UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS IV MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI
TERBIMBING DI MIN SEI MATI MEDAN LABUHAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
NINA HASANAH
NIM. 8136182036
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Nina Hasanah. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing di MIN Sei Mati Medan Labuhan Tahun Ajaran 2014/2015. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing materi energi panas di kelas IV MIN Sei Mati Medan Labuhan. (2) Meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing materi energi panas di kelas IV MIN Sei Mati Medan Labuhan. Tekhnik pengumpulan data melalui observasi dan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Aktivitas belajar siswa siklus I dengan rata-rata persentase skor sebesar 2,25 (13,79%) dengan kategori cukup dan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 2,99 (89,65%) dengan kategori baik. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut maka terjadi peningkatan 75,86%. (2) Hasil belajar siswa kelas IV MIN Sei Mati Medan Labuhan materi energi panas juga terjadi peningkatan. Berdasarkan hasil belajar siswa di siklus I dan siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata tes dari 74,82 menjadi 83,79 dan ketuntasan belajar siswa di siklus I sebesar 65,51%, sedangkan di siklus II sebesar 89,65%. Dengan demikian, peningkatan yang terjadi antara ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,14%. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV MIN Sei Mati Medan Labuhan.
ii
ABSTRACT
Nina Hasanah. Efforts to Increase Activity and Learning Outcomes Science Student Class IV Through Application of Guided Inquiry Model in Medan Labuhan MIN Sei Mati School Year 2014/2015. Thesis. Terrain: Graduate Program, State University of Medan.
This study aims to: (1) Increase the learning activity through guided inquiry learning model application of heat energy material in class IV MIN Sei Mati Medan Labuhan. (2) Improve science student learning outcomes through the application of guided inquiry learning model material heat energy in the fourth grade MIN Sei Mati Medan Labuhan. Techniques of collecting data through observation and tests of learning outcomes. Based on data analysis conclusions: (1) The inquiry learning model can improve students' learning activities in science learning process. Student learning activities in the first with an average percentage score of 2.25 (13.79%) with sufficient category and activity of students in second cycles of 2.99 (89.65%) in both categories. Therefore, based on these results it increased 75.86%. (2) The results of the fourth grade students MIN Sei Mati Medan Labuhan heat energy materials also increased. Based on the results of student learning in the first cycle and second cycle is known that the average test score of 74.82 into 83.79 and completeness of student learning in the first cycle of 65.51%, while in the second cycle of 89.65%. Thus, the increase that occurred between mastery learning students in the first cycle and second cycle amounted to 24.14%. Based on these results, it can be concluded that learning science by applying guided inquiry learning model can improve the activity and learning outcomes of fourth grade students MIN Sei Mati Medan Labuhan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya
yang selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka
bumi ini.
Dalam penulisan tesis ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, MS. MM, selaku pembimbing I yang penuh
kesabaran memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku pembimbing II yang telah
memberi bimbingan, arahan, dan kemudahan bagi penulis untuk
menyelesaikan tesis ini
Dasar, yang telah banyak memberi motivasi sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan
Dasar yang telah memberikan motivasi, serta membekali penulis dengan
ilmu pengetahuan dan pengalaman.
7. Bapak dan Ibu dosen PPs Unimed yang telah banyak memberikan ilmu
iv
8. Bapak Drs. Misman, M.Pd, selaku Kepala Sekolah MIN Sei Mati Medan
Labuhan dan seluruh guru yang telah banyak membantu penulis dalam
mengumpulkan data yang penulis perlukan untuk penyelesaian tesis ini.
9. Khususnya yang teristimewa orangtua tercinta, Ayahanda Muhlis dan Ibunda
Aisyah, yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan baik
secara moril maupun materil, berupa kasih sayangnya, motivasi, semangat
serta do`a yang tak terhingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
10.Suami tercinta, Mirza Fahlevi Ginting, S.Pd.I. yang telah memberi
motivasi,do`a dan kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini.
11.Adinda tersayang, Shoumi Ramadhani dan Fitri Ramadhani yang telah
memberikan semangat dan do`a sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini.
12.Tema-teman seperjuangan Program Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi dalam
upaya menyelesaikan tesis ini.
13.Bang Putra sebagai staf Prodi Pendidikan Dasar PPs Unimed yang telah
membantu segala urusan yang berkaitan dengan administrasi dalam
perkuliahan dan penyusunan tesis ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa tesis ini belum mencapai
kesempurnaan seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis.
Medan, Agustus 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A Latar Belakang Masalah ... 1
B Identifikasi Masalah ... 5
C Batasan Masalah ... 6
D Rumusan Masalah ... 6
E Tujuan Penelitian... 6
F Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9
A Kerangka Teori ... 9
1. Pengertian Belajar ... 9
2. Hasil Belajar ... 11
3. Aktivitas Belajar....……….. ... 14
4. Pembelajaran IPA di SD/MI……….. ... 16
5. Model Inkuiri Terbimbing ……… .. 18
6. Teori Belajar yang Mendasari Model Inkuiri Terbimbing ... 26
vi
C Kerangka Konseptual ... 32
D Hipotesis Tindakan ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A Lokasi Penelitian ... 35
B Sabjek dan objek Penelitian ... 35
1. Subjek Penelitian ……… 35
2. Objek Penelitan ………... 35
C Jenis Penelitian ... 36
D Defenisi Operasional ... 36
E Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 36
F Teknik Pengumpulan Data ... 42
G Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A Hasil Penelitian ... 48
B Pembahasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Implikasi ... 77
C. Saran ... 77
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Nilai IPA Kelas IV MIN Sei MatiMedan Labuhan ... 3
Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas IV MIN Sei Mati Medan Labuhan ... ... 35
Tabel 3. Daftar Observasi Aktivitas Siswa ... 43
Tabel 4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPA Siklus 1 dan Siklus II ... 43
Tabel 5. Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa Dalam % ... 46
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 53
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 55
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 56
Tabel 9. Persentase Nilai Tes Siswa Siklus I ... 57
Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 67
Tabel 11. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 68
Tabel 12. Hasil Belajar SiswaS iklus II ... 70
Tabel 13. Persentase Nilai Tes Siswa Siklus II ... 71
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ... 37
Gambar 2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 54
Gambar 3 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 56
Gambar 4 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I ... . 58
Gambar 5 Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 68
Gambar 6 Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 70
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 82
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 86
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan III ... 91
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar Siklus I ... 95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ... 99
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ... 103
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III ... 108
Lampiran 8 Tes Hasil Belajar Siklus II ... 112
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ... 117
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ...119
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan III ... 122
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ... 124
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ... 126
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan III ... 128
Lampiran 15 Materi Energi Panas ... 130
Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I... 134
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II ... 136
Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III ... 138
Lampiran 19 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I ... 140
Lampiran 20 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II ... 142
x
Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 146
Lampiran 23 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 148
Lampiran 24 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 149
Lampiran 25 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan III... 150
Lampiran 26 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I... 151
Lampiran 27 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II... 152
Lampiran 28 Tabulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan III... 153
Lampiran 29 Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... ... 154
Lampiran 30 Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... ... 155
Lampiran 31 Nilai Tes Siswa Siklus I ... 156
Lampiran 32 Nilai Tes Siswa Siklus I ... 157
Lampiran 33 Dokumentasi Hasil Penelitian Siklus I ... 157
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
kepentingan masa depan. Pendidikan yang mendukung pembangunan di masa
mendatang adalah pendidikan yangmampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problem
kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi naruni atau
potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin
penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan masyarakat dan dunia kerja,
karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah untuk mengahadapi problem yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
saat ini maupun yang akan datang.
Hal ini berarti di dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar,
dimana belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,
bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi yang pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam
segala komponen pendidikan. Adapun komponen yang mempengaruhi
2
pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru dan
siswa,serta model pembelajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling
terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Dalam usaha
peningkatan keberhasilan dan kualitas pendidikan, pemerintah telah berupaya
mewujudkannya melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih
berkualitas. Siswa lebih didorong untuk memiiki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki
kemampuan berfikir kritis. Tujuannya adalah terbentuk generasi kreatif, inovatif,
dan afektif. Siswa dituntut agar dapat mengkontruksi pengetahuannya melalui
interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya.Oleh karena
itu kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam
mencari tahu berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai disiplin ilmu dan penerapannya
dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. IPA juga dapat
dipelajari semua kalangan, termasuk di dalamnya anak-anak. Tetapi, pembelajaran
IPA untuk anak harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif
anak-anak karena struktur kognitif anak-anak-anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur
kognitif ilmuan. Padahal mereka perlu diberikan kesempatan untuk berlatih
ketrampilan-ketrampilan proses IPA, sebab diharapkan akhirnya mereka berfikir
dan memiliki sikap ilmiah. Maka, pembelajaran IPA dan ketrampilan proses IPA
untuk mereka hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan
kognitifnya.
Guru bukan sekedar memberikan informasi, tetapi mengembangkan
3
dapat terlibat secara aktif. Namun ada kendala yang harus dihadapi disebabkan
banyak hal yang tidak memadai. Kendala tersebut merupakan suatu faktor yang
dapat menghambat proses belajar siswa, yang pada akhirnya dapat menurunkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, maka suasana belajar perlu
diciptakan sedemikian rupa dengan jalan melibatkan siswa untuk ikut aktif
mengikuti pelajaran. Sehubungan dengan kompetensi mengajar tersebut, maka
seorang guru harus dapat memikirkan materi pelajaran yang akan disajikan pada
siswa, konsep yang akan disampaikan dan pendekatan maupun model
pembelajaran apa yang perlu digunakan dalam penyajian pokok bahasan
pelajaran, serta kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan intruksional yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di kelas IV MIN
Sei Mati Medan Labuhan pada mata pelajaran IPA bahwa hasil belajar IPA dan
aktivitas siswa masih rendah. Guru belum sepenuhnya melibatkan aktivitas siswa
pada kegiatan pembelajaran,kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada
proses pembelajaran, kurangnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran
inkuiri terbimbing, model pembelajaran yang digunakan guru kurang melibatkan
aktivitas siswa sehingga menimbulkan kebosanan siswa dalam belajar, kurangnya
alat peraga untuk pembelajaran IPA.Meskipun guru yang bersangkutan berusaha
mengajar dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, tetapi
pada mata pelajaran IPA kelas IV di Min Sei Mati Medan Labuhan masih rendah.
Tabel 1. Data Nilai IPA Kelas IV MIN Sei MatiMedan Labuhan
No Tahun Ajaran Tertinggi Terendah Rata-rata
4
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa
rata-rata hasil belajar IPA dalam 3 tahun terakhir belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Perolehan hasil belajar tersebut perlu dicermati untuk dilakukan
pembenahan-pembenahan ke depan sehingga perolehan hasil belajar dapat lebih
ditingkatkan lagi.
Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari adanya perubahan
perilaku. Untuk itu diperlukan model yang tepat dalam kegiatan pembelajarannya,
dengan maksud untuk mengubah suasana kegiatan pembelajaran dari siswa pasif
menjadi lebih aktif. Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar
secara individu, sebab masing-masing anak mempunyai perbedaan di dalam
pengalaman, kemampuan, dan sifat pribadi. Dengan adanya semangat belajar
diharapkan dapat timbul kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikirnya dengan penuh inisiatif, dan kreatif
dalam pekerjaannya.
Suherman (2003:7), menyatakan bahwa pembelajaran akan lebih
bermakna (meaningfull), jika siswa tidak hanya belajar untuk mengatasi sesuatu
(learning to know), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar
menjiwai (learning to be), serta belajar bersosialisasi dengan sesama teman
(learning to live together). Dengan kata lain, siswa diberikan kesempatan untuk
mencoba sendiri mencari jawaban suatu masalah, bekerjasama dengan temannya
sekelas, atau membuat sesuatu akan jauh lebih menantang dan mengarahkan
perhatian siswa daripada apabila siswa hanya harus mencerna saja informasi yang
diberikan secara searah. Untuk itu perlu diciptakan sistem lingkungan
5
Untuk mencapai indikator tersebut guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan mampu menyajikan model
pembelajaran yang menarik. Salah satu model pembelajaran yang akan
menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah model pembelajaran
inkuiri terbimbing, karena peserta didik sendiri yang mengalaminya langsung
sehingga dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan apa yang dipelajari
tidak hanya berorientasi pada buku teks saja akan tetapi lebih menyentuh pada
kebutuhan dan pengalamannya sehari-hari selama berintraksi dengan alam
sekitarnya sehingga peserta didik dapat memecahkan permasalahan berdasarkan
fakta dan pengamatan. Model inkuiri terbimbing dapat membantu guru dalam
membimbing peserta didik mencapai tingkat pemahaman materi yang lebih tinggi
dengan mengupayakan peserta didik aktif mencapai pemahaman materi tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas siswa digunakan model inkuiri terbimbing. Model inkuiri terimbing
berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Model
pembelajaran ini menempatkan siswa mengembangkan kreatifitas dalam
pemecahan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
2. Guru belum sepenuhnya melibatkan aktivitas siswa pada kegiatan
pembelajaran.
6
4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang melibatkan aktivitas siswa.
5. Kurangnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing.
6. Kurangnya alat peraga untuk pembelajaran IPA.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan dalam masalah penelitian ini adalah penerapan model
inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas
IV MIN Sei Mati Medan Labuhan Tahun Ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV
di MIN Sei Mati Medan Labuhan?
2. Apakah model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV di MIN Sei Mati Medan Labuhan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Meningkatkan aktivitas siswa kelas IV di MIN Sei Mati Medan Labuhan
melalui penerapan model inkuiri terbimbing
2. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV di MIN Sei Mati Medan
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis :
a. Menambah wawasan keilmuan dalam mengembangkan model
pembelajaran dalam pembelajaran IPA.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan model inkuiri
terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai
model belajar dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada siswa
kelas IV di MIN Sei Mati Medan Labuhan.
2. Secara praktis, penelitian ini bisa bermanfaat bagi :
a. Siswa: (a)meningkatkan aktivitas siswa, (b) meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Guru :
- Mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran
menerapkan model inkuiri terbimbing .
- Meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan model pembelajaran
Yang bervariatif dan inovatif.
c. Kepala Sekolah
Sebagai satu masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan dan
kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya untuk
memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di
8
harapan akan diperoleh hasil prestasi yang optimal demi kemajuan lembaga
sekolah.
d. Peneliti
- Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan selama proses pembelajaran
dengan menerapkan model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar IPA siswa diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswadalam proses pembelajaran IPA
dengan menerapkan model inkuiri terimbing di kelas IV MIN Sei Mati Medan
Labuhan. Aktivitas belajar siklus I dalam proses pembelajaran IPA dengan
menerapkan model inkuiri terbimbing di kelas IV MIN Sei Mati Medan
Labuhan diperoleh rata-rata persentase skor sebesar 2,25 (13,79%) kategori
cukup dan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 2,99 (89,65%) kategori baik.
Dengan demikian terjadi peningkatan aktif belajar secara klasikal sebesar
75,86 %.
2. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV MIN Sei Mati Medan Labuhan
dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa. Hasil tes siklus I menunjukkan skor rata-rata mencapai
74,82% dan pada siklus II rata-rata mencapai 83,79%. Dengan demikian skor
rata-rata dari siklus I terjadi peningkatan 8,97%. Pada siklus I persentase
ketuntasan klasikal mencapai 65,51% dan pada siklus II persentase klasikal
77
mencapai 89,65%. Dengan demikian terjadi peningkatan pada persentase
ketuntasan klasikal sebesar 24,14%.
B. Implikasi
Adapun implikasi hasil penelitian ini bagi pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing membawa
dampak positif yakni dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar IPA
siswa dalam pembelajaran dikarenakan dalam model inkuiri terbimbing ini
siswa dituntut untuk memahami konsep dan prosedur yang termuat di
dalamnya dan mampu bekerja serta belajar secara maksimal dalam kelompok
yang secara langsung akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar IPA
siswa.
2. Bagi Guru, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam
pembelajaran IPA dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan
aktivitas siswa dan hasil belajar IPA siswa.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang akan
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pembagian kelompok yang dilakukan oleh siswa, membuat aktivitas belajar
siswa kurang aktif. Maka sebaiknya yang menentukan pembagian kelompok
adalah guru. Guru membentuk siswa ke dalam kelompok secara heterogen.
2. Sebaiknya guru jangan meminta siswa untuk bertanya dan memberi
78
dalam memberikan pendapat/tanggapan, melainkan guru secara langsung
menunjuk/memerintahkan siswa untuk bertanya dan memberi
pendapat/tanggapan. Dengan begitu, siswa termotivasi sehingga berusaha
menggali pengetahuan untuk mengeluarkan pendapat ataupun pertanyaan.
3. Saat siswa mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan, hal yang harus
guru lakukan bukan hanya secara lisan mengarahkan siswa untuk melakukan
percobaan, melainkan guru harus terlibat langsung membimbing siswa dengan
cara mendemonstrasikan percobaan tersebut.
4. Pada penelitian berikutnya, peneliti menyarankan agar peneliti berikutnya
melakukan penelitian yang sama yaitu menerapkan model inkuiri terbimbing
dengan materi yang berbeda dan peneliti berikutnya diharapkan dapat
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2008. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ajen, K, 2013, Peningkatan ketrampilan proses malalui penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran gaya Magnet kelas V SD,Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.2 No .9 Hal: 3-13.
Anderson. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision
of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: David Mckay
Company, Inc.
Depdiknas. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Balai Pustaka: Jakarta.
Djamarah, S dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djumhana, N. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Indonesia.
Djudin, T. 2010. Menyoal Pembelajaran Sains di Sekolah Bagaimana Seharusnya.
Jurnal Psikologi, No. 2 Hal 63-91.
Gredler. 1991. Belajar Dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hamid, A. 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2011. Kurikulum dan Pembelajara. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Halimah, S. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintia.
Halimah, S. 2010. Telaah Kurikulum. Medan: Perdana Publishing.
Jauhari, M. 2011. Implimentasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Khanafiyah. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat- alat Optik Di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Hal 10-11.
80
Kustawan. 2013. Analisis Hasil Belajar. Jakarta: Luxima metro Media.
Manik. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1 Srono. Jurnal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.3.
Musfiqon, Pengembangan Media&Sumber Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012.
Mulyani, S. dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Proyek Pendidikan Guru SEkolah Dasar, Dirjen Dikti Depdikbud.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Grafindo.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosita. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Inkuiri Terbimbing Di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina`a.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol,4. No.6.
Sardiman A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya,W. 2006. Pembelajaran Dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung: Persada Media Group.
Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya,W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikam.Jakarta: Kencana.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suherman. 2003. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Dirjen Dikdas: Mendpdikbud.
Sukmawati.2013. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran IPA di SD Kelas 3 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.Vol 2.No.8.
81
Sugianto. 2012. Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbasis
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar. Jurnal
Pendidikan. Hal 1-6.
Sudjana, N. 2001.Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Sudjana, N.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sutrisno. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN 18 Tanjung Sari. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran.Vol.3.No.4.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana
Trianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wuryastuti, T. 2008. Inovasi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jurnal