• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Monitoring Dan Evaluasi Penyaluran Dana Bantuan Sosial Pada Kelompok Tani Dd Kecamatan Pacet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Monitoring Dan Evaluasi Penyaluran Dana Bantuan Sosial Pada Kelompok Tani Dd Kecamatan Pacet"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENYALURAN

DANA BANTUAN SOSIAL PADA KELOMPOK TANI

DI KECAMATAN PACET

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

ARI MUHAMAD YASIN

10108830

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)
(3)
(4)

Biodata Penulis

Nama Lengkap : Ari Muhamad Yasin Nama Panggilan : Ari

Tempat / Tanggal Lahir : Cianjur / 03 Juli 1990 Tinggi / Berat : 170cm / 60kg

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Belum Menikah

Alamat Tetap : Kp. Sukanagalih RT /RW 002/004

Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 43253.

Alamat Sementara : Jalan Dago Asri 1 25/158A Dago, Bandung.

Telepon : 085722790776

E-mail : ari.muhamad.yasin@gmail.com

Riwayat Pendidikan 1. Formal

a. SD 1996-2002 : SD Negeri 1 Sukanagalih b. SMP 2002-2005 : SMP Negeri 1 Pacet (Cipanas) c. SMA 2005-2008 : SMA Negeri 1 Sukaresmi

d. Universitas 2008-2014 : Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

2. Non Formal

a. IT Training C# Proggramming Fundamental, held by Belogix Training & Solution Provider 2012.

Prestasi

1. Tim English Debating Club SMA Negeri 1 Sukaresmi 2007 2. Tim Olimpiade TIK SMA Negeri 1 Sukaresmi 2007

(5)

Riwayat Organisasi

1. Anggota PASKIBRA 2005

2. Sekretaris Ekstrakulikuler Multimedia Club (2007) 3. Anggota Ekstrakulikuler Seni Kontemporer (2005-2008) Pengalaman Kepanitiaan

1. Panitia Acara SEKAR (Semarak Kreativitas PASKIBRA) tahun 2007 2. Koordinator Buku Kenangan dan Dokumentasi Akhir Tahun Sekolah SMA

Negeri 1 Sukaresmi 2008.

Pengalaman Lainnya

1. MC acara Perayaan Hari Besar Tahun Baru Islam tahun 2005 di SMP Negeri 1 Pacet (Cipanas).

Hobi dan Minat

1. Sepakbola dan futsal. 2. Membaca.

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 5

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 5

1.6 Sistematika Penulisan... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Profil Instansi ... 9

2.1.1 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BPBTPH Kecamatan Pacet... 9

2.1.2 Dasar Hukum Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) BPBTPH Kecamatan Pacet ... ……….9

2.1.3 Visi dan Misi BPBTPH Kecamatan Pacet ... 10

2.1.3.1 Visi ... 10

2.1.3.2 Misi ... 10

(7)

vi

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ... 11

2.2.1.1 Tujuan PUAP ... 11

2.2.1.2 Usaha yang dibiayaiPUAP ... 12

2.2.1.3 Syarat pemanfaatan dana PUAP ... 12

2.2.2 Monitoring... 12

2.2.3 Evaluasi ... 14

2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan ... 15

2.2.4.1 Pengambilan Keputusan ... 16

2.2.4.2 Karateristik SPK pada Pengolahan Informasi ... 17

2.2.4.3 Karateristik - karakteristik dasar SPK ... 17

2.2.4.4 Komponen - komponen SPK ... 18

2.2.5 Simple Addictive Weighting Metode ... 18

2.2.6 Basis Data... 20

2.2.6.1 Komponen Lingkungan Basis Data ... 21

2.2.6.2 Arsitektur Basis Data ... 21

2.2.6.3 Model Basis Data ... 22

2.2.6.4 Bahasa Basis Data ... 23

2.2.6.5 SQL ... 24

2.2.7 Pemodelan Data ... 24

2.2.7.1 Komponen Model Data ... 25

2.2.7.2 Entity Relatioship Diagram (ERD) ... 25

2.2.7.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 26

2.2.7.4 Kamus Data ... 27

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 29

3.1 Analisis Sistem ... 29

3.1.1 Analisis Masalah ... 29

3.1.2 Analisi Sistem yang sedang Berjalan ... 30

3.1.2.1 Prosedur Monitoring Laporan Semester ... 30

3.1.2.2 Prosedur Monitoring Laporan Akhir ... 31

(8)

vii

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis... 35

3.1.4 Analisis Monitoring ... 36

3.1.5 Analisis Evaluasi dengan metode Simple Additive Weighting (SAW)... 45

3.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 49

3.2 Kebutuhan Non - Fungsional ... 50

3.2.1 Analisis Pengkodean ... 50

3.2.2 Analisis Perangakat Lunak ... 51

3.2.3 Analisis Perangakat Keras... 52

3.2.4 Analisis Kebutuhan Pengguna (User) ... 53

3.2.5 Analisis Basis Data ... 54

3.3 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 57

3.3.1 Diagram Konteks ... 58

3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 58

3.3.2.1 DFD Level 1 ... 58

3.3.2.2 DFD Level 2 ... 60

3.3.2.2.1 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Master ... 60

3.3.2.2.2 DFD Level 2 Proses Monitoring dan Evaluasi ... 62

3.3.2.3 DFD Level 3 ... 63

3.3.2.3.1 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Pengguna ... 63

3.3.2.3.2 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Anggota ... 63

3.3.2.3.3 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Poktan ... 64

3.3.2.3.4 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Gapoktan ... 65

3.3.2.3.5 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data RUA... 66

3.3.2.3.6 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Jenis Bantuan ... 67

3.3.2.3.7 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Kriteria... 67

3.3.2.3.8 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Kriteria Nilai... 68

3.3.2.3.9 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Pendapatan Gapoktan ... 69

3.3.2.3.10DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Pendapatan Poktan ... 70

3.3.2.3.11DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Retur ... 70

3.3.2.3.12DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Monitoring ... 71

(9)

viii

3.3.3 Spesifikasi Proses ... 72

3.3.4 Kamus Data ... 91

3.4 Perancangan Sistem ... 100

3.4.1 Diagram Relasi ... 101

3.4.2 Struktur Tabel... 101

3.4.3 Perancangan Struktur Menu ... 107

3.4.3.1 Struktur Menu Admin ... 108

3.4.3.2 Struktur Menu Kepala ... 108

3.4.3.3 Struktur Menu Petugas ... 109

3.4.4 Perancangan Antarmuka ... 109

3.4.5 Perancangan Pesan ... 121

3.3.6 Jaringan Semantik ... 122

3.3.7 Perancangan Prosedural ... 124

3.3.7.1 Prosedural Login ... 124

3.3.7.2 Prosedural Lopa Password ... 125

3.3.7.3 Prosedural Tambah Data ... 126

3.3.7.4 Prosedural Ubah Data ... 127

3.3.7.5 Prosedural Hapus Data ... 128

3.3.7.6 Prosedural Cari Data ... 129

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 131

4.1 Implementasi ... 131

4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan ... 131

4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 131

4.1.3 Implementasi Database ... 132

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 140

4.2 Pengujian Sistem ... 144

4.2.1 Rencana Pengujian ... 144

4.2.1.1 Rencana Pengujian Halaman Admin ... 145

4.2.1.2 Rencana Pengujian Halaman Kepala Pelaksana Teknis ... 145

4.2.1.3 Rencana Pengujian Halaman Petugas Pelaksana Teknis ... 146

(10)

ix

4.2.2.1 Pengujian Metode Equivalence partitioning Halaman Admin ... 146

4.2.2.2 Pengujian Metode Equivalence partitioning Halaman Kepala Pelaksana... Teknis………… ... 149

4.2.2.3 Pengujian Metode Equivalence partitioning Halaman Petugas Pelaksana... Teknis………… ... 154

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 164

4.2.4 Pengujian Beta ... 164

4.2.4.1 Wawancara ... 164

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 165

5.1 Kesimpulan ... 165

5.2 Saran ... 165

(11)

168

DAFTAR PUSTAKA

[1] Roger S.Pressman, Ph.D. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan

Praktisi edisi 7. Yogyakarta : Andi.

[2] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT/140/1/2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013.

[3] Kementerian Pertanian. 2010. Pedoman Umum PUAP.

[4] Kusrini, M.Kom. 2007,Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi.

[5] Hakim, Lukmanul. 2008, Membongkar Trik Rahasia Para Master PHP, Yogyakarta : Lokomedia.

[6] Hikmat, Dr. Harry. 2010, Monitoring dan Evaluasi Proyek.

[7] Alireza Afshari, Majid Mojahed and Rosnah Mohd Yusuff International

(12)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, kepada keluarganya, kepada sahabatnya dan kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Dengan mengucapkan alhamdulillahirobbil ‘alamin, tugas akhir yang berjudul “SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PACET” ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini masih jauh dari taraf kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulis dimiliki, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis, sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk perbaikan dan penulisan yang akan datang.

Selama penulisan tugas akhir ini tentu saja tidak lepas dari dorongan, bantuan dan bimbingan secara moril, materil dan spiritual dari berbagai pihak. Dengan tulus dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Mama Sulastri, Bapak Yayat Sunaryat, Fitria Srilestari Muharam, Evan Yasri Gustari, dan seluruh keluarga besar yang selalu ada dengan tidak hanya sekedar ada.

2. Ibu Tati Harihayati M, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan untuk kemajuan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(13)

iv

4. Ibu Sufaatin, S.T., M.Kom. selaku penguji III yang telah memberikan arahan untuk kemajuan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak Abay Syahban H, S.P. selaku pembimbing lapangan di BPBTPH Kecamatan Pacet.

6. Dosen – dosen Teknik Informatika yang telah mengajari berbagai hal bukan hanya ilmu pengetahuan.

7. Teman – teman seperjuangan Veteran IF-15 angkatan 2008, IF-16 2008, Barudak Kamp Pengungsi Melania, Barudak Dasri, Barudak apalah namanya itu, dan Warung Bang Jen yang siap sedia setia dikala kami saling membutuhkan.

8. Seluruh staff di BPBPTH Kecamatan Pacet

9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu – persatu, termasuk ‘Kamu’.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya dengan berlipat ganda. Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan. Aamiin.

Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 1 Juli 2014

(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai pihak pengelola program bantuan sosial di wilayah Kecamatan Pacet untuk melaksanakan tugas penyaluran bantuan sosial dari Kementrian Pertanian. Bantuan sosial ini diperuntukan dalam rangka mengatasi keterbatasan akses petani terhadap permodalan, lemahnya kapasitas kelembagaan petani, dan terbatasnya infrastruktur pertanian. Bantuan sosial yang diberikan berupa bantuan sosial dalam bentuk barang atau transfer uang kepada kelompok tani, agar mampu secara mandiri dan bersama-sama meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.

(15)

2

lain yang muncul adalah belum adanya penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga Kepala Pelaksana Teknis kesulitan untuk melakukan penilaian secara objektif kepada kelompok tani untuk mengetahui tingkat keberhasilan kelompok tani dalam melaksananakan program bantuan sosial yang diberikan. Penilaian yang dilakukan Kepala Tim Teknis BPBTPH Kecamatan Pacet diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan tentang kelompok tani mana yang diprioritaskan untuk mendapat bantuan dari kegiatan berikutnya, dan kelompok tani mana yang harus mendapat pembinaan lebih lanjut.

Berdasarkan permasalahan tersebut, BPBTPH Kecamatan Pacet membutuhkan sebuah sistem yang dapat memonitoring dan mengevaluasi proses penyaluran dana bantuan sosial kepada kelompok tani. Diharapkan dengan adanya sistem monitoring dan evaluasi penyaluran bantuan pada kelompok tani ini dapat mencegah adanya penyelewengan dana kegiatan, serta dapat membantu pengambilan keputusan agar program penyaluran bantuan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya oleh penerima manfaat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Dana Bantuan Sosial pada Kelompok Tani di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud

(16)

3

1.3.2 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dari pembangunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial pada Kelompok Tani di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur ini adalah :

1. Mempermudah Kepala Pelaksana Teknis BPBTPH Kecamatan Pacet untuk mengetahui aliran dana dari penyaluran dana sampai pada tingkat kemajuan proses pengembalian dana bantuan sosial dari setiap kelompok tani.

2. Mempermudah Kepala Pelaksana Teknis BPBTPH Kecamatan Pacet untuk pengambilan keputusan tentang kelompok tani mana yang diprioritaskan untuk mendapat bantuan dari kegiatan berikutnya, dan kelompok tani mana yang harus mendapat pembinaan lebih lanjut.

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan dalam pengkajian sangat luas maka diperlukan suatu batasan masalah agar penyajian lebih terarah dan mencapai sasaran yang ditentukan, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Sumber data berasal dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

2. Jenis bantuan sosial dibatasi hanya pada program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).

3. Data yang digunakan untuk memonitoring diambil dari history data penyaluran bantuan sosial PUAP tahun 2012.

(17)

4

5. Output yang akan dihasilkan dari sistem monitoring dan evaluasi adalah data informasi monitoring aliran dana bantuan sosial dan data evaluasi keberhasilan program pada setiap kelompok tani.

6. Teknik yang akan digunakan untuk menampilkan data dalam proses monitoring ini adalah dengan menggunakan grafik.

7. Proses evaluasi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW).

8. Penilaian evaluasi bisa dilakukan bila proses pemberian bantuan pada kelompok tani sudah selesai.

9. Kriteria untuk evaluasi kelompok tani adalah sebagai berikut : a. Sosialisasi.

b. Penggunaan dana. c. Manfaat.

d. Pembinaan dan Monitoring. e. Sasaran.

f. Pengembalian dana.

10. Aplikasi yang dibangun berbasis web.

11. Pendekatan analisis pembangunan perangkat menggunakan pendekatan terstruktur.

12. Aplikasi dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan MySQL sebagai DBMS-nya

1.5 Metodologi Penelitian

(18)

5

1.5.1 Metode Pengumpulan Data.

1. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan penelitian ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Studi lapangan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung pada Kepala Pelaksana Teknis Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

2. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan proses pencarian, membaca, serta mengenai website yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan laporan.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak ini menggunakan model waterfall seperti pada Gambar 1.1. Model ini adalah model klasik yang melakukan pendekatan secara sistematis, berurutan dalam membangun software berkat penurunan dari satu fase ke fase lainnya. Tahap dari model ini adalah sebagai berikut:

(19)

6

Tahap communication merupakan analisis terhadap kebutuhan software dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan Administrator, Kepala Pelaksana Teknis, dan Petugas Pelaksana Teknis BPBPTH Kecamatan Pacet, maupun mengumpulkan data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun internet.

2. Planning

Tahap planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahap ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan kebutuhan pengguna dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.

3. Modeling

Tahap modeling akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.

4. Construction

Tahap construction merupakan proses pembuatan kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya dalam tahapan ini penggunaan komputer akan dimaksimalkan. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

5. Deployment

(20)

7

Gambar 1. 1 Model Waterfall [1]

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi gambaran umum instansi Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, berisi penjelasan tentang sejarah singkat instansi, visi, misi dan strukturorganisasi instansi dan berisi teori-teori pendukung yang digunakan untuk membangun Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial Pada Kelompok Tani di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi analisis dalam membangun sistem yang dibangun mulai dari gambaran umum sistem, analisis masalah, analisis basis data, analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan nonfungsional. Pada perancangan berisi mengenai perancangan data, perancangan menu, perancangan antarmuka.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

(21)

8

monitoring dan evaluasi penyaluran bantuan sosial pada kelompok tani di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

9 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Instansi

Profil instansi berisi tentang pemaparan tentang instansi tempat penelitian tugas akhir, yaitu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura ( BPBTPH) Kecamatan Pacet.

2.1.1 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BPBTPH Kecamatan Pacet. Kantor Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet terletak di Desa Ciputri Kecamatan Pacet dengan jarak dari ibu kota Kabupaten Cianjur ± 11 KM, kondisi jalan cukup baik dengan waktu tempuh dari ibu kota kabupaten sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

BPBTPH Kecamatan Pacet memiliki lahan ± 4.215 m2 dengan rincian penggunaan sebagai berikut: bangunan rumah dinas 56 m2, bangunan kantor 151 m2, pekarangan dan tempat parkir 747 m2, dan lahan usahatani/ kebun percobaan seluas 3.261 m2.

Alamat lengkap BPBTPH adalah di Jalan Sarongge No. 3 Desa Ciputri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, alamat email: admin@bpbtphpacet.com dan alamat website resmi: www.bpbtphpacet.com.

2.1.2 Dasar Hukum Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BPBTPH Kecamatan Pacet

Dasar hokum Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Pacet adlah sebagai berikut.

1. Dasar hukum Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kecamatan Pacet, adalah:

2. Peraturan Daerah Nomor: 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Pemerintah Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah kabupaten Cianjur; 3. Peraturan Bupati Cianjur Nomor: 15 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan

(23)

10

4. Peraturan Bupati Cianjur Nomor: 66 Tahun 2010 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknik Dinas pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur;

5. Peraturan Bupati Cianjur Nomor: 67 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kecamatan Pacet;

6. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten Cianjur Nomor: 800/197/Peg/2011 tentang Pengangkatan dan Alih Tugas Pegawai pada Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kecamatan Pacet.

2.1.2 Visi dan Misi BPBTPH Kecamatan Pacet.

Visi dan Misi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BPBTPH Kecamatan Pacet adalah sebagai berikut.

2.1.3.1 Visi

Visi Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Pacet adalah:

“MENJADI LEMBAGA YANG UNGGUL, MANDIRI, DAN

PROFESIONAL DALAM MELAYANI MASYARAKAT TANI”

2.1.3.2 Misi

Misi Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Pacet adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tani.

2. Peduli terhadap kepentingan masyarakat tani dan lingkungan. 3. Mengembangkan petugas yang professional.

4. Mengoptimalkan pengelolaan pelayanan yang tuntas.

5. Mendorong masyarakat tani yang mandiri dan berorientasi Agribisnis. 6. Membekali petugas dan masyarakat tani dengan teknologi informasi.

2.1.3 Struktur Organisasi BPBTPH Kecamatan Pacet.

(24)

11

ABAY SYAHBAN H., S.P.

TONI

IDA FARIDA, S.P. R. LELA KOMALA, S.P. YAYAT SUNARYAT, S.P. EKA RATNA W., S.P. ABDUL SIDIK, S.P., M.MA

Koordinator PPL Kec. Pacet / Kepala Pelaksana Teknis

PPL Kec. Pacet / Petugas Pelaksana Teknis

POPT Kec. Pacet

DEDI R.

KEPALA BALAI

PPL Kec. Pacet / Petugas Pelaksana Teknis

PPL/THL-TBPP / Petugas Pelaksana

Teknis

PPL Kec. Pacet / Petugas Pelaksana Teknis

PPL/THL-TBPP / Petugas Pelaksana

Teknis

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BPBTPH Kecamatan Pacet. 2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan penjelasan berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dalam pembangunan aplikasi monitoring dan evaluasi pnyaluran bantuan sosial pada kelompok tani di Kecamatan Pacet.

2.2.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan strategi untuk penanggulanagn kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan, sekaligus megurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah serta antar sub sektor. Puap merupakan bagian dari program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pada kluster pemberdayaan [3].

2.2.1.1 Tujuan PUAP

Tujuan PUAP adalah sebagai berikut. 1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

2. Meningkatkan kemampuan pelaku agribisnis, gapoktan, penyuluh, dan penyelia mitra tani.

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan.

(25)

12

2.2.1.2 Usaha yang dibiayai PUAP

Berikut ini adalah kriteria usaha yang dibiayai PUAP.

1. Biaya operasional atau modal usaha produktif, bukan biaya investasi.

2. Usaha produktif, yaitu usaha on-farm dan off-farmdengan siklus produksi yang pendek.

3. Biaya diperuntukan untuk petani yang miskin dan gurem.

2.2.1.3 Syarat pemanfaatan dana PUAP

Terdapat dua syarat pemanfaatan dana PUAP, yaitu. 1. Syarat administrasi RUB

a. Bukti identifikasi potensi desa.

b. Notulen rapat anggota kelompok tani dan gapoktan dilampiri daftar hadir.

c. Rencana Usaha Anggota (RUA), Rencana Usaha Kelompok (RUK), dan Rencana Usaha Bersama (RUB).

2. Syarat teknis

a. SK komite pengarah desa yang ditandatangani oleh Tim teknis kecamatan. b. Anggota gabungan kelompok tani (gapoktan) sudah terdaftar dan di

syahkan oleh kepala desa, PPL, dan diketahui oleh tim teknis kecamatan. c. SDM pengelola LKM, sudah dipersiapkan (manager, pembukuan, kasir). d. Aturan main pengelolaan dana sudah jelas.

e. Sarana (ATK), formulir sudah siap. 2.2.2 Monitoring

(26)

13

status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan [6].

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring menyediakan data mentah untuk menjawab pertanyaan sedangkan evaluasi adalah meletakkan data-data tersebut agar dapat digunakan dan dengan demikian memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah tempat belajar kejadian, pertanyaan yang perlu dijawab, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak akan ada dasar, tidak memiliki bahan baku untuk bekerja dengan, dan terbatas pada wilayah spekulasi. Oleh karena itu, Monitoring dan Evaluasi harus berjalan seiring karena pada dasarnya monitoring memiliki beberapa tujuan, yaitu : [6] 1. Mengkaji apakah kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai

dengan rencana.

2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi

3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.

4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan.

5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.

2.2.3 Evaluasi

(27)

14

sekaligus mengukur seobjektivitas mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung maupun yangtidak mendukung rencana.

Evaluasi merupakan penilaian yang besifat periodik mengenai relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak kegiatan (baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan) sesuai dengan tujuan yang sudah digariskan. Peminpin kegiatan melaksanakan evaluasi sementara selama pelaksanaan kegiatan sebagai tinjauan kemajuan, untuk mengetahui pengaruh kegiatan dan sebagai cara mengidentifikasi penyesuaian desain kegiatan. Sedangkan evaluasi akhir yang dilaksanakan pada akhir suatu kegiatan, sangat diperlukan untuk laporan penyelesaian kegiatan. Evaluasi ini memuat penilaian akan dampak atau manfaat dan kelanjutan kegiatan tersebut. [6]

Evaluasi merupakan proses penyempurnaan kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, menbantu perencanaan, penyusunan program dan pengambilan keputusan dimasa depan. Evaluasi membantu para pengambil keputusan dengan menyediakan informasi tentang langkah-langkah penyesuaian yang perlu diambil, yang menyangkut segi-segi tujuan, kebijaksanana, strategi pelaksanaan kegiatan atau segi lainnya serta informasi untuk keperluan perencanaan kegiatan dimasa ayang akan datang. Evaluasi ini juga akan menguji apakah semua asumsi dan hipotesa yang telah dirumuskan selama masa persiapan kegiatan masih tetap berlaku, atau memerlukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjamin bahwa keseluruhan tujuan kegiatan akan dapat tercapai.

(28)

15

2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data, SPK memberikan dukungan langsung pada permasalahan dan menyediakan alternatif pilihan dan menekankan kepada efektivitas pengambilan keputusan dalam upaya untuk menghasilkan keputusan dalam situasi yang terstruktur hingga yang tidak terstruktur.

Tujuan SPK:

1. Membantu pengambil keputusan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

2. Mendukung penilaian pengambil keputusan, bukan mencoba untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

Adapun beberapa Komponen SPK yaitu (lihat gambar 2.2): 1. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh Database Management System.

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal,atau berbagai model kuantitatif lainnya sehingga dapat memberikan kemampuan analisis bagi SPK.

3. Communication (dialog subsystem)

Pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah kepada SPK. Dengan hal ini berarti SPK menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

(29)

16

Gambar 2.2 Model Konseptual SPK[4]

2.2.4.1 Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan suatu relasi memilih beberapa solusi yang dilakukan secara sadarsebagai sebuah strategi untuk pemecahan permasalahan. Secara umum, pengertian teori pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pemilihan tindakan sebagai cara untuk pemecahan permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan manajemen, untuk itu ada beberapa tahapan dalam mengambil keputusan, diantaranya adalah :

1. Identifikasi masalah

2. Pemilihan metode pemecahan masalah

3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan yang telah ditetapkan

(30)

17

Menurut George R. Terry terdapat beberapa hal yang mendasari suatu Pengambilan keputusan, yaitu :

1. Intuisi 2. Pengalaman 3. Fakta 4. Wewenang 5. Rasional

Hal-hal yang telah disebutkan di atas dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi kegiatan manajemen dalam mengambil keputusan suatu permasalahan.

2.2.4.2 Karateristik SPK pada Pengolahan Informasi

Pada pengolahan informasi data terdapat konsep-konsep pengolahan, yaitu: Pengolahan Data Elektronik (PDE), Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK pada pengolahan informasi adalah kemajuan secara revolusioner dari SIM dan PDE. Karena untuk PDE pengolahan data yang terfokus pada data, sedangkan SIM pengolahan data yang tefokus pada keputusan.

SPK merupakan sistem yang ditujukan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi lagi, dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Berfokus pada keputusan, ditujukan pada Manager puncak dan pengambil keputusan.

2. Menekan pada fleksibilitas, adaptibilitas dan respon cepat.

3. Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan. SPK dari sudut teorikal, tidak hanya sekedar evolusioner dari PDE dan SIM, tetapi SPK merupakan kelas sistem informasi manajemen secar keseluruhan untuk mendukung aktivitas pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.2.4.3 Karakterisik-karateristik dasar SPK

(31)

18

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception.

2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.

4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.

5. Memiliki subsistem-subsitem yang teritegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.

6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi.

2.2.4.4 Komponen-komponen SPK

SPK terdiri dari 3 komponen utama atau subsistem yaitu : 1. Subsistem Manajemen Basis Data (database)

Subsistem data merupakan komponen SPK penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpen dalam suatu basis data (database) yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut sistem manajemen basis data (database management system).

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model base)

Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model tersebut diorganisasikan oleh pengelola model yaitu basis model (model base).

3. Susbistem Manajemen Bisnis Dialog (user sistem interface)

Keunikan lain dari SPK adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem dengan pemakai secara interaktif. Fasilitas ini dikenal dengan subsistem dialog. Melalui sistem dialog inilah sistem di implementasikan sehingga pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang.

2.2.5 Simple Additive Weighting Metode

(32)

19

penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. [7].

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.

Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.

Langkah Penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW) Langkah Penyelesaian SAW sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)sebagai solusi.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

Rii = ( Min{Xij} / Xij) , jika j adalah atribut keuntungan (benefit) . . . [1]

Atau

(33)

20

Keterangan :

rij = rating kinerja ternormalisasi

Maxij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom

Minij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom

Xij = baris dan kolom dari matriks

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada

atribut Cj; i =1,2,…m dan j = 1,2,…,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

. . . [3]

Keterangan :

Vi = Nilai akhir dari alternatif

wj = Bobot yang telah ditentukan

rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi mengindikasikan bahwa alternative Ai lebih terpilih

2.2.6 Basis Data

Basis data adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dibangun untuk memudahkan pengolahan data pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas.

Data pada basis data perlu dikelola menggunakan suatu perangkat lunak yang disebut DataBase Management System (DBMS). DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien.

(34)

21

penyimpanan, penyediaan mekanisme untuk manipulasi informasi, dan penyediaan keamanan dalam penarikan dan penyimpanan data dan informasi

Terdapat banyak sekali jenis dari DBMS, beberapa contoh DBMS yang sering digunakan adalah MySQL, DBM, FilePro, InterBase, Microsoft Access, Oracle, PostgreSQL, Sybase, dan lain-lain.

2.2.6.1 Komponen Lingkungan Basis Data

Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS terdiri atas : a. Perangkat keras

Perangkat keras digunakan untuk menjalankan DBMS beserta aplikasi-aplikasinya. Perangkat keras berupa komputer dan periferal pendukungnya. b. Perangkat lunak

Komponen perangkat lunak mencakup DBMS itu sendiri, program aplikasi, serta perangkat lunak pendukung untuk komputer dan jaringan.

c. Data

Bagi sisi pemakai, komponen terpenting dalam DBMS adalah data karena dari data inilah pemakai dapat memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

d. Prosedur

Prosedur adalah petunjuk tertulis yang berisi cara merancang hingga menggunakan basis data.

e. Orang

Komponen orang dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pemakai akhir, pemrogram aplikasi, dan administrator basis data.

2.2.6.2 Arsitektur Basis Data

Arsitektur basis data merupakan suatu rancangan untuk membuat abstraksi terhadap basis data. American National Standards Institute – Standards Planning and Requirements Comitte (ANSI-SPARC) mendefinisikan yang disebut arsitektur tiga level pada tahun 1975. Tiga level yang dimaksudkan dalam arsitektur ini, yaitu [8] :

(35)

22

Level eksternal yang menyatakan lapisan pandangan adalah level yang berhubungan secara langsung dengan pemakai. Pada level ini, pemakai cukup mengenal struktur data yang sederhana dalam basis data agar bisa mengakses basis data. Pemakai tidak perlu mengetahui detail tentang atribut data. Dengan menggunakan pandangan (view), pemakai dapat melihat data dengan bentuk yang berbeda dengan keadaan aslinya sesuai dengan format yang diinginkan. b. Level konseptual/conceptual level

Level konseptual menjabarkan data apa yang tersimpan dalam basis data dan juga menjabarkan hubungan-hubungan antardata. Level ini biasa dipakai oleh administrator basis data.

c. Level internal/physical level

Level internal adalah level yang berhubungan secara langsung dengan basis data dan menjabarkan bagaimana data disimpan dalam basis data. Level ini berurusan dengan alokasi ruang penyimpanan data dan indeks, deskripsi rekaman dalam penyimpanan, dan kompresi data dan teknik enkripsi data.

2.2.6.3 Model Basis Data

Model basis data merupakan sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antardata, dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi.

Model data yang umum pada saat ini ada 4 macam, yaitu [8] : a. Model data relasional

Model data relasional menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang biasa disebut relasi atau tabel) dengan masing-masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. DBMS yang menggunakan model data relasional biasa disebut RDBMS (Relational DataBase Manajemen System).

b. Model data hierarkis

(36)

23

c. Model data jaringan

Model data jaringan menyerupai model hierarkis, namun ada perbedaan karena model data jaringan tidak mengenal akar, dan setiap anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua.

d. Model data berbasis objek

Model data berbasis objek adalah model data yang menerapkan teknik pemrograman berorientasi objek. Berbeda dengan model data relasional, hierarkis, maupun jaringan, model data berbasis objek mengemas data dan fungsi untuk mengakses data (metode) ke dalam bentuk objek. DBMS yang menggunakan model ini biasa disebut OODBMS (Object Oriented DataBase Management System).

2.2.6.4 Bahasa Basis Data

DBMS memiliki dua macam bahasa yang digunakan untuk mengelola dan mengorganisasikan data, yaitu :

a. Bahasa Definisi Data (Data Definition Language atau DDL)

DDL adalah perintah-perintah yang bisa digunakan oleh administrator basis data untuk mendefinisikan skema basis data dan juga subskema. Hasil kompilasi dari pernyataan-pernyataan DDL disimpan dalam berkas-berkas spesial yang disebut katalog sistem. Katalog sistem ini memadukan metadata, yaitu data yang menjelaskan objek-objek dalam basis data. Isi metadata adalah definisi rekaman-rekaman, item data, dan objek yang lain yang berguna bagi pemakai atau diperlukan oleh DBMS [8].

b. Bahasa Manipulasi Data (Data Manipulation Language)

DML adalah perintah-perintah yang digunakan pada basis data untuk melakukan hal-hal seperti mengambil data, menambahkan data, mengubah data, dan menghapus data. DML dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu [8] :

(37)

24

2. DML Non Prosedural adalah perintah-perintah yang memungkinkan pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan, tanpa perlu menyebutkan cara mendapatkannya.

2.2.6.5 SQL

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengakses basis data yang tergolong relasional. Standar SQL mula-mula didefinisikan oleh ISO (International Standards Organization) dan ANSI (the American National Standards Institute) yang dikenal dengan sebutan SQL86 [8]. SQL tidak terbatas hanya untuk mengambil data (query), tetapi juga dapat dipakai untuk menciptakan tabel, menghapus tabel, menambahkan data ke tabel, menghapus data pada tabel, mengganti data pada tabel, dan berbagai operasi lain.

Berikut adalah daftar sejumlah pernyataan SQL :

Tabel 2.1 Pernyataan SQL

Pernyataan Keterangan

SELECT Untuk mengambil data

INSERT Untuk menambahkan data

UPDATE Untuk mengganti data

DELETE Untuk menghapus data

CREATE TABLE Untuk menciptakan tabel

DROP TABLE Untuk menghapus tabel

GRANT Untuk mengatur wewenang pemakai

REVOKE Untuk mencabut hak pemakai

2.2.7 Pemodelan Data

(38)

25

Suatu model data tidak terikat pada batasan perangkat keras atau perangkat lunak. Model data berfokus untuk mewakili data yang dilihat pengguna di dunia nyata. Model data bertindak sebagai jembatan antar konsep yang menyusun dunia nyata dan proses serta tampilan fisik dari konsep tersebut di dalam suatu basis data. Terdapat dua metodologi utama yang digunakan untuk menciptakan suatu model data, yakni Entity-Relationship (ER) dan Object Model.

2.2.7.1 Komponen Model Data

Model data memperoleh masukan dari langkah perencanaan dan analisis. Di sini, pembuat model bersama dengan analisis mengumpulkan informasi tentang kebutuhan basis data dengan meninjau ulang dokumentasi yang ada dan mewawancarai pengguna akhir (end user).

Model data memiliki dua keluaran. Pertama, sebuah diagram entity-relationship yang menyajikan struktur data dalam bentuk bergambar. Diagram menjadi alat yang berharga untuk mengkomunikasikan model tersebut kepada end user. Komponen yang kedua adalah suatu dokumen data. Dokumen tersebut menguraikan objek data, relasi, dan aturan yang diperlukan oleh basis data secara detail. Kamus menyediakan detail yang diperlukan oleh pengembang basis data untuk membangun basis data fisik.

2.2.7.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

Model Entity-Relationship (ER) mula-mula diusulkan oleh Peter pada tahun 1976 sebagai cara untuk mempersatukan pandangan basis data jaringan dan relasional. Langkah sederhana dari model ER adalah model data konseptual yang memandang dunia nyata sebagai kesatuan (entities) dan hubungan (relationships). Komponen dasar model merupakan diagram entity-relationship yang digunakan untuk menyajikan objek data secara visual. Chen menulis bahwa model telah diperluas dan kini bisa digunakan untuk merancang basis data. Kegunaan model ER dalam perancangan basis data adalah :

(39)

26

2. Sederhana dan mudah dipahami hanya dengan sedikit pelatihan. Oleh Karena itu, model bisa digunakan oleh perancang basis data untuk mengkomunikasikan perancangan kepada pengguna akhirnya.

3. Model ini juga bisa digunakan sebagai suatu rencana perancangan oleh pengembang basis data untuk menerapkan suatu model data dalam perangkat lunak manajemen basis data spesifik.

2.2.7.3 Data Flow Diagram (DFD)

Ide dari suatu bagan untuk mewakili arus data dalam suatu sistem bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin memperkenalkan suatu algoritma program dengan menggunakan symbol lingkaran dan panah untuk mewakili arus data. E. Yourdan dan L.L. Constantine juga menggunakan notasi simbol ini untuk menggambarkan arus data dalam perancangan program. G.E Whitehouse tahun 1973 juga menggunakan notasi semacam ini untuk membuat model-model sistem matematika. Penggunaan notasi arus data ini sangat membantu sekali untuk memahami suatus sistem pada semua tingkat kompleksitasnya seperti diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson. Pada tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secaa logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari data sistem (DFD).

(40)

27

2.2.7.4 Kamus Data

(41)
(42)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN :2089-9033

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENYALURAN DANA

BANTUAN SOSIAL PADA KELOMPOK TANI

DI KECAMATAN PACET

Ari Muhamad Yasin1

1

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

Email : ari.muhamad.yasin@gmail.com1

ABSTRAK

BPBTPH Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai pihak pengelola program bantuan sosial di wilayah Kecamatan Pacet untuk melaksanakan tugas penyaluran bantuan sosial dari Kementrian Pertanian kepada kelompok tani.

Monitoring dan evaluasi penyaluran dana bantuan sosial pada kelompok tani berbasis web yang dapat mempermudah Kepala Pelaksana Teknis untuk memonitoring pengembalian dana bantuan sosial yang telah dicairkan oleh menteri pertanian, mempermudah Kepala Pelaksana Teknis untuk mengetahui tingkat kemajuan proses pengembalian dana bantuan sosial dari setiap kelompok tani yang disajikan melalui grafik, dan mempermudah Kepala Pelaksana Teknis untuk pengambilan keputusan tentang kinerja kelompok tani dalam melaksanakan program bantuan dari menteri pertanian berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh menteri pertanian yang dihitung menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW).

Kata Kunci : Monitoring, Evaluasi, Kelompok

Tani, Dana Bantuan Sosial, Pertanian, Simple Additive Weighting (SAW)

1. PENDAHULUAN

BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai pihak pengelola program bantuan sosial di wilayah Kecamatan Pacet untuk melaksanakan tugas penyaluran bantuan sosial dari Kementrian Pertanian kepada kelompok tani. sistem monitoring dan evaluasi penyaluran dana bantuan sosial pada kelompok tani berbasis web yang dapat mempermudah Kepala Pelaksana Teknis untuk memonitoring pengembalian dana bantuan sosial yang telah dicairkan oleh menteri pertanian, mempermudah Kepala Pelaksana Teknis untuk mengetahui tingkat kemajuan proses pengembalian dana bantuan sosial dari setiap kelompok tani yang disajikan melalui grafik, dan mempermudah Kepala Pelaksana Teknis untuk pengambilan keputusan tentang kinerja kelompok tani dalam melaksanakan program bantuan dari menteri pertanian berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh menteri pertanian yang

dihitung menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW).

1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan strategi untuk penanggulanagn kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan, sekaligus megurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah serta antar sub sektor. Puap merupakan bagian dari program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pada kluster pemberdayaan [3].

1.1.2 Tujuan PUAP

Tujuan PUAP adalah sebagai berikut.

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran. 2. Meningkatkan kemampuan pelaku agribisnis,

gapoktan, penyuluh, dan penyelia mitra tani. 3. Memberdayakan kelembagaan petani dan

ekonomi pedesaan.

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan petani menjadi jejaring lembaga keuangan dalam memenuhi modal.

1.1.3 Usaha yang dibiayai PUAP

Berikut ini adalah kriteria usaha yang dibiayai PUAP.

1. Biaya operasional atau modal usaha produktif, bukan biaya investasi.

2. Usaha produktif, yaitu usaha on-farm dan off-farmdengan siklus produksi yang pendek. 3. Biaya diperuntukan untuk petani yang miskin

dan gurem.

1.1.4 Syarat pemanfaatan dana PUAP

Terdapat dua syarat pemanfaatan dana PUAP, yaitu. 1. Syarat administrasi RUB

a. Bukti identifikasi potensi desa.

b. Notulen rapat anggota kelompok tani dan gapoktan dilampiri daftar hadir.

c. Rencana Usaha Anggota (RUA), Rencana Usaha Kelompok (RUK), dan Rencana Usaha Bersama (RUB).

2. Syarat teknis

(43)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN :2089-9033

b. Anggota gabungan kelompok tani (gapoktan) sudah terdaftar dan di syahkan oleh kepala desa, PPL, dan diketahui oleh tim teknis kecamatan.

c. SDM pengelola LKM, sudah dipersiapkan (manager, pembukuan, kasir).

d. Aturan main pengelolaan dana sudah jelas. e. Sarana (ATK), formulir sudah siap.

1.2 Monitoring

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/ kegiatan itu selanjutnya. Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu,

pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring menyediakan data mentah untuk menjawab pertanyaan sedangkan evaluasi adalah meletakkan data-data tersebut agar dapat digunakan dan dengan demikian memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah tempat belajar kejadian, pertanyaan yang perlu dijawab, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak akan ada dasar, tidak memiliki bahan baku untuk bekerja dengan, dan terbatas pada wilayah spekulasi. Oleh karena itu, Monitoring dan Evaluasi harus berjalan seiring karena pada dasarnya

monitoring memiliki beberapa tujuan, yaitu : [6] 1. Mengkaji apakah kegiatan- kegiatan yang

dilaksanakan telah sesuai dengan rencana. 2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar

langsung dapat diatasi

3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.

4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan. 5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang

berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.

1.3 Evaluasi

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang berurusan dan berusaha untuk mempertanyakan efektivitas dana efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekaligus mengukur seobjektivitas mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung maupun yangtidak mendukung rencana.

Evaluasi merupakan penilaian yang besifat periodik mengenai relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak kegiatan (baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan) sesuai dengan tujuan yang sudah digariskan. Peminpin kegiatan melaksanakan evaluasi sementara selama pelaksanaan kegiatan sebagai tinjauan kemajuan, untuk mengetahui pengaruh kegiatan dan sebagai cara mengidentifikasi penyesuaian desain kegiatan. Sedangkan evaluasi akhir yang dilaksanakan pada akhir suatu kegiatan, sangat diperlukan untuk laporan penyelesaian kegiatan. Evaluasi ini memuat penilaian akan dampak atau manfaat dan kelanjutan kegiatan tersebut. [6]

Evaluasi merupakan proses penyempurnaan kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, menbantu perencanaan, penyusunan program dan pengambilan keputusan dimasa depan. Evaluasi membantu para pengambil keputusan dengan menyediakan informasi tentang langkah-langkah penyesuaian yang perlu diambil, yang menyangkut segi-segi tujuan, kebijaksanana, strategi pelaksanaan kegiatan atau segi lainnya serta informasi untuk keperluan perencanaan kegiatan dimasa ayang akan datang. Evaluasi ini juga akan menguji apakah semua asumsi dan hipotesa yang telah dirumuskan selama masa persiapan kegiatan masih tetap berlaku, atau memerlukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjamin bahwa keseluruhan tujuan kegiatan akan dapat tercapai.

Evaluasi tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan yang telah diselesaikan saja, tapi evaluasi cenderung dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan kegiatan tersebut. Evaluasi sementara dimaksudkan sebagai tinjauan kemajuan yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan dan sebagai cara untuk mengidentifikasi penyesuaian desain kegiatan. Pihak manajemen kegiatan secara kontinyu akan mengevaluasi pengalaman-pengalaman mereka selama proses pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dapat dilakukan oleh banyak pihak yang berbeda termasuk pihak pendukung kegiatan.

1.4 Sistem Pendukung Keputusan

(44)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN :2089-9033

pemodelan dan pemanipulasian data, SPK memberikan dukungan langsung pada permasalahan dan menyediakan alternatif pilihan dan menekankan kepada efektivitas pengambilan keputusan dalam upaya untuk menghasilkan keputusan dalam situasi yang terstruktur hingga yang tidak terstruktur. Tujuan SPK:

1. Membantu pengambil keputusan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

2. Mendukung penilaian pengambil keputusan, bukan mencoba untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

Adapun beberapa Komponen SPK yaitu (lihat Gambar 1):

1. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh

Database Management System.

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal,atau berbagai model kuantitatif lainnya sehingga dapat memberikan kemampuan analisis bagi SPK.

3. Communication (dialog subsystem)

Pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah kepada SPK. Dengan hal ini berarti SPK menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem opsional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Gambar 1 Model Konseptual SPK[4]

1.5 Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. [7].

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif

yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.

Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.

Langkah Penyelesaian Simple Additive

Weighting(SAW)

Langkah Penyelesaian SAW sebagai berikut : 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan

dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)sebagai solusi.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

Rii = ( Min{Xij} / Xij) , jika j adalah atribut

keuntungan (benefit) . . . [1]

Atau

Rii = ( Xij / max{Xij}), jika j adalah atribut biaya

(cost) . . . [2]

Keterangan :

rij = rating kinerja ternormalisasi

Maxij = nilai maksimum dari setiap baris

dan kolom

Minij = nilai minimum dari setiap baris

dan kolom

Xij = baris dan kolom dari matriks

Dengan rij adalah rating kinerja

ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut

Cj; i =1,2,…m dan j = 1,2,…,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)

(45)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN :2089-9033

. . . [3]

Keterangan :

Vi = Nilai akhir dari alternatif

wj = Bobot yang telah ditentukan

rij = Normalisasi matriks

Nilai Vimengindikasikan bahwa alternative Ai lebih terpilih

1.6 Basis Data

Basis data adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dibangun untuk memudahkan pengolahan data pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas.

Data pada basis data perlu dikelola menggunakan suatu perangkat lunak yang disebut DataBase

Management System (DBMS). DBMS adalah

perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien.

Tujuan utama dari DBMS adalah untuk menyediakan suatu lingkungan yang mudah dan efisin untuk penggunaan, penarikan, dan penyimpanan data dan informasi. Pengelolaan manajemen basis data meliputi pendefinisian struktur penyimpanan, penyediaan mekanisme untuk manipulasi informasi, dan penyediaan keamanan dalam penarikan dan penyimpanan data dan informasi

Terdapat banyak sekali jenis dari DBMS, beberapa contoh DBMS yang sering digunakan adalah MySQL, DBM, FilePro, InterBase, Microsoft Access, Oracle, PostgreSQL, Sybase, dan lain-lain.

1.6.1 Komponen Lingkungan Basis Data

Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS terdiri atas :

a. Perangkat keras

Perangkat keras digunakan untuk menjalankan DBMS beserta aplikasi-aplikasinya. Perangkat keras berupa komputer dan periferal pendukungnya.

b. Perangkat lunak

Komponen perangkat lunak mencakup DBMS itu sendiri, program aplikasi, serta perangkat lunak pendukung untuk komputer dan jaringan. c. Data

Bagi sisi pemakai, komponen terpenting dalam DBMS adalah data karena dari data inilah pemakai dapat memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. d. Prosedur

Prosedur adalah petunjuk tertulis yang berisi cara merancang hingga menggunakan basis data. e. Orang

Komponen orang dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pemakai akhir, pemrogram aplikasi, dan administrator basis data.

1.6.2 Arsitektur Basis Data

Arsitektur basis data merupakan suatu rancangan untuk membuat abstraksi terhadap basis data.

American National Standards Institute – Standards

Planning and Requirements Comitte

(ANSI-SPARC) mendefinisikan yang disebut arsitektur tiga level pada tahun 1975. Tiga level yang dimaksudkan dalam arsitektur ini, yaitu [8] :

a. Level eksternal/view level

Level eksternal yang menyatakan lapisan pandangan adalah level yang berhubungan secara langsung dengan pemakai. Pada level ini, pemakai cukup mengenal struktur data yang sederhana dalam basis data agar bisa mengakses basis data. Pemakai tidak perlu mengetahui detail tentang atribut data. Dengan menggunakan pandangan (view), pemakai dapat melihat data dengan bentuk yang berbeda dengan keadaan aslinya sesuai dengan format yang diinginkan. b. Level konseptual/conceptual level

Level konseptual menjabarkan data apa yang tersimpan dalam basis data dan juga menjabarkan hubungan-hubungan antardata. Level ini biasa dipakai oleh administrator basis data.

c. Level internal/physical level

Level internal adalah level yang berhubungan secara langsung dengan basis data dan menjabarkan bagaimana data disimpan dalam basis data. Level ini berurusan dengan alokasi ruang penyimpanan data dan indeks, deskripsi rekaman dalam penyimpanan, dan kompresi data dan teknik enkripsi data.

1.6.3 Model Basis Data

Model basis data merupakan sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antardata, dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi.

Model data yang umum pada saat ini ada 4 macam, yaitu [8] :

a. Model data relasional

Model data relasional menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang biasa disebut relasi atau tabel) dengan masing-masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. DBMS yang menggunakan model data relasional biasa disebut RDBMS (Relational DataBase

Manajemen System).

b. Model data hierarkis

Gambar

Gambar 1. 1 Model Waterfall [1]
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BPBTPH Kecamatan Pacet.
Gambar 2.2 Model Konseptual SPK[4]
Tabel 2.1 Pernyataan SQL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ragam tulis yang berkaitan dengan pemilihan kata masih harus diperbaiki karena dilihat dari kosakata yang digunakan dalam tulisan, baik berupa pengumuman maupun

terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh, dan sanksi lain

Dalam penelitian ini pengetahuan, pendapatan, jumlah keluarga, dan iklan diindikasikan memberikan pengaruh yang besar terhadap keputusan pembelian konsumen pada air

Produk-produk industri yang bersifat sangat teknis sering kali harus didistribusikan secara langsung karena armada penjual produsen akan lebih dapat

Persiapan alat dan bahan, menyiapkan semua alat dan bahan untuk penelitian.. 1) Pembuatan ekstrak alami daun jeruk nipis : pemilihan daun yang digunakan untuk pembuatan

Untuk memperlajari modul ini diperlukan materi prasyarat pada KD 3.9 di kelas X pada materi reaksi redoks karena dalam materi ini kalian diharapkan dapat menyetarakan persamaan

Variabel Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap Attitude Toward Using, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa besar kecilnya persepsi kegunaan yang

Perbedaan pada penelitian ini adalah peneliti mencoba meneliti pengaruh antara karakteristik khusus dari kualitas auditor, komite audit dan corporate governance