ABSTRAK
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: ROTASI PEKERJAAN
DAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Oleh IRA PUSPITA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Selain itu untuk menguji rotasi pekerjaan dan job relevant information sebagai variabel moderating.
Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja perangkat Daerah (SKPD) yaitu pejabat eselon III dan IV. Penelitian dilakukan di Kota Bandar Lampung, Kota metro, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Way Kanan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada 140 responden, namun hanya 83 responden yang mengisi kuesioner. Pengolahan data menggunakan alat bantu SmartPLS 2,0.
Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, tetapi tidak diperkuat oleh rotasi pekerjaan dan job relevant information sebagai variabel moderating.
ABSTRACT
THE EFFECT OF BUDGETARY PARTICIPATION ON PERFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT OFFICIALS: JOB ROTATION AND JOB
RELEVANT INFORMATION AS MODERATING VARIABLE
By
IRA PUSPITA
This study aims to examine the effect of budgetary participation on
performance of local government officials. In addition to testing the job rotation and job relevant information as a moderating variable.
The population in this study is the Regional Task Force (SKPD) which is consist of echelon III and echelon IV. In order to achieves the objective of the study, this research was conducted in the Bandar Lampung, Metro, Way Kanan, and Lampung Selatan. The data was collected by distributing questionnaires to 140 respondents, but only 83 respondents who fill out questionnaires. Data were tested analysed SmartPLS 2,0.
Results of analysis of this study indicate that budget participation affects the performance of local government officials, but its not moderated by job rotation and job relevant information as a moderating variable
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Lampung pada tanggal 11 Juni 1992, dan merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Dirhamsyah dan Ibu Sri Jumiati.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Kartika II-5 Bandar Lampung pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 25 Bandar Lampung dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2007. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2010 di SMA Negeri 3 Bandar Lampung.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahirrobbil’alamin
Kupersembahkan karya penuh perjuanganku ini kepada:
Allah SWT
Papa dan Mamaku yang paling aku cintai
Terima kasih atas do’a, bimbingan, dan kasih sayangnya selama ini Terima kasih untuk segalanya
MOTO
Sesungguhnya Allah Tidak akan merubah keadaan suatu
kaum kecuali mereka berusaha
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
(
QS. Ar Ra’dad Ayat 11)
You are the captain of your soul and the master of your fate
(Napoleon Hill)
SANWACANA
Assalammualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Rotasi Pekerjaan dan Job Relevant
Information Sebagai Variabel Moderating”dapat terselesaikan dengan optimal.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penelitian ini:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, motivasi, arahan, dukungan penuh dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
5. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Yeni Agustina, S.E., M.Sc., Akt. selaku Dosen Pembimbing Akademik;
7. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah membantu penulis dalam menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
8. Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Pak Sobari, Pak Leman, Mba Sri, Mpok, Mas Yana, Mas Yono, Mas Edi, dan staf yang lainnya;
9. Rasa hormat dan terima kasih secara khusus saya hanturkan kepada kedua orangtua tercinta, Bapak Dirhamsyah dan Ibu Sri Jumiati. Kemudian Nenekku terkasih Nur Siah terima kasih untuk semuanya yang telah diberikan. Untuk do’a, bimbingan, dan kasih sayangnya, mudah-mudahan kalian selalu diberi kesehatan;
10. Ketiga kakak perempuanku Shinta Krisna D., Sisca Mia A., dan Melda Fitri Y. serta adikku satu-satunya Muhammad Panca Kurniawan terima kasih telah memberikan dukungan, semangat, dan doa senantiasa untukku; 11. Sahabat tercinta semasa SMA Ayu, Wanda, Dias, Hani, Rosani, Mona,
Monic, Nisa, Rina, Winda, Iqbal, Prima, Afrian¸ Gigih terima kasih untuk segala dukungan dan waktu untuk saling berbagi cerita selama ini.
12. Sahabat tercinta semasa kuliah Ayu, Dila, Sisi, Iing, Fara, Nurul, dan Devi terima kasih atas semangat, candaan, pengalaman, dan pengetahuan yang telah diberikan kepadaku.
14. Kakak – kakak tercinta Akuntansi 2009 Kak Ones, Kak Benawa, Kak Ari, Mbak Nana, Mbak Ria, Kak Rey, Mbak Ade, Mbak Sarah, dan Kak Danepo terima kasih untuk selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepadaku selama ini;
15. Keluarga besar Himakta FEB Unila periode kepengurusan 2012/2013; 16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan dan
penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam kehidupanku, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi memiliki arti yang sama pentingnya bagi kehidupanku, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga karya ini bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7
2.1.1 Teori Kontingensi (contingency theory)... 7
2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran ... ... 8
2.1.3 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ... . ... 10
2.1.5 Job Relevant Information (JRI)... 14
2.2. Penelitian Terdahulu ... . 16
2.3. Model Penelitian ... ... . 18
2.4. Pengembangan Hipotesis ... ... . 19
2.4.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Aparat Pemda... 19
2.4.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Aparat Pemda dengan Rotasi Pekerjaan sebagai Variabel Moderating ... 20
2.4.3 Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Aparat Pemda dengan Job Relevant Information sebagai Variabel Moderating... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel ... ... 23
3.2. Data Penelitian ... 25
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... ... 25
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... ... 25
3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 26
3.3.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran... 26
3.3.2 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah... 26
3.3.3 Rotasi Pekerjaan... ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Data ... . 33
4.2. Demografi Responden ... 34
4.3.1 Model Pengukuran ... … 37
4.3.1.1Uji Realibilitas... 38
4.3.1.2Uji Validitas ... 39
4.3.1.2.1 Analisis Faktor ... 39
4.3.1.2.2 Uji Validitas Konvergen ... 42
4.3.1.2.3 Uji Validitas Diskriminan ... 42
4.3.1.3Pengukuran Model Struktural ... 44
4.4 Pembahasan ... 46
4.4.1 Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Partisipasi Penyusunana Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah... 46
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis Rotasi Pekerjaan Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah... 47
4.4.3 Hasil Uji Hipotesis Job Relevant Information Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah... 48
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 50
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 51
5.3. Saran ... 51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Persentase Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner... 18
Tabel 4.1.1 Deskriptif Data... ... 34
Tabel 4.2 Demografi Responden... 34
Tabel 4.3 Parameter model pengukuran data menggunakan PLS... 38
Tabel 4.3.1 Quality Criteria (Composite Reliability, Cronbach’s Alpha)... 39
Tabel 4.3.2 Job Relevant Information (JRI) - initial factor solution Rotated Component Matrix... 40
Tabel 4.3.3 Rotasi Pekerjaan - initial factor solution Rotated Component Matrix... 40
Tabel 4.3.4 Rotasi Pekerjaan (RP)– final factor solutionRotated Component Matrixa.... 41
Tabel 4.3.5 Quality Criteria (AVE)... 40
Tabel 4.3.6 Cross Loadings... ... 40
Tabel 4.3.7 Laten Variabel Korelasi... 42
Tabel 4.3.8 Koefisien Jalur Variabel Moderating... 43
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyusunan anggaran dalam sektor pemerintahandiantaranya adalah pemerintah daerah merupakan hal yang wajar untuk dipublikasikan anggarannya, karena anggaran tersebut harus diinformasikan kepada publik dan didiskusikan untuk mendapatkan masukan mengenai anggaran tersebut. Berbeda dengan sektor swasta yang informasi anggarannya dirahasiakan. Anggaran yang terdapat di sektor pemerintahan adalah proses suatu penentuan jumlah alokasi dari program dan aktivitas-aktivitas yang akan direalisiasikan.Menurut Hansen dan Mowen (2004) dalam Hafiz (2007), anggaran adalah “rencana keuanganuntuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yangdiperlukan untuk mencapainya”. Perancangan anggaran disusun dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari pimpinan pada semua tingkatan karena anggaran yang bersifat partispatif akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
2
terlibatnya aparat pemerintah daerah dalam penyusunan anggaran akan sangat dibutuhkan suatu komunikasi antara atasan dan bawahan untuk saling menukar informasi. Karena manajer bawah mengetahui kebutuhan masyarakat dilapangan sesuai tugas pada bagiannya dan informasi yang dimiliki lebih akurat.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan dapat meningkatkan kinerja seorang manajerial di suatu perusahaan publik.Pencapaian kinerja dalam anggaran akan terlihat dari rencana strategis tercapai dan tujuan dari anggaran tersebut tercapai. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Veithzal dan Ahmad, 2009:14).
Dalam pencapaian rencana strategis dan pencapaian dari tujuan anggaran di dalam pemerintahan daerah pegawai di rotasi kerja pada umumnya dikarenakan
3
pilihan bagi organisasi agar pegawainya dapat menyesuaikan dengan perubahan kondisi kerja.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran juga akan lebih efektif jika sesuai dengan job relevant information(JRI), karena job relevant information merupakan salah satu variabel yang dapat memprediksi lingkungan dan juga tindakan yang lebih selektif. Job relevant information meningkatkan kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih akurat mengenai lingkungan sehingga dapat dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik (Kren, 1992 dalam Hafridebri, 2013). Oleh karena itu, dengan adanya job relevant information akan mempermudah manajer untuk memprediksi lingkungan secara tepat.
4
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah?
2. Apakah dengan adanya job relevant information dan rotasi pekerjaan dapat memoderasi pengaruh partispasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah?
1.2.2 Batasan Masalah
Mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti, maka peneliti
memfokuskan kepada masalah yang akan diteliti, agar masalah yang akan diteliti memiliki arah yang jelas. Berikut adalah batasan masalah yang ditentukan oleh peneliti adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada beberapa pemerintah daerah yang dapat mewakili seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung.
2. Terdapat empat variabel dalam penelitian ini, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kinerja aparat pemerintah daerah, rotasi pekerjaan, dan job relevant information.
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1) Untuk mengetahui pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial yang diterapkan pada organisasi sektor publik. 2) Untuk mengetahui sejauh mana rotasi pekerjaan sebagai variabel
moderating mempengaruhi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial yang diterapkan pada organisasi sektor publik
3) Untuk mengetahui sejauh mana Job Relevant Informationsebagai variabel moderating mempengaruhi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial yang diterapkan pada organisasi sektor publik.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, serta tujuan penelitian, maka maka manfaat dari penelitian ini adalah:
1.3.2.1Manfaat Teoretis
Penelitian ini memberi kontribusi dalam perkembangan ilmu akuntansi sektor publik tentang bagaimana rotasi pekerjaan dan job relevant information
6
1.3.2.2Manfaat Praktis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pimpinan yang berarti menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan oleh fiedler’s ini berpendapat bahwa kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi dimana mereka memimpin. Teori kontingensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan
informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan (Otley, 1980dalam Wulandari, 2011). Dimana terdapat beberapa keterlibatan dari variabel yang ada, salah satunya adalah variabel moderating, yaitu jenis variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan
dependen.Suatu variabel independen dan dependen bisa menghasilkan hubungan negatif atau positif tergantung pada variabel yang memoderasinya.Pendekatan ini dapat memberikan informasi mengenai sifat hubungan yang ada di dalam suatu partisipasi anggaran dengan kinerja berbeda antara situasi dengan situasi lainnya.
8
organisasi tempat sistem kontrol tersebut akan beroperasi.Brownell (1982) menelaah beberapa penelitian dan menemukan pengaruh faktor kondisional sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Faktor kondisional tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat variabel yaitu kultur, organisasional, interpersonal, dan individual. Sumarno (2005); Suhartono dan Solichin, (2006) dalam Husin (2012) meneliti hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan menggunakan variabel kontingensi sebagai pemoderasi, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel kontingensi menjadi pemoderasi terhadap hubungan antara variabel tersebut. Pendekatan teori kontingensi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi hubungan partispasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Faktor kontingensi yang dipilih adalah rotasi pekerjaan dan job relevant information.
2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran
9
(Azhar, 2009). Partisipasi memiliki peranan yang penting dalam suatu organisasi dimana dalam sebuah partisipasi orang yang ikut serta dalam menyusun sebuah program, tujuan, dan sekalipun anggaran.
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran dapat menimbulkan inisiatif pada mereka untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan dan merasa memiliki, sehingga kerjasama di antara anggota dalam mencapai tujuan meningkat. Mereka akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas keikutsertaan mereka dengan memberikan kontribusi dalam bentuk pendapat. Anggaran dalam sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik (Mardiasmo, 2005:61). Sedangkan anggaran menurut Adrianto (2008) adalah anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dansebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem
pengendalianuntuk mengukur kinerja manajerial. Partisipasi penganggaran
menggunakan enam instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975), meliputi:
1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran 2. Kelogisan merevisi anggaran
10
Keterlibatan para pimpinan suatu organisasi terkait dengan penyusunan anggaran adalah sebuah partisipasi untuk menentukan tujuan organisasi tersebut, ketika diaplikasikan dalam perencanaan, partisipasi berarti melibatkan pimpinan tingkat bawah dan menengah untuk menyusun langkah, serta membuat keputusan
mengenai tujuan operasi organisasi (Husin, 2012). Oleh karena itu bisa
disimpulkan, ikut terlibatnya aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran dapat menambah ilmu mereka mengenai suatu anggaran dan juga memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat mengenai anggaran yang disusun oleh pemerintah.
2.1.3 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Kinerja aparat pemerintahan merupakan suatu sistem yang bertujuan
untukmembantu atasan dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukurfinansial dan non finansial, dimana kinerja dapat diukur dari seberapa jauhkemampuan kinerja dalam mencapai target yang dianggarkan. Menurut Dwiyanto (2002) dalam Nor (2007), pada instansi pemerintah, kinerja pelayanan publik merupakan salah satu dimensi strategis dalam menilai keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini. Pemerintah daerah memiliki peluang untuk merumuskan kebijakan dan program sesuai aspirasi masyarakat di
daerahnya. Sehingga, salah satu faktor penting dari keberhasilan otonomi daerah adalah implikasinya terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. Dalam
11
berdasarkan kemampuan aparat dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial, menurut Mahoney (1963) dalam Wulandari (2011) terdapat beberapa indikator mengenai kinerja manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi, pengawasan, representasi, dan keseluruhan kinerja.
Menurut Mahsun (2006) ada beberapa elemen pokok dalam kinerja yaitu :
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.
2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.
4. Evaluasi kinerja/feed back, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, dan akuntabilitas. Dengan mengevaluasi kinerja maka akan menghasilkan seberapa besar tingkat partisipasi dalam pemyusunan anggaran dalam pemerintahan sektor publik.
12
2.1.4 Rotasi Pekerjaan (Job Rotation)
Hasibuan (2003:104) dalam Andriani (2013) mengemukakan bahwa “Rotasi jabatan adalah perubahan tempat atau jabatan karyawan tetapi masih pada rangking yang sama di dalam organisasi itu, istilah-istilah yang sama dengan Rotasi jabatan adalah mutasi, pemindahan dan transfer”. Rotasi pekerjaan di dalam pemerintahan daerah pada umumnya terjadi karena pergantian pemimpin, namun ada juga faktor lain yaitu dengan prestasi kerja dan latar belakang
pendidikan. Selain alasan tersebut alasan pegawai di rotasi kerja dalam instansi pemerintahan hanya badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan (baperjakat) yang mengetahuinya dimana baperjakat tersebut terdiri dari Sekretaris Daerah, BKD, dan Inspektorat. Rotasi pekerjaan diperkirakan dapatmemberikan kepuasan kerja dan meningkatkan produktifitas kerja yang tertinggiketika penambahan dan pengkayaan pekerjaan secara bersama-sama dapat diterapkanuntuk mendesain suatu sistem kerja yang sesuai (Andriani, 2013). Semakin baik kinerjaSumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini aparat pemerintah daerah akan semakin menunjang tercapainya tujuan dan sasaran pemerintah daerah, sehingga perhatian untuk pengembangan SDM yang dimiliki sangat diperlukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rotasi pekerjaan (job rotation) sebagai perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam suatu pemerintahan daerah untuk meminimalisir kejenuhan kerja dan sebagai media pengembangan
kemampuan pegawai.
13
1. Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan jabatan yang ada dalam organisasi, sehingga dapat menjamin terjadinya kondisi
ketenagakerjaan yang stabil (personal stability).
2. Membuka kesempatan untuk pengembangan karir. Tujuan ini dimaksudkan untuk mendorong atau merangsang tenaga kerja agar berupaya menjangkau karir yang lebih tinggi, yang berarti pula bahwa mereka akan berusaha
mencurahkan kemampuannya yang ditopang oleh semangat kerja yang tinggi. 3. Memperluas dan menambah pengetahuan.Memperluas wawasan dan
pengetahuan merupakan kebutuhan yang perlu mendapat perhatian dalam satu organisasi. Dengan demikian tenaga kerja yang ada, wawasan dan pengetahuannya tidak terbatas atau terpaku hanya pada satu bidang tertentu saja. Dengan rotasi jabatan berarti terbuka kesempatan bagi tenaga kerja untuk memperluas wawasan dan pengetahuannya dalam organisasi yang bersangkutan.
4. Menghilangkan kejenuhan terhadap suatu jabatan. Apabila seorang tenaga kerja terus menerus dari tahun ke tahun memegang jabatan yang sama, maka akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan yang akibatnya sangat
berbahaya. Kebosanan dan kejenuhan akan menimbulkan tenaga kerja yang bersangkutan terjebak pada rutinitas kerja dan menurunkan gairah serta semangat kerjanya. Untuk itu perlu terus diupayakan adanya penyegaran-penyegaran.
14
6. Membuka kesempatan terjadinya persaingan dalam meningkatkan prestasi kerja.
7. Sebagai pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran. Apabila seorang tenaga kerja melakukan pelanggaran atau tidak mampu memperlihatkan prestasi yang baik, rotasi jabatan dapat dijadikan alat untuk menghukum.
2.1.5 Job Relevant information (JRI)
Job Relevant Information diidentifikasikan sebagai salah satu informasi yang membantu manajer untuk memperbaiki pemilihan tindakan melalui upaya yang diinformasikan dengan baik, baik yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun internal perusahaan, selain informasi yang mempengaruhi keputusan (Kren, 1992 dalam Hafridebri, 2013). Informasi job relevant membantu memberikan pengetahuan yang lebih baik bagi manajer mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Menurut Leslie Kren (1992) dalam Rakib Husin (2012) indikator job relevant information yaitu:
1. Informasi berkenaan tugas dan jabatan
2. Informasi untuk keputusan yang optimal
3. Informasi untuk mengevaluasi alternatif-alternatif keputusan penting
4. Informasi untuk mendukung keputusan yang dibuat
JRI juga dapat meningkatkan prestasi kerja jika dihubungkan dengan penyusunan anggaran, karena JRI dapat dijadikan sebagai suatu cara untuk memprediksi situasi lingkungan dan juga tindakan selektif yang lebih menguntungkan
15
maka akan mencapai tujuan yang diingikan dalam hal ini dianggarkan, karena memiliki prestasi kerja yang memuaskan itu artinya kinerja manajerialnya otomatis akan meningkat.
Menurut Rakib Husin (2012) ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari adanya transfer informasi dari bawahan kepada atasan yaitu:
1. Atasan dapat mengembangkan strategi yang lebih baik yang dapat disampaikan kepada bawahan sehingga kinerja akan meningkat
2. Dari informasi yang diberikan bawahan kepada atasan akan memperoleh tingkat keputusan yang lebih baik atau lebih sesuai bagi organisasi.
16
anggaran sehingga akan mengurangi terjadinya asimetris informasidalam hubungan antara manajer atas dan manajer bawah.
2.2 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Arifah Nur Sabrina (2009) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
Candra Sinuraya (2009) Pengaruh partisipasi
17
Rakib Husin (2012) Pengaruh Partisipasi
Anggaran Terhadap
Pengaruh job rotation
terhadap motivation dan
dampaknya pada kinerja karyawan pada PT. Mashill Internasional Finance
job rotation atau rotasi pekerjaan secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hafridebri (2013) Pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja
nilai probability sebesar
0,073 > alpha 0,05 maka partisipasi anggaran tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial.
Novi Andriani (2013) Persepsi Kesesuaian
Kompensasi Dan Rotasi Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan Pt Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi Ix Jember
kecukupan kompensasi dan rotasi pekerjaan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi IX Jember.
Pada penelitian ini peneliti memodifikasi dari penelitian sebelumnya yaitu
18
dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan variabel moderating dan sampel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan peneliti adalah pemerintah daerah yang dapat mewakili seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung yaitu pemerintah daerah yang laporan keuangannya sudah dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).Penelitian ini juga berusaha mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggabungkan variabel-variabel moderasi yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sebagai alasan dilakukannya penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran. Kinerja pemerintahan daerah akan dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan anggaran dengan kedua faktor pemoderasi rotasi pekerjaandan job relevant
informationantara kedua variabel tersebut.
2.3 Model Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan rumusan penelitian, diidentifikasi satu variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran, satu variabel dependen yaitu kinerja aparat pemerintah daerah sedangkan rotasi pekerjaan dan job relevant information sebagai variabel perantara atau variabel moderating. Rotasi pekerjaan dapat berpangaruh positif atau negatif terhadap hubungan antara penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah begitu pula job relevant
19
information dapat mempengaruhi hubungan antara penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah.
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Aparat Pemda
Partisipasi anggaran adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menetukan dan menyusun anggaran yang ada dalam bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan. Partisipasi anggaran menunjukkan pada lingkup yang luas bagi aparat pemerintah daerah dalam memahami anggaran oleh unit kerjanya dan pengaruh tujuan pusat pertanggungjawaban anggaran mereka. Sedangkan kinerja aparat pemerintah adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu pimpinan dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.
Partisipasi penyusunan anggaran dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan hasil yang nantinya akan meningkatkan efektivitas suatu organisasi. Handoko (1998) dalam Nor (2007) menyatakan partisipasi sebagai alatpencapaian tujuan, partisipasi juga sebagai alat untuk mengintegrasikan kebutuhanindividu dan organisasi.Menurut Sinaga dan Siregar, (2009), partisipasi dalam penyusunan angggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. Partisipasi dalam penyusunan anggaran yang melibatkan setiaplapisan manajemen diyakini mampu
20
Al Azhar (2009) melakukan penelitian tentang partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah dan menunjukkan bahwa adanya pengaruh yangsignifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah dan menyebutkan bahwa semakin tinggi partisipasi anggaran maka semakin meningkat kinerja aparat pemerintah daerah. Selanjutnya menurut Nur Endah Wulandari (2011) partisipasi penyusunan anggaran
berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.Sementara itu Arifah Nur Sabrina (2009) menemukan adanya pengaruh negatif antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukan, maka hipotesis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
H1: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2.4.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Aparat Pemda
dengan Rotasi Pekerjaan sebagai Variabel Moderating
Menurut Sumarwoto (2011) dalam Fatmawati et al. (2012), pengertian rotasi kerja adalah memutar atau menggilir penempatan pejabat struktural maupun fungsional dari satu jabatan tertentu ke jabatan lainnya yang ditetapkan dalam sebuah
kebijakan yang bersifat Compulsary. Karena di setiap individu dalam suatu organisasi memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, maka suatu
21
termotivasi dalam bekerja. Dalam hal partisipasi penyusunan anggaran tingkat kinerja sangat berpengaruh terhadap rencana strategi yang akan dilaksanakan atau direalisasikan. Rotasi pekerjaan akan menimbulkan suatu motivasi dalam bekerja sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan dari
organisasi tersebut.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Edwan (2013) yang memperoleh hasil penelitian bahwa rotasi pekerjan berpengaruh positif
terhadapmotivasi kerja karyawan dan implikasinya terhadap kinerja karyawan PT. MashillInternasional Finance. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukan, maka hipotesis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
H2: Rotasi pekerjaanmemoderasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaranterhadap kinerja aparat pemerintah daerah
2.4.3 Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Aparat Pemda
dengan Job Relevant Information sebagai Variabel Moderating
22
anggaran pada dasarnya merupakan perwujudan dari bentukketerlibatan para manajer dalam penyusunan anggaran secara keseluruhan dandiharapkan cepat meningkatkan kinerja manajerial (Adrianto, 2008).
Penelitian ini didukung oleh Rakib Husin (2012) dan Mock et al (1999) dalam Adrianto (2008)dengan mengemukakan bahwa job relevant information berperan sebagai variabelmoderating berpengaruh positif antara partisipasipenyusunan anggaran dankinerja manajerial. Sementara menurut Cecep Hidayat Edwan (2013) menyatakan bahwa job relevant information tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukan, maka hepotesis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung. Pemilihan dinas
dilakukan dengan alasan yaitu instansi tersebut merupakan satuan kerja pemerintah,
yang berarti menyusun, menggunakan dan melaporkan realisasi anggaran atau
sebagai pelaksana anggaran dari pemerintah daerah (Abdullah, 2004).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono,2006;73). Teknik pemilihan dan penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metodepurposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subyek
didasarkan atas ciri-ciri atausifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri-ciriatau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Sutrisno Hadi, 1996).
Sampel ditentukan dengan syarat sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dua
24
a) Pemerintah Kota Bandar Lampung
b) Pemerintah Kota Metro
c) Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan
d) Pemerintah Kabupaten Way Kanan
Adapun kriteria sampel pemerintah daerah provinsi dan instansi yang dipilih
adalah hanya pemerintahan daerah dengan kriteria laporan keuangan beberapa
tahun terakhir dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) karena
pemerintahan daerah yang beropini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
memiliki laporan keuangan yang wajar yang sudah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku, sehingga peneliti ingin melihat apakah dengan opini
tersebut partisipasi dalam penyusunan anggaran di instansi yang terkait baik.
2. SKPD yang akan menjadi sampel penelitian adalah SKPD yang mewakili
profit center, cost center, dan administration center, yaitu:
a) Dinas Pendapatan Daerah sebagai profit center
b) Dinas Perhubungan sebagai profit center
c) Dinas Pendidikan sebagai cost center
d) Dinas Kesehatan sebagai cost center
e) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah sebagai administration
center
Pemilihan SKPD diatas dianggap dapat mewakili seluruh SKPD yang ada
pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada se-Provinsi Lampung yang
digolongkan berdasarkan pusat pertanggungjawabannya.
3. Aparat pemerintah daerah yang menjadi responden dalam penelitian ini
25
Sub Bidang/ Kepala Seksi. Karena rata-rata pejabat level tengah dan bawah
yang bertanggung jawab pada penyusunanan anggaran pada setiap unit kerja
di SKPD.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data
penelitian yangdiperoleh secara langsung dari sumbernya (responden) dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden (Indriantoro dan Supomo, 2013).
Kuesioner yang disebar berisi pertanyaan mengenai partisipasi penyusunan anggaran,
kinerja aparat pemerintah daerah, rotasi pekerjaan, dan job relevant information.Data
primer diperoleh secara langsung dari responden yang menjabat sebagai setingkat
Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang/ Kepala Seksi.
3.2.2 Teknik Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner.Kuesioner yang berisi pertanyaan terstruktur tersebut akan diberikan
kepada responden yaitu ke setiap SKPD secara langsung, kemudian responden dapat
memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya. Kuesioner
penelitian ini diserahkan langsung kepada responden atau meminta bantuan salah satu
pegawai untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner
tersebut.Dengan cara seperti ini tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih
26
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel yang akan diukur dengan
menggunakan instrumen-instrumen yang diadopsi dari literatur yang telah digunakan
sebelumnya oleh penelitian terdahulu, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kinerja
aparat pemerintah, rotasi pekerjaan, dan job relevant information.
Partisipasi Anggaran. Varibel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mepengaruhi variabel lain baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran (budgetary
participation). Partisipasi anggaran adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan
pengaruhindividu (manajer) didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada
dalam divisi atau bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari Millani (1975) yang banyak
digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Ada enam item pertanyaan yang dipakai
untuk mengukur partisipasi. Variabel ini diukur dengan model skala likert, yaitu
mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap
pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 (SS=Sangat Setuju); 4 S=Setuju); 3 (KS=
Kurang Setuju); 2 (TS=Tidak Setuju); dan 1 (STS=Sangat Tidak Setuju).
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah. Variabel terikat (dependent variable)
merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kinerja aparat pemerintah daerah (managerial
27
dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) diukur dengan menggunakan sembilan
item. Setiap responden diminta untuk menjawab sembilan item pertanyaan yang
menyangkut tingkat kinerja manajerial disetiap bidang yang meliputi: perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff (staffing),
negoisasi, perwakilan/ representasi, dan kinerja secara keseluruhan. Variabel ini
diukur dengan model skala likert, yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5
(SS=Sangat Setuju); 4 S=Setuju); 3 (KS= Kurang Setuju); 2 (TS=Tidak Setuju); dan
1 (STS=Sangat Tidak Setuju).
Rotasi Pekerjaan (Job Rotation). Variabel moderating adalah variabel perantara
yang bisa memperlemah atau memperkuat kedua variabel independen dan dependen.
Variabel moderating yang pertama mengenai rotasi pekerjaan. Menurut Kandar
(2011)rotasi merupakan perpindahan karyawan namun lebih pada perpindahan tempat
kerja dengan lingkup dan tugas pekerjaan yang cenderung berbeda agar para
karyawan terhindar dari rasa jenuh atau produktifitas yang menurun. Adapun
indikator yang digunakan untuk mengukur rotasi pekerjaan yaitu sebagai berikut
(Supratman, 2012):
1) Kemampuan karyawan (Employee’s Ability)
2) Pengetahuan karyawan (Employee’s Knowledge)
3) Kebosanan/kejenuhan karyawan (Employee’s Boredom)
Daftar pertanyaan tersebut terdiri dari delapan item pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui tingkat rotasi pekerjaan terhadap organisasi tempat mereka bekerja.
28
dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang
diajukan dengan skor 5 (SS=Sangat Setuju); 4 S=Setuju); 3 (KS= Kurang Setuju); 2
(TS=Tidak Setuju); dan 1 (STS=Sangat Tidak Setuju).
Job Relevant Information. Variabel moderating yang kedua adalahJob Relevant
Information.Kern mendefinisikan job relevant information sebagai informasi yang
tersedia bagi manajer untuk meningkatkan efektivitas keputusan yang berkaitan
dengan tugas, definisi inilah kemudian digunakan dalam penelitian saat ini. Variabel
informasi yang berhubungan dengan tugas diukur dengan menggunakan instrument
O’Reilly yang dikembangkan oleh Kren (1992). Empat item pertanyaan.Variabel ini
diukur dengan model skala likert, yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5
(SS=Sangat Setuju); 4 S=Setuju); 3 (KS= Kurang Setuju); 2 (TS=Tidak Setuju); dan
1 (STS=Sangat Tidak Setuju).
3.4 Metode Analisis Data
PLS dikembangkan pertamakali oleh Herman Wold pada tahun 1966 sebagai metode
umum untuk mengestimasi path modelyang menggunakan konstruk laten dengan
multiple indikator (Ghozali, 2006). Keuntungan denganmenggunakan PLS adalah
PLS merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidakmengasumsikan data
harus dengan skala tertentu dan jumlah sampel kecil (Ghozali, 2006). Menurut
Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan
SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. Selanjutnya, Menurut Husin
(2012) PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator
29
untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.Pengujian hipotesis
dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan alat analisis Partial Least Square
(PLS) dengan menggunakan software SmartPLS. Dengan menggunakan instrument
kuisioner untuk mengumpulkan data yang kemudian akan dianalisis.
3.4.1 Uji Kualitas Data
3.4.1.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi
responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner. Instrumen yang
terdapat di penelitian ini dinyatakan valid jika data yang diperoleh bisa menjawab
tujuan penelitian yang akan dicapai dengan akurat. Jika instrumen penelitian yang
sama bisa stabil ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya maka
instrumen tersebut dapat dinyatakan reliable.
Uji reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) agar dapat menganalisis
Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Composite reability yang mengukur
suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency
dan Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability memiliki nilai lebih dari 0,7, berarti
menunjukan tingkat reliabilitas yang cukup baik (Ghozali, 2006).Suatu konstruk atau
variabel dikatakan realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 seperti
yang dikemukakan oleh Nunnaly (1968) dalam Ghozali (2005). Pengujian validitas
dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan pada tiap variabel
30
3.4.1.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pada penelitian ini tahap pertama dilakukan
analisis faktor dengan ketentuan jika setiap pertanyaan memiliki nilai loading faktor>
0,4, maka kuesioner dikatakan valid (Ghozali, 2008). Convergent validity dari model
pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item
score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS.Validitas
convergent dihitung dengan melihat skor Average Variance Extracted (AVE).Nilai
validitas convergentdinyatakan sangat baik apabila skor AVE di atas 0.5 (Henseler et
al, 2009).
Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk
yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan
skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam
Ghozali, 2006). Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif
indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika
korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada
blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai
discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance
Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam
31
besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model,
maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.
3.4.2 Model Struktural
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk endogen,
Stone-Geiser Q-Square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari
koefisien parameter jalur struktural (Ghozali, 2008:26). Penilaian R-square sama
dengan interpretasi pada regresi.
1. Coefficient of Determination (R2)
Teknik pengukuran ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa konstruk endogen diuji
untuk menguatkan hubungan antara konstruk eksogen dengan mengevaluasi R2. R2
berfungsi untuk mengukur hubungan antara variabel laten terhadap total varians.
Nilai R2berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) semakin mendekati 1 maka semakin besar
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen, ini
berarti semakin tepat garis regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang
sebenarnya (Ghozali, 2006).
2. Path Coefficient
Tes Path Coefficient (ß) dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar
konstruk kuat. Cara ini dinilai melalui prosedur bootstrap dengan menggunakan 500
pergantian (e.g. Chenhall, 2004; Solihin et al, 2010 dalam Husin, 2012). Hubungan
antar konstruk dapat dikatakan kuat apabila path coefficient lebih besar dari 0,01.
32
signifikan apabila path coefficient berada pada level 0,050 (Urbach dan Ahlemann,
2010).
3.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis atas partisipasi anggaran, kinerja aparat pemerintah daerah, rotasi
pekerjaan, dan job relevant information. dilakukan dengan membandingkan hasil
path coeficient dengan t-tabel.Dengan ketentuan, hipotesis dikatakan sangat
signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 1%. Hipotesis dikatakan
signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%. Jika dikatakan
lemah apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 10%. Sedangkan hipotesis
dikatakan tidak signifikan atau ditolak apabila T hitung < T tabel pada derajat
50
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di kelima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mewakili Kab/ Kota se-Provinsi Lampung yaitu Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Way Kanan. Kemudian penelitian ini menganalisis rotasi pekerjaan dan job relevant information sebagai varaiabel yang memoderasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Berdasarkan data 83 pejabat eselon III dan IV,
peneliti menganalisis data tersebut dengan menggunakan Structural Equation
Modeling (SEM), khususnya SmartPLS.
51
partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, sehingga hipotesisi ketiga ditolak.
Berdasarkan hasil analisa diatas menunjukan bahwa terdapat pengaruh langsung antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah yang berarti rotasi pekerjaan1, rotasi pekerjaan2, dan job relevant information bukan variabel pemoderasi yang dapat memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat mempengaruhi kinerja aparat pemerintah daerah tanpa ada faktor pemoderasi yang bisa
memperkuat hubungan antar variabel.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengambil Kabupaten atau Kota yang beropini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)di Provinsi Lampung. Peneliti tidak mengikutsertakan Kabupaten atau Kota yang beropini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)dan tidak memberikan pendapat(disclaimer) sebagai sampel dalam penelitian ini.
5.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy. 2004. Perilaku Oportunistik Legislatif dalam Penganggaran Daerah: Pendekatan Principal-Agent Theory. Makalah Disajikan pada
Seminar Antarbangsa di Universitas Bengkulu. Bengkulu. 4-5 Oktober
2004.
Adrianto, Yogi. 2008. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job Relevant Information dan
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderating. Tesis, Program Pasca Sarjana
Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang.
Andriani, N. 2013. Persepsi Kesesuaian Kompensasi Dan Rotasi Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan Pt Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi Ix
Jember. Skripsi, Universitas Jember. Jember.
Azhar, A. 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat pemerintah Daerah: Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan
Sebagai Variabel Moderating. Jumal Ekonomi, Desember,Vol. 17 No. 3.
Brownell, P. dan M. McInnes. 1986. Budgetary Participation, Motivation, and
Managerial Performance.The Accounting Review, Vol. LXI October: 587-
600.
Chenhall, R.H. and P. Brownell. 1988. The Effect of Participative Budgeting on Job Satisfaction and Performance: Role Ambiguity as an Intervening Variable.
Accounting Organizations and Society. Vol. 13, No. 3. pp. 225-233
Darlis, Edfan. 2002. Analisis pengaruh Komitmen Organisasional dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan
Senjangan Anggaran. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5 No. 1.
Edwan, Cecep Hidayat. 2013. Pengaruh Job rotation Terhadap Motivation dan Dampaknya pada Kinerja Karyawan Pada PT. Mashill Internasional
Fatmawati, et al. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Pegawai IAIN
AR-RANIRY Banda Aceh. Skripsi. Universitas Syiah Kuala.
Galuh Worohapsari. 2005. Pengaruh Partisipasi penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Locus of Control dan Budaya Organisasi sebagai
Variabel Moderating. Skripsi, tidak di Publikasikan, Universitas
Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, cetakan
IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial
Least Square.Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.
Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial
Least Square PLS. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Hafiz, F. W. 2007. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Cakra Compact Alumunium
Industries.Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hafridebri. 2013. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui
komitmen tujuan anggaran dan job relevant information sebagai variabel
intervening. Skripsi, Universitas Negeri Padang. Padang.
Hulland, J. 1999. Use of Partial Least Squares (PLS) in Strategic Management
Research: A Review of Four Recent Studies. Strategic Management Journal
20 (2): 195-204.
Husin, R. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pimpinan dengan Desentralisasi, Budget Goal Commitment dan Job-Relevant Infortamtian
Sebagai Variabel Moderating. Tesis S2. Universitas Brawijaya. Malang.
Indriantoro, Nur dan Supomo Bambang. 2013.Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kren, L. 1992. Budgetary Participation and Managerial Performance: The Impact of
Information and Environmental Volatility, The Accounting Review, Juli,
Vol.67 No. 3, hal. 511-526.
Mahoney, T.A. Jardee dan S, J. Caroll. 1963. Development of Managerial Performance : AResearch Approach. Southwestern Publishing, Co. Cincinati, Ohio.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta
Milani, K. 1975. The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial
Supervisor Performance and Attitude: A Field Study, The Accounting
Nor, Wahyudian. 2007. Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Otley, D. 1999. Performance Management: A Framework for Management Control
System Research, Management Accounting Research, Vol. 10. pp.363-382.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 2006 Tentang Kinerja Instansi Pemerintah.
Sabaruddinsah.2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
dan Kepuasan Kerja dengan Job Relevant Information Sebagai Variabel
Intervening.Vol. 3.No. 1.Jurnal Optimal.
Sabrina, Nur.2009.Pengaruh partisipasi penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Moderating.Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bumi Aksara: Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business : Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2. Salemba Empat : Jakarta.
Siegel, G. dan H. R. Marconi. 1989. Behavioral Accounting. South Western
Publishing, Co. Cincinnati, OH.
Sinuraya, Candra. 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajer: Peran Kecukuan Anggaran dan Job-relevant Information
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi, Universitas Kristen
Maranatha Bandung, Volume 1 Nomor 1 Mei 2009.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartono, Ehrmann. dan Solichin, Mochammad. 2006. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah
dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makasar.
Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial,
Supratman, Budi R..2012. Pengaruh Kebijakan Promosi Jabatan dan Rotasi Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang
Iskandar Muda Medan.Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Susilawati M. 1998.Dampak Gaya Kepemimpinan, Ketidakpastian Lingkungan, dan Informasi Job-Relevant terhadap Perceived Usefulness Sistem
Penganggaran. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1. No.2 (Juli) pp.
219-238.
Urbach, N. and F. Ahlemann. 2010. Structural Equation Modeling in Information
Systems Research Using Partial Least Square. Journal of Information
Technology Theory and Application, 11 (2): 5-39.
Wulandari, Nur Endah. 2011. Pengaruh Penyusunan Anggaran Terhadao Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Moderating. Skripsi, tidak di publikasikan, Universitas