakan SADARI mahasisiwi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010 dalam kategori kurang (total skor <60%) yaitu 78,8%. Keteraturan dan ketepatan melakukan SADARI juga dalam kategori kurang (total skor <60%) yaitu 81,3% dan 73,8%.

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 50% responden tindakan SADARInya kurang. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh rendahnya kepedulian responden terhadap masalah kesehatan payudara.

(63)

ABSTRACT

Breast cancer is the most common cancer of the women worldwide, including Indonesia with incidence rate 21,69%. Therefore, early detection methods such as Breast-Self Examination (BSE) greatly influence the treatment and prognosis patients. But there are still many women who do not apply BSE regularly and appropriately, including prospective health workers such as female students of medical school.

The purpose of this study was to determine the description of BSE practice in the female medical students of University of North Sumatera class of 2010. This is a descriptive study with cross sectional research design. The population of this study was the entire female students of medical school in North Sumatera University class of 2010. Sample numbered 80 people were taken by simple random sampling method. The data were taken trough a questionnaire and processed by descriptive analysis.

The result showed that 78,8% of BSE practice in female medical students of North Sumatera University class of 2010 was in lower category (total score <60%). Regularity and precision of practicing BSE are 81,3 and 73,8% which mean they were in lower category (total score <60%) too.

So more than 50% of respondents are less of practicing BSE. This may be influenced by the lack of respondent’s awareness to the breast health issues.

(64)

Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

SITI RAHMAH

100100014

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(65)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

Nama : SITI RAHMAH

NIM : 100100014

Pembimbing Penguji I

( dr. Mega Sari Sitorus, M. Kes, Sp. PA ) ( dr. Mila Darmi, Sp. KK ) NIP : 197726012001122002 NIP : 196908282000122001

Penguji II

( dr. Rini Savitri Daulay, M. Ked(Ped), Sp. A ) NIP : 197909282005012004

Medan, Desember 2013

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(66)

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan insidensi 21,69%. Oleh karena itu, metode deteksi dini seperti pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat mempengaruhi pengobatan dan prognosis pasien. Namun masih banyak perempuan yang belum mengaplikasikan SADARI secara teratur dan tepat, termasuk calon tenaga kesehatan seperti mahasiswi fakultas kedokteran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010. Sampel penelitian berjumlah 80 orang yang diambil dengan metode simple random sampling. Data penelitian diambil melalui kuesioner dan diolah dengan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tindakan SADARI mahasisiwi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010 dalam kategori kurang (total skor <60%) yaitu 78,8%. Keteraturan dan ketepatan melakukan SADARI juga dalam kategori kurang (total skor <60%) yaitu 81,3% dan 73,8%.

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 50% responden tindakan SADARInya kurang. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh rendahnya kepedulian responden terhadap masalah kesehatan payudara.

(67)

ABSTRACT

Breast cancer is the most common cancer of the women worldwide, including Indonesia with incidence rate 21,69%. Therefore, early detection methods such as Breast-Self Examination (BSE) greatly influence the treatment and prognosis patients. But there are still many women who do not apply BSE regularly and appropriately, including prospective health workers such as female students of medical school.

The purpose of this study was to determine the description of BSE practice in the female medical students of University of North Sumatera class of 2010. This is a descriptive study with cross sectional research design. The population of this study was the entire female students of medical school in North Sumatera University class of 2010. Sample numbered 80 people were taken by simple random sampling method. The data were taken trough a questionnaire and processed by descriptive analysis.

The result showed that 78,8% of BSE practice in female medical students of North Sumatera University class of 2010 was in lower category (total score <60%). Regularity and precision of practicing BSE are 81,3 and 73,8% which mean they were in lower category (total score <60%) too.

So more than 50% of respondents are less of practicing BSE. This may be influenced by the lack of respondent’s awareness to the breast health issues.

(68)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan, kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2. Distribusi Jawaban Responden
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Keteraturan Tindakan SADARI
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Universitas Negeri

MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT

at Penawaran Saudara melalui LPSE Provin i Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah aka dengan ini kami mengundang Saudara u si di Kantor Balai Pelaksana Teknis Bina

AN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENG OMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN J TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNI MAGELANG DANA APBD TAHUN ANGGAR.. Magelang,

PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KO PENGADAAN BARANG SELAKU KELO PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVI PADA BALAI PELAKSANA TEKNIS BINA MARGA. DANA APBD TAHUN

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 22 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Tempel Ds Kenaiban Kec Karangdowo.