PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SMA
Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
OLEH :
NUR PUJI ASTUTIK NIM. 8136122040
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
Astutik, Nur Puji (2015).The Effect Of The Learning Strategy And The Learning Independence Towards The History Learning Result Of Dr. Wahidin Sudirohusodo Senior High School Theses, Medan: The Education Technology Study Program, State University of Medan.
This research aims to find out: (1) the difference of the students’ history learning result who are taught by role play learning strategy with the students’ history learning result who are taught by expository learning strategy. (2) to find out the students’ history learning result who have the high learning independence with those who have the low learning independence. (3) to find out the interaction between the learning strategy and the learning independence towards the students’ history learning result.
This research is a quasi experiment research. The population in this research is 126 people which are from grade XII of social of Dr. Wahidin Sudirohusodo Senior High School which are taken from 3 classes. Meanwhile, the sample is 84 people which are taken from 2 classes by using cluster random sampling. Before the treatment is given, firstly, the research sample is given a learning independence test to differentiate the level of the learning independence being had by the students. The learning result test is firstly tested to find out the level of validity and reliability test. The result taken from 60 questions given, only 45 questions fulfill the requirements. Statistic used in this research is descriptive inferential statistic. This research hypotheses is tested by using 2 Anava ways which are firstly done a data analysis requirement test that is a normality test by Lilifors and variant homogeneity test by F and Bartlett test.
This research result shows that (1) the history learning result of the students’ group which are given a learning in role play learning strategy higher than the history learning result of the students’ group which are given a learning in expository learning strategy with Fcount 7.14 > Ftable 3.96; (2) the history learning result of the students’ group who have the high learning independence higher than those who have low learning independence with Fcount 20.93 > Ftable 3.96; (3) There is an interaction between the learning strategy and the learning independence in influencing the history learning result with Fcount column raw (interaction) > Ftable (Fcount = 14.4 > Ftable = 3.96) at significance level 5%.
ii ABSTRAK
Astutik, Nur Puji (2015). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Sejarah SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo Thesis, Medan: Program Studi Tekhnologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang diajar dengan strategi pembelajarn bermain peran dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi ekspositori (2) mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah (3) mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 126 orang yang berasal dari kelas XII IPS SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yang berjumlah 3 kelas. Sedangkan sampel berjumlah 84 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes kemandirian belajar untuk membedakan tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa. Tes hasil belajar terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui ti8ngkat validasi tes dan realibilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 60 soal yang diujicoban, sebanyak 45 soal saja yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian ini diujikan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji lilifors dan uji homogenitas varian dengan Uji F dan Uji Barlett.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) hasil belajar Sejarah kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi pembelajaran Ekspositori dengan nilai Fhitung 7,14 > FTabel 3,96; (2) hasil belajar Sejarah kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Tinggi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Rendah dengan nilai Fhitung = 20,93 > FTabel = 3,96; (3) terdapat interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Sejarah dengan nilai FHitung kolom – baris (interaksi) lebih besar dari FTabel (FHitung = 14,14 > FTabel = 3,96) pada taraf signifikansi 5%.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis
ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister
Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat
bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril
maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan
akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda.
Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd sebagai Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. sebagai Pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan
motivasi kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada
Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd., dan Ibu Dr.
Samsidar Tanjung, M.Pd, sebagai narasumber yang begitu banyak memberikan
arahan dan masukan dalam rangka menyelesaikan tesis ini dengan sebaik-baiknya.
Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi,
iv
3. Seluruh teman angkatan XXIII / B1 Prodi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,
4. Bapak Huliman, M.Kom, selaku Kepala Sekolah SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yang telah memberikan motivasi dan dukungannya selama penulis duduk di bangku perkuliahan dan dalam melakukan penelitian.
5. Ibu Azzura Lestari, S.Pd dan Ibu Rini Meilina.S.Pd selaku guru Sejarah SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yang telah membantu penulis dalam penelitian. 6. Ayahanda tercinta Hermanto, Ibunda Tri Rahayu sosok yang memberikan
teladan, kakanda dan seluruh adinda : Dirmanto , Doni Darmanto, S.Sos, dan Ronggo Hernanda, yang senantiasa memberikan motivasi serta doa dalam menyelesaikan studi penulis.
7. Abangda tersayang Ari Rizki Setiawan, S.Pd yang memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi tepat waktu.
Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 13
C. Pembatasan Masalah ... 14
D. Perumusan Masalah ... 14
E. Tujuan Penelitian ... 15
F. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 17
1. Belajar dan Pembelajaran Sejarah ... 17
2. Hasil Belajar Sejarah ... 30
3. Strategi Pembelajaran ... 36
a. Strategi Pembelajaran Bermain peran ... 39
b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 50
4. Kemandirian Belajar ... 57
vi
C. Kerangka Berfikir ... 61
1. Perbedaan Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran dengan Siswa Yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 61
2. Perbedaan Hasil Belajar siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Dengan Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah ... 63
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dengan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejaran Siswa ... 66
D. Hipotesis Penelitian ... 68
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 69
C. Metode Penelitian ... 70
D. Desain Penelitian ... 71
E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 72
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 74
G. Pengontrolan Perlakuan ... 78
H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 80
I. Ujicoba dan Validasi Instrumen ... 84
a. Uji Validitas ... 84
b. Uji Realibilitas ... 87
c. Tingkat Kesukaran Butir Tes ... 88
d. Daya Pembeda Butir Tes ... 90
J. Teknik Analisis Data ... 91
vii
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 93
1. Hasil Belajar Sejarah Siswa pada Kelas yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 93
2. Hasil Belajar Sejarah Siswa pada Kelas yang diajar dengan Pembelajaran Ekspositori ... 94
3. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 96
4. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 97
5. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 99
6. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 100
7. Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi ... 102
8. Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah ... 103
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 104
1. Uji Normalitas ... 105
2. Uji Homogenitas ... 108
C. Pengujian Hipotesis ... 110
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116
viii
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ... 123
B. Implikasi ... 124
C. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 126
ix
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
1.1. Nilai Rata – rata UAS I dan II IPS Kelas XII SMA Dr. Wahidin
Sudirohusodo ………... 5
2.1 Tahapan – tahapan Strategi Pembelajaran Bermain Peran …………. 43
2.2 Strategi Pembelajaran dengan berbagai Metode Pembelajarannya… 56
3.1. Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 2 ... 71
3.2. Kisi – kisi Tes Hasil Belajar Sejarah Ranah Kognitif ... 81
3.3. Angket Hasil Belajar Sejarah Ranah Afektif ... 82
3.4. Kisi – kisi Angket Kemandirian Belajar ... 83
3.5. Ringkasan Validitas Instrumen Penelitian Hasil Belajar Sejarah Ranah Kognitif ... 85
3.6. Validitas Angket Ranah Afektif Mata Pelajaran Sejarah ... 85
3.7. Validitas Angket Kemandirian Belajar ... 86
3.8. Ringkasan Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran ... 88
4.1. Distribusi Frekuensi nilai Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 93
4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 95
4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 96
4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 98
4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 99
4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 101
4.7. Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi ... 102
4.8. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah ……….. 104
4.9 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas setiap Kelompok Penelitian ... 106
4.10. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas ……… 108
4.11. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi dan Kemandirian Belajar Rendah …… 109 4.12. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varian Kemandirian
x
Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 109
4.13. Tabel Statistik Penelitian ……….. . 110
4.14. Tabel Anava Dua Jalur ……… 111
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 34 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Kelas yang
Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 94 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Kelas yang
Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 95 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang
Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 97 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang
Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan
Strategi Pembelajaran Bermain Peran……… 98
4.5. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 100 4.6. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang
Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 101 4.7. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki
Kemandirian Belajar Tinggi ... 103 4.8. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki
Kemandirian Rendah ... 104 4.9. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Silabus Pembelajaran ………. 130
2. RPP Strategi Pembelajaran Bermain Peran dan Ekspositori ... 138
3. Instrumen Penelitian ... 159
4. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Kognitif dan Afektif ... 196
5. Angket Tingkat Kemandirian Belajar ... 203
6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Kemandirian Belajar 206 7. Data Pokok Penelitian ... 208
8. Tabel Statistik ………. 243
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
manusia. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan daiman dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan berwataq kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan sejarah adalah suatu wahana penting dalam pendidikan suatu
bangsa. Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri banyak negara di dunia ini
yang menempatkan pendidikan sejarah sebagai unsur penting dalam pendidikan
kebangsaan mereka. Hal ini disebabkan adanya keyakinan bahwa materi
pendidikan sejarah mampu mengembangkan sifat dan karakter generasi muda
bangsa. Ketika generasi muda ini menjadi pemegang peran utama dan pendukung
dalam menjalankan kehidupan bangsa maka karakter yang terbentuk pada diri
2
karena melalui pendidikan sejarah mereka memahami bagaimana bangsa ini lahir
dan berkembang.
Pendidikan Sejarah di sekolah seharusnya membuahkan hasil berupa
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sejalan dengan tujuan
kelembagaan sekolah dijelaskan dalam kurikulum 2006 bahwa: penyelenggaraan
pendidikan di SMA bertujuan untuk: (1) mendidik siswa agar menjadi manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila yang mampu membangun dirinya
sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa. (2) memberi
bekal pengetahuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi, dan (3) memberi bekal ilmu dan sejarah, untuk hidup di
masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya.
Selanjutnya mata pelajaran sejarah ditingkat SMA diarahkan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa
lampau, masa kini dan masa depan, (2) melatih daya kritis peserta didik untuk
memahami fakta sejarah dengan benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah
dan metodologi keilmuan, (3) menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta
didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di
masa lampau, (4) menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga masa kini dan masa yang akan datang, dan (5) menumbuhkan kesadaran
3
bangga dan cinta tanah air yang dapat di implementasikan dalam berbagai bidang
kehidupan baik nasional maupun internasional.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan bangsa masa
lalu, masa kini dan bagaimana mereka belajar dari pengalaman masa lampau
tersebut untuk membentuk kehidupan masa depan menjadi lebih baik dan
berdasarkan sifat dan karakter utama bangsa. Oleh karena itu, pendidikan sejarah
memiliki fungsi yang strategis dalam mengembangkan jiwa dan karakter bangsa
dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik. Jiwa dan karakter bangsa
tersebut dijalin dan didasarkan kepada karakter diri orang perorangan peserta
didik yang tercermin pada visi kehidupan, sikap hidup, nilai, dan kehidupan.
Kemampuan mengembangkan kehidupan sosial-ekonomi-budaya-agama, dan
pemanfaatan teknologi yang bernilai positif bagi kehidupan materi dan proses
pendidikan sejarah dipercaya mampu mengembangkan berbagai aspek potensi
kemanusiaan peserta didik menjadi kualitas yang tercermin dalam
kemampuan-kemampuan tersebut.
Sementara potensi besar pendidikan sejarah yang dikemukakan di atas
tidak menjadi realita dunia pendidikan. hanya memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan yang dikemukakan di atas, suatu kenyataan yang
menyedihkan bahkan dunia pendidikan sejarah dianggap sebagai sesuatu yang
suram, tak bermakna, penuh dengan beban hafalan yang tak mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, tidak berkaitan dengan realita
kehidupan, tidak membangkitkan rasa ingin tahu dan kemampuan memenuhi rasa
4
pendidikan sejarah tidak dianggap sebagai sesuatu yang berhasil menjalankan
fungsinya dalam mengembangkan potensi kemanusiaan peserta didik dan bagi
penentu kebijakan memberikan kesempatan yang besar untuk memposisikan
pendidikan sejarah hanya bagi mereka yang tertarik untuk menjadi sejarawan di
kemudian hari.
Pendidikan di Indonesia dihadapkan pada permasalahan dan sorotan dari
berbagai pihak baik oleh masyarakat, pemerintah, dunia usaha, lulusan dan
termasuk tenaga pengajar. Hal ini disebabkan karena mutu pendidikan relatif
masih rendah dan tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Indikator
rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari rendahya kualitas lulusan di hampir
semua jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Hal ini tentu saja
menimbulkan ketidakpuasan masyarakat akan pendidikan di negeri ini.
Permasalahan ini dapat diminimalkan apabila guru sewaktu mengajar
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan dapat membantu siswa Dalam
meningkatkan mutu dan keterampilannya dalam belajar di sekolah, faktor guru
dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting. Selanjutnya
menurut Sanjaya (2010: 14) juga berpendapat bahwa : guru perlu memiliki
kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran
yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf
perkembangan siswa termasuk didalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan
media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembelajaran. Dengan demikian
seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak
5
Artinya faktor guru juga berpengaruh dalam hal peningkatan belajar siswa.
Peranan guru SMA diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada
dalam diri siswa. Guru yang mengajar cenderung text-book oriented dan belum
menekankan pada proses berpikir siswa secara mandiri. Diskusi yang dibahas
kadang tidak sesuai dengan konteks dan isu-isu yang sedang berkembang dalam
masyarakat terutama yang berhubungan dengan materi pelajaran sejarah. Sebagai
akibatnya muncul kebosanan dan kejenuhan dari siswa untuk belajar lebih baik.
Hal tersebut terjadi karena selama ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh
kebutuhan mereka atau dengan kata lain materi yang dipelajari tidak relevan
dengan pengalaman mereka sehari-hari sehingga dianggap kurang menantang.
Kondisi seperti ini akan membuat siswa semakin kurang memahami dan mengerti
akan hakikat sejarah itu sendiri. Dengan demikian maka akan berpengaruh juga
pada hasil belajarnya yang semakin lama semakin menurun.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran sejarah juga terjadi di SMA
Dr. Wahidin Sudirohusodo. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari
sekolah tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sejarah siswa masih tergolong
rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih dibawah
KKM. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar sejarah siswa dalam 4 tahun
6
(Sumber: DKN SMA. Dr. Wahidin Sudirohusodo)
Tabel di atas menjunjukan bahwa siswa kelas XII- IPS SMA Dr. Wahidin
Sudirohusodo masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
KKM pada tahun ajaran 2011/2012 adalah 75, KKM pada tahun ajaran 2012/2013
adalah 75, KKM pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 75 dan KKM pada tahun
ajaran 2014/2015 adalah 75, tampak hasil belajar siswa masih tergolong rendah
karena masih di bawah KKM yang sudah ditentukan.
Menurut pengamatan peneliti sampai saat ini ada beberapa masalah yang
dialami oleh siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo khususnya pada bidang studi
sejarah khususnya program IPS yaitu rendahnya hasil belajar siswa, lemahnya
kognitif siswa dalam belajar sejarah serta lemahnya keaktifan belajar siswa dan
kurangnya ketertarikan siswa saat belajar sejarah. Selain itu mereka masih
menggunakan strategi yang berpusat pada guru. Sementara guru masih monoton
dalam melaksanakan pembelajaran sehingga siswa merasa bosan. Ini juga terlihat
dari hasil KKM siswa yang masih rendah. Mereka juga menyatakan bahwa dalam
pembelajaran disekolah mereka menggunakan metode pembelajaran berbasis
7
kurang terlibat dalam diskusi karena hanya sebagian siswa saja yang menjalankan
diskusi dalam kelompok dan selebihnya mereka bercerita dengan temannya
bahkan ada sebagian siswa yang bermain handphone atau game online.
Dengan metode ini siswa merasa cepat bosan dan kurang tertarik dengan
materi pelajaran yang disampaikan, metode ini juga di asumsikan tidak dapat
meningkatkan kemampuan sosialisasi pada diri siswa, termasuk kemampuan
dalam berpikir, bersikap, dan bertindak di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Metode ini juga di asumsikan tidak dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi
pada diri siswa, termasuk kemampuan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak di
tengah-tengah lingkungan masyarakat. Metode ini juga dianggap tidak mampu
menimbulkan kesadaran siswa akan kecintaan terhadap bangsa dan negara.
Ketidaktertarikan siswa serta kejenuhan siswa dalam mengikuti mata pelajaran
sejarah ini berpengaruh terhadap hasil belajar sejarah siswa, akibatnya siswa tidak
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Guru diharapkan dapat menarik minat dan perhatian siswa serta
menuntunnya dalam penyajian yang baik, Guru sejarah perlu melakukan
pembenahan diri, seperti melakukan perubahan dalam pembelajaran sejarah,
terutama penggunaan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik materi
pelajaran untuk meningkatkan penghayatan dan usaha menumbuhkan kesadaran
sejarah di kalangan siswa. Widja (1989:11) menganjurkan agar supaya
menghindari cara-cara mengajar sejarah yang mengutamakan penghafalan fakta
8
kreatifitas guru dan penerapan strategi pembelajaran guna mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada observasi awal di SMA Dr.
Wahidin Sudirohusodo ini, terlihat bahwa terdapat kesenjangan antara harapan
yang harus dicapai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Untuk mengatasi
kesenjangan tersebut perlu diidentifikasi faktor penyebab kesenjangan yang
terjadi. Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada observasi awal
salah satu penyebab terjadinya kesenjangan ini adalah kurang variatifnya strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Suasana belajar di dalam kelas yang “
terlalu serius’ dan terkesan “membosankan” akibat strategi pembelajaran yang
diberikan guru kurang bervariasi padahal pendidikan sejarah perlu diberikan
dengan lebih hidup kepada siswa. Murid tidak cukup dijejali kesibukan kognitif,
menghapal penetahuan lewat fakta-fakta yang sudah mati dimasa lalu,
sebagaimana banyak terjadi selama ini.
Strategi pembelajaran yang hanya menghapal pengetahuan sejarah lewat
fakta-fakta masa lalu tidak membawa banyak manfaat, yang terpenting justru
bagaimana memahami fenomena masa lalu dalam berbagai aspeknya agar dapat
menjelaskan persoalan di masa kini. Dengan begitu sejarah akan lebih dihargai
sejarah bukan sekedar rekaman-rekaman dari masa lalu. Tetapi juga harus
menjelaskan bagaimana rekaman itu diproses dan terkait dengan masa kini.
Sejarah juga harus dilihat sebagai proses kemanusiaan berbagi bidang dalam
konteks hari ini. Dengan demikian sejarah menjadi lebih hidup, pendapat senada
9
Dalam pembelajaran sejarah, guru tidak hanya memberikan pengetahuan fakta,
melainkan mengajak murid melihat dalam konteks zaman dahulu dikaitkan
dengan konteks masa kini.
Untuk mencari pemecahan dari permasalahan ini dapat dilakukan dengan
menerapkan strategi pembelajan yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan adalah dengan membawa siswa pada suasana belajar yang lebih
variatif pada saat pembelajaran berlangsung. Suasana belajar ini dapat dilakukan
dengan menggunakan strategi pembelajaran bermain peran. Melalui strategi
pembelajaran bermain peran di harapkan siswa tidak hanya menghapal dan
mengingat fakta-fakta sejarah, tetapi lebih jauh siswa dapat memahami konteks
zaman dahulu yang dikaitakan dengan konteks zaman kini melalui peran yang
dimainkannya.
Strategi bermain peran adalah strategi pembelajaran yang berorientasi
pada siswa yang didesain untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan karakter dan kemampuan berkomunikasi secara autentik.
Menurut Joyce and Weil (2009:328) strategi pembelajaran bermain peran
merupakan sebuah strategi pengajaran yang berasal dari dimensi pendiidkan
individu maupun sosial. Strategi ini membantu masing – masing siswa untuk
menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu
memecahkan dilemma pribadi dsalam dunia sosial. Dalam dimensi sosial, model
ini memudahkan individu untuk bekerjasama dalam menganalisis keadaan sosial,
10
dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi
masalah.
Dalam strategi bermain peran, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di
luar kelas, meskipun pembelajaran juga bisa terjadi di dalam kelas. Oleh sebab itu,
maka dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan minat, sikap, motivasi belajar
siswa, seorang guru hendaknya mampu untuk merancang pembelajaran itu
kedalam suatu cerita permainan yang menarik, sehingga siswa dapat memahami
dan menerima makna materi pelajaran secara utuh.
Selain faktor strategi pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan
materi pembelajaran sejarah, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah karekteristik siswa. Salah satu karakteristik siswa yang dapat
mempengaruhi hasil belajar adalah tingkat kemandirian siswa dalam mempelajari
materi ajar yang diberikan oleh guru, yaitu merupakan faktor penting sebagai
sikap siswa dalam menyerap dan mempelajari materi ajar yang akan dan telah
diberikan oleh guru dan membawa pengaruh banyak terhadap hasil belajar
terhadap hasil belajar yang dicapai.
Di dalam proses pembelajaran setiap siswa atau peserta didik selalu
diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri
seseorang harus belajar sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Oleh
karena itu kita harus mengetahui pengertian kemandirian belajar guna mendasari
pembahasan yang lebih lanjut. Menurut (Moh. Ali, 2010:109) menjelaskan bahwa
“Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri dan
11
inisiatif dan kepercayaan diri. Dengan demikian seseorang yang mempunyai
kemandirian akan mampu bertanggung jawab dan tidak bergantung pada orang
lain.
Dalam kemandirian belajar terdapat siklus kegiatan kognitif yang rekursif
(berulang-ulang) yang memuat kegiatan menganalisis tugas, memilih dan
mengadopsi atau menemukan pendekatan strategi untuk mencapai tugas dan
memantau hasil dari strategi yang dilaksanakan. Untuk mendapatkan hal tersebut,
dalam diri siswa perlu adanya keahlian intelektual dan pengetahuan yang
memungkinkan dirinya menyeleksi tugas -tugas kognitif serta afektif dan efisien.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tentunya dipengaruhi oleh
kemandirian belajar.
Berdasarkan uraian di atas, siswa yang mempunyai kemandirian belajar
adalah siswa yang secara aktif berpartisipasi dalam menentukan apa yang akan
dipelajari dan bagaimana belajarnya. Siswa tidak tergantung pada pengarahan
guru yang terus menerus tetapi siswa juga mempunyai kreaktifitas dan inisiatif
sendiri, serta mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang
diperolehnya. Tingkat kemandirian belajar siswa merupakan dasar bagi kegiatan
belajar yang diikuti siswa. Dengan kemandirian belajar siswa dapat menetapkan
sikap saat akan memulai pelajaran. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kebermaknaan pembelajaran, pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik siswa perlu dilakukan agar pelajaran yang disampaikan dapat
menarik perhatian siswa. Agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, efektif
12
mendapat perhatian dari guru, karena dengan kemandirian belajar yang baik akan
membuat siswa mandiri dalam belajar dipadukan dengan strategi pembelajaran
yang tepat, di mana strategi ekspositori sebagai strategi yang selama ini digunakan
diharapkan dapat membantu siswa dengan kemandirian yang rendah. Dengan
strategi pembelajaran bermain peran dan strategi ekspositori kedua strategi dengan
ciri – ciri khasnya yang berbeda, maka strategi ini dapat diterapkan untuk kondisi
siswa dengan tingkat kemandirian belajar yang berbeda sehingga diharapkan hasil
belajar Sejarah siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo, kelas XII IPS dapat lebih
ditingkatkan lagi.
Dalam beberapa fenomena di atas, maka dalam penelitian ini upaya untuk
meningkatkan hasil belajar sejarah perlu diterapkan strategi pembelajaran yang
diharapkan pembelajaran berlangsung alamiah bukan transfer ilmu dari guru ke
siswa. Selanjutnya perlu diperhatikan bagaimana tingkat kemandirian siswa dan
hasil belajar siswa tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
bagaimana penguasaan dan penerapan konsep pada mata pelajaran sejarah kepada
peserta didik. Dari latar belakang inilah peneliti akan melakukan penelitian
tentang “ Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa
13
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian hasil belajar Sejarah
tidaklah sesederhana yang dipikirkan, namun dengan adanya uraian tersebut
diharapkan dapat menjadi dasar pemikiran yang kuat untuk dapat melaksanakan
penelitian yang berm,anfaat bagi pencapaian hasil belajar Sejarah secara optimal.
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang akan diteliti adalah hal
– hal yang berkaitan dengan hasil belajar Sejarah di SMA Dr. Wahidin
Sudirohusodo yaitu (1) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar
Sejarah siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo (2) apa strategi pembelajaran yang
tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajarn sejarah?(3) apakah
perbedaan karakteristik siswa mempengaruhi hasil belajar siswa?(4) apakah
kemandirian belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa?(5) apakah dalam
pembelajaran sejarah perlu di adakan pengelompokan berdasarkan kemandirian
belajar siswa?(6) apakah pemberian strategi pembelajaran yang berbeda pada
pembelajaran sejarah dapat mempengaruhi hasil belajar?(7) bagaimana sebaiknya
strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran sejarah sehingga siswa
tidak bosan dan jenuh?(8) strategi pembelajaran yang bagaimanakah yang
sebaiknya dipakai untuk kemandirian siswa yang berbeda?(9) apakah penggunaan
strategi pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar sejarah
siswa?(10) apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki
kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar
rendah?(11) apakah terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran
14
C. Pembatasan Masalah
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal, penelitian yang mencakup keseluruhan faktor tersebut
merupakan hal yang rumit, menuntut keahlian, waktu dan dana. Mengingat
keterbatasan – keterbatasan yang tidak dapat dielakan serta agar penelitian ini
dapat terfokus, maka perlu batasan – batasan sehingga tujuan penelitian ini dapat
tercapai. Oleh sebab itu, objek permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi
pada pencapaian hasil belajar Sejarah pada aspek kognitif dan afektif di kelas XII
(dua belas) siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo meliputi:
1. Hasil belajar sejarah merupakan kemampuan siswa dalam menguasai materi
mata pelajaran sejarah yang dibatasi dalam ranah kognitif
menurut taksonomi bloom yang di kembangkan oleh Anderson (2010)
yang dibatasi pada aspek pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan
(C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Penilaian (C6) juga dapat masuk ke
aspek afektif terutama pada pengalaman dan karakteristik.
2. Hasil belajar ini diperoleh dari tes hasil belajar sejarah yang diberikan
setelah perlakuan selesai dilaksanakan. Materi pembelajaran yang diberikan
meliputi pokok bahasan Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945.
3. Strategi pembelajaran yang digunakan dibedakan menjadi dua macam
yaitu: strategi pembelajaran bermain peran dan ekspositori.
4. Kemandirian siswa dibedakan atas kemadirian belajar tinggi dan
15
5. Materi mata pelajaran sejarah didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), untuk mata pelajaran yang dilaksanakan pada kelas XII
IPS semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang identifikasi masalah, dan pembatasan masalah,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar sejarah siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran bermain peran lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah hasil belajar sejarah siswa yang memiliki kemandirian belajar
tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan
kemandirian belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang pengaruh aplikasi penggunaan strategi pembelajaran dan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, sedangkan secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang diajar dengan
strategi pembelajarn bermain peran dengan hasil belajar siswa yang
16
2. Mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang memiliki
kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar
rendah.
3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengambil
kebijakan dalam mengambil keputusan di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo,
khususnya yang berkaitan dengan penyusunan kegiatan belajar mengajar
berdasarkan strategi pembelajaran dan kerakteristik siswa. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas prmbelajaran khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan strategi pembelajaran dan kemandirian belajar sebagai salah satu
karakteristik siswa.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai: (1) bahan
masukan bagi guru, khususnya pada mata pelajaran sejarah sebagai salah satu
strategi alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran. (2) memberikan
gambaran bagi guru, khususnya bagi guru sejarah tentang efektifitas dan efisiensi
aplikasi pembelajaran dengan strategi pembelajaran bermain peran dan
133
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan
yaitu:
1. Kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Bermain
Peran memperoleh hasil belajar Sejarah yang lebih tinggi dibanding
kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori
2. Kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Tinggi
memperoleh hasil belajar Sejarah lebih tinggi dibanding kelompok siswa
yang memiliki Kemandirian Belajar Rendah.
3. Terdapat interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Kemandirian
Belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa dimana
Kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Tinggi yang diajar
dengan strategi pembelajaran Bermain Peran memperoleh hasil belajar
Sejarah yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang
memiliki Kemandirian Belajar rendah dan kelompok siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang memiliki Kemandirian
Belajar tinggi dan rendah.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan
implikasi sebagai berikut :
134
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan bagi pihak pengelola SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam
upaya penerapan pembelajaram Bermain Peran untuk mata pelajaran yang
mendukung seperti Sejarah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan bagi pihak pengelola SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk
memperhatikan Kemandirian Belajar siswa agar guru sebagai tenaga pendidik
dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam memaksimalkan hasil
belajar siswa.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka dalam setiap menyampaikan
materi pelajaran guru harus lebih selektif dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang memiliki Kemandirian Belajar
berbeda.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa
hal:
1. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru menerapkan pembelajaran
Bermain Peran untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran
Sejarah, karena hal ini membantu guru dalam membuat suasana belajar
yang lebih kondusif dan siswa lebih dapat memusatkan perhatiannya
135
2. Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang berkaitan
erat dengan proses pembelajaran adalah Kemandirian Belajar. Hal ini
bertujuan mempermudah guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran
yang maksimal.
3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat
perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang
136
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Anderson,O.W.dan Karthwohl,D.R.2001. A Taxaonomy for Learning, Teaching
and Assessing. New York: Addison wesley Longman,Inc
A.M, Sardiman, 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar.Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Aunurrahman. 2012. Belajar dan pembelajaran. Bandung: alfabeta.
Bauman, Z. 1978. Hermeneutics and Social Science: Approaches
to Understanding. London: Hutchinson & Co. Publ. Ltd.
Beller. 2002. Positive Character Development in School Sport Program. ERIC
Digest dalam www.ericdigest.org (diakses tanggal 27 Mei 2015)
Bloom, B. 1986. Taxonomy Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longman.
Clark, H. L. 1973. Teaching Social Studies in Secondary Schools.
London: Collier MacMillan Publishers
Dahlan,M.D.1984. Strategi – strategi Mengajar. Bandung: CV Diponegoro
Depdiknas 2006, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan Bidang Pendidikan
(Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 2006),Jakarta : Biro Hukum dan
Organisasi Sekjen Depdiknas
.
Departemen Pendidikan Nasional.2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu
Pengetahuan Sosial.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Salma Prawiradilaga. 2012. Prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta: Kencana
Dick W dan Carey, L. 2005. The Systematic Design Of Intruction. New York.
Holt,Rinehart and Winston Company
Dimyati,dkk.2009. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
Febriana, Rina dan Sarbiran. 2001. “Pengaruh Kemandirian dan Kemampuan Menyesuaikan Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa Full Day
School”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 3(4): 54-61.
Fraenkel,J.R,Wallen,N.E.2008.How to Design and Evaluate Research in
137
Gagne,R.M.1985. The Conditions of Learning and Theory of Intruction.New
York.Holt,Rinehart and Winston Company.
Garvey, B. dan Krug, M. 1977. Models of History Teaching in The Secondary
School. United States: Oxford University Press.
Gottschalk, L 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung
Hamid Hasan, S. 1997. “Kurikulum dan Buku Teks Sejarah” dalam Kongres
Nasional Sejarah
Hamruni.2012. Strategi Pembelajara, Yogyakarta: Insan Madani
Hamzah. B. Uno. 2008. Strategi Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengejar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
.
Hariyono 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Hasan, H. S. 1995. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Hugiono dan Purwantana, P.K. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina
Aksara.
Hergenhanhn,B.R dan Olson,M.H.1993. Theories of Learning (Teori
Belajar).Jakarta:Kencana Prenada Media Group
I Gde Widja. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif
Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
Istarani,2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif, Cetakan ke-3, Medan : Media Persada
Jonshon. B. Elanie.2010. Contextual Teaching and Learning. Bandung.
Joyce, B dan Weil, M. 1986. Model of Theaching. Englewood Cliffs, New
Jesley : Prentice – Hall Inc
Kartodirdjo, Sartono. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Histiografi Indonesia
: Suatu Alternatif. Jakarta : Gramedia.
Kartodirdjo, S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.
138
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
M. Sobry Sutikno.2004,Menuju Pendidikan Bermutu .Mataram: NTP press
Purwanto.2007.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Raho. Bernard
Sanjaya,W.2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama
IPTPI LPTK UNJ
Slameto 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sitorus, L.2007. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Ketrampilan Proses
dan Kemandirian belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika. Tesis.Medan
:Program Pascasarjana UNIMED
Suharsimi, Arikunto 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Sutrisno Kuntoyo .1985.“ Suatu Catatan Tentang Kesadaran Sejarah”. Dalam
Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional Proyek Pembinaan Kesadaran dan Penjernihan Sejarah.
Jakarta: Depdikbud
Suwanty. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpesonal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Siswa Kelas VII SMP Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan Labuhan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan
Taufik Abdullah & Abdurrachman Suryomiharjo. 1985. Ilmu Sejarah
dan Historiografi:Arah dan Perspekti: Gramediaf. Jakarta
Tirta Raharja, V dan Sula, L. 2002. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 15. No.1, Januari 2009
Widja, I Gde. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
139
Wineburg, Sam. 2006. Berfikir Historis Memetakan Masa Depan,
Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wongsi,N, Cantwell,R.H., Archer,J,2002. The Validation of Measures of
Self-efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai Tertiary
Association for Reseach in Education,Brisbane,
Wiriaatmadja, R.1998. Simposium Pengajaran Sejarah: Landasan Filosofis
Kurikulum Pengajaran Sejarah (SMU) Tantangan dan Harapan. Jakarta
Depdikbud
Yusuf Hadi, Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: