• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam hidup selalu melakukan kegiatan belajar. Manusia belajar sejak lahir dan dilakukan secara terus-menerus selama merasa itu hidup, karena manusia disamping sebagai makhluk biologis manusia juga merupakan makhluk sosial dan budaya yang selalu berusaha berkembang kearah lebih baik. Para pedagog dan psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan prilaku. Prilaku mengandung arti yang sangat luas, meliputi pengetahuan kemampuan berfikir, skill/keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat dan semacamnya (Salam, 2004)

Belajar menurut Effendi (1985) secara singkat diartikan sebagai suatu proses perubahan keseluruhan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, yang terjadi secara integral. Seseorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar mengalami perubahan dalam hal ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, apresasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis, (budi pekerti), sikap. Perubahan-perubahan ini diperoleh siswa melalui interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya.

Tidak berbeda dengan kegiatan lainnya, kegiatan belajar ini juga mempunyai tujuan, Salam (2004) menyatakan bahwa terdapat 3 tujuan belajar yaitu: (1). Pengumpulan/akumulasi pengetahuan, (2). Penanaman konsep dan kecekatan, (3). Pembentuk sikap-sikap dan tingkah laku. Dari tujuan di atas tampak dalam belajar tidak hanya mengembangkan aspsek kognitif saja tapi aspek-aspek lain juga, seperti efektif dan psikomotorik.

(2)

2

dinamisasi dalam individu ini adalah: Goal seeking, Mind, Drive. Goal seeking adalah dimana tingkah laku individu terarah pada tujuan tertentu, sedangkan Mind adalah merupakan subtansi kualitatif yang berbeda dengan jasmani, adapun Drive adalah tenaga pendorong dari dalam diri individu dalam pengertian yang lebih luas sering disebut “Motive”.

Belajar di Perguruan tinggi adalah jauh berbeda dengan belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, baik waktu, teknik, maupun tujuannya. Karena itu mahasiswa yang baru menginjak duni Perguruan Tinggi perlu mengadakan adaptasi yang baik dengan situasi belajar, terutama dengan mengetahui teknik dan metode belajar yang baik. Dengan mengetahu cara belajar yang baik itu dapatlah memungkinkan afisiensi dan efektivitas waktu dan tenaga dalam belajar. Dalam kenyataanya, banyak mahasiswa yang terhambat penyelesaian studinya dengan kosekuensi biaya yang cukup besar; bahkan sebagian ada yang harus menerima nasib meninggalkan bangku Perguruan Tinggi dengan predikat “droup out” atau menyandang gelar “mahasiswa abadi”. (Salam, 2004)

Dalam era globalisasi seperti saat ini seseorang akan dimanjakan dengan fasilitas-fasilitas yang mewah dan mudah ditemukan, yang akan mempermudah seseorang untuk mendapatkan kesenangan, hal seperti ini akan sangat berpengaruh pada proses belajar dan pola hidup seseorang, terutama mahasiswa, dengan kondisi jiwa yang sensitif dan masih dalam proses pencarian jati diri, telah menjadi sasaran empuk bagi para elit ekonomi kapitalis. Pada saat sekarang, dimana mahasiswa selalu mengikuti tren pasar, sudah sering juga kita jumpai di tempat-tempat hiburan seperti tempat penyewaan play station, cafe, mall, dan tempat nongkrong atau tempat hiburan lainnya dipenuhi oleh pelajar dan mahasiswa, gaya hidup yang seperti ini yang menyebabkan mereka terlena terhadap kemewahan duniawi dan lupa akan tujuan utamanya sebagai mahasiswa untuk menuntut ilmu, sehingga menyebabka seseorang tidak dapat berprestasi dalam belajar.

(3)

3

Prestasi ini dapat memberikan kepuasan pada diri seseorang khususnya bagi mereka yang masih dalam proses belajar seperti siswa ataupum mahasiswa, prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi: yakni sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan seseorang terhadap apa yang telah dikuasai dari proses belajar, prestasi belajar juga berfungsi sebagai penunjang untuk melanjutkan kepada jenjang pendidikan atau karir selanjutnya, dan prestasi belajar juga berfungsi sebagai sebagai bahan informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Winkel (1991) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dihasilkan siswa adalah perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pengalaman, keterampilan, nilai dan sikap. Prestasi dapat menjadi indikator sejauh mana keberhasilan seorang dalam kegiatan belajarnya dan dengan pretasi yang baik diasumsikan bahwa seseorang tersebut bisa menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas. orang yang sukses dapat mengembangkan rasa percaya diri dan rasa percaya diri akan menjadikan seseorang mampu menangani masalah lain yang timbul dan berusaha meraih kesuksesan yang baru.

Dalam meraih prestasi dalam belajar, seorang mahasiswa dituntut untuk banyak meluangkan waktu untuk belajar dengan rajin, akan tetapi kebanyakan mahasiswa saat ini lebih suka meluangkan waktu dan juga uangnya untuk bersenang-senang, sehingga waktu belajar sangat sedikit bahkan hampir tidak ada waktu untuk belajar, seluruh waktunya lebih banyak diluapkan untuk nongkrong dengan teman-teman atau ngopi, jalan-jalan, shoping, dan pergi ke temapt-tempat hiburan lainnya yang membuat mahasiswa terlena terhadap kemewahan dan kesenangan, sehingga terbawa kepada gaya hidup yang hedonis.

(4)

4

sore hari saya kembali lagi ke warung kopi tersebut. Ketika malam hari sekitar jam 19.30 saya kembali ngopi bersama teman-teman saya di warung kopi yang sama sampai jam 11.00 saya kembali pulang, kadang-kadang saya belajar dan kadang-kadang tidak, tapi lebih sering tidak belajar sehingga semester ini IPK saya menurun dari 3,50 pada smester empat dan sekarang menurun jadi 2,91 pada semester enam. Selain ngopi saya juga sering jalan-jalan dengan pacar saya”. Sedangkan RN menyatakan bahwa “kegiatan saya setiap hari adalah ngopi bareng teman-teman, dalam sehari saya ngopi dua kali bahkan kadang samapi tiga kali, dalam sehari yaitu pada siang hari, sore dan malam hari, selain ngopi saya juga ngeband dan jalan-jalan, tak jarang juga saya meninggalkan kuliah saya, saya bolos kuliah sekitar 50% dan masuk kuliah juga 50%. Selain itu saya juga jarang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, jangan kan mengerjakan tugas, saya belajar saja tidak pernah, saya hanya menggunakan nalar saja ketika ujian, sehingga IPK saya juga menurun dari 2,95 pada semester tiga turun menjadi 1,85 pada semester enam”. Berdasarkan hasil wawancara di atasa dapat disimpulkan bahwa gaya hidup yang hanya mementingkan senang-senang atau gaya hidup hedonis memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Bagi banyak orang saat ini berusaha dan bersaing yang tujuannya hanya untuk mencari kesenangan belaka, bahwa mereka (yang menganut gaya hidup hedonis) menganggap bahwa kesenangan adalah tujuan hidup yang paling utama. Terutama mahasiswa, kebanyakan dari mereka yang berjiwa hedonis tidak menghargai waktu dan menjalani hidup santai, ada ungkapan yang mungkin cocok bagi mereka yang gaya hidupnya hedonis (hidup santai masa depan cerah), tak ada kerja keras untuk mewujudkan hedonismenya, mereka terlalu bergantang dan menghabiskan harta orang tua, tak ada usaha untuk belajar dan berprestasi di kampus, mereka lupa akan kewajibannya sebagai masiswa.

(5)

5

yang dimiliki seseorang sangat berpengaruh pada sikap dan prilakunya dalam menjalani kehidupan dan menentukan pilihan.

Menurut Adler (dalam Alwisol,2009). Gaya hidup telah terbentuk pada usia 4-5 tahun gaya hidup itu tidak hanya ditentukan oleh kemampuan instrinsik (hereditas) dan lingkungan obyektif, tetapi dibentuk oleh anak melalui pengamatan dan interpretasinya terhadap keduanya. Terutama, gaya hidup ditentukan oleh inferioritas-inferioritas khususnya yang dimiliki sesorang (bisa khayalan bisa nyata), yakni komponen dari inferioritas itu. Sesudah garis arah ditentukan, persepsi individu terikat dengannya sampai mati.

Sejak anak usia 4-5 tahun sudah memiliki gaya hidup, dalam hal ini orang tua diharapkan dapat mendidik anaknya agar memiliki gaya hidup yang sesua dengan kebutuhan, gaya hidup yang wajar, karena gaya hidup yang yang tumbuh di masa kecil akan melekat pada anak tersebut sampai dewasa dan akan susah untuk diubah.

Dalam era globalisasi seperti saat ini banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya, Idrus (2009) menyatakan bahwa globalisasi merupakan kenyataan hidup bahkan suatu kesadaran baru bagi setiap manusia di bumi ini. Sebagian pakar telah melihat betapa besar impact yang disebabkan oleh pengaruh global ini sebagai suatu global revolution. Globalisasi telah menimbulkan gaya hidup baru yang tampak jelas di kota-kota besar dan semakin merebak merasuki kehidupan-kehidupan yang dulunya terisolasi.

(6)

6

yang hedonis. Gaya hidup hedonis akan mengakibatkan melencengnya tujuan hidup yang sesungguhnya ke tujuan hidup yang sifatnya materialistik dan kesenangan smentara, hal ini akan sangat berpengaruh bagi banyak orang.

Hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Atau hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata. Gaya hidup hedonisme sama sekali tidak sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa kita.Tujuan pendidikan Negara kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya tentu bukan untuk menciptakan bangsa yang hedonisme, tetapi bangsa yang punya spiritual, punya emosional quotient – peduli pada sesama dan tidak selfish atau mengutamakan diri sendiri. (Usman, 2009). Hedonisme merupakan sebuah tujuan hidup seseorang untuk mencari kesenangan hidup.

Gaya hidup sesungguhnya harus dimiliki setiap orang sebagai ciri atau identitas diri yang mencerminkan diri seseorang. Akan tetapi gaya hidup yang mengarah pada gaya hidup hedonis akan berdampak negatif pada tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu, terutam pencapaian prestasi belajar. Orang yang memiliki gaya hidupnya hedonis tidak akan dapat mencapai prestasi belajar dengan baik, karena kebanyakan waktunya diluangkan untuk bersenang-senang.

Dari berbagai penjelasan diatas maka penulis menarik untuk mengangkat judul “Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas dapat di rumuskan suatu masalah yaitu “hubungan antara gaya hidup hedonis dengan prestasi belajar pada mahasiswa”

C. TUJUAN PENELITIAN

(7)

7

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (sumbangan) ilmiah atau informasi bagi ilmu psikologi sosial dan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan prestasi belajar. Dan dapat menjadi pertimbangan untuk memperdalam tentang prestasi dalam psikologi pendidikan dan sosial.

2. Secara Praktis

(8)

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh : M. IDRIS HABIBI

07810228

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

M. IDRIS HABIBI

07810228

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(10)
(11)
(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah bagi Allah, Dzat yang menguasai semua makhluk dengan kebesarannya, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penuntun terbaik untuk umat dalam mencari ridlo Allah SWT. Untuk mencapai kebahagiaan Dunia dan Akhirat.

Dalam penulisan skripsi ini tiada lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah membekali ilmu pengetahuan penulis dari pertama sebagai mahasiswa hingga sekarang.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual dan kasih sayang yang tiada batas demi tercapainya cita-cita penulis, serta do'a sepanjang waktu yang sangat berarti bagi penulis.

6. Temanku amik, hasan, lukman, opik, ali, jefri, kholid, serta billy yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

(14)

8. Berbagai pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal. Amin.

Semoga bantuan, dorongan serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT. Selanjutnya sekali lagi penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIN.

Malang, 2012 Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitan ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar ... 7

B. Gaya Hidup Hedonis ... 16

C. Remaja ... 19

D. Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan Prestasi Belajar ... 22

E. Kerangka Pemikiran... 26

F. Hipotesa ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 28

B. Variabel penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 31

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

(16)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 40 B. Analisis Data ... 42 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

(17)

Daftar Tabel

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 3.1 : Blue print skala gaya hidup hedonis ... 32

Tabel 3.2 : Uji validitas variabel gaya hidup hedonis ... 36

Tabel 3.3 : Hasil uji reliabilitas ... 37

Tabel 4.1 : z-score gaya hidup hedonis ... 40

Tabel 4.2 : z-score prestasi belajar ... 41

Tabel 4.3 : Persilangan antara gaya hidup hedonis dengan prestasi belajar ... 41

Table 4.4 : Korelasi product moment ... 42

(18)

Daftar Pustaka

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM press

Azwar, S. (2002). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Berman. B & Evan, J.R. (1992). Retail management a strategi approach. 5th. Edisional. New York Mc Millan

Chaplin, J. P. (1981). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafinso Persada

Djamarah, S. B. (1994). Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya, Usaha Nasional

Effendy, U. (1985). Pengantar psikologi. Bandung : Angkasa.

Fadjar, A. M & Effendy, M (1998). Duni perguruan tinggi dan kemahasiswaan. Malang: UMM press

Ganda, Y. (2004). Petunjuk praktis cara mahasiswa belajar di perguruan tinggi. Jakrata: PT Grasindo

Gunarsa, D. S. Y. (1986). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Garda, G. (2012). Mahasiswa adalah bagian dari kaum intelektual. Diakses 8 mei 2012 dari http://hminews.com/opini/mahasiswa-adalah-bagian-dari-‘kaum-intelektual’/

Icksan, A (1985). Mahasiswa dan kebebasan akademik. Yogyakarta: PT. Hanindita offset

Idrus, A. (2009). Manajemen pendidikan global. Jakarta: GP Press

Kamus besar bahasa Indonesia. (Ed. Ketiga). 2001. Balai Pustaka

(19)

Nugrahani, Y. T. (2009). Hubungan antara gaya hidup hedonis dengan prilaku dissaving (berhutang) pada mahasiswa di Malang. Skripsi fakultas psikologi, Universitas Muhammadiyah malang.

Rifai, M. (1987). Psikologi perkembangan remaja dari kehidupan sosial. Jakarta: PT Bina Aksara

Salam, B. (2004). Cara belajar yang sukses di perguruan tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Soesilowindradini. Psikologi perkembangan. Surabaya : Usaha Nasional

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Sunarto (2009). Pengertian prstasi belajar. Diakses 8 mei 2012 dari

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

Suryabrata, S. (1989). Proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Yogyakarta: ANDI OFFSET

Suryabrata, S. (1983). Metodologi penelitian. Jakarta: CV Rajawali

Sutisna. (2002). Prilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Thonthowi, A. (1993). Psokologi pendidikan. Bandung: Angkasa

Usman. M. (2009). Pelajar korban gaya hidup hedonisme. Diakses 26 maret 2012 dari http://sman3batusangkar.sch.id/pelajar-korban-gaya-hidup-hedonisme/

Winarsunu, T. (2007). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang : UMM Press

Gambar

Tabel 4.5 : Hasil analisis hubungan antara gaya hidup hedonis dengan prestasi

Referensi

Dokumen terkait

Jika individu memiliki harga diri tinggi maka akan merasa nyaman dan aktif di lingkungan masyarakat, dimana dengan harga diri yang tinggi seorang individu dapat

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari pihak lain, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan penulis

Dengan konsep diri yang positif diharapkan remaja dapat memanifestasikannya ke dalam bentuk gaya hidup yang lebih baik seperti gaya hidup sehat, dan tidak

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifkan antara kepercayaan diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada mahasiswi

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi yang memiliki kepercayaan diri rendah merasa tidak di terima di lingkungan sosial dan tidak mampu menyesuaikan diri sehingga

moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi -0,169 dengan p = 0,046 (p ≤ 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya hidup hedonis dengan peri- laku

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan dapat dijelaskan bahwa semakin rendah