BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Terminal adalah salah satu fasilitas transportasi yang sangat utama bagi masyarakat perkotaan, karena hampir semua lapisan masyarakat yang ada di perkotaan mengunakan fasiltas terminal untuk menunggu naik dan turun dari kendaraan umum. Dengan adanya terminal, mobilitas masyarakat perkotaan yang tinggi akan terpenuhi sebagaimana mestinya dikarenakan tidak semua lapisan masyarakat mempunyai kendaraan pribadi dan masih tergantung pada kendaraan umum.
Idealnya terminal harus meliputi beberapa aspek yaitu kebersihan, kesehatan, kenyamanan, kamanan,dan keselamatan penumpang saat berada di terminal, Arifa Dewi (2003). Terminal melayani angkutan antar kota, provinsi dan dalam kota itu sendiri. Pengguna terminal seperti, calon penumpang, sopir angkutan umum, pedagang kaki lima dan lain-lain. Salah satu pengguna terminal yang cukup sering berperan dalam ketertiban terminal, salah satunya adalah sopir angkutan umum. Terminal akan lebih tertib apabila sopir angkutan umum mentaati rambu-rambu yang ada.
para sopir angkutan umum saat berada di terminal dan memberikan ”shok terapi” kepada sopir untuk tertib berkendara.
1.2. Identifikasi Masalah
Terminal Cicaheum sebagai salah satu terminal besar di kota Bandung tentunya setiap hari memiliki kesibukan yang padat karena terminal Cicaheum sebagai terminal akhir tujuan kota Bandung dari arah timur Jawa Barat sampai Bali. Menurut observasi yang telah di lakukan, terminal Cicaheum sudah kurang layak difungsikan karena sudah tidak lagi mementingkan aspek kebersihan, kenyamanan, keamanan, keselamatan di terminal.
Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan sebagai berikut : • Kurangnya penegakan hukum
• Terminal tidak tertata sebagaimana mestinya
• Terjadinya kesemrawutan kendaraan karena tidak pada jalurnya sehingga membuat kemacetan.
• Tidak adanya media informasi yang baik di terminal
• Ulah para sopir angkutan umum yang tidak mentaati peraturan sering menyebabkan kemacetan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dan sesuai dengan observasi yang telah di lakukan maka rumusan masalahnya adalah :
1.4. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan maka penelitian hanya memfokuskan pada;
• Wilayah perancangan terbatas pada terminal Cicaheum.
• Subjek utama yang menjadi sasaran dalam perancangan adalah sopir angkutan umum, seperti : sopir bus dan sopir angkot.
1.5. Tujuan Perancangan
Merancang sebuah media kampanye sosial dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada para pengguna terminal khususnya sopir angkutan umum supaya berperilaku lebih tertib.
1.6. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat dari perancangan media kampanye;
• Memberikan rasa nyaman bagi para pengguna terminal.
• Tertibnya sopir angkutan umum yang berada di terminal untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan
• Memperbaiki citra positif terminal Cicaheum di mata para calon penumpang.
1.7. Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan dalam perancangan ini adalah;
BAB II
KAMPANYE SOSIAL BAGI SOPIR ANGKUTAN UMUM DI TERMINAL CICAHEUM
2.1. Kampanye
Menurut Drs.Anton Venus, (M.A 2004 Hal 8) kampanye sosial adalah suatu kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan atau usaha tertentu untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu tertentu .Kampanye dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan di parlemen dan sebagainya untuk mendapatkan dukungan massa di suatu pemungutan suara. Kampanye menurut kamus adalah :
• Gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi, dan sebagainya.
• Berkampanye mengadakan secara serentak untuk melawan, mengadakan aksi, menarik perhatian dan seterusnya.
2.1.1. Kampanye Sosial
Suatu tindakan kampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan dan bersifat non komersial. Tujuan dari kampanye sosial adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang terjadi.
2.2. Perilaku
mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku di tangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, di dalam tubuh manusia.
Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh–tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing–masing. Sehingga yang dimaksu perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar Notoatmodjo (2003,114).
2.2.1. Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Notoatmodjo (2003) maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
• Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek.
2.2.2. Proses Terjadinya Perilaku
Menurut Rogers (1974); mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu;
• Awareness atau kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu Interest, yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
• Evaluation adalah menimbang–nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
• Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2.3. Sopir Angkutan Umum
Sopir angkutan umum berasal dari bahasa Perancis yaitu chauffeur
adalah pengemudi profesional yang dibayar oleh majikan untuk mengemudi kendaraan bermotor.
Jenis-jenis sopir angkutan umum yakni ;
• sopir pribadi yang menjalankan kendaraan pribadi
• sopir perusahaan yang bekerja untuk perusahaan angkutan penumpang umum seperti taksi, bus, ataupun angkutan barang.
2.3.1. Persyaratan Jadi Sopir Angkutan Umum
Sopir angkutan umum membutuhkan persyaratan yang lebih kompleks karena menyangkut jumlah penumpang yang lebih banyak dan waktu mengemudi yang lebih panjang. Untuk itu
2.3.2. Perilaku Sopir Angkutan Umum
Berdasarkan hasil observasi dilapangan, pada umumnya, sopir sering kali bertindak tidak mentaati rambu-rambu dan peraturan yang ada di terminal, seperti :
- Menaikan dan menurunkan penumpang sembarangan - Tidak membawa surat kelengkapan kendaraan
- Tidak berperilaku ramah pada penumpang
- Menaikan penumpang tidak sesuai kapasitas kendaraan - Meminum-minuman keras saat bekerja
- Menunda waktu keberangkatan - Berjudi di terminal
- Merokok saat menjalankan kendaraan
2.3.3. Kondisi Sosial Sopir Angkutan Umum
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sopir angkutan umum pada umumnya mempunyai karakter perilaku yang sama yaitu berjiwa keras, karena kehidupan mereka berada di terminal. Dan tidak jarang di antara mereka bertingkah semaunya tidak mentaati peraturan, kalau dilihat dari sisi ekonomi mereka adalah masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan atau kalangan ekonomi kelas bawah. Dan dalam mengisi waktu senggang para sopir angkutan umum biasanya berkumpul berasma di suatu tempat atau warung untuk sekedar makan, istirahat dan bahkan berjudi dan minum-minuman keras.
2.4. Terminal
Prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum dengan beberapa fasilitas pendukung;
Fasilitas utama;
• Tempat parker kendaraan umum selama menunggu
• Keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat stirahat kendaraan umum
• Bangunan kantor terminal • Tempat tunggu penumpang • Menara pengawas
• loket penjualan karcis
• Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan
• Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi
Fasilitas penunjang; • Kamar kecil / toilet • Musholla
• Kios / Kantin
• Ruang pengobatan
• Ruang informasi dan pengaduan • Wartel
• Tempat penitipan barang
2.5. Terminal Cicaheum
Fasilitas Terminal Cicaheum;
• Jalur kedatangan kendaraan umum berada di dalam terminal tidak ada tempat khusus hanya saja berbeda posisi tempat dengan jalur
pemberangkatan
• Jalur pemberangkatan kendaraan umum membingungkan karena petunjuk arah jalur keberangkatan kendaraan sangat kecil dan itu
tidak berada tepat di jalur kendaraan tersebut
• Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan berada di luar terminal itupun hanya kecil saja selebihnya parkir di
depan pertokoan sebelah terminal
• Bangunan kantor terminal berada di sebelah tempat kedatangan bus kondisinya cukup baik karena selesai di renovasi
• Menara pengawas persis berada di depan jalur keberangatan • loket penjualan karcis berda di sebelah kantor terminal dan itupun
tidak semuanya berfungsi Karena para penumpang lebih banyak
memilih membeli tiket langsung di dalam bis
• Rambu-rambu dan papan informasi jurusan sudah tidak layak lagi seolah–olah hanya sebagai aksesoris terminal saja karena
kondisinya yang berada di bawah pohon dan tertutup oleh kondisinya masih cukup baik karena selesai di renovasi
• Kantin berada di sekeliling terminal dan keberadannya mengganggu para calon penumpang karena menggunakan trotoar
• Taman yang kecil hanya sekitar 4x5 meter saja dan itupun di manfaatkan oleh pedagang kaki lima
2.5.1. Informasi Umum Terminal Cicaheum
• Sistem sirkulasi di Terminal Cicaheum, sebagai prasarana angkutan yang melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi, angkutan antar kota dalam provinsi, dan angkutan kota (PP No. 43 Th. 1993), terdapat banyak kekurangan-kekurangan dalam perencanaan dan perancangannya. Adapun permasalahan yang terkait dengan sistem sirkulasi yaitu kapasitas atau daya tampung terminal yang tidak memadai. Tidak adanya pemisahan jalur kendaraan dan penumpang dan ditambah tangga penyeberangan yang tidak digunakan secara maksimal oleh para pengunjung yang datang, banyaknya pedagang yang menempati jalur pejalan kaki yang berada di sepanjang jalan di depan dan sekitar terminal. Dede Surahman (2006)
Gambar 2. Kemacetan di Terminal
kendaraan yang akan masuk dan keluar dengan jalur kendaraan yang melewati Jl. Jend. Ahmad Yani dan pencapaian terminal yang langsung dari Jl. Jend. Ahmad Yani. Luas terminal yang hanya 1,1 Ha. merupakan besaran terminal yang termasuk kepada tipe terminal C, dari luas tersebut hanya 0,65 Ha. yang digunakan sebagai ruang sirkulasi yang seharusnya adalah 1,65 Ha. Pola sirkulasi yang terjadi di dalam terminal banyak menimbulkan crossing antara penumpang dengan kendaraan dan kendaraan dengan kendaraan. Adanya pergeseran fungsi terminal dari fungsi transportasi menjadi fungsi sumber pendapatan terlihat jelas pada Terminal Cicaheum yaitu banyaknya pedagang yang berjualan menempati.
Gambar 2.2 Kemacetan di Jalan Terminal
Gambar 2.3 Sirkulasi di Terminal
• Kepadatan Penumpang di Terminal Cicaheum terjadi pada saat;
- Idul Fitri - Natal
- Tahun Baru
- Libur Nasional / sekolah
Menurut data pada saat idul fitri tahun ini terminal Cicaheum, lonjakan pemudik basanya mulai terjadi pada (H-4), dengan memberangkatkan 4.034 orang. Lalu pada H-3 terminal itu memberangkatkan 6.222 orang, dan puncaknya baru terjadi pada (H-2) dengan jumlah penumpang 9.393 orang. ( tempo interaktif 2007 )
seringkali menimbulkan persoalan perangkutan seperti antrian kendaraan dan kemacetan lalu-lintas.
Gambar 2.4 Pedagang Depan terminal
• Menurut observai yang telah di lakukan sistem informasi di terminal Cicaheum kurang membantu calon penumpang dari segi informasi di karenakan tidak berada dekat dengan tempat calon penumpang menunggu bus dan keadaannya yang berada di pojok terminal tidak terlihat oleh para calon penumpang
Gambar 2.5 Sistem Informasi
2.6. Undang-Undang Lalu Lintas Tentang Pelanggaran Berkendara
lalu lintas dan angkutan jalan.Bahkan, dalam Pasal 300 juga disebutkan sopir yang ditilang karena melanggar selain akan didenda Rp 250 ribu, bisa juga diberikan hukuman penjara selama satu bulan. Bila ada sopir angkot yang mangkal sembarangan, menurunkan penumpang bukan pada tempatnya atau membahayakan keselamatan orang lain. Tidak ada ampun, akan di tilang dan beri sanksi sesuai undang-undang tersebut, sosialisasi UU Nomor 22 tahun 2009. dalam pasal yakni pasal 312 sopir angkutan umum yang terlibat kecelakaan lalu lintas tapi secara sengaja tidak menolong korban kecelakaan atau tidak melapor ke polisi terdekat tanpa ada alasan akan diancam dengan pidana penjara tiga tahun atau denda sebesar Rp 75 juta.UU ini tidak menakut-nakuti sopir, tapi adanya UU ini diharapkan para sopir lebih peduli dan mengemudikan kendaraannya sesuai dengan rambu dan aturan yang ada.
UU Nomor 22 tahun 2009 ini lebih bersifat himbauan agar para sopir tidak hanya berpikir mencari untung sebesar-besarnya.Tetapi,diharapkan sopir memiliki rasa peduli terhadap pengguna angkutan. Karena Selama ini yang ada di benak sopir hanya memenuhi target setoran. Sementara perilaku mereka di jalan sangat membahayakan penumpang. Jadi, dengan adanya undang-undang ini mereka harus merubah sikap lebih peduli berlalulintas. (Ajun Komisaris Besar Polisi Marince Dikyasa Polda Metro Jaya).
2.7. Target audien
Adapun target dari kampanye ini adalah;
• Demografis
• Gender
• Usia
18 s.d 45 tahun dengan alasan dikarenakan pada usia tersebut masyarakat berhak memiliki surat ijin mengemudi (sim).
• Pekerjaan
Sopir angkutan Umum ( Angkot, Bus, Taksi ).
• Psikografis
Mereka yang sering bertindak sembarangan, tidak mau mematuhi rambu lalu lintas, cenderung ugal-ugalan.
• Geografis
Kampanye ini di peruntukan untuk wilayah terminal Cicaheum.
2.8. Analisis 5W+1H
Berdasarkan analisis 5w+1h yang dikemukakan oleh Rudyard Kipling , maka media kampanye terminal cicaheum dapat di analisis sebagai berikut ;
• What
• When
Kampanye ini di sampaikan setiap saat karena kelalaian dan pelanggaran-pelanggaran bisa terjadi setiap saat dan tidak bisa di prediksi.
• Where
Kampanye ini di sampaikan di wilayah terminal Cicaheum.
• Who
Sopir angkutan Umum ( Angkot, Bus, Taksi dan lain sebagainya ) yang berada di terminal Cicaheum.
• Why
Media kampanye ini di buat supaya sopir lebih tertib dalam beraktifitas sehari-hari terutama pada saat di terminal.
• How
Media ini dibuat dengan sebuah perancangan media kampanye yang di aplikasikan melalui media-media yang mudah di pahami oleh para penggunanya.
2.8.1. Kesimpulan dari analisis 5W+1H
BAB III
SRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan di buat dalam kampanye sosial bagi sopir angkutan umum di terminal Cicaheum adalah mengkampanyekan kepada para sopir untuk menjaga ketertiban terminal,berperilaku tertib dan mentaati rambu-rambu.
3.2. Strategi Komunikasi
Berdasarkan observasi yang telah di lakukan di simpulkan strategi komunikasi yang di lakukan menggunakan pendekatan secara persuasive dan ancaman untuk memberikan shok terapi kepada para sopir yang tidak mentaati peraturan rambu-rambu yang ada.
3.2.1. Tujuan komunikasi
Tujuan yang hendak di capai dalam perancangan media kampanye ini adalah ;
• Untuk memberikan shok terapi kepada para sopir angkutan umum yang berada di terminal Cicaheum
• Tidak terjadinya pelanggaran yang di lakukan para sopir saat mengendarai bus atau angkot di terminal seperti menurunkan penumpang tidak pada tempatnya
3.2.2. Tema Dasar Komunikasi
Tema dasar Penyampaian pesan utama yang akan disampaikan informasi mengenai kampanye sosial bagi sopir angkutan umum di terminal Cicaheum dengan gagasan utamanya adalah memberi informasi bagaimana supaya para sopir angkutan umum berprilaku tertib dan mentaati ranbu-rambu pada saat berada di terminal yaitu
“Tertibnya para sopir angkutan umum yang berada di terminal Cicaheum dalam mentaati rambu-rambu”
3.2.3. Pendekatan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam proses pendekatan kepada para sangatlah penting. Bahasa dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku, karakteristik bahasa mempengaruhi proses pemikiran para sopir. Karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik (makna) dan strukturnya, sehingga orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara memandang dan berpikir.
Bahasa yang digunakan sederhana, singkat dan jelas. Penggunaan bahasa baku dan sederhana agar target khalayak akan lebih mudah mengerti dan memahaminya. Untuk mencari
key word dalam perancangan media kampanye mengenai prilaku sopir angkutan umum di terminal, maka di pilih salah satu kesimpulan yang paling cocok untuk dijadikan sebuah key word dalam media informasi antisipasi kebakaran, yaitu “Jaga Ketertiban di Terminal”
3.2.4. Materi Pesan
• Berhenti sembarangan • Meludah sembarangan • Kencing sembarangan
• Membawa surat kelengkapan kendaraan • Berperilaku ramah pada penumpang
• Tidak ugal-ugalan dalam menjalankan kendaraan
• Menaikan penumpang tidak sesuai kapasitas kendaraan • Tidak meminum-minuman keras saat bekerja
• Tidak menunda waktu keberangkatan • Tidak mentaati rambu-rambu lalu-lintas
• Memeriksa kendaraan sebelum meninggalkan terminal • Berpakaian sopan saat bekerja
• Berjudi di terminal
• Menurunkan penumpang di depan terminal • Membuat kegaduhan saat berada di terminal • Tidak merokok saat menjalankan kendaraan
3.3. Strategi Kreatif
rambu-rambu dan berprilaku kurang baik.Dan dengan pesan yang berisikan ajakan adalah sifatnya untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam hati mereka supaya berprilaku tertib.
3.3.1 Strategi Verbal
Pendekatan verbal yaitu ungkapan secara lisan maupun visual yang digunakan dalam mengkampanyekan berprilaku tertib kepada para sopir angkutan umum meliputi : pembuatan tag line visual, dan pencarian gagasan visual, yaitu :
• Pembuatan Tag Line Visual
Konsep pendekatan kreatif dalam pembuatan tag line visual yaitu dengan melalui atau mempelajari beberapa permasalahan yang ada di terminal Cicaheum. maka di ambil tagline yang sesuai dengan permasalahan yang di dapat adalah “Jaga Ketertiban di Terminal” sebagai tag line
dalam media kampanye social bagi sopir angkutan umum di terminal Cicaheum.
• Gagasan visual
Pencarian gagasan visual berawal dari pemahaman tag line
3.4. Strategi Media
Karena target audiennya berada di terminal Cicaheum maka media kampanye yang di buat menggunakan beberapa media diantaranya :
• Media utama - Poster
Karena di lihat dari bentuk terminal yang luas poster dapat di tempel di mana saja, dan informasi yang di sampaikan dapat langsung sampai ke audien.
• Media Pendukung - X-Banner
Begitu juga dengan banner dapat di simpan di mana saja, dan langsung di simpan di tempat para sopir biasa berkumpul seperti di tempat pembelian tiket karena media ini tidak memakan tempat yang luas untuk menyimpannya.
- Barikade
Di tempatkan di jalan masuk terminal sebagai pembatas jalan masuk terminal dan jalan umum.
- Pembatas jalan
Di tempatkan di jalan keluar terminal sebagai pembatas jalan antara tempat angkot dan bis yang meninggalkan terminal.
- Road divider pole
Pamflet di pasang di tempat biasa para sopir berkumpul sama seperti poster namun dari segi ukuran pamflet lebih kecil jadi dapat menjangkau tempat yang sempit sekali pun.
- Brosur
Bisa langsung di berikan ke target tanpa harus membutuhkan tempat atau ruang
- Spanduk
Media spanduk ini akan ditempatkan di jalan masuk terminal yang akan banyak dilewati oleh kendaraan, di dalam terminal supaya bisa langsung di baca oleh para sopir saat menunggu para calon penumpang dan di pintu keluar terminal untuk mengingatkan para sopir akan kesadaran dalam berkendara.
- Umbul-Umbul
Media ini biasanya ditempatkan dipinggir-pinggir jalan depan terminal dan di dalam terminal
- Kartu Identitas
• Media Gimmick
media ini digunakan karena biayanya lebih rendah serta media ini langsung ke target sasaran. Media yang memiliki kegunaan seperti, gelas, Tempat tissue, mangkuk sup. Dan ada juga media merchandise atau gimmick seperti : pin, t-shirt, sticker, gantungan kunci topi, slayer dan lain-lain.Adapun gimmick yang di gunakan dalam media kampanye ini adalah :
- Kaos
T-Shirt akan di berikan kepada para sopir angkutan umum yang bekerja di terminal Cicaheum,ini hanyalah merchandise sebagai perwujudan ikut berpartisipasi dalam menjaga ketertiban di terminal.
- Rompi
Begitu juga dengan rompi sama seperti kaos di berikan sebagai merchandise
- Pulpen
Diberikan kepada sebagai merchandise
- Pin
Di pakai semua sopir angkutan umum yang bekerja di terminal Cicaheum
- Topi
3.4.1. Jadwal Penyebaran Media
Jadwal penyebaran media yang di lakukan yaitu pada saat terminal Cicaheum sepi penumpang, seperti pada saat bulan juni sampai bulan agustus. Karena pada bulan-bulan ini tidak banyak penumpang seperti pada saat hari-hari besar. Jadi mensosialisasikan media kampamye ini dapat berjalan dengan lancer.
Jadwal Penyebaran Media
Tabel 3.2 Jadwal Penyebaran Media
3.4.2. Strategi Penyebaran Media
Di keranakan target audiennya para sopir angkutan umum berada di terminal Cicaheum, maka penyebaran media hanya di terminal Cicaheum saja yang meliputi beberapa tempat yaitu :
• Ruang tunggu penumpang
media media Penempatan media
1. Tahap perkenalan terminal, di dalam terminal, di dalam terminal
3. Tahap Pengingat
Agustus 2010 Gimmick
• WC • Mushola • Di dalam bus
3.5. Konsep Visual Meliputi Beberapa Penjelasan di antaranya:
Konsep Visual yang di pergunakan dalam perancangan kampanye sosial bagi sopir angkutan umum di terminal Cicaheum yaitu terdiri dari beberapa penjelasan konsep mengenai ,Format desain, tipografi, ilustrasi, dan juga warna.
3.5.1. Format Desain
Format desain yang di gunakan pada media utama poster adalah portrait karena memiliki unsur tegas. Dengan gambar poster berformat portrait diharapkan informasi dari kampanye sosial ini bisa sampai ke audien dan sopir lebih fokus pada kampanye yang di sampaikan.
3.5.2. Layout
Gambar 3.1 Layout
3.5.3. Tipografi
Adapun tipografi yang pakai menggunakan huruf yang mudah di baca dan mempunyai karakter tegas seperti arial,arial black, jadi kampanye yang di sampaikan lebih mudah di cerna.
1. Huruf gill sans ultra bold
Huruf gill sans ultra bold digunakan sebagai tageline perancangan media kampanye sosial prilaku sopir angkutan umum di terminal Cicaheum. Yang berisi tentang perlunya menjaga ketertiban di kawasan terminal oleh para sopir. Huruf gill sans ultra bold memiliki keterbacaan yang jelas, dan mempunyai komposisi yang sangat padat,kokoh,kuat. Diharapkan supaya para sopir mampu membaca dengan jelas,baik dari jarak dekat maupun jarak jauh sekalipun. Jenis huruf yang di gunakan :
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890-=\!@#$%^&*()_+|[]{};’:”,./<>?
2. Arial bold
Huruf arial bold digunakan pada sub tageline perancangan media kampanye prilakusopir angkutan umum di terminal Cicaheum. Berisi tentang pesan larangan yang biasa di lakukan oleh para sopir saat berada di terminal. Huruf arial bold memiliki karakter tegas dan keterbacaan yang jelas,baik dari jarak dekat maupun jarak jauh sekali pun. Huruf ini mempunyai tingkat komposisi isi dan ukuran yang lebih tebal di
banding arial yang lebih kurus , Diharapkan supaya himbauan yang di sampaikan kepada para sopir sebagai peringatan yang tidak boleh di langgar.
Jenis huruf yang di gunakan :
Gambar 3.3 Sub Tage Line
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
3. Arial
Huruf arial digunakan pada isi pesan perancangan media kampanye sosial prilakusopir angkutan umum di terminal Cicaheum. Yang berisi tentang dampak yang akanterjadi atau sangsi hukum yang akan di terima oleh para sopir. Huruf arial memilikiketerbacaan yang jelas, mempunyai tingkat komposisi isi dan ukuran yang cukup simpel dan cenderung kurus,jadi tidak merusak pandangan mata atau membuat lelah yang membacanya. Diharapkan supaya isi pesan yang panjang dapat sampai ke para sopir dan bisa di baca dengan jelas,baik dari jarak dekat maupun jarak jauh. Jenis huruf yang di gunakan :
Gambar 3.4 Body copy
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
3.5.4. Ilustrasi
Ilustrasi gambar yang digunakan untuk memperjelas dan mempertegas dari pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan media kampanye ini. Ilustrasi yang digunakan merupakan olahan dari fotografi dan vector.
Adapun gambar yang di gunakan :
4. Fotografi :
• Dilarang kencing sembarangan.
Ilustrasi ini menggambarkan seorang sopir yang sedang kencing di sebelah bis tepatnya di belakang ban mobil bis
Gambar 3.5 Ilustrasi
• Dilarang menaikan penumpang tidak pada tempatnya. Ilustrasi ini menggambarkan mobil angkot yang sedang menaikan penumpang tidak di dalam terminal melainkan di depan terminal.
• Stop merokok di lingkungan umum.
Ilustrasi ini menggambarkan seorang sopir yang sedang duduk di kursi kemudi sambil menghisap rokok
Gambar 3.7 Ilustrasi
• Dilarang ugal-ugalan saat megemidi.
Dengan gambar mobil di belakang menggunakan efek radial blur menandakan mobil yang depanmelaju dengan kecepatan yang tinggi.Ilustrasi ini menggambarkan kebiasaan buruk yang biasa di lakukan oleh sopir angkutan umum pada saat keluar dari terminal yaitu ugal-ugalan untuk mencari penmpang yang berada di depan terminal.
Gambar 3.8 Ilustrasi
• Stop miras sebelum mengemudi.
Gambar 3.9 Ilustrasi
• Dilarang berjudi di kawasan terminal.
Menggambaraka ilustrasi para sopir yang sedang berjudi di lingkungan terminal.
Gambar 3.10 Ilustrasi
• Vector
Ilustrasi vector polisi.
Ilustrasi ini di buat untuk mempertegas pesan yang ingin di sampaikan,gambar vector di pilih supaya pesan yang di sampaikan tidak berkesan menggurui.
3.5.5. Warna
Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri, warna dapat dipengaruhi gaya, trend, dan pengalaman estetis. Warna juga dapat membangkitkan rasa takjub, bosan, ataupun semangat pada objek. Dengan mempertimbangkan keharmonisan warna-warna yang digunakan. Adapun warna-warna yang digunakan dalam pembuatan perancangan media kampanye sosial prilaku sopir angkutan umum di terminal Cicaheum.
• Warna biru
Warna biru adalah warna yang paling dominan dalam media kampanye ini karena warna biru adalah warna identitas dari dinas perhubungan
• Warna Kunung
Warna yang bisa mewakili kesan kehangatan, semangat dan keseimbangan,peringatan atau larangan Selain itu juga warna kuning dalam rambu-rambu lalu lintas berarti perhatian,warna kuning di gunakan sebagai warna tageline. • Warna merah
• Warna hitam
Umumnya warna hitam diasosiasikan dengan sifat negatif tapi juga bisa menunjukkan sifat positif, seperti kokoh, tegas, formal, struktur yang kuat, dan dianggap sebagi warna yang netral.
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1. Poster
Gambar 4.1. Media utama Poster
4.2. X-Banner
Banner ini akan dipasang di tempat yang banyak di lihat seperti di tempat pembelian tiket, ruang tunggu penumpang, media ini akan menggunakan ilustrasi visual kolase yaitu menggabungkan gambar-gambar yang berkaitan dengan terminal dan pelanggaran yang biasa terjadi,yang di tandai dengan lingkarang rambu larangan, supaya informasi yang di sajikan lebih informatif. Material vynil atau glossy laminasi doff, ukuran 160 cm x 60 cm, cetak media dengan digital printing.
4.3. Brosur
Sebagai media pendukung kampanye sosial bagi sopir angkutan umum di terminal Cicaheum. Di media ini akan dijelaskan berbagai bentuk pelanggaran yang biasa terjadi di terminal Cicaheum dan sangsi hukuman atau dampak yang akan terjadi. Material yang digunakan yaitu Art Paper dengan ukuran 30 cm x 21 cm, teknis produksi cetak offset separasi dengan finishing laminasi.
Gambar 4.3. Media pendukung brosur
4.4. Spanduk
Gambar 4.4. Media pendukung spanduk
4.5. Umbul-umbul
Media ini biasanya ditempatkan dipinggir-pinggir jalan di depan dan di dalam terminal. Dan pemberian tipografi tagline “Jaga Ketertiban di Terminal”, penempatan media ditempatkan secara portrait. Material vynil dengan ukuran 400 cm x 60 cm, cetak digital printing
4.6. Pembatas Jalan
Di tempatkan di jalan keluar terminal sebagai pembatas jalan antara tempat angkot dan bis yang meninggalkan terminal. Material vynil stiker dengan ukuran120 cm x 50 cm, cetak digital printing.
Gambar 4.6. Media pendukung pembatas jalan
4.7. Barikade
Di tempatkan di jalan masuk terminal sebagai pembatas jalan masuk terminal dan jalan umum.. Material vynil dengan ukuran 80 cm x 50 cm, cetak digital printing.
4.8. Road Divider Pole
Di tempatkan diantara barikade dan pembatas jalan. Material vynil dengan ukuran 60 cm x 35 cm, cetak digital printing.
Gambar 4.8. Media pendukung Road Divider Pole
4.9. Pamflet
Pamflet di pasang di tempat biasa para sopir berkumpul sama seperti poster namun dari segi ukuran pamflet lebih kecil jadi dapat menjangkau tempat yang sempit sekali pun.. Material vynil dengan ukuran ukuran A3 29,7 cm x 21 cm cetak separasi.
4.10. Pulpen
Material yang digunakan plastic, dengan ukuran 14 cm x 1.3 cm, cetak sablon.
Gambar 4.10. Media gimmick pulpen
4.11. Rompi
Material yang digunakan yaitu kain cotton combat dengan ukuran L dan M, teknis produksi cetak sablon.
4.12. Kaos
Material yang digunakan yaitu kain cotton combat dengan ukuran L dan M, teknis produksi cetak sablon.
Gambar 4.12. Media gimmick kaos
4.13. Pin
Material yang digunakan yaitu Glossy doff dengan ukuran diameter 4 cm, teknis produksi cetak digital printing.
Gambar 4.13. Media gimmick pin
4.14. ID card
Gambar 4.14. Media gimmick ID card
4.15. Topi
Material yang digunakan yaitu kain dengan ukuran disesuaikan
teknis produksi dengan Bordir.
Laporan Pengantar Tugas Akhir
KAMPANYE SOSIAL BAGI SOPIR ANGKUTAN
UMUM DI TERMINAL CICAHEUM
DK 26313/Tugas Akhir
Semester II 2009/2010
Oleh
Yogi Nuribiantoro
NIM 52107045
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2.6. Undang-Undang Lalu-Lintas Tentang Berkendara ... 14
2.7. Target Audien ... 15
2.8. Analisis 5W+1H ... 16
2.8.1. Kesimpulan Dari 5W+1H ... 17
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan ... 18 TEKNIS PRODUKSI KAMPANYE SOSIAL BAGI SOPIR ANGKUTAN MUM DI TERMINAL CICAHEUM 4.1. Poster ... 36
4.2. X-Banner ... 37
4.3. Brosur ... 38
4.5. Umbul-Umbul ... 39
4.6. Pembatas Jalan ... 40
4.7. Barikade ... 40
4.8. Road Divider Pole ... 41
4.9. Pamflet ... 41
4.10. Pulpen ... 42
4.11. Rompi ... 42
4.12. Kaos ... 43
4.13. Pin ... 43
4.14. ID card ... 44
4.15. Topi ... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Kemacetan di Terminal ... 11
Gambar 2.2 Kemacetan di Jalan Terminal ... 12
Gambar 2.3 Sirkulasi di Terminal ... 13
Gambar 2.4 Pedagang depan terminal ... 14
Gambar 2.5 Sistem Informasi ... 14
Gambar 3.1 Layout ... 28
Gambar 3.12 Tag Line ... 28
Gambar 3.3 Sub Tag Line ... 29
Gambar 3.4 Body copy ... 20
Gambar 3.5 Ilustrasi ... 31
Gambar 3.6 Ilustrasi ... 31
Gambar 3.7 Ilustrasi ... 32
Gambar 3.8 Ilustrasi ... 32
Gambar 3.9 Ilustrasi ... 33
Gambar 3.10 Ilustrasi ... 33
Gambar 3.11 Ilustrasi ... 33
Gambar 3.12 Warna ... 34
Gambar 4.5. Umbul-umbul ... 39
Gambar 4.6. Pembatas Jalan ... 40
Gambar 4.7. Barikade ... 40
Gambar 4.8. Road Divider Pole ... 41
Gambar 4.9. Pamflet ... 41
Gambar 4.10. Pulpen ... 42
Gambar 4.11. Rompi ... 42
Gambar 4.13. Pin ... 43
Gambar 4.14. ID Card ... 44
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tabel Penyebaran Media ... 25
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
- Suyanto, M. (2004). Aplikasi Desain Grafis.Yogyakarta: Andi
- Venus, A. (2004). ManejemenKampanye-Panduan Teoritis dan
Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
- W.J.S, Poerwadarmita. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai pustaka.
Website
- Dewi, Arifa (2003). Prinsip penataan Terminal Regional. Bandung :
Departemen Teknik Planologi- ITB.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpl-gdl-s1-2003-arifadewi-12 (Akses 15 Agustus 2010)
- Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. Perilaku Manusia
http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-Perilaku-Bentuk-Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html
(Akses 25 Juli 2010)
- Konsep Perilaku-Pengertian Perilaku-Bentuk-Perilaku dan Domain
Perilaku.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-mempengaruhi-prilaku/ (Akses 13 Agustus 2010)
- http://repository.unikom.ac.id/repo/sector/perpus/view/jbptunikompp
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Yogi Nurtibiantoro
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis 24 Februari 1984 Status Perkawinan : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Email : [email protected]
Pendidikan Terakhir : IGHIE Hotel School Yogyakarta Alamat : Jl Cihampelas No. 19 Bandung
Laporan Pengantar Tugas Akhir
KAMPANYE SOSIAL BAGI SOPIR ANGKUTAN
UMUM DI TERMINAL CICAHEUM
DK 26313/Tugas Akhir
Semester II 2009/2010
Oleh
Yogi Nurtibiantoro
NIM 52107045
Program Studi Desain Grafis
Disahkan oleh : Pembimbing
Deni Albar, S.Sn.
4127 32 06 013
Koordinator Tugas Akhir