SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS
SISWA UNTUK MENGHADAPI UJIAN
NASIONAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Sebagai Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Nasuha
NIM. 101018121043
Di bawah bimbingan Dosen pembimbing
Dra. Hj. Sunarti
NIP. 150022174
PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
▸ Baca selengkapnya: tidak semua siswa yang pandai lulus ujian nasional
(2)SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS
SISWA UNTUK MENGHADAPI
UJIAN NASIONAL
Oleh:
Nasuha
NIM. 101018121043
PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirahim
Segala puji bagi allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat dan rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu dicurahkan kepada baginda kita Rasullanglah Muhammad SAW.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, dan tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang bahagian ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan secara edukatif dan administratif dari sejak awal sampai akhir perkuliahan.
2. Ibu Dra. Yefnelty Z. Mpd. Dan Bapak Drs. H. Muarif Syam. Mpd. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Supervisi Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta.
3. Bapak Drs. H. Nurochim MM., Ketua Program Studi Supervisi Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Ibnu Djauzi Abdurrahim, MA. Kepala sekolah MA. ANNIDA AL-ISLAMY Bekasi, terima kasih atas semua bantuannya berupa data-data yang diperlukan penulis, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
6. Ayahanda Armain (Alm) dan ibunda Halimah, terima kasih ibu atas perjuangan dan doamu yang tulus dan tidak pernah putus dan usahamu sedari penulis lahir sampai sekarang sehingga penulis dapat mengapai gelar S I, dan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik, (thanks mother I Love U)
7. Suamiku (yazid bustommy) yang amat sangat penulis cintai, terima kasih atas perjuangan, motivasi, dan keikhlasanmu yang telah membantu penulis, baik berupa moril maupun materil yang telah engkau berikan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik, (Thanks A lot for your love).
8. Papah, mamah, teteh dian dan suami, beserta adik-adiku, supriyadi, M sholeh, ojak, dina dan suami (thanks for your print) dan saudara-saudaraku terima kasih atas doa dan motivasinya yang telah diberikan kepada penulis.
9. Bayiku, terima kasih sayang engkau adalah motivasi bagi bunda dalam menulis skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian/skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR TABEL
[image:6.595.87.504.225.535.2]Tabel 1 : Kisi-kisi insrtumen angket... Tabel 2 : Keadaan siswa... Tabel 3 : Sarana fisik bangunan... Tabel 4 : Kerjasama kepala sekolah dengan para guru... Tabel 5 : Rutinitas para guru dalam memberikan pelajaran tambahan... Tabel 6 : Sangsi yang diberikan kepada siswa... Tabel 7 : Anjuran kepala sekolah dan guru dalam mengikuti pelajaran tambahan... Tabel 8: Semangat kepala sekolah dan guru dalam memberikan motivasi kepada
siswa yang mengikuti les tambahan... Tabel 9: Pengawasan kepala sekolah dalam rangka mengawasi berlangsungnya les
tambahan...
Tabel 23 : Guru mengatasi kesulitan belajar...
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat. Sekolah mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal tersebut berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan masyarakat kepada peserta didik.
Tujuan pendidikan pada umumnya
menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak
didik untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat
mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya,
sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat.
Tujuan pendidikan juga berfungsi untuk membentuk
perkembangan, pola pikir, dan tingkah laku anak
Peran kepala sekolah sebagai supervisor
pertama-tama yang di lakukan adalah membina
kerjasama yang baik dan harmonis dengan para guru
dan pegawai sekolah, tidak hanya itu peran kepala
sekolah juga sebagai berikut: sebagai motivator
kepala sekolah haruslah mempunyai kesiapan dalam
dirinya untuk mendorong tingkah lakunya dalam
berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan pendidikan.
Perlu kita ketahui bahwasanya motivasi terdiri
dari dua macam yaitu motivasi external dan motivasi
internal, motivasi external di pengaruhi oleh
lingkungan dan motivasi internal di pengaruhi oleh
kebutuhan kepala sekolah tersebut dalam
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Kepala sekolah sebagain fasilitator hendaknya
mampu menyediakan sumber belajar yang berguna
baik yang berwujud teks, narasumber, majalah, serta
surat kabar,maupun sumber-sumber belajar lainnya.
Sebagai evaluator kepala sekolah di tuntut agar
mampu melakukan proses evaluasi terhadap para
guru, pegawai sekolah, maupun siswa yang bertujuan
untuk mengetahui keberhasilan dirinya dalam
melaksanakan tugas proses belajar mengajar
maupun untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Kepala sekolah juga harus mampu menjadi
administrator yang dapat melaksanakan seluruh
administrasi sekolah baik administrasi pada
siswa,guru ataupun pegawai lainnya. Administrasi
pada guru kepala sekolah harus benar-benar di
perhatikan, karena dalam pelaksanaan pendidikan
sehari-hari sering kita jumpai guru yang kurang
memperhatikan hal ini. Maka dari itu tugas kepala
untuk melakukan administrasi pendidikan sebelum
melakukan proses pembelajaran dengan tujuan agar
guru tidak mengalami kesulitan dalam
mengendalikan kelas, dapat mengontrol dan
mengefektifkan kelas dengan baik.
Kepala sekolah sebagai supervisor disekolah
harus selalu berupaya meningkatkan mutu
sekolahnya dari mulai kualitas guru sampai kwalitas
kelulusan yang baik, Semua itu tugas kepala sekolah.
Yang paling penting meningkatkan kreatifitas siswa
dalam proses belajar mengajar, di antaranya
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
mengadakan tambahan jam pelajaran dan les mata
pelajaran bagi siswa yang akan menghadapi Ujian
Nasional yang di bina oleh guru mata pelajaran
setelah selesai jam pelajaran, dengan tujuan
Adapun dalam proses pengajaran yang
dilakukan oleh sekolah, perlu diadakan supervisi
pengajaran yang bertujuan, untuk memperbaiki
proses kegiatan belajar mengajar serta membantu
guru dan siswa agar belajar lebih mudah dan lebih
kreatif. Disamping itu juga seorang guru harus
mengetahui sejauh mana tingkat kreatifitas siswa
dalam belajar, tugas guru untuk mengembangkan
kreativitas siswa agar siswa tersebut dapat
mengembangkan bakat dan minatnya, serta
meningkatkan kreatifitas siswa, terutama dalam
menghadapi ujian nasional (UN) agar bertambah
semangat belajarnya, karena tidak semua siswa siap
menghadapi ujian tersebut.
memperhatikan belajar mereka, maka anak tersebut tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban mereka sebagai seorang pelajar. menurut kutipan Agus Sujanto yang dimaksud bertanggung jawab “adalah mengerti tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang dilarang, yang di anjurkan dan yang di cegah, yang baik dan yang buruk, dan sadar bahwa harus menjauhi sifat-sifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif”.1
Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang harus ditempuh adalah, mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.
Keberhasilan seseorang dalam pendidikan
bukan ditentukan oleh tingginya tingkat
intelegensial
quality
(IQ), tetapi prestasi dan keberhasilan seorang
tersebut ditentukan oleh beberapa sebab,
diantaranya yang datang dari dalam individu itu
sendiri, yaitu yang berhubungan dengan kejiwaan
atau psikologi anak didik, diantaranya kreatifitas,
minat dan bakat. Sedangkan sebab yang dipengaruhi
dari luar adalah lingkungan tempat tinggal, baik
lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga,
serta alat atau sarana yang memadai dan mendukung
kreatifitas dalam belajar dan berkarya.
Melihat permasalahan di atas, penulis merasa
terdorong untuk melakukan penelitian tentang
“Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam
Meningkatkan Kreatifitas Siswa Untuk Menghadapi
Ujian Nasional (UN) di MA ANNIDA AL-ISLAMY
BEKASI ”.
Merujuk pada latar belakang di atas, maka
penulis mengidentifikasi menjadi beberapa masalah
yang berhubungan dengan tugas Kepala Sekolah
dalam peningkatan kreatifitas siswa di antaranya:
1. Adapun peran kepala sekolah belum berjalan dengan baik
2. Peran guru unruk meningkatkan motivasi siswa seringkali terabaikan
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk mengetahui permasalahan yang akan dibahas dan berdasarkan pada latar belakang masalah yang ada, maka penulis akan membatasi masalah hanya tentang” Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor, Sebagai Motivator, Sebagai Pembimbing, Sebagai Fasilitator dan Evaluator, dalam meningkatan kreatifitas siswa untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) sedangkan perkataan kreativitas tersebut dilihat dari segi :
1. Semangat dan ketekunan dalam belajar 2. Cara-cara belajar yang efektif dan efisien 3. Penggunaan waktu dalam belajar
4. Dan penambahan jam belajar
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, selanjutmya penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas siswa melalui para guru ?
2. Bagaimana kreativitas siswa dalam menghadapi Ujian Nasional.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
b. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam meningkatkan kreatifitas.
c. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam Ujian Nasional/Kreatifitas siswa dalam menghadapi Ujian Nasional (UN)
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat dari penulisan skripsi ini bagi penulis yaitu, setelah melakukan penelitian kesekolah yang dijadikan objek penelitian penulis dapat mengetahui upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan para guru dalam meningkatkan kreatifitas siswa, dan dapat mengetahui keberhasilah siswa dalam melakukan ujian nasional, dan mengetahui kegiatan siswa yang dilakukan untuk meningkatkan kreatifitas mereka.
b. Manfaatnya untuk orang lain khususnya bagi para guru yaitu, agar dapat mengembagkan dan meningkatkan kreatifitas dalam diri sendiri serta mengembangkan kreatifitas anak didik, baik disekolah maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat, dengan cara mengasah kemampuan mereka dalam segala hal agar lebih kreatif dan inovatif.
D. Metode Penelitian
A. Field Reseach (penelitian lapangan) yaitu riset lapangan yang meneliti dan mempelajari langsung objek yang diteliti untuk itu teknik yang digunakan adalah:
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan kunjungan langsung ketempat penelitian dan mengawasi kondisi sekolah secara umum.
2. Kunjungan lapangan, yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat langsung kejadian di lapangan.
3. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada kepala sekolah dan siswa. Bentuk kuesioner adalah kuesioner langsung dan bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda.
4. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan kepada kepala sekolah dan siswa sebagai subjek penelitian.
B. Library Reseach (penelitian kepustakaan) yaitu penelitian yang terdiri dari: 1. Buku-buku primer, yaitu kepustakaan yang menjadi acuan dalam garapan penelitian
2. Buku-buku skunder, yaitu buku-buku kepustakaan yang sifatnya penunjang buku-buku primer.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut:
BAB II : Tentang kajian teori meliputi pengertian peran dan pengertian peran kepala sekolah sebagai supervisor, tujuan dan sasaran supervisor tugas dan tanggung jawab supervisor, pengertian kreativitas dan kreativitas siswa, model-model belajar kreatif, factor-faktor pendukung dan penghambat kreativitas, dan pengertian Ujian Nasional (UN).
BAB III : Metode penelitian membahas tentang tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, dan teknis analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian meliputi gambaran umum sekolah, deskripsi data, analisis data, interpretasi data.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
1. Pengertian Peran dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan pengertian peran sebagai berikut “peran adalah sebagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. 1
Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” yang terdiri dari dua kata yaitu super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan. Menurut pendapat yang dikutip oleh Departemen Agama RI dalam bukunya “adalah orang yang melakukan supervisi disebut supevisor”.2
Menurut pendapat yang dikutip oleh Drs. Piet Sahertian Pengertian supervisor “adalah orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir (memacu) guru-guru kearah usaha mempertahankan suasana belajar dan mengajar kearah yang lebih baik”.3
Supervisi sebagai salah satu fungsi utama dalam
administrasi pendidikan, bukan hanya tugas
pengawas pendidikan tetapi juga tugas kepala
1 Departemen pendidikan dan kebudayaan “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Jakarta: Balai pustaka. 1988), cet. Ke-1, h. 667
2 Departemen Agama RI “Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan” (Jakarta: Derektorat Jend Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000), h. 8-9
3 Drs. Piet A. Sahertian, Drs. Frans Mataheru DIP. ED. AD “Prinsip dan Teknik Supervisi”
sekolah terhadap para guru dan para pegawai
sekolah yang terlibat dalam suatu lembaga
pendidikan Pengawas sekolah hanya bekerja dalam
tugas khusus untuk melakukan supervisi yang
bekerja dibidang tertentu. Keadaan pengawas tidak
bisa menggantikan kedudukan kepala sekolah yang
bekerja bukan hanya dibidang khusus tetapi juga
dibidang umum dalam dunia pendidikan.
Menurut pendapat Drs. Ngalim Purwanto “kepala sekolah sebagai supervisor haruslah memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik, memiliki kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses pendidikan dalam masyarakat, keperibadian yang menyenagkan, dan kecakapan dalam melaksanakan human relation”.4 bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin disamping harus berkepribadian sehat, juga harus bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Sebagaimana hadis nabi yang diriwayatkan oleh imam muslim yang berbunyi:
ﻪﺘْﻴﻋر ْﻦﻋ لْﻮﺌْﺴ
ْ ﻜﻠآو عار ْ ﻜﻠآ
Artinya: “Tiap-tiap dari kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabanya”.5
4 Drs. Ngalim Purwanto, MP. “Administrasi dan Supervisi Pendidikan” (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. 1987) cet. Ke-1, h. 84
Kepala sekolah sebagai supervisor adalah
sebagai pembimbing dan penolong guru-guru serta
para pegawai dalam perbaikan pendidikan, memberi
semangat kepada para guru dalam melaksanakan
tugasnya, memperbaiki tujuan pengajaran, metode
mengajar, evaluasi pengajaran, perbaikan kurikulum
dan tujuan pengajaran. Dengan demikian proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) akan tercapai.
Seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam
surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi:
Artinya:
Dan tolong menolonglah kamu di dalam
mengerjakan kebajikan dan takwa, dan
janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat
dosa dan maksiat.
6
Seorang supervisor dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Suatu tugas yang dilaksanakan dapat memberi status dan fungsi pada seseorang. Dalam fungsi nampak peranan seseorang. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor nampak dengan jelas peranannya. Sesuai dengan pengertian hakiki dari supervisi itu sendiri, menurut pendapat yang dikutip oleh Drs. Piet A Sahertian “adalah peranan supervisor ialah memberi support (supporting), membantu (assisting), dan mengikutsertakan (shearing)”.7
Melihat definisi diatas, maka peran kepala sekolah sebagai supervisor, bahwasanya ia harus pandai dalam meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat seperti apakah yang diperlukan dalam melakukan kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan disekolah tersebut dapat tercapai.
Menurut B Suryo Subroto peran kepala sekolah
yang paling penting dalam meningkatkan proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat
b. Membimbing dan mengarahkan guru dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan masyarakat
c. Mengadakan kunjungan kelas secara teratur
Pada awal tahun pelajaran baru, kepala sekolah mengarahkan para guru dalam memyusun silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku
d. Menyelenggarakan rapat rutin untuk membahas kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah
e. Setiap akhir pelajar penyelenggarakan penilaian bersama terhadap program sekolah.8
2. Tujuan dan Sasaran Supervisi
Melakukan tugas atau suatu kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan sasaran yang akan dicapai akan mengakibatkan perbuatan yang kita kerjakan menjadi sia-sia
7 Drs. Piet A Sahertian. Drs Frans Mataheru DIP. ED. AD. Op. cit, h. 31
dan tidak tahu apa hasil yang dicapai dari kerja kerasnya itu. Oleh karenanya memahami, dan menghayati seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan sangat penting bagi setiap orang, termasuk para pengawas pendidikan.
Tujuan supervisi pendidikan menurut Piet A Sahertian adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi membina pertumbuhan profesi guru, termasuk didalamnya mengadakan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan membina human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.9
Menurut pendapat Piet A Sahertian telah dijelaskan, “kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajaryang dilakukan guru didalam kelas”.10
Adapun tujuan pokok supervisi dalam pendidikan adalah, memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik, melakukan usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar yang ditujukan kepada penempatan tujuan akhir dari pendidikan yaitu membentuk pribadi anak secara maksimal, dengan mengembangkan kreatifitasnya di sekolah.
Mengenai tujuan dan sasaran supervisi pendidikan menurut yusakBurhanudin adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar
2. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif disekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah di tetapkan
3. Menjamin agar kegiatan sekolah berjalan dengan ketentuan yang berlaku, berjalan lancar dan memperoleh hasil yang optimal
4. Menilai keberhasilah sekolah dalam melaksanakan tugasnya
5. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, dan kekurangan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah, sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih besar lagi.11
9 Drs. Piet A Sahertian. Drs. Frans Mataheru DIP. ED. AD. Op. cit. h. 11
10 Prof. Drs. Piet A Sahertian “ Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan” (Jakarta: Rineka Cipta 2000), cet ke-1, h. 19
Dengan demikian jelas bahwa tujuan dan sasaran supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas belajar siswa.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor
Sebelum kita mengetahui tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian supervisi yang telah dibahas dibab sebelumnya. Yaitu supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Adapun menurut pendapat yang dikutip oleh Piet A Sahertian pengertian supervisi yang lain adalah, usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin para guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan, perkembangan guru-guru, menyeleksi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran.12
Melihat definisi tersebut, maka tugas kepala
sekolah sebagai supervisor berarti ia hendaknya
pandai meneliti, mencari, dan menentukan
syarat-syarat manakah yang diperlukan bagi keperluan
sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan
disekolah yang dipimpinnya dapat tercapai dengan
baik.
B. Kreativitas Belajar Siswa
1. Pengertian Kreativitas dan Kreativitas siswa
Kata kreativitas dapat diartikan melelui dua segi, yaitu secara etimologi dan
terminology. Menurut etimologi, kreativitas berasal dari bahasa Inggris yaitu to creat
yang artinya mencipta yang berasal dari kata sifat yaitu creative. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata kreatif diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan daya cipta.13
Kreativitas seseorang dapat terwujud dimana
saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada usia,
jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi, atau tingkat
pendidikan tertentu.Sesungguhnya bakat kreatif
dimiliki oleh semua orang tanpa pandang bulu dan
yang lebih penting lagi ditinjau dari segi pendidikan
bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan, oleh
karena itu perlu dipupuk sedini mungkin.
Sebagaimana firman allah SWT dalam al-quran
surat Ali Imran ayat 189-191, yang berbunyi:
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih berganti siang malam, terdapat
tanda-tanda orang yang berakal yaitu orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata) ya tuhan kami, tidaklah engkau
menciptakan ini dengan sia-sia maha suci engkau
maka peliharalah kami dari siksa api neraka.
14
Sesungguhnya allah SWT menciptakan manusia
tidak dengan keadaan sia-sia allah menciptakan
manusia disertai dengan akal pikiran agar manusia
bisa hidup mandiri dengan menggunakan akal yang
telah diberikan kepadanya, untuk memikirkan
penciptaan allah SWT, diperintahkan agar menjadi
manusia yang kreatif dengan mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya, mengasah dan
memelihara kemampuan tersebut untuk melakukan
hal-hal yang fositif dan bermanfaat untuk manusia
lainnya.
Menurut pendapat Winda pemikiran
inovatif sangat penting untuk sukses disekolah
dan sukses dalam hidup. Sebagai orang tua,
tugas kita adalah memupuk hasrat anak untuk
kreatif. Sebagai orang tua, tugas kita selalu
berusaha melakukan hal-hal yang terbaik untuk
matang dalam segala hal. Memupuk semangat
kreatif mereka dan membantu mereka kearah
ini. Dengan imajinasi yang berkembang
kemungkinan mereka bisa menciptakan sesuatu
yang kreatif. Adapun yang dapat kita lakukan
sebagai orang tua yaitu dengan cara memberi
mereka ide-ide kreatif, membuat agar ide selalu
segar dan dengan memberikan kebebasan.
152. Pengembangan Kreatifitas Siswa
Setiap anak pada dasarnya dilahirkan dengan bakat krearif. Kreatifitas kurang lebih berarti karya cipta yang baru dan berguna. Kreativitas juga dapat di aplikasikan pada semua aspek kehidupan. Dengan cara apa kita dapat membantu dan merangsang kreativitas pada anak dan lingkungannya? Yaitu dengan cara menciptakan suasana yang memdukung perkembangan pola pikir dan imajinasi anak.
Menurut pendapat Adji P “dukungan dalam rangka mengembangkan kreativitas dan pola pikir kreatif sesuai dengan tahapan usia. Program yang diberikan bertujuan mengembangkan kebiasaan berfikir kreatif sekaligus menggali kemampuan intelegensi majemuk pada anak”.16
3. Model-model Belajar Kreatif
Dalam model belajar kreatif siswa terlibat secara aktif dan ingin mendalami bahan yang dipelajari, yang tidak hanya menyangkut perkembangan kognitif
(penalaran), tetapi juga hubungan yang erat dengan pengalaman belajar yang mengasikan.
Dalam model belajar kreatif digunakan dalam proses berfikir devergen (proses berfikir ke macam-macam arah dan banyak menghasilkan alternatif penyelesaian) maupun proses berfikir konvergen (proses berfikir dengan mencari jalan tunggal yang paling tepat.
Menurut pendapat yang dikutip oleh Utami Munandar mengenai taksonomi
Bloom adalah ia telah mengembangkan taksonomi atau model belajar kreatif pada sasaran pendidikan dalam ranah kognitif yang meliputi enam tingkatan yaitu:
a). Pengetahuan, pengenalan, yaitu dapat mengenal, mengingat dan mereproduksi bahan pengetahuan atau pelajaran yang telah diberiakan
b). Pemahaman, yaitu memahami materi atau gagasan yang diberikan
c). Penerapan, yaitu menggunakan hal-hal yang abstrak dalam situasi yang khusus dan kongkrit
d). Analisis, yaitu menguraikan suatu materi atau bahan yang diberikan menjadi jelas
e). Sintetis, yaitu menghimpun atau menyusun unsur-unsur sehingga membentuk keseluruhan dan menjadi pola atau struktur tertentu
f). Evaluasi, yaitu memberi pertimbangan mengenai nilai dari bahan dan metoda metoda untuk tujuan tertentu.17
Adapun manfaat dari taksonomi bloom adalah, digunakan sebagi cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa, dan siswa dapat mengembangkan dan menggunakan keterampilan berfikir mereka dan guru dapat mendeferesiensi pembelajaran tanpa perlu memisahkan siswa berbakat dari siswa yang kain.
Menurut Pendapatnya model-model belajar kreatif yang lain adalah, model belajar struktur intelek dari Guilford yaitu menciptakan teori tentang intelegensi yang digambarkan dalam bentuk kubus tiga dimensi yang dimaksudkan untuk menampilkan semua kemampuan intelek manusia. Ketiga dimensi itu adalah: konten, produk, dan operasi. Operasi intelektual menunjukan macam proses pemikiran yang berlangsung, konten macam materi yang digunakan dan produk merupakan hasil dari operasi tertentu yang digunakan pada konten tertentu.
17
Lima kategori operasi yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Kognisi ialah penerimaan dan pengenalan kembali informasi , proses terbentuknya pengertian
b. Ingatan ialah pemantapan informasi yang baru diperoleh
c. Berfikir konvergen ialah memberikan jawaban yang logis dari informasi yang diberikan dengan menerapkan pada jawaban tunggal yang paling tepat
d. Berfikir divergen ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan menekankan pada keragaman jumlah dan kesesuaian
e. Evaluasi atau penilaian ialah membuat pertimbangan dengan membandingkan bahan-bahan informasi sesuai dengan tolak ukur tertentu.18
Manfaat yang dapat kita ambil dari taksonomi Guilford adalah, guru dapat memberikan materi pelejaran dengan melati proses-proses pemikiran yang beragam, yang tidak terbatas pada kognisi dan ingatan.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas
Dalam mengembangkan kreativitas anak baik
dirumah maupun disekolah tidak semudah
membalikan telapak tangan, dimana orang tua dan
guru dituntut untuk dapat mengembangkannya.
Mengembangkan kreativitas anak merupakan tugas
yang sangat penting, sebelum usaha tersebut
dilakukan, kita perlu mengenali arah bakat kreatif
yang dipilih oleh anak, agar kita dapat membantu
mengembangkan secara maksimal, disamping itu kita
sebagai orang tua dan guru harus mengetahui faktor
pendukung dan penghambat kreativitas anak.
Mengutip dari majalah Aura edisi 26, ada
beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam
mengembangkan kreativitas anak yaitu:
a. Menanyakan adakah rasa takut pada anak anda sehingga membuat dia berhenti atau takut berkreatif.
b. Tanyakan pada anak anda, kemungkinan yang terburuk apa yang terjadi jika anak anda berkreatif
c. Memberikan penghargaan dan pujian atas ide-ide kreatifnya dan
d. Memberi dorongan dan keyakinan, sehingga mereka tidak ragu dengan ide-ide mereka.19
Kreativitas dan motivasi merupakan faktor penentu keberbakatan disamping tingkat kecerdasan diatas rata-rata. Namun lingkungan yang menghambat dapat merusak motivasi anak dan dapat mematikan kreativitas. Dalam upaya membantu anak merealisasikan potensinya, terkadang kita sering melakukannya dengan cara paksa tidak hanya dengan cara mengancan atau menghukum tetapi juga dengan cara memberikan hadiah dan pujian secara berlebihan.
Menurut pendapat yang dikutip oleh Utami Munandar mengenai teori amabile, mengemukakan ada empat cara yang dapat menghambat bahkan mematikan kreativitas anak yaitu:
a. Evaluasi
Rogers (dalam Vernon, 1982) menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas ialah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, sewaktu sedang asyik berkreasi
b. Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberikan hadiah akan mempebaiki atau meningkatkan prilaku tersebut. Ternyata tidak demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi dan mematikan kreativitas
c. Persaingan
Kompetisi lebih kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri, karena kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi
apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah
d. Lingkungan yang Membatasi
Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan semata.20
Dari pernyataan diatas kita dapat mengetahui
dan memepelajari bagaimana cara kita dapat
membantu putra putri kita agar dapat tetap
berkreasi untuk mengembangkan kreativitas dan
motovasinya tanpa adanya paksaan dari orang tua,
guru dan lingkungan sekitarnya, sehingga anak
tersebut dapat trampil dalam berfikir, bertindak, dan
bersikap.
5. Pengertian Ujian Nasional (UN)
Pembahasan yang terakhir dari bab II ini mengenai Ujian Nasional, untuk dapat mengetahui tentang pengertian Ujian Nasional yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: terdiri dari dua kata yaitu Ujian dan Nasional. “Ujian adalah “yang diuji, menguji, dan pemeriksaan”. Sedangkan Nasional adalah “ kebangsaan, kenegaraan”.19
Dari pengertian tersebut diatas, yang dimaksud dengan Ujian Nasional adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepandaian anak didik
20
S.C. Utami Munandar. Op. cit. h. 223-225
yang dilakukan secara serentak di seluruh nusantara. Dalam meningkatkan pendidikan secara optimal perlu diadakannya penilaian secara berkelanjutan, yaitu dengan cara diadakannya ujian nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah Dengan diadakannya ujian nasional sangat bermanfaat bagi siswa, salah satunya adalah untuk memupuk kreatifitas siswa dalam belajar, agar mampu bersaing secara optimal dalam meraih hasil belajar dengan baik.
Dalam system pendidikan Nasional tentang Ujian Nasional pemerintah memberikan standarisasi dengan nilai angka yang dianggap tinggi oleh para siswa, sehingga menjadi beban bagi siswa yang akan menghadapi ujian juga beban bagi para peserta didik dengan konsekwensi meningkatkan kreatifitas dan tugas siswa dalam belajar, untuk mampu mencapai niali kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari ketetapan tersebut tidak semua siswa mampu mencapai nilai yang telah ditetapkan, sehingga dampak bagi siswa ialah sebagian siswa tidak lulus dari Ujian Nasional tersebut karena untuk dapat mencapai nilai yang telah ditetapkan harus meningkatkan sumber daya guru yang lebih baik dan sarana prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Karenanya tidak semua sekolah mampu menyediakan sarana yang lengkap bagi sekolahmya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis adalah di Madrasah Aliyah (MA) Annida AL-Islamy beralamat di JL. KH. Mas Mansyur No. 124 kampung Mede Bekasi Timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 28 sampai tanggal 3 Juni 2006.
B. Populasi dan sampel
Menurut pendapat Sutisno Hadi yang dimaksud dengan populasi “adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan pristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam seluruh penelitian”.1
Sedangkan yang dimaksud dengan sample menurut Suharsimi Arikunto “adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.2
Berdasarkan pada sumber diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian yang dilakukan, yang menjadi Populasi targetnya adalah siswa, dimana sampel yang diambil adalah dari siswa kelas III Aliyah yang memiliki rombongan kelas III (tiga) 5 kelas dengan jumlah keseluruhan 197 siswa dimana tiap kelas diambil 10 orang.
1 Sutisno hadi “Metodelogi Reseach” (Jogyakarta: Andi Offset, 1990), cet ke-22, jilid I. h. 3 2 Suharsimi arikunto “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” (Jakarta: Rineka Cipta,
1998) cet ke-11, h. 117
Maka jumlah sampel yang diambil adalah 50 orang atau 25% dari jumlah keseluruhan.
C. Variabel Penelitian
Dari definisi diatas, penulis dapat jelaskan
bahwa penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:
1.Variabel Supervisi Kepala Sekolah. Yaitu
melihat kinerja kepala sekolah sebagai
supervisor dalam meningkatkan kreatifitas
siswa.
2.Variabel kreativitas belajar siswa. Yaitu melihat
apa kegiatan siswa dalam menghadapi ujian
nasional.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh dan mengumpulkan data, penulis menggunakan empat metode yaitu:
1. Observasi
diteliti. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di sekolah madrasah aliyah Annida Al-islamy Bekasi.
2. Wawancara
Wawancara atau interview, adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.4
Yang dimaksud wawancara disini adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka dengan responden, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu, yang terdiri dari pertanyaan berstruktur dan pertanyaan yang tidak berstruktur.
3. Angket (quesioner)
Angket adalah suatu pertanyaan tertulis baik yang bersifat tertutup, dengan pilihan yang sudah disediakan, atau pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden mengisi sesuai dengan pengalaman pribadi. Angket ini disebarkan kepada guru dan siswa Annida Al-islamy Bekasi, guna mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kreativitas untuk menghadapi ujian nasional (UN).
4. Library Reseach (kajian pustaka) yaitu dengan mengkaji buku-buku yang ada diperpustakaan.
4
E. Definisi Operasional Dan Kisi-kisi Instrumen Table 1
Definisi operasional dan kisi-kisi instrumen akngket
No Variabel Dimensi Indikator No soal
1 Peran kepala sekolah sebagai supervisor
Tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kreatifitas.
Kedisiplinan yang diterapkan disekolah.
Motivasi kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan kretifitas. Kerjasama kepala sekolah dengan para guru. Kerjasama guru dengan orang tua siswa
2 Meningkatkan kretifitas siswa Tugas yang dikerjakan siswa dalam rangka meningkatkan kreatifitasnya.
Mencari solusi dalam rangka memecahkan masalah pada saat proses belajar mengajar
sarana dan materi pelajaran. Siswa selalu membentuk kelompok belajar Ketekunan dalam belajar Memiliki buku pelajaran Siswa bertambah optimis dalam mengisi soal-soal ujian Siswa mengulang-ulang pelajaran Siswa memiliki buku ringkasan Membaca buku diperpustakaan Siswa belajar privat oleh guru yang dipanggil kerumah
Kesulitan belajar selalu dipecahkan bersama teman, atau orang yang lebih tahu Guru mengatasi kesulitan belajar siswa. Membahas soal-soal ujian 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan atau data yang diperoleh, agar data-data tersebut dapat dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu.
Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen antara lain wawancara, dan angket. Tiap-tiap instrumen tersebut berguna untuk melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam membaca data yang telah terkumpul, khususnya yang berbentuk angket, penulis akan memasukannya kedalam beberapa tabel.
Teknik analisa data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas siswa untuk menghadapi ujian nasional. Maka data yang diperoleh akan diolah menggunakan cara-cara sebagai berikut:
1. Pengeditan
Dalam pengolahan data yang pertama kali dilakukan penulis adalah editing, yaitu meneliti dan mengecek satu persatu kelengkapan, pengisian dan kejelasan penulisannya.
2. Pentabulasian
Bertujuan untuk mendapatkan frekuensi dalam tiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolam pada setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang lain.
Penghitungan ini bertujuan untuk mengetahui
besar kecilnya tingkat keberhasilah kepala sekolah
Annida Al-islamy dalam meningkatkan kreatifitas
siswa untuk menghadapi ujian nasional. Angka
prosentasi ini dengan cara frekuensi jawaban
dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan
rumus statistik sebagai berikut:
Keterangan: p = Prosentase
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tentang MA ANNIDA AL-ISLAMY Bekasi
1. Sejarah Berdirinya kepala sekolah dalam mengembangkan MA Annida Al-Islamy Bekasi
Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy Bekasi adalah sekolah yang bernuansa islami yang terletak Jl KH. Mas Mansyur No. 124 kampung mede Bekasi. Dengan luas sekolah sekitar 12000 M. Pada awalnya yayasan ini didirikan pada tanggal 3 april 1963 yang di ketuai oleh KH. Muhammad Muhadjirin setelah ia lulus dari Daruul Ullum Mekah, karena ini termasuk yayasan swasta yang di kelola sendiri oleh keluarga maka KH. Muhammad Muhadjirin menunjuk menantunya yang bernama KH. Ibnu Djauzi Abdurahim sebagai kepala sekolah aliyah.
KH. Ibnu Djauzi A memulai tugasnya sebagai kepala sekolah pada tahun 1989 dengan berkat kerja kerasnya perguruan Annida Al-Islamy mulai menampakan kemajuannya yang semula saran belajar meminjam oleh orang lain lama kelamaan sekolah mampu membeli sarana prasarana sendiri walau dengan jumlah yang terbatas, yayasan ini tadinya hanya memiliki program pendidikan agama saja tetapi kepala sekolah mulai mengadakan kerjasama oleh pemerintah dengan membukan beberapa macam program pendidikan seperti program pendidikan IPA, IPS, BAHASA INDONESA, dan PROGRAM KEAGAMAAN (MAK).
Usaha tersebut tidak sia-sia karena kepala sekolah di bantu oleh anak-anak dari KH. Muhammad Muhadjirin dalam memajukan yayasan tersebut sehingga mengalami perubahan yang sangat pesat, dengan pringkat akriditasi A.
2. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan Annida Al-islamy Bekasi
a. Visi
Adapun visi dari MA. Annida Al-islamy adalah sebagai berikut: “Menciptakan madrasah yang islamy, berkualitas dan populis”.
b. Misi
Sedangkan misinya adalah:
a. Menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan santun yang penuh dengan suasana yang agamis
b. Mengupayakan pemberdayaan sarana dan prasarana yang menunjang pengalaman agama islam
c. Tersedianya media belajar yang memadai dan modern
d. Mengoptimalkan potensi siswa/i sesuai dengan bakat dan kemampuannya e. Memberdayakan potensi masyarakat dan lingkungan untuk mendukung
kemajuan madrasah
f. Mengupayakan keterpaduan antara pelajaran agama dengan pelajaran umum.2
3. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru
Keberadaan guru yang berpengalaman dalam dunia
pendidikan adalah satu syarat yang harus disediakan, yang
memiliki peran yang sangat penting untuk kemajuan dalam
mencerdasakan siswa/i disekolah, untuk itu kederadaan
guru dalam mendidik harus sesuai dengan keahlian atau
bidang yang mereka miliki.
2
Adapun tenaga pengajar yang ada di MA. Annida Al-islamy Bekasi pada tahun 2005-2006 yaitu berjumlah 48 orang, 6 diantaranya terdiri dari guru perempuan dan 42 terdiri dari guru laki-laki.
b. Keadaan Siswa
[image:44.595.91.506.234.768.2]Siswa merupakan sasaran dalam dunia pendidikan yang dilaksakan, menjadi tugas para guru untuk mendidik dan menjadikan mereka manusia yang berkompeten dalam didang ilmu pengetahuan, dan menciptakan out put yang berkualitas yang mempunyai out come dimasyarakatnya.
Tabel. 2
Keadaan Siswa
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 I MAU 63 98 161 2 II IAI 8 14 22 3 II IPS 28 55 83 4 II IPA 16 20 36 5 II BHS 6 12 18 6 III IPS 29 73 102 7 III IPA 11 29 40 8 III BHS 8 18 26 JUMLAH 181 336 517 Sumber: Profil Sekolah Annida Al-Islamy
Tabel. 3
Sarana Fisik Bangunan
No Jenis ruangan Volume Luas Jumlah Keterangan
1 Ruang belajar 17 7x8 1176m Baik 2 Ruang perpustakaan 1 7x8 56m Baik 3 Ruang praktek komp 1 7x8 56m Baik
4 Ruang BP/BK 1 7X8 56M Baik
5 Ruang kepala madrsh 1 7x8 56m Baik
6 Ruang guru 1 7x8 56m Baik
7 Ruang TU 1 7x8 56m Baik
8 Ruang OSIS 1 5X6 30M Baik
10 WC Murid 2 2x3 12m Baik
11 Gudang 1 7x8 56m Baik
12 Rumah ibadah 1 7x8 56m Baik
13 Rmh penjaga sekolah 1 6x9 54m Baik
14 Asrama 5 1470m Baik
Sumber: Profil Sekolah Annida Al-Islamy
2. Deskripsi, analisis, dan interpretasi data
Dalam
mengumpulkan
data, penulis menggunakan
teknik wawancara, observasi, dan penyebaran angket.
Wawancara yang penulis lakukan bertujuan untuk
mengetahui tentang peran kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan kreatifitas siswa untuk menghadapi ujian
nasional, wawancara tersebut penulis lakukan di MA.
Annida Al-islamy Bekasi. Juga untuk mengetahui keadaan
sekolah secara keseluruhan , dari mulai keadaan guru,
keadaan siswa, dan sarana prasarana, untuk mengetahui itu
semua penulis mengadakan observasi langsung kesekolah
tersebut untuk mendapatkan data yang akurat.
Angket yang di buat sebanyak 50 disebarkan kepada 50 responden (siswa) yaitu sebagian siswa, yang diambil setiap kelas 3 sebanyak 10 orang, dengan jumlah keseluruhan 50 responden. Angket tersebut dengan bentuk pilihan ganda yang harus dijawab oleh responden dengan memberikan salah satu alternatif jawaban. Dalam angket tersebut terdapat dua permasalahan yaitu tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor dan kreatifitas belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional.
peran kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kreatifitas siswa untuk menghadapi ujian nasional adalah sebagai berikut:
[image:46.595.103.504.194.592.2]Variabel Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Tabel 4
Kerjasama kepala sekolah dengan para guru
dalam memberikan pelajaran tambahan No
Alternatif
jawaban
f %
1 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30 19 1 - 60% 38% 2%-
Jumlah ∑ 50 100%
Tabel 4 menyatakan bahwa kepala sekolah
selalu
(60%) bekerjasama dengan guru dalam memberikan
pelajaran tambahan, (38%) menyatakan
sering
dan (2%)
menyatakan
kadang-kadang
, dengan demikian seharusnya
kepala sekolah lebih meningkatkan kerja sama dengan para
[image:46.595.192.430.628.770.2]guru dalam memberikan pelajaran tambahan.
Tabel. 5
Rutinitas kepala sekolah dan guru dalam tugasnya
memberikan pelajaran tambahan
No
Alternatif
jawaban
f %
2 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29 20 1 - 58% 40% 2% -
Dari tabel diatas menyatakan bahwa kepala sekolah
dan guru
selalu
(58%) rutin memberikan tugas untuk
meningkatkan kreativitas siswa pada saat mengikuti
[image:47.595.105.502.119.706.2]pelajaran tambahan.
Tabel. 6
Sangsi yang diberikan pada siswa yang tidak mengikuti les tambahan
No Alternatif jawaban f %
3 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29 20 1 -58% 40% 2% -
Jumlah ∑ 50 100%
Berdasarkan tabel 6, bahwa kepala sekolah dan guru dalam memberikan sangsi
selalu (58%), (40%) sering memberikan sangsi pada siswa yang tidak mengikuti pelajaran tambahan, dan (1%) kadang-kadang guru memberikan sangsi pada siswa yang tidak mengikuti pelajaran tambahan. Dari data tersebut menunjukan bahwa usaha untuk menambah pengetahuan para siswa, dengan latihan mengerjakan soal sangat ditekankan.
Tabel.7
Anjuran kepala sekolah dan guru untuk mengikuti Les tambahan diluar sekolah
No Alternatif jawaban F %
4 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29 17 3 1 58% 34% 6% 2%
Jumlah ∑ 50 100%
bahwa siswa mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru untuk mengikuti les disekolah.
Tabel.8
Semangat kepala sekolah dan guru dalam memberikan motivasi pada siswa yang mengikuti pelajaran tambahan
No Alternatif jawaban f %
5 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
39 11 - - 78% 22% - -
Jumlah ∑ 50 100%
Dari tabel diatas yang menyatakan selalu sebanyak (78%) untuk menyatakan semangat kepala sekolah dan guru dalam memberikan motovasi kepada siswa yang mengikuti pelajaran tambahan untuk mengahadapi ujian nasional. Adapun yang menyatakan sering sebanyak (22%) dari jumlah keseluruhan, jadi mayoritas siswa selalu dimotivasi untuk ikut les/ pelajaran tambahan.
Tabel.9
Pengawasan kepala sekolah dalam rangka mengawasi berlangsungnya les/ pelajaran tambahan
No Alternatif jawaban f %
6 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29 19 1 1 58% 38% 2% 2%
Jumlah ∑ 50 100%
Pada tabel 9, mengenai pengawasan kepala sekolah
terhadap berlangsungnya proses belajar tambahan/les yang
menyatakan
selalu
sebanyak (58%), sedangkan yang
menyatakan
sering
berjumlah (38%), yang menyatakan
kadang-kadang
(2%), dan yang menyatakan
tidak pernah
sebanyak (2%), seharusnya pengawasan dalam masalah ini
[image:48.595.104.486.385.561.2]pengawasan akan terciptalah kelangsungan belajar yang
[image:49.595.159.425.181.270.2]optimal.
Tabel. 10
Tugas guru dalam memberikan materi pelajaran selalu membahas soal-soal ujian
No Alternatif jawaban f %
7 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29 17 4 - 58% 34% 8% -
Jumlah ∑ 50 100%
Tugas guru dalam membahas soal-soal ujian dalam meteri pelajaran menyatakan
[image:49.595.108.481.312.573.2]selalu sebanyak (58%), yang menyatakan sering berjumlah (34%), dan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak (8%). Jadi usaha guru untuk membahas soal-soal ujian pada saat diadakannya les perlu ditingkatkan lagi.
Tabel. 11
Alat pembelajaran yang selalu tersedia dalam kelas
No Alternatif jawaban
f
%
8 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27 17 6 - 54% 32% 12% -
Jumlah ∑ 50 100%
Jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak (54%) pada masalah alat pembelajaran yang tersedia didalam kelas, hal tersebut sudah cukup mengingat dalam jumlahnya sudah mencapai diatas 50%, sedangkan yang menyatakan sering berjumlah (32%), dan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak (12%). Jadi usaha yang dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan kreatifitasnya harus lebih ditingkatkan lagi
Tabel. 12
dengan membahasnya didalam kelas No Alternatif jawaban F %
9 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30 13 6 1 60% 26% 12% 2%
Jumlah ∑ 50 100%
Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa
mengulang kembali pelajaran yang dianggap sulit dan
membahasnya didalam jam pelajaran tambahan, yang
meenjawab
selalu
berjumlah (60%) hal tersebut dianggap
cukup untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa, yang
menyatakan
sering
berjumlah (26%), yang menjawab
kadang-kadang
sebanyak (12%), dan yang menjawab
tidak
pernah
sebanyak (2%). Karena usaha untuk mengulang
kembali pelajaran yang dianggap sulit sudah cukup optimal
perlu ditingkatkan lagi untuk mendapat hasil yang lebih
[image:50.595.175.426.92.187.2]baik.
Tabel. 13
Memberikan kisi-kisi soal yang akan keluar pada ujian nasional No Alternatif jawaban f %
10 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
32 15 2 1 64% 30% 4% 2%
Jumlah ∑ 50 100%
Dalam memberikan kisi-kisi soal, siswa menjawab selalu sebanyak (64%) hal tersebut bertujuan untuk memudahkan siswa untuk menjawab soal-soal ujian nanti,
Variabel Tentang Meningkatkan Kreatifitas Siswa
Dalam Menghadapi Ujian Nasional
Tabel. 14
Siswa selalu membentuk kelompok belajar untuk membahas soal-soal ujian bersama teman-teman
No Alternatif jawaban f %
11 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
36 12 2 - 72% 24% 4% -
Jumlah ∑ 50 100%
[image:52.595.97.501.179.573.2]Siswa yang menjawab selalu untuk membuat kelompok belajar berjumlah (72%), seringnya siswa untuk membentuk kelompok belajar sebanyak (24%), sedangkan yang menjawab tidak pernah sebanyak (4%). Dilihat dari usaha yang dilakukan siswa diatas dalam membentuk kelompok belajar sudah amat baik.
Tabel. 15
Siswa selalu mengerjakan tugas yang bertujuan untuk menambah Ketekunan/kreatifitas siswa
No Alternatif jawaban f %
12 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27 19 3 1 54% 38% 6% 2%
Jumlah ∑ 50 100%
Dalam meningkatkan ketekunan/kreatifitas siswa responden menjawab selalu
sebanyak (54%), sedangkan yang menjawab sering sebanyak (38%), yang menjawab
kadang-kadang (6%), dan yang menjawab tidak pernah (2%). Siswa harus lebih banyak mengisi tugas-tugas agar memperoleh banyak pengetahuan.
Tabel. 16
Siswa memiliki buku pelajaran/buku paket dalam belajar No Alternatif jawaban f %
13 a. Selalu b. Sering
36 13
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
1 -
2% -
Jumlah ∑ 50 100%
Untuk
selalu
memiliki buku pelajaran bagi siswa
dinyatakan sebanyak(72%), sedangkan untuk siswa yang
menyatakan
sering
menjawab (26%), dan yang menyatakan
kadang-kadang
sebanyak (2%). Usaha yang dilakukan siswa
sudah cukup baik dalam memiliki buku pelajaran agar
siswa dalam belajar lebih terarah.
Tabel. 17
Siswa bertambah optimis/yakin dalam mengisi soal-soal diujian setelah mengikuti pelajaran tambahan/les
No Alternatif jawaban f %
14 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
35 5 10 - 70% 10% 20% -
Jumlah ∑ 50 100%
Siswa dalam mengisi soal-soal ujian (70%)
selalu
merasa yakin setelah mereka mengikuti bimbingan belajar
yang diselenggarakan oleh sekolah, karena dalam
bimbingan tersebut siswa mngetahui soal-soal apa saja yang
akan keluar pada saat ujian nanti sehingga keyakinan
mereka bertambah, untuk itu yang menjawab
sering
sebanyak (10%), dan yang menjawab
kadang-kadang
berjumlah (20%). Data tersebut menunjukan bahwa siswa
merasa optimis dalam mengisi soal-soal ujian.
[image:53.595.179.425.72.117.2]
Tabel. 18
No Alternatif jawaban f %
15 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18 19 13 - 36% 38% 26% -
Jumlah ∑ 50 100%
Siswa dalam mengulang-ulang pelajaran dirumah
menjawab
selalu
(36%), yang menjawab
sering
(38%), dan
menjawab
kadang-kadang
sebanyak (26%). Data tersebut
diatas menunjukan bahwa usaha yang dilakukan siswa
[image:54.595.176.420.71.158.2]masih jauh dari yang diharapkan.
Tabel. 19
Siswa memiliki buku ringkasan/buku pintar pada Setiap mata pelajaran
No Alternatif jawaban f %
16 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
34 13 3 - 68% 26% 6% -
Jumlah ∑ 50 100%
Dalam setiap pelajaran siswa
selalu
memiliki buku
ringkasan atau buku pintar menjawab sebanyak (68%), itu
membuktikan bahwa siswa sudah sangat kreatif dengan
mau mencatat dan membuat ringkasan pada setiap mata
pelajaran, siswa
sering
membuat ringkasan sebanyak (26%),
dan yang
kadang-kadang
membuat ringkasan sebanyak
(6%). Dari data tersebut menunjukan kreatifitas siswa
dalam meringkas tiap mata pelajaran untuk memudahkan
[image:54.595.99.503.153.626.2]mereka dalam belajar sudah cukup baik.
Siswa kelas III membaca buku diperpustakaan untuk mendapatkan Banyak meteri pelajaran
No Alternatif jawaban f %
17 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12 17 20 1 24% 34% 40% 2%
Jumlah
∑ 50 100%Siswa
selalu
membaca buku pelajaran diperpustakaan
untuk mendapatkan banyak meteri pelajaran menjawab
(24%), sedangkan yang menjawab
sering
(34%), yang
menjawab
kadang-kadang
(40 %), dan yang menjawab tidak
pernah sebanyak (2%), itu menandakan bahwa minat
membaca siswa kurang, karena hanya 24% siswa yang
[image:55.595.102.498.79.615.2]menjawab
selalu.
Tabel. 21
Siswa selalu belajar secara privat oleh guru yang dipanggil Kerumah untuk mendalami materi pelajaran yang diujikan
No Alternatif jawaban f %
18 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5 11 17 17 10% 22% 34% 34%
Jumlah ∑ 50 100%
Siswa
selalu
belajar privat oleh guru yang dipanggil
kerumah sebanyak (10%), yang menjawab
sering
(22%),
yang menjawab
kadang-kadang
(34%), dan yang menjawab
tidak pernah
sebanyak (34%), itu menandakan bahwa usaha
mengadakan les/bimbingan belajar disekolah, karena
kebanyakan dari siswa lebih banyak yang mengikuti les/
bimbingan belajar disekolah, dari pada mengadakan privat
dengan memanggil guru kerumah, karena biaya privat
terlalu mahal.
Tabel. 22
Bila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa selalu menanyakan kepada teman atau kepada orang yang lebih tahu
No Alternatif jawaban f %
19 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
41 7 2 -
82% 14% 4%
-
Jumlah ∑ 50 100%
Kreatifitas siswa untuk
selalu
menanyakan kesulitan
belajar pada guru dan orang yang lebih tahu sebanyak
(82%), itu membuktikan tingkat kreatifitas dan keingin
tahuan siswa sangatlah tinggi, yang menjawab
sering
(14%),
dan yang menjawab
kadang-kadang
sebanyak (4%). Usaha
Tabel. 23
Siswa menanayakan kesulitan belajar kepada guru, sehingga guru mengatasi kesulitan belajar tersebut
No Alternatif jawaban F %
20 a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28 17 4 1
56% 34% 8% 2%
Jumlah ∑ 50 100%
Tugas guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada setiap mata pelajaran, siswa menjawab selalu sebanyak (56%), yang menjawab sering (34%), yang menjawab kadang-kadang senayak(8%), dan yang menjawab tidak pernah sebanyak (2%), itu berarti tugas guru sudah berjalan dengan baik dan bertanggung jawab terhadap kesulitan belajar siswa, karena dengan menanyakan kesulitan belajar pada orang yang lebih tahu dapat mengatasi kesulitan dalam belajar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai “Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Untuk Menghadapi Ujian Nasional” adalah sebagai berikut:
1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor sangat menentukan sekali dalam memotivasi dan meningkatkan kreativitas guru dan siswa, dalam hal ini berkaitan dengan kinerja seorang kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas out put (kelulusan) dari sekolah tersebut untuk menjadi yang lebih baik dan lebih unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan berguna bagi masyarakat.
2. Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kreatifitas siswa, dalam masalah ini kepala sekolah mengikutsertakan para guru, dan bekerjasama dengan wali murid untuk dalam meningkatkan kreatifitas siswa dengan cara mengadakan pelajaran tambahan atau menambah jam belajar setelah pulang sekolah bagi siswa kelas I, II dan III, hanya kelas III yang lebih diprioritaskan dengan mengadakan les sebanyak 4 kali dalam satu minggu.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: a. Saran Untuk Kepala Sekolah
1. Seharusnya usaha yang sudah dilakukan kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kreatifitas siswa terus ditingkatkan demi tercapainya kemampuan dan kualitas siswa dalam meraih hasil belajar dengan baik.
2. Kerjasama kepala sekolah dengan guru harus terus ditingkatkan, karena hanya dengan kerjasamalah sesuatu dapat diwujudkan dan mendapat hasil yang optimal, didalam lembaga pendidikan kerjasama haruslah dilestarikan dalam tercapainya kemajuan pendidikan yang berkualitas.
b. Saran Untuk Guru
1. Hendaknya usaha dalam meningkatkan kreatifitas jangan lebih diprioritaskan kepada kelas tiga saja tetapi juga kepada kelas satu dan dua agar terpupuk rasa kreatif pada diri siswa sejak dini, sehingga siswa dapat mandiri dalam setiap memecahkan masalah.
2. Guru harus selalu bekerja sama dengan wali murid agar para orang tua juga memperhatikan anak-anak mereka terutama masalah belajar mereka karena tugas guru hanyalah memperhatikan belajar waktu disekolah saja maka tugas orang tualah dalam memperhatikan belajarnya diluar sekolah sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
c. Saran Untuk Siswa
1. Bagi siswa khususnya siswa kelas tiga yang akan menghadapi ujian jangan hanya mengandalkan pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh sekolah saja, tetapi siswa juga harus lebih banyak belajar dirumah, untuk menggali pengetahuan tidak hanya disekolah tetapi diluar sekolahpun banyak pengetahuan yang harus digali dan dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Alqur’an dan terjemah, Jakarta: yayasan penterjemah/penafsiran al-quran, 1971.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998
Burhanudin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus
Besar Bahasa Indonesia
, Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Departemen Agama RI, Pedoman Pelayanan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000
Hadi, Sutisno, Metodelogi Reseach, Yogyakarta: Andi Offset, 1990
Kitab hadis, shoheh muslim, Abi Husain muslimin bin Hijaj Al-kusairi Annisaburi, 1993, zuj 2
Margono. S, Drs. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004
Munandar, Utami, Prof.Dr. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1996
Nasution. S, Prof. Dr. M.A. Metode Reseach, Jakarta: Bumi Aksara,2001 Profil Sekolah Annida Al-Islamy
Purwanto. MP, Ngalim, Drs. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1987
Sahertian. A, Piet, Prof. Dr, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Sahertian, Piet, Drs. Dan Mataheru, Frans, DIP.ED. AD. Drs. Prinsip dan Teknik Supervisi, Surabaya: Usaha Nasional, 1979
Singarimbun, Masri, Metodelogi Penelitian Survei, Jakarta: LP3S, 1987
Subroto, Surya. B, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1998
BERITA WAWANCARA
Tempat wawancara : MA. Annida Al-islamy
Masalah : Supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kreatifitas belajar siswa untuk menghadapi ujian nasional
Responden : Kepala sekolah
1. Selain sebagai kepala sekolah, bapak juga sebagai supervisor/pengawas pendidikan, apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolah?
Jawab: sebagai kepala sekolah yang saya lakukan dalam meningkatkan mutu sekolah adalah mengikutsertakan guru dalam MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) yang diadakan diSub rayon I diMTSN Bekasi, yang bertujuan untuk meningkatkan skill guru, dan meningkatkan kemampuan guru dalam memberikaan materi pelajaran dikelas dan meningkatkan kualitas anak didik dari segi ilmu pengetahuan dan keterampilannya.
2. Apa yang bapak lakukan dengan para guru dalam membimbing siswa untuk meningkatkan kreativitasnya, terutama pada saat siswa menghadapi ujian nasional?
Jawab: pertama-tama yang saya lakukan dalam meningkatkan kreatifitas siswa adalah memacu mereka untuk selalu berinisiatif dan berkreatifitas dalam mengembagkan kemampuan mereka sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Seperti mengadakan lomba membaca kitab kuning, dan pengetahuan umum lainnya, mengadakan studi banding kesekolah-sekolah, ataupun ketempat-tempat lain, yang bertujuan meningkatkan kreatifitas da inisiatif mereka.
3. Tugas bapak sebagai kepala sekolah salah satunya adalah sebagai evaluator, yaitu mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh para guru dan siswa, evaluasi seperti apa yang bapak berikan kepada para guru dan siswa?
dengan tujuan yang akan dicapai, mengevaluasi agenda/kehadiran guru, mengadakan rapat guru setiap satu bulan sekali yang bertujuan mengetahui kesulitan guru dalam memberikan materi pelajaran, kepada guru BP mengetahui subtansi/keberadaan tugas guru BP dan sejauhmana dalam menghadapi kenakalan anak didik. Evaluasi yang dilakukan kepada siswa biasanya mengecek
agenda/kehadiran siswa dan prestasi belajar siswa.
4. Sebagai kepala sekolah tentunya bapak bertanggung jawab dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar (KBM), apakah bapak memfasilitasi proses tersebut dengan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan tersebut?
Jawab: tanggung jawab saya sebagai kepala sekolah dalam kegiatan KBM terutama dalam memfasilitasi guru dan siswa dam kegiatan belajar mengajar denagan sarana dan sarana yang memadai dan modern dengan tujuan mengoptimalkan potensi siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan.
5. Dalam menghadapi ujian nasional apakah bapak memerintahkan para guru untuk memberikan les/belajar tambahan dalam jam belajar wajib?
Jawab: tugas yang saya lakukan dalam usaha meningkatkan kreatifitas siswa terutama dalam rangka menghadapi ujian nasional adalah, bagi siswa kela