Oleh :
Andryani Hutabarat NIM 4112121002
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Andryani Hutabarat dilahirkan di Hutabarat Kecamatan Tarutung, pada
tanggal 11 Februari 1994. Ayah bernama M. Hutabarat dan Ibu bernama N. Br
Siagian, anak kelima dari enam bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk SD
Negeri 173120 Hutabarat dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis
memasuki Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Tarutung dan lulus pada
tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah di SMK Negeri 1
Siatas Barita Jurusan Teknik Komputer Jaringan dan lulus tahun 2011.
Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai salah satu mahasiswa di
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala Kasih, pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skiripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X IPA Semester 2 SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd, Bapak Drs. Eidi Sihombing, M.S, dan Ibu Erniwati Halawa, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si dan Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd selaku dosen Validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dalam kelancaran penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Ramli, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Medan, dan juga guru-guru Fisika SMA Negeri 14 Medan terkhusus kepada Ibu Netty Manullang, S.Pd yang telah banyak membantu selama penelitian dilaksanakan.
mendidik penulis dengan kasih sayang, doa, materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga kepada semua saudara-saudara kandung saya, khususnya buat Kak Melva Hutabarat, Bang Patar Hutabarat, Kak Ida Hutabarat, Kak Nova Lina Hutabarat dan Adikku Antoni Hutabarat, Mario Montana Sirait, Kak Juliana Sarumpaet, Bang Bram Sarumpaet, Ivana Sarumpaet beserta keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu sekali lagi penulis ucapkan terimakasih karena telah memberi dukungan, doa, materi dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih buat semua teman seperjuangan kelas Fisika Dik B 2011 terkhusus kepada “Keluarga Bahagia”: Nissi Riahta Halawa, Rinaldo RH. Sihole, dan Roniati Sinaga dan juga kepada Endang, Rani, Oci, dan Moses. Kepada teman-teman PPL di SMK Negeri 1 Beringin, terkhusus kepada Dedek Kurnia Tobing, Puji Astuti dan Irene Kenethsya. Kepada teman-temanku alumni XII TKJ 1 SMK Negeri 1 Siatas Barita terkhusus kepada Ira Basauli Tobing, Disma Sipahutar, Fitri Nainggolan, Donda Tobing, dan Basten Sipahutar.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2015 Penulis,
iii
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X IPA Semester 2
SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015
Andryani Hutabarat 4112121002
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan T.P. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan T.P 2014/2015 yang terdiri dari 11 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas X-IPA 11 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 31 orang dan kelas X-IPA 10 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang berbentuk essay test dengan jumlah 8 soal.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 37,45 dengan standar deviasi 11,81 dan nilai rata-rata kelas kontrol 37,27 dengan standar deviasi 9,24. Pada pengujian normalitas untuk pretes pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0,1193 dan Ltabel = 0,1591, untuk kelas kontrol dengan Lhitung = 0,0826 dan Ltabel = 0,1457 , karena Lhitung lebih kecil dibanding Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,63 dan Ftabel = 1,78 karena Fhitung lebih kecil dibanding Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung = 0,071 dan ttabel = 1,998 , karena thitung lebih kecil dibanding ttabel maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai pretes kedua kelas, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 69,97 dengan standar deviasi 18,48 dan kelas kontrol 64,92 dengan standar deviasi 10,65. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung = 1,73 dan ttabel = 1,67. Karena thitung lebih besar dibanding ttabel maka Ha diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X IPA Semester 2 SMA Negeri 4 Medan T.P. 2014/2015. Sesuai dengan daftar distribusi t, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini diakui sebesar 27,94%.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat penelitian 6
1.7. Definisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2. 1. Kerangka Teoritis 8
2. 1.1. Pengertian Belajar 8
2. 1.2. Aktivitas Belajar 9
2. 1.3. Hasil Belajar 10
2. 1.4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 12
2. 1.5. Model Pembelajaran Konvensional 18
2.1.6. Hasil-hasil Penelitian dengan Penerapan Model PBM 19
2.1.7. Materi Suhu dan Kalor 21
2.2. Kerangka Konseptual 28
vii
BAB III METODE PENELITIAN 29
3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 29
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29
3.3. Variabel Penelitian 29
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 29
3.5. Prosedur Penelitian 30
3.6. Instrumen Penelitian 33
3.7. Teknik Pengumpulan Data 33
3.8. Teknik Analisa Data 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40
4.1. Deskripsi Data Penelitian 40
4.1.1. Pengujian Analisis Data 41
4.1.2. Observasi 44
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
5.1. Kesimpulan 50
5.2. Saran 51
DAFTAR PUSTAKA 52
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 17
Tabel 2.2. Tabel hasil penelitian terdahulu 19
Tabel 3.1. Two Group Pretest – Postest Design 30
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 33
Tabel 3.3. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 34
Tabel 3.4. Kategori Persentase Penilaian Aktivitas Siswa 39
Tabel 4.1 Data Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40
Tabel 4.2 Data Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42
Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Pretes 42
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Postes 42
Tabel 4.6. Ringkasan perhitungan uji t dua pihak data pretes 43
Tabel 4.7. Ringkasan perhitungan uji t data postes 44
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hasil Yang diperoleh Pembelajaran Berbasis Masalah 18 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 32
Gambar 4. 1 Diagram Batang Data pretes 40
1
dapat diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu
proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan
proses yang telah dilalui tersebut. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan
mampu mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
sebaliknya jika kemampuan sumber daya manusia rendah maka manusia tidak
akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat akhir-akhir ini. Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan
menetapkan Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mewujudkan tujuan dari Pendidikan Nasional di Indonesia yang
menekankan kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan pengetahuan. Adapun
ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru
dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena
siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui
perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong
untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan intrapersonal,
antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis (Imas, 2014).
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak
dapat diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu
proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan
proses yang telah dilalui tersebut. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan
mampu mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
sebaliknya jika kemampuan sumber daya manusia rendah maka manusia tidak
akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
2
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan
menetapkan Kurikulum 2013.
Upaya pencapaian mutu pendidikan yang lebih baik membutuhkan
kerjasama yang baik antar komponen pendidikan sehingga tercipta pendidikan
yang berkualitas. Komponen yang sangat memengaruhi proses pendidikan adalah
guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang
berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun
lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan
kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang
bermakna (Sanjaya, 2011). Kualitas seorang guru dalam mengajar akan
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, maka guru harus mampu menciptakan
suasana kelas yang kondusif bagi kelangsungan belajar siswa. Salah satunya
adalah pemilihan metode pembelajaran yang dapat memancing keinginan siswa
untuk belajar termasuk pada bidang IPA, khususnya pelajaran fisika.
Hasil wawancara yang dilakukan pada salah satu guru fisika di SMA
Negeri 4 Medan, Bapak Drs. T Nainggolan, M.Si pada tanggal 6 Januari 2015
diketahui bahwa pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran
konvensional, seperti metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil belajar
fisika siswa juga masih rendah yang dibuktikan dengan perolehan nilai siswa
kelas X dalam Ujian Akhir Semester Ganjil pada Tahun Pelajaran 2014/2015
yang masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang akan
dicapai yaitu 2,67 (B-) dan harus melakukan remedial atau ujian ulang. Hal ini
relevan dengan data yang diperoleh dari instrumen angket yang disebarkan kepada
30 siswa, diperoleh bahwa 36,67% siswa menyatakan bahwa fisika sulit dan
kurang menarik, 20% siswa menyatakan bahwa fisika di kelas itu biasa saja,
16,67% siswa menyatakan fisika mudah dan menyenangkan, dan 26,67% siswa
menyatakan fisika membosankan.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara sebanding dengan pengalaman
penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1
konvensional yang berpusat pada guru. Siswa hanya diberikan teori-teori dan cara
menyelesaikan soal-soal fisika tanpa mengarahkan siswa untuk membawa konsep
fisika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga jarang melakukan praktikum
berhubung di sekolah tersebut baru dibangun laboratorium IPA dan belum bisa
dipergunakan saat pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi tidak
aktif dan kreatif sehingga pelajaran fisika menjadi membosankan dan menjadi
salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai oleh siswa.
Permasalahan siswa yang merasa sulit dan bosan terhadap pelajaran fisika
perlu diupayakan pemecahannya yaitu dengan menggunakan tindakan-tindakan
yang mampu mengubah suasana pembelajaran yang dapat menarik minat siswa
untuk belajar dan melibatkan siswa aktif selama pembelajaran. Keaktifan siswa
selama proses pembelajaran akan menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna
karena siswa diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan tersebut, selain itu untuk
membina kerjasama antar siswa yang pandai dan kurang pandai, siswa dituntun
belajar dalam bentuk kelompok yang bersifat heterogen.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model
pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan
diterapkan adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Model PBM
merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat
tinggi (Trianto, 2010). Pembelajaran PBM dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam
pengalaman nyata dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.
Derek dan Sarah mengatakan bahwa “Problem Based Learning can be described as an instructional strategy in which student confront conceptually
ill-structured problems and strive to find meaningful solutions” yang berarti
4
sebuah masalah yang disusun dalam suatu kerangka pikiran yang nyata (Derek
dan Sarah, 2005).
Penerapan model PBM ini sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya seperti Allwine (2013) yang menerapkan Model PBM di kelas XI
IPA SMA Negeri 7 Medan pada materi Teori Kinetik Gas diperoleh hasil belajar
siswa dengan pembelajaran konvensional adalah 63,33; sedangkan hasil belajar
siswa dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah adalah 74,91. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model PBM
juga mengalami peningkatan yang signifikan, pada pertemuan I 53,78%,
pertemuan II 67,51%, dan pertemuan III 70,97%. Sinemaso (2014) juga meneliti
Pengaruh model PBM di kelas X SMA Negeri 11 Medan pada materi Kinematika
Gerak Lurus yaitu hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional adalah
63,33; sedangkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah adalah 74,91. Aktivitas belajar siswa
selama menggunakan model PBM mengalami peningkatan, pada pertemuan I
53,78%, pertemuan II 67,51%, dan pada pertemuan III 70,97%.
Dari pemaparan tentang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini,
maka dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model PBM
terhadap hasil belajar siswa. Pada PBM siswa dituntut untuk melakukan
pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi
sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan mencari solusi dari
permasalahan yang ada. PBM mengorientasikan siswa kepada masalah,
multidisiplin, menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian, antara lain:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika.
2. Rendahnya aktivitas belajar siswa.
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas dan keterbatasan waktu yang
tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang diteliti, yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model PBM
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA semester II SMA Negeri 4 Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015.
3. Materi yang diajarkan adalah suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model PBM
pada materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015?
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model PBM pada
materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri Medan Tahun Pembelajaran
2014/2015?
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada penerapan model PBM pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan Tahun
6
1.5Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model PBM
pada materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui phasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model PBM
pada materi suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada penerapan
model PBM pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model PBM pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015
2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor.
1.7Definisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
2. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir
tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends,
2008).
3. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
50 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Hasil belajar fisika siswa kelas X IPA semester II SMA Negeri 4 Medan
tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran
berdasarkan masalah pada materi pokok suhu dan kalor termasuk dalam
kategori baik.
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X IPA semester II SMA Negeri 4 Medan
tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan pembelajaran konvensional
pada materi suhu dan kalor termasuk dalam kategori cukup baik.
3. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran
berdasarkan masalah berbantuan logis matematis mengalami peningkatan
yang signifikan, pada pertemuan I 62,70%, pertemuan II 82,95%, pertemuan
III 84,92%, dan pada pertemuan IV 86,35 %.
4. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis pengujian hipoesis
menggunakan uji t pada taraf signifikan α=0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 1,73>1,67 sehingga dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh
model pembelajaran model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil
belajar siswa pada materi suhu dan kalor kelas X IPA SMA Negeri 4 Medan
5.1. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih baik dalam membimbing siswa pada
setiap tahap terutama pada tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
supaya siswa tidak membicarakan hal lain di luar materi yang dipelajari.
2. Peneliti selajutnya juga diharapkan agar berkomunikasi lebih baik dengan
observer sehingga siswa yang dipantau oleh observer diketahui keadaannya
52
DAFTAR PUSTAKA
Allwine, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Berbantuan Logis Matematis Untuk Meningkatkan Hasil Belaj ar Siswa Pada Mat eri Teori Kinetik Gas Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Medan
T.P. 2012/2013, Skripsi FMIPA UNIMED, Medan.
Derek, (2005), A Short Course In Problem Based Learning (PBL), Mc. Master
University, Canada.
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Imas, (2014), Sukses Mengimplementasi Kurikulum 2013, Kata Pena, Jakarta.
Kanginan, M., (2013), Fisika Untuk SMA Kelas X, PenerbitErlangga, Jakarta.
Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Presindo,
Banjarmasin.
Orey, M., (2010), Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and
Technology, The Jacobs Foundation, Switzerland.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sinemaso, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II
SMA N 02 Pematangsiantar T.P 2013/2014, Skripsi FMIPA UNIMED,
Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prestasi