• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Kecemasan Wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Determinan Kecemasan Wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN KECEMASAN WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA RAWANG LAMA KECAMATAN RAWANG

PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014

TESIS

Oleh

MAULINA MAWADDAH 127032027/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DETERMINAN KECEMASAN WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA RAWANG LAMA KECAMATAN RAWANG

PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MAULINA MAWADDAH 127032027/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Tesis : DETERMINAN KECEMASAN WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA RAWANG LAMA KECAMATAN RAWANG PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014 Nama Mahasiswa : Maulina Mawaddah

Nomor Induk Mahasiswa : 127032027

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Kesehatan Reproduksi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Juanita, SE, M.Kes) (

Ketua Anggota

Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

(4)

Telah Diuji

pada Tanggal : 01 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Juanita, SE, M.Kes

Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes 2. dr.Ria Masniari Lubis, M.Si

(5)

PERNYATAAN

DETERMINAN KECEMASAN WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA RAWANG LAMA KECAMATAN RAWANG

PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2014 Penulis

(6)

ABSTRAK

Kecemasan wanita pra menopause terjadi akibat adanya perubahan- perubahan yang menyertai datangnya menopause. Akibat perubahan tersebut menimbulkan pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization(WHO), pada tahun 2000, total populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa determinan kecemasan wanita pra menopause di desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014. Jenis penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh wanita pra menopause yang berusia 40-50 tahun yang ada di desa Rawang Lama berjumlah 179 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling menggunakan tabel random C.Survey dengan jumlah sampel sebanyak 103 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita pra menopause dalam kategori cemas 72,8% dan tidak cemas 27,2%. Ada pengaruh perubahan fisik (p = 0,004), perubahan seksual (p = 0,002) dengan kecemasan wanita pra menopause, tidak ada pengaruh perubahan sosial (p = 0,092) dengan kecemasan wanita pra menopause di Desa Rawang Lama. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kecemasan wanita pra menopause adalah perubahan seksual dengan nilai koefisien B = 1,312.

Disarankan bagi wanita yang akan menghadapi masa pre menopause dapat memperoleh informasi yang benar dan tepat mengenai perubahan yang terjadi menjelang menopause (perubahan fisik dan perubahan seksual), karena perubahan tersebut menyebabkan terjadinya kecemasan wanita pra menopuse. Informasi dapat diperoleh dari tenaga kesehatan dan jajarannya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang menimbulkan kepercayaan diri sehingga dapat menekan kecemasan. Bagi Dinas Kesehatan beserta jajarannya agar tidak mengesampingkan program untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan melalui penyuluhan, pendidikan kesehatan bagi wanita pra menopause sehingga terbentuk kesiapan ibu dalam menghadapi menopause. Bagi keluarga, perlu adanya dukungan agar setiap wanita pra menopause berfikit positif terhadap perubahan yang terjadi demi kelangsungan hidup.

(7)

ABSTRACT

Anxiety pre- menopausal women are the result of changes that accompany the onset of menopause. As a result of these changes give rise to the thought that he would be unhealthy , unfit, and not pretty anymore. Based on the data obtained from the World Health Organization ( WHO), in 2000, the total population of women who experience menopause around the world has increased from year to year.

This study aims to analyze the determinants of anxiety pre-menopausal women in the village of Old Rawang Rawang District of Panca Arga Asahan 2014. Kind of research using a survey method with the analytic cross-sectional approach. The population is all pre-menopausal women aged 40-50 years in the village numbered 179 people Rawang Lama. Sampling was done by simple random sampling method using random tables C.Survey

The results showed that pre-menopausal women in the category of anxiety 72.8 % and 27.2 % do not worry. There is the influence of physical changes ( p = 0.004 ), sexual changes (p = 0.002) pre- menopausal women to anxiety in the village of Old Rawang. The variables that most influence the anxiety pre-menopausal women are sexual changes with the value of the coefficient B = 1.312.

It is recommended for the Health Department and its staff so as not to rule out programs to improve the knowledge of health for middle-aged women through health education so as to form the mother 's readiness to face menopause. Pre- menopausal Women in the village of Old Rawang in order to improve knowledge about menopause in order to understand the real meaning of menopause, more active in social activities, positive thinking that menopause is a thing that can not be avoided because it is a natural thing that is experienced by each women in development.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkah dan rahmat serta pertolongan-Nya yang berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan judul “Determinan Kecemasan Wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014”.

Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun tesis ini peneliti mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(9)

4. Dr. Juanita, SE, M. Kes. selaku ketua komisi pembimbing dan Drs. Abdul Jalil

Amri. Arma, M. Kes selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu

untuk membimbing hingga terselesainya tesis ini.

5. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si dan dr.Yusniwarti Yusad, M.Si selaku Komisi

Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi

kesempurnaan penulisan tesis ini.

6. Dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Kepala Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan

yang telah memberikan izin kepada peneliti serta bantuan dalam mempermudah pelaksanaan penelitian ini.

8. Teristimewa buat orang tuaku tercinta, yang telah memberikan kasih sayang, pertolongan dan doa yang tidak pernah putus selama ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012 Minat studi Kesehatan Reproduksi.

Peneliti menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan proposal ini

(10)

kesehatan, khusunya perhatian terhadap rentang /siklus kehidupan dan pengembangan

ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Juni 2014 Peneliti

(11)

RIWAYAT HIDUP

Maulina Mawaddah dilahirkan di Manambin pada tanggal 22 Juli 1987. Beragama Islam. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan ayahanda Mhd Yasir Daulay dan Ibunda Zubaidah Lubis. Saat ini bertempat tinggal di Jalan Djamin Ginting gg Dipanegara Padang Bulan Medan.

Menamatkan pendidikan formal dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar Negeri Manambin tahun 1994-2000, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2000-2003, Sekolah SMA Negeri 3 Padang Sidimpuan tahun 2003-2006, Akademi Kebidanan Diploma III Sehat Medan tahun 2006-2009, Program D-IV Bidan Pendidik pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan tahun 2010-2011. Tahun 2012 peneliti melanjutkan pendidikan ke Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(12)

DAFTAR ISI

2.1.1 Proses Terjadinya Kecemasan ... 13

2.1.2 Jenis-jenis Kecemasan ... 14

2.1.3 Sebab-sebab Kecemasan ... 15

2.1.4 Gejala-gejala Psikologi Gangguan Kecemasan ... 16

2.1.5 Tipe Kepribadian Pencemas……… 16

2.1.6 Gejala-gejala Kecemasan……… 17

2.1.7 Reaksi-reaksi Kecemasan………... 18

2.1.8 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan………….. . 18

2.1.9 Tingkat Kecemasan………. ... 20

2.2 Pra Menopause ... 21

2.2.1 Pengertian Menopause ... 22

2.2.2 Tahap-tahap Menopause………. 24

2.2.3 Gejala-gejala Berhubungan dengan Menopause…………. 24

2.2.4 Perubahan pada Masa Menopause………. . 26

2.2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Menopause……… 31

2.2.6 Klasifikasi Menopause……… 33

2.3 Landasan Teori ... 34

2.3.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan wanita Pra Menopause……….. 34

(13)

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 36

3.5 Variabel dan Definisi Operasional………. .. 41

3.6 Metode Pengukuran ... 42

3.7 Metode Analisa Data……… 44

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 45

4.1 Deskripsi Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan ... 45

4.3.4 Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 50

4.4 Analisa Bivariat ... 52

4.4.1 Karakteristik Responden... 52

4.4.2 Hubungan Perubahan Fisik, Sosial dan Seksual dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 53

4.5 Analisis Multivariat ... 56

BAB 5. PEMBAHASAN ... 59

5.1 Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 59

5.2 Karakteristik Wanita Pra Menopause ... 61

5.2.1 Umur dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 61

5.2.2 Pekerjaan dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause .... 62

5.3 Determinan Kecemasan Wanita Pra Menopause (Perubahan Fisik, Perubahan Sosial dan Perubahan Seksual) ... 63

5.3.1 Perubahan Fisik dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 63

5.3.2 Perubahan Sosial dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 66

5.3.3 Perubahan Seksual dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause ... 68

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1 Kesimpulan ... 71

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel

Independen ... 40 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel

Dependent ... 41 3.3. Metode Pengukuran ... 43 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik di Desa Rawang

Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 46 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perubahan

Fisik pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan

Panca Arga Kabupaten Asahan ... 46 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik Pada Masa Pra

Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 47 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perubahan

Sosial pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan

Panca Arga Kabupaten Asahan ... 48 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Sosial pada Masa Pra

Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 49 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perubahan

Seksual pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 49 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Seksual pada Masa

Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga

Kabupaten Asahan ... 50 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kecemasan

wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca

(16)

4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 51 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Masa Pra Menopause

di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 52 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Masa Pra

Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan ... 53 4.12 Tabulasi Silang Hubungan Perubahan Fisik dengan Kecemasan

Wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang

Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014 ... 54 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Perubahan Sosial dengan Kecemasan

Wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang

Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014 ... 55 4.14 Tabulasi Silang Hubungan Perubahan Seksual dengan Kecemasan

Wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Kuisioner Penelitian ... 79

2. Uji Validitas ... 84

3. Master Tabel ... 89

4. Analisis Univariat ... 95

5. Analisis Bivariat ... 102

6. Analisis Multivariat ... 106

(19)

ABSTRAK

Kecemasan wanita pra menopause terjadi akibat adanya perubahan- perubahan yang menyertai datangnya menopause. Akibat perubahan tersebut menimbulkan pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization(WHO), pada tahun 2000, total populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa determinan kecemasan wanita pra menopause di desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014. Jenis penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh wanita pra menopause yang berusia 40-50 tahun yang ada di desa Rawang Lama berjumlah 179 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling menggunakan tabel random C.Survey dengan jumlah sampel sebanyak 103 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita pra menopause dalam kategori cemas 72,8% dan tidak cemas 27,2%. Ada pengaruh perubahan fisik (p = 0,004), perubahan seksual (p = 0,002) dengan kecemasan wanita pra menopause, tidak ada pengaruh perubahan sosial (p = 0,092) dengan kecemasan wanita pra menopause di Desa Rawang Lama. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kecemasan wanita pra menopause adalah perubahan seksual dengan nilai koefisien B = 1,312.

Disarankan bagi wanita yang akan menghadapi masa pre menopause dapat memperoleh informasi yang benar dan tepat mengenai perubahan yang terjadi menjelang menopause (perubahan fisik dan perubahan seksual), karena perubahan tersebut menyebabkan terjadinya kecemasan wanita pra menopuse. Informasi dapat diperoleh dari tenaga kesehatan dan jajarannya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang menimbulkan kepercayaan diri sehingga dapat menekan kecemasan. Bagi Dinas Kesehatan beserta jajarannya agar tidak mengesampingkan program untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan melalui penyuluhan, pendidikan kesehatan bagi wanita pra menopause sehingga terbentuk kesiapan ibu dalam menghadapi menopause. Bagi keluarga, perlu adanya dukungan agar setiap wanita pra menopause berfikit positif terhadap perubahan yang terjadi demi kelangsungan hidup.

(20)

ABSTRACT

Anxiety pre- menopausal women are the result of changes that accompany the onset of menopause. As a result of these changes give rise to the thought that he would be unhealthy , unfit, and not pretty anymore. Based on the data obtained from the World Health Organization ( WHO), in 2000, the total population of women who experience menopause around the world has increased from year to year.

This study aims to analyze the determinants of anxiety pre-menopausal women in the village of Old Rawang Rawang District of Panca Arga Asahan 2014. Kind of research using a survey method with the analytic cross-sectional approach. The population is all pre-menopausal women aged 40-50 years in the village numbered 179 people Rawang Lama. Sampling was done by simple random sampling method using random tables C.Survey

The results showed that pre-menopausal women in the category of anxiety 72.8 % and 27.2 % do not worry. There is the influence of physical changes ( p = 0.004 ), sexual changes (p = 0.002) pre- menopausal women to anxiety in the village of Old Rawang. The variables that most influence the anxiety pre-menopausal women are sexual changes with the value of the coefficient B = 1.312.

It is recommended for the Health Department and its staff so as not to rule out programs to improve the knowledge of health for middle-aged women through health education so as to form the mother 's readiness to face menopause. Pre- menopausal Women in the village of Old Rawang in order to improve knowledge about menopause in order to understand the real meaning of menopause, more active in social activities, positive thinking that menopause is a thing that can not be avoided because it is a natural thing that is experienced by each women in development.

(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kehidupan pada dasarnya merupakan serangkaian perkembangan yang kontinu dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung pengertian adanya suatu proses menuju kematangan yang meliputi aspek jasmaniah, rohaniah dan sosial. Bila seorang individu telah mencapai periode kematangan, baik aspek fisik, psikis maupun sosialyang umumnya dapat dicapai pada usia remaja hingga dewasa, maka periode berikutnya adalah tahap kemantapan dan untuk selanjutnya adalah periode penurunan.

Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan, yang bersifat umum dan irreversible.Sudah merupakan hukum alam, bahwa dalam kehidupan manusia tidak dapat melepaskan diri dari peristiwa hidup yang pada dasarnya akan dialami oleh semua manusia, sebagai resiko dari perkembangan manusia, seperti krisis identitas pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita (Santrock, 2002).

(22)

Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan.Padahal, masa tua merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi (Kasdu, 2002).

Masa usia lanjut identik dengan masa klimakterium yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun (Lumongga, 2013). Klimakterium dibagi menjadi 4 fase, yaitu premenopause, perimenopause, menopause, dan pasca menopause. Sebelum seorang wanita mengalami menopause, ia akan mengalami fase pra menopause, dimana pada fase ini muncul berbagai keluhan. Perkiraan rata-rata umur menopause di Indonesia adalah 50-52 tahun, sedangkan rata-rata umur pra menopause adalah 40-50 tahun (Astari, 2004).

Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization(WHO), pada tahun 2000, total populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta orang, tahun 2010 mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 mendatang jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan mencapai 1,2 milyar orang. Artinya sebanyak 1,2 milyar perempuan akan memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat dari angka sensus tahun 1990 jumlah perempuan menopause (Mulyani, 2013).

(23)

orang.Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause di Indonesia 30,3 juta orang. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Baziad, 2010)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam umur menopause sekitar 30,3 juta jiwa atau 11,5 % dari total penduduk, dengan umur rata-rata 49 tahun. Secara demografi terjadinya peningkatan kelompok lanjut usia akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan khusus(Prawirohardjo, 2011).

Pada saat ini Indonesia mempunyai 14 juta wanita menopause.Terjadi peningkatan angka harapan hidup di Indonesia dari tahun ke tahun. Tahun 1980 wanita usia 48 sampai 49 tahun adalah 48,9 persens. Pada tahun 1990, usia harapan hidup masyarakat Indonesia mencapai 59,8 tahun dan di tahun 2000, angka ini bertambah menjadi 64,5 tahun. Satu dekade kemudian, yaitu tahun 2010, usia harapan hidup Indonesia berada pada angka 67,4 tahun dan di tahun 2011, usia harapan hidup di Indonesia72 tahun, dengan peningkatan usia harapan hidup, maka dimungkinkan perempuan melewati masa premenopause, menopause dan pascamenopause

Hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 menunjukkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan,pada tahun 2014 umur harapan hidup masyarakat Indonesia rata-rata akan mencapai 72 tahun. Padahal,

(24)

pada 2004, umur harapan hidup hanya pada kisaran 66,2 tahun. Makin besar jumlah penduduk usia lanjut, maka tantangan di bidang kesehatan juga semakin besar.

Kartono (1989) menyebutkan masa menopause sebagai “masa yang kritis”, karena perubahan-perubahan dalam sistem hormonal turut secara keseluruhan memengaruhi psikosomatis (jasmani dan rohani), hingga terjadi proses kemunduran yang progresif dan total pada kondisi individu..

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robertson (1985) di Menopause Clinic Australia dari 300 pasien usia menopause terdapat 32,3% mengalami kecemasan (Christiani, 2000). Sementara menurut Miguel (dalam Dewi 2012) masalah sindroma kecemasan pada wanita yang akan mengalami menopause mencapai 50%. Kecemasan merupakan faktor fisiologis pada wanita menopause yang paling sering terjadi, terutama kecemasan yang menyertai perubahan-perubahan kondisi fisiknya. Perubahan seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita. Keluhan fisik maupun psikisnya tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan. Kecemasan akan semakin menjadi-jadi ketika wanita menopause mengembangkan perasaan negatif tentang masalah-masalah menopause yang ada. Menurut Kuntjoro (2003) salah satu masalah psikis yang paling sering dihadapi wanita yang mengalami menopause adalah rasa cemas. Kecemasan terjadi akibat adanya perubahan- perubahan yang menyertai datangnya menopause.

(25)

menghadapi menopause dengan kategori ringan sebesar 53,3%.Kecemasan yang timbul saat menghadapi menopause biasanya meliputi perasaan gelisah dan khawatir akibat adanya perubahan fisik, sosial maupun seksual yang dialami yang membuat sesorang merasa penampilannya tak utuh lagi sebagai wanita (Nadesul, 2008).

Perubahan fisik yang terjadi sejalan dengan masa menopause akan menimbulkan kesan yang mendalam di kehidupannya( Lestary, 2010). Beberapa akibat dari timbulnya perubahan fisik tersebut yaitu timbulnya perasaan tidak berharga, tidak berarti yang nantinya akan memicu berbagai kekhawatiran, seperti khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintainya akan berpaling dan meninggalkannya. Perasaan inilah yang dirasakan oleh sebagian besar wanita pra menopause (Smart, 2010).

Hasil penelitian Juniati (2012) tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause dalam kategori berat 71,2 %. Salah satu faktor yang menyebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang menopause yang berdampak pada kurangnya kesiapan menghadapi menopause yang pada akhirnya akan menyebabkan tingginya tingkat kecemasan yang dialaminya.

(26)

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 tentang menopause di Canada didapatkan hasil 38% mengalami gangguan tidur, 30-50% mengalami gangguan urogenital, 50 % mengalami kekeringan vagina disertai rasa sakit. Pada Simposium Nasional Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMI) 21—22 April 2007 di Jakarta dikemukakan lima gejala utama yang dialami dalam menghadapi masa menopause seperti, nyeri otot atau sendi (77,7%), rasa letih dan hilang energy (68,7%), kehilangan nafsu seksual (61,3%), kerutan di kulit (60%), hot flushes (29,5%).

Pada tahun-tahun dimana seorang wanita mengalami masa menopause, wanita mungkin mengalami perubahan dalam kehidupan seksualnya. Wanita berpikir bahwa mereka tidak bisa menikmati seks lagi. Pada masa menopause keinginan seks mulai berkurang. Adapun penyebab hilangnya gairah seksual pada perempuan menopause dikarenakan penurunan hormone yang dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis, penurunan hormon bisa mengurangi dorongan seks dan juga berkeringat di malam hari dapat mengganggu tidur wanita dan membuat wanita menjadi terlalu lelah ( Mulyani, 2013).

(27)

premenopause antara lain proses memasuki masa menopause yang membawa perubahan bentuk tubuh dan perubahan suasana hati. Perempuan tersebut sering mengalami kelelahan fisik dan moodnya mudah berubah, emosinya labil sehingga sering terjadi selisih paham dengan orang-orang di sekitarnya.

Beberapa wanita yang mengalami menopause mengeluhkan depresi dan peningkatan sensitivitas, tapi pada beberapa kasus perasaan ini dihubungkan kepada keadaan yang lain dalam kehidupan perempuan, seperti bercerai, kehilangan pekerjaan dan sebagainya. Kecemasan ini diperkuat oleh keluarga, media dan lingkungan sosial (Lestary, 2010).

Terdapat banyak faktor baik dari sisi internal maupun eksternalyang memengaruhi kecemasan wanita menghadapi menopause. Perasaan tidak berdaya umumnya dialami para wanita yang akan menghadapi menopause. Apabila kepercayaan diri ada, maka para wanita tanpa ragu – ragu, tidak takut dan optimisi dalam menghadapi apapun, termasuk diantaranya menopause yang akan terjadi. Keluarga, merupakan lingkungan yang dapat menjadikan individu merasa aman. Oleh karenanya, seorang wanita yang mendapat dukungan keluarga, maka akan merasa mendapat kepedulian, perlindungan serta rasa aman dari orang – orang disekitarnya.

(28)

menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri.

Pada kenyataan dilapangan tidak semua ibu yang berada pada usia pra menopause menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya. Hanafiah (1999), menyebutkan dari berbagai penelitian dan kajian, diperoleh data bahwa 75% wanita yang mengalami menopause akan merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan, sedangkan sekitar 25% tidak merasa menopause itu sebagai suatu masalah.Perlu adanya dukungan yang harus timbul dari diri seseorang itu sendiri serta orang-orang disekitarnya untuk wanita yang mengalami menopause sehingga mereka memiliki kualitas hidup yang positif, karena menopause merupakan hal yang wajar tapi kebanyakan wanita pra menopause belum memahami dan mengetahui tentang arti menopause yang sebenarnya.Hal ini dikarenakan program kesehatan yang terkait pada fase tersebut tidak menjadi perhatian. Meskipun tujuan reproduksi tidak menjadi hal utama di usia ini, perlu adanya pendidikan kesehatan yang menunjang kesiapan wanita pra menopause dalam menghadapi menopause (Purwoastuti, 2008).

(29)

baiknya jika masalah menopause diketahui secara jelas oleh setiap wanita (Juminarsih, 2008).

(30)

1.2Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan penelitian adalah “Apakah determinan kecemasan Wanita pra menopausedi Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014?”.

1.3Tujuan Penelitian

Untuk menganalisa determinan kecemasan wanita pra menopause di desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014.

1.4Hipotesis

Determinan kecemasan wanita pra menopause adalah perubahan fisik, perubahan sosial dan perubahan seksual di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Tahun 2014.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis

(31)

1.5.2 Manfaat Teoritis

(32)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin / konflik (Drajat, 2001).Sementara itu, Freud berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman (Basuki, 1987; Hanum, 2002).Kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (Maramis, 1994).

Lumongga (2013) kecemasan timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan.Kecemasan biasanya relatif, artinya bisa dihilangkan dan ditenangkan.Namun pada sebagian orang kondisi ini tidak mampu dilakukan.

(33)

Sementara itu, menurut Bustaman (2001) mendefenisikan kecemasan sebagai ketakutan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Perasaan cemas muncul apabila seseorang berada dalam keadaan diduga akan merugikan dan mengancam dirinya, serta merasa tidak mampu menghadapinya. Dengan demikian, rasa cemas sebenarnya suatu ketakutan yang diciptakan oleh diri sendiri, yang dapat ditandai dengan selalu merasa khawatir dan takut terhadap sesuatu yang belum terjadi.

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal(Hawari, 2013).

Menurut Nugroho (2008) kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat.Hal ini terjadi sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa teori diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatit pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

2.1.1 Proses Terjadinya Kecemasan

(34)

(dalam Atikah 20011) menyebutkan ada lima proses terjadinya kecemasan pada individual, yaitu:

a. Evaluated situation: adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehingga ancaman ini dapat menimbulkan kecemasan.

b. Perception of situation: situasi yang mengancan diberi penilaian oleh individu, dan biasanya penilaian ini dipengaruhi oleh sikap, kemampuan dan pengalaman individu.

c. Anxiety state of reaction: individu menganggap bahwa ada situasi berbahaya, maka reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respon fisiologis seperti denyut jantung dan tekanan darah.

d. Cognitive reappraisal follows: individu kemudian menilai kembali situasi yang mengancam tersebut, untuk itu individu menggunakan pertahanan diri atau dengan cara meningkatkan aktivitas kognisi atau motoriknya.

e. Coping: individu menggunakan jalan keluar dengan menggunakan defense mechanism (pertahanan diri) seperti proyeksi atau rasionalisasi.

2.1.2 Jenis- jenis Kecemasan

Drajat (2001) menyatakan kecemasan ada tiga macam, yaitu :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam fikiran.

(35)

yang kurang jelas, tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa serta takut itu memengaruhi keseluruhan diri pribadi.

c. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Lazarus ( dalam Nurtjahjanti, 1995 ) membagi kecemasan menjadi dua jenis: a. State anxiety

State anxiety dikonsepkan sebagai gejala- gejala kecemasan yang timbul karena individu dihadapkan pada situasi-situasi tertentu. Kadar kecemasan ini akan naik apabila inndividu berada dalam keadaan yang dianggap mengancam, dan kadarnya akan menurun apabila individu berada dalam keadaan yang dianggap tidak menekan atau tidak membahayakan.

b. Trait anxiety

Trait anxiety adalah kecemasan sebagai suatu keadaan yang relative menetap pada diri individu dan berhubungan dengan keperibadian individu tersebut. Kecemasan disini dipandang sebagai suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesukaran dalam mengadakan proses penyesuaian diri. Biasanya individu akan lebih mudah memaknakan lingkungan hidupnya sebagai ancaman.

2.1.3 Sebab-sebab Kecemasan

(36)

Kekhawatiran dan panik adalah tanda-tanda ketakutan yang rangsangannya telah ditekan.Kecemasan adalah simtom rangsangan perasaan yang telah ditekan. 2.1.4 Gejala-gejala Psikologi Gangguan Kecemasan

Menurut Blackburn dan Davidson (1994) beberapa defenisi menekankan pada simtom- simtom fisiologis, sedangkan yang lain menekankan pada simtom- simtom psikologi. Secara keseluruhan, kurang ada kesesuaian pendapat mengenai apakah kedua simtom tersebut harus muncul, atau sampai pada tingkat apa simtom-simtom ini harus muncul agar dapat di berikan diagnosa bahwa seseorang memang dalam keadaan cemas.

Berikut adalah berbagai fungsi yang dapat dipengaruhi oleh gangguan kecemasan:

Suasana hati : Kecemasan, mudah marah, perasaan sangat tegang.

Pikiran : Khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya

Motivasi : Menghindari situasi, ketergantungan tinggi, ingin melarikan diri Perilaku : Gelisah, gugup kewaspadaan yang berlebihan

Gejala biologi : Gerakan otomatis meningkat : misalnya, berkeringat, gemetaran, : pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering

2.1.5 Tipe Kepribadian Pencemas

Tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain:

(37)

b. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum c. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain d. Tidak mudah mengalah

e. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah f. Seringkali mengeluh ini dan itu

g. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil h. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu i. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang j. Bila sedang emosi seringkali bertindak histeris (Hawari, 2013). 2.1.6 Gejala-gejala Kecemasan

Gejala kecemasan menurut Hawari (2013) antara lain:

a. Gejala fisik meliputi, kegelisahan atau kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, banyak keringat, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit bernafas, pusing, merasa lemas, sulit menelan, diare, wajah terasa merah, jantung berdebar keras atau berdetak kencang.

b. Gejala behavioral meliputi, perilaku menghindar, perilaku melekat, perilaku terguncang.

(38)

Menurut Nugroho (2008) Gejala kecemasan yang terjadi umumnya: a. Perubahan tingkah laku

b. Bicara cepat

c. Meremas-remas tangan d. Berulang-ulang bertanya

e. Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak memahami penjelasan f. Tidak mampu menyimpan informasi yang diberikan

g. Gelisah

h. Keluhan badan

i. Kedinginan dan telapak tangan lembap. 2.1.7 Reaksi-reaksi Kecemasan

Menurut Atkinson & Hilgard (1999), kecemasan yang dirasakan oleh seseorang dapat memunculkan reaksi secara fisiologis dan psikologis, yaitu :

a. Reaksi fisiologis seseorang yang mengalami kecemasan, maka aktivitas salah satu atau lebih dari organ tubuhnya akan meningkat, seperti meningkatnya detak jantung, susah tidur, dan keringat yang berlebihan.

b. Reaksi psikologis merupakan reaksi berupa peningkatan atau penurunan dorongan untuk berperilaku wajar seperti susah berkonsentrasi, gelisah, tegang, cemas, takut, khawatir, dan bingung.

2.1.8 Faktor- faktor yang Memengaruhi Kecemasan

(39)

keinginan seksual, karena merasa diri (fisik) kurang dan karena pengaruh pendidikan waktu kecil, atau sering terjadi frustasi karena tidak tercapainya yang diinginkan baik material maupun sosial.Mungkin juga akibat dipelajari dan ditiru, atau dari rasa tidak berdaya, tidak ada rasa kekeluargaan dan sebagainya. Dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa cemas itu timbul karena orang tidak mampu menyesuaikan diri dengan dirinya, dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Menurut Thaliss (1992) faktor yang memengaruhi kecemasan dibagi menjadi dua yaitu;

a. Faktor individu yang meliputi rasa kurang percaya diri pada individu, merasa memiliki masa derpan tanpa tujuan dan perasaan tidak mampu bekerja.

b. Faktorlingkungan yang berkaitan dengan dukungan emosional yang rendah dari orang lain sehingga individu merasa tidak dicintai orang lain, tidak memiliki kasih sayang, tidak memiliki dukungan dan motivasi.

Menurut Nadesul (2008) kecemasan yang timbul saat menghadapi menopause biasanya meliputi perasaan gelisah dan khawatir akibat adanya :

a. Perubahan fisik b. Perubahan sosial c. Perubahan seksual

(40)

2.1.9 Tingkat Kecemasan

Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik.Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.Cemas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.Cemas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut.Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi cemas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan.

Menurut Stuart & Sundeen, (1998) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

a. Kecemasan Ringan

Berhubung dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Kecemasan Sedang

Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan presepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.

c. Kecemasan Berat

(41)

perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/ arahan untuk terfokus pada area lain.

d. Panik

Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.Terjadi peningkatan motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.

2.2. Pra Menopause

Menurut Manuaba (1999 dalam Sibagariang, 2010) pra menopause merupakan fase dimana seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia antara 48-55 tahun.

(42)

2.2.1 Pengertian Menopause

Menopause merupakan peristiwa alami yang terjadi pada setiap wanita.Peristiwa alami tersebut dipengaruhi konteks budaya yang berbeda dan persepsi individual. Pandangan budaya dan individual memengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan proses menopause dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari menopause. Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosa setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi pada usia 51,4 tahun untuk negara industry, secara umum terjadi pada usia 40-58 tahun. Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, merokok, pengangkatan ovarium dan kemoterapi (Kusmiran, 2012).

Menurut Prawirohardjo (2011) Pada umumnya orang lebih senang menggunakan istilah ‘Menopause’, meskipun istilah tersebut kurang tepat, karena menopause hanya merupakan kejadian sesaat saja, yaitu perdarahan haid yang terakhir.Yang paling tepat digunakan adalah klimaktrik, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause.Disebut pascamenopause bila telah telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah pascamenopause lanjut, yaitu setelah usia 65 tahun.

(43)

Menurut Lumongga (2013) banyak istilah yang digunakan untuk masa dewasa akhir, dan salah satunya disebut awal menopause. Istilah kata menopause berasal dari kata men = bulan, pause (pausis, pauo)= periode atau tanda berhenti, jadi menopause adalah berhentinya secara defenitif menstruasi. Istilah menopause sering kali disalahartikan dengan klimaktrium.

Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif.Masa klimaktrium meliputi pramenopause, menopause dan pascamenopause.Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.

Menurut Fatimah (2010) Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium.Pramenopause adalah fase pertama klimaktrium saat fertilitas menurun dan menstruasi menjadi tidak teratur.Fase ini berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun.Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti. Usia rata-rata menopause ialah 51, 4%tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 dan 5 % tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun.

(44)

lagi gangguan vegetative maupuk psikis.Menurut Sibagariang d (2010) klimakterium adalah merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium. 2.2.2 Tahap-tahap Menopause

Menurut Manuaba (dalam Sibagariang 1999) menopause terjadi dalam tiga tahap, yaitu:

a. Pra Menopause

Pada fase dimana seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia antara 48-55 tahun.

b. Menopause

Terhentinya menstruasi.Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol.Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara 56-60 tahun. c. Pasca Menopause

Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik.Keluhan makin berkurang.

2.2.3 Gejala- gejala Berhubungan dengan Menopause

(45)

Gangguan emosi seperti perubahan mood, iritabilitas, ansietas dan depresi juga sering dihubungkan dengan perimenopause. Presepsi wanita terhadap menopause juga meningkatkan kecemasan dengan menghubungkannya dengan kehilangan kecantikan, peran dan fungsi sebagai wanita (Fatimah, 2010).

Menurut Kusmiran (2012) setiap menopause menimbulkan gejala yang unik. Gejala-gejala tersebut antara lain:

Sistemik Penurunan libido, cemas, depresi,kesukaran kognitif, nyeri punggung dan kekakuan.

Vasomotor Sakit kepala, palpitasi, keringat malam, insomnia, gangguan tidur dan hot flashes

Genitourinary Vagina terasa kering, nyeri saat berhubungan seks, vagina terasa gatal atau terbakar dan frekuensi urine meningkat. Menurut (Smart, 2010) beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause:

a. Ingatan menurun

Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.

b. Kecemasan

(46)

c. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. d. Stress

Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.

e. Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. 2.2.4 Perubahan pada Masa Menopause

a. Perubahan Organ Reproduksi

(47)

1. Tuba Fallopi

Saluran tuba mengalami penipisan dan mengkerut, lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek.

2. Uterus

Uterus mengecil karena disebabkan oleh atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisal.

3. Serviks

Servik mengkerut terselubung dinding vagina, saluran memendek dan menyempit.

4. Vagina

Elasititas vagina mulai berkurang, lipatan-lipatan berkurang, dinding menipis dan mudah luka.

5. Dasar Panggul

Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan karena prolapsus uterus vagina.

6. Perenium dan Anus 7. Kelenjer payudara

Putting susu mengecil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi mengendor dan mendatar.

8. Kandung kemih

(48)

b. Perubahan Fisik

Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada masa menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita.Keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Adapun perubahan fisik yang terkait dengan menopause karena perubahan hormone, yaitu:

1. Berat badan bertambah

Menopause seringkali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat badan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk membakar energi akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik pada umumnya.

2. Hot flushes

Hot flushes merupakan gejala menopause yang paling umum terjadi dan juga merupakan gejala yang paling sulit dilukiskan. Wajah memerah, perasaan panas secara tiba-tiba yang muncul mulai dari bagian atas tubuh menyebar ke wajah, dada bahkan seluruh tubuh. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit.

3. Perubahan kulit menjadi kering dan keriput

(49)

serta menjadi hitam bahkan terkadang pada kulit timbul bintik- bintik hitam.

4. Kerontokan rambut

Rambut rontok selama dan setelah menopause sering terjadi. Seorang wanita mendekati menopause, sintesis estrogen (hormon wanita yang memicu folikel rambut memproduksi rambut) berkurang secara signifikan. 5. Osteoporosis (pengeroposan tulang)

6. Inkontinensia urin

Aktivitas kendali sfingter dan otot kandung kemih hilang, sehingga sering terjadi tidak kuat menahan rasa ingin buang air kecil.

7. Perubahan pada mulut ( gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal)

8. Payudara mendatar dan mengendor

Lemak di bawah kulit diserap, putting susu mengecil serta pigmentasi berkurang.

9. Nyeri otot c. Perubahan Sosial

(50)

d. Perubahan Seksual

Pada masa menopause keinginan seksual wanita mulai berkurang. Adapun penyebab hilangnya gairah seksual pada perempuan menopause disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Penurunan hormon yang dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis sehingga ketika melakukan aktivitas seksual sakit dan tidak nyaman. 2. Penurunan hormone dapat mengurangi dorongan seks.

3. Berkeringat di malam hari yang dapat mengganggu tidur wanita dan membuat wanita menjadi terlalu lelah.

e. Perubahan Hormon

Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang.Meski perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis asdalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.

f. Perubahan Emosi

(51)

terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa menopause.Perubahan psikis ini sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Adapun tanda-tanda perubahan emosi yang mungkin terjadi pada seorang perempuan yang mengalami menopause:

1. Perubahan Mood 2. Munculnya kecemasan 3. Kehilangan Kesenagan 4. Depresi

5. Gangguan panik 6. Sulit berkonstrasi

7. Gangguan atau penyimpangan memory (Mulyani, 2013). 2.2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Menopause

(52)

multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami menopause lebih lambat.

Menurut Sibagariang (2010) faktor-faktor yang memengaruhi menopause antara lain:

a. Umur saat haid pertama kali

Semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause

b. Paritas

Semakin sering seseorang melahirkan maka semakin tua atau semakin lama mereka memasuki menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua.

c. Faktor Psikis

Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja di duga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita.Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih muda di bandingkan yang menikah dan tidak bekerja/ bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja d. Pemakaian alat kontrasepsi

(53)

e. Merokok

Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.

f. Nutrisi

Wanita yang kesehatannya dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih lambat memasuki masa menopause.

2.2.6 Klasifikasi Menopause

Menopause diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : a. Menopause Dini

Menopause alami dini adalah menopause yang terjadi sebelum umur 35 tahun.Sangat jarang menopause ini hanya dialami kurang dari satu persen wanita.Menopause ini adalah masa menopause yang datang lebih awal atau sebelum waktunya.Hal ini terjadi karena gangguan tubuh tertentu sehingga seorang wanita harus mengalami menopause dini.Menopuse dini terjadi jika seorang wanita mengalami tindakan histerektomi.

b. Menopause Terlambat

(54)

2.3Landasan Teori

2.3.1 Faktor - faktor yang Memengaruhi Kecemasan Wanita Pra Menopause Menurut Nadesul(2008) kecemasan yang timbul saat menghadapi menopause biasanya meliputi perasaan gelisah dan khawatir akibat adanya :

a. Perubahan fisik, antara lain: Berat badan bertambah, hot flushes, perubahan kulit yang meliputi kulit kering dan pengerutan, kerontokan rambut, Osteoporosis (pengeroposan tulang) inkontinensia urin, perubahan pada mulut (gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal), nyeri otot dan payudara mengendor. b. Perubahan sosial, antara lain: rasa sepi karena di tinggal keluarga, ketakutan

kehilangan pasangan juga ketakutan perubahan fungsi dalam lingkungan masyarakat.

c. Perubahan seksual, antara lain : penurunan libido dikarenakan penurunan hormone membuat jaringan vagina kering dan tipis sehingga mengurangi dorongan seks, keringat pada malam hari dapat menganggu tidur dan kekurangan tidur mengurangi energi untuk yang lain, terutama aktivitas seks.

Perubahan tersebut membuat seseorang merasa penampilannya tau utuh lagi sebagai wanita.

2.4 Kerangka Konsep

(55)

Adapun kerangka konsep penelitian dengan judul penelitian “Determinan kecemasan wanita pra menopause” diambil dari bebrapa kesimpulan landasan teori diatas yakni sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Perubahan Fisik

Perubahan Sosial Perubahan Seksual

(56)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang sama.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan.Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari survei pendahuluan sampai penelitian (Desember 2013- April 2014).

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pra menopause yang berusia 40-50 tahun yang ada di desa Rawang Lama berjumlah 179orang.

(57)

Keterangan:

Pa = Perkiraan proporsi kecemasan wanita pra menopause yang diharapkan 56,2%

Pa- P₀ = Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi 15%

(

)

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil secara acak dengan menggunakan tabel random C.Survey sampai memenuhi besar sampel yang diinginkan dengan cara berurutan ke bawah dengan jumlah 103 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(58)

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden menggunakan kuesioner yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan determinan kecemasan wanita pra menopause.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa jumlah ibu yang berusia 40-50 tahun didapatkan dari data kantor kepala desa dan bidan setempat yang ada di desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan.

Instrumen kuesioner ini terdiri dari 2 bagian dengan jumlah item 38 pernyataan yaitu:

a. Kuesioner 1: berupa pernyataan tentang faktor penyebab kecemasan wanita pra menopause berupa perubahan fisik (10 item ), perubahan sosial (10 item) dan perubahan seksual (8 item).

b. Kuesioner 2: berupa pernyataan kecemasan wanita pra menopause yang terdiri dari 10 item.

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

(59)

1. Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur data (Hastono, 2006). Dalam penelitian ini untuk uji validitasnya diambil 30 responden dengan nilai r-tabel untuk df = n-2 = 30-2 = 28 adalah 0,361 pada α = 0,05. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,361 dinyatakan valid, sedangkan jika nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,361 dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilaksanakan di desa Tanjung Alam Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan dengan besar sampel sebanyak 30 orang wanita pra menopause. Alasan pemilihan sampel karena lokasi mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

2. Reliabilitas

(60)

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen

Variabel Corrected Item

Total Correlation Status

Cronbach`s

Alpha Status

Perubahan fisik 1 0,790 Valid 0, 893 Reliabel Perubahan fisik 2 0,765 Valid

Perubahan fisik 3 0,504 Valid Perubahan fisik 4 0,610 Valid Perubahan fisik 5 0,622 Valid Perubahan fisik 6 0,693 Valid Perubahan fisik 7 0,790 Valid Perubahan fisik 8 0,434 Valid Perubahan fisik 9 0,754 Valid Perubahan fisik 10 0,383 Valid

Perubahan sosial1 0, 633 Valid 0,863 Reliabel Perubahan sosial 2 0,686 Valid

Perubahan sosial 3 0,543 Valid Perubahan sosial 4 0,547 Valid Perubahan sosial 5 0,623 Valid Perubahan sosial 6 0,597 Valid Perubahan sosial 7 0,493 Valid Perubahan sosial 8 0,430 Valid Perubahan sosial 9 0,607 Valid Perubahan sosial 10 0,572 Valid

Perubahan seksual 1 0,585 Valid 0,905 Reliabel Perubahan seksual 2 0,870 Valid

(61)

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Dependent

Variabel Corrected Item

Total Correlation Status

Cronbach`s

Alpha Status

Kecemasan 1 0, 795 Valid 0,896 Reliabel Kecemasan 2 0, 373 Valid

Kecemasan 3 0,428 Valid Kecemasan 4 0, 597 Valid Kecemasan 5 0,763 Valid Kecemasan 6 0,561 Valid Kecemasan 7 0,763 Valid Kecemasan 8 0,597 Valid Kecemasan 9 0,747 Valid Kecemasan 10 0,795 Valid

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa seluruh variabel perubahan fisik, perubahan sosial, perubahan seksual dan kecemasan wanita pra menopause mempunyai nilai corrected item total correlation > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan variabel independent dan dependent valid dan reliabel.

3.5Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian

Adapun variabel dari penelitian ini adalah:

1. Variabel independent / bebas : Perubahan fisik, perubahan sosial dan perubahan seksual

(62)

3.5.2. Definisi Operasional

Sedangkan defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Adapaun defenisi Operasional dari variabel independent adalah:

1. Perubahan fisik

Keluhan- keluhan fisik yang dialami. 2. Perubahan sosial

Keberadaan dan keterlibatan dalam keluarga serta lingkungan sosial 3. Perubahan seksual

Penurunan aktivitas seksual.

Defenisi Operasional variabel dependent:Kecemasan Wanita Pra menopause : Suatu keadaan dimana seorang wanita merasa tidak percaya diri, kehilangan daya tarik, tidak bugar, tidak sehat dan tidak cantik lagi.

Faktor pendukung terjadinya kecemasan pada wanita pra menopause diukur dengan menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan faktor-faktor penyebab kecemasan wanita pra menopause yaitu perubahan fisik, perubahan sosial dan perubahan seksual.Skor tinggi pada skala ini menunjukkan determinan kecemasan pada ibu menopause.

3.6Metode Pengukuran

(63)

Tabel 3.3. Metode Pengukuran

Variabel Definisi

Operasional Indikator Kategori

Skala

- Osteoporosis (pengeroposan tulang)

- Inkontinensia urin (sulit menahan untuk buang air kecil) - Perubahan pada mulut

( gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal) - Payudara mengendor

Ferekuensi aktivitas seksual - Banyak: jika responden

- Pikiran yang tidak menentu - Sangat sensitif

- Tidak percaya diri

- Kewaspadaan yang berlebih

(64)

3.7 Metode Analisa Data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran masing-masing variabel independen (perubahan fisik, perubahan sosial dan perubahan seksual) dan dependen (kecemasan wanita menopause).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji Chi Square dengan α = 0, 05

3. Analisis Multivariat

(65)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan

4.1.1 Wilayah

Secara geografis Desa Rawang Lama terletak pada garis 1°13'50"-2°2'32" Lintang Utara dan 99°20'44"-100°19'10 Bujur Timur, Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas administratif sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Rawang Pasar IV - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rawang Pasar V - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gambir Baru, dan - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pondok Bungur

Luas Wilayah Desa Rawang lama adalah 1875 Ha, jumlah Dusun XII, jumlah KK 796 KK, Jumlah Penduduk 3057 Jiwa.

4.2 Karakteristik Responden

(66)

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan

No Karakteristik

Berdasarkan hasil penelitian tentang jawaban responden pada butir pernyataan variabel perubahan fisik sebagian besar responden menjawab “ya” pada pernyataan no 1 yaitu saya sering merasa panas dari wajah ke seluruh tubuh sebanyak 68 orang (66,0%). Sebagian besar responden menjawab “tidak” pada pernyataan nomor 9 yaitu saya mengalami masalah dengan kerontokan rambut sebanyak 50 orang (48,5%). Selengkapnya jawaban responden pada variabel perubahan fisik dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perubahan Fisik pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga

Kabupaten Asahan

No Perubahan Fisik

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

1. Saya sering merasa panas dari wajah ke seluruh tubuh

68 66,0 35 34,0 2. Saya merasa tulang- tulang saya sudah mulai

rapuh

(67)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Perubahan Fisik

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

3. Keinginan buang air kecil lebih sering kadang sampai tidak terkendali 9. Saya mengalami masalah dengan kerontokan

rambut

53 51,5 50 48,5 10. Payudara saya mulai mengendo 66 64,1 37 35,9

Berdasarkan perhitungan jawaban responden untuk variabel perubahan fisik sebagian besar responden menyatakan perubahan fisik banyak selama masa pra menopause yaitu 70 orang (68,0%) dan sebagian kecil mengalami perubahan fisik yang sedikit yaitu 33 orang (32,0%) seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik Pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan

No Perubahan Fisik Jumlah

n %

1 Banyak 70 68,0

2 Sedikit 33 32,0

Total 103 100,0

4.3.2 Perubahan Sosial

(68)

takut jika suami meninggalkan saya sebanyak 64 orang (62,1%). Selengkapnya jawaban responden pada variabel perubahan sosial dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perubahan Sosial pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca

Arga Kabupaten Asahan

No Perubahan Sosial

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

1. Suami enggan membantu mengatasi masalah saya

67 65,0 36 35,0 2. Anak-anak saya lebih sering menghabiskan

waktu dengan temannya

47 45,6 56 54,4 3. Saya sering berselisih paham dengan suami

saya

60 58,3 43 41,7 4. Keluarga jarang meminta pendapat saya dalam

berbagai hal

69 67,0 34 33,0 5. Saya jarang dilibatkan dalam kegiatan

kemasyarakatan

46 44,7 57 55,3 6. Saya sudah jarang mendapatkan pujian dari

teman-teman saya

57 55,3 46 44,7 7. Saudara saya jarang berkunjung kerumah saya 70 68,0 33 32,0 8. Teman-teman saya jarang menceritakan

masalah yang dihadapinya kepada saya

(69)

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Sosial pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan

No Perubahan Sosial Jumlah

n %

1 Banyak 65 63,1

2 Sedikit 38 36,9

Total 103 100,0

4.3.3 Perubahan Seksual

Berdasarkan hasil penelitian tentang jawaban responden pada butir pernyataan variabel perubahan seksual sebagian besar responden menjawab “ya” pada pernyataan no 7 yaitu rasa sakit pada alat kelamin membuat saya tidak bergairah melakukan hubungan intim sebanyak 68 orang (66,0%). Sebagian besar responden menjawab “tidak” pada pernyataan nomor 2 yaitu saya lebih nyaman tidur sendiri, sehingga hubungan seksual semakin jarang sebanyak 56 orang (54,5%). Selengkapnya jawaban responden pada variabel perubahan seksual dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perubahan Seksual pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca

Arga Kabupaten Asahan

No Perubahan Seksual

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

1. Saya jarang melakukan hubungan seksual dibanding sebelum pra menopause

67 65,0 36 35,0 2. Saya lebih nyaman tidur sendiri, sehingga

hubungan seksual semakin jarang

47 45,6 56 54,5 3. Keringat di malam hari membuat saya lelah

sehingga keinginan seksul saya berkurang.

60 58,3 43 41,7 4. Kekeringan pada alat kelamin membuat saya

jarang berhubungan seksual dengan suami saya

(70)

Tabel 4.6 (Lanjutan)

No Perubahan Seksual

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

5. Keinginan seksual saya menurun 55 53,4 48 46,6 6. Gairah seksual suami menurun sehingga

makin jarang melakukan hubungan seksual

60 58,3 43 41,7 7. Rasa sakit pada alat kelamin membuat saya

tidak bergairah melakukan hubungan intim

68 66,0 35 34,0 8. Perubahan organ seksual yang saya alami

membuat suami saya tidak gairah dalam melakukan hubungan seksual

53 51,5 50 48,5

Berdasarkan perhitungan jawaban responden untuk variabel perubahan seksual sebagian besar responden menyatakan perubahan seksual banyak yaitu 68 orang (66,0%) dan sebagian kecil mengalami perubahan seksual yang sedikit yaitu 35 orang (34,0%) seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Seksual pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan

No Perubahan Seksual Jumlah

n %

1 Banyak 68 66,0

2 Sedikit 35 34,0

Total 103 100,0

4.3.4 Kecemasan Wanita Pra Menopause

(71)

Selengkapnya jawaban responden pada variabel kecemasan wanita pra menopause dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kecemasan wanita Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga

Kabupaten Asahan

No Kecemasan wanita Pra Menopause

Jawaban 8. Saya enggan melibatkan diri dalam kegiatan di

masyarakat.

54 52,4 49 47,6 9. Saya sering menyalahkan orang lain 56 54,4 47 45,6 10 Saya curiga jika suami saya pulang tidak tepat waktu 55 53,4 48 46,6 Berdasarkan perhitungan jawaban responden untuk variabel kecemasan wanita pra menopause sebagian besar responden mengalami kecemasan pada masa pra menopause yaitu 75 orang (72,8%) dan sebagian kecil tidak mengalami kecemasan pada masa pra menopause sebanyak 28 orang (27,2%) seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan pada Masa Pra Menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen  Variabel Dependent
Tabel 3.3. Metode Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pandangan peserta didik mengenai persiapan guru dalam mengajar menunjukkan bahwa 46% menunjukkan sikap yang sangat setuju bahwa guru sudah memiliki

Menurut Fontes dkk (2012), resin komposit dengan warna yang lebih opak memiliki polimerisasi yang lebih rendah dan sifat mekanis yang buruk dibandingkan resin komposit yang

Pihak sekolah terutama guru sebagai pengajar diharapkan tidak hanya melihat dari persepsi siswa tentang metode mengajar guru dalam mencapai hasil belajar, namun

Menggunakan metode kualitatif dan hasil menunjukan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V yaitu faktor

Resin komposit nano hibrid adalah resin komposit yang dikembangkan dari campuran resin komposit nanofiller dan microfiller , suatu terobosan yang membuat peningkatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan

Media Pembelajaran Interaktif Mengenal Aksara Jawa Dengan Cara Membacanya .Tugas Akhir Universitas Dian Nuswantoro Semarang.. Perancangan dan

Hasil tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat di RSUP Adam Malik ... Kepuasan