EVALUASI OPTIMALITAS MODAL KERJA PADA
PERUSAHAAN ALAS KAKI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh Noviana Ermawati
08610274
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alakum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan karunia rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul “Evaluasi Optimalitas Modal Kerja Pada Perusahaan
Alas Kaki yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun dengan tujuan untuk
memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di Bidang
Ekonomi, Program Studi Manajemen – Fakultas Ekonomi pada Universitas
Muhammadiyah Malang.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
3. Drs. Warsono, M.M., selaku Dosen Pembimbing I, terimakasih atas ilmu, waktu,
tenaga, perhatian dan kesabaran selama membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Drs. Wiyono, M.M., selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih atas ilmu, waktu,
tenaga, perhatian dan kesabaran selama membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Dra. Uci Yuliati, M.M., selaku Dosen Wali Kelas E Manajemen 2008, yang selalu
memberikan nasehat dan dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi dengan
tepat.
6. Pojok Bursa Efek Indonesia, yang telah bersedia membantu menyediakan
data-data laporan keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini.
7. H. Ahmad Soetjipto dan Hj. Sriyani. Terimakasih bapak dan ibu yang selalu
memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, dorongan moril dan materiil, serta
doanya selama ini.
8. Mas Didik, Mbak Titik, Mas E’en, Mas Mufi, Mbak Tutik, Mbak Nila, Allen,
Reza, Zidan, Nadya, dan dek Vania(almh) yang selalu memberikan motivasi dan
semangat untuk selalu maju.
9. Rinda, Rika, Sevia dan teman-teman kost’an Ngatinem.com yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam segala hal, dan kebersamaan
dan keceriaan disetiap hari yang tak mungkin terlupakan.
10.Temen-teman Kelas E Manajemen 2008 yang selalu memberikan doa dan
Segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat
balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha sebaik mungkin namun
demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta
pengalaman penulis. Kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan penyusunan
masih banyak terdapat pada skripi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini agar menjadi guna kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, April 2012
Penulis,
DAFTAR ISI SKRIPSI
B. Definisi Operasional Vairabel ... 22
C. Data dan Sumber Data ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Teknik Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 27
B. Analisis Data ... 31
Halaman
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penjualan Bersih Perusahaan Alas Kaki yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 4
Tabel 1.2 Pemenuhan dana pada Perusahaan Alas Kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 5
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Modal Kerja Riil PT. Sepatu Bata Tbk Tahun 2006-2010 ... 28
Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Modal Kerja Riil PT. Primarindo AsiaInfrastructure Tbk tahun 2006-2010 30 Tabel 4.3 Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2006-2010 ... 32
Tabe 4.4 Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2006-2010 ... 33
Tabel 4.5 Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2006-2010 ... 34
Tabel 4.6 Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2006-2010 ... 34
Tabel 4.7 Perhitungan Perputaran Piutang tahun 2006-2010... 35
Tabel 4.8 Perhitungan Perputaran Persediaan 2006-2010 ... 36
Tabel 4.9 Perhitungan Perputaran Modal Kerja 2006-2010 ... 36
Tabel 4.10 Perhitungan Selisih Penjualan dan Peramalan Penjualan PT Sepatu Bata Tbk ... 38
Tabel 4.11 Perhitungan Modal Kerja Optimal tahun 2006-2010 ... 39
Tabel 4.12 Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2006-2010 ... 41
Tabel 4.14 Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2006-2010 ... 42
Tabel 4.15 Perhitungan Perputaran Kas Tahun 2006-2010 ... 43 Halaman
Tabel 4.16 Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2006-2010 ... 44
Tabel 4.17 Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2006-2010 ... 45
Tabel 4.18 Perhitungan Perputaran Modal Kerja tahun 2006-2010 . 46
Tabel 4.19 Perhitungan Selisih Penjualan dan Peramalan Penjualan
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk ... 48
Tabel 4.20 Perhitungan Modal Kerja Optimal tahun 2006-2010 ... 49
Tabel 4.21 Perhitungan Modal Kerja Optimal dengan
Modal Kerja Riil PT Sepatu Bata Tbk tahun 2008-2010 50
Tabel 4.23 Perhitungan Modal Kerja Optimal dengan
Modal Kerja Riil PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk
DAFTAR GAMBAR
HalamanDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4.1 PT. Sepatu Bata Tbk. Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Kas) dalam kali
Lampiran 4.2 PT. Sepatu Bata Tbk.Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Piutang) dalam kali
Lampiran 4.8 PT. Sepatu Bata Tbk. Perhitungan Peramalan Penjualan
Lampiran 4.9 PT. Sepatu Bata Tbk. Perhitungan Modal Kerja Optimal
Lampiran 4.10 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Kas) dalam kali
Lampiran 4.11 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Piutang) dalam kali
Lampiran 4.12 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Persediaan) dalam kali
Lampiran 4.14 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Piutang) dalam hari
Lampiran 4.15 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Perputaran Elemen Modal Kerja (Persediaan) dalam hari
Lampiran 4.16 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perputaran Modal Kerja secara keseluruhan (dalam kali)
Lampiran 4.17 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Peramalan Penjualan
Lampiran 4.18 PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perhitungan Modal Kerja Optimal
Lampiran 4.19 Perhitungan Modal Kerja Optimal dengan Modal Kerja Riil Perusahaan PT. Sepatu Bata Tbk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi 2010, cetakan keempatbelas. PT Reneka Cipta. Jakarta.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama, cetakan kedua. UPP AMP-YKPN. Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Muhammad, Suwarsono. 2000. Study Kelayakan Proyek. Edisi Keempat, cetakan pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Kasmir. S.E, M.M.. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, cetakan ke-1. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Marcus, dkk. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid 2, edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat, cetakan keempatbelas. Liberty. Yogyakarta.
Nafarin, N. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
Permani, Estri. 2004. Analisis Optimalisasi penggunaan Modal Kerja (studi survey pada beberapa perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di BEJ periode 1999 – 2003). Universitas Muhammadiyah Malang.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat, cetakan kesepuluh. BPFE. Yogyakarta.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi keempat, cetakan pertama. BPFE. Yogyakarta.
Sundjaja, S. Ridwan dan Barlian, Inge. 2003. Manajemen Keuangan 1. Edisi kelima. Linterata Lintas Media. Jakarta.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/12/21/10504093/AS.Segera.Alihka n.Produksi.Sepatu.ke.Indonesia. diunduh pada bulan Maret 2012.
http://www.indonesiaefinancetoday.com/red/21598/Investasi-Alas-Kaki-Naik-74-di-2011. diunduh pada bulan Maret 2012.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Industri merupakan salah satu faktor penopang pertumbuhan perekonomian.
Pembayaran devisa dan penyerapan tenaga kerja merupakan dampak positif yang
diberikan oleh banyaknya industri di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi yang
ditandai dengan membaiknya penghasilan perkapita dapat menjadi semakin
membaik akibat dari penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh berbagai
industri, terutama industri manufaktur yang membutuhkan tenaga kerja lebih
banyak.
Hingga saat ini, industri produksi alas kaki merupakan salah satu industri
yang tetap membutuhkan banyak tenaga kerja. Selain itu, dapat juga membantu
menyumbang devisa melalui kegiatan eksportasi. Hal ini, terjadi karena jaminan
kemudahan untuk mendapat bahan baku untuk kegiatan produksi, dari sisi lain
dapat menghemat devisa karena permintaan konsumen dapat dipenuhi dari
produsen dalam negeri. Bisnis alas kaki di Indonesia di masa akan datang
diperkirakan akan memiliki pangsa pasar yang potensial. Akan tetapi, ancaman
yang dihadapi juga cukup besar.
Persaingan antara produk membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat akan
alas kaki masih sangat besar dan persaingan produk sepatu (alas kaki) ini semakin
kuat. Daya beli masyarakat yang semakin membaik merupakan salah satu faktor
apresiasi terhadap produk dalam negeri yang semakin membaik. Kejadian ini akan
membantu para produsen alas kaki dalam negeri untuk selalu membuktikan bahwa
kualitas alas kaki produksi dalam negeri tidak kalah bersaing dengan alas kaki
impor.
Menurut data perdagangan alas kaki di Indonesia disebutkan bahwa
berdasarkan nilai ekspor produk alas kaki Indonesia ke dunia mencapai US$ 1.736
juta tahun 2009, sementara Inggris merupakan tujuan ekspor produk alas kaki
Indonesia keempat setelah Amerika Serikat, Belgia dan Jerman dengan total nilai
ekspor sekitar US$ 1.420 juta. Peningkatan ekspor cukup membantu menolong
kinerja industri sepatu (alas kaki) nasional. Akan tetapi, kapasitas produksi terbatas
oleh penambahan pabrik baru yang sangat minim. (http://www.investor.co.id).
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, nilai investasi di industri
alas kaki dan barang kulit meningkat 74% di tahun 2011 menjadi Rp 2,24 triliun
dibandingkan 2010 sebesar Rp 1,9 triliun. Kenaikan nilai investasi tersebut
ditopang pertumbuhan investasi asing.
(http://www.indonesiafinancetoday.com).
Sejalan dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal, Footwear
Distributors and Retailers Of America menyatakan komitmennya untuk
berinvestasi dan melakukan diversifikasi sourcing produk alas kakinya dari China
ke Indonesia. (http://bisniskeuangan.kompas.com)
Jumlah permintaan alas kaki yang selalu meningkat untuk mencukupi
dan mengelola semua asset atau dana yang ada dalam perusahaan agar tidak terjadi
penyalahgunaan dana dan asset yang ada. Semua asset yang ada dalam perusahaan
akan dioptimalkan penggunaannya untuk mendapatkan hasil produksi dan laba
yang maksimal.
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam
perusahaan. tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana
untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran elemen modal kerja akan
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja. Semakin cepat masa
perputaran elemen modal kerja semakin efisien pengguaan modal kerja, dan
investasi pada modal kerja semakin kecil. Modal kerja optimal perusahaan perlu
diketahui untuk memudahakan dalam mengelola modal kerja dengan baik, agar
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan modal kerja.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah
perusahaan – perusahaan alas kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
yaitu PT Sepatu Bata Tbk, PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk, dan PT Surya
Intrindo Makmur Tbk. Ketiga perusahaan ini bergerak dibidang usaha
memproduksi sepatu dan alas kaki lainnya.
Peneliti mendapati suatu kendala, yaitu terdapat ketidaklengkapan pada
salah satu komponen utama dalam laporan keuangan pada PT Surya Intrindo
Makmur Tbk, sehingga perusahaan yang dapat digunakan sebagai objek dalam
peneltian ini adalah PT Sepatu Bata Tbk dan PT Primarindo Asia Infrastructure
Pada laporan keuangan masing-masing perusahaan alas kaki tersebut, secara
kasat mata terlihat adanya ketidaksesuaian antara besarnya besarnya
penjualan/pendapatan , modal kerja, dan laba bersih perusahaan. Adapun hasil
penjualan bersih dari kedua perusahaan alas kaki tersebut dapat dilihat pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1 Penjualan Bersih Perusahaan Alas Kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010
Sumber: Laporan keuangan perusahaan alas kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Modal kerja pada dasarnya adalah dana yang masa perputarannya berjangka
pendek, tetapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam
perusahaan (modal kerja permanen) artinya dana tersebut harus ada dalam jangka
panjang, maka perlu kebijakan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga
diperoleh biaya dana yang paling murah. Pemenuhan dana pada perusahaan alas
kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Pada periode tahun 2006 sampai dengan 2010, PT Sepatu Bata Tbk
melakukan pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber
dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Pada PT
Primarindo Asia Infrastructure Tbk, pemenuhan dana pada tahun 2006-2010
sebagian kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber dana jagka
Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Kewajiban Lancar
Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Kewajiban Lancar
2006 Rp185.152.277.000,00 Rp63.851.090.000,00 Rp56.261.973.180,00 Rp99.822.397.267,00
2007 Rp251.649.304.000,00 Rp109.667.229.000,00 Rp52.481.072.875,00 Rp83.642.844.863,00
2008 Rp238.784.148.000,00 Rp110.428.767.000,00 Rp57.624.648.956,00 Rp108.480.759.504,00
2009 Rp242.302.767.000,00 Rp103.018.589.000,00 Rp67.047.357.475,00 Rp114.702.311.140,00
2010 Rp295.496.348.000,00 Rp141.748.440.000,00 Rp64.944.582.418,00 Rp116.597.310.998,00
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Alas Kaki di Bursa Efek Indonesia
Kondisi keuangan yang telah digambarkan diatas akan berkaitan dengan
penentuan kebutuhan jumlah modal kerja. Pengelolaan modal kerja diperlukan
dalam perusahaan, karena dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan
seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini dilakukan karena
apabila modal kerja perusahaan terlalul besar maka aka nada sebagian dana yang
menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
Berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya, apabila modal kerja
perusahaan terlalu kecil aka nada risiko proses produksi perusahaan kemungkinan
akan terganggu.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dibuat, mendorong peneliti
untuk mempelajari tentang optimalitas modal kerja pada perusahaan alas kaki yang
sangatlah diperlukan untuk mengetahui dalam pencapaian tujuan perusahaan,
karena modal kerja optimal menyangkut berbagai varibel atau komponen penting
dalam laporan keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu mendapat laba maksimal. Maka dalam hal ini peneliti memperhatikan pada
aspek “ Evaluasi Optimalitas Modal Kerja Pada Perusahaan Alas Kaki Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uaraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut: “apakah modal kerja pada masing-masing
Perusahaan Alas Kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006
sampai 2010 sudah optimal dan mengetahui kebutuhan modal kerja tahun 2011
dan tahun 2012?”
C.Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan
tidak tepatnya tujuan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang dibahas
yaitu evaluasi optimalitas modal kerja pada saat tutup buku yaitu pada akhir
pertengahan tahun dan akhir tahun, serta untuk mengetahui jumlah kebutuhan
modal kerja periode tahun 2006-2010 yang dilakukan pada masing-masing
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
modal kerja pada Perusahaan Alas Kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2006 sampai tahun 2010 sudah optimal.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Manajemen Perusahaan Alas Kaki yangterdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
pengelolaan dan pengendalian modal kerja.
b. Bagi Investor pada Perusahaan Alas Kaki yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai kinerja
sebuah perusahaan alas kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
melakukan pengelolaan modal kerja sebelum mengambil keputusan untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan melalui pasar saham.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti lain untuk lebih
mengembangkan penelitian serupa, khususnya dalam bidang evaluasi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Permani (2004), pada
perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun
1999-2003. Kesimpulan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan
analisis terhadap modal kerja optimal perusahaan makanan dan minuman di BEI
dari tahun 1999 - 2003 tidak optimal, dan mengalami kenaikan dan penurunan
dalam penambahan dan pengurangan dana disetiap tahunnya.
B. Tinjauan Teori
a. Keputusan Investasi pada Aktiva Lancar
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan
dana. Kebutuhan dan tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan
investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana
yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan sehari-hari seperti, pembelian bahan baku, pembayaran upah
buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam
perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi
10
Menurut Marcus dkk (2008:138), komponen modal kerja meliputi:
asset lancar dan kewajiban lancar.
1. Aset lancar, yang terdiri dari :
a. Piutang; piutang timbul karena perusahaan biasanya tidak
mengharapkan pelanggan membayar pembelian mereka dengan
segera. Tagihan yang belum dibayar ini adalah asset berharga yang
diharapkan perusahaan dapat diubah menjadi kas dalam waktu dekat.
Piutang terdiri dari tagihan yang belum dibayar dari penjualan ke
perusahaan lain dan disebut kredit dagang.
b. Persediaan; persediaan terdiri dari bahan mentah, barang dalam proses,
atau barang jadi yang menunggu penjualan dan pengiriman.
c. Kas dan sekuritas yang dapat dipasarkan; sebagian kas terdiri dari
uang tunai, tetapi ebagian besar kas berada dalam bentuk tabungan
bank. Tabungan bank ini bias berupa rekening giro (demand deposit /
uang di rekening yang dapat dikeluarkan dengan segera oleh
perusahaan), dan deposito berjangka (time deposit / uang di rekening
tabungan yang hanya dapat dikeluarkan selang beberapa waktu).
Sekuritas utama yang dapat diuangkan adalah warkat niaga
(commercial paper / utang jangka pendek tanpa jaminan yang dijual
oleh perusahaan lain). Sekuritas yang lainnya meliputi obligasi
pemerintah (treasury bill) yaitu utang jangka pendek yang dijual oleh
11
2. Kewajiban lancar, terdiri dari:
a. Utang usaha, yaitu pembayaran terutang kepada perusahaan lain.
b. Pinjaman jangka pendek.
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum
tentu sama, hal ini disebebkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume
produksi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. perubahan itu sendiri
kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke
waktu, seperti adanya permintaan disebabkan musiman. Oleh karena itu
kebutuhan modal kerja juga bisa mengalami perubahan. Menurut A. W.
Taylor modal kerja bisa dikelompokkan kedalam dua jenis. (Sutrisno,
2001:45)
Pertama, modal kerja permanen. Modal kerja permanen adalah modal
kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agarperusahaan dapat
menjalankan kegiatanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen dibagi menjadi dua, yaitu modal kerja primer dan modal kerja
normal.
Kedua, modal kerja variabel. Modal kerja variabel adalah modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun
keadaan lain yang memepengaruhi perusahaan. modal kerja variabel terdiri
12
Keputusan investasi pada aktiva lancar (modal kerja) dilakukan
perusahaan guna mendapatkan keuntungan yang optimal atas elemen modal
kerja perusahaan. Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja
merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara
terus-menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory
mempunyai efek yang langsung terhadap keuangan perusahaan. Kesalahan
dalam penetapan besarnya invesatsi dalam inventory akan menekan
keuntungan perusahaan.
Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan
dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpan dan pemeliharaan gudang, memperbesar kemungkinan kerugian
karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semua ini akan
memperkecil keuntungan perusahaan. Sebaliknya, adanya investasi yang
terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan
keuntungan, karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja
dengan luas produksi yang optimal.
Dalam rangka memperbesar volume penjualannya, kebanyakan
perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjulan kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan,
dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash flows)
13
merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar
secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja.
Kebijakan investasi modal kerja menyangkut dua pertanyaan pokok,
yaitu berapa jumlah modal kerja atau aktiva lancar yang tepat bagi suatu
perusahaan dan bagaimana membelanjai modal kerja atau aktiva lancar
tersebut. Dalam praktiknya pendanaan jangka pendek berkaitan erat dengan
pembiayaan aktiva lancar. Alternative kebijakan yang berkaitan dengan
pembiayaan aktiva lancar dan sebagian aktiva lainnya dapat dilalukan dengan
tiga cara (Sutrisno, 2001:46).
Pertama, pendekatan konservatif. Rencana pemenuhan kebutuhan
dana konservatif merupakan rencana pemenuhan modal kerja yang lebih
banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana
jangka pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian
modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, sedangkan
sebagian modal kerja lainnya dipenuh dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijkan ini disebut konservatif (hati-hati), karena sumber dana
jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan
memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali artinya perusahaan
mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.
Kedua, pendekatan moderat. Pada kebijakan atau strategi pendanaan
ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dengan dana yang jangka
14
Artinya aktivayang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja
permanen akan didanai oleh sumber dana jagka panjang, dan aktiva yang
bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana
jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas prinsip matching principle yang
menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan
lamanya dana tersebut diperlukan.
Bila yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya
didanai dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula kalau dana
tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya didanai dengan
sumber dana jangka panjang. Dengan demikian risiko yang dihadapi hanya
berupa terjadinya penyimpangan aliran kas yang diharapkan. Oleh karena itu,
kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas
bersih dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsure ketidakpastian.
Semakin besar margin of safety yang ditentukan untuk menutup
penyimpangan arus kas bersih semakin aman bagi perusahaan, tetapi harus
menyediakan dana yang jangka watunya melebihi kebutuhan dana yang akan
digunakan, akibatnya akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan
mengakibatkan profitabilitas juga rendah.
Ketiga, pendekatan agresif. Bila pada kebijakan konservatif
perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan sehingga margin of
safetynya sangat besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat
15
sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek.
Besar kecilnya investasi dalam piutang dipengaruhi oleh lima faktor
(Riyanto, 2010:85). Pertama, volume penjualan kredit. Makin besar proporsi
penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah invesatsi
dalam piutang. Kedua, syarat pembayaran penjualan kredit. Syarat
pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa
perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan
profitabilitas.
Ketiga, ketentuan tentang pembatasan kredit. Dalam penjualan kredit
perusahaan dapat menetapkan batas maksimal bagi kredit yang diberiakan
kepada para pelanggannya. Makin selektif para langganan yang diberi kredit
akan memperkecil jumlah investasi dalalm piutang. Keempat, kebijaksanaan
dalam mengumpulkan piutang. Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan
dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan
mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas
pengumpulan tersebut dibanding dengan perusahaan lain yang menjalankan
kebijaksanaannya secara pasif.
Terakhir, kebiasaan membayar dari para langganan. Ada sebagian
16
kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada sebagian lain yang tidak
menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para langganan untuk
membayar dalam cash discount period atau sesudahnya akan mempunyai efek
terhadap besarnya investasi dalam piutang.
b. Faktor- faktor Penentu Investasi pada Aktiva Lancar
Tersedaianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam
operasi tergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki. Tetapi
modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mamapu membiayai
pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan
modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, disamping
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau
efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan (Munawir,
2007:116).
Sundjaja dan Barlian (2003:189), mengemukakan bahwa besarnya
modal kerja yang dibutuhkan perusahaan tergantung beberapa hal. Pertama,
besar kecilnya skala perusahaan. Kebutuhan modal kerja pada perusahaan
besar berbeda dengan perusahaan kecil. Perushaan besar mempunyai
keuntungan akibat luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan
dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja.
Kedua, aktivitas perusahaan. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa
17
menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini
mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.
Ketiga, volume penjualan. Volume penjualan merupakan faktor yang sangat
penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan
meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian pula
sebaliknya.
Keempat, perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi, khususnya
yang berhubungnan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan
modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih
cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas
maksimum dapat tercapai, selain itu akan membuat perusahaan mempunyai
persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula, bila tidak
diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.
Kelima, sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.
Adanya biaya dari semua dan yang digunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan
barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk
membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak
terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan yang cukup.
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung oleh dua
18
modal kerja dan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Dengan jumlah
pengeluaran setiap harinya yang tetap, tetapi dengan semakin lamanya periode
perputarannya, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah semakin
besar. Demikian pula dengan periode perputaran yang tetap, dengan semakin
besarnya jumlah pengeluaran kas setiap harinya, kebutuhan modal kerjapun
semakin besar.
Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja merupakan
keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu
pembelian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah digudang, lamanya
proses produksi, lamanya barang jadi disimpan digudang dan jangka waktu
penerimaan piutang. Sedangkan pengeluaran setiap harinya merupakan
jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian
bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya
lainnya.
c. Model Penentuan Modal Kerja Optimal
Besar kebutuhan modal kerja untuk suatu periode perlu dihitung oleh
manajer keuangan. Tujuannya agar jangan sampai terjadi kekurangan atau
kelebihan modal kerja yang tidak perlu. Lebih dari itu, dengan diketahuinya
besarnya kebutuhan modal kerja memudahkan manajer keuangan untuk
19
yang dilakukan tidak tepat, mengingat berubahnya berbagai kondisi dan
situasi baik di dalam maupun di luar perusahaan (Kasmir, 2010:226).
Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah
menentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini
penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian
dana yang menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas
perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil akan ada risiko
proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan terganggu. Oleh karena
itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan.
Untuk menentukan besarnya modal kerja, bisa digunakan beberapa
metode penentuan besarnya modal kerja, yaitu:
1. Metode Keterikatan Dana
Ada dua faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya modal
kerja yang menggunakan metode ini, yaitu:
a. periode terikatnya modal kerja, adalah jangka waktu yang diperlukan
mulai kas yang ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja
samapai menjadi kas lagi.
Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan semakin
memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya bila
periode terikatnya modal kerja semakin kecil kebutuhan modal kerja
juga semakin kecil. Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan
20
b. proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari, merupakan pengeluaran kas
rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan
penolong, pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan
pembayaran-pembayaran lainnya.
2. Metode Perputaran Modal Kerja
Metode perputaran modal kerja ini berbeda dengan metode
keterikatan dana, karena metode ini menentukan kebutuhan modal kerja
dengan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu
sendiri seperti kas, piutang dan persediaan.
Perputaran elemen modal kerja:
Setelah perputaran elemen modal kerja ditemukan kemudiaan
dihitung periode terikatnya elemen modal kerja.
21
Setelah perputaran elemen modal kerja dalam satuan hari
ditemukan, maka hasilnya dijumlahkan menjadi periode terikatnya jumlah
modal kerja.
Perputaran modal kerja =
Setelah perputaran modal kerja diketahui, selanjutnya adalah
mencari estimasi nilai penjalan untuk tahun yang akan datang. Untuk
menghitung besarnya kebutuhan modal kerja, dapat digunakan rumus:
Modal kerja optimal =
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian merupakan gambaran tentang penelitian yang
akan dilakukan yaitu mengenai evaluasi optimalitas modal kerja kotor pada
perusahaan alas kaki yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Evaluasi optimalitas
modal kerja dilakukan dengan pendekatan perputaran modal kerja, dari hasil
perhitungan tersebut disesuiakan dengan jumlah modal kerja riil perusahaan untuk
mengetahui modal kerja perusahaan tersebut dikatakan optimal atau belum
optimal dengan suatu kriteria tertentu.
Dari evaluasi tersebut dapat digunakan untuk membantu mengetahui sejauh
mana pencapaian tujuan perusahaan terwujud dan optimalitas modal kerja dari
perusahaan tersebut. Proses evaluasi optimalitas modal kerja dapat dijelaskan
22
YA TIDAK
YA TIDAK
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
MKR = MKO? Modal kerja
kotor
Evaluasi dengan pendekatan Perputaran
modal kerja
Modal kerja optimal