ABSTRAK
EVEKTIVITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014
(Studi Kasus Polsek Kedaton)
Oleh
Mukhtaruddin Ammar
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan diwilayah tersebut, adalah: (1) Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton selama tahun 2014. (2) Apakah faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton selama tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris. Data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan yang meliputi buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen resmi dan lain-lain. Data primer diperoleh langsung dari penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Narasumber penelitian terdiri dari dua personil Kepolisian Sektor Kedaton dan satu orang Ademisi Fakultas Hukum Universitas Lampung. Data penelitian dianalisis secara deskriptif-kualitatif.
Mukhtaruddin Ammar
adalah Kurangnya kepedulian masyarakat, Kekurangan jumlah porsenil di lapangan, Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai. Saran patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya dapat mengantisipasi terlalu luasnya wilayah hukum yang dinaungi oleh suatu lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Selain itu, Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya.
EVEKTIFITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014
(Studi Kasus Polsek Kedaton)
Oleh
Mukhtaruddin Ammar
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9
Agustus 1993, merupakan putra kedua dari tiga
bersaudara. Penulis merupakan putra dari pasangan Bapak
Marzuki dan Ibu Zubaidah.
Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 02 surabaya diselesaikan
pada tahun 2005, SMP Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008,
SMA Negeri 01 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2011
Penulis diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada
tahun 2015, mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Adiluih Kecamatan
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dengan kasih
sayang-Nya yang tiada tertandingi sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang terkasih yang saya
sayangi dan saya hormati dalam hidup saya
Terimakasih kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kesehatan, keselamatan, serta limpahan berkah, rahmat dan segala kecerdasan
kepada saya
Teruntuk papa dan mama tercinta
“
Marzuki
”
dan
“
Zubaidah
”
, anugerah Allah
yang paling tulus yang diberikan kepada saya karena telah memiliki orang tua
yang senantiasa mencintai, menyayangi, dan senantiasa mendoakan dalam
setiap sujudnya kepada Sang Pencipta, memberikan segala pengorbanan dan
kebaikannya, semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan memberkahi serta
selalu memberi limpahan kesehatan kepada Papa dan Mama. Amin
Teruntuk Adik-adik yang ku sayangi
“
Sofia Luthfita
”
dan
“
Rana Ulfah
”
yang
Untuk seluruh ibu dan bapak dosenku di Fakultas Hukum Universitas
Lampung , terutama untuk dosen Pembimbing Akademik Ibu Ati Yuniati,
S.H.,M.H dosen Pembimbing I Ibu Diah Gustiniati M., S.H., M.H dan dosen
Pembimbing II Bapak A Irzal Fardiansyah., S.H., M.H.terimakasih atas segala
ilmu, bimbingan, pelajaran, seluruh kebaikan serta waktu yang diluangkan
demi terselesaikannya Skripsi ini.
Untuk Almamater Universitas Lampung yang telah menjadi jalan untuk
tempatku melangkah menuju masa depan
Dan untuk semua yang menjadi bagian hidupku, yang tak mampu kusebutkan
satu persatu. Kupersembahkan ini untuk kalian semua, terimakasih atas doa
MOTO
Kenali Dirimu, Kenali Musuhmu, Seribu Peperangan, Seribu Kemenangan
(Sun Tzu)
Melakukan Sesuatu, Lakukan Yang Terbaik Yang Bias Kamu Lakukan
(Jack Daniel)
Lebih Baik Diasingkan Daripada Menyerah Pada Kemunafikan
(Soe Hok Gie)
Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus Air
(Penulis)
Bukan Bagaimana Nanti ? Tapi Nanti Bagaimana ?
SANWACANA
Assalamu’alaikum, Wr.Wb
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan ridho-nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Efektivtas Patroli Yang Dilakukan Polisi Dalam Mencegah
Tindak Pidana Selama Tahun 2014 (Studi Kasus Polsek Kedaton)” adalah sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Lampung.
Terselesaikannya skripsi ini merupakan ikhtiar Penulis yang tak luput dari
bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Untuk Kedua kedua orangtuaku Ir Marzuki dan Zubaidah yang telah
melahirkan serta membesarkanku dengan kasih sayang dan kerja keras dengan
selalu menberi dukungan, doa, contoh yang baik, sebagai pelecut semangat
bagi diriku, kalian adalah anugrah yang paling luar biasa yang diberikan
tuhan, kalian luar biasa.
2. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas
ii
3. Ibu Diah Gustiniati M., S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Lampung dan juga selaku pembimbing I yang
telah memberikan saran, bimbingan, nasehat serta dorongan motivasi yang
tinggi kepada. penulis sehingga dapat terselesaikanya skipsi ini.
4. Bapak Tri Andrisman., S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah banyak
memberikan saran dan kritiknya.
5. Bapak A Irzal Fardiansyah., S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan saran, bimbingan, dan membantu penulis sehingga
terselesaikanya skipsi ini.
6. Ibu Rini Fatonah, S.H., M.H., selaku Pembahas II dan yang telah banyak
memberikan saran dan kritiknya.
7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi penilis.
8. Lembaga Kepolisian Sektor Kedaton yang telah memberikan kesempatan dan
saran dalam penelitian sripsi ini
9. Untuk kakak dan adikku Sofia Luthfita S.Pd dan Rana Ulfah yang selalu
menjadi teman bertengkar namun selalu memberikan kasih sayang, inspirasi,
dukungan, masukan, doa dan pelecut semangatku, hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, Mba yanti, Mba
Sri, Kyai Apri, prof Mardji, Mba Yani, Bu Yenti, kyai jek, misyo, babe dan
lainnya yang telah banyak membantu.
11.Sahabat-sahabat tersayang yang sudah seperti saudara dan keluarga di
iii
Irwan, kak Tutan, kak Tomi, kak Ical, kak Adan, kak Endra, kak Mail, kak
Ceppy, kak Endi, kak Fauzi, Kak Pau, kak Dani, mba Anggun, kak Ad,
Aangkatan 22, Angkatan 23, Ankatan 24 dan seluruh saudara-saudaraku yang
tidak bisa di sebutkan semua. Terimakasih atas semua loyalitas, totalitas
pembelajaran, semangat yang kalian berikan, canda dan tawa yang selalu
kalian hadirkan buat saya. “Esapala Sampai Mati”.
12.Untuk wanita pujaan hati, St Fitria Ningsih yang selalu memberikan semangat,
cinta, kasih sayang, yang selalu menemani saya, memberikan tawa, canda,
motivasi, nasehat serta pengertian yang tiada habisnya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13.Sahabat-sahabat kampus yang telah meninggalkan kampus terlebih dahulu
yaitu Ahong, Bacil garut, Ami corner, Ferdiyan sower, Hilman kedot, Putera
renjer, Tyo, Adik Eri, Kresna, Aga, Abah, Teo, riandi, Farah, ayi terimakasih
atas motivasi dan iri-irian nya, dan sahabat-sahabat kampus yang masih betah
di kampus yaitu ponidi, fran, lem, eka, dancuk, nau, okem, mangau, boga,
ndar, andrean, reza, tomi, buloh, ebol, ijul dan lain-lain, betah amat di kampus
cepet lagi lulus. Seluruh teman-teman Fakultas Hukum Universitas Lampung
angkatan 2011 lain nya yang tidak bisa disebutkan semua. Terimakasih atas
semua pengalaman, pelajaran, hal-hal yang tidak bisa terlupakan dan semua
perilaku dan wajah kalian yang kadang tidak masuk akal semua, semangat
yang kalian berikan, canda dan tawa yang selalu kalian hadirkan buat saya.
14.Buat teman-teman rumah yaitu mas arip, pian dan adik nya, mas koko, mas
doni, lepok, mbol, ndok, dan lain-lain, terimakasih atas canda, tawa, semangat,
iv
15.Buat keluarga besar KKN di Desa Adiluwih, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten
Pringsewu yang telah membantu pelaksanaan KKN, buat teman-teman farhan,
ijal, ical, bulan, mesa, april, ayu, yolanda, citra, vety, yezi, neti terimakasih
atas makan enak yang kalian suguhkan selama 40 hari bersama-sama, canda,
tawa, kegilaan serta bantuan yang telah diberikan.
16.Untuk teman-teman SMA yaitu tamcus, tri, ardi, riwal, brimob, diono, dofrian,
fadel, ireh, andin, eko, rido, dan teman-teman lainnya, kalian semua luar biasa.
17.Almamater tercinta dan seluruh civitas akademika Fakultas Hukum
Universitas Lampung.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca. Amiin ya Rabbal Alamin..
Bandar Lampung, juni 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ... 1
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian ... 13
B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Asas Kepolisian ... 16
C. Definisi Patroli ... 20
D. Definisi Efektivitas ... 26
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 32
B. Sumber Dan Jenis Data ... 32
C. Penentuan Narasumber... 34
D. Prosedur Pengumpulan Data ... 35
E. Analisis Data ... 36
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Narasumber ... 37
B. Gambaran Umum Keepolisian Sektor Kedaton ... 38
D. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Patroli Yang Di Lakukan Oleh Kepolisian Sektor Kedaton Dalam Mencegah Tindak Pidana ... 52
V. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Polri merupakan suatu lembaga penegak hukum yang bertanggungjawab langsung
dibawah Presiden. Dalam tubuh polri tersusun kerangka ataupun srtuktur
kepengurusan dengan dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Kapolri). Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian Indonesia adalah
salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.
Dewasa ini tindak kejahatan merupakan salah suatu permasalahan yang ada di
dalam tubuh masyarakat yang sangat sukar untuk di pangkas angka kejadiannya,
semakin tumbuhnya suatu masyarakan maka akan semakin berkembang pula
modus-modus oprandi yang di ciptakan oleh pelaku tindak kejahatan tersebut.
Terbukti belakangan ini semakin banyaknya tindak kejahatan yang sering
dilakukan oleh para pelaku tindak kejahatan dengan berbagai macam modus
oprandinya seperti menggunakan umpan wanita yang dilakukan oleh sekomplotan
pencuri motor, menggunakan obat bius untuk membius korban, hipnotis dan
2
penting dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan yang ada di wilayah
hukumnya, polisi juga di dituntut agar dapat mengimbangi perkembangan
modus-modus kejahatan yang selalu berkembang dari waktu kewaktu.
Tugas Kepolisian yang dinilai paling efektif untuk menanggulangi terjadinya
kejahatan dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak pidana adalah
tugas preventif karena tugas yang luas hampir tanpa batas, dirumuskan dengan
kata-kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak
melanggar hukum itu sendiri. Preventif dilakukan dengan 4 kegiatan pokok;
mengatur, menjaga, mengawal dan patroli. Patroli merupakan kegiatan yang
dominan dilakukan, karena berfungsi untuk mencegah bertemunya faktor niat dan
kesempatan agar tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat atau
pelanggaran Hukum dalam rangka upaya memelihara atau meningkatkan tertib
hukum dan upaya membina ketentraman masyarakat guna mewujudkan atau
menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.1
Setiap wilayah mempunyai keadaan sosial, budaya dan kultur yang berbeda, hal
itu menyebabkan kejahatan disatu tempat berbeda dengan tempat lainnya,
kejahatan dikota Bandar Lampung belum tentu sama cara, dan penyebab yang
melatarbelakangi bila dibandingkan dengan kota Jakarta, Masyarakat senantiasa
berproses, dan kejahatan senantiasa mengiringi proses tersebut, sehingga
diperlukan pengetahuan untuk mempelajari kejahatan tersebut, mulai dari
pengetahuan tentang pelaku, sebab-sebab pelaku tersebut melakukan kejahatan,
sampai dengan melakukan kejahatannya.
1
3
Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial
masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu
tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan
daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan
diwilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat merasa lebih aman dan
merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu
kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut
berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman
ditengah-tengah masyarakat. Pada daerah tertentu seperti daerah lampu merah, tempat
hiburan dan tempat rawan kejahatan lainnya merupakan sasaran utama bagi
petugas patroli polisi tersebut. Fungsi patroli di dalam kepolisian diemban oleh
Satuan Samapta (Siap Siaga), Satuan Lalu Lintas, dan Satuan Pengamanan Objek
khusus (Pam Obsus), satuan-satuan tersebut bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan keamanan dan ketertiban baik dijalan, disekolah, kantor-kantor,
objek pemerintahan, dan tempat umum lainnya.
Patroli, pengaturan, penjagaan dan pengawalan serta pelayanan masyarakat adalah
tugas-tugas essensial dalam tindakan preventif, yang sasaran utamanya adalah
menghilangkan atau sekurang-kurangnya meminimalisir bertemunya niat dan
kesempatan terjadinya pelanggaran atau kejahatan. Satuan Samapta yang bertugas
24 jam merupakan divisi terbesar dalam kesatuannya baik diIndonesia maupun
didunia2, Satuan Lalu Lintas yang bertugas dalam lingkup lalu lintas, dan Sat Pam
Obsus yang bertugas melindungi objek-objek khusus adalah merupakan
satuan-satuan yang dengan cara hampir sama dalam pelaksanaannya memiliki fungsi
2
4
patroli. Ketiganya mengemban tanggung jawab berat yaitu menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat.
Pelaksanaan operasi rutin kepolisian maka tugas patroli diarahkan dan digunakan
untuk menekan jumlah terjadinya kejahatan yang dikaitkan analisa anatomi
kejahatan yang meliputi antara lain jam rawan, tempat rawan, dan cara melakukan
kejahatan yang sangat efektif mampu mencegah kejahatan dan menghadirkan
ketertiban umum, yang merupakan syarat mutlak peningkatan kualitas hidup dan
ketentraman masyarakat.3 Kemudian bila nantinya dengan Keputusan Kepala
Satuan berdasarkan saran dan perkiraan staf maka diadakan operasi khusus.
Kejahatan akhir-akhir ini sudah sangat meresahkan masyarakat, banyak tindak
kejahatan yang terjadi baik saat siang ataupun malam hari. Polisi sebagai aparat
penegak hukum memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah
terjadinya tindak kejahatan yang ada di wilayah hukumnya. Pada tahun 2013
jumlah tindak kejahatan di Kota Bandar Lampung mencapai 3.028 kasus,
sedangkan pada tahun 2014 turun 44 kasus menjadi 2.984 kasus4. Penurunan
angka kejahatan terutama di wilayah hukum Kota Bandar Lampung diakibatkan
karena adanya beberapa faktor yang salah satunya adalah patroli. Polisi harus
berperan aktif dalam menanggulangi suatu tindak kejahatan yang selalu
berkembang modus oprandinya.
3
David H. Bayley, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta, 1998, hlm 2.
4
5
Contoh khasus yang sering terjadi kejahatan yang ada di daerah sekitar
Universitas Lampung. dimana terdapat banyak sekali mahasiswa yang in dekos
atau bertempat tinggal sementara untuk menuntut ilmu yang mana para pelaaku
kejahatan sering kali memanfaatkan kelalaian mahasiswa yang menaru
barang-barang berharganya di tempat kost tersebut tanpa penjagaan dan pengawasan yang
ketat. Sering kali mahasiswa kehilangan sepeda motor, laptop, hanphone genggam
dan barang berharga lainnya.
Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap ideal
sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor Kedaton
jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kedaton
berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang apabila dibandingkan dengan
jumlah personil yang bertugas di Kepolisian Sektor Kedaton yang hanya
berjumlah 91 orang personil. Dengan perbandingan yang sangat jauh itu makan
akan sangat berpengaruh pada kinerja kepolisian itu sendiri. Berdasarkan data di
atas perbandingan jumlah penduduk dan polisi yang bertugas di Kepolisian Sektor
Kedaton adalah 91:135.231. Data tersebut menunjukkan bahwa rasio penduduk
dan polisi di Kepolisian Sektor Kedaton adalah 1:1486 data ini menunjukkan
jumlah polisi yang bertugas di Tamalanrea masih kurang sehingga dapat
menghambat atau mengurangi efektivitas kepolisian dalam menanggulangi
kejahatan.
Berdasarkan alasan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
tentang efektivitas patroli yang dilakukan oleh kepolisian dalam mencegah tindak
6
Oleh Kepolisian Dalam Mencegah Tindak Pidana Tahun 2014 (Studi Wilayah
Hukum Polsek Kedaton)”.
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian
Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014 ?
2. Apakah faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh
Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014
?
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini termasuk ke dalam kajian kriminologis, khususnya
yang mengenai efektivitas pelaksanaan patroli dan faktor-faktor penghambat
pelaksanaan patroli di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung selama tahun
2014. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian skripsi
7
a. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh
Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang
dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana
selama tahun 2014.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini antara lain:
a. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan serta
memberikan pandangan kriminologis agar dapat digunakan sebagai kajian dalam
menentukan setiap langkah kebijaksanaan guna pelaksanaan patroli yang
dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana di
Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.
b. Kegunaan Praktis
Penulis berharap hasil penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat serta
memberikan gambaran yang dapat disumbangkan kepada para penegak hukum
dan masyarakat luas mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh
Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana di Kecamatan Kedaton
8
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil
pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan
identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.5.
Teori adalah bagian dari penjelasan mengenai “sesuatu”. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini guna membantu penelitian adalah ;
Teori Preventif
Upaya-upaya preventif ini adalah merupakan tindak lanjut dari upaya Pre-Emtif
yang masih dalam tataran pencegahan sebelum terjadi kejahatan. Dalam upaya
preventif yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk dilakukannya
kejahatan. Contoh ada orang ingin mencuri motor tetapi kesempatan itu
dihilangkan karena motor-motor yang ditempatkan di tempat penitipan motor,
dengan demikian kesempatan menjadi hilang dan tidak terjadinya tindak pidana.
Jadi dalam upaya preventif kesempatan ditutup.
Teori Efektivitas
Kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang
dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis, yakni6:
1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input.
Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh
5
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT Rajawali Press, Jakarta , 1984 hlm. 124.
6
9
sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau
mekanisme organisasi.
3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai
dengan rencana.
2. Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara
konsep-konsep khusus yang mempunyai arti-arti yang berkaitan dengan istilah
yang diteliti dan diketahui.7 Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian,
maka peneliti mencantumkan beberapa konsep yang bertujuan untuk menjelaskan
istilah-istilah yang akan sering digunakan dalam penelitian skripsi ini:
1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.8
2. Patroli adalah salah satu kegiatan Kepolisian yang dilakukan 2 ( dua ) orang
atau lebih Anggota Polri, sebagi usaha mencegah bertemunya niat dan
keempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati / mengawasi
/memperhatikan / situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan
7
Soerjono Soekanto, Op. Cit, hlm. 132.
8
10
segala bentuk pelanggaran dan atau tindak pidana yang menuntut /
memerlukan kehadiran Polri untuk melakukan tindakan – tindakan Kepolisian
guna memelihara Ketertiban dan menjamin keamanan masyarakat.9
3. Polisi adalah hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.10
4. Mencegah adalah menahan agar sesuatu tidak terjadi, tidak menurutkan,
merintangi, melarang dan mengiktiarkan supaya tidak terjadi.11
5. Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan
diancam dengan pidana,dimana pengertian perbuatan di sini selain perbuatan
yang bersifat aktif (melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum)
juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya
diharuskan oleh hukum)12
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam suatu sistematika yang terdiri dari lima bab yang tiap
bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun gambaran untuk setiap bab adalah
sebagai berikut :
9
Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013, hlm 4.
10
Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentaang Kepolisian Repuklik Indonesia Pasal 1 Ayat 1.
11
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Op.cit, hlm 176. 12
11
I. PENDAHULUAN
Merupakan bagian pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum dan
menyeluruh serta sistematis menguraikan hal-hal yang terdiri dari Latar
Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,
Kerangka Penelitian dan Sistematika Penulisan dari penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yaitu ketentuan hukum mengenai pelaksanaan patroli
yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah kejahatan di
Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.
III. METODE PENELITIAN
Pada bagian ini menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam
penelitian skripsi yaitu langkah-langkah yang akan digunakan dalam pendekatan
masalah, penguraian tentang sumber data, jenis data serta prosedur analisis data
yang telah didapat.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan hasil penelitian yang di analisa tentang fakta-fakta yang di
bahas mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor
Kedaton dalam mencegah kejahatan di Kecamatan Kedaton kota Bandar
12
V. SIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, berisi kesimpulan yang di
kemukakan penulis berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan di analisis,
dalam bab ini juga di kemukakan berbagai saran dari penulis yang dihasilkan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kepolisian
Polisi adalah organisasi yang memiliki fungsi sangat luas sekali. Polisi dan
Kepolisian sudah sangat dikenal pada abad ke-6 sebagai aparat negara dengan
kewenangannya yang mencerminkan suatu kekuasaan yang luas menjadi penjaga
tiranianisme, sehingga mempunyai citra simbol penguasa tirani. Sedemikian rupa
citra polisi dan kepolisian pada masa itu maka negara yang bersangkutan
dinamakan “negara polisi” dan dalam sejarah ketatanegaraan pernah dikenal suatu
negara “Politeia”. Pada masa kejayaan ekspansionisme dan imprealisme dimana
kekuasaan pemerintah meminjam tangan polisi dan kepolisian untuk menjalankan
tugas tangan besi melakukan penindasan terhadap rakyat pribumi untuk
kepentingan pemerasan tenaga manusia, keadaan ini menimbulkan citra buruk
bagi kepolisian itu sendiri.1
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering di singkat dengan Polri
dalam kaitannya dengan pemerintah adalah salah satu fungsi pemerintahan negara
dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat. Bertujuan untuk
mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan
1
14
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan masyarakat, serta terciptanya ketentraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, hal ini terdapat dalam
Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia.2
Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi adalah :
suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban
umum (menangkap orang yang melanggar hukum), merupakan suatu anggota
badan pemerintah (pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan dan
ketertiban).3
Identitas polisi sebagai abdi hukum itu memang seharusnya demikian, Polisi yang
memberikan pengabdian, perlindungan, penerang masyarakat serta berjuang
mengamakan dan mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur dengan semangat tri brata serta jiwa yang besar, Polisi
yang memiliki hati nurani yang bersih, bersikap tenang, mantap dan tidak
tergoyahkan dalam situasi dan kondisi apapun serta selalu tepat dalam mengambil
keputusan.4
Polisi sebagai aparat Pemerintah, maka organisasinya berada dalam lingkup
Pemerintah. Dengan kata lain organisasi Polisi adalah bagian dari Organisasi
Pemerintah. Dari segi bahasa organ kepolisian adalah suatu alat atau badan yang
melaksanakan tugas-tugas Kepolisian. Agar alat tersebut dapat terkoodinir, dan
2
Budi Rizki Husin, studi lembaga penegak hukum,Bandar Lampung, Universitas Lampung, hlm 15.
3
W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1986, hlm. 763
4
15
mencapai sasaran yang diinginkan maka diberikan pembagian pekerjaan dan
ditampung dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi. Dengan demikian
maka keberadaannya, tumbuh dan berkembangnya, bentuk dan strukturnya
ditentukan oleh visi Pemerintah yang bersangkutan terhadap pelaksanaan tugas
Polisinya. Diseluruh dunia Organisasi Polisi itu berbeda-beda. Ada yang
membawah pada Departemen Dalam Negeri, ada yang membawah pada
Departemen Kehakiman ada yang dibawah kendali Perdana Menteri, Wakil
Presiden, dikendalikan oleh Presiden sendiri, bahkan ada yang merupakan
Departemen yang berdiri sendiri.5
Kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan
hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dam pelayanan pada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Agar dalam
melaksanakan fungsinya dan perannya di seluruh wilayah Indonesia atau yang di
anggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum
menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagai mana ditentukan dalam peraturan pemerintah. 6
Wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang, mulai tingkat pusat yang bisa di
sebut dengan Markas Besar Polri, yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah
Negara Republik Indonesia yang di pimpin seorang Kapolri yang
bertanggungjawab pada Presiden. Kemudian wilayah tingkat provinsi disebut
dengan kepolisian daerah yang lazim disebut dengan Polda yang di pimpim
5
Kunarto, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 2001, hlm 100 .
6
16
seorang Kapolda, yang bertanggungjawab pada Kapolri. Ditingkat Kabupaten
disebut dengan Kepolisian Resot atau disebut juga dengan Polres yang di pimpin
oleh seorang Kapolres yang bertanggungjawab pada Kapolda. Tingkat kecamatan
ada kepolisian yang biasa disebut dengan Kepolisian Sektor atau Polsek yang di
pimpin oleh seorang Kapolsek yang bertanggungjawab pada Kapolres. Dan
tingkat Desa atau Kelurahan ada polisi yang di pimpin oleh seorang Brigadir
Polisi atau sesuai dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya.7
B. Fungsi, Tugas, Dan Wewenang Kepolisian
Fungsi kepolisian seperti yang diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002
yaitu sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat8. Sementara tugas pokok
kepolisian diatur dalam Pasal 13 ialah untuk memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat; menegakkan hukum; serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat. Lalu penjabaran dari tugas-tugas pokok
kepolisian tersebut tertuang dalam pasal 14 UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu9:
1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap
kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.
2. Menyelengarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas di jalan.
3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran
17
4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.
5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
6. Melakukan kordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian
khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengaman swakarsa.
7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai
dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.
8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,
laboratorium forensik, dan psikologis kepolisian untuk kepentingan tugas
polisi.
9. Melindungi keselamatan jiwa raga harta benda masyarakat, dan lingkungan
hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan
bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
10.Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum dilayani
oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.
11. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam
lingkup tugas kepolisian, serta
12.Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Adapun kewenangan kepolisian yang diatur dalam Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 2
Tahun 2002 ialah sebagai berikut10:
1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;
2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketertiban umum;
10
18
3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif
kepolisian;
6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan;
7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
9. Mencari keterangan dan barang bukti;
10.Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional;
11.Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam
rangka pelayanan masyarakat;
12.Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
13.Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
Dalam bidang penegakan hukum publik khususnya yang berkaitan dengan
penanganan tindak pidanan sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri
sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam
rangka menciptakan keamanan dalam negeri, maka dalam proses penannganan
perkara pidana Pasal 16 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, telah menetapkan
kewenangan sebagai berikut;11
11
19
1. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
2. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara
untuk kepentingan penyidikan;
3. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka
penyidikan;
4. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri;
5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
6. memanggil orang untuk didengan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
8. mengadakan penghentian penyidikan;
9. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
10.mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang
berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau
mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yng disangka melakukan
tindak pidana;
11.memnberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai neri
sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk
diserahkan kepada penuntut umum; dan
12.mengadakan tindakan lain menurut hukum yng bertanggung jawab, yaitu
tindakan penyelidik dan penyidik yang dilaksankan dengan syarat sebagai
berikut12;
12
20
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut
dilakukan;
c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa, dan
e. menghormati hak azasi manusia.
Selain Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, terdapat pula menjadi dasar hukum bagi kepolisian bertindak
penyelidik dan penyidik dalam menjalankan tugas dan wewenangnya yaitu
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP). Polisi diperlukan untuk menegakkan hukum dan
menjaga ketentraman masyarakat, untuk melaksanakan tugasnya tersebut polisi
diberi wewenang-wewenang.
C. Definisi Patroli
Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial
masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu
tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan
daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan
diwilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat merasa lebih aman dan
merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu
kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut
berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman
21
1. Pengertian Patroli
Patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh 2 (dua) orang
atau lebih anggota POLRI, sebagai usaha mencegah bertemunya niat dan
kesempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati/ mengawasi/
memperhatikan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan segala
bentuk kejahatan/gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas)/
penggaran hukum, yang menuntut/ memerlukan kehadiran POLRI untuk
melakukan tindakan-tindakan kepolisian, guna memelihara ketertiban dan
menjamin keamanan umum masyarakat.13
2. Tujuan Patroli
Tujuan patroli adalah mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar
tidak terjadi gangguan kamtibmas/pelanggaran hukum, dalam rangka upaya
memelihara/meningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman
masyarakat guna mewujudkan/menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.14
3. Tugas, Peranan dan Sikap Petugas Patroli
a. Tugas patroli
Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan patroli mempunyai
tugas, antar lain:15
13
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan hanjar siswa: Penjagaan Pengawalan Patroli, Bab Patroli, hal. 5
14
Ibid , hlm 6. 15Ibid
22
1. Mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan.
2. Memelihara dan meningkatkan ketertiban hukum masyarakat dan membina
ketentraman masyarakat.
3. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum masyarakat.
4. Memelihara keselamatan orang, harta benda dan masyarakat, termasuk
memberi perlindungan dan pertolongan kepada masyarakat yang
membutuhkan.
5. Memberi pelayanan kepada masyarakat seperti menerima laporan dan
pengaduan.
6. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara dengan memberi
perlindungan minimal.
7. Bertugas mencatat, mengumpulkan data/kejadian/informasi terhadap apa yang
dilihat, didengar, dialami dan disaksikan serta kegiatan yang dilakukan oleh
para petugas patroli dilaporkan ke kesatuan/atasan dengan wajib dituangkan
dalam bentuk laporan
8. Dalam rangka menampilkan peranan samapta dalam siskam swakarsa
(siskamling pada pemukiman maupun lingkungan kerja/perusahan/proyek
vital/instansi pemerintah), maka patroli mempunyai tugas melakukan
pengecekan/kontrol atau pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan siskamling pemukiman, desa, dan melibatkan masyarakat.
9. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kepolisian pada 1 (satu) Kesatuan
Kewilayahan POLRI, yang bertanggung jawab atas Kamtibmas di daerahnya
masing-masing, maka tugas patroli diarahkan dan digunakan untuk
23
dikaitkan dengan analisa anatomi kejahatan yang meliputi, antara lain : jam
rawan terjadinya kejahatan, tempat rawan terjadinya kejahatan dan modus
operandi/cara melakukan kejahatan.
10.Sedangkan dalam rangka pelaksanaan operasi kepolisian (suatu operasi
ditujukan pada satu bentuk sasaran) tindak pidana/gangguan suatu Kamtibmas
tertentu, maka tugas patroli diarahkan agar dapat sesuai target/sasaran operasi
kepolisian yang bersangkutan, dengan tujuan ikut mencegah dan
menanggulangi terjadinya tindak pidana/gangguan Kamtibmas yang justru
menjadi sasaran operasi kepolisian tersebut selama berlangsungnya operasi
kepolisian yang bersangkutan.
11.Melaksanakan tugas khusus lain yang dibebankan kepadanya.
12.Memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang memerlukan.
b. Fungsi Patroli
Sebagai salah satu tindakan kepolisian yang digunakan untuk mencegah terjadinya
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan menindak kasus-kasus
tertentu yang terjadi ketika patroli dilaksanakan.16
Peran Patroli
Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan patroli mempunyai
peran, antar lain17
1. Pelaksana garis depan operasional POLRI dalam upaya mencegah segala
bentuk kejahatan/pelanggaran hukum atau gangguan kamtibmas.
16
ibid, hlm 9.
17
24
2. Sumber informasi mata dan telinga bagi kesatuan.
3. Wujud kehadiran POLRI di tengah-tengah masyarakat.
4. Cermin kesiapsiagaan POLRI setiap saat, sepanjang waktu dalam upaya
memelihara dan menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Sarana untuk memperkenalkan strategi perpolisian masyarakat dimana polisi
menjadi mitra masyrakat dan polisi sebagai bagian dari masyarakat.
6. Sarana komunikasi dengan masyarakat untuk mendapatkan masukan
mengenai masalah yang dihadapi masyarakat setempat dan mengambil
tindakan untuk pemecahan masalah.
7. Pendorong kemitraan antara polisi dan masyarakat dalam mencegah dan
memberantas pelanggaran serta kejahatan.
8. Pencipta rasa aman di lingkungan masyarakat.
9. Peningkat citra polisi, seperti kepercayaan dan rasa hormat pada masyarakat.
10.Pemberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
c. Jenis Patroli
1) Perondaan
Perondaan adalah salah satu bentuk patroli dilakukan dalam kota (karena
penduduknya padat, dilakukan dengan berjalan kaki serta waktunya singkat) dan
bersifat rutin untuk mengawasi daerah-daerah tertentu18.
18
25
2) Patroli Blok
Patroli blok adalah patroli yang dilakuakan di daerah pemukiman dengan batasan
tertentu seperti RT dan atau RW. Penugasan patroli blok dititikberatkan pada
kerjasama dengan masyarakat dan melindungi orang dan harta benda, termasuk
memberi bantuan/pertolongan dan jasa-jasa kepada masyarakat/penduduk yang
membutuhkannya. Oleh karena itu petugas patroli hendaknya tidak berganti-ganti,
sehingga dapat memahami cara kerja dan kebiasaan masyarakat di daerah
tersebut. 19
3) Patroli Lingkungan
Patroli lingkungan adalah patroli yang dilakukan pada wilayah yang terdiri dari
beberapa blok.20
4) Patroli Kota
Patroli kota adalah patroli yang dilakukan pada wilayah perkotaan yang lingkup
wilayahnya membawahi patroli perondaan, blok dan lingkungan.21
5) Persambangan
Persambangan adalah penugasan patroli yang bersifat inspeksional di luar kota
dan diselenggarakan menurut kebutuhan atas kebijaksanaan pimpinan POLRI
setempat, dalam waktu beberapa hari berturut-turut dengan cara:22
26
a) Mengunjungi beberapa desa, yang menurut perkiraan keadaan akan timbul
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
b) Persambangan di tiap-tiap desa dilakukan bersama-sama dengan kepala desa,
pembina desa dan unsur-unsur Wankamra/Hansip dalam rangka menjaga
ketertiban dan ke amanan dalam masyarakat.
D. Definisi Efektivitas
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut
efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Kata
efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan.
Pengertian mengenai Efektivitas dapat juga diketahui dari rumusan yang
dikemukakan oleh beberapa sarjana :
1. Soewarno Handayaningrat S menyatakan bahwa Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.23
2. Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum , mengemukakan: Efektivitas
ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi
harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga
23
27
mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran.Dengan kata lain,
penilaian efektivitas harus berkaitan dengan mesalah sasaran maupun tujuan.24
3. Selanjutnya Steers mengemukakan bahwa:Efektivitas adalah jangkauan usaha
suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu
untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber
daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap
pelaksanaannya.25
4. Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan mendefinisikan efektivitas, sebagai
berikut: Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang
tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.26
Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep
efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu
dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi
atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi
melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi
masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud
sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode
dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan
dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila
24
Georgopolous dan Tannembaum, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta,1985,hlm.50.
25
Steers, Variabel dalam Organisasi, Bima Kencana, Jakarta, 1985,hlm.87.
26
28
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang
bermanfaat.27
2. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa
yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut
produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa
efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat
efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah
ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau
hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan
tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak
efektif.Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak,
sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian , yaitu28:
a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan
dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi
dapat tercapai.
b) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah
“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai
sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
27
Georgopolous dan Tannembaum, Efektivitas Organisasi, Op.cit.hlm.68.
28
29
c) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan
tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan
harus mampu menjembatani tujuantujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan
kegiatan operasional.
d) Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa
yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.
e) Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
f) Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas
organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan
prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.
g) Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program
apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut
tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi
semakin didekatkan pada tujuannya.
h) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat
manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut
30
Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan
yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis, yakni29:
1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input.
Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh
sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau
mekanisme organisasi.
3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai
dengan rencana.
Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam
pengukuran efektivitas, yaitu30:
1. Produktivitas
2. Kemampuan adaptasi kerja
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan berlaba
5. Pencarian sumber daya
29
Martini dan Lubis, Teori Organisasi,Ghalia Indonesia, Bandung,1997,hlm.55.
30
31
Sedangkan Steers mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut31:
1. Pencapaian Tujuan
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai
suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya
maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari
beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target
kongktit32.
2. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk
mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan
berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian
tenaga kerja.
31
Martini dan Lubis, Teori Organisasi,Op.cit, hlm.76.
32
32
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilaksanakan dengan cara
memperoleh pemahaman hukum atau dilakukan dengan menggali informasi dan
melakukan penelitian, pendapat dan penafsiran subjektif dalam pengembangan
teori-teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah. Peneliti melakukan
wawancara dengan akademisi dan kepolisian guna mendapat informasi di
lapangan untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai permasalahan yang
dibahas dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
lapangan yang lebih akurat terhadap efektifitas patroli yang dilakukan polisi
dalam mencegah tindak pidana.
B. Sumber dan Jenis Data
Jenis data berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi dua, yakni data yang
diperoleh langsung dari masyarakat atau lapangan dan data yang diperoleh dari
bahan pustaka.1
1
33
Adapun jenis data tersebut adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden di lapangan.
Penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan skripsi ini. Data
ini diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden dan observasi yang
terkait dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara
membaca, mengutip dan menelaah peraturan perundang-undangan, buku-buku,
dokumen, kamus, artikel dan literatur hukum lainnya yang berkenaan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
a. Bahan Hukum Primer
Merupakan bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
Dalam hal ini bahan hukum primer terdiri dari:
1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP).
3.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
4.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
34
b. Bahan Hukum Sekunder
Merupakan bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan
dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan-bahan hukum primer,
seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas dalam skripsi ini. Bahan hukum sekunder penelitian ini meliputi:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Bahan Hukum Tersier
Merupakan bahan-bahan yang berguna untuk memberikan informasi, petunjuk
atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
Kamus Besar Bahasa Indonesia, media massa, artikel, makalah, naskah, paper,
jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti
dalam skripsi ini.
C. Penentuan Narasumber
Penulisan dalam skripsi ini yaitu dengan penentuan narasumber. Narasumber pada
penelitian ini adalah:
1. Polisi Sektor Kedaton : 2 orang
2. Dosen Hukum Pidana Universitas Lampung : 1 orang +
35
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan data
1. Prosedur Pengumpulan Data
a. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan
metode wawancara (interview) secara langsung dengan responden yang harus
direncanakan sebelumnya. Wawancara dilakukan secara langsung dan terbuka
dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan dan jawaban
yang bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
b. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan cara
mempelajari atau membaca, mencatat dan mengutip buku-buku, peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Prosedur Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam prosedur pengolahan data ini :
a. Seleksi Data
Yaitu memeriksa dan memilih data sesuai dengan objek yang akan dibahas,
juga dengan mempelajari dan menelaah data yang diperoleh dari hasil
36
b. Klasifikasi Data
Yaitu mengklasifikasi/mengelompokkan data yang diperoleh menurut jenisnya
dan sesuai dengan kerangka yang telah ditetapkan untuk memudahkan dan
menganalisis data.
c. Sistematisasi Data
Yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada setiap pokok secara
sistematis sehingga memudahkan interpretasi data dan terciptanya keteraturan
dalam menjawab permasalahan sehingga mudah untuk dibahas.
E. Analisis Data
Pada kegiatan penulisan skripsi ini, analisis terhadap data sekunder dilakukan
dengan cara menginventarisasi ketentuan peraturan yang bersangkutan dengan
penelitian ini untuk menemukan doktrin dan teori-teori yang erat hubungannya
dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.
Sedangkan terhadap data primer dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif,
yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan data dan fakta yang dihasilkan dari
hasil penelitian di lapangan dengan suatu interpretasi, evaluasi dan pengetahuan
umum. Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun
data sekunder kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif, yaitu
suatu cara berfikir yang dilaksanakan pada fakta-fakta yang bersifat umum yang
V. PENUTUP
A. Simpulan
Beradasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh kepolisian sektor kedaton
dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014
Pelaksanaan patroli oleh Kepolisisan Sektor Kedaton yang melibatkan 27
persolil setiap harinya dengan menggunakan kendaraan bermotor, apabila
dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya, dengan
melakukan persambangan kedaerah-daerah rawan selama 24 jam penuh
dirasa belum efektive hal ini dapat dilihat dari naiknya jumlah tindak pidana
dari tahun 2011 sampai tahun 2014.
2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang di lakukan oleh
kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana
a. Kurangnya kepedulian masyarakat
Masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam upaya
66
laporan dari masyarakat atas ada kegiatan atau orang mencurigakan yang
akan menjurus atau melakukan ke tindak kejahatan.
b. Kekurangan jumlah porsenil di lapangan
Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap
ideal sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor
Kedaton jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian
Sektor Kedaton berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang
apabila dibandingkan dengan jumlah personil yang bertugas di Kepolisian
Sektor Kedaton
c. Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai
Menjalakan tugas sudah sepantasnya pihak kepolisian dilengkapi dengan
sarana dan pra sarana yang memadai untuk memberikan pengayoman,
perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat merasa
aman, tertib, dan tentram tidak terganggu segala aktivitasnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka saran yang dapat
penulis berikan untuk Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh
kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014
adalah :
1. Kepolisian dalam melaksanakan patroli untuk menekan angka tindak pidana
yang terjadi di daerah hukumnya agar lebih efektive harusnya melaksanakan
patroli secara sistematis. Patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya
67
lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Dimulai dari masyarakat yang
giat melakukan siskamling di lingkup RT dan RW yang selalu berkoordinasi
kepada petugas babimkamtibmas yang terdapat disetiap kelurahan yang
diteruskan laporannya ke kepolisian sektor yang ada didaerahnya. Sedangkan
setiap kepolisian sektor harus selalu berkoordinasi kepada setiap Kepolisian
Resot yang menaunginya sebelum dilantutkan pada Kepolisian Daerah sebagai
lembaga kepolisian tertinggi yang ada di tiap-tiap provinsi.
2. Pelaksanaan patroli merupakan suatu program kepolisian dalam bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat yang tidak dapat
menjalankan fungsinya secara maksimal tanpa adanya dukungan dari
masyarakat serta pemerintah. Masyarakat seharusnya lebih sadar dan tidak
perlu takut dalam membantu pihak kepolisian untuk mencegah atau
mengungkap suatu tindak pidana. Selain itu juga pemerintah seharusnya lebih
memberi perhatian lebih kepada pelaksanaan patroli yang sampai saat ini masih
banyak kekurangan. Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata
seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi
DAFTAR PUSTAKA
Literatur :
A. S. Alam. , 2010. Pengantar Kriminologi. Makassar. Pustaka Refleksi.
Bayley, David H, 1998, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta
Hadi, Warsito Utomo. 2005: Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta, Prestasi Pustaka
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 1991, Kamus Besar Bahasa indonesia.
Jakatra, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan Hanjar Siswa, Penjagaan Pengawalan Patrol, Bab Patroli
Kunarto,2001, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta,
---,1996, Merenungi Kritik Terhadap Polri, Cipta Manunggal, Jakarta,
Nawawi Arif, Barda, 2010,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penangulangan Kejahatan,Jakarta; Kencana.
Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013
Poernomo, Bambang, 1988, Orientasi Hukum Acara Pidana, Yogyakarta, Amarta.
---,1992, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia
Purwodarminto, W.J.S.,1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka.
Reckles, Walter. C. 1983, Penanggulangan Kejahatan, Bandung. diterjemahkan oleh Soedjono D. Alumni.
Rizki Budi Husin dan Rini Fathonah, 2014, Studi Lembaga Penegak Hukum. Bandar Lampung..
Soekanto, Soerjono, 1984, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, PT Rajawali Press.
Ucuk Suyono, Yoyok, 2013, Hukum Kepolisian, Yogyakarta, Laksbang Grafika.
PeraturanPerundang-Undangan :
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2003.Penerbit Raja Grafindo Persada.
Undang-UndangDasar 1945.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.
Internet
www.polri.go.id, Samapta Bhayangkara