• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVEKTIVITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014 (Studi Kasus Polsek Kedaton)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVEKTIVITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014 (Studi Kasus Polsek Kedaton)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVEKTIVITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014

(Studi Kasus Polsek Kedaton)

Oleh

Mukhtaruddin Ammar

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan diwilayah tersebut, adalah: (1) Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton selama tahun 2014. (2) Apakah faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton selama tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris. Data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan yang meliputi buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen resmi dan lain-lain. Data primer diperoleh langsung dari penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Narasumber penelitian terdiri dari dua personil Kepolisian Sektor Kedaton dan satu orang Ademisi Fakultas Hukum Universitas Lampung. Data penelitian dianalisis secara deskriptif-kualitatif.

(2)

Mukhtaruddin Ammar

adalah Kurangnya kepedulian masyarakat, Kekurangan jumlah porsenil di lapangan, Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai. Saran patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya dapat mengantisipasi terlalu luasnya wilayah hukum yang dinaungi oleh suatu lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Selain itu, Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya.

(3)

EVEKTIFITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014

(Studi Kasus Polsek Kedaton)

Oleh

Mukhtaruddin Ammar

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9

Agustus 1993, merupakan putra kedua dari tiga

bersaudara. Penulis merupakan putra dari pasangan Bapak

Marzuki dan Ibu Zubaidah.

Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 02 surabaya diselesaikan

pada tahun 2005, SMP Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008,

SMA Negeri 01 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2011

Penulis diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada

tahun 2015, mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Adiluih Kecamatan

(8)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dengan kasih

sayang-Nya yang tiada tertandingi sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang terkasih yang saya

sayangi dan saya hormati dalam hidup saya

Terimakasih kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kesehatan, keselamatan, serta limpahan berkah, rahmat dan segala kecerdasan

kepada saya

Teruntuk papa dan mama tercinta

Marzuki

dan

Zubaidah

, anugerah Allah

yang paling tulus yang diberikan kepada saya karena telah memiliki orang tua

yang senantiasa mencintai, menyayangi, dan senantiasa mendoakan dalam

setiap sujudnya kepada Sang Pencipta, memberikan segala pengorbanan dan

kebaikannya, semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan memberkahi serta

selalu memberi limpahan kesehatan kepada Papa dan Mama. Amin

Teruntuk Adik-adik yang ku sayangi

Sofia Luthfita

dan

Rana Ulfah

yang

(9)

Untuk seluruh ibu dan bapak dosenku di Fakultas Hukum Universitas

Lampung , terutama untuk dosen Pembimbing Akademik Ibu Ati Yuniati,

S.H.,M.H dosen Pembimbing I Ibu Diah Gustiniati M., S.H., M.H dan dosen

Pembimbing II Bapak A Irzal Fardiansyah., S.H., M.H.terimakasih atas segala

ilmu, bimbingan, pelajaran, seluruh kebaikan serta waktu yang diluangkan

demi terselesaikannya Skripsi ini.

Untuk Almamater Universitas Lampung yang telah menjadi jalan untuk

tempatku melangkah menuju masa depan

Dan untuk semua yang menjadi bagian hidupku, yang tak mampu kusebutkan

satu persatu. Kupersembahkan ini untuk kalian semua, terimakasih atas doa

(10)

MOTO

Kenali Dirimu, Kenali Musuhmu, Seribu Peperangan, Seribu Kemenangan

(Sun Tzu)

Melakukan Sesuatu, Lakukan Yang Terbaik Yang Bias Kamu Lakukan

(Jack Daniel)

Lebih Baik Diasingkan Daripada Menyerah Pada Kemunafikan

(Soe Hok Gie)

Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus Air

(Penulis)

Bukan Bagaimana Nanti ? Tapi Nanti Bagaimana ?

(11)

SANWACANA

Assalamu’alaikum, Wr.Wb

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat

dan ridho-nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Efektivtas Patroli Yang Dilakukan Polisi Dalam Mencegah

Tindak Pidana Selama Tahun 2014 (Studi Kasus Polsek Kedaton)” adalah sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini merupakan ikhtiar Penulis yang tak luput dari

bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Untuk Kedua kedua orangtuaku Ir Marzuki dan Zubaidah yang telah

melahirkan serta membesarkanku dengan kasih sayang dan kerja keras dengan

selalu menberi dukungan, doa, contoh yang baik, sebagai pelecut semangat

bagi diriku, kalian adalah anugrah yang paling luar biasa yang diberikan

tuhan, kalian luar biasa.

2. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas

(12)

ii

3. Ibu Diah Gustiniati M., S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung dan juga selaku pembimbing I yang

telah memberikan saran, bimbingan, nasehat serta dorongan motivasi yang

tinggi kepada. penulis sehingga dapat terselesaikanya skipsi ini.

4. Bapak Tri Andrisman., S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah banyak

memberikan saran dan kritiknya.

5. Bapak A Irzal Fardiansyah., S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan saran, bimbingan, dan membantu penulis sehingga

terselesaikanya skipsi ini.

6. Ibu Rini Fatonah, S.H., M.H., selaku Pembahas II dan yang telah banyak

memberikan saran dan kritiknya.

7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat bagi penilis.

8. Lembaga Kepolisian Sektor Kedaton yang telah memberikan kesempatan dan

saran dalam penelitian sripsi ini

9. Untuk kakak dan adikku Sofia Luthfita S.Pd dan Rana Ulfah yang selalu

menjadi teman bertengkar namun selalu memberikan kasih sayang, inspirasi,

dukungan, masukan, doa dan pelecut semangatku, hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, Mba yanti, Mba

Sri, Kyai Apri, prof Mardji, Mba Yani, Bu Yenti, kyai jek, misyo, babe dan

lainnya yang telah banyak membantu.

11.Sahabat-sahabat tersayang yang sudah seperti saudara dan keluarga di

(13)

iii

Irwan, kak Tutan, kak Tomi, kak Ical, kak Adan, kak Endra, kak Mail, kak

Ceppy, kak Endi, kak Fauzi, Kak Pau, kak Dani, mba Anggun, kak Ad,

Aangkatan 22, Angkatan 23, Ankatan 24 dan seluruh saudara-saudaraku yang

tidak bisa di sebutkan semua. Terimakasih atas semua loyalitas, totalitas

pembelajaran, semangat yang kalian berikan, canda dan tawa yang selalu

kalian hadirkan buat saya. “Esapala Sampai Mati”.

12.Untuk wanita pujaan hati, St Fitria Ningsih yang selalu memberikan semangat,

cinta, kasih sayang, yang selalu menemani saya, memberikan tawa, canda,

motivasi, nasehat serta pengertian yang tiada habisnya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat-sahabat kampus yang telah meninggalkan kampus terlebih dahulu

yaitu Ahong, Bacil garut, Ami corner, Ferdiyan sower, Hilman kedot, Putera

renjer, Tyo, Adik Eri, Kresna, Aga, Abah, Teo, riandi, Farah, ayi terimakasih

atas motivasi dan iri-irian nya, dan sahabat-sahabat kampus yang masih betah

di kampus yaitu ponidi, fran, lem, eka, dancuk, nau, okem, mangau, boga,

ndar, andrean, reza, tomi, buloh, ebol, ijul dan lain-lain, betah amat di kampus

cepet lagi lulus. Seluruh teman-teman Fakultas Hukum Universitas Lampung

angkatan 2011 lain nya yang tidak bisa disebutkan semua. Terimakasih atas

semua pengalaman, pelajaran, hal-hal yang tidak bisa terlupakan dan semua

perilaku dan wajah kalian yang kadang tidak masuk akal semua, semangat

yang kalian berikan, canda dan tawa yang selalu kalian hadirkan buat saya.

14.Buat teman-teman rumah yaitu mas arip, pian dan adik nya, mas koko, mas

doni, lepok, mbol, ndok, dan lain-lain, terimakasih atas canda, tawa, semangat,

(14)

iv

15.Buat keluarga besar KKN di Desa Adiluwih, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten

Pringsewu yang telah membantu pelaksanaan KKN, buat teman-teman farhan,

ijal, ical, bulan, mesa, april, ayu, yolanda, citra, vety, yezi, neti terimakasih

atas makan enak yang kalian suguhkan selama 40 hari bersama-sama, canda,

tawa, kegilaan serta bantuan yang telah diberikan.

16.Untuk teman-teman SMA yaitu tamcus, tri, ardi, riwal, brimob, diono, dofrian,

fadel, ireh, andin, eko, rido, dan teman-teman lainnya, kalian semua luar biasa.

17.Almamater tercinta dan seluruh civitas akademika Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam

penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi

pembaca. Amiin ya Rabbal Alamin..

Bandar Lampung, juni 2015 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian ... 13

B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Asas Kepolisian ... 16

C. Definisi Patroli ... 20

D. Definisi Efektivitas ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 32

B. Sumber Dan Jenis Data ... 32

C. Penentuan Narasumber... 34

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 35

E. Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Narasumber ... 37

B. Gambaran Umum Keepolisian Sektor Kedaton ... 38

(16)

D. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Patroli Yang Di Lakukan Oleh Kepolisian Sektor Kedaton Dalam Mencegah Tindak Pidana ... 52

V. PENUTUP

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Polri merupakan suatu lembaga penegak hukum yang bertanggungjawab langsung

dibawah Presiden. Dalam tubuh polri tersusun kerangka ataupun srtuktur

kepengurusan dengan dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Kapolri). Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian Indonesia adalah

salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat.

Dewasa ini tindak kejahatan merupakan salah suatu permasalahan yang ada di

dalam tubuh masyarakat yang sangat sukar untuk di pangkas angka kejadiannya,

semakin tumbuhnya suatu masyarakan maka akan semakin berkembang pula

modus-modus oprandi yang di ciptakan oleh pelaku tindak kejahatan tersebut.

Terbukti belakangan ini semakin banyaknya tindak kejahatan yang sering

dilakukan oleh para pelaku tindak kejahatan dengan berbagai macam modus

oprandinya seperti menggunakan umpan wanita yang dilakukan oleh sekomplotan

pencuri motor, menggunakan obat bius untuk membius korban, hipnotis dan

(18)

2

penting dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan yang ada di wilayah

hukumnya, polisi juga di dituntut agar dapat mengimbangi perkembangan

modus-modus kejahatan yang selalu berkembang dari waktu kewaktu.

Tugas Kepolisian yang dinilai paling efektif untuk menanggulangi terjadinya

kejahatan dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak pidana adalah

tugas preventif karena tugas yang luas hampir tanpa batas, dirumuskan dengan

kata-kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak

melanggar hukum itu sendiri. Preventif dilakukan dengan 4 kegiatan pokok;

mengatur, menjaga, mengawal dan patroli. Patroli merupakan kegiatan yang

dominan dilakukan, karena berfungsi untuk mencegah bertemunya faktor niat dan

kesempatan agar tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat atau

pelanggaran Hukum dalam rangka upaya memelihara atau meningkatkan tertib

hukum dan upaya membina ketentraman masyarakat guna mewujudkan atau

menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.1

Setiap wilayah mempunyai keadaan sosial, budaya dan kultur yang berbeda, hal

itu menyebabkan kejahatan disatu tempat berbeda dengan tempat lainnya,

kejahatan dikota Bandar Lampung belum tentu sama cara, dan penyebab yang

melatarbelakangi bila dibandingkan dengan kota Jakarta, Masyarakat senantiasa

berproses, dan kejahatan senantiasa mengiringi proses tersebut, sehingga

diperlukan pengetahuan untuk mempelajari kejahatan tersebut, mulai dari

pengetahuan tentang pelaku, sebab-sebab pelaku tersebut melakukan kejahatan,

sampai dengan melakukan kejahatannya.

1

(19)

3

Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial

masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu

tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan

daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan

diwilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat merasa lebih aman dan

merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu

kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut

berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman

ditengah-tengah masyarakat. Pada daerah tertentu seperti daerah lampu merah, tempat

hiburan dan tempat rawan kejahatan lainnya merupakan sasaran utama bagi

petugas patroli polisi tersebut. Fungsi patroli di dalam kepolisian diemban oleh

Satuan Samapta (Siap Siaga), Satuan Lalu Lintas, dan Satuan Pengamanan Objek

khusus (Pam Obsus), satuan-satuan tersebut bertanggung jawab terhadap

pemeliharaan keamanan dan ketertiban baik dijalan, disekolah, kantor-kantor,

objek pemerintahan, dan tempat umum lainnya.

Patroli, pengaturan, penjagaan dan pengawalan serta pelayanan masyarakat adalah

tugas-tugas essensial dalam tindakan preventif, yang sasaran utamanya adalah

menghilangkan atau sekurang-kurangnya meminimalisir bertemunya niat dan

kesempatan terjadinya pelanggaran atau kejahatan. Satuan Samapta yang bertugas

24 jam merupakan divisi terbesar dalam kesatuannya baik diIndonesia maupun

didunia2, Satuan Lalu Lintas yang bertugas dalam lingkup lalu lintas, dan Sat Pam

Obsus yang bertugas melindungi objek-objek khusus adalah merupakan

satuan-satuan yang dengan cara hampir sama dalam pelaksanaannya memiliki fungsi

2

(20)

4

patroli. Ketiganya mengemban tanggung jawab berat yaitu menjaga keamanan

dan ketertiban masyarakat.

Pelaksanaan operasi rutin kepolisian maka tugas patroli diarahkan dan digunakan

untuk menekan jumlah terjadinya kejahatan yang dikaitkan analisa anatomi

kejahatan yang meliputi antara lain jam rawan, tempat rawan, dan cara melakukan

kejahatan yang sangat efektif mampu mencegah kejahatan dan menghadirkan

ketertiban umum, yang merupakan syarat mutlak peningkatan kualitas hidup dan

ketentraman masyarakat.3 Kemudian bila nantinya dengan Keputusan Kepala

Satuan berdasarkan saran dan perkiraan staf maka diadakan operasi khusus.

Kejahatan akhir-akhir ini sudah sangat meresahkan masyarakat, banyak tindak

kejahatan yang terjadi baik saat siang ataupun malam hari. Polisi sebagai aparat

penegak hukum memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah

terjadinya tindak kejahatan yang ada di wilayah hukumnya. Pada tahun 2013

jumlah tindak kejahatan di Kota Bandar Lampung mencapai 3.028 kasus,

sedangkan pada tahun 2014 turun 44 kasus menjadi 2.984 kasus4. Penurunan

angka kejahatan terutama di wilayah hukum Kota Bandar Lampung diakibatkan

karena adanya beberapa faktor yang salah satunya adalah patroli. Polisi harus

berperan aktif dalam menanggulangi suatu tindak kejahatan yang selalu

berkembang modus oprandinya.

3

David H. Bayley, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta, 1998, hlm 2.

4

(21)

5

Contoh khasus yang sering terjadi kejahatan yang ada di daerah sekitar

Universitas Lampung. dimana terdapat banyak sekali mahasiswa yang in dekos

atau bertempat tinggal sementara untuk menuntut ilmu yang mana para pelaaku

kejahatan sering kali memanfaatkan kelalaian mahasiswa yang menaru

barang-barang berharganya di tempat kost tersebut tanpa penjagaan dan pengawasan yang

ketat. Sering kali mahasiswa kehilangan sepeda motor, laptop, hanphone genggam

dan barang berharga lainnya.

Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap ideal

sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor Kedaton

jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kedaton

berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang apabila dibandingkan dengan

jumlah personil yang bertugas di Kepolisian Sektor Kedaton yang hanya

berjumlah 91 orang personil. Dengan perbandingan yang sangat jauh itu makan

akan sangat berpengaruh pada kinerja kepolisian itu sendiri. Berdasarkan data di

atas perbandingan jumlah penduduk dan polisi yang bertugas di Kepolisian Sektor

Kedaton adalah 91:135.231. Data tersebut menunjukkan bahwa rasio penduduk

dan polisi di Kepolisian Sektor Kedaton adalah 1:1486 data ini menunjukkan

jumlah polisi yang bertugas di Tamalanrea masih kurang sehingga dapat

menghambat atau mengurangi efektivitas kepolisian dalam menanggulangi

kejahatan.

Berdasarkan alasan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut

tentang efektivitas patroli yang dilakukan oleh kepolisian dalam mencegah tindak

(22)

6

Oleh Kepolisian Dalam Mencegah Tindak Pidana Tahun 2014 (Studi Wilayah

Hukum Polsek Kedaton)”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian

Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014 ?

2. Apakah faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh

Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014

?

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini termasuk ke dalam kajian kriminologis, khususnya

yang mengenai efektivitas pelaksanaan patroli dan faktor-faktor penghambat

pelaksanaan patroli di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung selama tahun

2014. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian skripsi

(23)

7

a. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh

Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang

dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana

selama tahun 2014.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain:

a. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan serta

memberikan pandangan kriminologis agar dapat digunakan sebagai kajian dalam

menentukan setiap langkah kebijaksanaan guna pelaksanaan patroli yang

dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana di

Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.

b. Kegunaan Praktis

Penulis berharap hasil penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat serta

memberikan gambaran yang dapat disumbangkan kepada para penegak hukum

dan masyarakat luas mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh

Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana di Kecamatan Kedaton

(24)

8

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan

identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.5.

Teori adalah bagian dari penjelasan mengenai “sesuatu”. Adapun teori yang

digunakan dalam penelitian ini guna membantu penelitian adalah ;

Teori Preventif

Upaya-upaya preventif ini adalah merupakan tindak lanjut dari upaya Pre-Emtif

yang masih dalam tataran pencegahan sebelum terjadi kejahatan. Dalam upaya

preventif yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk dilakukannya

kejahatan. Contoh ada orang ingin mencuri motor tetapi kesempatan itu

dihilangkan karena motor-motor yang ditempatkan di tempat penitipan motor,

dengan demikian kesempatan menjadi hilang dan tidak terjadinya tindak pidana.

Jadi dalam upaya preventif kesempatan ditutup.

Teori Efektivitas

Kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang

dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis, yakni6:

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input.

Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh

5

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT Rajawali Press, Jakarta , 1984 hlm. 124.

6

(25)

9

sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi.

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana

efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau

mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai

dengan rencana.

2. Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara

konsep-konsep khusus yang mempunyai arti-arti yang berkaitan dengan istilah

yang diteliti dan diketahui.7 Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian,

maka peneliti mencantumkan beberapa konsep yang bertujuan untuk menjelaskan

istilah-istilah yang akan sering digunakan dalam penelitian skripsi ini:

1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.8

2. Patroli adalah salah satu kegiatan Kepolisian yang dilakukan 2 ( dua ) orang

atau lebih Anggota Polri, sebagi usaha mencegah bertemunya niat dan

keempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati / mengawasi

/memperhatikan / situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan

7

Soerjono Soekanto, Op. Cit, hlm. 132.

8

(26)

10

segala bentuk pelanggaran dan atau tindak pidana yang menuntut /

memerlukan kehadiran Polri untuk melakukan tindakan – tindakan Kepolisian

guna memelihara Ketertiban dan menjamin keamanan masyarakat.9

3. Polisi adalah hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.10

4. Mencegah adalah menahan agar sesuatu tidak terjadi, tidak menurutkan,

merintangi, melarang dan mengiktiarkan supaya tidak terjadi.11

5. Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan

diancam dengan pidana,dimana pengertian perbuatan di sini selain perbuatan

yang bersifat aktif (melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum)

juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya

diharuskan oleh hukum)12

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam suatu sistematika yang terdiri dari lima bab yang tiap

bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun gambaran untuk setiap bab adalah

sebagai berikut :

9

Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013, hlm 4.

10

Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentaang Kepolisian Repuklik Indonesia Pasal 1 Ayat 1.

11

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Op.cit, hlm 176. 12

(27)

11

I. PENDAHULUAN

Merupakan bagian pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum dan

menyeluruh serta sistematis menguraikan hal-hal yang terdiri dari Latar

Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Kerangka Penelitian dan Sistematika Penulisan dari penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yaitu ketentuan hukum mengenai pelaksanaan patroli

yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah kejahatan di

Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN

Pada bagian ini menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam

penelitian skripsi yaitu langkah-langkah yang akan digunakan dalam pendekatan

masalah, penguraian tentang sumber data, jenis data serta prosedur analisis data

yang telah didapat.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang di analisa tentang fakta-fakta yang di

bahas mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor

Kedaton dalam mencegah kejahatan di Kecamatan Kedaton kota Bandar

(28)

12

V. SIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, berisi kesimpulan yang di

kemukakan penulis berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan di analisis,

dalam bab ini juga di kemukakan berbagai saran dari penulis yang dihasilkan

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kepolisian

Polisi adalah organisasi yang memiliki fungsi sangat luas sekali. Polisi dan

Kepolisian sudah sangat dikenal pada abad ke-6 sebagai aparat negara dengan

kewenangannya yang mencerminkan suatu kekuasaan yang luas menjadi penjaga

tiranianisme, sehingga mempunyai citra simbol penguasa tirani. Sedemikian rupa

citra polisi dan kepolisian pada masa itu maka negara yang bersangkutan

dinamakan “negara polisi” dan dalam sejarah ketatanegaraan pernah dikenal suatu

negara “Politeia”. Pada masa kejayaan ekspansionisme dan imprealisme dimana

kekuasaan pemerintah meminjam tangan polisi dan kepolisian untuk menjalankan

tugas tangan besi melakukan penindasan terhadap rakyat pribumi untuk

kepentingan pemerasan tenaga manusia, keadaan ini menimbulkan citra buruk

bagi kepolisian itu sendiri.1

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering di singkat dengan Polri

dalam kaitannya dengan pemerintah adalah salah satu fungsi pemerintahan negara

dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat. Bertujuan untuk

mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan

1

(30)

14

ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan masyarakat, serta terciptanya ketentraman

masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, hal ini terdapat dalam

Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik

Indonesia.2

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi adalah :

suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban

umum (menangkap orang yang melanggar hukum), merupakan suatu anggota

badan pemerintah (pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan dan

ketertiban).3

Identitas polisi sebagai abdi hukum itu memang seharusnya demikian, Polisi yang

memberikan pengabdian, perlindungan, penerang masyarakat serta berjuang

mengamakan dan mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur dengan semangat tri brata serta jiwa yang besar, Polisi

yang memiliki hati nurani yang bersih, bersikap tenang, mantap dan tidak

tergoyahkan dalam situasi dan kondisi apapun serta selalu tepat dalam mengambil

keputusan.4

Polisi sebagai aparat Pemerintah, maka organisasinya berada dalam lingkup

Pemerintah. Dengan kata lain organisasi Polisi adalah bagian dari Organisasi

Pemerintah. Dari segi bahasa organ kepolisian adalah suatu alat atau badan yang

melaksanakan tugas-tugas Kepolisian. Agar alat tersebut dapat terkoodinir, dan

2

Budi Rizki Husin, studi lembaga penegak hukum,Bandar Lampung, Universitas Lampung, hlm 15.

3

W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1986, hlm. 763

4

(31)

15

mencapai sasaran yang diinginkan maka diberikan pembagian pekerjaan dan

ditampung dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi. Dengan demikian

maka keberadaannya, tumbuh dan berkembangnya, bentuk dan strukturnya

ditentukan oleh visi Pemerintah yang bersangkutan terhadap pelaksanaan tugas

Polisinya. Diseluruh dunia Organisasi Polisi itu berbeda-beda. Ada yang

membawah pada Departemen Dalam Negeri, ada yang membawah pada

Departemen Kehakiman ada yang dibawah kendali Perdana Menteri, Wakil

Presiden, dikendalikan oleh Presiden sendiri, bahkan ada yang merupakan

Departemen yang berdiri sendiri.5

Kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri merupakan alat negara yang

berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan

hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dam pelayanan pada

masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Agar dalam

melaksanakan fungsinya dan perannya di seluruh wilayah Indonesia atau yang di

anggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum

menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia,

sebagai mana ditentukan dalam peraturan pemerintah. 6

Wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang, mulai tingkat pusat yang bisa di

sebut dengan Markas Besar Polri, yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah

Negara Republik Indonesia yang di pimpin seorang Kapolri yang

bertanggungjawab pada Presiden. Kemudian wilayah tingkat provinsi disebut

dengan kepolisian daerah yang lazim disebut dengan Polda yang di pimpim

5

Kunarto, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 2001, hlm 100 .

6

(32)

16

seorang Kapolda, yang bertanggungjawab pada Kapolri. Ditingkat Kabupaten

disebut dengan Kepolisian Resot atau disebut juga dengan Polres yang di pimpin

oleh seorang Kapolres yang bertanggungjawab pada Kapolda. Tingkat kecamatan

ada kepolisian yang biasa disebut dengan Kepolisian Sektor atau Polsek yang di

pimpin oleh seorang Kapolsek yang bertanggungjawab pada Kapolres. Dan

tingkat Desa atau Kelurahan ada polisi yang di pimpin oleh seorang Brigadir

Polisi atau sesuai dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya.7

B. Fungsi, Tugas, Dan Wewenang Kepolisian

Fungsi kepolisian seperti yang diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002

yaitu sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan

keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat8. Sementara tugas pokok

kepolisian diatur dalam Pasal 13 ialah untuk memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat; menegakkan hukum; serta memberikan perlindungan, pengayoman,

dan pelayanan kepada masyarakat. Lalu penjabaran dari tugas-tugas pokok

kepolisian tersebut tertuang dalam pasal 14 UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu9:

1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap

kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

2. Menyelengarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan

kelancaran lalu lintas di jalan.

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran

(33)

17

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

6. Melakukan kordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian

khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengaman swakarsa.

7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai

dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.

8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik, dan psikologis kepolisian untuk kepentingan tugas

polisi.

9. Melindungi keselamatan jiwa raga harta benda masyarakat, dan lingkungan

hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan

bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

10.Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum dilayani

oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.

11. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam

lingkup tugas kepolisian, serta

12.Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Adapun kewenangan kepolisian yang diatur dalam Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 2

Tahun 2002 ialah sebagai berikut10:

1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;

2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum;

10

(34)

18

3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam

persatuan dan kesatuan bangsa;

5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif

kepolisian;

6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian

dalam rangka pencegahan;

7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

9. Mencari keterangan dan barang bukti;

10.Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional;

11.Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam

rangka pelayanan masyarakat;

12.Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan

pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

13.Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

Dalam bidang penegakan hukum publik khususnya yang berkaitan dengan

penanganan tindak pidanan sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri

sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam

rangka menciptakan keamanan dalam negeri, maka dalam proses penannganan

perkara pidana Pasal 16 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, telah menetapkan

kewenangan sebagai berikut;11

11

(35)

19

1. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

2. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara

untuk kepentingan penyidikan;

3. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan;

4. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa

tanda pengenal diri;

5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

6. memanggil orang untuk didengan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

8. mengadakan penghentian penyidikan;

9. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

10.mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang

berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau

mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yng disangka melakukan

tindak pidana;

11.memnberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai neri

sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk

diserahkan kepada penuntut umum; dan

12.mengadakan tindakan lain menurut hukum yng bertanggung jawab, yaitu

tindakan penyelidik dan penyidik yang dilaksankan dengan syarat sebagai

berikut12;

12

(36)

20

a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;

b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut

dilakukan;

c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;

d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa, dan

e. menghormati hak azasi manusia.

Selain Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia, terdapat pula menjadi dasar hukum bagi kepolisian bertindak

penyelidik dan penyidik dalam menjalankan tugas dan wewenangnya yaitu

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP). Polisi diperlukan untuk menegakkan hukum dan

menjaga ketentraman masyarakat, untuk melaksanakan tugasnya tersebut polisi

diberi wewenang-wewenang.

C. Definisi Patroli

Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial

masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu

tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan

daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan

diwilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat merasa lebih aman dan

merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu

kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut

berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman

(37)

21

1. Pengertian Patroli

Patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh 2 (dua) orang

atau lebih anggota POLRI, sebagai usaha mencegah bertemunya niat dan

kesempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati/ mengawasi/

memperhatikan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan segala

bentuk kejahatan/gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas)/

penggaran hukum, yang menuntut/ memerlukan kehadiran POLRI untuk

melakukan tindakan-tindakan kepolisian, guna memelihara ketertiban dan

menjamin keamanan umum masyarakat.13

2. Tujuan Patroli

Tujuan patroli adalah mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar

tidak terjadi gangguan kamtibmas/pelanggaran hukum, dalam rangka upaya

memelihara/meningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman

masyarakat guna mewujudkan/menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.14

3. Tugas, Peranan dan Sikap Petugas Patroli

a. Tugas patroli

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan patroli mempunyai

tugas, antar lain:15

13

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan hanjar siswa: Penjagaan Pengawalan Patroli, Bab Patroli, hal. 5

14

Ibid , hlm 6. 15Ibid

(38)

22

1. Mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan.

2. Memelihara dan meningkatkan ketertiban hukum masyarakat dan membina

ketentraman masyarakat.

3. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum masyarakat.

4. Memelihara keselamatan orang, harta benda dan masyarakat, termasuk

memberi perlindungan dan pertolongan kepada masyarakat yang

membutuhkan.

5. Memberi pelayanan kepada masyarakat seperti menerima laporan dan

pengaduan.

6. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara dengan memberi

perlindungan minimal.

7. Bertugas mencatat, mengumpulkan data/kejadian/informasi terhadap apa yang

dilihat, didengar, dialami dan disaksikan serta kegiatan yang dilakukan oleh

para petugas patroli dilaporkan ke kesatuan/atasan dengan wajib dituangkan

dalam bentuk laporan

8. Dalam rangka menampilkan peranan samapta dalam siskam swakarsa

(siskamling pada pemukiman maupun lingkungan kerja/perusahan/proyek

vital/instansi pemerintah), maka patroli mempunyai tugas melakukan

pengecekan/kontrol atau pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan

kegiatan siskamling pemukiman, desa, dan melibatkan masyarakat.

9. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kepolisian pada 1 (satu) Kesatuan

Kewilayahan POLRI, yang bertanggung jawab atas Kamtibmas di daerahnya

masing-masing, maka tugas patroli diarahkan dan digunakan untuk

(39)

23

dikaitkan dengan analisa anatomi kejahatan yang meliputi, antara lain : jam

rawan terjadinya kejahatan, tempat rawan terjadinya kejahatan dan modus

operandi/cara melakukan kejahatan.

10.Sedangkan dalam rangka pelaksanaan operasi kepolisian (suatu operasi

ditujukan pada satu bentuk sasaran) tindak pidana/gangguan suatu Kamtibmas

tertentu, maka tugas patroli diarahkan agar dapat sesuai target/sasaran operasi

kepolisian yang bersangkutan, dengan tujuan ikut mencegah dan

menanggulangi terjadinya tindak pidana/gangguan Kamtibmas yang justru

menjadi sasaran operasi kepolisian tersebut selama berlangsungnya operasi

kepolisian yang bersangkutan.

11.Melaksanakan tugas khusus lain yang dibebankan kepadanya.

12.Memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang memerlukan.

b. Fungsi Patroli

Sebagai salah satu tindakan kepolisian yang digunakan untuk mencegah terjadinya

gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan menindak kasus-kasus

tertentu yang terjadi ketika patroli dilaksanakan.16

Peran Patroli

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan patroli mempunyai

peran, antar lain17

1. Pelaksana garis depan operasional POLRI dalam upaya mencegah segala

bentuk kejahatan/pelanggaran hukum atau gangguan kamtibmas.

16

ibid, hlm 9.

17

(40)

24

2. Sumber informasi mata dan telinga bagi kesatuan.

3. Wujud kehadiran POLRI di tengah-tengah masyarakat.

4. Cermin kesiapsiagaan POLRI setiap saat, sepanjang waktu dalam upaya

memelihara dan menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.

5. Sarana untuk memperkenalkan strategi perpolisian masyarakat dimana polisi

menjadi mitra masyrakat dan polisi sebagai bagian dari masyarakat.

6. Sarana komunikasi dengan masyarakat untuk mendapatkan masukan

mengenai masalah yang dihadapi masyarakat setempat dan mengambil

tindakan untuk pemecahan masalah.

7. Pendorong kemitraan antara polisi dan masyarakat dalam mencegah dan

memberantas pelanggaran serta kejahatan.

8. Pencipta rasa aman di lingkungan masyarakat.

9. Peningkat citra polisi, seperti kepercayaan dan rasa hormat pada masyarakat.

10.Pemberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

c. Jenis Patroli

1) Perondaan

Perondaan adalah salah satu bentuk patroli dilakukan dalam kota (karena

penduduknya padat, dilakukan dengan berjalan kaki serta waktunya singkat) dan

bersifat rutin untuk mengawasi daerah-daerah tertentu18.

18

(41)

25

2) Patroli Blok

Patroli blok adalah patroli yang dilakuakan di daerah pemukiman dengan batasan

tertentu seperti RT dan atau RW. Penugasan patroli blok dititikberatkan pada

kerjasama dengan masyarakat dan melindungi orang dan harta benda, termasuk

memberi bantuan/pertolongan dan jasa-jasa kepada masyarakat/penduduk yang

membutuhkannya. Oleh karena itu petugas patroli hendaknya tidak berganti-ganti,

sehingga dapat memahami cara kerja dan kebiasaan masyarakat di daerah

tersebut. 19

3) Patroli Lingkungan

Patroli lingkungan adalah patroli yang dilakukan pada wilayah yang terdiri dari

beberapa blok.20

4) Patroli Kota

Patroli kota adalah patroli yang dilakukan pada wilayah perkotaan yang lingkup

wilayahnya membawahi patroli perondaan, blok dan lingkungan.21

5) Persambangan

Persambangan adalah penugasan patroli yang bersifat inspeksional di luar kota

dan diselenggarakan menurut kebutuhan atas kebijaksanaan pimpinan POLRI

setempat, dalam waktu beberapa hari berturut-turut dengan cara:22

(42)

26

a) Mengunjungi beberapa desa, yang menurut perkiraan keadaan akan timbul

gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

b) Persambangan di tiap-tiap desa dilakukan bersama-sama dengan kepala desa,

pembina desa dan unsur-unsur Wankamra/Hansip dalam rangka menjaga

ketertiban dan ke amanan dalam masyarakat.

D. Definisi Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang

telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut

efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Kata

efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau

sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer

mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan.

Pengertian mengenai Efektivitas dapat juga diketahui dari rumusan yang

dikemukakan oleh beberapa sarjana :

1. Soewarno Handayaningrat S menyatakan bahwa Efektivitas adalah

pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.23

2. Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum , mengemukakan: Efektivitas

ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi

harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga

23

(43)

27

mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran.Dengan kata lain,

penilaian efektivitas harus berkaitan dengan mesalah sasaran maupun tujuan.24

3. Selanjutnya Steers mengemukakan bahwa:Efektivitas adalah jangkauan usaha

suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu

untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber

daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap

pelaksanaannya.25

4. Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan mendefinisikan efektivitas, sebagai

berikut: Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi

kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang

tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.26

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep

efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu

dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi

atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi

melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi

masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud

sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode

dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan

dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila

24

Georgopolous dan Tannembaum, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta,1985,hlm.50.

25

Steers, Variabel dalam Organisasi, Bima Kencana, Jakarta, 1985,hlm.87.

26

(44)

28

kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang

bermanfaat.27

2. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena

efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa

yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut

produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa

efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat

efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah

ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau

hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan

tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak

efektif.Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak,

sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian , yaitu28:

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan

dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi

dapat tercapai.

b) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai

sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam

pencapaian tujuan organisasi.

27

Georgopolous dan Tannembaum, Efektivitas Organisasi, Op.cit.hlm.68.

28

(45)

29

c) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan

harus mampu menjembatani tujuantujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan

kegiatan operasional.

d) Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa

yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

e) Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

f) Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan

prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.

g) Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program

apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut

tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi

semakin didekatkan pada tujuannya.

h) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat

manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut

(46)

30

Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan

yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis, yakni29:

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input.

Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh

sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi.

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana

efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau

mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai

dengan rencana.

Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam

pengukuran efektivitas, yaitu30:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja

3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba

5. Pencarian sumber daya

29

Martini dan Lubis, Teori Organisasi,Ghalia Indonesia, Bandung,1997,hlm.55.

30

(47)

31

Sedangkan Steers mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut31:

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai

suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,

diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya

maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari

beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target

kongktit32.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk

mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan

berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian

tenaga kerja.

31

Martini dan Lubis, Teori Organisasi,Op.cit, hlm.76.

32

(48)

32

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilaksanakan dengan cara

memperoleh pemahaman hukum atau dilakukan dengan menggali informasi dan

melakukan penelitian, pendapat dan penafsiran subjektif dalam pengembangan

teori-teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah. Peneliti melakukan

wawancara dengan akademisi dan kepolisian guna mendapat informasi di

lapangan untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai permasalahan yang

dibahas dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

lapangan yang lebih akurat terhadap efektifitas patroli yang dilakukan polisi

dalam mencegah tindak pidana.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi dua, yakni data yang

diperoleh langsung dari masyarakat atau lapangan dan data yang diperoleh dari

bahan pustaka.1

1

(49)

33

Adapun jenis data tersebut adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden di lapangan.

Penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan skripsi ini. Data

ini diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden dan observasi yang

terkait dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara

membaca, mengutip dan menelaah peraturan perundang-undangan, buku-buku,

dokumen, kamus, artikel dan literatur hukum lainnya yang berkenaan dengan

permasalahan yang akan dibahas.

a. Bahan Hukum Primer

Merupakan bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

Dalam hal ini bahan hukum primer terdiri dari:

1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP).

3.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

4.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(50)

34

b. Bahan Hukum Sekunder

Merupakan bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan

dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan-bahan hukum primer,

seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas dalam skripsi ini. Bahan hukum sekunder penelitian ini meliputi:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan

Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

c. Bahan Hukum Tersier

Merupakan bahan-bahan yang berguna untuk memberikan informasi, petunjuk

atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti

Kamus Besar Bahasa Indonesia, media massa, artikel, makalah, naskah, paper,

jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti

dalam skripsi ini.

C. Penentuan Narasumber

Penulisan dalam skripsi ini yaitu dengan penentuan narasumber. Narasumber pada

penelitian ini adalah:

1. Polisi Sektor Kedaton : 2 orang

2. Dosen Hukum Pidana Universitas Lampung : 1 orang +

(51)

35

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan data

1. Prosedur Pengumpulan Data

a. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan

metode wawancara (interview) secara langsung dengan responden yang harus

direncanakan sebelumnya. Wawancara dilakukan secara langsung dan terbuka

dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan dan jawaban

yang bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

b. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan cara

mempelajari atau membaca, mencatat dan mengutip buku-buku, peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Prosedur Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam prosedur pengolahan data ini :

a. Seleksi Data

Yaitu memeriksa dan memilih data sesuai dengan objek yang akan dibahas,

juga dengan mempelajari dan menelaah data yang diperoleh dari hasil

(52)

36

b. Klasifikasi Data

Yaitu mengklasifikasi/mengelompokkan data yang diperoleh menurut jenisnya

dan sesuai dengan kerangka yang telah ditetapkan untuk memudahkan dan

menganalisis data.

c. Sistematisasi Data

Yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada setiap pokok secara

sistematis sehingga memudahkan interpretasi data dan terciptanya keteraturan

dalam menjawab permasalahan sehingga mudah untuk dibahas.

E. Analisis Data

Pada kegiatan penulisan skripsi ini, analisis terhadap data sekunder dilakukan

dengan cara menginventarisasi ketentuan peraturan yang bersangkutan dengan

penelitian ini untuk menemukan doktrin dan teori-teori yang erat hubungannya

dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.

Sedangkan terhadap data primer dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif,

yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan data dan fakta yang dihasilkan dari

hasil penelitian di lapangan dengan suatu interpretasi, evaluasi dan pengetahuan

umum. Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun

data sekunder kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif, yaitu

suatu cara berfikir yang dilaksanakan pada fakta-fakta yang bersifat umum yang

(53)

V. PENUTUP

A. Simpulan

Beradasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh kepolisian sektor kedaton

dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014

Pelaksanaan patroli oleh Kepolisisan Sektor Kedaton yang melibatkan 27

persolil setiap harinya dengan menggunakan kendaraan bermotor, apabila

dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya, dengan

melakukan persambangan kedaerah-daerah rawan selama 24 jam penuh

dirasa belum efektive hal ini dapat dilihat dari naiknya jumlah tindak pidana

dari tahun 2011 sampai tahun 2014.

2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang di lakukan oleh

kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana

a. Kurangnya kepedulian masyarakat

Masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam upaya

(54)

66

laporan dari masyarakat atas ada kegiatan atau orang mencurigakan yang

akan menjurus atau melakukan ke tindak kejahatan.

b. Kekurangan jumlah porsenil di lapangan

Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap

ideal sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor

Kedaton jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian

Sektor Kedaton berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang

apabila dibandingkan dengan jumlah personil yang bertugas di Kepolisian

Sektor Kedaton

c. Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai

Menjalakan tugas sudah sepantasnya pihak kepolisian dilengkapi dengan

sarana dan pra sarana yang memadai untuk memberikan pengayoman,

perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat merasa

aman, tertib, dan tentram tidak terganggu segala aktivitasnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka saran yang dapat

penulis berikan untuk Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh

kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014

adalah :

1. Kepolisian dalam melaksanakan patroli untuk menekan angka tindak pidana

yang terjadi di daerah hukumnya agar lebih efektive harusnya melaksanakan

patroli secara sistematis. Patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya

(55)

67

lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Dimulai dari masyarakat yang

giat melakukan siskamling di lingkup RT dan RW yang selalu berkoordinasi

kepada petugas babimkamtibmas yang terdapat disetiap kelurahan yang

diteruskan laporannya ke kepolisian sektor yang ada didaerahnya. Sedangkan

setiap kepolisian sektor harus selalu berkoordinasi kepada setiap Kepolisian

Resot yang menaunginya sebelum dilantutkan pada Kepolisian Daerah sebagai

lembaga kepolisian tertinggi yang ada di tiap-tiap provinsi.

2. Pelaksanaan patroli merupakan suatu program kepolisian dalam bidang

pemeliharaan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat yang tidak dapat

menjalankan fungsinya secara maksimal tanpa adanya dukungan dari

masyarakat serta pemerintah. Masyarakat seharusnya lebih sadar dan tidak

perlu takut dalam membantu pihak kepolisian untuk mencegah atau

mengungkap suatu tindak pidana. Selain itu juga pemerintah seharusnya lebih

memberi perhatian lebih kepada pelaksanaan patroli yang sampai saat ini masih

banyak kekurangan. Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata

seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

A. S. Alam. , 2010. Pengantar Kriminologi. Makassar. Pustaka Refleksi.

Bayley, David H, 1998, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta

Hadi, Warsito Utomo. 2005: Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta, Prestasi Pustaka

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 1991, Kamus Besar Bahasa indonesia.

Jakatra, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan Hanjar Siswa, Penjagaan Pengawalan Patrol, Bab Patroli

Kunarto,2001, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta,

---,1996, Merenungi Kritik Terhadap Polri, Cipta Manunggal, Jakarta,

Nawawi Arif, Barda, 2010,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penangulangan Kejahatan,Jakarta; Kencana.

Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013

Poernomo, Bambang, 1988, Orientasi Hukum Acara Pidana, Yogyakarta, Amarta.

---,1992, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia

Purwodarminto, W.J.S.,1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka.

Reckles, Walter. C. 1983, Penanggulangan Kejahatan, Bandung. diterjemahkan oleh Soedjono D. Alumni.

Rizki Budi Husin dan Rini Fathonah, 2014, Studi Lembaga Penegak Hukum. Bandar Lampung..

(57)

Soekanto, Soerjono, 1984, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, PT Rajawali Press.

Ucuk Suyono, Yoyok, 2013, Hukum Kepolisian, Yogyakarta, Laksbang Grafika.

PeraturanPerundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2003.Penerbit Raja Grafindo Persada.

Undang-UndangDasar 1945.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.

Internet

www.polri.go.id, Samapta Bhayangkara

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi kerjasam ekonomi dan teknik yang terkait dengan bidang perdagangan dan investasi, sesungguhnya baru berlangsung dalam 6 tahun terakhir sejak disahkannya MAPA,

 Agar terselenggaranya transportasi yang lancar, nyaman dan efisien maka akan dibangun jalan tol untuk ruas jalan Manado-Bitung untuk mengurangi kemacetan yang

Program animasi interaktif pengenalan jam dan waktu merupakan media pembelajaran yang tepat sebagai pendukung belajar anak karena dalam belajar membaca jam dibutuhkan

Memodifikasi Memodifikasi Kerajinan dengan Kerajinan dengan memadukan bahan memadukan bahan alam alam Tanah Liat Tanah Liat Serat Serat Kayu Kayu Bambu Bambu Kulit Kulit Logam

Untuk itu dilakukan analisa pemodelan sistem thermal solar apparatus panel dan mensimulasi fenomena fisis yang terjadi menggunakan pendekatan Computational Fluid

Mitigasi metana adalah kegiatan yang bertujuan meminimumkan metana yang dihasilkan ternak dengan berbagai cara antara lain mengkonsumsi bahan pakan berupa tanaman pakan,

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan anugerah yang diberikan dan bimbingan Nabi Muhammad SAW untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

Misalkan saja nisbahnya adalah 70% (tujuh puluh persen) untuk nasabah dan 30% (tiga puluh persen) untuk bank. Berbeda sekali dengan deposito di bank konvensional, dimana