• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Kehumasan

Oleh :

ANNA MAGDALENA SIMAMORA NIM : 41810138

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

175

Nama : Anna Magdalena Simamora

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Tempat Tanggal Lahir :Bandung, 23 September 1992

Umur : 21 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Peta (Babakan Tarogong) Gg. Bojong Asih RT 01 / RW 04 No. 19 Bandung

Telp/HP : 088218667987

(3)

Pendidikan Formal

Pengalaman Organisasi

No. Uraian Tahun

1. Anggota Organisasi Ekstrakulikuler Bahasa Jepang 2005-2006

2. Anggota Organisasi Pramuka 2007-2010

3. Anggota Choir HKBP Bandung Barat 2006-Sekarang 4. Anggota Protokoler Universitas Komputer Indonesia 2011-Sekarang

Pengalaman Kegiatan

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Peserta Table Manner di Amaroossa Hotel Bersertifikat 2. 2010 Peserta Seminar Fotografi Tekhnik dan

Bahasa Foto

Bersertifikat

3. 2010-2013 Dan lain-lain

No. Tempat Tahun

1. TK Gracia Bandung 1997-1998

2. SD Katholik Kanisius Semarang 1998-2000

3. SD Gracia Bandung 2000-2004

4. SMPN 11 Bandung 2004-2007

5. SMA Advent Bandung 2007-2010

(4)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Pertanyaan Mikro ... 10

1.2.2 Pertanyaan Makro ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

(5)

xi

2.1 Tinjauan Pustaka ... 15

2.1.1 Tinjauan Tentang Peneliti Terdahulu ... 15

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 19

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi ... 19

2.1.2.2 Komponen-Komponen Komunikasi ... 23

2.1.2.3 Komunikator dan Komunikan ... 23

2.1.2.4 Pesan ... 24

2.1.2.5 Media ... 25

2.1.2.6 Efek ... 25

2.1.2.7 Tujuan Komunikasi ... 26

2.1.2.8 Ruang Lingkup Komunikasi ... 27

2.1.2.9 Fungsi Komunikasi ... 31

2.1.2.10 Proses Komunikasi ... 31

2.1.3 Tinjauan Tentang Public Relations ... 32

2.1.3.1 Pengertian Public Relations ... 32

2.1.3.2 Proses Kerja Public Relations ... 39

2.1.4 Tinjauan Tentang Media Relations ... 42

2.1.4.1 Pengertian Media Relations ... 42

2.1.4.2 Proses Kerja Media Relations ... 43

2.1.4.3 Teknik-Teknik Media Relations... 46

(6)

xii

2.1.5 Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations ... 51

2.2 Kerangka Pemikiran ... 52

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 52

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 54

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 57

3.1.1 Sejarah PT Nusantara Infrastructure Tbk ... 57

3.1.2 Tinjauan Tentang Dialogue Series ... 60

3.1.3 Tinjauan Tentang Infrastruktur ... 61

3.1.3.1 Infrastruktur Indonesia ... 62

3.2 Metode Penelitian... 64

3.2.1 Desain penelitian ... 64

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 68

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 69

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 70

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 73

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 73

(7)

xiii

4.1.2 Deskripsi Informan ... .... 81 4.2 Hasil Penelitian... ... 86

4.2.1 Pengumpulan Fakta dari Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series dalam meningkatkatkan

infrastruktur di Indonesia. ... 87 4.2.2 Perencanaan (Planning) dari Proses Kerja Public Relations

Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series dalam meingkatkatka

infrastruktur di Indonesia. ... 90 4.2.3 Aksi dan Komunikasi (Action and Communicating) dari Proses

Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations

PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series

dalam meingkatkatkan infrastruktur di Indonesia. ... 93 4.2.4 Evaluasi (Evaluating) dari Proses Kerja

Public Relations Pada Divisi Media Relations

PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series

(8)

xiv

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ... 108

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

LAMPIRAN ... 113

(9)

xv

Tabel 3.1 Sejarah Pencatatan Saham ... 54

Tabel 3.2 Informan Penelitian ... 65

Tabel 3.3 Key Informan Penelitian ... 65

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 70

Tabel 4.1 Tabel Wawancara dengan Informan ... 79

(10)

xvi

Gambar 2.1 Bagan Alur Pemikiran Peneliti ... 56

Gambar 4.1 Informan PertamaAnthaulie Angel P ... 83

Gambar 4.2 Informan KeduaDena Rochmawaty ... 85

Gambar 4.3 Informan KetigaVembrie Siswosoebrotho ... 86

Gambar 4.5 Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk atau Panitia Pelaksana Dalam Acara Seminar Dialogue Series ... 105

Gambar L1 Media yang datang ketika acara Dialogue Series ... 168

Gambar L2 Speakers sedang memberikan materi seminar Dialogue Series .. 168

Gambar L3 Media Relations bekerja di ruangannya sebelum acara berlangsung ... 169

Gambar L4 Peneliti mewawancarai informan pendukung ketika acara berlangsung ... 169

Gambar L5 Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk ... 170

sedang menemani tim media Gambar L6 Peneliti sedang mengunjungi PT Nusantara Infrastructure untuk wawancara ... 170

(11)

xvii

Gambar L10 Peneliti bersama Public Relations PT Nusantara

Infrastructure Tbk ... 172 Gambar L11 Media yang berdekatan dengan seluruh divisi Public Relations . 173 Gambar L12 Speakers sedang memberikan materi seminar Dialogue Series .. 173 Gambar L13 Peneliti sedang melakukan wawancara dengan

(12)

xviii

Lampiran 2 : Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi ... 113

Lampiran 3 : Surat Permohonan Penelitian ... 114

Lampiran 4 : Surat Balasan PT Nusantara Infrastructure Tbk ... 115

Lampiran 5 : Surat Berita Acara Bimbingan ... 116

Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Seminar Usulan Penelitian ... 117

Lampiran 7 : Surat Pendaftaran Seminar Usulan penelitian ... 118

Lampiran 8 : Lembar Revisi Usulan Penelitian ... 119

Lampiran 9 : Surat Pendaftaran Sidang Sarjana ... 120

Lampiran 10 : Surat Rekomendasi Sidang Sarjana ... 121

Lampiran 11 : Lembar Revisi Skripsi ... 122

Lampiran 12 : Pedoman Observasi ... 123

Lampiran 13 : Pedoman Wawancara ... 126

Lampiran 14 : Transkip Wawancara Informan 1 ... 130

Lampiran 15 : Transkip Wawancara Informan 2 ... 139

(13)

xix

Lampiran 19 : Transkip Wawancara Informan Pendukung 3 ... 162

Lampiran 20 : Biodata Informan 1 ... 165

Lampiran 21 : Biodata Informan 2 ... 166

Lampiran 22 : Biodata Informan 3 ... 167

(14)

110

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif. dan Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations : Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Bandung : Simbiosa.

Jeffkins, Frank. 2002. Public Relations. Jakarta : Erlangga.

Jeffkins, Frank. 2003. Public Relations edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.

Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasi di Indonesia. Jakarta : Grafiti.

Kodoatie, Robert J. 2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi : Strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

(15)

SUMBER LAIN

PENELITI TERDAHULU :

Meilani, Lusy. 41809086. Judul : Proses Public Relations OZ Radio 103.1 FM Bandung Melalui Kegiatan OB Van Dalam Menjaga Eksistensi Perusahaannya. 2009. Universitas Komputer Indonesia.

Sry Pratiwi, Fitri. 41809087. Judul : Proses Public Relations PT. Biofarma (Persero) Melalui Program ‘Info Imunisasi’. 2009. Universitas Komputer

Indonesia.

Ratna Dewi, Shanti. 43307707. Judul : Proses Operasional Humas Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui Kegiatan Hearing Dialog. 2007. Universitas Komputer Indonesia.

INTERNET SEARCHING :

http://blogging.co.id/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/ http://herrybsancoko.wordpress.com/2003/03/20/mediarelations/ http://nandaerlika.wordpress.com//2012/2013//subyek-dan-penelitian-responden.html/

(16)

vi

telah melimpahkan berkat dan kasih karunia kepada peneliti, sehingga selesailah skripsi yang berjudul “Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia (Studi Deskriptif Mengenai Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Acara Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia).

Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti banyak melibatkan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Papa dan Mama yang selalu memberikan peneliti dukungan baik secara moril maupun materil dan membantu peneliti terutama melalui untaian doa-doanya. Kepada Kedua adik perempuan peneliti, Yohana Rosa Wulandari Simamora dan Artha Claudia Simamora yang selalu menjadi senyum dan semangat peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu proses penulisan Skripsi ini. Secara khusus peneliti sampaikan terima kasih kepada :

(17)

vii

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung dan selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar menuntun dan senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada peneliti selama melaksanakan bimbingan.

3. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos, M.Si selaku Ketua Sidang Peneliti serta Pembina Keprotokolan Universitas Komputer Indonesia yang selalu membina dan memberikan nasehat yang baik kepada peneliti dan membantu kelulusan peneliti.

4. Yth. Olih Solihin, S.Sos, M.I.Kom selaku Penelaah dalam sidang penelitian peneliti serta dosen yang mengajarkan peneliti selama beberapa semester yang selalu memberikan dukungan dan membantu kelulusan peneliti.

5. Yth. Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, atas dukungan dan waktu yang diberikan.

6. Yth. Rismawaty S.Sos, M.Si selaku Dosen Wali IK-4 2010 yang telah memberikan motivasi dan pengarahan sebelum melaksanakan penelitian dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melaksanakan perkuliahan.

(18)

viii

8. Yth. Astri Ikawati A.Md. Kom selaku staf Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah membantu segala keperluan peneliti.

9. Yth. Deden Rochmawaty selaku General Manager Corporate Affair PT. Nusantara Infrastructure Tbk yang telah mengijinkan peneliti melaksanakan penelitian.

10.Yth. Anthaulie Angel selaku Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk yang telah banyak membantu peneliti selama peneliti melaksanakan penelitian.

11.Kakak dan sahabat setia peneliti, Kak Lusiana Maria Pakpahan yang selalu menjadi teman di kala susah dan senang selama proses perkuliahan sampai kepada penelitian peneliti selesai.

(19)

ix

13.Rekan-rekan IK 4 dan Humas 3 angkatan 2010, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih telah berbagi ilmu, pengalaman, dan kebersamaan dengan peneliti selama ini.

14.Seluruh keluarga besar, terimakasih atas doa dan dukungannya.

15.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada peneliti dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Maka peneliti selanjutnya berharap dan berterima kasih atas segala saran dan masukan dari pembaca. Serta menerima saran dan masukan tersebut dengan hati terbuka. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Amin...

Bandung, Agustus 2014

(20)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk berperan penting dalam menjalin, menjaga, dan meningkatkan citra atau reputasi perusahaan di mata stakeholders dan publik. Dalam proses kerjanya, Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan media dalam berbagai kegiatan perusahaan. Fungsinya untuk sama-sama mencapai tujuan perusahaan yang tidak hanya dilakukan oleh Public Relations pada divisi Media Relations tetapi dilakukan pula oleh pihak-pihak lain di PT Nusantara Infrastructure Tbk, secara spesifik Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk mengatakan bahwa fungsi Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk adalah untuk menjaga citra dan reputasi PT Nusantara Infrastructure Tbk dan untuk menghindari berita-berita negatif yang masuk ke PT Nusantara Infrastructure Tbk. Ada pun menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations (1995: 98) dan Periklanan (1997: 275) mengatakan bahwa, fungsi media relations atau press relations adalah menyiarkan atau mempublikasikan seluas-luasnya informasi Public Relations guna menciptakan pengetahuan dan memberi pengertian bagi publiknya.

(21)

Series. Acara Dialogue Series merupakan forum di sektor-sektor infrastruktur yang melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) serta professional dari dalam dan luar negeri. Forum ini diselenggarakan bertujuan untuk mencari solusi dari setiap persoalan di sektor-sektor infrastruktur. Dengan adanya forum ini diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur di Indonesia. Hubungan media dengan PT Nusantara Infrastructure Tbk yang merupakan penyelenggara utama forum ini memang harus dijalin, agar isi dialog yang ada dalam forum ini boleh sampai kepada masyarakat dan dipahami bersama sehingga untuk meningkatkan infrastruktur di Indonesia, tidak hanya pemerintah dan beberapa perusahan swasta asing dan dalam negeri saja yang berupaya meningkatkan infrastruktur di Indonesia, tetapi masyarakat pun memilik andil yang besar untuk ikut serta.

(22)
(23)

Dalam lingkup bidang kerja media relations, tentu saja ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang bidang kerja lain. (Iriantara : 2008) Misalnya, kegiatan media relations dimaksudkan untuk menopang dan menunjang kegiatan untuk mencapai sasaran community relations, customer relations, atau investor relations. Lebih dari sekadar menunjukkan menunjang kegiatan Public Relations, media relations yang menopang atau membantu kegiatan penjalinan hubungan dengan publik-publik organisasi itu, merupakan wujud dari keterpaduan program atau kegiatan Public Relations. Adanya pembagian atau pemisahan antara misalnya media relations dengan employee relations atau investor relations untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas utama saja. Namun aktivitas masing-masing sesungguhnya saling terkait karena memang bersifat terpadu. Apalagi bila diingat, masing-masing kegiatan tersebut pada dasarnya diselenggarakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut.

(24)
(25)

yang dilakukan dengan media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi Public Relations organisasi. Dan langkah yang keempat adalah evaluasi, dimana hal ini dilaksanakan untuk menunjang adanya perbaikan di waktu kegiatan selanjutnya. (Rhenald Kasali, 1994)

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Rakhmat dalam bukunya “Metode Penelitian Komunikasi”

mengemukakan bahwa metode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melakukan masalah yang ada.

2. Mendefinisikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama pada masa yang akan datang. (Rakmat, 1984 : 25)

Bogdan dan Taylor, mengatakan bahwa “metodologi kualtatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).”

(Moleong, 2002 : 3)

(26)

52-53, Jakarta 12190. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Nusantara Infrasructure Tbk terutama bergerak di dalam bidang jasa, perdagangan dan pembangunan yang berhubungan dengan bidang usaha infrastruktur, pertambangan, minyak, dan gas bumi.

Seperti yang telah dijelaskan di paragraf awal, acara Dialogue Series merupakan forum di sektor-sektor infrastruktur yang melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) serta proffesional dari dalam dan luar negeri. Forum ini diselenggarakan untuk mencari solusi dari setiap persoalan di sektor-sektor infrastruktur.

Infrastruktur merujuk pada sistem phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1998). Sistem infrastruktur merupakam pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

(27)

besar, krisis ekonomi di era otonomi, euforia otonomi yang cenderung kebablasan dari kabupaten/kota menjadi beberapa penyebab perkembangan infrastruktur kalah cepat dibandingkan dengan dinamika pertumbuhan yang ada. Pelayanan air bersih belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan baik di kota maupun di desa. Drainase yang masih terkesan tambal sulam, tidak integrated menjadi suatu kesatuan sistem yang utuh, terasa di banyak kota. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan daerah genangan banjir di kota-kota besar maupun di wilayah rural (kabupaten atau kota-kota terpencil). (Kodoatie: 2003)

(28)

semua pihak guna terjadinya partisipasi masyarakat yang memadai atas fungsi dan manfaat infrastruktur tersebut. Bilamana muncul masalah sosial maka perlu upaya pemecahan-pemecahannya dengan melibatkan para pihak baik secara aktif maupun pasif. Secara aktif berarti lebih pada penekanan partisipasi para pihak sehingga keberadaan infrastruktur lebih dominan dimiliki oleh pihak-pihak di sekitar wilayah pengaruh infrastruktur tersebut.

Salah satu cara yaitu dengan dialog. Dialog yang dilakukan dalam upaya mengantisipasi dan menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat, tak bisa terjadi secara spontan dan tiba-tiba melainkan karena diupayakan, dikelola oleh masyarakat secara terarah. Dengan kata lain untuk mewujudkan kebersamaan langkah, diperlukan satu alat yang efektif dalam mengelola kepentingan bersama tersebut. Kesadaran kritis dapat tercipta antara lain melalui pengorganisasian masyarakat yang mengarah pada proses penyadaran. Kesadaran kritis berarti memahami sebab dan akibat dari suatu proses pembangunan, tahu mengapa, dan bagaiman persoalan itu muncul. Dengan demikian, masyarakat juga tahu dan paham bagaimana melakukan tindakan bersama. Proses lebih lanjut dari kesadaran kritis adalah tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam banyak hal. Ketika partisipasi masyarakat telah tumbuh, maka persoalan dapat terselesaikan dengan kondisi saling menguntungkan bagi semia pihak. Namun perlu diketahui, partisipasi saja bukan segala-galanya yang dapat menyelesaikan persoalan.

(29)

antar lembaga yang ada atau suatu wadah yang baru. Wadah ini harus mampu sebagai mediator, fasilitator, penganalisis masalah yang timbul, pencegah konflik. Secara teori wadah ini dapat dengan mudah diwujudkan, namun bila diimplementasikan akan jauh lebih sulit dari analisis yang dilakukan. Semakin kompleks dampak yang timbul dari sebuah proyek atau kegiatan maka semakin sulit wadah yang dibentuk bekerja dengan sempurna sesuatu dengan tujuannya. Maka dari itu fungsi media relations sangatlah penting dalam proses berjalannya infrastruktur di Indonesia demi terus adanya komunikasi antara pemerintah-swasta terhadap masyarakat.

Dari masalah inilah peneliti berusaha menggambarkan proses kerja media relations perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dalam penelitian yang berjudul “Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT

Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia” (Studi Deskriptif Mengenai Proses Kerja Public

Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastruture Tbk Melalui Acara Seminar Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia).

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

(30)

1.2.2 Pertanyaan Mikro

1. Bagaimana Pengumpulan Fakta Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia? 2. Bagaimana Perencanaan Public Relations Pada Divisi Media

Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia?

3. Bagaimana Aksi dan Komunikasi Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia? 4. Bagaimana Evaluasi Public Relations Pada Divisi Media Relations

PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

(31)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Seperti apa yang telah dipaparkan pada poin-poin yang terdapat pada pertanyaan mikro penelitian, maka tujuan penelitian dapat peneliti sampaikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada pertanyaan mikro pada masalah penelitian, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Pengumpulan Fakta Oleh Public Relations Pada

Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia. 2. Untuk mengetahui Perencanaan Oleh Public Relations Pada Divisi

Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia. 3. Untuk mengetahui Aksi dan Komunikasi Oleh Public Relations

Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia

4. Untuk mengetahui Evaluasi Oleh Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

(32)

mengenai bidang public relations dan media relations. Penelitian ini juga diharapkan memberikan wawasan untuk para akademisi, dapat memotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam memikirkan penelitian di bidang Deskriptif Komunikasi selanjutnya terhadap dunia keilmuan. 1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat memberikan tambahan ilmu serta pengetahuan baik dari segi teoritis ataupun praktisnya bagi peneliti, untuk mengetahui lebih jauh mengenai materi dari penelitian itu sendiri serta hal-hal yang berkaitan dengan kajian ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu yang peneliti dapatkan selama perkuliahan. Dengan penelitian ini juga memberikan wawasan kepada peneliti, bahwa dalam proses Public Relations sebagaimana program studi yang peneliti telah pelajari selama proses perkuliahan, perlu diperhatikan bagian Media Relations untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Bagi Universitas

(33)

menambah referensi dan wawasan mengenai Deskriptif Komunikasi.

c. Bagi Masyarakat

(34)

15 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Peneliti Terdahulu

[image:34.595.121.510.411.744.2]

Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu sejenis. Sehingga peneliti mendapat gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No Nama

Peneliti, NIM dan Universitas

Judul Penelitian Metode Perbedaan dengan Penelitian Skripsi Ini 1 Lusy Meilani

41809086 Universitas

Komputer Indonesia

Proses Public Relations OZ Radio 103.1 FM

(35)

Mengenai Proses Public Relations OZ Radio

103.1 FM Bandung Melalui Kegiatan OB

Van dalam Menjaga Eksistensi Perusahaannya)

penelitian Lusy adalah

OZ Radio 103.1 FM sedangkan

peneliti adalah PT Nusantara Infrastructure.

Dan subjek Lusy adalah

Public Relations OZ

Radio 103.1 FM Bandung

sedangkan peneliti

Media Relations PT

Nusantara Infrastructure

(36)

2 Fitri Sry Pratiwi 41809087 Universitas Komputer Indonesia

Proses Public Relations

PT. BIOFARMA

(PERSERO) Melalui

Program „Info Imunisasi‟

(Studi Deskriptif tentang

Proses Public Relations

PT. Biofarma (Persero)

melalui program „Info

Imunisasi‟ dalam

Memberikan Informasi

Kesehatan bagi

Masyarakat di Bandung)

(37)

Relations PT Nusantara Infrastructure

Tbk. 3 Shanti Ratna

Dewi 43307707 Universitas Komputer Indonesia Proses Operasional Humas Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui

(38)

Sekretariat DPRD Jawa

Barat sedangkan peneliti Media

Relations PT Nusantara Infrastructure

Tbk. Sumber : Catatan Peneliti, 2014

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial setiap manusia secara alamiah memiliki potensi komunikasi, bahkan ketika manusia itu diam manusia itu sedang berkomunikasi, mengkomunikasikan keadaan perasaannya maupun pikirannya. Baik secara sadar maupun tidak, manusia pasti berkomunikasi, komunikasi pun dapat kita temukan di seluruh sendi-sendi kehidupan, dimana setiap proses interaksi antar manusia dengan manusia yang lain pasti terdapat komunikasi.

(39)

manusia, sedangkan perilaku atau tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk perkembangan zaman. Sifat ilmu komunikasi adalah interdisipliner atau multidisipliner. Maka dari itu ilmu komunikasi dapat menyisip dan berhubungan erat dengan ilmu sosial lainnya. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, terutama ilmu sosial kemasyarakatan.

Banyak definisi dan pengertian tentang komunikasi dari para ahli komunikasi untuk dapat menjelaskan apa itu komunikasi. Wiryanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa, “Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah

komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum bersama-sama.” (Wiryanto, 2004:5)

Effendy menjelaskan lebih jauh, bahwa dalam perkembangan selanjutnya, komunikasi dapat berlangsung melalu banyak tahap bahwa sejarah tentang komunikasi massa dianggap tidak tepat lagi karena tidak menjangkau proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton, Wilbur Schram, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan lainnya menunjukkan bahwa : “Gejala

(40)

keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antar personal (interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication)” (Effendy, 2005:4). Pengertian komunikasi lainnya bila ditinjau dari tujuan manusia berkomunikasi adalah untuk menyampaikan maksud hingga dapat mengubah perilaku orang yang dituju, menurut Mulyana sebagai berikut, “Komunikasi adalah proses

yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain”. (Mulyana, 2003:62). Selain itu, Joseph A Devito menegaskan

bahwa komunikologi adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan diantara manusia. Seorang komunikologi adalah ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda : proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi.

Luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devitto sebagai: “Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan

(41)

tersebut agaknya paling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi ; Unsur-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-personal, antar personal, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antar budaya.” (Effendy, 2005:5)

Menurut Roger dan D Lawrence (1981), mengatakan bahwa komunikasi adalah: “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2004:19) Sementara Raymond S Ross, melihat

komunikasi yang berawal dari proses penyampaian suatu lambang:

“A transactional process involving cognitive sorting, selecting,

and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the

source.” (Proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan

(42)

2.1.2.2 Komponen-komponen Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

3. Media (media)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (effect)

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.2.3. Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut: source, sender atau encoder. Hafied Cangara dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi” mengatakan bahwa: ”Semua peristiwa komunikasi akan

(43)

Begitu pula dengan komunikator atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Cangara menjelaskan, ”Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara”. Selain itu, ”dalam proses komunikasi

telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber”. Cangara

pun menekankan: ”Kenalilah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi” (Cangara, 2004:25).

2.1.2.4 Pesan

Pesan yang dalam bahasa Inggris disebut message, content, atau information, salah satu unsur dalam komunikasi yang teramat penting, karena salah satu tujuan dari komunikasi yaitu menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan itu sendiri. Cangara menjelaskan bahwa: ”Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

(44)

2.1.2.5 Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, ”Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima” (Cangara, 2004:23). Media yang digunakan dalam proses komunikasi bermacam-macam, tergantung dari konteks komunikasi yang berlaku dalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi antar pribadi misalnya, dalam hal ini media yang digunakan yaitu panca indera. Selain itu, ”Ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi” (Cangara, 2004:24).

Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi mass media, yaitu: ”Alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette, dan semacamnya” (Cangara, 2004:24).

2.1.2.6 Efek

(45)

Cangara, masih dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi”, pengaruh atau efek adalah: ”Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang” (De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25). Oleh sebab itu, Cangara mengatakan, ”Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau

penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan” (Cangara, 2004:25).

2.1.2.7 Tujuan Komunikasi

Setiap individu yang berkomunikasi pasti memiliki tujuan, secara umum tujuan komunikasi adalah lawan bicara agar mengerti dan memahami maksud makna pesan yang disampaikan, lebih lanjut diharapkan dapat mendorong adanya perubahan opini, sikap, maupun perilaku. Menurut Onong Uchjana dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, menyebutkan ada beberapa tujuan dalam berkomunikasi, yaitu:

(46)

Sedangkan Joseph Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.

b. Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah saat dapat berhubungan dengan orang lain.

c. Media massa sebagian besar dapat meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.

d. Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak (Devito, 1997:31)

2.1.2.8 Ruang Lingkup Komunikasi

(47)

konteksnya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya.

1. Bidang Komunikasi yang dimaksud dalam bidang ini adalah bidang pada kehidupan manusia, dimana diantara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

1) Komunikasi Sosial (sosial communication)

2) Komunikasi Organisasi atau Manajemen Komunikasi 3) (organizational or management communication) 4) Komunikasi Bisnis (business communication) 5) Komunikasi Politik (political communication)

6) Komunikasi Internasional (international communication) 7) Komunikasi Antar Budaya (intercultural communication) 8) Komunikasi Pembangunan (development communication) 9) Komunikasi Tradisional (traditional communication) 2. Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai

berikut:

1) Komunikasi verbal (verbal communicaton) a. Komunikasi Lisan

(48)

2) Komunikasi nirverbal (nonverbal communication) a. Kial (gestural)

b. Gambar (pictorial) 3) Tatap Muka (face to face) 4) Bermedia (mediated)

3. Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi Pribadi (personal communication)

Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok (group communication)

Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication)

Komunikasi Kelompok Besar (big group communication) c. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media) Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass

(49)

4. Fungsi Komunikasi antara lain: a. Menginformasikan (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertaint) d. Mempengaruhi (to influence)

(Effendy, 2003:55)

5.Teknik Komunikasi, Istilah teknik komunikasi berasal dari bahasa Yunani “technikos” yang berarti ketrampilan.

Berdasarkan keterampilan komunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi: a. Komunikasi Informastif (informative communication) b. Persuasif (persuasive)

c. Pervasif (pervasive) d. Koersif (coercive) e. Instruktif (instructive)

f. Hubungan Manusiawi (human relations) (Effendy, 2003:55)

6. Metode Komunikasi, Istilah metode dalam bahasa Inggris

“method” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti

(50)

1. Hubungan Masyarakat a. Periklanan

b. Propaganda

c. Perang Urat Syaraf d. Perpustakaan 2. Jurnalisme

a. Jurnalisme Cetak b. Jurnalisme Elektronik

(Effendy, 2003: 56) 2.1.2.9 Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

2.1.2.10 Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :

1. Proses Komunikasi Secara Primer

(51)

bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain. (Effendy, 1984 : 11-17).

2.1.3 Tinjauan Tentang Public Relations 2.1.3.1 Pengertian Public Relations

Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).

(52)

pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).

Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk

membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu

perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999, p.2)

mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.

Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut :

1. Pengertian Umum

(53)

mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

2. Pengertian Khusus

Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasarpublic relation (Wilcox dan Cameron, 2006, p.5) juga mengatakan bahwa :

(54)

opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Definisi lainnya masih menyebutkan bahwa Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen, seperti yang disebutkan oleh Cutlip, Center, dan Brown :

Public Relations adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya. (Cutlip, Center & Brown, II000:4)

Beberapa tokoh dalam dunia komunikasi memberikan batasan-batasan atau definisi tersendiri tentang Public Relations antara lain yaitu:

1) John E. Marston (Modern Public Relation, 1979) :

Public Relations is planned, persuasive coomunication

designed to influence significant public”

2) Robert T. Relly (The Action of Public Relation, 1981): “Public Relations Practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequences, counseling organizations leaders, and implementing planned program

of action which serve both the organization’s and the public interest.

3) IPRA,

(55)

4) J.C. Seidel, Public Relations Director Of Housing, State of New York (dalam Saoemirat dan Ardianto, II00II : 1II), yang berbunyi :

Public Relations adalah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, para pekerjanya, dan masyarakat luas, ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan”.

5) Sukatendel (1990) dalam Ardianto (II004):

“Suatu metode komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra institusi atas dasar kesadaran untuk menghormati kepentingan bersama.”

Dalam definisi yang diungkapkan tersebut terdapat sejumlah butir penting yaitu:

a. Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuannya berasal dari ilmu komunikasi. Sebagai suatu cabang keilmuan maka Public Relations bukan sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya.

(56)

c. Mitra adalah subjek dari Public Relations disamping institusi itu sendiri. Mitra adalah bagian dari operasi sebuah institusi, tanpa mitra sebuah institusi tidak dapat berjalan.

d. Kepentingan bersama adalah apa yang hendak dicari oleh II (dua) institusi dalam koneksi satu dengan yang lain. Contoh yang nyata pembeli dan penjual mempunyai tujuan bersama yaitu tercapai kesepakatan untuk melakukan transaksi jual beli. 1) Public Relations menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR

(Institute Public Relations) adalah praktek humas yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan (terus-menerus) dalam rangka menciptakan dan mempertahankan niat baik (goodwill), serta sikap-sikap yang saling pengertian yang bersifat timbal balik (Mutual Understanding) antara suatu organisasi atau perusahaan dengan segenap khalayaknya. (Frank Jefkins, 1996:8)

(57)

3) Frank Jefkins (1995 : 9):

Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

Dari beberapa definisi di atas, terdapat beberapa kesamaan konsep yang dapat ditarik sebagai kata kunci untuk definisi Public Relations tersebut, yaitu :

a. Deliberate, artinya kegiatan Public Relations pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja.

b. Planned, artinya kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang terorganisir rapi atau terencana.

c. Performance, artinya Public Relations yang efektif harus didasarkan pada kebijakan dan penampilan yang sesungguhnya.

d. Public Interest, artinya alasan mendasar dari suatu kegiatan Public Relations adalah untuk memenuhi kepentingan publik dan tidak semata-mata untuk membantu organisasi meningkatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

e. Two ways communications, artinya pada dasarnya dalam kegiatan Public Relations harus terjadi pertukaran komunikasi. f. Management functions, artinya Public Relations paling efektif

(58)

Dari berbagai batasan Public Relations di atas di atas dapat ditarik konsep bahwa untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasi/perusahaan. Dalam kegiatannya Public Relations memberikan masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini dan isu publik yang tengah berkembang.

2.1.3.2 Proses Kerja Public Relations

Dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang praktisi Public Relations harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center, ada empat proses Public Relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah:

a. Research (penelitian)

Seorang praktisi Public Relations harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi Public Relations perlu melibatkan dirinya dalam penelitian dalam pengumpulan fakta. Ia perlu memantau dan membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening now?”

(59)

sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penilitian, seorang praktisi Public Relations harus meng-olah data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan, dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses Public Relations tidak sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara mendalam, dan walking around research. b. Planning (perencanaan)

(60)

Relations. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”

c. Action and Communication (aksi dan komunikasi)

Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi Public Relations. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it

(61)

d. Evaluation (evaluasi)

Cara untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi Public Relations adalah „krisis‟. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi.

2.1.4 Tinjauan Tentang Media Relations 2.1.4.1 Pengertian Media Relations

(62)

antara organisasi dengan media. Definisinya adalah hubungan antara suatu organisasi dengan pers, radio, dan televisi secara dua arah atau dua pihak. (1998 : 37) Kesimpulannya, media relations tidak hanya terkait dengan kepentingan sepihak, organisasi saja atau media massa saja, melainkan kedua pihak memiliki kepentingan yang sama. Dengan demikian, akan membuat hubungan kerjasama menjadi win-win solutions. Dalam hal ini, perusahaan atau praktisi public relations harus benar-benar memahami kepentingan-kepentingan perusahaan media, wartawan serta insan-insan media lain yang terlibat di dalam aktivitas industri media itu sendiri. Berdasarkan pada pemahaman diatas, maka pengertian media relations adalah : Aktivitas komunikasi public relations/humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance).

2.1.4.2 Proses Kerja Media Relations

(63)

wujud dari keterpaduan program atau kegiatan Public Relations. Adanya pembagian atau pemisahan antara misalnya media relations dengan employee relations atau investor relations untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas utama saja. Namun aktivitas masing-masing sesungguhnya saling terkait karena memang bersifat terpadu. Apalagi bila diingat, masing-masing kegiatan tersebut pada dasarnya diselenggarakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut.

(64)
(65)

Relations, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan dengan media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi Public Relations organisasi. (Iriantara: 2008)

2.1.4.3 Teknik-Teknik Media Relations

(66)

sebelumnya sudah dapat dipersiapkan, apa saja yang mesti dilakukan oleh media relations untuk menopang publikasi kegiatan yang diselenggarakan. Insan media pun dapat dengan mudah menemui pihak yang bisa memberikan keterangan tentang kegiatan sederhana yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan.

2.1.4.4 Fungsi Media Relations

Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations (1995:98) dan Periklanan (1997:275) fungsi media relations atau press relations adalah menyiarkan atau mempublikasikan seluas-luasnya informasi Public Relations guna menciptakan pengetahuan dan memberi pengertian bagi publiknya.

2.1.4.5 Tujuan Media Relations

(67)

2.1.4.6 Tinjauan Tentang Hubungan Media Relations Dengan Media Massa

“Hubungan media massa dengan humas yang terjalin diteoritiskan sebagai hubungan yang mutual dependence atau bisa dikatakan hubungan yang simbiosis mutualis, dimana kedua belah pihak saling menguntungkan dan saling memberikan manfaat.” (Iriyanto : 2002)

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu,

a. Tujuan

1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin.

(68)

3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan lembaga/ organisasi.

4. Untuk melengkapi data/ informasi bagi pimpinan lembaga/ organisasi bagi keperluan pembuatan penilaian (assesment) secara teat mengenai situasi atau permasalahan yang memengaruhi keberhasilan kegiatan lembaga/ perusahaan.

5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghormati.

b. Manfaat

1. Membangun pemahaan mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa.

2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai kejujuran serta kepercayaan.

3. Penyampaian/ perolehan informasi yang akurat, jujur, dan mampu memberikan pecerahan bagi publik.

c. Aktivitas hubungan media

(69)

d. Hubungannya

Hubungan media massa dengan humas yang terjalin diteoritiskan sebagai hubungan yang mutual dependence atau bisa dikatakan hubungan yang simbiosis mutualis,dimana kedua belah pihak saling menguntungkan dan saling memberikan manfaat. Di sini jurnalis dan Public Relations mengklaim hubungan keduanya sebagai partner, rekan, dan sekaligus mitra kerja terdekat. Di satu sisi Public Relations menyediakan informasi yang mungkin bernilai atau layak untuk diberitakan kepada publik, sebagai sumber informasi bagi pihak jurnalis. Di sisi lain media merupakan jembatan untuk mencapai khalayak sasaran Public Relations dalam usaha menciptakan pengetahuan dan pengertian kalayak sasaran. Saat jurnalis kehilangan akal untuk menulis berita yang akan dimuatnya, Public Relations dapat memberikan informasi tentang perusahaannya. Jadi jika jurnalis blank, Public Relations datang dengan membawa berita tentang perusahaannya dan jurnalis mampunyai berita untuk dimuat di medianya. Tapi terkadang juga Public Relations dengan jurnalis tidak saling menguntungkan. Public Relations memiliki moto bahwa “Good news is the Best news”, namun jurnalis memakai moto “Bad news is a

Good news”. Dari sinilah dapat dilihat bahwa hubungan Public

(70)

2.1.5 Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations

(71)

publik-publik dan stakeholder-nya. Tujuan Public Relations seperti itu, pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Bersama dengan bagian-bagian lain, seperti bagian produksi, pemasaran, keuangan, dan pengembangan sumber daya manusia, bagian Public Relations berusaha mencapai tujuan organisasi sesuai dengan lingkup kerja dan tanggung jawabnya. Strategi Public Relations yang disusun pun tak lepas dari strategi yang dikembangkan organisasi untuk mencapai tujuannnya. Begitu juga dengan visi dan misi Public Relations, yang merupakan penjabaran dalam bidang Public Relations dari visi dan misi oranisasi secara keseluruhan. Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit kerja pada divisi atau departemen Public Relations. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang berada dalam divisi atau departemen Public Relations. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi pada departemen atau divisi Public Relations, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan dengan media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi Public Relations organisasi. Dan langkah yang keempat adalah evaluasi, dimana hal ini dilaksanakan untuk menunjang adanya perbaikan di waktu kegiatan selanjutnya. (Rhenald Kasali, 1994)

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

(72)

Berdasarkan pengertian diatas peneliti menggunakan tahap-tahap proses kerja Media Relations menurut Dr. Yosal Iriantara (2008 : 45) dalam bukunya Media Relations (Konsep, Pendekatan, dan Praktik), dimana untuk mencapai efek yang tinggi dalam kegiatan komunikasi proses kerja Media Relations haruslah melalui 4 tahapan yaitu :

(73)

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Dari tahap-tahap proses kerja Public Relations pada divisi Media Relations menurut Dr. Yosal Iriantara (2008 : 45) dalam bukunya Media Relations (Konsep, Pendekatan, dan Praktik), peneliti mengaplikasikannya kedalam masalah penelitian. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Dari Segi Pengumpulan Fakta

Dalam tahap ini divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk berusaha mencari keterangan yang merupakan data dokumentasi dari speaker dan pihak pemerintahan pun media. Dokumentasi yang mentah itu harus diolah telebih dahulu. Disini Public Relations pada divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk mengadakan perbandingan, pertimbangan dan penilaian sehingga akhirnya dapat diperoleh sampai dimana tingkat keberhasilan Public Relations pada divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk dalam mengumpulkan fakta sebelum kemudian masuk ke tahap perencanaan. 2. Dari Segi Perencanaan

(74)

Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk menyusun program dari hasil data yang diperoleh. Sama halnya dengan perencanaan, dalam penyusunan tersebut ada kegiatan yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan pada saat melaksanakan acara Dialogue Series. Dengan adanya sebuah kegiatan tersebut akan dapat dilakukan pemikiran cepat untuk mengatasinya. Oleh karena itu acara Dialogue Series ini merupakan salah satu tahap yang turut menentukan suksesnya perjalanan Media Relations secara keseluruhan. 3. Dari Segi Aksi dan Komunikasi

Aksi dan komunikasi merupakan tahap implementasi proses kerja Public Relations pada divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Dalam hal ini Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk mempertimbangkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan perusahaan melalui acara Dialogue Series yang membawa peserta acara kearah yang diminati sehingga PT Nusantara Infrastructure Tbk dapat meningkatkan infrastruktur di Indonesia melalui aksi dan komunikasi.

4. Dari Segi Evaluasi

(75)

Untuk lebih dapat mengerti mengenai pemikiran dari masalah ini maka peneliti menyajikan Alur Pemikiran sebagai berikut.

[image:75.595.74.556.362.717.2]

Alur pemikiran merupakan ringkasan pemikiran dari penelitian ini secara garis besar mengenai langkah-langkah atau tahapan-tahapan mengenai masalah yang akan di teliti oleh peneliti, yaitu Bagaimana Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia, berikut bagan dari alur pemikiran tersebut:

Gambar 2.1

Bagan Alur Pemikiran Peneliti

Sumber : Peneliti, 2014 Proses Kerja Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk

Pengumpulan Fakta

Perencanaan Program

Aksi dan Komunikasi

Acara Dialogue Series

Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia

(76)

57 BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1. Sejarah PT Nusantara Infrastructure Tbk

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) didirikan 01 September 1995 dengan nama PT Sawitia Bersama Darma dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 02 Januari 2000. Kantor pusat META berlokasi di Menara Equity lantai 38, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta 12190.

META beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: 1. PT Sawitia Bersama Darma, 01-Sept-1995

2. PT Wahana Tradindo Jaya, 10-Jun-1998

3. PT Metamedia Technologies Tbk, 22-Feb-2001 4. PT Nusantara Infrastructure Tbk, 04-Jul-2006

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan META terutama bergerak dalam bidang jasa, perdagangan dan pembangunan yang berhubungan dengan bidang usaha infrastruktur, pertambangan, minyak dan gas bumi.

(77)
[image:77.595.131.575.223.480.2]

Seri I sebanyak 60.000.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Juli 2001.

Tabel 3.1

Sejarah Pencatatan Saham

NO JENIS PENCATATAN SAHAM TANGGAL PENCATATAN

1 Saham perdana @Rp200,- 60.000.000 18-Jul-2001 2 Pencatatan Saham Pendiri

(Company Listing)

375.000.000 18-Jul-2001

3 Penggabungan Usaha

(Merger)

9.693.571.429 08-Nop-2006

4 Penggabungan Saham

(Reverse Stock)

-5.064.285.714 20-Jul-2010

5 Penawaran Terbatas (Right Issue I)

8.476.500.000 12-Agust-2011

6 Konversi Waran Seri I (2011 s/d 31-Ags-2013)

1.694.886.165

Perusahaan telah mengalami beberapa perubahan besar untuk mencapai posisi saat ini. Sebagai pelopor partisipasi sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, PT Nusantara Infrastructure Tbk (Perseroan) akan terus berinvestasi di jalan tol di Indonesia sambil mencari peluang investasi di sektor infrastruktur lainnya.

(78)

MetamediaTechnologies Tbk pada tahun 2001. Melalui Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta (sekarang berganti nama menjadi Bursa Efek the Indonesia), status perusahaan sekarang terdaftar sebagai Perusahaan publik .

Pada tahun 2006, PT Nusantara Tbk merger dengan PT Nusantara Konstruksi Indonesia, dan secara resmi berubah nama menjadi PT Nusantara Infrastructure Tbk.

(79)

pengurangan resultingin bunga. PT Portco Infranusantara (Portco) mengakuisisi 39 % saham PT Inti Sentosa Alambahtera (ISAB). PT Potum Mundi Infranusantara (Potum) mengakuisisi 51 % saham PT Tirta Bangun Nusantara (TBN).

Perusahaan mendirikan PT Energi Infranusantara (EI) . Diskusi Selesai pada akuisisi 51 % saham PT Dain Celicani Cemerlang (DCC ) oleh PT Potum Mundi Infranusantara (Potum). PT Energi Infranusantara (EI) menyelesaikan diskusi tentang akuisisi 45 % saham PT Inpola Meka Energi (IME). Perseroan melakukan perjanjian pemesanan saham (Perjanjian) dengan Robust Sukses Sdn Bhd (Kuat) dan PT Margautama Nusantara (MUN), investasi Kuat dari 20 % saham of MUN.

3.1.2 Tinjauan Tentang Dialogue Series

Nusantara Infrastructure Dialogue Series adalah acara seminar yang diadakan oleh PT Nusantara Infrastructure Indonesia dalam rangka menjawab berbagai potensi, permasalahan dan tantangan investasi infrastruktur di Indonesia. Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), Center for Regional Transportation Studies dan FE-UI bekerjasama dengan Rajawali Foundation menyelenggarakan acara half-day seminar yang akan membahas tentang tantangan dan prospek investasi infrastruktur di Indonesia. Dimana acara ini bertujuan untuk :

(80)

2. Memberikan masukan bagi para pelaku dan stakeholder tentang tingkat urgensi percepatan pembangunan infrastruktur,

3. Dan menyikapi dan menciptakan peluang inovasi dalam percepatan pembangunan infrastrutur di Indonesia.

Dan pada akhirnya nama kegiatan half-day ini adalah Nusantara Infrastructure Dialogue Series. Dimana dalam acara ini terdapat isu strategis pembahasan :

a. Kondisi infrastruktur Indonesia & kemampuan pembiayaan pemerintah,

b. Realiasasi kerjasama pemerintah-swasta dalam pembangunan infrastruktur,

c. Tantan

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Bagan Alur Pemikiran Peneliti
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Informan Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait